MODUL PERKULIAHAN
W122100015
Utilitas 1
Sistem Tata Udara
Abstrak Sub-CPMK
13
Dr. Ir. M. Syarif Hidayat M.Arch
Fakultas Teknik Program Studi Arsitektur
1. Sistem pemadam kebakaran
2.1. Pengertian Sistem Tata Udara
Ada 3 pompa yang digunakan dalam sistem sprinkler dan Hydran, yaitu elektrik pump,
diesel pump dan jockey pump. Jockey pump berfungsi untuk menstabilkan tekanan di
instalasi, dan secara otomatis akan bekerja apabila ada penurunan tekanan. Dan jika ada
head sprinkler yang pecah atau hydran digunakan, maka yang bekerja secara otomatis
pompa elektrik bekerja, dan secara otomatis pula jockey pump akan berhenti bekerja.
Pompa elektrik pump (atau elektrik pump) merupakan pompa utama yang bekerja bila
head sprinkler atau hydran digunakan. Sedang pompa diesel merupakan pompa
cadangan, jika pompa elektrik gagal bekerja selama 10 detik, maka secara otomatis
pompa ini akan bekerja.
1. Fire Fighting Sistem Sprinkler
Sistem ini menggunakan instalasi pipa sprinkler bertekanan dan head sprikler sebagai
alat utama untuk memadamkan kebakaran.
Sistem ada 2 macam, yaitu:
1. Wet Riser System: Seluruh instalasi pipa sprinkler berisikan air bertekanan
dengan tekanan air selalu dijaga pada tekanan yang relatif tetap.
Salah satu sistem pemadam kebakaran gedung yang sering digunakan adalah fire
sprinkler. Alat ini bekerja mendeteksi adanya kebakaran sejak dini karena fire sprinkler
bisa langsung bekerja secara otomatis begitu suhu di dalam ruangan berubah. Salah satu
komponennya, yaitu kepala sprinkler secara otomatis bisa mengeluarkan air jika suhu
ruangan terdeteksi mengalami kenaikan mencapai 68 derajat.
Fire Alarm System akan terbuka secara otomatis jika terdapat api pada ruangan tersebut
dan sprinkler pun akan mengeluarkan air untuk memadamkannya. Jumlah air yang keluar
tergantung dari besar kecilnya api yang ada di ruangan tersebut.
Fire hydrants System bisa dibilang sebagai peralatan pemadam kebakaran yang paling
standar dipakai di dalam gedung. Anda tentu sudah tidak asing dengan peralatan
pemadam api yang disimpan di dalam sebuah kotak. Kotak fire hydrant menyimpan
beberapa peralatan seperti pipa, katup, tempat penyimpanan air dan tentunya hydrant.
Cara kerja fire hydrant hampir mirip dengan alat pemadam kebakaran biasa yaitu dengan
mengeluarkan air dari Fire Hose atau Selang Pemadam Kebakaran untuk memadamkan
api secara langsung. Hanya saja ada dua cara berbeda untuk mengisi selang dengan air.
Itulah kenapa fire hydrant system juga terbagi menjadi dua macam yaitu wet riser dan dry
riser.
Wet riser merupakan sistem hydrant yang cara pengisian airnya dilakukan dengan
mengisi pipa dengan air bertekanan tetap sedangkan dry riser merupakan system hydrant
dimana air yang dikeluarkan berasal dari peralatan di gedung yang berisi air. Dengan kata
Meskipun cara pengisian airnya berbeda, pada dasarnya keduanya memberikan dampak
dan cara kerja yang hampir sama. Alat ini bisa dijadikan alternative ketika fire sprinkler di
gedung tidak berfungsi.
https://www.mjs-quickfire.com/post/jenis-dan-cara-kerja-sistem-pemadam-kebakaran-gedung/
Sistem pemadam kebakaran gedung sendiri memiliki cara kerja yang sedikit
berbeda jika dibandingkan dengan alat pemadam kebakaran. Mempelajari jenis
dan cara kerjanya akan memudahkan Anda membuat keputusan sistem mana
yang paling sesuai untuk gedung Anda.
Fire Alarm System akan terbuka secara otomatis jika terdapat api pada ruangan
tersebut dan sprinkler pun akan mengeluarkan air untuk memadamkannya.
Jumlah air yang keluar tergantung dari besar kecilnya api yang ada di ruangan
tersebut.
Baca Juga : 5 Jenis Fire Sprinkler System dan Prinsip Kerjanya
Cara kerja fire hydrant hampir mirip dengan alat pemadam kebakaran biasa yaitu
dengan mengeluarkan air dari Fire Hose atau Selang Pemadam Kebakaran untuk
memadamkan api secara langsung. Hanya saja ada dua cara berbeda untuk
mengisi selang dengan air. Itulah kenapa fire hydrant system juga terbagi menjadi
dua macam yaitu wet riser dan dry riser.
Wet riser merupakan sistem hydrant yang cara pengisian airnya dilakukan dengan
mengisi pipa dengan air bertekanan tetap sedangkan dry riser merupakan system
hydrant dimana air yang dikeluarkan berasal dari peralatan di gedung yang berisi
air. Dengan kata lain dalam dry riser tidak ada aktivitas pengisian air ke dalam
pipa, namun secara otomats peralatan yang berisi air di gedung akan terbuka saat
selang hydrant terbuka.
Berbeda dengan dua jenis alat pemadam sebelumnya yang bersifat otomatis, alat
pemadam yang satu ini harus dilakukan secara manual. Meskipun demikian bukan
berarti fire extinguisher kurang efektif dan efisien dalam menjalankan fungsinya.
Fire extinguisher sangat dapat diandalkan jika dalam satu situasi beberapa alat pemadam
otomatis tidak bisa memadamkan seluruh api di gedung karena api berada diluar
jangkauan. Bentuk fire extinguisher yang mudah dibawa membuat Anda bisa langsung
memusatkannya pada titik api untuk melakukan pemadaman secara cepat.
Disebut juga dengan alat pemadam api ringan, fire extinguisher terdiri dari tabung yang
dilengkapi dengan selang. Tabung tersebut berisi bahan kimia yang berguna untuk
memadamkan api. Akan lebih baik jika sebuah gedung memiliki fire extinguisher
meskipun sudah diinstalasi alat pemadam untuk berjaga-jaga.
Baca Juga : 4 Jenis Alat Pemadam Api Ringan atau Fire Extinguisher
Selain melengkapi beberapa area gedung dengan alat pemadam kebakaran otomatis
serta manual, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk meningkatkan keamanan
gedung diantaranya adalah membuat area tahan api.
Ada beberapa titik dalam sebuah gedung, terutama gedung bertingkat, dimana titik
tersebut tidak bisa diberikan alat pemadam kebakaran karena beberapa kondisi,
contohnya adalah lift dan tangga. Titik tersebut harus tahan api agar orang-orang di
dalam gedung bisa menyelamatkan diri dan keluar dari sana.
Sumber air yang mumpuni juga sangat penting untuk menunjang kinerja peralatan
pemadam yang ada di sana. Sumber air tersebut bisa berupa tanki air yang diletakkan di
bawah tanah agar mampu menyediakan air secara cepat dan efektif kapanpun
dibutuhkan oleh alat pemadam api.
3. Hidran
2021 Struktur Utilitas Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
11 Dr. Ir. M. Syarif Hidayat M.Arch http://pbael.mercubuana.ac.id/
2.3. Definisi hidran
Hydrant pemadam kebakaran merupakan fasilitas publik yang penting untuk diperhatikan
karena menyangkut keamanan dan kenyamanan masyarakat. Saat ini banyak tempat
publik seperti taman hiburan, mall, jalan pabrik, gedung, pasar, bahkan rumah di
perkotaan hingga desa bisa saja mengalami kebakaran.
Hydrant pemadam kebakaran adalah sebuat alat atau terminal penghubung untuk
bantuan darurat saat terjadi kebakaran. Pasokan air untuk hydrant gedung harus
sekurangkurangnya 400 liter/menit, serta mampu mengalirkan air minimal selama 30
menit. Jumlah pasokan air untuk hydrant gedung yang dibutuhkan ditunjukan dalam
rumus sebagai berikut:
V = Q x t (1)
Dengan :
Klasifikasi Hydrant.
1. Kelas 1 sistem.
Yaitu hydrant sistem dengan menggunakan koneksi selang yang berukuran 2,5 inchi
untuk mensuplai air.
2. Kelas 2 sistem.
Yaitu hydrant sistem dengan menggunakan koneksi selang yang berukuran 1,5 inchi
untuk mensuplai air.
3. Kelas 3 sistem. Yaitu hydrant sistem dengan menggunakan koneksi selang yang
berukuran 2,5 inchi dan 1,5 inchi untuk mensuplai air digunakan oleh orang-orang pemula
yang tidak terlatih dan orang-orang yang memiliki keahlian dalam penanganan kebakaran
seperi pemadam kebakaran.
Persyaratan Teknis.
Syarat-syarat khusus ini adalah merupakan ciri hydrant dan harus dilaksanakan dalam
pengerjaannya.
3. Sprinkler
Definisi Sprinkler.
Sprinkler adalah suatu sistem pemancar air pada sistem pemadam kebakaran yang
bekerja secara otomatis bilamana suhu ruang mencapai suhu tertentu. (sumber:
perpustakaan kementerian PU).
Sistem sprinkler adalah suatu system yang bekerja secara otomatis dengan
memancarkan air bertekanan kesegala arah untuk memadamkan kebakaran atau
mencegah meluasnya kebakaran. Instalasi sprinkler ini dipasang secara tetap atau
permanen di dalam bangunan yang dapat memadamkan kebakaran secara otomatis
dengan menyemprotkan air di segala arah,
ruangan atau tempat terjadinya kebakaran. Jumlah pasokan air untuk sistem sprinkler
gedung yang dibutuhkan ditunjukan dalam rumus sebagai berikut:
V = Q x t (2)
Dengan :
V = volume air yang dibutuhkan untuk sprinkler (liter).
Sebelum melaksanakan konstruksi pemasangan hydrant, hal yang perlu dicermati adalah
jarak pemasangan hydrant yang akan dipasang pada area tertentu. Perencanaan
konstruksi harus matang dan harus mengikuti standar dari SNI dan NFPA. Pengerjaan
konstruksi fire hydrant juga sebaiknya diserahkan pada kontraktor terpercaya.
Dalam instalasi sistem fire hydrant, hal yang terpenting adalah pemasangan hydrant pillar.
Saking pentingnya, pemasangan hydrant pillar diatur dalam NFPA 20. Dalam peraturan
tersebut dikatakan, bahwa satu hydrant pillar dapat melindungi 1.000 meter persegi atau
jika dikonversi ke radius menjadi 30 meter.
Maka dari itu, berikan jarak 35-38 meter setiap pemasangan hydrant pillar. Pertimbangan
ini dibuat berdasar perhitungan dari selang atau hose hydrant pillar yang memiliki panjang
sampai 30 meter. Ditambah juga pertimbangan dari jarak semprot yang dihasilkan nozzle
yang mencapai 5 meter jaraknya.
Dalam memproteksi suatu gedung atau bangunan yang akan dipasangi hydrant pillar oleh
kontraktor, biasanya para kontraktor menghitung dengan cara membagi total luas
bangunan dibagi dengan 1.000 meter persegi. Dari penghitungan tersebut, maka akan
Dengan mengetahui jumlah hydrant pillar yang dibutuhkan, kontraktor baru bisa
memenuhi standar jarak pemasangan hydrant pillar dengan skema jarak 35-38 meter.
Baru, area gedung atau bangunan yang sedang dibangun bisa diproteksi secara
maksimal dan menyeluruh.
Selain jarak hydrant pillar, masih banyak faktor yang perlu diperhatikan dalam
pemasangan sistem fire hydrant. Maka dari itu Anda membutuhkan kontraktor fire hydrant
yang berpengalaman dan profesional. Agar pengerjaan instalasi hydrant milik Anda dapat
terpasang dengan baik karena dirancang sesuai standar yang sudah ada, baik dari NPFA
dan juga SNI.
Untuk aturan jarak fire hydrant dengan hose cabinet tidak ada ketentuan/regulasi untuk
itu, yg terpenting letak hose cabinet tidak terlalu jauh & terlihat ketika kita maakan
memakai hydrant. Maka dari itu, cabinet juga harus punya warna yg mencolok dan tanda
yang jelas.
Perletakan cabinet juga tidak boleh mengganggu penggunaan hydrant (terlalu dekat
sampai pemasangan hose terpentok oleh cabinet).
Justru standar perletakan hydrant pillar sudah ada regulasinya di NFPA 14 dan SNI 03-
1735-2000 tentang peletakan hydrant pillar harus ditempatkan dengan jarak 12 m dari
dinding.
Daftar Pustaka
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/16769/06%20BAB%202.pdf?
sequence=6&isAllowed=y#:~:text=Sistem%20tata%20udara%20atau%20penyegaran,A.
%20Wiranto%2C%201995).
https://jurnal.um-palembang.ac.id
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-14890-presentationpdf.pdf