Seperti halnya sistem sprinkler, jika ada tekanan dalam pipa instalasi
menurun, maka pompa jockey akan bekerja. Dan jika instalasi hydrant dibuka
maka secara otomatis pompa elektrik akan bekerja, dan jockey pump secara
otomatis akan berhenti. Dan jika pompa elektrik gagal bekerja secara otomatis,
maka pompa diesel akan bekerja.
Gambar 2.3 : HydrantSystem
2. Pemipaaan
A. Pemipaan Hydrant
Instalasi pemipaan hydrant adalah instalasi dimana di setiap lantai dari
setiap gedung disediakan hydrant box lengkap dengan perlengkapannya.
Sistem kerja fire hydrant yang terpasang menggunakan sistem air, (media
yang digunakan adalah air). Instalasi pada sistem ini air stand by, sehingga
apabila akan difungsikan harus mengadakan air dari ruang pompa dimana akan
difungsikan dengan membuka landing valve pada IHB tersebut. Sedangkan untuk
system hydrant eksternal disediakan hydrant pillar dan siamesse connection yang
tersebar di area site plant (kawasan).
Gambar 2.10 : Pemipaan Hydrant
B. Pemipaan Sprinkler
Instalasi pemipaan sprinkler adalah instalasi dimana setiap lantai dari setiap
gedung terdapat head sprinkler yang dilengkapi Flow Switch pada pipa induknya.
flow switch ini berfungsi sebagai detector. Bila head sprinkler pecah (break)
mengakibatkan memancarnya air melalui sprinkler, air yang mengalir melalui
pipa akan menggerakkan flow switch untuk mengirim sinyal ke system fire alarm
untuk menyalakan alarm bell.
Sprinklerhead akan bekerja apabila terdapat konsentrasi panas melebihi
68ºC pada daerah dimana titik sprinkler head tersebut terpasang, setelah sprinkler
head pecah secara otomatis, media air yang tertahan oleh head sprinkler akan
dipancarkan melalui penampang head sprinkler untuk pemadaman api.
Pada Instalasi sprinkler sebelum menuju ke mainline lantai juga biasanya
terpasang pressure reducing valve, yang dimaksudkan untuk menurunkan
tekanan yang tinggi menjadi tekanan kerja, (batas maksimum kemampuan head
sprinkler menahan tekanan).
Gambar 2.11: Pemipaan Sprinkler
C. Pemipaan Drain
Instalasi pemipaan drain/vent adalah dimana pada pemipaan ini digunakan
untuk aliran udara yang berfungsi untuk menekan atau mendorong air yang di
pompa.
C. 3-Way Valve
Fungsi dari 3-way valve adalah mematikan aliran air dalam satu pipa saat
membuka aliran air dalam pipa lain, untuk mencampur air dari dua pipa yang
berbeda menjadi satu pipa, atau untuk memisahkan air dari satu pipa menjadi dua
pipa yang berbeda.
D. Gate Valve
Gate valve adalah jenis katup yang digunakan untuk membuka aliran
dengan cara mengangkat gerbang penutup nya yang berbentuk bulat atau persegi
panjang. Gate valve adalah jenis valve yang paling sering dipakai dalam sistem
perpipaan. Yang fungsinya untuk membuka dan menutup aliran.
Gate valve tidak untuk mengatur besar kecil laju suatu aliran fluida dengan
cara membuka setengah atau seperempat posisinya, Jadi posisi gate pada valve ini
harus benar benar terbuka (fully open) atau benar-benar tertutup (fully close). Jika
posisi gate setengah terbuka maka akan terjadi ketidakstabilan pada aliran tersebut
dan akan menyebabkan :
a) Akan terjadi pengikisan sudut-sudut gate.
b) Terjadi perubahan pada posisi dudukan gerbang penutupnya. Gerbang
penutup akan terjadi pengayunan terhadap posisi dudukan (seat),
sehingga lama kelamaan posisi nya akan berubah terhadap dudukan
(seat) sehingga apabila valve menutup maka gerbang penutupnya tidak
akan berada pada posisi yang tepat.
Gambar 2.16 : Gate Valve
G. Flow Meter
Flow meter adalah alat yang digunakan untuk mengetahui adanya suatu
aliran material (liquid, gas, powder) dalam suatu aliran dengan segala aspek aliran
itu sendiri yaitu kecepatan aliran atau flow rate dan total massa atau volume dari
material yang mengalir dalam jangka waktu tertentu atau sering disebut totalizer.
Dengan diketahuinya parameter dari aliran suatu material oleh alat ukur flow
meter yang dikirim berupa data angka dapat juga diteruskan guna menghasilkan
aliran listrik atau sinyal yang bisa digunakan sebagai input pada kontrol atau
rangkaian eletrik lainnya.
I. Check Valve
Check valve adalah alat yang digunakan untuk membuat aliran fluida hanya
mengalir ke satu arah saja atau agar tidak terjadi reversed flow/back flow. Aplikasi
valve jenis ini dapat dijumpai pada outlet/discharge dari centrifugal pump. Ketika
laju aliran fluida sesuai dengan arahnya, laju aliran tersebut akan membuat plug
atau disk membuka. Jika ada tekanan yang datang dari arah berlawanan, maka
plug atau disk tersebut akan menutup.
A. Sistem Konvensional
Sistem Konvensional yaitu yang menggunakan kabel isi dua untuk
hubungan antar detector ke detector dan ke Panel. Kabel yang dipakai umumnya
kabel listrik NYM 2x1.5mm atau NYMHY 2x1.5mm yang ditarik di dalam pipa
conduit semisal EGA atau Clipsal. Pada instalasi yang cukup kritis kerap dipakai
kabel tahan api (FRC=Fire Resistance Cable) dengan ukuran 2x1.5mm, terutama
untuk kabel-kabel yang menuju ke Panel dan sumber listrik 220V. Oleh karena
memakai kabel isi dua, maka instalasi ini disebut dengan 2-Wire Type. Selain itu
dikenal pula tipe 3-Wire dan 4-Wire.
Pada 2-Wire Type nama terminal pada detectornya adalah L(+) dan Lc(-).
Kabel ini dihubungkan dengan Panel Fire Alarm pada terminal yang berlabel L
dan C juga.Hubungan antar detector satu dengan lainnya dilakukan secara paralel
dengan syarat tidak boleh bercabang yang berarti harus ada titik awal dan ada titik
akhir.
Titik akhir tarikan kabel disebut dengan istilah End-of-Line (EOL). Di titik
inilah detector fire terakhir dipasang dan di sini pulalah satu loop dinyatakan
berakhir (stop). Pada detector terakhir ini dipasang satu buah EOL Resistor. Jadi
EOL Resistor ini dipasang di ujung loop, jumlahnyapun hanya satu EOL Resistor
pada setiap loop. Oleh sebab itu bisa dikatakan 1 Loop = 1 Zone yang ditutup
dengan Resistor End of Line (EOL Resistor).
Adapun tentang istilah konvensional, maka istilah ini untuk
membedakannya dengan system Addressable. Pada sistem konvensional, setiap
detector hanya berupa kontak listrik biasa, tidak mengirimkan ID Alamat yang
khusus.
3-Wire Type digunakan apabila dikehendaki agar setiap detector memiliki
output masing-masing yang berupa lampu. Contoh aplikasinya, misalkan untuk
kamar-kamar hotel dan rumah sakit. Sebuah lampu indicator yang disebut Remote
Indicating Lamp dipasang di atas pintu bagian luar setiap kamar dan akan
menyala pada saat detector mendeteksi. Dengan begitu, maka lokasi kebakaran
dapat diketahui orang luar melalui nyala lampu.
4-Wire Type umumnya digunakan pada kebanyakan Smoke Detector 12V
agar bisa dihubungkan dengan Panel Alarm Rumah. Seperti diketahui Panel
Alarm Rumah menggunakan sumber 12VDC untuk menyuplai tegangan ke sensor
yang salah satunya bisa berupa Smoke Detector tipe 4-Wire ini. Di sini, ada 2
kabel yang dipakai sebagai supply +12V dan -12V, sedangkan dua sisanya adalah
relay NO - C yang dihubungkan dengan terminal bertanda ZONE dan COM pada
panel alarm. Selain itu tipe 4-wire ini bisa juga dipakai apabila ada satu atau
beberapa Detector "ditugaskan" untuk men-trigger peralatan lain saat terjadi
kebakaran, seperti: mematikan saklar mesin pabrik, menghidupkan mesin pompa
air, mengaktifkan sistem penyemprot air (sprinkler system atau releasing agent)
dan sebagainya. Biasanya detector 4-wire memiliki rentang tegangan antara
12VDC sampai dengan 24VDC.
B. Sistem Addressable.
Sistem Addressable kebanyakan digunakan untuk instalasi Fire Alarm di
gedung bertingkat, semisal hotel, perkantoran, mall, rumah sakit dan sejenisnya.
Perbedaan paling mendasar dengan sistem konvensional adalah dalam hal
Address (Alamat). Pada sistem ini setiap detector memiliki alamat sendiri-sendiri
untuk menyatakan identitas ID dirinya. Jadi titik kebakaran sudah diketahui
dengan pasti, karena panel bisa menginformasikan deteksi berasal dari detector
yang mana. Sedangkan sistem konvensional hanya menginformasikan deteksi
berasal dari Zone atau Loop, tanpa bisa memastikan detector mana yang
mendeteksi, sebab 1 Loop atau Zone bisa terdiri dari 5 bahkan 10 detector, bahkan
terkadang lebih.
Agar bisa menginformasikan alamat ID, maka di sini diperlukan sebuah
module yang disebut dengan Monitor Module. Ketentuannya adalah satu module
untuk satu,sehingga diperoleh sistem yang benar-benar addressable (istilahnya
fully addressable). Sedangkan addressable detector adalah detector konvensional
yang memiliki module yang built-in. Apabila detector konvensional akan
dijadikanaddressable, maka dia harus dihubungkan dulu ke monitor module yang
terpisah.
Dengan teknik rotary switch ataupun DIP switch, alamat module detector
dapat ditentukan secara berurutan, misalnya dari 001 sampai dengan 127.
Satu hal yang menyebabkan sistem addressable ini “kalah pemasangannya”
dibandingkan dengan sistem konvensional adalah masalah harga. Lebih-lebih jika
menerapkan fully addressable dimana jumlah module adalah sama dengan jumlah
keseluruhan detector, maka cost-nya lumayan mahal. Sebagai "jalan tengah"
ditempuh cara “semi-addressable”, yaitu panel dan jaringannya menggunakan
Addressable, hanya saja satu module melayani beberapa detector konvensional.
Dalam panel addressable tidak terdapat terminal Zone L-C, melainkan yang ada
adalah terminal Loop. Dalam satu tarikan loop bisa dipasang sampai dengan 125 -
127 module. Artinya jumlah detector-nya bisa sampai 127 titik alias 127 zone
fully addressable hanya dalam satu tarikan saja. Jadi untuk model panel
addressable berkapasitas 1-Loop sudah bisa menampung 127 titik detector (127
zone). Jenis panel addressable 2-Loop artinya bisa menampung 2 x 127 module
atau sama dengan 254 zone dan seterusnya.
B. Smoke Detector
Smoke Detector mendeteksi asap yang masuk ke dalamnya. Asap memiliki
partikel-partikel yang kian lama semakin memenuhi ruangan smoke (smoke
chamber) seiring dengan meningkatnya intensitas kebakaran. Jika kepadatan asap
ini (smoke density) telah melewati ambang batas (threshold), maka rangkaian
elektronik di dalamnya akan aktif. Oleh karena berisi rangkaian elektronik, maka
Smoke memerlukan tegangan. Pada tipe 2-Wire tegangan ini disupply dari panel
Fire bersamaan dengan sinyal, sehingga hanya menggunakan 2 kabel saja.
Sedangkan pada tipe 4-Wire (12VDC), maka tegangan plus minus 12VDC-nya
disupply dari panel alarm biasa sementara sinyalnya disalurkan pada dua kabel
sisanya. Area proteksinya mencapai 150m2 untuk ketinggian plafon 4m.
Smoke Ionisasi
Jenis ini cocok untuk mendeteksi asap dari kobaran api yang cepat
(fast flaming fires), tetapi jenis ini lebih mudah terkena false alarm,
karena sensitivitasnya yang tinggi. Oleh karenanya lebih cocok untuk
ruang keluarga dan ruangan tidur.
E. Fire Bell
Fire Bell akan membunyikan bunyi alarm kebakaran yang khas. Suaranya
cukup nyaring dalam jarak yang relatif jauh. Tegangan output yang keluar dari
dari panel Fire Alarm adalah 24VDC, sehingga jenis Fire Bell 24VDC-lah yang
banyak dipakai saat ini, sekalipun versi 12VDC juga tersedia. Perlu diperhatikan
dalam pemasangan Fire Bell (pada tipe Gong) adalah kedudukan piringan bell
terhadap batang pemukul piringan jangan sampai salah. Jika tidak pas, maka
bunyi bell menjadi tidak nyaring. Aturlah kembali dudukannya dengan cermat
sampai bunyi bel terdengar paling nyaring.
F. Indicator Lamp
Indicator lamp adalah lampu yang berfungsi sebagai pertanda aktif-tidaknya
sistem Fire Alarm atau sebagai pertanda adanya kebakaran
C. Emergency(EMC )
Saat keadaan Emergenc, informasai kedaan darurat/bahaya yang bertujuan
untuk evakuasi, keselamatan dan keamanan akan dapat diketahui dengan
cepat.Setelah Sentral Tata Suara mendapatkan sinyal tanda bahaya dari panel
alarm, Mixer Pre. Amplifier akan memutuskan semua input dari Cassette Deck,
MP3 & CD Player lalu memberikan prioritas utama untuk bunyi SIRINE, jadi
setalah Mixer Pre. Amplifier menerima sinyal dari panel alarm, secara otomatis
semua input akan terputus,kecuali input dari Emergency Microphone, jadi
operator tetap dapat memberikan pesan peringatan.
A. Sistem Sederhana
System sederhan ini biasanya digunakan yang tidak terlalu kompleks dan
bangunan banginan berlantai sedikit yang memerlukan system suara yang tidak
kompleks. Sistem sederhana ini bertujuan untuk suara dapat didengar oleh orang
banyak dengan cara memperkuat sinyal suara dan. Pada system ini tidak
memerlukan ruangan yang cukup luas untuk operator pengontrol suara.
B. Sentral program
Sentral program ini akan melayani area perkantoran dan area produksi
direncanakan untuk dapat difungsikan dengan prioritas program sebagai evakuasi
kebakaran dan paging atau panggilan saja untuk area produksi, sedangkan
program background music dipasang untuk melayani area perkantoran.
A. Celling Speaker
Berfungsi sebagai pengeras suara namun letaknya seperti lampu di plafond.
C. Wall speaker
Berfungsi sebagai pengeras suara yang terletak pada dinding.