Anda di halaman 1dari 20

JENIS HYDRAN DAN INSTALASI HYDRANT

Hydrant merupakan sebuah terminal air untuk bantuan darurat ketika


terjadi kebakaran. Hydrant ini juga berfungsi untuk mempermudah
proses penanggulangan ketika bencana kebakaran melanda. Hydrant
merupakan sebuah fasilitas wajib bagi bangunan-bangunan publik
seperti pasar tradisional maupun modern, pertokoan, bahkan
semestinya lingkungan perumahan pun harusnya ada fasilitas hydrant.
Pada saat terjadi peristiwa kebakaran Fire Hydrant harus mudah
terlihat dan segera dapat dipergunakan. National Fire Protection
Association (NFPA) secara specifik menyatakan bahwa Fire Hydrant
harus diwarnai dengan chrome yellow atau warna lain yang mudah
terlihat termasuk diantaranya white, bright red, chrome silver dan lime-
yellow, tetapi sebenarnya aspek terpenting adalah warna tersebut harus
konsisten terutama dalam satu wilayah tertentu.
NFPA menyarankan bahwa secara umum ada perbedaan secara fungsi antara Fire Hydrant
untuk kebutuhan perkotaaan (municipal system) dan kebutuhan pribadi (private system)
termasuk di dalamnya untuk pabrik, sehingga harus ada perbedaan warna dan penandaan
lainnya. Secara internasional warna violet (light purple) telah dikembangkan sebagai warna
untuk non-potable water.
SUPPLY BODY COLOR Ciri penandaan lainnya adalah flow
indicators, standar NFPA untuk bonnets
Municipal System Chrome Yellow
(topi hydrant) dan caps (sumbat hydrant)
Private System Red harus diwarnai sesuai dengan indikasi
kuatnya tekanan aliran hydrant (20 p.s.i.)
Non-Potable System Violet (Light Purple)
dan kode standarnya sbb :

Class C Les Than 500 GPM Red

Class B 500-999 GPM Orange

Class A 1000-1499 GPM (3785 L/m) Green


Berdasarkan klasifikasinya yang mengacu pada National Fire Protection
Asociation (NFPA) 14 hydrant diklasifikasikan sebagai berikut :

• 1. Class 1 System
• Yaitu Hydrant System dengan menggunakan koneksi selang yang
berukuran 2.5in (63.5mm) untuk mensuplai air digunakan oleh orang
orang yang memiliki keahlian dalam penanganan kebakaran seperti
Pemadam Kebakaran
• 2. Class 2 System
• Yaitu Hydrant System dengan menggunakan koneksi selang yang
berukuran 1.5in (38.1mm) untuk mensuplai air digunakan oleh orang
orang pemula yang tidak terlatih dari penghuni sebuah gedung sebagai
permulaan untuk menunggu Pemadam Kebakaran
• 3. Class 3 System
• Yaitu Hydrant System dengan menggunakan koneksi selang yang
berukuran 2.5in dan 1.5in untuk mensuplai air digunakan oleh orang
orang pemula yang tidak terlatih dan orang orang yang memiliki
keahlian dalam penangan kebakaran seperti Pemadam Kebakaran
HYDRANT SYSTEM
Secara umum sistem hydrant dapat dibagi menjadi tiga bagian :

1. HydrantBox
Hydrant Box ini dapat dibagi menjadi dua yaitu berupa Indoor Hydrant (terletak di dalam
gedung) atau Outdoor Hydrant (terletak di luar gedung). Untuk pemasangan Hydrant Box di
dalam ruangan pada bagian atasnya (menempel pada dinding) harus disertai pemasangan alarm
bell. Pada Hydrant Box terdapat gulungan selang atau lebih dikenal dengan istilah Hose Reel.

Hidran Box Indoor


Untuk menentukan jumlah dan titik hydrant gedung/box menggunakan acuan
SNI (Standar Nasional Indonesia) dan NFPA (National Fire Protection
Association) sbb:
 Lokasi dan jumlah hydrant bangunan (kotak Hydrant/box hydrant) diperlukan
untuk menentukan kapasitas pompa yang digunakan untuk menyemprot air.
 Hydrant ditempatkan pada jarak 35-38 meter satu dengan lainnya, karena panjang
satu dengan lainnya. Selang kebakaran dalam kotak hydrant adalah 30 meter,
ditambah sekitar 5 meter jarak semprotan air.
 Pada atap bangunan yang tingginya lebih dari 8 lantai, perlu juga disediakan
hydrant untuk mencegah menjalarnya api ke bangunan yang bersebelahan.
 Hydrant/selang kebakaran harus diletakkan di tempat yang mudah dijangkau dan
relatif aman, dan pada umumnya diletakkan di dekat pintu darurat.
Hydrant Pillar

• Alat ini memiliki fungsi untuk menyuplai air dari PAM dan GWR gedung disalurkan ke
mobil Pemadam Kebakaran agar Pemadam Kebakaran dapat menyiram air mobil ke
gedung yang sedang terbakar. Alat ini diletakkan di bagian luar gedung yang jumlahnya
serta peletakannya disesuaikan dengan luas gedung. Hydrant halaman atau biasa
disebut dengan hydrant pilar, adalah suatu sistem pencegah kebakaran yang
membutuhkan pasokan air dan dipasang di luar bangunan. Hydrant ini biasanya
digunakan oleh mobil PMK untuk mengambil air jika kekurangan dalam tangki mobil.
Jadi hydrant pilar ini diletakkan di sepanjang jalan akses mobil PMK.Untuk menentukan
kebutuhan pasokan air kebakaran menggunakan perhitungan SNI 03-1735-2000 sbb:
 Pasokan air untuk hydrant halaman harus sekurang-kurangnya 2400 liter/menit,
serta mampu mengalirkan air minimal selama 45 menit.
 Jumlah pasokan air untuk hydrant halaman yang dibutuhkan ditunjukkan pada
RUMUS berikut :
• Rumus yang digunakan
V =Qxt
• Dimana :
V = Volume air yang dibutuhkan hydrant (liter)
Q = Debit aliran untuk hydrant pilar (liter/menit)
t = Waktu pasokan air simpanan (menit)
Untuk menentukan jumlah dan titik hydrant halaman/pillar menggunakan
acuan SNI (Standar Nasional Indonesia) no. 03-1735-2000 sbb:

• Tiap bagian dari jalur akses mobil pemadam di lahan bangunan


harus dalam jarak bebas hambatan 50 m dari hydrant kota. Bila
hydrant kota yang memenuhi persyaratan tersebut tidak tersedia,
maka harus disediakan hydrant halaman.
• Dalam situasi di mana diperlukan lebih dari satu hydrant halaman,
maka hydrant-hydrant tersebut harus diletakkan sepanjang jalur
akses mobil pemadam.
• Hydrant halaman (pilar) ditempatkan di luar bangunan pada lokasi
yang aman dari api dan penyaluran pasokan air ke dalam bangunan
dilakukan melalui katup siamese.
• Hydrant kota (fire hydrant) bentuknya sama dengan hydrant
halaman, tetapi mempunyai dua katup atau tiga lubang untuk selang
kebakaran.
3.Hydrant Siammese Connection Alat ini memiliki fungsi untuk menyuplai
air dari mobil Pemadam Kebakaran untuk disalurkan ke dalam sistem instalasi
pipa pencegahan dan penanggulangan kebakaran yang terpasang di dalam
gedung selanjutnya dipancarkan melalui sprinkler – sprinkler dan hydrant box
di dalam gedung. Alat ini diletakan pada bagian luar gedung yang jumlahnya
serta peletakannya disesuaikan dengan luas dan kebutuhan gedung itu sendiri.

• Fungsinya berbanding terbalik dengan hydrant


pillar, dimana hydrant pilar berfungsi sebagai
alat dari hydrant system yang berfungsi untuk
menyuplai air dari PAM dan GWR gedung
disalurkan ke mobil Pemadam Kebakaran agar
Pemadam Kebakaran dapat menyiram air mobil
ke gedung yang sedang terbakar. Alat ini
diletakan dibagian luar gedung yang jumlahnya
serta peletakannya disesuaikan dengan luas
gedung.
Hydrant juga dapat disebut sistem pemadam api yang
menggunakan media air, secara sistemnya tidak berbeda dengan
sistem pompa air yang ada dirumah, dimana terdiri atas:

•Tempat penyimpanan air (Reservoir)


•Sistem distribusi
•Sistem pompa hydrant
Berikut akan dijelaskan masing-masing dari system tersebut:
1. Tempat penyimpanan air (Reservoir)

• Reservoir merupakan tempat penampungan air yang akan


digunakan dalam proses pemadaman kebakaran. Biasanya
reservoir ini berbentuk satu tanki ataupun beberapa tangki
yang terhubung satu dengan yang lainnya. Reservoir ini
bisa berada di atas tanah maupun dalam tanah. Dan harus
dibuat sedemikian rupa hingga dapat menampung air
untuk supply air hydrant selama minimal 30 menit
penggunaan hydrant dengan kapasitas minimum pompa
500 galon per menit.
2. Sistem Distribusi.
Untuk mendukung proses dan sistem kerja hydrant, diperlukan
sistem distribusi yang menggunakan pipa untuk menghubungkan
sumber air hingga ke titik selang hydrant. Dalam perancangan
jaringan pipa hydrant, yang terbaik adalah menggunakan system
jaringan interkoneksi tertutup contohnya sistem ring atau O. Sistem
ini memberikan beberapa keunggulan, contohnya adalah sebagai
berikut:

• Air tetap dapat didistribusikan ke titik hydrant walaupun salah satu


area pipa mengalami kerusakan.
• Semburan air hydrant lebih stabil, meskipun seluruh titik hydrant
dibuka.
3. Sistem pompa hydrant.
Sistem ini terdiri atas panel kontrol pompa, motor penggerak, dan unit
pompa. Pompa dikontrol melalui sistem panel kontrol, sehingga dapat
menghidupkan serta mematikan keseluruhan system dan juga untuk
mengetahui status dan kondisi pompa.
Unit pompa untuk hydrant biasanya terdiri dari:
• Pompa Generator Digunakan sebagai sumber tenaga cadangan
pada saat listrik mati.
• Pompa Utama Digunakan sebagai penggerak utama untuk
menyedot air dari sumber ke titik hydrant
• Pompa Jockey Digunakan untuk mempertahankan tekanan air pada
sistem hydrant
SUMBER AIR
Air untuk kebutuhan instalasi pemadam kebakaran di peroleh dari:
• Sumur dalam.
• PDAM kota bersangkutan.
Sumber air ini sangat berpengaruh dengan debit yang dikeluarkan.
BAGIAN BAGIAN HYDRANT
1. Kunci Hydrant
2. Nozzle Hydrant

Adalah alat yang digunakan pada selang hydrant yang terpasang


di ujung selang untuk keluar air pada sistem hydrant.
3. Nozzle Type Spray
• Memiliki dua fungsi :
• Fungsi Jet yaitu di gunakan untuk melakukan upaya
pemadaman dengan 1 (satu) arah.
• Fungsi Spray yaitu di gunakan untuk melakukan upaya
pemadaman sekaligus sebagai alat pelindung diri di
karenakan peralatan tersebut dapat di putar ujung
Nozlenya sehingga bisa mengeluarkan air dalam bentuk
payung.
4. Jet Nozzle
1.Jet nozzle ini bisa mengontrol pancaran air yang telah keluar berbentuk solid stream
atau lurus dengan tekanan yang besar dan padat. Sehingga, jenis ini cukup bagus bila
digunakan untuk memadamkan api pada jarak jauh.
2.Jet nozzle ini mampu memancarkan air hingga menembus jarak jauh, dimana para
petugas akan tetap merasa aman saat sedang bertugas memadamkan api, namun tetap
tidak menghilangkan fungsinya sebagai pemadam kebakaran.
3.Jet nozzle ini mampu menembus adanya kobaran api dan langsung menuju sampai
titik api, karena jet nozzle ini memiliki pancaran air yang jauh dan padat.
PETUNJUK PEMADAMAN MENGGUNAKAN HYDRANT

• Menggelar Selang (Fire Hose)


• Panggul selang dan lemparkan gulungan selang ke arah api.
• Bila kurang panjang, tambah lagi dan sambungkan satu dengan yang
lainnya.
• Sambungkan pangkal selang (sisi betina) dengan hydrant pillar.

• Pegang Nozzle
• Ambil posisi dengan benar (kuda-kuda), setelah siap beri kode agar
air segera dialirkan.
• Tangan kiri pegang ujung Nozzle, tangan kanan pada pangkal Nozzle
sambil dijepit dengan ketiak.

• Mengalirkan air
• Beri kode operator dengan tangan lurus ke atas.
• Untuk menghentikan aliran air, tangan ditekuk dengan membuat
gerakan melipat sebatas siku berulang-ulang.
Keuntungan Dan Kelemahan Menggunakan Hydrant
Hydrant digunakan pada saat :
1.Alat Pemadam Api Ringan sudah tidak bisa memadamkan api.
2.Aliran listrik sudah dimatikan/dipadamkan.
3.Jumlah personil sesuai dengan peralatan yang digunakan.

Keuntungan menggunakan Hydrant :


1.Mudah didapat dalam jumlah banyak.
2.Mudah diangkut dan dialirkan.
3.Daya serap terhadap panas besar.
4.Daya mengembang menjadi uap besar.
Kelemahan menggunakan Hydrant :

• Tidak bisa untuk kebakaran listrik.


• Untuk kebakaran minyak harus dengan cara spray dan teknik
yang benar.

Anda mungkin juga menyukai