Anda di halaman 1dari 22

FIRE FIGHTING SITEM HYDRANT

DISUSUN OLEH :
ANUNG ANINDITO
TOHARI
ARIEF NUR ADIANTO
ARIF SURYANTO
CAHYO DIDIT PRASETYO
DAINITA RACHMAWATI
DARUS DWI HARTOKO
HERU
Pengertian Hydrant
Hydrant system adalah suatu system yang dioperasikan secara
manual oleh operator (manusia). Media pemadamnya menggunakan
air. Disepanjang instalasi pemipaan mengandung air bertekanan
sampai pada titik Hydrant Valve, Hose reel, Hydrant Pillar atau
perangkat lainnya.

Perangkat Utama :
1. Jockey Pump Berfungsi untuk menjaga/ menstabilkan tekanan air
didalam Pipa.
2. Electric Pump Berfungsi memompa air yang dihisap dari bak
air(reservoir) untuk disalurkan ke distribusi baik ke Hydrant Valve
untuk Indoor, Hose reel Dan Hydrant Pillar untuk Outdoor. Main
electric pump sebagai pompa pendorong yang digunakan pada saat
terjadi pemadaman Api (fire)
3. Diesel pump sebagai back up & membantu pompa
pendorong dimana pada saat kebakaran pada umumnya
power listrik yang mensupply electric pump off (mati) .
Diesel Pump berfungsi :
. Dalam keadaan listrik hidup; membantu kerja electric
pump guna memenuhi kebutuhan air yang diharapkan jika
tekanan dan volume air berkurang Pada pillar
. Dalam keadaan listrik mati ; menggantikan fungsi kerja
electric pump.
Hydrant adalah sistem pemadam api yang menggunakan media air,
secara sistemnya tidak berbeda dengan sistem pompa air yang ada
dirumah, dimana terdiri atas:
1. Tempat penyimpanan air (Reservoir)
2. Sistem distribusi
3. Sistem pompa hydrant

4. Tempat penyimpanan air (Reservoir)


Reservoir merupakan tempat penampungan air yang akan
digunakan dalam proses pemadaman kebakaran. Biasanya reservoir
ini berbentuk satu tanki ataupun beberapa tangki yang terhubung
satu dengan yang lainnya. Reservoir ini bisa berada di atas tanah
maupun dalam tanah. Dan harus dibuat sedemikian rupa hingga
dapat menampung air untuk supply air hydrant selama minimal 30
menit penggunaan hydrant dengan kapasitas minimum pompa 500
galon per menit.
2. Sistem Distribusi
Untuk mendukung proses dan sistem kerja hydrant,
diperlukan sistem distribusi yang menggunakan pipa
untuk menghubungkan sumber air hingga ke titik selang
hydrant. Dalam perancangan jaringan pipa hydrant, yang
terbaik adalah menggunakan system jaringan interkoneksi
tertutup contohnya sistem ring atau O. Sistem ini
memberikan beberapa keunggulan, contohnya adalah
sebagai berikut:
.Air tetap dapat didistribusikan ke titik hydrant walaupun
salah satu area pipa mengalami kerusakan.
.Semburan air hydrant lebih stabil, meskipun seluruh titik
hydrant dibuka.
3. Sistem pompa hydrant
Sistem ini terdiri atas panel kontrol pompa, motor penggerak, dan
unit pompa. Pompa dikontrol melalui sistem panel kontrol,
sehingga dapat menghidupkan serta mematikan keseluruhan
system dan juga untuk mengetahui status dan kondisi pompa.
Motor penggerak pompa merupakan sistem mekanik elektrik yang
mengaktifkan pompa untuk menyedot dan menyemburkan air.
Unit pompa untuk hydrant biasanya terdiri dari:
1) Pompa Generator
Digunakan sebagai sumber tenaga cadangan pada saat listrik mati
2) Pompa Utama
Digunakan sebagai penggerak utama untuk menyedot air dari
sumber ke titik hydrant
3) Pompa Jockey
Digunakan untuk mempertahankan tekanan air pada sistem
hydrant
Jenis jenis Hydrant
1. Hydrant Halaman
Hydrant halaman atau biasa disebut dengan hydrant pilar,
adalah suatu sistem pencegah kebakaran yang membutuhkan
pasokan air dan dipasang di luar bangunan. Hydrant ini
biasanya digunakan oleh mobil Pemadam Kebakaran untuk
mengambil air jika kekurangan dalam tangki mobil. Jadi
hydrant pilar ini diletakkan di sepanjang jalan akses mobil
Pemadam Kebakaran.
Untuk menentukan kebutuhan pasokan air kebakaran
menggunakan perhitungan SNI 03-1735-2000.
.Terdapat dua macam hydrant halaman yaitu:
. Hydrant Barel Basah
. Hydrant Barel Kering
a) Hydrant Barel Basah
Dalam desain hydrant bertekanan dengan tipe barel basah, hydrant
dihubungkan langsung ke sumber air bertekanan. Bagian atas atau
barel dari hydrant selalu diisi dengan air, dan tiap-tiap saluran
memiliki katup tersendiri denan batang yang menjorok ke sisi.
b)Hydrant Barel Kering
Dalam desain hydrant bertekanan dengan tipe barel
kering, hydrant dipisahkan dari sumber air
bertekanan oleh katup utama di bagian bawah
hydrant di bawah tanah. Bagian atas tetap kering
sampai katup utama dibuka dengan menggunakan
alat tertentu. Tidak terdapat katup di saluran tempat
keluarnya air. Hydrant dengan tipe barel kering
biasanya digunakan pada saat musim dingin dimana
suhu bisa turun di bawah 0oC, hal ini dilakukan
untuk mencegah hydrant dari pembekuan.
Non Pressurized (dry) Hydrant (Hydrant yang tidak
bertekanan)
Di daerah pedesaan dimana sistem air perkotaan tidak
tersedia; hydrant kering digunakan untuk memasok air untuk
keperluan pemadaman kebakaran. Hydrant kering dapat
dianalogikan sebagai instalasi keran, yang terdiri dari pipa
dan keran atau katup yang dipasang secara permanen
dimana salah satu dari ujung pipa tersebut terletak di bawah
permukaan air danau atau kolam.
Hydrant Gedung
Hydrant gedung atau biasa disebut dengan hydrant box
adalah suatu sistem pencegah kebakaran yang
menggunakan pasokan air dan dipasang di dalam
bangunan atau gedung. Hydrant box biasanya dipasang
menempel di dinding dan menggunakan pipa tegak (stand
pipe) untuk menghubungkan dengan pipa dalam tanah
khusus kebakaran.
Sumur Air
Sumur air juga terkadang diklasifikasikan
sebagai hydrant kebakaran jika memiliki
volume air dan tekanan yang cukup dan
memenuhi standar.
Standpipes
Standpipes adalah koneksi untuk firehouse
dalam bangunan dan memiliki fungsi yang
sama layaknya hydrant kebakaran, namun
dalam struktur yang lebih besar.
BAGIAN BAGIAN HYDRANT

Kunci Hydrant

Hydrant Key Toby &


Hydrant Key
Nozzle Hydrant adalah alat yang digunakan pada selang hydrant yang
terpasang di ujung selang untuk keluar air pada sistem hydrant.
Nozzle Type Spray

Memiliki dua fungsi :


Fungsi Jet yaitu di gunakan untuk melakukan upaya pemadaman dengan 1
(satu) arah
Fungsi Spray yaitu di gunakan untuk melakukan upaya pemadaman sekaligus
sebagai alat pelindung diri di karenakan peralatan tersebut dapat di putar ujung
Nozlenya sehingga bisa mengeluarkan air dalam bentuk payung
Jet Nozzle Selang Hydrant
Memiliki dua ukuran :
Untuk selang hydrant dalam ruang
gedung = Jet Nozle ukuran 1, 5"
Untuk selang hydrant luar gedung
= Jet Nozle ukuran 2,5"
Sifat penggunaanya yaitu secara
Vertikal (searah )
PERAWATAN HYDRANT
Kunci Hydrant (wrench), Nozzle, dan Selang (Hose) harus
dirawat dan disimpan dalam Hydrant Box.
Selang pemadam harus diperiksa secara visual minimal
sekali dalam sebulan.
Nozzle harus diperiksa untuk mengetahui apakah mudah
dioperasikan, retak atau korosi.
Selesai digunakan selang harus dikosongkan dan
dikeringkan sebelum disimpan dalam box.
PETUNJUK PEMADAMAN
MENGGUNAKAN HYDRANT
Menggelar Selang (Fire Hose)
Panggul selang dan lemparkan gulungan selang ke arah api.
Bila kurang panjang, tambah lagi dan sambungkan satu dengan
yang lainnya.
Sambungkan pangkal selang (sisi betina) dengan hydrant pillar.
Pegang Nozzle
Ambil posisi dengan benar (kuda-kuda), setelah siap beri kode agar
air segera dialirkan.
Tangan kiri pegang ujung Nozzle, tangan kanan pada pangkal Nozzle
sambil dijepit dengan ketiak.
Mengalirkan air
Beri kode operator dengan tangan lurus ke atas.
Untuk menghentikan aliran air, tangan ditekuk dengan membuat
gerakan melipat sebatas siku berulang-ulang.
Keunggulan Hydrant :
1) Mampu memadamkan api dalam skala besar, system
hydrant yang dibangun tentunya memperhatikan luas
lokasi yang diproteksi. Semakin besar jaringan yang
dibangun maka semakin luas pula daerah yang bisa
dijangkau. Terlebih dalam satu selang bisa mencapai jarak
30meter dan bisa disambung jika jarak tempuhnya lebih
panjang.
2) Penanganan kebakaran cepat, setelah ada titik api yang
terdeteksi dalam sebuah bangunan tim pemadam akan
dapat segera mengambil tindakan untuk memadamkan api.
Letak output fire hydrant berada di tempat-tempat
strategis sehingga tidak membutuhkan waktu lama untuk
mencari dan segera melakukan action pemadaman api.
LANJUTAN

Penggunaan mudah, peralatan hydrant umumnya


memiliki dokumen-dokumen tentang cara
penggunaan yang direkomdasikan. Selain itu, dari
kontraktor proyek instalasi fire hydrant juga
biasanya melakukan basic training cara penggunaan
alat-alat fire hydrant sehingga siapapun dapat
mengoperasikannya.
Kekurangan Hydrant
1) Biaya instalasi tidak sedikit, untuk membuat satu jaringan
fire hydrant di sebuah tempat paling tidak perusahaan
membutuhkan dana minimal seratus juta. Biaya ini
tentunya besar jika dilihat secara nominal, namun
bayangkan apabila tidak ada system fire hydrant, berapa
kerugian aset yang ditimbulkan jika terjadi kebakaran?
Tentunya mungkin akan lebih besar.
2) Hydrant Equipment banyak, dalam sebuah instalasi fire
hydrant terdapat banyak perangkat yang bekerja sebagai
satu kesatuan system yang utuh. Antara lain pompa, pillar,
box, pipa-pipa, selang, nozzle dll. Perangkat tersebut
memiliki karakteristik tersendiri dan membutuhkan
inspeksi secara berkala untuk mengetahui apakah alat
tersebut masih berfungsi dengan baik atau tidak.
LANJUTAN

Perawatan Berkala, untuk memastikan jaringan


instalasi system fire hydrant bekerja dengan baik
harus dilakukan inspeksi berkala untuk kemudian
diterbitkan laporan mengenai jalannya testing. Jika
ditemukan kerusakan, kebocoran atau masalah lain
dalam jaringan. Maka harus dilakukan maintenance
terhadap temuan tersebut. Sehingga fire hydrant
dapat digunakan kembali dengan sebagai mana
mestinya.
SEKIAN
DAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai