Anda di halaman 1dari 21

FIRE HYDRANT

Di Era globalisasi seperti sekarang,pertumbuhan dan perkembangan


manusia sudah semakin membludak. Pertumbuhan ini harusnya diimbangi dengan
pembangunan infrastruktur yang memadai. Di kota-kota besar yang memiliki
gedung bertingkat serta kepadatan penduduk yang tinggi sangat rentan terjadi
permasalahan baik sosial maupun secara fisik contohnya kebakaran. Kebakaran
merupakan peristiwa yang tak bisa diprediksi akan tetapi dapat dicegah. Di
gedung tinggi ataupun tempat penting terdapat HYDRANT sebagai alat
penanggulangan terhadap bencana kebakaran. Hydrant merupakan sebuah
terminal air untuk bantuan darurat ketika terjadi kebakaran. Hydrant ini juga
berfungsi untuk mempermudah proses penanggulangan ketika bencana kebakaran
melanda. Hydrant merupakan sebuah fasilitas wajib bagi bangunan-bangunan
publik. Sejarah hydrant berawal Selama 1600-an, London, Inggris, mulai
memasang sistem air bawah tanah menggunakan berongga-keluar log sebagai
pipa. Ketika ada kebakaran, petugas pemadam kebakaran harus menggali jalan
dan melahirkan lubang di pipa kayu. Kemudian busi kayu dimasukkan ke dalam
pra-lubang dibor pada interval tetap sepanjang pipa log untuk membuatnya lebih
mudah bagi fire plug untuk mendapatkan air. Hal ini melahirkan istilah steker api,
yang masih kadang-kadang digunakan untuk merujuk kepada sebuah hydrant.

Sebagai kota tumbuh, begitu pula sistem air mereka. sistem yang lebih besar
berarti meningkatkan tekanan, dan melemparkan pipa besi diletakkan untuk
menggantikan membusuk kayu log. Ketika sistem air yang baru Philadelphia
mulai beroperasi pada tahun 1801, tidak hanya melayani 63 rumah dan beberapa
pabrik, tetapi juga memiliki 37 hydrant di atas tanah untuk proteksi kebakaran.
Yang hydrant pertama di New York City dipasang pada tahun 1817 oleh George
Smith, yang seorang pemadam kebakaran. Dia bijaksana terletak di depan rumah
sendiri di Frankfort Street.

Menyusul gempa bumi dan kebakaran yang melanda San Francisco pada tahun
1906, kota ini memasang sistem air darurat yang luas yang masih digunakan.
Selain lebih dari 7.500 hidran tersambung ke listrik air baku-tekanan, sistem
tersebut termasuk waduk dan dua tank yang terletak di perbukitan untuk memasok
hampir 1.400 hidran tekanan tinggi di seluruh kota. Ada juga dua garam-stasiun
pompa air untuk menimba air dari San Francisco Bay, ditambah lima sambungan
tambahan sepanjang pantai untuk memungkinkan fireboats kota untuk memompa
ke dalam sistem hydrant. Sebagai garis pertahanan terakhir, kota ini memiliki
lebih dari 150 tangki air bawah tanah yang terhubung ke hydrant unpressurized.
Pumpers Api dapat menghubungkan selang hisap kaku terhadap hidran dan
menarik air keluar dari tangki air dengan menciptakan ruang hampa.
Saat ini, ukuran dan lokasi hydrant kebakaran di suatu daerah tidak hanya
mempengaruhi tingkat proteksi kebakaran, tetapi juga tingkat kebakaran asuransi.
Di daerah perkotaan banyak plug api rendah adalah semua yang berdiri di antara
yang pertama dan kehilangan percikan api multi-juta dolar.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................... 1
LATAR BELAKANG................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................4
HYDRANT
PENGERTIAN HYDRANT...........................................................5
HYDRANT SYSTEM.....................................................................7
PENEMPATAN HYDRANT........................................................12
STANDAR RUANG HYDRANT.................................................12
GAMBAR PERLENGKAPAN HYDRANT.................................13
INSTALASI HYDRANT
MATERIAL POMPA HYDRANT..............................................15
SISTEMATIKA KERJA POMPA HYDRANT............................16
MATERIAL INSTALASI PLUMBING HYDRANT...................17
KESIMPULAN..........................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA................................................................................22

JENIS HYDRAN DAN INSTALASI HYDRANT


Hydrant merupakan sebuah terminal air untuk bantuan darurat ketika terjadi
kebakaran.

Hydrant

ini

juga

berfungsi

untuk

mempermudah

proses

penanggulangan ketika bencana kebakaran melanda. Hydrant merupakan sebuah


fasilitas wajib bagi bangunan-bangunan publik seperti pasar tradisional maupun
modern, pertokoan, bahkan semestinya lingkungan perumahan pun harusnya ada
fasilitas hydrant. Pada saat terjadi peristiwa kebakaran Fire Hydrant harus mudah
terlihat dan segera dapat dipergunakan. National Fire Protection Association
(NFPA) secara specifik menyatakan bahwa Fire Hydrant harus diwarnai dengan
chrome yellow atau warna lain yang mudah terlihat termasuk diantaranya white,
bright red, chrome silver dan lime-yellow, tetapi sebenarnya aspek terpenting
adalah warna tersebut harus konsisten terutama dalam satu wilayah tertentu.
NFPA menyarankan bahwa secara umum ada perbedaan secara fungsi antara Fire
Hydrant untuk kebutuhan perkotaaan (municipal system) dan kebutuhan pribadi
(private system) termasuk di dalamnya untuk pabrik, sehingga harus ada
perbedaan warna dan penandaan lainnya. Secara internasional warna violet (light
purple) telah dikembangkan sebagai warna untuk non-potable water.
SUPPLY

BODY COLOR

Municipal System

Chrome Yellow

Private System

Red

Non-Potable System

Violet (Light Purple)

Ciri penandaan lainnya adalah flow indicators, standar NFPA untuk bonnets (topi
hydrant) dan caps (sumbat hydrant) harus diwarnai sesuai dengan indikasi
kuatnya tekanan aliran hydrant (20 p.s.i.) dan kode standarnya sbb :

Class C

Les Than 500 GPM

Red

Class B

500-999 GPM

Orange

Class A

1000-1499 GPM (3785 L/m)

Green

Berdasarkan klasifikasinya yang mengacu pada National Fire Protection


Asociation (NFPA) 14 hydrant diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Class 1 System
Yaitu Hydrant System dengan menggunakan koneksi selang yang berukuran 2.5in
(63.5mm) untuk mensuplai air digunakan oleh orang orang yang memiliki
keahlian dalam penanganan kebakaran seperti Pemadam Kebakaran
2. Class 2 System
Yaitu Hydrant System dengan menggunakan koneksi selang yang berukuran 1.5in
(38.1mm) untuk mensuplai air digunakan oleh orang orang pemula yang tidak
terlatih dari penghuni sebuah gedung sebagai permulaan untuk menunggu
Pemadam Kebakaran
3. Class 3 System
Yaitu Hydrant System dengan menggunakan koneksi selang yang berukuran 2.5in
dan 1.5in untuk mensuplai air digunakan oleh orang orang pemula yang tidak
terlatih dan orang orang yang memiliki keahlian dalam penangan kebakaran
seperti Pemadam Kebakaran

HYDRANT SYSTEM
Secara umum sistem hydrant dapat dibagi menjadi tiga bagian :

1. Hydrant Box
Hydrant Box ini dapat dibagi menjadi dua yaitu berupa Indoor Hydrant
(terletak di dalam gedung) atau Outdoor Hydrant (terletak di luar gedung).
Untuk pemasangan Hydrant Box di dalam ruangan pada bagian atasnya
(menempel pada dinding) harus disertai pemasangan alarm bell. Pada
Hydrant Box terdapat gulungan selang atau lebih dikenal dengan istilah
Hose Reel.

Hidran Box outdoor

Hidran Box Indoor

Untuk menentukan jumlah dan titik hydrant gedung/box menggunakan acuan SNI
(Standar Nasional Indonesia) dan NFPA (National Fire Protection Association)
sbb:

Lokasi dan jumlah hydrant bangunan (kotak Hydrant/box hydrant)


diperlukan untuk menentukan kapasitas pompa yang digunakan untuk
menyemprot air.

Hydrant ditempatkan pada jarak 35-38 meter satu dengan lainnya, karena
panjang satu dengan lainnya. Selang kebakaran dalam kotak hydrant
adalah 30 meter, ditambah sekitar 5 meter jarak semprotan air.

Pada atap bangunan yang tingginya lebih dari 8 lantai, perlu juga
disediakan hydrant untuk mencegah menjalarnya api ke bangunan yang
bersebelahan.

Hydrant/selang kebakaran harus diletakkan di tempat yang mudah


dijangkau dan relatif aman, dan pada umumnya diletakkan di dekat pintu
darurat.

2. Hydrant Pillar
Alat ini memiliki fungsi untuk menyuplai air dari PAM dan GWR gedung
disalurkan ke mobil Pemadam Kebakaran agar Pemadam Kebakaran dapat
menyiram air mobil ke gedung yang sedang terbakar. Alat ini diletakkan di
bagian luar gedung yang jumlahnya serta peletakannya disesuaikan dengan
luas gedung. Hydrant halaman atau biasa disebut dengan hydrant pilar,
adalah suatu sistem pencegah kebakaran yang membutuhkan pasokan air
dan dipasang di luar bangunan. Hydrant ini biasanya digunakan oleh mobil
PMK untuk mengambil air jika kekurangan dalam tangki mobil. Jadi
hydrant pilar ini diletakkan di sepanjang jalan akses mobil PMK.Untuk
menentukan kebutuhan pasokan air kebakaran menggunakan perhitungan
SNI 03-1735-2000 sbb:

Pasokan air untuk hydrant halaman harus sekurang-kurangnya 2400


liter/menit, serta mampu mengalirkan air minimal selama 45 menit.

Jumlah pasokan air untuk hydrant halaman yang dibutuhkan ditunjukkan


pada RUMUS berikut :
Sumber: (SNI 03-1735-2000)
Rumus yang digunakan
V

=Qxt
7

Dimana :
V

= Volume air yang dibutuhkan hydrant (liter)

= Debit aliran untuk hydrant pilar (liter/menit)

t = Waktu pasokan air simpanan (menit)

Untuk menentukan jumlah dan titik hydrant halaman/pillar menggunakan acuan


SNI (Standar Nasional Indonesia) no. 03-1735-2000 sbb:

Tiap bagian dari jalur akses mobil pemadam di lahan bangunan harus
dalam jarak bebas hambatan 50 m dari hydrant kota. Bila hydrant kota
yang memenuhi persyaratan tersebut tidak tersedia, maka harus disediakan
hydrant halaman.

Dalam situasi di mana diperlukan lebih dari satu hydrant halaman, maka
hydrant-hydrant tersebut harus diletakkan sepanjang jalur akses mobil
pemadam.

Hydrant halaman (pilar) ditempatkan di luar bangunan pada lokasi yang


aman dari api dan penyaluran pasokan air ke dalam bangunan dilakukan
melalui katup siamese.

Hydrant kota (fire hydrant) bentuknya sama dengan hydrant halaman,


tetapi mempunyai dua katup atau tiga lubang untuk selang kebakaran.

3.Hydrant Siammese Connection Alat ini memiliki fungsi untuk


menyuplai air dari mobil Pemadam Kebakaran untuk disalurkan ke dalam
sistem instalasi pipa pencegahan dan penanggulangan kebakaran yang
terpasang di dalam gedung selanjutnya dipancarkan melalui sprinkler
sprinkler dan hydrant box di dalam gedung. Alat ini diletakan pada bagian
luar gedung yang jumlahnya serta peletakannya disesuaikan dengan luas
dan kebutuhan gedung itu sendiri.

Fungsinya berbanding terbalik dengan hydrant pillar, dimana hydrant pilar


berfungsi sebagai alat dari hydrant system yang berfungsi untuk menyuplai air
9

dari PAM dan GWR gedung disalurkan ke mobil Pemadam Kebakaran agar
Pemadam Kebakaran dapat menyiram air mobil ke gedung yang sedang terbakar.
Alat ini diletakan dibagian luar gedung yang jumlahnya serta peletakannya
disesuaikan dengan luas gedung.

Dipasaran telah disediakan produk Siamese connection dengan luasan tertentu.


Dalam SNI 03-1745-2000 dan SNI 03-6570-2001 serta NFPA 14 tidak mengatur
tentang Siamese connection. Sehingga untuk menentukan dimensi Siamese
connection tergantung pada luas gedung perlantai, dan jarak seamese connection.
Persamaan ini menggunakan persaaman debit yang tergantung pada head gedung
dan daya pompa yang tersedia dari mobil pemadam kebakaran secara umum.
Semakin kecil dimensi Siamese Connection maka kecepatan semakin besar.
Untuk penyambungan pipa menggunakan system hydrant atau springkel,
tergantung keinginan waktu pencegahan dan kapasitas air mobil kebakaran. Jika
menggunakan hydrant maka harus mengetahui class sistem hydrant terlebih
dahulu. Apabila dalam suatu kebakaran pada pemadam kebakaran tidak dapat naik
gedung, maka Siamese connection menjadi mubajir, karena penggunaan hydrant
membutuhkan operator. Sedangkan apabila digabung dengan sistem springkel
maka harus ditentukan kapasitas air mengingat sistem springkel adalah sistem
yang nozzle dengan jangkauan tertentu. Jangan sampai kapasitas air hanya
bertahan sementara dengan luas jangkauan yang tidak merata. Parameter lain yang
harus diperhatikan adalah daya yang identik pada debit dengan kecepatan serta
tekanan. Hal ini karena untuk melakukan pemadaman dengan springkel
dibutuhkan tekanan yang cukup untuk menyebarkan aliran air melalui nozzle.
Berikut adalah contoh dimensi yang berada dipasaran.
10

Penempatan Hidran
Ada berbagai hal yang harus diperhatikan di dalam menempatkan
hidran agar hidran itu dapat digunakan dengan baik pada saat
diperlukan. Penjelasan selengkapnya adalah seperti dibawah ini .
Standar Ruang Hidran
Standar penempatan hidran yang sering digunakan adalah dengan
meletakkan hidran setiap 500 ft. Untuk aplikasinya, standar ini
merupakan penunjukan jalan dan sedikit penyimpangan pada
ruangnya haurs disediakan.
Ketika menentukan lokasi penempatan hidran, hal yang seharusnya
dipertimbangkan adalah penempatan, rintangan, kedekatan dengan
struktur yang dilindungi, jalan ke lokasi dan keadaaan lain dimana
pengaturan peletakan hidran harus diperhatikan.
Pada kondisis dimana semua mesin pemadam dilengkapi dengan 4 in
(100mm) atau lebih luas dari diameter selang (LDH), jarak maksimum
antar hidran dapat disamakan dengan panjang layanan dari pembawa
LDH. Sebagai contoh, jika panjang layanan terkecil dari pembawa LDH
pada mesin adalah 900 ft, maka diperbolehkan untuk menambah jarak
hidran. Bilamana perlu hingga 900 ft, hal ini diijinkan karena akan
menghasilkan penghematan biaya yang signifikan.
Pada kondisi dimana mayoritas hidran ditempatkan padajarak 800 ft
maka perlu ditempatkan 3 hidran berjarak 400 ft. Jika pemadam
kurang dari 800 ft pada setiap mesin, maka 2 hidran berjarak 800 ft

11

sudah cukup layak.


Dengan alasan keamanan umum, adalah sangat tidak obyektif bagi
perancang sistem hidran untuk memaksimalkan jarak antar hidran.
Khususnya diolkasi dimana struktur berada jauh dari jalan umum.
Beberapa alassan harus diberikan untuk menjamin bahwa semua
struktur berada dalam jangkauan dari peralatan standar pembagian
selang hidran. Oleh karena itu hidran sangat dianjurkan untuk
ditempatkan pada jalan masuk atau di sisi-sisi jalan utama kecabangcabangnya sehingga hidran dekat dengan struktur yang akan
dilindunginya.
Risiko Dasar dan Penempatan Hidran
Adalah perlu untuk menyediakan hidran dengan jumlah yang cukup
untuk memenuhi kebutuhan air untuk struktur dengan risiko yang
besar atau tinggi. Kombinasi aliran dari dua atau lebih hidran mungkin
dibutuhkan untuk mencukupi kebutuhan air dan masing-masing hidran
harus berada dalam jarak 500ft atau dalam jarak selang LDH dari
struktur.
Pertimbangan lainya adalah pemeliharaan dari akses kendaraan. Jika
dimungkinkan, hidran harus diletakkan pada lokasi dimana mesin dan
jalur selang dapat dihubungkan tanpa harus menutup jalur akses kritis.
Pemeliharaan akses hidaran merupakan persoalan yang penting.
Sebuah hidaran tidak akan berguna jika tujuannya tidak terpenuhi
karena terisolasi oleh pagar, gerbang atau gangguan lain yang
membuatnya tidak dapat digunakan sebagai Alat untuk melindungi
struktur yang dikehendaki. Bila dinding gerbang , pagar dan gangguan
lain dibangun belakangan dan hal itu mempengaruhi kegunaan dari
hidran maka hars dilakukan relokasi hidran. Penempatan hidran
tambahan juga harus dipertimbangkan.

PERLENGKAPAN HYDRANT
A.HYDRANT KEY / KUNCI HIDRAN

12

B. NOZZLE HYDRANT
Adalah alat yang digunakan pada selang hydrant yang terpasang di
ujung selang untuk keluar air pada sistem hydrant.

Memiliki dua fungsi :


- Fungsi Jet yaitu di gunakan untuk melakukan upaya pemadaman dengan 1 (satu)
arah
- Fungsi Spray yaitu di gunakan untuk melakukan upaya pemadaman sekaligus
sebagai alat pelindung diri di karenakan peralatan tersebut dapat di putar ujung
Nozlenya sehingga bisa mengeluarkan air dalam bentuk payung
Memiliki dua ukuran :
- Untuk selang hydrant dalam ruang gedung = Jet Nozle ukuran
1, 5"
- Untuk selang hydrant luar gedung = Jet Nozle ukuran 2, 5"
Sifat penggunaanya yaitu secara Vertikal (searah )
C.Selang Hydrant

13

Instalasi Hydrant
Instalasi pemipaan hydrant adalah instalasi dimana di setiap lantai dari
setiap gedung disediakan Hydrant Box lengkap dengan perlengkapannya, yaitu
landing Valve 2 1 , Fire hose & Nozzle, Hose rack. Sistem kerja Fire
hydrant yang terpasang menggunakan system air, (media yang digunakan adalah
air). Instalasi pada system ini air stand by , sehingga apabila akan difungsikan
harus mengadakan air dari ruang pompa dimana akan difungsikan dengan
membuka Landing valve pada IHB tersebut.
Sedangkan untuk system hydrant eksternal disediakan Hydrant Pillar dan
Siamesse Connection yang tersebar di area site plant (kawasan). Hydrant
difungsikan dengan cara memasang Hose dan Nozzle dan membuka Valve Pillar.
Adapun Siamese Connection disediakan dengan maksud apabila air yang
digunakan habis, maka team pemadam kebakaran dapat menyuntikkan air dari
mobil ke instalasi hydrant yang ada atau karena pompa pemadam kebakaran tidak
dapat di operasikan.
MATERIAL POMPA HYDRANT
Pipa Hydrant
Instalasi pipa hydrant berfungsi untuk mengatasi dan menanggulangi
kebakaran secara manual dengan menggunakan hydrant box , hydrant box ini
tersedia pada setiap lantai dengan beberapa zone /tempat.
Pada hydrant box terdapat fire hose[ selang ] ,nozzle, valve, juga terpasang
alat bantu control manual call point, alarm bell serta indicating lamp dan

14

untuk diluar gedung [ area taman / parkir ] terpasang hydrant pillar serta hose
reel cabinet.

Jocky Fire Pump


Digunakan untuk menstabilkan tekanan air pada pipa dan pressure tank.
Main Fire Pump
Digunakan sebagai pompa utama , bila tekanan / pressure tank turun setelah
jocky pump tidak sanggup lagi mengatasi [ jocky pump akan mati sesuai
dengan setting pressure tank ] maka main pump akan bekerja.
Diesel Fire Pump
Digunakan bila terjadi kebakaran dan pompa mengalami kerusakkan atau
gagal operasional [listrik padam] dan pompa main pump serta jocky pump
berhenti bekerja mensupply air maka diesel fire pump akan melakukan start
secara otomatis berdasarkan pressure swicth . Bekerjanya diesel fire pump
secara otomatis menggunakan panel diesel stater, panel ini juga melakukan
pengisian accu/me-charger accu dan dapat bekerja secara manual dengan
kunci stater pada diesel tersebut . Untuk perawatan pada diesel fire pump ini
dilakukan pemanasan setiap minggu [2xpemanasan] ,sebelum dilakukan
pemanasan diesel dilakukan pemeriksaan pada accu, pendingin air [air
radiator] dan peng-checkkan pada pelumas mesin [oli mesin].
SISTEMATIKA KERJA POMPA HYDRANT
Apabila tekanan didalam pipa menurun, maka secara otomatis Jockey
pump akan bekerja untuk menstabilkan tekanan air didalam pipa.
Jika tekanan terus menurun ( misal akibat penggunaan salah satu hydrant)
maka pompa kebakaran utama akan bekerja dan otomatis pompa jockey

15

berhenti.
Apabila pompa kebakaran utama gagal bekerja setelah 10 detik kemudian
pompa cadangan Diesel secara otomatis akan bekerja.
Jika kedua pompa tersebut gagal bekerja, alarm akan segera berbunyi dengan
nada yang berbeda dengan bunyi alarm sistim, untuk memberi tahukan kepada
operator akan adanya gangguan.
Sistim bekerja pompa Fire Hydrant adalah Start otomatis dan Mati secara
Manual
2. Pressure Switch : Alat kontrak yang bekerja akibat perubahan tekanan.
3. Manometer : Alat untuk membaca tekanan
4. Time delay relay : Alat relay yang bekerja berdasarkan seting waktu yang
sudah ditentukan.
5. Safety valve : Alat pelepas tekanan lebih
6. Pressure Reducing Valve : Alat pembatas tekanan
7. Fire House Cabinet ( FHC ) : Adalah box hydrant yang berfungsi untuk
memancarkan air melalui hose dan nozzle, dipasang pada setiap lantai
sebanyak 1 FHC untuk setiap kelipatan 800 m2.
MATERIAL INSTALASI PLUMBING HYDRANT
PIPA DAN VALVE
a. Pemipaan
Material Pipa yang digunakan Black Steel Pipe Sch. 40, atau ASTM A 53 dan
harus diusahakan semuanya berasal dari satu merk.Demikian juga untuk
fitting digunakan Black Steel Pipe class 15 K, Weld Type.
b. Valve valve

16

Valve (Katup) adalah sebuah perangkat yang mengatur, mengarahkan atau


mengontrol aliran dari suatu cairan (gas, cairan, padatan terfluidisasi)
dengan membuka, menutup, atau menutup sebagian dari jalan alirannya.
Valve (Katup) dapat dioperasikan secara manual, baik oleh pegangan , tuas
pedal dan lain-lain. Selain dapat dioperasikan secara manual katup juga
dapat dioperasikan secara otomatis dengan menggunakan prinsip
perubahan aliran tekanan, suhu dll. Perubahan2 ini dapat mempengaruhi
diafragma, pegas atau piston yang pada gilirannya mengaktifkan katup
secara otomatis.
Macam macam Valve (katup) yang sering digunakan adalah sebagai
berikut :
1.

GATE VALVE

Gate valve adalah jenis katup yang digunakan untuk membuka aliran
dengan cara mengangkat gerbang penutup nya yang berbentuk bulat atau persegi
panjang.
Gate Valve adalah jenis valve yang paling sering dipakai dalam sistem
perpipaan. Yang fungsinya untuk membuka dan menutup aliran.
Gate valve tidak untuk mengatur besar kecil laju suatu aliran fluida dengan
cara membuka setengah atau seperempat posisinya, Jadi posisi gate pada valve ini
harus benar benar terbuka (fully open) atau benar-benar tertutup (fully close). Jika
posisi gate setengah terbuka maka akan terjadi turbulensi

17

Check valve adalah alat yang digunakan untuk membuat aliran fluida
hanya mengalir ke satu arah saja atau agar tidak terjadi reversed flow/back flow.
Aplikasi valve jenis ini dapat dijumpai pada outlet/discharge dari centrifugal
pump.

Working Pressure : 300 psi (15 bar)


Gate Valve :

Tipe bronze body, non rising stem, screwed bonnet, solid wedge disk,

screwed end untuk valve sampai dengan diameter 50 mm atau bisa digunakan tipe
Butterfly untuk diameter 15 mm sampai dengan diameter 25 mm.

Tipe flanged or lugged body, stainless steel disk, stainless steel shaft,

hand wheel operated with position indicator untuk valve lebih besar dari diameter
50 mm dengan body material cast iron untuk tekanan 150 psi dan carbon steel
untuk tekanan 300 psi.
Check Valve :

Material bronze body, swing type, Y pattern, screwed cup, metal disk,

screwed end untuk valve sampai dengan diameter 50 mm.

Swing silent type dengan stainless steel disk dengan body material cast

iron untuk tekanan 300 psi dan carbon steel untuk tekanan 300 psi.

Khusus untuk pompa-pompa hydrophor digunakan dual plate wafer

type check valve.


c.

Tekanan Kerja Valve :

Untuk keperluan fire fighting digunakan valve - valve dengan tekanan

kerja minimum 300psi (15 bar).


Pengecekan hydrant minimal dilakukan setahun sekali, tindakan pengecekan
yang dilakukan antara lain :

18

Memastikan hydrant pillar dan valve tidak terhalang dan dapat diekses dengan
mudah.
Buka valve beberapa putaran agar udara dapat keluar, hal ini juga untuk
memastikan bahwa valve dapat bekerja dengan baik, tutup kembali valve dengan
rapat.
Hidupkan pompa, lakukan pengetesan pada setiap valve, flange, dan selang serta
bagian nozzle, pastikan setiap sambungan tidak terjadi kebocoran.
Lakukan flushing untuk menghindari pengendapan lumpur pada instalasi hydrant.
Jika dalam pengecekan terdapat masalah tandai dan lekukan pencatatan
selanjutnya lakukan tindakan untuk langkah perbaikan.

19

KESIMPULAN
Hydrant ini juga berfungsi untuk mempermudah proses penanggulangan ketika
bencana kebakaran melanda. Hydrant merupakan sebuah fasilitas wajib bagi
bangunan-bangunan publik seperti pasar tradisional maupun modern, pertokoan,
bahkan semestinya lingkungan perumahan pun harusnya ada fasilitas hydrant
Hydrant secara umum dibedakan menjadi 3 :
A. Hydrant Box
B. Hydrant Pillar
C. Siamese Connection
Perlengkapan yang terdapat pada Hydrant :
A.HYDRANT KEY / KUNCI HIDRAN
B. NOZLE HYDRANT
Adalah alat yang digunakan pada selang hydrant yang terpasang di
ujung selang untuk keluar air pada sistem hydrant.

Memiliki dua fungsi :


- Fungsi Jet yaitu di gunakan untuk melakukan upaya pemadaman dengan 1 (satu)
arah
- Fungsi Spray yaitu di gunakan untuk melakukan upaya pemadaman sekaligus

20

sebagai alat pelindung diri di karenakan peralatan tersebut dapat di putar ujung
Nozlenya sehingga bisa mengeluarkan air dalam bentuk payung
Memiliki dua ukuran :
- Untuk selang hydrant dalam ruang gedung = Jet Nozle ukuran
1, 5"
- Untuk selang hydrant luar gedung = Jet Nozle ukuran 2, 5"
Sifat penggunaanya yaitu secara Vertikal (searah

DAFTAR PUSTAKA
1. http://nurtafree.blogspot.com/2010/03/hydrant.html
2. http://sistem-pemadamkebakaran.blogspot.com/2013/05/hydrantsystem.html
3. http://abunajmu.wordpress.com/2013/11/10/panc
aran-nozzle-hydrant/
4. http://gustafparlindungan.blogspot.com/2010/08/
hydrant.html
5. http://helmidadang.wordpress.com/2012/12/30/si
ammese-connection/
6. http://satpam-gaul.blogspot.com/2011/05/materitraining-penggunaan-hydrant.html
7. http://engineeringbuilding.blogspot.com/search/la
bel/FIRE%20SYSTEM

21

Anda mungkin juga menyukai