Anda di halaman 1dari 118

S I ST E M B A N G U N A N D A N U T I L I TA S

SISTEM INTERAKSI DALAM


BELA JAR
KELUARAN PRODUK
KONTRAK PERKULIAHAN
3 komponen
Bangunan gedung
0 Struktur (Kekuatan)

0 Arsitek (Keindahan)

0 Utilitas (ME mekanikal dan


elektrikal)(fungsi).
0 Sekuat apapun bangunan atau seindah apapun
bangunan, jika tidak ditunjang dengan suatu system
mekanikal & elektrikal, maka bangunan tersebut tidak
ada fungsinya.
0 Bangunan yang telah dirancang oleh para arsitek
akhirnya harus dipakai, dihuni dan dinikmati.
0 Bangunan harus dilengkapi dengan prasarana yang
sesuai dengan kebutuhan gedung/perkantoran itu
sendiri.
0 Setiap gedung oleh perancangnya dimungkinkan
dikonsep dalam suatu paradigma, konsep mekanikal
dan elektrikal untuk memenuhi sesuai
dengan fungsinya.
A. Sistem Mekanikal dan
Elektrikal Suatu Gedung
1. Sistem Mekanikal
0 • System plumbing
0 • System Fire Fighting (System Pemadam kebakaran)
0 • System Tata Udara (AC/Air Conditioning)
0 • Sistem transportasi vertical (lift)
2. Sistem Elektrikal
0 • Sistem Elektrikal/Arus Kuat
0 • Sistem penangkal petir
0 • Sistem telepon
0 • Sistem tata suara (Sound system)
0 • System fire protection (fierm alarm)
0 • Sistem Data/Jaringan Komputer
0 • Sistem MATV (master Television)
0 • Sistem CCTV (Close Circuit Television)
B. Fungsi Umum masing
masing Sistem
1. System plumbing

0 Suatu pekerjaan meliputi sistem pembuangan


limbah/air buangan (air kotor dan air bekas), sistem
venting (mengeluarkan udara yang terjebak), air
hujan dan sistem penyediaan Air bersih.
Sistem Plumbing Pada
Bangunan
0 Sistem plumbing merupakan salah satu sistem penting yang tidak
bisa dipisahkan dari sebuah bangunan. Dari survey pada tahun
1978 di Jepang (noerbambang momimura, 1991), menunjukan
bahwa kegagalan sistem plumbing terjadi pada tahap
perencanaan atau desain serta tahap pelaksanaan dan
pemasangannya. Dalam gambaran persentase : 37% karena
kurang cermat dalam perancangan, 34% dari kurang baiknya
pemasangan, dan 29% dari masalah dari mesin dan sitem pipa.
0 Oleh karena itu sistem plumbing merupakan bagian yang tidak
dapat dipisahkan dari bangunan gedung, dan perencanaan sistem
plumbing haruslah dilakukan bersamaan dan sesuai dengan
tahapan-tahapan perencanaan gedung itu sendiri. Dalam rangka
penyediaan air bersih baik dari kualitas dan kuantitas maupun
penyaluran air bekas pakai dari peralatan saniter ke tempat yang
ditentukan agar tidak mencemari bagian-bagian lain dalam
gedung atau lingkungan sekitarnya.
Prinsip Dasar Plumbing
0 Prinsip dasar plumbing termasuk masalah kualitas air, dan
masalah pencemaran terhadap lingkungan. Peraturan yang berlaku
di Indonesia adalah sesuai dengan standar SNI No. 01-0220-1987
yang membahas tentang air minum yang boleh dialirkan melalui
peralatan plumbing.
0 Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam hubungannya dengan
pencemaran lingkungan adalah :
1. Pelarangan hubungan pintas
2. Perlindungan terhadap pencemaran dengan mencegah
backflow (aliran balik) serta efek siphon balik (back siphonage).
0 Beberapa peralatan yang menyebabkan efek siphon balik antara
lain adalah :
1. Penyimpan air, bisa berupa tangki air, menara pendingin,
tangki ekspansi, kolam renang, dan lain – lain.
2. Tempat penampung air seperti bak cuci tangan , bak cuci
dapur, dan lain – lain.
Pembagian System Plumbing
0 Pembagian plumbing gedung dan perumahan sedikit berbeda,
perbedaannya adalah di gedung lebih lengkap dan biasanya ada
peralatan pengolahan dll. Pembagian plumbing antara lain adalah :
1. Instalasi plumbing untuk air bersih,
2. Instalasi plumbing untuk air bekas,
3. Instalasi plumbing untuk air kotor,
4. Instalasi plumbing untuk vent,
5. Instalasi plumbing untuk air hujan.

1. Instalasi Plumbing untuk air bersih


Instalasi ini berfungsi untuk menyalurkan media air yang bersih
/ layak pakai, misalkan untuk kebutuhan memasak, mandi, cuci
pakaian dan lain – lain. Instalasi air bersih di gedung dibagi menjadi :
a. Instalasi Suplai Air bersih, dan
b. Instalasi Distribusi Air bersih.
2. Instalasi Plumbing untuk air bekas
Instalasi air bekas adalah instalasi plumbing yang menyalurkan
air bekas dari pemakaian, misalkan dari : wastafel, air mandi, dan
lain – lain. Arah aliran air bekas ini tergantung perencanaan, yaitu
bisa diproses dulu demi kelayakan buang ke saluran kota, atau
langsung dibuang. Beberapa gedung memisahkan antara instalasi
pemakaian umum dengan pemakaian khusus, misalnya air bekas
dari dapur restaurant dan lain – lain. Yang banyak mengandung
minyak dan bekas masakan.

3. Instalasi Plumbing untuk air kotor


Untuk air yang dibuang dari closet, urinoir, dan pemakaian
khusus seperti minyak bekas dari dapur restaurant yang
memerlukan penanganan khusus masuk pada instalasi air kotor.
Arah aliran air kotor sesuai peraturan harus ke unit proses
pengolahan agar layak dibuang ke saluran kota. Penggunaan STP
untuk gedung dengan kapasitas pembuangan air kotor yang tinggi
sangat diperlukan. Sementara untuk perumahan cukup
menggunakan septiktank.
4. Instalasi Plumbing untuk vent
Secara fungsi, instalasi ini berguna untuk mengisi udara pada
instalasi air kotor dan air bekas. Salah satu penyebabnya buangan
air kotor dan air bekas tidak lancar adalah tidak ada instalasi pipa
vent. Pada saat terjadi pembuangan air kotor atau air bekas ke
instalasi pipa air kotor dan air bekas, terjadi gaya tarik dari bumi
(gravitasi), ada beberapa titik pada instalasi air kotor yang
menyebabkan terjadi vakum, hal ini biasanya ber-efek misalkan
pada closet atau urinoir mengeluarkan gelembung yang
sebenarnya bukan mengeluarkan, justru membutuhkan udara
untuk mengisi ruang vakum tersebut. Kotoran dan lain-lain di
dalam pipa air kotor akan tertahan karenanya. Air vent harus selalu
pada posisi atas untuk menghindari masuknya air ke dalam pipa
vent. Untuk gedung bertingkat pipa vent mengambil udara dari
atap tertinggi gedung.

5. Instalasi Plumbing untuk air hujan


Instalasi pipa untuk menyalurkan air hujan dari atap, deck,
kanopi, atau tempat yang menerima air hujan untuk disalurkan
hingga saluran kota.
2. System Fire Fighting (System
Pemadam kebakaran)
0 disediakan di gedung sebagai preventif (pencegah) terjadinya
kebakaran. Sistem ini terdiri dari sistem sprinkler, sistem hidran
dan Fire Extinguisher. Dan pada tempat-tempat tertentu
digunakan juga sistem fire gas.
0 Tetapi pada umumnya sistem yang digunakan terdiri dari: sistem
sprinkler, hidran dan fire extinguisher.
1. Fire Fighting System Sprinkler
0 Sistem ini menggunakan instalasi pipa sprinkler bertekanan dan head
sprikler sebagai alat utama untuk memadamkan kebakaran. Sistem ada
2 macam, yaitu:
a. Wet riser system: Seluruh instalasi pipa sprinkler berisikan air
bertekanan dengan tekanan air selalu dijaga pada tekanan yang relatif
tetap.
b. Dry riser system : Seluruh instalasi pipa sprinkler tidak berisi air
bertekanan, peralatan penyedia air akan mengalirkan air secara
otomatis jika instalasi fire alar memerintahkannya.
0 Pada umumnya gedung bertingkat tinggi menggunakan sistem wet riser,
seluruh pipa sprinkler berisikan air bertekanan, dengan tekanan air
selalu dijaga pada tekanan yang relatif tetap.
0 Apabila tekanan dalam pompa menurun, maka secara otomatis jockey
pump akan bekerja untuk menstabilkan tekanan air didalam pipa. Jika
tekanan terus menurun atau ada glass bulb head sprinkler yang pecah
maka pompa elektrik akan bekerja dan secara otomatis pompa jockey
akan berhenti. Dan apabila pompa elektrik gagal bekerja setelah 10
detik, maka pompa cadangan diesel secara otomatis akan bekerja.
2. Fire Fighting System Hydran
0 Sistem ini menggunakan instalasi hydran sebagai alat utama pemadam kebakaran, yang
terdiri dari box hydran dan accesories, pilar hydran dan siemese.
0 Box Hydran dan accesories instalasinya (selang (hose), nozzle) (atau disebut juga dengan
Fire House cabinet (FHC)) biasanya ditempatkan dalam gedung, sebagai antisipasi jika
sistem sprinkler dan sistem fire extinguisher kewalahan mengatasi kebakaran di dalam
gedung.
0 Sedang Pilar hydran (yang dilengkapi juga dengan box hydran disampingnya, untuk
menyimpan selang (hose) dan nozzle) biasanya ditempatkan di area luar (jalan) disekitar
gedung, digunakan jika sistem kebakaran di dalam gedung tidak memadai lagi.
0 Dan Siemese berfungsi untuk mengisi air ground tank (sumber air hydran) tidak memadai
lagi atau habis. Siemese ditempatkan di dekat di dekat jalan utama. Hal ini untuk
memudahkan dalam pengisian air.
0 System Hydran ini juga terdiri dari 2 system, yaitu:
a. Wet riser system: Seluruh instalasi pipa hydran berisikan air bertekanan dengan
tekanan yang selalu dijaga pada tekanan yang relatif tetap.
b. Dry riser system: seluruh instalasi pipa hydran tidak berisikan air bertekanan,
peralatan penyedia air akan secara otomatis jika katup selang kebakaran di buka.
0 Seperti halnya sistem sprinkler, jika ada tekanan dalam pipa instalasi menurun, maka
pompa jockey akan bekerja. Dan jika instalasi hydran dibuka maka secara otomatis pompa
elektrik akan bekerja, dan jockey pump secara otomatis akan berhenti. Dan jika pompa
elektrik gagal bekerja secara otomatis, maka pompa diesel akan bekerja.
3. Fire Fighting System Extinguisher
0 Fire extinguisher atau lebih dikenal dengan nama APAR
(Alat Pemadam Api Ringan) merupakan alat pemadam api
yang pemakaiannya dilakukan secara manual dan langsung
diarahkan pada posisi dimana api berada.
0 Apar biasanya ditempatkan di tempat-tempat strategis yang
disesuaikan dengan peraturan Dinas Pemadam Kebakaran.
0 Terdapat beberapa jenis Apar yang digunakan, yaitu:
· Apar Type A: Murtipupuse Dry Chemical Powder 3,5 Kg
· Apar Type B: Gas Co2 6,8 kg
· Apar type C : Gas Co2 10 kg
· Apar type D : Multipupuse Dry Chemical Powder 25 kg
(dilengkapi dengan Trolley)
3. Fire Fighting System Gas
0 Sistem fire gas biasanya digunakan untuk ruangan tertentu,
seperti: ruang Genset, ruang panel dan ruangan eletronik
(ruang central komputer: ruang hub dan server, IT,
Comunication dan lain-lain).
0 Sistem yang digunakan biasanya sistem fire gas terpusat,
dimana tabung-tabung gas (foam, halon, FM 100, Co2 dan
lain-lain), ditempatkan secara terpusat dan
pendistribusiannya ke dalam ruangan dilewatkan melalui
motorized valve / actuator, instalasi pemipaan dan nozzle.
0 Cara kerja sistem ini berdasarkan perintah dari system fire
alarm.
3. System Tata Udara (AC /
Air Conditioning)
berfungsi mempertahankan kondisi
udara ruangan baik suhu maupun
kelembaban agar udara terasa lebih
nyaman.
Faktor yang harus diperhatikan
dalam memilih AC
0 Ada 3 faktor yang harus diperhatikan dalam memilih AC
yaitu:
1. Daya pendinginan AC (BTU/h – British Thermal Unit
per hour), Satuan dari pendinginan AC adalah BTU/h (
British Thermal Unit per hour)
2. Daya listrik (watt),
3. Daya Kompresor AC (PK atau HP atau daya
kuda). Istilah PK atau HP atau daya kuda (Paard
Kracht/Daya Kuda/Horse Power (HP) pada AC
sebenarnya merupakan satuan daya pada kompresor AC
bukan daya pendingin AC. Untuk daya pendingin AC
satuannya BTU/hr.
Jenis System Pendingin
0 Dalam proses pendinginan udara, system pendingin udara dibagi
menjadi 2 jenis, yaitu: mengunakan system direct cooling
(system langsung), dan system tidak langsung (indirect cooling).
a. Direct Cooling (Sistem Langsung). Dalam sistem ini udara
didinginkan langsung oleh refrigerant dengan menggunakan
mesin paket seperti window unit, atau tanpa ducting.
b. Indirect cooling Sistem (system tidak langsung). Dalam
system ini dipakai media air es/chilled water dengan
temperature sekitar 5 . C’. Model ini banyak dipakai dalam
bangunan tinggi, disamping menghemat tempat juga biaya
operasional lebih efisien. Dalam model ini diperlukan mesin
pembuat air es / chilled yang dinamakan dengan Chiller. Dan
air es didistribusikan melalui pipa menuju AHU (Air handling
unit), sebagai pengolah sirkulasi udara.
AC Sistem Pendingin Udara
refrigerant (Air Cooling System)
0 Dalam system ini, menggunakan refrigerant sebagai media pendingin ruangan. Sistem
ini merupakan system yang dipakai pada skala ruangan yang lebih kecil, seperti rumah,
perkantoran skala kecil, atau ruang-ruang control yang memerlukan perlakuan khusus
dalam hal temperatur/ suhu.
0 Jenis ini kurang cocok untuk pendinginan ruangan yang besar, karena disamping
ruangan yang dibutuhkan sangat besar, terutama outdoor, juga dalam pengoperasiannya
lebih mahal.
0 Ada beberapa varian jenis AC yang menggunakan refrigerant sebagai media pendingin,
yaitu:
1. AC Split Wall, AC ini merupakan AC yang dipegunakan di rumah-rumah. Umumnya
berkapasitas rendah. AC ini terdiri dari 1 outddot dan 1 indoor.
2. AC Cassete
3. AC Split Duct
4. AC VRV, merupakan suatu AC yang mempunyai outdoor 1 buah, tetapi mempunyai
indoor yang banyak (lebih sari 1)
5. AC Presis, seperti halnya AC biasa AC presisi pada prinsipnya sama dengan AC biasa,
tetapi ia biasanya terdiri dari 2 buah AC yang dipasang berhadapan, dan bekerka
secara sequencing (bergantian) , tergantung berapa jam ia di setel. AC presisi ini
biasanya digunakan di bank-bank, untuk pendinginan mesin sortir atau data center.
AC Central Sistem Pendingin Air
( Water System)
0 Merupakan system indirect cooling (pendinginan tidak
langsung), dimana proses pendinginan menggunakan air
sebagai media, yang diproses oleh AHU (air handling Unit)
atau FCU. Sistem pendinginan melalui air sebagai media,
digunakan pada gedung-gedung besar, seperti mall.
Bandara atau perkantoran yang besar.
0 Sistem ini dalam operasionalnya lebih efisien
dibandingkan dengan menggunakan refrigerant secara
langsung, tetapi investasi awal yang sangat mahal.
1. Chiller
0 Chiller merupkan mesin refrigerasi yang berfungsi untuk
mendinginkan air pada sisi evaporatornya. Air dingin yang
dihasilkan selanjutnya didistribusikan ke mesin penukar
kalor (AHU, FCU / Fan Coil Unit).
0 Menurut jenis compressornya, chiller ada 3 jenis:
Reciprocating, Screw, Centrifugal. Dan berdasar cara
pendinginan condensornya, chiller ada 2 macam, yaitu: air
cooler (pendinginan oleh angin), dan water cooler
(pendinginannya oleh air).

2. AHU dan FCU


Adalah suatu mesin penukar kalor, dimana udara panas dari
ruangan dihembuskan melewati coil pendingin didalam AHU
sehingga menjadi udara dingin yang selanjutnya
didistribusikan ke ruangan.
3. Cooling Tower
Adalah suatu mesin yang berfungsi untuk mendinginkan air
yang dipakai pendinginan condenssor chiller dengan cara
melewati air panas pada filamen didalam cooling tower yang
dihembus oleh udara sekitar dengan blower yang suhunya
lebih rendah.

4. Pompa Sirkulasi
Ada dua jenis pompa sirkulasi, yaitu :
a. Pompa sirkulasi air dingin (Chilled Water Pump).
berfungsi mensirkulasikan air dingin dari Chiller ke Koil
pendingin AHU / FCU
b. Pompa Sirkulasi air pendingin (Condenser Water
Pump). Pompa ini hanya untuk Chiller jenis Water Cooled
dan berfungsi untuk mensirkulasikan air pendingin dari
kondensor Chiller ke Tower dan seterusnya.
4. Sistem transportasi
vertical (lift)
Sudah menjadi suatu kebutuhan pada
bangunan-bangunan tingkat tinggi
diperlukan suatu alat transfortasi
vertical, untuk memudahkan
transfortasi pengguna dan efisiensi
bangunan itu sendiri.
Sistem transportasi vertikal didalam
bangunan gedung adalah suatu sistem
peralatan yang digunakan untuk
memindahkan orang/barang dari lantai
bawah ke atas atau sebaliknya, yang
disebut lift atau elevator.
0 Lift awalnya adalah derek yang terbuat dari tali. Pada
tahun 1853, Elisha Graves Otis, salah seorang pionir
dalam bidang lift, memperkenalkan lift yang
menghindarkan jatuhnya ruang lift jika kabelnya
putus. Rancangannya mirip dengan suatu jenis
mekanismekeamanan yang masih digunakan hingga
kini.
0 Elevator (lift) adalah alat transpotasi pada bangunan
yang bergerak secara vertikal yang membawa
penumpang, peralatan, dan muatan dari satu tungkat
ketingkat yang lain. Lift memiliki dua macam type
yaitu : Lift elektrik dan Lift hidrolik.
Syarat Perancangan Lift
0 Minimal tersedia 1 buah lift untuk bangunan melebihi 3 tingkat.
0 Minimal tersedia 1 buah lift untuk bangunan melebihi 1 tingkat jika ada
pengguna manula dan atau difabel.
0 Jarak jalan ke area lift maksimal 45 meter.
0 Lobby lift cukup luas dan berdekatan dengan tangga.
0 Sebuah lift hanya melayani maksimal 15 lantai agar waktu tunggu tidak
terlalu lama. Tersedia express lift untuk bangunan melebihi 15 lantai (sistem
zona lift). Express lift mem-bypass lantai-lantai bawah dan langsung berhenti
di lantai 16, 17, 18, dst.
0 Tersedia skylobby untuk setiap kelipatan 20-25 lantai. Skylobby adalah lantai
lobby di mana orang turun dari lift express dan berpindah ke lift-lift lokal
yang berhenti pada tiap lantai di atasnya. Dengan demikian kebutuhan ruang
core/shaft lift bisa tetap.
0 Jika ada dua deret lift berhadap-hadapan maka lebar lobby dibuat sekitar 3,5
– 4,5 meter atau dua kali panjang lift. Satu deret lobby sebaiknya tidak lebih
dari 3 buah lift agar calon penumpangnya bisa dengan mudah melihat lift
yang terbuka atau tersedia.
Jenis Lift berdasarkan sistem
geraknya
0 Lift Elektrik
Lift elektrik terdiri dari sebuah tabung
yang di pasang pada rel pemandu,
didukung oleh kabel pengerek, dan
dikemudikan oleh mesin penggeraak
elektis pada mesin lift.

0 Lift Hidrolik
Lift hidrolik terdiri dari sebuah tabung
yang didukung oleh piston yang bergerak
searah atau berlawanan dengan cairan
yang diberi tekanan. Tidak diperlukan
rumah lift, tapi lift hidrolik memmiliki
kecepatan rendah dan panjang piston
membatasi penggunaannya hanya pada
bangunan enam lantai.
Jenis Lift berdasarkan fungsinya
0 Lift Penumpang
Passenger elevator atau lift penumpang
biasanya dipasang pada rumah tinggal,
ruko, gedung rendah, medium, bahkan
high rise.

0 Lift Barang
Setiap gedung bertingkat banyak baik
dalam bentuk perkantoran, flat, atau
penggunaan campuran dengan gedung
komersiil pasti memerlukan sarana
sirkulasi vertical untuk barang di
samping untuk orang. Kriteria untuk lift
barang yang penting ialah ukuran dan
berat barang yang harus diangkut.
Jenis Lift berdasarkan fungsinya
0 Lift Servis
Lift ini juga merupakan lift penumpang,
namun fungsinya dikhususkan bagi
karyawan gedung tersebut atau untuk
membawa barang barang yang kecil. Lift
ini banyak kita temui di gedung
perkantoran.

0 Lift Rumah Sakit


Lift ini digunakan di rumah sakit untuk
membawa tempat tidur pasien, oleh
karena itu ukurannya disesuaikan
dengan ukuran tempat tidur standar
rumah sakit.
5. Sistem Elektrikal
0 merupakan suatu rangkaian peralatan penyediaan daya listrik
untuk memenuhi kebutuhan daya listrik tegangan rendah.
Dalam rangkaian peralatan yang disediakan meliputi sarana
penyesuaian tegangan listrik (trafo/ transformator), sarana
penyaluran utama (Kabel feeder) dan panel hubung utama atau
LVMDP (Low Voltage Main Distribution Panel) dan panel
distribusi utama di tiap gedung (SDP / Sub Distribution Panel)
dan terakhir panel-panel di tiap lantai (PP-LP untuk penerangan,
Panel Stop Kontak, Panel Stop Kontak UPS, Panel UPS OK dan
PVAC utuk power AC).
1. Sumber daya/tegangan
0 Sumber daya utama / sumber tgangan listrik dari
gedung biasanya menggunakan sumber dari PLN.
Disamping PLN, maka gedung juga menyediakan
sumber tegangan cadangan (emergency) jika terjadi
pemadaman atau PLN mati, yaitu dengan
menyediakan Genset (Generator Set).
0 Genset biasanya dioperasikan jika ada gangguan atau
pemadaman dari PLN, dan umumnya telah diset
sedemikian rupa sehingga ketika PLN mati maka
dengan otomatis tegangan disuplay dari genset, yang
telah di set secara otomatis, dengan interval waktu
hitungan detik.
2. Distribusi Daya
0 Tegangan yang dibutuhkan oleh gedung adalah tegangan
rendah. Sedang (untuk daya yang lebih besar) tegangan
yang masuk dari PLN adalah tegangan menengah (20ribu
volt). Sehingga diperlukan peralatan pengubahan dari
tegangan menengah ke tegangan rendah.
0 Aliran tegangan menengah diubah menjadi tegangan
rendah melalui trafo, yang kemudian didistribusikan
melalui panel distribusi utama tegangan rendah
atau LVMDP (Low voltage distribution panel) .
0 Dari panel tegangan rendah ini kemudian disitribusikan ke
panel sub distribusi (atau disebut jua dengan panel MDP
(main distrubution paanel) atau ada juga yang menyebut
panel SDP (sub distribution panel) dan seterusnya ke panel
peralatan hingga outlet pemakai (stop kontak, lampu dan
lain-lain).
a. Panel
0 Dalam sistem instalasi di gedung biasanya panel terdiri
dari 2 macam, yaitu panel tegangan menengah yang
biasanya di sebut dengan penel MV (medium Voltage) atau
yang sering disebut juga dengan nama panel cubicle dan
panel tegangan rendah (low voltage).

a.1.Panel Tegangan Menengah (MV)


Panel tegangan menengah (panel MV (Medium Voltage)
atau sering disebut juga panel cubicle ada yang disediaan
oleh PLN, dan biasanya menjadi tanggung jawab PLN, yang
disebut dengan cubicle PLN, yang
menghubungkan jaringan tegangan menengah PLN dengan
cubice gedung. Panel ini terdiri dari 3 macam, yaitu cubicle
incoming, metering dan cubicle outgoing. Panel MV yang
lainnya biasanya disebut dengan cubicle pelanggan, yang
menghubungan dari panel MV (cubicle PLN) dengan Trafo.
b. Panel Genset
0 Dalam suatu gedung untuk mengkover sumber daya dari PLN jika
mati, maka disediakan sumber daya lain dari Genset. Untuk
memasuki didtribusi tegangan renndah ke gedung, maka daya dari
genset kemudian dialirkan melauli panel Genset., yang secara
otomatis akan menghidupan genset jika PLN mati.
0 Panel Genset dilengkapi dengan A.M.F - A.T.S , singkatan dari
Automatic Main Failure - Automatic start and stop Genset. Fungsi
Dari A.M.F(Automatic Main Failure) Adalah s ecara
Automatic Menghidupkan (Start) Genset ketika suplai Listrik dari
PLN Gagal / Padam. sedangkan Fungsi dari A.T.S (Automatic
Transfer Switch) Adalah secara Automatic Membuka Suplay listrik
dari genset dan menutup suplay listrik dari PLN dan sebaliknya
membuka suplay listrik dari PLN dan Menutup suplay listrik dari
genset secara Automatic ketika Suplay listrik dari PLN kembali.
b.1. Panel Sinkron
0 Jika sumber daya emergency lebih dari 1 genset (misal 2 genset),
maka perlu kedua genset itu perlu disinkronan supaya saling
memperkuat, dan tida saling memperlemah.
0 Synchrounizing adalah suatu proses penggabungan dua atau lebih
sumber listrik untuk memperoleh suatu sumber listrik yang lebih
besar. Synchroun dapat dilakukan antara Genset dengan Genset
atau Genset dengan PLN ketika 2 atau lebih generator sets running
bersama untuk mensupplay sebuah system kelistrikan, Genset
tersebut harus disinchronkan secara manual atau automatic
sehingga mempunyai phase, voltage dan frekwensi yang sama.
0 Jadi panel sinkron berfungsi untuk mensinronkan 2 buah sumber
listrik atau lebih (2 genset atau lebih) sehingga mempunyai phase,
voltage dan frekwensi yang sama, sehingga memperoleh suatu
sumber listrik yang besar.
0 Karena tegangan yang dihasilan oleh genset merupakan tegangan
rendah, maka outgoing dari panel sinkron kemudian dialirkan ke
panel LVMDP.
c. Panel Tegangan Rendah
0 Panel tegangan rendah terdiri dari panel utama yang
disebut dengan LVMDP (Low voltage distribution panel),
sub panel dan kemudian ke panel-panel PP, Panel AC dan
lain-lain.

c.1. Panel LVMDP


0 Fungsi dari low Voltage main distribution panel (LVMDP)
adalah sebagai panel penerima daya/power dari
transformer (trafo) dan mendistribusikan power tersebut
lebih lanjut ke panel Low voltage sub distribution (LVSDP),
Menggunakan Air Circuit Breaker atau moulded case
Circuit Breakers, panel sub distribusi akan
mendistribusikan power tersebut ke peralatan electrical
sedangkan fungsi Low voltage sub distribution
(LVSDP) adalah mendistribusikan power tersebut ke
peralatan electrical
6. Sistem penangkal petir

0 berfungsi untuk memproteksi gedung dan sekitarnya dari petir.


Pekerjaan penangkal petir menyangkut meliputi pemasangan dan
penyediaan instalasi penagkal petir, grounding dan pembuatan
bak kontrol.
Ruang lingkup pekerjaan dari
system penangkal petir
1. Air Terminal (Terminal Udara)
0 Sistem air terminal ini harus mampu
melindungi seluruh bangunan serta
sekelilingnya dari sambaran petir dan
tidak mempengaruhi peralatan elektrik
yang ada dalam bangunan.
0 Terminal udara (air terminal) yang
digunakan ada 3 macam, yaitu: sistem
komvensional air terminal, system
Radio aktif air terminal dan sistem
elektrostatik.
2. Down Conductor (penghantar)
Down conductor terdiri dari satu jalur menghubungkan secara
listrik dengan sempurna antara air terminal dengan system
pertanahan. Down conductor terdiri dari kabel korial (kabel
BC) dari air terminal hingga kotak sambung (junction box) di
lantai dasar.

3. System Pertanahan (Grounding system)


Elektroda pertanahan harus dimasukan ke dalam tanah secara
vertical, batang tembaga harus dilindungi terhadap korosi
dengan serbuk arang disekitar tembaga.

4. Pekerjaan Bak Kontrol


Diantara penunjang dari sistem penangkal petir adalah bak
kontrol untuk melindungi perkabelan dan sistem pertanahan.
Jenis System Penangkal Petir
1. System penangkal petir Franklin
Benjamin Franklin menemukan Lightning
Rod pada tahun 1753. Konduktor petir ini
terdiri dari batang logam meruncing
setinggi 2 m hingga 8 m yang berada di
puncak struktur yang akan dilindungi dan
yang terhubung ke minimum dua
konduktor yang mengalirkan dan dua
sistem grounding.
Karena radius perlindungan jenis Air-
Termination Rod ini terbatas pada sekitar
30 meter lingkungan (Level Perlindungan
Petir = IV, tinggi = 60 meter), biasanya
hanya digunakan untuk melindungi
bangunan atau zona kecil seperti tiang,
cerobong asap, tangki , menara air, tiang-
tiang udara, rumah tinggal, dll yang
areanya dibawah radius 30 meter.
Jenis System Penangkal Petir
2. Sistem Proteksi Petir Sangkar Konduktor (Sistem
Faraday)
Perlindungan petir ini, berasal dari Sistem Faraday Cage
atau type sangkar, terdiri dari konduktor bertautan yang
menutupi atap dan dinding bangunan yang akan
dilindungi. Terminal petir berupa tiang-tiang penangkal
yang kecil diposisikan di sekitar tepi atap dan di titik-
titik tinggi. Jaringan konduktor mengikuti perimeter
eksternal atap. Jaringan ini dilengkapi dengan elemen
transversal. Jarak antar terminal antara 5 dan 20 meter
sesuai dengan efektivitas yang diperlukan.
Bagian atas konduktor yang dipasang di dinding
dihubungkan ke atap, dan bagian bawah untuk sistem
grounding khusus. Jarak antara dua konduktor turun
adalah antara 10 dan 20 meter sesuai dengan tingkat
proteksi petir yang diperlukan. Arus petir dialirkan
melalui konduktor dan sistem grounding yang paling
dekat dengan titik dampak sambaran petir. Contoh
penggunaannya pada gedung bertingkat, hotel atau mall
yang memiliki area bangunan yang luas.
Jenis System Penangkal Petir
3. System penangkal kawat catenary
Sistem proteksi petir ini menggunakan prinsip yang mirip
dengan Sistem Faraday, terdiri dari mesh konduktor, tetapi pada
jarak yang cukup jauh dari bangunan yang akan dilindungi.
Tujuannya adalah untuk menghindari arus petir yang
bersentuhan langsung dengan bangunan.

Konduktor kawat Catenary yang ditempatkan di atas bangunan


yang akan dilindungi dihubungkan ke konduktor turun dan
sistem grounding khusus. Ukuran mesh dan jarak antara
konduktor down dikenakan aturan yang sama seperti untuk
sistem proteksi petir konduktor mesh.

Perlindungan ini mensyaratkan studi mekanis tambahan


(ketahanan material untuk tiang, tekanan tanah yang memenuhi
syarat, ketahanan terhadap angin dan kondisi cuaca, dll.) Harus
dilakukan dan jarak isolasi ditentukan. Konduktor petir kawat
catenary khususnya digunakan untuk melindungi area terbuka
ketika tidak ada dukungan arsitektur atau penyimpanan
berbahaya. Contoh penggunaannya seperti di area taman
terbuka, pusat olahraga, objek wisata terbuka, pantai dan lain-
lain.
Jenis System Penangkal Petir
4. Perlindungan menggunakan komponen alami
Sistem ini menggunakan bagian dari struktur atau bangunan
yang dapat berpartisipasi dalam perlindungan eksternal melalui
kapasitas bahan untuk menangkap sambaran petir atau untuk
mengalirkan arus petir. Mereka dapat digunakan untuk
mengganti semua atau sebagian konduktor down atau sebagai
tambahan untuk instalasi eksternal.
Komponen-komponen ini dapat terdiri dari:
Bingkai konstruksi logam
0 Pelapis logam dari dinding atau kelongsong logam
0 Lembaran logam yang menutupi volume yang akan dilindungi
0 Komponen logam dari struktur atap seperti rangka baja yang
saling berhubungan, dll
0 Batang logam dalam beton bertulang
0 Bagian logam seperti talang, dekorasi, pagar, dll
0 Pipa dan tangki logam, asalkan tebalnya setidaknya 2,5 mm

Komponen-komponen ini harus memenuhi persyaratan


ketebalan, penampang dan kontinuitas, sehingga
penggunaannya tidak menjadi masalah yang sulit. Selain itu, jika
digunakan sebagai penangkal petir, komponen tersebut tidak
boleh tersentuh oleh pengguna gedung.
Jenis System Penangkal Petir
5. Konduktor petir emisi early streamer
(pencegahan dini)
Prinsip konduktor petir emisi streamer dini
adalah secara buatan menghasilkan arus ke
atas lebih awal sebelum sambaran petir
terjadi. Karena penangkapan sambaran
petir lebih cepat daripada dengan
penangkal petir biasa, teknologi ini dapat
digunakan untuk melindungi zona yang
tersebar di area yang lebih luas, sehingga
memastikan perlindungan bangunan besar.
Radius perlindungan yang dihasilkan
tergantung pada nilai muka pemicu
konduktor petir (int dalam μs), tinggi dan
efektivitas perlindungan, nilai
maksimumnya adalah 120 meter (Tingkat
III, tinggi = 60 meter). Ukuran ini jauh lebih
luas dibanding penangkal petir biasa.
7. Sistem telepon
0 berfungsi ssebagai alat komunikasi antar instansi dalam gedung.
Sistem ini menggunakan PABX yang berfungsi sebagai sentral
komunikasi telepon di dalam gedung (pelanggan) yang
terhubung dengan telkom
PABX (Private Automatic Branch
Exchange)
0 PABX atau dalam bahasa Indonesianya dikenal dengan STO (Sentral Telepon
Otomat) merupakan merupakan suatu alat yang berfungsi sebagai sentral
telepon, dalam suatu lokasi tertentu, misal perkantoran.
0 Perangkat ini akan mengatur panggilan yang masuk serta meneruskan
panggilan ke nomor tujuannya, sehingga pengguna dapat dengan mudah
melakukan panggilan ke nomor tujuan.
0 Terdapat type dan jenis PABX, yaitu:
a. PABX Digital
Merupakan PABX yang menggunakan pesawat digital untuk ekstensionnya.
Pesawat digital ini umumnya mendukung beberapa fitur seperti Confrence
call, Paerty dan sebagainya. Pesawat telepon digital hanya bisa digunakan /
dipasangkan dengan PABX yang sama merk / type pesawat digital itu sendiri
b. PABX Analog
PABX yang hanya mendukung pesawat telepon biasa (seperti telepon rumah),
kebalikan dari PABX digital.
c. PABX Hybrid
PABX yang bisa menggunakan telepon digital dan analog pada port
ekstensionnya.
MDF (Main Distribution Frame)
0 MDF merupakan kabinet bertemunya seluruh
sambungan instalasi teleponm, baik dari cabang
maupun dari luar (CO line).
0 MDF memiliki 2 sisi koneksi, 1 sisi koneksi untuk
kabel dari TB (Terminal Box), IDF maupun Telkom
(CO line), sedangkan sisi lainnya murni dari unit
PABX.
0 Kedua sisi tersebut nantinya dihubungkan
menggunakan kabel jamper (hubung), kabel 1 core
dililit sepasang, berwarna hitam putih, atau merah
biru dan lain-lain.
Billing System
0 Billing System PABX adalah Perangkat tambahan berupa Software dan
Hardware yang dijalankan pada komputer yang terkoneksi dengan
system PABX (Sentral Telepon) yang fungsinya menghitung biaya
pemakaian telepon per extension dalam kurun waktu tertentu.

0 Billing system PABX ini diciptakan untuk memantau pemakaian


telepon sebuah perusahaan / hotel secara realtime. Atau dikatakan
Billing System Untuk PABX adalah software untuk memonitor dan
menghitung pemakaian telepon dari PABX, yang digunakan untuk
Kantor, Hotel, Apartemen dan lain-lain.

0 Telephone billing system juga dapat membantu kantor-kantor dalam


mengawasi pemakaian telepon secara berlebihan dari individu-
individu yang tidak terkontrol dan bukan untuk keperluan
dan kebutuhan kantor. Sehingga dengan telephone
billing system kantor dapat mengontrol pemakaian telepon secara
periodik dan sistematis.
Diagram Sistem Telepon
8. Sistem tata suara (Sound
system)
0 berfungsi sebagai publik adress, paging dan pengumuman.
0 Sistem ini terdiri dari peralatan untuk memenuhi background
music dan pengumuman darurat.
Peralatan Utama Sistem Tata Suara
0 Peralatan utama sistem tata suara diantaranya memenuhi back
ground musik dan pengumuman darurat / paging. Diantara
pealatan utama dari sistem tata suara, adalah:
· Micropone paging
· Mixer
· Power Amplifier
· Ceiling speaker
· Chyme microphone
· Radio Tunner AM / FM
· Caset dect
· CD Player
· Volume Control
· Monitor unit
Terminal Box & Sistem Perkabelan

0 Terminal box merupakan kotak penghubung antara


peralatan utama dengan speaker. Kabel instalasi dari
ceiling dan horn speaker di hubungkan melalui kabel
instalasi melalui terminal box, dan dari terminal
box ke peralatan utama.
9. System fire protection (fire
alarm) (sistem pengindra api)
0 adalah suatu sistem terintegrasi yang didesain
untuk mendeteksi adanya gejala kebakaran, untuk
kemudian memberi peringatan (warning) dalam
sistem evakuasi dan ditindaklanjuti secara otomatis
maupun manual dengan deengan sistem instalasi
pemadam kebakaran (sistem Fire fighting).
Macam Macam Sistem Pendetectian

a. Non addresable System


0 Sistem ini disebut juga dengan sistem konvensional.
Pada sistem inji MCFA menerima sinyal masukan
langsung dari detector (biasanya jumlahnya sangat
terbatas) tanpa pengalamatan dan langsung
memerintahkan komponen outpu (keluaran) untuk
merespon input (masukan) tersebut. Sistem ini pada
umumnya digunakan pada bangunan / area supervisi
berskala kecil, seperti perumahan, pertokoan,
perkantoran, dan lain-lain.
Macam Macam Sistem Pendetectian
b. Semi Addresable System
0 Pada sistem ini dilakukan pengelompokan pada detector dan alat
penerima masukan (input) berdasarkan area pengawasan
(supervisory area). Masing-masing zona dikendalikan (baik input
maupun output) oleh zona kontroler yang mempunyai alamat/ adress
yang spesifik. Pada saat detector atau alat penerima masukan lainnya
memberikan sinyal, maka MCFA akan meresponnya (I/O) berdasar
zona kontroler yang mengumpulkannya.
0 Dalam kontruksinya tiap zona dapat terdiri dari:
· Satu lantai dalam bangunan / gedung
· Beberapa ruangan yang berdekatan pada satu lantai di sebuah
gedung
· Beberapa ruangan yang mempunyai karakteristik tadi di sebuah
gedung
0 Pada display MCFA akan terbaca alamat zona yang terjado gejala
kebakaran, sehingga dengan demikian tindakan yang harus diambil
dapat dilokalisir hanya pada zona tersebut.
Macam Macam Sistem Pendetectian

c. Full Addresable System


0 Merupakan pengembangan dari sistem semi
adresibble. Pada system ini semua detector dan alat
pemberi masukan (deteksi) mempunyai alamat yang
spesifik, sehingga proses pemadaman dan evakuasi
dapat dilakukan langsung pada titik yang
diperkirakan mengalami kebakaran.
Peralatan Utama
a. Pendeteksi
0 Pendeteksi atau alat penerima input (masukan) yang
bekerja secara otomatis (automatic Input Device), yaitu:
0 Heat Detektor(Pengindra panas).. Berdasar cara kerjanya,
heat detektor dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:
* Fixed Temperatur heat detector, yang bekerja
mendeteksi suhu udara di sekitar casing-nya
(ambiencetemperatur) dengan membandingkannya
terhadap suhu setting defaultnya, misla 57 ‘ C , 75 ‘ C dan
sebagainya
* ROR (Rate of Rise) heat detector yang bekerja
mendeteksi kecepatan peningkatan suhu di sekitar
casing-nya. Bila kecepatan peningkatan suhu berjalan
lebih lambat dari nilai settingnya, maka detector ini tidak
akan memberikan respon.
0 Smoke Detector (pengindra asap).
Peralatan Utama
b. MCFA (Main Control Fire Alarm)
0 MCFA merupakan peralatan utama dari sistem
protection. (Main Control Fire Alarm) atau disebut
juga dengan Fire Alarm Control Panel
(FACP), berfungsi meneriman sinyal masuk (input
signal) dari detector dan komponen pendeteksi
lainnya(Fixed Heat detector dan smoke detector).
10. Sistem Data / Jaringan
Komputer
0 Berfungsi sebagai jaringan komputer terintegrasi
dalam gedung.
0 Sistem kabel data atau disebut juga Local Area
Network (LAN) merupakan jaringan computer yang
menghubungkan computer pc dari workstation untuk
memakai bersama sumberdaya(resource, misalnya
printer, internet, dan lain-lain) dan saling bertukar
informasi.
0 Istilah kabel data
merupakan istilah lain yang
spesifik untuk jaringan komputer
di perkantoran. Sistem kabel
data atau Local Area Network
(LAN) merupakan hubungan dua
atau lebih sistem komputer yang
terpisah, melalui media
komunikasi untuk melakukan
komunikasi data satu dengan yang
lain guna berbagi sumber daya
(resource) atau jaringan computer
yang menghubungkan computer-
komputer pribadi dari workstation
dalam perkantoran untuk
memakai bersama (berbagi)
sumberdaya(resource) dan saling
bertukar informasi.
0 Berbagi sumber daya antara lain:
· Data
· Hardware (Printer, CD-Rom)
· Perangkat komunikasi
0 Sebuah jaringan dapat
dihubungkan dengan berbagai
media komunikasi antara lain
:Kabel, Radio, Satelit
Terminologi Dasar Jaringan
a. Local Area Network (LAN)
0 Local Area Network (LAN) merupakan komunikasi sejumlah
komputer ataupun perangkat komunikasi di dalam suatu area
terbatas dengan menggunakan media komunikasi tertentu (
kabel, wireless, dan lain-lain)
0 LAN didesain untuk kebutuhan dan kondisi berikut :
· Beroperasi dalam area geografis terbatas (kecil)
· Memberi akses user-user melalui media dengan bandwidthtinggi
· Menyediakan konektivitas full-time untuk servis-servis local
· Melakukan koneksi secara fisik antar perangkat yangberdekatan
· Menyajikan control jaringan secara privat di bawah kendali
administrator lokal (Network Administrator).
Terminologi Dasar Jaringan
b. Wide Area Network (WAN)
0 Wide Area Network (WAN) merupakan komunikasi antar LAN,
antara LAN yang satu dengan yang lainnya dipisahkan oleh jarak
geografis yang cukup jauh. Misalnya hubungan antara kantor pusat
dengan cabang-cabang yang ada di daerah.
0 Beberapa teknologi WAN yang umum digunakan :
· Modem
· ISDN (Integrated Services Digital Network)
· DSL (Digital Subscriber Line)
· Frame Relay
· ATM (Asynchronous Transfer Mode
· SONET (Synchronous Optical Network)
0 WAN didesain untuk kebutuhan dan kondisi berikut :
· Beroperasi pada area geografis luas
· Mengijinkan akses melalui interface serial dengan kecepatan
medium
· Menyajikan konektifitas full-time / part-time
· Mengkoneksikan perangakat yang terpisahkan jarak global.
Terminologi Dasar Jaringan
c. Metropolitan Area Network (MAN)
0 Metropolitan Area Network (MAN) merupakan jaringan
dengan area operasi lebih besar dari LAN tetapi lebih kecil
dari WAN (disebuah kota), dengan kapasitas data dan
performa hardware yang tinggi.
d. Storage Area Network (SAN)
0 Storage Area Network (SAN) merupakan koneksi-koneksi
perangkat penyimpanan melalui teknologi seperti Fibre
chanel.
e. System Area Network (SAN)
0 merupakan koneksi-koneksi berperforma hardware tinggi
dan kecepatan koneksi tinggi dalam sebuah konfiurasi
cluster.
Topologi Jaringan
a. Topologi Linier Bus
0 Topologi linear bus merupakan topologi yang banyak
dipergunakan pada masa penggunaan kabel Coaxial menjamur.
Dengan menggunakan T-Connector (dengan terminator 50ohm
pada ujung network), maka komputer atau perangkat jaringan
lainnya bisa dengan mudah dihubungkan satu sama lain.
0 Kesulitan utama dari penggunaan kabel coaxial adalah sulit
untuk mengukur apakah kabel coaxial yang dipergunakan benar-
benar matching atau tidak. Karena kalau tidak sungguh-sungguh
diukur secara benar akan merusak NIC (network interface card)
yang dipergunakan dan kinerja jaringan menjadi terhambat,
tidak mencapai kemampuan maksimalnya. Topologi ini juga
sering digunakan pada jaringan dengan basis fiber optic (yang
kemudian digabungkan dengan topologi star untuk
menghubungkan denganclient atau node).
Topologi Jaringan
b. Topologi Star
0 Menghubungkan semua kabel ke sebuah pusat konsentrator.
Konsentrator ini biasanya berupa hub atau switch.
0 Keuntungan dari topologi ini adalah :
· Mudah instalasinya
· Tidak akan mempengaruhi jaringan, jika ada komputer atau
peripheral yang mati atau tidak digunakan (lebih handal)
· Mudah untuk mendiagnosa permasalahan jaringan.
0 Kelemahan dari topologi ini adalah :
· Membutuhkan lebih banyak kabel daripada linier bus
· Jika konsentrator (hub/switch) rusak, maka jaringan akan
terputus
· Lebih mahal daripada linier bus, karena membutuhkan
peralatan tambahan yaitu konsentrator.
Topologi Jaringan
c. Topologi Ring
0 Topologi ring menghubungkan komputer-komputer
sepanjang lintasan tunggal yang kedua ujungnya digabung
sehingga membentuk suatu lingkaran (ring). Lingkaran
yang dimaksud adalah lingkaran logis, yang jika dilihat
secara fisik tidak berbentuk lingkaran sama sekali tetapi
lebih mirip topologi star.
0 Topologi ring umumnya digunakan di dalam jaringan token
ring dan Fiber Distributed Data Interface (FDDI) yang
banyak digunakan sebagai backbone (jaringan tulang
punggung) berkecepatantinggi.
0 Pada topologi ini, kerusakan pada salah satu komputer
akan berpengaruh terhadap jaringan secara keseluruhan
dan tentu saja akan mempersulit proses diagnosa.
Penambahan dan pemindahan komputer juga akan
mengganggu jaringan yang sedang berjalan.
Topologi Jaringan
d. Topologi Tree
0 Topologi tree dapat berupa gabungan dari topologi
star dengan topologi bus. Namun saat ini topologi tree
merupakan kumpulan topologi star yang memiliki
hirarki, sehingga antar hirarki ada aturan masing-
masing.
e. Topologi Mesh
0 Digunakan pada kondisi di mana tidak ada hubungan
komunikasi terputus secara absolut antar node
komputer. Sebagai contoh system-sistem control dari
sebuah nuclear power plant. Topologi ini
merefleksikan bagaimana desain internet yang
memiliki multi path ke berbagai lokasi.
Perangkat Jaringan
a. Server
0 Server merupakan pusat kontrol dari jaringan komputer.
Biasanya berupa komputer berkecepatan tinggi dengan kapasitas
RAM yang besar dan memiliki space hardisk cukup besar pula.
Sistem operasi yang digunakan merupakan sistem operasi
khusus yang dapat memberikan berbagai layanan bagi
workstation.
b. Workstation
0 Semua komputer yang terhubung dengan jaringan dapat dikatan
sebagai workstation. Komputer ini yang melakukan akses ke
server guna mendapat layanan yang telah disediakan oleh
server.
c. Network Interface Card (NIC)
0 NIC sering disebut Ethernet Card, digunakan
untuk menghubungkan sebuah komputer ke jaringannya. NIC
0 memberikan suatu koneksi fisik antara kabel jaringan dengan
bus internal komputer.
Perangkat Jaringan
d. HUB
0 Disebut juga reapeater hub merupakan komponen
jaringan yangdigunakan di dalam jaringan 10Mbps
tradisional untukmenghubungkan komputer-
komputer dalam jaringan skala kecil (LAN).
0 Pada perangkat hub, semua anggota jaringan yang
terhubung dengan perangakat ini melakukan
transmisi data pada jaringan (collision domain). Ini
berarti, jika lebih dari satu komputer mengirim data
ke jaringan secara bersamaan, maka tidak satupun
komputer yang dapat memanfaatkan 100%
bandwidth jaringan yang tersedia.
Perangkat Jaringan
e. SWITCH
0 Switch adalah device sederhana yang juga berfungsi untuk
menghubungkan multiple komputer. Switch memang identik dengan
hub, tetapi switch lebih cerdas dan memiliki performa tinggi
dibanding hub.
0 Secara tipikal berikut kelebihan dari switch :
· Mampu menginspeksi paket-paket data yang mereka terima
· Mampu menentukan sumber dan tujuan paket yang melaluinya
· Mampu mem-forward paket-paket dengan tepat.
0 Switch terbagi menjadi dua tipe utama :
· Switch layer-2 bekerja pada layer datalink model OSI dan
berdasarkan teknologi bridging.Switch tipe ini membangun
koneksi logika antar port berdasarkan pada alamar MAC.
· Switch layer-3 beroperasi pada layer-3 dari OSI model dan
berdasarkan teknologi routing. Switch seperti ini membangun
koneksi logika antar port berdasarkan alamat jaringan. Switch ini
dapat digunakan untuk menghubungkan jaringan jaringan yang
berbeda dalam suatu internetwork. Switch ini kadang disebut
switch routing atau switch multilayer.
Perangkat Jaringan
f. REPEATER
0 Repeater bekerja meregenerasi atau memperkuat sinyal-
sinyal yang masuk. Pada ethernet kualitas transmisi data
hanya dapat bertahan dalam range waktu dan jangkauan
terbatas, yang selanjutnya mengalami degradasi. Repeater
akan berusaha mempertahankan integritas sinyal dan
mencegah degradasi sampai paket-paket data menuju
tujuan.
0 Adapun kelemahan repeater, perangkat ini tidak dapat
melakukan filter traffic jaringan. Data (bits) yang masuk ke
salah satu port dikirim ke luar melalui semua port. Dengan
demikian data akan tersebar ke segmen-segmen LAN
tanpa memperhitungkan apakahdata tersebut dibutuhkan
atau tidak.
Perangkat Jaringan
g. BRIDGE
0 Bridge adalah perangkat jaringan yang digunakan untuk
memecah jaringan yang besar. Bridge bekerja pada layer data-
link dari model OSI.
0 Bridge bekerja dengan mengenali alamat MAC asal yang
mentransmisi data ke jaringan dan secara otomatis membangun
sebuah table internal. Tabel ini berfungsi untuk menentukan ke
segmen mana paket akan di route dan menyediakan kemampuan
filtering.
0 Cara kerja bridge : Setelah mengetahui ke segmen mana paket
akan disampaikan, bridge melanjutkan pengiriman langsung ke
segmen tersebut. Jika bridge tidak mengenali alamat tujuan
paket, maka paket akan difordward ke semua segmen yang
terkoneksi kecuali segmen alamat asalnya. Dan jika alamat
tujuan berada dalam segmen yang sama dengan alamat asal,
bridge akan menolak paket. Bridge juga melanjutkan paket-paket
broadcast ke semua segmen kecuali segmen asalnnya.
Perangkat Jaringan
h. ROUTER
0 Router adalah perangkat jaringan yang digunakan untuk
menghubungkan satu jaringan dengan jaringan lainnya
untuk mendapatkan route (jalur) terbaik.
0 Router bekerja pada layer network dari model OSI untuk
memindahkan paket-paket antar jaringan menggunakan
alamat logikanya. Router memliki table routing yang
melakukan pencatatan terhadap semua alamat jaringan
yang diketahui danlintasan yang mungkin dilalui serta
waktu tempuhnya.
0 Router bekerja hanya jika protocol jaringan yang
dikonfigurasiadalah protokol yang routable seperti TCP/IP
atau IPX/SPX. Ini berbeda dengan bridge yang bersifat
protocol independent.
11. Sistem MATV (master
Television)
0 Kebutuhan pengelolaan televisi dalam suatu
bangungan menjadi kebutuhan di perkantoran. Sistem
ini dinamakan dengan sistem master antena TV
(MATV). Sistem MATV terdiri dari beberapa perangkat
penerima (receiver), mixer, dan penguat sinyal.
1. Penerima Sinyal (Antena)
0 Antena adalah suatu alat/ perangkat yang berfungsi
untuk memindahkan energi gelombang
elektromagnetik dari media kabel ke udara atau
sebaliknya dari udara ke media kabel.
0 Karena merupakan perangkat perantara antara media
kabel dan udara, maka antena harus mempunyai sifat
yang sesuai (match) dengan media kabel pencatunya.
Prinsip ini telah diterangkan dalam saluran transmisi.
a. Antena Yagi
0 Antena Yagi merupakan antena
radio atau televisi yang diciptakan
oleh Dr. Hidetsugu Yagi dari Tokyo
University tahun 1926. Antena
Yagi tediri dari 3 bagian:
· Driven, adalah titik catu dari
kabel antena, biasanya
panjang fisik driven ½ panjang
gelombang dari frekwensi radio
yang dipancarkan atau di
terima.
· Reflector (Pemantul) adalah b
agian belakang antena yang
berfungsi sebagai pemantul
sinyal, dengan panjang fisik
lebih panjang dari pada driven
· Director adalah bagian
pengarah antena, ukuranya
sedikit lebih pendek daripada
driven.
b. Antena Parabola
0 Antena parabola digunakan untuk
menerima sinyal transmisi jarak jauh
dan terkoneksi pada satelit.
0 Kelebihan penggunaan antena
parabola dan koneksi satelit adalah
kualitas video dan kulitas audio yang
lebih baik. Bentuk antena seperti
piringan membuat transmisi lebih
mudah diterima, sangat cocock untuk
menangkap gelombang di tempat-
tempat yang jauh dari pusat
transmisi.
0 Dan kelemahannya adalah disamping
harga yang mahal, juga antena
parabola tidak bisa membagi
langsung saluran (saluran yang
sama). Untuk
melakukannya dibutuhkan peralatan
tambahan seperti digital tuner.
Disamping itu antena parabola sagat
tergantung pada keadaan cuaca.
Skematik sistem MATV
2. Prinsip Kerja
0 Bentuk antena yang seperti piring memantulkan sinyak ke titik
fokus piringa tersebut. Di titik fokus itu ditempatkan alat yang
disebut Feedhorn. Alat ini menjadi titik pusat untuk pemandu
gelombang yang mengumpulkan sinyal di atau dekat titik fokus
dan mengubahnya menjadi low noise block downconverter
(LNB).
0 LNB ini mengubah sinyal gelombang elektromagnetik atau
gelombang radio menjadi sinyal listrik dan menggeser
rentangnya dari C-band atau Ku-ban menjadi L-band. Antena
parabola untuk penyiara langsung menggunakan LNFB, yang
mengintegrasikan feedhorn dengan LNB.
0 Theoretical gain dari sebuah antena parabola menngkat seiring
dengan meningkatnya frekwensi. Gain yang sebenarnya
bergantung dari banyak faktor, diantaranya hasil akhir
permukaan parabola, akurasi bentuk dan kesesuaian feedhorn.
Nilai umum bagi konsume yang memiliki antena parabola 60 cm
11,75 GHZ adalah 37,50 dB.
12. Sistem CCTV (Close
Circuit Television)
0 merupakan bagian dari upaya untuk mempermudah
pekerjaan sekuriti sistem, yang terintegrasi
untuk memberikan kemudahan dalam proses
pengontrolan dan pemantauan lebih akurat dan
otomatis. Sekuriti sistem biasanya meliputi pekerjaa
untuk Mengawasi keluar masuk orang ke
gedung, mengawasi keluar masuk kendaraan dan
mengawasi lokasi parkir kendaraan dan mengamati
ruangan-ruangan yang dianggap penting.
Elemen perancangan system CCTV
 BNC (Bayonet Neill
Concelman) connector
adalah tipe konektor RF yang
pada umumnya dipasang
pada ujung kabel coaxial,
sebagai penghubung dengan
kamera CCTV dan alat
perekam (DVR) maupun
secara langsung ke monitor
CCTV.
 Kabel Coaxial merupakan
sebuah jenis kabel yang
biasa digunakan untuk
mengirimkan sinyal video
dari kamera CCTV ke
monitor. Ada beberapatipe
kabel coaxial yaitu : RG-59,
RG-6 dan RG-11.
Elemen perancangan system CCTV
 Tang Krimping, peralatan
untuk Crimp kabel coaxial
digunakan sebagai alat
bantu untuk memasang
konektor BNC pada kabel
coaxial.
 Conektor RJ-45 yaitu
digunakan untuk conektor
kabel jaringan dari kamera
cctv ke computer untuk
membentuk suatu
jaringan dimana dalam hal
ini hanya berlaku pada
system CCTV berbasis
internet.
Elemen perancangan system CCTV
 Kabel UTP yaitu kabel yang
digunakan bersamaan
dengan konektor RJ-45,
dimana hanya digunakan
pada system CCTV berbasis
internet yang dapat dipantau
langsung melalui jaringan
internet.
 Kabel Power digunakan
untuk memasok tegangan AC
(searah) 220 V ke adaptor
atau power supply kamera
CCTV. Biasanya tipe kabel
power yangdigunakan
adalah NYA (2×1,5mm)
maupun NYM (3×2,5mm).
Elemen perancangan system CCTV
 Adaptor dan power supply
merupakan perangkat yang
menyuplai tegangan kerja ke
kamera CCTV, pada
umumnya tegangan yang
digunakan yaitu 12 Volt DC.
Namun adapula yang
menggunakan tegangan 24
Volt (AC) maupun 24 Volt
(DC).
 Kamera CCTV dapat
dibedakan menjadi beberapa
type yaitu kamera Fixed
Dome, kamera IP, kamera
wireless dan kamera PTZ
(Pan/Tilt/zoom).
Elemen perancangan system CCTV
 DVR (Digital Video
Recorder) adalah sebuah
media penyimpan hasil
rekaman video yang telah
terpantau oleh kamera CCTV.
 Monitor CCTV ada yang
masih menggunakan tabung
CRT dan adapula yang
menggunakan LCD.
 Controller yaitu digunakan
untuk mengontrol atau
menggerakkan kamera CCTV
berjenis PTZ (Pan, Tilt,
Zoom) dari jarak jauh.
Sistem perancangan CCTV

0 Pemasangan CCTV pada DVR

0 Sistem perancangan CCTV


sederhana
Sistem perancangan CCTV

0 Pemasangan CCTV menengah

0 Sistem perancangan CCTV


integrasi
Sistem perancangan CCTV
0 Layout DVR
Skematik CCTV
C. Sistem Lainnya
1. Bas (Building Automatic
System)
0 Bas merupakan system independen yang
mengintegrasikan funsgsi-fungsi energy management,
monitoring dan kontrol peralatan AC, pompa, Lift,
Ventilasi, panel daya, penerangan, security, CCTV dan
lain-lain.
0 Meskipun sistem ini sangat membantu dalam
mengefektikan dalam pengelolaan sistem di gedung,
tetapi kebanyakan gedung tidak memakai sistem ini.
Dan sistem ini menjadi suatu keharusan bagi gedung-
gedung modern dan relatif besar, seperti bandara
international, mall, Hotel atau apatement dan lainnya.
0 Menurut Mandariani dan Zaini (2015), dalam operasional gedung, tiga
hal yang harus diperhatikan adalah penghematan energi, kenyamanan
penghuni dan level keamanan. Oleh sebab itu terdapat beberapa system
automasi yang dapat diaplikasikan di gedung yaitu Heating Ventilating
and Air Conditioner (HVAC), pencahayaan, keamanan dan kebakaran,
akses keamanan pengguna, pemantau daya dan transportasi dalam
gedung. Integerasi sistem-sistem ini dikenal dengan nama Building
Automation Ssystem (BAS).
Keuntungan dan kelemahan
Keuntungan
0 Operasional utility dapat dijalankan secara otomatis dan
terjadwal
0 Meminimalisir biaya akan man power
0 Efisiensi energi listrik
0 Monitoring beberapa sistem dari satu tempat
0 Interaksi terhadap strategi control yang lebih efisien
Kelemahan
Adapun kekurangan yang ditemukan yaitu diperlukannya
tingkat kompetensi yang tinggi, resiko yang lebih besar
apabila pelayanan menjadi tidak baik, biaya investasi yang
tinggi, dll. Uuntuk itu diperlukan strategi untuk
pengelolaannya.
Elemen System
1. Controller
0 Controller yang digunakan biasanya terdiri dari satu atau lebih
PLC (Programmable Logic Controllers), dengan pemrograman
tertentu. PLC dalam BAS digunakan untuk mengontrol peralatan
yang biasanya digunakan dalam sebuah gedung.
2. Occupancy Sensor
0 Occupancy biasanya didasarkan pada waktu dari skedul harian.
Override switch atau sensor dapat digunakan untuk memantau
occupancy pada beberapa daerah internal gedung.
3. Lighting
0 Lighting dapat dinyalakan maupun dimatikan dengan Building
Automation System berdasarkan waktu harian, atau pengatur
waktu dan sensor. Contoh sederhana sistem tersebut adalah
menyalanya lampu pada suatu ruangan setelah setengah jam
orang terakhir keluar dari ruangan tersebut.
Elemen System
4. Air Handler
0 Air handler digunakan untuk mengatur keluar masuknya udara
dalam gedung. Pengaturan ini dilakukan untuk menjaga agar
udara tetap sesuai dengan kebutuhan serta kesehatan manusia
yang ada dalam gedung tersebut.
5. Central Plant
0 Central Plant dibutuhkan untuk menyuplai air-handling unit
dengan air.
6. Alarms and Security
0 Banyak Building Automation System memiliki kemampuan
alarm. Jika sebuah alarm dideteksi, alarm tersebut dapat
diprogram untuk memberitahukan seseorang. Pemberitahuan
dapat dilakukan melalui komputer, pager maupun suara alarm.
Sistem sekuriti dapat disambungkan pada building automation
system. Jika occupancy sensor ada, maka sensor tersebut dapat
juga digunakan sebagai alarm pencuri.
2. FIDS (Flay Information
Display System)
0 FIDS merupakan sistem jaringan komputer yang ada
di Bandara international, yang mengolah data tentang
informasi yang integral tentang informasi pesawat,
baik keberangkatan, kedatangan, check inn dan
lainnya.
Skematik FIDS
Bagian dari FIDS
1. Server
0 Server FIDS bertindak sebagai sumber data status
penerbangan utama dari FIDS dan merupakan media
input data untuk admin FIDS yang kemudian data
tersebut dikirim kepada client-client terhubung
melalui jaringan kabel UTP (Unshilded Twisted Pair).
2. Client
0 client merupakan bagian yang terhubung langsung
dengan server melalui kabel UTP.
0 client bertugas menampilkan informasi penerbangan
yang didapat dari server, client FIDS disebut DMS
(Display minimum system).
3. Sistem Instalasi Gas di
Mall
0 Sistem instalasi gas di mall biasanya untuk Food Court
(pusat makanan) biasanya di lantai teratas. Sistem
instalasi gas di food court ini merupakan sentral
instalasi gas untuk bahan bakar yang berkaiatan
dengan masak memasak di food court tersebut.
Contoh instalasi pipa Gas
4. Sistem Gas Medik

0 Sistem ini ada di rumah sakit, dalam upaya


mngefektifkan sistem gas yang ada di rumah sakit,
terutama dalam hubungannya sentralisasi gas medik.
Sistem gas medik terdiri dari instalasi oksigen,
instalasi vakum, instalasi N2O dan instalasi
compresor.
Sentral gas Medik
1. Sentral Oxygen ( O2 )
Sentral oksigen menggunakan sistem
sentral tabung gas dengan kapasitas 2x
jumlah tabung yang bisa
dipasang (misal 1 sisi 8 tabung ,maka
dinyataan berkapasitas 2x8 tabung),
dengan sistem berangkai double row
(dua sayap) dengan bekerja secara
bergantian. Sayap kiri 8 tabung dan
sayap kanan 8 tabung.
2. Sentral Nitrous Oxide ( N2O )
Pada hakekatnya sentral N2O sama
seperti sentral oksigen. Sistem yang
berbeda hanyalah jenis gas yang
digunakan , tekanan kerja gas, type
valve dan regulator.
Sentral N2O biasanya mempunyai
kapasitas yang lebih sedikit daripada
sentral oksigen.
Sentral gas Medik
3. Sentral Medical Compressed
Air ( Breathing Air )
Sentral kompressor yang
terpasang biasanya merupakan
kompressor udara bebas oli (oil
Free), type duplex terdiri dari 2
kompressor, 1 tangki dan berikut
kelengkapannya.
4. Sentral Vacum ( Suction )
Sentral suction (vacuum) yang
dipasang adalah vacuum pump
type rotar vane oil seal.
Distribusi di gedung
0 Gas medis dari ruang sentral
didistribusikan ke ruang-ruang
inap / perawatan melalui
instalasi pipa dan outlet gas
medis. Pipa gas medis yang
digunakan adalah jenis tembaga
khusus untuk pemakaian gas
medik. Sebelum melalui oulet gas
medik di bed head, mainline pipa
tersebut melewati zone valve
dan alarm sistem yag terpasang
di tiap lantai, yang dipasang di
belakang ruang perawat.
Distribusi di gedung
0 Sistem gas medik yang terdiri
dari 4 jenis gas tersebut,
disalurkan ke ruang inap dan
juga ruang tindakan, ICCU atau
ruang opersi. Untuk ruang inap,
gas medik terdiri dari instalasi
vakum dan oksegen, dan
outletnya yang terpasang di
bedhead.. Sedang di ruang
tindakan atau ruang operasi
terdapat keempat sistem
instalasi gas medik tersebut,
yaitu: instalasi gas oksigen, N2O,
vacuum dan kompressor, dan
outletnya terpasang di
bedhead.
Distribusi di gedung
0 Di tiap lantai juga dipasang valve
yang disebut dengan zone valve
dan dipasang juga alarm valve
tersebut yang berfungsi untuk
menunjukan tekanan serta pada
daerah tertentu serta
memberikan sinyal bila tekanan
gas menurun atau berlebihan
pada lantai tersebut. Sehingga
memudahkan tenaga teknis
untuk meninjau operasional gas
medis. Di samping
itu penggunaan alat ini dapat
sebagai media perawatan serta
pengamanan bahaya kebakaran
dari gedung.
5. Sistem Transfortasi vertikal
dan Horizontal di bandara
0 sistem transfortasi penumpang dan barang di gedung bandara
tidak haya sistem transfortasi vertikal saja seperti lift dan
escalator, tetapi juga transfortasi vertikal, seperti travalator
(untuk penumpang), dan untuk barang terutama menyangkut
check inn dan juga chck out digunakan conveyor.
Convenyor
0 Konveyor merupakan
suatu alat angkut untuk
orang atau barang dalam
arah yang
mendatar/horizontal.
Dipaang dalam keadaan
datar atau sudt
kemiringan kurang dari
10 derajat. Alat ini
digunakan dalam jarak
tertentu (gunanya untuk
menghemat tenaga). Alat
ini dipasang di bandara,
terminal, pabrik.
Travelator
0 Kegunaan dari alat transportasi ini
adalah berfungsi untuk membawa
barang-barang bawaan yang
diletakkan di dalam kereta dorong
(trolley) naik atau turun dari lantai
satu ke lantai lain. Biasanya
terdapat di supermarket, mal,
stasiun kereta ekspress, dll.
0 Dan bila dipasang secara mendatar
pada satu lantai, berfungsi untuk
meringankan beban dari orang
yang berjalan dengan membawa
barang dan menempuh jarak yang
relatif jauh. Misalnya pada
terminal di bandara internasional
yang luas, musium, kebun
binatang, atau aquarium (water
world).
Eskalator
0 adalah tangga berjalan yang
terdiri dari pijakan-pijakan
yang dipasang pada sabuk yang
beputar secara terus menerus.
0 Eskalator digerakkan oleh
motor listrik yang berputar
secara tetap dan dilengkapi
dengan pegangan tangan yang
bergerak sama cepatnya
dengan kecepatan bergeraknya
anak tangga/ramp.
0 Standard Kemiringan 30
derajat. Kemiringan minimal
10derajat dan kemiringan
maksimal 35derajat, dengan
ketinggian maksimal 20 meter.
6. Sistem Pemadam Kebakaran
di bank
0 Pada umumnya digedung, sistem pemadam kebakaran yang digunakan
teriri dari sistem instalasi Hydran, instalasi sprinkler dan Fire
extinguiher. Tetapi di bank, karena banyak menyangkut masalah kertas
(bahan uang, atau uang itu sendiri, dan ruang arsip) yang rentan
hancur oleh air, maka sistem pemadam kebakarannya juga
ditambahkan sistem pemadaman menggunakan semacam fowder,
untuk menghindari kerusakan pada bahan-bahan yang berasal dari
kertas.
0 Sistem fire gas biasanya digunakan untuk ruangan tertentu, seperti:
ruang khazanah, ruang arsip, ruang Genset, ruang panel dan ruangan
eletronik (ruang central komputer: ruang hub dan server, IT,
Comunication dan lain-lain).
0 Sistem yang digunakan biasanya sistem fire gas terpusat, dimana
tabung-tabung gas (foam, halon, FM 100, Co2 dan lain-lain),
ditempatkan secara terpusat dan pendistribusiannya ke dalam ruangan
dilewatkan melalui motorized valve / actuator, instalasi pemipaan dan
nozzle. Cara kerja sistem ini berdasarkan perintah dari system fire
alarm.
7. Sistem Garbarata (belalai
0 gajah) di bandara
Sistem belalai gajah atau disebut juga sistem garbarata
digunakan untuk menghubungkan gedung dengan pesawat,
terutama untuk sarana akses jalan menuju ke dalam pesawat.
8. Sistem AC di beberapa gedung
Pada umumnya sistem tata udara/sistem AC yang digunakan
untuk gedung yang relatif kecil hanya menggunakan AC split atau
AC cassete atau split duct. Tetapi untuk gedung gedung besar dan
berhubungan dengan publik yang relatif besar, biasanya
menggunakan sistem AC AHU dengan media sistem pendingin air
(chiller), seperti di Bandara dan Mall.
Di Bandara sistem AC yang digunakan biasanya menggunakan
sistem AHU (air Handling unit) untuk area publik dan menggunakan
FCU untuk perkantoran, dengan media pendingin air (chiller), dan
untuk di gedung-gedung yang terpisah dari gedung utama tetap
menggunakan AC split atau AC cassete dengan media refrigeran
sebagai pendinginnya. Untuk Rumah sakit,hotel, apartemen atau
Bank disamping AC split, untuk yang lebih besar lagi biasanya juga
digunakan AC VRV, suatu sistem AC yang terdiri dari beberapa
indoor AC tetapi outdoor nya hanya 1. AC VRV ini sangat efektif
untuk perawatan dan juga menghilangkan kesan semrawutnya
penataan outdoor AC disamping biaya operasionalnya yang murah,
tetapi biasa investasi awal yang sangat mahal, sehingga tidak
dijadikan alternatif.
Di Bank atau di gedung lainnya yang mengharuskan penggunaan AC
secara simultan yang tidak boleh padam, sehingga sistem AC harus
berjalan terus, sehingga perlu digunakan sejenis AC presisi yang
bekerja secara sequencing (bergantian satu sama lain), dan
diletakan berhadapan.

Anda mungkin juga menyukai