Anda di halaman 1dari 8

SNI 04-0225-2000

Prakata

Peraturan instalasi listrik yang pertama kali digunakan sebagai pedoman beberapa instansi
yang berkaitan dengan instalasi listrik adalah AVE (Algemene Voorschriften voor Electrische
Sterkstroom Instalaties) yang diterbitkan sebagai Norma N 2004 oleh Dewan Normalisasi
Pemerintah Hindia Belanda. Kemudian AVE N 2004 ini diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia dan diterbitkan pada tahun 1964 sebagai Norma Indonesia NI6 yang kemudian
dikenal sebagai Peraturan Umum Instalasi Listrik disingkat PUIL 1964, yang merupakan
penerbitan pertama dan PUIL 1977 dan 1987 adalah penerbitan PUIL yang kedua dan ketiga
yang merupakan hasil penyempurnaan atau revisi dari PUIL sebelumnya, maka PUIL 2000
ini merupakan terbitan ke 4. Jika dalam penerbitan PUIL 1964, 1977 dan 1987 nama buku ini
adalah Peraturan Umum Instalasi Listrik, maka pada penerbitan sekarang tahun 2000,
namanya menjadi Persyaratan Umum Instalasi Listrik dengan tetap mempertahankan
singkatannya yang sama yaitu PUIL.

Penggantian dari kata “Peraturan” menjadi “Persyaratan” dianggap lebih tepat karena pada
perkataan “peraturan” terkait pengertian adanya kewajiban untuk mematuhi ketentuannya
dan sangsinya. Sebagaimana diketahui sejak AVE sampai dengan PUIL 1987 pengertian
kewajiban mematuhi ketentuan dan sangsinya tidak diberlakukan sebab isinya selain
mengandung hal-hal yang dapat dijadikan peraturan juga mengandung rekomendasi
ataupun ketentuan atau persyaratan teknis yang dapat dijadikan pedoman dalam
pelaksanaan pekerjaan instalasi listrik.

Sejak dilakukannya penyempurnaan PUIL 1964, publikasi atau terbitan standar IEC
(International Electrotechnical Commission) khususnya IEC 60364 menjadi salah satu acuan
utama disamping standar internasional lainnya. Juga dalam terbitan PUIL 2000, usaha untuk
lebih mengacu IEC ke dalam PUIL terus dilakukan, walaupun demikian dari segi
kemanfaatan atau kesesuaian dengan keadaan di Indonesia beberapa ketentuan mengacu
pada standar dari NEC (National Electric Code), VDE (Verband Deutscher Elektrotechniker)
dan SAA (Standards Association Australia).

PUIL 2000 merupakan hasil revisi dari PUIL 1987, yang dilaksanakan oleh Panitia Revisi
PUIL 1987 yang ditetapkan oleh Menteri Pertambangan dan Energi dalam Surat Keputusan
Menteri No:24-12/40/600.3/1999, tertanggal 30 April 1999 dan No:51-12/40/600.3/1999,
tertanggal 20 Agustus 1999. Anggota Panitia Revisi PUIL tersebut terdiri dari wakil dari
berbagai Departemen seperti DEPTAMBEN, DEPKES, DEPNAKER, DEPERINDAG, BSN,
PT PLN, PT Pertamina, YUPTL, APPI, AKLI, INKINDO, APKABEL, APITINDO, MKI, HAEI,
Perguruan Tinggi ITB, ITI, ISTN, UNTAG, STTY-PLN, PT Schneider Indonesia dan pihak
pihak lain yang terkait.

Bagian 1 dan Bagian 2 tentang Pendahuluan dan Persyaratan dasar merupakan padanan
dari IEC 364-1 Part 1 dan Part 2 tentang Scope, Object Fundamental Principles and
Definitions.

Bagian 3 tentang Proteksi untuk keselamatan banyak mengacu pada IEC 60364 Part 4
tentang Protection for safety. Bahkan istilah yang berkaitan dengan tindakan proteksi seperti
SELV yang bahasa Indonesianya adalah tegangan extra rendah pengaman digunakan
sebagai istilah baku, demikian pula istilah PELV dan FELV. PELV adalah istilah SELV yang
dibumikan sedangkan FELV adalah sama dengan tegangan extra rendah fungsional. Sistem
kode untuk menunjukan tingkat proteksi yang diberikan oleh selungkup dari sentuh langsung
ke bagian yang berbahaya, seluruhnya diambil dari IEC dengan kode IP (International
Protection). Demikian pula halnya dengan pengkodean jenis sistem pembumian. Kode TN

i
SNI 04-0225-2000

mengganti kode PNP dalam PUIL 1987, demikian juga kode TT untuk kode PP dan kode IT
untuk kode HP.

Bagian 4 tentang Perancangan instalasi listrik, dalam IEC 60364 Part 3 yaitu Assessment of
General Characteristics, tetapi isinya banyak mengutip dari SAA Wiring Rules dalam section
General Arrangement tentang perhitungan kebutuhan maksimum dan penentuan jumlah titik
sambung pada sirkit akhir.

Bagian 5 tentang Perlengkapan Listrik mengacu pada IEC 60364 Part 5: Selection and
erection of electrical equipment dan standar NEC.

Bagian 6 tentang Perlengkapan hubung bagi dan kendali (PHB) serta komponennya
merupakan pengembangan Bab 6 PUIL 1987 dengan ditambah unsur unsur dari NEC.

Bagian 7 tentang Penghantar dan pemasangannya tidak banyak berubah dari Bab 7 PUIL
1987. Perubahan yang ada mengacu pada IEC misalnya cara penulisan kelas tegangan dari
penghantar. Ketentuan dalam Bagian 7 ini banyak mengutip dari standar VDE. Dan hal hal
yang berkaitan dengan tegangan tinggi dihapus.

Bagian 8 tentang Ketentuan untuk berbagai ruang dan instalasi khusus merupakan
pengembangan dari Bab 8 PUIL 1987. Dalam PUIL 2000 dimasukkan pula klarifikasi zona
yang diambil dari IEC, yang berpengaruh pada pemilihan dari perlengkapan listrik dan cara
pemasangannya di berbagai ruang khusus. Ketentuan dalam Bagian 8 ini merupakan bagian
dari IEC 60364 Part 7, Requirements for special installations or locations.

Bagian 9 meliputi Pengusahaan instalasi listrik. Pengusahaan dimaksudkan sebagai


perancangan, pembangunan, pemasangan, pelayanan, pemeliharaan, pemeriksaan dan
pengujian instalasi listrik serta proteksinya. Di IEC 60364, pemeriksaan dan pengujian awal
instalasi listrik dibahas dalam Part 6: Verification.

PUIL 2000 berlaku untuk instalasi listrik dalam bangunan dan sekitarnya untuk tegangan
rendah sampai 1000 V a.b dan 1500 V a.s, dan gardu transformator distribusi tegangan
menengah sampai dengan 35 kV. Ketentuan tentang transformator distribusi tegangan
menengah mengacu dari NEC 1999.

Pembagian dalam sembilan bagian dengan judulnya pada dasarnya sama dengan bagian
yang sama pada PUIL 1987. PUIL 2000 tidak menyebut pembagiannya dalam Pasal,
Subpasal, Ayat atau Subayat. Pembedaan tingkatnya dapat dilihat dari sistim penomorannya
dengan digit. Contohnya Bagian 4, dibagi dalam 4.1; 4.2; dan seterusnya, sedangkan 4.2
dibagi dalam 4.2.1 sampai dengan 4.2.9 dibagi lagi dalam 4.2.9.1 sampai dengan 4.2.9.4.
Jadi untuk menunjuk kepada suatu ketentuan, cukup dengan menuliskan nomor dengan
jumlah digitnya.

Seperti halnya pada PUIL 1987, PUIL 2000 dilengkapi pula dengan indeks dan lampiran
lampiran lainnya pada akhir buku. Lampiran mengenai pertolongan pertama pada korban
kejut listrik yang dilakukan dengan pemberian pernapasan bantuan, diambilkan dari standar
SAA, berbeda dengan PUIL 1987.

Untuk menampung perkembangan di bidang instalasi listrik misalnya karena adanya


ketentuan baru dalam IEC yang dipandang penting untuk dimasukkan dalam PUIL, atau
karena adanya saran, tanggapan dari masyarakat pengguna PUIL, maka dikandung maksud
bila dipandang perlu akan menerbitkan amandemen pada PUIL 2000. Untuk menangani hal
hal tersebut telah dibentuk Panitia Tetap PUIL. Panitia Tetap PUIL dapat diminta
pendapatnya jika terdapat ketidakjelasan dalam memahami dan menerapkan ketentuan
PUIL 2000. Untuk itu permintaan penjelasan dapat ditujukan kepada Panitia Tetap PUIL.

ii
SNI 04-0225-2000

PUIL 2000 ini diharapkan dapat memenuhi keperluan pada ahli dan teknisi dalam
melaksanakan tugasnya sebagai perancang, pelaksana, pemilik instalasi listrik dan para
inspektor instalasi listrik. Meskipun telah diusahakan sebaik-baiknya, panitia revisi merasa
bahwa dalam persyaratan ini mungkin masih terdapat kekurangannya. Tanggapan dan saran
untuk perbaikan persyaratan ini sangat diharapkan.

PUIL 2000 ini tidak mungkin terwujud tanpa kerja keras dari seluruh anggota Panitia Revisi
PUIL 1987, dan pihak pihak terkait lainnya yang telah memberikan berbagai macam bantuan
baik dalam bentuk tenaga, pikiran, sarana maupaun dana sehingga PUIL 2000 dapat
diterbitkan dalam bentuknya yang sekarang. Atas segala bantuan tersebut Panitia Revisi
PUIL mengucapkan terima kasih sebesar besarnya.

Jakarta, Desember 2000


Panitia Revisi PUIL

iii
SNI 04-0225-2000

iv
SNI 04-0225-2000

Daftar isi

Prakata ..................................................................................................................... i
Daftar isi ................................................................................................................... v

Bagian 1 Pendahuluan ........................................................................................ 1


1.1 Maksud dan tujuan ....................................................................................... 1
1.2 Ruang lingkup dan acuan ............................................................................. 1
1.3 Ketentuan yang terkait .................................................................................. 1
1.4 Penamaan, penunjukan dan pemberlakuan ................................................. 2
1.5 Penafsiran dan penyimpangan ..................................................................... 2
1.6 Perasuransian .............................................................................................. 3
1.7 Persyaratan peralihan .................................................................................. 3
1.8 Penyempurnaan ........................................................................................... 3
1.9 Definisi .......................................................................................................... 3

Bagian 2 Persyaratan dasar ............................................................................... 21


2.1 Proteksi untuk keselamatan ......................................................................... 21
2.2 Proteksi perlengkapan dan instalasi listrik .................................................... 22
2.3 Perancangan ................................................................................................ 23
2.4 Pemilihan perlengkapan listrik ...................................................................... 27
2.5 Pemasangan dan verifikasi awal dari instalasi listrik .................................... 28
2.6 Pemeliharaan ............................................................................................... 32

Bagian 3 Proteksi untuk keselamatan ............................................................... 33


3.1 Pendahuluan ................................................................................................ 33
3.2 Proteksi dari kejut listrik ................................................................................ 33
3.3 Proteksi dari sentuh langsung maupun tak langsung ................................... 34
3.4 Proteksi dari bahaya sentuh langsung (proteksi dari kejut listrik dalam
pelayanan normal atau proteksi dasar) ........................................................ 38
3.5 Proteksi dari sentuh tak langsung ................................................................ 44
3.6 Ketentuan umum bagi proteksi dari sentuh tak langsung ............................. 48
3.7 Proteksi dengan pemutusan suplai secara otomatis .................................... 52
3.8 Proteksi dengan menggunakan perlengkapan kelas II atau dengan isolasi
ekivalen ........................................................................................................ 54
3.9 Proteksi dengan lokasi tidak konduktif ......................................................... 57
3.10 Proteksi dengan ikatan penyama potensial lokal bebas bumi ...................... 58
3.11 Proteksi dengan separasi listrik .................................................................... 59
3.12 Sistem TT atau sistem Pembumian Pengaman (sistem PP) ........................ 61
3.13 Sistem TN atau sistem Pembumian Netral Pengaman (PNP) ..................... 64
3.14 Sistem IT atau sistem Penghantar Pengaman (sistem HP) ......................... 72
3.15 Penggunaan Gawai Proteksi Arus Sisa (GPAS) .......................................... 75
3.16 Luas penampang penghantar proteksi dan penghantar netral ..................... 77
3.17 Rekomendasi untuk sistem TT, TN dan IT ................................................... 79
3.18 Peraturan umum untuk elektrode bumi dan penghantar bumi ..................... 80
3.19 Pemasangan dan susunan elektrode bumi dan penghantar bumi ............... 83
3.20 Resistans isolasi suatu instalasi listrik tegangan rendah .............................. 84
3.21 Pengujian sistem proteksi yang memakai penghantar proteksi ................... 85
3.22 Pengukuran resistans isolasi lantai dan dinding berkaitan dengan proteksi
dengan lokasi tidak konduktif ....................................................................... 90
3.23 Proteksi dari efek termal ............................................................................... 91
3.24 Proteksi dari arus lebih ................................................................................ 94

v
SNI 04-0225-2000

3.25 Proteksi instalasi listrik dari tegangan lebih akibat petir ............................... 97

Bagian 4 Perancangan instalasi listrik .............................................................. 105


4.1 Persyaratan umum ....................................................................................... 105
4.2 Susunan umum, kendali dan pengaman ...................................................... 107
4.3 Cara perhitungan kebutuhan maksimum di sirkit utama konsumen dan sirkit
cabang .......................................................................................................... 116
4.4 Jumlah titik beban dalam tiap sirkit akhir ...................................................... 127
4.5 Sirkit utama pelanggan ................................................................................. 135
4.6 Susunan sirkit cabang dan sirkit akhir .......................................................... 136
4.7 Pengantar netral bersama ............................................................................ 138
4.8 Pengendali sirkit yang netralnya dibumikan langusng .................................. 139
4.9 Proteksi sirkit yang netralnya dibumikan langsung ....................................... 143
4.10 Pengendalian dan proteksi sirkit yang netralnya dibumikan tidak langsung 144
4.11 Perlengkapan pengendali api dan asap kebakaran, perlengkapan evakuasi
darat dan lif ...................................................... ............................................ 144
4.12 Sakelar dan pemutus sirkit ........................................................................... 151
4.13 Lokasi dan pencapaian PHB ........................................................................ 152

Bagian 5 Perlengkapan listrik ............................................................................ 163


5.1 Ketentuan umum .......................................................................................... 163
5.2 Pengawatan perlengkapan listrik .................................................................. 165
5.3 Armatur penerangan, fiting lampu, lampu roset ........................................... 166
5.4 Tusuk kontak dan kotak kontak .................................................................... 175
5.5 Motor, sirkit dan kontrol ................................................................................ 178
5.6 Generator ..................................................................................................... 188
5.7 Peranti rendah .............................................................................................. 189
5.8 Transformator dan gardu transformator ....................................................... 190
5.9 Akumulator ................................................................................................... 195
5.10 Kapasitor ...................................................................................................... 197
5.11 Resistor dan reaktor ..................................................................................... 199
5.12 Peranti pemanas .......................................................................................... 200
5.13 Perlengkapan pemanas induksi dan dielektrik ............................................. 202
5.14 Pemanfaat dengan penggerak elektromekanis ............................................ 206
5.15 Mesin las listrik ............................................................................................. 207
5.16 Mesin perkakas ............................................................................................ 210
5.17 Perlengkapan sinar X ................................................................................... 211
5.18 Lampu busur ................................................................................................. 214

Bagian 6 Perlengkapan Hubung Bagi dan Kendali (PHB) serta komponennya 215
6.1 Ruang lingkup ............................................................................................... 215
6.2 Ketentuan umum .......................................................................................... 215
6.3 Perlengkapan Hubung Bagi dan Kendali (PHB) tertutup .............................. 226
6.4 Perlengkapan Hubung Bagi dan Kendali (PHB) terbuka .............................. 228
6.5 Lemari hubung bagi, kotak hubung bagi dan meja hubung bagi .................. 229
6.6 Komponen yang dipasang pada Perlengkapan Hubung Bagi dan Kendali
(PHB) ............................................................................................................ 230

Bagian 7 Penghantar dan pemasangannya ...................................................... 237


7.1 Umum ........................................................................................................... 237
7.2 Identifikasi penghantar dengan warna .......................................................... 240
7.3 Pembebanan penghantar ............................................................................. 241
7.4 Pembebanan penghantar dalam keadaan khusus ....................................... 246
7.5 Proteksi arus lebih ........................................................................................ 247

vi
SNI 04-0225-2000

7.6 Proteksi penghantar terhadap kerusakan karena suhu yang sangat tinggi
atau sangat rendah ....................................................................................... 249
7.7 Proteksi arus listrik ....................................................................................... 250
7.8 Isolator, pipa instalasi dan lengkapannya ..................................................... 250
7.9 Jalur penghantar ........................................................................................... 253
7.10 Syarat umum pemasangan penghantar (sampai dengan 1.000 volt) ........... 255
7.11 Sambungan dan hubungan .......................................................................... 257
7.12 Instalasi dalam bangunan ............................................................................. 261
7.13 Pemasangan penghantar dalam pipa instalasi ............................................. 264
7.14 Penghantar seret dan penghantar kontak .................................................... 265
7.15 Pemasangan kabel tanah ............................................................................. 265
7.16 Pemasangan penghantar udara di sekitar bangunan ................................... 269
7.17 Pemasangan penghantar khusus ................................................................. 272

Bagian 8 Ketentuan untuk berbagai ruang dan instalasi khusus ................... 359
8.1 Umum ........................................................................................................... 359
8.2 Ruang kerja listrik ...................................................... .................................. 359
8.3 Ruang kerja listrik terkunci ........................................................................... 361
8.4 Ruang uji bahan listrk dan laboratorium listrik .............................................. 361
8.5 Ruang dengan bahaya kebakaran dan ledakan ........................................... 362
8.6 Raung lembab termasuk ruang pendingin .................................................... 369
8.7 Ruang sangat panas .................................................................................... 370
8.8 Ruang berdebu ............................................................................................. 371
8.9 Ruang dengan gas, bahan atau debu yang sangat korosif .......................... 372
8.10 Ruang radiasi ............................................................................................... 372
8.11 Perusahaan kasar ........................................................................................ 374
8.12 Pekerjaan dan ketel uap, tangki dan bejana logam lainnya ......................... 375
8.13 Peluncur, dok, galangan kapal dan sebagainya ........................................... 375
8.14 Derek dan lift listrik ....................................................................................... 375
8.15 Instalasi rumah dan gedung khusus ............................................................. 375
8.16 Gedung pertunjukkan, gedung pertemuan, musium, pasar, toko dan gedung
umum lainnya ............................................................................................... 377
8.17 Instalasi listrik desa ...................................................................................... 382
8.18 Instalasi sementara ...................................................................................... 383
8.19 Instalasi semi permanen ............................................................................... 384
8.20 Instalasi dalam masa pekerjaan pembangunan ........................................... 384
8.21 Instalasi generator set (genset) darurat ........................................................ 385
8.22 Instalasi penerangan darurat ........................................................................ 392
8.23 Instalasi listrik di dalam kamar mandi ........................................................... 397
8.24 Instalasi ruang terbuka ................................................................................. 400
8.25 Kolam renang dan kolam lainnya ................................................................. 401
8.26 Penerangan tanda dan penerangan bentuk ................................................. 410
8.27 Fasilitas Pelayanan Kesehatan .................................................................... 414
8.28 Jenis ruang khusus ....................................................................................... 431

Bagian 9 Pengusahaan instalasi listrik ............................................................. 439


9.1 Ruang lingkup ............................................................................................... 439
9.2 Izin ................................................................................................................ 439
9.3 Pelaporan ..................................................................................................... 439
9.4 Proteksi pemasangan instalasi listrik ............................................................ 439
9.5 Pemasangan instalasi listrik .......................................................................... 441
9.6 Pengaturan instalasi bangunan bertingkat .................................................... 443
9.7 Pemasangan kabel tanah ............................................................................. 444
9.8 Pemasangan penghantar udara tegangan rendah (TR) dan tegangan
menengah (TM) ............................................................................................ 444

vii
SNI 04-0225-2000

9.9 Keselamatan dalam pekerjaan ...................................................................... 444


9.10 Pelayanan ..................................................................................................... 448
9.11 Hal yang tidak dibenarkan dalam pelayanan ................................................ 450
9.12 Pemeliharaan ................................................................................................ 451
9.13 Pemeliharaan ruang dan instalasi khusus .................................................... 452

Lampiran A Lambang huruf untuk instrumen ukur .......................................... 455


A.1 Lambang huruf untuk instrumen ukur ........................................................... 455
A.2 Awalan pada satuan SI ................................................................................. 456

Lampiran B Lambang gambar untuk diagram .................................................. 457


B.1 Lambang gambar untuk diagram saluran arus kuat ...................................... 457
B.2 Lambang gambar untuk diagram instalasi pusat dan gardu listrik ................ 461
B.3 Lambang gambar untuk diagram instalasi bangunan ................................... 467

Lampiran C Nomenklatur kabel ......................................................................... 475

Lampiran D Daftar padanan kata ....................................................................... 479


D.1 Daftar pedoman kata Indonesia – Inggris ..................................................... 479
D.2 Daftar pedoman kata Inggris – Indonesia ..................................................... 489

Lampiran E Pertolongan pertama pada kecelakaan dan keselamatan kerja 497

Lampiran F Daftar gambar ................................................................................. 503

Lampiran G Daftar tabel ...................................................................................... 505

Lampiran H Daftar anggota panitia revisi PUIL 1987 ....................................... 511


H.1 Susunan keanggotaan revisi PUIL 1987 (SNI 04-225-1987) ........................ 511
H.2 Penambahan anggota panitia revisi PUIL 1987 (SNI 04-0225-1987)
berdasarkan Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi
No. 51-12/40/600.3/1999 .............................................................................. 513
H.3 Kelompok pelaksana perumusan revisi PUIL 1987 ...................................... 514
H.4 Anggota tim editing revisi PUIL 1987 ............................................................ 515

Indeks ...................................................................................................................... 517

viii

Anda mungkin juga menyukai