Anda di halaman 1dari 21

MATA KULIAH PERANCANGAN TAPAK/ DASAR REKAYASA TAPAK

SITE PLANNING AND DESIGN PROCESS


DOSEN PENGAMPU:
RABITA AKBARI SITOMPUL ST, M.Ars.L
SITE PLANNING AND DESIGN PROCESS

Studi Kasus/Preseden

1. Analisis Lingkungan Alamiah


Analisis Fisik
2. Analisis Lingkungan Binaan
3. Analisis Sosial
Analisis Non Fisik
4. Analisi Pengguna

Gambar 1. Site planning and design process (James A. LaGro,2007)

Menurut James A. LaGro:

•Site planning is the art of arranging the external physical


environment to support human behavior
Mapping •Site planning also involves choices about where not to build

•Site planning must be informed, therefore, by a thorough


Teknik Survey understanding of the site’s character and context
Gambar 2. Site planning cross disciplines diagram (Wiwik D. Pratiwi, 2008)

Menurut James A. LaGro:


Site planning lies along the boundaries of architecture, engineering, landscape architecture, and city planning
PRESEDEN / STUDI KASUS
Preseden adalah proyek yang sudah ada/sudah dibangun terlebih dahulu dan dapat dipakai sebagai contoh. (KBBI)

Pilih 2 atau 3 preseden yang sesuai dengan proyek yang akan dirancang.

1. Lokasi
2. Sejarah (tahun berdiri,pemilik
dll)
3. Luas
4. Fasilitas
5. Aktivitas
6. Gambar-gambar (peta,
diagram, kondisi eksisting dll)
7. Keunikan/Kebaharuan/Ciri Khas
8. dll

1. Internet (www.landezine.com
atau www.archdaily.com)
2. Survey ke site preseden
3. Literatur
ARSITEKTUR -CONTOH PRESEDEN 1: Masjid Al-Irsyad Kota Baru
Parahyangan Architects : Urbane
Location: West Java, Indonesia
Category: Rumah Ibadah
Principal Architect: M. Ridwan Kamil
Project Team: Fahry Adhitya
Client: PT. Belaputera Intiland
Area: 8000.0 m2
Project Year: 2010
ARSITEKTUR -C ONTOH PRESEDEN 2: Masjid Raya Sumatera Barat
ARSITEKTUR LANSKAP- CONTOH PRESEDEN 1: Vanke Golden Riverside Phase II Residental
DATA
Lokasi: Foshan, Guangdong, China

Tahun dibangun: 2018

Latar belakang: Suasana kota yang padat dan fast-moving


Tujuan: menciptakan lanskap dimana user bisa rileks dan
bersantai setelah kembali pulang dari luar.

Konsep:
easy circulatio
simplified landscape colour palette and
flexible landscape programs

Sumber gambar: www.landezine.com


ARSITEKTUR LANSKAP- CONTOH PRESEDEN 2: Farum Midtpunkt
DATA
Lokasi: Farum, Denmark

Tahun dibangun: 2016

Konsep:
a floating trail
This trail retains the very characteristic wild
planting between the blocks and is at the
same time a shortcut with various hotspots
attached

Sumber gambar: www.landezine.com


KESIMPULAN PRESEDEN / STUDI KASUS

Tabel 1 Kesimpulan Studi Kasus

No Aspek Site A Site B


1 Lokasi
2 Luas tapak
3 Pendekatan desain
4 Fasilitas
5 Kebaharuan
PROGRAMMING
Menurut James A. LaGro

Programming defines the project’s objectives and functional requirements, including:


1. the proposed activities,
2. area allocated for each activity,
3. and the functional or spatial relationships among those activities.
SITE SELECTION

1. Kesesuaian dengan tujuan proyek


2. Kesesuaian dengan kebutuhan proyek

Tabel 1. Typology of Site Selection Goals and Selected Project Outcomes


(James A. LaGro, 2007)
SITE SELECTION PROCESS

Gambar 2. Site selection process (James A. LaGro, 2007)


SITE SELECTION CRITERIA

No. Kriteria Keterangan


1. Lokasi Paling sesuai dengan proyek
2. Pembebasan Lahan 1. MUDAH
dikuasai/dikendalikan;pembebasannya harus mudah
2. DARI ALTERNATIF SITE
lebih menguntungkan
3. PERTIMBANGAN EKONOMI
3. Biaya biaya lahan harus sebanding dengan keseluruhan
biaya
Peruntukan harus sesuai dengan program; atau memungkinkan
untuk rezoning (mengubah peruntukan)
5. Ukuran ukuran tapak harus mampu menampung konstruksi
fasilitas, termasuk pengembangan awal + fasilitas
pendukung + perluasan
6. Tata Guna Lahan Guna lahan sekitar harus sesuai/compatible dengan
program
7. Bentuk bentuk tapak harus rasional, menguntungkan bagi
perencana

l p & l tidak sebanding


p
useless untuk struktur/transport

tidak beraturan, tidak bisa dimanfaatkan (layak)


biarpun luasnya cukup

mungkin bermanfaat bagi arsitek yang imajinatif

terpisah oleh jalan = 3 site


8. Kesatuan tapak harus satu kesatuan, tidak terbagi oleh jalan,
saluran dan lain-lain yang dapat memisahkan
pembangunan
Row jalan, tegangan tinggi, saluran, dan lain-lain.

9. Karakter Fisik • karakter fisik lahan menguntungkan perencanaan,


biaya pematangan dan konstruksi yang reasonable
• Kemiringan curam; di atas/bawah jalan: perlu
inconventional planning

- gampang kalau cut = fill


- tambahan biaya

- fill dari tempat lain

tetap tidak bisa dipakai


- biasanya harga murah diikuti dengan ongkos pematangan
tinggi -> sama dengan harga tinggi tanpa pematangan

untung
split level
rugi
10. Jalan dan 1. Jaringan jalan sekitar & akses jalan harus bisa manfaat maksimal
Aksesibilitas bagi usaha yang direncanakan.
2. Jika kapasitas jalan tidak dapat menampung tambahan lalu lintas:
- apakah pemerintah akan/siap/dapat meningkatkan kapasitas jalan ?
- apakah developer diijinkan membangun sendiri (tambahan $).
- kalau 1 & 2 negatif, kegiatan dikurangi, atau pindah lokasi
Double-deck
3. perpindahan akses dari jalan ke tapak harus mudah/smooth

Double-deck

hanya atap yang


kelihatan dari jalan

hanya atap yang


unallwaclive kelihatan dari jalan
11. VIew • karakter fisik lahan menguntungkan perencanaan, biaya
pematangan dan konstruksi yang reasonable
• unallwaclive jalan: perlu
Kemiringan curam; di atas/bawah
inconventional planning
hanya slope yang kelihatan

strukture existing menutupi tapak


(billboard, structure, ect.)
CARA MENILAI LOKASI

Qualitative or nominal rating scale with three


classes
1 • Acceptable
• Somewhat acceptable
• Unacceptable

Quantitative rating scale with three classes


+1 Favorable (meets the objective)
2 0 Neutral
1 Unfavorable (fails to meet the objective)

Quantitative rating scale with five classes


4 = excellent (most desirable/most cost
effective)
3 3 = good
2 = fair
direkomendasikan
1 = poor
0 = unacceptable (least desirable/least cost
effective)
CONTOH CARA MENILAI LOKASI
CONTOH CARA MENILAI LOKASI
CONTOH CARA MENILAI LOKASI
CONTOH CARA MENILAI LOKASI

Anda mungkin juga menyukai