OUTLINE
1.
Pendahuluan
2.
Landasan Teori
3.
Metode Penelitian
4.
5.
Skrining Teknis
6.
7.
8.
1.PENDAHULUAN
i.
Latar Belakang
Definisi
Jembatan
(2008)
Ekonomi
Pendidikan
Grou
pA
Sosial
Budaya
1.PENDAHULUAN
1.PENDAHULUAN
ii. Tujuan
Penelitian
a)
Melakukan penelitian kondisi Jembatan Kali Bogowonto, kemudian memasukkan data nilai jembatan ke
dalam BMS 1993.
b)
Mengetahui nilai kondisi dan usulan penanganan yang dihasilkan oleh BMS 1993.
c)
Menentukan rencana penanganan yang sesuai dengan nilai kondisi jembatan dari hasil proses skrining teknis
menggunakan software IBMS
d)
iii.Batasan
Masalah
a)
Penelitian dilakukan pada Jembatan Kali Bogowonto di Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah dengan
mengambil jenis jembatan berupa jembatan rangka baja sejumlah 1 buah.
b)
c)
d)
Pengolahan data kondisi jembatan menggunakan program komputer IBMS dan penanganan yang dihasilkan
bersifat indikatif, sehingga diperlukan pemeriksaan khusus untuk menentukan perencanaan perawatan.
e)
Rencana anggaran biaya (RAB) disusun berdasarkan usulan penanganan dari skrining teknis IBMS.
2. LANDASAN TEORI
Sistem
Manajemen
Jembatan (SMJ)
(IBMS)
Sistem Manajemen
Jembatan
antar
Kota
Fungsi
2. LANDASAN TEORI
Tabel 2.1
HIRARKI
JEMBATAN
Level 5
Level 4
Level 3
Level 2
Level 1
2. LANDASAN TEORI
LEVEL 5
LEVEL 4
LEVEL 3
LEVEL 2
http://www.micronart.com/
Sambungan pada
bentang (B) 1,
memanjang (X) 4,
melintang (Y) 2,
dan vertikal (Z) 2
Sambungan pada
seluruh jembatan
Rangka
LEVEL 1
Jembatan
Bangunan Atas
Jembatan
2. LANDASAN TEORI
KODE
KERUSAKAN
Tabel
2.2
Jembatan
Kerusakan
Kerusakan
Material
Material
Tabel
2.3
Jembatan
Kerusakan
Elemen
Kerusakan
Elemen
Batu Bata
Aliran Sungai
Beton
Bangunan Pengaman
Baja
Timbunan
Kayu
Tanah Bertulang
Angker-Jembatan Gantung &
Jembatan Kabel
Kepala Jembatan & Pilar
Dan sebagainya
2. LANDASAN TEORI
SISTEM
PENOMORAN
Penomoran Elemen
Jembatan
Penomoran Komponen
Utama Jembatan
Penomoran
Elemen
Arah
Memanjang
Penomoran
Elemen
Arah
Melintang
2. LANDASAN TEORI
SISTEM
PENILAIAN
KONDISI ELEMEN (Tabel
2.4 & 2.5)
Pertanyaan
Penjelasan
Kriteria
Nilai
Berbahaya
Tidak Berbahaya
Kerusakan Sampai manakah tingkat kerusakan yang telah dicapai karena Dicapai sampai kerusakan
parah
(R) kerusakan tersebut (parah atau ringan)
Dicapai sampai kerusakan
ringan
Perkembangan/ Apakah kerusakan tersebut sudah atau belum meluas, artinya Meluas - 50% atau lebih
Volume apakah kerusakan tersebut terdapat pada kurang atau lebih dari mempengaruhi kerusakan
(K) 50% dari panjang, luas atau volume elemen
Tidak meluas - < 50%
mempengaruhi kerusakan
Fungsi Apakah elemen tersebut masih berfungsi
Elemen tidak berfungsi
Elemen berfungsi
(F)
Pengaruh Apakah elemen yang rusak mempunyai dampak yang serius Mempengaruhi elemen lain
(P) terhadap elemen yang lain atau arus lalu lintas
Tidak mempengaruhi elemen
lain
Nilai Kondisi
NK = S + R + K + F + P
1
0
1
0
1
0
1
0
0 s.d. 5
2. LANDASAN TEORI
SISTEM
PENILAIAN
KONDISI ELEMEN
NILAI KONDISI LEVEL 5
SISTEM PENILAIAN = S + R + K + F + P
KRITERIA
KAPASITAS
LALU LINTAS
Lebar Jembatan (m)
< 3.0
Standar Kebijakan
> 2000
> 3000
> 8000
> 20000
> 14.0
NILAI KONDISI LEVEL 2
SISTEM PENILAIAN = F + P
LHR
2. LANDASAN TEORI
SKRINING
TEKNIS
Kondisi
Nilai
Kategori
0-2
Pemeliharaan Rutin/
Berkala
Rusak Berat
Rehabilitasi
Penggantian
Cukup Lebar
Pemeliharaan Rutin
Terlalu Sempit
Duplikasi, Penggantian,
Pelebaran
Cukup Kuat
Pemeliharaan Rutin
Tidak Memenuhi
Standar
Perkuatan atau
Penggantian
3
4-5
Lalulintas
Beban
Penanganan Indikatif
3. METODE PENELITIAN
DATA
DATA
PRIMER
a) Formulir
laporan
pemeriksaan
detail
jembatan dengan standar
BMS
b) Kertas dan alat tulis,
c) Kamera
d) Meteran
e) Komputer dengan program
IBMS
DATA
SEKUNDE
R
a) Peta ruas jalan nasional
b) Laporan data lalu lintas
c) Laporan data inventaris
jembatan
yang
akan
diperiksa
d) Laporan
data
riwayat
pemeriksaan jembatan
e) Daftar harga satuan untuk
wilayah
Provinsi
Jawa
Tengah tahun anggaran
2015
PENGUMPULAN
DATA PENELITIAN
3. METODE PENELITIAN
TAMPILAN
PROGRAM IBMS
ANALISIS DATA
MENGGUNAKAN
IBMS
3. METODE PENELITIAN
3. METODE PENELITIAN
b) Dilakukan skrining teknis berdasarkan NK untuk
disaring ke dalam beberapa kriteria (Nilai Kondisi
jembatan dan lebar jembatan). Kemudian dari
skrining teknis tersebut menghasilkan usulan
rencana penanganan kerusakan jembatan.
4. PENILAIAN KONDISI
DATA
INVENTARISASI
JEMBATAN
No. Jembatan
Nama Jembatan
Kali Bogowonto
Cabang
Lokasi
km
54+704
Kab.
Purworejo
Panjang
Bentang
46.6 m
Ruas Asal
Magelang
Lbr. Lantai
7m
Fondasi
Tipe
Bahan
Tiang Bor
Beton
Bertulang
Tipe
Lintasan
Provinsi Jawa Tengah
Lbr.
Trotoar
2m
Tipe Jembatan
Rangka Baja
Australia
BANGUNAN ATAS
Tinggi
Ruang
Bebas
5.2 m
BANGUNAN BAWAH
Pilar
Bahan
Dua Kolom
Beton
Bertulang
Jml. Bentang
Sungai
Tahun
4
Total Panjang
1989
Permukaan
Lantai
Beton Bertulang +
Aspal
186.5 m
Sandaran
Pipa besi
Kepala Jembatan
Tipe
Bahan
Dinding Penuh
Beton Bertulang
4. PENILAIAN KONDISI
PENILAIAN
KONDISI LEVEL 5
&4
a) Aliran Air Utama (4.212)
Dokumentasi
Volume
Dokumentasi
Volume
140 m3
Elemen (Kode)
Elemen (Kode)
Kerusakan (Kode)
Endapan/
berlebih (501)
Kerusakan (Kode)
Lokasi
Level 5
NK (S+R+K+F+P)
Level 4
NK (S+R+K+F+P)
lumpur
Lokasi
Pilar 1 (P1)
2
2
Pilar 1 (P1)
Level 5
NK (S+R+K+F+P)
3
Level 4
NK (S+R+K+F+P)
Level 5: (S) & (F) nilai 0; (R) (K) & (P) nilai 1
karena tumpukan sampah yang menghalangi
lebih dari 50% aliran air utama dikhawatirkan
mengubah
arah
aliran
air
sehingga
menyebabkan pengikisan pada dinding tanah
serta mempengaruhi kondisi pilar karena
4. PENILAIAN KONDISI
b) Batang Tepi Atas (4.461)
Level 4: (R) & (K) nilai 1 karena
munculnya tanda karat kecil pada
permukaan
elemen
baja
mengindikasikan penurunan mutu
lapisan pelindung lebih lanjut, dan
elemen yang mengalami kerusakan
melebihi 50% dari keseluruhan
Elemen (Kode)
Batang tepi atas (4.461) elemen batang tepi atas. (S), (F), &
(P) nilai 0.
Kerusakan (Kode)
Penurunan mutu lapis
Level 4: (R) & (K) nilai 1 karena
pelindung karat (301)
munculnya tanda karat kecil pada
Lokasi
Semua bentang (B)
permukaan
elemen
baja
mengindikasikan penurunan mutu
Level 5
lapisan pelindung lebih lanjut,
NK (S+R+K+F+P)
ditambah
tumpukan
sampah
Level 4
seperti
dedaunan
yang
meningkatkan
kelembapan
dan
NK (S+R+K+F+P)
2
berpotensi mempercepat proses
pengkaratan.
Elemen
yang
Penurunan mutu lapisan pelindung
mengalami kerusakan ini sudah
karat terjadi pada keseluruhan
melebihi 50% dari keseluruhan
elemen batang tepi atas, maka
elemen batang tepi bawah. (S), (F),
untuk sistem penilaian kondisi
& (P) bernilai 0
dilakukan pada level 4.
Dokumentasi
Volume
Elemen (Kode)
Volume
Batang
(4.462)
tepi
bawah
Kerusakan (Kode)
4. PENILAIAN KONDISI
e) Gelagar Melintang (4.468)
Elemen (Kode)
Kerusakan (Kode)
Lokasi
NK (S+R+K+F+P)
NK (S+R+K+F+P)
Volume
Dokumentasi
Volume
Elemen (Kode)
Kerusakan (Kode)
Karat (302)
Lokasi
B(1) X(2)
Level 5
NK (S+R+K+F+P)
2
Level 4
NK (S+R+K+F+P)
f)
4. PENILAIAN KONDISI
Sambungan (4.469)
Dokumentasi
Volume
Dokumentasi
Volume
Elemen (Kode)
Kerusakan (Kode)
Lokasi
NK (S+R+K+F+P)
NK (S+R+K+F+P)
Sambungan (4.469)
Karat (302)
B(1) X(3) Y(2) Z(2)
Level 5
3
Level 4
3
Elemen (Kode)
Kerusakan (Kode)
Lokasi
NK (S+R+K+F+P)
NK (S+R+K+F+P)
Sambungan (4.469)
Karat (302)
Semua bentang (B)
Level 5
Level 4
3
4. PENILAIAN KONDISI
Volume
Elemen (Kode)
Volume
Gelagar
memanjang
(4.501)
Karat (302)
Kerusakan (Kode)
Lokasi
NK (S+R+K+F+P)
2
Level 4
NK (S+R+K+F+P)
i)
Volume
Elemen (Kode)
Sambungan
expansion
joint
(4.604)
Kerusakan (Kode)
Retak (806)
P(1); P(2); P(3)
Lokasi
Level 5
NK (S+R+K+F+P)
Level 4
NK (S+R+K+F+P)
3
3
4. PENILAIAN KONDISI
Level 5: Expansion joint (tipe asphaltic plug joint) antara B3
dengan B4 mengalami retak pada aspal akibat pergerakan
sambungan arah horizontal. Untuk (R), (K) & (P) dnilai 1 karena
retak terjadi sepanjang lebar lantai kendaraan, berpotensi
meningkatkan beban kejut kendaraan dan dikhawatirkan air
dapat masuk melalui retak tersebut dan membuat pelat baja
pada struktur expansion joint asphaltic plug menjadi berkarat.
Retak dan dan permukaan yang bergelombang pada expansion
joint juga mempengaruhi kenyamanan. Untuk (S) & (F) dinilai 0
Level 4: nilai 1 untuk (R), (K) & (P) karena retak terjadi pada
seluruh elemen sambungan expansion joint jembatan, dan
dikhawatirkan pelat baja didasar expansion joint menjadi
berkarat akibat air yang merembes melalui retakan. Selain itu,
retakan dan permukaan yang bergelombang pada sambungan
expansion joint dianggap mengganggu kenyamanan arus
lalulintas. Pada (S) & (F) dinilai 0
j)
4. PENILAIAN KONDISI
Volume
Dokumentasi
Volume
Lokasi
A(1)
Level 5
NK (S+R+K+F+P)
Elemen (Kode)
Kerusakan (Kode)
Lokasi
Pecah (921)
Level 5
NK (S+R+K+F+P)
Level 4
NK (S+R+K+F+P)
B(4)
4
Level 4
NK (S+R+K+F+P)
PENILAIAN
KONDISI LEVEL 3
PENILAIAN
KONDISI LEVEL 2
PENILAIAN
KONDISI LEVEL 1
PENILAIAN
KAPASITAS
LALULINTAS
4. PENILAIAN KONDISI
LEVEL 3
Kode
Elemen
Nilai Kondisi
Kerusakan
3.210
Aliran Sungai
Sedimentasi
sampah
3.450
Rangka
Karat
dan
penurunan
pelindung karat
mutu
3.500
Sistem Lantai
lapis
3.600
3.610
3.700
Expansion Joint
Landasan/ perletakan
Perlengkapan
Kode
2.200
2.400
dan
Elemen Level 3
Elemen
Aliran Sungai/ Timbunan
Bangunan Atas
Elemen Level 1
Kode
Elemen
1.000
Jembatan
S
0
tumpukan
pada
S
0
0
R
1
R
1
1
NK
0
0
0
1
0
1
1
0
0
0
0
0
1
0
0
3
0
1
Nilai Kondisi
K
F
P
0
0
1
1
0
0
Nilai Kondisi
K
F
1
0
P
0
NK
2
2
NK
2
LHR tahunan pada Jembatan Kali Bogowonto tahun 2015 sebesar 23.397 smp.
Berdasarkan Tabel 3.6 Kriteria Kapasitas Lalulintas, maka standar kebijakan yang
diambil adalah lebar jembatan terlalu sempit dan tidak dapat diterima karena
lebar jembatan sebesar 7 meter dengan LHR lebih besar dari 20.000 smp.
5. SKRINING TEKNIS
HASIL SKRINING
TEKNIS
Pengendapan/
JEMBATAN
Pendangkalan
a) Pengerukan endapan lumpur sehingga profil sungai kembali ke bentuk yang seharusnya.
b) Pemeriksaan pada daerah hulu jembatan untuk kemungkinan mengalami degradasi
2) Kerusakan 502 Penumpukan Sampah dan
Hambatan
Pengerukan dan pembersihan sampah yang menumpuk pada pile cap.
B. REHABILITASI PADA SISTEM
RANGKA
1)
Kerusakan 301 Penurunan
Mutu
Lapisan
Pelindung
Terhadap Karat
a) Permukaan lapisan pelindung dibersihkan dan dilakukan pengecatan ulang sebagai bagian dari
pemeliharaan rutin.
b) Pembersihan dilakukan dengan cara mencuci dan menyikatnya pada bagian yang berkarat
menggunakan sikat kawat dengan memperhatikan jika pembersihan yang terlalu lama pada satu
tempat dapat menyebabkan timbulnya goresan pada permukaan. Segera dilakukan pengecatan
dengan cat dasar setelah persiapan dan pembersihan permukaan untuk mencegah munculnya kawat
kembali dan dilakukan pada hari yang sama dengan pekerjaan pembersihan permukaan.
6.
REHABILITASI
SUB
ELEMEN
1) Kerusakan 301 Penurunan Mutu Lapisan Pelindung Terhadap Karat
(Lanjutan)
JEMBATAN
c) Pengecatan dapat menggunakan kuas, penyemprotan udara, dan penyemprotan
dengan hampa
udara. Cat yang digunakan dibagi menjadi cat dasar jenis Alkyd Zinc Chromate dengan ketebalan 40
mikron (minimum) dan cat akhir jenis Alkyd Enamel dengan ketebalan 50 mikron (minimum). Sistem
pengecatan yang digunakan (untuk lingkungan normal) yaitu:
) Lapisan ke 1 setebal 40 mikron berupa cat dasar Alkyd Zinc Chromate
) Lapisan ke 2 setebal 40 mikron berupa lapisan dasar Alkyd
) Lapisan ke 3 setebal 35 mikron berupa lapisan Alkyd Enamel
) Lapisan ke 4 setebal 35 mikron berupa lapisal Alkyd Enamel
Sehingga keseluruhan tebal lapisan cat kering akhir minimum sebesar 150 mikron.
yang terbuka, plat gelincir dan sisi dari aspal yang dipotong dengan
NO
KODE
1
II
SAT
1307.5
m2
140
m3
7.418.638,50
140
m3
2.019.745,00
8.729,47
0.14
m2
D.01
E.01
E.02
5640.5
m2
38.182.478,90
5640.5
m2
224.053.337,09
79.088.309,02
8.729,47
262.235.815.,99
9.480.355,63
9.438.383,50
JUMLAH (Rp)
9.480.355,63
VOL
IV
URAIAN PEKERJAAN
A.01 Pembersihan 1 m2
1
III
7. RANCANGAN ANGGARAN
BIAYA
39
Liter
35
619.315,29
78.468.993,73
360.251.593,61
36.025.159,36
396.276.753,00
NK
http://www.micronart.com/
Rehabilitasi
Jembatan
Rp 396.276.753,00
SLIDE EXTRA
PENYEBAB KERUSAKAN
Penyebab kerusakan ditentukan berdasarkan kajian pustaka menggunakan BMS 1993 tentang Panduan
Pemeriksaan Jembatan
SEDIMENTASI
PENUMPUKAN
SAMPAH
Terjadi
akibat
terbawanya
sampah ke arah hilir oleh aliran
air sungai
Dapat
menyebabkan
beban
lateral tambahan pada pilar
jembatan dan mengubah arah
aliran
sungai
yang
dapat
PENURUNAN
KARAT
MUTU
PELINDUNG
PENYEBAB KERUSAKAN
KARAT
Dapat
muncul
lekukanlekukan
karat
pada
permukaan
baja
karena
karat menyebar ke dalam
bagian baja. Selanjutnya
akan terbentuk serpihanserpihan seperti lapisan tipis
yang mudah terkelupas pada
permukaan baja.
Akibat
rusaknya
lapisan
pelindung permukaan sehingga
terjadi interaksi antara udara
dan air dengan permukaan
baja.
PENYEBAB KERUSAKAN
PENYEBAB KERUSAKAN