Anda di halaman 1dari 34

TRAINING SAP2000

PERENCANAAN GEDUNG BERTINGKAT


5 LANTAI
(Berdasarkan SNI 1727-2020 & SNI 1729-2019)
KOORDINAT AXIS PADA SAP2000

Pada SAP2000 koordinat system mengacu pada


koordinat cartecius dimana tanda positif sesuai
dengan arah sumbu global dan tanda negative
melawan arah sumbu global

Berlaku juga 3 jenis tumpuan yaitu :


▪ Tumpuan Jepit
▪ Tumpuan Sendi
▪ Tumpuan Roll
TAHAPAN PERENCANAAN PADA SAP2000
Preliminary Design & Gambar Arsitek

Perencanaan Grid Awal pada SAP2000

Pembuatan Material Properties & Section Properties

Dalam perhitungan struktur, apabila dalam analisis


Modeling Struktur (Balok, Pelat, Kolom)
terjadi kegagalan struktur, atau struktur tidak kuat
menahan beban yang bekerja, maka kita lakukan
Pendefinisian Load Patterns, Load Case, Load Combination perubahan pada Section Properties atau dimensi
penampang.

Applikasi Pembebanan berdasarkan SNI 1727-2020

Run Analysis

Analisis Gempa & Analisis Struktur


DERAJAT KEBEBASAN PADA SAP200
Defleksi dari struktur ditentukan oleh displacement joint,
setiap joint pada model struktur mempunyai enam
komponen displacement, yaitu
 Joint mengalami translasi ke arah tiga sumbu lokal, yang
diberi notasi U1, U2 dan U3.
 Joint mengalami rotasi terhadap tiga sumbu lokal yang
diberi notasi R1, R2 dan R3
 Ke-enam komponen displacement tersebut diketahui
sebagai derajat kebebasan
GAYA DALAM PADA SAP2000
Sumbu Lokal pada SAP2000 disimbolkan dengan 1, 2,
dan 3 dimana biasanya arah – arah tersebut menunjukan
koordinat sumbu global:
• Sumbu lokal 1 = X
• Sumbu lokal 2 = Y
• Sumbu lokal 3 = Z

Symbol gaya dalam pada SAP2000:


M = Momen
V = Gaya geser
T = Torsi
P = Gaya Aksial
PRELIMINARY DESIGN STRUKTUR
SPESIFIKASI MATERIAL
▪ Potion Ratio beton Normal 0,15-0,2
▪ Modulus Elastisitas Beton
▪ Regangan maksimum beton 0,003

▪ Potion Ratio Baja 0,3


▪ Modulus Elastisitas Baja 200.000 Mp
PRELIMINARY DESIGN
PRELIMINARY DESIGN
PRELIMINARY DESIGN
• KOLOM
Rumus penampang kolom:

Pu = gaya aksial yang bekerja


Fc’ = kuat tekan beton (MPa)
PRELIMINARY DESIGN
PRELIMINARY DESIGN
PEMBEBANAN STRUKTUR
PERATURAN STRUKTUR
PEMBEBANAN
▪ PBI 1983 (Peraturan Pembebanan Indonesia)
▪ PPURG 1987 (Pedoman Perencanaan Untuk Rumah &
Gedung)
▪ SNI 1727-2020 (Pembebanan pada Gedung)
▪ SNI 1725-2016 (Pembebanan Jembatan)

STRUKTUR BETON
▪ PBI 1971 (Peraturan Beton Bertulang)
▪ SNI 2847-2019 (Perencanaan Beton untuk Gedung)
▪ SNI 8140-2016 (Perencanaan Beton untuk Rumah Tinggal)

STRUKTUR BAJA
▪ SNI 1729-2015 (Spesifikasi Bangunan Gedung Baja
Struktural)
BANGUNAN TAHAN GEMPA
SNI 1726 – 2019 (Tata cara perencanaan ketahanan gempa
untuk struktur bangunan gedung dan nongedung )
BEBAN MATI
 BEBAN MATI (DL & SIDL)
Beban mati adalah berat seluruh bahan konstruksi bangunan
gedung yang terpasang, termasuk dinding, lantai, atap,
plafon, tangga, dinding partisi tetap, finishing, klading
gedung dan komponen arsitektural dan struktural lainnya
serta peralatan layan terpasang lain termasuk berat derek dan
sistem pengangkut material.
BEBAN HIDUP
 BEBAN HIDUP (LL)
Beban yang diakibatkan oleh pengguna dan penghuni
bangunan gedung atau struktur lain yang tidak termasuk
beban konstruksi atau beban lingkungan, seperti beban
angin, beban hujan, beban gempa, beban banjir, atau beban
mati.

 BEBAN HIDUP ATAP (Lr)


Beban pada atap yang diakibatkan pelaksanaan pemeliharaan
oleh pekerja, peralatan, dan material dan selama masa layan
struktur yang diakibatkan oleh benda bergerak, seperti
tanaman atau benda dekorasi kecil yang tidak berhubungan
dengan penghunian.
BEBAN AIR HUJAN
 BEBAN AIR HUJAN (R)
Parapet
Setiap bagian dari suatu atap harus dirancang mampu
Scupper
dh
Top of rain water menahan beban dari semua air hujan yang terkumpul apabila
sistim drainase primer untuk bagian tersebut tertutup
ds Roof Drain
ditambah beban merata yang disebabkan oleh kenaikan air di
atas lubang masuk sistim drainase sekunder pada aliaran
rencananya.
Primary drainage system
BEBAN ANGIN
 BEBAN ANGIN (W) adalah beban yang bekerja
pada struktur akibat tekanan-tekanan dari gerakan
angin. Beban angin sangat tergantung dari lokasi
dan ketinggian struktur. Kecepatan angin statik
bertambah dengan quadrat ketinggian bangunan
dan tekanan angin bertambah sebagai quadrat dari
kecepatan angin, dengan demikian efek angin pada
bangunan tinggi berlipat ganda dengan
bertambahnya tinggi.
BEBAN ANGIN
BEBAN GEMPA
Beban gempa adalah beban lateral yang dominan terhadap
kestabilan struktur, dimana besarnya getaran yang terjadi
di dalam struktur diakibatkan adanya pergerakan tanah
oleh gempa.
ANALISIS STRUKTUR GEMPA
BANGUNAN TAHAN GEMPA
BANGUNAN TAHAN GEMPA

Menentukan Kategori Resiko Gempa

Menentukan Respon Spektrum berdasarkan Lokasi


Struktur → (Ss, S1, SD1, SDs, Fa, Fv)

Menentukan Kategori Desain Seismik

Menentukan Sistem Struktur Bangunan

Analisis Struktur Gempa

Periode Alami, Gaya Geser Simpangan Antar


Efek P-Delta Ketidakberaturan
Partisipasi Massa Dasar Lantai
KATEGORI RESIKO
 Sesuai SNI 1726:2019 Pasal 4.1.2 Kategori
Resiko Bangunan adalah sebagai berikut:

I. Gedung dengan resiko rendah terhadap jiwa


manusia:
II. Gedung yang memiliki resiko kecuali resiko I,
III, IV:
III. Gedung yang memiliki resiko tinggi:
meyebabkan dampak ekonomi substansial
dan/atau gangguan massa
IV. Gedung untuk fasilitas penting (essensial):
menyebabkan bahaya besar bagi masyarakat
KATEGORI RESIKO BANGUNAN TAHAN
GEMPA
KATEGORI RESIKO
 Sesuai SNI 1726:2019 Tabel 4 Faktor Keutamaan
Gempat berdasarkan kategori Resikonya yaitu :

g x I /R
RESPON SPEKTRUM

 PGA = Kecepatan Tanah Dasar


 SD1 = Koefisien Percepatan Periode 1 detik
 SDs = Koefisien Percepatan Periode Pendek
 Ss = parameter respons spektral percepatan gempa MCER terpetakan untuk periode pendek
 S1 = parameter respons spektral percepatan gempa MCER terpetakan untuk periode 1 detik.
 T (Periode) = Waktu yang dibutuhkan untuk mengalami 1 kali getaran
KATEGORI RESIKO BANGUNAN TAHAN
GEMPA
KATEGORI DESAIN SEISMIK
Kategori desain seismik baru diperkenalkan di SNI
2012. Kategori desain sesimik dibagimenjadi enam
yaitu kategori desain seismik A, B, C, D, E dan F.
Kategori desain seismik ditentukan oleh kategori
resiko struktur yang ditinjau (I-IV) dan nilai paramater
gempa dari situs dimana struktur atau bangunan
tersebut akan dibangun (SDS dan SD1).

Kategori desain seismik ini akan menentukan tipe


struktur apa yang dapat digunakan yang nantinya
berpengaruh pada nilai R (Koefision Modifikasi
Respon) dan pendetailan dari desain struktur tersebut.
FAKTOR MODIFIKASI RESPONS
 Sistem rangka pemikul momen adalah sistem struktur
yang pada dasarnya memiliki ruang pemikul beban
gravitasi secara lengkap, sedangkan beban lateral yang
diakibatkan oleh gempa dipikul oleh rangka pemikul
momen melalui mekanisme lentur. sistem ini terbagi
menjadi 3, yaitu SRPMB (Sistem Rangka Pemikul
Momen Biasa), SRPMM (Sistem Rangka Pemikul
Momen Menengah), dan SRPMK (Sistem Rangka
Pemikul Momen Khusus).
KOMBINASI BEBAN TERFAKTOR
Pengecualian:
1. 1,4 D Beban L < 4.78 kN/m2, faktor beban kombinasi 3 dan 4
diizinkan sebesar 0,5 (pengecualian garasi atau pertemuan
2. 1,2 D + 1,6 L +0,5 (Lr atau S atau R) umum)
3. 1,2 D + 1,6 (Lr atau S atau R) + (L atau Beban salju harus diambil sebagai beban salju atap datar
0,5W) atau miring

4. 1,2 D + W + L + 0,5 (Lr atau S atau R) Beban fluida (jika ada) harus disertakan dengan faktor sama
seperti D pada kombinasi 1-4
5. 0,9 D + W
Bila ada beban H pada beban utama, harus diperthitungkan
6. 1,2 D + Ev + Eh + L + 0,2 S dengan faktor sebesar 1,6

7. 0,9 D – Ev + Eh
PERIODE ALAMI STRUKTUR
 Sesuai SNI 1726:2019 Periode fundamental
pendekatan (Ta), dalam detik, harus ditentukan
dari persamaan berikut:
GAYA GESER DASAR
 Gaya geser dasar seismik, V, sesuai dengan SNI 1726:2019 pasal 7.8.1 dalam arah yang ditetapkan harus
ditentukan sesuai dengan persamaan berikut:

Apabila periode fundamental hasil analisis lebih besar dari CuTa pada suatu arah tertentu, maka periode struktur T harus diambil
sebesar CuTa. Apabila kombinasi respons untuk gaya geser dasar hasil analisis ragam (Vt) kurang dari 100 % dari gaya geser (V)
yang dihitung melalui metode statik ekivalen, maka gaya tersebut harus dikalikan dengan V/Vt, dimana. V adalah gaya geser dasar
statik ekivalen yang dihitung sesuai pasal ini, dan Vt adalah gaya geser dasar yang didapatkan dari hasil analisis kombinasi ragam.
SIMPANGAN ANTAR LANTAI
 Simpangan antar lantai adalah perpindahan lateral
relative antara dua tingkat bangunan yang berdekatan
atau dapat dikatakan simpangan mendatar tiap tiap
tingkat bangunan (horizontal story to story
deflection). Penentuan simpangan antar tingkat
desain (Δ) harus dihitung sebagai perbedaan
simpangan pada pusat massa di atas dan di bawah
tingkat yang ditinjau (lihat Gambar).
EFEK P-DELTA
 Efek P-Delta adalah gejala yang terjadi pada struktur
bangunan gedung yang fleksibel dimana simpangan
lateral akibat beban gempa menimbulkan beban tambahan
yang terjadi oleh beban gravitasi
SEKIAN & TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai