JALAN PENDEKAT,
DINDING PENAHAN
TANAH DAN STABILITAS
LERENG
SESI 07 –
JALAN PENDEKAT,
DINDING PENAHAN
TANAH DAN
STABILITAS
LERENG
Dr. Ir. HIJRIAH, ST, MT
- UNIVERSITAS BOSOWA
1. Peserta mengetahui pengujian tanah lapangan dan laboratorium
2. Peserta memahami kondisi lapisan tanah dan dapat melakukan intepretasi terhadap hasil
uji lapangan
3. Peserta mengetahui potensi bidang gelincir pada lereng
4. Peserta memahami penggunaan data tanah dari pengujian yang akan digunakan
untuk desain daya dukung tanah dasar terhadap bangunan oprit
5. Peserta memahami dalam menganalisa penurunan yang akan terjadi bangunan oprit
6. Peserta mengetahui jenis-jenis perkuatan yang umum digunakan bangunan oprit
7. Peserta memahami beban yang bekerja pada dinding penahan tanah
8. Peserta memahami konsep desain dinding penahan tanah terhadap ketahanan daya
dukung, guling dan geser
9. Peserta memahami konsep desain dinding MSE terhadap stabilitas internal
(pusut/patah dan tarik/tercabut) dan stabilitas eksternal (daya dukung, guling dan
geser)
10. Peserta memahami gambar detail dinding penahan tanah
1. Pengenalan Pengujian Lapangan yang umum dilakukan berdasarkan SNI 8460-2017
2. Contoh Hasil Uji Sondir (CPT)
3. Intepretasi Lapisan Tanah Terhadap Hasil Uji CPT
4. Intepretasi Lapisan Tanah Terhadap Hasil Uji SPT
5. Konsep Penggunaan data tanah dalam analisa jangka pendek dan analisa jangka
panjang
6. Analisa Stabilitas Timbunan Oprit
7. Perkiraan Lokasi Bidang Gelincir
8. Kriteria Perancangan Lereng
9. Perhitungan daya dukung tanah
10. Metode Analisis Stabilitas Lereng
11. Perhitungan penurunan konsolidasi
12. Perkuatan Stabilitas Lereng
13. Konsep Perhitungan Dinding Penahan Tanah Kantilever
14. Teori Tekanan Tanah Lateral
15. Analisa Stabilitas Dinding Penahan Tanah
16. Desain Dinding Penahan Tanah Kantilever
17. Desain dingng MSE (Mechanically Stabilized Earth Wall, MSE Wall)
Pada perencanaan oprit jembatan dengan
konstruksi timbunan tanah terdapat beberapa
hal penting yang perlu dianalisa agar pada saat
konstruksi dan layan tidak terdapat kerusakan.
- Penyelidikan awal untuk penentuan posisi dan perancangan awal dari bangunan
- Penyelidikan tahap perancangan
- Pemeriksaan kesesuaian hasil penyelidikan selama konstruksi
Jenis Struktur Jumlah Minimum Penyelidikan Tanah
- Untuk jembatan konvensional dengan bentang < 50 m : minimum 1
titik padatiap abutment dan pilar per 2 lajur lalu lintas
Jembatan
- Untuk jembatan khusus dengan bentang ≥ 50 m atau jembatan
di laut: ditentukan oleh tenaga ahli geoteknik
Sabilitas lereng, galian - 3 – 5 titik pada potongan kritis untuk menghasilkan model untuk
dalam, dan timbunan
dilakukan analisis. Jumlah potongan kritis tergantung tingkat
tinggi dengan ketinggian >
6m untuk tanah normal masalah stabilitas.
dan > 3m pada tanah - Untuk kelongsoran yang masih aktif, minimum satu titik pada sisi
lunak
atas lereng yang longsor.
BERDASARKAN SNI 2827-2008 UJI CPT DIGUNAKAN UNTUK MEMPEROLEH
PARAMETER- PARAMETER PERLAWANAN PENETRASI LAPISAN TANAH DI
LAPANGAN BERUPA PERLAWANAN KONUS (QC), PERLAWANAN GESER (FS),
ANGKA BANDING GESER (RF), DAN GESERAN TOTAL TANAH (TF) YANG DAPAT
DIGUNAKAN UNTUK INTERPRETASI PERLAPISAN TANAH YANG MERUPAKAN
BAGIAN DARI DESAIN GEOTEKNIK.
Dengan :
γ = γDf (kPa)
B = Berat Jenis (kN/m3)
Nc, Nq dan=NLebar
γ
Pondasi
= (m)Daya
Faktor
F ,F ,F Dukung
cs qs γs
= Faktor Bentuk
F , F ,
cd qd = Faktor Kedalaman
1. ANALISIS STABILITAS LERENG TERBATAS (FINITE SLOPE) METODE SEDERHANA ASUMSI
BIDANG LONGSOR
DATAR Tahap 1. Tentukan bidang longsor yang
dicoba
•lingkaran kritis melewati kaki lereng jika lereng lebih curam dengan
Tahap 1. perbandingan kira-kira 1 H : 1 V.
Perkirakan lokasi lingkaran kritis yang mungkin untuk diselidiki. Untuk kondisi tanah
homogen,
•Tahap 2. Melakukan analisa terhadap kriteria yang dapat
menentukan kemungkinan yang harus diperiksa
-Jika ada air di luar lereng, maka suatu lingkaran yang melintas
di atas air mungkin kritis
-Jika suatu lapisan tanah lebih lunak dari pada yang di
atasnya, maka lingkaran kritis diperluas ke lapisan yang
lebih rendah (lebih lunak). Ini berlaku untuk lapisan di
atas dan di bawah kaki lereng
- Jika suatu lapisan tanah lebih kuat dari pada yang di
2. ANALISIS STABILITAS LERENG TERBATAS (FINITE SLOPE) DENGAN
MENGGUNAKAN DIAGRAM (CHART)
Tahap 5. Tentukan nilai rata-rata dari parameter kuat geser tanah dengan
persamaan
2. ANALISIS STABILITAS LERENG TERBATAS (FINITE SLOPE) DENGAN
MENGGUNAKAN DIAGRAM (CHART)
Metode ini digunakan untuk analisa stabilitas lereng pada kasus dimana sudut geser dalam (φ) =
0
Mulai
Hitung nilai W
Hitung nilai Δ l
Periksa faktor
keamanan
Tidak
Selesai
3. ANALISIS STABILITAS LERENG MENGGUNAKAN LEMBAR KERJA
(SPREADSHEET)
Metode Irisan Biasa (Ordinary Methods of Slices)
3. ANALISIS STABILITAS LERENG MENGGUNAKAN LEMBAR KERJA
(SPREADSHEET)
Metode Bishop Disederhanakan (Simplified Bishop Method)
Mulai
Periksa faktor A
Input data Tanah : keamanan
∙ b (Lebar horizontal irisan, m)
(Tinggi irisan pada material i, m)
∙ hi
∙ γi(Berat volume total material i, kN/m³)
c 'b + (W − ub) tan φ '
∙ (Sudut
∙ αc '
kemiringan
(Kohesi dasar,
pada irisan, derajat)
kN/m²)
FK =
∑⎡⎢⎣ ⎥ ma
⎦
(Sudut geser dalam, derajat)
∙ φ' ⎤
∑
(Tekanan air pori) W sin α
∙ u
∙ γw(Berat volume air, kN/m³)
∙ Fi(Faktor keamanan yang dicoba)
Diperlukan FK
tindakan Ya Kurang dari yang
Hitung nilai W penstabilan lereng disyaratkan
Hitung nilai Δ l
b Selesai
Δl =
cosα
Hitung nilai u
Lanjut
ke A
Salah satu hal yang penting diperhatikan dalam
melakukan perencanaan timbunan oprit pada tanah
kohesif (terutama tanah kohesif lunak) adalah besar
penurunan yang terjadi akibat konsolidasi.
Konsolidasi dapat diartikan suatu proses terjadinya
disipasi air pori pada tanah dengan permeabilitas
rendah akibat diberikan beban yang mengakibatkan
terjadinya perubahan voume dan ditandai dengan
penurunan.
Pendekatan yang digunakan untuk mendapatkan besar
penurunan
terkonsolidasipada tanah kohesif tergantung
(Overconsolidated) atau pada Penurunan Disekitar Tiang yang Mendukung Kepala
kenaikan
terkonsolidasi tegangan dan Consolidated)
normal (Normally apakah tanah Jembatan yang Menyebabkan Gaya Gesek Dinding
Negatif
terlalu
Pada saat melakukan pehitungan untuk menentukan Untuk tanah kohesif terlalu terkonsolidasi
dimana po + Δp > pc penurunan dapat dihitung
besar penurunan konsolidasi, beban tambahan
diberikan harus mencakup seluruh beban dengan persamaan
yang
nantinya akan bekerja pada oprit
yang
jembatan
• Untuk tanah kohesif terlalu terkonsolidasi dimana po + Δp < pc
penurunan dapat dihitung dengan persamaan
Stabilitas Dinding
Penahan Tanah harus
memenuhi persyaratan :
• FS Guling ≥ 2
• FS Geser ≥ 1.5
• FS Daya Dukung ≥ 3
PERENCANAAN DIMENSI DINDING
PENAHAN TANAH
Tidak
Ya
Mengasumsikan dimensi untuk dinding
penahan tanah
Hitung Faktor Keamanan (FS)
Tidak untuk Stabilitas Daya Dukung
Periksa Stabilitas
terhadap geser.
FS Geser terpenuhi Ya
Komponen-kompone
n perkuatan :
• Timbunan (Backfill)
berupa tanah berbutir
kasar
• Perkuatan pita
metalik yang tipis
• Penutup permukaan
(facing element)
ANALISIS MENGGUNAKAN DAYA
DUKUNG FRIKSI
• Pada perkuatan lajur (strip reinforcement)
FR =As.(σ’v tanφu) = (2wLe).(σ’v tanφu)
1
dimana : L
e1
2
FR = Gaya geser yang L
e2
3
ditahan oleh perkuatan Le3
akibat dipegang oleh tanah 4
L
σ v’= Tegangan vertikal efektif e4
5
As = Luas penampang perkuatan L
e5
Le = panjang efektif
T
FR t
Le w
FAKTOR KEAMANAN TERHADAP
PUTUS/PATAH
(RAPTURE/ BREAKING) Gaya horizontal yang dipikul
(T) perkedalaman
SH T = σ a SV SH = γ z K a SV SH
σa
Kapasitas tarik perkuatan w t fy
SV =
t
w Faktor keamanan terhadap
putus/patah
FS (B) = w t fy w=t fy
σa SV
T
SH
FSB biasanya 2.5 -
3
FAKTOR KEMANAN TERHADAP
TARIK (PULLOUT)
σv ’
FR
Le
⎛2 ⎞
e (φv
FR =e 2 Lv wu σtan )= 2 L w σtan φ⎜ ⎟
⎝3 ⎠
⎛2 ⎞
2 Lw
e σv tan ⎜ φ⎟ ⎠ (2)
FS P= 3
σa SV ⎝
SH
MENENTUKAN PANJANG TOTAL
PERKUATAN
Panjang total perkuatan (L) L= L R + Le (3)
:
Dimana :
LR = panjang dalam zona keruntuhan rankine
Le = panjang efektif
FS
(P )
σ S S H−z
Le a V H
(4) LR = (5)
⎞ ⎛
= 2 w σ v tan ⎜⎛ 2 φ ⎟ φ
⎝3⎠ tan ⎝ 45 + ⎠⎞
⎜ 2⎟
STABILITAS
EKSTERNAL
Penyelesaian :
Rencanakan ketebalan dari tie.
Asumsikan Sv = 0.5 m, SH = 1 m dan w = 75 mm. Diketahui
φ1 = 30o sehingga Ka = tan2 (45 -φ1 /2) == 1/3. Gaya tie :
T = σa S v S H
Penyelesaian :
Gaya tie maksimum (Tmax) terjadi pada σa(max) yaitu pada kedalaman H. Untuk kasus ini
σ =γHK
a(max) a
Jika nilai korosi adalah 0.025 mm/tahun dan umur layan struktur adalah 50
tahun, ketebalan aktuan dari tie adalah : t = 3.69 +(0.025 x 50) = 4.94 mm ≈5
mm