Anda di halaman 1dari 86

SESI 07 –

JALAN PENDEKAT,
DINDING PENAHAN
TANAH DAN STABILITAS
LERENG
SESI 07 –
JALAN PENDEKAT,
DINDING PENAHAN
TANAH DAN
STABILITAS
LERENG
Dr. Ir. HIJRIAH, ST, MT
- UNIVERSITAS BOSOWA
1. Peserta mengetahui pengujian tanah lapangan dan laboratorium
2. Peserta memahami kondisi lapisan tanah dan dapat melakukan intepretasi terhadap hasil
uji lapangan
3. Peserta mengetahui potensi bidang gelincir pada lereng
4. Peserta memahami penggunaan data tanah dari pengujian yang akan digunakan
untuk desain daya dukung tanah dasar terhadap bangunan oprit
5. Peserta memahami dalam menganalisa penurunan yang akan terjadi bangunan oprit
6. Peserta mengetahui jenis-jenis perkuatan yang umum digunakan bangunan oprit
7. Peserta memahami beban yang bekerja pada dinding penahan tanah
8. Peserta memahami konsep desain dinding penahan tanah terhadap ketahanan daya
dukung, guling dan geser
9. Peserta memahami konsep desain dinding MSE terhadap stabilitas internal
(pusut/patah dan tarik/tercabut) dan stabilitas eksternal (daya dukung, guling dan
geser)
10. Peserta memahami gambar detail dinding penahan tanah
1. Pengenalan Pengujian Lapangan yang umum dilakukan berdasarkan SNI 8460-2017
2. Contoh Hasil Uji Sondir (CPT)
3. Intepretasi Lapisan Tanah Terhadap Hasil Uji CPT
4. Intepretasi Lapisan Tanah Terhadap Hasil Uji SPT
5. Konsep Penggunaan data tanah dalam analisa jangka pendek dan analisa jangka
panjang
6. Analisa Stabilitas Timbunan Oprit
7. Perkiraan Lokasi Bidang Gelincir
8. Kriteria Perancangan Lereng
9. Perhitungan daya dukung tanah
10. Metode Analisis Stabilitas Lereng
11. Perhitungan penurunan konsolidasi
12. Perkuatan Stabilitas Lereng
13. Konsep Perhitungan Dinding Penahan Tanah Kantilever
14. Teori Tekanan Tanah Lateral
15. Analisa Stabilitas Dinding Penahan Tanah
16. Desain Dinding Penahan Tanah Kantilever
17. Desain dingng MSE (Mechanically Stabilized Earth Wall, MSE Wall)
Pada perencanaan oprit jembatan dengan
konstruksi timbunan tanah terdapat beberapa
hal penting yang perlu dianalisa agar pada saat
konstruksi dan layan tidak terdapat kerusakan.

1. Daya Dukung Tanah Dasar, akan menjadi


penting terkait apakah tanah dasar
mampu menahan beban tanah timbunan,
bagaimana proses konstruksi timbunan
yang akan dilakukan, bahkan jenis
perbaikan tanah dasar yang akan.
2. Stabilitas Lereng Timbunan, analisa
dilakukan untuk mendapatkan bentuk
dari kondisi stabil dari sebuah lereng
3. Penurunan yang Terjadi, hal ini
sangat penting ketika oprit
dikonstruksi pada tanah yang mudah
termapatkan,
Panduan yang digunakan dalam bahasan oprit, stabilitas lereng dan jalan pendekat ini
adalah
1. SNI 8460:2017 Persyaratan Perancangan Geoteknik
2. Pedoman Konstruksi dan Bangunan N0. 003/BM/2009. Perencanaan
Pelaksanaan Perkuatan Tanah dengan Geosintetik.
3. Surat Edaran Nomor 18/SE/Db/2017 Tentang Penyampaian Perubahan Bridge
Management System (BMS) Panduan Perencanaan Jembatan Volume 2 (Bridge
Design Manual Section 8, 9 & 10)
PENYELIDIKAN TANAH HARUS MEMBERIKAN DESKRIPSI KONDISI TANAH YANG RELEVAN
DENGAN PEKERJAAN YANG AKAN DILAKSANAKAN DAN MENETAPKAN DASAR UNTUK
PENILAIAN PARAMETER GEOTEKNIK YANG RELEVAN UNTUK SEMUA TAHAP KONSTRUKSI.

Penyelidikan tanah harus dilakukan secara bertahap untuk memperoleh


informasi yang komprehensif sepanjang perancangan awal, perancangan, dan pembangunan
proyek

- Penyelidikan awal untuk penentuan posisi dan perancangan awal dari bangunan
- Penyelidikan tahap perancangan
- Pemeriksaan kesesuaian hasil penyelidikan selama konstruksi
Jenis Struktur Jumlah Minimum Penyelidikan Tanah
- Untuk jembatan konvensional dengan bentang < 50 m : minimum 1
titik padatiap abutment dan pilar per 2 lajur lalu lintas
Jembatan
- Untuk jembatan khusus dengan bentang ≥ 50 m atau jembatan
di laut: ditentukan oleh tenaga ahli geoteknik
Sabilitas lereng, galian - 3 – 5 titik pada potongan kritis untuk menghasilkan model untuk
dalam, dan timbunan
dilakukan analisis. Jumlah potongan kritis tergantung tingkat
tinggi dengan ketinggian >
6m untuk tanah normal masalah stabilitas.
dan > 3m pada tanah - Untuk kelongsoran yang masih aktif, minimum satu titik pada sisi
lunak
atas lereng yang longsor.
BERDASARKAN SNI 2827-2008 UJI CPT DIGUNAKAN UNTUK MEMPEROLEH
PARAMETER- PARAMETER PERLAWANAN PENETRASI LAPISAN TANAH DI
LAPANGAN BERUPA PERLAWANAN KONUS (QC), PERLAWANAN GESER (FS),
ANGKA BANDING GESER (RF), DAN GESERAN TOTAL TANAH (TF) YANG DAPAT
DIGUNAKAN UNTUK INTERPRETASI PERLAPISAN TANAH YANG MERUPAKAN
BAGIAN DARI DESAIN GEOTEKNIK.

Berdasarkan SNI 4153-2008 uji NSPT digunakan untuk memperoleh parameter


perlawanan penetrasi lapisan tanah di lapangan dengan SPT, yang dapat
dipergunakan untuk identifikasi perlapisan tanah yang merupakan bagian dari
desain geoteknik.
Karena pada pengujian CPT tidak ada sample tanah yang tertahan, maka untuk
menentukan lapisan tanah hanya berdasarkan dari nilai qc dan fs
Nilai NSPT yang
Muka Air digunakan merupakan
Tanah penjumlahan N2 +N3
N1 tidak
diperhitungkan untuk
nilai NSPT karena
dianggap tanah
terganggu akibat
proses pengeboran
SALAH SATU KELEBIHAN UJI NSPT ADALAH SAMPLE TANAH PADA SAAT PROSES PENGUJIAN
DAPAT DIAMBIL. OLEH KARENA ITU, JENIS TANAH SUDAH BISA DIKETAHUI SAAT PROSES
PENGUJIAN NAMUN KONSISTENSI / KEPADATAN DAPAT DIKETAHUI DARI NILAI N-SPT.
Analisa yang umum digunakan dalam bidang geoteknik dibagi menjadi 2 (dua)
:1. Analisa jangka pendek (short term analysis) yaitu analisa yang dilakukan pada
kondisi air pori belum sempat untuk terdisipasi, parameter yang digunakan
analisis
dalam berupa parameter total (cu dan φu).
2. Analisa jangka panjang (long term analysis), yaitu analisa yang dilakukan pada saat
kondisi air pori sudah terdisipasi, parameter yang digunakan dalam analisi
parameter
berupa efektif (c’ dan
φ).
Hal-Hal yang perlu dipastikan dalam konstruksi timbunan oprit adalah
1. Daya dukung tanah dasar
2. Stabilitas Lereng Timbunan
3. Penurunan yang terjadi
1. KRITERIA
PEMBEBANAN
a. Beban Gempa

Dengan Faktor Keamanan minimum FK > 1.1


b. Beban Lalu Lintas
2. Kriteria Loading dan Unloading (stress history)
3. Kriteria Umur Rencana
4. Kriteria Deformasi
5. Kriteria Faktor keamanan
PERHITUNGAN DAYA DUKUNG TANAH PADA TIMBUNAN OPRIT DAPAT
DILAKUKAN JUGA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN UNTUK MENGHITUNG
DAYA DUKUNG TANAH UMUM OLEH MAYERHOF

Dengan :

qu = Daya Dukung Ultimit Tanah


c’ (kPa)
q = Kohesi Tanah Dasar (kPa)

γ = γDf (kPa)
B = Berat Jenis (kN/m3)

Nc, Nq dan=NLebar
γ
Pondasi
= (m)Daya
Faktor
F ,F ,F Dukung
cs qs γs
= Faktor Bentuk
F , F ,
cd qd = Faktor Kedalaman
1. ANALISIS STABILITAS LERENG TERBATAS (FINITE SLOPE) METODE SEDERHANA ASUMSI
BIDANG LONGSOR
DATAR Tahap 1. Tentukan bidang longsor yang
dicoba

Tahap 2. Hitung berat tanah timbunan


yang akan longsor. Segitiga ABC adalah
masa tanah yang tidak stabil (akan
longsor)

Tahap 3. Hitung gaya normal yang bekerja :

Tahap 4. Hitung gaya geser yang bekerja

Tahap 5. Hitung tahanan geser yang


dikerahkan

Tahap 6. Hitung Faktor Keamanan Lereng (FK)


2. ANALISIS STABILITAS LERENG TERBATAS (FINITE SLOPE) DENGAN
MENGGUNAKAN DIAGRAM (CHART)
Analisa stabilitas lereng ini ditujukan untuk stabilitas lereng pada tanah-tanah yang memiliki nilai sudut geser
dalam (φ) = 0 dikembangkan oleh Janbu (1968) dengan tahapan:

•lingkaran kritis melewati kaki lereng jika lereng lebih curam dengan
Tahap 1. perbandingan kira-kira 1 H : 1 V.
Perkirakan lokasi lingkaran kritis yang mungkin untuk diselidiki. Untuk kondisi tanah
homogen,
•Tahap 2. Melakukan analisa terhadap kriteria yang dapat
menentukan kemungkinan yang harus diperiksa

-Jika ada air di luar lereng, maka suatu lingkaran yang melintas
di atas air mungkin kritis
-Jika suatu lapisan tanah lebih lunak dari pada yang di
atasnya, maka lingkaran kritis diperluas ke lapisan yang
lebih rendah (lebih lunak). Ini berlaku untuk lapisan di
atas dan di bawah kaki lereng
- Jika suatu lapisan tanah lebih kuat dari pada yang di
2. ANALISIS STABILITAS LERENG TERBATAS (FINITE SLOPE) DENGAN
MENGGUNAKAN DIAGRAM (CHART)

Tahap 3. Hitung faktor kedalaman (d) menggunakan persamaan


berikut
2. ANALISIS STABILITAS LERENG TERBATAS (FINITE SLOPE) DENGAN
MENGGUNAKAN DIAGRAM (CHART)
Tahap 4. Dapatkan pusat lingkaran kritis untuk kedalaman yang
dicoba

Tahap 5. Tentukan nilai rata-rata dari parameter kuat geser tanah dengan
persamaan
2. ANALISIS STABILITAS LERENG TERBATAS (FINITE SLOPE) DENGAN
MENGGUNAKAN DIAGRAM (CHART)

Tahap 6. Hitung kuantitas Pd dengan menggunakan


persamaan
2. ANALISIS STABILITAS LERENG TERBATAS (FINITE SLOPE) DENGAN
MENGGUNAKAN DIAGRAM (CHART)
Tahap 7. Menentukan nilai angka stabilitas/stability Tahap 8. Hitung Faktor Keamanan
number (N0) yang tergantung pada sudut kemiringan (FK)
lereng (β) dan nilai d.
3. ANALISIS STABILITAS LERENG MENGGUNAKAN LEMBAR KERJA
(SPREADSHEET)
Untuk perhitungan angka keamanan didasari pada asumsi bahwa gaya-gaya yang bekerja
diakibatkan oleh berat volume dari massa tanah saja, dan gaya-gaya yang menahan hanya
diakibatkan oleh kuat geser tanah.
3. ANALISIS STABILITAS LERENG MENGGUNAKAN LEMBAR KERJA
(SPREADSHEET)
Metode Lingkaran Swedish (φ = 0)

Metode ini digunakan untuk analisa stabilitas lereng pada kasus dimana sudut geser dalam (φ) =
0
Mulai

Input data Tanah :


∙ (Lebar horizontal irisan, m)
∙ (Tinggi irisan pada material, m)
∙ (Berat volume, kN/m³)
∙ (Sudut kemiringan dasar, derajat)
∙ (Kohesi, kN/m²)

Hitung nilai W

Hitung nilai Δ l

Periksa faktor
keamanan

Diperlukan tindakan Ya Kurang dari yang


penstabilan lereng disyaratkan

Tidak

Selesai
3. ANALISIS STABILITAS LERENG MENGGUNAKAN LEMBAR KERJA
(SPREADSHEET)
Metode Irisan Biasa (Ordinary Methods of Slices)
3. ANALISIS STABILITAS LERENG MENGGUNAKAN LEMBAR KERJA
(SPREADSHEET)
Metode Bishop Disederhanakan (Simplified Bishop Method)
Mulai

Periksa faktor A
Input data Tanah : keamanan
∙ b (Lebar horizontal irisan, m)
(Tinggi irisan pada material i, m)
∙ hi
∙ γi(Berat volume total material i, kN/m³)
c 'b + (W − ub) tan φ '
∙ (Sudut
∙ αc '
kemiringan
(Kohesi dasar,
pada irisan, derajat)
kN/m²)
FK =
∑⎡⎢⎣ ⎥ ma

(Sudut geser dalam, derajat)
∙ φ' ⎤

(Tekanan air pori) W sin α
∙ u
∙ γw(Berat volume air, kN/m³)
∙ Fi(Faktor keamanan yang dicoba)
Diperlukan FK
tindakan Ya Kurang dari yang
Hitung nilai W penstabilan lereng disyaratkan

W = bx(h1.γ 1 + h2.γ 2 + h3.γ 3)


Tidak

Hitung nilai Δ l
b Selesai
Δl =
cosα
Hitung nilai u

u = γ w.hpizometer sin α tan φ


(a) detail ma = cosα +
Hitung nilai ma ' Fi
untuk setiap nilai
(b) CATATAN : untuk masing-masing
F1, F2, dan F3 perhitungan nilai ma dan nilai faktor
sin α tan φ '
ma = cosα + keamanan yang dicoba untuk
Fi perhitungan Faktor Keamanan

Lanjut
ke A
Salah satu hal yang penting diperhatikan dalam
melakukan perencanaan timbunan oprit pada tanah
kohesif (terutama tanah kohesif lunak) adalah besar
penurunan yang terjadi akibat konsolidasi.
Konsolidasi dapat diartikan suatu proses terjadinya
disipasi air pori pada tanah dengan permeabilitas
rendah akibat diberikan beban yang mengakibatkan
terjadinya perubahan voume dan ditandai dengan
penurunan.
Pendekatan yang digunakan untuk mendapatkan besar
penurunan
terkonsolidasipada tanah kohesif tergantung
(Overconsolidated) atau pada Penurunan Disekitar Tiang yang Mendukung Kepala
kenaikan
terkonsolidasi tegangan dan Consolidated)
normal (Normally apakah tanah Jembatan yang Menyebabkan Gaya Gesek Dinding
Negatif
terlalu
Pada saat melakukan pehitungan untuk menentukan Untuk tanah kohesif terlalu terkonsolidasi
dimana po + Δp > pc penurunan dapat dihitung
besar penurunan konsolidasi, beban tambahan
diberikan harus mencakup seluruh beban dengan persamaan
yang
nantinya akan bekerja pada oprit
yang
jembatan
• Untuk tanah kohesif terlalu terkonsolidasi dimana po + Δp < pc
penurunan dapat dihitung dengan persamaan

• Untuk tanah kohesif terlalu terkonsolidasi dimana po + Δp <


pc
penurunan dapat dihitung dengan persamaan
KENAIKAN TEGANGAN VERTIKAL AKIBAT
BEBAN TIMBUNAN (EMBANKMENT)
Beban Timbunan
CARA-CARA YANG DIGUNAKAN UNTUK MENSTABILKAN LERENG
DIMANA FAKTOR KEAMANAN KURANG DARI YANG DISYARATKAN

• Perubahan geometri lereng


Prinsip mengubah geometri lereng dengan penimbunan adalah menambah gaya
penahan tanah dengan penimbunan pada ujung kaki lereng Penimbunan pada area
kaki tanah berfungsi untuk memberikan momen perlawanan.
Cara yang umum digunakan pada timbunan oprit adalah dengan
melandaikan
kemiringan timbunan dan menambah timbunan pada kaki lereng.
CARA-CARA YANG DIGUNAKAN UNTUK MENSTABILKAN LERENG
DIMANA FAKTOR KEAMANAN KURANG DARI YANG DISYARATKAN
• Dinding Penahan Tanah
Dinding penahan adalah konstruksi untuk menahan tanah dengan kemiringan atau
lereng yang kestabilannya tidak dapat terjamin. Digunakan untuk menahan tekanan
tanah lateral akibat tanah urugan atau tanah asli yang tidak stabil. Dinding penahan
tanah dapat berupa pasangan batu, beton, atau beton bertulang.
• Dinding Penahan Gravitasi • Dinding Penahan Kantilever
CARA-CARA YANG DIGUNAKAN UNTUK MENSTABILKAN LERENG
DIMANA FAKTOR KEAMANAN KURANG DARI YANG DISYARATKAN
• MSE Wall (Mechanical Stabilized Earth Wall)
Merupakan metode perbaikan tanah dengan menggunakan
bronjong, blok modul dan panel beton sebagai dinding
penahan yang diberi perkuatan dari bahan geosintetik
(geogrid atau geotextile) atau dari bahan metalik (baja
batangan atau jaring baja) secara berlapis yang memiliki
fungsi utama untuk menghasilkan tegangan tarik untuk
memperkecil pergerakan aktif tanah timbunan dan menjaga
kestabilan lereng
1. Tekanan Tanah dalam Kondisi Diam (at rest)
Tekanan tanah pada kondisi diam dapat ditentukan dengan
persamaan
TEKANAN TANAH Tekanan Tanah Pasif
AKTIF RANKINE Rankine
TEKANAN TANAH AKTIF DAN PASIF RANKINE UNTUK TIMBUNAN DI
BELAKANG TEMBOK PADA TANAH NON KOHESIF (C = 0) DENGAN
PERMUKAAN MIRING
TEKANAN TANAH AKTIF
MENURUT COULOMB
TEKANAN TANAH AKTIF
MENURUT COULOMB
TEKANAN TANAH AKTIF
MENURUT COULOMB
TEKANAN TANAH AKTIF
MENURUT COULOMB
TEKANAN TANAH AKTIF
MENURUT COULOMB
TEKANAN TANAH AKTIF
MENURUT COULOMB
PROSEDUR SECARA
UMUM
PERENCANAAN DIMENSI DINDING
PENAHAN TANAH

Stabilitas Dinding
Penahan Tanah harus
memenuhi persyaratan :

• FS Guling ≥ 2
• FS Geser ≥ 1.5
• FS Daya Dukung ≥ 3
PERENCANAAN DIMENSI DINDING
PENAHAN TANAH

Cek Terhadap Guling


(overturning)

∑MR = Jumlahan Momen yang Menahan Guling


∑MO =Jumlahan Momen yang Menyebabkan Guling

Untuk menghitung momen penahan ΣMR maka Pp


diabaikan. Yang diperhitungkan sebagai momen
penahan adalah berat tanah di atas slab, berat beton
dan komponen vertikal Pv dari gaya aktif Pa
Titik Guling
PERENCANAAN DIMENSI DINDING
PENAHAN TANAH
PERENCANAAN DIMENSI DINDING
PENAHAN TANAH
Cek Terhadap Geser Sepanjang dasar
Slab (sliding)

∑FR = Jumlahan Gaya yang Menahan Guling


∑FO =Jumlahan Gaya yang Menyebabkan Guling

Pp dalam hal ini berkontribusi sebagai penahan


Gaya geser, sehingga persamaan angka keamanan
geser dapat dituliskan menjadi :
PERENCANAAN DIMENSI DINDING
PENAHAN TANAH
Cek Terhadap Keruntuhan Daya
Dukung (bearing capacity failure)

qu = Daya dukung Ultimit


σv = Distribusi Teg. Vertikal di bawah
slab
Perencanaan Dimensi Dinding Penahan Tanah

Cek Terhadap Keruntuhan Daya Dukung (bearing capacity


failure)
Mulai A

Menentukan nilai-nilai parameter Hitung Faktor Keamanan (FS)


untuk Stabilitas Geser

Menetapkan nilai-nilai tekanan tanah


aktif dan tekanan pasif dengan salah
satu cara menurut Rankine, Columb Periksa Stabilitas
ataupun akibat gempa terhadap Guling. FS
Geser terpenuhi

Tidak
Ya
Mengasumsikan dimensi untuk dinding
penahan tanah
Hitung Faktor Keamanan (FS)
Tidak untuk Stabilitas Daya Dukung

Hitung Faktor Keamanan (FS)


untuk Stabilitas terhadap guling
Periksa Stabilitas
Tidak terhadap
Daya Dukung.
FS Geser terpenuhi

Periksa Stabilitas
terhadap geser.
FS Geser terpenuhi Ya

Dinding penahan tanah stabil


Ya
Selesai
A
TEKANAN TANAH LATERAL DAN TAHANAN
GESER PADA DASAR PONDASI DI ATAS
TANAH NON KOHESIF YANG BERLAPIS
TEKANAN TANAH LATERAL ULTIMIT
RENCANA DAN TAHANAN GESER
PADA DASAR PONDASI DI ATAS
TANAH KOHESIF YANG BERLAPIS
DINDING PENAHAN TANAH YANG DISTABILISASI
SECARA(Mechanically
MEKANIS Stabilized Earth WalL, MSE Wall)
(Pedoman Konstruksi dan Bangunan N0. 003/BM/2009. Perencanaan Pelaksanaan Perkuatan Tanah dengan Geosintetik.)

• Biasanya memiliki kemiringan muka 70o – 90o sehingga bisa


diklasifikasikan sebagai dinding penahan tanah.
• Lebih fleksibel dibandingkan dinding penahan konvensional
(dinding kantilever dan dinding gravitasi)
• Cocok untuk daerah dengan tanah pondasi yang buruk dan daerah
seismik aktif
• Bahan perkuatan biasanya berupa besi lunak yang digalvanis atau
dilapisi epoksi (pita metalik) dan geosintetik.
a. Tinggi maksimum dinding dengan perkuatan pita metalik bisa
melebihi 30 m, sedangkan perkuatan geosintetik 15 m – 22 m.
b. Pilihan jenis penutup permukaan (facing element) untuk pita
metalik adalah panel beton pracetak sedangkan dinding
PENUTUP MUKA (FACING
ELEMENT)

Aplikasi Panel Beton Pracetak


Segmental
PENUTUP
MUKA

Aplikasi Penutup Muka dari


Bronjong

Aplikasi Penutup Muka dari Geosintetik


Unit Dinding Blok Modular Cetakan dengan Vegetasi
Kering
PENUTUP MUKA UNTUK PASCA
KONSTRUKSI

Untukdinding yang menggunakan geotekstil,


geogrid
setelah konstruksi
atau anyaman berakhir
kawat sebagai dindingpermukaan,
penutup tersebut
ditutup bisa dengan menggunakan beton semprot
(shotcrete), semprotan campuran semen, pasir dan air
dengan menggunakan tekanan (guniting), beton cetak,
atau material pabrikan seperti beton dan kayu.
PERENCANAAN
DINDING MSE
• Stabilitas eksternal terdiri dari stabilitas global dari
massa tanah yang distabilisasi serta dievaluasi
dengan menggunakan bidang keruntuhan di luar
massa tanah tersebut
• Analisis stabilitas internal terdiri dari evaluasi
bidang keruntuhan potensial di dalam massa tanah
yang diperkuat
• Pada beberapa kasus, bidang keruntuhan kritis
sebagian berada di luar dan sebagian lagi berada di
dalam massa tanah yang distabilisasi sehingga
dibutuhkan suatu analisis stabilitas eksternal dan
internal gabungan.
STABILITAS
INTERNAL
• Stabilitas terhadap rapture/ breaking (putus/
patah)
patah

• Stabilitas terhadap tarik


(pullout)
DINDING PENAHAN TANAH sebaga
DENGAN PITA METALIK i
PERKUATAN

Komponen-kompone
n perkuatan :
• Timbunan (Backfill)
berupa tanah berbutir
kasar
• Perkuatan pita
metalik yang tipis
• Penutup permukaan
(facing element)
ANALISIS MENGGUNAKAN DAYA
DUKUNG FRIKSI
• Pada perkuatan lajur (strip reinforcement)
FR =As.(σ’v tanφu) = (2wLe).(σ’v tanφu)
1
dimana : L
e1
2
FR = Gaya geser yang L
e2
3
ditahan oleh perkuatan Le3
akibat dipegang oleh tanah 4
L
σ v’= Tegangan vertikal efektif e4
5
As = Luas penampang perkuatan L
e5
Le = panjang efektif
T

FR t
Le w
FAKTOR KEAMANAN TERHADAP
PUTUS/PATAH
(RAPTURE/ BREAKING) Gaya horizontal yang dipikul
(T) perkedalaman

SH T = σ a SV SH = γ z K a SV SH

σa
Kapasitas tarik perkuatan w t fy
SV =
t
w Faktor keamanan terhadap
putus/patah
FS (B) = w t fy w=t fy
σa SV
T
SH
FSB biasanya 2.5 -
3
FAKTOR KEMANAN TERHADAP
TARIK (PULLOUT)
σv ’

FR

Le

⎛2 ⎞
e (φv
FR =e 2 Lv wu σtan )= 2 L w σtan φ⎜ ⎟
⎝3 ⎠

⎛2 ⎞
2 Lw
e σv tan ⎜ φ⎟ ⎠ (2)
FS P= 3
σa SV ⎝
SH
MENENTUKAN PANJANG TOTAL
PERKUATAN
Panjang total perkuatan (L) L= L R + Le (3)
:
Dimana :
LR = panjang dalam zona keruntuhan rankine
Le = panjang efektif

Panjang dalam zona rankine


Dari persamaan (2)
(LR) perkedalaman

FS
(P )
σ S S H−z
Le a V H
(4) LR = (5)
⎞ ⎛
= 2 w σ v tan ⎜⎛ 2 φ ⎟ φ
⎝3⎠ tan ⎝ 45 + ⎠⎞
⎜ 2⎟
STABILITAS
EKSTERNAL

Mekanisme keruntuhan eksternal untuk dinding


MSE
CHEK STABILITAS
EKSTERNAL
CONT
OH penahan tanah yang distabilisasi secara mekanis (MSE Wall)
Dinding
dengan menggunakan pita metalik (Metalic strip), memiliki material
timbunan dengan γ1 = 16.6 kN/m3 dan φ1 = 30o. FSB = 3, FSP = 3, fy = 2.4
x 105 kN/m3 dan φu = 20o. Sifat-sifat tanah di bawah dinding
penahan adalah : γ2 = 18 kN/m3 dan φ2 = 28o dan c2 = 52 kN/m2.

Penyelesaian :
Rencanakan ketebalan dari tie.
Asumsikan Sv = 0.5 m, SH = 1 m dan w = 75 mm. Diketahui
φ1 = 30o sehingga Ka = tan2 (45 -φ1 /2) == 1/3. Gaya tie :

T = σa S v S H
Penyelesaian :

Gaya tie maksimum (Tmax) terjadi pada σa(max) yaitu pada kedalaman H. Untuk kasus ini
σ =γHK
a(max) a

Tmax = γ H Ka Sv SH = (16.6) (8) (1/3) (0.5) (1) = 22.14 kN

Ketebalan tie (t) adalah :

Jika nilai korosi adalah 0.025 mm/tahun dan umur layan struktur adalah 50
tahun, ketebalan aktuan dari tie adalah : t = 3.69 +(0.025 x 50) = 4.94 mm ≈5
mm

Anda mungkin juga menyukai