Anda di halaman 1dari 21

LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH

JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS BOSOWA
Jln. Urip Sumoharjo Km. 4 – Telp. ( 0411 ) 452901 – 342789 fax.
(0411)424568

BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

1.1. Latar Belakang


Ilmu ukur tanah adalah bagian dari ilmu geodesi yang mempelajari cara –
cara pengukuran dipermukaan bumi dan dibawah tanah untuk keperluan seperti
pemetaan dan penentuan posisi relatif sempit sehingga unsur kelengkungan
bumi dapat diabaikan. ( Slamet Basuki, hal 1, 2006 )

Ilmu geodesi mempunyai dua maksud :

a. Maksud ilmiah : menentukan bentuk permukaan bumi

b. Maksud praktis : membuat bayangan yang dinamakan peta dari

sebagian besar atau sebagian kecil permukaan bumi.

Seperti yang kita ketahui bahwa bumi ini tidaklah rata, melainkan cenderung

bergelombang dikarenakan bumi terdiri dari pegunungan, perbukitan dan

lembah. Maka untuk dapat menggambarkan bagian permukaan bumi ini

diperlukan suatu bidang perantara yang sedemikian rupa dibuat hingga

pemindahan keadaan itu dapat dilakukan dengan lebih mudah. Ilmu ukur tanah

merupakan salah satu mata kuliah pada semester II di Jurusan Teknik sipil FT

Universitas Bosowa. Secara sederhana, mata kuliah ini mempelajari tentang

pengertian pemetaan dan bagian cara memetakan. Oleh karena itu, mahasiswa

Laboratorium Ilmu Ukur Tanah 1


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BOSOWA
Jln. Urip Sumoharjo Km. 4 – Telp. ( 0411 ) 452901 – 342789 fax.
(0411)424568

diharuskan melaksanakan praktikum ilmu ukur tanah, yaitu memetakan salah

satu area jalan Nikel.

1.2. Permasalah

a. Bagaimana cara mengetahui beda tinggi antara satu titik dengan

yang lainnya

b. Bagaimana cara mengetahui kemiringan suatu lahan

c. Cara menggunakan alat waterpass

d. Cara menggambarkan lahan

1.3. Tujuan Praktikum

Adapun maksud dari ilmu ukur tanah yaitu untuk mendapatkan bayangan

dari keadaan lapangan dengan menentukan tempat ( unsur, jarak dan

sudut ) diatas permukaan bumi terhadap satu sama lain. Adapun tujuan

praktikumnya adalah sebagai berikut :

a. Menentukan beda tinggi antara titik satu dengan titik yg lainnya

dipermukaan bumi

b. Menentukan kemiringan lahan

c. Menentukan tinggi titik pada suatu titik yang telah ditentukan

d. Menggambarkan peta situasi pada pengerjaan pengukuran

e. Menggambarkan profil memanjang dari hasil pengukuran

f. Menggambarkan profil melintang dari hasil pengukuran

Laboratorium Ilmu Ukur Tanah 2


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BOSOWA
Jln. Urip Sumoharjo Km. 4 – Telp. ( 0411 ) 452901 – 342789 fax.
(0411)424568

g. Menggambarkan lahan

1.4. Manfaat

Materi Ilmu ukur tanah sangat bermanfaat untuk mengetahui letak

kedataran dan kemiringan tanah. Karena tanah merupakan dasar

tempat untuk terbuatnya jalan raya. Jika kita tidak mengetahui

kedataran tanah maka jalan yang akan kita buat tidak sesuai dengan

yang diinginkan. Selain dapat mengetahui letak dasar tanah kita juga

dapat mengaetahui cara menggunakan alat – alat ukur tanah seperti :

waterpass, tripod, bak ukur dsb. Dari praktikum tersebut kita bisa

menentukan letak kedataran dari kemiringan suatu tanah .

1.5. Lokasi Pengukuran

Laboratorium Ilmu Ukur Tanah 3


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BOSOWA
Jln. Urip Sumoharjo Km. 4 – Telp. ( 0411 ) 452901 – 342789 fax.
(0411)424568

1.6. Alat yang digunakan

1. Waterpass

2. GPS (Global Positioning System )

3. Theodolite

4. Roll meter

5. Patok

6. Alat bantu lainnnya

1. Waterpas

Gambar 1.1. Pesawat Waterpass

Waterpass adalah alat mengukur beda ketinggian dari satu titik acuan ke

acuan berikutnya. Waterpass ini dilengkapi dengan kaca dan gelembung kecil

di dalamnya. Untuk mengecek apakah waterpass telah terpasang dengan

benar, perhatikan gelembung di dalam kaca berbentuk bulat. Apabila

Laboratorium Ilmu Ukur Tanah 4


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BOSOWA
Jln. Urip Sumoharjo Km. 4 – Telp. ( 0411 ) 452901 – 342789 fax.
(0411)424568

gelembung tepat berada di tengah, berarti waterpass telah terpasang dengan

benar. Pada waterpass, terdapat lensa untuk melihat sasaran bidik. Dalam

lensa, terdapat tanda panah menyerupai ordinat (koordinat kartesius).

Angka pada sasaran bidik akan terbaca dengan melakukan pengaturan

fokus lensa. Selisih ketinggian diperoleh dengan cara mengurangi nilai

pengukuran sasaran bidik kiri dengan kanan. Waterpass memiliki nivo sebagai

penyama ketinggian, lensa objektif, lensa okuler, dan penangkap cahaya.

Dengan waterpass ini kita dapat menentukan berapa banya tanah yang

dibutuhkan untuk meratakan suatu lokasi. Alat ini bersifat sangat sensitif

terhadap cahaya, sehingga memerlukan payung untuk menutupi cahaya

matahari.

2. Theodolite

Theodolite digunakan untuk menentukan titik as bangunan,

ketegaklurusan bangunan, menentukan elevasi bangunan, dan membuat sudut-

Laboratorium Ilmu Ukur Tanah 5


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BOSOWA
Jln. Urip Sumoharjo Km. 4 – Telp. ( 0411 ) 452901 – 342789 fax.
(0411)424568

sudut bangunan. Theodolitedigunakan pada awal pelaksanaan proyek untuk

menentukan peil dasar bangunan dan menentukan as-as bangunan. Setelah itu

digunakan untuk penentuan as kolom, balok,core wall/shear wall, plat lantai dan

lain-lain. Cara kerja alat ini adalah dengan mengatur nuvo dan unting-unting di

bawah theodolite. Kemudian menetapkan salah satu titik sebagai acuan.

Setelah itu, menembak titik-titik yang lain dengan patokan titik awal yang

ditetapkan tadi. Theodolite dapat mengecek kondisi dalam arah vertikal, juga

untuk menentukan ketinggian suatu titik. Obyek theodolite dalam hal ini antara

lain as-as bangunan, titik penggalian, dan elevasi-elevasi/ peil-peil bangunan.

Untuk keperluan pekerjaan struktur diperlukan keakuratan dibawah 1 mm pada

jarak tidak melebihi 30 meter. Dalam penggunaannya, theodolite didirikan

pada tripod (kaki tiga).

3. GPS ( Global Position System )

Laboratorium Ilmu Ukur Tanah 6


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BOSOWA
Jln. Urip Sumoharjo Km. 4 – Telp. ( 0411 ) 452901 – 342789 fax.
(0411)424568

GPS adalah singkatan dari Global Positioning System, sistem satelit

yang dapat memberikan posisi Anda di mana pun di dunia ini. GPS itu adalah

alat yang mampu menterjemahkan dan menampilkan ID2 itu sehingga bisa

pakai sebagi petunjuk tempat atau posisi. Selain posisi X dan Y GPS juga

ternyata mampu menterjemahkan pisisi ketinggian atau Z. ID ini adalah Lintang

untuk sumbu X dan Bujur untuk sumbu Y.

Lintang dan bujur ini merupakan bahasa posisi yang dapat digunakan

dan diartikan oleh semua orang didunia ini, yang mana apabila seseorang

menunjukkan suatu ID ini pada beberapa orang maka beberapa orang ini akan

menuju dan berakhir pada tempat yang sama di bumi ini.

Fungsi utama dari GPS cuma itu, tetapi karena fungsinya yang bisa

menandakan posisi yang unik itu akhirnya GPS bisa dikembang beberapa

Laboratorium Ilmu Ukur Tanah 7


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BOSOWA
Jln. Urip Sumoharjo Km. 4 – Telp. ( 0411 ) 452901 – 342789 fax.
(0411)424568

fungsi baru seperti kompas, jalur perjalanan, penunjuk arah kelokasi tertentu,

penghitung jarak dan lain-lainnya yang berhubungan dengan navigasi.

GPS berhubungan langsung dengan satelit untuk saat ini ada sekitar 30

buah satelit GPS dan mempunyai 6 lintasan satelit sehingga seluruh daerah

dapat terliput dalam waktu 24 jam sepanjang tahun. Untuk dapat menampilkan

data 2 demensi sebuah GPS harus bisa mengkap minimal 3 sinyal satelit

sedangkan untuk data 3dimensi memerlukan minimal sinyal satelit.

GPS bekerja pada gelombang UHF dan mampu menembus kaca, awan

dan plastik. Gedung, pohon dan benda2 padat lainnya dapat merusak atau

menghalangi kerja penerimaan sinyal GPS. Jumlah sinyal satelit yang diterima

oleh GPS juga perpengaruh pada ketepatan koordinat yang didapat. Untuk alat

GPS yang bagus, sebaiknya berkerja dengan database yang bagus juga

sehingga peranan GIS sangat diperlukan dalam penyediaan data ini.

4. Statif/tripot (kaki tiga)

Gambar 1.2. Statif ( kaki tiga )

Laboratorium Ilmu Ukur Tanah 8


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BOSOWA
Jln. Urip Sumoharjo Km. 4 – Telp. ( 0411 ) 452901 – 342789 fax.
(0411)424568

Berfungsi sebagai penyangga waterpass dengan ketiga kakinya dapat

menyangga penempatan alat yang ada pada masing-masing ujung yang

runcing, Ketiga kaki statif ini dapat diatur tingginya sesuai dengan tanah tempat

alat itu berdiri. Selain itu juga statif dilengkapi dengan sekrup pengunci

waterpass, agar waterpass tidak bergeser dan jatuh.

5. Unting-unting

Gambar 1.3. Unting - unting

Unting-unting yang digantung dengan benang dan melekat dibawah

penyetel kaki statif, unting-unting ini berfungsi sebagai tolak ukur apakah

waterpass sudah berada tepat diatas patok.

Laboratorium Ilmu Ukur Tanah 9


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BOSOWA
Jln. Urip Sumoharjo Km. 4 – Telp. ( 0411 ) 452901 – 342789 fax.
(0411)424568

6. Rambu Ukur

Gambar 1.4. Rambu Ukur

Rambu ukur mempunyai penampang segi empat yang berukuran kurang

lebih 3 – 4 cm, lebar 10 cm, panjang 300cm, dan bahkan ada yang panjangnya

mencapai 500 cm, ujung atas dan bawahnya diberi sepatu diberi. Bidang lebar

dilengkapi dengan ukuran milimeter dan diberi tanda pada bagian – bagiannya

dengan cat yang mencolok. Bak ukur diberi cat hitam dan merah dengan dasar

putih.

Laboratorium Ilmu Ukur Tanah 10


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BOSOWA
Jln. Urip Sumoharjo Km. 4 – Telp. ( 0411 ) 452901 – 342789 fax.
(0411)424568

7. Payung

Gambar 1.7. Payung

Payung disini digunakan untuk melindungi pesawat dari sinar matahari

langsung dan dari hujan, karena lensa teropong pada pesawat sangat peka

terhadap sinar matahari dan juga apabila lensa teropong basah maka akan

mengganggu dalam pembacaan rambu ukur.

8. Paku

Laboratorium Ilmu Ukur Tanah 11


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BOSOWA
Jln. Urip Sumoharjo Km. 4 – Telp. ( 0411 ) 452901 – 342789 fax.
(0411)424568

Gambar 1.8. Paku

Berfungsi sebagai patok atau suatu tanda dilapangan untuk titik utama dalam

pengukuran.

9. Roll Meter

Gambar 1.9. Roll Meter

Alat ini digunakan untuk mengukur jarak antar titik dan juga untuk mengukur

tinggi alat. Roll Meter yang dipergunakan ini mempunyai panjang 50 m.

Laboratorium Ilmu Ukur Tanah 12


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BOSOWA
Jln. Urip Sumoharjo Km. 4 – Telp. ( 0411 ) 452901 – 342789 fax.
(0411)424568

10. Alat Penunjang

Gambar 1.10. Alat

Penunjang

Alat penunjang lainnya seperti blangko data pengukuran, notes, busur dan

alat tulis lainnya, yang dipakai untuk memperlancar jalannya praktikum.

Laboratorium Ilmu Ukur Tanah 13


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BOSOWA
Jln. Urip Sumoharjo Km. 4 – Telp. ( 0411 ) 452901 – 342789 fax.
(0411)424568

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pengukuran waterpass ini dimaksudkan untuk menentukan tinggi

suatu titik dengan cara melakukan pengukuran beda dan tinggi antara

dua titik, sehingga satu diantara dua titik tersebut harus diketahui

tingginya. Untuk mendapatkan beda tinggi antara dua titik A dan B

dapat dilakukan dengan cara menempatkan rambu ukur atau bak ukur

diatas titik A dan B, sehingga dengan pertolongan garis bidik suatu

waterpass akan diperoleh bacaan rambu di titik A dan B yang masing

– masing a dan b. Waterpass juga bisa digunakan untuk mengukur

jarak dengan cara mengetahui benang atas rambu ukur dikurangi

benang bawah rambu ukur yang kemudian dari hasil pengurangan

tersebut dikalikan 100.


Laboratorium Ilmu Ukur Tanah 14
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BOSOWA
Jln. Urip Sumoharjo Km. 4 – Telp. ( 0411 ) 452901 – 342789 fax.
(0411)424568

2.1. Pengukuran waterpass dengan cara memanjang


Dalam pengukuran waterpass memanjang kita dapat mengetahui
kebenaran nilai benang tengah dengan cara :

Benang atas+ Benang bawah


Benangtengah=
2

rumus-rumus yang digunakan


1. Perhitungan jarak optis pada profil memanjang
( D = BA – BB ) x 100

dimana : D = Jarak Optis

BA = Benang Atas

BB = Benang Bawah

2. Perhitungan Jarak Optis Pada Profil Melintang


( D = BA – BT ) x 100

dimana : BT = Benang Tengah

Laboratorium Ilmu Ukur Tanah 15


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BOSOWA
Jln. Urip Sumoharjo Km. 4 – Telp. ( 0411 ) 452901 – 342789 fax.
(0411)424568

3. Perhitungan Beda Tinggi Pergi dan Pulang


( ΔH = BT belakang – BT muka )

4. Perhitungan Beda Tinggi Rata-Rata


ΔH Rata-rata = ( ΔH pergi + ΔH pulang ) / 2

5. Perhitungan Beda Tinggi Untuk Profil Melintang (Detail)


ΔH = BT belakang – BT detail

6. Perhitungan Tinggi patok Utama


TPU = Tinggi titik + ΔH rata-rata

7. Perhitungan Kemiringan Detail = ΔH detail x 100 % / Jarak ukur


detail
8. Perhitungan Tinggi Titik Detail
TTD = TPU + ΔH detail

9. Perhitungan Kemiringan Patok Utama


AH rata-rata x 100 % / Jarak ukur detail.

Dalam menentukan rata – rata beda tinggi tanda minus ( - ) dimutlakkan, lalu
pada hasilnya tanda akan mengikuti beda tinggi pergi. Misal pada beda tinggi,
menunjukkan ( + ) , maka hasil dari rata – rata beda tinggi akan megikuti ( + )
juga. cara menentukan elevasi, pertama harus mengetahui elevasi awal yang
biasanya sudah ditentukan dari awal, lalu elevasi awal tersebut ditambahkan
dengan rata – rata beda tingginya jika ( + ) ,dan jika ( - ) akan dikurangi dengan
beda tingginya.

Lalu hasil dari elevasi awal dengan patok awal tersebut didapat, hasil
tersebut ditambahkan atau dikurangi dengan patok selanjutnya. Begitu pula
seterusnya.

Laboratorium Ilmu Ukur Tanah 16


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BOSOWA
Jln. Urip Sumoharjo Km. 4 – Telp. ( 0411 ) 452901 – 342789 fax.
(0411)424568

2.2. Pengukuran waterpass dengan cara melintang

2.3. Prosedur / Cara kerja

1. Patok yang telah dipersiapkan dipasang pada jarak yang telah


ditentukan, dan diukur dengan menggunakan roll meter.
2. Pesawat diletakkan pada patok pertama (Po) diatur sedemikian
sehingga dapat digunakan dalam pengukuran ini kemudian
arahkankepatok berikutnya (P1), pengukuran ini disebut profil
memanjang dan untuk pengukuran pergi.
3. Pesawat diletakkan antara patok pertama dengan patok kedua
(Po – P1) pesawat diatur sedemikian sehingga siap digunakan
untuk pengukuran, pesawat diarahkan kepatok pertama,
kemudian dicatat nilai benang bawah, tengah, dan benang atas,
pengukuran ini disebut pengukuran belakang.
4. Pesawat diputar dan diarahkan kepatok kedua (P1) dan data yang
didapatkan segera dicatat, pengukuran ini disebut pengukuran
muka.
5. Dan pada masing-masing patok tadi telah dipasang bak ukur.

Laboratorium Ilmu Ukur Tanah 17


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BOSOWA
Jln. Urip Sumoharjo Km. 4 – Telp. ( 0411 ) 452901 – 342789 fax.
(0411)424568

6. Dengan tidak mengubah kedudukan pesawat arah teropong


diarahkan ke kanan dan ke kiri kemudian diukur jarak tiap titik,
sebagai titik detail pada profil melintang.
7. Point 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 dilakukan secara berurutan sampai pada
patok yang terakhir.
2.4. Kesalahan-kesalahan dalam praktikum
Di dalam melaksanakan pengukuran dilapangan sering kali terjadi
kesalahan-kesalahan dan perlu diketahui bahwa kesalahan ini sangat
mempengaruhi dalam pengambilan data atau dalam menghitung beda
tinggi, namun dalam kesalahan in dapat dilihat sebagai berikut :

1. Sumber Kesalahan :
a. Kesalahan dari manusia
b. Kesalahan alat
c. Kesalahan alam
2. Golongan Kesalahan
a. Kesalahan petugas
b. Kesalahan sistematis
c. Kesalahan tak terduga
2.5. Cara mengatasi kesalahan
1. Agar digunakan metode pengukuran yang berbeda-beda guna
memungkinkan pengecekan otomatis .
2. Diusahakan menggunakan rute pengukuran yang berlainan untuk hasil
ukuran yang sama .
3. Menggunakan rumus panjang pita terkoreksi.

Laboratorium Ilmu Ukur Tanah 18


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BOSOWA
Jln. Urip Sumoharjo Km. 4 – Telp. ( 0411 ) 452901 – 342789 fax.
(0411)424568

BAB III

Laboratorium Ilmu Ukur Tanah 19


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BOSOWA
Jln. Urip Sumoharjo Km. 4 – Telp. ( 0411 ) 452901 – 342789 fax.
(0411)424568

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Dengan menggunakan alat ukur Waterpass maka kita dapat mengetahui
sebagian bentuk permukaan tanah (bumi).Berguna untuk membuat peta serta
masing-masing titik dari peta menuju kelapangan untuk maksud tertentu.
Dari peta ini dapat dilihat dengan jelas, nyata, dan situasi medan,
keadaan lapangan baik mendatar maupun tegak serta apa saja yang terdapat
diatasnya seperti :
a) Sungai-sungai
b) Gedung
c) Liku-liku tanah
d) Lembah-lembah, dsb.

Laboratorium Ilmu Ukur Tanah 20


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BOSOWA
Jln. Urip Sumoharjo Km. 4 – Telp. ( 0411 ) 452901 – 342789 fax.
(0411)424568

Dari hasil perhitungan data-data yang diperoleh dilapangan dapat


diketahui jarak optis, beda tinggi antara kedua titik, perhitungan koreksi, tinggi
patok utama, beda tinggi detail, dan kemiringan titik. Sehingga dari hasil
perhitungan itu dituangkan dalam pembuatan peta.
B. SARAN-SARAN

1. Kiranya dapat diberikan penjelasan-penjelasan khusus atau semacam


buku pegangan tentang cara-cara penggunaan alat ukur sebelum turun
lapangan.

Laboratorium Ilmu Ukur Tanah 21


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar

Anda mungkin juga menyukai