Anda di halaman 1dari 48

BAB I

PENGUJIAN ANALISA SARINGAN

AGREGAT KASAR DAN HALUS

1.1 Teori Ringkas

Agregat menurut asalnya dapat dibagi dua yaitu agregat alami yang

diperoleh dari sungai dan agregat buatan yang diperoleh dari batu pecah.

Dalam hal ini, agregat yang digunakan adalah agregat alami yang berupa

kerikil dan pasir , Dalam campuran beton, agregat merupakan bahan

penguat (strengter) dan pengisi (filler), dan menempati 60% – 75% dari

volume total beton.

Karakteristik bentuk dan tekstur luar agregat memegang peranan

penting terhadap sifat beton.Partikel dengan ratio luas permukaan

terhadap volume yang tinggi dapat menurunkan kelecakan (workability)

campuran beton. Agregat yang berbentuk flaky dapat merugikan bagi

durabilitas beton karena cenderung terorientasi pada satu bidang,

sehingga air dan gelembung udara dapat terbentuk dibagian bawahnya.

Tekstur permukaan agregat sangat berpengaruh terhadap sifat-sifat

beton segar seperti kelecakan. Bentuk dan tekstur permukaan agregat

halus, dapat mempengaruhi kebutuhan air pada campuran beton.Selain

itu, agregat harus stabil secara kimiawi, sehingga tidak akan merusak

hasil reaksi hidrasi beton.

Laboratorium Struktur dan Bahan Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar I-1
Karena agregat merupakan bahan dengan kandungan terbanyak di

dalam beton, maka semakin banyak persentase kandungan agregat

dalam campuran beton, semakin murah harga beton, dcngan syarat

campurannya masih cukup mudah dikerjakan (workability baik) untuk

elemen struktur yang memakai beton tersebut.

Keutamaan agregat dalam peranannya di dalam beton :

 Menghemat penggunaan semen

 Menghasilkan kekuatan besar pada beton

 Mengurangi penyusutan pada pengerasan beton

 Dengan gradasi agregat yang baik dapat tercapai beton yang padat

Kalsifikasi agregat antara lain

1. Agregat Berat

Adalah jenis agregat yang dibuat beton dengan berat isi lebih besar

dari 2400 kg/m3. Tujuan dipakai beton berat untuk mendapat beton yang

berat isinya lebih besar karena kegunaanya untuk menahan radiasi yang

membahayakan manusia. Untuk membuat beton dengan berat isi tinggi

biasanya dipakai batu Barite (BaSO4), berat isi : 4,15 -4,45  t/m3 ; Bijih

besi (Magnetite atau Lemonite), berat isi : 4,40 – 5,00 t/m3 ; Butiran atau

potongan besi/baja, berat isi : 6,80 – 7,60 t/m3Membuat beton dengan

agregat berat, dengan kecelakaan ( Workability ) yang diingkan biasanya

Laboratorium Struktur dan Bahan Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar I-2
mengalami kesukaran, karena perbedaan berat jenis dengan semen,

Berat jenis agregat berat jauh lebih besar dari pada semen. Jika ingin

mengurangi adanya segregasi, dapat diusahakan dengan menggunakan

air seminimal mungkin agar beton dapat dikerjakan tanpa adanya

segregasi.

2. Agergat Normal

Agregat normal adalah jenis agregat yang dapat dibuat beton

dengan berat isi antara 1800- 2500 kg/m3. Tujuan dipakai agregat normal

adalah untuk membuat beton dengan tanpa persyaratan khusus.Agregat

yang dipakai umumnya merupakan batuan yang padat dan kompak dari

jenis batuan beku, batuan endapan ( sedimen ) dan batuan malihan

( metamorphosa ).

3. Agregat Ringan

Agregat ringan adalah jenis agregat yang dapat dibuat beton

dengan berat isi antara 300 – 1800 kg/m3. Tujuan dipakai agregat ringan

adalah untuk pembuatan beton dengan tujuan khusus.Agregat yang

digunakan misalnya batu tulis, lempung yang membengkah (expanded

clay), terak pecah, tanah foamed, batu apung dan lain sebagainya.

Laboratorium Struktur dan Bahan Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar I-3
A. Agregat Kasar

Agregat kasar beton dapat berupa kerikil hasil disintegrasi alami dari

batu-batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu.

Pada umunya yang diamksud dengan agregat kasar adalah agrgat

dengan besar butiran 5 mm. Jenis agregat ini permukaannya kasar dan

banyak memerlukan air untuk penggunaan dalam beton serta

kegunaannya cukup bagus. Sifat agregat kasar mempengaruhi kekuatan

akhir beton keras dan daya tahannya terhadap disintegrasi beton, cuaca

dan efek-efek perusak lainnya. Agregat kasar mineral ini harus bersih dari

bahan-bahan organik dan harus mempunyai ikatan yang baik dengan

semen. Agregat kasar adalah terdiri daripada serpihan batu yang

ukurannya melebihi 5 mm sehingga ukuran maksimum yang dibenarkan

untuk kerja – kerja konkrit yang tertentu,biasanya tidak melebihi 50 mm.

Agregat kasar adalah agregat yang tertahan saringan No. 4 (spesifikasi

dari AASHTO, American Association of State Highway and Transportation

Officials, yang juga digunakan oleh Bina Marga) atau yang tertahan

saringan 2,36 mm (standard dari BSI, British Standard Institution atau

lebih sering disebut sebagai BS, British Standard).

Agregat kasar boleh didapati dari sumber natural atau artificial.

Sumber natural biasanya dari kumpulan Granit atau Batu Kapur (BS812 :

Bagian 1: 1975). Kumpulan batu ini digunakan untuk pembinaan biasa.

Ketumpatan bandingan agregat biasa ini dalam julat 2,500 - 2,700 kg/m 3.

Untuk pembinaan konkrit berat, Barit (Barium Sulfat) yang boleh didapati
Laboratorium Struktur dan Bahan Beton
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar I-4
dari sumber asli boleh digunakan. Ia mempunyai ketumpatan bandingan

4,200 – 4,300 kg/m3. Agregat berat digunakan untuk konkrit yang terdedah

pada sinar-X, sinar gamma atau vector nuclear. Agregat artificial boleh

didapati dari bahan buangan industri. Bebola besi untuk konkrit berat,

klinker atau jermang hasil pembakaran untuk konkrit ringan. Umumnya

agregat ringan mempunyai kekuatan yang rendah, dan agregat berat

mempunyai kekuatan yang tinggi. Ukuran nominal yang biasa digunakan

ialah 10mm, 20mm dan 40mm. Ukuran maksimal bergantung kepada jenis

binaan e.g. tetulang padat, binaan tebal atau nipis. Kerikil kasar boleh

didapati daripada lombong atau kuari batu dan batu besar dihancurkan

dengan mesin dan digredkan mengikut kegunaannya yang tertentu.

Kadangkala kerikil besar juga diperolehi di sungai. Jenis batu ini biasanya

berbentuk bulat dan permukaannya licin. Bagi agregat kasar yang keras,

padat dan tahan lasak menghasilkan konkrit yang bermutu tinggi. Jenis

batu yang lazimnya digunakan dalam industri pembinaan tempatan ialah

batu granit dan batu kapur kerana dua jenis batu ini mudah didapati dan

harganya murah. Bagi kebanyakan projek pembinaan, agregat kasar yang

digunakan adalah gred 20.

B. Agregat Halus
Halus merupakan pengisi (filler) berupa pasir. Ukurannya bervariasi

antara ukuran saringan no.4 sampai no. 100 (saringan standar Amerika).

Agregat halus yang baik harus bebas dari bahan organik, lempung,

Laboratorium Struktur dan Bahan Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar I-5
partikel yang lebih kecil dari saringan no. 100 atau bahan-bahan lain yang

dapat merusak campuran beton.

Kebanyakan agregat masih memerlukan adanya pencucian karena

terdapat lumpur dan zat-zat organik didalamnya. Sebagian besar pasir di

Indonesia masih banyak mengandung butir-butir halus, sehingga harus

dihilangkan dengan mengadakan pencucian yang juga sekaligus untuk

menghilangkan kotoran-kotoran lumpur, zat-zat organik dan penyaringan

di atas saringan 4,8 mm. Pasir yang baik harus keras, bersih, tajam, kasar

dan tidak mengandung bahan organik. Diameter pasir antara 0,063 – 5,00

mm. Pasir yang baik bisa diperoleh dari sungai, kali dan pasir buatan.

C. Sifat agregat

Sifat-sifat agregat sangat berpengaruh pada mutu campuran beton.

Sifat-sifat ini harus kita ketahui dan pelajari agar dapat mengambil

tindakan yang positif dalam megatasi masalah yang timbul.

a. Beberapa sifat mekanik agregat di antaranya adalah

1. Gaya lekat (bond)

Bentuk dan tekstur permukaan agregat mempengaruhi kekuatan beton,

terutama untuk beton berkekuatan tinggi. Kekuatan lentur lebih

dipengaruhi oleh bentuk-bentuk tekstur agregat daripada kekuatan tekan.

Semakin kasar tekstur, semakin besar daya lekat antara partikel dengan

matrik semen. Biasanya pada agregat dengan daya lekat baik akan

Laboratorium Struktur dan Bahan Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar I-6
banyak dijumpai partikel agregat yang pecah dalam beton yang diuji

sampai kapasitasnya.

2. Kekuatan

Kekuatan tekan agregat yang dibutuhkan pada beton umumnya lebih

tinggi daripada kekuatan tekan betonnya sendiri. Hal ini dikarenakan

tegangan sebenarnya yang bekerja pada titik kontak masing-masing

partikel agregat biasanya jauh lebih tinggi daripada tegangan tekan yang

bekerja pada beton.

3. Toughness

Toughness dapat didefinisikan sebagai daya tahan agregat terhadap

kehancuran akibat beban impak (impact).

4. Hardness

Hardness atau daya tahan terhadap keausan agregat, merupakan sifat

penting bagi beton yang digunakan untuk jalan atau permukaan lantai

yang harus memikul lalu lintas berat.

b. Sifat fisik

Sifat fisik agregat yang sifat agregat yang paling mudah terlihat dan

mereka juga memiliki efek paling langsung tentang bagaimana agregat

melakukan baik sebagai konstituen materi trotoar atau oleh dirinya

sebagai dasar atau bahan subbase.

Laboratorium Struktur dan Bahan Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar I-7
1. Specific Gravity

yaitu perbandingan massa (atau berat di udara) dari suatu unit volume

bahan terhadap massa air dengan volume yang pada temperatur tertentu.

2. Apparent Specific Gravity

yaitu perbandingan massa agregat kering (yang dioven pada suhu 110 oC

selama 24 jam) terhadap massa air dengan volume yang sama dengan

agregat tersebut.

3. Bulk Specific Gravity

yaitu perbandingan massa agregat SSD (Saturated and Surface Dry)

terhadap massa air dengan volume yang sama dengan agregat tersebut.

4. Bulk Density

yaitu massa aktual yang akan mengisi suatu penampang/wadah dengan

volume satuan. Parameter ini berguna untuk mengubah ukuran massa

menjadi ukuran volume.

5. Porositas dan Absorpsi

Porositas, permeabilitas, dan absorpsi agregat mempengaruhi daya lekat

antara agregat dan pasta semen, daya tahan beton terhadap pembekuan

dan pencairan, stabilitas kimia, daya tahan terhadap abrasi dan specific

gravity.

Laboratorium Struktur dan Bahan Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar I-8
6. Berat isi

Berat agregat yang ditempatkan di dalam wadah 1 m 3. Untuk beton

normal, berat isinya berkisar antara 1200-1760 kg.

Ini bukan sifat utama fisik agregat melainkan yang paling sering

diukur. Tes digunakan untuk mengukur sifat-sifat sebagian besar empiris.

Sifat fisik dari agregat dapat berubah dari waktu ke waktu. Misalnya,

agregat baru hancur mungkin berisi lebih banyak debu dan dengan

demikian kurang menerima mengikat dengan bahan pengikat aspal dari

satu yang telah hancur dan disimpan dalam persediaan selama satu

tahun.

c. sifat kimiawi agregat

Sifat kimiwai relatif sangat penting dalam bahan perkerasan. 

Dalam campuran asphal hot mix, sifat kimia pada permukaan agregat

dapat menentukan seberapa baik bahan pengikat aspal semen akan

mematuhi permukaan agregat. Ketidakpatuhan, sering disebut sebagai 

pengupasan , dapat menyebabkan kegagalan prematur struktural. Pada

campuran semen portland, agregat mengandung bentuk reaktif dari silika

dapat bereaksi dengan alkali ekspansif yang terkandung dalam pasta

semen. Perluasan ini dapat menyebabkan retak,  permukaan keropos dan

spalling.  Jika diperhatikan bahwa beberapa sifat kimia agregat dapat

berubah dari waktu ke waktu, terutama setelah agregat

Laboratorium Struktur dan Bahan Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar I-9
penghancur. Sebuah agregat baru hancur mungkin menampilkan afinitas

yang berbeda untuk air dari agregat yang sama yang telah hancur dan

ditinggalkan dalam persediaan selama satu tahun.

Meskipun perpindahan dari aspal pada permukaan partikel agregat

dengan air (stripping) adalah sebuah fenomena kompleks dan belum

sepenuhnya dipahami, komposisi kimia agregat telah ditetapkan sebagai

faktor-faktor penting . Secara umum, beberapa agregat memiliki afinitas

untuk air di atas aspal (hidrofilik). Agregat ini cenderung asam dan

menderita dari pengupasan setelah terpapar air.  Di sisi lain, beberapa

agregat memiliki afinitas untuk aspal di atas air (hidrofobik).   Agregat ini

cenderung dasar dan tidak menderita masalah pengupasan.   Selain itu,

muatan permukaan suatu agregat ketika kontak dengan air akan

mempengaruhi adhesi untuk semen aspal dan kerentanan terhadap

kelembaban .  Singkatnya, kimia permukaan agregat tampaknya menjadi

faktor penting dalam pengupasan.   Namun, khusus hubungan sebab-

akibat masih sedang dibangun.

- Reaksi Alkali-Agregat pada Campuran Beton

Alkali-agregat reaksi reaksi luas yang terjadi di campuran beton antara

alkali (yang terkandung dalam pasta semen) dan unsur-unsur dalam suatu

agregat. Yang paling umum adalah reaksi silika-alkali.  Reaksi ini, yang

terjadi sampai batas tertentu di campuran beton yang  dapat

Laboratorium Struktur dan Bahan Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar I-10
mengakibatkan retak rambut  atau pola dan permukaan keropos   jika

cukup parah. Mekanisme untuk reaksi alkali silika yang diajukan  sebagai

berikut :

1. Semen (zat alkali tinggi) dapat meningkatkan kelarutan non-kristal silika

dan tingkat di mana larut. Selain itu, semen akan menaikkan pH dari

medium sekitarnya yang akan mempengaruhi silika kristalin.

2. Pembubaran awal silika reaktif kemudian membuka struktur pori silika

agregat dan memungkinkan lebih untuk larut ke dalam larutan.   Hasil

akhirnya adalah alkali-silika gel yang terbentuk di tempat.   Ini

pembentukan gel tidak luas itu sendiri tetapi tidak menghancurkan 

integritas partikel agregat.

3. Gel menarik jumlah   air dan mengembang.  Jika ekspansi cukup besar,

tegangan yang dihasilkan akan mengakibatkan aggregat menjadi retak 

dan akan melemahkan  pasta semen disekitarnya.

4. Pembentukan koloid gel. Setelah gel ingests cukup air, air mengambil

alih dan substansi menjadi alkali-silika gel dicairkan dalam cairan air.

Cairan ini kemudian kabur ke retakan sekitarnya dan rongga dan dapat

ikut serta dalam reaksi-reaksi sekunder.

Reaksi ini dapat dikendalikan dengan:

 Menghindari agregat rentan.  Pengalaman lokal mungkin

menunjukkan bahwa beberapa jenis batuan mengandung silika

Laboratorium Struktur dan Bahan Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar I-11
reaktif. Biasanya batu jenis yang mungkin rentan adalah: kapur

silika, rijang, serpih, kaca vulkanik, kaca sintetis, batu pasir, batu

dan kuarsit opaline. Batu sungai juga biasanya rentan.

 Dengan bereaksi dengan kalsium hidroksida dalam pasta semen,

pozzolan dapat menurunkan pH larutan pori.  Selain itu, silika yang

terkandung dalam pozzolan dapat bereaksi dengan alkali dalam

semen.  Reaksi ini tidak berbahaya karena pada dasarnya

melompati langkah tarik air yang luas.

  Semen Rendah-alkali  . Semen dengan type rendah  alkali

tersedia untuk reaksi yang akan membatasi pembentukan gel.

 Semen Kandungan Air Rendah. Semakin rendah rasio air-semen, 

akan membuat permeabbilitas  beton menjadi rendah.

Permeabilitas rendah akan membantu membatasi pasokan air

untuk gel alkali silika.

Singkatnya, alkali-silika reaksi luas di alam dan sebagian besar terjadi di

campuran beton. Jika reaksi cukup parah dapat fraktur agregat dan pasta

sekitarnya mengakibatkan retak, keropos dan spalling.  Ada beberapa

cara untuk menghindari reaksi ini, paling sederhana yang hanya

menghindari agregat rentan.

d. Sifat–sifat Lainnya

Sifat-sifat lain yang perlu dimiliki oleh agregat adalah sebagai berikut.

Laboratorium Struktur dan Bahan Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar I-12
1. Kandungan air

Kondisi agregat berdasarkan kandungan airnya dibagi atas:

a. Kering oven, yaitu kondisi agregat yang dapat menyerap air dalam

campuran beton secara maksimal (dengan kapasitas penuh).

b. Kering udara, yaitu kondisi agregat yang kering permukaan, namun

mengandung sedikit air di rongga-rongganya. Agregat ini mampu

menyerap air di dalam campuran meskipun tidak dengan kapasitas

penuh.

c. Jenuh dengan permukaan kering, yaitu kondisi agregat yang

permukaannya kering, namun semua rongga-rongganya terisi air.

Agregat dengan kondisi ini tidak akan menyerap dan

menyumbangkan air ke dalam campuran.

d. Basah, yaitu kondisi agregat dengan kandungan air yang

berlebihan pada permukaannya. Agregat dengan kondisi ini akan

menyumbangkan air ke dalam campuran.

2. Bulking pada pasir

Efek lain dari adanya kelembaban pada pasir adalah bulking, yaitu

pertambahan volume pasir akibat adanya lapisan air yang mendorong

partikel pasir sehingga berada pada jarak yang lebih jauh. Bulking

mempengaruhi penakaran pasir bedasarkan volume (volume batching).

Laboratorium Struktur dan Bahan Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar I-13
3. Unsoundness karena perubahan volume

Perubahan volume yang besar pada agregat dapat disebabkan karena

proses pembekuan dan pencairan, perubahan temperatur di bawah titik

beku, dan pergantian terus menerus dari pengeringan dan pembasahan.

Bila agregat unsound, perubahan kondisi fisik tersebut dapat

mengakibatkan kerusakan beton, seperti scaling dan bahkan keretakan

permukaan yang ekstensif.

D. Gradasi agregat

Gradasi adalah distribusi partikel berdasarkan ukuran agregat merupakan

hal yang penting dalam menentukan kualitas perkerasan. Gradasi agregat

mempengaruhi besarnya rongga antar butir yang akan menentukan

stabilitas dan kemudahan dalam proses pelaksanan. Gradasi agregat

diperoleh dari hasil analisa saringan dengan menggunakan 1 set saringan

dimana saringan yang  paling kasar di atas dan yang paling halus

diletakkan paling bawah, yang dimulai dari PAN dan diakhiri dengan tutup.

Gradasi dan ukuran maksimum agregat dapat mempengaruhi proporsi

agregat dalam campuran, kebutuhan air, jumlah semen, biaya produksi,

sifat susut, dan durabilitas beton. Berdasarkan teori rongga minimum,

semakin beragam ukuran agregat, semakin sedikit rongga yang terbentuk

di antara susunan agregat. Hal ini menyebabkan jumlah pasta yang

Laboratorium Struktur dan Bahan Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar I-14
dibutuhkan untuk mengisi rongga menjadi lebih kecil dan campuran beton

menjadi lebih ekonomis.

Gradasi dan ukuran maksimum agregat dapat mempengaruhi proporsi

agregat dalam campuran, kebutuhan air, jumlah semen, biaya produksi,

sifat susut, dan durabilitas beton. Berdasarkan teori rongga minimum,

semakin beragam ukuran agregat, semakin sedikit rongga yang terbentuk

di antara susunan agregat. Hal ini menyebabkan jumlah pasta yang

dibutuhkan untuk mengisi rongga menjadi lebih kecil dan campuran beton

menjadi lebih ekonomis. Macam – macam gradasi antara lain :

- Gradasi seragam (uniform graded)

Gradasi seragam adalah gradasi agregat dengan ukuran butir yang

hampir sama. Gradasi seragam ini disebut juga gradasi terbuka (open

graded) karena hanya mengandung sedikit agregat halus sehingga

terdapat banyak rongga/ ruang kosong antar agregat. Campuran beraspal

dengan gradasi ini memiliki stabilitas yang tinggi, agak kedap terhadap air

dan memiliki berat isi yang besar.

- Gradasi rapat (dense graded)

Gradasi rapat adalah gradasi agregat dimana terdapat butiran dari

agregat kasar sampai halus, sehingga sering juga disebut gradasi

menerus, atau gradasi baik (well graded). Campuran beraspal dengan

Laboratorium Struktur dan Bahan Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar I-15
gradasi ini memiliki stabilitas yang tinggi, agak kedap terhadap air dan

memiliki berat isi yang besar.

- Gradasi senjang (gap graded)

Gradasi senjang adalah gradasi agregat dimana ukuran agregat yang

ada tidak lengkap atau ada fraksi agregat yang tidak ada atau jumlahnya

sedikit sekali. Campuran beraspal dengan gradasi ini memiliki kualitas

peralihan dari keadaan campuran dengan gradasi yang disebutkan di

atas.

Gradasi memiliki efek besar pada kinerja material.  Masukan campuran

karakteristik yang diinginkan, pemuatan, lingkungan, bahan, struktural dan

properti. Oleh karena itu, persyaratan untuk aspal beton gradasi tertentu

dan campuran beton  dibahas dalam bagian masing-masing tipe

perkerasan.

Mungkin masuk akal untuk percaya bahwa gradasi terbaik adalah

salah satu yang menghasilkan kepadatan maksimum. Ini akan melibatkan

pengaturan partikel yang mana partikel kecil yang dikemas antara partikel

yang lebih besar, yang mengurangi ruang kosong antara partikel.Hal ini

menciptakan lebih partikel-partikel ke-kontak, pada aspal beton  akan

meningkatkan stabilitas   dan mengurangi resapan air. Dalam campuran

beton , ini ruang kosong mengurangi mengurangi jumlah pasta semen

Laboratorium Struktur dan Bahan Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar I-16
yang dibutuhkan. Namun, beberapa jumlah ruang minimum void

diperlukan untuk:

 Memberikan volume yang cukup untuk bahan pengikat (aspal

pengikat atau semen portland) untuk menempati.

 Promosikan drainase cepat dan ketahanan terhadap  untuk basis

dan lapisan subbase.

Beberapa istilah umum yang digunakan untuk mengklasifikasikan gradasi.

 Padat atau dinilai baik. Mengacu pada gradasi yang dekat  untuk

densitas maksimum. Desain campuran yang paling umum 

cenderung menggunakan agregat bergradasi padat. Gradasi khas

dekat kurva daya 0,45 tetapi tidak tepat di atasnya. Umumnya,

kepadatan maksimum gradasi yang benar (tepat pada kurva daya

0,45)  .

 Gap dinilai. Mengacu pada gradasi yang berisi hanya sebagian

kecil partikel agregat dalam kisaran menengah. Kurva datar di

kisaran menengah.Beberapa desain campuran PCC penggunaan

agregat bergradasi celah untuk memberikan campuran yang lebih

ekonomis karena pasir kurang dapat digunakan untuk workability

diberikan. kesenjangan HMA dinilai dapat rentan terhadap

segregasi selama penempatan.

Laboratorium Struktur dan Bahan Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar I-17
 Gradasi  terbuka. Mengacu pada gradasi yang berisi hanya

sebagian kecil partikel agregat dalam rentang kecil. Hal ini

menyebabkan rongga udara lebih karena tidak ada partikel cukup

kecil untuk mengisi rongga antara partikel yang lebih besar. Kurva

dekat vertikal dalam kisaran menengah, dan datar dan dekat-nol

dalam rentang ukuran kecil.

 Gradasi seragam.  Mengacu pada gradasi yang berisi sebagian

besar partikel dalam rentang ukuran yang sangat sempit.  Pada

dasarnya, semua partikel adalah ukuran yang sama.  Kurva curam

dan hanya menempati rentang ukuran yang sempit tertentu.

 Zona Pembatasan . Catatan:. zona terbatas akan dihilangkan oleh

akhir 2002.   Zona dibatasi mengacu pada area tertentu  desain

campuran. Ini pada awalnya diamati yang mencampur erat

mengikuti garis kepadatan daya maksimum 0,45 dalam gradasi

yang lebih halus kadang-kadang tidak dapat diterima  .  Oleh

karena itu, dalam upaya untuk meminimalkan masalah ini,

termasuk zona Superpave dibatasi melalui mana gradasi khas tidak

harus melewati sebagai pedoman yang direkomendasikan. 

Namun, sejak awal asli zona dibatasi itu, NCHRP Laporan

464: Zona Dibatasi dalam Spesifikasi Gradasi Agregat

Superpave telah menyimpulkan bahwa “… gradasi yang melanggar

zona terbatas yang dilakukan sama dengan atau lebih baik dari

campuran memiliki gradasi yang lewat di luar zona dibatasi , karena

Laboratorium Struktur dan Bahan Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar I-18
itu, persyaratan zona dibatasi adalah redundan untuk campuran

memenuhi semua parameter volumetrik .Telah direkomendasikan

untuk menghapus referensi ke zona terbatas baik sebagai

persyaratan atau pedoman dari spesifikasi AASHTO (AASHTO MP

2) dan praktek (AASHTO PP 28) untuk desain campuran volumetrik

.“

 Gradasi baik .  ketika diplot pada grafik gradasi 0,45 , kebanyakan

jatuh di atas garis 0,45 daya maksimal kepadatan. Istilah ini

umumnya berlaku untuk agregat bergradasi padat.

 Gradasi kasar .  ketika diplot pada grafik gradasi 0,45 , kebanyakan

jatuh di bawah garis 0,45 daya maksimal kepadatan.  Istilah ini

umumnya berlaku untuk agregat bergradasi padat.

E. kekuatan agregat

Agregat harus tahan terhadap kerusakan dan disintegrasi dari pelapukan

(pembasahan / pengeringan dan pembekuan / pencairan) atau mereka

bisa pecah dan menyebabkan distres dini trotoar. Daya tahan dan

kesehatan adalah istilah biasanya diberikan kepada karakteristik resistansi

pelapukan agregat tersebut. Agregat yang digunakan dikeringkan dalam

proses produksi dan karenanya harus mengandung hampir tidak ada air.

Jadi, untuk agregat digunakan , pembekuan / pencairan seharusnya tidak

menjadi masalah yang signifikan. Hal ini tidak berlaku untuk agregat

digunakan untuk campuran beton atau sebagai dasar dan / atau lapisan

Laboratorium Struktur dan Bahan Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar I-19
subbase. Agregat ini biasanya mengandung beberapa air (di urutan 0,1%

sampai 3% biasanya) dan tidak dikeringkan sebelum digunakan.

Tingkat Kesehatan

Tes kesehatan yang paling umum melibatkan berulang kali merendam

sampel agregat dalam larutan jenuh natrium sulfat atau magnesium.

Proses ini menyebabkan kristal garam terbentuk dalam pori-pori agregat,

yang mensimulasikan pembentukan es kristal Prosedur dasarnya adalah

sebagai berikut :

 Kering oven sampel dan terpisah menjadi ukuran saringan tertentu.

 Rendam sampel dalam larutan jenuh natrium sulfat atau

magnesium dan biarkan tetap berada pada suhu konstan selama

18 jam.

 Hapus sampel dari larutan dan kering untuk berat konstan pada

110 ± 5 o C (230 ± 9 o F).

 Ulangi siklus ini lima kali.

 Cuci sampel untuk menghapus garam, kemudian kering.

Laboratorium Struktur dan Bahan Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar I-20
 Tentukan penurunan berat badan untuk setiap ukuran saringan

tertentu dan menghitung kerugian persen rata-rata tertimbang

untuk seluruh sampel.

Dalam pengujian kekuatan agregat untuk beton ini, terdapat beberapa

cara dan istilah yang dipergunakan oleh beberapa negara. antara lain

kekuatan hancur, nilai kekuatan pukul ( impact ), dan kekuatan aus,

contoh :

a. British standart ( BS – 812 – 1967 ), memakai cara dengan

mencari kekuatan hancur ( crushing value ), kekuatan pukul

( impact value ) , ten percent fine value .

b. ASTM Standart C 131 dan C535 , memakai cara uji geseran

dengan mesin Los Angels, dan ketahanan aus dinyatakan

dalam persen bagian yang aus dari contoh uji agregat kasar

cara uji ini dianut oleh Indonesia dengan SNI 03 – 2417 – 1997.

c. Di Indonesia, cara pengujian dengan bejana Rudeloff pada

agregat kasar. kekuatan dinyatakan  dengan persen hancur

yang menembus ayakan 2,0 mm terhadap berat contoh uji.

( cara uji tercantum dalam SII 0079 – 79 ). Untuk memeriksa

permukaan agregat kasar dapat pula dilakukan dengan cara

penggoresan terhadap permukaan agregat dengan

menggunakan batang tembaga / kuningan ( menurut cara

Laboratorium Struktur dan Bahan Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar I-21
ASTM C 235 – 68 atau SII 0053 – 1975 ) dan agregat yang

lemah hanya diperbolehkan 5 %.

F. Analisa saringan

Analisa saringan agregat ialah penentuan persentase berat butiran

agregat yang lolos dari satu set saringan kemudian angka-angka

persentase digambarkan pada grafik pembagian butir.

Analisa saringan dapat dilakukan dengan :

- Analisa basah (AASHTO T 11  – 82), jika agregat yang akan ditapis

mengandung butir-butir halus dapat terdeteksi dengan baik.

- Analisa kering (AASHTO T 27  –  82), jika agregat itu bersih,

sedikit sekali mengandung butiran halus.

Laboratorium Struktur dan Bahan Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar I-22
.Adapun tujuan dari analisa saringan yaitu :

Laboratorium Struktur dan Bahan Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar I-23
1. Untuk mendapatkan beton yang mudah dikerjakan ( diaduk,

dialirkan, dan didapatkan) yang mempunyai tingkat workability yang

tinggi.

2. Untuk mendapatkan harga beton yang ekonomis, kekuatan tinggi.

3. Untuk mendapatkan baton yang betul – betul padat.

4. Untuk mendapatkan batas gradasi dari agregat.

5. Untuk mendapatkan komposisi campuran ( gabungkan ) analisa

agregat kasar dan agregat halus dalam bentuk ideal.

CARA COMBINED AGREGAT

1. Hitung persen tertahan dari masing-masing ayakan baik agregat

kasar dan agregat halus. Yakni berat tertahan di bagi berat total

lalu dikalikan 100 %.

berat tertahan
% tertahan = x 100%
berat total

2. Hitung persen lolos dari masing-masing ayakan ( 100 % dikurang

% tertahan ).

% lolos = 100- % tertahan

3. Perkirakan komposisi campuran, misalkan 42% untuk agregat

halus dan 58% untuk batu pecah. Kalikan dengan berat lolos pada

setiap saringan baik agegat kasar dan agregat halus lalu

jumlahkan.

Laboratorium Struktur dan Bahan Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar I-24
4. Plotkan hasil hitungan kedalam grafik combined agregat greading

ASTM C-33

5. Jika grafik tidak melewati batas spesifikasi, maka komposisi

agregat sudah sesuai.

6. Jika melewati batas spesifikasi, ubah komposisi campurannya

hingga sesuai.

1.2 Prosedur Pengujian

1.2.1 Maksud

Analisa gradasi ( pemeriksaan analisa saringan) agregat kasar

dan halus ini menguraikan langkah untuk menganalisis distribusi

ukuran butir agregat dengan alat ayakan untuk keperluan desain

beton.

1.2.2 Peralatan

a. Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram

b. Saringan untuk agregat Kasar : ¾”, ½”, 3/8”, No.4, No.8, No.16,

No.30, No.50, No.100, No.200 dan Pan

Laboratorium Struktur dan Bahan Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar I-25
c. Saringan untuk agregat halus : , No.4, No.8, No. 16,No. 30,

No.50, No. 100, No.200 dan Pan

d.

Wadah / talam

Laboratorium Struktur dan Bahan Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar I-26
e. Kuas

f. Alat pembagi (Splitter)

1.2.3 Benda Uji

Laboratorium Struktur dan Bahan Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar I-27
a. Agregat Kasar (batu pecah maks 20 mm)

Batu pecah yang akan di uji ini harus telah tercampur dengan baik,

dan merupakan hasil pengurangan batu pecah dengan alat pembagi atau

dengan cara di bagi empat.Seluruh bagian batu pecah yang keluar dari

hasil alat pembagi harus diperiksa, adapun bila pembagiannya dengan

cara di bagi empat batu pecah yang diperiksa ialah dua bagian batu pecah

yang berlawanan arah sebagai dua contoh.Sebelum dimasukkan kedalam

alat pembagi, batu pecah harus dalam keadaan agak basah agar tidak

ada debu yang hilang atau terbang.Berat batu pecah diperkirakan setelah

kering akan mempunyai berat yang mendekati dalam tabel berikut :

No Ukuran maksimum batu Berat minimum batu


pecah pecah
1 10 mm 1000 gram

2 20 mm 1500 gram

3 40 mm 2500 gram

Laboratorium Struktur dan Bahan Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar I-28
2. Agregat Halus (pasir)

Pasir yang akan di uji dengan ayakan harus telah tercampur

dengan baik sebagai hasil pembagi atau cara dibagi empat. Seluruh

pembagian pasir yang keluar dari hasil alat pembagi harus diperiksa,

adapun hasil pembagiannya dengan cara dibagi empat pasir yang

diperiksa ialah dua bagian pasir yang berlawanan arah sebagai dua

contoh. Pasir sebelum dimasukkan kedalam alat pembagi harus agak

basah agar tidak ada debu yang hilang atau terbang. Berat pasir

diperkirakan apabila setelah kering akan mempunyai berat ± 1000 gram.

1.2.4 Prosedur Percobaan


1. Ambil contoh agregat (Kerikil dan Pasir) yang telah dibagi dengan

cara perempatan sesuai ukuran maksimum.

2. Timbang agregat sebanyak 2500 gram untuk kerikil dan 1500 gram

untuk pasir, ambil dua contoh pada kondisi suhu kamar.

3. Susun saringan satu per satu mulai dari pan, saringan dengan

ukuran terkecil hingga ukuran maksimum.

Laboratorium Struktur dan Bahan Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar I-29
4. Masukkan benda uji pada seringan teratas kemudian tutup. Pasang

saringan pada mesin saringan lalu hidupkan motor pengguncang

selama 15 menit.

5. Biarkan selama 5 menit agar debu – debu agregat mengendap

kembali.

6. Buka saringan, dan timbang agregat pada masing-masing

saringan.

7. Hitung berat agregat yang tertahan pada masing – masing

saringan.

8. Hitung persentase berat tertahan,kumulatifkan untuk mendapat

faktor kehalusan.

9. Hitung persen lolos

10. Buat grafik gradasi hubungan ukuran saringan dengan persen

lolos.

1.2.5 Perhitungan
Hitunglah prosentase berat benda uji yang tertahan diatas masing –

masing saringan terhadap berat total benda uji.

1.2.6 Pelaporan
Jumlah persentase yang lolos pada masing – masing saringan,

atau jumlah persentase yang tertahan pada masing – masing saringan

dalam bilangan bulat.

Laboratorium Struktur dan Bahan Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar I-30
1.3 Alur Bagan Pengujian Analisa Saringan

Agregat kasar dan Halus

Siapkan alat dan bahan

Material yang telah di siapkan, di bagi dalam 4 bagian pada

suatu wadah ( perempatan).

Laboratorium Struktur dan Bahan Beton


Ambil
Jurusan Sipil sampel
Fakultas yang mewakili dengan cara perempatan
Teknik
Universitas Bosowa Makassar I-31
sebanyak 2500 gram Batu Pecah ukuran maksimal 20 mm

dan 1500 gram Pasir


Saring benda uji lewat susunan saringan dengan ukuran

saringan paling besar ditempatkan paling atas. Saringan

diguncang dengan tangan.

Timbang sampel yang tertahan pada tiap saringan dan

hitung persentase berat benda uji yang tertahan dan lolos

diatas masing-masing ayakan terhadap berat total benda

uji.

Analisa Data

1.4 Analisa Data


1.4.1 Persentase Tertahan
Rumus :
Berat Kumulatif Tertahan
% Tertahan = x 100
Berat Awal

1. Batu Pecah
Sampel I (Satu)

3/4" = 0.20 X 100 = 0.01 %

Laboratorium Struktur dan Bahan Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar I-32
2500
1709.10
1/2" = X 100 = 68.36 %
2500
2320.50
3/8" = X 100 = 92.82 %
2500
2488.40
no.4 = X 100 = 99.54 %
2500
2492.70
no.8 = X 100 = 99.71 %
2500
2493.10
no.16 = X 100 = 99.72 %
2500
2493.60
no.30 = X 100 = 99.74 %
2500
2494.44
no.50 = X 100 = 99.78 %
2500
2495.30 100 = 99.81
no.100 = X %
2500
2499.00
no.200 = X 100 = 99.96 %
2500
2498.80
pan = X 100 = 99.95 %
2500

Sampel II (Dua)

0
3/4" = X 100 = 0.00 %
2500

1624.40
1/2" = X 100 = 64.98 %
2500

2254.10
3/8" = X 100 = 90.16 %
2500

Laboratorium Struktur dan Bahan Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar I-33
2478.30
no.4 = X 100 = 99.13 %
2500

2484.10
no.8 = X 100 = 99.36 %
2500

2485.20
no.16 = X 100 = 99.41 %
2500

2485.80
no.30 = X 100 = 99.43 %
2500

2487.70
no.50 = X 100 = 99.51 %
2500

2493.20
no.100 = X 100 = 99.73 %
2500

2495.40
no.200 = X 100 = 99.82 %
2500

2498.50
pan = X 100 = 99.94 %
2500

2. Pasir

Sampel I (Satu)

0.00
3/4" = X 100 = 0.00 %
1500

0.00
1/2" = X 100 = 0.00 %
1500

0.00
3/8" = X 100 = 0.00 %
1500
Laboratorium Struktur dan Bahan Beton
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar I-34
0.00
no.4 = X 100 = 0.00 %
1500

45.10
no.8 = X 100 = 3.01 %
1500

156.80
no.16 = X 100 = 10.45 %
1500

757.30
no.30 = X 100 = 50.49 %
1500

1296.50
no.50 = X 100 = 86.43 %
1500

1482.80
no.100 = X 100 = 98.85 %
1500

1485.90
no.200 = X 100 = 99.06 %
1500

1486.80
pan = X 100 = 99.12 %
1500

Sampel II (Dua)

0.00
3/4" = X 100 = 0.00 %
1500

0.00
1/2" = X 100 = 0.00 %
1500

0.00
3/8" = 100 = 0.00 %
1500

no.4 = 0.00 X 100 = 0.00 %

Laboratorium Struktur dan Bahan Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar I-35
1500

53.90
no.8 = X 100 = 3.59 %
1500

196.70
no.16 = X 100 = 13.11 %
1500

837.20
no.30 = X 100 = 55.81 %
1500

1338.70
no.50 = X 100 = 89.25 %
1500

1452.50
no.100 = X 100 = 96.83 %
1500

1485.70
no.200 = X 100 = 99.05 %
1500

1485.80
pan = X 100 = 99.05 %
1500

1.4.2 Persentase Lolos

Rumus :
% Lolos = 100 - % Tertahan
1. Batu Pecah

Sampel I (Satu)

100.00 %
3/4 = 100 - 0.00 =

31.64 %
1/2 = 100 - 68.36 =

Laboratorium Struktur dan Bahan Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar I-36
7.18 %
3/8 = 100 - 92.82 =

0.46 %
no.4 = 100 - 99.54 =

0.29 %
no.8 = 100 - 99.71 =

0.28 %
no.16 = 100 - 99.72 =

0.26 %
no.30 = 100 - 99.74 =

0.22 %
no.50 = 100 - 99.78 =

0.19 %
no.100 = 100 - 99.81 =

0.04 %
no.200 = 100 - 99.96 =

0.05 %
pan = 100 - 99.95 =

Sampel II (Dua)

3/4 = 100 - 0.00 = 100 %

1/2 = 100 - 64.98 = 35 %

3/8 = 100 - 90.16 = 10 %

no.4 = 100 - 99.13 = 0.87 %

no.8 = 100 - 99.36 = 0.64 %

no.16 = 100 - 99.41 = 0.59 %

Laboratorium Struktur dan Bahan Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar I-37
no.30 = 100 - 99.43 = 0.57 %

no.50 = 100 - 99.51 = 0.49 %

no.100 = 100 - 99.73 = 0.27 %

no.200 = 100 - 99.82 = 0.18 %

pan = 100 - 99.94 = 0.06 %

2. Pasir
Sampel I (Satu)

3/4 = 100 - 0.00 = 100 %

1/2 = 100 - 0.00 = 100 %

3/8 = 100 - 0.00 = 100 %

no.4 = 100 - 0.00 = 100 %

no.8 = 100 - 3.01 = 97 %

no.16 = 100 - 10.45 = 89.55 %

no.30 = 100 - 50.49 = 49.51 %

no.50 = 100 - 86.43 = 13.57 %

no.100 = 100 - 98.85 = 1.15 %

no.200 = 100 - 99.06 = 0.94 %

pan = 100 - 99.12 = 0.88 %

Sampel II (Dua)

3/4 = 100 - 0.00 = 100 %

Laboratorium Struktur dan Bahan Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar I-38
1/2 = 100 - 0.00 = 100 %

3/8 = 100 - 0.00 = 100 %

no.4 = 100 - 0.00 = 100 %

no.8 = 100 - 3.59 = 96 %

no.16 = 100 - 13.11 = 86.89 %

no.30 = 100 - 55.81 = 44.19 %

no.50 = 100 - 89.25 = 10.75 %

no.100 = 100 - 96.83 = 3.17 %

no.200 = 100 - 99.05 = 0.95 %

pan = 100 - 99.05 = 0.95 %

1.4.3 Rata-Rata % Lolos

1. Batu Pecah

100.0
3/4" = 0 + 100 = 100.00 %
2

31.64 + 35.02
1/2" = = 33.33 %
2

7.18 + 9.84
3/8" = = 8.51 %
2
0.46 + 0.87
no.4 = = 0.67 %
2

0.29 + 0.64
no.8 = = 0.46 %
2

Laboratorium Struktur dan Bahan Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar I-39
0.28 + 0.59
no.16 = = 0.43 %
2

0.26 + 0.57
no.30 = = 0.41 %
2

no.50 = 0.22 + 0.49 = 0.36 %


2

0.19 + 0.27
no.100 = = 0.23 %
2

0.04 + 0.18
no.200 = = 0.11 %
2

0.05 + 0.06
pan = = 0.05 %
2

2. Pasir

100 + 100
3/4" = = 100 %
2

100 + 100
1/2" = = 100 %
2

100.0
3/8" = 0 + 100 = 100 %
2

100.0
0 + 100.00 100.0
no.4 = = %
0
2

96.99 + 96.41
no.8 = = 96.70 %
2

89.55 + 86.89
no.16 = = 88.22 %
2

Laboratorium Struktur dan Bahan Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar I-40
49.51 + 44.19
no.30 = = 46.85 %
2

13.57 + 10.75
no.50 = = 12.16 %
2

1.15 + 3.17
no.100 = = 2.16 %
2

0.94 + 0.95
no.200 = = 0.95 %
2

0.88 + 0.95
pan = = 0.91 %
2
1.4.4 Combined Agregat

58 42
3/4" = x 100 + x 100 = 100
100 100

58 42
1/2" = x 33.33 + x 100 = 61.33
100 100

58 42
3/16" = x 8.51 + x 100 = 46.93
100 100

58 42
no.4 = x 0.67 + x 100 = 42.39
100 100

58 42
no.8 = x 0.46 + x 96.70 = 40.88
100 100

58 42
no.16 = x 0.43 + x 88.22 = 37.30
100 100

58 42
no.30 = x 0.41 + x 46.85 = 19.92
100 100

58 42
no.50 = x 0.36 + x 12.16 = 5.31
100 100

Laboratorium Struktur dan Bahan Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar I-41
58 42
no.100 = x 0.23 + x 2.16 = 1.04
100 100

58 42
no.200 = x 0.11 + x 0.95 = 0.46
100 100

1.5 Tabel Rekapitulasi

1.5.1 Agregat Kasar

Material : Batu Pecah Nama : Kelompok 15

Sumber : Asisten : Moh. Bismar Dirgantara ST

Total : 2500 Total : 2500 Rata-rata SNI


Saringan Sampel 1 Sampel 2 % 2847
No Kumulatif % Kumulatif % thn
% Lolos % Lolos Lolos
Tertahan Tertahan Tertahan Tertahan 2013
3/4'' 0.2 0 100 0 0 100 100 90-100
1/2'' 1709.10 68.36 31.64 1624.40 64.98 35.02 33.33 20-55
3/8'' 2320.50 92.82 7.18 2254.10 90.16 9.84 8.51 0-15
No. 4 2488.40 99.54 0.46 2478.30 99.13 0.87 0.67 0-5
No. 8 2492.70 99.71 0.29 2484.10 99.36 0.64 0.46 -
No. 16 2493.10 99.72 0.28 2485.20 99.41 0.59 0.43 -
No. 30 2493.60 99.74 0.26 2485.80 99.43 0.57 0.41 -
No. 50 2494.44 99.78 0.22 2487.70 99.51 0.49 0.36 -
No. 100 2495.30 99.81 0.19 2493.20 99.73 0.27 0.23 -
No. 200 2499.00 99.96 0.04 2495.40 99.82 0.18 0.11 -
Pan 2498.80 99.95 0.05 2498.50 99.94 0.06 0.05 -

Laboratorium Struktur dan Bahan Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar I-42
#. 16 # 8 #4 3/8" 1/2"" 3/4"
100

90

80

70
Persen Lolos (%)

60

50

40

30

20

10

0
1 10
Gradasi (mm)

Makassar, Januari 2019

1.5.2 Agregat Halus

Material : Pasir Nama : Kelompok 15

Sumber : Asisten : Moh. Bismar Dirgantara St

Total : 1500 Total : 1500 Rata-rata SNI


Saringan Sampel 1 Sampel 2 % 2834
No Kumulatif % Kumulatif % tahun
% Lolos % Lolos Lolos
Tertahan Tertahan Tertahan Tertahan 2000
3/4'' 0 0 100 0 0 100 100 -
1/2'' 0 0 100 0 0 100 100 -
3/8'' 0 0 100 0 0 100 100 -
No. 4 0 0 100 0.00 0 100 100 90-100
No. 8 45.10 3.01 96.99 53.90 3.59 96.41 96.70 75-100
No. 16' 156.80 10.45 89.55 196.70 13.11 86.89 88.22 55-90
No. 30 757.30 50.49 49.51 837.20 55.81 44.19 46.85 35-59
No. 50 1296.50 86.43 13.57 1338.70 89.25 10.75 12.16 8-30
No. 100 1482.80 98.85 1.15 1452.50 96.83 3.17 2.16 0-10
No. 200 1485.90 99.06 0.94 1485.70 99.05 0.95 0.95 -
Pan 1486.80 99.12 0.88 1485.80 99.05 0.95 0.91 -

Laboratorium Struktur dan Bahan Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar I-43
# 200 # 100 # 50 # 30 # 16 # 8 # 4 3/8" 1/2" 3/4"
100

90

80

70
Persen Lolos (%)

60

50

40

30

20

10

0
0.01 0.1 1 10 100
Gradasi (mm)

1.5.3 Combined Agregate Grading

Material : Agregat kasar dan Pasir Nama : Kelompok 15

Sumber : Asisten : Moh. Bismar Dirgantara St

AGGREGATE GRADING COMBINED AGGREGATE GRADING


ASTM SIEVE
( AVARAGE ) BETON ( Maksimum Nominal 20 mm ) ASTM C-33
SIZE
a b c d I II III IV V VI VII VII IX
3/4 100.00 100 100 95-100
1/2 33.33 100 61.33 -
3/8 8.51 100 46.93 -
No. 4 0.67 100 42.39 35-55
No.8 0.46 96.70 40.88 -
No.16 0.43 88.22 37.3 -
No. 30 0.41 46.85 19.92 10-35
N0.50 0.36 12.16 5.314 -
No. 100 0.23 2.16 1.039 0-8
No. 200 0.11 0.95 0.463 -

AGGREGATE a. BP maks 20 mm 58
BLENDING RATIO b. Pasir 42

Laboratorium Struktur dan Bahan Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar I-44
100
90
80
70
60
Passing ( %)

50
40
30
20
10
0
0.01 0.1 1 10 100
Sieve Size (mm)
Spesifikasi 1 Spesifikasi 2 Hasil Combine

Laboratorium Struktur dan Bahan Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar I-45
Catatan:

metode yang digunakan pada tabel gradasi penggabungan aggregat

(combined) yaitu metode grafik. Pada metode grafik presentasi aggregat

halus terhadap aggregat keseluruhan terdapat 2 grafik yaitu untuk ukuran

butir maksimum 10 mm dan 20 mm, maka grafik yang digunakan ialah

ukuran butir maksimum 20 mm. selanjutnya terdapat 4 bentuk grafik yang

tersedia pada ukuran butir maksimum 20 mm pilihlah 1 grafik diantara 4

grafik yang tersedia namun terlebih dahulu lihatlah nilai slump dari

rancangan campuran beton yang kelompok anda rancang sebelumnya,

dari nilai slump rancangan campuran beton ialah 10 ± 2 cm, maka grafik

yang digunakan ialah Slump 60 – 180 mm.

47

37,5

Setelah itu lihatlah nilai kuat tekan rata – rata (f’cr) yang dirancang, .Nilai

f’cr yang digunakan ialah 0,54 serta zona gradasi yang digunakan pada

Laboratorium Struktur dan Bahan Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar I-46
aggregat halus yaitu zona 2 (SEDANG). Setelah itu tariklah garis dari 0,54

sampai batas gradasi zona 2 kemudian tariklah kembali garis kesamping

grafik dan didapatlah nilai batas atas dan batas bawah dari batas gradasi

zona 2, selanjutnya untuk mendapatkan rasio komposisi aggregat halus

maka hitunglah :

Nilai Batas Atas Zona 2 + Nilai Batas Bawah Zona 2


=
2
= 47 + 37.5
2
=42.25

Sehingga diperoleh nilai komposisi untuk aggregat halus ialah 42,25 %

dibubaltakn menjadi 42%.

Untuk mendapatkan rasio komposisi aggregat kasar, maka hitunglah

dengan cara :

= 100% - nilai komposisi aggregate halus

= 100% - 42.25

= 57.75%

Sehingga diperoleh nilai komposisi untuk aggregat kasar yaitu 57.75 %

dibulatkan menjadi 58 %

Jadi pada metode grafik, rasio komposisi aggregat (% Terhadap Total

Aggregat) ialah Aggregat Halus = 42 % dan Aggregat Kasar = 58 %

Laboratorium Struktur dan Bahan Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar I-47
1.6 Dokumentasi

Gambar 1.1 Menggoyangkan agregat didalam saringan selama 15 menit

Gambar 1.2 Menimbang agregat yang tertahan di setiap saringan

Laboratorium Struktur dan Bahan Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar I-48

Anda mungkin juga menyukai