Anda di halaman 1dari 68

SIR – 08 = PEKERJAAN DRAINASE

PELATIHAN INSPEKTOR LAPANGAN


PEKERJAAN JALAN
(SITE INSPECTOR OF ROADS)

2007

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM


BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI
Modul SIR-07 : Pekerjaan Tanah Kata Pengantar

KATA PENGANTAR

Modul ini berisi bahasan tentang pelaksanaan darinase dalam pekerjaan


konstruksi jalan. Pengetahuan ini sangat bermanfaat dalam menunjang tugas-
tugas inspektur jalan dalam rangka melaksanakan tugas pengawasan pekerjaan
jalan.

Inspeksi pekerjaan jalan dalam rangka pengawasan pekerjaan jalan dimaksudkan


agar hasil pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan ketentuan spesifikasi dan
dokumen kontrak lainnya.

Pengawasan pelaksanaan pekerjaan drainase mencakup pengawasan terhadap


pekerjaan konstruksi drainase dan pemeliharaan drainase termasuk pengetahuan
mengenai fungsi dan jenis drainase.

Modul ini disusun berdasarkan dokumen pelaksanaan pekerjaan jalan yang


secara umum digunakan oleh penyelenggara jalan.
Diharapkan modul ini bermanfaat bagi para pembaca terutama dalam
meningkatkan kemampuan pengawasan pekerjaan jalan.

Jakarta, Desember 2005


Penyusun

Pelatihan Site Inspector of Roads (SIR) i


Modul SIR-07 : Pekerjaan Tanah Kata Pengantar

LEMBAR TUJUAN

JUDUL PELATIHAN : Pelatihan Inspektor Lapangan Pekerjaan


Jalan (Site Inspector of Roads)

MODEL PELATIHAN : Lokakarya terstruktur

TUJUAN UMUM PELATIHAN :


Setelah modul ini dipelajari, peserta mampu melaksanakan pengawasan dan
pelaporan pekerjaan konstruksi jalan untuk memastikan kesesuaian dengan
rencana, metode kerja dan dokumen kontrak.

TUJUAN KHUSUS PELATIHAN :


Pada akhir pelatihan ini peserta diharapkan mampu:
1. Melaksanakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
2. Melaksanakan Manajemen
3. Mengenal Bahan Jalan
4. Membuat Gambar Teknik
5. Mengenal Alat Berat
6. Melaksanakan Pengukuran dan pematokan
7. Melaksanakan Pekerjaan Tanah
8. Melaksanakan Pekerjaan Drainase
9. Melaksanakan Pekerjaan Perkerasan Jalan
10. Melaksanakan Pekerjaan Beton
11. Melaksanakan Pekerjaan Bangunan Pelengkap dan Perlengkapan Jalan
12. Melaksanakan Pemeliharaan Jalan Darurat dan Pengaturan Lalu Lintas
13. Melaksanakan Metode Kerja
14. Menyusun Pelaporan

Pelatihan Site Inspector of Roads (SIR) ii


Modul SIR-07 : Pekerjaan Tanah Kata Pengantar

NOMOR : SIR-08

JUDUL MODUL : PEKERJAAN DRAINASE

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)


Setelah modul ini dipelajari, peserta mampu memeriksa hasil pelaksanaan
pekerjaan drainase jalan dan memastikan kesesuaian dengan gambar rencana
dan gambar kerja.

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)

Pada akhir pelatihan peserta mampu :


1. Menjelaskan fungsi dan jenis drainase
2. Memeriksa hasil pelaksanaan pekerjaan konstruksi drainase
3. Memeriksa hasil pelaksanaan pemeliharaan drainase.

Pelatihan Site Inspector of Roads (SIR) iii


Modul SIR-07 : Pekerjaan Tanah Kata Pengantar

DAFTAR ISI
Halaman

KATA PENGANTAR ................................................................................. i


LEMBAR TUJUAN .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iv
DESKRIPSI SINGKAT PENGEMBANGAN
MODUL PELATIHAN INSPEKTOR
LAPANGAN PEKERJAAN JALAN (Site
Inspector of Road) ............................................................................ vi
DAFTAR MODUL ...................................................................................... vii
PANDUAN PEMBELAJARAN .................................................................. viii

BAB I FUNGSI DAN JENIS DRAINASE ..................................................... I-1


1.1. FUNGSI DRAINASE .................................................................. I-1
1.2. DRAINASE PERMUKAAN ......................................................... I-2
1.2.1 JENIS-JENIS BANGUNAN DRAINASE PERMUKAAN ...... I-3
1.2.2 MEMPERCEPAT PEMBUANGAN AIR DARI
PERMUKAAN JALAN ....................................................................... I-9
1.3. DRAINASE BAWAH PERMUKAAN ........................................... I-11
1.3.1 PENGARUH AIR TANAH TERHADAP DAYA DUKUNG
TANAH DASAR ................................................................. I-12
1.3.2 MEMPERKECIL PENGARUH AIR INFILTRASI
TERHADAP TANAH DASAR ............................................. I-17
1.3.3 SISTEM DRAINASE BAWAH PERMUKAAN ..................... I-20
BAB II KONSTRUKSI SALURAN .............................................................. II-1
2.1. SELOKAN DAN SALURAN AIR ................................................. II-1
2.1.1 UMUM .............................................................................. II-1
2.1.2 BAHAN-BAHAN DAN JAMINAN KUALITAS ...................... II-5
2.1.3 PELAKSANAAN ................................................................ II-5
2.1.4 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN................................ II-7
2.2. PASANGAN BATU DENGAN ADUKAN ..................................... II-7
2.2.1 UMUM .............................................................................. II-7
2.2.2 BAHAN-BAHAN ................................................................. II-9

Pelatihan Site Inspector of Roads (SIR) iv


Modul SIR-07 : Pekerjaan Tanah Kata Pengantar

2.2.3 KONSTRUKSI PASANGAN BATU DENGAN ADUKAN ..... II-10


2.2.4 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN................................ II-11
2.3. GORONG-GORONG DAN SALURAN BETON .......................... II-13
2.3.1 UMUM .............................................................................. II-13
2.3.2 BAHAN-BAHAN ................................................................. II-16
2.3.3 PELAKSANAAN ................................................................ II-17
2.3.4 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN................................ II-20
BAB III PENGGALIAN SALURAN ............................................................. III-1
BAB IV PEMELIHARAAN SALURAN / DRAINASE .................................. IV-1
4.1. UMUM .............................................................................. IV-1
4.2. JADWAL PEMELIHARAAN ........................................................ IV-2
4.3. PEMELIHARAAN SELOKAN SAMPING .................................... IV-2
4.4. PEMELIHARAAN SALURAN PENCEGAT ................................. IV-3
4.4. PEMELIHARAAN GORONG-GORONG ..................................... IV-3

RANGKUMAN

DAFTAR PUSTAKA

HAND OUT

Pelatihan Site Inspector of Roads (SIR) v


Modul SIR-07 : Pekerjaan Tanah Kata Pengantar

DESKRIPSI SINGKAT PENGEMBANGAN MODUL


PELATIHAN INSPEKTOR LAPANGAN PEKERJAAN
JALAN (Site Inspector of Road)

1. Kompetensi kerja yang disyaratkan untuk jabatan kerja Inspektor Lapangan


Pekerjaan Jalan (Site Inspector of Road) dibakukan dalam Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) yang didalamnya telah
ditetapkan unit-unit kerja sehingga dalam Pelatihan Inspektor Lapangan
Pekerjaan Jalan (Site Inspector of Road) unit-unit tersebut menjadi
Tujuan Khusus Pelatihan.
2. Standar Latihan Kerja (SLK) disusun berdasarkan analisis dari masing-masing
Unit Kompetensi, Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja yang
menghasilkan kebutuhan pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku dari
setiap Elemen Kompetensi yang dituangkan dalam bentuk suatu susunan
kurikulum dan silabus pelatihan yang diperlukan untuk memenuhi tuntutan
kompetensi tersebut.
3. Untuk mendukung tercapainya tujuan khusus pelatihan tersebut, maka
berdasarkan Kurikulum dan Silabus yang ditetapkan dalam SLK, disusun
seperangkat modul pelatihan (seperti tercantum dalam Daftar Modul) yang
harus menjadi bahan pengajaran dalam pelatihan Inspektor Lapangan
Pekerjaan Jalan (Site Inspector of Road).

Pelatihan Site Inspector of Roads (SIR) vi


Modul SIR-07 : Pekerjaan Tanah Kata Pengantar

DAFTAR MODUL

Jabatan Kerja : Site Inspector of Roads (SIR)

Nomor
Kode Judul Modul
Modul
1 SIR – 01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja

2 SIR – 02 Manajemen

3 SIR – 03 Bahan Jalan

4 SIR – 04 Gambar Teknik

5 SIR – 05 Alat Berat

6 SIR – 06 Pengukuran dan Pematokan

7 SIR – 07 Pekerjaan Tanah

8 SIR – 08 Pekerjaan Drainase


9 SIR – 09 Pekerjaan Perkerasan Jalan

10 SIR – 10 Pekerjaan Beton

11 SIR – 11 Pekerjaan Bangunan Pelengkap dan Perlengkapan Jalan

12 SIR – 12 Pemeliharaan Jalan Darurat dan Pengaturan Lalu Lintas

13 SIR – 13 Metode Kerja

14 SIR – 14 Teknik Pelaporan

Pelatihan Site Inspector of Roads (SIR) vii


Modul SIR-07 : Pekerjaan Tanah Kata Pengantar

PANDUAN INSTRUKTUR

A. BATASAN

NAMA PELATIHAN : Pelatihan Inspektor Lapangan Pekerjaan Jalan


(Site Inspector of Roads )

KODE MODUL : SIR-08

JUDUL MODUL : PEKERJAAN DRAINASE

DESKRIPSI : Modul ini membahas pengetahuan fungsi dan jenis


drainase, konstruksi saluran, penggalian saluran
serta pemeliharaan saluran untuk pelatihan
Inspektur Lapangan Pekerjaan Jalan.

TEMPAT KEGIATAN : Ruangan Kelas lengkap dengan fasilitasnya.

WAKTU PEMBELAJARAN : 2 (Dua) Jam Pelajaran (JP) (1 JP = 45 Menit)

Pelatihan Site Inspector of Roads (SIR) viii


Modul SIR-07 : Pekerjaan Tanah Kata Pengantar

B. RENCANA PEMBELAJARAN

KEGIATAN INSTRUKTUR KEGIATAN PESERTA PENDUKUNG

1. Ceramah : Pembukaan
Mengikuti penjelasan TIU dan
Menjelaskan dan menguraikan
TIK dengan tekun dan aktif
tentang : OHT
Mengajukan pertanyaan
 Tujuan instruksional umum(TIU)
apabila kurang jelas.
dan Tujuan instruksional khusus
(TIK)
Waktu : 5 menit

2. Ceramah : Bab I Fungsi dan Jenis


Drainase
Mengikuti penjelasan instruktur OHT
Menjelaskan dan menguraikan
dengan tekun dan aktif
tentang:
Mencatat hal-hal yang perlu
 Fungsi drainase
Mengajukan pertanyaan bila
 Drainase permukaan perlu
 Drainase bawah permukaan
Waktu : 30 menit

3. Ceramah : Bab II Konstruksi


Saluran
Mengikuti penjelasan instruktur OHT
Menjelaskan dan menguraikan
dengan tekun dan aktif
tentang :
Mencatat hal-hal yang perlu
 Selokan dan saluran air
Mengajukan pertanyaan bila
 Pasangan batu dengan adukan perlu
 Gorong-gorong dan saluran
beton
Waktu : 20 menit

4. Ceramah : Bab III Penggalian


Saluran
Mengikuti penjelasan instruktur OHT
Menjelaskan dan menguraikan
dengan tekun dan aktif
tentang:
Mencatat hal-hal yang perlu
 Penggalian Dengan Tenaga
Mengajukan pertanyaan bila
Manusia
perlu
 Penggalian dengan Mesin
Waktu : 20 menit

5. Ceramah : Bab IV Pemeliharaan


Saluran
Mengikuti penjelasan instruktur OHT
Menjelaskan dan menguraikan
dengan tekun dan aktif
tentang:
Mencatat hal-hal yang perlu
 Umum
Mengajukan pertanyaan bila
 Jadwal pemeliharaan perlu
 Pemeliharaan selokan samping
 Pemeliharaan saluran pencegat
 Pemeliharaan gorong-gorong
Waktu : 15 menit

Pelatihan Site Inspector of Roads (SIR) ix


Modul SIR-08 : Pekerjaan Drainase

Pelatihan Site Inspector of Roads (SIR) i


Modul SIR-08 : Pekerjaan Drainase Bab I : Fungsi dan Jenis Drainase

BAB I
FUNGSI DAN JENIS DRAINASE

1.1. FUNGSI DRAINASE

Drainase jalan mengandung pengertian membuang atau mengalirkan air (air hujan, air
limbah, atau air tanah) ke tempat pembuangan yang telah ditentukan dengan cara
gravitasi atau menggunakan sistem pemompaan. Secara umum dikenal adanya 2 (dua)
sistem drainase yaitu sistem drainase permukaan dan sistem drainase bawah
permukaan. Kedua sistem tersebut direncanakan dengan maksud untuk mengendalikan
”air” sebagai upaya memperkecil pengaruh buruk air terhadap perkerasan jalan maupun
subgrade (tanah dasar). Secara normatif yang disebut subgrade adalah lapisan tanah
(yang dianggap mewakili subgrade adalah lapsan tanah setebal  1.00 m) yang disiapkan
sebagai badan jalan, bisa berupa tanah asli yang sudah dipadatkan atau tanah timbunan
yang didatangkan dari tempat lain kemudian dipadatkan atau tanah yang distabilisasi
dengan kapur atau bahan lainnya.
Dalam struktur perkerasan jalan, di atas subgrade ini kemudian diletakkan perkerasan
jalan, bisa perkerasan lentur maupun perkerasan kaku. Agar subgrade dapat memikul
beban diatasnya (perkerasan jalan maupun lalu lintas) sesuai dengan batasan-batasan
perencanaan, pada umumnya subgrade dipadatkan pada kadar air optimum. Yang
dimaksudkan dengan kadar air optimum disini adalah kadar air pada kepadatan kering
maksimum yang diperoleh bilamana tanah dipadatkan sesuai dengan SNI 03-1742-1989.
Fungsi drainase jalan dengan demikian ada 2 (dua) cakupan yaitu :
a. Memperkecil kemungkinan menurunnya daya dukung subgrade karena kadar airnya
naik melebihi kadar air optimum sebagai akibat dari merembesnya air hujan ke dalam
subgrade melalui pori-pori perkerasan jalan atau yang berasal dari air tanah yang naik
ke permukaan;
b. Memperkecil kemungkinan rusaknya perkerasan jalan sebagai akibat terendamnya
perkerasan jalan oleh genangan air hujan.
Sistem drainase permukaan mencakup 2 hal yaitu:
a. drainase air limbah, dimaksudkan untuk membuang air limbah (air kotor dari rumah
tangga, limbah cair dari pabrik dan sebagainya) ke instalasi pengolah air limbah;
b. drainase air hujan, dimaksudkan untuk mencegah kemungkinan terjadinya kerusakan
jalan akibat air hujan.
Air hujan yang jatuh ke permukaan jalan atau badan jalan mempunyai 3 kemungkinan:
a. bergerak sebagai aliran air permukaan;
b. menguap;
c. merembes ke dalam tanah atau perkerasan jalan sebagai air infiltrasi.

Pelatihan Site Inspector of Road (SIR) I-1


Modul SIR-08 : Pekerjaan Drainase Bab I : Fungsi dan Jenis Drainase

Drainase permukaan berkepentingan dengan aliran air yang bergerak sebagai aliran air
permukaan. Persentase besarnya aliran air permukaan dinyatakan sebagai run off
coefficient. Debit air yang berasal dari air permukaan ditampung dan dialirkan ke dalam
selokan samping kemudian dibuang melalui gorong-gorong. Pada jalan-jalan rural
biasanya dipilih selokan samping terbuka, sedangkan pada jalan-jalan di daerah
perkotaan dipilih selokan samping terbuka ataupun tertutup tergantung pada kepentingan
atau kondisi setempat.
Pada umumnya pembuangan air hujan pada jalan rural tidak terlalu menjadi masalah,
karena lahan di kiri-kanan jalan cukup luas. Sedangkan pada jalan-jalan di daerah
perkotaan, pembuangan air hujan yang bergerak sebagai aliran air permukaan justru
merupakan persoalan yang seringkali sulit dicari pemecahannya karena sempitnya lahan
terbuka di kiri-kanan jalan. Bahkan mungkin lokasi di kiri-kanan jalan telah dipadati
dengan bangunan-bangunan pertokoan, tempat tinggal, perkantoran dan lain sebagainya.
Dengan demikian dalam perencanaan drainase jalan di daerah perkotaan jalan perlu
dicari, kemana air hujan harus dibuang setelah dialirkan melalui selokan samping dan
gorong-gorong.
Drainase air limbah bisa dibuat khusus untuk:
a. mengalirkan air limbah saja, atau
b. selain untuk membuang air limbah juga disiapkan untuk menampung air hujan dari
halaman atau atap rumah sekaligus menggelontorkan air limbah, atau
c. sekaligus berfungsi untuk menampung dan membuang air limbah maupun air hujan
baik yang berasal dari sebelah luar badan jalan (dari atap rumah, halaman rumah,
lereng tanah di atas selokan) atau air hujan yang berasal dari permukaan jalan.
Sistem yang terakhir ini adalah yang termurah, akan tetapi mengandung risiko tanah
terkontaminasi air limbah atau polusi lainnya.
Drainase bawah permukaan adalah drainase yang dibuat untuk mengatasi pengaruh
rembesan air, baik yang berasal dari air tanah maupun air hujan yang merembes ke
dalam tanah yang kemungkinan dapat menaikkan permukaan air tanah sehingga
mempengaruhi kadar air subgrade.
Jadi secara umum dapat dikatakan bahwa baik drainase permukaan maupun drainase
bawah permukaan dibuat dengan maksud untuk menyelamatkan lapis-lapis perkerasan
jalan dan subgrade dari pengaruh air yang merugikan.

1.2. DRAINASE PERMUKAAN

Drainase permukaan dimaksudkan untuk menampung, mengalirkan dan kemudian


membuang air (hujan) dari permukaan jalan agar tidak merusak perkerasan jalan. Air
hujan yang tidak segera terbuang akan merusak lapis-lapis perkerasan jalan. Pada

Pelatihan Site Inspector of Road (SIR) I-2


Modul SIR-08 : Pekerjaan Drainase Bab I : Fungsi dan Jenis Drainase

kondisi tertentu, jika infiltrasi air permukaan telah mencapai subgrade, pada kadar air
tertentu yang nilainya melebihi kadar air optimum, maka subgrade mulai menurun daya
dukungnya. Penurunan daya dukung subgrade akan mempengaruhi kemampuan
perkerasan jalan dalam memikul beban lalu lintas, karena secara teoritis daya dukung
subgrade yang lebih rendah akan memerlukan perkerasan yang lebih tebal jika
dibandingkan dengan kebutuhan tebal perkerasan yang dihitung berdasarkan daya
dukung subgrade yang lebih tinggi, yang harus memikul beban repetisi yang sama
seperti yang diprediksikan dalam desain.

1.2.1 JENIS-JENIS BANGUNAN DRAINASE PERMUKAAN

Secara umum dikenal ada 2 jenis bangunan drainase permukaan yaitu selokan samping
dan gorong-gorong. Fungsi kedua jenis bangunan ini adalah sebagai “jalan air” agar air
hujan segera keluar dari permukaan jalan untuk menghindarkan perkerasan jalan dari
kerusakan-kerusakan akibat genangan air. Proses terbuangnya air (hujan) dari lapis
permukaan ke areal di luar badan jalan atau ke selokan samping kemudian melalui
gorong-gorong dibuang keluar dari badan jalan atau ke tempat buangan air yang telah
ditentukan, semuanya diupayakan didasarkan atas hukum gravitasi. Air bergerak ke
tempat yang lebih rendah, prinsip inilah yang digunakan dalam mendesain drainase jalan.
Kecepatan bergerak dari air tersebut akan tergantung dari seberapa besar grade (%)
yang harus dilalui, makin tinggi grade yang harus dilalui, jika bangunan drainase terbuat
dari tanah, akan makin mudah bangunan drainase tersebut digerus oleh air.

1.2.1.1 Selokan samping

Ada 2 jenis selokan samping yaitu:


- Selokan yang dilapisi (Lined side ditch)
- Selokan yang tidak dilapisi (Unlined side ditch)

Lined side ditch digunakan apabila kecepatan aliran air yang melaluinya akan
mengakibatkan tanah tergerus, sedangkan unlined side ditch digunakan apabila
kecepatan aliran air yang melaluinya tidak akan mengakibatkan selokan tanah tergerus.

1. Kecepatan Aliran dan Kemiringan Selokan samping

Pelatihan Site Inspector of Road (SIR) I-3


Modul SIR-08 : Pekerjaan Drainase Bab I : Fungsi dan Jenis Drainase

Berapa kecepatan aliran air maksimum agar selokan samping yang terbuat dari tanah
tidak tergerus? Bagaimana dengan batasan kemiringan selokan samping? Tergantung
dari jenis tanah, berikut ini diberikan table dari berbagai sumber yang memberikan
batasan kecepatan aliran air yang diijinkan maupun kemiringan selokan samping :

Tabel 1 : Kecepatan Aliran Air Yang Diijinkan


Dan Kemiringan Selokan samping
Berdasarkan Jenis Material Selokan samping

Material Selokan Kemiringan Selokan


Kecepatan Aliran Air Yang
samping Diijinkan (m/detik) samping (%)

Pasir halus 0.45 0- 5

Lempung kepasiran 0.50 0- 5

Lanau aluvial 0.60 0- 5

Kerikil halus 0.75 0- 5

Lempung kokoh 0.75 5 - 10

Lempung padat 1.10 5 - 10

Kerikil kasar 1.20 5 - 10

Batu-batu besar 1.50 5 - 10

Pasangan batu 1.50 10

Beton 1.50 10

Beton Bertulang 1.50 10

Kemiringan selokan samping kurang lebih perlu direncanakan mengikuti vertical grade
dari trase jalan. Jika ternyata vertical grade dari trase jalan > 5% sedangkan material
badan jalan bukan dari lempung kokoh/lempung padat, maka selokan samping perlu
dibuat dari pasangan batu atau beton atau beton bertulang tergantung dari pertimbangan
desain.

2. Penampang Melintang Selokan Samping


Penampang melintang selokan samping dipilih berdasarkan pertimbangan-pertimbangan:
a. Kondisi tanah dasar
b. Kecepatan aliran

Pelatihan Site Inspector of Road (SIR) I-4


Modul SIR-08 : Pekerjaan Drainase Bab I : Fungsi dan Jenis Drainase

c. Dalam atau dangkalnya kedudukan air tanah.


Di bawah ini diberikan contoh-contoh bentuk selokan samping yang biasa digunakan
dalam perencanaan jalan :

No. Penampang Melintang Keterangan


- Kondisi daerah : kering
1 - Air cepat mengalir
- Air tanah dalam
- Tanah banyak
mengandung clay
2
- Pengaliran air kurang
cepat
- Tanah cukup stabil
3 - Medan sempit
- Air tanah dalam
- Tanah kurang stabil
- Medan cukup luas
4
- Air tanah dekat
permukaan

- Parit atau sungai kecil


5
sejajar jalan

- Selokan samping dari


6
pasangan batu

- Selokan samping
7 tertutup (untuk daerah
perkotaan)

1.2.1.2 Gorong-gorong
Gorong-gorong adalah bangunan drainase yang berfungsi untuk :
a. Memberi jalan kepada air yang mengalir dari parit atau sungai kecil yang mengalir
melintasi jalan.

Pelatihan Site Inspector of Road (SIR) I-5


Modul SIR-08 : Pekerjaan Drainase Bab I : Fungsi dan Jenis Drainase

b. Mengalirkan air yang telah terkumpul di dalam bak-bak penampung selokan samping
untuk dibuang keluar ke tempat pembuangan.

Berikut adalah contoh penempatan gorong-gorong yang berfungsi mengalirkan air dari
saluran air yang memotong jalan :

Penempatan
culvert mengikuti
sumbu saluran air

Penempatan
culvert tidak
mengikuti sumbu
saluran air karena
pertimbangan
memperpendek
panjang culvert

DISARANKAN TIDAK DISARANKAN

Material untuk gorong-gorong ada 2 (dua) macam, yaitu :


a. Beton tulang
b. Baja

Pelatihan Site Inspector of Road (SIR) I-6


Modul SIR-08 : Pekerjaan Drainase Bab I : Fungsi dan Jenis Drainase

1.2.1.3 Penampang Melintang Gorong-gorong

Penampang melintang gorong-gorong yang lazim digunakan antara lain adalah sebagai
berikut :

a. Lingkaran (circular)
- Bentuk ini paling sering dipakai
- Ditinjau dari segi struktur, relative efisien untuk kebanyakan kondisi muatan
- Bisa dibuat dari beton tulang (antara lain  60 cm, 80 cm, 100 cm, 120 cm, 140
cm) atau dari baja (corrugated metal pipe  < 2.00 m)

- Penampang melintang :

b. Ellips (elliptical)
- Biasanya dipakai sebagai pengganti bentuk circular jika terdapat keterbatasan
tinggi timbunan.
- Dibandingkan dengan bentuk circular, bentuk pipa lengkung maupun ellips lebih
mahal (pada kondisi debit yang harusm ditampung sama).

- Potongan melintang :

c. Box (rectangular)
- Direncanakan untuk menampung debit yang relative besar
- Bentuk ini biasanya paling cocok digunakan jika posisi tinggi muka air yang
diijinkan (allowable headwater depth) rendah.

- Penampang melintang :

d. Lengkung (arch)
- Bentuk ini dipakai jika kondisi tanah cukup baik.
- Perlu pertimbangan desain yang lebih teliti untuk menghindari scouring

- Potongan melintang :

e. Multiple barrels
- Dipakai pada kondisi kanal yang agak lebar melintasi jalan
- Terdiri dari 2 (dua) atau lebih barrels

Pelatihan Site Inspector of Road (SIR) I-7


Modul SIR-08 : Pekerjaan Drainase Bab I : Fungsi dan Jenis Drainase

- Barrels bisa berupa circular atau box

- Potongan melintang :
Multiple circulars

Multiple boxes

1.2.1.4 Merencanakan Ujung-ujung Gorong-gorong


Ujung-ujung gorong-gorong direncanakan dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai
berikut :
- Mengurangi erosi
- Menahan seepage
- Menahan timbunan agar tidak longsor
- Memperbaiki karakteristik hidrolik gorong-gorong
- Agar ujung-ujung gorong-gorong tersebut stabil di posisinya
Dalam perencanaan drainase jalan, dikenal pengakhiran ujung-ujung gorong-gorong
sebagai berikut :
a. Ujung-ujung gorong-gorong diletakkan melebihi posisi kaki-kaki timbunan (projecting
end)

- Gorong-gorong barrel diperpanjang sehingga melewati batas-batas timbunan


- Tidak dipersiapkan untuk mengantisipasi keruntuhan konstruksi
- Relatif ekonomis, akan tetapi bentuknya tidak menarik
- Terbatas untuk gorong-gorong kecil
- Jika yang digunakan untuk gorong-gorong adalah ”corrugated metal pipe”
sedangkan konsep perencanaan drainase yang dipilih adalah perencanaan
dengan inlet control, maka pilihan ini adalah tidak tepat ditinjau dari sudut pandang
hidrolika.

Pelatihan Site Inspector of Road (SIR) I-8


Modul SIR-08 : Pekerjaan Drainase Bab I : Fungsi dan Jenis Drainase

b. Ujung-ujung gorong-gorong diletakkan mengikuti bidang talud timbunan (mitered end)

- Biasanya dipakai untuk ”metal gorong-gorong” ukuran besar, untuk memperbaiki


estetika gorong-gorong
- Ditinjau dari segi struktur, tidak cukup untuk menahan gaya-gaya yang timbul
karena beban tanah kecuali jika diberi angker atau diproteksi.

c. Pengakhiran ujung-ujung pipe gorong-gorong (terminal end)

- Khusus untuk circular gorong-gorong


- Prefabricated metal atau precast concrete yang ditempatkan sebagai ujung
gorong-gorong
- Untuk mencegah erosi dan memperbaiki estetika.

1.2.2 MEMPERCEPAT PEMBUANGAN AIR DARI PERMUKAAN JALAN

Selokan samping dan gorong-gorong direncanakan khusus untuk menampung dan


membuang air dari permukaan jalan. Upaya memfungsikan secara maksimal bangunan
drainase menjadi gagal apabila dihadapi kondisi bahwa selokan samping dan gorong-
gorong sudah siap berfungsi, akan tetapi ”air hujan” yang akan dibuang tidak secara
cepat keluar dari permukaan jalan. Oleh karena itu prinsip mendayagunakan hukum-
hukum gravitasi untuk prencanaan drainase harus tetap dijadikan acuan. Berikut ini
adalah upaya-upaya yang dilakukan berkaitan dengan pembuangan air dari permukaan
jalan :

Pelatihan Site Inspector of Road (SIR) I-9


Modul SIR-08 : Pekerjaan Drainase Bab I : Fungsi dan Jenis Drainase

1.2.2.1 Membuat Kemiringan Melintang Pada Permukaan Jalan

Penampang normal pada permukaan jalan dibuat miring keluar dimulai dari as jalan
(disebut cross fall), dimaksudkan agar air hujan dapat segera mengalir dan terbuang dari
permukaan jalan. Air yang tertahan di permukaan jalan kalau tidak segera terbuang keluar
akan dimungkinkan meresap ke dalam perkerasan jalan, menempati pori-pori yang ada
pada material perkerasan jalan. Fungsi aspal sebagai perekat bisa terganggu, lapis
perkerasan bisa rusak, beban lalu lintas diatasnya akan semakin menambah rusaknya
perkerasan jalan yang terendam air.
Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan cross fall untuk berbagai jenis lapis
permukaan. Tabel berikut hanyalah merupakan referensi, penetapan cross fall
sepenuhnya ditentukan oleh perencana dengan berbagai pertimbangan antara lain: air
hujan cepat terbuang, cross fall tidak mengakibatkan permukaan jalan tanah cepat
terkikis, mengurangi rembesan air hujan ke dalam perkerasan dan lain-lain.

Tabel 2 : Jenis Lapis Permukaan Jalan dan Cross Fall

Jenis Permukaan Cross Fall


Jalan Tanah 4% - 6%
Jalan Gravel 3% - 6%
Surface Treatment 3% - 4%
Waterbound Macadam 3% - 4%
Bituminous Macadam 2% - 2.5%
Penetration Macadam 2% - 2.5%
Asphalt Concrete 2% - 2.5%
Beton Semen 2% - 2.5%

1.2.2.2 Memberikan minimum grade pada S curve

Pada tikungan yang berbentuk S curve, terdapat arah kemiringan tikungan yang
berubah dari plus ke minus. Berarti secara teoritis ada bagian dari kemiringan
melintang jalan yang bernilai 0%. Secara praktis, guna mempercepat
pembuangan air hujan, pada transition curve untuk curve yang berbentuk S, perlu
diberikan longitudinal grade sebesar 0.5%.

1.2.2.3 Membuat Selokan Pencegat

Kadang-kadang debit air yang harus ditampung oleh selokan samping, berasal dari
catchment area di sebelah luar badan jalan, terlalu besar. Kasus seperti ini bisa terjadi

Pelatihan Site Inspector of Road (SIR) I-10


Modul SIR-08 : Pekerjaan Drainase Bab I : Fungsi dan Jenis Drainase

pada jalan yang terletak di daerah-daerah perbukitan atau pegunungan. Untuk


mendapatkan dimensi selokan samping yang masih cukup wajar, maka tidak seluruh air
yang berasal dari catchment area ditampung ke dalam selokan samping kiri – kanan
jalan, akan tetapi dicegat dulu oleh saluran pencegat yang dibuat di sebelah atas selokan
samping. Air yang sudah terkumpul di saluran pencegat kemudian dibuang ke tempat
lain.

1.3. DRAINASE BAWAH PERMUKAAN

Drainase bawah permukaan dibuat dengan maksud untuk melindungi tanah dasar atau
pondasi jalan dari pengaruh air tanah agar perkerasan jalan dapat terjaga fungsinya
dengan baik, selain itu juga berfungsi mempertahankan dinding penahan tanah atau
lereng agar tetap stabil. Jika drainase bawah permukaan tidak dipersiapkan dengan baik,
maka pada kondisi tertentu, daya dukung tanah dasar maupun pondasi jalan akan
menurun. Daya dukung tanah dasar akan menurun apabila tanah dasar tersebut jenuh
dengan air akibat naiknya air kapiler dari permukaan air tanah ke tanah dasar. Bagaimana
dengan daya dukung lapis-lapis pondasi jalan? Lapis pondasi jalan, baik lapis pondasi
bawah maupun lapis pondasi atas terdiri dari bahan berbutir kasar, fungsinya akan
menurun apabila rongga-ronga kosong (voids) yang ada di dalamnya kemasukan butir-
butir halus yang berasal dari tanah dasar. Proses masuknya butir-butir halus ke dalam
lapis pondasi dapat dimulai dari terjadinya ”pumping action” oleh beban lalu lintas yang
akan mendorong air tanah dan lumpur (dari tanah dasar yang sudah mulai jenuh dengan
air karena naiknya air kapiler) masuk ke sambungan-sambungan, celah-celah yang ada di
dalam lapis pondasi, atau melalui tepi perkerasan yang akhirnya akan menyebabkan
rusaknya perkerasan jalan.

Pelatihan Site Inspector of Road (SIR) I-11


Modul SIR-08 : Pekerjaan Drainase Bab I : Fungsi dan Jenis Drainase

1.3.1 PENGARUH AIR TANAH TERHADAP DAYA DUKUNG TANAH DASAR

1.3.1.1 Air di Dalam Tanah

Air di dalam tanah terdiri dari jenis-jenis sebagai berikut:


- Air higroskopis
- Air kapiler, dengan gaya kapiler dan gravitasi
- Air tanah gravitasi, bisa merupakan air tanah dalam kondisi bebas atau air tanah
dalam kondisi artesis.

Air higroskopis menyerupai zat yang sifatnya semi padat dan melekat dengan kuat pada
permukaan butir-butir tanah karena tenaga electro-chemical. Air tersebut tidak dapat
dikeluarkan dari butir-butir tanah kecuali dengan pemanasan yang tinggi.
Air kapiler tertahan dan bergerak dalam tanah dengan tenaga kapiler dari rongga-rongga
tanah dan gaya gravitasi. Air kapiler dapat naik dari permukaan air tanah ke tanah dasar
dan pondasi jalan dan akan menurunkan daya dukung maupn kuat geser dari material-
material tersebut.

Berikut ini sketsa yang menggambarkan keberadaan 3 jenis air di dalam tanah:

Air tanah biasanya diklasifikasikan ke dalam 2 type yaitu air tanah dengan permukaan air
bebas dan air tanah pada kondisi sumur artesis.
Berikut ini diberikan skema yang menggambarkan hubungan antara air tanah, tekanan
air pori dan derajat kejenuhan.

Pelatihan Site Inspector of Road (SIR) I-12


Modul SIR-08 : Pekerjaan Drainase Bab I : Fungsi dan Jenis Drainase

 w .h2
Air
h2 kapiler
Tekanan air pori
Permukaan air tanah

Air
h1 tanah
Tekanan air tanah bebas

 w .h1 100%
Tekanan air tanah / air pori Derajat kejenuhan

1.3.1.2 Gerakan Air Tanah

Air bergerak mengikuti hukum gravitasi yaitu menuju ke tempat yang lebih rendah. Air
hujan yang bergerak sebagai aliran permukaan, dalam perjalanan menuju ke tempat yang
lebih rendah mempunyai beberapa kemungkinan:
- Menguap, bergabung menjadi awan untuk kemudian jika ”persyaratannya” sudah
dipenuhi akan turun kembali ke bumi menjadi hujan.
- Meresap ke dalam tanah karena melewati tanah yang koefisien permeabilitasnya
memungkinkan bagi aliran air permukaan untuk infiltrasi ke dalam tanah.
- Melanjutkan perjalanan ke tempat yang lebih rendah karena tidak mempunyai
kesempatan menguap atau merembes ke dalam tanah karena melewati lapisan-
lapisan tanah yang impermeabel, namun setelah mencapai tempat yang lebih rendah
juga mempunyai kemungkinan menguap dan infiltrasi.
Siklus tersebut berulang, namun yang akan kita garisbawahi adalah aliran air permukaan
yang mempunyai kesempatan infiltrasi ke dalam tanah. Apa yang terjadi setelah air
permukaan tersebut merembes ke dalam tanah? Jawabannya adalah tergantung dari
stratifikasi tanah yang dilaluinya, air infiltrasi ini bisa mengumpul menjadi air tanah dengan
permukaan air bebas atau air tanah yang menjadi sumur artesis, mengalir ke permukaan
sebagai mata air.
Sketsa berikut menunjukkan beberapa keadaan air tanah yang berbeda-beda karena
stratigrafi tanah yang keadaannya juga sangat kompleks:

Pelatihan Site Inspector of Road (SIR) I-13


Modul SIR-08 : Pekerjaan Drainase Bab I : Fungsi dan Jenis Drainase

Tinggi muka air tanah dapat berubah karena pengaruh musim, karena adanya galian atau
timbunan, kalau dekat dengan sungai atau danau juga bisa terjadi karena turun atau
naiknya permukaan air sungai danau. Jadi tinggi permukaan air tanah mempunyai sifat
fluktuatif, kalau kebetulan jenis tanahnya mempunyai tenaga kapiler yang tinggi, air dari
sekitarnya akan bergerak menuju ke tanah tersebut. Jika tanah tersebut dalam keadaan
kering, maka tenaga kapiler akan menyedot air yang ada di bawahnya. Pada umumnya
tanah yang berbutir halus mempunyai tenaga kapiler yang lebih besar dari pada tanah
yang berbutir kasar, sehingga tanah yang berbutir halus akan mempunyai kadar air yang
lebih tinggi dari pada tanah berbutir kasar. Lihat grafik tersebut di bawah:

Pelatihan Site Inspector of Road (SIR) I-14


Modul SIR-08 : Pekerjaan Drainase Bab I : Fungsi dan Jenis Drainase

Kadar air di atas permukaan air tanah akan dipengaruhi oleh cuaca. Meskipun demikian,
karena penguapan dari permukaan tanah akan diimbangi oleh suplai dari air kapiler,
maka kadar air tanah pada umumnya tidak menunjukkan fluktuasi yang besar kecuali
pada lapisan yang langsung di bawah permukaan tanah.

1.3.1.3 Daya Dukung Tanah Dasar

Jika kadar air pada tanah dasar naik sampai kadar air optimum, maka nilai kerapatan
kering maksimum juga naik. Artinya daya dukung tanah dasar akan naik seiring dengan
kenaikan kadar air namun hal ini hanya terjadi sampai pada kadar air optimum. Jika kadar
air tanah dasar tadi ditambah lagi sehingga melebihi kadar air optimum, maka nilai
kerapatan kering maksimum akan turun, artinya daya dukung tanah dasar akan semakin
turun jika kadar air yang ditambahkan semakin jauh melewati kadar air optimum. Lihat
grafik yang menunjukkan hubungan antara kerapatan kering maksimum dengan kadar air
tersebut di bawah:

Pelatihan Site Inspector of Road (SIR) I-15


Modul SIR-08 : Pekerjaan Drainase Bab I : Fungsi dan Jenis Drainase

Mengacu pada Spesifikasi, tanah dasar yang dipersiapkan sebagai badan jalan harus
dipadatkan terlebih dahulu sebelum diatasnya dipasang lapis-lapis perkerasan. Apakah
yang dimaksud dengan tanah dasar pada pekerjaan jalan tersebut? Tanah dasar dapat
dibentuk dari timbunan biasa, timbunan pilihan, lapis pondasi agregat, atau tanah asli di
daerah galian. Tanah dasar harus dipadatkan hanya pada kondisi bilamana kadar air
material berada dalam rentang 3% di bawah kadar air optimum sampai 1% di atas kadar
air optimum. Kadar air optimum harus didefinisikan sebagai kadar air pada kepadatan
kering maksimum yang diperoleh bilamana tanah dipadatkan sesuai dengan SNI 03-
1742-1989.

Lihat skema di atas, pada kondisi I beban roda P diterima oleh bidang yang lebih luas
dibandingkan dengan kondisi II  q1 < q2.

Pelatihan Site Inspector of Road (SIR) I-16


Modul SIR-08 : Pekerjaan Drainase Bab I : Fungsi dan Jenis Drainase

Jadi permasalahan daya dukung tanah dasar menjadi krusial apabila elevasi permukaan
air tanah dekat dengan elevasi permukaan tanah dasar. Pada kondisi tertentu akibat air
kapiler, air tanah akan tersedot naik ke tanah dasar sehingga kadar air di dalam tanah
dasar melebihi batas kadar air optimum, berarti daya dukungnya menjadi turun. Hal inilah
yang harus diatasi dengan menyiapkan drainase bawah permukaan agar permukaan air
tanah tidak semakin mendekat ke permukaan tanah dasar.

1.3.2 MEMPERKECIL PENGARUH AIR INFILTRASI TERHADAP TANAH


DASAR

Sketsa di atas menggambarkan bahwa sebagian dari air hujan akan mengakibatkan
terjadinya aliran permukaan A dan B, sebagian lagi akan merembes (infiltrasi) ke dalam
lapisan perkerasan (aliran C) dan sebagian lagi menguap.
Debit yang berasal dari aliran air permukaan akan ditampung oleh selokan samping dan
gorong-gorong dan kemudian dibuang keluar. Jika perencanaan selokan samping dan
gorong-gorong memenuhi syarat-syarat teknis dan pemeliharannya baik, maka aliran air
permukaan akan cepat terbuang keluar begitu hujan selesai. Berbeda dengan aliran air
permukaan, maka air infiltrasi justru tidak segera terbuang keluar setelah hujan selesai,
akan tetapi kemungkinan tertahan atau terperangkap ke dalam lapisan-lapisan
perkerasan akan lebih besar, tergantung pada permeabilitas bahan perkerasan, bahann
bahu jalan maupun adqa atau tidaknya drainase bawah permukaan.

Debit aliran air permukaan A dan B tergantung pada berbagai faktor yaitu run off
coefficient, rainfall intensity, dan catchment area. Kita ambil contoh paved roads dengan
run off cofficient antara 0.70 – 0.95. Ini artinya adalah pada aliran B, 70% - 95% dari
volume air hujan yang jatuh di permukaan jalan terbuang langsung sebagai aliran air
permukaan. Sisanya sebesar 5% - 30% akan merembes (infiltrasi) ke dalam lapisan

Pelatihan Site Inspector of Road (SIR) I-17


Modul SIR-08 : Pekerjaan Drainase Bab I : Fungsi dan Jenis Drainase

perkerasan melalui lapisan permukaan serta sebagian kecil menguap. Ditinjau dari segi
prosentase, air infiltrasi relatif sedikit, akan tetapi jika ditinjau dari kecepatan mengalirnya
untuk keluar dari lapis-lapis perkerasan relatif sangat kecil dibandingkan dengan
kecepatan terbuangnya aliran permukaan. Oleh karena itu, secara kumulatif air infiltrasi
akan bisa merusak ikatan antara butir-butir material perkerasan dan bitumen sebagai
bahan pengikat.

Ada sementara pengamat (Harry R. Cedergreen, Drainage of Highway and Airfield


Pavement, USA 1974) yang mendapatkan fakta lapangan bahwa air infiltrasi yang
merembes ke dalam perkerasan jalan lewat permukaan jalan mempunyai kontribusi yang
cukup besar dalam merusak konstruksi perkerasan, apabila air infiltrasi tersebut tidak
diberi jalan untuk mengalir keluar. Penanggulangan kerusakan jalan hanya dengan
memberikan overlay terhadap perkerasan jalan lama tidak selamanya merupakan
keputusan yang tepat. Pada kondisi-kondisi khusus yang secara kualitatif adalah sebagai
berikut:
- Perkerasan jalan di atas impervous subgrade.
- Jalan melewati sumber air atau terletak di daerah dengan curah hujan tinggi.
- Permukaan air tanah relatif dekat dengan tepi bawah subbase atau bahkan di atas
permukaan jalan (tanah di daerah galian, tebing kiri-kanan air tanahnya tingi)
- Volume lalu lintas selama design life dinilai cukup tinggi,

Maka pengamat tersebut menawarkan alternatif penanganan berupa drainase bawah


permukaan dengan sistem konstruksi terdiri dari:
- Open graded drainage layer dengan permeabilitas yang tinggi sekaligus berfungsi
sebagai base layer.
- Dilengkapi dengan collector pipe dan outlet pipe

Untuk jelasnya lihat sketsa di bawah:

Pelatihan Site Inspector of Road (SIR) I-18


Modul SIR-08 : Pekerjaan Drainase Bab I : Fungsi dan Jenis Drainase

Pada gambar (a) perkerasan diletakkan di atas timbunan, sedangkan bahu jalan
(shoulder) sebelah kanan terdiri dari material yang impervous. Air yang menggenang di
dalam sub base, base, maupun surface tertahan oleh shoulder, tidak bisa mengalir keluar.
Pada shoulder sebelah kiri, meskipun permeability-nya lebih besar dari pada sebelah
kanan, belum berfungsi membuang air yang menggenang di dalam perkerasan
dengancepat.
Pada gambar (b) perkerasan diletakkan di atas galian. Oleh karena subgrade maupun
shoulder terdiri dari material yang permeabiliti-nya rendah, sistem drainasenya juga
sangat jelek. Pada kasus ini, air tetap terperangkap di dalamm lapis-lapis perkerasan.
Pada gambar (c) perkerasan diletakkan di atas impermeable subgrade, sedangkan
shoulder terdiri dari material yang permeabilitinya juga rendah. Apabila perkerasan dan
shoulder berada dalam kondisi jenuh dengan air, maka akan terjadi bleeding pada tepi
perkerasan.
Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa:

Pelatihan Site Inspector of Road (SIR) I-19


Modul SIR-08 : Pekerjaan Drainase Bab I : Fungsi dan Jenis Drainase

- Sebagai konsekwensi dari pemadatan lapisan-lapisan perkerasan maupun stabilisasi


base dan subbase akan diperoleh lapisan-lapisan perkerasan yang permeabilitasnya
rendah.
- Material yang digunakan untuk shoulder sering berfungsi sebagai barrier yang
menghalang-halangi terbuangnya air yang menggenang dalam lapisan-lapisan
perkerasan.
Akibatnya subbase, base, dan surface makin lama akan makin jenuh dengan air, yang
berarti potensial untuk menimbulkan kerusakan pada perkerasan.

1.3.3 SISTEM DRAINASE BAWAH PERMUKAAN

Prinsip utama yang disarankan adalah menjaga agar lapis perkerasan dan subgrade
relatif tetap kering. Sketsa di atas menggambarkan keadaan dimana permukaan air tanah
berada di bawah subbase.
Air infiltrasi relatif tidak sempat masuk ke dalam subbase, karena sesuai dengan sifatnya
yang ”high permable” open graded dapat mengalirkan air kesamping, ditampung oleh
collector pipe. Dari sini air dibuang melalui outlet pipe. Dengan sistem demikian, air
infiltrasi tidak akan sempat tergenang dalam lapisan-lapisan perkerasan untuk jangka
waktu lama. Jadi perkerasan tidak akan berada dalam kondisi jenuh dengan air.

Pengaruh permukaan air tanah

Pada umumnya apabila permukaan air tanah berada pada kedalaman  1 m di bawah
tepi bawah subbase, pengaruhnya terhadap lapisan perkerasan dapat diabaikan.

Pelatihan Site Inspector of Road (SIR) I-20


Modul SIR-08 : Pekerjaan Drainase Bab I : Fungsi dan Jenis Drainase

Apabila permukaan air tanah dekat atau lebih tinggi dari permukaan jalan, akan
diperlukan subgrade drainage berupa longitudinal drain untuk menurunkan permukaan
air tanah. Kalau longitudinal drain belum cukup, dapat ditambahkan drainage layer plus
transverse interceptor drain.
Lihat sketsa di bawah :

Pelatihan Site Inspector of Road (SIR) I-21


Modul SIR-08 : Pekerjaan Drainase Bab I : Fungsi dan Jenis Drainase

Pada gambar (a) jalan dibuat di suatu lereng sehingga sebagian di atas galian dan
sebagian lagi di atas timbunan. Permukaan air tanah diturunkan dengan cara memasang
longitunal drain pada sebelah kiri tepi perkerasan.
Pada gambar (b) jalan dibuat pada daerah galian, padahal posisi semula permukaan air
tanah berada di atas permukaan jalan. Untuk menurunkan permukaan air tanah di tepi
kiri-kanan dipasang longitudinal drain.
Pada gambar (c) dijumpai kasus jalan raya 4 (empat) jalur dengan posisi semula
permukaan air tanah di atas permukaan jalan. Oleh karena jarak antara longitudinal kiri
dan kanan agak jauh, untuk menurunkan permukaan air tanah masih diperlukan
longitudinal drain lagi di tengah-tengah.
Pada gambar (d) diperlihatkan kondisi dimana longitudinal drain saja belum cukup mampu
untuk menghindari rembesan air tanah, padahal bagian jalan tersebut terletak pada
perpindahan dari daerah galian ke daerah timbunan. Yang dikhawatirkan adalah air juga
akan merembes ke daerah timbunan. Untuk menangani kasus ini disarankan
mengkombinasikan pemakaian transverse inceptor drain dan drainage layer yang
dipasang di bawah base, sebagai pengganti subbase. Lihat sketsa di bawah :

Pelatihan Site Inspector of Road (SIR) I-22


Modul SIR-08 : Pekerjaan Drainase Bab I : Fungsi dan Jenis Drainase

 Berikut ini adalah contoh-contoh lain cara membuang air tanah yang dinilai
mengganggu daya dukung subgrade :

Jika tekanan hidrostatis relatif kecil

Jika tekanan hidrostatis cukup besar

Pelatihan Site Inspector of Road (SIR) I-23


Modul SIR-08 : Pekerjaan Drainase Bab I : Fungsi dan Jenis Drainase

Filter material
 Harus mempunyai permeabilitas yang cukup tinggi agar dapat membuang dengan
cepat air tanah yang mengganggu tanah dasar.
 Terdiri dari pasir, kerikil atau batu pecah yang gradasinya terkontrol.
 Bersih dari pelapukan dan mempunyai pembagian butir yang memenuhi
persyaratan-persyaratan tertentu sebagai berikut :

D15 filter D15 filter D15 filter


< 5; >5; > 2
D85 subgrade D15 subgrade Dlobang

Persyaratan di atas dimaksudkan agar filter tidak tersumbat oleh material halus
dari tanah dasar. Selanjutnya lihat grafik di bawah:

Sumber : Subsoil Drainage, The Post Graduate Program on Highway Engineering, ITB-DPUT-JICA, 1976

Pelatihan Site Inspector of Road (SIR) I-24


Modul SIR-08 : Pekerjaan Drainase Bab II: Konstruksi Saluran

BAB II
KONSTRUKSI SALURAN

2.1. SELOKAN DAN SALURAN AIR

2.1.1 UMUM

1. Uraian
Pembuatan selokan baru (dengan pasangan atau tidak) sesuai arah dan
ketinggian, relokasi atau perlindungan dari saluran yang ada.

2. Pekerjaan yang berhubungan, yang ditetapkan dibagian lain


Sesuai dalam spesifikasi.

3. Toleransi dimensi saluran


Ketinggian akhir dasar saluran maximum 1 cm, cukup halus dan merata,
menjamin aliran bebas tanpa genangan.

4. Pelaporan
Contoh material dan pembuatan rencana kerja sebelum pekerjaan dimulai.

5. Jadwal kerja
Drainase berfungsi sebelum pekerjaan timbunan (urugan) dan struktur dimulai.
Selokan dipotong sedikit lebih kecil, pemotongan akhir dan perbaikan
dilaksanakan setelah pekerjaan yang berdekatan selesai.

6. Kondisi lokasi pekerjaan


a. Semua galian harus dipelihara agar bebas dari air dan kontraktor harus
menyediakan semua bahan-bahan peralatan dan tenaga kerja yang
diperlukan untuk pengeringan (pemompaan), pengalihan saluran air dan
pembangunan saluran sementara, tembok ujung serta cofferdam. Pompa
yang siap pakai harus disiapkan ditempat kerja sepanjang waktu untuk
menjamin tidak ada gangguan terhadap kelangsungan prosedur
pengeringan.
b. Bila pekerjaan sedang dilaksanakan pada saluran yang ada atau daerah
lain dimana aliran bawah tanah atau air tanah dapat tercemar, maka
kontraktor harus sepanjang waktu memelihara di tempat pekerjaan yang
bersangkutan suatu persediaan air yang berkualitas air minum untuk

Pelatihan Site Inspector of Road (SIR) II-1


Modul SIR-08 : Pekerjaan Drainase Bab II: Konstruksi Saluran

digunakan oleh para pekerjanya untuk mencuci, beserta persediaan sabun


dan obat pembasmi kuman secukupnya.

7. Pembetulan pekerjaan yang tidak memuaskan


a. Pekerjaan pengukuran untuk menentukan profil permukaan yang ada atau
yang dibangun harus diulangi sebagaimana diperlukan untuk memperoleh
suatu catatan yang teliti mengenai keadaan fisik pekerjaan, hingga
memuaskan Pemimpin Proyek.
b. Setiap pekerjaan konstruksi tambahan yang diakibatkan oleh kesalahan
atau ketidak-cocokan dalam gambar penampang memanjang yang
diserahkan harus dilaksanakan oleh kontraktor atas biaya sendiri.
c. Pekerjaan pembangunan selokan yang tidak memenuhi kriteria toleransi
atau yang tidak diterima oleh Pemimpin Proyek, harus dibetulkan oleh
kontraktor sebagaimana diarahkan oleh Pemimpin Proyek.
Pekerjaan pembetulan dapat meliputi :
1) Penggalian atau penimbunan lebih lanjut, termasuk bila diperlukan
penimbunan kembali terlebih dahulu pekerjaan baru dan kemudian
penggalian kembali menurut garis yang ditentukan.
2) Perbaikan atau penggantian pekerjaan pasangan batu yang spesifikasi.
d. Pekerjaan penimbunan yang tidak memuaskan harus dibetulkan sesuai
dengan spesifikasi
1) Penimbunan yang telah selesai yang tidak sesuai dengan
penampang melintang yang ditentukan atau disetujui atau dengan
toleransi permukaan yang ditentukan dalam TOLERANSI DIMENSI,
harus diperbaiki dengan menggaru permukaan tersebut dan
membuang atau menambah bahan-bahan sebagaimana diperlukan,
dilanjutkan dengan pembentukan dan pemadatan kembali.
2) Timbunan yang terlalu kering untuk pemadatan, yang ditentukan
menurut batas kadar air yang ditentukan dalam spesifikasi atau
sebagaimana diarahkan oleh Pemimpin Proyek harus dikoreksi
dengan menggaru bahan-bahan yang bersangkutan diikuti dengan
penyiraman dengan jumlah air secukupnya dan mencampur secara
seksama dengan sebuah mesin perata (grader) atau peralatan lain
yang disetujui.
3) Timbunan yang terlalu basah untuk pemadatan, yang ditentukan
menurut batas kadar air yang ditetapkan dalam spesifikasi atau
sebagaimana diarahkan oleh Pemimpin Proyek, harus diperbaiki
dengan menggaru bahan-bahan yang bersangkutan dilanjutkan

Pelatihan Site Inspector of Road (SIR) II-2


Modul SIR-08 : Pekerjaan Drainase Bab II: Konstruksi Saluran

dengan pengerjaan dengan mesin perata berulang-ulang atau


peralatan lainnya yang disetujui, dengan diberi waktu selang antara
pekerjaan, dibawah kondisi cuaca kering sebagai pilihan atau bila
pengeringan yang cukup tak dapat dicapai dengan mengerjakan
dan membiarkan bahan-bahan yang digaru maka Pemimpin Proyek
dapat memerintahkan agar bahan-bahan tersebut disisihkan dari
pekerjaan dan diganti dengan bahan-bahan kering yang sesuai.
4) Timbunan yang menjadi jenuh karena hujan atau banjir atau lainnya
setelah dipadatkan secara memuaskan sesuai dengan spesifikasi ,
pada umumnya tidak memerlukan pekerjaan perbaikan asalkan sifat
bahan-bahan dan kerataan permukaan masih memenuhi
persyaratan spesifikasi ini.
5) Perbaikan timbunan yang tidak memenuhi persyaratan sifat bahan
atau kepadatan menurut spesifikasi harus sebagaimana diarahkan
oleh Pemimpin Proyek dan dapat meliputi pemadatan tambahan,
penggaruan kemudian diikuti dengan penyesuaian kadar air dan
pemadatan kembali atau pembuangan dan penggantian bahan-
bahan.
6) Perbaikan timbunan yang rusak oleh erosi banjir atau menjadi lunak
setelah pekerjaan diselesaikan dan diterima oleh Pemimpin Proyek
harus sebagaimana ditentukan dalam spesifikasi

8. Fasilitas di bawah tanah


Ketentuan yang ditetapkan untuk penggalian dalam spesifikasi harus diterapkan
juga terhadap pekerjaan yang dikerjakan untuk fasilitas di bawah tanah ini.
a. Kontraktor harus bertanggung-jawab untuk memperoleh setiap informasi
yang ada tentang keberadaan serta lokasi bangunan utilitas dibawah
tanah dan memperoleh serta membayar setiap perijinan yang diperlukan
atau pemberian hak lainnya untuk melaksanakan penggalian yang
disyaratkan oleh kontrak.
b. Kontraktor harus bertanggung-jawab atas pemeliharaan dan perlindungan
setiap saluran pipa bawah tanah, kabel, pipa penyalur atau lainnya diatas
tanah dan jaringan pelayanan cadangan atau struktur yang mungkin
ditemukan, dan memperbaiki setiap kerusakan terhadapnya yang
ditimbulkan oleh kegiatan kontraktor.

9. Penggunaan dan pembuangan bahan-bahan galian


Ketentuan yang ditetapkan untuk penggalian dalam spesifikasi harus diterapkan.

Pelatihan Site Inspector of Road (SIR) II-3


Modul SIR-08 : Pekerjaan Drainase Bab II: Konstruksi Saluran

a. Semua bahan-bahan yang layak yang digali dalam batas-batas proyek,


sejauh dimungkinkan digunakan untuk pembentukan timbunan atau
urugan kembali.
b. Bahan-bahan galian yang banyak mengandung tanah organic, tanah
gambut, sejumlah besar akar, atau bahan-bahan timbunan lainnya atau
tanah kompresibel yang menurut pendapat Pemimpin Proyek akan
menghambat pemadatan bahan-bahan yang dihampar diatasnya atau
menyebabkan penurunan atau kegagalan yang tidak diinginkan, harus
digolongkan sebagai tidak memenuhi syarat untuk digunakan sebagai
bahan-bahan timbunan untuk pekerjaan permanent.
c. Setiap bahan-bahan galian yang melebihi kebutuhan timbunan, atau
bahan-bahan yang tidak disetujui oleh Pemimpin Proyek sebagai bahan-
bahan yang layak untuk timbunan harus dibuang keluar dari daerah
pekerjaan.
d. Kontraktor harus bertanggung-jawab untuk semua pengaturan dan biaya
untuk pembuangan bahan-bahan kelebihan atau yang tidak memenuhi
syarat, termasuk pengangkutan dan perolehan ijin dari pemilik atau
penghuni tanah dimana pembuangan itu dilaksanakan.

10. Pemulihan lokasi pekerjaan dan pembongkaran pekerjaan sementara


Ketentuan yang ditetapkan untuk penggalian dalam spesifikasi harus diterapkan.
a. Semua struktur sementara seperti cofferdam atau turap harus dibongkar
oleh kontraktor setelah selesainya struktur permanent atau pekerjaan
lainnya untuk apa penggalian telah dilakukan, kecuali bila diarahkan lain
oleh Pemimpin Proyek. Pembongkaran harus dikerjakan dengan cara
sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu atau merusak struktur atau
formasi yang telah selesai.
b. Bahan-bahan yang diperoleh kembali dari pekerjaan sementara tersebut
tetap menjadi milik kontraktor atau dapat, dan jika disetujui sebagai layak
oleh Pemimpin Proyek, dipakai untuk pekerjaan permanent dan dibayar
menurut jenis pembayaran yang bersangkutan yang dimasukkan dalam
Daftar Penawaran.
c. Bahan-bahan galian tidak boleh ditempatkan dalam saluran air tetapi
harus segera disisihkan dan dibuang.
d. Semua lubang sumber bahan galian tambahan, quarry atau tempat
pembuangan yang digunakan oleh kontraktor harus ditinggalkan dalam
keadaan rapid an teratur dengan sisi dan lereng yang mantap.

Pelatihan Site Inspector of Road (SIR) II-4


Modul SIR-08 : Pekerjaan Drainase Bab II: Konstruksi Saluran

2.1.2 BAHAN-BAHAN DAN JAMINAN KUALITAS

1. Timbunan
Timbunan yang digunakan harus memenuhi persyaratan sifat-sifat bahan-bahan,
penempatan, pemadatan dan jaminan kualitas yang ditetapkan dalam
spesifikasi.

2. Pasangan batu dengan adukan


Pasangan batu dengan adukan untuk pelapisan selokan harus memenuhi
persyaratan sifat bahan-bahan, penempatan, pemadatan dan jaminan kualitas
yang ditetapkan dalam spesifikasi.

2.1.3 PELAKSANAAN

1. Penentuan lokasi saluran


a. Lokasi, panjang, arah aliran dan kelandaian yang disyaratkan untuk semua
selokan yang akan dibentuk kembali atau digali atau diberi pasangan, dan
lokasi dari semua kantung lumpur dan selokan pembuang yang
bersangkutan harus diusulkan dan diperlihatkan oleh kontraktor, dan yang
kemudian akan disetujui atau diperbaiki oleh Pemimpin Proyek, dalam
gambar pengukuran penampang memanjang yang disediakan oleh
kontraktor
b. Dalam batas-batas untuk mencapai penyelesaian teknis yang memuaskan
untuk semua drainase dan masalah keamanan lalu-lintas sepanjang masa
kontrak, lokasi selokan dan penampang melintang yang khas yang
diperlihatkan dalam gambar akan diubah oleh Pemimpin Proyek bila
diperlukan untuk memungkinkan mempertahankan pohon yang ada,
khususnya di lokasi dimana keberadaannya penting untuk kestabilan
lereng.

2. Pembangunan selokan
a. Tumbuh-tumbuhan yang tidak dikehendaki, sampah dan endapan lainnya
harus dipindahkan dari tepi dan lantai dasar selokan yang ada.
b. Penggalian, penimbunan dan pemotongan harus dilaksanakan
sebagaimana disyaratkan untuk membentuk kembali selokan-selokan baru
sehingga mencapai kelandaian yang diperlihatkan dalam gambar

Pelatihan Site Inspector of Road (SIR) II-5


Modul SIR-08 : Pekerjaan Drainase Bab II: Konstruksi Saluran

penampang memanjang yang telah disetujui dan pada profil yang


diperlihatkan gambar, atau sebagaimana diarahkan oleh Pemimpin Proyek.
c. Sesudah pembentukan selokan disetujui oleh Pemimpin Proyek, maka
dinding selokan dari pasangan batu dengan adukan harus dibangun
sebagaimana ditetapkan dalam spesifikasi.
d. Semua bahan-bahan hasil penggalian harus dibuang dengan
memindahkannya dari lokasi pekerjaan untuk dibuang.

3. Pemeliharaan saluran air yang ada


a. Sungai atau kanal alam yang berdampingan dengan lokasi pekerjaan
kontrak ini tidak boleh diganggu dengan tanpa persetujuan dari Pemimpin
Proyek.
b. Bila suatu penggalian atau pengerukan dasar sungai tidak dapat dihindari
untuk pelaksanaan pekerjaan dengan layak, maka kontraktor, setelah
pekerjaan diselesaikan, harus menimbun kembali semua penggalian
tersebut sampai mencapai permukaan tanah asal atau dasar sungai
dengan bahan-bahan yang disetujui Pemimpin Proyek.
c. Bahan-bahan dari pekerjaan pondasi atau penggalian lainnya, atau dari
penempatan cofferdam tidak boleh ditinggalkan dalam daerah aliran
sungai.

4. Relokasi saluran air


a. Bilamana stabilisasi timbunan timbunan atau pekerjaan permanen lainnya
dari kontrak tidak dapat dihindari akan menghalangi seluruh atau sebagian
saluran air yang ada, maka saluran air tersebut harus di-relokasi / dialihkan
untuk menjamin aliran yang bebas melewati pekerjaan pada ketinggian
muka air banjir biasa.
b. Relokasi saluran air tersebut harus mempertahankan kelandaian lantai
dasar saluran yang ada dan harus diadakan sedemikian sehingga tidak
menyebabkan gerusan yang merusak baik pada pekerjaan maupun pada
tanah milik yang berdekatan.
c. Kontraktor harus mengadakan pengukuran dan penggambaran
penampang-penampang melintang dari saluran air yang akan di-relokasi
dan memberikan tanda secara terinci sehubungan dengan usulannya
untuk pekerjaan relokasi yang diperlukan. Pemimpin Proyek akan
menyetujui atau memperbaiki usulan kontraktor tersebut sebelum suatu
pekerjaan relokasi dimulai.

Pelatihan Site Inspector of Road (SIR) II-6


Modul SIR-08 : Pekerjaan Drainase Bab II: Konstruksi Saluran

2.1.4 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

1. Penggalian
Penggalian dan pemotongan yang dilaksanakan untuk pekerjaan selokan dan
saluran air harus diukur dan dibayar sebagai penggalian menurut spesifikasi
atau sebagai bagian dari Pos Pekerjaan Tanah sebagaimana dirumuskan dalam
spesifikasi

2. Penimbunan
Timbunan yang digunakan untuk pekerjaan selokan dan saluran air harus diukur
dan dibayar sebagai Penimbunan menurut spesifikasi atau sebagai bagian dari
Pos Pekerjaan Tanah, seperti dirumuskan dalam spesifikasi.

3. Pelapisan dinding
Pekerjaan pelapisan dinding untuk selokan dan saluran air diukur dan dibayar
sebagai Pekerjaan pasangan batu dengan adukan, pekerjaan beton atau
pasangan batu kosong dengan adukan encer menurut spesifikasi.

2.2. PASANGAN BATU DENGAN ADUKAN

2.2.1 UMUM

1. Uraian
a. Pekerjaan ini terdiri dari pemasangan lapis pelindung pada tepi atau dasar
selokan dan saluran air, dan pembuatan lantai olak, kantung Lumpur dan
bangunan saluran air kecil sejenis lainnya dengan pasangan batu dengan
adukan semen yang dibangun diatas suatu dasar yang telah dipersiapkan
untuk menjamin aliran air yang bebas dan tanpa genangan, sesuai dengan
spesifikasi ini dan sesuai dengan garis, kelandaian, dan ukuran yang
diperlihatkan dalam gambar atau sebagaimana yang diarahkan oleh
Pemimpin Proyek.
b. Pekerjaan tersebut juga meliputi pembangunan lubang sulingan air,
termasuk penyediaan dan pemasangan acuan lubang pembuangan air
(weephole) atau pipa.
c. Pada umumnya pekerjaan pasangan batu dengan adukan tidak akan
digunakan untuk bangunan-bangunan yang menahan beban seperti
gorong-gorong pelat beton, tembok penahan tanah sepanjang jalur lalu-
lintas, tembok kepala gorong-gorong pelat beton, dan sebagainya.

Pelatihan Site Inspector of Road (SIR) II-7


Modul SIR-08 : Pekerjaan Drainase Bab II: Konstruksi Saluran

2. Toleransi dimensi
a. Permukaan dari setiap batu tidak boleh berbeda dari profil permukaan rata-
rata pasangan batu disekitarnya lebih dari 30 mm.
b. Untuk pasangan selokan dan saluran air, profil permukaan rata-rata yang
dibentuk dengan pasangan batu tidak boleh berbeda dari profil lantai dasar
saluran yang ditentukan atau disetujui lebih dari 20 mm, juga tidak berbeda
dari profil penampang melintang yang ditentukan atau disetujui lebih dari
50 mm.
c. Ketebalan minimum dari setiap pasangan batu dengan adukan harus 100
mm.
d. Profil akhir untuk bangunan tidak utama yang tidak menahan beban seperti
kantung Lumpur dan lantai olak tidak boleh berbeda dari profil yang
ditentukan atau disetujui lebih dari 20 mm.

3. Pengajuan dan persetujuan


a. Sebelum memulai pekerjaan, kontraktor harus mengajukan kepada
Pemimpin Proyek 2 contoh seberat 50 kg yang masing-masing mewakili
batu yang diusulkan untuk digunakan. Salah satu dari contoh ini akan
ditahan oleh Pemimpin Proyek sebagai rujukan selama periode kontrak.
Hanya batu yang telah disetujui oleh Pemimpin Proyek yang boleh
digunakan dalam pekerjaan.
b. Tidak ada pekerjaan pasangan batu dengan adukan boleh dimulai sampai
Pemimpin Proyek telah menyetujui penyiapan pembentukan dimana
pekerjaan yang bersangkutan akan ditempatkan.

4. Penjadwalan kerja
a. Jumlah pasangan batu dengan adukan yang dilaksanakan dalam suatu
waktu tertentu harus dibatasi sesuai dengan kecepatan pemasangan untuk
menjamin agar semua batu dipasang dengan adukan segar.
b. Bila pasangan batu dengan adukan akan dipasang pada lereng atau
sebagai lapis dinding selokan, maka pembentukan pertama-tama harus
dipersiapkan seperti tidak akan ada pasangan. Pembentukan akhir sampai
garis yang disyaratkan harus dibuat segera sebelum pemasangan batu.

5. Kondisi lokasi pekerjaan


Ketentuan yang dirinci dalam spesifikasi mengenai mempertahankan suatu
lokasi pekerjaan yang tetap dalam keadaan kering dan pemeliharaan fasilitas

Pelatihan Site Inspector of Road (SIR) II-8


Modul SIR-08 : Pekerjaan Drainase Bab II: Konstruksi Saluran

sanitasi yang layak di lapangan, harus juga diterapkan untuk pekerjaan


pasangan batu dengan adukan.

7. Pembetulan pekerjaan yang tidak memuaskan


a. Pekerjaan pasangan batu dengan adukan yang tidak memenuhi toleransi
yang diberikan harus diperbaiki oleh kontraktor atas biayanya sendiri
dengan cara yang diarahkan oleh Pemimpin Proyek.
b. Kontraktor harus bertanggung-jawab atas kestabilan dan keutuhan dari
semua pekerjaan yang telah diselesaikan. Ia harus mengganti dengan
biayanya sendiri setiap pekerjaan yang menjadi rusak atau terlantar,
menurut pendapat Pemimpin Proyek karena kecerobohan atau
kelalaiannya. Tetapi kontraktor tidak bertanggung-jawab atas kerusakan
yang ditimbulkan oleh alam seperti angina topan atau pergeseran lapisan
tanah yang tak dapat dihindari diatas mana pekerjaan dibangun, dengan
syarat bahwa pekerjaan yang rusak tersebut telah diterima sebelumnya
secara tertulis sebagai memuaskan dan telah selesai oleh Pemimpin
Proyek.

2.2.2 BAHAN-BAHAN

1. Batu
a. Batu harus terdiri dari batu alam atau batu galian yang kasar, kuat / keras,
tahan lama, padat, tahan terhadap pengaruh udara dan air serta cocok
dalam segala hal untuk fungsi yang dituju.
b. Kualitas dan ukuran dari batu harus disetujui oleh Pemimpin Proyek
sebelum digunakan. Batu untuk pasangan selokan dan saluran air harus
sedapat mungkin empat persegi bentuknya.
c. Kecuali ditentukan lain dalam Gambar atau Spesifikasi, maka setiap batu
harus berbobot lebih dari 6 kg.

2. Adukan
Adukan, haruslah adukan semen sesuai dengan persyaratan spesifikasi.

3. Drainase porous
Bahan-bahan untuk pembentukan alas, lubang pembuangan air atau kantong
saringan untuk pekerjaan pasangan batu adukan harus sesuai dengan
persyaratan spesifikasi.

Pelatihan Site Inspector of Road (SIR) II-9


Modul SIR-08 : Pekerjaan Drainase Bab II: Konstruksi Saluran

2.2.3 KONSTRUKSI PASANGAN BATU DENGAN ADUKAN

1. Persiapan pembentukan atau pondasi


a. Pembentukan untuk pelapisan dengan pasangan batu dengan adukan
harus dipersiapkan sesuai dengan ketentuan Selokan dan saluran air
dalam spesifikasi.
b. Pondasi atau parit untuk tembok kepala atau bangunan dari pasangan batu
dengan adukan harus dipersiapkan sesuai dengan ketentuan dari
Penggalian dari spesifikasi.
c. Lapisan alas tembus air dan rongga-rongga kantong saringan harus
disediakan dimana ditentukan sesuai dengan ketentuan Drainase porous
dari spesifikasi.

2. Penyiapan batu
a. Batu-batu harus dibersihkan dari cacat dan bahan-bahan yang merusak,
yang dapat mengganggu ikatan dengan adukan.
b. Sebelum pemasangan, batu harus dibasahi seluruhnya dan diberi waktu
yang cukup untuk menyerap air sampai hamper jenuh.

3. Penempatan lapisan batu


a. Suatu alas dari adukan segar paling sedikit setebal 30 mm harus
ditempatkan diatas bentuk yang telah dipersiapkan. Alas adukan ini harus
dipasang secara bertahap dan diikuti oleh pemasangan batu permukaan
sedemikian sehingga batu-batu tersebut selalu tertanam dalam adukan
sebelum adukan mengeras.
b. Batu-batu harus tertanam dengan kuat satu dengan lainnya untuk
mendapatkan ketebalan lapisan yang diperlukan diukur tegak lurus
terhadap talud saluran. Adukan tambahan harus ditempatkan untuk
mengisi semua ruang antara batu-batu dan harus diselesaikan dalam
keadaan hampir sama rata dengan permukaan lapis dinding selokan tetapi
tidak menutupi batu yang bersangkutan.
c. Pekerjaan harus dimulai dari dasar talud menuju keatas selokan, dan
permukaan harus diselesaikan segera setelah pengerasan awal adukan
dan menyapunya dengan sebuah sapu yang kaku.
d. Permukaan yang telah diselesaikan harus dirawat seperti ditentukan untuk
Pekerjaan Beton dalam spesifikasi.
e. Talud dan bahu jalan yang berdampingan dengan selokan harus dirapikan
dan disempurnakan untuk menjamin pertemuan yang halus dan rata

Pelatihan Site Inspector of Road (SIR) II-10


Modul SIR-08 : Pekerjaan Drainase Bab II: Konstruksi Saluran

dengan pekerjaan pasangan batu dengan adukan sehingga


memungkinkan drainasi yang lancer dan mencegah terjadinya
penggerusan pada tepi selokan yang bersangkutan.

4. Pembangunan struktur pasangan batu dengan adukan


a. Tembok kepala yang akan dibangun dalam parit atau bangunan lainnya
dengan menggunakan dukungan tanah atau acuan, harus dibangun
dengan pengisian parit atau acuan dengan adukan setebal 60 % dari
ukuran maximum batu-batu dalam adukan yang belum mengeras. Adukan
tambahan kemudian harus ditambahkan dan proses tersebut diulangi
sampai acuan itu terisi penuh. Adukan berikutnya ditambahkan kemudian
sampai bagian atas untuk memperoleh suatu permukaan atas yang rata
dan halus.
b. Bila bentuk batu adalah sedemikian sehingga saling mengunci dengan
cukup kuat, dan bila suatu adukan kaku digunakan maka bangunan
pekerjaan pasangan batu dengan adukan dapat juga dibangun dengan
tanpa acuan, dengan cara yang diuraikan untuk Pasangan Batu dari
spesifikasi.
c. Permukaan vertikal dari bangunan pekerjaan pasangan batu dengan
adukan yang tak terlindung harus disempurnakan dan dirawat
sebagaimana ditentukan diatas untuk pelapisan batu. Permukaan atas
yang tak terlindung harus diselesaikan dengan lapisan adukan setebal 20
mm sampai garis dan ketinggian yang diperlukan. Lapisan itu harus
mengakhiri bagian atas dinding sebagaimana diarahkan oleh Pemimpin
Proyek. Lapisan itu harus dirawat seperti ditentukan untuk pekerjaan beton
dari spesifikasi.
d. Pengurugan kembali sekeliling bangunan yang telah selesai dirawat harus
ditempatkan sesuai dengan ketentuan dari Penimbunan, atau Drainase
porous dalam spesifikasi.

2.2.4 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

1. Pengukuran
a. Pekerjaan pasangan batu dengan adukan harus diukur untuk pembayaran
dalam meter kubik sebagai volume nominal dari pekerjaan yang
diselesaikan dan diterima.
b. Untuk pekerjaan pasangan batu dengan adukan yang digunakan untuk
pasangan selokan dan saluran air, atau melapisi segala permukaan

Pelatihan Site Inspector of Road (SIR) II-11


Modul SIR-08 : Pekerjaan Drainase Bab II: Konstruksi Saluran

lainnya, maka volume nominal harus dirumuskan berdasarkan luas


permukaan yang tidak terlindung dari pekerjaan yang telah selesai dan
ketebalan nominal dari pelapisan. Untuk maksud-maksud pembayaran,
maka ketebalan lapis nominal harus diambil yang tertipis dari :
1) Ketebalan yang ditentukan atau disetujui sebagaimana terlihat dalam
Gambar atau diarahkan oleh Pemimpin Proyek.
2) Rata-rata ketebalan yang sebenarnya dipasang sebagaimana yang
diperoleh dari pengukuran lapangan.
3) 150 mm.
c. Untuk pekerjaan pasangan batu dengan adukan yang digunakan dalam
semua situasi lainnya (bukan pelapisan), maka volume nominal untuk
pembayaran harus dihitung sebagai volume teoritis yang ditetapkan
berdasarkan garis lintas dan penampang melintang yang ditentukan atau
disetujui.
d. Setiap bahan-bahan yang dipasang melebihi volume teoritis yang telah
disetujui tidak akan diukur atau dibayar.
e. Alas yang tembus air atau bahan-bahan berbutir untuk kantong saringan
harus diukur dan dibayar menurut Jenis Pembayaran untuk Drainasi
Porous, sebagaimana ditetapkan dalam spesifikasi. Tidak ada pengukuran
atau pembayaran terpisah akan diadakan untuk penyediaan atau
pemasangan cetakan lubang pembuangan air atau pipa, begitupun tidak
untuk segala cetakan lain yang digunakan.

2. Pembayaran
Kuantitas pekerjaan pasangan batu dengan adukan yang ditentukan
sebagaimana diatas, harus dibayar menurut Harga Penawaran per satuan
pengukuran untuk Jenis Pembayaran yang diberikan dibawah ini dan tercantum
dalam Daftar Penawaran. Harga dan pembayaran tersebut merupakan
kompensasi penuh untuk penyediaan dan penempatan semua bahan-bahan,
untuk semua pembentukan atau persiapan pondasi yang diperlukan, untuk
pembuatan lubang pembuangan air, untuk pengeringan tempat pekerjaan, untuk
urugan kembali dan penyelesaian serta semua pekerjaan atau biaya lain yang
diperlukan atau biasa diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang diuraikan
dalam pasal ini dengan layak.

Pelatihan Site Inspector of Road (SIR) II-12


Modul SIR-08 : Pekerjaan Drainase Bab II: Konstruksi Saluran

Jenis Satuan
Uraian
Pembayaran No. Pengukuran

2.2. Pasangan batu dengan adukan m3

2.3. GORONG-GORONG DAN SALURAN BETON

2.3.1 UMUM

1. Uraian
a. Pekerjaan ini terdiri dari perbaikan, perpanjangan, penggantian atau
pembangunan baru gorong-gorong pipa dan saluran beton termasuk
tembok kepala gorong-gorong, bangunan lubang pemasukan dan lubang
pengeluaran dan pekerjaan lain yang berhubungan dengan perlindungan
terhadap erosi untuk menjamin aliran air yang bebas dan tanpa genangan,
semuanya sesuai dengan Gambar dan Spesifikasi ini dan pada lokasi yang
ditunjuk oleh Pemimpin Proyek.
b. Pekerjaan ini juga harus termasuk pemasangan saluran berdinding lapis
beton, dengan pelat penutup dimana diperlukan, di lokasi yang disetujui
dan dimana air rembesan dari saluran air yang dindingnya tidak dilapisi
dapat mengakibatkan ketidak-stabilan lereng timbunan.

2. Pekerjaan yang berhubungan yang ditetapkan di bagian lain (dari


Spesifikasi)
a. Pengaturan dan pengendalian lalu-lintas : Bab 1.8.
b. Teknik lapangan : Bab 1.9.
c. Selokan dan saluran air : Bab 2.1.
d. Pasangan batu dengan adukan : Bab 2.2.
e. Drainasi porous : Bab 2.4.
f. Penggalian : Bab 3.2.
g. Penimbunan : Bab 3.3.
h. Pekerjaan beton : Bab 7.1.
i. Adukan semen : Bab 7.3.

Pelatihan Site Inspector of Road (SIR) II-13


Modul SIR-08 : Pekerjaan Drainase Bab II: Konstruksi Saluran

3. Standar rujukan

AASHTO M 170 : Gorong-gorong beton bertulang, saluran air hujan


dan pipa pembuang air kotor.

4. Penetapan titik ukur dan lokasi pekerjaan


a. Dalam gambar pengukuran penampang memanjang yang diserahkan
menurut spesifikasi, kontraktor harus memperlihatkan, sebagai tambahan
untuk profil dasar saluran semua sungai / kali dan gorong-gorong yang
dilintasi oleh proyek yang bersangkutan, ketinggian dasar saluran bagian
hulu dan bagian hilir dan ukuran bagian dalam dari semua gorong-gorong
yang ada. Gambar penampang memanjang yang telah diberi keterangan /
catatan demikian untuk setiap bagian kontrak harus diserahkan kepada
Pemimpin Proyek sekurang-kurangnya 30 hari sebelum tanggal rencana
kontraktor memulai setiap pekerjaan gorong-gorong dalam bagian yang
bersangkutan.
b. Kontraktor juga harus memberi tanda dalam gambar penampang
memanjang usulannya mengenai lokasi, panjang dan kelandaian dari
semua selokan dan saluran, baik yang diberi pasangan maupun tidak dan
termasuk saluran beton. Usulan yang telah diberi keterangan tersebut
harus menunjukkan jenis selokan atau saluran yang dimaksudkan pada
setiap lokasi.
c. Dalam waktu 30 hari sejak Pemimpin Proyek menerima gambar
penampang memanjang, yang telah diberi keterangan / catatan seperti
diuraikan diatas untuk setiap bagian kontrak, maka Pemimpin Proyek akan
menyetujui atau memperbaiki usulan kontraktor untuk saluran beton dan
harus memberitahu kontraktor secara tertulis mengenai lokasi, sifat dan
batas pekerjaan gorong-gorong yang diperlukan dalam bagian yang
bersangkutan.

5. Penjadwalan kerja
a. Tidak ada pekerjaan gorong-gorong atau saluran beton boleh mulai
dikerjakan sebelum persetujuan tertulis Pemimpin Proyek dan lingkup
pekerjaan telah dikeluarkan.
b. Sebagaimana dirinci dalam spesifikasi, maka drainase yang memuaskan
harus berfungsi dan efektif sebelum suatu pekerjaan penggalian atau
penimbunan dilaksanakan. Pada umumnya, pekerjaan gorong-gorong
sebagian besar sudah harus diselesaikan sebelum pekerjaan penimbunan

Pelatihan Site Inspector of Road (SIR) II-14


Modul SIR-08 : Pekerjaan Drainase Bab II: Konstruksi Saluran

dimulai, kecuali jika dapat dijamin adanya drainasi yang memadai dengan
pekerjaan sementara khusus yang dibangun oleh kontraktor.
c. Tidak ada pekerjaan persiapan tanah dasar atau pekerjaan pelapisan
ulang perkerasan, baik pada daerah jalur kendaraan maupun bahu jalan,
boleh dimulai sebelum gorong-gorong, tembok kepala gorong-gorong dan
bangunan kecil lain yang berada dibawah permukaan tanah dasar telah
diselesaikan dalam bagian proyek yang bersangkutan sesuai dengan
ketentuan spesifikasi.

6. Kondisi lokasi pekerjaan


Ketentuan yang ditetapkan dalam spesifikasi mengenai pengeringan dan
pemeliharaan sanitasi di lokasi pekerjaan harus diterapkan.

7. Pembetulan pekerjaan yang tidak memuaskan


a. Pekerjaan pengukuran untuk menentukan profil permukaan yang ada atau
yang telah dibangun, ketinggian lantai dasar atau ukuran gorong-gorong
yang ada harus diulangi sebagaimana diperlukan untuk memperoleh suatu
catatan yang teliti mengenai kondisi fisik yang bersangkutan sehingga
memuaskan Pemimpin Proyek.
b. Setiap pekerjaan konstruksi tambahan yang diakibatkan oleh kesalahan
atau ketidak-cocokan data yang diberikan dalam gambar penampang
memanjang yang diserahkan harus dilaksanakan oleh kontraktor atas
biayanya sendiri.
c. Semua pekerjaan dan bahan-bahan untuk pembangunan gorong-gorong
dan saluran beton harus memenuhi toleransi dimensi dan berbagai
ketentuan mengenai pembetulan pekerjaan yang tidak memuaskan yang
diberikan dalam bab-bab spesifikasi ini yang relevan dengan pekerjaan
atau bahan-bahan yang bersangkutan.

8. Fasilitas di bawah tanah


Ketentuan yang ditetapkan untuk pekerjaan penggalian dalam spesifikasi harus
diterapkan juga pada pekerjaan yang dilaksanakan menurut bab ini.

9. Penggunaan dan pembuangan bahan-bahan galian


Ketentuan yang ditetapkan untuk penggalian dalam spesifiksi harus diterapkan.

10. Pemulihan lokasi pekerjaan dan pembongkaran pekerjaan sementara


Ketentuan yang ditetapkan untuk penggalian dalam spesifikasi harus diterapkan.

Pelatihan Site Inspector of Road (SIR) II-15


Modul SIR-08 : Pekerjaan Drainase Bab II: Konstruksi Saluran

2.3.2 BAHAN-BAHAN

1. Alas
Bahan-bahan butiran untuk lapisan alas saluran beton, pipa gorong-gorong dan
bangunan lainnya harus memenuhi persyaratan spesifikasi.

2. Beton
Beton yang digunakan untuk pekerjaan yang diuraikan dalam bab ini harus
sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam spesifikasi.

3. Baja tulangan untuk beton


Semua baja tulangan yang digunakan dalam pekerjaan harus sesuai dengan
persyaratan yang ditetapkan dalam spesifikasi.

4. Pipa gorong-gorong
Pipa gorong-gorong harus dari beton bertulang pracetak dan harus sesuai
dengan persyaratan dalam AASHTO M 170.

5. Pasangan batu
Bahan-bahan untuk tembok kepala gorong-gorong dari pasangan batu dengan
adukan dan bangunan lainnya harus sesuai dengan ketentuan dalam spesifikasi.

6. Pasangan batu dengan adukan


Bahan-bahan untuk pelapisan dengan pasangan batu dengan adukan,
pekerjaan perlindungan erosi dan bangunan kecil yang diperlukan untuk
pekerjaan harus sesuai dengan ketentuan dalam spesifikasi.

7. Adukan
Adukan untuk sambungan dan cincin pipa (collars) harus berupa adukan semen
sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam spesifikasi.

8. Bahan penyaring
Bahan-bahan penyaring yang digunakan dalam pekerjaan harus sesuai dengan
persyaratan yang ditetapkan dalam spesifikasi.

Pelatihan Site Inspector of Road (SIR) II-16


Modul SIR-08 : Pekerjaan Drainase Bab II: Konstruksi Saluran

9. Urugan kembali
Bahan-bahan urugan yang digunakan dalam pekerjaan harus sesuai dengan
persyaratan yang ditetapkan dalam spesifikasi.

2.3.3 PELAKSANAAN

1. Persiapan lokasi pekerjaan


a. Penggalian dan persiapan parit serta pondasi untuk saluran beton dan
gorong-gorong harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dalam Bab
3.2. – 3.4. – 3.5. dan 3.6. dan khususnya dengan yang diberikan dalam
Penggalian untuk struktur dari spesifikasi
b. Bahan-bahan untuk lapisan alas harus ditempatkan sesuai dengan
ketentuan dalam spesifikasi,dan khususnya dengan pasal mengenai
Penempatan bahan-bahan untuk lapisan alas.

2. Penempatan pipa gorong-gorong


a. Pipa-pipa harus diletakkan dengan hati-hati, nap atau ujung berulir kearah
hulu, klep (spigot) atau ujung berlidah dimasukkan seluruhnya kedalam
nap atau alur-alur yang berdampingan, dan tepat menurut garis dan
kelandaian yang dipersyaratkan.
b. Sebelum bagian-bagian pipa selanjutnya diletakkan, maka setengah
bagian bawah nap tersebut sebelumnya harus diberi adukan semen pada
sisi dalam dengan ketebalan yang cukup sehingga permukaan sebelah
dalam dari pipa berikutnya rapat dan rata. Pada waktu yang sama
setengah bagian atas dari lidah pipa berikutnya harus diberi adukan sama
yang sejenis.
c. Setelah pipa tersebut diletakkan, maka sisa sambungan harus diisi dengan
adukan dan adukan tambahan yang cukup untuk membentuk sebuah
selimut disekeliling sambungan tersebut. Bagian dalam dari sambungan
harus dibersihkan dan dirapikan sampai halus. Adukan pada bagian luar
harus dibiarkan lembab selama 2 hari atau hingga Pemimpin Proyek
mengijinkan pengurugan kembali dimulai.
d. Pengurugan kembali dan pemadatan disekitar dan diatas pipa gorong-
gorong harus dilaksanakan sebagaimana ditentukan dalam Bab
Penimbunan dalam spesifiksi, dengan menggunakan bahan-bahan
memenuhi persyaratan yang diberikan untuk Timbunan Pilihan. Bahan-
bahan tersebut harus terdiri dari tanah dan kerikil yang bebas dari

Pelatihan Site Inspector of Road (SIR) II-17


Modul SIR-08 : Pekerjaan Drainase Bab II: Konstruksi Saluran

gumpalan tanah lempung dan bahan-bahan organik serta tidak


mengandung batu-batu yang akan tertahan saringan 25 mm.
e. Penimbunan harus diadakan sampai ketinggian minimum 300 mm diatas
puncak pipa dan untuk suatu jarak minimum sejauh 1,5 kali diameter pipa
dari sumbu pipa kedua sisi pipa yang bersangkutan, kecuali untuk pipa
dalam suatu parit galian. Perhatian khusus harus diberikan untuk menjamin
bahwa pengurugan kembali dibawah bagian pipa yang menebal
(haunches) dipadatkan dengan layak.
g. Alat berat untuk memindahkan dan memadatkan tanah tidak boleh
beroperasi lebih dekat dari 1,50 m dari gorong-gorong sampai gorong-
gorong telah ditutup dengan suatu ketebalan sekurang-kurangnya 600 mm
diatas puncak pipa-pipa yang bersangkutan. Alat ringan boleh dioperasikan
dalam batas-batas diatas asal saja urugan kembali telah ditempatkan dan
dipadatkan serta memberikan suatu perlindungan minimum 300 mm diatas
puncak bagian atas pipa. Meskipun demikian, kontraktor harus
bertanggung-jawab dan harus memperbaiki setiap kerusakan yang
diakibatkan oleh operasi-operasi tersebut.
g. Pipa-pipa harus diselimuti dengan beton sesuai dengan rincian yang
diperlihatkan dalam gambar atau sebagaimana yang diarahkan oleh
Pemimpin Proyek bila ketebalan lapis pelindung yang ditempatkan lebih
dari pada tebal maximum atau kurang dari pada tebal minimum yang
ditunjukkan dalam gambar atau spesifikasi pabrik pipa yang bersangkutan
untuk ukuran dan kelas pipa yang bersangkutan.

3. Pembangunan saluran beton dan pasangan batu


a. Gorong-gorong persegi dan pelat kecil harus dibuat menurut garis dan
ukuran yang diberikan dalam gambar atau sebagaimana yang diarahkan
oleh Pemimpin Proyek.
b. Semua pekerjaan beton harus sesuai dengan persyaratan yang ditentukan
dalam spesifikasi.
c. Semua pekerjaan pasangan batu harus sesuai dengan persyaratan yang
ditentukan dalam spesifikasi.

4. Tembok kepala gorong-gorong serta bangunan saluran masuk dan saluran


keluar
a. Kecuali jika diperlihatkan dalam gambar, maka pekerjaan lantai olak dan
perlindungan erosi yang berhubungan dengan pekerjaan gorong-gorong

Pelatihan Site Inspector of Road (SIR) II-18


Modul SIR-08 : Pekerjaan Drainase Bab II: Konstruksi Saluran

harus dibuat dengan menggunakan pasangan batu dengan adukan


sebagaimana ditentukan dalam spesifikasi.
Pada umumnya pekerjaan pasangan batu dengan adukan juga harus
digunakan untuk tembok kepala gorong-gorong kecil dan bangunan lain
yang tidak disyaratkan untuk memikul beban konstruksi yang berat.
b. Tembok kepala gorong-gorong besar atau gorong-gorong yang berada
dibawah timbunan yang tinggi, atau bangunan pemikul beban lainnya yang
berhubungan dengan pekerjaan gorong-gorong harus dibuat dengan
pasangan batu, atau bila pembebanan cukup tinggi, dengan beton
bertulang. Bahan-bahan yang digunakan harus sebagaimana diarahkan
oleh Pemimpin Proyek, dan harus memperhitungkan kualitas dan bentuk
dari batu yang tersedia untuk pekerjaan pasangan batu, dan juga
keterampilan dari tukang batu yang dipekerjakan oleh kontraktor.

5. Perpanjangan gorong-gorong yang ada


a. Bila perpanjangan gorong-gorong yang ada memerlukan pembongkaran
tembok kepala, tembok sayap atau pipa-pipa yang rusak dan lain-lainnya
dari gorong-gorong yang ada, maka bagian-bagian tersebut harus
dibongkar dengan hati-hati sebagaimana ditentukan dalam spesifikasi.
sedemikian untuk menghindari kerusakan pada pipa-pipa atau struktur lain
yang tidak dibongkar. Jika terjadi kerusakan terhadap suatu bagian dari
gorong-gorong yang tidak dimaksudkan untuk dibongkar, dan menurut
pendapat Pemimpin Proyek seharusnya dapat dihindarkan, maka bagian
yang rusak tersebut harus diganti atas biaya kontraktor.
b. Dimana gorong-gorong yang ada dan yang ditambahkan mempunyai
desain yang berbeda atau menurut pendapat Pemimpin Proyek tidak
mungkin diadakan suatu sambungan standar cincin penyambung dari
beton, maka selimut beton harus dibuat untuk membentuk sambungan
sebagaimana yang diperlihatkan dalam gambar atau sebagaimana yang
diarahkan oleh Pemimpin Proyek.

6. Konstruksi saluran beton


a. Saluran beton bertulang dan pelat penutup harus dibuat sesuai dengan
garis, ketinggian dan perincian lain yang diperlihatkan dalam gambar, atau
sebagaimana yang diperintahkan oleh Pemimpin Proyek, dan sesuai
dengan ketentuan dalam spesifikasi.

Pelatihan Site Inspector of Road (SIR) II-19


Modul SIR-08 : Pekerjaan Drainase Bab II: Konstruksi Saluran

Pekerjaan beton. Saluran tersebut dapat dicetak ditempat atau pracetak


dan dipasang bagian demi bagian. Pelat penutup harus dibuat dalam
bentuk satuan pracetak.
b. Untuk saluran yang dicetak ditempat, maka Pemimpin Proyek dapat
mengijinkan sisi galian digunakan sebagai pengganti cetakan acuan,
dalam hal mana ketebalan dari dinding dan selimut tulangan baja harus
ditambah setebal 25 mm dengan tanpa pembayaran tambahan.
c. Lubang pembuangan air (weephole) harus dibentuk pada dinding saluran
yang bersangkutan sesuai dengan ketentuan dalam spesifikasi.
d. Untuk saluran yang dicetak ditempat, sambungan konstruksi harus
diadakan pada setiap jarak antara 10 m atau kurang. Sambungan tersebut
maupun sambungan antara bagian ujung saluran pracetak, harus selebar
antara 1 cm dan 2 cm dan harus diselimuti dengan adukan dan rata
dengan permukaan dalam saluran yang bersangkutan.

2.3.4 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

1. Pengukuran
a. Untuk pembayaran gorong-gorong pipa harus diukur dalam jumlah meter
panjang bangunan pipa baru atau perpanjangan yang dipasang, diukur dari
tepi luar tembok kepala atau tembok-tembok kepala gorong-gorong, atau
dari ujung ke ujung pipa-pipa yang dipasang dalam hal tak ada tembok
kepala gorong-gorong. Diameter nominal yang terlihat dalam Daftar
Penawaran mempunyai toleransi diameter  50 mm, sebagai contoh
diameter 600 mm akan meliputi pipa berdiamater 551 mm hingga 650 mm.
b. Kuantitas yang diukur untuk semua bangunan lainnya yang diuraikan
dalam bab ini harus merupakan kuantitas berbagai bahan-bahan yang
digunakan, dihitung sebagaimana ditetapkan dalam bab-bab yang
bersangkutan dalam spesifikasi ini.
c. Kecuali untuk penggalian batuan dan bahan drainasi porous yang
digunakan, tidak ada pengukuran terpisah untuk pembayaran akan
diadakan untuk pekerjaan penggalian atau penimbunan, biaya untuk
pekerjaan ini dianggap sebagai tambahan untuk pelaksanaan pekerjaan
gorong-gorong atau saluran beton dan telah termasuk dalam harga
penawaran untuk pipa gorong-gorong dan untuk berbagai bahan-bahan
konstruksi yang digunakan.

Pelatihan Site Inspector of Road (SIR) II-20


Modul SIR-08 : Pekerjaan Drainase Bab II: Konstruksi Saluran

2. Pembayaran
Kuantitasnya diukur sebagaimana ditentukan diatas, dibayar menurut Harga
Penawaran per satuan pengukuran untuk Jenis Pembayaran yang diberikan di
bawah ini dan tercantum dalam Daftar Penawaran. Harga dan pembayaran ini
merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan penempatan semua
bahan-bahan dan untuk semua penggalian dan pembuangan bahan-bahan,
pengurugan kembali, pemadatan, acuan, lubang pembuangan air, dan semua
biaya lain yang diperlukan atau biasa untuk penyelesaian dengan layak
pekerjaan yang diuraikan dalam pasal ini.

Jenis Satuan
Uraian
Pembayaran No. Pengukuran

2.3.(1) Gorong-gorong pipa beton bertulang m


diameter dalam 450 mm dan kurang.

2.3.(2) Gorong-gorong pipa beton bertulang m


diameter dalam 500 mm dan kurang.

2.3.(3) Gorong-gorong pipa beton bertulang m


diameter dalam 600 mm dan kurang.

2.3.(4) Gorong-gorong pipa beton bertulang m


diameter dalam 700 mm dan kurang.

2.3.(5) Gorong-gorong pipa beton bertulang m


diameter dalam 800 mm dan kurang.

2.3.(6) Gorong-gorong pipa beton bertulang m


diameter dalam 900 mm dan kurang.

2.3.(7) Gorong-gorong pipa beton bertulang m


diameter dalam 1000 mm dan kurang.

2.3.(8) Gorong-gorong pipa beton bertulang m


diameter dalam 1200 mm dan kurang.

Pelatihan Site Inspector of Road (SIR) II-21


Modul SIR-08 : Pekerjaan Drainase Bab III: Penggalian Saluran

BAB III
PENGGALIAN SALURAN

Penyediaan drainase yang memadai merupakan suatu faktor yang paling penting dalam
setiap jenis kontruksi jalan. Adanya drainase yang cukup terutama sangat penting dalam
kontruksi Lapis Pondasi Bawah (LPB). Seperti tertera dalam gambar berikut, LPB yang
jenuh akan menyebabkan kegagalan, biasanya bermula pada tepi perkerasan yang dekat
dengan genangan air. Draienase samping (gambar 3.1) harus selalu disiapkan sebelum
menghampar LPB , kalau tidak LPB akan terkotori dengan tanah atau lempung sehingga
kemungkinana besar akan terjadi kegagalan dini.
Drainase yang cukup tidak berarti hanya membuat selokan atau saluran beton disisi jalan.
Bermilyar-milyar rupiah terbuang karena kerusakan jalan yang sesungguhnya dapat
diselamatkan jika semua pekerja pembangun jalan menyadari perlu dua masalah dasar
yang sederhana dari drainase :

A. Air harus mengalir ke drainase


- Di semua tempat jalan harus dibuat dengan kemiringan punggung (yang ideal >
2%). Pada tikungan horizontal kekiri maupun kekanan, kemiringan dapat di
pertahankan dengan punggung diagonal daripada dengan mengikuti alinyemen
jalan.

Gambar 3.1 Drainase Permukaan dan Bawah Permukaan Semua Air Mengalir
Menjauhi Perkerasan

B. Air harus mengalir keluar dari perkerasan ke drainase


- Drainase samping sudah cukup memadai asalkan air tidak tergenang dan dapat
mengalir, hal ini berarti pemeriksaan harus terus menerus.

Pelatihan Site Inspector of Road (SIR) III-1


Modul SIR-08 : Pekerjaan Drainase Bab III: Penggalian Saluran

- Pelaksana segera memeriksa kondisi jalan setelah hujan turun. Karena Air tidak
mungkin naik kegunung dan hujan merupakan penguji terakhir dari rencana
drainase.
Oleh karena itu seusai inspeksi drainase untuk pembayaran berdasar kontrak harus
dilakukan setelah hujan lebat, untuk menentukan apakah air tergenang pada permukaan
jalan atau pada drainase dan rincian drainase sesuai dengan keadaan lapangan.
Idealnya rencana lapangan dari sistem drainase harus dibuat sedemikian rupa sehingga
sesuai dengan metode pemeliharaan yang akan di pakai, yaitu apakah dengan tangan,
(saluran dengan pasangan batu), atau dengan menggunakan alat yang sederhana, atau
dengan mesin penggerak.
Air dapat mengikis permukaan LPB sehingga menjadikan kurang aman bagi pengendara
atau menggenang pada permukaan jalan sehingga kendaraan dapat selip. Lapisan air
yang tebal pada permukaan jalan merupakan sebab utama kecelakaan.
Air dapat bergerak menebus perkerasan ; dibawah perkerasan karna daya kapiler, seperti
bunga karang menghisap air atau dari mata air dibawah pekerasan atau karena
perendaman sedikit demi sedikit dari drainase samping yang tak terpelihara atau retakan
pada lapis penutup.
Air merupakan penyebab utama kerusakan jalan karna masuknya air ke LPAB atau tanah
dasar, sehingga menurunkan kekuatan.
Beban berat atau vibrasi akan menyebabkan terjadinya kegagalan dini jika perkerasan itu
jenuh air.
Penggalian drainase dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Dengan tenaga manusia
Penggalian saluran jalan terutama untk daerah luar kota (ural road) dimana tenaga
kerja untuk penggalian mudah diperoleh dapat dilakukan dengan tenaga manusia,
dengan mempergunakan peralatan sederhana seperti pacul, sekop, linggis belincong
dan lain – lain.
Sebelum penggalian dilakukan terlebih dahulu, harus dilakukan pengukuran,
pematokan dan pemasangan profil yang diperlukan sebagai acuan pelaksanaan
penggalian.

2. Dengan mesin
Untuk pekerjaan penggalian dengan volume besar dapat dilakukan dengan mesin /
alat – alat berat (heavy equipment) seperti motor grader, bulldozer, back hoe dan lain
– lain sesuai kebutuhan.
Motor grader bisanya dipergunakan untuk menggali saluran terbuka di luar kota yang
berbentuk segitiga karena perlengkapan grader (blade) memungkinkan untuk
menangani bentuk segitiga tersebut.

Pelatihan Site Inspector of Road (SIR) III-2


Modul SIR-08 : Pekerjaan Drainase Bab III: Penggalian Saluran

Untuk saluran yang berbentuk segi empat dapat dipergunakan backhoe yang biasa
dipergunakan untuk jalan dalam kota konstruksi beton/beton bertulang

Pelaksanaan Pekerjaan Drainase dilakukan dengan Tahapan :


a) Penentuan titik dari saluran
Lokasi, panjang, arah dari aliran dan kelandaian yang diperlukan dari seluruh selokan
yang akan dibentuk dan digali atau diberi pasangan, dan lokasi dari seluruh lubang
penampung dan pembuangan yang berhubungan harus ditentukan oleh Kontraktor
benar-benar sesuai dengan detail kontruksi yang disediakan menurut spesifikasi
teknis.
b) Pembangunan selokan
 Penggalian, penimbunan dan pemotongan harus dilakukan sebagaimana
diperlukan untuk membentuk selokan baru atau lama, sesuai garis dan
kelandaian yang ditunjukan pada gambar potongan memanjang yang disetujui
dan sesuai profil yang ditunjukan pada gambar tipe selokan atau sebagaimana
ditentukan ditunjukan oleh Direksi Teknik
 Setelah ada Persetujuan Direksi Teknik tentang formasi selokan yang disiapkan,
pemasangan batu harus dipasang seperti yang ditentukan dalam spesifikasi.
 Seluruh bahan dari hasil galian harus dibuang dari selokan sekurang-kurangnnya
pada jarak 10 m hingga tidak ada bahan yang berlebih dapat masuk kembali
kedalam selokan yang telah digali, dikemudian hari.
c) Pengamanan saluran air yang ada
 Sungai atau kanal yang berbatasan dengan pekerjaan dari kontrak ini, tidak
boleh diganggu tanpa persetujuan Direksi Teknik.
 Jika galian atau pengerukan pada dasar sungai tidak dapat dihindarkan untuk
pelaksanaan yang layak dari pekerjaan, Kontraktor harus menimbun kembali
seluruh galian sedemikian rupa sehingga ke permukaan tanah asli atau dasar
sungai dengan material yang disetujui Direksi Teknik setelah pekerjaan selesai.
 Material yang tertimbun dalam daerah sungai akibat pembuatan pondasi atau
galian lainnya atau dari penempatan Cofferdam, harus dibersihkan secara
menyeluruh setelah pelaksanaan.
d) Relokasi saluran air
 Bila stabilisasi timbunan atau pekerjaan permanent lainnya dari kontrak secara
tak terhindarkan akan menghalangi sebagian atau seluruhnya dari saluran air
yang ada, maka saluran air tersebut harus dipindahkan agar tidak mengganggu
aliran air yang melalui pekerjaan tersebut pada ketinggian air banjir yang normal.

Pelatihan Site Inspector of Road (SIR) III-3


Modul SIR-08 : Pekerjaan Drainase Bab III: Penggalian Saluran

 Pemindahan saluran air tersebut harus mempertahankan kelandaian dasar kanal


yang ada dan harus sedemikian arahnya agar tidak menyebabkan gerusan baik
pada pekerjaan atau pada tanah disekitarnya.
e) Gorong-gorong
Gorong-gorong merupakan unsur pokok dalam pembuangan air, setelah dipasang
dengan benar, faktor-faktor utama agar tetap efektif adalah :
 Pelindung terhadap beban kendaraan. Pelindung berupa LPAB harus dipasang
pada gorong-gorong pipa dan semua gorong-gorong harus dilindungi terhadap
bebann benturan dengan menjaga bentuk oprit.
 Mengegah penyumbatan. Mulut masuk harus dibersihkan secara teratur
terhadap sampah: penampang melintang , bentuk dan kemiringan gorong-gorong
harus dirancang agar dapat menampungaliran air maksimum
 Promosi mengenai saluran air yang lancer dan tak terhalang kearah jalan air. Hal
ini diperoleh dengan menghindari balokan yang tajam pada mulut gorong-gorong
seperti terlihat pada gambar.
 Aliran buangan yang positif . halini dapat dicapai dengan membuang kesaluran
terbuka pada tanah asli, daripada dibuang ketempat bersemak. Air harus bebas
mengalir bebas keluar jalan.

JALAN RAYA GORONG-


GORONG

Gambar 3.2 Meningkatkan Efesiensi Gorong-gorong

Pelatihan Site Inspector of Road (SIR) III-4


Modul SIR-08: Pekerjaan Drainase Bab IV: Pemeliharaan Saluran

BAB IV
PEMELIHARAAN SALURAN

4.1. UMUM

Pemeriksaan dan pemeliharaan terhadap sistem drainase yang dilakukan secara


berkesinambungan adalah sangat penting dalam rangka menjaga fungsi drainase agar
dapat tetap beropersai secara berdaya guna.
Seperti telah diuraikan sebelumnya, bahwa konstruksi jalan direncanakan termasuk
sistem drainase untuk mencegah perusakan jalan oleh aliran air dengan mengendalikan
dan mengarahkan aliran air di atas, di bawah atau berdekatan dengan badan jalan.
Fungsi pemeliharaan meliputi:
1. Menjaga air tetap bebas dari bertumpuknya kotoran, sampah, tanaman dan halangan
lainnya.
2. Memperbaiki bagian-bagian dari sistem drainase yang tidak berfungsi seperti: erosi
dan rusak atau bergesernya konstruksi, selokan air, pipa saluran dan perkerasan.
3. Antisipasi permasalahan yang akan timbul dan membuat perubahan atau modifikasi
terbatas.
Sebagai tambahan pada pemeliharaan elemen struktur yang menjadi bagian dari sistem
drainase, pemreliharaan juga berkaitan dengan pekerjaan-pekerjaan seperti perlindungan
lereng, pemeliharaan kontur dan penggalian untuk mengalirkan air pada tepi bukit guna
meninimalkan potensi kerusakan ke badan jalan.
Tanda-tanda penurunan bagian badan jalan (biasanya diikiuti dengan rusaknya atau
retaknya perkerasan) selama atau sesudah musim hujan umumnya disebabkan oleh air
bawah permukaan dan secara tipikal menunjukkan kemungkinan adanya permasalahan
dalam sistem drainase.
Pemilik lahan atau rumah di sekitar jalan yang berdekatan tidak diperkenankan
membuang air rumah/lahannya ke isitem drainase jalan tanpa seijin penyelenggara jalan.
Penyelenggara jalan harus menegtahui secara tepat setiap perubahan penggunaan
ruang pengawasan jalan sekitarnya yang akan memepengaruhi drainase ruang milik jalan
dan memasukkanya dalam kebiijakan pemeliharaan sistem drainase di masa selanjutnya.
Perhatian khusus harus diberikan pada elemen keamanan dalam pemeliharaan struktur
drainase seperti:
1. Saluran darainase dipelihara sedemikian rupa sehingga memberikan hambatan
sekecil mungkin pada kendaraan yang lewat.
2. Saluran tidak boleh dikeruk sampai pada kedalaman atau tampang melintang
melampaui yang direncanakan.

Pelatihan Site Inspector of Road (SIR) IV-1


Modul SIR-08: Pekerjaan Drainase Bab IV: Pemeliharaan Saluran

3. Struktur drainase yang menimbulkan hambatan dan mengakibatkan lepas kendali


kendaraan yang lewat harus dilaporkan kepada perencana jalan.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pekerjaan pemeliharaan pada sistem drainase
agar fungsi sistem drainase tetap beroperasi adalah:
1. Kemiringan drainase harus cukup untuk menghindari pengendapan atau erosi
2. Struktur inlet atau outlet saluran drainase harus selalu bebas dari kotoran.
3. Genangan air harus dihilangkan.

4.2. JADWAL PEMELIHARAAN

Pemeriksaan berkala harus diatur sesuai dengan kondisi cuaca setempat seperti musim
hujan, musim kering, dan adanya cuaca khusus (badai, angin ribut)
Pembersihan secara umum terhadap sistem drainase dapat efektif apabila dilakukan
pada menjelang musim hujan atau pada awal musim hujan. Material yang dapat
menyebabkan hambatan harus dibersihkan ketika jumlah material masih dalam jumlah
kecil sehingga waktu yang dibutuhkan untuk membersihkan masih cukup singkat tanpa
menunggu menumpuknya material lebih lanjut. Perhatian khusus harus diberilkan
terhadap kemungkinan timbulnya banjir akibat penumpukan material kotoran tersebut.
Pemeriksaan sistem dan struktur drainase harus dijadwalkan masa hujan besar untuk
menentukan ketinggian air dan peningkatan yang tidak terantisipasi. Kerusakan kecil
(minor) akibat erosi harus segera diperbaiki dan tindakan yang perlu harus segera
diambil untuk mencegah kerusakan secara berulang.
Kegiatan pemeliharaan meliputi pemeliharaan rutin dan pemeliharaan berkala.
Pemeliharaan rutin terhadap sistem drainase pada dasarnya terdiri dari kegiatan
pemeriksaan dan pembersihan secara reguler. Sedangkan pemeliharaan berkala pada
dasarnya meliputi kegiatan perbaikan dan penggantian struktur yang rusak atau yang
tidak berfungsi.

4.3. PEMELIHARAAN SELOKAN SAMPING

Saluran samping yang dibuat sepanjang samping badan jalan berfungsi mengumpulkan
aliran air dan mengarahkan ke dalam bak penangkap atau bak penampung.
Pembersihan meliputi pembersihan terhadap lumpur, kotoran, sampah, potongan pohon,
dan bekas bahan perkerasan lainnya serta terhadap rumput yang tumbuh baik di dasar
saluran maupun di lereng saluran.
Di kawasan perkotaan, pembersihan selokan secara reguler sepanjang tahun harus
selalu dilakukan. Kotoran berlebihan yang ditemukan harus segera disingkirkan

Pelatihan Site Inspector of Road (SIR) IV-2


Modul SIR-08: Pekerjaan Drainase Bab IV: Pemeliharaan Saluran

secepatnya untuk menghidari penumpukan dan penyumbatan. Kerusakan kerb atau tepi
badan jalan atau longsoran badan jalan yang dapat mempengaruhi kelancaran dan
efisiensi saluran harus segera diperbaiki. Saluran penyaring (french drain) selokan
samping harus selalu dalam kondisi bersish dan bebas dari kotoran dan terutama dalam
musim hujan, harus selalu diperiksa untuk memastikan saringan selalu dalam kondisi
terbuka. Saluran penyaring juga harus diperiksa terhadap kemungkinan adanya bekas
pecahan pipa saluran, retak yang berakibat timbulnya perembesan ke tanah sekitar atau
erosi terhadap saluran termasuk retak atau kerusakan pada perkerasannya harus segera
diperbaiki.

4.4. PEMELIHARAAN SALURAN PENCEGAT

Saluran pencegat ini berfungsi untuk mencegat aliran air permukaan pada lereng dan
mencegah erosi dan pengalihan aliran air dari arah ke tepi badan jalan dengan
menyalurkannya sistem lain seperti permukaan air alam atau saluran tepi jalan. Saluran
pencegat dapat juga berfungsi menyebarkan air pada lapangan di dekatnya atau
mengalirkannya ke sumur kering atau daerah penampungan. Rumput penutup sluran tepi
harus dijaga dari benda-benda penghambat yang bukan merupakan bagian dari
komponen saluran dan pada waktu pembersihan, rumput harus tetap dijaga dari
kerusakan. Halangan pada saluran pencegat yang dapat menyebabkan air mengalir ke
lereng dan berpotensi meyebabkan longsornya lereng harus segera disingkirkan.

4.5. PEMELIHARAAN GORONG-GORONG

Gorong-gorong yang merupakan saluran pembuang di bawah badan jalan dapat berupa:
pipa beton, pipa baja bergelombang, atau kotak beton. Gorong-gorng harus selalu bersih
dan bebas dari hambatan. Hambatan dan material endapan harus segera disingkirkan.
Saat hujan deras atau banjir, daerah kritis harus diinspeksi dan diperiksa, kotoran
dibersihkan dan inlet dibersihkan. Gorong-gorong tidak akan berfungsi secara optimal
apabila inlet dan outletnya tidak mempunyai kemiringan dan dipelihara secara tepat.
Untuk menghindari pengendapan, sering inlet memerlukan perbaikan alinyemen. Dasar,
dinding dan dinding kepala gorong-gorong harus selalu diperiksa terhadap gerusan
sekitar ujung gorong-gorong.
Daerah sekitar inlet gorong-gorong harus dibersihkan terhadap tumbuhan agar air dapat
mengalir secara bebas tanpa hambatan. Pembersihan sekitar saluran atau saluaran alam

Pelatihan Site Inspector of Road (SIR) IV-3


Modul SIR-08: Pekerjaan Drainase Bab IV: Pemeliharaan Saluran

di luar ruang milik jalan dari sampah kadang kala dibutuhkan agar kotorna tidak masuk ke
dalam inlet gorong-gorong.
Kerusakan pada gorong-gorong baja atau beton harus segera diperbaiki dengan
penyuntikan beton, atau aspal, atau dengan pemasangan pipa yang lebih kecil dan
penyuntikan/pengisian pada celah di antaranya. Apabila kapasitas gorong-gorong telah
kritis, perubahan kapasitas gorong-gorong harus segera dilakukan dengan memeriksa
ulang desainnya. Apabila gorong-gorong pipa beton turun dan sambungan terpisah,
perbaikan harus dilakukan dengan penyuntikan melalui retakan dengan pompa
bertekanan, dan apabila penurunannya terlalu besar, pipa baru harus dipasang.

Pelatihan Site Inspector of Road (SIR) IV-4


Modul SIR-08 : Pekerjaan Drainase Rangkuman

RANGKUMAN

Fungsi drainase jalan dengan demikian ada 2 (dua) cakupan yaitu :


a. Memperkecil kemungkinan menurunnya daya dukung subgrade karena kadar airnya naik
melebihi kadar air optimum sebagai akibat dari merembesnya air hujan ke dalam
subgrade melalui pori-pori perkerasan jalan atau yang berasal dari air tanah yang naik ke
permukaan;
b. Memperkecil kemungkinan rusaknya perkerasan jalan sebagai akibat terendamnya
perkerasan jalan oleh genangan air hujan.
Sistem drainase permukaan mencakup 2 hal yaitu:
a. drainase air limbah, dimaksudkan untuk membuang air limbah (air kotor dari rumah
tangga, limbah cair dari pabrik dan sebagainya) ke instalasi pengolah air limbah;
b. drainase air hujan, dimaksudkan untuk mencegah kemungkinan terjadinya kerusakan
jalan akibat air hujan.
Secara umum dikenal ada 2 jenis bangunan drainase permukaan yaitu selokan samping dan
gorong-gorong. Fungsi kedua jenis bangunan ini adalah sebagai “jalan air” agar air hujan
segera keluar dari permukaan jalan untuk menghindarkan perkerasan jalan dari kerusakan-
kerusakan akibat genangan air.
Drainase bawah permukaan dibuat dengan maksud untuk melindungi tanah dasar atau
pondasi jalan dari pengaruh air tanah agar perkerasan jalan dapat terjaga fungsinya dengan
baik, selain itu juga berfungsi mempertahankan dinding penahan tanah atau lereng agar
tetap stabil.
Maka pengamat tersebut menawarkan alternatif penanganan berupa drainase bawah
permukaan dengan sistem konstruksi terdiri dari:
 Open graded drainage layer dengan permeabilitas yang tinggi sekaligus berfungsi
sebagai base layer.
 Dilengkapi dengan collector pipe dan outlet pipe
Pelaksanaan Pekerjaan Drainase dilakukan dengan Tahapan :
a) Penentuan titik dari saluran
b) Pembangunan selokan
c) Pengamanan saluran air yang ada
d) Relokasi saluran air
e) Gorong-gorong
Pemeriksaan dan pemeliharaan terhadap sistem drainase yang dilakukan secara
berkesinambungan adalah sangat penting dalam rangka menjaga fungsi drainase agar dapat
tetap beroperasi secara berdaya guna.
Fungsi pemeliharaan meliputi:

Pelatihan Site Inspector of Roads (SIR) R-1


Modul SIR-08 : Pekerjaan Drainase Rangkuman

1. Menjaga air tetap bebas dari bertumpuknya kotoran, sampah, tanaman dan halangan
lainnya.
2. Memperbaiki bagian-bagian dari sistem drainase yang tidak berfungsi seperti: erosi dan
rusak atau bergesernya konstruksi, selokan air, pipa saluran dan perkerasan.
3. Antisipasi permasalahan yang akan timbul dan membuat perubahan atau modifikasi
terbatas.
Pemeriksaan sistem dan struktur drainase harus dijadwalkan masa hujan besar untuk
menentukan ketinggian air dan peningkatan yang tidak terantisipasi. Kerusakan kecil (minor)
akibat erosi harus segera diperbaiki dan tindakan yang perlu harus segera diambil untuk
mencegah kerusakan secara berulang.
Kegiatan pemeliharaan meliputi pemeliharaan rutin dan pemeliharaan berkala.
Pemeliharaan rutin terhadap sistem drainase pada dasarnya terdiri dari kegiatan
pemeriksaan dan pembersihan secara reguler. Sedangkan pemeliharaan berkala pada
dasarnya meliputi kegiatan perbaikan dan penggantian struktur yang rusak atau yang tidak
berfungsi.

Pelatihan Site Inspector of Roads (SIR) R-2


Modul SIR-08 : Pekerjaan Drainase Daftar Pustaka

DAFTAR PUSTAKA

1. , Pelaksanaan Pembangunan Jalan (Highway


Engineering), Lestari Jakarta, Oktober 1979.

2. Asphalt Institute, Asphalt in Pavement Maintenance, Manual Series No. 16


(MS-16), March 1983.

3. Asphalt Institute, Asphalt Technologie Construction Practice, Educational


Series No. 1, January 1983.

4. Asphalt Institute, Principles of Construction of Hot-mix Asphalt


Pavements, Manual Series No. 22, Januari 1983.

5. Clarkson.H.Oglesby, R. Gary Hicks, Highways Engineering, 4nd Ed John


Willey & Sons, inc, 1982.

6. Direktorat Jenderal Bina Marga, (1976), Manual Pemeriksaan Bahan Jalan


No. 01/MN/BM/1976, Departemen Pekerjaan Umum dan tenaga Listrik.

7. Direktorat Jenderal Bina Marga, Pengambilan Data Lapangan untuk IBRD


Rolling Beterment Programme, Bipran Central Design Office, May 1986.

8. Direktorat Jenderal Bina Marga, Petunjuk Pengambilan Data Lapangan


untuk Program Pemeliharaan Berkala, Bipran Central Design Office,
November 1988.

9. Direktorat Jenderal Bina Marga, Direktorat Bina Program Jalan, Second


Nine Provinces Road, Rehabilitation Project, Buku 3, “Spesifikasi Umum”.

10. Direktorat Jenderal Bina Marga, Central Quality Control & Monitoring unit,
Manual Supervisi Lapangan untuk Pengendalian Mutu pada Kontrak
Pemeliharaan dan Peningkatan Jalan, Agustus 1988.

11. Direktorat Jenderal Bina Marga, Direktorat Pembinaan Jalan Kota, Pedoman
Penentuan Klasifikasi Fungsi Jalan di Wilayah Perkotaan, No.
010/BNKT/1990.

12. Direktorat Jenderal Bina marga, Bina Program Jalan, Dokumen Rujukan RD
3.1.2., Pedoman untuk Pengumpulan Rutin Data Untuk Disain, Oktober
1989.

Pelatihan Site Inspector of Roads (SIR) DP-1


Modul SIR-08 : Pekerjaan Drainase Daftar Pustaka

13. Direktorat Jenderal Bina Marga, Bina Program Jalan, Design Parameters
and Models for the Roadworks Design System.

14. Direktorat Jenderal Bina Marga, Bina Program Jalan, Sistim Perhitungan
Lalu Lintas Rutin, Petunjuk Pelaksanaan thn 1984/1985 ; Jakarta, Maret
1984.

15. Direktorat Jenderal Bina Marga, Manual Pemeliharaan Jalan,


No.03/MN/B/1983.

16. Horison, Jack.A, Correlation of CBR and Dynamic Cone Penetrometer


Strength measurement of Soils, Thesis for MSc Degree in Highway
Engineering and Development, August 1984.

17. Djoko Untung Soedarsono, Konstruksi Jalan Raya, Badan Penerbit


Pekerjaan Umum, cetakan pertama, 1979.

18. Konferensi Tahunan Teknik Jalan ke 4, Jakarta 19-21 Nopember ’90, Volume
4, Teknik Lalu Lintas dan Transportasi.

19. M.W.Witczak, Pavement Design Seminars for Bina Marga, Indonesian


Highway Departement, Bandung, Indonesia, February 9-10, 1979.

20. NAASRA, Interim Guide to Pavement Thicknees Design, 1979.

21. PMU, Urban Roads Planning and Programming Manual, Jakarta.

22. Robert D. Krebs/Richard D. Walker, Highway Materials, McGraw-Hill Book


Company, 1971.

23. Semawi A.M., Konstruksi Jalan Raya, Unpar.

24. Unpar, Bahan Kuliah Teknik Jalan Raya II, 1989.

Pelatihan Site Inspector of Roads (SIR) DP-2

Anda mungkin juga menyukai