PRESERVASI JALAN
MODUL 1
PENGANTAR PRESERVASI JALAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA, Modul 1
Pengantar Preservasi Jalan ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga
mengucapkan terima kasih atas bantuan dari semua pihak yang telah berkontribusi
dalam penyusunan modul pelatihan ini.
Besar harapan kami, Modul 1 dalam kurikulum Pelatihan Pemelharaan Jalan ini
dapat membantu meningkatkan kompetensi ASN di lingkungan Direktorat Jenderal
Bina Marga, baik di pusat maupun daerah, untuk dapat mengidentifikasi kondisi
kerusakan jalan dan menerapkan tatacara pemeliharaannya sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
Kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca
sebagai bahan evaluasi kami dalam menyempurnakan Modul Pelatihan
Pemeliharaan Jalan ini.
Ucapan terima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada Soemarjono ST., MT.
atas tenaga dan pikiran yang dicurahkan untuk mewujudkan modul ini.
Penyempurnaan, maupun perubahan modul di masa mendatang senantiasa
terbuka dan dimungkinkan mengingat akan perkembangan teknologi dan peraturan
yang terus menerus terjadi. Semoga modul ini dapat membantu dan bermanfaat
bagi peningkatan kompetensi Insan PUPR dalam bidang pemeliharaan Jalan.
TIM TEKNIS
Kepala Pusdiklat Jalan, : Ir. Thomas Setiabudi Aden, M.Sc.Eng
Perumahan, Permukiman dan
Pengembangan Infrastruktur
Wilayah
Kepala Bidang Teknik Materi Jalan : Ir. Yuli Khaeriah, M. E
dan Pengembangan Infrastruktur
Wilayah
Kepala Subbidang Materi : Kiki Andriana Palupi, ST., MT
Pelatihan Jalan dan
Pengembangan Infrastruktur
Wilayah
Tenaga Kontrak Individu : Euneke Widyaningsih, ST., MT
PENYUSUN
Soemarjono ST., MT.
NARASUMBER
BPSDM
ii
Diterbitkan Oleh:
Pusdiklat Jalan, Perumahan, Permukiman, dan Pengembangan Infrastruktur Wilayah
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
iii
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
Pengantar Pemeliharaan Jalan
BAB I
PENDAHULUAN
Pemerintah mengakui ada beberapa ruas jalan nasional yang kondisinya masih dalam
kerusakan. Ruas jalan seperti Trans Sumatera baik lintas barat, tengah dan timur,
lintas Utara dan Selatan Jawa, Trans Sulawesi barat, tengah dan timur, trans
Kalimantan dan trans Papua. Sementara itu dana pemeliharaan yang dialokasikan
untuk pemeliharaan jauh dibawah yang dibutuhkan. Untuk itu perlu dilakukan
optimalisasi dari dana yang telah dialokasikan tersebut.
Alokasi yang diterima Departemen PU adalah sebesar Rp 18 triliun. Angka itu dibawah
yang diusulkan yakni sekitar Rp 22,3 triliun. Guna mengatasi keterbatasan dana yang
ada, Dept PU telah memprogramkan 12 kegiatan yang akan dijalankan dalam tahun
ini.
usulan yang masuk ke pusat bila ditotal nilainya bisa diatas Rp 100 triliun. Sementara
alokasi dana yang dterima Departemen masih jauh dari memadai.
Bencana Alam
Pengalokasian anggaran pemeliharaan saat ini hanya dialokasikan 30% dari yang
dibutuhkan, dengan menunda pemeliharaan jalan, kerusakan akan semakin parah, dan
Pemeliharaan Jalan 1
Pengantar Pemeliharaan Jalan
akibatnya biaya untuk memperbaiki akan semakin besar. Padahal alokasi anggaran
untuk pemeliharaan sangat terbatas. Oleh karena itu diharapkan anggaran untuk
pemeliharaan jalan bisa lebih meningkat. Dengan terbatasnya dana pemeliharaan itu,
pemerintah berupaya untuk memilih prioritas
Sesuai pengamatan bank dunia menyebutkan bahwa untuk setiap kita mengurangi 1
biaya pemeliharaan jalan, maka biaya untuk memperbaiki kerusakan jalan itu akan
meningkat menjadi 2 kalinya. Hal ini yang kurang disadari oleh banyak pengelola jalan.
Untuk mengatasi dana pemeliharaan jalan sangat minim itu, pernah ada wacana agar
pembiayaan pemeliharaan jalan itu bisa dibebankan kepada masyarakat, yang di luar
negeri dikenal dengan road fund. Adanya road fund ini harus dibentuk terlebih dahulu
road board-nya (badan pengelola) untuk mengelola uang pemeliharaan jalan yang
dipungut dari masyarakat. Yang duduk dalam road board nanti bisa dipilih dari wakil-
wakil pengguna jalan. Misalnya assosiasi pengemudi, organda atau asosiasi pengusaha
angkutan lainnya. Sehingga dia mempunyai kepentingan apakah jalan itu akan
dipelihara (diperbaiki) atau tidak, dan jalan mana saja yang perlu diperbaiki. Wakil
pengguna jalan akan merasakan sendiri jalan yang dilewati harus bagus, sehingga
dana yang dari masyarakat itu akan digunakan sebaik-baiknya. ”Di Australia cara ini
sudah jalan, tetapi disini masih dalam wacana”.
Rencananya salah satu sumber dana road fund diambil dari masyarakat saat
kendaraannya membeli bahan bakar minyak (BBM), selain dari pajak kendaraan motor
yang selama ini sudah ada. Ditambahkan pula selama ini masyarakat mengeluh sudah
membayar pajak, tetapi kok jalannya masih jelek. Diakuinya saat ini jalan yang
mengalami kerusakan masin lama semakin banyak, karena memang dana untuk
pemeliharaan itu tidak memadai, ungkapnya. (sr)
Pemeliharaan Jalan 2
Pengantar Pemeliharaan Jalan
“Direktorat Jenderal Bina Marga akan melakukan review desain dan restrukturisasi
pondasi serta melakukan pengerasan jalan dengan menggunakan semen pada jalan-
jalan yang rusak,” tegas Sekjen PU.
Dirjen Bina Marga, Hendrianto Notosoegondo menilai, material semen lebih kuat
ketimbang aspal dalam pembuatan pondasi jalan terhadap pengaruh beban berlebih
dan genangan banjir. Menurutnya, penggunaan semen adalah cara ampuh untuk
mengatasi kerusakan jalan akibat beban berlebih dan genangan air. Penggunaan
semen sebagai pondasi juga dinilai sangat efisien dalam kondisi keterbatasan dana
untuk biaya operasional dan pemeliharaan jalan. “. Program rehabilitasi dan
pemeliharaan jalan akan tetap jadi prioritas utama dalam pembanguan,” tegas
Hendrianto.
Dirjen menjelaskan, alokasi dana anggaran tahun 2006 sebesar Rp 7,3 triliun telah
digunakan untuk mengatasi jalan sepanjang 34.600 km. Termasuk didalamnya untuk
pemeliharaan jalan di samping juga dimanfaatkan untuk program lain yang totalnya
sekitar Rp 1,5 triliun. “Selebihnya untuk membangun jalan baru dan melanjutkan
komitmen program dengan dana pinjaman luar negeri serta pembelian alat sebagai
program penunjang,” ” tambahnya. (Ind/Sony)
Pemeliharaan Jalan 3
Pengantar Pemeliharaan Jalan
BAB II
DASAR PEMELIHARAAN JALAN DAN JEMBATAN
Dasar dari Pendidikan dan Pelatihan Pemeliharaan Jalan ini diambil dari Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2006 Tentang Jalan, Tentang
Pengoperasian Dan Pemeliharaan yang terdapat dalam:
Pasal 96
1) Pengoperasian jalan merupakan kegiatan penggunaan jalan untuk melayani lalu
lintas jalan.
2) Pengoperasian jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dilengkapi
dengan perlengkapan jalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 untuk
menjamin keselamatan pengguna jalan.
Pasal 97
1) Penyelenggara jalan mempunyai kewajiban dan tanggung jawab untuk
memelihara jalan sesuai dengan kewenangannya.
2) Pemeliharaan jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan prioritas
tertinggi dari semua jenis penanganan jalan.
3) Pemeliharaan jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi pemeliharaan
rutin, pemeliharaan berkala, dan rehabilitasi.
4) Pemeliharaan jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
berdasarkan rencana pemeliharaan jalan.
Pasal 98
Pelaksanaan pemeliharaan jalan harus memperhatikan keselamatan pengguna jalan
dengan penempatan perlengkapan jalan secara jelas sesuai dengan peraturan
perundang–undangan.
Pasal 99
Pelaksanaan pemeliharaan jalan di ruang milik jalan yang terletak di luar ruang
manfaat jalan harus dilaksanakan dengan tidak mengganggu fungsi ruang manfaat
jalan.
Pemeliharaan Jalan 4
Pengantar Pemeliharaan Jalan
Pasal 100
Ketentuan tentang pemeliharaan jalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 97, Pasal
98, dan Pasal 99 berlaku juga terhadap setiap kegiatan pemeliharaan bangunan utilitas
yang menggunakan ruang milik jalan.
Pasal 101
1) Pemeliharaan jalan umum dapat dilaksanakan oleh orang atau instansi
sepanjang tidak merugikan kepentingan umum.
2) Pemeliharaan jalan umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa
penyediaan biaya dan pelaksanaan konstruksi yang dilakukan oleh orang atau
instansi, atau pelaksanaan konstruksi oleh penyelenggara jalan atas biaya dari
orang atau instansi yang bersangkutan.
3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemeliharaan jalan umum
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Peraturan Menteri.
Pemeliharaan Jalan 5
Pengantar Pemeliharaan Jalan
BAB III
PENCAKUPAN JARINGAN JALAN DAN PROSEDUR PENYARINGAN
c. Data survai terbaru yang dapat diandalkan dari setiap ruas dalam jaringan jalan
harus tersedia sehingga pilihan pekerjaan yang diperlukan dapat dipertimbangkan
dan disusun dalam urutan prioritas. Alokasi dana yang rasional hanya dapat dibuat
bila datanya lengkap untuk seluruh jaringan jalan.
e. Untuk menjaga kemutakhiran data inventarisasi jalan seluruh jaringan (agar umur
datanya selalu tidak akan lebih dari tiga tahun) perlu dilakukan hal berikut :
Pada jalan-jalan yang mantap, setiap tahunnya harus dilakukan ’Survai
Penjajagan Kondisi Jalan'
Pemeliharaan Jalan 6
Pengantar Pemeliharaan Jalan
Pada jalan-jalan yang tidak mantap, setiap tahunnya harus dilakukan ‘Survai
Penyaringan Jalan’ pada sepertiga bagian jalan saja, sehingga seluruh bagian
jalan dapat tercakup dan selesai disurvai dalam daur tiga tahun.
Pada jalan-jalan yang tidak mantap, dibagi dalam tiga bagian yang kira-kira
sama, lalu setiap tahun satu bagian harus dicakup dalam ’Survai Penyaringan
Jalan', sehingga seluruh bagian jalan dapat tercakup dan selesai disurvai
dalam daur tiga tahun.
g. Di banyak kabupaten, jaringan jalan yang tidak mantap masih lebih besar dari
jaringan jalan yang mantap dan dana untuk pekerjaan berat yang diperlukan
melebihi dana yang tersedia. Karenanya diperlukan suatu sistim untuk menyaring
dan menyusun urutan proyek, terutama yang berdasarkan kriteria ekonomi. Survai
penyaringan kondisi jalan dikaitkan dengan survai-survai lain yang mengukur
permintaan akan angkutan, dilakukan untuk keperluan tersebut.
Pemeliharaan Jalan 7
Pengantar Pemeliharaan Jalan
i. Jaringan jalan yang tidak mantap selanjutnya dapat dibagi lagi kedalam dua
kelompok :
Jalan terbuka yang dapat dilalui kendaraan roda-4 untuk sepanjang tahun.
Jalan tertutup yang tidak dapat dilalui kendaraan roda-4 untuk sepanjang
atau sebagian tahun.
j. Permintaan akan angkutan pada jalan yang terbuka bagi kendaraan roda-4, bisa
diperkirakan dengan baik melalui survai lalu-lintas yang ada. Sedangkan pada
jalan yang tertutup lalu-lintas yang ada bukan merupakan suatu ukuran yang baik
bagi permintaan angkutan yang potensial, untuk itu dilakukan perkiraan dari
jumlah penduduk yang terlayani oleh jalan dan dari tingkat hambatan akses yang
dialami sekarang. Data ini diperoleh langsung dari survai penduduk dan survai
hambatan lalu-lintas.
Pemeliharaan Jalan 8
Pengantar Pemeliharaan Jalan
BAB IV
METODOLOGI PEMELIHARAAN JALAN
Pemeliharaan Jalan 9
Pengantar Pemeliharaan Jalan
BAB V
PENGERTIAN KATEGORI PEKERJAAN
a. Untuk keperluan perencanaan dan penyusunan program, pekerjaan jalan ini dapat
dibagi ke dalam tiga kelompok besar sebagai berikut :
Pekerjaan pemeliharaan : untuk jalan berkondisi ‘baik/sedang'
Pekerjaan berat : untuk jalan berkondisi ‘rusak/rusak berat'
(pembangunan baru, peningkatan, rehabilitasi)
Pekerjaan penyangga : untuk jalan berkondisi ‘rusak/rusak berat'
b. Ditinjau dari nilainya, pekerjaan berat dapat dibedakan dengan pekerjaan ringan
(yakni pekerjaan pemeliharaan dan penyangga) seperti yang juga ditunjukkan
pada matriks biaya (lihat tugas 4).
REHABILITASI (RE)
PEMEL. PERIODIK
(MP)
PEMELIHARAAN (M)
PEMEL. RUTIN (MR)
PEKERJAAN RINGAN PENYANGGA (H)
DARURAT
Pemeliharaan Jalan 10
Pengantar Pemeliharaan Jalan
Pemeliharaan Jalan 11
Pengantar Pemeliharaan Jalan
semakin memburuk. Yang termasuk dalam kategori ini ialah perbaikan terhadap
kerusakan lapisan permukaan seperti lubang-lubang dan kerusakan struktural
seperti amblas, atau kerusakan tersebut kurang dari 15-20% dari seluruh
perkerasan yang biasanya berkaitan dengan lapisan aus baru. Pembangunan
kembali secara total biasanya diperlukan bila kerusakan struktural sudah tersebar
luas sebagai akibat dari diabaikannya pemeliharaan, atau dikarenakan kekuatan
disain hasil tidak sesuai, atau karena umur rencana sudah terlampaui.
Pemeliharaan Jalan 12
Pengantar Pemeliharaan Jalan
BAB VI
RUANG LINGKUP DIKLAT PEMELIHARAAN JALAN
Uraian, tata cara dan aturan di atas adalah menjadi dasar membuat dan menyusun
Diklat Pemeliharaan Jalan.
Penanganan pemeliharaan yang diterapkan pada suatu ruas jalan tergantung dari hasil
identifikasi yang dilakukan. Penanganan dapat dilakukan terhadap perkerasan dan atau
geometrik jalan, serta pada struktur jembatan. Apa yang diutarakan dalam Diklat ini
merupakan proses penyusunan program secara praktis dengan maksud agar dapat
dipakai oleh semua pihak, terutama oleh instansi-instansi yang berkepentingan di
Pusat maupun di daerah.
Secara garis besar apa yang akan dilaksanakan dalam Diklat Pemelkiharaan Jalan ini
diuarikan sebagai berikut :
Pemeliharaan Jalan 13
Pengantar Pemeliharaan Jalan
Pemeliharaan Jalan 14