Anda di halaman 1dari 21

PELATIHAN

PRESERVASI JALAN

MODUL 1
PENGANTAR PRESERVASI JALAN
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA, Modul 1
Pengantar Preservasi Jalan ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga
mengucapkan terima kasih atas bantuan dari semua pihak yang telah berkontribusi
dalam penyusunan modul pelatihan ini.

Besar harapan kami, Modul 1 dalam kurikulum Pelatihan Pemelharaan Jalan ini
dapat membantu meningkatkan kompetensi ASN di lingkungan Direktorat Jenderal
Bina Marga, baik di pusat maupun daerah, untuk dapat mengidentifikasi kondisi
kerusakan jalan dan menerapkan tatacara pemeliharaannya sesuai dengan
peraturan yang berlaku.

Kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca
sebagai bahan evaluasi kami dalam menyempurnakan Modul Pelatihan
Pemeliharaan Jalan ini.

Ucapan terima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada Soemarjono ST., MT.
atas tenaga dan pikiran yang dicurahkan untuk mewujudkan modul ini.
Penyempurnaan, maupun perubahan modul di masa mendatang senantiasa
terbuka dan dimungkinkan mengingat akan perkembangan teknologi dan peraturan
yang terus menerus terjadi. Semoga modul ini dapat membantu dan bermanfaat
bagi peningkatan kompetensi Insan PUPR dalam bidang pemeliharaan Jalan.

Bandung, Desember 2019

Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Jalan,


Perumahan, Permukiman, dan Pengembangan
Infrastruktur Wilayah

Ir. Thomas Setiabudi Aden, M.Sc.Eng


NIP. 19640520 198903 1020
UCAPAN TERIMA KASIH

TIM TEKNIS
Kepala Pusdiklat Jalan, : Ir. Thomas Setiabudi Aden, M.Sc.Eng
Perumahan, Permukiman dan
Pengembangan Infrastruktur
Wilayah
Kepala Bidang Teknik Materi Jalan : Ir. Yuli Khaeriah, M. E
dan Pengembangan Infrastruktur
Wilayah
Kepala Subbidang Materi : Kiki Andriana Palupi, ST., MT
Pelatihan Jalan dan
Pengembangan Infrastruktur
Wilayah
Tenaga Kontrak Individu : Euneke Widyaningsih, ST., MT

PENYUSUN
Soemarjono ST., MT.

NARASUMBER
BPSDM

Widyaiswara : Ir. Harris Batubara, M.Eng.Sc.


Ir. Wijaya Seta, MT.
Direktorat Jenderal Bina Marga

Direktorat Preservasi Jalan : Ir. Achmad Sofian Lubis

Badan Penelitian dan Pengembangan

Puslitbang Jalan dan Jembatan : Ir. Agus Bari Sailendra, MT.


Ir. Erwin Kusnandar
Gatot Sukmara, ST., MT.

ii
Diterbitkan Oleh:
Pusdiklat Jalan, Perumahan, Permukiman, dan Pengembangan Infrastruktur Wilayah
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Bandung, Desember 2019

iii
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1

BAB II DASAR PEMELIHARAAN JALAN .................................................. 4

BAB III PENCAKUPAN JARINGAN JALAN DAN PROSEDUR PENYARINGAN .. 6

BAB IV METODOLOGI PEMELIHARAAN JALAN …………………………………….. 9

BAB V PENGERTIAN KATEGORI PEKERJAAN ……………………………………… 10

BAB VI RUANG LINGKUP DIKLAT PEMELIHARAAN JALAN 13

DAFTAR PUSTAKA
Pengantar Pemeliharaan Jalan

BAB I
PENDAHULUAN

Pemerintah mengakui ada beberapa ruas jalan nasional yang kondisinya masih dalam
kerusakan. Ruas jalan seperti Trans Sumatera baik lintas barat, tengah dan timur,
lintas Utara dan Selatan Jawa, Trans Sulawesi barat, tengah dan timur, trans
Kalimantan dan trans Papua. Sementara itu dana pemeliharaan yang dialokasikan
untuk pemeliharaan jauh dibawah yang dibutuhkan. Untuk itu perlu dilakukan
optimalisasi dari dana yang telah dialokasikan tersebut.

Alokasi yang diterima Departemen PU adalah sebesar Rp 18 triliun. Angka itu dibawah
yang diusulkan yakni sekitar Rp 22,3 triliun. Guna mengatasi keterbatasan dana yang
ada, Dept PU telah memprogramkan 12 kegiatan yang akan dijalankan dalam tahun
ini.

usulan yang masuk ke pusat bila ditotal nilainya bisa diatas Rp 100 triliun. Sementara
alokasi dana yang dterima Departemen masih jauh dari memadai.
Bencana Alam

Menyinggung masalah bencana alam, Menteri PU mengungkapkan, berdasarkan


laporan posko di instansinya telah terjadi bencana alam lebih dari 187 kali diseluruh
Indonesia. Musibah nasional itu telah begitu banyak menyengsarakan rakyat dan
meninggalkan kerugian materi yang tidak sedikit. Belum lagi masyarakat yang
mengungsi akibat bencana alam. Semua itu membutuhkan uluran bantuan.

Keterlambatan penanganan pemeliharaan jalan semakin lama akan mengakibatkan


kerusakan yang semakin parah, biaya untuk melakukan perbaikan atas kerusakan jalan
juga semakin besar. Hal ini mestinya harus disadari oleh pengelola jalan. Tetapi
memang tidak mudah untuk melakukan pemeliharaan jalan secara baik, kalau dana
yang disediakan untuk itu sangat terbatas.

Pengalokasian anggaran pemeliharaan saat ini hanya dialokasikan 30% dari yang
dibutuhkan, dengan menunda pemeliharaan jalan, kerusakan akan semakin parah, dan

Pemeliharaan Jalan 1
Pengantar Pemeliharaan Jalan

akibatnya biaya untuk memperbaiki akan semakin besar. Padahal alokasi anggaran
untuk pemeliharaan sangat terbatas. Oleh karena itu diharapkan anggaran untuk
pemeliharaan jalan bisa lebih meningkat. Dengan terbatasnya dana pemeliharaan itu,
pemerintah berupaya untuk memilih prioritas

Sesuai pengamatan bank dunia menyebutkan bahwa untuk setiap kita mengurangi 1
biaya pemeliharaan jalan, maka biaya untuk memperbaiki kerusakan jalan itu akan
meningkat menjadi 2 kalinya. Hal ini yang kurang disadari oleh banyak pengelola jalan.

Wacana Road Fund

Untuk mengatasi dana pemeliharaan jalan sangat minim itu, pernah ada wacana agar
pembiayaan pemeliharaan jalan itu bisa dibebankan kepada masyarakat, yang di luar
negeri dikenal dengan road fund. Adanya road fund ini harus dibentuk terlebih dahulu
road board-nya (badan pengelola) untuk mengelola uang pemeliharaan jalan yang
dipungut dari masyarakat. Yang duduk dalam road board nanti bisa dipilih dari wakil-
wakil pengguna jalan. Misalnya assosiasi pengemudi, organda atau asosiasi pengusaha
angkutan lainnya. Sehingga dia mempunyai kepentingan apakah jalan itu akan
dipelihara (diperbaiki) atau tidak, dan jalan mana saja yang perlu diperbaiki. Wakil
pengguna jalan akan merasakan sendiri jalan yang dilewati harus bagus, sehingga
dana yang dari masyarakat itu akan digunakan sebaik-baiknya. ”Di Australia cara ini
sudah jalan, tetapi disini masih dalam wacana”.

Rencananya salah satu sumber dana road fund diambil dari masyarakat saat
kendaraannya membeli bahan bakar minyak (BBM), selain dari pajak kendaraan motor
yang selama ini sudah ada. Ditambahkan pula selama ini masyarakat mengeluh sudah
membayar pajak, tetapi kok jalannya masih jelek. Diakuinya saat ini jalan yang
mengalami kerusakan masin lama semakin banyak, karena memang dana untuk
pemeliharaan itu tidak memadai, ungkapnya. (sr)

Kerusakan infrastruktur jalan yang terjadi di berbagai daerah diperkirakan semakin


bertambah. Adanya bencana alam seperti banjir/longsor akibat intensitas curah hujan
yang tinggi di sebagian wilayah menambah panjang dan parahnya kerusakan jalan.
Disaat terbatasnya dana yang dimiliki pemerintah disatu sisi kebutuhan dana untuk

Pemeliharaan Jalan 2
Pengantar Pemeliharaan Jalan

perbaikan jalan semakin meningkat. Mengingat infrastruktur jalan erat kaitannya


dengan perekonomian nasional maka tidak ada jalan lain kecuali perbaikan kerusakan
jalan menjadi prioritas utama.

Dalam upaya mengatasi kerusakan infrastruktur dan mengentaskan kemiskinan


Departemen PU telah mengajukan APBN Perubahan tahun 2006 sebesar Rp 18,013
trilliun. Dengan dana yang terbatas itu Departemen PU perlu melakukan upaya –upaya
untuk mempertajam prioritas melalui program-program yang betul-betul dapat
mendukung prioritas nasional.

“Direktorat Jenderal Bina Marga akan melakukan review desain dan restrukturisasi
pondasi serta melakukan pengerasan jalan dengan menggunakan semen pada jalan-
jalan yang rusak,” tegas Sekjen PU.

Dirjen Bina Marga, Hendrianto Notosoegondo menilai, material semen lebih kuat
ketimbang aspal dalam pembuatan pondasi jalan terhadap pengaruh beban berlebih
dan genangan banjir. Menurutnya, penggunaan semen adalah cara ampuh untuk
mengatasi kerusakan jalan akibat beban berlebih dan genangan air. Penggunaan
semen sebagai pondasi juga dinilai sangat efisien dalam kondisi keterbatasan dana
untuk biaya operasional dan pemeliharaan jalan. “. Program rehabilitasi dan
pemeliharaan jalan akan tetap jadi prioritas utama dalam pembanguan,” tegas
Hendrianto.

Dirjen menjelaskan, alokasi dana anggaran tahun 2006 sebesar Rp 7,3 triliun telah
digunakan untuk mengatasi jalan sepanjang 34.600 km. Termasuk didalamnya untuk
pemeliharaan jalan di samping juga dimanfaatkan untuk program lain yang totalnya
sekitar Rp 1,5 triliun. “Selebihnya untuk membangun jalan baru dan melanjutkan
komitmen program dengan dana pinjaman luar negeri serta pembelian alat sebagai
program penunjang,” ” tambahnya. (Ind/Sony)

Pemeliharaan Jalan 3
Pengantar Pemeliharaan Jalan

BAB II
DASAR PEMELIHARAAN JALAN DAN JEMBATAN

Dasar dari Pendidikan dan Pelatihan Pemeliharaan Jalan ini diambil dari Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2006 Tentang Jalan, Tentang
Pengoperasian Dan Pemeliharaan yang terdapat dalam:

Pasal 96
1) Pengoperasian jalan merupakan kegiatan penggunaan jalan untuk melayani lalu
lintas jalan.
2) Pengoperasian jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dilengkapi
dengan perlengkapan jalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 untuk
menjamin keselamatan pengguna jalan.

Pasal 97
1) Penyelenggara jalan mempunyai kewajiban dan tanggung jawab untuk
memelihara jalan sesuai dengan kewenangannya.
2) Pemeliharaan jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan prioritas
tertinggi dari semua jenis penanganan jalan.
3) Pemeliharaan jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi pemeliharaan
rutin, pemeliharaan berkala, dan rehabilitasi.
4) Pemeliharaan jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
berdasarkan rencana pemeliharaan jalan.

Pasal 98
Pelaksanaan pemeliharaan jalan harus memperhatikan keselamatan pengguna jalan
dengan penempatan perlengkapan jalan secara jelas sesuai dengan peraturan
perundang–undangan.

Pasal 99
Pelaksanaan pemeliharaan jalan di ruang milik jalan yang terletak di luar ruang
manfaat jalan harus dilaksanakan dengan tidak mengganggu fungsi ruang manfaat
jalan.

Pemeliharaan Jalan 4
Pengantar Pemeliharaan Jalan

Pasal 100
Ketentuan tentang pemeliharaan jalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 97, Pasal
98, dan Pasal 99 berlaku juga terhadap setiap kegiatan pemeliharaan bangunan utilitas
yang menggunakan ruang milik jalan.

Pasal 101
1) Pemeliharaan jalan umum dapat dilaksanakan oleh orang atau instansi
sepanjang tidak merugikan kepentingan umum.
2) Pemeliharaan jalan umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa
penyediaan biaya dan pelaksanaan konstruksi yang dilakukan oleh orang atau
instansi, atau pelaksanaan konstruksi oleh penyelenggara jalan atas biaya dari
orang atau instansi yang bersangkutan.
3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemeliharaan jalan umum
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Peraturan Menteri.

Laik Fungsi Jalan


Pasal 102
1) Jalan umum dioperasikan setelah ditetapkan memenuhi persyaratan laik
fungsi jalan umum secara teknis dan administratif sesuai dengan pedoman
yang ditetapkan oleh Menteri dan menteri terkait.
2) Uji kelaikan fungsi jalan umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan sebelum pengoperasian jalan yang belum beroperasi.
3) Uji kelaikan fungsi jalan umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pada
jalan yang sudah beroperasi dilakukan secara berkala paling lama 10
(sepuluh) tahun dan/atau sesuai dengan kebutuhan.
4) Suatu ruas jalan umum dinyatakan laik fungsi secara teknis sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut:
teknis struktur perkerasan jalan;
teknis struktur bangunan pelengkap jalan;
teknis geometri jalan;
teknis pemanfaatan bagian-bagian jalan;
teknis penyelenggaraan manajemen dan rekayasa lalu lintas; dan
teknis perlengkapan jalan.

Pemeliharaan Jalan 5
Pengantar Pemeliharaan Jalan

BAB III
PENCAKUPAN JARINGAN JALAN DAN PROSEDUR PENYARINGAN

a. Jaringan Jalan Kabupaten menjadi bagian penting dari prasarana perhubungan


(transportasi) untuk menambahkan dan meningkatkan kegiatan ekonomi.
Distribusi barang dari produsen ke konsumen dan sebaliknya, mobilitas manusia
dari satu tempat ke tempat lain sangat membutuhkan keandalan prasarana
perhubungan (tansportasi), sehingga dalam penanganan jaringan jalan kabupaten
memerlukan prosedur yang mantap. Dalam UU No. 38/2004 tentang jalan
dinyatakan bahwa jalan merupakan satu kesatuan sistem jaringan jalan yang
menghubungkan dan mengikat seluruh wilayah Republik Indonesia.

b. Prosedur Perencanaan ini dimaksudkan untuk diterapkan pada seluruh jaringan


jalan kabupaten secara sistematis.

c. Data survai terbaru yang dapat diandalkan dari setiap ruas dalam jaringan jalan
harus tersedia sehingga pilihan pekerjaan yang diperlukan dapat dipertimbangkan
dan disusun dalam urutan prioritas. Alokasi dana yang rasional hanya dapat dibuat
bila datanya lengkap untuk seluruh jaringan jalan.

d. Jaringan jalan tersebut dibagi dalam dua bagian :


 Jalan mantap (stabil; selalu dapat diandalkan untuk dilalui kendaraan roda 4
sepanjang tahun), terutama yang kondisinya sudah ‘baik/sedang' yang hanya
memerlukan pemeliharaan.
 Jalan tidak mantap (tidak stabil; tidak dapat diandalkan untuk dilalui
kendaraan roda 4 sepanjang tahun), terutama yang kondisinya ‘rusak/rusak
berat' yang memerlukan ‘pekerjaan berat' (rehabilitasi, perbaikan, konstruksi),
termasuk jalan tanah yang saat ini tidak dapat dilewati kendaraan roda-4.

e. Untuk menjaga kemutakhiran data inventarisasi jalan seluruh jaringan (agar umur
datanya selalu tidak akan lebih dari tiga tahun) perlu dilakukan hal berikut :
 Pada jalan-jalan yang mantap, setiap tahunnya harus dilakukan ’Survai
Penjajagan Kondisi Jalan'

Pemeliharaan Jalan 6
Pengantar Pemeliharaan Jalan

 Pada jalan-jalan yang tidak mantap, setiap tahunnya harus dilakukan ‘Survai
Penyaringan Jalan’ pada sepertiga bagian jalan saja, sehingga seluruh bagian
jalan dapat tercakup dan selesai disurvai dalam daur tiga tahun.
 Pada jalan-jalan yang tidak mantap, dibagi dalam tiga bagian yang kira-kira
sama, lalu setiap tahun satu bagian harus dicakup dalam ’Survai Penyaringan
Jalan', sehingga seluruh bagian jalan dapat tercakup dan selesai disurvai
dalam daur tiga tahun.

f. Pada prinsipnya semua jalan mantap setiap tahunnya harus mendapatkan


prioritas untuk ditangani dengan pemeliharaan rutin dan/atau berkala. Untuk itu,
informasi survai yang terbaru diperlukan untuk menentukan kebutuhan teknis
yang tepat, karenanya survai tahunan sangat perlu dilaksanakan.

g. Di banyak kabupaten, jaringan jalan yang tidak mantap masih lebih besar dari
jaringan jalan yang mantap dan dana untuk pekerjaan berat yang diperlukan
melebihi dana yang tersedia. Karenanya diperlukan suatu sistim untuk menyaring
dan menyusun urutan proyek, terutama yang berdasarkan kriteria ekonomi. Survai
penyaringan kondisi jalan dikaitkan dengan survai-survai lain yang mengukur
permintaan akan angkutan, dilakukan untuk keperluan tersebut.

h. Manfaat peningkatan suatu jalan dapat dihitung dengan cara, membandingkan


kondisi jalan saat ini dengan yang diharapkan, dan dengan memperkirakan jumlah
lalu-lintas yang diharapkan. Manfaat ini kemudian dibandingkan dengan perkiraan
biaya peningkatan jalan, guna mengetahui tingkat pengembalian ekonomi proyek
(misalnya, Net Present Value = nilai bersih saat ini atau NPV/Km). Kemudian
sejumlah proyek dapat disusun peringkatnya dan proyek yang NPV/km-nya
tertinggi harus dipilih untuk dilaksanakan terlebih dahulu.
Dengan cara ini baik kabupaten maupun Pusat dapat memanfaatkan dengan
sebaik mungkin keadaan kelangkaan dana tersebut.

Pemeliharaan Jalan 7
Pengantar Pemeliharaan Jalan

i. Jaringan jalan yang tidak mantap selanjutnya dapat dibagi lagi kedalam dua
kelompok :
 Jalan terbuka yang dapat dilalui kendaraan roda-4 untuk sepanjang tahun.
 Jalan tertutup yang tidak dapat dilalui kendaraan roda-4 untuk sepanjang
atau sebagian tahun.

j. Permintaan akan angkutan pada jalan yang terbuka bagi kendaraan roda-4, bisa
diperkirakan dengan baik melalui survai lalu-lintas yang ada. Sedangkan pada
jalan yang tertutup lalu-lintas yang ada bukan merupakan suatu ukuran yang baik
bagi permintaan angkutan yang potensial, untuk itu dilakukan perkiraan dari
jumlah penduduk yang terlayani oleh jalan dan dari tingkat hambatan akses yang
dialami sekarang. Data ini diperoleh langsung dari survai penduduk dan survai
hambatan lalu-lintas.

Pemeliharaan Jalan 8
Pengantar Pemeliharaan Jalan

BAB IV
METODOLOGI PEMELIHARAAN JALAN

1. Pemeliharaan Jalan adalah penanganan jalan yang meliputi perawatan,


rehabilitasi, penunjangan, dan peningkatan. (PP 26 tahun 1985 tentang jalan).
2. Pemeliharaan Rutin
Adalah penanganan yang diberikan hanya terhadap lapis permukaan yang
sifatnya untuk meningkatkan kualitas berkendaraan (Riding Quality), tanpa
meningkatkan kekuatan struktural, dan dilakukan sepanjang tahun .
3. Pemeliharaan Berkala
Adalah pemeliharaan yang dilakukan terhadap jalan pada waktu waktu tertentu
(tidak menerus sepanjang tahun) dan sifatnya meningkatkan kemampuan
struktural.
4. Peningkatan
Maksud peningkatan adalah penanganan jalan guna memperbaiki pelayanan
jalan yang berupa peningkatan struktural dan atau geometriknya agar
mencapai tingkat pelayanan yang direncanakan.

Pemeliharaan Jalan 9
Pengantar Pemeliharaan Jalan

BAB V
PENGERTIAN KATEGORI PEKERJAAN

a. Untuk keperluan perencanaan dan penyusunan program, pekerjaan jalan ini dapat
dibagi ke dalam tiga kelompok besar sebagai berikut :
 Pekerjaan pemeliharaan : untuk jalan berkondisi ‘baik/sedang'
 Pekerjaan berat : untuk jalan berkondisi ‘rusak/rusak berat'
(pembangunan baru, peningkatan, rehabilitasi)
 Pekerjaan penyangga : untuk jalan berkondisi ‘rusak/rusak berat'

b. Ditinjau dari nilainya, pekerjaan berat dapat dibedakan dengan pekerjaan ringan
(yakni pekerjaan pemeliharaan dan penyangga) seperti yang juga ditunjukkan
pada matriks biaya (lihat tugas 4).

PEMBANGUNAN BARU (PB)

PEKERJAAN BERAT (PK) PENINGKATAN (PK)

REHABILITASI (RE)

PEMEL. PERIODIK
(MP)
PEMELIHARAAN (M)
PEMEL. RUTIN (MR)
PEKERJAAN RINGAN PENYANGGA (H)

DARURAT

Pemeliharaan Jalan 10
Pengantar Pemeliharaan Jalan

PEKERJAAN PEMELIHARAAN (M), harus dilakukan terhadap semua ruas jalan


yang berkondisi baik/sedang dan harus mendapatkan prioritas untuk ditangani.
Hal ini dimaksudkan untuk menjaga agar permukaan ruas jalan mendekati kondisi
semula, dan juga diperlukan agar suatu proyek pekerjaan berat memungkinkan
untuk tetap bertahan sesuai dengan umur disain yang direncanakan. Pekerjaan ini
terutama terdiri dari pekerjaan rutin tahunan, pelapisan ulang berkala serta
pekerjaan drainase.

PEKERJAAN BERAT (PK), dimaksudkan untuk meningkatkan jalan yang sesuai


dengan tingkat lalu-lintas yang diperkirakan, biasanya merupakan pembangunan
kembali perkerasannya. Pekerjaan berat ini dapat berupa pembangunan baru,
peningkaaan atau rehabilitasi dengan umur rencana paling sedikit 10 tahun.
Sebagian besar jaringan jalan di kabupaten memerlukan pekerjaan berat, dan hal
ini diperkirakan akan menyerap hampir semua dana yang tersedia setelah dikurangi
dengan dana untuk semua pekerjaan pemeliharaan. Untuk memudahkan
penggolongan pekerjaan dalam tahap perencanaan ini, maka singkatan ’PK’
digunakan untuk menunjukkan semua jenis pekerjaan berat.

PEMBANGUNAN BARU (PB) pada umumnya terdiri atas pekerjaan untuk


meningkatkan jalan tanah atau jalan setapak agar dapat dilalui kendaraan roda 4.
Kondisi jalan pekerjaan berat ini, memerlukan biaya yang besar dan biasanya
pekerjaan tanah yang besar pula.

PEKERJAAN PENINGKATAN (PK) dimaksudkan untuk meningkatkan standar


pelayanan dari jalan yang ada; baik yang membuat lapisan permukaan menjadi
lebih halus, seperti pengaspalan terhadap jalan yang belum diaspal, atau
menambah Lapis Tipis Aspal Beton LATASTON/Hot Rolled Sheet pada jalan yang
menggunakan lapisan penetrasi (LAPEN); atau menambah lapisan struktural untuk
memperkuat perkerasannya; atau memperlebar lapisan perkerasan yang ada (yang
kurang lebarnya).

PEKERJAAN REHABILITASI (RE) diperlukan bila pekerjaan pemeliharaan rutin


yang secara teratur harus dilaksanakan itu diabaikan atau pemeliharaan berkala
(pelapisan ulang) terlalu lama ditunda sehingga keadaan lapisan permukaan

Pemeliharaan Jalan 11
Pengantar Pemeliharaan Jalan

semakin memburuk. Yang termasuk dalam kategori ini ialah perbaikan terhadap
kerusakan lapisan permukaan seperti lubang-lubang dan kerusakan struktural
seperti amblas, atau kerusakan tersebut kurang dari 15-20% dari seluruh
perkerasan yang biasanya berkaitan dengan lapisan aus baru. Pembangunan
kembali secara total biasanya diperlukan bila kerusakan struktural sudah tersebar
luas sebagai akibat dari diabaikannya pemeliharaan, atau dikarenakan kekuatan
disain hasil tidak sesuai, atau karena umur rencana sudah terlampaui.

PEKERJAAN PENYANGGA (H), adalah pekerjaan tahunan dengan biaya rendah


yang diperlukan untuk menjamin jalan terbuka bagi lalu-lintas yang ada atau untuk
menjaga agar kondisi jalan tidak lebih memburuk atau makin parah. Hal ini
dilakukan bila pekerjaan berat yang telah ditentukan tidak dilaksanakan karena
tingkat lalu-lintasnya rendah atau karena dana yang tersedia tidak mencukupi.
Dana yang memadai perlu dicadangkan untuk pekerjaan penyangga ini.

PEKERJAAN DARURAT, adalah pekerjaan yang sangat diperlukan untuk


membuka kembali jalan yang baru saja tertutup untuk lalu-lintas kendaraan roda 4
karena mendadak terganggu, misalnya akibat tebing yang longsor atau jembatan
yang roboh. Dana untuk pekerjaan darurat ini tidak dapat disiapkan sebelumnya,
tetapi sebaiknya perlu dicadangkan dalam jumlah yang sepadan.

PEKERJAAN JEMBATAN, dapat digolongkan sebagai berikut :


PBJ : Pembangunan Baru Jembatan (termasuk Penggantian
Bangunan Atas dan Bangunan Bawah Jembatan).
PAJ : Penggantian Bangunan Atas Jembatan.
PJJ : Pemeliharaan/Penunjangan Jembatan (termasuk Pemeliharaan
berkala, misalnya perbaikan lantai; sedangkan Pemeliharaan Rutin
Jembatan dimasukkan ke dalam Pemeliharaan Jalan).

Pemeliharaan Jalan 12
Pengantar Pemeliharaan Jalan

BAB VI
RUANG LINGKUP DIKLAT PEMELIHARAAN JALAN

Uraian, tata cara dan aturan di atas adalah menjadi dasar membuat dan menyusun
Diklat Pemeliharaan Jalan.

Penanganan pemeliharaan yang diterapkan pada suatu ruas jalan tergantung dari hasil
identifikasi yang dilakukan. Penanganan dapat dilakukan terhadap perkerasan dan atau
geometrik jalan, serta pada struktur jembatan. Apa yang diutarakan dalam Diklat ini
merupakan proses penyusunan program secara praktis dengan maksud agar dapat
dipakai oleh semua pihak, terutama oleh instansi-instansi yang berkepentingan di
Pusat maupun di daerah.

Secara garis besar apa yang akan dilaksanakan dalam Diklat Pemelkiharaan Jalan ini
diuarikan sebagai berikut :

Evaluasi geometric jalan terhadap keselamatan lalu lintas


Memberikan tentang keselamatan lalu lintas, memahami ruang lingkup
keselamatan lalu lintas, kondisi kecelakaan lalu lintas di Negara berkembang
dan di Negara maju, factor-faktor penyebab kecelakaan lalu lintas pada
alinyemen horizontal dan vertical serta kombinasi alinyemen horizontal dan
vertical.

Pemeliharaan drainase dan bangunan utilitas


Pengetahuan tentang cara-cara pemeliharaan dari bangunan hidrolika
sebagaifasilitas drainase.

Pemeliharaan bangunan pelengkap jalan & perlengkapan jalan


Pemahaman tentang pemeliharaan bangunan pelengkap jalan.

Pemeliharaan perkerasan aspal


Identifikasi jenis perkerasan aspal dan kerusakannya, penyebab kerusakan
serta metoda perbaikannya.

Pemeliharaan Jalan 13
Pengantar Pemeliharaan Jalan

Pemeliharaan perkerasan beton


Pemeliharaan perkerasan beton, peralatan untuk pemeliharaan perkerasan
beton, metoda perbaikan perkerasan beton.

Pemeliharaan peralatan UPR

Perhitungan Harga Satuan untuk pemeliharaan Jalan


Menghitung harga satuan untuk pemeliharaan jalan dengan cara menentukan
batasan-batasan pelaksanan pekerjaan, menentukan asumsi-asumsi,
menghitung komponen bahan, alat dan upah pada setiap pekerjaan

Survey pemeliharaan jalan

Pemeliharaan Jalan 14

Anda mungkin juga menyukai