2
PEKERJAAN “TIMBUNAN”
Timbunan adalah pekerjaan penimbunan tanah dengan
tujuan untuk memperoleh bentuk serta elevasi
permukaan sesuai dengan gambar yang telah
direncanakan
Pada intinya pekerjaan ini dilakukan untuk
mendapatkan elevasi tanah yang diinginkan atau sesuai
dengan yang telah direncanakan
Pekerjaan timbunan dapat dilaksanakan apabila
alinyemen vertikal dan horisontal telah pasti (telah
ditetapkan)
Bahan timbunan disesuaikan dengan kebutuhan dan
persyaratan tertentu
Timbunan harus dipadatkan dan dikontrol terhadap
pengendalian mutunya
3
BAGAN ALIR KONTROL PEMADATAN
4
DIVISI 3 – PEKERJAAN TANAH
1. CAKUPAN PEKERJAAN
Pekerjaan ini mencakup pengadaan, pengangkutan,
penghamparan dan pemadatan tanah atau bahan
berbutir yang disetujui untuk pembuatan timbunan,
penimbunan kembali galian pipa atau struktur dan untuk
timbunan umum yang diperlukan untuk membentuk
dimensi timbunan sesuai dengan garis, kelandaian, dan
elevasi penampang melintang yang disyaratkan atau
disetujui Direksi Pekerjaan.
JENIS TIMBUNAN
a. Timbunan Biasa (m3)
b. Timbunan Pilihan (m3)
c. Timbunan Pilihan Berbutir (m3)
6
Timbunan Pilihan
Harus digunakan untuk
meningkatkan kapasitas daya
dukung tanah dasar pada lapisan
penopang (capping layer) dan
jika diperlukan di daerah galian.
Dapat digunakan untuk
stabilisasi lereng atau
pekerjaan pelebaran timbunan
yang lebih curam karena
keterbatasan ruangan.
Untuk pekerjaan timbunan
lainnya, dimana kekuatan
timbunan adalah faktor yang
kritis.
Digunakan untuk penimbunan
kembali pada abutmen dan
dinding penahan tanah serta
daerah kritis lainnya yang
memiliki jangkauan terbatas
untuk pemadatan dengan alat.
7
Timbunan Pilihan Berbutir
Harus digunakan sebagai
lapisan penopang (capping
layer) pada tanah lunak yang
mempunyai CBR lapangan <
2% yang tidak dapat
ditingkatkan dengan
pemadatan atau stabilisasi,
dan di atas tanah rawa,
daerah berair, dan lokasi-
lokasi serupa dimana bahan
timbunan biasa dan pilihan
tidak bisa dipadatkan dengan
memuaskan.
Digunakan untuk penimbunan
kembali pada abutmen dan
dinding penahan tanah serta
daerah kritis lainnya yang
memiliki jangkauan terbatas
untuk pemadatan dengan alat.
8
Pekerjaan Yang Tidak
Termasuk Bahan Timbunan
9
2. TOLERANSI DIMENSI
a. Elevasi dan kelandaian akhir setelah pemadatan
tidak lebih tinggi dari 2 cm atau lebih rendah 3 cm
dari yang ditentukan.
b. Seluruh permukaan akhir timbunan yang terekspos
harus cukup rata dan harus memiliki kelandaian
yang cukup untuk menjamin berlalunya aliran air
permukaan yang bebas.
c. Permukaan akhir lereng timbunan tidak boleh
bervariasi lebih dari 10 cm dari garis frofil yang
ditentukan.
d. Timbunan selain dari Lapisan Penopang di atas
tanah lunak tidak boleh dihampar dalam lapisan
dengan tebal padat > 20 cm atau dalam lapisan
dengan tebal padat < 10 cm.
10
3. STANDAR RUJUKAN
11
4. BAHAN
1) Timbunan Biasa
a. Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan
biasa harus terdiri dari bahan galian tanah atau
bahan galian batu yang disetujui Direksi.
b. Bahan tidak termasuk tanah yang berplastisitas
tinggi, yang diklasifikasikan sebagai A-7-6
menurut SNI 03-6797-2002 atau sebagai CH
menurut Unified.
Catatan :
1. Klasifikasi A-7-6 (tanah lanau – lempung,> 35%
dari seluruh contoh tanah lolos ayakan No. 200),
tipe material yang paling dominan merupakan
tanah berlempung, serta sifat fraksi yang lolos
ayakan No. 40; LL minimum 41, PI minimum 11.
12
2. CH merupakan tanah berbutir halus, > 50% lolos
ayakan No. 200, berupa lanau dan lempung dengan
LL < 50%. CH merupakan lempung an-organik
dengan plastisitas tinggi, lempung “gemuk” ( fat
clays).
13
d. Timbunan untuk lapisan di bawah bagian dasar
perkerasan atau bahu jalan harus memiliki CBR >
6% (CBR setelah perendaman 4 hari bila
dipadatkan 100% kepadatan kepadatan kering
maksimum).
e. Tanah sangat ekspansif dengan nilai aktif > 1,25
tidak boleh digunakan (nilai aktif = IP / PI dan
prosentasi kadar lempung).
f. Timbunan biasa tidak boleh menggunakan bahan
galian yang mempunyai sifat :
Tanah yang mengandung organik seperti jenis tanah
OL, OH, dan PT dalam sistem unified.
Tanah dengan kadar air alamiah sangat tinggi yang
tidak praltis dikeringkan untuk memenuhi toleransi.
Tanah yang mempunyai kembang susut yang tinggi
dalam klasifikasi Van Der Merwe dengan ciri adanya
retak memanjang sejajar tepi perkerasan jalan.
14
Catatan :
15
2) Timbunan Pilihan
a. Timbunan hanya boleh diklasifikasikan sbg Timbunan
Pilihan atau Timbunan Pilihan Berbutir bila digunakan
pada lokasi atau untuk maksud dimana bahan-bahan ini
telah ditentukan dan Harus memiliki nilai CBR > 10%
setelah 4 hari perendamana bila dipadatkan sampai
100% kepadatan kering maksimum.
b. Bahan timbunan pilihan yg digunakan pada lereng atau
pekerjaan stabilisasi timbunan yang memerlukan kuat
geser yang cukup, maka timbunan pilihan dapat berupa
timbunan batu atau kerikil lempungan bergradasi baik
atau lempungan pasiran atau lempung berplastisitas
rendah.
21
(3) Ketentuan Kepadatan
a. Lapisan tanah yang > 30 cm di bawah elevasi tanah dasar
harus dipadatkan sampai 95% dari kepadatan kering
maksimum (ðd max.) yang ditentukan.
DMJ
DMJ
5.00
5.00
5.00
5.00
GORONG-GORONG
3 X 3 Meter
DATUM +831.000
0.63
ELEVASI EXISTING
ELEVASI RENCANA
27
3) Dasar Pembayaran
Kuantitas timbunan yang diukur seperti di uraikan di atas,
dalam jarak angkut berapapun yang diperlukan, harus
dibayar untuk per-satuan pengukuran dari masing-masing
harga yang dimaksukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga
untuk mata pembayaran yang terdaftar di bawah ini,
dimana harga dan pembayaran tersebut merupakan
kompensasi penuh untuk pengadaan, pemasokan,
penghamparan, pemadatan, penyelesaian dan pengujian
bahan sebagaimana diuraikan dalam Seksi ini.
2. TOLERANSI DIMENSI
a. Ketinggian akhir setelah pemadatan tidak boleh
lebih tinggi 2 cm atau lebih rendah 3 cm dari yang
disyaratkan atau yang diseujui.
b. Seluruh permukaan akhir timbunan harus cukup
halus dan rata, serta memiliki kelandaian yang
cukup untuk menjamin berlalunya akiran air bebas
dari air permukaan.
3. PELAKSANAAN
(1) Persiapan Permukaan
Badan Jalan :
a. Kegiatan ini adalah
mempersiapkan permu-
kaan badan jalan
c. Bila badan jalan dibentuk
sedemikian rupa,
pada galian tanah biasa,
sehingga di atasnya
maka tanah harus digali
siap untuk ditempat
sampai mencapai elevasi
kan lapisan pondasi.
permukaan badan jalan
b. Persiapan Permukaan sesuai rencana. Setelah
Badan Jalan dapat permukaan diratakan,
dibedakan menjadi 3 kemudian dipadatkan
jenis tergantung jenis dengan peralatan yang
material yang sesuai. Harus diperhati-
membentuk badan kan kadar air optimum,
jalan tersebut, yaitu : dengan menyiram kalau
- Pada galian tanah terlalu rendah dan
- Pada galian batuan mengeringkan bila terlalu
- Pada timbunan tinggi.
d. Bila ternyata material tanah
pada elevasi rencana
memiliki CBR yang terlalu
rendah, maka lapisan tanah
tersebut harus dibuang
minimal 30 cm dan diganti c. Dalam hal badan jalan
dengan material yang lebih terbentuk dari timbunan,
baik (improvement sub maka, sebaiknya pekerja
grade), kemudian dipadat- –an timbunan dihentikan
kan sebagaimana diuraikan pada saat telah mencapai
di atas. elevasi 30 cm di bawah
e. Bila badan jalan dibentuk permukaan badan jalan
pada galian batu, maka rencana. Pada saat
galian harus dilaksanakan pekerjaan persiapan
sampai mencapai elevasi badan jalan akan dimulai,
permukaan badan jalan maka permukaan
rencana. Kemudian permuka timbunan diratakan dan
-an badan diratakan dan dibentuk kembali,
dipadatkan. kemudian di atasnya
dihampar material yang
lebih baik.
(2) Cara Blue Top :
a. Salah satu cara yang
digunakan dalam pelak
– sanaan persiapan
badan jalan adalah
cara Blue Top. c. Berpedoman pada patok2
b. Dari penampang me- dimaksud, maka material
lintang yang dibuat pd pembentuk badan jalan
tiap 25 m untuk badan diratakan, sampai seluruh
jalan diketahui elevasi patok tenggelam tepat di
dari 5 titik, 2 buah permukaan badan jalan,
pd tepi bahu jalan, 2 kemudian dipadatkan.
buah pada tepi d. Cara pekerjaan persiapan
perkerasan aspal, dan dengan sistem ini dapat
1 buah pada as jalan. dilaksanakan pula pada
Pada titik2 tersebut di persiapan permukaan lapis
atas badan jalan di pondasi.
pasang patok-patok e. Untuk pelaksanaan peker -
bambu yang tingginya jaan ini diperlukan operator
sama dengan elevasi grader dan surveyor yang
masing-masing titik. berpengalaman.
Selalu meninggalkan
(3) Drainase Permukaan pada pekerjaan dalam keada –
saat pelaksanaan : an rapi, jangan nunggu
a. Untuk menghindari ter sampai hujan turun.
jadinya kerusakan Membuat kemiringan
pada pekerjaan yg melintang yang cukup.
sudah diselesaikan, Misalnya 10% pada saat
maka harus melindungi pelaksanaan, dan pada
hasil yang telah saat penyelesaian sesuai
dicapai dari hal-hal yg dengan yang
dapat menimbulkan disyaratkan.
kerusakan. Membuat parit-parit
b. Salah satu penyebab memanjang disepanjang
terjadinya kerusakan tepi galian dengan
pada permukaan badan kemiringan yang cukup
jalan adalah AIR. untuk pembuangan air.
Badan jalan yang telah
c. Untuk mencegah
selesai dipersiapkan,
kemungkinan rusaknya
sebaiknya segera ditutup
badan jalan air hujan
dengan lapisan di
adalah :
atasnya (lapis pondasi).
4. Dasar Pembayaran
Kuantitas dari Pekerjaan Penyiapan Badan Jalan,
akan dibayar menurut satuan pengukuran sesuai
dengan harga yang dimaksukkan dalam Daftar
kuantitas dan Harga untuk mata pembayaran yang
terdaftar di bawah ini, dimana harga dan pembayaran
tersebut merupakan kompensasi penuh untuk seluruh
pekerjaan dan biaya lainnya yang telah dimasukkan
untuk keperluan pembentukan penyiapan tanah dasar
seperti telah diuraikan dalam Seksi ini.