1. MOBILISASI ....................................................................................................13
2. MANAJEMEN DAN KESELAMATAN LALU LINTAS ..............................17
3. PENGUJIAN PH ...............................................................................................20
4. PENGUJIAN OKSIGEN TERLARUT (DO) ...................................................23
5. PENGUJIAN ZAT PADAT TERLARUT (TDS) .............................................24
6. PENGUJIAN ZAT TERSUSPENSI (TSS) .......................................................25
7. PENGUJIAN BIOLOGICAL OXYGEN DEMAND (BOD) ...........................28
8. PENGUJIAN CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD)...............................30
9. PENGUJIAN COLIFORM ...............................................................................36
10. PENGUJIAN E. Coli .........................................................................................38
11. PENGUJIAN DESTRUKSI Cu, Pb, Cd, Ni, Fe, Zn, Ag, Co, Mn ....................39
12. PENGUJIAN TEMPERATUR (SUHU) ...........................................................42
13. PENGUJIAN TINGKAT GETARAN KENDARAAN BERMOTOR.............44
14. PENGUJIAN NOX ...........................................................................................46
15. PENGUJIAN SULFURDIOKSIDA (SO2).......................................................48
16. PENGUJIAN KARBONDIOKSIDA (CO2).....................................................53
17. PENGUJIAN HIDROCARBON (HC)-CH4.....................................................54
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 1
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
18. PENGUJIAN TOTAL PARTIKULAT (TSP) – DEBU ...................................56
19. PENGUJIAN TIMAH HITAM (Pb) .................................................................57
20. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA .............................................61
21. MANAJEMEN MUTU .....................................................................................64
B. DIVISI 2. PEKERJAAN DRAINASE ...........................................................66
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 2
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
3. LASTON LAPIS AUS (AC-WC) LASTON ..................................................101
4. LAPIS ANTARA (AC-BC) ............................................................................102
5. BAHAN ANTI PENGELUPASAN ................................................................103
G. DIVISI 7. STRUKTUR ...............................................................................104
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 3
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
11. PENGECATAN STRUKTUR BAJA PADA DAERAH KERING TEBAL 240
MIKRON ................................................................................................................133
12. PENGECATAN PADA ELEMEN SANDARAN DAN/ATAU PAGAR
PENGAMAN (GRUARD RAIL) 160 MIKRO .....................................................134
13. PENGGANTIAN KARET PENGISI SAMBUNGAN SIAR MUAI TIPE
STRIP SEAL ..........................................................................................................135
14. PERBAIKAN SANDARAN BETON-BAJA .................................................137
15. PENGGANTIAN DAN PERBAIKAN SAMBUNGAN SIAR MUAI TIPE
ASPHALTIC PLUG ...............................................................................................139
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 4
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
13. PEMBERSIHAN DRAINASE........................................................................158
14. PENGENDALIAN TANAMAN ....................................................................159
BAB IV PENUTUP......................................................................................................161
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 5
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pembangunan jalan akan sangat berpengaruh dalam kehidupan dari
berbagai sisi dan aspek, masyarakat akan mendapat keuntungan dalam
pembangunan jalan ini, karena setiap aktivitas masyarakat tidak lepas dari peran
jalan sebagai pendukung. Dengan membangun atau memperbaiki prasarana jalan
akan menciptakan atau memperbaiki kehidupan masyarakat. Dengan adanya
peningkatan jalan, masyarakat dapat dapat menggunakan jalan tersebut sebagai
kebutuhan yang mereka perlukan, seperti melakukan mobilitas pertanian,
pemasaran, akses antar kota, dan lainnya agar menjadi lebih mudah.
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 6
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
1.17 (1c) Pengujian Zat Padat Terlarut (TDS)
1.17(1d) Pengujian Zat Padat Tersuspensi (TSS)
1.17 (1e) Pengujian Biological Oxigen Deman (BOD)
1.17(1f) Pengujian Chemical Oxygen Deman (COD)
1.17(1g) Pangujian Coliform
1.17 (1h) Pangujian Ecoli
1.17 (1i) Pangujian Destruksi Ci, Pb. Cd, Ni, Fe, 2n, Aq, Co, Mn
1.17(1j) Pengujian Temparatur (suhu)
1.17 (2a) Pangujian Vibrasi Lingkungan untuk Kenyamanan dan Kesehatan
1.17 (2b) Pangujian Tingkat Getaran Kendaraan Bermotor
1.17(3a) Pengujian Nox
1.17 (3b) Pengujian Sulfurdioksida (SO2)
1.17(3c) Pengujian Karbondiokasida (CO2)
1.17(3d) Pengujian Hidro Carbon (HC)-CH4
1.17(3f) Pengujian Total Partikulal (TSP) - Debu
1.17(3g) Pengujian Timah Hitam (Pb)
1.19 Keselamatan dan Kasehatan Kerja
1.21 Manajemen Mutu
DIVISI 2. DRAINASE
2.3.(24) Saluran berbentuk U Tipe DS 2
2.3.(25) Saluran berbentuk U Tipe DS 2a (dengan tutup)
DIVISI 3. PEKERJAAN TANAH DAN GEOSINTETIK
3.1.(1) Galian Biasa
3.1.(7) Galian Perkerasan Beraspal Dengan Cold Milling Machine
3.1.(8) Galian Perkerasan Beraspal Tanpa Cold Milling Machine
3.1.(9) Galian Perkerasan Berbulir
3.3.(1) Penyiapan Badan Jalan
3.5.(3) Geotekstil Stabilisator (Kelas 1)
DIVISI 4. PEKERJAAN PREVENTIF
4.1 Pengabutan Aspal Emulsi (Fog Seal)
Penghamparan lapis penutup bubur aspal emulsi, tipe 2, CSS-1h SS-
4.4.(3)
1h
Tambalan Dangkal dengan Beton Semen Cepat Mengeras untuk
4.8.(1)
Pembukaan Lalu Lintas Umum Beton < 24 jam0
4.9.(5) Pemasangan Sealant
DIVISI 5. PERKERASAN BERBUTIR
5.1.(1) Lapis Pondasi Agregat Kelas A
5.1.(3) Lapis Pondasi Agregat Kelas S
DIVISI 6. PERKERASAN ASPAL
6.1 (1) Lapis Resap Pengikat - Aspal Cair/Emulsi
6.1 (2a) Lapis Perekat - Aspal Cair/Emulsi
6.3(5a) Laston Lapis Aus (AC-WC)
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 7
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
6.3(6a) Laston Lapis Antara (AC-BC)
6.3.(8) Bahan anti pengelupasan
DIVISI 7. STRUKTUR
7.1 (7a) Beton struktur, fc’20 MPa
7.1 (7a) Beton struktur, fc’20 Mpa (Tanpa Perancah)
7.1 (10) Beton, fc’10 Mpa
7.3 (3) Baja Tulangan Sirip-BJTP 420A
7.4.(1a) Penyedian Baja Struktur Grade 250 (Kuat Lelah 250 Mpa)
7.4.(2) Pemasangan Baja Struktur
7.6.(4) Dinding Turap Baja, Penyediaan dan Pemancangan
7.9.(1) Pasangan Batu
7.10.(3a) Bronjong dengan kawat yang dilapisi Galvanis
7.13.(1) Sandaran (Railing)
7.14.(1) Papan Nama Jembatan
7.15.(1) Pembongkaran Pasang Batu
DIVISI 8. REHABILITASI JEMBATAN
8.1.(1) Cairan Perekat (Epoksi resin)
8.1.(2) Bahan Penutup (Sealant)
8.1.(3a) Tabung Penyuntik, penyediaan
8.1.(3b) Tabung Penyuntik, Penggunaan
8.2.(1) Penambahan (Patching)
8.2.(2) Perbaikan Dengan Cara Graut
8.3.(2a) Pengecatan dekoratif pada elemen struktur beton, tebal : 100 μm
8.5.(1a) Penggantian Baut Mutu Tinggi A325 Tipe 1 diameter M25
8.5.(6a) Pengencangan Baut Biasa Grade A diameter M25
8.6.(1a) Pengelasan SMAW pada baja Grade 30
8.7.(1b) Pengecatan struktur baja pada daerah kering tebal 240 mikron
Pengecatan pada elemen sandaran dan/atau pagar pengaman (gruard
8.7.(3b)
rail) 160 mikro
Penggantian dan Perbaikan Sambungan Siar Muai Tipe Asphaltic
8.11.(1)
Plug
8.11.(3) Penggantian Karet Pengisi Sambungan Siar Muai Tipe Strip Seal
8.13.(2) Perbaikan Sandaran Beton-Baja
8.13.(3) Penggantian Sandatan Beton-Baja
Penggantian Pipa Penyalur, Pipa Cucuran PVC
8.14.(2)
diameter……………mm
Penggantian Pipa Penyalur, Pipa Cucuran Baja
8.14.(3)
diameter……………mm
DIVISI 9. PEKERJAAN HARIAN DAN PEKERJAAN LAIN-LAIN
9.1.(2) Pekerja Biasa
9.1.(4a) Dump Truck, kapasitas 3-4 m3
9.1.(4b) Dump Truck, kapasitas 6-8 m3
9.1.(9) Loader Roda Karet 1,0 - 1,6 M3
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 8
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
9.1.(11) Alat Penggali (Excavator) 80-140 PK
9.2.(1) Marka Jalan Thermoplastik
Rambu Jalan Tunggal dengan Permukaan Pemantul Engineering
9.2.(3a)
Grade
9.2.(5) Patok Pengarah
9.2.(6a) Patok Kilometer
9.2.(6b) Patok Hektometer
9.2.(12a) Perkerasan Blok Beton pada Trotoar dan Median
DIVISI 10. PEKERJAAN PEMELIHARAAN RUTIN
10.1.(1) Galian pada Saluran Air atau Lereng untuk Pemeliharaan
10.1.(3) Perbaikan Pasangan Batu dengan Mortar
10.1.(6) Perbaikan Lapis Fondasi Agregat Kelas S
10.1.(7) Perbaikan dan Perataan Permukaan Jalan Tanah
Perbaikan dan Perataan Permukaan Perkerasan Berbutir Tanpa
10.1.(8)
Penutup Aspal
10.1.(9) Perbaikan Campuran Aspal Panas
10.1.(14) Perbaikan Perkerasan Beton Semen
10.1.(15) Perbaikan Lapis Pondasi Bawah Beton Kurus
10.1.(16) Perbaikan Pasangan Batu
10.1.(17) Pengecatan Kereb pada Trotoar atau Median
10.1.(18) Perbaikan Rel Pengaman
10.1.(19) Pembersihan Patok
10.1.(20) Pembersihan Rambu
10.1.(21) Perbersihan Drainase
10.1.(22) Pengendalian Tanaman
10.2.(1) Pemeliharaan Kinerja Jembatan CIKASO
10.2.(2) Pemeliharaan Kinerja Jembatan CISANGGIRI 2
10.2.(3) Pemeliharaan Kinerja Jembatan CIBALUK
10.2.(4) Pemeliharaan Kinerja Jembatan CISEULA
10.2.(5) Pemeliharaan Kinerja Jembatan CIDORA
10.2.(6) Pemeliharaan Kinerja Jembatan CIDAHON 1
10.2.(7) Pemeliharaan Kinerja Jembatan CIKELET
10.2.(8) Pemeliharaan Kinerja Jembatan CISEUNDENAN
10.2.(9) Pemeliharaan Kinerja Jembatan CIMANGKE
10.2.(10) Pemeliharaan Kinerja Jembatan CITEUREUP
10.2.(11) Pemeliharaan Kinerja Jembatan CITANGULUK
10.2.(12) Pemeliharaan Kinerja Jembatan CIDAHON 2
10.2.(13) Pemeliharaan Kinerja Jembatan CIJAYANA
10.2.(14) Pemeliharaan Kinerja Jembatan CIKALOBAK
10.2.(15) Pemeliharaan Kinerja Jembatan CIPANCONGAN
10.2.(16) Pemeliharaan Kinerja Jembatan CIPALEBUH
10.2.(17) Pemeliharaan Kinerja Jembatan CIKAWUNG
10.2.(18) Pemeliharaan Kinerja Jembatan CIMERAK
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 9
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
10.2.(19) Pemeliharaan Kinerja Jembatan CIJERUK
10.2.(20) Pemeliharaan Kinerja Jembatan CIPANYERANGAN
10.2.(21) Pemeliharaan Kinerja Jembatan CIPANGUKUSAN
10.2.(22) Pemeliharaan Kinerja Jembatan CIKASO 027
10.2.(23) Pemeliharaan Kinerja Jembatan CIBERA
10.2.(24) Pemeliharaan Kinerja Jembatan CIKABUYUTAN
10.2.(1) Pemeliharaan Kinerja Jembatan CITIHUK Bentang 6 m
10.2.(2) Pemeliharaan Kinerja Jembatan CIDAMAR Bentang 128 m
10.2.(3) Pemeliharaan Kinerja Jembatan CIPUNAGE Bentang 30.85 m
10.2.(4) Pemeliharaan Kinerja Jembatan CIKAWUNG Bentang 40.9 m
10.2.(5) Pemeliharaan Kinerja Jembatan CIPAGERAT Bentang 6.9 m
10.2.(6) Pemeliharaan Kinerja Jembatan CILAKI Bentang 281.85 m
10.2.(7) Pemeliharaan Kinerja Jembatan CIHIDEUNG Bentang 60.4 m
10.2.(8) Pemeliharaan Kinerja Jembatan CIBODAS Bentang 8.1 m
10.2.(9) Pemeliharaan Kinerja Jembatan CILAYU Bentang 251.6 m
10.2.(10) Pemeliharaan Kinerja Jembatan CIKAWUNG Bentang 61 m
10.2.(11) Pemeliharaan Kinerja Jembatan CIAWI Bentang 61 m
10.2.(12) Pemeliharaan Kinerja Jembatan CIDADAP Bentang 40.85 m
10.2.(13) Pemeliharaan Kinerja Jembatan CICADAS Bentang 40.85 m
10.2.(14) Pemeliharaan Kinerja Jembatan CINANGORA Bentang 20.15 m
10.2.(15) Pemeliharaan Kinerja Jembatan CIMARI Bentang 45.6 m
10.2.(16) Pemeliharaan Kinerja Jembatan CICALENGKA Bentang 60.9 m
10.2.(17) Pemeliharaan Kinerja Jembatan CIKANDANG Bentang 122.5 m
10.2.(18) Pemeliharaan Kinerja Jembatan CIJAYANA 2 Bentang 11.85 m
10.2.(19) Pemeliharaan Kinerja Jembatan CISEUREUH 2 Bentang 20.5 m
10.2.(20) Pemeliharaan Kinerja Jembatan CITANGULUK I Bentang 122.5 m
10.2.(21) Pemeliharaan Kinerja Jembatan CIGENTONG Bentang 25.5 m
10.2.(22) Pemeliharaan Kinerja Jembatan CIGOA Bentang 6.2 m
10.2.(23) Pemeliharaan Kinerja Jembatan CIPARAT Bentang 82.65 m
Pemeliharaan Kinerja Jembatan CADAS NGAMPAR Bentang 19.65
10.2.(24)
m
10.2.(25) Pemeliharaan Kinerja Jembatan CICULA Bentang 40.6 m
10.2.(26) Pemeliharaan Kinerja Jembatan CISEUREUH Bentang 9.4 m
10.2.(27) Pemeliharaan Kinerja Jembatan CIWARU Bentang 10.05 m
10.2.(28) Pemeliharaan Kinerja Jembatan CILAUTEREUN Bentang 22.55 m
Pemeliharaan Kinerja Jembatan CIRANCA BUNGUR Bentang 5.95
10.2.(29)
m
10.2.(30) Pemeliharaan Kinerja Jembatan CIKARANG Bentang 25.75 m
10.2.(31) Pemeliharaan Kinerja Jembatan PAAS Bentang 10.15 m
10.2.(32) Pemeliharaan Kinerja Jembatan CIBARENGKOK Bentang 8.15 m
10.2.(33) Pemeliharaan Kinerja Jembatan CIAWI Bentang 6.15 m
10.2.(34) Pemeliharaan Kinerja Jembatan CIAWI 2 Bentang 41.1 m
10.2.(35) Pemeliharaan Kinerja Jembatan CIKAWUNG 2 Bentang 8.6 m
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 10
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
Pemeliharaan Kinerja Jembatan CIBARENGKOK 2 Bentang 10.05
10.2.(36)
m
10.2.(37) Pemeliharaan Kinerja Jembatan CISANGGIRI Bentang 82.45 m
10.2.(38) Pemeliharaan Kinerja Jembatan CIPALAWETAN Bentang 6.2 m
10.2.(39) Pemeliharaan Kinerja Jembatan CIBAJING Bentang 6.1 m
10.2.(40) Pemeliharaan Kinerja Jembatan CIPANGIKISAN Bentang 50.55 m
10.2.(41) Pemeliharaan Kinerja Jembatan CINAMAG Bentang 6 m
10.2.(42) Pemeliharaan Kinerja Jembatan PASIR EBO Bentang 10.15 m
10.2.(43) Pemeliharaan Kinerja Jembatan CIMADANG Bentang 23.35 m
10.2.(44) Pemeliharaan Kinerja Jembatan CIMADANG II Bentang 24.35 m
Pemeliharaan Kinerja Jembatan CIPANGREMISAN Bentang 10.6
10.2.(45)
m
10.2.(46) Pemeliharaan Kinerja Jembatan CIKAENGAN Bentang 77.2 m
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 11
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
BAB II
METODE PEKERJAAN
60 Hari
Mempelajari gambar
sejak SPMK
rencana dan
dikonsultasikan kepada
direksi 30 Hari setelah
penyerahan
lapangan
60 Hari setelah
45 hari setelah penyerahan
SPMK lapangan
90 hari setelah
penyerahan
lapangan
Sebelum
pekerjaan
perkerasan
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 12
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
BAB III
URAIAN PEKERJAAN UTAMA
a. Mobilisasi Personil
Penyedia Jasa harus memobilisasi personil sesuai dengan ketentuan,
seperti berikut:
1) Mobilisasi personil dilakukan secara bertahap dengan kebutuhan dan
persetujuan Direksi Pekerjaan. Untuk tenaga inti harus mengacu pada
daftar personel inti (key personnel) yang dilampirkan dalam berkas
penawaran.
2) Mobilisasi Kepala Penyedia Jasa (General Superintendant) yang
memenuhi jaminan kualifikasi (sertifikasi) menurut cakupan pekerjaannya
(pembangunan, pemeliharaan berkala, atau pemeliharaan rutin jalan /
jembatan).
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 13
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
3) Dalam pengadaan tenaga kerja dengan kemampuan dan keahlian sesuai
dengan yang diperlukan, maka prioritas harus diberikan kepada pekerja
setempat.
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 14
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
c. Mobilisasi Material
Penyedia Jasa harus memobilisasi material sesuai dengan ketentuan,
seperti berikut :
1) Menyediakan fasilitas Quarri yang diusahakan dekat dengan lokasi proyek
dan sudah mengikuti aturan perizinan yang ditetapkan oleh Pemerintah
Daerah dan instansi terkait.
2) Mobilisasi material sesuai dengan jadwal dan realisasi pelaksanaan fisik.
3) Pengajuan izin menggunakan kuari kepada Pemerintah Daerah.
4) Material yang akan didatangkan dari luar lokasi pekerjaan terlebih dahulu
diambil contohnya untuk diuji keandalannya di laboratorium, apabila tidak
memenuhi syarat, segera diperintahkan untuk diangkut ke luar lokasi proyek
dalam waktu 3 x 24 jam.
d. Periode Mobilisasi
Mobilisasi dari seluruh mata pekerjaan yang terdaftar harus diselesaikan
sesuai jadwal pekerjaan,dan sudah harus dimulai selambat – lambatnya 60 hari
terhitung mulai diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)
e. Program Mobilisasi
Pelaksanaan mobilisasi harus memenuhi ketentuan seperti berikut :
1) Dalam waktu 7 hari setelah penandatanganan kontrak, Penyedia Jasa
melaksanakan Rapat Pra Pelaksanaan (Pre Construction Meeting / PCM)
yang dihadiri Pemilik, Direksi Pekerjaan, Direksi Teknis dan Penyedia Jasa
untuk membahas semua hal baik teknis maupun non teknisdalam proyek ini.
2) Dalam waktu 14 hari setelah PCM, Penyedia Jasa menyerahkan program
mobilisasi (termasuk program perkuatan jembatan, bila ada) dan jadwal
pelaksanaan pekerjaan kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapatkan
persetujuan.
3) Program mobilisasi menetapkan waktu untuk semua kegiatan mobilisasi
yang mencakup informasi tambahan.
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 15
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
f. Demobilisasi
Kegiatan demobilisasi berupa pembongkaran tempat kerja oleh Penyedia
Jasa pada saat akhir kontrak termasuk pemindahan semua instalasi, peralatan
dan perlengkapan dari tanah milik pemerintah atau masyarakat dan
pengembalian kondisi tempat kerja menjadi kondisi seperti semula sebelum
pekerjaan dimulai.
g. Pengukuran
Pengukuran kemajuan mobilisasi akan ditentukan oleh Direksi Pekerjaan
atas dasar jadwal kemajuan mobilisasi yang lengkap dan telah disetujui seperti
yang diuraikan.
h. Dasar Pembayaran
Mobilisasi harus dibayar dengan cara lumpsum, pembayaran tersebut
merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua
peralatan, untuk semua pekerja, bahan, perkakas, dan biaya lainnya yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan.
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 16
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
2. MANAJEMEN DAN KESELAMATAN LALU LINTAS
Manajemen keselamatan lalu lintas adalah bagian dari pekerjaan umum
dalam spesifikasi teknik untuk pekerjaan pengendalian lalu lintas selama proyek
dilakukan. Pada pekerjaan ini, kontraktor menyediakan perlengkapan dan
pelayanan lalu lintas yang diperlukan untuk mengendalikan para pengguna jalan
yang melalui daerah konstruksi termasuk rute pengangkutan untuk bahan-bahan
konstruksi dan daerah eksplorasi sumber material.
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 17
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
b. Rambu Pengalihan Jalan
Rambu ini dipasang pada titik awal jalan pengalihan (detour) sebagai
penerangan dan penunjuk arah bagi para pengguna jalan.
d. Petugas Bendera
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 18
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
bongkar muat material dan peralatan sehingga pengguna jalan dapat melintas
dengan aman.
e. Lampu Sirene
Digunakan pada saat pengangkutan alat berat melalui darat sepanjang jalur
pengangkutan sampai pada lokasi proyek, dan dipasang pada setiap kendaraan
pengangkut (Tronton) untuk mewaspadai pengguna jalan sepanjang jalur
pengangkutan khususnya pada malam hari.
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 19
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
f. Pengawal Expedisi (Patwal)
3. PENGUJIAN PH
Prinsip kerja dari uji pH menggunakan pH meter adalah pengukuran ion
hydrogen dengan menggunakan metode pengukuran potensiometrik dengan
elektroda gelas hidrogen sebagai standar primer dan elektroda kalomel atom perak
klorida sebagai pembandingnya.
a. Peralatan dan pereaksi
1) ME-pH meter digital
2) Pengaduk
3) Hot plate dengan magnetic stirrer
4) Beaker glass 100 ml, 150 ml
5) Timbangan digital ketelitian 0.01 gr
6) Lumpang porselen (bila sampel padat)
7) Sampel cair maupun padat minimal 10 gr
8) Kertas tissue
9) Larutan buffer pH 4
10) Larutan buffer pH 7
11) Aquades
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 20
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
b. Langkah kerja pengujian dengan pH meter
1) Lakukan standarisasi pH meter sebelum memulai pengukuran, langkah
pertama, nyalakan pH meter lalu bilaslah elektroda dengan aquades,
kemudian keringkan menggunakan kertas tissue. Mengeringkan elektroda
pH meter cukup dengan menempelkan kertas tissue pada bagian pinggir dan
ujung elektroda, elektroda yang tergores, validasi keakuratannya bisa
berubah untuk itu perlu dikalibrasi ulang.
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 21
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
kedalam larutan sampel. Pembacaan pada pH meter diperoleh beberapa saat
setelah pH meter dicelupkan, cukup dengan melihat stabilitas pengukuran,
apabila sudah stabil pengukurannya catat pembacaan pH meter yang tertera
pada layar pH meter. Bilas kembali elektroda dengan aquades dan keringkan
dengan kertas tissue, matikan pH meter setelah selesai pengukuran. Agar
pengukuran pH meter yang efisien, sebaiknya siapkan sampelnya dahulu
sebelum proses kalibrasi pH meter, untuk pengukuran sampel yang
jumlahnya banyak, pH meter tidak perlu dikalibrasi terus menerus setelah
satu pengukuran selesai. Cukup bilas elektroda pada Ph meter dan lakukan
pengukuran sampel berikutnya. Namun bila ternyata sampel cukup banyak,
lakukan kalibrasi pH meter setelah beberapa kali pengukuran.
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 22
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
4. PENGUJIAN OKSIGEN TERLARUT (DO)
Dissolved oxygen disingkat DO atau sering juga disebut dengan kebutuhan
oksigen (Oxygen demand) merupakan salah satu parameter penting dalam analisis
kualitas air. Nilai DO yang biasanya diukur dalam bentuk konsentrasi ini
menunjukan jumlah oksigen (O2) yang tersedia dalam suatu badan air. Semakin
besar nilai DO pada air, mengindikasikan air tersebut memiliki kualitas yang
bagus. Sebaliknya jika nilai DO rendah, dapat diketahui bahwa air tersebut telah
tercemar.
Oksigen memegang peranan penting sebagai indikator kualitas perairan,
karena oksigen terlarut berperan dalam proses oksidasi dan reduksi bahan organik
dan anorganik. Sebagaimana diketahui bahwa oksigen berperan sebagai
pengoksidasi dan pereduksi bahan kimia beracun menjadi senyawa lain yang lebih
sederhana dan tidak beracun. Disamping itu, oksigen juga sangat dibutuhkan oleh
mikroorganisme untuk pernapasan. Organisme tertentu, seperti mikroorganisme,
sangat berperan dalam menguraikan senyawa kimia beracun rnenjadi senyawa lain
yang Iebih sederhana dan tidak beracun. Karena peranannya yang penting ini, air
buangan industri dan limbah sebelum dibuang ke lingkungan umum terlebih
dahulu diperkaya kadar oksigennya.
Metode pengukuran DO bisa dengan menggunakan DO Meter. DO Meter
merupakan alat elektronik yang dapat mengkonversi sinyal dari probe yang
diletakkan ke dalam sampel air. Kelebihan menggunakan DO Meter ini yaitu
pengukuran lebih cepat, akurat dan dapat mengukur beberapa sampel. Akan tetapi
alat ini relatif lebih mahal dibanding dengan menggunakan metode manual.
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 23
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
Cara kerja DO Meter ini yaitu:
1) Mengisi probe dengan larutan garam tertentu dan memiliki membranpermeable
yang secara selektif mengalirkan DO dari air menuju larutan garam.
2) Kemudian DO yang terdefusi dalam larutan garam akan mengubah potensi
listrik larutan tersebut. Perubahan tersebut bisa terbaca dalam DO meter.
TDS Meter didasarkan pada konduktivitas listrik ( EC ) dari air. H20 murni
memiliki hampir nol konduktivitas. Konduktivitas biasanya sekitar 100 kali total
kation atau anion dinyatakan sebagai setara. TDS dihitung dengan mengkonversi
EC dengan faktor 0,5 sampai 1,0 kali EC, tergantung pada tingkatnya. Biasanya,
semakin tinggi tingkat EC, semakin tinggi faktor konversi untuk menentukan
TDS. CATATAN – Meskipun TDS Meter didasarkan pada konduktivitas, akan
tetapi TDS dan konduktivitas bukanlah hal yang sama.
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 24
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
tinggi merupakan indikator potensi masalah yang mengkhawatirkan, dan
peringatan untuk penyelidikan lebih lanjut. Paling sering, tingginya tingkat TDS
disebabkan oleh adanya kalium, klorida dan natrium. Ion-ion ini memiliki efek
jangka pendek sedikit atau tidak ada, tetapi ion beracun (yang membawa arsenik,
kadmium, nitrat dan lain-lain ) juga dapat dilarutkan dalam air.
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 25
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
awal dan dapat menghalangi kemampuan produksi zat organik di suatu perairan.
TSS berhubungan erat dengan erosi tanah dan erosi dari saluran sungai. TSS tidak
hanya menjadi ukuran penting erosi di alur sungai, juga berhubungan erat dengan
transportasi melalui sistem sungai nutrisi (terutama fosfor), logam, dan berbagai
bahan kimia industri dan pertanian.
(Anonim, 2016).
Prinsip analisa TSS sebagai berikut, contoh uji yang telah homogen disaring
dengan kertas saring yang telah ditimbang. Residu yang tertahan pada saringan
dikeringkan sampai mencapai berat konstan pada suhu 103ºC sampai dengan
105ºC. Kenaikan berat saringan mewakili padatan tersuspensi total (TSS). Jika
padatan tersuspensi menghambat saringan dan memperlama penyaringan,
diameter pori-pori saringan perlu diperbesar atau mengurangi volume contoh uji.
Untuk memperoleh estimasi TSS, dihitung perbedaan antara padatan terlarut total
dan padatan total.
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 26
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
Dengan pengertian :
A = berat kertas saring + residu kering (mg)
B = berat kertas saring (mg)
V = volume contoh (mL)
(Modul Tim Asisten Kimia Dasar, 2016)
Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja dalam praktikum uji padatan tersuspensi total, sebagai
berikut :
- Menyiapkan sampel air limbah yang akan diuji.
- Memasukkan kertas saring ke dalam oven.
- Menimbang berat kertas saring, mencatat berat awal kertas.
- Mengambil sampel air sebanyak 100 mL.
- Memasang kertas saring ke dalam corong kaca kemudian meletakkan corong ke
dalam labu erlemeyer.
- Menuang sampel air ke dalam corong secara perlahan-lahan agar tidak ada air yang
tumpah atau lolos dari kertas saring.
- Menunggu air dikertas saring hingga benar-benar habis kemudian memasukkan kertas
saring ke dalam cawan porselen dan memasukkan ke dalam oven dengan suhu 1050C
selama 15-20 menit (hingga kertas saring benar-benar kering).
- Menimbang berat kertas saring yang telah dioven, mencatat berat akhirnya.
- Mengulangi uji dengan total 5 sampel.
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 27
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
Analisis Data
Adapun hasil dari analisis data pada praktikum uji padatan tersuspensi total adalah sebagai
berikut
Volume = 200 mL
Berat awal kertas saring : 0,75 gram
Berat akhir kertas saring : 0,83 gram
Waktu yang diperlukan : 37 menit 35 detik
TSS = (A-B) x 1000
V
= (0,83-0,75) x 1000
200
= 0,4mg/mL
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 28
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
a. BOD penting untuk mengetahui perkiraan jumlah oksigen yang akan
diperlukan untuk menstabilkan bahan organik yang ada secara biologi;
b. untuk mengetahui ukuran fasilitas unit pengolahan limbah;
c. untuk mengukur efisiensi suatu proses perlakuan dalam pengolahan limbah;
dan
d. untuk mengetahui kesesuaiannya dengan batasan yang diperbolehkan bagi
pembuangan air limbah.
Metode pengukuran BOD
Prinsip pengukuran BOD pada dasarnya cukup sederhana,
1) Mengukur kandungan oksigen terlarut awal (DOi) dari sampel segera setelah
pengambilan contoh
2) Mengukur kandungan oksigen terlarut pada sampel yang telah diinkubasi
selama 5 hari pada kondisi gelap dan suhu tetap (20oC) yang sering disebut
dengan DO5.
3) Selisih DOi dan DO5 (DOi – DO5) merupakan nilai BOD yang dinyatakan
dalam miligram oksigen per liter (mg/L).
4) Pengukuran oksigen dapat dilakukan secara analitik dengan cara titrasi (metode
Winkler, iodometri) atau dengan menggunakan alat yang disebut DO meter
yang dilengkapi dengan probe khusus. Jadi pada prinsipnya dalam kondisi
gelap, agar tidak terjadi proses fotosintesis yang menghasilkan oksigen, dan
dalam suhu yang tetap selamalimahari, diharapkan hanya terjadi proses
dekomposisi oleh mikroorganime, sehingga yang terjadi hanyalah penggunaan
oksigen, dan oksigen tersisa ditera sebagai DO5. Yang penting diperhatikan
dalam hal ini adalah mengupayakan agar masih ada oksigen tersisa pada
pengamatan hari kelima sehingga DO5 tidak nol. B ila DO5 nol maka nilai
BOD tidak dapat ditentukan.
Pada prakteknya, pengukuran BOD memerlukan kecermatan tertentu
mengingat kondisi sampel atau perairan yang sangat bervariasi, sehingga
kemungkinan diperlukan penetralan pH, pengenceran, aerasi, atau penambahan
populasi bakteri. Pengenceran dan/atau aerasi diperlukan agar masih cukup
tersisa oksigen pada hari kelima. Secara rinci metode pengukuran BOD diuraikan
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 29
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
dalam APHA (1989), Umaly dan Cuvin, 1988; Metcalf & Eddy, 1991) atau
referensi mengenai analisis air lainnya.
Karena melibatkan mikroorganisme (bakteri) sebagai pengurai bahan
organik, maka analisis BOD memang cukup memerlukan waktu. Oksidasi
biokimia adalah proses yang lambat. Dalam waktu 20 hari, oksidasi bahan
organik karbon mencapai 95 – 99 %, dan dalam waktu 5 hari sekitar 60 – 70 %
bahan organik telah terdekomposisi (Metcalf & Eddy, 1991).Limahari inkubasi
adalah kesepakatan umum dalam penentuan BOD. Bisa saja BOD ditentukan
dengan menggunakan waktu inkubasi yang berbeda, asalkan dengan menyebut-
4kanlama waktu tersebut dalam nilai yang dilaporkan (misal BOD7, BOD10) agar
tidak salah dalam interpretasi atau memperbandingkan. Temperatur 20 oC dalam
inkubasi juga merupakan temperatur standard. Temperatur 20 oC adalah nilai
rata-rata temperatur sungai beraliran lambat di daerah beriklim sedang (Metcalf &
Eddy, 1991) dimana teori BOD ini berasal. Untuk daerah tropik sepertiIndonesia,
bisa jadi temperatur inkubasi ini tidaklah tepat. Temperatur perairan tropik
umumnya berkisar antara 25 – 30 oC, dengan temperatur inkubasi yang relatif
lebih rendah bisa jadi aktivitas bakteri pengurai juga lebih rendah dan tidak
optimal sebagaimana yang diharapkan. Ini adalah salah satu kelemahan lain BOD
selain waktu penentuan yang lama tersebut.
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 30
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
Metode ini digunakan untuk pengujian kebutuhan oksigen kimiawi (COD)
dalam air dan air limbah dengan reduksi Cr2O72- secara spektrofotometri pada
kisaran nilai COD 100 mg/L sampai dengan 900 mg/L pengukuran dilakukan
pada panjang gelombang 600 nm dan nilai COD lebih kecil atau sama dengan 90
mg/L pengukuran dilakukan pada panjang gelombang 420 nm.Metode ini
digunakan untuk contoh uji dengan kadar klorida kurang dari 2000 mg/L.
a. Cara uji
Prinsip : Senyawa organik dan anorganik, terutama organik dalam contoh
uji dioksidasi oleh Cr2O72- dalam refluks tertutup menghasilkan Cr3+. Jumlah
oksidan yang dibutuhkan dinyatakan dalam ekuivalen oksigen (O2 mg/L) diukur
secara spektrofotometri sinar tampak. Cr2O72- kuat mengabsorpsi pada panjang
gelombang 420 nm dan Cr3+ kuat mengabsorpsi pada panjang gelombang 600
nm.
Untuk nilai COD 100 mg/L sampai dengan 900 mg/L kenaikan Cr3+
ditentukan pada panjang gelombang 600 nm. Pada contoh uji dengan nilai COD
yang lebih tinggi, dilakukan pengenceran terlebih dahulu sebelum pengujian.
Untuk nilai COD lebih kecil atau sama dengan 90 mg/L penurunan konsentrasi
Cr2O72- ditentukan pada panjang gelombang 420 nm.
Bahan – Sebaiknya larutan ini dipersiapkan setiap 1 minggu
air bebas organik;
digestion solution pada kisaran konsentrasi tinggi.Tambahkan 10,216 g
K2Cr2O7 yang telah dikeringkan pada suhu 150 °C selama 2 jam ke dalam
500 mL air suling. Tambahkan 167 mL H2SO4 pekat dan 33,3 g HgSO4.
Larutkan dan dinginkan pada suhu ruang dan encerkan sampai 1000 mL.
digestion solution pada kisaran konsentrasi rendah. Tambahkan 1,022 g
K2Cr2O7 yang telah dikeringkan pada suhu 150 °C selama 2 jam kedalam
500 mL air suling. Tambahkan 167 mL H2SO4 pekat dan 33,3 g HgSO4.
Larutkan, dan dinginkan pada suhu ruang dan encerkan sampai 1000 mL.
larutan pereaksi asam sulfat
Larutkan 10,12 g serbuk atau kristal Ag2SO4 ke dalam 1000 mL H2SO4
pekat. Aduk hingga larut. CATATAN Proses pelarutan Ag2SO4 dalam asam
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 31
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
sulfat dibutuhkan waktu pengadukan selama 2 (dua) hari, sehingga digunakan
magnetic stirer untuk mempercepat melarutnya pereaksi.
asam sulfamat (NH2SO3H). Digunakan jika ada gangguan nitrit. Tambahkan
10 mg asam sulfamat untuk setiap mg NO2-N yang ada dalam contoh uji.
larutan baku Kalium Hidrogen Ftalat (HOOCC6H4COOK, KHP) ≈ COD 500
mg O2/L Gerus perlahan KHP, lalu keringkan sampai berat konstan pada
suhu 110 °C. Larutkan 425 mg KHP ke dalam air bebas organik dan tepatkan
sampai 1000 mL. Larutan ini stabil bila disimpan dalam kondisi dingin pada
temperatur 4 °C ± 2 °C dan dapat digunakan sampai 1 minggu selama tidak
ada pertumbuhan mikroba CATATAN Larutan baku Kalium Hidrogen Ftalat
digunakan sebagai pengendalian mutu kinerja pengukuran.
Bila nilai COD contoh uji lebih besar dari 500 mg/L, maka dibuat larutan
baku KHP yang mempunyai nilai COD 1000 mg O2/L.
Larutan baku KHP dapat menggunakan larutan siap pakai.
b. Peralatan
1) Spektrofotometer sinar tampak (400 nm sampai dengan 700 nm);
2) Kuvet;
3) Digestion vessel, lebih baik gunakan kultur tabung borosilikat dengan
ukuran 16 mm x 100 mm; 20 mm x 150 mm atau 25 mm x 150 mm
bertutup ulir. Atau alternatif lain, gunakan ampul borosilikat dengan
kapasitas 10 mL (diameter 19 mm sampai dengan 20 mm);
4) Pemanas dengan lubang-lubang penyangga tabung (heating block);
CATATAN Jangan menggunakan oven.
5) Buret;
6) Labu ukur 50,0 mL; 100,0 mL; 250,0 mL; 500,0 mL dan 1000,0 mL;
7) Pipet volumetrik 5,0 mL; 10,0 mL; 15,0 mL; 20,0 mL dan 25,0 mL;
8) Gelas piala;
9) Magnetic stirrer; dan
10) Timbangan analitik dengan ketelitian 0,1 mg.
11) Persiapan dan pengawetan contoh uji
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 32
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
c. Persiapan contoh uji
1) Homogenkan contoh uji; CATATAN Contoh uji dihaluskan dengan blender
bila mengandung padatan tersuspensi.
2) Cuci digestion vessel dan tutupnya dengan H2SO4 20 % sebelum digunakan
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 33
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
3) Buat kurva kalibrasi dari data pada butir 3.7.1 .b) di atas dan tentukan
persamaan garis lurusnya;
4) Jika koefisien korelasi regreasi linier (r) < 0,995, periksa kondisi alat dan
ulangi langkah pada butir 3.7.1 a) sampai dengan c) hingga diperoleh nilai
koefisien r ≥ 0,995.
h. Pengukuran contoh uji
Untuk contoh uji COD 100 mg/L sampai dengan 900 mg/L
1) Dinginkan perlahan-lahan contoh yang sudah direfluks sampai suhu ruang
untuk mencegah terbentuknya endapan. Jika perlu, saat pendinginan
sesekali tutup contoh dibuka untuk mencegah adanya tekanan gas;
2) Biarkan suspensi mengendap dan pastikan bagian yang akan diukur benar-
benar jernih;
3) Ukur serapan contoh uji pada panjang gelombang yang telah ditentukan
(600 nm);
4) Hitung kadar COD berdasarkan persamaan linier kurva kalibrasi;
5) Lakukan analisa duplo.
Untuk contoh uji COD lebih kecil dari atau sama dengan 90 mg/L
1) Dinginkan perlahan-lahan contoh yang sudah direfluks sampai suhu ruang
untuk mencegah terbentuknya endapan. Jika perlu, saat pendinginan
sesekali tutup contoh dibuka untuk mencegah adanya tekanan gas;
2) Biarkan suspensi mengendap dan pastikan bagian yang akan diukur benar-
benar jernih;
3) Gunakan pereaksi air sebagai larutan referensi;
4) Ukur serapannya contoh uji pada panjang gelombang yang telah
ditentukan (420 nm);
5) Hitung kadar COD berdasarkan persamaan linier kurva kalibrasi;
6) Lakukan analisa duplo.
Perhitungan:
Nilai COD sebagai mg O2/L: Kadar COD (mg O2/L) = C x f
Keterangan:
C adalah nilai COD contoh uji, dinyatakan dalam miligram per liter (mg/L); f
adalah faktor pengenceran.
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 34
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
1) Masukkan hasil pembacaan serapan contoh uji ke dalam regresi linier yang
diperoleh dari kurva kalibrasi.
2) Nilai COD adalah hasil pembacaan kadar contoh uji dari kurva kalibrasi.
i. Pengendalian mutu
1) Gunakan bahan kimia pro analisa (pa).
2) Gunakan alat gelas bebas kontaminasi.
3) Gunakan alat ukur yang terkalibrasi.
4) Gunakan air suling bebas organik untuk pembuatan blanko dan larutan
kerja.
5) Dikerjakan oleh analis yang kompeten.
6) Lakukan analisis dalam jangka waktu yang tidak melampaui waktu simpan
maksimum 7 hari.
7) Perhitungan koefisien korelasi regresi linier (r) lebih besar atau sama
dengan 0,995 dengan intersepsi lebih kecil atau sama dengan batas deteksi.
8) Lakukan analisis blanko dengan frekuensi 5 % sampai dengan 10 % per
batch (satu seri pengukuran) atau minimal 1 kali untuk jumlah contoh uji
kurang dari 10 sebagai kontrol kontaminasi.
9) Lakukan analisis duplo dengan frekuensi 5 % sampai dengan 10 % per
satu seri pengukuran atau minimal 1 kali untuk jumlah contoh uji kurang
dari 10 sebagai kontrol ketelitian analisis. Jika Perbedaan Persen Relatif
(Relative Percent Difference/RPD) lebih besar atau sama dengan 10 %,
maka dilakukan pengukuran ketiga untuk mendapatkan RPD kurang dari
10 %.
10) Lakukan kontrol akurasi dengan larutan baku KHP dengan frekuensi 5 %
sampai dengan 10 % per batch atau minimal 1 kali untuk 1 batch. Kisaran
persen temu balik adalah 85 % sampai dengan 115 %.
11) Persen temu balik (% recovery, % R):
Keterangan:
A adalah hasil pengukuran larutan baku KHP, dinyatakan dalam
milligram per liter (mg/L);
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 35
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
B adalah kadar larutan baku KHP hasil penimbangan (target value),
dinyatakan dalam milligram per liter (mg/L).
Presisi dan bias
Standar ini telah melalui uji banding metode dengan peserta 7 laboratorium pada
kadar 194 mg COD/L tanpa klorida dengan tingkat presisi (%RSD) 4,3 % dan
akurasi (bias metode) 2,4 %, sedangkan pada kadar 48,6 mg COD/L tanpa klorida
dengan peserta 8 laboratorium menghasilkan tingkat presisi (%RSD) 7,79 % dan
akurasi (bias metode) 8,43 %.
9. PENGUJIAN COLIFORM
Uji koliform merupakan salah satu cara yang di gunakan untuk mengontrol
mikroba dalam sanitasi industri makanan. Bakteri Coliform adalah bakteri
indikator yang di gunakan untuk menunjukan adanya polusi kotoran dalam
makanan dan air yang di uji. Adanya bakteri koliform di dalam makanan atau
minuman yang di uji menunjukan kemungkinan adanya mikroorganisme patogen
dalam bahan makanan dan air yang di uji. Patogen yang di maksud dapat berupa
bakteri, protozoa ataupun parasit multiseluler lainnya baik yang bersifat
enteropatogenik ataupun enterotoksigenik yang berbahaya bagi kesehatan
Uji bakteri koliform merupakan uji kualitatif yang biasanya di lakukan
dalam tiga tahap. Uji koliform ini tidak harus di lakukan secara lengkap
tergantung pada berbagai faktor yang mendukung seperti biaya, waktu dan tujuan
pengujian. Namun dalam kesempatan kali ini kami akan memberikan prosedur uji
bakteri koliform secara lengkap. Prosedurnya adalah sebagai berikut:
a. Uji koliform dengan sample air
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 36
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
Persiapan alat dan Bahan:
Alat : tabung + tabung durham, erlenmeyer, pipet, jarum ose, cawan EMB,
dan inkubator
Bahan: lactose Broth (LB), agar-agar dan sampel air
b. Prosedur Uji Bakteri Koliform
1) Uji Penduga Koliform dengan metode MPN (most portable number)
Siapkan 7 tabung+tabung durham lalu isi dengan LB.
Pisahkan 5 tabung lalu tambahkan masing-masing dengan 10 ml sample
air. Ambil 1 tabung, tambahkan 1,0 ml sample air, dan tabung terakhir di
isi dengan 0,1 ml sample air.
Inkubasikan tabung-tabung tersebut dalam inkubator pada suhu 35°C
selama 24 jam, lalu amati. Tabung di nyatakan positif mengandung
koliform jika terbentuk gas sebanyak 10% atau lebih dari volume dalam
tabung durham.
Tabung yang tidak menunjukan pembentukan gas di perpanjang
inkubasinya hingga 48 jam, jika tetap tidak terbentuk gas, maka di anggap
negatif.
Tabung positif di hitung pada masing-masing seri. MPN penduga dapat di
hitung sesuai dengan tabel MPN 7 tabung
2) Uji Penguat Koliform
Siapkan 7 cawan EMB yang berisi agar-agar
Ambil sample dari tabung uji penduga MPN yang positif dengan jarum ose
lalu inokulasikan pada masing-masing agar cawan EMB dengan metode
goresan kuadran
Inkubasikan cawan EMB dalam inkubator pada suhu 35°C selama 24 jam
Hitung jumlah cawan yang menunjukan pertumbuhan koliform lalu hitung
MPN penguat dengan tabel MPN 7 tabung
3) Uji Pelengkap Koliform
Uji pelengkap dilakukan untuk menentukan bakteri Escherichia coli.
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 37
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
Dari koloni yang berwarna pada uji penguat diinokulasikan ke dalam
medium Lactose Broth (LB) dan medium agar miring Nutrient Agar (NA),
dengan jarum inokulasi secara aseptik.
Lalu inkubasi pada suhu 37°C selama 1 x 24 jam.
Bila hasilnya positif terbentuk asam dan gas pada Lactose Broth, maka
sampel positif mengandung bakteri Escherichia coli.
Dari media agar miring NA dibuat pewarnaan Gram dimana bakteri
Escherichia coli merupakan Gram negatif berbentuk batang pendek.
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 38
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
7) Tabung Reaksi Ukuran 16 mm x 150 mm dan 13 mm x 100 mm
8) Timbangan
9) Mikroskop
10) Pipet
d. Tahapan Uji Penegasan
1) Dari tabung-tabung EC broth yang positif dengan menggunakan jarumose
gores ke L-EMB agar. Inkubasi selama 24 jam ± 2 jam pada suhu 35oC ±
1oC.
2) Koloni Escherichia coli terduga memberikan ciri yang khas ( typical )yaitu
hitam pada bagian tengah dengan atau tanpa hijau metalik.
3) Ambil lebih dari satu koloni ( typical ) Escherichia coli dari masing-masing
cawan L-EMB dan goreskan ke media PCA miring dengan menggunakan
jarum tanam. Inkubasi selama 24 jam ± 2 jam pada suhu 35oC ± 1oC.
4) Jika koloni yang khas (typical) tidak ada, pindahkan 1 atau lebih koloni yang
tidak khas ( typical ) Escherichia coli ke media PCA miring.
11. PENGUJIAN DESTRUKSI Cu, Pb, Cd, Ni, Fe, Zn, Ag, Co, Mn
Destruksi merupakan suatu perlakuan untuk melarutkan atau mengubah
sampel menjadi bentuk materi yang dapat diukur sehingga kandungan berupa
unsur-unsur didalamnya dapat dianalisis. Metode destruksi merupakan suatu
metode yang sangat penting didalam menganalisis suatu materi atau bahan.
Metode ini bertujuan untuk merubah sampel menjadi bahan yang dapat dikukur.
Metode ini seakan sangat sederhana, namun apabila kurang sempurna dalam
melakukan teknik destruksi, maka hasil analisis yang diharapkan tidak akurat.
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 39
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
Pada dasarnya ada dua jenis destruksi yang dikenal yaitu destruksi basah
dan destruksi kering, yang masing-masing mempunyai keunggulan dan
kelemahan.
Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam metode destruksi antara lain :
1) Sifat sampel dan unsur logam yang terkandung di dalam sampel.
2) Jenis logam yang akan dianalisis.
3) Metode instrumentasi yang digunakan untuk penentuan logam.
a. Destruksi basah
Destruksi basah merupakan proses perombakan logam organik dengan
menggunakan asam kuat, baik tunggal maupun campuran, kemudian dioksidasi
menggunakan zat oksidator sehingga dihasilkan logam anorganik bebas. Destruksi
basah sangat sesuai untuk penentuan unsur-unsur logam yang mudah menguap.
Pelarut- pelarut yang dapat digunakan untuk destruksi basah adalah HNO3 dan
HClO4. Pelarut-pelarut tersebut dapat digunakan secara tunggal maupun
campuran. Kesempurnaan destruksi ditandai dengan diperolehnya larutan jernih
pada larutan destruksi yang menunjukkan bahwa semua konstituen yang ada telah
larut sempurna atau perombakan senyawa-senyawa organik telah berjalan dengan
baik. Senyawa-senyawa garam yang terbentuk setelah destruksi merupakan
senyawa garam yang stabil dan disimpan selama beberapa hari. Pada umumnya
pelaksanaan kerja destruksi basah dilakukan dengan menggunakan metode
Kjeldhal.
Metode destruksi basah lebih baik daripada cara kering karena tidak banyak
bahan yang hilang dengan suhu pengabuan yang sangat tinggi. Hal ini merupakan
salah satu faktor mengapa cara basah lebih sering digunakan oleh para peneliti. Di
samping itu destruksi dengan cara basah biasanya dilakukan untuk memperbaiki
cara kering yang biasanya memerlukan waktu yang lama.
Sifat dan karakteristik asam pendestruksi yang sering digunakan antara lain:
1) Asam sulfat pekat sering ditambahkan ke dalam sampel untuk mempercepat
terjadinya oksidasi. Asam sulfat pekat merupakan bahan pengoksidasi yang
kuat. Meskipun demikian waktu yang diperlukan untuk mendestruksi masih
cukup lama.
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 40
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
2) Campuran asam sulfat pekat dengan kalium sulfat pekat dapat dipergunakan
untuk mempercepat dekomposisi sampel. Kalium sulfat pekat akan menaikkan
titik didih asam sulfat pekat sehingga dapat mempertinggi suhu destruksi
sehingga proses destruksi lebih cepat.
3) Campuran asam sulfat pekat dan asam nitrat pekat banyak digunakan untuk
mempercepat proses destruksi. Kedua asam ini merupakan oksidator yang
kuat. Dengan penambahan oksidator ini akan menurunkan suhu destruksi
sampel yaitu pada suhu 3500C, dengan demikian komponen yang dapat
menguap atau terdekomposisi pada suhu tinggi dapat dipertahankan dalam abu
yang berarti penentuan kadar abu lebih baik.
4) Asam perklorat pekat dapat digunakan untuk bahan yang sulit mengalami
oksidasi, karena perklorat pekat merupakan oksidator yang sangat kuat.
Kelemahan dari perklorat pekat adalah sifat mudah meledak (explosive)
sehingga cukup berbahaya, dalam penggunaan harus sangat hati-hati.
5) Aqua regia yaitu campuran asam klorida pekat dan asam nitrat pekat dengan
perbandingan volume 3:1 mampu melarutkan logam-logam mulia seperti emas
dan platina yang tidak larut dalam HCl pekat dan HNO3pekat. Reaksi yang
terjadi jika 3 volume HCl pekat dicampur dengan 1 volume HNO3 pekat:
3 HCl(aq) + HNO3(aq) Cl2(g) + NOCl(g) + 2H2O(l)
Gas klor (Cl2) dan gas nitrosil klorida (NOCl) inilah yang mengubah logam
menjadi senyawa logam klorida dan selanjutnya diubah menjadi kompleks anion
yang stabil yang selanjutnya bereaksi lebih lanjut dengan Cl–.
b. Destruksi Kering
Destruksi kering merupakan perombakan organik logam di dalam sampel
menjadi logam-logam anorganik dengan jalan pengabuan sampel dalammuffle
furnace furnace furnace dan memerlukan suhu pemanasan tertentu. Pada
umumnya dalam destruksi kering ini dibutuhkan suhu pemanasan antara 400-
800oC, tetapi suhu ini sangat tergantung pada jenis sampel yang akan dianalisis.
Untuk menentukan suhu pengabuan dengan sistem ini terlebih dahulu ditinjau
jenis logam yang akan dianalisis. Bila oksida-oksida logam yang terbentuk
bersifat kurang stabil, maka perlakuan ini tidak memberikan hasil yang baik.
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 41
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
Untuk logam Fe, Cu, dan Zn oksidanya yang terbentuk adalah Fe2O3, FeO, CuO,
dan ZnO. Semua oksida logam ini cukup stabil pada suhu pengabuan yang
digunakan. Oksida-oksida ini kemudian dilarutkan ke dalam pelarut asam encer
baik tunggal maupun campuran, setelah itu dianalisis menurut metode yang
digunakan.
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 42
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
d. Kelvin, merupakan skala yang di tetapkan oleh fisikawan dari Inggris yaitu
Lord Kelvin. Pada skala ini tidak terdapat skala negatif karena titik beku di
tetapkan sebesar 273 dan titik mendidih berada pada 373 dalam satuan kelvin.
Kelembaban itu sendiri merupakan jumlah uap air yang ada dalam udara.
Semua uap air yang berada di udara berasal dari penguapan. Penguapan itu
sendiri merupakan perubahan dari air ke bentuk gas. Kelembaban bukan hanya
terjadi pada tanah, air dan tumbuhan, melainkan di ruangan juga akan terjadi
kelembapan. Alat untuk mengukur kelembaban biasanya di sebut hygrometer.
Untuk mengetahui kelembaban juga di butuhkan suhu. Kebanyakan masyarakat
untuk mengetahui kelembaban menggunakan cara yang manual yaitu
menggunakan 2 termometer yang basah dan yang kering.
Kali ini ada cara yang lebih mudah yaitu menggunakan hygrometer
thermometer. Hygrometer di gunakan untuk mengukur kelembaban dan
thermometer untuk mengukur suhu pada suatu ruangan. Jadi dapat di simpulkan
bahwa hygrometer thermometer merupakan alat untuk mengukur suhu dan
kelembaban pada suatu ruangan baik yang di dalam ruangan maupun luar
ruangan.
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 43
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
13. PENGUJIAN TINGKAT GETARAN KENDARAAN BERMOTOR
Getaran adalah suatu factor fisik yang bekerja pada manusia dengan
penjalaran (Transmission) dari pada tenaga mekanik yang berasal dari sumber
goyangan (osilattor). Getaran kerja adalah getaran mekanis yang ada ditempat
kerja dan berpengaruh terhadap tenaga kerja. Getaran dihasilkan oleh:
1) Mesin-mesin diesel, mesin produksi
2) Kendaraan-kendaraan, Tractor, truk, bus, tank dll
3) Alat-alat kerja tangan ( hand tool ) dengan menggunakan mesin : jack hammer
( pembuka jalan ), pneumatic hammer ( pabrik besi ), jack lec drill ( pengebor
batu gunung, karang dll).
a. Jenis-jenis getaran kerja
1. Getaran Umum ( Whole body vibration )
Getaran ini berpengaruh terhadap seluruh tubuh, dihantarkan melalui bagian
tubuh tenaga kerja yang menopang seluruh tubuh. Misalnya : kaki saat berdiri,
pantat pada saat duduk, punggung saat bersandar, lengan saat bersandar.
Getaran ini mempunyai frekwensi 5 – 20 Hz.
2. Getaran Setempat ( Hand arm vibration )
Getaran yang merambat melalui tangan atau lengan dari operator atal yang
bergetar. Getaran ini mempunyai frekwensi 20 – 500 Hz.
b. Pengaruh getaran terhadap tenaga kerja
1. Getaran Umum ( wbv )
Sesusai dengan tingkatnya dapat dibagi menjadi 3 macam :
Mengganggu kenyamanan kerja
Mempercepat timbulnya kelelahan kerja
Menimbulkan gangguan kesehatan tenaga kerja
Tingkat Accelerasi / percepatan getaran
Mengganggu kenyamanan : 0,01 – 0,1 m/d t 2
Mempercepat timbulnya kelelahan : 0,1 – 1,1 m/d t 2
Gangguan kesehatan ; 1 – 10 m/d t 2
Tingkat percepatan ini diperbolehkan dengan batas waktu tertentu misalnya:
1 – 1,5 m/dt2 : 4 jam
1,5 – 3 m/dt2 : 2,5 jam
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 44
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
3 – 5 m/dt2 : 1 jam
5 – 6 m/dt2 : 25 menit
6,3 – 10 m/dt2 : 1 menit
diatas 10 m/dt2 sama sekali tidak diperkenankan
Frekwensi getaran : berpengaruh terhadap tubuh yaitu:
Sumbu Z : arah kaki kepala atau sebaliknya yaitu 4 – 8 Hz
Sumbu X : arah depan kebelakang atau sebaliknya
Sumbu Y : arah kanan kekiri atau sebaliknya
Sumbu X dan sumbu Y yaitu : 1 – 2 Hz
Gangguan kesehatan yang ditimbulkan Wbv yaitu :
Gangguan aliran darah
Gangguan syaraf pusat menyebabkan kelemahan degeneratif syaraf.
Gangguan metabolisme/ pencernaan / pertukaran oxygen dalam paru-paru
Gangguan pada otot atau persendian
Gejala yang timbul yaitu pusing, ngantuk, sakit perut, mual, pegal-pegal,
kaki kesemutan.
Mesin-mesin yang menghasilkan Wbv biasanya berkisar antara 1 – 20 Hz
Efek terhadap gangguan kesehatan berlangsung jangka panjang.
Pada stadium I
Terjadi gangguan perut : kembung, mual, kolik usus
Terjadi gangguan penglihatan : mata berkunang – kunang
Terjadi gangguan syaraf : insomnia, gangguan keseimbangan
Pada stadium II
Terjadi gangguan : pada otot / sendi
2. Getaran setempat ( Hav )
Sensitivitas maximum pada frekwensi 12 – 16 Hz.
Gangguan kesehatan yang ditimbulkan adalah WFS ( white fingers syndrome
)
Gangguan dapat berupa penyempiten pembuluh darah, gangguan syaraf
perifer, gangguan tulang sendi dan otot. Gejala yang timbul berupa jari-jari
pucat dan kaku, mati rasa terhadap suhu / sentuhan. Terjadinya gejala tersebut
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 45
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
memerlukan jangka waktu 3 – 6 tahun dengan melalui beberapa stadium yaitu
:
Stadium I : Ujung jari pucat,rasa kaku pada waktu dingin atau bangun
tidur.
Stadium II : Perluasan jari pucat, kesemutan, rasa kaku.
Stadium III : Gejala semakin luas disertai rasa sakit yang hebat.
3. Pengertian Getaran
Pada Whole Body Vibration
Tujuan utama dari pengendalian getaran adalah mengurangi banyaknya
getaran dengan meredam resonansi yang timbul tanpa menimbulkan frekwensi
resonansi yang baru , caranya memberi bantalan lunak antara tempat duduk
dengan system suspensi, mengurangi waktu terpapar.
Hand Arm Vibration
Ada 4 cara untuk mengurangi bahaya keterpaparan vibrasi atau Hav
Dengan meredam peralatan disebelah dalam
Dengan menyisipkan peredam antara tool housing dan tangan
Mengoperasikan alat dengan remote controle
Dengan mengurangi waktu terpapar dengan operator
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 46
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
NO2 akan membengkak sehingga penderita sulit bernafas yang dapat
mengakibatkan kematiannya (Fardiaz, 1992).
Kadar NOx di udara daerah perkotaan yang berpenduduk padat akan lebih
tinggi dibandingkan di pedesaan karena berbagai macam kegiatan manusia akan
menunjang pembentukan NOx, misalnya transportasi, generator pembangkit
listrik, pembuangan sampah, dan lain-lain. Namun, pencemar utama NOx berasal
dari gas buangan hasil pembakaran bahan bakar gas alam (Wardhana, 2004).
Udara yang mengandung gas NO dalam batas normal relatif aman dan tidak
berbahaya, kecuali bila gas NO yang tinggi dapat menyebabkan gangguan pada
sisitem saraf yang menyebabkan kejang-kejang. Bila keracunan ini terus berlanjut
akan dapat menyebabkan kelumpuhan. Gas NO akan menjadi lebih berbahaya
apabila gas itu teroksidasi oleh oksigen sehingga menjadi gas NO2. Di udara
nitrogen monoksida (NO) teroksidasi sangat cepat membentuk nitrogen dioksida
(NO2) yang pada akhirnya nitrogen dioksida (NO2) teroksidasi secara fotokimia
menjadi nitrat (Sastrawijaya, Tresna. 1991).
a. Metoda Pengujian NOx
1) Proses Persiapan
2) Proses Larutan
3) Proses Larutan Induk Nitrat 1000 mg
4) Pembuatan Larutan Standar Nitrat
5) Pembuatan Kurva Kalibrasi
6) Pengujian Sampel
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 47
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
15. PENGUJIAN SULFURDIOKSIDA (SO2)
a. Ruang Lingkup
Metode ini digunakan untuk penentuan sulfur dioksida (SO2) di udara ambien
menggunakan pararosanilin secara spektrofotometri pada panjang gelombang
550 nm dengan kisaran konsentrasi 0,01 ppm – 0,4 ppm udara atau 25 μg/m3 -
1000 μg/m3.
b. Prinsip
Gas sulfur dioksida (SO2) diserap dalam larutan penjerap tetrakloromerkurat
(TCM) membentuk senyawa kompleks diklorosulfonatomerkurat. Dengan
menambahkan larutan pararosanilin dan formaldehida, kedalam senyawa
diklorosulfonatomerkurat maka terbentuk senyawa pararosanilin metil
sulfonat yang berwarna ungu. Konsentrasi larutan di ukur pada panjang
gelombang 550 nm.
c. Bahan kimia yang dibutuhkan
air suling
merkuri (II) klorida (HgCl2)
kalium klorida (KCl)
EDTA, (HOCOCH2)2N(CH2)2 N(CH2COONa)2. 2H2O
natrium metabisulfit (Na2S2O5) atau natrium sulfit (Na2SO3)
iod (I2)
kalium iodida (KI)
indikator kanji
merkuri (II) iodida (HgI2)
asam klorida (HCl)
natrium tiosulfat (Na2S2O3.5H2O)
natrium karbonat (Na2CO3)
asam sulfamat (NH2SO3H)
asam fosfat (H3PO4)
pararosanilin hidroklorida (C19H17N3.HCl)
natrium asetat trihidrat (NaC2H5O2.3H2O)
asetat glasial (CH3COOH)
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 48
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
formaldehida (HCHO)
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 49
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 50
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 51
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
e. Pengendalian mutu
1) Gunakan bahan kimia berkualitas murni (pro análisis, p.a);
2) Gunakan alat gelas bebas kontaminasi;
3) Gunakan alat ukur yang terkalibrasi;
4) Dikerjakan oleh analis yang kompeten;
5) Koefisien korelasi regresi linier (r) ≥ 0,998
6) Untuk menghindari terjadinya penguapan yang berlebihan dari larutan
penjerap dalam botol penjerap, maka gunakan aluminium foil atau boks
pendingin sebagai pelindung terhadap matahari.
7) Hindari pengambilan contoh uji pada saat hujan.
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 52
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
16. PENGUJIAN KARBONDIOKSIDA (CO2)
Karbon dioksida (CO2) bersifat tak berwarna dan tak berbau sehingga Anda
tidak bisa mendeteksinya dengan observasi langsung. Anda harus mengumpulkan
sampel udara (atau sampel CO2), lalu melakukan salah satu dari beberapa
pengujian sederhana untuk mengidentifikasi keberadaan gas tersebut. Anda bisa
memasukkan gas sebagai gelembung melalui air kapur, atau memegang sesuatu
yang menyala untuk melihat apakah apinya padam oleh keberadaan CO2.
a. Tahapan Pengujian Karbondioksida (CO2)
1) Menyiapkan Sampel
2) Kumpulkan Sampel CO2
3) Campur Kalsium Karbonat dengan asam Klorida (HCI)
4) Tutup Tabung Reaksi dengan Sumbatnya
5) Menggelegak Melalui Air Kapur
6) Buat Larutan Air kapur
7) Tiupkan gas melalui air kapur
8) Perhatikan apakah air mengeruh
9) Ketahui reaksi Kimianya
10) Pengujian dengan Batang menyala
11) Coba gunakan sampel untuk mematikan api
12) Kumpulkan gas karbon dioksida dalam tabung reaksi yang dibalik
13) Masukkan nyala api kecil ke dalam tabung Reaksi
14) Sebagai alternatif, coba gunakan semprit gas untuk mematikan lilin
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 53
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
17. PENGUJIAN HIDROKARBON (HC)-CH4
Hidrokarbon adalah sejenis senyawa yang banyak terdapat di alam sebagai
minyak bumi.Senyawa organik yang hanya terdiri dari atom hydrogen dan karbon
disebut hidrokarbon.Senyawa hidrokarbon dikelompokkan berdasarkan bentuk
rantai dan ikatan yang terdapat pada senyawa tersebut. berdasarkan bentuk
rantainya, senyawa hidrokarbon dibagi menjadihidrokarbon alifatik dan alisklik
berdasarkan ikatannya, hidrokarbon terbagi menjadihidrokarbon jenuh tidak
memiliki ikatan rangkap dan tidak jenuh memiliki ikatan rangkap
Senyawa hidrokarbon terdiri dari :
1. Alkana (CnH2n+2)
2. Alkena (CnH2n)
3. Alkuna (CnH2n-2)
Ada beberapa uji yang berkaitan dengan identifikasi senyawa hidrokarbon,
namun yang dilakukan pada percobaan kali ini adalah:
1. Uji Bromin
Uji bromine bertujuan agar dapat mengetahui pengaruh cahaya dalam
memperepat terjadinya reaksi senyawa hidrokarbon. Uji dikatakan positif bila
terbentuk gas HBr yang berwarna coklat sampai kuning, bersifat asam dan
beracun
2. Uji Baeyer
Uji bayer merupakan suatu uji untuk menunjukkan kereaktifan hidrokarbon
alifatik, alisiklik, dan aromatic tehadap oksidator KMnO4 yang merupakan
katalis. Pada uji bayers ini dilakukan dengan mencampurkan larutan KMnO4
5% dan larutan Na2CO3 5%.
Hasil yang positif adalah hilangknya warna ungu dari larutan kalium
permanganate. Contohnya, jikaalkena dioksidasi menggunakan pereaksi baeyer
maka akan menghasilkan glikol denganmenghilangkan warna dari reagen baeyer.
1ni merupakan uji pada senyawa yang memilikiikatan tangkap. reaksi oksidasi
menggunakan pereaksi yang lebih kuat seperti asam dikromatatau asam
permanganate atau yang lainnya akan menghasilkan asam dan senyawa
keton,tergantung pada alkenanya.untuk mengidentifikasi unsur C,H, dan O, pada
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 54
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
percobaan kali ini dapat kita lakukandengan cara mengalirkan gas hasil
pembakaran suatu senyawa hidrokarbon atau senyawaogrganik lainnya dalam air
kapur sehingga terjadi reaksi. 3ika pembakaran membuat air kapur menjadi keruh,
maka itu berarti senyawa yang dibakar merupakan senyawa hidrokarbon.
a. Alat dan Bahan
1) Alat-alat :
tabung Reaksi
Penjepit Tabung
Pembakar Spiritus
Kapas
Pipa Penghubung
Labu Erlemeyer
Gelas Kimia
Batang Pengaduk
Korek Api
Spatula
Ketas Kobalt
Penyumbat Gabus
2) Bahan-Bahan :
Gula (C6H12O6)
Air Kapur (Ca(OH)2)
Tembaga (II) Oksida (CuO)
3) Cara Kerja
Perobaan 1 : Menguji unsur H dan O
Sediakan tabung reaksi, penjepit tabung, dan pembakar spirtus.
1 sendok gula pasir dimasukkan ke dalam tabung reaksi.kemudia
tabung reaksi ditutup dengan kapas
Tabung reaksi dipanaskan diatas pembakar spirtus yang telah
dinyalakan dengan menggunakan korek api sampai berwarna Coklat
dan uap yang dihasilkan membasahi kapas.
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 55
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
Setelah terbentuk uap ai di dinding reaksi, kapas dikeluarkan lalu uap
tersebut diuji dengan menempelkan pada kertas kobal.
Kemudian kertas kobal diamati.
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 56
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
dengan kapasitas 5 L tiap 1 putaran
unit penangkap gas SO
dan uap air (botol impinger besar yang diisi larutan H202 3% dan botol
pengering)
pipa pengambil partikel
pipa selang karet, panjang disesuaikan kebutuhan k) oven; l) desikator;
m) gelas piala 250 mL.
d. Persiapan pengambilan contoh uji
Filter dipanaskan pada temperatur 105℃ selama 2 jam.
Simpan filter dalam desikator selama 24 jam.
Timbang filter sampai diperoleh massa yang konstan, W1 (g).
Sebelum digunakan filter disimpan di dalam desikator
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 57
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
tetrametil. Kedua senyawa ini akan terdekomposisi pada titik didihnya dengan
adanya sinar matahari dan senyawa kimia lain diudara seperti senyawa holegen
asam atau oksidator.
b. Sumber Distribusi
Pembakaran Pb-alkil sebagai zat aditif pada bahan bakar kendaraan
bermotor merupakan bagian terbesar dari seluruh emisi Pb ke atmosfer
berdasarkan estimasi skitar 80–90% Pb di udara ambien berasal dari pembakaran
bensin tidak sama antara satu tempat dengan tempat lain karena tergantung pada
kepadatan kendaraan bermotor dan efisiensi upaya untuk mereduksi kandungan pb
pada bensin. Penambangan dan peleburan batuan Pb di beberapa wilayah sering
menimbulkan masalah pencemaran Tingkat kontaminasi Pb di udara dan air
sekitar wilayah tersebut tergantung pada jumlah Pb yang diemisikan tinggi
cerobong pembakaran limbah topopgrafi dan kondisi lokal lainnya.
Peleburan Pb sekunder, penyulingan dan industri senyawa dan barang-
barang yang mengandung Pb, dan insinerator juga dapat menambah emisi Pb ke
lingkungan. Karena batubara seperti juga mineral lainnya (batuan dan sedimen)
pada umumnya mengandung Pb kadar rendah, maka kegiatan berbagai industri
yang terutama menghasilkan besi dan baja peleburan tembaga dan pembakaran
batubara, harus dipandang sebagai sumber yang dapat menambah emisi Pb ke
udara. Penggunaan pipa air yang mengandung Pb dirumah tangga terutama pada
daerah yang kesadahan airnya rendah (lunak) dapat menjadi sumber pemajanan
Pb pada manusia. Demikian juga didaerah dengan banyak rumah tua yang masih
menggunakan cat yang mengandung Pb dapat menjadi sumber pemajanan Pb.
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 58
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
masukkan melalui air minum adalah 20 mg dengan kisaran antara 10–100 mg.
Hanya sebagian asupan (intake) yang diabsorpsi melalui pencernaan. Pada
manusia dewasa absorpsi untuk jangka panjang berkisar antara 5–10% bila asupan
tidak berlebihan kandungan Pb dalam tinja dapat untuk memperkirakan asupan
harian karena 90% Pb dikeluarkan dengan cara ini. Kontribusi Pb di udara
terhadap absorpsi oleh tubuh lebih sulit diperkirakan.
Distribusi ukuran partikel dan kelarutan pb dalam partikel juga harus
dipertimbangkan biasanya kadar pb di udara sekitar 2 mg/m3 dan dengan asumsi
30% mengendap disaluran pernapasan dan absorpsi sekitar 14 mg/per hari.
Mungkin perhitungan ini bisa dianggap terlalu besar dan partikel Pb yang
dikeluarkan dari kendaraan bermotor ternyata bergabung dengan filamen karbon
dan lebih kecil dari yang diperkirakan walaupun agregat ini sangat kecil (0,1 mm)
jumlah yang tertahan di alveoli mungkin kurang dari 10%. Uji kelarutan
menunjukkan bahwa Pb berada dalam bentuk yang sukar larut. Hampir semua
organ tubuh mengandung Pb dan kira-kira 90% dijumpai di tulang, kandungan
dalam darah kurang dari 1% kandungan dalam darah dipengaruhi oleh asupan
yang baru (dalam 24 Jam terakhir) dan Oleh pelepan dari sistem rangka. Manusia
dengan pemajanan rendah mengandung 10–30 mg Pb/100 g darah Manusia yang
mendapat pemajanan kadar tinggi mengandung lebih dari 100 mg/100 g darah
kandungan dalam darah sekitar 40 mg Pb/100g dianggap terpajan berat atau
mengabsorpsi Pb cukup tinggi walau tidak terdeteksi tanda-tanda keluhan
keracunan. Terdapat perbedaan tingkat kadar Pb di perkantoran dan pedesaan
wanita cenderung mengandung Pb lebih rendah dibanding pria, dan pada perokok
lebih tinggi dibandingkan bukan perokok.
Gejala klinis keracunan timah hitam pada individu dewasa tidak akan
timbul pada kadar Pb yang terkandung dalam darah dibawah 80 mg Pb/100 g
darah namun hambatan aktivitas enzim untuk sintesa haemoglobin sudah terjadi
pada kandungan Pb normal (30–40 mg). Timah Hitam berakumulasi di rambut
sehingga dapat dipakai sebagai indikator untuk memperkirakan tingkat pemajanan
atau kandungan Pb dalam tubuh Anak-anak merupakan kelompok risika tinggi
Menelan langsung bekas cat yang mengandung Pb merupakan sumber pemajanan,
selain emisi industri dan debu jalan yang berasal dari lalu lintas yang padat
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 59
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
Mungkin keracunan Pb ada juga hubungannya dengan keterbelakangan mental
tetapi belum ada bukti yang jelas. Senyawa Pb organik bersifat neurotoksik dan
tidak menyebabkan anemia Hampir semua Pb–tetraetil diubah menjadi Pb
Organik dalam proses pembakaran bahan bakar bermotor dan dilepaskan ke udara.
Pengaruh Pb dalam tubuh belum diketahui benar tetapi perlu waspada
terhadap pemajanan jangka panjang Timah Hitam dalam tulang tidak beracun
tetapi pada kondisi tertentu bisa dilepaskan karena infeksi atau proses biokimia
dan memberikan gejala keluhan garam Pb tidak bersifat karsiogenik terhadap
manusia. Gangguan kesehatan adalah akibat bereaksinya Pb dengan gugusan
sulfhidril dari protein yang menyebabkan pengendapan protein dan menghambat
pembuatan haemoglobin, Gejala keracunan akut didapati bila tertelan dalam
jumlah besar yang dapat menimbulkan sakit perut muntah atau diare akut. Gejala
keracunan kronis bisa menyebabkan hilang nafsu makan, konstipasi lelah sakit
kepala, anemia, kelumpuhan anggota badan, Kejang dan gangguan penglihatan.
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 60
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
d. Pengendalian
1) Pencegahan
Sumber Tidak Bergerak
Memasang scruber pada cerobong asap.
Memodfikasi pada proses pembakaran.
Manusia
Apabila kadar timah hitam dalam udara ambien telah melebihi baku mutu
(2 ug/Nm3 dengan waktu pengukuran 24 jam) maka untuk mencegah
dampak kesehatan dilakukan upaya-upaya :
Menggunakan alat pelindung diri seperti masker.
Mengurangi aktifitas diluar rumah.
2) Penanggulangan
Memperbaiki alat yang rusak
Bila terjadi keracunan maka lakukan :
- Pemberian pengobatan.
- Kirim segera ke rumah sakit atau puskesmas terdekat.
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 61
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
c. Keselamatan Kerja
1) Dari permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa
pemeliharaan, Kontraktor bertanggung jawab atas keselamatan dan
keamanan pekerja, material dan peralatan teknis serta konstruksi.
2) Wajib menjaga keselamatan kerja di ruang kerja dengan melengkapi
dengan perlengkapan keselamatan kerja seperti safety line, rambu -
rambu, papan promosi keselamatan, dan lain - lain.
3) Wajib menjamin keselamatan tenaga kerja yang terlibat dalam
pelaksanaan pekerjaan dari segala kemungkinan yang terjadi dengan
memenuhi aturan dan ketentuan kesehatan dan keselamatan kerja yang
berlaku (Jamsostek).
4) Menyediakan obat-obatan menurut syarat-syarat Pertolongan Pertama
Pada Kecelakaan (PPPK) yang selalu dalam keadaan siap digunakan di
lapangan, untuk mengatasi segala kemungkinan musibah bagi semua
petugas dari pekerja lapangan.
5) Setiap pekerja diwajibkan menggunakan sepatu pada waktu bekerja
dan di lokasi harus disediakan Alat Pelindung Diri (APO) berupa
safety belt, safety helmet, masker/kedok las terutama untuk dipakai
pada pekerjaan pemasangan kuda-kuda baja dan pekerjaan yang beresiko
tertimpa benda keras.
6) Menyediakan air bersih, kamar mandi dan WC yang layak dan bersih
bagi semua petugas dan pekerja. Membuat tempat penginapan di
lapangan pekerjaan untuk para pekerja tidak diperkenankan, kecuali
atas ijin PPK.
7) Apabila terjadi kecelakaan, sesegera mungkin memberitahukan kepada
Konsultan danmengambil tindakan yang perlu untuk keselamatan
korban korban kecelakaan itu.
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 62
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
d. Prosedur Operasi Standar (Sop) Kesehatan Dan Keselamatan Kerja
(K3)
1) Membuat SOP Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
2) SOP diajukan kepada Konsultan untuk dievaluasi.
3) Menyampaikan laporan pelaksanaan SOP kepada Direktur Keselamatan,
Ditjen Perkeretaapian, Direktur Prasarana Ditjen Perkeretaapian, PPK,
dan Konsultan.
e. Matrik Program K3
Safety Health and Environmental Induction Kegiatan ini dilaksanakan setiap
ada tamu ataupun pekerja baru yang memasuki wilayah kerja proyek Safety
Health and Environmental Talk Program ini bertujuan untuk sosialisasi dan
pembahasan mengenai seluruh permasalahan penerapan K-3L dan Lingkungan
selama masa pelaksanaan proyek. Pelaksanaan Safety talk setiap 1 minggu sekali
Safety Health and Environmental Patrol / Inspection Kegiatan ini dilaksanakan
secara rutin, bertujuan untuk memonitor pelaksanaan K-3L di seluruh lingkungan
proyek dan menjaga konsistensi pelaksanaan K-3L.
Safety Health and Environmental Meeting Program SHE meeting
dilaksanakan seminggu sekali dimana dalam kegiatan ini membahas permasalahan
dan kejadian yang terjadi dan rencana tindak lanjut untuk memperbaikinya serta
membahas permasalahan yang mungkin terjadi serta langkah-langkah
pencegahannya. Safety Health and Environmental Audit Program ini dilaksanakan
insidental bertujuan untuk melakukan audit terhadap kedisiplinan dalam
pelaksanaan standar K-3L di lingkungan proyek terhadap peraturan yang
diberlakukan dalam lingkungan perusahaan.
Safety Health and Environmental Trainning Pelatihan terhadap seluruh
komponen proyek yaitu karyawan, subkon, mandor dan seluruh pekerja mengenai
K-3L, P3K dan respon terhadap keadaan darurat Housekeeping. Kegiatan ini
dilaksanakan setiap hari bertujuan untuk menjaga kebersihan, kerapihan,
kenyamanan di lingkungan kerja.
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 63
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
21. MANAJEMEN MUTU
Pada proyek konstruksi, ada tiga proses yang harus dilakukan untuk
mendapatkan mutu yang baik. Ini adalah syarat yang harus dilakukan dalam
manajemen mutu dalam suatu proyek. Proses tersebut yaitu :
a. Perencanaan Mutu (Quality Planning).
Perencanaan mutu merupakan proses mengidentifikasi standar kualitas
yang relevan, yang sesuai dengan kebutuhan pemilik dan memenuhi standar
peraturan yang berlaku untuk setiap bagian pekerjaan, penetapan standar
spesifikasi yang diberlakukan dalam proyek dan perencanaan strategi pencapaian
standar yang direncanakan. Perencanaan mutu diharapkan memenuhi aspek-aspek
sebagai berikut:
1) Mengidentifikasi kebutuhan owner dengan memahami dan mengumpulkan
data teknis yang diperlukan untuk desain dan pelaksanaan konstruksi.
2) Menganalisa dan menetapkan standard kualitas yang ingin dicapai dengan
melakukan penyusunan dan penetapan RKS/Spesifikasi Umum dan teknis.
3) Merencanakan strategi pencapaian kualitas dengan membuat urutan kerja atau
strategi kerja, menganalisis kebutuhan material, alat dan sumber daya manusia
yang diperlukan, serta memiliki antisipasi untuk setiap permasalahan yang
mungkin terjadi
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 64
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
3) Mengidentifikasi dan pencegahan / antisipasi masalah yang mungkin timbul
dari kondisi lokasi kerja, material, alat dan sumber daya manusia yang ada.
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 65
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
B. DIVISI 2. PEKERJAAN DRAINASE
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 66
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
Pekerjaan ini dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi teknis rencana.
1. GALIAN BIASA
Galian untuk Saluran Drainase dan Saluran Air adalah pekerjaan galian
dengan material hasil galian berupa tanah pada umumnya, yang dengan mudah
dapat dilakukan dengan Excavator. Seluruh galian dikerjakan sesuai dengan garis
– garis dan bidang-bidang yang ditunjukkan dalam gambar atau sesuai dengan
yang ditunjukkan dalam gambar kerja atau sesuai dengan yang diarahkan /
ditunjukkan oleh Direksi. Galian tanah biasa dimaksudkan untuk daerah yang
bahan hasil galiannya terdiri dari tanah, pasir dan kerikil.Bila ada galian yang
perlu disempurnakan seharusnya diinformasikan ke Direksi untuk ditinjau. Tidak
ada galian yang langsung / ditutupi dengan tanah / beton tanpa diperiksa terlebih
dahulu oleh Direksi.
Selama proses penggalian tanah agar secara langsung dipisahkan dan
ditumpuk pada suatu tempat yang disetujui Direksi, material yang layak/bisa
dipakai untuk timbunan dan material yang tidak layak. Material yang layak
selanjutnya akan dipakai untuk timbunan tanah biasa dan timbunan kembali,
sedangkan material yang tidak layak selanjutnya akan dibuang keluar daerah
irigasi atau kesuatu tempat yang tidak akan mengganggu areal pertanian dan
fungsi jaringan. Menguasai medan kerja sehingga penumpukan material yang
bisa dipakai untuk timbunan ditempatkan pada lokasi yang sedekat-dekatnya
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 67
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
dengan lokasi yang memerlukan timbunan dan bisa langsung ditebar pada bagian
yang akan ditimbun. Khusus untuk jaringan tersier yang dimensinya relatif kecil
dan berada didaerah persawahan, agar diperhitungkan terhadap tingkat kesukaran
penggalian atau alternatif lain berupa galian secara manual.
Pekerjaan Galian dilaksanakan dengan excavator. Tanah yang di gali pada
sisi jalan. Selanjutnya hasil galian di tuang ke dalam dump truk untuk membuang
hasil galian material keluar lokasi jalan. Galian dilaksanakan pada daerah
pelebaran baik kanan maupun kiri dari badan jalan yang akan diisi dengan beton
mutu Sedang fc’20 Mpa dan dilaksakan sesuai dengan rencana.
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 68
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
2) Galian tanah.
Setelah patok dipasang, pekerjaan galian bisa dimulai. Elevasi galian
dikontrol berdasarkan elevasi yang sudah disimpan pada patok.
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 69
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
Analisa Pengerahan Alat dan Material.
Alat yang dikerahkan :
- Dump Truck
- Alat Ukur
- Alat Lainnya
Material yang digunakan :
- Tidak ada
Mutu yang Diharapkan :
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 70
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
- Galian tanah yang rapi, dan mempunyai dimensi yang sesuai
dengan gambar kerja.
Analisa Pengerahan Personil dan K3.
Personil yang dikerahkan adalah :
- Petugas K3L
- Pelaksana
- Tenaga Kerja
Aspek K3 :
Memasang rambu peringatan Rambu Peringatan “ HATI – HATI
ADA PEKERJAAN GALIAN TANAH “
Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD).
- Sarung tangan
- Helm
- Sepatu safety
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 71
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
Mulai
Persiapan alat
Penggalian
Pemadatan
Selesai
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 72
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
e. Analisa Pengerahan Personil dan K3
Personil yang dikerahkan adalah :
1) Petugas K3L
2) Pelaksana
3) Tenaga Kerja
f. Aspek K3 :
1) Memasang rambu peringatan Rambu Peringatan , HATI – HATI ADA
PEKERJAAN GALIAN TANAH ,
g. Menggunakan Alat Pelindung Diri APD
1) Sarung tangan
2) Helm
3) Sepatu safety
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 73
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
Mulai
Persiapan alat
Penggalian
Pemadatan
Selesai
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 74
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
4. TIMBUNAN BIASA DARI SUMBER GALIAN
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 75
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
Prosedur Pelaksanaan
Persiapan:
Pekerjaan Pengukuran:
Mengukur elevasi permukaan tanah sebelum dilakukan pekerjaan
kupasan (kondisi 0%).
Mengukur elevasi permukaan tanah setelah dilakukan kupasan.
Mengukur elevasi top permukaan tanah setelah pekerjaan timbunan
selesai kondisi 100%.
Melakukan monitoring pekerjaan timbunan layer demi layer (Max 30
cm).
Melaksanaan Pekerjaan Timbunan
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 76
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
4) Apabila diperlukan selama hamparan, dilakukan pembersihan kotoran
(misalnya akar dan lain-lain), dari bahan timbunan dengan tenaga kerja
khusus.
5) Mengadakan test kepadatan timbunan di lapangan dengan acuan data
dari test kepadatan laboratorium
6) Melakukan penimbunan kembali (setelah tes kepadatan memenuhi
syarat) layer demi layer, sampai didapat top elevasi permukaan tanah
yang ditentukan.
7) Hasil Trial Embankment merupakan ketentuan untuk patokan
pelaksanaan pekerjaan timbunan tersebut
8) Kombinasi dan spesifikasi peralatan yang dipakai (Bulldozer,
Excavator, Dump Truck, Compactor) berpengaruh pada kecepatan
penyelesaian pekerjaan tersebut. Pengecekan/Pengukuran selama
pelaksanaan pekerjaan mutlak diperlukan.
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 77
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
akan digali lalu dimarking pada perkerasan berbutir jalan lama. Melakukan
pengalian dengan alat Jack Hammer atau ganco. Hasil galian diangkut dengan
dump truk dibuang ke lokasi yang telah ditentukan.
Hasil galian dibersihkan dengan compressor dan dirapikan.
a. Tahapan dan Cara Pelaksanaan
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 78
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
1) Memasang rambu peringatan Rambu Peringatan “ HATI – HATI ADA
PEKERJAAN GALIAN TANAH “
g. Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)
1) Sarung tangan,
2) Helm, dan
3) Sepatu safety.
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 79
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
Hal hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pemadatan adalah :
Pemadatan dilakukan segera setelah dilakukan penggalian.
Apabila diperlukan lakukan penyiraman terhadap material tanah dasar
Untuk mencapai kadar air optimum sehingga didapatkan kepadatan yang sesuai
dengan spesifikasi.
Kecepatan alat harus diperhatikan agar tidak membahayakan pengguna
jalan eksisting.
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 80
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
3. Gundukan tanah atau metode berdasarkan rekomendasi Pabrik harus
digunakan untuk menahan Geotextile pada tempatnya sampai bahan timbunan
penutup telah ditempatkan.
4. Jika Geotextile robek atau berlubang atau sambungan rusak, seperti
ditunjukkan oleh Geotextile yang rusak secara kasat mata, pemompaan
(pumping) tanah dasar, intrusi, atau distorsi badan jalan, urugan di sekeliling
daerah yang rusak atau berdeformasi harus dibongkar dan daerah yang rusak
harus diperbaiki oleh Kontraktor tanpa beban biaya pada Direksi Pekerjaan.
Perbaikan harus meliputi suatu tambalan Geotextile dengan jenis yang sama
yang ditempatkan di atas daerah yang rusak. Tambalan harus dijahit pada
semua tepi.
5. Konstruksi timbunan harus dilakukan secara simetris sepanjang waktu untuk
mencegah keruntuhan kapasitas daya dukung lokal di bawah timbunan atau
geser lateral atau gelincir timbunan. Setiap urugan yang ditempatkan di atas
Geotextile harus segera disebarkan. Gundukan persediaan tanah urugan di atas
Geotextile tidak diperbolehkan.
6. Pemadat getar atau pemadat kaki domba tidak boleh digunakan untuk
memadatkan timbunan hingga sekurang-kurangnya 0,5 m timbunan telah
menutupi lapisan Geotextile terbawah dan sampai sekurang-kurangnya 0,3 m
timbunan telah menutupi lapisan Geotextile selanjutnya di
atas Geotextile terbawah.
7. Geotextile harus di-pratarik sebelum penggelaran dengan menggunakan
Metode 1 atau Metode 2 yang dijelaskan dalam Spesifikasi ini. Pemilihan
metode tersebut tergantung pada terbentuk atau tidaknya gelombang lumpur
selama penghamparan timbunan pertama atau kedua. Jika gelombang lumpur
timbul ketika timbunan didorong pada Geotextile lapis pertama, maka Metode
1 harus digunakan. Metode 1 harus dilanjutkan hingga gelombang lumpur
mulai menghilang saat timbunan disebarkan. Ketika gelombang lumpur tidak
terbentuk, Metode 2 dapat digunakan sampai lapis Geotextile teratas tertutup
timbunan minimum setebal 0,3 m. Metode konstruksi khusus ini tidak
diperlukan untuk penghamparan timbunan di atas ketinggian ini. Jika suatu
gelombang lumpur tidak terbentuk ketika timbunan didorong pada lapis
pertama Geotextile, maka Metode 2 harus digunakan di awal sampai lapis
teratas Geotextile tertutup timbunan padat minimum setebal 0,3 m.
8. Setelah pembuatan lantai kerja (jika dibutuhkan), lapis pertama Geotextile
dihamparkan dengan arah melintang timbunan dan dijahit bersama. Geotextile
diregangkan secara manual untuk meyakinkan bahwa kerutan tidak terbentuk
pada Geotextile. Penghamparan timbunan harus dengan cara penumpahan
ujung (end dumping) dan disebarkan dari tepi Geotextile. Penghamparan
pertama harus ditempatkan sepanjang tepi luar Geotextile, untuk mengurung
gelombang lumpur dan membuat jalan akses yang diperlukan untuk
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 81
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
menempatkan timbunan di tengah timbunan. Lebar jalan akses ini harus
sekitar 5m. Jalan akses di ujung Geotextile harus mempunyai tinggi minimum
terpasang 0,6 m. Setelah jalan akses mencapai panjang 15 m, penimbunan
untuk jalan akses harus terus dilakukan sebelum penimbunan bagian tengah.
Panjang jalan akses ini harus dipertahankan tetap 15 m di depan timbunan
bagian tengah seperti ditunjukkan pada gambar rencana. Dengan menjaga
gelombang lumpur berada di depan timbunan dan dengan mencegah
pergerakan tepi Geotextile, maka Geotextile akan tertarik secara efektif.
Geotextile harus digelar tidak lebih dari 6m di depan jalan akses untuk
mencegah terjadinya tegangan berlebihan pada jahitan Geotextile.
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 82
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
D. DIVISI 4. PEKERJAAN PREVENTIF
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 83
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
B. Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam pekerjaan ini harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
- Distributor Aspal
- Pemanas Aspal
- Instalasi Pencampur Aspal
- Tangki Penyimpan Bitumen
- Ayakan
- Pengendali Waktu pencampuran
- Jembatan timbangan dan Rumah Timbangan
- Penyimpanan dan Pemasukan Bahan Pengisi
- Ketentuan Keselamatan Kerja
- Alat Pengangkutan
- Peralatan penghampar
- Peralatan Pemadatan
- Perlengkapan Lainnya.
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 84
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
2. TAMBALAN DANGKAL DENGAN BETON SEMEN CEPAT
MENGERAS UNTUK PEMBBUKAAN LALU LINTAS UMUR BETON <
24 JAM
Sebelum melaksanakan pekerjaan ini terlebih dahulu dibuatkan pengujian
material agregat / sirtu yang akan digunakan pada saat pelaksanaan sesuai
spesifikasi teknik yang disyaratkan. Material Sirtu didatangkan dari quary yang
telah disetujui kemudian material dibawa kelokasi pekerjaan menggunakan dump
truck. Material sirtu dihampar dengan tenaga manusia dan dengan ketebalan
rencana Hamparan dibasahi sampai kadar air optimal sesuai hasil pengujian
kepadatan lapangan di lab dengan menggunakan water tank truck dan dipadatkan
dengan menggunakan Plate Vibrator Stamper. Selama pemadatan, sekelompok
pekerja merapihkan tepi hamparan dan level permukaan dengan menggunakan
alat bantu. Setelah pelaksanaan pekerjaan ini dilakukan pengetesan kepadatan
lapangan dengan test sand cone untuk mengetahui kepadatan yang disyaratkan
dalam spesifikasi teknik. Setelah pekerjaan leveling badan jalan selesai
dilaksanakan, pekerjaan akan dilanjutkan dengan betonisasi.
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 85
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
B. Lapis Pondasi bawah Beton Kurus (Lantai kerja)
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 86
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
C. Pasang Bekisting
Bila pekerjaan persiapan telah selesai dilaksanakan dengan segera akan dilakukan
pekerjaan pabrikasi bekisting (form work plate), dimana ukuran dan bentuk
bekisting tersebut akan disesuaikan dengan gambar kerja. Bila bekisting tersebut
telah selesai dipabrikasi kemudian akan dipasang pada lokasi pengecoran badan
jalan.
Sebelum melakukan pemasangan besi tulangan untuk dudukan tie bar dan dowel
terlebih dahulu dilakukan pemasangan Polytene (plastik cor) yang akan
dihamparkan memanjang sejajar bekisting dimana sebagian dari plastik tersebut
akan menutup bekisting sehingga celah-celah pada bagian bawah bekisting
tertutup. Sehingga pada waktu pelaksanaan pengecoran air semen tidak akan
keluar dari adukan beton yang baru dicor.
Bila Polytene (plastic cor) telah terpasang kemudian akan dilanjutkan dengan
pekerjaan pemasangan tulangan untuk dudukan dowel dan tie bar. Pemasangan ini
akan dilakukan sesuai dengan bentuk dan jarak yang tertera dalam gambar kerja.
Dimana tulangan untuk dudukan dowel dan tie bar tersebut telah dipabrikasi
sebelumnya sesuai dengan bentuk dan diameter tulangan yang tertera dalam
gambar kerja.
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 87
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
F. Pasang Dowel
Bila tulangan dowel tersebut telah dimeni kemudian akan dipasang dengan cara
terlebih dahulu memasukkan batang besi / tulangan dowel tersebut kedalam
selongsong pipa PVC yang telah dipersiapkan sebelumnya. Kemudian tulangan
dowel tersebut akan dirakit dan diikat pada besi dudukan tulangan dowel dengan
menggunakan kawat beton sesuai dengan jarak yang tertera dalam gambar kerja.
Kemudian ujung pipa PVC akan dipasang dop penutup lubang untuk menjaga
agar adukan beton tidak akan masuk kedalam selongsong pipa PVC. Jika dowel
tersebut telah terpasang kemudian akan diangkut kelokasi pekerjaan untuk
dipasang pada titik-titik lokasi pemasangan.
Setelah tulangan dudukan, tie bar dan dowel telah terpasang kemudian akan
dilanjutkan dengan pengececoran. Sebelum melakukan pengecoran akan diajukan
Surat Pemberitahuan Pengececoran / membuat Request Pekerjaan kepada
pengawas/direksi untuk mendapatkan izin untuk melakukan pengecoran. Bila
telah mendapat izin pengecoran dari pengawas/direksi maka dengan segera akan
dilakukan pengecoran, dengan beton readymix yang akan didatangkan dari
supplier. Sebelum melakukan pengecoran terlebih dahulu akan dipersiapkan
segala peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan pada saat pengecoran antara
lain genenator set, concrete vibrator, garukan, jidar dan kabel-kabel serta lampu-
lampu penerangan. Beton ready mix yang berasal dari truk mixer dituang ke
dalam kotak (mal) yang telah disiapkan lalu diratakan secara manual kemudian
selanjutnya diratakan dan diadakan dengan menggunakan vibrating screed yang
sistem operasinya bergerak di atas mal memanjang (sepanjang mal memanjang)
yang ditarik dengan tenaga manusia bolak balik sebanyak 4 lintasan. Proses
perataan dan pemadatan terjadi karena alat vibrating screed tersebut selain
meratakan juga bergetar sehingga terjadi pemadatan sedangkan pada bagian ujung
(dekat) mal, pemadatan dibantu dengan menggunakan vibrator beton. Pada saat
pengecoran truk mixer akan dipandu untuk mundur hingga mencapai awal dari
pengecoran/opritan dan jika telah mencapai lokasi pengecoran kemudian adukan
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 88
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
beton tersebut dituang dari truk mixer secara berlahan-lahan kemudian bahan
adukan coran tersebut akan diambil sebagian untuk melakukan pengujian slump
beton kemudian dan sampel benda uji silinder/kubus beton. Kemudian dilanjutkan
dengan pengecoran dimana adukan beton tersebut akan dituang dari truk mixer
dan kemudian ditarik dengan mengunakan alat bantu sambil dipadatkan dengan
menggunakan concrete vibrator kemudian diratakan dengan menggunakan jidar
hingga mendapatkan permukaan yang rata.
Bila beton coran tersebut telah mengering dan sudah mengeras maka akan
dilakukan pemotongan beton pada lokasi pemasangan tie bar dan dowel sesuai
jarak yang telah ditentukan. Pemotongan ini akan dilakukan dengan menggunakan
alat mesin pemotong beton hingga mencapai kedalaman yang telah ditentukan
dimana terlebih dahulu telah dilakukan penggarisan pada permukaan beton
sebagai acuan untuk melakukan pemotongan. Bila pemotongan beton ini telah
selesai dikerjakan kemudian dilanjutkan dengan pemasangan joint sealent pada
lubang bekas pemotongan beton hingga lubang tersebut tertutup rata dengan
permukaan beton.
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 89
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
I. Finishing
Begitu beton mengeras, permukaan jalan harus diuji memakai mal datar (straight
edge) 3 m. Daerah yang menunjukkan ketinggian lebih dari 3 mm tapi tidak lebih
dari 12,5 mm sepanjang 3 m itu harus ditandai dan segera diturunkan dengan alat
gerinda yang telah disetujui sampai bila diuji lagi, ketidakrataannya tidak lebih
dari 3 mm. Bila penyimpangan dari penampang melintang yang sebenarnya lebih
dari 12,5 mm, lapisan jalan harus dibongkar dan diganti. Bagian yang dibongkar
tidak boleh kurang dari 3 m ataupun kurang dari lebar lajur yang kena bongkaran.
Bagian yang tersisa dari pembongkaran pada perkerasan beton dekat sambungan
yang panjangnya kurang dari 3 m, harus ikut dibongkar dan diganti.
3. PEMASANGAN SEALANT
A. Pengukuran
– Sealant Sealcoat
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 90
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
B. Pembersihan
Pembersihan sealant lama, kotoran, lumut, beton lepas, dilakukan dengan alat
Cutter Concrete, sehingga terbentuk seperti cutting baru. Selanjutnya di semprot
dengan angin compressor. Untuk cutting yang masih terlihat basah / lembab
dibakar dengan alat Torch Heating.
C. Pemasangan Sealant
Dengan menggunakan melter hight burner, disiapkan drum yang sudah terisi olie
dan material sealant beserta kemasan dimasukan kedalamnya. Perebusan sealant
dilakukan sampai titik didih 200-205 drajat celsius, dan diukur dengan alat
Thermoguide dan setelah sealant sudah mencapai temperature tersebut baru bisa
diaplikasikan. Pengucuran sealant pada bidang sealant menggunakan pouring
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 91
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
gun,sehingga menghasilkan sealant cutting yang rapih dan maksimal ( tanpa
pourus pada sealant ).
D. Finishing
Lokasi awal dan akhir penyemprotan harus dilindungi dengan bahan yang
cukup kedap. Penyemprotan harus dimulai dan dihentikan di atas bahan
pelindung (kertas tebal/karton) sehingga seluruh nosel bekerja dengan
benar pada sepanjang bidang jalan yang akan disemprot.
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 92
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
tidak boleh ditutup oleh lapisan berikutnya sampai lintasan penyemprotan
di lajur yang bersebelahan telah selesai dilaksanakan.
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 93
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
2. LAPIS PONDASI AGREGAT KELAS S
Pekerjaan dilakukan secara mekanik (memakai alat berat) dengan urutan
pekerjaan sebegai berikut :
a. Bahan Material Kelas S terdiri dari fraksi Agregat Kasar ctertahan
saringan No. 4u, dan Faraksi Agregat Halus clolos saringan No. 4u
dengan rentang komposisi dan syarat spesifikasi bahan yang diatur dalam
Spesifikasi Teknik.
b. Pekerjaan dilakukan secara mekanik cmemakai alat beratu dengan urutan
pekerjaan sebagai berikut :
1) Wheel loader memuat material Agregat yang telah dicampur dari
base camp /stock file ke dalam dump truck untuk selanjutnya dibawa
kelokasi pekerjaan. Material dihampar di lokasi keja dengan
menggunakan Vibrator roller, dengan tetap menjaga tebal hamparan
pada yang disyaratkan dalam gambar. Untuk menjaga kadar air bahan
yang disyaratkan dalam rentang Spesifikasi, maka sebelum
pemadatan dapat dilakukan penyiraman material hamparan dari
segregasi sebelum pemadatan dengan menggunakan alat bantu.
2) Peralatan yang digunakan adalah : Whell Loader, Dumptruck,
Vibrator Roller, Water Tank dan Alat bantu.
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 94
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
F. DIVISI 6. PERKERASAN ASPAL
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 95
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
g. Pekerjaan dilaksanakan sedemikian rupa sehingga masih
memungkinkanlalu lintas satu lajur tanpa merusak pekerjaan yang sedang
dilaksanakan dan hanya menimbulkan gangguan yang minimal bagi lalu
lintas. Bangunan dan benda – benda lain disamping tempat kerja (struktur,
kerb lantai dan lain – lain) harus dilindungi agar tidak menjadi kotor karena
percikana aspal.
h. Bahan yang digunakan untuk pekerjaan ini adalah aspal semen pen 60 / 70
atau 80 / 100 (memenuhi standar AASHTO M20) yang diencerkan dengan
minyak Tanah (kerosene), dengan membandingkan pemakaian minyak
tanah pada rentang 80 – 85 bagian minyak perseratus bagian aspal semen
(80 pph 85 pph) kurang ekivalen dengan viskovitas aspal cair hasil kilang
jenis MC – 30.
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 96
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
b. Menyiapkan material yang digunakan dengan mencampur
Aspal dan Korosene sesuai komposisi yang ditentukan, dan
kemudian dipasnaskan sehingga menjadi aspal cair.
c. Penghamparan dilakukan dengan menggunakan Aspal Sprayer
secara seksama, dengan mengacu pada rentang suhu yang
disyaratkan dalam Spesifikasi.
d. Perapihan dilakukan setelah penyemprotan selesai dilakukan.
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 97
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
Lapisan yang telah disemprotkan bias melekatkan dengan
sempurna
5) Analisa Pengerahan Personil dan K3.
Personil yang dikerahkan adalah :
Petugas K3L
Pelaksana
Tenaga Kerja
6) Aspek K3 :
Memasang rambu peringatan Rambu Peringatan “ HATI – HATI
JALAN SEDANG DIPERBAIKI “
7) Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD).
Sarung tangan
Helm
Sepatu safety
b. Lapis resap pengikat biasanya dibuat dari aspal dengan penetrasi 80 / 100
atau penetrasi 60 / 70 yang dicairkan dengan minyak tanah. Volume yang
digunakan berkisar antara 0,4 sampai dengan 1,3 liter / m2 untuk lapis
pondasi agregat kelas A dan 0,2 sampai 1 liter / m2 untuk pondasi tanah
semen.
d. Oleh karena itu, untuk daerah yang berlebih ditabur dengan pasir halus dan
dibiarkan agar pasir tersebut diselimuti aspal.
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 98
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
2) Mencegah lepasnya butiran lapis pondasi agregat (segregasi) jika
dilewati kendaraan sebelum dilapis dengan campuran aspal.
a. Material.
Bahan baku aspal pen 60 / 70 atau pen 80 / 100 lengkap dengan
dertifikatnya.
Lapis Resap Pengikat ( Prime Coat).
Aspal emulsi (MS, SS), tidak diencerkan
AC pen 60 / 70 atau pen 80 / 100 diencerkan dengan minyak tanah 80
pph, ekivalen MC 30
Lapis Perekat.
Aspal emulsi (RS), atau diencerkan dengan air perbandingan 1 : 1
AC pen 60 / 70 atau 80 / 100 diencerkan dengan minyak tanah 25 – 30
pph.
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 99
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
b. Peralatan
1) Umum.
Kompressor, Penyapu Mekanis, Pemanas aspal, peralatan penyebar
kelebihan aspal.
2) Perlengkapan.
Tachometer ( Pengukur kecepatan putaran)
Meteran tekanan
Tongkat celup
Termometer
Seluru perlengkapan untuk mengukur harus dikalibrasi terlebih
dahulu.
3) Buku petunjuk Pelaksanaan dan Grafik Penyemprotan
Grafik penyemprotan akan memperlihatkan hubungan antara kecepatan
dan jumlah takaran aspal serta kecepatan pompa dan nosel, dan juga
tinggi batang penyemprotan dari bada jalan.
Asphalt Distributor.
- Kendaraan ban karet, bermesin penggerak sendiri
- Sintem tangki Aspal, Pemanasan, pemompaan dan penyemprotan
sesuai ketentuan Institute of Petroleum Inggris.
- Bahan aspal panas dapat disemprotkan secara merata
- Distributor dilengkapi batang semprot dengan minimum 24 nosel
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 100
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
1) Petugas K3L
2) Pelaksana
3) Tenaga Kerja
d. Aspek K3 :
1) Memasang rambu peringatan Rambu Peringatan “HATI –
HATI JALAN SEDANG DIPERBAIKI “
e. Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD).
1) Sarung tangan
2) Helm
3) Sepatu safety
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 101
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
dengan Tandem Roller . lintasan pemadatan dilakukan sesuai jumlah
lintasan yang telah disetujui. Semua rentang suhu yang disyaratkan selama
proses ini harus tetap dijaga untuk mendapatkan kepadatan yang optimum.
Selama penghamparan, sekelompok pekerja akan merapihkan tepid an
sambungan hamparan secara manual, sebagian lagi bertugas mengatur lalu
lintas yang lewat.
2. Peralatan yang digunakan adalah : Wheel Loader, Asphalt Mixing Plant +
Genset, Asphalt Finisher, Tandem Roller, Pneumatic Type Roller, Dump
Truck, dan alat bantu.
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 102
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
Bahan dituang ke bak finisher dari dump truck, finisher mengampar
campuran aspal panas ke permukaan Lapis Pondasi pada ketebalan diatas rata-rata
ketebalan padat dan hasil penggelaran didiamkan pada suhu yang telah ditetapkan
kemudian dipadatkan dengan mesin gilas roda besi, penggilasan sedemikian rupa
hingga mendapatkan kerataan dan kepadatan yang ditetapkan dan akhir
pemadatan menggunakan mesin gilas roda karet demikian seterusnya pekerjaan
dilakukan atas arahan dari Direksi pekerjaan serta tentunya telah mengajukan
hasil pengujian bahan Campuran Aspal Panas serta ijin kerja kepada konsultan
pengawas dan Direksi lapangan.
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 103
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
Marga 2010, Kuantitas pemakaian anti striping agent dalam rentang 0,20 % - 0,40
% dari berat aspal.
G. DIVISI 7. STRUKTUR
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 104
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
Water Tank, Concrete Vibrator, dan alat bantu Pekerjaan dilakukan secara
mekanik dengan urutan pekerjaan sebagai berikut :
a. Sebelum pengecoran beton dimulai, seluruh acuan, baja tulangan harus
sudah dipasang dan diikat kuat sehingga tidak bergeser pada saat
pengecoran. Acuan yang dibuat dapat dari kayu atau baja dengan
sambungan dari adukan yang kedap dan kaku untuk mempertahankan
posisi yang diperlukan selama pengecora, pemadatan dan perawatan, dan
acuan dibuat sedemikian sehingga dapat dibongkar tanpa merusak beton.
Segera sebelum beton dimulai, acuan harus dibasahi dengan air atau
diolesi minyak disisi dalamnya dengan minyak yang tidak meninggalkan
bekas. Bahan dan material yang telah disetujui dicampur dan diaduk
menggunakan Concrete Mixer dilokasi pekerjaan, kemudian campuran
beton dituang kedalam acuan.
b. Kegiatan pengecoran dilanjutkan tanpa berhenti sampai dengan
sambungan konstruksi yang telah disetujui sebelumnya atau sampai
pekerjaan selesai. Untuk pemadatan campuran digunakan concrete
vibrator, dengan ketentuan penggunaan mengikuti spesifikasi teknik.
Sekelompok pekerja dengan menggunkan alat bantu akan merapihkan
pengecoran setelah pengecoran dilaksanakan.
c. Acuan tidak dibongkar dari bidang vertical, dinding, kolom yang tipis
struktur yang sejenis lebih awal 30 jam setelah pengecoran beton. Cetakan
yang ditopang oleh perancahdibawah pelat, balok, gelegar, atau struktur
busur, tidak dibongkar hingga pengujian menunjukan bahwa paling sedikit
85 % dari kekuatan rancangan beton telah dicapai.
d. Pekerjaan ini akan dikasanakan selama 1 minggu.
1) Analisa Pengerahan Personil dan K3.
Personil yang dikerahkan adalah :
- Petugas K3L
- Pelaksana
- Tenaga Kerja
2) Aspek K3 :
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 105
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
3) Memasang rambu peringatanRambu Peringatan “ HATI – HATI ADA
PEKERJAAN JALAN “
4) Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD).
- Sarung tangan
- Helm
- Sepatu safety
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 106
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
akan membuat gambar detil untuk seluruh perancah yang akan digunakan, dan
memperoleh persetujuan direksi pekerjaan sebelum setiap pekerjaan perancah
dimulai. Peralatan yang dipergunakan dalam pekerjaan ini adalah Concrete Mixer,
Water Tank, Concrete Vibrator, dan alat bantu Pekerjaan dilakukan secara
mekanik dengan urutan pekerjaan sebagai berikut :
a. Sebelum pengecoran beton dimulai, seluruh acuan, baja tulangan harus
sudah dipasang dan diikat kuat sehingga tidak bergeser pada saat
pengecoran. Acuan yang dibuat dapat dari kayu atau baja dengan
sambungan dari adukan yang kedap dan kaku untuk mempertahankan
posisi yang diperlukan selama pengecora, pemadatan dan perawatan, dan
acuan dibuat sedemikian sehingga dapat dibongkar tanpa merusak beton.
Segera sebelum beton dimulai, acuan harus dibasahi dengan air atau
diolesi minyak disisi dalamnya dengan minyak yang tidak meninggalkan
bekas. Bahan dan material yang telah disetujui dicampur dan diaduk
menggunakan Concrete Mixer dilokasi pekerjaan, kemudian campuran
beton dituang kedalam acuan.
b. Kegiatan pengecoran dilanjutkan tanpa berhenti sampai dengan
sambungan konstruksi yang telah disetujui sebelumnya atau sampai
pekerjaan selesai. Untuk pemadatan campuran digunakan concrete
vibrator, dengan ketentuan penggunaan mengikuti spesifikasi teknik.
Sekelompok pekerja dengan menggunkan alat bantu akan merapihkan
pengecoran setelah pengecoran dilaksanakan.
c. Acuan tidak dibongkar dari bidang vertical, dinding, kolom yang tipis
struktur yang sejenis lebih awal 30 jam setelah pengecoran beton. Cetakan
yang ditopang oleh perancahdibawah pelat, balok, gelegar, atau struktur
busur, tidak dibongkar hingga pengujian menunjukan bahwa paling sedikit
85 % dari kekuatan rancangan beton telah dicapai.
d. Pekerjaan ini akan dikasanakan selama 1 minggu.
5) Analisa Pengerahan Personil dan K3.
Personil yang dikerahkan adalah :
- Petugas K3L
- Pelaksana
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 107
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
- Tenaga Kerja
6) Aspek K3 :
7) Memasang rambu peringatanRambu Peringatan “ HATI – HATI ADA
PEKERJAAN JALAN “
8) Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD).
- Sarung tangan
- Helm
- Sepatu safety
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 108
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
a. Tahapan dan Cara Pelaksanaan
Mulai
Pemasangan Bekisting
Pengecoran Beton
Selesai
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 109
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
f. Aspek K3 :
1. Memasang rambu peringatanRambu Peringatan “
HATI – HATI ADA PEKERJAAN JALAN “
g. Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD).
1) Sarung tangan
2) Helm
3) Sepatu safety
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 110
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
a. Tahapan dan Cara Pelaksanaan.
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 111
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
5. PENYEDIAAN BAJA STRUKTUR GRADE 250 (KUAT LELEH 250 MPa)
Tahapan Pelaksanaan
A. Baut baja keras harus dipasang dengan cincin baut yang diperlukan, sebuah
dibawah kepala baut dan sebuah dibawah mur, harus diperhatikan bahwa
cincin baut itu terpasang dengan cekungnya menghadap keluar.
C. Mur harus dikencangkan hanya terhadap bidang yang tegak lurus terhadap as
lubang.
D. Bidang bawah kepala baut tidak boleh menyimpang dari bidang tegak lurus
terhadap as baut lebih dari 3.50 derajat dan bila dirasa perlu dapat
menggunakan cincin baut yang miring(taperd).
E. Baut menonjol melalui mur tidak kurang dari 1.5 mm tidak lebih dari 4.5 mm.
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 112
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
6. PEMASANGAN BAJA STRUKTUR
A. Pola Pengukuran
B. Pelurusan
Sebelum pekerjaan lain dilakukan pada pelat, maka semua pelat harus diperiksa
kerataannya, semua batang-batang diperiksa kelurusannya, harus bebas dari
puntiran dan bila perlu harus diperbaiki sehingga bila pelat-pelat disusun akan
terlihat rapat keseluruhannya.
C. Pemotongan
Apabila pelat digunting, digergaji atau dipotong dengan las pemotong, maka pada
pemotongan diperkenankan terbuangnya metal sebanyak-banyaknya 3 mm pada
pelat setebal 6 mm dan pada pelat yang tebalnya lebih besar dari 12 mm.
E. Pekerjaan Las
Ukuran elektroda, arus tegangan listrik dan kecepatan busur listrik yang
digunakan, harus seperti yang dinyatakan oleh pabrik Las listrik dengan kawat
baja jenis RD.
Pelat-pelat baja yang akan di Las harus bebas dari kotoran-kotoran besi, minyak,
cat, karet atau lapisan lain yang dapat mempengaruhi mutu Las.
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 113
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
F. Mengebor
Semua lubang harus dibor untuk seluruh tebal dari material. Bila memungkinkan,
maka semua pelat, potongan-potongan dan sebagainya harus dijepit bersama-sama
untuk membuat lubang dan dibor menembus seluruh tebal sekaligus.
Semua lubang harus dibor untuk seluruh tebal dari material. Bila memungkinkan,
maka semua pelat, potongan-potongan dan sebagainya harus dijepit bersama-sama
untuk membuat lubang dan dibor menembus seluruh tebal sekaligus. Bila
menggunakan baut pada salah satu lubang maka lubang ini dibor lebih kecil dan
kemudian baru diperbesar untuk mencapai ukuran sebenarnya.
Diameter lubang untuk baut, kecuali baut pas adalah 1,50 mm lebih besar dari
pada diameter yang tertera pada gambar rencana. Diameter lubang-lubang untuk
baut pas harus dalam toleransi yang diberikan.
Dalam hal ini menggunakan pas lubang yang tidak di bor menembus sekaligus
seluruh tebal elemen-elemennya, maka lubang dapat di bor dengan ukuran yang
lebih kecil dahulu dan kemudian pada saat montase percobaan
Pemahatan yang dilakukan pada saat montase hanyalah untuk membawa bagian-
bagian itu pada posisi yang dikehendaki dan bukan untuk memperbesar lubang
atau merusak material.
Setiap bagian harus diberi tanda yang jelas (dengan pahatan dan cat). Cat dari dart
Warna yang berbeda digunakan untuk membedakan bagian-bagian yang sarna.
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 114
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
Dua copy dari gambar rencana yang menyatakan dengan tepat, tanda-tanda itu.
- Mesin Las
- Manual Katrol
- Theodolit
Bahan :
- Sheet Pile
- Kawat Las
Metode Pelaksanaan
Lakukan pemancangan sheet pile sesuai urutan yang telah ditentukan dengan
menggunakan Crawler Crane 35/45 Ton + Vibro Hammer 60 KVa dan Genset
250 KVa.
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 115
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
atas level rencana, karena connecting antar sheet pile dapat mengakibatkan sheet
pile yang telah terpancang amblas sewaktu pemancangan sheet pile sebelahnya.
Setelah 10~15 sheet pile pemancangan dapat dilanjutkan sampai elevasi rencana
dan pemancangan dapat dilanjutkan sesuai urutan yang sama.
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 116
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
8. PASANGAN BATU
Pekerjaan ini adalah pemasangan pasangan batu dengan adukan mortar pada
daerah yang sebelumnya telah digali dengan typical dan dimensi yang ditentukan
Direksi. Pekerjaan sesuai spesifikasi dan gambar rencana. Metode pelaksanaan
dilakukan :
a. Pelaksanaan pekerjaan dilakukan dengan cara manual.
b. Pekerja merapihkan tepi saluran, lalu memasang mal dari papan, yang
selanjutnya
semen, pasir dan air dicampurkan menjadi mortar dan dituang ke dalam mal,
lalu dilanjutkan dengan pemasangan batu.
c. Setelah selesai pemasangan dilakukan penyelesaian dan perapihan dengan
plasteran.
d. Pelaksanaan Pemasangan harus sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan dan
spesifikasi teknik.
e. Pelaksanaan Pemasangan harus sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan dan
spesifikasi
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 117
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
9. BRONJONG DENGAN KAWAT YANG DILAPISI GALVANIS
Bronjong adalah anyaman kawat baja berlapis galvanis yang di dalamnya
kemudian diisi dengan batu yang berfungsi sebagai penahan dari longsor.
Ketika struktur bronjong telah selesai, pastikan semua celah di sekeliling gabion
ditimbun kembali dan dipadatkan dengan sempurna.
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 118
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
10. SANDARAN (RAILING)
Sandaran (Railing) dapat dilaksanakan tersendiri setelah pekerjaan lantai
memenuhi syarat umur, dimana aktifitas pada lantai jembatan tidak lagi
mempengaruhi kekuatan atau proses pengerasan pada beton lantai. Tiang tiang
sandaran dengan mutu beton K-250. Pada bagian tepi lantai jembatan
dibawah kerb dipasang pipa-pipa drain untuk mengalirkan air pada lantai
jembatan. Pagar atau sandaran terbuat dari batang pipa galvanis diameter 3”
dipasang sejumlah 2 baris dimana pada ujung-ujungnya dibuat socket L sebagai
penutup.
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 119
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
memudahkan dalam mengidentifikasi suatu proyek
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 120
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
H. DIVISI 8. REHABILITASI JEMBATAN
1. Pembersihan
Permukaan yang akan diperbaiki atau dikerjakan dibersihkan terlebih
dahulu dengan mesin gerinda atau sikat kawat sehingga bebas dari kotoran-
kotoran seperti minyak, oli dan sejenisnya atau bekas beton yang tidak sempurna
selebar sekitar 5 cm di sekitar permukaan yang akan dilakukan perbaikan retak,
pembersihan ini dilakukan pada sepanjang retakan.
Bor pada bagian atas pada lokasi retak untuk menempatkan nepel dengan
jarak antar alat penyuntik gravitasi tergantung lebar dan dalamnya
retakan,sehingga jumlah alat penyuntik dapat diefisien dan jumlah serta alat
penyuntik harus disetujui terlebih dahulu oleh direksi pekerjaan. Dasar alat
penyuntik dilekatkan tepat ditengah permukaan yang retak dengan menggunakan
bahan penutup (seal) sehingga cairan bahan perekat dapat masuk kedalam
retakan sesuai dengan yang disyaratkan.
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 121
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
3. Penutup retakan
Setelah dilakukan pembersihan, sepanjang jalur retakan yang ada ditutup
dengan menggunakan bahan penutup (sealant) selebar 5 cm dan tebal sekitar 3
mm. Setelah jalur retakan tertutup semua dengan bahan penutup, dan bahan
penutup mengeras, maka dapat dilaksanakan tahapberikut yaitu pemasangan alat
penyuntik dan dimulai dengan dasar alat penyuntiksampai melekat dengan baik
4. Perbaikan retakan.
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 122
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
2) Setelah alat penyuntik dan tabung penyuntik dilepas dari tempat
retakan, kemudian dilakukan perapihan atau perataan permukaan
bahan penutup retakan (sealant),sehingga permukaan struktur menjadi
rata dan rapih
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 123
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
3) Pada bagian bawah napple diberi perekat berbahan dasar epoxy
(epoxy adhesive)
4) Tempatkan napple pada jalur retakan dengan bantuan pointer agar
posisi lubang napple berada ditengah jalur retakan dan lubang
napple tersebut tidak tersumbat.
5) Pasang napple setiap jarak 20 cm antar napple memanjang pada
jalur retakan dan apabila terdapat retakan bercabang maka setiap
pertemuan jalur retakan harus tetap dipasang napple.
6) Aplikasikan sealer dengan menggunakan epoxy adhesive (putty)
pada jalur retakan antar napple agar pada saat proses injeksi tidak
ada material yang keluar dari celah retakan.
7) Pasang selang dan koneksi kan antar napple, pada kasus tertentu
tidak diperlukan pemasangan selang berantai antar napple (misal
posisi vertical) dan dapat menggunakan sistem injeksi dari naple ke
naple.
Proses Injeksi
Aduk 2 komponen matrial epoxy resin (Hardener & Base) dengan
komposisi yang benar (rata-rata 1 ; 3) untuk penggunaan alat
kerja 2 component applicator chaulking gun tidak diperlukan
mixing diluar tabung.
Masukan material kedalam tabung
Lakukan proses tekanan dengan perlahan dan dengan tekanan
rendah agar material epoxy resin dapat mengisi celah dengan
sempurna dan mendorong udara kosong yang terjebak didalam
celah retakan.
Proses injeksi dihentikan apabila seluruh jalur retakan telah terisi
penuh epoxy resin
Selang konektor dilepas dan napple ditutup agar material yang
telah mengisi celah tidak kembali keluar
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 124
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
3. TABUNG PENYUNTIK, PENYEDIAAN
a. Pembersihan
Permukaan retakan dibersihkan dengan sikat kawat, dilanjutkan dengan sikat
ijuk sampai bersih dari segala kotoran.
b. Pemasangan Napples
1) Kaki Napples diolesi dengan Sealent Agent (Nitbond EC) agar
Napples dapat melekat pada permukaan retakan beton.
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 125
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
5. PENAMBAHAN (PATCHING)
Penambalan (patching) dilakukan untuk memperbaiki kerusakan – kerusakan
pada permukaan jalan seperti :
1) Lubang
2) Bergelombang
3) Alur dengan kedalaman lebih dari 30 mm
4) Ambles dengan kedalaman lebih dari 50 mm
5) Retak buaya dalam jumlah besar
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 126
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
dengan spesifikasi teknis pekerjaan.
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 127
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
Lakukan curing selama 1 hari.
Lakukan suntikan dengan Sikagrout 215.
Berikan tekanan 1-3 bar dan tahan selama beberapa menit.
Selang grout dapat dipotong dan dilepaskan pada hari berikutnya.
Beton tidak rata atau gelembung/bunting pada permukaan beton ( Kolom, Slab,
Beam, Shearwall dan Corewall )
Untuk cacat ini, dilakukan metode Trimming and Patching sebagai berikut :
Area yang cacat ditandai.
Lakukakan hacking pada permukaan beton yang tidak rata.
Ratakan dengan melakukan penambalan menggunakan Sioka Monotop
613.
Lakukan curing pada permukaan yang diperbaiki.
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 128
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
7. PENGECATAN DEKORATIF PADA ELEMEN STRUKTUR BETON,
TEBAL : 100 M
a) Pembersihan
Pembersihan permukaan dari pekerjaan besi bangunan harus
bersih dan dikupas dengan sand blasting atau cara lain yang
disetujui, agar menjadi logam yang bersih, dengan menyingkirkan
seluruh gemuk, olie, karatan, lumpur, atau lain-lain yang melekat
padanya.
Luas bidang permukaan yang dibersihkan haruslah dapat
sekaligus ditutup dengan cat dasar dan dicat dengan segera setelah
pembersihan, sebelum terjadi oksidasi.
b) Pengecatan
Pengecatan tidak dapat dilakukan pada cuaca berkabut, lembar
atau berdebu atau pada cuaca lain yang jelek.
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 129
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
Permukaan yang akan dicat harus kering dan tak berdebu. Lapisan
berikutnya tidak diberikan sebelum lapisan cat terdahulu telah
mengering.
Lapisan penutup diberikan diatas cat dasar Dalam tempo kurang
lebih enam bulan tetapi tidak boleh lebih cepat dari 48 jam setelah
pengecatan dasar
Bila terjadi demikian maka permukaan baja perlu dibersihkan
kembali atau dicat dasar lagi seperti diuraikan diatas.
Cat disapu dengan kuat pada permukaan baja, baut-baut pada
setiap sudut- sudut, sambungan pelat, lekuk-Iekuk dan
sebagainya, kemudian diratakan dengan baik.
Setiap bagian yang dapat menampung air, atau dapat dirembesi
air, diisi dengan cat yang tebal dengan menggunakan semen
kedap air atau bahan lain yang disetujui sebelum penyelesaian cat
dasar.
Setiap Lapisan yang telah selesai harus tampak sarna dan rata,
pemakaian cat yang rata ialah 12.5 mm2 per – liter untuk lapisan
berikutnya.
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 130
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
perlu dapat menggunakan cincin baut yang miring(taperd).
e. Baut menonjol melalui mur tidak kurang dari 1.5 mm tidak lebih dari 4.5
mm.
f. Baut stel yang digunakan untuk membut permukaan dapat
seterusnya digunakan pada sambungan
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 131
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
10. PENGELASAN SMAW PADA BAJA GRADE 30
Diantara macam-macam pengelasan yang ada, SMAW merupakan yang
paling populer dan banyak digunakan. SMAW sering digunakan baik untuk
memenuhi kebutuhan skala rumahan maupun proyek yang besar. Pengelasan
SMAW menggunakan elektroda terbungkus yang ikut mencair dan sekaligus
sebagai bahan pengisi. Elektroda sekaligus berfungsi sebagai kutu negatif dan
benda kerja sebagai kutub positif. Panas berasal dari adanya busur listrik yang
menyebabkan elektroda dan logam dasar melebur secara bersamaan.
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 132
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
11. PENGECATAN STRUKTUR BAJA PADA DAERAH KERING TEBAL
240 MIKRON
a) Pembersihan
Pembersihan permukaan dari pekerjaan besi bangunan harus
bersih dan dikupas dengan sand blasting atau cara lain yang
disetujui, agar menjadi logam yang bersih, dengan menyingkirkan
seluruh gemuk, olie, karatan, lumpur, atau lain-lain yang melekat
padanya.
Luas bidang permukaan yang dibersihkan haruslah dapat
sekaligus ditutup dengan cat dasar dan dicat dengan segera setelah
pembersihan, sebelum terjadi oksidasi.
b) Pengecatan
Pengecatan tidak dapat dilakukan pada cuaca berkabut, lembar
atau berdebu atau pada cuaca lain yang jelek.
Permukaan yang akan dicat harus kering dan tak berdebu. Lapisan
berikutnya tidak diberikan sebelum lapisan cat terdahulu telah
mengering.
Lapisan penutup diberikan diatas cat dasar Dalam tempo kurang
lebih enam bulan tetapi tidak boleh lebih cepat dari 48 jam setelah
pengecatan dasar
Bila terjadi demikian maka permukaan baja perlu dibersihkan
kembali atau dicat dasar lagi seperti diuraikan diatas.
Cat disapu dengan kuat pada permukaan baja, baut-baut pada
setiap sudut- sudut, sambungan pelat, lekuk-Iekuk dan
sebagainya, kemudian diratakan dengan baik.
Setiap bagian yang dapat menampung air, atau dapat dirembesi
air, diisi dengan cat yang tebal dengan menggunakan semen
kedap air atau bahan lain yang disetujui sebelum penyelesaian cat
dasar.
Setiap Lapisan yang telah selesai harus tampak sarna dan rata,
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 133
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
pemakaian cat yang rata ialah 12.5 mm2 per – liter untuk lapisan
berikutnya.
b) Pengecatan
Pengecatan tidak dapat dilakukan pada cuaca berkabut, lembar
atau berdebu atau pada cuaca lain yang jelek.
Permukaan yang akan dicat harus kering dan tak berdebu. Lapisan
berikutnya tidak diberikan sebelum lapisan cat terdahulu telah
mengering.
Lapisan penutup diberikan diatas cat dasar Dalam tempo kurang
lebih enam bulan tetapi tidak boleh lebih cepat dari 48 jam setelah
pengecatan dasar
Bila terjadi demikian maka permukaan baja perlu dibersihkan
kembali atau dicat dasar lagi seperti diuraikan diatas.
Cat disapu dengan kuat pada permukaan baja, baut-baut pada
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 134
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
setiap sudut- sudut, sambungan pelat, lekuk-Iekuk dan
sebagainya, kemudian diratakan dengan baik.
Setiap bagian yang dapat menampung air, atau dapat dirembesi
air, diisi dengan cat yang tebal dengan menggunakan semen
kedap air atau bahan lain yang disetujui sebelum penyelesaian cat
dasar.
Setiap Lapisan yang telah selesai harus tampak sarna dan rata,
pemakaian cat yang rata ialah 12.5 mm2 per – liter untuk lapisan
berikutnya.
Aspal yang akan dipotong diberi garis dengan menggunakan kapur. Pemotongan
dilakukan dengan alat cutter concrete yang memiliki mata pisau yang sangat
tajam. Pelaksanaan pemotongan dan pembongkaran lapisan aspal harus dilakukan
minimal selebar desain rencana. Untuk proses pembongkaran dilakukan dengan
menggunakan alat jack hammer.
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 135
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
b. Pemasangan Tali dan Plat Baja
Setelah sambungan yang dibongkar dalam kondisi siap, maka pada bagian celah
dalam 30 mm dari bagian dasar dimasukkan tali tambang. Lapisi seluruh sisi yang
dibongkar dengan menggunakan aspal bitumen yang berfungsi sebagai pengikat
antara bagian aspal lama dengan aspal baru. Pasangkan baja dalam kondisi datar
tidak ada beda tinggi antara sisi-sisinya ini dimaksudkan agar pada saat menerima
beban dari atas plat baja tidak bergerak yang menyebabkan siar muai retak.
c. Pemasangan Agregat
Agregat sebelum digelar harus dipanaskan terlebih dahulu sampai suhu 200
derajat dengan alat pemanas tertentu (indirect heating) dimana suhu dapat
terkendali dengan baik dan dapat menghasilkan panas yang merata pada seluruh
agregat. Penghamparan lapis pertama setebal 40 mm yang kemudian dicor dengan
aspal karet yang sudah dipanaskan dengan cara indirect heating sampai suhu 200
derajat agar aspal karet tersebut dapat berpenetrasi kedalam semua rongga antar
agregat.
Proses ini diulangi untuk ketebalan selanjutnya, sampai elevasi yang ditentukan.
Setelah penghamparan agregat selesai selanjutnya dipadatkan dengan
menggunakan alat compector sampai agregat saling mengunci dan padat.
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 136
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
d. Penghamparan Aspal Bitumen
Setelah semua agregat padan selanjutnya cor kembali dengan aspal bitumen yang
berfungsi sebagai waterproofing agar air tidak masuk kedalam bagian agregat.
Fabrikasi umumnya harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dari Seksi 7.4
Baja Struktur. Sandaran harus difabrikasi di bengkel yang disetujui. Sambungan
pada panel yang berbatasan harus sangat tepat (match-marked) untuk maksud
pemasangan.
B. Pengelasan
Pengelasan harus dilaksanakan oleh tenaga yang trampil, dengan cara yang
ahli, mengetahui detil semua sifat-sifat bahan. Lapisan yang terekspos harus
dikupas, digosok, dikikir dan dibersihkan untuk mendapatkan penampilan yang
bersih sebelum digalvanisasi. Pelat dasar harus dilas ke tiang-tiang untuk
menghitung setiap ketinggian yang diberi-kan dalam Gambar dan dengan cara
yang sedemikian hingga tiang-tiang ini akan tegak jika dalam posisi akhir.
C. Galvanisasi
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 137
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
elemen sandaran selesai, pengelasan atau pengeboran tidak boleh dilakukan tanpa
persetujuan Direksi Pekerjaan. Perbaikan galvanisasi, selanjutnya akan
dilaksanakan (setelah semua karat, uap air, galvanisasi yang mengelupas, minyak
dan benda-benda asing lainnya telah dibersihkan) dengan 3 lapis cat dasar serbuk
seng (zinc dust) yang bermutu tinggi dan awet seperti yang disetujui oleh Direksi
Pekerjaan.
D. Pelaksanaan
Pemasangan harus sesuai dengan Seksi 7.4 Baja Struktur. Sandaran harus
dipasang dengan hati-hati sesuai dengan garis dan ketinggian yang ditunjukkan
dalam Gambar. Sandaran harus disetel dengan hati-hati sebelum dimatikan agar
dapat memperoleh sambungan yang tepat, alinyemen yang benar dan lendutan
balik (camber) pada seluruh panjang. Persetujuan dari Direksi Pekerjaan harus
diperoleh sebelum sandaran dimatikan. Kontraktor akan memberitahukan Direksi
Pekerjaan bilamana pemeriksaan dan persetujuannya diperlukan.
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 138
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
15. PENGGANTIAN DAN PERBAIKAN SAMBUNGAN SIAR MUAI TIPE
ASPHALTIC PLUG
a. Pemotongan Lapisan Aspal dan Pembongkaran
Aspal yang akan dipotong diberi garis dengan menggunakan kapur. Pemotongan
dilakukan dengan alat cutter concrete yang memiliki mata pisau yang sangat
tajam. Pelaksanaan pemotongan dan pembongkaran lapisan aspal harus dilakukan
minimal selebar desain rencana. Untuk proses pembongkaran dilakukan dengan
menggunakan alat jack hammer.
Setelah sambungan yang dibongkar dalam kondisi siap, maka pada bagian celah
dalam 30 mm dari bagian dasar dimasukkan tali tambang. Lapisi seluruh sisi yang
dibongkar dengan menggunakan aspal bitumen yang berfungsi sebagai pengikat
antara bagian aspal lama dengan aspal baru. Pasangkan baja dalam kondisi datar
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 139
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
tidak ada beda tinggi antara sisi-sisinya ini dimaksudkan agar pada saat menerima
beban dari atas plat baja tidak bergerak yang menyebabkan siar muai retak.
c. Pemasangan Agregat
Agregat sebelum digelar harus dipanaskan terlebih dahulu sampai suhu 200
derajat dengan alat pemanas tertentu (indirect heating) dimana suhu dapat
terkendali dengan baik dan dapat menghasilkan panas yang merata pada seluruh
agregat. Penghamparan lapis pertama setebal 40 mm yang kemudian dicor dengan
aspal karet yang sudah dipanaskan dengan cara indirect heating sampai suhu 200
derajat agar aspal karet tersebut dapat berpenetrasi kedalam semua rongga antar
agregat.
Proses ini diulangi untuk ketebalan selanjutnya, sampai elevasi yang ditentukan.
Setelah penghamparan agregat selesai selanjutnya dipadatkan dengan
menggunakan alat compector sampai agregat saling mengunci dan padat.
Setelah semua agregat padan selanjutnya cor kembali dengan aspal bitumen yang
berfungsi sebagai waterproofing agar air tidak masuk kedalam bagian agregat.
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 140
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
I. DIVISI 9. PEKERJAAN HARIAN & PEKERJAAN LAIN-LAIN
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 141
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
Berikut tahapan-tahapan pelaksanaan pekerjaan tersebut :
Tahapan Pelaksanaan
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 142
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
tersebut harus bebas dari gemuk, dikasarkan permukaannya (dietsa),
dinetralisir dan diproses sebelum digunakan sebagai Pelat Rambu Jalan.
d. Kerangka dan pengaku harus merupakan bagian-bagian campuran alumunium
alloy yang diekstrusi dari campuran logam. Pelat Rambu Jalan harus diberi
tambahan rangka pengaku bila ukuran melebihi 1 meter.
e. Tiang Rambu harus merupakan pipa baja berdiameter dalam minimum 40 mm,
digalvanisir dengan proses celupan panas, semua ujung yang terbuka harus
diberi tutup untuk mencegah masuknya air.
f. Siapkan bekisting dan galian tanah pondasi untuk tiang rambu jalan tunggal
g. Pemasangan Rambu Jalan Tunggal pada lokasi dan jumlah sesuai dengan shop
drawing yang disetujui.
h. Apabila Pelat/Tiang Rambu Jalan Tunggal ada yang cacat pengecatannya
akibat pemasangan ataupun handling, maka perlu dicat/difinish kembali
dengan material cat yang sama seperti semula.
3. PATOK PENGARAH
Pekerjaan patok pengarah patok yang terbuat dari beton bertulang pracetak
dengan mutu K175 (15 MPa) yang diberi cat sedemikian rupa mengikuti
Spesifikasi dan sesuai gambar dengan tinggi total sesuai ditunjukkan dalam
gambar.
Pekerjaan ini dilakukan secara manual dengan urutan pekerjaan sebagai
berikut :
a. Patok beton dicetak dilokasi pembuatan, kemudian patok-patok beton dimuat
dari lokasi pembuatan dengan Dump Truck menuju lokasi pemasangan. Patok
dipasang dilokasi yang telah digali yang ditentukan dengan jarak-jarak antara
patok mengacu pada gambar rencana.
b. Peralatan yang digunakan adalah : Dump Truck dan alat bantu.
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 143
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
4. PATOK KILOMETER
Patok Kilometer dipasang pada titik yang sudah ditentukan dan harus terlihat
jelas oleh pengguna jalan.
Dump Truck
Alat bantu
Material:
Beton K-125
Baja Tulangan
Pekerjaan ini dilakukan secara manual dengan urutan pekerjaan sebagai berikut :
Patok beton dicetak dilokasi pembuatan, kemudian patok-patok beton
dimuat dari lokasi pembuatan dengan Dump Truck menuju lokasi
pemasangan. Patok dipasang dilokasi yang telah digali yang ditentukan
dengan jarak-jarak antara patok mengacu pada gambar rencana.
Peralatan yang digunakan adalah : Dump Truck dan alat bantu.
5. PATOK HEKTOMETER
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 144
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
Patok Kilometer dipasang pada titik yang sudah ditentukan dan harus terlihat
jelas oleh pengguna jalan.
Dump Truck
Alat bantu
Material:
Beton K-125
Baja Tulangan
Pekerjaan ini dilakukan secara manual dengan urutan pekerjaan sebagai berikut :
Patok beton dicetak dilokasi pembuatan, kemudian patok-patok beton
dimuat dari lokasi pembuatan dengan Dump Truck menuju lokasi
pemasangan. Patok dipasang dilokasi yang telah digali yang ditentukan
dengan jarak-jarak antara patok mengacu pada gambar rencana.
Peralatan yang digunakan adalah : Dump Truck dan alat bantu.
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 145
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
2. PEBAIKAN PASANGAN BATU DENGAN MORTAR
Pekerjaan ini adalah pemasangan pasangan batu dengan adukan mortar pada
daerah yang sebelumnya telah digali dengan typical dan dimensi yang ditentukan
Direksi. Pekerjaan sesuai spesifikasi dan gambar rencana.
a. Pelaksanaan pekerjaan dilakukan dengan cara manual.
b. Pekerja merapihkan tepi saluran, lalu memasang mal dari papan, yang
selanjutnya.
c. Semen, pasir dan air dicampurkan menjadi mortar dan dituang ke dalam mal,
lalu dilanjutkan dengan pemasangan batu.
d. Setelah selesai pemasangan dilakukan penyelesaian dan perapihan dengan
plasteran.
e. Pelaksanaan Pemasangan harus sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan dan
spesifikasi teknik.
f. Pelaksanaan Pemasangan harus sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan dan
spesifikasi teknik.
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 146
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
c. Drainase porous : bahan yang digunakan untuk membetuk landasan, lubang
sulingan atau kantung saringan untuk pekerjaan pasangan batu dengan mortar
harus memenuhi ketentuan Drainase Porous.
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 147
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
4. PERBAIKAN DAN PERATAAN PERMUKAAN JALAN TANAH
Pekerjaan dilakukan secara mekanik memakai alat bantu dengan urutan
pekerjaan sebegai berikut :
a. Wheel Loader memuat material agregat yang telah dicampur dari base
camp/stock file kedalam Dump Truck untuk selanjutnya dibawa ke lokasi
pekerjaan. Material dihampar dilokasi kerja dengan menggunakan Motor
Grader, yang selanjutnya setelah mencapai tebal hamparan gembur yang
cukup kemudian dipadatkan dengan menggunakan Vibrator Roller, dengan
tetap menjaga tebal hamparan padat yang disyaratkan dalam gambar.
Untuk menjaga kadar air bahan yang disyratkan dalam rentang Spesifikasi,
maka sebelum pemadatan dapat melakukan penyiraman material hamparan
dengan menggunakan Water Tank. Sekelompok pekerja akan merapihkan
hamparan dari agregasi sebelum pemadatan dengan menggunakan alat
bantu.
b. Peralatan yang digunakan adalah : Wheel Loader, Dump Truck, Vibrator
Roller, Water Tank dan Alat Bantu.
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 148
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
5. PERBAIKAN DAN PERATAAN PERMUKAN PERKERASAN
BERBUTIR TANPA PENUTUP ASPAL
a) Kedalaman Lapisan
Lapis Pondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal jenis Waterbound Macadam harus
dilaksanakan lapis demi lapis dan memenuhi ketentuan, kedalaman lapisan seperti
yang tercantum dalam disain. Total kedalaman Lapis Pondasi yang telah selesai
harus sesuai dengan Gambar Pelaksanaan.
Penebaran dapat dilaksanakan dengan peralatan mekanis atau cara manual dengan
menggunakan keranjang untuk menebar agregat. Penebaran harus dilakukan
dengan ketebalan merata.
Pemadatan awal harus dilakukan dengan mesin gilas roda besi berat 6 - 8 ton.
Pemadatan harus dilanjutkan sampai diperoleh suatu lapis agregat yang stabil dan
rata. Penggilasan harus dilaksanakan minimum 6 lintasan di seluruh lokasi jalan
tersebut.
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 149
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
Agregat halus harus ditebar sedemikian hingga seluruh rongga permukaan agregat
kasar terisi. Agregat halus harus dibasahi dan digilas agar dapat masuk ke dalam
rongga dalam lapis pondasi.
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 150
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
ditentukan oleh spesifikasi SNI. Alat untuk menghamparkan material agregat
lapis pondasi menggunakan Motor Grader. Setelah material sudah rata sesuai
elevasi dan ketebalan yang di tentukan proses selanjutnya yaitu di padatkan
menggunakan alat pemadat vibratory roller.
Pemadatan adalah suatu peristiwa bertambahnya berat volume kering oleh beban
dinamis, akibat beban dinamis butir-butir agregat seperti krikil dan pasir merapat
satu sama lain yang saling mengunci sebagai akibat berkurangnya rongga udara.
Tujuan pemadatan dapat tercapai dengan pemilihan bahan agregat, cara
pemadatan, pemilihan mesin pemadat, dan jumlah lintasan atau passing yang
sesuai. Pada pekerjaan pemadatan lapis pondasi agregat di pakai alat pemadat
vibratory roller merk Hamm dengan berat 20 ton. Yang perlu di perhatikan dalam
pekerjaan pemadatan yaitu penghamparan yang agak berlubang atau kurang rata
perlu di tambahkan agregat material secara manual agar mendapat hasil yang
padat dan merata.
c. Uji CBR
CBR adalah perbandingan antara beban penetrasi suatu bahan terhadap bahan
standard dengan kedalaman dan kecepatan penetrasi yang sama cara umum.
Perkerasan jalan harus memenuhi 2 syarat, yaitu :
permukaan jalan harus dapat menahan gaya gesekan dan keausan dari
roda-roda kendaraan, juga terhadap air dan hujan. Bila perkerasan jalan
tidak mempunyai kekuatan secukupnya secara keseluruhan, maka jalan
tersebut akan mengalami penurunan dan pergeseran, baik pada perkerasan
jalan maupun pada tanah dasar. Akibatnya jalan tersebut akan
bergelombang besar dan berlobang-lobang, sampai pada akhirnya rusak
sama sekali. Sedangkan kalau perkerasan jalan tidak mempunyai lapisan
yang kuat, maka permukaan jalan mengalami kerusakan yaitu berupa
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 151
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
lobang-lobang kecil dan pada akhirnya akan bertambah banyak dan
bertambah besar sampai perkerasan jalan menjadi rusak secara
keseluruhan. Jadi untuk menilai kekuatan dasar atau bahan lain yang
hendak dipakai untuk menentukan tebal lapisan perkerasan dipergunakan
percobaan CBR. Nilai CBR ini digunakan untuk menilai kekuatan yang
juga dipakai sebagai dasar untuk penentuan tebal lapisan dari suatu
perkerasan. Kekuatan tanah dasar tentu banyak tergantung pada kadar
airnya. Makin tinggi kadar airnya, makin kecil kekuatan CBR dari tanah
tersebut. Walaupun demikian, hal itu tidak berarti bahwa sebaiknya tanah
dasar di padatkan dengan kadar air rendah untuk mendapatkan nilai CBR
yang tinggi, karena kadar air tidak konstan pada nilai rendah itu. Setelah
pembuatan jalan, maka air akan dapat meresap kedalam tanah dasar
sehingga kekuatan CBR turun sampai kadar air mencapai nilai yang
constant. Kadar air yang constant inilah yang disebut kadar air
keseimbangan. Batas-batas kadar air dan berat isi kering dapat ditentukan
dari hasil percobaan laboratorium, yaitu percobaan pemadatan dan CBR.
Gambar 6.6 alat uji CBR menggunakan Field cbr test set (cbr lapangan)
Dibawah ini urutan gambar proses pekerjaan lapis pondasi agregat kelas A
sampai terakhir pengujian CBR dan sand cone.
Perkerasan jalan beton tanpa tulangan juga dikenal dengan nama jalan beton
semen biasa dengan sambungan namun tanpa tulangan yang berfungsi untuk
kendali retak. Dalam proses perkerasan jalan beton tanpa tulangan maka ada
bahan-bahan yang dibutuhkan yaitu:
Semen yang dibutuhkan haruslah berupa semen Portland jenis I, II atau III yang
sesuai dengan AASTHO M85. Kemudian juga sangat disarankan untuk hanya
menggunakan satu produk dari satu pabrik yang sama dalam satu proyek tersebut.
Tidak disarankan menggunakan produk campuran dari berbagai pabrik karena
dikhawatirkan akan menghasilkan campuran yang berbeda.
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 152
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
Bahan berikutnya adalah air yang benar-benar bersih dan tidak
mengandung berbagai bahan seperti garam, minyak, gula, asam, bahan organic
atau alkali. Nantinya air yang akan digunakan juga perlu diuji terlebih dahulu dan
harus sesuai dengan standard yang sudah ditetapkan oleh AASTHO T26. Atau
bisa juga menggunakan air yang layak minum jika tanpa melalui proses pengujian
terlebih dahulu.
Untuk bahan campuran lainnya baik komposisi atau pun proporsinya harus yang
sudah sesuai dengan yang ditetapkan pada BS CP 114. Sebelum dibuat dalam
kapasitas beton yang besar maka perusahaan pembuat atau kontraktor harus
melakukan uji coba terlebih dahulu. Tahapan uji coba harus dibuat dengan
menggunakan alat-alat yang juga akan digunakan saat proyek sudah berjalan.
Untuk menghasilkan beton yang kuat maka setiap campuran dan bahan harus
ditakar terlebih dahulu. Jangan menggunakan prinsip kira-kira karena sangat fatal.
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 153
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
d. Pelaksanaan Pemasangan harus sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan dan
spesifikasi teknik.
e. Pelaksanaan Pemasangan harus sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan dan
spesifikasi.
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 154
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
Tidak Ada
Analisa Pengerahan Personil dan K3.
Personil yang dikerahkan adalah :
Petugas K3L
Pelaksana
Tenaga Kerja
Aspek K3 :
Memasang rambu peringatan Rambu Peringatan
“GUNAKAN ALAT PERLINDUNGAN DIRI“
Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD).
Sarung tangan
Helm
Sepatu safety
Pada bagian tiang yang tertanam ditanah harus dipasang angkur paling
sedikit 3 (tiga) buah.
Lubang dicor dengan adukan perbandingan semen, pasir dan koral 1:2:3.
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 155
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
2. Pemasangan lempengan besi
Setiap 2 (dua) lempengan besi yang berdampingan diikat pada satu tiang
dengan menggunakan baut dan mur yang sesuai untuk pengamanan baut
dapat dibengkokkan atau dilas.
Semua baut yang terpasang harus dimatikan sehingga tidak bisa lepas.
3. Pada kedua ujung pagar pengaman jalan dapat dilekukkan sampai permukaan
tanah atau diberi pengaman untuk keselamatan pemakai jalan.
4. Pemeriksaan Akhir
2. Alat pengaman diri bagi pekerja, rambu lalu lintas, papan informasi dan
peralatan lain.
Bahan :
1. Kain lap;
2. Tiner;
3. Sabun; dan
4. Air
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 156
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
Pekerja yang dibutuhkan :
1. Mandor (1 orang),
2. Pekerja (2 Orang)
Langkah kerja
Langkah 1
b. Tempatkan rambu pengaman pada areal perbaikan dan alihkan lalu lintas; dan
c. Siapkan peralatan
Langkah 2
a. Bersihkan rambu dari debu atau kotoran dengan mengunakan kain lap dan tiner,
jangan gunakan bahan pelarut untuk membersihkan rambu tersebut;
Langkah 3
b. Periksa bahwa rambu tersebut dapat dilihat dari jalan (minimal 100 meter);
2. Alat pengaman diri bagi pekerja, rambu lalu lintas, papan informasi dan
peralatan lain.
Bahan :
1. Kain lap;
2. Tiner;
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 157
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
3. Sabun; dan
4. Air
1. Mandor (1 orang),
2. Pekerja (2 Orang)
Langkah kerja
Langkah 1
b. Tempatkan rambu pengaman pada areal perbaikan dan alihkan lalu lintas; dan
c. Siapkan peralatan
Langkah 2
a. Bersihkan rambu dari debu atau kotoran dengan mengunakan kain lap dan tiner,
jangan gunakan bahan pelarut untuk membersihkan rambu tersebut;
Langkah 3
b. Periksa bahwa rambu tersebut dapat dilihat dari jalan (minimal 100 meter);
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 158
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
regu pemeliharaan yang akan berpatroli dilapangan dan mencatat setiap system
drainase yang kurang berfungsi akibat penyumbatan atau hal lain. Setiap kelainan
pada frainase dicatat pada saat tersebut, seperti luapan air, kekurangan kapaisyas,
erosi, alinyemen struktur drainase yang kurang tepat, dll harus dilaporkan agar
langkah yang akan diambil sesuai dengan yang terjadi dilapangan.
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 159
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
bersangkutan stabilitas dengan tanaman harus dilaksanakan dan dibayar
menurut ketentuan
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 160
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com
BAB IV
PENUTUP
Demikian metode pelaksanaan ini kami buat untuk memenuhi persyaratan usulan
teknis. Untuk selanjutnya dalam Pelaksanaan nanti kami akan membuat metode
yang lebih detail untuk setiap pekerjaan. Mudah – mudahan uraian ini dapat
memberikan gambaran yang cukup jelas tentang langkah-langkah yang akan
dilakukan dalam pelaksanaan proyek ini.
Setelah pekerjaan selesai 100%, maka akan dilakukan Demobilisasi semua
peralatan dan personil.
DEWI KURNIATI
DIREKTUR
Jl. Soekarno Hatta No. 679 Lantai 1/A Bandung, Jawa Barat 40286 161
Tlp. 022 73512624 email :sarana.m.indonesia@gmail.com