MULAI
kegagalan struktur, atau struktur tidak kuat menahan beban PERMODELAN STRUKTUR
yang bekerja, maka kita lakukan perubahan pada material
RUN ANALYSIS
penampang (dengan meningkatkan mutu) dan dimensi
penampang. Jenis penampang dan kombinasi penampang ANALISIS GAYA- GAYA DALAM
SELESAI
PART 2
PEMBEBANAN
Berdasarkan SNI 1727:2020
BEBAN MATI
BEBAN MATI (DL & SIDL)
SNI 1727 : 2020 Pasal 3.1 menyatakan bahwa beban mati adalah berat
seluruh bahan konstruksi bangunan gedung yang terpasang, termasuk
dinding, lantai, atap, plafon, tangga, dinding partisi tetap, finishing,
klading gedung dan komponen arsitektural dan struktural lainnya serta
peralatan layan terpasang lain termasuk berat derek dan sistem
pengangkut material. Pada umumnya beban mati dipisahkan menjadi dua
bagian yaitu beban mati sendiri dan beban mati tambahan (Super Imposed
Dead Load).
BEBAN HIDUP
BEBAN HIDUP (LL)
SNI 1727 : 2020 Pasal 4.1 menyatakan bahwa beban hidup adalah beban yang diakibatkan oleh pengguna dan
penghuni bangunan gedung atau struktur lain yang tidak termasuk beban konstruksi dan beban lingkungan,
seperti beban angin, beban hujan, beban gempa, beban banjir, atau beban mati. SNI 1726 : 2019 Pasal 7.7.2
mengatur bahwa beban hidup harus dimasukkan dalam perhitungan berat seismik efektif sebesar 25%.
BEBAN HUJAN
Setiap bagian dari atap harus dirancang untuk mampu menahan beban dari air hujan yang terakumulasi apabila
sistem drainase primer pada bagian tersebut terhambat ditambah beban merata akibat kenaikan air di atas lubang
masuk sistem drainase sekunder pada aliran desainnya.
dh = tambahan kedalaman air pada atap yang tidak melendut di atas lubang masuk sistem drainase sekunder
pada aliran desainnya (yakni, kepala hidraulik), dalam in. (mm)
ds = kedalaman air pada atap yang tidak melendut meningkat ke lubang masuk sistem drainase sekunder
apabila sistem drainase primer tertutup (yakni, tinggi statis), dalam in. (mm)
R = beban air hujan pada atap yang tidak melendut, dalam lb/ft2 (kN/m2 ). Apabila istilah "atap yang tidak
melendut" digunakan, lendutan dari beban (termasuk beban mati) tidak perlu diperhitungkan ketika menentukan
jumlah air hujan pada atap.
PEMBEBANAN
• PENAMPANG RETAK
TULANGAN BAJA
Tulangan baja biasanya berupa batang baja bulat yang
diletakkan di dalam beton, khususnya di daerah tarik, untuk
memikul gaya tarik yang timbul dari beban eksternal yang
bekerja pada struktur beton.
Tulangan memanjang yang diletakkan dalam beton, dan
berfungsi memikul gaya tarik ataupun tekan yang terjadi,
dinamakan sebagai tulangan utama.
Pada elemen pelat, terkadang diberikan tulangan dalam arah
tegak lurus tulangan utama yang disebut sebagai tulangan
sekunder, atau tulangan pembagi.
Pada elemen balok, terdapat tulangan dalam arah melintang
dari tulangan utama, yang berfungsi untuk memikul gaya
geser, tulangan ini disebut dengan tulangan geser atau
tulangan sengkang.
SIFAT MATERIAL BAJA TULANGAN
▪ Analisis Gempa Statik Ekivalen adalah analisis dimana pengaruh gempa pada struktur di anggap
sebagai beban statik horizontal yang diperoleh dengan hanya memperhitungkan respon ragam getar yang
pertama.
▪ Analisis Gempa Dinamik adalah analisis struktur dimana pembagian gaya geser gempa diseluruh
tingkat diperoleh dengan memperhitungkan pengaruh dinamis gerakan tanah terhadap struktur.
▪ Pada analisis SAP2000 yang akan kita lakukan, gempa statik disimbolkan dengan Sx dan Sy sedangkan
gempa dinamik dengan Ex dan Ey hasil dari respon spektrum.
KATEGORI RESIKO
Sesuai SNI 1726:2019 Pasal 4.1.2 Kategori Resiko
Bangunan adalah sebagai berikut:
7. 0,9 D – Ev + Eh
ISTILAH DALAM RESPONSE SPECTRUM
Kategori risiko
Struktur
I atau II III IV
Struktur, selain dari struktur dinding geser batu
bata, 4 tingkat atau kurang dengan dinding
interior, partisi, langit-langit dan sistem dinding 0,025hsx 0,020hsx 0,015hsx
eksterior yang telah didesain untuk
mengakomodasi simpangan antar tingkat.
Struktur dinding geser kantilever batu bata 0,010hsx 0,010hsx 0,010hsx
Struktur dinding geser batu bata lainnya 0,007hsx 0,007hsx 0,007hsx
Semua struktur lainnya 0,020hsx 0,015hsx 0,010hsx
STUDI KASUS GEDUNG 4 LANTAI
TAMPAK ATAS
DATA STRUKTUR
• Fungsi Bangunan = Apartement
• Kategori Resiko = II
• Lokasi = Jakarta
• Jenis Tanah = Tanah Lunak (SE)
• Jumlah Lantai = 4 Lantai
• Tinggi antar lantai =3m
• Panjang bangunan (L) = 30 m
• Lebar bangunan (B) = 14 m
• Sistem Struktur = Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK)
PRELIMINERY DESIGN STRUKTUR
View X- View X-
Y Z
PERMODELAN STRUKTUR
View X- View X-
Y Z
RESPON SPEKTRA
Lantai Atap
Beban hidup yang bekerja untuk
lantai atap sesuai SNI 1727 : 2020
pasal 4.3.1 yaitu 0,92 Kn/m2
SEKIAN DAN TERIMA KASIH