Anda di halaman 1dari 67

PELATIHAN SAP2000

STUDI KASUS BANGUNAN GEDUNG 4 LANTAI


MATERIAL BETON BERTULANG
PART 1
SEJARAH & OVERVIEW SAP2000
APA ITU SAP 2000?
 SAP2000 merupakan program untuk perhitungan kekuatan struktur khususnya
bangunan-bangunan bertingkat tinggi dan jembatan. SAP2000 dikembangkan
berdasarkan program SAP1 pada sekitar tahun 1975 yang diciptakan oleh Prof. Edward
L. Wilson, guru besar University of California, Berkeley, California, USA. Pada tahun
1975, versi komersial dari program tersebut dilansir oleh perusahaan Computer and
Structure Inc. (CSI) pimpinan Ashraf Habibullah.
 Versi PC dari programSAP dikeluarkan pada tahun 1980 yaitu SAP80 dan tahun 1990
menjadi versi SAP90. Semuanya dalam sistem operasi DOS. Ciri-ciri dari sistem operasi
tersebut yaitu memakai file untuk memasukkan input data. Ketika PC beralih dari DOS
(teks) ke Windows (grafis), versi SAP2000 dikeluarkan
CONTOH-CONTOH DESIGN SAP2000

Plat & Shell SAP2000

Struktur Baja SAP2000 Struktur Beton Bertulang SAP2000


KOORDINAT AXIS PADA SAP2000

✓ Semua sistem koordinat ditunjukkan dengan sumbu tiga


dimensi, menggunakan aturan tangan kanan dan menggunakan
system cartesius (segi-empat)
✓ SAP2000 selalu mengasumsikan Z arah vertical, dengan Z
positif ke arah atas
✓ Dalam SAP2000 juga terdapat 3 jenis tumpuan yaitu :
a. Jepit = Mampu menahan gaya vertical, horizontal dan
momen
b. Sendi = Mampu menahan gaya vertical dan horizontal
c. Roll = Hanya mampu menahan gaya vertikal
DERAJAT KEBEBASAN PADA SAP200

Defleksi dari struktur ditentukan oleh displacement joint, setiap


joint pada model struktur mempunyai enam komponen
displacement, yaitu:
 Joint mengalami translasi ke arah tiga sumbu lokal, yang diberi
notasi U1, U2 dan U3.
 Joint mengalami rotasi terhadap tiga sumbu lokal yang diberi
notasi R1, R2 dan R3
 Ke-enam komponen displacement tersebut diketahui sebagai
derajat kebebasan
GAYA DALAM PADA SAP2000
Gaya- Gaya dalam pada SAP2000 disimbolkan dengan notasi
huruf kapital diikuti dengan angka 1, 2, dan 3 dimana biasanya
arah – arah tersebut menunjukan koordinat sumbu global:
• Sumbu lokal 1 = X
• Sumbu lokal 2 = Y
• Sumbu lokal 3 = Z
Untuk Gaya-gaya dalam pada SAP2000 memiliki pengertian:
M = Momen
V = Gaya Geser
T = Torsi
P = Gaya Aksial
TOOLS PADA SAP2000
TAHAP ANALISIS SAP2000

MULAI

INPUT PROPERTIES MATERIAL, SECTION PROPERTEIS,


Dalam perhitungan struktur, apabila dalam analisis terjadi JENIS PEMBEBANAN DAN KOMBINASI EMBEBANAN

kegagalan struktur, atau struktur tidak kuat menahan beban PERMODELAN STRUKTUR
yang bekerja, maka kita lakukan perubahan pada material
RUN ANALYSIS
penampang (dengan meningkatkan mutu) dan dimensi

penampang. Jenis penampang dan kombinasi penampang ANALISIS GAYA- GAYA DALAM

tidak dapat dirubah.


PENGOLAHAN DATA DENGAN EXCEL

SELESAI
PART 2
PEMBEBANAN
Berdasarkan SNI 1727:2020
BEBAN MATI
 BEBAN MATI (DL & SIDL)
SNI 1727 : 2020 Pasal 3.1 menyatakan bahwa beban mati adalah berat
seluruh bahan konstruksi bangunan gedung yang terpasang, termasuk
dinding, lantai, atap, plafon, tangga, dinding partisi tetap, finishing,
klading gedung dan komponen arsitektural dan struktural lainnya serta
peralatan layan terpasang lain termasuk berat derek dan sistem
pengangkut material. Pada umumnya beban mati dipisahkan menjadi dua
bagian yaitu beban mati sendiri dan beban mati tambahan (Super Imposed
Dead Load).
BEBAN HIDUP
 BEBAN HIDUP (LL)
SNI 1727 : 2020 Pasal 4.1 menyatakan bahwa beban hidup adalah beban yang diakibatkan oleh pengguna dan
penghuni bangunan gedung atau struktur lain yang tidak termasuk beban konstruksi dan beban lingkungan,
seperti beban angin, beban hujan, beban gempa, beban banjir, atau beban mati. SNI 1726 : 2019 Pasal 7.7.2
mengatur bahwa beban hidup harus dimasukkan dalam perhitungan berat seismik efektif sebesar 25%.
BEBAN HUJAN
 Setiap bagian dari atap harus dirancang untuk mampu menahan beban dari air hujan yang terakumulasi apabila
sistem drainase primer pada bagian tersebut terhambat ditambah beban merata akibat kenaikan air di atas lubang
masuk sistem drainase sekunder pada aliran desainnya.

 dh = tambahan kedalaman air pada atap yang tidak melendut di atas lubang masuk sistem drainase sekunder
pada aliran desainnya (yakni, kepala hidraulik), dalam in. (mm)
 ds = kedalaman air pada atap yang tidak melendut meningkat ke lubang masuk sistem drainase sekunder
apabila sistem drainase primer tertutup (yakni, tinggi statis), dalam in. (mm)
 R = beban air hujan pada atap yang tidak melendut, dalam lb/ft2 (kN/m2 ). Apabila istilah "atap yang tidak
melendut" digunakan, lendutan dari beban (termasuk beban mati) tidak perlu diperhitungkan ketika menentukan
jumlah air hujan pada atap.
PEMBEBANAN

 BEBAN ANGIN (W)


Beban Angin adalah yang bekerja pada struktur akibat tekanan-tekanan
dari gerakan angin. Beban angin sangat tergantung dari lokasi dan
ketinggian struktur. Kecepatan angin static bertambah dengan quadrat
ketinggian bangunan dan tekanan angin bertambah sebagai quadrat dari
kecepatan angin, dengan demikian efek angin pada bangunan tinggi
berlipat ganda dengan bertambahnya tinggi.

Vg = kecepatan rata-rata pada ketinggian Z diatas muka tanah



 Z  Vg = gradient kecepatan angin dianggap konstan diatas boundary layer

Vz = Vg   Z = ketinggian diatas muka tanah


Z  Zg = ketebalan boundary layer
 g  α = power law coefficient, 0.14 (open country)-0.50(built-up urban area)
BEBAN GEMPA

▪ BEBAN GEMPA (E)

Beban gempa merupakan semua beban static ekivalen


yang bekerja pada struktur akibat adanya pergerakan
tanah oleh gempa bumi, baik pergerakan arah vertical
maupun horizontal. Namun pada umumnya
percepatan tanah arah horizontal lebih besar daripada
arah vertikalnya, sehingga pengaruh gempa horizontal
jauh lebih menentukan daripada gempa vertical.
PART 3
STRUKTUR BETON BERTULANG
STRUKTUR BETON BERTULANG

• Beton bertulang adalah kombinasi dari beton serta tulangan


baja, yang bekerja secara bersama – sama untuk memikul
beban yang ada.
• Struktur Beton kuat menahan gaya tekan, tetapi lemah
menahan gaya tarik. Tulangan baja akan memberikan kuat
tarik yang tidak dimiliki oleh beton.
• Selain itu tulangan baja juga mampu memikul beban tekan,
seperti digunakan pada elemen kolom beton.
SIFAT MATERIAL BETON BERTULANG

❖ Potion Ratio beton Normal 0,15-0,2


❖ Modulus Elastisitas Beton
❖ Regangan maksimum beton 0,003
DIAGRAM BETON BERTULANG

Gaya pada Balok Diagram tegangan regangan balok bertulangan rangkap


PRELIMINARY DESIGN BETON BERTULANG
 PELAT LANTAI  BALOK

Perhitungan Preliminary design balok


induk mengacu pada rule of thumb
sebagai berikut:
PRELIMINARY DESIGN BETON BERTULANG
• KOLOM • TEBAL SELIMUT BETON

• PENAMPANG RETAK
TULANGAN BAJA
 Tulangan baja biasanya berupa batang baja bulat yang
diletakkan di dalam beton, khususnya di daerah tarik, untuk
memikul gaya tarik yang timbul dari beban eksternal yang
bekerja pada struktur beton.
 Tulangan memanjang yang diletakkan dalam beton, dan
berfungsi memikul gaya tarik ataupun tekan yang terjadi,
dinamakan sebagai tulangan utama.
 Pada elemen pelat, terkadang diberikan tulangan dalam arah
tegak lurus tulangan utama yang disebut sebagai tulangan
sekunder, atau tulangan pembagi.
 Pada elemen balok, terdapat tulangan dalam arah melintang
dari tulangan utama, yang berfungsi untuk memikul gaya
geser, tulangan ini disebut dengan tulangan geser atau
tulangan sengkang.
SIFAT MATERIAL BAJA TULANGAN

• Modulus Elastis Baja 200.000 Mpa


Modulus Geser Baja 80.000 Mpa
Possion Ratio Baja 0,3
TULANGAN BAJA
Tulangan baja polos, di lapangan dinotasikan sebagai Bj.TP, sedangkan tulangan baja sirip/deform biasa
dinotasikan sebagai Bj.TD. Ukuran diameter tulangan baja tersedia di lapangan mulai dari diameter 6 mm, 8,
10, 13, 16, 19, 22, 25, 29, 32 hingga 50 mm.
PART 4
BANGUNAN TAHAN GEMPA
ANALISIS GEMPA
▪ Terdapat dua prosedur yang umum digunakan dalam menentukan gaya seismic rencana yaitu Prosedur
Gaya Statik Ekivalen dan Analisa Dinamik.

▪ Analisis Gempa Statik Ekivalen adalah analisis dimana pengaruh gempa pada struktur di anggap
sebagai beban statik horizontal yang diperoleh dengan hanya memperhitungkan respon ragam getar yang
pertama.

▪ Analisis Gempa Dinamik adalah analisis struktur dimana pembagian gaya geser gempa diseluruh
tingkat diperoleh dengan memperhitungkan pengaruh dinamis gerakan tanah terhadap struktur.

▪ Pada analisis SAP2000 yang akan kita lakukan, gempa statik disimbolkan dengan Sx dan Sy sedangkan
gempa dinamik dengan Ex dan Ey hasil dari respon spektrum.
KATEGORI RESIKO
 Sesuai SNI 1726:2019 Pasal 4.1.2 Kategori Resiko
Bangunan adalah sebagai berikut:

I. Gedung dengan resiko rendah terhadap jiwa manusia:


II. Gedung yang memiliki resiko kecuali resiko I, III, IV:
III. Gedung yang memiliki resiko tinggi:
meyebabkan dampak ekonomi substansial dan/atau
gangguan massa
IV. Gedung untuk fasilitas penting (essensial):
menyebabkan bahaya besar bagi masyarakat
KATEGORI RESIKO

SKALA RESPON SPEKTRUM = g x I / R


SISTEM STRUKTUR BANGUNAN
 Sistem rangka pemikul momen adalah sistem struktur yang pada
dasarnya memiliki ruang pemikul beban gravitasi secara lengkap,
sedangkan beban lateral yang diakibatkan oleh gempa dipikul oleh
rangka pemikul momen melalui mekanisme lentur. sistem ini
terbagi menjadi 3, yaitu SRPMB (Sistem Rangka Pemikul Momen
Biasa), SRPMM (Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah), dan
SRPMK (Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus).

 SIstem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK), sistem ini


memiliki tingkat daktilitas penuh, sistem ini harus digunakan pada
daerah dengan tingkat resiko gempa tinggi, prinsip dari sistem ini
yaitu strong kolom weak beam.
FAKTOR R, CD DAN OMEGA
 Sesuai dengan SNI 1726-2019 pasal 7.2.2 R,Cd dan omega ditentukan sebagai berikut:
KOMBINASI BEBAN TERFAKTOR
Kombinasi pembebanan yang dipakai berdasarkan Berdasarkan SNI 1726 : 2019 Pasal 7.4.2.1 dan 7.4.2.2 maka
SNI 1726 : 2019 Pasal 4.2.2.1 dan Pasal 4.2.2.3 yaitu kombinasi pembebanan gempa (nomor 6 dan nomor 7) di atas
antara lain: dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. 1,4 D 1) 1,4 D
2. 1,2 D + 1,6 L +0,5 (Lr atau S atau R) 2) 1,2D + 1,6LL + 0,5 (Lr atau R)
3) 1,2 D + 1,6 (Lr atau R) + (LL atau 0,5 W)
3. 1,2 D + 1,6 (Lr atau S atau R) + (L atau 4) 1,2 D + 1,0 W + LL + 0,5 (Lr atau R)
0,5W) 5) 1,2 D + 1,0 W
4. 1,2 D + W + L + 0,5 (Lr atau S atau R) 6) 1,2D + 0,2SDS D + ρQE + LL
(1,2 + 0,2SDS)DL + ρQE + LL
5. 0,9 D + W 7) 0,9D – 0,2SDS D + ρQE
6. 1,2 D + Ev + Eh + L + 0,2 S (0,9 – 0,2SDS)DL + ρQE

7. 0,9 D – Ev + Eh
ISTILAH DALAM RESPONSE SPECTRUM

 PGA = Kecepatan Tanah Dasar Tertinggi


 SD1 = Koefisien Percepatan Periode 1 detik
 SDs = Koefisien Percepatan Periode Pendek
 Ss = parameter respons spektral percepatan gempa MCER terpetakan untuk periode pendek
 S1 = parameter respons spektral percepatan gempa MCER terpetakan untuk periode 1 detik.
 T (Periode) = Waktu yang dibutuhkan untuk mengalami 1 kali getaran
PERIODE ALAMI STRUKTUR
▪ Periode getar alami struktur (natural fundamental period) adalah
waktu yang diperlukan untuk menempuh satu putaran lengkap dari
suatu getaran ketika terganggu dari posisi keseimbangan statis dan
kembali ke posisi aslinya

 Sesuai SNI 1726:2019 Periode fundamental pendekatan (Ta), dalam


detik, harus ditentukan dari persamaan berikut:
GAYA GESER DASAR
 Gaya geser dasar merupakan pengganti atau penyederhanaan
dari getaran gempa bumi yang bekerja pada dasar bangunan dan
selanjutnya digunakan sebagai gaya gempa rencana yang harus
ditinjau dalam perencanaan dan evaluasi struktur bangunan
gedung

 Apabila kombinasi respons untuk gaya geser dasar hasil analisis


ragam (Vt) kurang dari 100 % dari gaya geser (V) yang dihitung
melalui metode statik ekivalen, maka gaya tersebut harus
dikalikan dengan V/Vt, dimana. V adalah gaya geser dasar
statik ekivalen yang dihitung sesuai pasal ini, dan Vt adalah
gaya geser dasar yang didapatkan dari hasil analisis kombinasi
ragam.
SIMPANGAN ANTAR LANTAI
 Simpangan antar lantai adalah perpindahan lateral relative
antara dua tingkat bangunan yang berdekatan atau dapat
dikatakan simpangan mendatar tiap tiap tingkat bangunan
(horizontal story to story deflection). Penentuan simpangan
antar tingkat desain (Δ) harus dihitung sebagai perbedaan
simpangan pada pusat massa di atas dan di bawah tingkat
yang ditinjau (lihat Gambar).

Cd = Faktor pembesaran simpangan lateral


dxe = Perpindahan elastic yang dihitung akibat gaya gempa desain tingkat
kekuatan
dx = Perpindahan yang diperbesar

Ie = Faktor keutamaan gempa i = lantai ke-i


SIMPANGAN ANTAR LANTAI
Simpangan antar tingkat izin (Δa) (BSN, 2019a)

Kategori risiko
Struktur
I atau II III IV
Struktur, selain dari struktur dinding geser batu
bata, 4 tingkat atau kurang dengan dinding
interior, partisi, langit-langit dan sistem dinding 0,025hsx 0,020hsx 0,015hsx
eksterior yang telah didesain untuk
mengakomodasi simpangan antar tingkat.
Struktur dinding geser kantilever batu bata 0,010hsx 0,010hsx 0,010hsx
Struktur dinding geser batu bata lainnya 0,007hsx 0,007hsx 0,007hsx
Semua struktur lainnya 0,020hsx 0,015hsx 0,010hsx
STUDI KASUS GEDUNG 4 LANTAI

SEKIAN & TERIMA KASIH


DENAH STRUKTUR
LAYOUT STRUKTUR 2D
DENAH STRUKTUR
 Layout Struktur 2D

TAMPAK ATAS
DATA STRUKTUR
• Fungsi Bangunan = Apartement
• Kategori Resiko = II
• Lokasi = Jakarta
• Jenis Tanah = Tanah Lunak (SE)
• Jumlah Lantai = 4 Lantai
• Tinggi antar lantai =3m
• Panjang bangunan (L) = 30 m
• Lebar bangunan (B) = 14 m
• Sistem Struktur = Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK)
PRELIMINERY DESIGN STRUKTUR

Kode Type Ukuran


B1 Balok Utama 400 mm x 700 mm
B1a Balok Anak 300 mm x 500 mm
S1 Pelat Lantai 130 mm
ST Pelat Tangga 130 mm
SB Pelat Bordes 130 mm
K1 Kolom 500 x 800 mm
GRID PERMODELAN
SPESIFIKASI MATERIAL
SECTION PROPERTIES BALOK
SECTION PROPERTIES BALOK
SECTION PROPERTIES BALOK
SECTION PROPERTIES KOLOM
SECTION PROPERTIES KOLOM
SECTION PROPERTIES PELAT
SECTION PROPERTIES PELAT
PERMODELAN STRUKTUR

View X- View X-
Y Z
PERMODELAN STRUKTUR

View X- View X-
Y Z
RESPON SPEKTRA

Respon Spektra dapat dilihat pada http://rsa.ciptakarya.pu.go.id/2021/


RESPON SPEKTRA
LOAD PATTERNS & LOAD CASE
SEISMIC SX & SY LOAD PATTERNS
LOAD CASE RESPON SPECTRUM
DIAFRAGMA STRUKTUR

Untuk membuat diafragma pada struktur


dengan select all structure lalu Assign ->
Joint -> Constraint
LOAD COMBINATION
 Sesuai SNI 1726 – 2019 Load Combination dapat diberikan sebagai berikut:
1) 1,4 DL + 1,4 SIDL

2) 1,2D + 1,2SIDL + 1,6LL + 0,5Lr


1) (0,9 – 0,2SDS)D + (0,9 – 0,2SDS)SIDL + ρQE
3) (1,2 + 0,2SDS)D + (1,2 + 0,2SDS)SIDL + ρQE + LL
a) (0,9 – 0,2SDS)D + (0,9 – 0,2SDS)SIDL + 1,0 ρQEX + 0,3 ρQEY
➢ (1,2 + 0,2SDS)D + (1,2 + 0,2SDS)SIDL + 1,0 ρQEX + 0,3 ρQEY + LL
b) (0,9 – 0,2SDS)D + (0,9 – 0,2SDS)SIDL + 1,0 ρQEX – 0,3 ρQEY
➢ (1,2 + 0,2SDS)D + (1,2 + 0,2SDS)SIDL + 1,0 ρQEX – 0,3 ρQEY + LL
c) (0,9 – 0,2SDS)D + (0,9 – 0,2SDS)SIDL – 1,0 ρQEX + 0,3 ρQEY
➢ (1,2 + 0,2SDS)D + (1,2 + 0,2SDS)SIDL – 1,0 ρQEX + 0,3 ρQEY + LL
d) (0,9 – 0,2SDS)D + (0,9 – 0,2SDS)SIDL – 1,0 ρQEX – 0,3 ρQEY
➢ (1,2 + 0,2SDS)D + (1,2 + 0,2SDS)SIDL – 1,0 ρQEX – 0,3 ρQEY + LL
e) (0,9 – 0,2SDS)D + (0,9 – 0,2SDS)SIDL + 0,3 ρQEX + 1,0 ρQEY
➢ (1,2 + 0,2SDS)D + (1,2 + 0,2SDS)SIDL + 0,3 ρQEX + 1,0 ρQEY + LL
f) (0,9 – 0,2SDS)D + (0,9 – 0,2SDS)SIDL + 0,3 ρQEX – 1,0 ρQEY
➢ (1,2 + 0,2SDS)D + (1,2 + 0,2SDS)SIDL + 0,3 ρQEX – 1,0 ρQEY + LL
g) (0,9 – 0,2SDS)D + (0,9 – 0,2SDS)SIDL – 0,3 ρQEX + 1,0 ρQEY
➢ (1,2 + 0,2SDS)D + (1,2 + 0,2SDS)SIDL – 0,3 ρQEX + 1,0 ρQEY + LL

➢ (1,2 + 0,2SDS)D + (1,2 + 0,2SDS)SIDL – 0,3 ρQEX – 1,0 ρQEY + LL


h) (0,9 – 0,2SDS)D + (0,9 – 0,2SDS)SIDL – 0,3 ρQEX – 1,0 ρQEY
LOAD COMBINATION & MASS SOURCE
Load Combination
1 1.4 DL + 1.4 SIDL
2 1.2 DL + 1.2 SIDL + 1.6 LL + 0.5 Lr
3 1.2 DL + 1.2 SIDL + 1.6 Lr + 1.0 LL
4 1.2 DL + 1.2 SIDL + 1.0 LL + 0.5 Lr
5 1.33 DL + 1.33 SIDL + 1.0 LL + 1.3 Ex + 0.39 Ey
6 1.33 DL + 1.33 SIDL + 1.0 LL + 1.3 Ex - 0.39 Ey
7 1.33 DL + 1.33 SIDL + 1.0 LL - 1.3 Ex + 0.39 Ey
8 1.33 DL + 1.33 SIDL + 1.0 LL - 1.3 Ex - 0.39 Ey
9 1.33 DL + 1.33 SIDL + 1.0 LL + 0.39 Ex + 1.3 Ey
10 1.33 DL + 1.33 SIDL + 1.0 LL + 0.39 Ex - 1.3 Ey
11 1.33 DL + 1.33 SIDL + 1.0 LL - 0.39 Ex + 1.3 Ey
12 1.33 DL + 1.33 SIDL + 1.0 LL - 0.39 Ex - 1.3 Ey
13 0.77 DL - 0.77 SIDL + 1.3 Ex + 0.39 Ey
14 0.77 DL - 0.77 SIDL + 1.3 Ex - 0.39 Ey
15 0.77 DL - 0.77 SIDL - 1.3 Ex + 0.39 Ey
16 0.77 DL - 0.77 SIDL - 1.3 Ex - 0.39 Ey
17 0.77 DL - 0.77 SIDL + 0.39 Ex + 1.3 Ey
18 0.77 DL - 0.77 SIDL + 0.39 Ex - 1.3 Ey
19 0.77 DL - 0.77 SIDL - 0.39 Ex + 1.3 Ey
20 0.77 DL - 0.77 SIDL - 0.39 Ex - 1.3 Ey
LOAD COMBINATION
PEMBEBANAN
• Beban Mati Tambahan (SIDL) pada Balok
Tembok bata (3m) = 6,9 kN/m
Tembok bata (1m) = 2,3 kN/m
• Beban Mati Tambahan (SIDL) pada pelat Lantai
PEMBEBANAN

 Pembebanan lantai Dasar


tidak diinput karena
Lantai Dasar tidak
dimodelkan pada
SAP2000
PEMBEBANAN
PEMBEBANAN

Lantai Atap
 Beban hidup yang bekerja untuk
lantai atap sesuai SNI 1727 : 2020
pasal 4.3.1 yaitu 0,92 Kn/m2


SEKIAN DAN TERIMA KASIH

SEKIAN & TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai