TINJAUAN PUSTAKA
Ada 3 jenis fire sistem alarm, yaitu sistem fire alarm konvensional,
addressable dan sistem fire alarm semi addressable. Sistem fire alarm
konvensional dirancang dan dibuat untuk gedung-gedung dengan skala
yang kecil. Seperti sekolahan, minimarket, dan perkantoran. Sistem alarm
konvensional ini diaplikasikan di gedung-gedung dengan ruangan yang
lebih simple dan tidak komplek, karena rangkaian instalasi pada fire alarm
ini lebih simple dibandingkan dengan fire alarm full addressable.
10
sebuah hotel, kamar nomor 101 yang mendeteksi adanya kebakaran.
Maka detektor di kamar tersebut akan mengirimkan sinyal ke kontrol panel
dan memunculkanya melalui annunciator, bahwa kamar 101 terjadi
kebakaran.
11
Standar ini tidak dimaksudkan untuk mencegah penggunaan metoda atau
peralatan baru apabila dilengkapi dengan data teknis yang cukup, dan
diajukan kepada instansi yang berwenang untuk menunjukkan bahwa
metoda atau peralatan baru itu setara dalam kualitas, efektifitas, ketahanan
dan keamanan sebagaimana disebutkan di dalam standar ini.
12
b. Jika ruang yang tersembunyi seluruhnya diisi dengan isolasi
tidak mudah terbakar. Dalam konstruksi anak balok yang
padat, isolasi dibutuhkan untuk mengisi hanya ruang dari
langit-langit ke tepi bawah balok atap atau dek lantai. SNI
03-3985-2000 8 dari 165.
c. Jika ruang yang tersembunyi kecil diatas kamar yang
tersedia pada setiap ruang dalam pertanyaan tidak melebihi
4,6 m2 ( 50 ft2 ) luasnya.
d. Dalam ruangan yang dibentuk oleh kerangka a5tau balok
padat dalam didnding, lantai atau langit-langit apabila jarak
antara kerangka atau balok padat kurang dari 150 mm (6
inci).
2. Detektor boleh dihilangkan dari bagian bawah kisi-kisi langit-
langit yang terbuka jika semua kondisi berikut dipenuhi :
a. Bukaan dari kisi-kisi 6,4 mm ( ¼ inci) atau lebih besar dari
dimensi yang terekcil.
b. Tebal dari bahan tidak melebihi dimensi yang terkecil.
c. Susunan bukaan sedikitnya 70 persen dari luas bahan
langit-langit. 4.7.5*. Detektor harus juga disyaratkan
dipasang di bawah tempat bongkar muat terbuka atau teras
dan penutupnya, dan ruang di bawah lantai yang dapat
dimasuki dari bangunan tanpa besmen.
3. Dengan ijin dari instansi yang berwenang, detektor dapat
dihilangkan apabila ditemui kondisi berikut :
a. Ruangan yang tidak dapat dimasuki untuk difungsikan
sebagai; gudang atau jalan masuk untuk orang yang tidak
berwenang dan diproteksi terhadap akumulasi puing yang
terbawa angin.
b. Isi ruangan bukan peralatan seperti pipa uap, jaringan
listrik, saf atau konveyor.
c. Lantai seluruh ruangan rapat.
13
d. Di atas lantai tersebut tidak ada bahan cair mudah terbakar
diproses, dibawa atau disimpan.
14
kurang dari 0,6 persen/ ft pengaburan, dan sarana pengaturannya
harus diberi tanda untuk menunjukkan posisi kalibrasi nominal dari
pabrik.
15
3.3. STANDAR K3
APD atau Alat Pelindung Diri merupakan suatu alat yang
mempunyai kemampuan untuk melindungi tenaga kerja yang berfungsi
untuk memproteksi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya di
tempat kerja dan penyakit akibat kerja. Penggunaan alat pelindung diri di
Indonesia seringkali dianggap tidak penting oleh sebagian para pekerja,
karena kesadaran dan kedisiplinan para pekerja masih tergolong rendah.
Meskipun secara teknis APD tidaklah sempurna dapat melindungi tubuh,
akan tetapi dapat mengurangi tingkat keparahan dari kecelakaan yang
terjadi.
16
pengion, pancaran cahaya, benturan atau pukulan benda keras atau
benda tajam yang dapat merusak mata.
17
Alat ini memiliki filter, catrigde atau tabung yang dapat
menyaring dan menghilangkan gas dan partikulat
Tangki selam dan regulator (Self-Contained Underwater
Breathing Apparatus/ SCUBA)
Self-Contained Breathing Apparatus (SCBA)
Canisters or Chemical Cartridge
Emergency breathing apparatus
18
Alat pelindung kaki berfungsi untuk melindungi kaki
pekerja dari bahaya yang ada di lingkungan kerjanya seperti
tertimpa atau berbenturan dengan benda-benda berat, tertusuk
benda tajam, terkena cairan panas atau dingin, uap panas, terpajan
suhu yang ekstrim, tumpahan bahan kimia berbahaya dan jasad
renik, dan terpleset.
Jenis alat pelindung kaki berupa sepatu keselamatan pada
pekerjaan peleburan, pengecoran logam, industri, kontruksi
bangunan, pekerjaan yang berpotensi bahaya peledakan, bahaya
listrik, tempat kerja yang basah atau licin, bahan kimia dan jasad
renik, serta bahaya binatang.
g. Pakaian pelindung
Pakaian pelindung digunakan untuk melindungi badan
sebagian atau seluruh bagian badan dan pakaian yang dikenakan
pekerja dari bahaya temperatur panas atau dingin yang ekstrim,
pajanan api dan benda-benda panas, percikan bahan-bahan kimia,
cairan dan logam panas, uap panas, benturan (impact) dengan
mesin, peralatan dan bahan, tergores, radiasi, zat kimia dan
mikrobiologi.
Jenis alat pelindung tubuh terdiri dari apron, jaket, rompi (Vests),
celemek (Apron/ Coveralls), jas lab, full body suits.
h. Alat pelindung jatuh perorangan
Alat pelindung jatuh perorangan berfungsi membatasi gerak
pekerja agar tidak masuk ke tempat yang mempunyai potensi jatuh
atau menjaga pekerja berada pada posisi kerja yang diinginkan
dalam keadaan miring maupun tergantung dan menahan serta
membatasi pekerja jatuh sehingga tidak membentur lantai dasar.
Jenis alat pelindung jatuh perorangan terdiri dari sabuk
pengaman tubuh (harness), karabiner, tali koneksi (lanyard), tali
pengaman (safety rope), alat penjepit tali (rope clamp), alat
penurun (decender), alat penahan jatuh bergerak (mobile fall
arrester), dan lain-lain.
19
3.3.2 APD Bidang Konstruksi
Berikut alat pelindung diri yang digunakan dalam pekerjaan bidang
konstruksi yaitu :
1. Safety helmet, yaitu APD yang berfungsi untuk melindungi
kepala dari bahaya seperti kejatuhan benda-benda, terbentur
benda keras yang dapat membahayakan kepala saat bekerja.
2. Safety shoes, yaitu APD yang berfungsi untuk melindungi kaki
dari bahaya seperti tertimpa bendabenda berat, terkena benda-
benda tajam, tertumpah bahan-bahan kimia yang dapat
mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan.
3. Sarung tangan, yaitu APD yang berfungsi untuk melindungi
tangan dari bahaya pada saat bekerja sehingga terhindar dari
cedera tangan seperti teriris, tergores ataupun terkena bahan-
bahan kimia.
4. Kacamata pengaman, yaitu APD yang berfungsi untuk
melindungi mata dari bahaya yang dapat mengganggu mata
seperti masuknya debu, radiasi, percikan bahan kimia yang dapat
berakibat fatal seperti kebutaan.
5. Penutup telinga, yaitu APD yang berfungsi untuk melindungi
telinga dari bahaya seperti kebisingan pada saat bekerja.
6. Masker, yaitu APD yang berfungsi untuk menyaring udara yang
akan dihirup pada saat bekerja sehingga tidak membahayakan
pernapasan.
7. Pelindung wajah, yaitu APD yang berfungsi untuk melindungi
wajah agar tidak terkena benda-benda berbahaya dan bahan-bahan
kimia.
20
Sehingga penggunaan alat pelindung diri bermanfaat bukan untuk
menjaga keselamatan pekerja itu sendiri tetapi juga bagi orang di
sekelilingnya. Berikut ini manfaat penggunaan APD:
1. Mengontrol pajanan suatu sumber bahaya di tempat kerja.
2. Memberikan suasana kerja yang menunjang rasa aman bagi
pekerja. Dengan kondisi lingkungan yang sehat dan nyaman
tersebut bisa meminimalisir kelelahan tenaga kerja yang
merupakan faktor risiko terjadinya kecelakaan kerja.
21
1. Tegangan alat ukur tersebut umumnya dengan tegangan tinggi arus
searah yang besarnya berkisar antara 500 volt sampai dengan 10.000
volt.
22
3. Sisi kabel pada terminal box seluruhnya diposisikan disconnect
23