03 Jenis - Jenis
Dasar Hukum &
Standar Sistem Pro-
teksi Aktif
Tingkat Dasar I
Dasar Hukum
Peraturan yang berlaku tentang proteksi aktif
PerMen PU No 26 Tahun 2008
& Instruksi Menaker No 11
Tahun 1997
SNI No 03 – 3989 - 2000
Tentang Persyaratan Teknis Tentang Standar Sistem
Sistem Proteksi Kebakaran Sprinkler Otomatis
Pada Bangunan Gedung dan
Lingkungan
Tujuan
Agar kebakaran dapat dikendalikan / di-
padamkan lebih efektif dan memberi ke-
sempatan peghuni menyelamatkan diri
dengan aman.
Jenis – Jenis
Sistem Proteksi
Aktif
Tingkat Dasar I
Jenis Proteksi Aktif
Sistem
Penginderaan
Hydrant
dan
Sistem Alarm
Alat
Pemadam
Sprinkler
Api Ringan
(APAR)
Sistem Penginder-
aan dan Sistem De-
teksi
Tingkat Dasar I
A.Sistem Penginderaan & Sistem Deteksi
Detektor (sistem penginderaan) dan Alarm (sistem deteksi)
Tujuan Pemasangan
Untuk mendeteksi kebakaran sedini mungkin se-
hingga tindakan pengamanan yang diperlukan
dapat segera dilakukan.
Peraturan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No 02 Tahun
1983 tentang Instalasi Alarm Kebakaran Otomatik
02
Penggunaan detektor nyala ini cocok untuk
daerah yang sangat mudah meledak atau
terbakar
03
Jenis detektor nyala antara lain :
a. Infrared detektor
b. Ultraviolet detektor
Ultra Violet Ultraviolet & Infra Red Infra Red
Prinsip Kerja
Detektor Nyala
Adalah sebuah perangkat yang Gas detector akan membunyikan Gas detector dapat digunakan un-
dapat mendeteksi kehadiran alarm sebagai terdeteksinya keboco- tuk mendeteksi gas yang mudah
berbagai gas dalam suatu daerah, ran gas dan mengukur konsentrasi terbakar yang bahkan gas yang
dan digunakan sebagai sistem gas beracun dan depleksi oksigen.
keamanan.
Sistem Tanda Bahaya (Alarm)
1. Dilengkapi den-
gan tanda yang je- 1. Master control
Digunakan untuk las fire alarm (panel
Dapat di- box, pilar box,
pemberitahuan 2. Dapat terlihat break glass, dll)
hubungkan secara
kepada seluruh dan terdengar
dengan jelas manual atau
penghuni bila ter-
otomatis pada alat 2. Alarm bell
dapat suatu ba- 3. Penempatan di
lokasi yang mudah – alat detektor
haya bermula.
dilalui dan tidak 3. Detektor (panas,
terhalang asap, nyala)
Alat Pemadam Api
Ringan (APAR)
Tingkat Dasar I
B. Alat Pemadam Api Ringan
Atau biasa disebut dengan APAR
Pengertian
Alat pemadam yang dapat dilayani oleh satu
orang, yang beratnya maksimal 16 kg yang
dipergunakan pada awal terjadinya kebakaran.
Peraturan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No 04 Tahun
1980 tentang Syarat – syarat pemasangan dan
pemeliharaan APAR
A B C D
Tinggi
1 Jarak
2 Warna
3 Cara Pe-
masangan
4 Suhu
5
Tinggi pemasan- Jarak penem- Tabung APAR APAR digantung APAR tidak
gan tanda APAR patan APAR tidak berwarna merah di dinding dg boleh ditem-
125 cm dari boleh lebih dari tinggi 120 cm patkan pada ru-
dasar lantai 15 m, kecuali di dari lantai kecuali angan atau tem-
dmana APAR tentukan lain oleh untuk CO2 atau pat dg tempera-
ditempatkan bagian pen- DCP dg syarat ture diatas 49 de-
gawasan jarak antar lantai rajat Celcius
dan APAR tidak
kurang dari 15 cm
LETAKAN 125 Cm
DARI ATAS LANTAI
ATAU MINIMAL 15
Cm DARI LANTAI
WATER
HALON
POWDER
2
FOAM
Media tidak sesuai
• tidak trampil
Refilling & Testing
Chemical Foam 1 th 5 th
Dry powder 1 th 5 th
Halogen 3 th 5 th
Tingkat Dasar I
C. Fire Hydrant
Pengertian
Jaringan instalasi pipa air untuk pemadaman ke-
bakaran yang dipasang secara permanent
Standar
Standar Negara Indonesia (SNI) 03 – 1745 -
2000 tentang Tentang Standar Sistem Pipa tegak
dan Selang Kebakaran
• HIDRAN KOTA
Hidran yang terletak ditepi jalan dibuat dan dimiliki oleh
Pemerintah hanya untuk keperluan pemadaman
kebakaran .
• HIDRAN HALAMAN
Hidran yang terletak di halaman suatu bangunan yang
dibuat dan dimiliki oleh bangunan tersebut untuk
keperluan pemadaman kebakaran
• HIDRAN GEDUNG
Hidran yang terletak di dinding pada lantai-lantai
bangunan untuk keperluan pemadaman kebakaran.
KLASIFIKASI HIDRAN KEBAKARAN
• HIDRAN KELAS I
Hidran yang outletnya berdiameter 2,5 inchi yang
dipersiapkan untuk petugas pemadam atau orang yang
sudah terlatih .
• HIDRAN KELAS II
Hidran yang outletnya berdiameter 1,5 inchi yang
dipersiapkan untuk penghuni gedung .
• HIDRAN KELAS III
Hidran yang outletnya berdiameter 1,5 dan 2.5 inchi
(perpaduan hidran keles I dan II )
KLASIFIKASI HUNIAN
Tingkat Risiko Bahaya Kebakaran
Tingkat Dasar I
D. Sprinkler Sistem
Pengertian
Sistem pemadam yang terdiri dari sistem suplai air
dengan tekanan yang memadai, serta mengalur
melewati sistem pemipaan yang tersambung ke
kepala spi=rinkler.
Standar
Standar Negara Indonesia (SNI) 03 – 3989 -
2000 tentang Tentang Standar Sistem Sprinkler
Otomatis
68o C
182o C
79o C
201o C
260o C
93o C
SPRINKLER STANDAR
+ Sistem dapat
Panas yang timbul diandalkan dan
dari suatu ke- lebih murah
Adalah jaringan bakaran membuat - Sistem ini tidak
pipa yang berisi air sprinkler head boleh dipakai un-
dengan tekanan bekerja dan air tuk pemasangan
tertentu keluar, berbentuk ketika suhu pada
pola pancar yang lokasi di bawah 40
seragam. derajat F karena
air dapat membeku
Sistem Sprinkler Pipa Basah
Sistem Sprinkler Pipa Kering
Pengertian
Tujuan
Meminimalisir intensitas
kebakaran apabila terjadi
(tidak terjadi flashover)
Tipe – A
Konstruksi yang unsur struktur
pembentuknya tahan api dan • Tipe – B
mampu menahan secara struk- • Konstruksi yang elemen
struktur pembentuk Tipe – C
tural terhadap beban bangu- kompartemen penahan Konstruksi yang komponen
nan. Pada konstruksi ini terda- api mampu mencegah struktur bangunannya
pat komponen pemisah pem- penjalaran kebakaran ke dari bahan yang dapat
bentuk kompartemen untuk ruang-ruang terbakar serta tidak di-
mencegah penjalaran api ke bersebelahan dalam maksudkan untuk
bangunan, dan dinding
dan dari ruangan bersebela- luar mampu mencegah mampu menahan se-
han dan dinding yang mampu penjalaran kebakaran cara struktural ter-
mencegah penjalaran panas dari luar bangunan. hadap kebakaran
pada dinding bangunan yang
bersebelahan
PERLINDUNGAN PADA BUKAAN
• Setiap penembusan di dinding, atap atau lantai kompartemen
harus dilindungi dengan fire stopping
• Setiap saluran udara (ducting) yang menembus dinding
kompartemen harus dipasang damper api / asap
• Bukaan ventilasi pada bangunan yang digunakan untuk saf
pipa, saf ventilasi listrik harus sepenuhnya tertutup dengan
dinding dari bawah sampai atas dengan konstruksi tahan api
Bahan Bangunan
5 Kelas Mutu
1
1. Tidak mudah
terrbakar
2. Semi tidak mudah Lokasi
terbakar 3
Penggunaan bahan bahan
3. Menghambat api mudah terbakar perlu
4. Semi menghambat 5 Kelas Lokasi diperhatikan khusushnya
api Mutu pada bangunan kedap
5. Mudah terbakar suara, bangunan
berinsulasi serta
Peningkatan Mutu penggunaan bahan atap.
2 Peningkatan Penerapan
Peningkatan mutu dari Mutu
bahan mudah terbakar ke
bahan yang sedikit tidak Penerapan
4
mudah terbakar dapat Penggunaan bahan – bahan mudah
dilakukan dengan terbakar perlu dikompensasi dengan
menggunakan bahan penerapan sistem proteksi aktif yang
penghambat api (fire lebih intens.
retandant material)
Tingkat Mutu Bahan
Mutu Tingkat 1 Mutu Tingkat II Mutu Tingkat III Mutu Tingkat IV Mutu Tingkat V
Beton
Bata, batako
Asbes
Alumunium Sirap bamboo
Kaca Sirap kayu bukan ulin
Kayu lapis yang dilin-
Besi, baja atau kayu jati
dungi
Adukan semen Papan wol kayu semen Anyaman bamboo
Papan yang mengan-
Adukan gips Papan semen pulp Bahan atap aspal lapis
dung lebih dari 52% Papan polyster bertulang
Asbes semen Serat kaca semen material
glass fibre Polyvinil dengan tulangan
Ubin keramik Plaster board Kayu kamper
Papan partkel yang dilin-
Ubin semen Pelat baja lapis PVS Kayu meranti
dungi
Ubin marmer Kayu lapis
Papan wol kayu
Lembaran seng Soft board
Panel kalsium silikat
Glass woll
Genteng keramik
Lembaran baja lapis
PENGARUH SIFAT TERMAL BAHAN
TERHADAP KONSTRUKSI TAHAN API
B. Ketahanan api
Tipe konstruksi
Tingkat ketahanan api
Integrasi dengan sistem aktif
KOMPARTEMENISASI
C. Kompartemenisasi
Ukuran kompartemenisasi
Pemisahan
Integrasi dengan sistem aktif
02
Menyediakan daerah – daerah
Tujuan
untuk penyelamatan sementara
03
Menjamin kemanan penghuni dan
petugas yang melaksanakan
evakuasi
Jenis Sistem Proteksi Pasif
Pintu & Jendela Tahan Api
1
1. Pintu dan jendela
yang berfungsi
menahan Penghalang Api
kebakaran 3
Penghalang yang
digunakan untuk membantu
ruang tertutup. Pemisah
ruangan dan memiliki
ketahanan api
Bahan Pelapis Interior
2
Pelapis yang meningkatkan
kemampuan permukaan
yang dilapis untuk Partisi Penghalang Asap
4
menahan api Alat yang berfungsi untuk membagi bagi
ruangan dalam rangka membatasi
gerakan asap
Persyaratan SJK
Jumlah dan dimensi eksit Jarak tempuh telah sesuai
sesuai jumlah penghuni dengan fungsi pemakaian
yang dilayani bangunan dan
kelengkapannya
01 02
02
Risiko Sedamg
Waktu Evakuasi : 2,5
menit
Perencanaan 03
SNI 03 – 1746 - 2000 Risiko Berat
Waktu Evakuasi : 2 menit
Standar Jarak Tempuh : 12 meter
Thank You