Anda di halaman 1dari 80

Pengenalan Sis-

tem Proteksi Ak-


tif
Petugas Peran Kebakaran
Agenda
01 Dasar Hukum dan Standar

02 Pengertian dan Tujuan

03 Jenis - Jenis
Dasar Hukum &
Standar Sistem Pro-
teksi Aktif
Tingkat Dasar I
Dasar Hukum
Peraturan yang berlaku tentang proteksi aktif
PerMen PU No 26 Tahun 2008
& Instruksi Menaker No 11
Tahun 1997
SNI No 03 – 3989 - 2000
Tentang Persyaratan Teknis Tentang Standar Sistem
Sistem Proteksi Kebakaran Sprinkler Otomatis
Pada Bangunan Gedung dan
Lingkungan

PerMenaker No 02 Tahun 1983 SNI No 03 – 1745 - 2000


Tentang Standar Sistem
Tentang Alarm Ke-
Pipa tegak dan Selang
bakaran Otomatik
Kebakaran

PerMenaker No 04 Tahun 1980 SNI No 03 – 3985 - 2000


Tentang Syarat – Syarat Tentang Standar Sistem
Pemasangan dan Deteksi dan Alarm Ke-
Pemeliharaan Alat Pe- bakaran
madam Api Ringan
Pengertian & Tujuan
Sistem Proteksi Ak-
tif
Tingkat Dasar I
Pengertian
Sistem proteksi kebakaran yang
menuntut adanya pengaktifan
lebih dahulu, baik sistem deteksi
dilakukan secara manual atau
otomatis.

Tujuan
Agar kebakaran dapat dikendalikan / di-
padamkan lebih efektif dan memberi ke-
sempatan peghuni menyelamatkan diri
dengan aman.
Jenis – Jenis
Sistem Proteksi
Aktif
Tingkat Dasar I
Jenis Proteksi Aktif

Sistem
Penginderaan
Hydrant
dan
Sistem Alarm

Alat
Pemadam
Sprinkler
Api Ringan
(APAR)
Sistem Penginder-
aan dan Sistem De-
teksi
Tingkat Dasar I
A.Sistem Penginderaan & Sistem Deteksi
Detektor (sistem penginderaan) dan Alarm (sistem deteksi)

Tujuan Pemasangan
Untuk mendeteksi kebakaran sedini mungkin se-
hingga tindakan pengamanan yang diperlukan
dapat segera dilakukan.

Peraturan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No 02 Tahun
1983 tentang Instalasi Alarm Kebakaran Otomatik

Jenis Sistem Penginderaan


1. Detektor Nyala 3. Detektor Asap
2. Detektor Panas 4. Detector Gas
1. Detektor Nyala (Flame Detector)
Detektor nyala akan memberikan tanggapan terhadap
01 energi radiasi di dalam atau di luar batas kemampuan
manusia. Ia peka terhadap nyala bara api, arang atau
nyala api kebakaran, sehingga detektor ini disediakan
untuk sistem alarm kebakaran

02
Penggunaan detektor nyala ini cocok untuk
daerah yang sangat mudah meledak atau
terbakar

03
Jenis detektor nyala antara lain :
a. Infrared detektor
b. Ultraviolet detektor
Ultra Violet Ultraviolet & Infra Red Infra Red

Prinsip Kerja
Detektor Nyala

Insert Your Image


2. Detektor Panas (Heat Detector)
Peralatan dari detektor kebakaran yang dilengkapi dengan suatu rangkaian listrik atau pneumatic yang secara
otomatis akan mendeteksi kebakaran melalui panas yang diterimanya
Fixed Temperature De- Rate of Rise Detector Rate Compensation Detector
tector

Adalah pendeteksi kenaikan panas.


Adalah pendeteksi panas yang ROR banyak digunakan karena de- Adalah pendeteksi temperature
langsung tinggi. Maka cocok di- tector ini bekerja berdasarkan ke- yang dapat mengkompensasi
pasang pada ruangan yang su- naikan suhu secara cepat di suatu dengan temperature lingkun-
dah bersuhu tinggi. Karena ruangan kendati masih berupa hem- gan sekitar. Prinsip kerjanya
kalua pada tempat itu digunakan busan panas. Umumnya pada titik 55 sama dengan fixed temperature
ROR maka akan muncul alarm – 63 derajat Celcius sudah aktif dan
palsu. membunyikan alarm.
3. Detektor Asap Detektor Ionisasi
1 Yang bekerjanya berdasarkan
(Smoke Detector) tumbukan partikel asap
dengan unsur radioaktif Am di
dalam ruang detektor
(smoke chamber). Alat ini co-
Adalah peralatan cok untuk mendeteksi asap
suatu alarm ke- dari kobaran api yang cepat,
tetapi jenis ini lebih mudah
bakaran yang terkena alarm palsu karena
dilengkapi dengan sensitivitasnya yang tinggi.
suatu rangkaian dan Contoh : R.keluarga, R. tidur.

secara otomatis Detektor Photo Electric


mendeteksi ke- 2 Yang bekerjanya berdasarkan
bakaran apabila pembiasan cahaya lampu LED
di dalam ruang detektor oleh
menerima partikel adanya asap yang masuk den-
partikel asap. gan kepadatan tertentu. Alat ini
lebih baik untuk mendeteksi
asap dari kobaran api kecil. Je-
nis ini lebih tahan terhadap alarm
palsu. Contoh : Lorong, dapur.
4. Detektor Gas (Gas Detector)
Contoh Gas Detector

Adalah sebuah perangkat yang Gas detector akan membunyikan Gas detector dapat digunakan un-
dapat mendeteksi kehadiran alarm sebagai terdeteksinya keboco- tuk mendeteksi gas yang mudah
berbagai gas dalam suatu daerah, ran gas dan mengukur konsentrasi terbakar yang bahkan gas yang
dan digunakan sebagai sistem gas beracun dan depleksi oksigen.
keamanan.
Sistem Tanda Bahaya (Alarm)

Tujuan Syarat Koneksi Komponen

1. Dilengkapi den-
gan tanda yang je- 1. Master control
Digunakan untuk las fire alarm (panel
Dapat di- box, pilar box,
pemberitahuan 2. Dapat terlihat break glass, dll)
hubungkan secara
kepada seluruh dan terdengar
dengan jelas manual atau
penghuni bila ter-
otomatis pada alat 2. Alarm bell
dapat suatu ba- 3. Penempatan di
lokasi yang mudah – alat detektor
haya bermula.
dilalui dan tidak 3. Detektor (panas,
terhalang asap, nyala)
Alat Pemadam Api
Ringan (APAR)
Tingkat Dasar I
B. Alat Pemadam Api Ringan
Atau biasa disebut dengan APAR

Pengertian
Alat pemadam yang dapat dilayani oleh satu
orang, yang beratnya maksimal 16 kg yang
dipergunakan pada awal terjadinya kebakaran.

Peraturan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No 04 Tahun
1980 tentang Syarat – syarat pemasangan dan
pemeliharaan APAR

1. Jenis Cairan (Air Bertekenan)


Jenis - Je- 2. Jenis Busa / foam
nis 3. Jenis Tepung Kering
4. Jenis Gas (CO2)
Kelas Kebakaran >< Jenis APAR

A B C D

Bahan Padat Bahan Bakar Cair Peralatan Ke- Logam


(Kec.Logam) listrikan
1. Air Bertekanan 1. Busa / Foam 1. CO2 Combustible Metal
2. Dry Chemical 2. Dry Chemical 2. Dry Chemical
Powder Powder Powder
3. Busa / foam 3. CO2
Fungsi Alat Pemadam Api Ringan
Atau biasa disebut dengan APAR

Untuk pemadaman mulai ke-


bakaran

Untuk ukuran api kecil

Dapat dioperasikan satu


orang
Syarat Pemasangan APAR
PerMenaKer No 04 Tahun 1980

Tinggi
1 Jarak
2 Warna
3 Cara Pe-
masangan
4 Suhu
5
Tinggi pemasan- Jarak penem- Tabung APAR APAR digantung APAR tidak
gan tanda APAR patan APAR tidak berwarna merah di dinding dg boleh ditem-
125 cm dari boleh lebih dari tinggi 120 cm patkan pada ru-
dasar lantai 15 m, kecuali di dari lantai kecuali angan atau tem-
dmana APAR tentukan lain oleh untuk CO2 atau pat dg tempera-
ditempatkan bagian pen- DCP dg syarat ture diatas 49 de-
gawasan jarak antar lantai rajat Celcius
dan APAR tidak
kurang dari 15 cm
LETAKAN 125 Cm
DARI ATAS LANTAI
ATAU MINIMAL 15
Cm DARI LANTAI

Tanda dan Cara Pemasangan


PERSYARATAN TEKHNIS APAR
1. Tabung harus dalam keadaan baik ( tidak berkarat)
2. Etiket harus dapat dibaca dan dimengerti dengan jelas .
3. Segel harus dalam keadaan utuh .
4. Selang harus tahan tekanan tinggi dan dalam keadaan baik
5. Tutup harus dalam keadaan baik dan terpasang dengan erat
6. Untuk storage pressure tekanan tidak boleh kurang dari batas yang telah
ditentukan antara 13 sd 15 bar
7. Untuk type cartridge tidak ada kebocoran pada membran tabung gas .
8. Belum lewat masa effektifnya
9. Jika sudah dipakai atau drop pada
pressure segera di isi.
KEGAGALAN APAR

WATER
HALON
POWDER
2

FOAM
Media tidak sesuai

Ukuran tidak sesuai Tidak bertekanan


- bocor
Macet/tidak berfungsi
Menggumpal
Salah penempatan - tunda refill
• belum ditunjuk
Petugas

• tidak trampil
Refilling & Testing

Ref. : Peraturan Menteri Tenaga Kerja


No. Per 04/Men/1980

Jenis Refill- Testing


Water 5 th 5 th
ing
Mechanical Foam 3 th 5 th

Chemical Foam 1 th 5 th

Dry powder 1 th 5 th
Halogen 3 th 5 th

CO2 5-10 th 10-5-5 th


1. Air Bertekanan
2,5 gallon ai 10 – 13 meter
pada 150 – 175 (jarak efektif
psi (s.d 1 menit maksimum)
waktu penyem-
protan)
1 3 5

Hanya untuk Ada pressure Metode pe-


Kebakaran Ke- 2 gauge untuk 4 madaman
las “A’ memudahkan adalah pending-
melihat tekanan inan.
secara visual
2. Busa / Foam
Penggunaan
dengan men- 4 - 6 meter
campurkan 2 (jarak efektif
larutan berbeda maksimum)
dg membalikan
1 tabung atau 3 5
menekannya

Untuk Ke- Tidak mampu Metode pe-


bakaran Kelas 2 untuk ke- 4 madaman
“A & B’ bakaran minyak adalah pending-
yang inan dan
bertekanan, memisahkan
mengalir bahan bakar
maupun ke-
bakaran gas
3. Karbon Dioksida
Tidak ada pres- 1 – 2 meter
sure gaugenya, (jarak efektif
kapasitas diten- maksimum)
tukan dari be-
ratnya
1 3 5

Untuk Ke- Efektivitas Metode pe-


bakaran Kelas 2 menurun se- 4 madaman
“B & C’ banding den- adalah pending-
gan kenaikan inan dan penye-
temperature limutan.
4. Dry Chemical Powder
Mempumyai 1,5– 6 meter
pressure gauge (jarak efektif
untuk pemerik- maksimum)
saan visual
1 3 5

Untuk Ke- Waktu penyem- Metode pe-


bakaran Kelas 2 protan 8 – 25 4 madaman
“A, B & C’ detik adalah penye-
limutan.
Jenis Media Pemadam
Kebakaran dan Aplikasinya
Fire Hydrant

Tingkat Dasar I
C. Fire Hydrant

Pengertian
Jaringan instalasi pipa air untuk pemadaman ke-
bakaran yang dipasang secara permanent

Standar
Standar Negara Indonesia (SNI) 03 – 1745 -
2000 tentang Tentang Standar Sistem Pipa tegak
dan Selang Kebakaran

1. Hydrant Halaman / Pillar


Jenis - Je- 2. Hydrant Gedung / Box
nis
Komponen Sistem Hydrant

- Penampungan air (reservoir)


- Ruang pompa 1 1/2 Inc
- Sistem Tekanan / aliran (pompa)
- Panel control
- Jaringan pipa (header, suction) 2 1/2 Inc
- Pressure tank
2 1/2 Inc
- Panel pompa
- Kopling outlet / pillar
- Sistem distribusi
Out door
Seamiest
Connection

- Selang & Nozzle RESERVOAR


MACAM-MACAM HIDRAN KEBAKARAN

• HIDRAN KOTA
Hidran yang terletak ditepi jalan dibuat dan dimiliki oleh
Pemerintah hanya untuk keperluan pemadaman
kebakaran .
• HIDRAN HALAMAN
Hidran yang terletak di halaman suatu bangunan yang
dibuat dan dimiliki oleh bangunan tersebut untuk
keperluan pemadaman kebakaran
• HIDRAN GEDUNG
Hidran yang terletak di dinding pada lantai-lantai
bangunan untuk keperluan pemadaman kebakaran.
KLASIFIKASI HIDRAN KEBAKARAN

• HIDRAN KELAS I
Hidran yang outletnya berdiameter 2,5 inchi yang
dipersiapkan untuk petugas pemadam atau orang yang
sudah terlatih .
• HIDRAN KELAS II
Hidran yang outletnya berdiameter 1,5 inchi yang
dipersiapkan untuk penghuni gedung .
• HIDRAN KELAS III
Hidran yang outletnya berdiameter 1,5 dan 2.5 inchi
(perpaduan hidran keles I dan II )
KLASIFIKASI HUNIAN
Tingkat Risiko Bahaya Kebakaran

Risiko Ringan Luas 1000-2000 M2


2 titik hydrant, tambahan 1 titik
Tiap 1000M2

Risiko Sedang Luas 800-1600 M2


2 titik hydrant, tambahan 1 titik
Tiap 800M2

Risiko Berat Luas 600-1200 M2


2 titik hydrant, tambahan 1 titik
Tiap 600M2
Hidran Kebakaran (Standpipe & Hose)

Kelengkapan di box hidran


PETUNJUK PENGOPERASIAN HIDRAN
GEDUNG
• Buka pintu box hidran .
• Keluarkan selang dan nozzle
.
• Uraikan /gelar selang .
• Pegang nozzle .
• Buka kran ke arah kiri .
• Laksanakan pemadaman .
Sprinkler Sistem

Tingkat Dasar I
D. Sprinkler Sistem

Pengertian
Sistem pemadam yang terdiri dari sistem suplai air
dengan tekanan yang memadai, serta mengalur
melewati sistem pemipaan yang tersambung ke
kepala spi=rinkler.

Standar
Standar Negara Indonesia (SNI) 03 – 3989 -
2000 tentang Tentang Standar Sistem Sprinkler
Otomatis

1. Sistem Sprinkler Pipa Basah


Jenis - Je- 2. Sistem Sprinkler Pipa Kering
3. Sistem Sprinkler Curah
nis
4. Sistem Sprinkler Pre-Action
1. Sistem sprinkler terdiri dari
rangkaian pipa yang dilengkapi
dengan discharge nozzle yang
kecil atau sering disebut dengan
sprinkler head dan ditempatkan
dalam suatu bangunan
2. Bila terjadi kebakaran panas api
akan melelehkan sambungan
solder atau memecahkan bulb,
kemudian kepala sprinkler akan
Sistem
Sprinkler
menyemburkan air
3. Pemeliharaan sistem sprinkler
yang baik akan memiliki kehan-
dalan yang tinggi dan mem-
berikan perlindungan yang baik
terhadap manusia dan harta
benda
NILAI TEMPERATUR
57o C
141o C

68o C
182o C

79o C

201o C
260o C
93o C
SPRINKLER STANDAR

Berikut adalah aplikasi 2 jenis


springkler yang biasa ditemui:
Upright & Pendent Standard
Spray Sprinkler (SSU & SSP).

Sidewall Spray Sprinkler.

Perhatikan bahwa Spray Pendent sprinkler hanya dirancang


untuk dipasang pada posisi penden saja.

Dan sebaliknya Spray Upright sprinkler hanya dirancang un-


tuk dipasang pada posisi tegak saja.
Sistem Sprinkler Pipa Basah

Pengertian Cara Kerja Kelebihan &


Kekurangan

+ Sistem dapat
Panas yang timbul diandalkan dan
dari suatu ke- lebih murah
Adalah jaringan bakaran membuat - Sistem ini tidak
pipa yang berisi air sprinkler head boleh dipakai un-
dengan tekanan bekerja dan air tuk pemasangan
tertentu keluar, berbentuk ketika suhu pada
pola pancar yang lokasi di bawah 40
seragam. derajat F karena
air dapat membeku
Sistem Sprinkler Pipa Basah
Sistem Sprinkler Pipa Kering

Pengertian Cara Kerja Kelebihan &


Kekurangan
Panas dari ke-
bakaran mengak-
tifkan kepala + Sistem jaringan
sprinkler, maka pipa dalam kondisi
Adalah sistem pipa tekanan udara
yang berisi udara baik selama tidak
dalam pipa akan digunakan
bertekanan yang terlepas dan turun
menjaga agar - Harus digunakan
sehingga mem- hanya ketika
“pipa kering” tetap buka katup dan
tertutup. jaringan perpipaan
seterusnya men- terkena suhu di
galirkan keluar bawah 40 derajat F
melalui kepala (8 derajat C)
sprinkler.
Sistem Sprinkler Pipa Kering
Sistem Sprinkler Curah

Pengertian Cara Kerja Kelebihan &


Kekurangan
Sistem ini mem-
berikan air dalam
Adalah sistem pipa jumlah besar di + Dapat digunakan
yang head sprin- atas area tertentu aktif untuk perlin-
kler terbuka dalam waktu yang dungan ruangan
(penyiram). Tidak relative singkat. yang memiliki nilai
membutuhkan Sistem ini digu- tinggi
panas untuk men- nakan untuk pro- - Bisa digunakan
gaktifkan head teksi dari ke- secara efektif jika
sprinkler. bakaran yang kuantitas air san-
berkembang cepat gat besar.
dan menyebar.
Sistem Sprinkler Pipa Curah
Sistem Sprinkler Pre-Action

Pengertian Cara Kerja


Kelebihan &
Kekurangan
Adalah sistem pipa
yang apabila de-
Adalah sistem pipa tektor bekerja,
yang memiliki maka akan mem-
buka katup praaksi + Ruangan yang
katup praaksi, se- dipasang memiliki
hingga katup dapat dan air masuk ke
sistem pipa, na- sistem pendetek-
bekerja sesuai sian api tambahan
dengan kerja de- mun air tidak
menyembur keluar - Perlunya monitor-
tector. Sistem ini ing rutin tekanan
hamper sama den- dari sprinkler head
sampai panas udara untuk
gan sistem pipa mencegah ter-
kering. memecahkan
sprinkler head ganggunya sinyal.
Sistem Sprinkler Pre-Action
Pengenalan
Sistem
Proteksi Pasif

Petugas Peran Kebakaran – Tingkat Dasar I


AGENDA
Dasar Hukum & Standar

Pengertian

Tujuan

Jenis Sistem Proteksi Pasif


Dasar Hukum dan Tingkat D
Standar
Dasar Hukum & Standar
PerMen PU No
26 Tahun 2008
Pesyaratan Teknis Sistem
Proteksi Kebakaran Pada
SNI 03 – 1736 - 2000 SNI 03 – 6571 - 2000
Bangunan Gedung dan Standar Perencanaan Sistem Standar Sistem
Lingkungan Proteksi Pasif Pengendalian Asap

PerMen PU No SNI 03 – 1746 - 2000 SNI 03 – 1735 - 2000


20 Tahun 2009 Standar Sarana Standar Perencanaan
Jalan Ke Luar Akses Ke Bangunan
Ketentuan Teknis
dan Lingkungan
Manajemen Proteksi
Kebakaran di Perkotaan
Pengertian Sistem Tingkat
Proteksi Pasif D
Sistem proteksi kebakaran yang terbentuk atau terbangun
melalui pengaturan penggunaan bahan dan komponen
struktur bangunan, kompartemenisasi atau pemisahan
bangunan berdasarkan tingkat ketahanan terhadap api serta
Pengertian perlindungan terhadap bukaan.

Sistem proteksi pasif ini tidak perlu dioperasikan oleh


manusia dan tidak juga berubah bentuk baik dalam
keadaan normal atau dalam kebakaran.
Tujuan Sistem Tingkat
Proteksi Pasif D
Tujuan
Melindungi keselamatan
petugas pemadam

Menjamin fungsi gedung


namun tetep aman

Memberi waktu bagi


penghuni untuk
penyelamatan diri

Meminimalisir intensitas
kebakaran apabila terjadi
(tidak terjadi flashover)

Melindungi bangunan dari


keruntuhan serentak
akibat kebakaran
Jenis Sistem Tingkat
Proteksi Pasif D
Pintu Tahan
Api
Unsur Tingkat Ketahanan Api (TKA)
Ketahanan memikul beban (kelayakan struktur)
Kemampuan untuk memelihara stabilitas dan kelayakan
kapasitas beban sesuai dengan standar yang dibutuhkan
Ketahanan terhadap penjalaran api (integritas)
Kemampuan untuk menahan penjalaran api dan udara panas
sebagaimana ditentukan pada standar.
Ketahanan terhadap penjalaran panas (isolasi)
Kemampuan untuk memelihara temperature pada permukaan
yang tudak terkena panas langsung dari tungku kebakaran
pada tempertaur di bawah 140 derajat C sesuai standar uji
ketahanan api
UNSUR TINGKAT KETAHANAN API (TKA)
DINYATAKAN DALAM MENIT / JAM

 Ketahanan memikul beban ( kelayakan struktur).


(kemampuan untuk memelihara stabilitas dan kelayakan kapasitas beban
sesuai dengan standar yang dibutuhkan)

 Ketahanan terhadap penjalaran api (integritas).


(kemampuan untuk menahan penjalaran api dan udara panas sebagaimana
ditentukan pada standar).

 Ketahanan terhadap penjalaran panas (isolasi).


(kemampuan untuk memelihara temperatur pada permukaan yang tidak
terkena panas langsung dari tungku kebakaran pada temperatur di bawah
1400C sesuai standar uji ketahanan api.
TIPE KONSTRUKSI TAHAN API

Tipe – A
Konstruksi yang unsur struktur
pembentuknya tahan api dan • Tipe – B
mampu menahan secara struk- • Konstruksi yang elemen
struktur pembentuk Tipe – C
tural terhadap beban bangu- kompartemen penahan Konstruksi yang komponen
nan. Pada konstruksi ini terda- api mampu mencegah struktur bangunannya
pat komponen pemisah pem- penjalaran kebakaran ke dari bahan yang dapat
bentuk kompartemen untuk ruang-ruang terbakar serta tidak di-
mencegah penjalaran api ke bersebelahan dalam maksudkan untuk
bangunan, dan dinding
dan dari ruangan bersebela- luar mampu mencegah mampu menahan se-
han dan dinding yang mampu penjalaran kebakaran cara struktural ter-
mencegah penjalaran panas dari luar bangunan. hadap kebakaran
pada dinding bangunan yang
bersebelahan
PERLINDUNGAN PADA BUKAAN
• Setiap penembusan di dinding, atap atau lantai kompartemen
harus dilindungi dengan fire stopping
• Setiap saluran udara (ducting) yang menembus dinding
kompartemen harus dipasang damper api / asap
• Bukaan ventilasi pada bangunan yang digunakan untuk saf
pipa, saf ventilasi listrik harus sepenuhnya tertutup dengan
dinding dari bawah sampai atas dengan konstruksi tahan api
Bahan Bangunan
5 Kelas Mutu
1
1. Tidak mudah
terrbakar
2. Semi tidak mudah Lokasi
terbakar 3
Penggunaan bahan bahan
3. Menghambat api mudah terbakar perlu
4. Semi menghambat 5 Kelas Lokasi diperhatikan khusushnya
api Mutu pada bangunan kedap
5. Mudah terbakar suara, bangunan
berinsulasi serta
Peningkatan Mutu penggunaan bahan atap.
2 Peningkatan Penerapan
Peningkatan mutu dari Mutu
bahan mudah terbakar ke
bahan yang sedikit tidak Penerapan
4
mudah terbakar dapat Penggunaan bahan – bahan mudah
dilakukan dengan terbakar perlu dikompensasi dengan
menggunakan bahan penerapan sistem proteksi aktif yang
penghambat api (fire lebih intens.
retandant material)
Tingkat Mutu Bahan
Mutu Tingkat 1 Mutu Tingkat II Mutu Tingkat III Mutu Tingkat IV Mutu Tingkat V

Beton
Bata, batako
Asbes
Alumunium Sirap bamboo
Kaca Sirap kayu bukan ulin
Kayu lapis yang dilin-
Besi, baja atau kayu jati
dungi
Adukan semen Papan wol kayu semen Anyaman bamboo
Papan yang mengan-
Adukan gips Papan semen pulp Bahan atap aspal lapis
dung lebih dari 52% Papan polyster bertulang
Asbes semen Serat kaca semen material
glass fibre Polyvinil dengan tulangan
Ubin keramik Plaster board Kayu kamper
Papan partkel yang dilin-
Ubin semen Pelat baja lapis PVS Kayu meranti
dungi
Ubin marmer Kayu lapis
Papan wol kayu
Lembaran seng Soft board
Panel kalsium silikat
Glass woll
Genteng keramik
Lembaran baja lapis
PENGARUH SIFAT TERMAL BAHAN
TERHADAP KONSTRUKSI TAHAN API

• Pada temp 450oC baja


tinggal separuh kekuatannya
• Pada temp 750oC baja tidak
lagi dapat memikul beban
• Komponen struktur baja
harus diberi bersarung (steel
covering materials)
• SCM dari bahan vermiculite,
panel gipsum atau glass-
wool
Persyaratan ketahanan api komponen
struktur bangunan
• Tipe konstruksi tahan api
KOMPARTEMENISASI
(fire rated construction)
• Tingkat ketahanan api (TKA)
• Integrasi dengan sistem aktif

URAIAN Tipe Konstruksi bangunan


Tipe A Tipe B Tipe C
Klas 5 atau 9b Maks luas lantai 8000 m2 5500 m2 3000 m2
Maks volume 48000 m3 33500 m3 18000 m3
Kelas 6,7,8 atau Maks luas lantai 5000 m2 3500 m2 2000 m2
9a (kecuali daerah Maks volume 30000 m3 21500 m3 12000 m3
perawatan pasien)
A. Bahan bangunan dan interior
Kelas mutu bahan
Proteksi pada bahan
Integrasi dengan sistem aktif

B. Ketahanan api
Tipe konstruksi
Tingkat ketahanan api
Integrasi dengan sistem aktif
KOMPARTEMENISASI
C. Kompartemenisasi
Ukuran kompartemenisasi
Pemisahan
Integrasi dengan sistem aktif

D. Pelindung terhadap bukaan


Lokasi bukaan yang dilindungi
Sarana atau peralatan pelindung
Integrasi dengan sistem aktif
Sarana Jalan 01
Menyediakan sarana dan
Keluar kelengkapan untuk evakuasi
penghuni secara aman

02
Menyediakan daerah – daerah

Tujuan
untuk penyelamatan sementara

03
Menjamin kemanan penghuni dan
petugas yang melaksanakan
evakuasi
Jenis Sistem Proteksi Pasif
Pintu & Jendela Tahan Api
1
1. Pintu dan jendela
yang berfungsi
menahan Penghalang Api
kebakaran 3
Penghalang yang
digunakan untuk membantu
ruang tertutup. Pemisah
ruangan dan memiliki
ketahanan api
Bahan Pelapis Interior
2
Pelapis yang meningkatkan
kemampuan permukaan
yang dilapis untuk Partisi Penghalang Asap
4
menahan api Alat yang berfungsi untuk membagi bagi
ruangan dalam rangka membatasi
gerakan asap
Persyaratan SJK
Jumlah dan dimensi eksit Jarak tempuh telah sesuai
sesuai jumlah penghuni dengan fungsi pemakaian
yang dilayani bangunan dan
kelengkapannya

01 02

Add Text Add Text


Simple PowerPoint Simple PowerPoint
Presentation Presentation

Satuan lebar dan


03 04 Konstruksi dan
kapasitas eksit telah
kelengkapan eksit telah
memperhitungkan faktor
memenuhi persyaratan
beban penghuniya
PERSYARATAN SARANA JALAN KE LUAR
 Di tiap lantai sedikitnya harus ada2
eksit
 Jumlah exit ditentukan oleh jumlah
pengguna atau penghuni bangunan
 Jarak antar 2 exit adalah > setengah
jarak diagonal
 Jarak tempuh 30 m (tanpa sprinkler)
dan 45m dengan sprinkler
 Pintu kebakaran harus tahan api (fire
rated) sesuai standar
 Pintu ke luar akhir harus ke halaman
luar
 Tangga kebakaran harus menerus
 Helipad bukan sarana evakuasi
PERSYARATAN KINERJA UNTUK
PENYEDIAAN SARANA PENYELAMATAN
1. Sarana ke luar memperhitungkan
 Jarak tempuh
 Jumlah, mobilitas & karakter penghuni
 Fungsi atau penggunaan bangunan
 Tinggi bangunan dan arah sarana ke luar

2. Jalan ke luar ditempatkan terpisah


 Jumlah lantai bangunan yang dihubungkan
 Sistem proteksi kebakaran terpasang
 Fungsi / penggunan bangunan
 Jumlah lantai yang dilalui
 Tindakan pemadam kebakaran

3. Memenuhi persyaratan dimensi


 Jumlah, mobilitas & karakter penghuni lain-nya
 Fungsi atau pemakaian bangunan
01
Sarana Jalan Risiko Ringan
Waktu Evakuasi : 3 menit

Keluar Standar Jarak Tempuh : 12 meter

02
Risiko Sedamg
Waktu Evakuasi : 2,5
menit

Faktor Standar Jarak Tempuh : 12 meter

Perencanaan 03
SNI 03 – 1746 - 2000 Risiko Berat
Waktu Evakuasi : 2 menit
Standar Jarak Tempuh : 12 meter
Thank You

Anda mungkin juga menyukai