Sugeng Sugihandono
Fire Alarm System
◦ Fire alarm system adalah:
Suatu sistem terintegrasi yang didesain dan
dibangun untuk mendeteksi adanya gejala
kebakaran, untuk kemudian memberi
peringatan (warning) dalam sistem evakuasi
dan ditindak lanjuti secara otomatis maupun
manual dengan sistem instalasi pemadam
kebakaran (fire fighting System).
◦ Tujuan pemasangan :
Untuk mendeteksi kebakaran seawal mungkin,
sehingga tindakan pengamanan yang
diperlukan dapat segera dilakukan.
System Fire Alarm
INPUT
Nyala
Asap
OUTPUT
HYDRANT
HYDRANT
ANN
MCFA
Main Control Fire Alarm
Alat ini adalah pusat dari Fire
Alarm System yang dapat
mengontrol bekerjanya seluruh
bagian detector dan manual station
juga memberikan instruksi pada
alarm bell, lacation indicator lamp
apabila terjadi indikasi kebakaran.
Untuk Control Panel Utama
dilengkapi dengan telephone jack
dan line supervision pada type
tertentu serta stand by batterey
(nicad) apabila aliran listrik padam.
Alarm Bell.
Alat ini bekerja apabila Main Control Fire
Alarm menjadi aktif (Control Panel akan
mensupply tegangan DC 24 volt ke Alarm
Bell).
• MANUAL :
Dengan menggunakan titik panggil manual
- Tombol tekan
• OTOMATIS :
Melalui deteksi kebakaran (firedetector)
- Smoke detector
- Heat detector
- Flow Switch
- Temper Switch
JENIS DAN TIPE DETEKTOR
• ULTRA VIOLET
Nyala
• INFRA RED
Asap • IONIZATION
Manual • PHOTO ELECTRIC
• Push bottom
• Full down
• break glass
PENGINDRA NYALA API
( Flame Detector )
ULTRA VIOLET
Alat deteksi ini sensitif terhadap cahaya api
yg memancarkan cahaya putih kebiru-
biruan dan biasanya alat ini dipasang untuk
melindungi benda-benda yg terbakar
memancarkan cahaya putih kebiru-biruan
seperti natrium, alkohol dll.
INFRA MERAH
Alat deteksi ini sensitif terhadap cahaya api
yg memancarkan cahaya infra merah,
karena alat deteksi ini dilengkapi dengan
filter amplifier untuk cahaya infra merah.
Sehingga mengakibatkan rangkaian
electronic – contact menjadi aktif
Battery Back Up DC 24 V
MCFA
Data Ke TBFA Berikutnya
• Untuk membantu
menunjukan titik indikasi
kebakaran
• Biasanya ditempatkan
didepan unit
PERSYARATAN TEKNIS PEMASANGAN PENGINDRA
ASAP (SMOKE DETECTOR)
◦Elemen peka tidak kurang dari 4 cm dari langit-
langit.
◦Maks pengindra asap dalam 1 zone tidak boleh
lebih dr 20 buah, atau luas 1 zone kebakaran tidak
boleh lebih dr 2000 m2.
◦Untuk mengindra kebocoran gas harus digunakan
pengindra jenis ionisasi.
◦Elemen peka tidak boleh kotor.
6. Fault On
Penyebab: EOL terputus dari sistem, power supply terputus
Langkah: pasang kembali EOL, sambung kembali power supply ke addressable device
7. Alarm semu
Penyebab: rangkaian sensor detektor yang kotor atau rangkaian transponder yang
bermasalah.
Langkah:cari titik heat detektor yang bermasalah dan bersihkan / repair