Anda di halaman 1dari 7

FIRE ALARM SYSTEM

1. PENGERTIAN
Fire Alarm System atau disebut juga dengan sistem alarm kebakaran adalah suatu sistem
terintegrasi yang didesain untuk mendeteksi adanya gejala kebakaran, untuk kemudian
memberikan peringatan (warning) dalam sistem evakuasi dan ditindaklanjuti secara otomatis
maupun manual dengan sistem instalasi pemadam kebakaran.

2. KOMPONEN FIRE ALARM SYSTEM


Fire alarm sistem sejatinya merupakan sebuah sistem kerja dari banyak komponen guna
dapat menjalankan fungsinya. Sebuah alarm kebakaran terdiri dari beberapa komponen, yaitu :

2. 1. Detector / Initiating Devices


a) Heat Detector
Heat detector adalah pendeteksi kenaikan panas. Jenis ROR adalah yang paling banyak
digunakan saat ini, karena selain ekonomis juga aplikasinya luas. Detector ini bekerja
berdasarkan kenaikan temperatur secara cepat di satu ruangan kendati masih berupa
hembusan panas. Umumnya pada titik 55oC - 63oC sensor ini sudah aktif dan
membunyikan alarm bell kebakaran. Prinsip kerja ROR sebenarnya hanya saklar bi-
metal biasa. Saklar akan kontak saat mendeteksi panas.
b) Smoke Detector
Smoke Detector mendeteksi asap yang masuk ke dalamnya. Asap memiliki partikel-
partikel yang kian lama semakin memenuhi ruangan (smoke chamber) seiring dengan
meningkatnya intensitas kebakaran. Jika kepadatan asap ini (smoke density) telah
melewati ambang batas (threshold), maka rangkaian elektronik di dalamnya akan aktif.
c) Flame Detector
Flame Detector adalah alat yang sensitif terhadap radiasi sinar ultraviolet yang
ditimbulkan oleh nyala api. Tetapi detector ini tidak bereaksi pada lampu ruangan, infra
merah atau sumber cahaya lain yang tidak ada hubungannya dengan nyala api.

45
d) Gas Detector
Gas Detector adalah alat yang dapat mendeteksi kandungan gas pada udara. Alat ini dapat
mendeteksi adanya kebocoran gas yang dapat menyebabkan kebakaran.

2.2. Manual Call Point


Fungsi alat ini adalah untuk mengaktifkan sirine tanda kebakaran (Fire Bell) secara manual
dengan cara memecahkan kaca atau plastik transparan di bagian tengahnya. Istilah lain
untuk alat ini adalah Emergency Break Glass. Di dalamnya hanya berupa saklar biasa yang
berupa microswitch atau tombol tekan.

2. 3. MCFA (Main Control Fire Alarm)


MCFA merupakan peralatan utama dari sistem Fire Alarm. (Main Control Fire Alarm) atau
disebut juga dengan Fire Alarm Control Panel (FACP), berfungsi menerima sinyal masuk
(input signal) dari detector dan komponen pendeteksi lainnya. Dalam sistem alarm, panel
ini berfungsi sebagai pusat pengendali semua sistem dan merupakan inti dari semua sistem
alarm.

Panel Fire Alarm memiliki kapasitas zone, misalnya : 1 Zone, 5 Zone, 10 Zone dan
seterusnya. Pemilihan kapasitas panel disesuaikan dengan banyaknya lokasi yang akan
diproteksi, selain tentu saja pertimbangan soal harga. Di bagian depannya tertera sederetan
lampu indikator yang menunjukkan aktivitas sistem. Kesalahan sekecil apapun akan
terdeteksi oleh panel ini, diantaranya:

 Indikator Zone yang menunjukkan Lokasi Kebakaran (Fire) dan kabel putus
(Zone Fault).
 Indikator Power untuk memastikan bagus tidaknya pasokan listrik pada sistem.
 Indikator Battery untuk memastikan kondisi baterai masih penuh atau sudah
lemah.
 Indikator Attention untuk mengingatkan operator akan adanya posisi switch yang
salah.
 Indikator Accumulation untuk menandakan bahwa sesaat lagi akan terjadi deteksi
dan sederetan indikator lainnya.

46
2. 4. Notification Devices
a) Fire Bell / Fire Horn
Fire Bell adalah alat yang dapat mengeluarkan bunyi yang nyaring sebagai peringatan
telah terjadinya kebakaran.
b) Lampu Indikator (Fire Strobe)
Indicator lamp adalah lampu pertanda dalam sebuah sistem fire alarm yang memiliki
fungsi sebagai pertanda aktif atau tidaknya sistem Fire Alarm. Ketika lampu indikator
ini berfungsi atau menyala, maka ada kemungkinan pertanda kebakaran. Jika yang
terjadi adalah sebaliknya yaitu lampu indikator dalam keadaan mati, maka lokasi aman
dari kebakaran. Dalam beberapa tipe yang digunakan, lampu indikator ada juga yang
berkedip sebagai pertandanya.

3. JENIS FIRE ALARM

Ada beberapa jenis fire alarm system:


a.   Non addresable System
Sistem ini disebut juga dengan sistem konvensional. Pada sistem inji MCFA menerima sinyal
masukan langsung dari detector (biasanya jumlahnya sangat terbatas) tanpa pengalamatan dan
langsung memerintahkan  komponen output (keluaran) untuk merespon input (masukan)
tersebut. Sistem ini pada umumnya digunakan pada bangunan/area supervisi berskala kecil,
seperti perumahan, pertokoan, perkantoran, dan lain-lain.

b.   Semi Addresable System  


Pada sistem ini dilakukan pengelompokan pada detector dan alat penerima masukan (input)
berdasarkan area pengawasan (supervisory area). Masing-masing zona dikendalikan (baik input
maupun output) oleh zona kontroler yang mempunyai alamat/address yang spesifik. Pada saat
detector atau alat penerima masukan lainnya memberikan sinyal, maka MCFA akan
meresponnya (I/O) berdasar zona kontroler yang mengumpulkannya. Pada display MCFA akan
terbaca alamat zona yang terjadi gejala kebakaran, sehingga dengan demikian tindakan yang
harus diambil dapat dilokalisir hanya pada zona tersebut.

47
c.   Full Addresable System
Merupakan pengembangan dari sistem semi addresable. Pada system ini semua detector dan alat
pemberi masukan (deteksi) mempunyai alamat yang spesifik, sehingga proses pemadaman dan
evakuasi dapat dilakukan langsung pada titik yang diperkirakan mengalami kebakaran.

4. Prinsip Kerja Sistem Addressable


Pada sistem addressable setiap detektor mempunyai alamat tersendiri yang menjadi
identitas setiap detektornya. Jika terjadi kebakaran maka akan langsung dapat diketahui detail
lokasi dimana kebakaran terjadi. Sedangkan sistem konvensional hanya mampu
menginformasikan loop atau zona kebakaran saja.
Untuk dapat memberitahukan alamat ID suatu detektor, diperlukan sebuah monitor modul.
Apabila detektor konvensional akan dijadikan addressable, maka dia harus dihubungkan dulu ke
monitor modul yang terpisah. Kekurangan dari sistem addressable adalah masalah harga.
Terlebih jika menerapkan fully addressable, dimana jumlah modul sama dengan jumlah detektor.
Solusinya yaitu panel dan jaringannya menggunakan addressable dan satu modul melayani
beberapa detektor konvensional. Cara ini disebut dengan semi-addressable.15 Dalam panel
addressable tidak terdapat terminal Zone L-C, melainkan terminal loop. Dalam satu loop bisa
dipasang sampai dengan 125-127 modul. Artinya jumlah detektornya bisa sampai 127 titik atau
127 zona fully addressable hanya dalam satu loop saja. Jadi untuk model panel addressable
berkapasitas 1-loop sudah bisamenampung 127 titik detektor (127 zona).Jenis panel addressable
2-loop artinya bisa menampung 2 x 127 modul atau sama dengan 254 zona dan seterusnya. Pada
bagian depan panel fire alarm tertera sederetan lampu indikator yang menunjukkan aktivitas
sistem dan kesalahan yang terjadi sekecil apapun.

48
GAMBAR

Jenis sistem fire alarm

Heat Detector Smoke Detector

Flame Detector Gas Detector


49
Manual Call Point

Main Control Fire Alarm (MCFA)

50
Fire Horn / Fire Bell

Indicator Lamp

51

Anda mungkin juga menyukai