Anda di halaman 1dari 13

PROSEDURE PENGOPERASIAN

DME AWA/INS DUAL DME


TYPE LDB 102

A. PENDAHULUAN
Sebelum mengoperasikan peralatan DME LDB 102, perhatikan setting switch
yang tertera pada table 1. dibawah ini. Setting switch harus dilaksanakan dengan
benar untuk mendapatkan pengoperasian DME LDB 102 yang benar.

Tabel 1. Setting Switch Dual System DME LDB 102.


SETTING /
MODULE / UNIT CONTROL / INDICATOR
INDICATION
Suplai Power AC POWER OFF
Panel Distribusi Power Semua Circuit Breaker OFF
Panel RF Switch Kontrol Relay Antena NORMAL
Monitor - monitor MONITOR OUTPUT NORMAL
MONITOR AND
Test Interrogator INTERROGATOR DC NORMAL
POWER
Suplai Power TRANSPONDER DC
NORMAL
Transfonder POWER
Transmitter Driver DRIVER DC POWER NORMAL
Receiver Video IDENT NORMAL
Suplai Power PA 1 KW AMPLIFIER DC POWER NORMAL

B. PROSEDURE MENGHIDUPKAN POWER SUPPLY


1. Atur switch POWER ke posisi ON pada kedua rak DME. Periksalah bahwa
panel voltmeter pada sisi depan menunjukkan tegangan 27.0V 5 V.
2. Pada panel distrubusi power, atur semua circuit breaker pada posisi ON.
Setelah 10 detik, periksalah indicator indicator dibawah ini dalam kondisi
menyala:
AC POWER NORM
BATT CHG1
BATT CHG2
LOCAL ( Tekan tombol LOCAL jika indicator
dalam keadaan tidak menyala.)
SELECT MAIN, OFF/RESET ( Tekan tombol OFF/RESET jika
indicator dalam keadaan tidak menyala )
Kemudian periksalah bahwa indicator indicator dibawah ini dalam
keadaan tidak menyala:
TEST:
MODULES
ANT RELAY
POWER
BATT LOW
DME CONTROL
RECYCLE ( Tekan tombol RECYCLE jika indicator
dalam kondisi menyala.)
REMOTE ( Tekan tombol REMOTE jika indicator
dalam kondisi menyala.)
MAINTENANCE ( Tekan tombol MAINTENANCE jika
indicator dalam kondisi menyala.)
SELECT MAIN NO.1 ( Tekan tombol OFF/RESET jika
indicator dalam kondisi menyala.)
SELECT MAIN NO.2 ( Tekan tombol OFF/RESET jika
indicator dalam kondisi mneyala.)
STATUS
NO1 ON
NO2 ON
NORMAL
TRANSFER
SHUTDOWN
MAINTENANCE
Jika indicator indicator tersebut diatas menyala sebaliknya, Perhatikan dan
bandingkan hasil test peralatan dengan table 2 dibawah ini.

Tabel 2. Hasil Test Peralatan DME- Dual System LDB 102.


PARAMETER LOWER LIMIT UPPER LIMIT NOTES
DELAY X 49.8 s 50.2 s
Y 55.8 s 56.2 s
SPACING X 11.9 s 12.1 s
Y 29.9 s 30.1 s
POWER OUT 1.1 kW 1.3 Kw
EFFICIENCY 70% 100%
Decode Pulse Rate 95 pps 2850 pps
Tx Pulse Rate 940 pps 2850 pps
Pulse Width 3.2 s 3.8 s
Pulse Rise Time 1.9 s 2.5 s
Pulse Fall Time 1.9 s 2.5 s
RV Local Oscillator 1.0 volts 3.0 volts
RV RF Drive 1.5 volts 4.5 volts
TD Drive 1.5 volts 2.5 volts
TD Modulation 1.5 volts 3.5 volts
PA Modulation 1.0 volts 3.5 volts
PA Drive 2.0 volts 4.8 volts
PA Output 2.0 volts 4.8 volts
TI Interrogation Level 2.7 volts 3.3 volts
Auxiliary 24 V 21 volts DC 28 volts DC
Power Amplifier HT 49.5 volts DC 50.5 volts DC
Transponder 15 V 14.6 volts DC 15.6 volts DC
Transponder 18 V 17.2 volts DC 18.6 volts DC
Driver HT 41.6 volts DC 42.4 volts DC

C. PROSEDURE PENGOPERASIAN LOKAL


1. PROSEDURE MENGHIDUPKAN PERALATAN
a. Atur control control pada panel depan seperti pada table 1.
b. Hidupkan power system sesuai dengan procedure pada poin B.
c. Pada CTU, tekan tombol LOCAL . Indikator LOCAL akan meyala.
d. Pada CTU, tekan tombol SELECT MAIN, NO1 atau NO2.
Perhatikan indicator indicator dibawah ini :
- Indikator SELECT MAIN NO1 atau NO2 dalam kondisi
menyala.
- Indikator NO1 atau NO2 dalam kondisi menyala
- Indikator NORMAL menyala. Ini mengindikasikan bahwa
system tidak mengalami kerusakan.
- Semua indicator ALARM REGISTER tidak menyala, dana
tetap dalam kondisi tidak menyala sampai terdeteksi kerusakan
pada system.
e. Periksa bahwa tidak ada indicator module atau unit yang menyala
merah. Jika ada indicator yang menyala merah, hal ini
mengindikasikan bahwa test switch tidak dalam posisi NORMAL
atau terjadi kesalahan.

CATATAN Self Test Untuk Monitor Modul terjadi setiap 15 detik


( 2 detik ) dan akan menghasilkan kesalahan
PRIMARY sementara . Kondisi tersebut adalah
normal.
2. PROSEDUR MEMATIKAN PERALATAN
Pada CTU, tekan SELECT MAIN, tombol OFF/RESET. Indikator pada
bagian STATUS akan mati beberapa saat kemudian. Indikator OFF/RESET
dalam kondisi menyala, dan SELECT MAIN, indikator NO1 dan NO2
dalam kondisi tidak menyala.
3. INDIKASI TRANSFER
Jika main transponder tidak operasional dikarenakan adanya alarm, maka
status indicator NORMAL dan SHUTDOWN akan mati dan jika standby
transponder beroperasi maka status indicator TRANSFER akan menyala.
Kesalahan yang terjadi pada saat transfer akan ditampilkan dengan
indicator ALARM REGISTER
4. INDIKASI SHUTDOWN
Jika masing masing main dan standby transponder tidak operasional
dikarenakan adanya alarm, maka status indicator NORMAL dan
TRANSFER akan mati dan status indicator SHUTDOWN akan menyala.
Kesalahan yang terjadi pada saat shutdown akan ditampilkan dengan
indicator ALARM REGISTER.
5. PROSEDUR RESET PERALATAN
Untuk me-reset peralatan setelah shutdown atau transfer karena adanya
alarm, maka tekan SELECT MAIN, tombol OFF/RESET, kemudian tekan
SELECT MAIN, tombol NO1 atau NO2 (responnya sama dengan pada
C.1.d).
D. PROSEDURE PENGOPERASIAN REMOTE
1. SITE DME
a. Atur switch switch pada panel depan seperti pada table 1.
b. Hidupkan power system sesuai dengan procedure pada poin
B.
c. Pada CTU, tekan SOURCE, tombol REMOTE. SOURCE,
Indikator LOCAL akan mati, dan SOURCE, Indikator REMOTE akan
menyala.

2. SITE REMOTE
Pastikan bahwa remote indicator AC PWR NORM dan BATT CHG NORM
menyala.
a. PROSEDUR MENGHIDUPKAN PERALATAN
Pada control panel remote, pilih DME NO1 ON atau DME NO2 ON.
Operasi yang benar akan diindikasikan dengan indicator DME
NORMAL dan indicator (jika digunakan) DME NO1 ON atau DME
NO2 ON akan menyala. Pada Site DME, indikasinya akan sama dengan
prosedur yang dijelaskan pada C.1.d kecuali pada indicator REMOTE
yang harus menyala
b. PROSEDUR MEMATIKAN PERALATAN
Pada control panel remote, pilih DME OFF/RESET. Indikator DME
NORMAL dan indicator DME NO1 (jika digunakan) harus menyala.
c. INDIKASI TRANSFER
Jika main transponder tidak operasional dikarenakan adanya alarm, maka
status indicator DME NORMAL dan DME SHUTDOWN akan mati dan
jika standby transponder beroperasi maka indicator DME TRANSFER
akan menyala.
d. INDIKASI SHUTDOWN
Jika masing masing main dan standby transponder tidak operasional
dikarenakan adanya alarm, maka status indicator DME NORMAL dan
DME TRANSFER akan mati dan status indicator SHUTDOWN akan
menyala.
e. PROSEDUR RESET PERALATAN
Untuk me-reset peralatan, pilih DME OFF/RESET, kemudian pilih DME
NO1 ON atau DME NO2 ON.
E. PROSEDURE PEMELIHARAAN
Mode pemeliharaan secara normal digunakan selama servicing atau aligment rak
DME. Dalam pemasangan peralatan, mode pemeliharaan memungkinkan salah
satu transponder dioperasikan terpisah sebagai sebuah transponder tunggal
ketika transponder lain digunakan untuk pemeliharaan. Pengoperasian pada
mode ini, jika MONITOR ALARM dipilih NORMAL, hanya kesalahan primer
yang akan dikenali, dan langkah yang harus diambil adalah mematikan
peralatan. Tes yang lebih luas dapat dilakukan pada CTU dengan menggunakan
switch TI RATE 1 KHz dan 10 KHz.

NOTE Hanya monitor/interrogator test yang dipasang dalam pengoperasian


transponder yang akan digunakan untuk memonitor transponder
tersebut. Dengan kata lain, hanya single monitoring yang digunakan
alam mode pemeliharaan.

1. PROSEDUR MENGHIDUPKAN PERALATAN


a. PROSEDUR MENGHIDUPKAN PERALATAN (1)
Prosedur ini diaplikasikan ketika transponder 1 dihubungkan ke antenna,
dan transponder 2 dihubungkan ke dummy load untuk pemeliharaan dan
alignment.
a. Atur switch switch pada panel depan seperti pada table 1.
b. Lakukan perubahan wiring pada panel RF, dengan
konfigurasi wiring berikut ini :
1. Pastikan bahwa attenuator 10 dB terhubung pada konektor
FWD-A pada upper Directional Coupler (1A69755).
2. Pastikan bahwa terminasi 50 Ohm terhubung ke konektor
REV-A pada upper directional coupler.
3. Pindahkan kabel coaxial yang terhubung ke FWD-B pada lower
Directional Coupler (2A69755) agar terhubung pada attenuator
10 dB pada TI-2 REPLY DET ke konektor FWD-B pada upper
Directional Coupler. Kabel coaxial yang lebih panjang mungkin
diperlukan.
4. Pindahkan kabel coaxial dari attenuator 10 dB pada TI-1
REPLAY DET ke konektor FWD-D pada lower Directional
Coupler.
5. Pindahkan kabel coaxial yang terhubung dengan FWD-C pada
upper Directional Coupler ke TI-2 TEST INTRGS. Kabel
Coaxial yang lebih panjang mungkin dibutuhkan.
6. Pindahkan kabel coaxial dari konektor FWD-E pada lower
Directional Coupler ke TI-1 TEST INTRGS.
7. Hubungkan kabel coaxial dari konektor ERP IN pada bagian
belakang subrack lower transponder ke attenuator 10 dB di
konektor FWD-A pada upper Directional Coupler.

c. Berikut ini merupakan table daftar pengaturan switch-switch panel


depan dari Transponder 2 sebelum menggunakannya dalam operasi
pemeliharaan.

Tabel 3. Setting Switch Panel Depan dari Transponder 2


UNIT SWITCH PENGATURAN
Power Supply AC AC POWER OFF
RF Panel Antenna Relay Control Switch NORMAL
Power Distributor Panel Semua Circuit Breaker OFF
Modul Test Interrogator MONITOR AND ON
INTERROGATOR DC POWER
Power Supply Transponder TRANSPONDER DC POWER ON
Modul Transmitter Driver DRIVER DC POWER ON
1KW PA Power Supply AMPLIFIER DC POWER ON

d. Hidupkan power system sesuai dengan procedure pada poin


B.
e. Tekan tombol MAINTENANCE pada CTU. Ini akan
membuat operasi pemeliharaan dilakukan pada mode local. Indikator
LOCAL dan MAINTENANCE akan menyala.
f. Tekan SELECT MAIN, tombol NO1. Hal ini akan
mengaktifkan rack pada mode operasi pemeliharaan. Indikasinya
adalah sebagai berikut :
1. Indikator SELECT MAIN, NO1 akan menyala.
2. Status Indikator NO1 dalam keadaan menyala
3. Status Indikator MAINTENANCE dalam keadaan menyala.
4. Semua indicator ALARM REGISTER akan segera mati, dan
akan tetap mati sampai terjadi kesalahan.
b. PROSEDUR MENGHIDUPKAN PERALATAN (2)
Prosedur ini diaplikasikan ketika transponder 2 dihubungkan ke antenna,
dan transponder 1 dihubungkan ke dummy load untuk pemeliharaan atau
alignment.
a. Atur switch switch pada panel depan seperti pada table 1.
b. Lakukan perubahan wiring pada panel RF, dengan
konfigurasi wiring berikut ini :
1. Pastikan bahwa attenuator 10 dB terhubung pada konektor
FWD-A pada upper Directional Coupler (1A69755).
2. Pastikan bahwa terminasi 50 Ohm terhubung ke konektor
REV-A pada upper directional coupler.
3. Pindahkan kabel coaxial yang terhubung ke FWD-D pada lower
Directional Coupler (2A69755) agar terhubung pada attenuator
10 dB pada TI-1 REPLY DET ke konektor FWD-B pada upper
Directional Coupler.
4. Pindahkan kabel coaxial dari attenuator 10 dB pada TI-2
REPLAY DET ke konektor FWD-B pada lower Directional
Coupler.
5. Pindahkan kabel coaxial yang terhubung dengan FWD-E pada
lower Directional Coupler dari FWD-C pada upper Directional
Coupler ke TI-1 TEST INTRGS,
6. Pindahkan kabel coaxial dari konektor FWD-C pada lower
Directional Coupler ke TI-2 TEST INTRGS,
7. Hubungkan kabel coaxial dari konektor ERP IN pada bagian
belakang subrack lower transponder ke attenuator 10 dB di
konektor FWD-A pada upper Directional Coupler.

c. Berikut ini merupakan table daftar pengaturan switch-


switch panel depan dari Transponder 1 sebelum digunakan dalam
operasi pemeliharaan.

Tabel 4. Setting Switch Panel Depan dari Transponder 1


UNIT SWITCH PENGATURAN
Power Supply AC AC POWER OFF
RF Panel Antenna Relay Control Switch NORMAL
Power Distributor Panel Semua Circuit Breaker OFF
Modul Test Interrogator MONITOR AND ON
INTERROGATOR DC POWER
Power Supply Transponder TRANSPONDER DC POWER ON
Modul Transmitter Driver DRIVER DC POWER ON
1KW PA Power Supply AMPLIFIER DC POWER ON

d. Hidupkan power system sesuai dengan procedure pada


poin B.
e. Tekan tombol MAINTENANCE pada CTU. Ini akan
membuat operasi pemeliharaan dilakukan pada mode local. Indikator
LOCAL dan MAINTENANCE akan menyala.
f. Tekan SELECT MAIN, tombol NO2 pada CTU. Hal ini
akan mengaktifkan rack pada mode operasi pemeliharaan. Dengan
indikasinya sebagai berikut :
1. Indikator SELECT MAIN, NO2 akan menyala.
2. Status Indikator NO2 dalam keadaan menyala
3. Status Indikator MAINTENANCE dalam keadaan menyala.
4. Semua indicator ALARM REGISTER akan segera mati, dan
akan tetap mati sampai terjadi kesalahan.

2. PROSEDUR MEMATIKAN PERALATAN


Tekan SELECT MAIN, tombol OFF/RESET pada CTU. Indikator STATUS
akan mati setelah beberapa waktu. Indikator OFF/RESET menyala sedang
indicator SELECT MAIN, NO1 dan NO2 mati.

3. PROSEDUR RESET PERALATAN


Untuk me-reset peralatan setelah shutdown karena adanya alarm, maka
tekan SELECT MAIN, tombol OFF/RESET, kemudian tekan SELECT
MAIN, tombol NO1 atau NO2.

4. PROSEDUR MENGEMBALIKAN RF WIRING


Setelah prosedur menghidupkan peralatan (1) dan (2) sudah dilakukan, RF
Wiring perlu dikembalikan pada normal dual operation, dengan melakukan
prosedur berikut ini :
a. Pastikan bahwa attenuator 10 dB terhubung pada konektor TI-1 REPLY
DET, TI-2 REPLY DET, pada panel RF dan FWD-A pada kedua
Directional Coupler.
b. Lepaskan terminal 50 Ohm pada konektor REV-A pada
kedua directional coupler.
c. Pindahkan kabel coaxial yang terhubung ke FWD-B dan
FWD-C pada upper Directional Coupler.
d. Pastikan bahwa kabel coaxial dari FWD-D pada lower
Directional Coupler terhubung ke attenuator 10 dB pada TI-1 REPLY
DET pada panel RF.
e. Pastikan bahwa kabel coaxial dari FWD-B pada lower
Directional Coupler terhubung ke attenuator 10 dB pada TI-2 REPLY
DET pada panel RF.
f. Pastikan bahwa kabel coaxial dari FWD-E pada lower
Directional Coupler terhubung ke TI-1 TEST INTRGS pada panel RF.
g. Pastikan bahwa kabel coaxial dari FWD-C pada lower
Directional Coupler terhubung ke TI-2 TEST INTRGS pada panel RF.
h. Pasang kembali original wiring dengan konektor ERP IN
pada bagian belakang dari subracks transponder.

5. RECYCLE OPERATION
Fasilitas recycling memungkinkan peralatan secara otomatis akan restart bila
terjadi kesalahan. Setelah shutdown karena adanya alarm, peralatan akan
melakukan tiga kali restart. Pada operasi normal peralatan akan kembali on.
Jika terjadi empat kali shutdown dalam waktu 5 menit maka peralatan akan
mati sampai direset secara manual.
a. Fasilitas RECYCLE dalam kondisi enable ketika indicator
RECYCLE menyala. Tekan tombol RECYCLE pada CTU untuk
membuat kondisi toggle antara enable dan disable.
b. Jumlah restart direkam pada counter RESTART. Counter RESTART
ditampilkan pada CTU test display ketika Misc Softkey ditekan dari
level puncak operational mode test menu.

6. CATATAN PENGOPERASIAN
Hal-hal berikut ini dimaksudkan untuk membantu operator ketika terjadi
indikasi abnormal pada CTU :
a. Jika indikator AC PWR NORM, BATT CHG1 atau BATT
CHG2 tidak menyala setelah circuit breaker panel distribusi power
tertutup, maka operasi power suplay AC harus diperiksa untuk
mengetahui kondisi AC mains dan tegangan output DC.
b. Jika indicator BATT LOW menyala setelah circuit breaker
panel distribusi power ditutup, kemudian rack supply DC terlalu rendah
untuk operasi normal dan transponder tidak di-switch pada posisi on,
maka yang harus diperiksa adalah output DC dari Power Suply AC dan
tegangan batteray.
c. Jika fault indikator CTU pada ALARM REGISTER
menyala setelah circuit breaker panel distribusi power ditutup, dan
controller circuits tidak beroperasi dengan baik, maka reset system
dengan men-switch circuit breakers CCTU & TRANSPONDER ke
posisi off kemudian ke posisi on lagi. Jika fault indicator CTU masih
tetap menyala atau berkedip, maka module CTU harus diganti.
d. Jika indicator ALARM REGISTER, PRIMARY atau
SECONDARY menyala setelah saklar pada posisi on, kemudian salah
satu parameter operasi transponder diluar dari toleransi ; jika parameter
ini adalah primary fault, transponder harus shut down setelah periode
ALARM DELAY. Indikator pada ALARM REGISTER dapat digunakan
sebagai panduan untuk mengetahui penyebab kondisi fault setelah
transponder sudah shutdown.

Tabel 5. Control dan Indikator Panel Depan Transponder

MAJOR ASSEMBLY/
CONTROL/INDICATION FUNCTION DETAILS
SUBASSEMBLY
TYPE
NAME TYPE LEGEND FUNCTION/SETTING/INDICATION
No.
1A72540 1kW PA LED POWER ON Mengindikasikan bahwa DC power
Power Hijau disupply ke modul
LED TEST Mengindikasikan bahwa saklar
Supply
Merah AMPLIFIER POWER tidak pada posisi
NORMAL
LED HT ON Mengindikasikan bahwa terdapat supply
Hijau HT dalam limit.
Toggle AMPLIFIER ON Tegangan output HT
switch, POWER disupply pada RF power
centre off amplifier 1kW dengan
mengabaikan keadaan sinyal
power control. Ini
dibutuhkan hanya selama
testing dan pemeliharaan.
OFF Tidak ada output power dari
PA power supply 1kW.
NORMAL Terdapat output HT dari
modul ketika sinyal power
control dari CTU sedang
aktif (high); jika ini tidak
aktif (low) output HT diatur
ke 0 Volt.
Test jack POWER AMP Sinyal output dibuffer dari tingkat
MODULATOR modulasi pada RF power amplifier 1kW.
OUT
Test jack POWER AMP Sinyal output dibuffer dari tingkat output
OUTPUT OUT pada RF power amplifier 1kW.
Test jack POWER AMP Sinyal output dibuffer dari tingkat driver
DRIVER OUT pada RF power amplifier 1kW.
Test jack + 15 V Dibangkitkan secara internal +15V supply
(15 Volt).
Test jack SUPPLY ARUS Jack ini dihubungkan ke salah satu resistor
- seri dengan +24 IN supply. Jack + dibuffer
Test jack SUPPLY ARUS
ke sisi tegangan yang lebih tinggi dari
+
resistor, dan jack ke sisi tegangan yang
lebih rendah (1 mV/ampere).
Test jack EARTH Sebuah ground reference untuk +24V IN,
HT OUT dan +15V OUT supply, yang di
hubungkan ke +24V IN return.
Test jack +24V IN Buffered +24V IN power supply input.
Test jack HT OUT Buffered HT output
Test jack SHAPED Buffered pulsa sinyal modulasi
PULSE
MODULATION
2A72547 RF Panel Toggle TPNDR2 Output dari transponder 2 dipasang secara
PWB switch, langsung ke antenna
TPNDR1 Output dari transponder 1 dipasang secara
Assembly centre off
langsung ke antenna.
(Dual)
NORMAL CTU Control yang output transpondernya
dipasang ke antenna.

Anda mungkin juga menyukai