Anda di halaman 1dari 31

SYSTEM

IPMK4L INDONESIA
Ikatan Profesi Mutu Keselamatan Kesehatan Keamanan Kerja & Lingkungan

Sekretariat :
Jl. Kali Bata Selatan No.10 Kali Bata Pancoran
JAKARTA SELATAN 12740
Fire Alarm System
 Fire alarm system adalah:
Suatu sistem terintegrasi yang didesain dan
dibangun untuk mendeteksi adanya gejala
kebakaran, untuk kemudian memberi
peringatan (warning) dalam sistem evakuasi
dan ditindak lanjuti secara otomatis maupun
manual dengan sistem instalasi pemadam
kebakaran (fire fighting System).

 Tujuan pemasangan :
Untuk mendeteksi kebakaran seawal mungkin,
sehingga tindakan pengamanan yang
diperlukan dapat segera dilakukan.
System Fire Alarm

1. Non addressable system / conventional

 Pada sistem ini MCFA menerima sinyal masukan


langsung dari semua detektor (biasanya jumlahnya
sangat terbatas) tanpa pengalamatan dan langsung
memerintahkan’ komponen keluaran untuk
merespon masukan tersebut.
 Sistem ini umumnya digunakan pada
bangunan/area supervisi berskala kecil, seperti
perumahan, pertokoan atau pada ruangan-ruangan
tertentu pada suatu bangunan yang diamankan.
System Fire Alarm

2. Semi addressable system :

Pada sistem ini dilakukan pengelompokan/zoning pada


detektor & alat penerima masukan berdasarkan area
pengawasan (supervisory area). Masing-masing zona
ini dikendalikan (baik input maupun output) oleh zone
controller yang mempunyai alamat/address yg
spesifik. Pada saat detektor atau alat penerima
masukan lainnya memberikan sinyal, maka MCFA
akan meresponnya (I/O) berdasarkan zone controller
yg mengumpankannya.
System Fire Alarm

3. Full addressable system :

Merupakan pengembangan dari sistem semi


addressable. Pada sistem ini semua detector dan
alat pemberi masukan mempunyai alamat yang
spesifik, sehingga proses pemadaman dan evakuasi
dapat dilakukan langsung pada titik yang
diperkirakan mengalami kebakaran
+ AUDIBLE ALARM
DETEKTOR

INPUT
Nyala

Panas VISIBLE ALARM

Asap

OUTPUT
HYDRANT
MCFA
ANN
Main Control Fire Alarm / MCFA

Alat ini adalah pusat dari Fire Alarm


System yang dapat mengontrol
bekerjanya seluruh bagian detector dan
manual station juga memberikan instruksi
pada alarm bell, lacation indicator lamp
apabila terjadi indikasi kebakaran.

Untuk Control Panel Utama dilengkapi


dengan telephone jack dan line
supervision pada type tertentu serta stand
by batterey (nicad) apabila aliran listrik
padam.

Biasanya alat ini dipasang pada ruang operation atau control room
dimana terdapat pengawasan 24 jam.
Annunciator
Alat ini adalah bagian /
tambahan dari Control Panel
Fire Alarm System yang
fungsinya sebagai monitor /
pengamat tambahan hanya
tidak dapat berbuat aktif seperti
Control Panel.

Biasanya alat ini dipakai apabila


dibutuhkan pengamat tambahan
ANN diruangan lain seperti ruang
Security dan lobby.
Manual Alarm Station.  Alat ini bekerja apabila tombol mechanic yang
dilapis oleh plastic ditekan yang mengakibatkan
mechanical contact menjadi aktif.

 Biasanya alat ini digunakan pada ruang2


umum/public area sebagai alat diteksi manual dan
untuk Manual Alarm Station dilengkapi dengan
telephone jack untuk emergency communication.

Alarm Bell.  Alat ini bekerja apabila Main Control Fire Alarm
menjadi aktif (Control Panel akan mensupply
tegangan DC 24 volt ke Alarm Bell).

 Biasanya alat ini juga digunakan pada ruang


umum sebagai pemberi isyarat apabila terjadi
kebakaran (untuk evakuasi).
CARA KERJA ALARM
KEBAKARAN GEDUNG
 MANUAL :
Dengan menggunakan titik panggil manual

- Tombol tekan

 OTOMATIS :
Melalui deteksi kebakaran (firedetector)

- Smoke detector
- Heat detector
- Flow Switch
- Temper Switch
JENIS DAN TIPE DETEKTOR

• ULTRA VIOLET
Nyala
• INFRA RED

Panas • FIXED TEMPERATURE


• RATE OF RISE

• IONIZATION
Asap
• PHOTO ELECTRIC

• Push bottom
Manual • Full down
• break glass
DETECTOR NYALA API /
FLAME DETECTOR

ULTRA VIOLET
Alat deteksi ini sensitif terhadap cahaya
api yg memancarkan cahaya putih
kebiru-biruan dan biasanya alat ini
dipasang untuk melindungi benda-benda
yg terbakar memancarkan cahaya putih
kebiru-biruan seperti natrium, alkohol dll.
INFRA MERAH
Alat deteksi ini sensitif terhadap cahaya api yg
memancarkan cahaya infra merah, karena alat
deteksi ini dilengkapi dengan filter amplifier untuk
cahaya infra merah.
Sehingga mengakibatkan rangkaian electronic –
contact menjadi aktif

Biasanya alat ini digunakan untuk deteksi


ruangan yang agak besar/tinggi atau ruangan
yang menyimpan barang2 yang mudah terbakar,
seperti gudang mesiu, minyak, bahan kimia dan
lain2.
DETECTOR PANAS SUHU TETAP
(FIXED TEMPERATURE)

 Deteksi ini memiliki komponen:


 Elemen peka yang di dalamnya
menggunakan dwi-logam (sensor bimetal).
 Mechanical contact.

 Prinsip kerja deteksi ini bila terjadi kebakaran


elemen peka menerima panas dengan
derajat suhu yg ditentukan (600,700,800 dst)
oleh kepekaan deteksi maka sensor bimetal
mendorong mechanical contact menjadi aktif
dengan demikian alarm berbunyi.

Biasanya alat ini digunakan pada ruangan


yang agak panas seperti ruang mesin,
Generator listrik dan lain2 serta memerlukan
diteksi panas dengan keadaan panas tertentu
(over heat sensor).
DETECTOR PANAS TYPE PENGEMBANGAN SUHU
(Rate Of Rise Heat Detector)

 Deteksi ini memiliki komponen:


- Ruang deteksi yang dilengkapi membran
(diafragma) sebagai pendorong titik kontak
tsb.

 Prinsip kerja deteksi ini bila disuatu ruangan


terjadi kebakaran sehingga terjadi
perubahan suhu yg cepat antara 70 – 100 /
detik dan pemuaian udara diruang tertutup
tersebut mengakibatkan membran
terdorong naik dan dgn terdorongnya
membran sekaligus mendorong mechanical
contact menjadi aktif dan alarm berbunyi.
PHOTO ELECTRIC SMOKE DETECTOR PEKA
CAHAYA

 Alat detector ini memiliki komponen :


 Ruang deteksi yang dilengkapi dengan
pemancar cahaya infra merah dan
penerima cahaya infra merah .
 Rangkaian electronic contact .

 Prinsip kerja detector ini bila terjadi


kebakaran sehingga asap memasuki ruang
deteksi maka partikel asap tersebut
memantulkan cahaya infra merah yang
dipancarkan oleh transmitter sehingga
dapat tertangkap oleh receiver ( photo
diodae) yang mengakibatkan rangkaian
electronic contact menjadi aktif dengan
demikian alarm berbunyi.
PHOTO ELECTRIC DETECTOR SMOKE
PENGURANGAN CAHAYA

 Komponen pada alat pengindra ini


 Sunber cahaya infra merah dipantulkan melalui
lensa fokus sehingga pancaran cahayanya lurus.
 Photo electric cell yg dihubungkan kerangkaian
electronic contact ke alarm.Di waktu tidak terjadi
kebakaran photo cell selalu menerima cahaya infra
merah

 Prinsip kerja deteksi ini bila terjadi kebakaran


terdapat asap yang menghalangi cahaya yg selalu
diterima oleh photo cell, kemudian dengan
berkurangnya nilai cahaya yg diterima oleh photo
cell mengakibatkan rangkaian electronic contact
menjadi aktif dan alarn berbunyi.
Biasanya alat ini digunakan apabila dibutuhkan
deteksi yang tidak terlalu sensitif seprti ruang kerja
eksekutif, gudang dan lain2 dimana terdapat asap
dengan kadar ringan.
IONISATION SMOKE DETECTOR

 Alat pengindra ini memiliki komponen


 Ruang deteksi dengan dilengkapi dengan bahan
radio aktif yang diberi muatan listrik sehingga
memancarkan ion positif dan ion negatif dengan
muatan yang seimbang.
 Rangkaian Electronic Contact.

 Cara kerja detektor ini bila terjadi kebakaran yang


kemudian ada asap yang memasuki ruang deteksi
maka partikel-partikel asap tersebut mempengaruhi
perubahan nilai ion diruang deteksi tersebut
mengakibatkan rangkaian elektronic contact menjadi
aktif dan alarm berbunyi .

Biasanya alat ini digunakan apabila dibutuhkan


deteksi seawal mungkin untuk suatu ruangan seperti
ruang computer, arsip dan lain2 sehingga pada
uangan tersebut tidak diperkenankan merokok.
CONTOH APLIKASI SYSTEM DISUATU
GEDUNG
DIAGRAM SYSTEM FIRE ALARM
MCFA
Main Control Unit

Sub Control Unit

Input Jack Phone

Module Interface Sound System

Network Input Unit

Relay Interface/ General Alarm

Power Supply Monitoring

Sub Power Supply Monitoring

Battery Back Up DC 24 V
Diagram System TB Fire Alarm

Data Ke TBFA Berikutnya

Data Ke TBFA Sebelumnya

Power Ke TBFA Berikutnya

Power Ke TBFA Sebelumnya


Gambar Smoke Detektor Beserta Basenya

1. Data Negative 1. Data Negative

2. Data Positive 2. Data Positive

3. Data Positive 3. Resistor Hanya di EOL

4. Terminal Transmiter Tegangan 4. Transmiter Tegangan


Gambar Heat Detektor 4 Kaki Beserta Basenya`

1. Data Negative 1. Data Negative


2. Data Positive 2. Data Positive
3. Resistor Hanya di EOL
3. Positive Indikator Lampu
4. Positive Indikator Lampu
4. Negative Indikator Lampu
5. Negative Indikator Lampu
Gambar Heat Detektor 2 Kaki Beserta Basenya`

1. Data Negative 1. Data Negative


2. Data Positive 2. Data Positive
3. Resistor Hanya di EOL

Note: Model Ini Biasanya Digunakan Untuk Publik Area


Check Power 24 V DC.

Check End Of Line


Ex: Head Detector 10 KOhm

Check Tegangan 24 V DC, Di end of line:


Bila Ada Tegangan 24 V Berarti rangkaian
itu Bagus.
REMOTE LAMP

 Untuk membantu menunjukan


titik indikasi kebakaran
 Biasanya ditempatkan didepan
unit
PERSYARATAN TEKNIS PEMASANGAN
PENGINDRA ASAP (SMOKE DETECTOR)

 Elemen peka tidak kurang dari 4 cm dari


langit-langit.
 Maks pengindra asap dalam 1 zone tidak
boleh lebih dr 20 buah, atau luas 1 zone
kebakaran tidak boleh lebih dr 2000 m2.
 Untuk mengindra kebocoran gas harus
digunakan pengindra jenis ionisasi.
 Elemen peka tidak boleh kotor.
Dasar SK Gub No. 889 Th 1981 Ps. 5
PERSYARATAN TEKNIS PEMASANGAN
PENGINDRA PANAS (HEAT DETECTOR)

 Jarak antara elemen peka dengan langit-langit


adalah 1,5 – 10 cm.
 Jarak antara elemen peka yang di pasang pada
balok kayu / beton bangunan dengan plafon /
langit-langit, tidak boleh lebih dari 25 cm.
 Elemen peka tidak boleh dicat.
 Jumlah pengindra panas dalam 1 zone tidak
boleh lebih dari 40 buah.
Dasar SK Gub No. 889 Th 1981 Ps 4
TROUBLE SHOOTING

1. Main Power Fault


Penyebab: supply tegangan 220 Vac dari PLN terputus, secara otomatis power supply
pindah ke battery back-up (UPS)
Langkah: sambung kembali supply PLN yang terputus

2. Stanby Power Fault


Penyebab: Battery back-up tidak tersambung ke system fire alarm, batery tidak terpasang
Langkah: pasang battery backup dan sambungkan ke system fire alarm

3. Loop n Short Circuit


Penyebab: terjadi hubungan pendek dikabel data (S-, S+) pada loop ke n
Langkah: perbaiki jalur kabel yang terjadi hubungan pendek, hubungan pendek yang
terlampau lama akan menyebabkan SCU board rusak

4. Remote Annunciator #1 Trouble


Penyebab: Jalur kabel Annunciator 1 terputus, kabel data dan kabel power 24 Vdc
Langkah: sambung kembali jalur kabel annunciator
TROUBLE SHOOTING
5. No Answer On
Penyebab: Addressable device tidak terpasang ke sistem fire alarm
Langkah: pasang addressable device ke sistem fire alarm

6. Fault On
Penyebab: EOL terputus dari sistem, power supply terputus
Langkah: pasang kembali EOL, sambung kembali power supply ke addressable device

7. Alarm semu
Penyebab: rangkaian sensor detektor yang kotor atau rangkaian transponder yang bermasalah.
Langkah:cari titik heat detektor yang bermasalah dan bersihkan / repair

8. Drop Power TBFA


Penyebab: Terjadi Short Power Tegangan DC 24 V, Baik Positive dengan Negative maupun
dengan kabel Leader /tray kabel
Langkah: Cari Titik terjadinya short dan perbaiki.
Terima Kasih
Selamat Bertugas

IPMK4L INDONESIA
Ikatan Profesi Mutu Keselamatan Kesehatan Keamanan Kerja & Lingkungan

Anda mungkin juga menyukai