Anda di halaman 1dari 59

Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan DKI Jakarta

Nama : SUMARNO, S.AB


Tempat/Tgl Lahir : Sleman, 12 April 1971
Alamat : Asrama Pemadam Kebakaran Blok. H No. 43
: RT. 002/017 Semper Barat-Cilincing, Jakut
Status : Istri/anak – 1/1
Jabatan : Kepala Peleton
Mulai Bekerja : 01 Maret 1995
Setelah mengikuti pelajaran ini para
peserta diklat diharapkan dapat
memahami tentang Sistim Alarm
Kebakaran,Sistim Hidran Kebakaran, dan
Sistim Sprinkler Otomatis.
Setelah mengikuti Materi ini para peserta
diklat diharapkan dapat :

 Memahami dengan baik mengenai


Komponen – komponen utama Sistem
Alarm Kebakaran
 Memahami Komponen Utama Hidran
Kebakaran
 Memahami Sistem Sprinkler Otomatis
Sistem Proteksi kebakaran
adalah: Peralatan sistem
perlindungan/ pengamanan
bangunan gedung dari
kebakaran yang di pasang
pada bangunan gedung.

(Perda DKI Jakarta No 8 tahun 2008, tentang


Pencegahan Dan Penanggulangan Bahaya
Kebakaran)
Pengertian :
Adalah suatu alat untuk memberikan peringatan dini kepada
penghuni gedung atau petugas yang ditunjuk,tentang
adanya kejadian atau indikasi kebakaran di suatu bagian
gedung.

 Dengan adanya peringatan secara dini tersebut akan


memungkinkan penghuni/petugas dapat mengambil
tindakan pemadaman atau melaksanakan evakuasi jiwa
maupun harta benda .
Main Control Fire Alarm

Alat ini adalah pusat dari Fire


Alarm System yang dapat
mengontrol bekerjanya seluruh
bagian detector dan manual station
juga memberikan instruksi pada
alarm bell, lacation indicator lamp
apabila terjadi indikasi kebakaran.

Biasanya alat ini dipasang pada


ruang operation atau control room
dimana terdapat pengawasan 24
jam.
 Power indicator lamp
Untuk mengetahui kondisi catu daya pada panel
 Fire Alarm Station : Untuk mengetahui sinyal yang
diterima dari berasal dari Manual push Button.
 Intercom : Untuk melakukan komunikasi dengan
Annunciator atau Fire Alarm Station
 Accumulation : Untuk mengetahui adanya alaram
Palsu
 Caution : Indikasi untuk menunjukan bahwa posisi
salah satu saklar atau lebih tidak pada posisi
normal
 Disconnection : Untuk menunjukan adanya kabel instalasi yang
terputus pada jaringan detector.

 Fuse Disconnection : Untuk mengetahui adanya fuse yang putus pada


panel akibat gangguan yang terjadi pada sistem.

 Silence ; Saklar ini berfungsi untuk mematikan alarm bell.

 General alarm : Untuk mengaktifkan bell pada seluruh area gedung


apabila keadaan darurat.

 Battery Check : Untuk mengetahui kondisi battery back up pada panel.

 Reset ; Untuk mengembalikan panel pada keadaan normal.


Local Combined Box.
 Alat ini adalah gabungan antara Manual Alarm
Station dan Alarm Bell tetapi dilengkapi juga
dengan indicator Lamp sebagai tanda bahwa
Control Panel/Fire Alarm bekerja normal.
 Biasanya alat ini juga dipasang pada ruang
umum sebagai pemberi isyarat apabila terjadi
kebakaran seperti keterangan tersebut diatas.

Annunciator Panel.
Alat ini adalah bagian/tambahan dari Control
Panel Fire Alarm System yang fungsinya sebagai
monitor/pengamat tambahan hanya tidak dapat
berbuat aktif seperti Control Panel. Alat ini juga
dilengkapi dengan Alarm Bell dan telephone jack.
Biasanya alat ini dipakai apabila dibutuhkan
pengamat tambahan diruangan lain seperti ruang
General Manager pada suatu hotel.
Manual Alarm Station.

 Alat ini bekerja apabila tombol


mechanic yang dilapis oleh plastic
ditekan yang mengakibatkan
mechanical contact menjadi aktif.

 Biasanya alat ini digunakan pada


ruang2 umum/public area sebagai
alat diteksi manual dan untuk
Manual Alarm Station dilengkapi
dengan telephone jack untuk
emergency communication.
 Alarm Bell.
 Alat ini bekerja apabila Main Control
Fire Alarm menjadi aktif (Control Panel
akan mensupply tegangan DC 24 volt
ke Alarm Bell).
 Biasanya alat ini juga digunakan pada
ruang umum sebagai pemberi isyarat
apabila terjadi kebakaran (untuk
evakuasi).
JENIS DAN TIPE DETEKTOR
• ULTRA VIOLET
Nyala • INFRA RED

• RATE OF RISE
Panas
• FIXED TEMPERATURE

Asap • IONIZATION
• PHOTO ELECTRIC
Manual
• Push bottom
• Full down
• break glass
Alat pengindra ini memiliki komponen
 Ruang deteksi dengan ini dilengkapi dengan bahan
radioaktif yang diberi muatan listrik sehingga
memancarkan ion positif dan ion negatif dengan muatan
yang seimbang.
 Rangkaian electronic contact .
 Cara kerja detektor ini bila terjadi kebakaran yang
kemudian ada asap yang memasuki ruang deteksi maka
partikel-partikel asap tersebut mempengaruhi perubahan
nilai ion diruang deteksi tersebut mengakibatkan
rangkaian elektronic contact menjadi aktif dan alarm
berbunyi .

Biasanya alat ini digunakan apabila dibutuhkan


deteksi seawal mungkin untuk suatu ruangan seperti
ruang computer, arsip dan lain-lain , sehingga pada
ruangan tersebut tidak diperkenankan merokok.
Komponen pada alat pengindra ini
 Sunber cahaya infra merah dipantulkan melalui lensa
fokus sehingga pancaran cahayanya lurus.
 Photo electric cell yg dihubungkan kerangkaian
electronic contact ke alarm.Di waktu tidak terjadi
kebakaran photo cell selalu menerima cahaya infra
merah

 Prinsip kerja deteksi ini bila terjadi kebakaran terdapat


asap yang menghalangi cahaya yg selalu diterima oleh
photo cell, kemudian dengan berkurangnya nilai cahaya
yg diterima oleh photo cell mengakibatkan rangkaian
electronic contact menjadi aktif dan alarn berbunyi.

Biasanya alat ini digunakan apabila dibutuhkan deteksi


yang tidak terlalu sensitif seprti ruang kerja eksekutif,
gudang dan lain2 dimana terdapat asap dengan kadar
ringan.
Alat detector ini memiliki komponen :
 Ruang deteksi yang dilengkapi dengan
pemancar cahaya infra merah dan
penerima cahaya infra merah .
 Rangkaian electronic contact .
 Prinsip kerja detector ini bila terjadi
kebakaran sehingga asap memasuki
ruang deteksi maka partikel asap
tersebut memantulkan cahaya infra
merah yang dipancarkan oleh tranmitter
sehingga dapat tertangkap oleh receiver
( photo diodae) yang mengakibatkan
rangkaian electronic contact menjadi
aktif dengan demikian alarm berbunyi.
 Deteksi ini memiliki komponen:
 Elemen peka yang di dalamnya menggunakan
dwi-logam (sensor bimetal).
 Mechanical contact.

 Prinsip kerja deteksi ini bila terjadi kebakaran


elemen peka menerima panas dengan derajat
suhu yg ditentukan (600,700,800 dst) oleh
kepekaan deteksi maka sensor bimetal
mendorong mechanical contact menjadi aktif
dengan demikian alarm berbunyi.

Biasanya alat ini digunakan pada ruangan


yang agak panas seperti ruang mesin,
Generator listrik dan lain2 serta memerlukan
diteksi panas dengan keadaan panas tertentu
(over heat sensor).
 Deteksi ini memiliki komponen:
- Ruang deteksi yang dilengkapi
membran (diafragma) sebagai
pendorong titik kontak tsb.
 Prinsip kerja deteksi ini bila disuatu
ruangan terjadi kebakaran sehingga terjadi
perubahan suhu yg cepat antara 70 – 100 /
detik dan pemuaian udara diruang tertutup
tersebut mengakibatkan membran
terdorong naik dan dgn terdorongnya
membran sekaligus mendorong mechanical
contact menjadi aktif dan alarm berbunyi.
Biasanya alat ini digunakan sebagai alat
deteksi panas biasa untuk ruangan2 kantor,
hotel, pusat perbelanjaan dan lain-lain
ULTRA VIOLET

Alat deteksi ini sensitif terhadap cahaya api yg memancarkan


cahaya putih kebiru-biruan dan biasanya alat ini dipasang
untuk melindungi benda-benda yg terbakar memancarkan
cahaya putih kebiru-biruan seperti natrium, alkohol dll.

INFRA MERAH
Alat deteksi ini sensitif terhadap cahaya api yg memancarkan cahaya infra merah,
karena alat deteksi ini dilengkapi dengan filter amplifier untuk cahaya infra merah.
Sehingga mengakibatkan rangkaian electronic – contact menjadi aktif

Biasanya alat ini digunakan untuk deteksi


ruangan yang agak besar/tinggi atau ruangan
yang menyimpan barang- barang yang mudah terbakar
seperti gudang mesiu, minyak, bahan kimia dan lain – lain.
INTERCONECTION

DETEKTOR FIRE ALARM SYSTEM


KEBAKARAN AC
Off

SPRINKLER
LIFT
(FS)
Off

PRESS FAN
POMPA On
HYDRANT
MCFA
supply daya
Pengertian
Sistem Pemercik (Sprinkler)
otomatis adalah suatu sistem
jaringan instalasi pemipaan
yang disiapkan untuk
memancarkan air bertekanan
tertentu secara otomatis ke
segala arah di dalam suatu
ruangan yang dipicu oleh
aktifnya sensor panas.
1. Sistem Pipa Basah (Wet pipe system).

2. Sistem Pipa Kering (Dry pipe system).

3. Sistem Pra-Aksi (Pre-action system).

4. Sistem Banjir (Deluge system).


 Pada sistem ini seluruh jaringan
sprinkler, baik di atas maupun di bawah
control valve berisi air bertekanan
sehingga memungkinkan sistem akan
bekerja pada saat kepala sprinkler
pecah dan langsung memancarkan air.

 Sistim ini adalah yang paling biasa,


paling mudah dirancang, dan paling
mudah dirawat.

 Sistim ini disarankan menjadi pilihan


pertama bagi perencana, dan dipasang
bila suhu tempat yang akan diproteksi
dijaga pada atau diatas 4° C (40° F).
 Suatu jaringan sprinkler dimana selain menggunakan
katup kendali, sistem juga dilengkapi dgn katup pipa
kering (Dry pipe valve).Dari katup pipa kering sampai
ke titik sprinkler tidak berisi air, tatapi berisi udara
bertekanan. Sedangkan dari katup pipa kering sampai
ke pompa berisi air bertekanan.

 Sistim lebih rumit, memerlukan suatu pasokan


udara/gas yang handal, dan perencanaan khusus.

 Sistim ini dijumpai didaerah iklim dingin dengan suhu


dibawah 4° C (40° F), dan di gudang kamar dingin (cold
storage warehouse).
 Sistem ini merupakan sistem kering yang menggunakan
katup jenis curah (Deluge type valve), peralatan deteksi dan
kepala sprinkler tertutup. Pada saat panas atau asap pada
ruang yg dilindungi mencapai suhu tertentu, panas atau
asap tsb akan dideteksi oleh detektor, yg selanjutnya akan
mengaktifkan katup curah dan air akan mengalir ke kepala
sprinkler.

 Sistim lebih rumit, memerlukan suatu pasokan udara/gas


yang handal, sistem deteksi dan perencanaan khusus.

 Sistem ini cocok untuk peralatan komputer,


telekomunikasi, museum dan fasilitas lain.
SISTEM PRA AKSI
 Sistem ini biasanya menggunakan kepala sprinkler
terbuka dan dilengkapi dengan katup curah (Deluge
valve). Sistem ini dikombinasikan dengan sistem alarm
terpisah yang berfungsi mengaktifkan katup curah tsb.

 Begitu katup terbuka, air mengalir melalui kepala


sprinkler dan menghidupkan pompa kebakaran.

 Sistim ini cocok untuk fasilitas yang berisi cairan yang


mudah menyala dan terbakar. Juga untuk situasi
dimana kerusakan akibat kebakaran dapat terjadi
dalam waktu yang relatif singkat, misal hanggar
pesawat terbang.
Deflector.
Terpasang pada rangka sprinkler, dimana arus air akan diarahkan dan
diubah ke suatu pancaran yang direncanakan untuk menutupi atau
melindungi suatu area tertentu. Jumlah air yang terpancar tergantung
kepada tekanan air yang keluar dan diameter lubang (orifice).
57o C
141o C

68o C
182o C

79o C

204o C
260o C
93o C
Berikut adalah aplikasi 2 jenis
springkler yang biasa ditemui:
Upright & Pendent Standard
Spray Sprinkler (SSU & SSP).

Sidewall Spray Sprinkler.

Perhatikan bahwa Spray Pendent sprinkler hanya dirancang


untuk dipasang pada posisi penden saja.

Dan sebaliknya Spray Upright sprinkler hanya dirancang


untuk dipasang pada posisi tegak saja.
Kelompok Bahaya kebakaran Jumlah Kepala Sprinkler

Sistem bahaya kebakaran berat 500 buah

Sistem bahaya kebakaran Sedang 1000 buah

Sistem Bahaya kebakaran ringan 1000 buah

Persediaan Kepala Sprinkler Cadangan :


1. Sistem bahaya kebakaran berat ; 36 buah
2. Sistem bahaya kebakaran Sedang ; 24 buah
3. Sistem Bahaya kebakaran ringan : 6 buah
3. CARA KERJA SPRINKLER

 Dipicu oleh gas panas di sekelilingnya


 Gas panas dan asap panas dari sumber kebakaran
membubung ke atas, membentur langit-langit dan
menyebar ke sekelilingnya membentuk lapisan
panas
 Makin lama lapisan gas panas makin tebal, dan
makin tinggi temperaturnya
◦ Kalau mencapai temperature rating dari
sprinkler, glass bulb pecah atau fusible link
putus
◦ Pd wet system air bertekanan dlm pipa
memancar keluar
III. HIDRAN KEBAKARAN

Sistem Hidran kebakaran Gedung


adalah : Suatu sistem istalasi yang
dipasang di dalam suatu bangunan
gedung yang dimaksudkan untuk
memadamkan kebakaran yang
terjadi di dalam bangunan gedung.
 HIDRAN KOTA
Hidran yang terletak ditepi jalan dibuat dan dimiliki
oleh Pemerintah hanya untuk keperluan pemadaman
kebakaran .

 HIDRAN HALAMAN
Hidran yang terletak di halaman suatu bangunan
yang dibuat dan dimiliki oleh bangunan tersebut
untuk keperluan pemadaman kebakaran

 HIDRAN GEDUNG
Hidran yang terletak di dinding pada lantai-lantai
bangunan untuk keperluan pemadaman kebakaran.
1. Tempat persediaan air (Reservoir).
2. Pompa-pompa, ( Pompa Jockey, Pompa
Utama Electric, dan Pompa Utama Diesel ).
3. Gate Valve (Kran Induk )
4. Cek Valve ( Kran Penahan Balik )
5. Pipa Tegak ( Riser )
6. Box hidran Dengan Perlengkapannya
7. Hidran Halaman (Pillar Hydrant).
8. Kopling sambungan Pengeluaran ( Landing
Valve )
9. Sambungan Pemadam Kebakaran (Siamese
Connetion).
 Jumlah persedian air harus mencukupi dan
memadai untuk kebutuhan pompa pemadam
kebakaran dengan tingkat Klasifikasi Hunian
Bahaya Kebakaran yang telah ditentukan.

 Bak Resevoir harus mempunyai sistim pengisian air


secara otomatis, dan dapat termonitor terus
menerus kondisi dan keberadaannya. Pada kondisi
tertentu diperlukan peralatan sensor untuk
memberikan peringatan apabila kondisi atau
volumenya berada pada posisi yang kritis.
 Apabila tempat penyimpanan air digabung dengan
penyimpanan air untuk kebutuhan lain, maka bagian
pipa pengisapan dan penyaluran outlet untuk itu
haruslah dibuat sedemikian rupa, sehingga pada
level tertentu, dimana pengisapan yang lain-lain
tidak akan dapat lagi mempergunakan sisa air
cadangan khusus untuk pemadam kebakaran dalam
volume yang telah ditetapkan.
POMPA KEBAKARAN
NEGATIF
POMPA PLUMBING

KEDALAM PIPA ISAP


POMPA PENGGUNA LAIN

BAGIAN AIR UNTUK


POMPA KEBAKARAN POMPA KEBAKARAN
KAPASITAS SESUAI POSITIF
KEBUTUHAN
KEDALAM PIPA ISAP
POMPA KEBAKARAN
Kebutuhan Air Cadangan Khusus untuk Fire Hydrant
( Tidak termasuk kebutuhan untuk Fire Sprinkler System )

KLASIFIKASI HUNIAN BAHAYA TOTAL ACCUMULATED MINIMAL


KEBAKARAN LITER DALAM 60 MENIT OPERATION

1 BH RISER 2 BH RISER LEBIH 2 RISER

LIGHT HAZARD OCCUPANCIES 114.000 114.000 114.000

ORDINARY HAZARD GROUP-1 114.000 114.000 114.000

ORDINARY HAZARD GROUP-2 114.000 170.000 170.000

ORDINARY HAZARD GROUP-3 114.000 170.000 228.000

HIGH HAZARD MINIMAL 250.000 Liter


KLASIFIKASI HUNIAN TOTAL ACCUMULATED MINIMAL
BAHAYA KEBUTUHAN UNTUK FIRE SPRINKLER
KEBAKARAN RESIDUAL FLOW DURASI DALAM
PRESSURE Us GPM MENIT
LIGHT HAZARD Min- 15 Psi 500 – 750 30 – 60
OCCUPANCIES

ORDINARY HAZARD Min – 20 Psi 750 – 1500 60 – 90

EXTRA HAZARD Min – 20 Psi 2000 60 - 90


Pompa Pemadam kebakaran Seperangkat alat yang
berfungsi untuk memindahkan air dari resevoir ke
ujung pengeluaran .

- Pompa Picu (untuk mempertahankan


tekanan statis)

- Pompa Utama (sebagai penggerak


utama)

- Pompa Cadangan (sebagai penggerak


cadangan)

Jenis pompa yang digunakan adalah pompa yang


mampu untuk mensuplai air dalam kapasitas besar
dengan daya dorong ( total head ) yang cukup tinggi.
 Penempatan dan tata letak pemasangan
pompa akan mempengaruhi sistim
operasi pompa. Pompa yang terpasang
diatas permukaan atau dibawah
permukaan air, serta metoda
pemasangan Pipa Isap yang tidak
memenuhi persyaratan yang semestinya,
akan mempengaruhi kinerja pompa.
Indoor Fire Hydrant cabinet
adalah suatu sarana untuk penempatan
dan penyimpanan peralatan fire hose
beserta perlengkapannya ( Hydrant Valve
/ kran , 1(satu) rol atau lebih selang
pemadam api ( fire hose ) , pemancar air (
Fire Nozzle ) .

Apabila dikehendaki, Indoor Fire Hydrant


Cabinet ini juga dilengkapi dengan
peralatan Fire Extinguisher, peralatan Fire
Alarm System dan sarana perlengkapan
yang dibutuhkan lainnya.
Indoor Fire Hydrant dengan type Class-I Service adalah Fire
Hose Station yang hanya akan dioperasikan oleh Petugas atau
oleh Regu Pemadam Kebakaran yang telah terlatih.
Perlengkapan Indoor Fire Hydrant Class-I Service adalah :
1 rol atau lebih Fire Hose ukr. 65mm ( 2 ½ inch ) panjang 20m
atau 30m

1 buah Hydrant Valve ukr. 65mm ( 2 ½ inch )


1 buah Fire Nozzle ukr. 65mm ( 2 ½ inch )
1 buah Fire Hose Rack ( untuk gantungan Fire Hose )
Class-II Service Fire Hose Station :

Indoor Fire Hydrant dengan type Class-II Service adalah Fire


Hose Station yang dapat dioperasikan oleh petugas
yang kurang berpengalaman sekalipun, karena tekanan balik
( Nozzle Reaction ) yang timbul sewaktu peralatan ini
dioperasikan tidaklah terlalu besar.
Perlengkapan Indoor Fire Hydrant Class-II Service adalah :

1 rol atau lebih Fire Hose ukr. 40mm ( 1 ½ inch ) panjang


20m atau 30m
1 buah Hydrant Valve ukr. 40mm ( 1 ½ inch )
1 buah Fire Nozzle ukr. 40mm ( 1 ½ inch )
1 buah Fire Hose Rack ( untuk gantungan Fire Hose )
Class-III Service Fire Hose Station :

Indoor Fire Hydrant dengan type Class-III Service adalah


Fire Hose Station yang menyediakan 2(dua) buah Hydrant
Outlet. Hydrant valve outlet dengan ukr. 40mm ( 1 ½
inch ) untuk dioperasikan oleh penghuni yang kurang
berpengalaman, sedang kan untuk Hydrant Landing Valve
ukr. 65mm ( 2 ½ inch ) seharusnya hanya dipergunakan
oleh petugas yang terlatih , atau oleh petugas Dinas
Pemadam kebakaran.

Hal ini disebabkan karena akan terjadi efek tekanan balik (


Nozzle Reaction ) yang relatif besar disaat peralatan
Hydrant Landing Valve ukr. 65mm ( 2 ½ inch ) ini
dipergunakan.
 Nozzle Reaction, adalah suatu efek tekanan balik dari gaya
kinetik yang timbul disaat Fire Nozzle dari Hose Station
menyemburkan air.
OUTDOOR FIRE HYDRANT CABINET ( OHC )

Adalah Box untuk penyimpanan Slang Pemadam ( Fire Hose )


yang biasanya mempunyai ukr. 65mm ( 2 ½ inch ), yang
diperlengkapi pula dengan sebuah Fire Nozzle ( Straight Jet
atau Spray ) yg biasanya mempunyai ukr. 65mm ( 2 ½ inch ).
Hydrant pillar mempunyai bermacam type
dan ukuran. Pada umumnya, pada
penggunaan ditingkat klasifikasi ringan
dan ordinary hazard ( sedang ) , type
yang dipergunakan dalam ukr. 65mm
( 2 ½ inch ) , connector outletnya.

Tersedia dalam komposisi 1(satu) buah


outlet (Single Way atau One Way), dan
komposisi 2(dua) buah outlet(Two Way ).
Juga terdapat dari komposisi 3 atau 4
outlet seperti yang terpasang pada sistim
hidran kebakaran di dermaga kapal ,
instalasi penyulingan minyak , dll.
 Hydrant Pillar harus mempunyai Kran Utama
( Main Valve ) dan Stop Kran pada setiap
cabang outlet untuk penyambungan selang
pemadam kebakaran. Stop Kran pada outlet ini
juga berfungsi sebagai Adjuster Valve yang
dapat mengatur besaran flow dan tekanan pada
fire hose yang dipergunakan.
Landing Valve atau Fire Brigade Connector

Berfungsi sebagai sarana penyambungan selang pemadam


kebakaran ( Fire Hose ) dari petugas Pemadam Kebakaran dengan
sistim Fire Hydrant Gedung. Peralatan penyambungan ini
terpasang pada pipa tegak ( Riser ). Bisa juga terpasang
didalam Fire Hose Station Cabinet ( Fire Hydrant Cabinet Class-I
Service ) atau Fire Hose Station ( Fire Hydrant Cabinet Class-III
Service ).

Landing Valve ini harus mempunyai kopling penyambungan


( Coupling Connector ) yang sama jenis dan typenya dengan jenis
dan type Fire Hose yang dimiliki oleh petugas pemadam kebakaran
setempat.
 Setiap jaringan sistim fire
hydrant maupun fire
sprinkler, diharuskan untuk
menyediakan sebuah unit
peralatan yang berfungsi
sebagai Inlet pengisian air
yang bertekanan kedalam
sistim jaringan.
 Unit Fire Brigade Connector, biasanya mempunyai
inlet sebanyak 2(dua) buah atau lebih. Jenis
coupling penyambungannya haruslah sesuai
dengan jenis coupling yang dipergunakan oleh
Dinas Kebakaran setempat. Unit peralatan ini
harus mempunyai peralatan yang mencegah air
berbalik kembali keluar, atau yang disebut
dengan Non Return Valve atau Check Valve.

 Pemasangan harus ditempatkan sedemikian rupa,


sehingga setiap jaringannya dapat menerima
supply air dari pengisian yang sedang dilakukan.
 Perda DKI Jakarta No 8 Tahun 2008, tentang Pencegahan dan
Penanggulangan Bahaya Kebakaran
 PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA RI
NO. PER-02/MEN/1983
TENTANG
 INSTALASI ALARM KEBAKARAN OTOMATIK,Kepmen PU No
10/KPTS/2000, Tentang Ketentuan teknis Pengamanan
Terhadap bahaya kebakaran pada bangunan
 International Fire Service Training Association(IFSTA)
TERIMA KASIH
SELAMAT BERTUGAS

Anda mungkin juga menyukai