Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PKWU SENSOR API

Kelompok 6
Raycing W (18)
Christian Badai (5)
Darryl M (7)
Daftar isi
Pendahuluan………………………………………………………………...3
Langkah Pembuatan………………………………………...3
Foto Foto Proses…………………………………………………………….4
Pendahuluan

1.1. Pengantar Umum

Keselamatan akan menjadi faktor utama yang


dipertimbangkan saat terjadinya kebakaran disuatu
gedung atau ditempat-tempat umum yang hampir
keseluruhan fasilitasnya tak lepas dari listrik. Maka
peringatan dini kebakaran atau fire alarm harus dapat
mendeteksi kemungkinan terjadinya kebakaran dengan
sangat baik, agar penghuni gedung/tempat tersebut
memiliki waktu yang cukup untuk melakukan evakuasi.
Dalam hal ini alarm akan memberitahukan apabila ada
kemungkinan terjadinya bahaya atau kerusakan serta
kejadian yang tidak diharapkan pada jaringan melalui
sinyal, sehingga memberikan peringatan secara jelas
untuk dapat diantisipasi.

Awal mula perkembangan teknologi alarm yaitu berawal


dari inovasi industri keamanan elektronik dan peringatan
kebakaran pada tahun 1850 oleh John Gamewell dan
Edwin Holmes. Awalnya masyarakat diseluruh dunia
menggunakan cara tradisional untuk memberitahukan
peringatan kebakaran, seperti peluit, lonceng, kentongan
atau bahkan dengan tembakan senjata keudara. Pada
tahun 1890 alarm untuk pertama kali diperkenalkan
dalam versi otomatis oleh Francis Robbsin Upton,
sementara George Andrew Derby baru menemukan
detector panas dan detector asap pada tahun 1902.

Sebelumnya, pada tahun 1841 seiring dengan


ditemukannya telegram, seorang dokter muda yang kaya
bernama William F Channing membuat sebuah sistem
dari yang dapat mengirimkan sinyal alarm kebakaran
kepada stasiun pemadam kebakaran yang ada di Boston,
Amerika Serikat. Sistem ini menggunakan sandi morse
yang ditemukan oleh Samuel Morse dalam sistem
telegram yang memadukan kode dengan teknologi, untuk
menyalurkan sinyal dari pusat sistem pemerintah menuju
stasiun pemadam kebakaran untuk memberitahu titik
lokasi terjadinya kebakaran.

Sejak saat itu penemuan-penemuan alarm untuk


berbagai macam kegunaan mulai ditemukan. Seperti
halnya alarm rumah, alarm mobil, alarm kebakaran,
alarm gempa dan tsunami, klakson, alarm telepon
genggam, alarm jam serta masih banyak jenis alarm yang
lain.

1.2. Pengertian Alarm

Alarm secara umum dapat didefinisikan sebagai bunyi,


peringatan atau pemberitahuan. Dalam istilah jaringan,
alarm dapat juga didefinisikan sebagai pesan berisi
pemberitahuan ketika terjadi penurunan atau kegagalan
dalam penyampaian sinyal komunikasi data ataupun ada
peralatan yang mengalami kerusakan (penurunan
kinerja). Pesan ini digunakan untuk memperingatkan
operator atau administrator mengenai adanya masalah
(bahaya) pada jaringan. Alarm memberikan tanda bahaya
berupa sinyal, bunyi, ataupun sinar.

1.3. Pengertian Sensor


Salah satu komponen elektronika yang umum digunakan
dalam membuat sebuah rangkaian yaitu Sensor.

Untuk perangkat ini memiliki beragam tipe dan fungsi ini


bisa didapatkan dengan mudah.

Ada banyak pilihan jenis sensor, diantaranya seperti


sensor cahaya, tekanan, akseleromator, suhu, suara,
jarak, kelembapan air, dan masih banyak lagi yang
lainnya.

Menurut KBBI, pengertian sensor yaitu sebuah perangkat


yang dapat mendeteksi terjadinya perubahan pada
besaran fisik yaitu berupa gaya, tekanan, gerakan,
cahaya, suhu, kelembaban, kecepatan, besaran listrik,
dan fenomena yang lainnya.

Output sensor umumnya juga berupa sinyal yang diubah


menjadi tampilan yang dapat dibaca manusia di lokasi
sensor atau ditransmisikan secara elektronik lewat
jaringan untuk dibaca atau diproses lebih lanjut.

Saat terjadi perubahan tertentu, maka input akan


dikonversi ke output yang bisa dipahami oleh
penggunanya.

1.4. Jenis dan cara kerja sensor api

Secara umum, prinsip kerja sensor api cukup sederhana,


yaitu memanfaatkan sistem kerja metode optik. Optik
yang mengandung ultraviolet, infrared, atau pencitraan
visual api, dapat mendeteksi adanya percikan api sebagai
tanda awal kebakaran. Jika telah terjadi reaksi percikan
api yang cukup sering, maka akan terlihat emisi
karbondioksida dan radiasi dari infrared. Siap yang dapat
mendeteksi ini sebaga sebuah kebakaran? Tentunya
ultraviolet yang terkandung dalam sensor api.

Selanjutnya, sensor api terbagi menjadi 4 jenis,


diantaranya adalah UV Flame Detektor, UV/IR Flame
Detector, Multi-Spectrum IR Flame Detector (MSIR), dan
Visual Imaging Detector. Berikut ini penjelasan dan cara
kerja sensor api jenis-jenis tersebut.

1. UV Flame Detektor
Sensor api ini menggunakan teknologi ultraviolet
sehingga mampu menanggapi radiasi spectral antara 180
nanometer sampai dengan 260 nanometer. Tingkat
sensivitas dan respon ultraviolet termasuk baik dan cepat
dalam kisaran 0 sampai 50 kaki. Sensor jenis ini sangat
sensitif terhadap hal-hal yang bermuatan listrik seperti
lampu halogen, busur pengelasan dan petir.

2. UV/IR Flame Detektor


Sensor api ini merupakan sensor api yang
menggabungkan atau mengintegrasikan sensor optik
ultraviolet ke dalam sensor infrared. Pengintegrasian dual
band ini diharapkan dapat membuat detektor ini jauh
lebih sensitif terhadap radiasi yang bersifat ultraviolet
maupun infrared yang dipancarkan oleh percikan api.

Selain itu, teknologi ini juga memiliki tingkat kekebalan


yang lebih tinggi dengan respon yang jauh lebih baik dari
teknologi yang sebelumnya. Oleh karena itulah, selain
cocok diletakkan di dalam ruangan, teknologi ini juga
cocok dipakai di luar ruangan yang bersifat terbuka.

3. Multi-Spectrum IR Flame Detektor (MSIR)


Cara kerja sensor api jenis ini dibuat lebih canggih lagi
dari jenis sebelumnya karena mampu memanfaatkan
daerah spectral infrared secara maksimal untuk
mendeteksi radiasi sumber api. Teknologi Multi-Spectrum
IR Flame Detektor (MSIR) ini memiliki sensitivitas yang
tinggi karena mampu menjangkau radiasi sumber api
hingga 200 kaki dari sumber percikan api, baik indoor
atau outdoor.

Selain itu, teknologi ini juga memiliki kekebalan yang


tinggi terhadap radiasi yang berasal dari infrared. Radiasi
ini dapat muncul karena adanya sengatan listrik, adanya
percikan api, muatan listrik dan juga pemicu kebakaran
yang lainnya seperti material yang bersifat panas.

4. Visual Flame Imaging Detektor


Cara kerja sensor api Visual Flame Imaging ini tergolong
lebih canggih dibandingkan dengan tiga teknologi
sebelumnya. Mengapa demikian? Hali ini dikarenakan 3
hal berikut ini.

 Pertama, teknologi ini menggunakan beberapa


perangkat CCD. Perangkat CCD biasa digunakan
dalam kamera sirkuit tertutup.
 Kedua, teknologi ini menggunakan algoritma sebagai
pendeteksi dini untuk menentukan letak percikan api
sebagai penyebab kebakaran. Fungsi algoritma
adalah menganalisis bentuk dan perkembangan api
berdasarkan video yang diperoleh dari komponen
CCD. Hasil analisis inilah yang akan menentukan,
betul tidaknya sebuah kebakaran.
 Ketiga, teknologi ini tidak mendeteksi adanya
kebakaran melalui radiasi panas, muatan listrik,
cahaya api atau sejenisnya seperti pada ketiga
teknologi sebelumnya. Oleh karena itulah, sensor api
visual flame imaging detektor sangat cocok
digunakan pada ruangan yang didalamnya terdapat
aktivitas pembakaran. Tentunya, agar tidak terjadi
alarm palsu.
LANGKAH PEMBUATAN

1.Masukkan resistor 1k dan 10k


2.Masukkan transistor BC47 Kedalam Q1 perhatikan
arah pemasangan
3.Masukan soket 8 pin dan perhatikan posisi coak
yang ada pada soket
4.Masukkan trimpot 103= 10k
5.Masukkan lampu LED pada rangkaian PCB,
perhatikan positif dan negatif, kaki panjang ialah
6.positif maka masukkan led ke anoda (+) pada
7.Simbol led di PCB sedang kan kaki pendek ialah
negatif masukkan led ke katoda (-) pada Simbol led
di PCB
8.Masukkan komponen sensor api dan pemasangan
tidak boleh terbalik
9.Masukkan komponen buzzer dan pemasangan
tidak boleh terbalik
10.Potong kaki komponen
11.Pasang dan solder kancing baterai 9v
12.Pasang komponen IC LM 358 dan perhatikan
posisi coak yang ada pada soket
13.Hasil akhir dari perakitan penyolderan untuk
mengetest sensor api adalah dengan
menghubungkan konektor beterai 9v kemudian di
depan sensor api dekatkan api sampai buzzer On jika
belum on putar trimot 10k sampai buzzer on

Bahan bahan :

Foto foto proses :

Anda mungkin juga menyukai