Anda di halaman 1dari 8

Analisis Penggunaan Fire Alarm System Sebagai Sistem Proteksi

Kebakaran Di Kapal MT. NARIVA


Muhammad Rizky Maulana1a), Muhammad Rizki Syahputra2b)
Teknik Elektronika/Universitas Pembangunan Panca Budi, Jalan Jendral Gatot Subroto KM. 4,5 Sei Sikambing,
Medan, Sumatera Utara
e-mail: a)muhammadunrm32410@gmail.com b)Kytelkom89@gmail.com

Abstrak
Kapal sebagai alat transportasi di laut tentu harus memiliki sistem keamanan tertentu agar
dapat layak digunakan. Salah satu sistem penting yang tidak dapat lepas dari kapal adalah alarm
kebakaran. Sistem alarm kebakaran di kapal ini digunakan untuk menanggulangi terjadinya bahaya
kebakaran di kapal. Proses evakuasi kebakaran di kapal sedikit berbeda dengan yang ada di dalam
gedung. Apabila terjadi kebakaran di kapal, Anak Buah Kapal (ABK) dan penumpang tidak dapat
langsung turun keluar dari kapal mengingat lokasinya yang sedang berada di tengah laut atau
samudera. Alarm kebakaran di kapal MT. NARIVA bekerja dengan konsep semi addressable, dimana
detektor yang terpasang berupa smoke detector dan heat detector menggunakan sistem konvensional,
sedangkan panel kontrolnya menggunakan sistem addressable dengan merk MINERVA SYSTEM
T880. Fire alarm digunakan untuk deteksi dini kebakaran. Komponen utama sistem alarm kebakaran
di kapal MT. NARIVA mencakup Master Control Fire Alarm (MCFA), Audible Visual Fire Alarm,
Smoke Detector, Heat Detector, Manual Call Point, Power Supply dan Repeater Panel.
Kata Kunci: Fire Alarm, Kapal, Smoke Detector

PENDAHULUAN
Sistem Proteksi Kebakaran (fire protection system) atau disebut juga dengan sistem fire
alarm (sistem pengindra api) adalah suatu sistem terintegrasi yang di desain untuk
mendeteksi adanya gejala kebakaran, untuk kemudian memberi peringatan (warning) dalam
sistem evakuasi dan ditindaklanjuti secara otomatis maupun manual dengan sistem instalasi
pemadam kebakaran (sistem Fire fighting). Fire alarm system adalah sebuah sistem penanda
bahaya terhadap kebakaran yang bekerja untuk mendeteksi keberadaan api yang tidak
diinginkan dengan memonitor perubahan lingkungan yang terkait dengan pembakaran.
Secara sederhana, cara kerja sebuah fire alarm adalah dengan mengeluarkan sinyal berupa
suara alarm dan indikasi lampu menyala apabila detektor menemukan salah satu atau
beberapa tanda kebakaran seperti api, asap, gas, maupun panas.
1.1 Fire Alarm System
Fire Alarm dikenal memiliki 3 (tiga) jenis sistem, yaitu:
1. Conventinal / Non Addressable System
2. Semi Addressbale System
3. Full Addressable System
a. Conventional/Non Addressable System
Dalam sistem ini terdapat komponen MCFA, yakni alat yang berfungsi menerima
sinyal dari detektor. Pada komponen dan cara kerjanya, Non Addressable
System menggunakan MCFA dan detektor yang bersifat konvensional. Sistem ini
menerima sinyal langsung dari semua detektor dan tidak ada alamat langsung dimana
lokasi detektor yang mengirim sinyal. Sistem ini terbilang cukup sederhana dalam
instalasinya. Biasanya, Non Addressable System digunakan dalam gedung berskala kecil
seperti perumahan atau pertokoan. Jika berminat untuk memasangnya di rumah atau
tempat usaha Anda, maka sistem ini cocok digunakan.
b. Semi Addressable System
Berbeda dengan Non Addressable System, sistem yang satu ini
menggunakan MCFA addressable. Namun, Semi Addressable System masih
menggunakan detektor yang bersifat konvensional. Untuk membantu detektor
konvensional tersebut bekerja, sistem ini dibantu oleh module fire alarm. Modul inilah
yang nantinya akan membaca dan mentransfer sinyal dari detektor konvensional.
c. Full Addressable System
Sistem Full Addressable merupakan sistem yang menggunakan MCFA dan
detector yang sepenuhnya bersifat addressable. Tentunya sistem ini merupakan sistem
yang mempermudah proses pendeteksian kebakaran. Di tiap-tiap detektor sudah terdapat
alamat yang jelas. Sehingga ketika terdapat gejala kebakaran, detektor tersebut langsung
mengirim sinyal langsung ke MCFA dan langsung diketahui jelas lokasi gejala
kebakaran tersebut.
1.2 Tahapan Kebakaran
Dalam melakukan fungsinya Fire alarm memiliki stage dan tahapan sebelum
dimana pendeteksian kebakara tersebut yaitu berupa tahapan - tahapan dan fase:
1. Incipient Stage
Pada tahap ini hasil pembakaran berisi kuantiti dari partikel-partikel mikroskopis yang
tidak terlihat, terbaik dideteksi dengan “ionozation type detector”.
2. Moldering Stage
Pada tahap ini partikel-partikel besar terlihat sebagai asap, sedangkan nyala api atau
panas yang dapat terasa masih belum ada.
3. Flame Stage
Kebakaran yang nyata ada sekarang. Panas yang dapat terasa masih belum ada, tetapi
mengikuti hampir seketika itu juga.
4. Heat Stage
Pada tahap ini terjadi panas terbesar yang tidak dapat terkontrol dan penyebaran udara
panas serta asap yang cepat

METODE
1.3 Alat Pengamatan
Alat yang diamati dalam hal ini adalah komponen fire alarm system di Kapal MT.
NARIVA yang menggunakan Master Control Fire Alarm (MCFA) dengan merk
MINERVA SYSTEM T880 dan komponen – komponen lain yang menyertainya.
Memiliki 16 zona dan setiap zona terdapat beberapa detektor dan manual call point.
Berikut wiring diagram dari komponen- komponen yang mendasari dari perancangan fire
alarm system MINERVA SYSTEM T880.

Gambar 1. Wiring Diagram Minerva System T880

1.4 Jalan Pengamatan


Proses pengamatan Fire Alarm System MINERVA SYSTEM T880 di Kapal MT.
NARIVA diantaranya :
1. Analisis Komponen Fire Alarm
2. Instalasi Fire Alarm
3. Perawatan Fire Alarm
4. Prosedur penangganan saat ada muncul alarm deteksi kebakaran

PEMBAHASAN
1.5 Analisis Komponen Fire Alarm System
Berikut merupakan penjelasan kompenen – komponen dari fire alarm system :
a. MCFA MINERVA SYSTEM T880
MCFA MINERVA SYSTEM T880 berperan sebagai panel pusat yang akan
mengatur dan mengendalikan semua detektor dan alarm bell yang terpasang. Jadi semua
data dan sinyal yang diberikan detektor akan diolah MCFA MINERVA SYSTEM T880.
Kemudian baru mengeluarkan output berupa suara bunyi alarm maupun disertai dengan
indikator visual. Dengan seperti ini, Anak Buah Kapal (ABK) yang memiliki tanggung
jawab di kapal tersebut bisa segera mengetahui lokasi kebakaran.

Gambar 2. Main Control Fire Alarm merk Minerva System T880

b. Audible Visual Fire Alarm


Komponen ini sangat penting, karena komponen inilah yang akan memberikan tanda
kepada orang-orang di atas kapal jika terjadi kebakaran. Komponen peringatan fire alarm
ini dibagi menjadi 3 macam dengan fungsi yang berbeda-beda, sebagai berikut :
• Audible berupa perangkat yang akan memberikan peringatan berupa suara sirine,
klakson, maupun seperti lonceng.
• Strobe cenderung memberikan peringatan bahaya kebakaran melalui kedipan lampu.
Jadi, misal terdeteksi kebakaran, strobe ini akan mengedipkan lampu tanda bahaya
kebakaran tanpa dengan adanya peringatan suara.
• Horn Strobe merupakan gabungan antara alarm audible dengan strobe. Sehingga,
nanti jika terjadi kebakaran akan ditandai dengan peringatan suara yang disertai
dengan kedipan lampu bahaya.
c. Manual Call Point
Manual Call Point seperti ditunjukkan dalam Gambar berfungsi mengaktifkan sirine
tanda kebakaran (fire bell) secara manual dengan cara memecahkan kaca atau plastik
transparan di bagian tengahnya. Istilah lain untuk alat ini adalah Emergency Break Glass.
Di dalamnya hanya berupa saklar biasa yang berupa microswitch atau tombol tekan.

Gambar 3. Manual Call Point

d. Detektor
Sensor atau detektor, dalam hal ini detektor kebakaran adalah alat yang dirancang
untuk mendeteksi adanya kebakaran dan mengawali suatu tindakan. Di Kapal MT.
NARIVA terdapat 2 (dua) jenis detektor yang terpasang dalam instalasi fire alarm,
diantaranya :
1. Smoke detector, akan mendeteksi asap yang masuk ke dalamnya. Asap memiliki
partikel-partikel yang kian lama semakin memenuhi ruangan asap (smoke chamber)
seiring dengan meningkatnya intensitas kebakaran

Gambar 4. Smoke detector

2. Heat detector adalah pendeteksi kenaikan panas. Jenis ROR (Rate of Rise) adalah
yang paling banyak digunakan saat ini, karena ekonomis.

Gambar 5. Heat detector


e. Power Supply
Power supply berfungsi untuk terus memberikan daya listrik ke seluruh jaringan
instalasi sistem alarm kebakaran. Terdapat 2 (dua) input tegangan pada Fire Alarm
System di kapal MT.NARIVA yaitu Main Supply dan Back Up Supply. Main Supply
menggunakan adaptor yang inputnya 100VAC dan output 24VDC, sedangkan Back Up
Supply menggunakan baterai 24VDC.
f. Repeater Panel
Repeater Panel merupakan salinan dari Main Control Fire Alarm (MCFA) tetapi
hanya bisa berfungsi untuk memberikan informasi dan tidak dapat melakukan kontrol
atapun setting parameter. Repeater Panel memudahkan ABK untuk melihat lokasi atau
titik alarm kebaran tanpa harus menuju ke ruang panel pusat/utama. Terdapat 2 (dua)
Repeater Panel yang terpasang di Kapal MT. NARIVA, diantaranya terpasang di Engine
Control Room (ECR) dan Anjungan.

Gambar 6. Repeater Panel di ECR

Gambar 7. Repeater Panel di Anjungan

1.6 Instalasi Fire Alarm


Pemasangan / instalasi fire alarm di Kapal MT. NARIVA sebagai berikut :
1. Instalasi Input
Input adalah masukan. Jadi, perangkat input pada fire alarm berupa detektor dan manual
call point yang terhubung dengan Main Control Panel Fire Alarm (MCFA).
2. Instalasi Output
Output berarti ‘luar’. jadi perangkat output atau output device adalah piranti pada
komputer yang dapat menghasilkan atau menampilkan keluaran (output) dari hasil
pengolahan data. Dalam kasus Fire Alarm keluarannya berupa Audible Visual Fire
Alarm dan Repeater Panel yang terhubung ke Main Control Fire alarm System.
3. Instalasi data
Yang dimaksud instalasi data adalah instalasi yang berfungsi untuk melakukan dan
meghubungkan komunikasi antara MCFA dengan seluruh device.
4. Instalasi Power supply
Dalam instalasi kabel power di Kapal MT. NARIVA menggunakan kabel berstandar
Marine dan tidak dianjurkan menggantinya dengan kabel jenis biasa.
1.7 Pemeriksaan dan Perawatan Sistem Fire Alarm
Pemeriksaan dan perawatan secara teratur dengan cara Regular Inspektion,
Maintenance dan bila mana perlu testing. Objektif pemeriksaan dan perawatan adalah
menjaga kesiapan alat dalam keadaan siaga digunakan bila terjadi kebakaran.
a. Pemeriksaan / pemeliharaan secara berkala tiap 3 bulan sekali antata lain:
• Dilihat secara visual kondisi peralatan dalam kondisi baik, (tidak rusak / pecah)
• Cek dan tes Battery Back Up unit Panel MCFA menggunakan alat ukur
• Bersikan kotoran-kotoran yang menempel pada detektor atau komponen –
komponen Panel MCFA
b. Pemeriksaan, pemeliharaan dan testing dari Fire Alarm dilaksanakan
paling tidak 6 bulan sekali secara berkala sistem Fire harus selalu di cek
untuk menyakinkan bahwa MCFA, detektor, bell, indicator lamp berfungsi normal.
1.8 Prosedur penangganan saat ada muncul alarm deteksi kebakaran
o Ketika terdeteksi adanya kebakaran maka alarm MCFA berbunyi
o Pertama Acknowledge kan terlebih dahulu MCFA agar alarm berhenti berbunyi
o Check ke area zonasi yang terdeteksi oleh MCFA apakah ada api atau tidak
o Apabila terdapat titik api maka laporkan ke Kapten Kapal supaya bisa dilakukan
tindakan pemdaman api sesuai prosedur
o Apabila tidak ada api maka cari detector yang mendeteksi adanya api di area tersebut
o Pastikan tidak ada kerusakan pada detector
o Setelah selesai pengecekan maka dilakukan reset melalui MCFA
o Bila alarm pada MCFA masih berbunyi maka akan dilakukan pengecekan lebih lanjut
o Lalu reset kembali MCFA

KESIMPULAN
Fire Alarm System (FAS) adalah sistem pendeteksi keberadaan api secara otomatis
dengan melihat perubahan-perubahan yang terjadi di area sekitar yang berkaitan dengan
kebakaran. FAS ini memiliki 3 jenis yaitu Full Addressable, Konvensional, dan Semi
Addressable. FAS yang digunakan di Kapal MT. NARIVA berjenis Semi Addressable.
Tujuan dipasangnya FAS ini adalah untuk mendeteksi secara dini insiden kebakaran dan
memberitahukan kepada orang di sekitar tempat kejadian untuk melakukan evakuasi dan
segera malakukan pemadaman dan mengkondisikan penyebaran api dan asap. FAS terdiri
dari 3 bagian yaitu : Input, Proses, dan Output. Input terdiri dari detector dan manual call
point. Proses terdiri dari Panel MCFA. Output terdiri dari Bell, lampu indikator, dan Horn
Strobe

DAFTAR PUSTAKA
Bagas, A. & Aliyu A. Pemeliharaan Sistem Fire Alarm Semi Addressible MCFA Honeywell
NFS-320 di Instalasi Radiologi RSUP dr. Sardjito.
Elsera, M. (2019). Suku Laut di Dusun Linau Batu Desa Tanjungkelit, Kabupaten Lingga
Provinsi Kepri. Sosioglobal : Jurnal Pemikiran Dan Penelitian Sosiologi, 3(2), 1.
https://doi.org/10.24198/jsg.v3i2.21054
Herlambang, Reva & Nurpulaela, Lela. (2023). Analisis Penggunaan Fire Alarm System di
Bandara Internasional Jawa Barat Kertajati. Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan, 9(15),
570-580.
Irwanto. (2020). Analisis Instalasi Fire Alarm sebagai Sistem Proteksi Kebakaran dengan
Metode Smoke dan Heat Detectore. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Informasi,
Komunikasi, dan Industri (SNTIK) 12 Fakultas Sains dan TEknologi, UIN Sultan
Syarif Kasim Riau.
Munosip. (2023, 12 Oktober). Apa Itu Fire Alarm? Pengertian, Fungsi, Jenis, dan Cara
Kerjanya. Diakses pada 2 Februari 2024, dari https://firealarm.id/fire-alarm-dan-jenis-
sistemnya/amp/
Supriyadi, Agus. Alarm Kebakaran di Kapal. Diakses pada 2 Februari 2024, dari
https://www.google.com/amp/s/patigeni.com/alarm-kebakaran-di-kapal/

Anda mungkin juga menyukai