Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH ELEKTRONIKA DIGITAL

SISTEM ALARM KEBAKARAN MELALUI SENSOR TEMPERATURE TMP 36

DISUSUN OLEH :

Yuni Haula Bimandiri Putri

NIM :

21E510061044

PROGRAM STUDI TEKNK DIRGANTARA

INSTITUT TRANSPORTASI DAN LOGISTIK TRISAKTI

2023
EXECUTIVE SUMMARY

Kebakaran adalah fenomena yang terjadi ketika suatu bahan mencapai suhu kritis dan bereaksi
secara kimiawi dengan (misalnya) oksigen, menghasilkan nyala api, panas, cahaya, kelembapan, asap,
karbon dioksida, karbon monoksida, atau produk dan efek lainnya. Kebakaran dapat dimulai di mana
saja baik di gedung perkantoran, apartemen atau tempat umum. Seperti di tempat umum sering terjadi
kebakaran, baik itu di ruangan maupun laboratorium, penyalaannya hampir sama akibat dari
kecerobohan dan kelalaian dalam penggunaan alat-alat yang mudah terbakar.

Jika terjadinya keterlambatan dalam penanganan akan mengakibatkan kerugian, kerugian ini
bisa beraneka ragam baik kerugian jiwa atau materi. Keamanan manusia merupakan faktor utama yang
menjadi pertimbangan ketika kebakaran terjadi di sebuah bangunan. Penghuni bangunan harus
mendapatkan informasi/peringatan dini ketika kebakaran segera terjadi untuk dievakuasi.

Untuk itu, Perlunya alat pendeteksi kebakaran dengan sistem detektor menggunakan alarm agar
sesaat kebakaran terjadi, Semua yang berada di dalam gedung dapat mengetahui lewat pendeteksi
tersebut dengan bunyi alarm sebagai penanda kebakaran. Agar dapat mengurangi korban perlunya
sistem sprinkler untuk memadamkan api, serta dapat membantu petugas atau yang berwenang di gedung
tersebut secepatnya.

BAB II

BACKGROUND
2.1 Latar Belakang

Fire Alarm atau alarm kebakaran adalah sistem pendeteksi keberadaan api secara otomatis
dengan melihat perubahan yang terjadi di area sekitar yang berkaitan dengan kebakaran. Perubahan
pada lingkungan sekitar dapat diasumsikan sebagai tanda pendeteksi bahaya kebakaran.

Perubahan yang terjadi misalnya meningkatnya suhu ruangan, munculnya asap, munculnya api
ataupun gas. Dalam sistem ini alarm kebakaran hanya dapat mendeteksi dengan perubahan suhu yang
terjadi . jika suhu di atas 80 derajat maka alarm akan berbunyi dan akan memberi tanda bahaya untuk
segera melakukan evakuasi .

2.2 Rumusan Masalah

Dari Latar Belakang di atas, maka terdapat rumusan masalah yang akan dibahas pada penulisan
ini :

1. Bagaimana Cara kerja dari Sistem Alarm Kebakaran?

2. Apakah dengan adanya Sistem Alarm Kebakaran bisa menjadi solusi terbaik dalam
keselamatan ?

3. Apa saja komponen yang terdapat pada Sistem Alarm Kebakaran?

4. Mengapa seluruh bangunan harus dilengkapi Sistem Alarm Kebakaran?

2.3 Tujuan Proyek

Tujuan pembuatan dan pengembangan alat ini antara lain untuk :

1. Mengimplementasikan prinsip kerja Sistem Alarm Kebakaran

2. Menjelaskan cara kerja dari Sistem Alarm Kebakaran serta mensimulasikan pada aplikasi
Tinkercad.

3. Mengingatkan betapa pentingnya Sistem Keamanan dalam pencegahan kebakaran.

4. Mampu menciptakan Alat Keamanan sederhana yang dapat digunakan oleh banyak orang
untuk memenuhi kebutuhan dalam keamanan pencegahan kebakaran.
BAB III

KOMPONEN

3.1 Hardware

3.1.1 Komponen Input

a. Sensor Suhu TMP36

TMP36 merupakan sensor yang digunakan untuk


mengukur suhu menggunakan mikrokontroler. Sensor
ini bisa mengukur suhu antara -40°C sampai +125°C

b. Port USB

Port USB adalah Komponen pertama pada input


yang berfungsi untuk menghidupkan atau mematikan
alat, yang kemudian power akan tersupply pada
keseluruhan komponen alat.

3.1.2 Komponen Proses


a. Arduino Uno R3

Proses membutuhukan "Otak" yang menjadi


penyalur input ke output. Melalui simulasi aplikasi
Tinkercad, Arduino Uno R3 sebagai kontrol
membutuhkan sistem software yang digunakan untuk
perintah atau system, agar alat ini dapat bekerja sesuai
konsep alat yang dinginkan. Mikrocontroller ini
berbasi IC AT mega 328P, memiliki 14 Pin input atau
output digital (6 Pin sebagai output PWM, dan 6 input
Analog). Kristal kuarsa 16 MHz, Koneksi USB,
Colokan Listrik, Header ICSP, dan Tombol Reset.
Hubungkan Arduino Uno r3 ke sebuah komputer
melalui USB atau memberikan tegangan DC dari
baterai atau adaptor AC ke DC maka alat akan
menyala

3.1.3 Komponen Output


a. LCD 16 X 2

LCD 16 × 2 yang telah diprogram untuk


menampilkan pesan bahaya maupun
indicator, apakah alat sedang mati atau
menyala.

b. Lampu LED
Pada Tinkercad, LED (Light Emitting
Diode) berfungsi sebagai sumber cahaya
dalam simulasi rangkaian elektronika.
Dengan menambahkan LED ke dalam sirkuit,
kita dapat memvisualisasikan bagaimana arus
listrik mengalir melalui LED, menyebabkan
peredaran cahaya. Ini memungkinkan
pemahaman praktis tentang konsep dasar
elektronika, sirkuit listrik, dan cara kerja LED
dalam lingkungan simulasi.
c. Bel Alarm Piezo

Bell alarm piezo adalah komponen


elektronik yang berfungsi sebagai penghasil
suara dalam bentuk getaran mekanis. Fungsi
utamanya adalah memberikan peringatan
atau sinyal audio dalam berbagai aplikasi,
termasuk alarm kebakaran, alarm keamanan,
atau perangkat peringatan lainnya.
3.2 Perangkat Lunak (Software)

Software merupakan istilah untuk penyebutan kata perangkat lunak atau perangkat tak
kasat mata yang hanya berbentuk sebuah program, angka, maupun huruf. Software tersimpan
secara digital dan tertanam pada processor. Berikut adalah Alur Flowchart yang
menggambarkan cara kerja software pada alat Sistem Alarm Kebakaran
Di atas adalah alur Flowchart yang dijelaskan prinsip kerjanya, yaitu sebagai berikut :
1. Ketka port USB disambungkan, maka alat akan hidup.
2. Pada layar LCD menampilkan tulisan “SISTEM NYALA”

3. Sensor menyala dan akan membaca keadaan.


4. Jika terdeteksi tidak adanya kebakaran ataupun kenaikan suhu, maka LCD akan
menampilkan tulisan "AMAN".
5. Jika terdeteksi adanya kebakaran ataupun kenaikan suhu >80, maka LCD akan menampilkan
tulisan "Bahaya. Segera Evakuasi", buzzer alarm akan berbunyi dan lampu LED berwarna
merah akan menyala (flash).
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Alat Sistem Alarm Kebakaran sangatlah penting bagi setiap bangunan infrastruktur, seperti di
gedung-gedung, restoran dan lain-lain terutama di Bandara yang padat akses pengunjungnya. Dengan
adanya Sistem Alarm Kebakaran, semua orang dapat mengerti bahwa proses evakuasi harus segera
dilakukan. Alat ini dapat berfungsi sebagai indikator safety yang paling efektif, apabila terjadi
kebocoran gas ataupun kebakaran dan dapat mengurangi korban apabila terjadi kebakaran.

4.2. Saran

Pengembangan Untuk perkembangan selanjutnya, saya berharap alat ini bisa melakukan respon atau
tindakan pengamanan pertama terhadap bahaya yang akan terjadi. Kedepannya, alat ini dikembangkan
sebaik mungkin dan lebih canggih lagi. Saya menyarankan untuk menyiapkan sistem alarm yang sudah
terintegrasi dengan pint evakuasi, dengan tujuan pintu dapat otomatis terbuka ketika ada bahaya
kebakaran dan juga sistem kontrol canggih yang dapat mengontrol seluruh alat fasilitas bangunan yang
dapat memadamkan api bila terdeteksi oleh alat Sistem Alarm Kebakaran ini, atau juga dengan
membuat sistem alarm kebakaran yang langsung terhubung dengan aparat sekitar atau dengan dinas
pemadam kebakaran agar segera terjun untuk menanggulangi sebelum keb akaran terjadi.

Anda mungkin juga menyukai