Anda di halaman 1dari 8

TUGAS SISTEM PROTEKSI BANGUNAN

Kelompok 3

Nama :

 Danya Cahaya Ramadhany (1511440)


 Hasna Fauziyyah (1511440)
 Novi Mustikasari (151144025)
 Sadam Ali Akbar (1511440)

Kelas : 4 – TPPG

PENEMPATAN SMOKE DETECTOR

Pendahuluan
Detektor asap (smoke detektor) Alat ini berfungsi untuk pengindera adanya produk hasil
pembakaran yang berupa asap sebagai akibat terjadinya kebakaran. Asap adalah keseluruhan
partikel yang melayang-layang baik kelihatan maupun tidak kelihatan dari suatu pembakaran.
Sesuai dengan cara kerjanya smoke detektor dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
a. Ionisation Detektor
Alat ini berfungsi untuk penginderaan akan adanya produk hasil pembakaran yaitu
semenjak asap mulai timbul. Pendeteksian cara ionisasi lebih bereaksi terhadap partikel yang
tidak kelihatan (ukuran lebih kecil dari 1 mikron) yang diproduksi oleh kebanyakan nyala
kebakaran. Reaksinya agak lebih rendah terhadap partikel yang lebih besar dari kebanyakan api
tanpa nyala. Secara umum gambaran prinsip pendeteksian ionization detektor adalah sebagai
berikut :

Pendeteksian Ionisation Detector


Sumber: http://www.osha.gov
Suatu detektor asap jenis ionisasi ini mempunyai sejumlah kecil bahan radio aktif yang
mengionisasikan udara di dalam ruang penginderaan, dengan demikian menjadikan udara
bersifat konduktif dan membolehkan arus mengalir menembus dua elektroda yang bermuatan.
Ini menjadikan kamar pengindera suatu konduktivitas listrik yang efektif. Ketika partikel asap
memasuki daerah ionisasi, partikel ini menurunkan konduktansi dari udara dengan jalan
mengikatkan diri ke ion-ion. Mengakibatkan penurunan mobilitas. Ketika konduktansi rendah
dibandingkan suatu tingkat yang ditentukan terlebih dahulu, detektor akan bereaksi.
Pada kondisi normal, dimana daerah ionisasi bebas dari asap maka electrical circuit
dalam keadan balance atau seimbang. Electrical circuit ini berfungsi sebagai switch atau
sakelar maknetik guna mengaktifkan relay pada alarm jika terjadi kebakaran. Sewaktu asap
masuk ruangan ionisasi akan menyebabkan terhambatnya perpindahan ion yang mengakibatkan
elektrical circuit tidak seimbang. Hal ini berakibat voltage yang mengalir ke relay terhambat
kemudian relay aktif dan mengaktifkan alarm sebagai sinyal pertanda terjadinya kebakaran.
b. Optical Detektor
Bila ionisation detektor dapat mengindera produk pembakaran yang tidak bisa dilihat
(invisible light), maka optical detektor berfungsi untuk mengindera produk pembakaran yang
bisa dilihat (visible light), misalnya partikel-partikel carbon dan bahan-bahan kimia yang
apabila terbakar menghasilkan asap. Optical detektor memiliki 2 komponen penting, yaitu
sumber cahaya dan photo-electric cell. Prinsip kerja dari detektor jenis ini adalah karena adanya
cahaya yang masuk pada photoelectric cell. Sumber cahaya dan photo-electric cell berada
dalam ruangan yang kedap cahaya dan dirancang agar asap kebakaran dapat masuk keruangan
tersebut. Bila tidak ada asap yang masuk (tidak terjadi kebakaran) maka posisi cahaya dari
sumber cahaya akan lurus (tidak mengarah pada photo-electric cell).

Pendeteksian Photoelectric Detector


Sumber: http://www.osha.gov
Sedang pada saat terjadi kebakaran, maka partikelpartikel asap kebakaran akan masuk
keruangan tersebut, sehingga cahaya dari sumber akan membelok dan mengarah ke photo-
electric cell sebagai akibat dari terkena asap kebakaran. Dengan membeloknya cahaya ke
photo-electric cell maka dapat mengatifkan aliran listrik dalam circuit 13 detektor yang
ditangkap oleh amplifier untuk menggerakkan relay alarm.

Prosedur Perencanaan
a. Kriteria Desain Detektor
Dalam pemasangan detektor tidak bisa dilakukan secara sembarangan namun memiliki
aturan-aturan yang harus dilakukan. Aturan-aturan tersebut dilaksanakan guna mendapatkan
keefektifan kerja dari detektor itu sendiri. Pemasangan komponen-komponen detektor harus
memiliki merk dagang, terdaftar sebagai pengesahan kualitas standart, memperoleh
rekomendasi dari instansi yang berwenang, dan harus dilengkapi dengan sertifikat dari
laboratorium. Pemilihan jenis detektor juga harus sesuai dengan fungsi ruangan dan juga luas
lantai bangunan.
Tabel Detektor Sesuai Dungsi Ruang
Keterangan:
BT = Detektor bertemperatur tetap
KNT = Detektor berdasarkan kecepatan naiknya temperature
ROR = Rate-of Rise Detektor
Kriteria desain dalam pemasangan smoke detektor (detektor asap) adalah harus
memenuhi aturan-aturan sebagai berikut :
1. Detektor asap optic digunakan untuk mendeteksi kebakaran yang menghasilkan asap
tebal, seperti kebakaran PVC.
2. Detektor asap ionisasi digunakan untuk mendeteksi asap kebakaran yang terdiri dari
partikel-partikel kecil yang biasanya berupa pembakaran sempurna.
3. Penempatan detektor asap harus sesuai dengan fungsi ruangan.
4. Pada atap datar, detektor asap tidak boleh dipasang pada jarak kurang dari 10 cm dari
dinding dan tidak boleh lebih dari 30 cm dari langit-langit.

Penempatan Detektor Asap pada Atap Datar


(Sumber: SNI 03-3985-2000)

5. Balok-balok pada langit-langit dengan tebal dan tingginya sama atau kurang dari 20 cm
maka dapat dianggap sebagai langit-langit rata.
6. Untuk atap pelana, deretan detektor dipasang didaerah atap yang berjarak 90 cm dari
puncak atap yang diukur mendatar. Deretan detektor asap yang lain dipasang sesuai
dengan jarak yang diperbolehkan.
Penempatan Detektor Asap pada Atap Pelana
(Sumber: SNI 03-3985-2000)

7. Penempatan dan jarak pemasangan detektor asap harus disesuaikan dengan bentuk dan
pemukaan langit-langit, tinggi langit-langit, dan sistem ventilasi ruangan.
8. Detektor asap tidak boleh dipasang dalam jarak kurang dari 1,5 meter dari lubang udara
masuk.

Penempatan Detektor dari lubang udara masuk


(Sumber: SNI 03-3985-2000)

9. Detektor asap harus dipasang pada daerah dekat lubang udara balik, dengan jarak kurang
dari 1,5 meter.
Penempatan Detektor dari lubang udara balik
(Sumber: SNI 03-3985-2000)

10. Pada setiap luas lantai 92 m2 dengan tinggi langit-langit 3 m, harus dipasang sebuah alat
detektor.
11. Untuk langit-langit yang terbagi-bagi dalam balok-balok, pemasangan detektor sesuai
dengan ketentuan sebagai berikut :

Penempatan Detektor asap pada langit-langit yang terbagi dalam balok-balok


(Sumber: SNI 03-3985-2000)

12. Zona detektor harus dibatasi maksimal 20 detektor asap yang dapat melindung area seluas
1000 m2 luas lantai.
13. Zona detektor harus dibatasi maksimal 20 detektor asap yang dapat melindung area seluas
1000 m2 luas lantai.

b. Perancangan Pemasangan Detektor


Untuk perhitungan jumlah dan penempatan detektor dilakukan per ruangan. Ada 4 tahap yang
akan dilakukan dalam perancangan Detektor :
1. Pemillihan Jenis Detektor Harus Disesuaikan Dengan Fungsi Ruangan.
2. Penentuan Faktor Pengali Sesuai Dengan Ketinggian Langit-Langit
Penentuan faktor pengali harus sesuai dengan ketinggian langit-langit yaitu dengan
melihat tabel dibawah ini :
Faktor Pengali Sesuai Ketinggian Langit-langit

Untuk menghitung jumlah detektor dalam satu ruangan dilakukan dua kali yaitu
menghitung secara memanjang dan melintang dengan menggunakan rumus :

3. Perhitungan Jarak Antar Detektor


Dalam perhitungan jarak detektor terdapat 2 kompnen yang harus diperhatikan.
Ruangan tersebut apakah termasuk ruang efektif atau ruang sirkulasi. Dimana ruang
efektif adalah ruang yang digunakan sesuai dengan peruntukkannya. Sedangkan ruang
sirkulasi adalah ruangan yang memudahkan seseorang untuk bersikulasi atau tidak ada
pemisah. Misalnya untuk detektor asap, jarak detektor untuk ruangan efektif adalah 12 m
sedangkan untuk ruang sirkulasi adalah 18 m.
Jarak Detektor Maksimum Menurut Jenis Ruangan

Untuk menghitung jarak detektor dengan persamaan :


S = jarak detektor maks (efektif atau sirkulasi) x faktor pengali
4. Perhitungan Jumlah dan Jarak Detektor Dari Dinding
Untuk menghitung jumlah detektor, dilakukan 2 kali perhitungan dengan arah
memanjang dan melintang, namun jumlah detektor bukan merupakan akumulasi dari
perhitungan memanjang dan melintang karena hal itu merupakan matrics. Sedangkan
untuk perhitungan jarak detektor dari dinding adalah
𝑠
2
Catatan :
Pengecualian diberikan pada kasus dimana terdapat balok beton , detektor dapat dipasang
pada dasar balok beton. Karena pada gedung ini terdapat balok beton pada langit-langit
maka penempatan detektor berada di dasar beton balok (buku training sistem pencegahan
dan penanggulangan kebakaran).

Anda mungkin juga menyukai