Anda di halaman 1dari 106

NORMA K3 LISTRIK, PETIR,

ELEVATOR DAN ESCALATOR


• INSTANSI: DINAS TENAGA KERJA • Diklat Pengawas Ketenagakerjaan, Kementerian
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik
DAN TRANSMIGRASI PROVINSI Indonesia, Bogor (2013)
SULAWESI SELATAN • Sarjana Psikologi • Professional Occupational Safety and Health
• KONTAK: (Universitas Indonesia, Certificate Program (Program Professional
Keselamatan dan Kesehatan Kerja),
• hp : 082393119484 2008) OSHAcademy based on Oregon,USA (2013)
• Training on Trainer KADER NORMA
• Email: gaolhonris@gmail.com; • Master Keselamatan dan KETENAGAKERJAAN , Kementerian Tenaga
honris.suhartono@alumni.ui.ac.id Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia.
Kesehatan Kerja Jakarta (2014)
• Diklat Penyidik PNS, Pudikreskrim POLRI (2019)
(Universitas Indonesia,
HONRIS SUHARTONO 2017)
LUMBAN GAOL
DIKLAT
PENDIDIKAN
KEAHLIAN
Tujuan Pembelajaran
• Bisa Mengetahui Ruang Kerja Listrik yang
sebenarnya Mulai dari Pembangkitan,
transmisi, distribusi, pemanfaatan
• Bisa melihat dan menganalisa Potensi Bahaya
yang ada di Pembangkitan, transmisi,
distribusi, pemanfaatan
• Bisa membandingkan pekerjaan AHLI K3 dan
teknisi.

08/01/2023 created by PNK3 3


• UNDANG UNDANG NO 1 TAHUN 1970
• Permenaker No 33 Tahun 2015 Tentang
K3 listrik di tempat kerja melengkapi
Permenaker No 12 tahun 2015 K3
Listrik
UU No. 1 Tahun 1970

RUANG LINGKUP

BERLAKU DI SETIAP TEMPAT KERJA DI WILAYAH


KEKUASAAN HUKUM RI

UNSUR TEMPAT KERJA:


1. Ada tempat usaha baik ekonomi/ sosial
2. Ada tenaga kerja
3. Ada sumber bahaya
UU No. 1 Tahun 1970
Pasal 2 ayat (2)

q dibangkitkan, dirubah,
dikumpulkan, disimpan, dibagi-
bagikan atau disalurkan listrik, gas,
minyak atau air;
UU No. 1 Tahun 1970
Pasal 3 ayat (1)

q mencegah terkena aliran listrik yang


berbahaya
UU No. 1 Tahun 1970
Pasal 4 ayat (1)

Dengan peraturan perundangan


ditetapkan syarat-syarat keselamatan
kerja dalam perencanaan, pembuatan,
pengangkutan, peredaran,perdagangan,
pemasangan, pemakaian, penggunaan,
pemeliharaan dan penyimpanan bahan,
barang, produk teknis dan aparat
produksi yang mengandung dan dapat
menimbulkan bahaya kecelakaan
UU No. 1 Tahun 1970
Pasal 5 ayat (1)

Direktur melakukan pelaksanaan


umum terhadap Undang-undang ini,
sedangkan para pegawai pengawas
dan ahli keselamatan kerja ditugaskan
menjalankan pengawasan langsung
terhadap ditaatinya Undang-undang
ini dan membantu pelaksanaannya.
RUANG LINGKUP

1. Perencanaan, pembuatan, pemasangan


atau perakitan, penggunaan atau
pengoperasian, dan pemeliharaan
instalasi listrik.
2. Personil yang bertanggung jawab dalam
K3 Listrik.
K3 Itu Apa ?????
K3 adalah : ………………….
a. Secara Filosofi :……?
b. Secara Ilmuwan:….?
c. Secara Praktis : …?

08/01/2023 created by PNK3 12


Tujuan K3
Ref. UU No 1 th 1970
• Melindungi para pekerja dan orang
lainnya di tempat kerja
• Menjamin setiap sumber produksi
dipakai secara aman dan efisien
• Menjamin proses produksi berjalan
lancar
OUT COME
► Proses produksi lancar
► Produktivitas meningkat
► Kesejahteraan meningkat
Ketenagalistrikan

08/01/2023 14
previous next
Pengertian :
 Pembangkitan Listrik : kegiatan yang memproduksi dan
membangkitkan tenaga listrik dari berbagai sumber tenaga
 Transmisi Listrik : Kegiatan Penyaluran tenaga Listrik dari
tempat pembangkit tenaga listrik sampai ke saluran distribusi
Listrik
 Distribusi Listrik : kegiatan menyalurrkan tenaga Listrik dari
sumber daya listrik besar sampai ke pemanfaatan Listrik
 Pemanfaatan Listrik : Kegiatan mengubah energi lsitrik menjadi
energi bentuk lain
Instalasi listrik adalah bangunan mulai
dari pembangkit tenaga sampai titik
penggunaan akhir
Peralatan listrik adalah setiap alat yang
menggunakan listrik
Perlengkapan listrik adalah komponen-
komponen yang diperlukan pada jaringan
instalasi
Pelaksanaan K3 Listrik di tempat Kerja
bertujuan :
1. Melindungi keselamatan tenaga Kerja dan
orang lain yang berada didalam
lingkungan tempat kerja dari potensi
bahaya listrik
2. Menciptakan instalasi listrik yang aman,
Handal dan memberikan keselamatan
bangunan beserta isinya, dan
3. Menciptakan tempat kerja yang selamat
dan sehat untuk mendorong produktivitas
Tujuan K3 Listrik
1. Menjamin kehandalan instalasi listrik sesuai
tujuan penggunaannya

2. Mencegah timbulnya bahaya akibat listrik


 bahaya sentuhan langsung
 bahaya sentuhan tidak langsung
 bahaya kebakaran
Lihat Pasal 6, Pasal 7 dan pasal 8 Permenaker 12 tahun
2015
N
4. Flash Arc
Pemeriksaan dan Pengujian

Permenaker 12 Tahun 2015 BAB IV PASAL 9

Pasal 11 Pemeriksaan berkala


Pengawasan K3 listrik :
1. Pengawasan K3 Listrik
dilaksanakan oleh pegawai
pengawas ketenagakerjaan
2. Pengusaha / Pengurus wajib
melaksanakan peraturan yang
dimaksud
SANKSI – SANKSI
Pengusaha dan / atau pengurus yang tidak memenuhi
ketentuan yang dimaksud yakni peraturan menteri tahun
2015 ini dikenakan sanksi sesuai dengan UU no 1 tahun
1970 dan UU no 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
Dampak Arus Listrik Pada Manusia

Tergantung pada :
• besar arus yang mengalir ke tubuh
• bagian tubuh yang terkena
• lama/ durasi pekerja terkena arus
kejut
Arus listrik pada tubuh dapat mengakibatkan :

• menghentikan fungsi jantung dan menghambat


pernafasan.
• Panas yang ditimbulkan oleh arus dapat menyebabkan
kulit atau tubuh terbakar, khususnya pada titik dimana
arus masuk ke tubuh.
• Beberapa kasus dapat menimbulkan pendarahan, atau
kesulitan bernafas dan gangguan saraf.
• Gerakan spontan akibat terkena arus listrik, dapat
mengakibatkan cidera lain seperti akibat jatuh atau
terkena/tersandung benda lain.
menghentikan fungsi jantung dan menghambat pernafasan
Luka bakar akibat listrik
Kemungkinan jatuh dari ketinggian
Bahaya kejut listrik
disebabkan oleh :
• Sentuhan Langsung
• Sentuhan Tidak langsung
Bahaya Sentuhan Langsung

Sentuhan langsung
adalah bahaya sentuhan pada
bagian konduktif yang secara
normal bertegangan
Proteksi dari Arus Kejut

Proteksi Sentuh langsung :


1. Mencegah mengalirnya arus melalui tubuh
2. Membatasi arus yang dapat mengalir
melalui badan sampai nilai yang lebih kecil
dari arus kejut
PROTEKSI BAHAYA
SENTUHAN LANGSUNG
METODA :
1 Isolasi bagian aktif
2 Penghalang atau Selungkup
33 Rintangan
44 Jarak aman atau diluar jangkauan
5 Gawai proteksi arus sisa
36 Isolasi lantai kerja.
Mengisolasi Bagian Aktif
Mengisolasi bagian aktif
Mengisolasi Bagian Aktif
Menutup dg Penghalang atau
Selungkup
Memasang Rintangan
Proteksi dengan rintangan
• Rintangan : mencegah sentug tidak sengaja ke
bagian aktif tetapi tidak mencegah sentuh
disengaja
• Rintangan mencegah :
– Mendekatnya badan dengan tidak sengaja ke
bagian aktif
– Sentuh tidak sengaja dg ke bagian aktif selama
operasi
• Rintangan dapat dilepas tanpa menggunakan kunci
atau pekakas, tetapi harus aman sehingga tercegah
lepasnya rintangan secara tidak sengaja
Memberi Jarak Di Luar Jangkauan
ISOLASI LANTAI KERJA
Bahaya Sentuhan Tidak Langsung
Sentuhan tidak langsung
adalah bahaya sentuhan pada bagian
konduktif yang secara normal tidak
bertegangan, menjadi bertegangan
karena terjadi kegagalan isolasi
Proteksi dari Arus Kejut
Proteksi Sentuh tak langsung :
1. Mencegah mengalirnya arus gangguan
melalui badan
2. Membatasi arus yang dapat mengalir
melalui badan sampai nilai yang lebih kecil
dari arus kejut
Lanjutan
Proteksi dari Arus Kejut
Proteksi Sentuh tak langsung :
3. Pemutusan secara otomatis dlm waktu yg
ditentukan pada saat terjadi gangguan yg
sangat miungkin menyebabkan arus
melalui badan yg bersentuhan dg bagian
konduktif terbuka, yg nilai arusnya sama
dengan atau lebih besar dari arus kejut
listrik.
4. Penerapan metoda ikatan penyama
potensial adalah salah satu prinsip
penting untuk keselamatan.
PROTEKSI BAHAYA
SENTUH TIDAK
LANGSUNG METODA :

1 Pemutusan supply secara otomatis

2 Memasang grounding (pembumian)


33 Mempergunakan perlengkapan kelas ii atau dengan
isolasi ekivalen
44 Proteksi dengan lokasi tidak konduktif
PROTEKSI BAHAYA
SENTUH TIDAK
LANGSUNG
METODA :

5 Proteksi dengan ikatan penyama potensial lokal bebas


BUMI
6 Proteksi dengan separasi listrik.
Memisahkan sirkit perlengkapan dari jaringan
sumber dg menggunakan trafo pemisah atau motor
generator.

7 Memasang tanda keselamatan


Mamasang Tanda Keselamatan
Kebakaran karena LISTRIK
Listrik identik dengan kebakaran

1. Pembebanan lebih
2. Sambungan tidak sempurna
3. Perlengkapan tidak standar
4. Pembatas arus tidak sesuai
5. Kebocoran isolasi
6. Listrik statik
7. Sambaran petir

ika sri wulandari, kemakertrans ri


Bagian 9
Pengusahaan Instalasi Listrik

Poin 9.5.3.2 :
Orang yang mengawasi pemasangan instalasi listrik
Poin 9.5.3.1 :
Orang yang diberi tanggung jawab, perancangan,
pemasangan, pemeriksaan, dan pengujian inst. Listrik,
harus memahami K3 dan memiliki ijin kerja.
Poin 9.10.4.:
Pengusahaan listrik > 200 kVA harus memiliki organisasi
yang bertanggjawab secara khusus dan mempunyai
seorang ahli yang terlatih sebagai penanggung jawab
47
KOMPETENSI SDM BIDANG
K3 LISTRIK

AHLI K3 LISTRIK :
MENILAI RANCANGAN; PEMERIKSAAN/PENGUJIAN

TEKNISI LISTRIK :
PELAKSANA PELAYANAN, PEMELIHARAAN
Kep. Dirjen Binwasnaker & K3 Nomor 48 tahun 2015
tentang Pembinaan Teknisi K3 Listrik

KOMPETENSI

• Mampu dan terampil dalam melakukan


pemasangan dan pemeliharaan terhadap instalasi,
perlengkapan dan peralatan instalasi listrik di
pembangkitan secara aman;
• Mampu dan terampil dalam melakukan
pemasangan dan pemeliharaan terhadap instalasi,
perlengkapan dan peralatan instalasi listrik di
transmisi listrik secara aman;
KOMPETENSI

• Mampu dan terampil dalam melakukan


pemasangan dan pemeliharaan terhadap
instalasi, perlengkapan dan peralatan instalasi
listrik di distribusi listrik secara aman;
• Mampu dan terampil dalam melakukan
pemasangan dan pemeliharaan terhadap
instalasi, perlengkapan dan peralatan instalasi
listrik di pemanfaatan listrik secara aman;

50
TIPS AMAN UNTUK MENCEGAH BAHAYA
LISTRIK

• Gunakan sarung tangan dan sepatu


khusus untuk bahaya listrik;
• Simpan peralatan listrik yang tidak
digunakan di tempat yang kering;
• Jangan menggunakan peralatan listrik
yang basah/ lembab;
• Usahakan bekerja pada tegangan < 50
V;
• Usahakan tempat kerja listrik terang;
TIPS AMAN UNTUK MENCEGAH BAHAYA
LISTRIK

• Pastikan tidak mendekati potensi bahaya


listrik;
• Jangan mencabut/menyentak untuk
melepaskan tusuk kontak;
• Jaga kabel dari panas, minyak dan benda
tajam;
• Lepaskan peralatan yang tidak digunakan
dari sumber listrik,
• Ganti setiap peralatan yang rusak;
TIPS AMAN UNTUK MENCEGAH BAHAYA
LISTRIK

• Ganti setiap peralatan yang rusak;


• Pastikan bahwa saklar daya utama
untuk mematikan daya listrik mudah
dijangkau dan
jelas ditandai, sehingga dapat dengan
cepat dimatikan dalam keadaan darurat;
• Lakukan pekerjaan dengan didampingi
seorang petugas.
Kep. Dirjen Binawas Kep 311/BW/2002
KOMPETENSI TEKNISI LISTRIK
(PELAKSANA PELAYANAN, PEMELIHARAAN)

Tugas dan tanggung jawab :


• Melayani, merawat dan mengawasi kelaikan
instalasi listrik;
• Membantu pemeriksaan dan pengujian
instalasi listrik;

54
Pengawasan K3 +++++++
Instalasi Penyalur Petir +++++++++
+++++++
-------
PERMENAKER 31 ------
TAHUN 2015 Mengubah -----
No. PER 02/MEN/1989
Tentang
Instalasi Penyalur Petir

Ruang lingkup :
Sistem eksternal

Jenis :
konvensional &
elektrostatik

55
Referensi:
1. Peraturan Menteri Tenaga Kerja 31 Tahun 2015 mengubah Per
02/Men/1989 tentang Pengawasan instalasi penyalur petir
Berlaku untuk sistem proteksi eksternal / proteksi bahaya
sambaran langsung;
2. SNI 04- 0225 2011 (PUIL 2011)
Sebagai rujukan untuk sistem proteksi internal / proteksi
bahaya sambaran tidak langsung.

Instalasi penyalur petir yang tidak


memenuhi syarat dapat mengundang bahaya
56
Pengertian :
1. Instalasi penyalur petir ialah seluruh susunan sarana penyalur petir terdiri
atas penerima (Air Terminal/Rod), Penghantar penurunan (Down Conductor),
Elektroda Bumi (Earth Electrode) termasuk perlengkapan lainnya yang
merupakan satu kesatuan berfungsi untuk menangkap muatan petir dan
menyalurkannya ke bumi;
2. Penerima ialah peralatan dan atau penghantar dari logam yang menonjol
lurus ke atas dan atau mendatar guna menerima petir;
3. Penghantar penurunan ialah penghantar yang menghubungkan penerima
dengan elektroda bumi;
4. Elektroda bumi ialah bagian dari instalasi penyalur petir yang ditanam dan
kontak langsung dengan bumi;
5. Elektroda kelompok ialah beberapa elektroda bumi yang dihubungkan satu
dengan lain sehingga merupakan satu kesatuan yang hanya disambung
dengan satu penghantar penurunan;
6. Daerah perlindungan ialah daerah dengan radius tertentu yang termasuk
dalam perlindungan instalasi penyalur petir;
Pasal 2

(1) Instalasi penyalur petir harus direncanakan, dibuat, dipasang dan dipelihara sesuai
dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri ini dan atau standard yang diakui;
(2) Instalasi penyalur petir secara umum harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. kemampuan perlindungan secara teknis;
b. ketahanan mekanis;
c. ketahanan terhadap korosi,
(3) Bahan dan konstruksi instalasi penyalur petir harus kuat dan memenuhi syarat;
(4) Bagian-bagian instalasi penyalur petir harus memiliki tanda hasil pengujian dan
atau sertifikat yang diakui.
Pasal 6

1. Pemasangan instalasi penyalur petir harus dilakukan oleh Instalasi yang telah
mendapat Suket dari Menteri atau Pejabat yang ditunjuknya;
2. Tata cara untuk mendapat Suket sebagaimana dimaksud ayat (1), diatur lebih
lanjut dengan Keputusan Menteri.
KONSEP PROTEKSI BAHAYA SAMBARAN PETIR

PERLINDUNGAN SAMBARAN LANGSUNG


(PROTEKSI EXTERNAL)
Dengan memasang instalasi penyalur petir pada
bangunan
Jenis instalasi :
- Sistem Franklin
- Sistem Sangkar Faraday
- Sistem Elektro statik

PERLINDUNGAN SAMBARAN TIDAK LANGSUNG


(PROTEKSI INTERNAL)
Dengan melengkapi peralatan penyama tegangan
pada jaringan instalasi
08/01/2023 created bylistrik
PNK3 (Arrester) 60
AWAN KE AWAN

Arus : 5.000 ~ 200.000 A


o
Panas: 30.000 C

AWAN KE BUMI

KERUSAKAN
• THERMIS,
• ELEKTRIS, Sasaran
• MEKANIS,
OBYEK YANG TERTINGGI

08/01/2023 created by PNK3 61


BAHAYA SAMBARAN PETIR

SAMBARAN
LANGSUNG
.

SAMBARAN
TIDAK LANGSUNG
Instalasi penyalur petir
yang tidak
memenuhi syarat dapat
mengundang bahaya

Grounding tidak sempurna

Berbahaya

08/01/2023 created by PNK3 63


INSTALASI PENYALUR PETIR
PERMENAKER PER-02 MEN/1989
SISTEM FRANKLIN
BAGIAN BAGIAN PENTING

 PENERIMA
Sudut perlindungan (AIR TERMINAL)
112 o

 HANTARAN PENURUNAN
(DOWN CONDUCTOR)

 HANTARAN PEMBUMIAN
(GROUNDING)

Resistan pembumian
mak 5 ohm

08/01/2023 created by PNK3 64


PROTEKSI PETIR SYSTEM INTERNAL

Semua bagian konduktif dibonding


Semua fasa jaringan RSTNG dipasang Arrester
Bila terjadi sambaran petir pada jaringan instalasi listrik semua kawat RSTN
tegangannya sama tidak ada beda potensial

RSTN RSTN

ARRESTER

GROUNDING

65
PRINSIP KERJA LIGHTNING
ARRESTER (L.A)
• Apabila ada gelombang petir pada jala-jala dan
melalui Lightning Arrester maka tegangan tsb akan
dipotong (Chopped) oleh LA dan dialirkan ke
bumi(dibumikan),sehingga peralatan dalam jala-jala
menjadi aman.
• Komponen dalam lightning arrester yang memotong
gelombang dan mengalirkan sisa gelombang tsb
kebumi bersifat Non Linier Resistan dan berfungsi
sebagai AIR GAP.

08/01/2023 created by PNK3 66


LIGHTNING ARRESTER

Gambar lightning Arrester yang


digunakan untuk trafo,genset dan
dipasang dalam jala2 :
1.Thyrite valve.
2.Rumah atau pelindung keramik

3.Air gap (celah udara) sebagai


pengaman yang akan mengalirkan
gelombang tegangan/arus bila melebihi
08/01/2023 tegangan nominal LA
created by PNK3 67
LIGHTNING ARRESTER UNTUK
MENGAMANKAN TRAFO
1. Unit kumparan primer dan sekunder.
2. Inti dan pegangan kerangka .
3. Hubungan tegangan tinggi dibawah
permukaan minyak untuk mencengah busur
4. Sekreing (pengaman) tegangan tinggi untuk
melindungi bila ada kesalahan di dalam.
5. Lightning arrester de.ngan air gap untuk
huburgan ke tegangan tinggi dan grounded.
6. Tegangan tinggi dan penyambung.
7. Tegangan rendah
8. Gasket seal untuk tutup
9. Penarik dan pengangkat
10. Permukaan minyak
11. Hubungan tanah
12. Isolasi antara kumparan dan inti

08/01/2023 created by PNK3 68


PEMASANGAN
MBUMIAN PADA MOTOR
LISTRIK
SYARAT-SYARAT PEMASANGAN
PENGHANTAR PENURUNAN
1. Dipasang sepanjang hubungan ke tanah.
2. Diperhitungkan pemuaian dan penyusutan.
3. Jarak antara alat pemegang penghantar maximal 1,5 meter.
4. Dilarang memasang penghantar penurunan dibawah atap dalam bangunan.
5. Jika ada, penurunan dipasang pada bagian yang terdekat pohon, menonjol.
6. Memudahkan pemeriksaan.
7. Jika digunakan pipa logam, pada kedua ujung harus disambung secara elektris.
8. Dipasang minimal 2 penurunan.
9. Jarak antar kaki penerima dan titik percabangan penghantar maximal 5 meter.
BAHAN PENGHANTAR PENURUNAN
a. Kawat tembaga penampang min. 50 mm2 & Tebal minimal 2 mm.
b. Bagian atap, pilar, dinding, tulang baja yang mempunyai massa logam yang baik.
c. Khusus tulang beton harus memenuhi :
a. Sudah direncanakan untuk itu
b. Ujung-ujung tulang baja mencapai garis permukaan air dibawah tanah.
d. Kolom beton yang digunakan sebagai penghantar adalah kolom beton bagian luar.
e. Pipa penyalur air hujan + minimal dua pengantar penurusan khusus.
f. Jarak antar penghantar
a. Tinggi < 25 m max. 20 m
b. Tinggi 25 – 50 m max (30 – 0,4xtinggi bangunan)
c. Tinggi > 50 m max 10 meter.
SYARAT PEMBUMIAN/TAHANAN PEMBUMIAN
a. Dipasang sedemikian sehingga tahan pembumian terkecil.
b. Sebagai elektroda bumi dapat digunakan
a. Tulang baja dari lantai kamar, tiang pancang (direncanakan).
b. Pipa logam yang dipasang dalam bumi secara tegak.
c. Pipa atau penghantar lingkar yang dipasang dalam bumi secara
mendatar.
d. Pelat logam yang ditanam.
e. Bahan yang diperuntukkan dari pabrikan (spesifikasi sesuai standar)
c. Dipasang sampai mencapai permukaan air dalam bumi.
d. Masing-masing penghantar dari suatu instalasi yang mempunyai beberapa
penghantar harus disambungkan dengan elektroda kelompok.
e. Terdapat sambungan ukur.
f. Jika keadaan alam tidak memungkinkan,
• Masing-masing penghantar penurunan harus disambung dengan
penghantar lingkar yang ditanam dengan beberapa elektro tegak atau
mendatar sehingga jumlah tahan pembumian bersama memenuhi syarat.
• Membuat suatu bahan lain (bahan kimia dan sebagainya) yang ditanam
bersama dengan elektroda sehingga tahan pembumian memenuhi syarat.
g. Elektroda bumi yang digunakan untuk pembumian instalasi listrik tidak boleh
digunakan untuk pembumian instalasi penyalur petir.
BANGUNAN YANG MEMPUNYAI ANTENA
1. Antena harus dihubungkan dengan instalasi penyalur petir dengan
penyalur tegangan lebih, kecuali berada dalam daerah perlindungan.
2. Jika antena sudah dibumikan, tidak perlu dipasang penyalur tegangan
lebih.
3. Jika antena dpasang pada bangunan yang tidak mempunyai instalasi petir,
antena harus dihubungkan melalui penyalur tegangan lebih.
4. Pemasangan penghantar antara antena dan penyalur petir sedemikian
menghindari percikan bunga api.
5. Jika suatu antena dipasang pada tiang logam, tiang tersebut harus
dihubungkan dengan instalasi penyalur petir.
6. Jika antena dipasang secara tersekat pada suatu tiang besi, tiang besi ini
harus dihubungkan dengan bumi.
CEROBONG YANG LEBIH TINGGI DARI 10 M
a. Instalasi penyalur petir yang terpasang dicerobong tidak boleh
dianggap dapat melindung bangunan yang berada
disekitarnya.
b. Penerima harus dipasang menjulang min 50 cm di atas pinggir
cerobong.
c. Alat penangkap bunga api dan cincin penutup pinggir bagian
puncak dapat digunakan sebagai penerima petir.
d. Instalasi penyalur petir dari cerobong min harus mempunyai 2
penurunan dengan jarak yang sama satu sama lain.
e. Tiap-tiap penurunan harus disambungkan langsung dengan
penerima.
PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN
1. Setiap instalasi penyalur petir harus dipelihara agar selalu bekerja dengan
tepat, aman dan memenuhi syarat.
2. Instalasi penyalur petir petir harus diperiksa dan diuji :
1. Sebelum penyerahan dari instalatir kepada pemakai.
2. Setelah ada perubahan atau perbaikan (bangunan atau instalasi)
3. Secara berkala setiap dua tahun sekali.
4. Setelah ada kerusakan akibat sambaran petir.
3. Dilakukan oleh pegawai pengawas, Ahli K3 atau PJK3 Inspeksi.

4. Pengurus atau pemilik wajib membantu (penyedian alat)


Dalam pemeriksaan dan pengujian hal yang perlu diperhatikan
:
a. Elektroda bumi, terutama pada jenis tanah yang dapat
menimbulkan karat.
b. Kerusakan-kerusakan dan karat dari penerima, penghantar
c. Sambungan-sambungan
d. Tahanan pembumian dari masing-masing elektroda
maupun elektorda kelompok.
e. Setiap hasil pemeriksaan dicatat dan diperbaiki.
f. Tahanan pembumian dari seluruh sistem pembumian tidak
boleh lebih dari 5 ohm.
g. Dilakukan pengukuran elektroda pembumian.
ELEVATOR
DAN
ESCALATOR

08/01/2023 created by PNK3 78


• UU NO 1 TAHUN 1970 TENTANG
KESELATAN DAN KESAHATAN KERJA
• PERMENAKER NO 06TAHUN 2017 TENTANG
KESELAMATAN KERJA ELEVATOR DAN
ESCALATOR

08/01/2023 created by PNK3 79


LIFT
Pesawat lift sebagai sarana transportasi
vertikal yang dirancang dengan perangkat
pengendali otomatik dari dalam kereta dan
pada setiap lantai pemberhentian.

Pengguna/penumpang lift hanya dengan


tekan tombol dapat mengendalikannya
menuju lantai yang dikehendaki;

Sistem dan Jenis Lift


1.System Lift Tracy
2.System Lift Hydrolik

Jenis Lift : Lift service


Lift Passenger (orang)
Lift barang (Dumwither)
K3 LIFT
Untuk menjamin kehandalan dan
keamanan pesawat lift, telah ditetapkan
syarat-syarat K3,
Ruang Mesin

Pintu
Luar

Buffer

08/01/2023 created by PNK3 82


Pencegahan Terhadap
Kecelakaan terhadap
orang yang membuka
pintu dari luar saat
kereta sedang berjalan
cepat.

08/01/2023 created by PNK3 83


Lift mengalami kecepatan lebih atau jatuh bebas.

• Digunakan Governor untuk


memfungsikan:
- Rem mesin traksi
- Rem darurat pada kereta (Safety
Gear )

08/01/2023 created by PNK3 84


Mechanical Tripping
dari Governor

Mencegah lift jalan pada


kecepatan over speed dengan
melakukan pengereman pada
rem darurat (safety gear) yang
ada pada kereta

08/01/2023 created by PNK3 85


08/01/2023 created by PNK3 86
Penyelamatan Karena Kebakaran

08/01/2023 created by PNK3 87


Contoh Kebakaran

08/01/2023 created by PNK3 88


2. Langkah Penyelamatan Karena Kebakaran

• Lift Tidak Bisa Otomatis Turun


1. Informasikan melalui interkom lift ada kebakran.
2. Minta penumpang tidak panik dan menombol lantai
terdekat dan segera keluar dari kereta setelah pintu
terbuka dan minta untuk menggunakan tangga darurat.
3. Catat lantai terakhir kereta berhenti (Jika aman)
4. Yakinkan semua lift sudah ditinggalkan penumpang.
5. Jangan mencoba memadamkan api dengan lift.
6. Tinggalkan gedung.
7. Berikan informasi pada petugas kebakaran guna
memudahkan penyelamatan/rescue.

08/01/2023 created by PNK3 89


Penyelamatan/kebakaran

• Lift Bisa Turun Dengan Tombol Kebakaran


1. Lift bisa secara otomatis turun ke lantai utama setelah
tombol darurat ditekan (Fire Emergency Operation).
2. Yakinkan semua lift sudah kosong dan tidak digunakan
lagi.
• Lift Otomatis Turun Jika Ada Kebakaran.
1. Semua lift secara otomatis akan turun jika fire alarm
yang interkoneksi dengan kontrol mendeteksi adanya
kebakaran.
2. Yakinkan semua lift sudah kosong dan tidak digunakan
lagi.

08/01/2023 created by PNK3 90


Lift Pemadam Kebakaran
• Untuk Lift Yang Berfungsi Sebagai Lift
Pemadam Kebakaran (Fire Man Lift).
1. Lift pemadam kebakaran tidak boleh
digunakan oleh siapapun kecuali oleh
personil pemadam kebakaran.
2. Berikan Informasi pada pihak pemadam
kebakaran letak tombol untuk
mengaktifkan lift agar bisa dioperasikan
oleh pemadam kebakaran.

08/01/2023 created by PNK3 91


SESI 2. ESCALATOR

08/01/2023 created by PNK3 92


A. Penyebab Kecelakaan
Karena Kerusakkan Eskalator

1. Kerusakkan Eskalator bisa


menyebabkan
a. Terjepit diantara 2 anak tangga.
b. Terjepit antara anak tangga dan skirt
guard.
c. Terjepit antara anak tangga dengan
plat landas.
d. Terjepit Celah Inlet Hand Rail.

08/01/2023 created by PNK3 93


B. Pencegahan.
• Pencegahan
kecelakaan Karena
Kerusakkan :
- Lakukan Pemerik-
saan harian.

08/01/2023 created by PNK3 94


Pemeriksaan Peralatan Pengaman

08/01/2023 created by PNK3 95


Proses SUKET PEMASANGAN LIFT

Perencanaan pemasangan lift


Gambar rencana pemasangan lift
terdiri :
Denah ruang mesin dan
peralatannya
Konstruksi mesin dan Dok.Lengkap
penguatannya
Diagram instalasi listrik Analisis :
Diagram pengendali Evaluasi gambar dan sertifikat
Rem pengaman Perhitungan kekuatan konstruksi
Bangunan ruang luncur dan
pintu-pintunya Memenuhi
Rel pemandu dan syarat
penguatannya
Konstruksi kereta SUKET LAYAK K3
Governor dan peralatannya
Kapasitas angkut, kecepatan,
tinggi vertikal LAIK
Perhitungan tali baja KONSTRUKSI LIFT
08/01/2023 created by PNK3 96
SUKET PEMAKAIAN LIFT (PERMENAKER : PER 6
TAHUN2016)
Pasal 68-80 AS BUILT DRAWING LIFT
Setiap elevator/escalator sebelum
dipakai harus diperiksa dan diuji
sesuai standar uji yang ditentukan TEST & COMMISSIONING
untuk mendapatkan surat PEMERIKSAAN VISUAL/VERIFIKASI DATA
keterangan layak K3. PENGUJIAN PEMBEBANAN
PENGUJIAN REM & SAFETY DEVISES

Memenuhi
Standar uji K3 lift :
syarat
SNI 1718 – 1989 – E
Bentuk laporan :
-38 - L SUKET K3
-39 - L
LIFT LAIK
OPEPASI
1 tahun
08/01/2023 created by PNK3 97
UNDANG UNDANG
NO 1 TH 1970
KESELAMATAN KERJA
PASAL 5 (1)

PEGAWAI PENGAWAS DAN AHLI KESELAMATAN


KERJA DITUGASKAN MENJALANKAN PENGAWASAN
LANGSUNG TERHADAP DITAATINYA UNDANG
UNDANG INI DAN MEMBANTU PELAKSANAANYA

Dituntut profesional dan memiliki kompetensi :


• memahami peraturan dan standar teknik K3 yang luas,
• ahli mengidentifikasi sumber bahaya dan
• ahli membuat rekomendasi syarat K3 sesuai standar

08/01/2023 created by PNK3 98


SURAT KETERANGAN LAYAK K3

A. Sertifikasi Alat / Instalasi


1. Listrik
- Suket Pembuatan Alat / Bahan
- Suket Pemasangan Instalasi
- Suket Penggunaan Alat / Instalasi
2. Penyalur Petir
- Suket Pembuatan Alat / Bahan
- Suket Pemasangan Instalasi
- Sertifikat Penggunaan Alat / Instalasi
3. Pesawat Lift
- Suket Pembuatan Alat / Bahan
- Suket Pemasangan Instalasi
- Sertifikat Penggunaan Alat / Instalasi
B. Jenis Sertifikasi Kompetensi Personel
1. Bidang K3 Listrik (311/M/2002)
- Ahli K3 Listrik / Petir
- Teknisi K3 Listrik / Petir
2. Sertifikat Bidang Teknisi Lift (407/M/99)
 PENYELIA PEMASANGAN
Mengawasi pelaksanaan pekerjaan
Proyek pemasangan
 TEKNISI (Ajustment)
Melaksanakan Comissioning,
 TEKNISI PEMELIHARAAN
Merawat dan memperbaiki lift
 PENYELIA OPERASI LIFT
Mengawasi kelaikan operasi lift

Pengurus Wajib Membentuk Organisasi K3


PK dan Menyiapkan Personilnya
Sistem Pengawasan
Pengawasan

Dimaksudkan untuk mencegah atau


memperbaiki kesalahan, penyimpangan,
ketidaksesuaian, pelanggaran dan lainnya
yang tidak sesuai dengan yang telah
ditentukan

08/01/2023 created by PNK3 101


Sistem Pengawasan K3
Sistem : Desentralisasi
Sifat : langsung & tidak langsung
Mekanisme : - pertama
- berkala/periodik
- khusus
- ulang
Inspeksi K3

Tujuan :
Mengidentifikasi potensi bahaya (Hazard)
dan atau bahaya yang ada;
Mengecek pelaksanaan syarat K3 yang
telah direkomendasikan;
Memonitor kelengengkapan sarana
keselamatan;
Memperbaiki pelaksanaan keselamatan.

08/01/2023 created by PNK3 103


KESIMPULAN

 Listrik mengandung potensi bahaya untuk


itu harus dirancang, dipasang, diperiksa/
diuji secara berkala dengan mengacu pada
standar (PUIL) yang berlaku
 Instalasi listrik, Instalasi Penyalur Petir dan
Elevator/Escalator harus memiliki Surat
Keterangan Layak K3
 Personil bidang listrik diberikan pembinaan
kompetensi K3 listrik sebagai teknisi dan
ahli K3 Listrik.
KESIMPULAN

 Listrik mengandung potensi bahaya yang


dapat mengancam keselamatan manusia
(tenaga kerja), asset maupun lingkungan,
karena itu instalasi listrik harus
dikendalikan dengan pendekatan
manajemen lewat penerapan SMK3.
 Pengurus bertanggung jawab atas
pelaksanaan syarat-syarat K3.

Anda mungkin juga menyukai