Anda di halaman 1dari 14

PENERAPAN K3 UNTUK MENCEGAH KECELAKAAN DALAM PERALATAN

LISTRIK DI INDUSTRI

Disusun untuk memenuhi mata kuliah Kesehatan dan Keselamatan Kerja


yang dibimbing oleh Bapak Hary Suswanto, S.T., M.T., DR.

Disusun Oleh:

TUBAGUS FERDY PUTRA E 170534629006

VANISHA UTARI 170534629108

PTE OFF C 2017

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

NOPEMBER 2017
DAFTAR ISI

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Energi Listrik

2.2 Keamanan Listrik Bagi Manusia

2.2.1 Bahaya / dampak sengatan listrik pada manusia

2.3 Pencegahan kecelakaan listrik

2.3.1 Proteksi dari kejut listrik

2.3.2 Proteksi dari efek termal

2.3.3 Proteksi dari arus lebih

2.3.4 Proteksi dari arus gangguan

2.3.5 Proteksi dari tegangan lebih

2.4 Syarat-syarat Umun Instalasi

2.5 Langkah Aman Bekerja Pada Instalasi Listrik

2.6 Prosedur Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) Bidang Kelistrikan

Penutup

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

3.3 Daftar Pustaka

1
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) sudah banyak diterapakan diberbagai tempat kerja

(industri). Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan suatu upaya untuk menciptakan

suasana kerja yang aman, nyaman untuk mencapai produktivitas setinggi-tingginya. Dengan

adanya K3 diharapkan dapat mencegah dan mengurangi resiko terjadinya kecelakaan maupun

penyakit akibat melakukan perkerjaan. Maka dari itu K3 wajib dilaksanakan pada setiap jenis

bidang perkerjaan tanpa terkecuali.

Saat ini sering terjadi kecelakaan kerja di bidang industri kelistrikan yang dapat menyebabkan

kematian pada lapangan kerja. Maka untuk membantu pekerja yang takut akan kejadian itu maka

sangatlah penting diterapkan Kesehatan dan Keselamatan Kerja dibidang kelistrikan untuk

menunjang karir pekerja dan rasa aman pekerja agar tidak perlu lagi merasa takut jika mengikuti

dan memahami setiap keselamatan yang diberitahukan

Landasan hukum yang mengatur tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja mengacu pada

Persyaratan Umun Instalasi Listrik (PUIL) tahun 2000 ditempat kerja dan Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja yang telah diputuskan oleh

Menteri Tenaga Kerja

Kesehatan dan Keselamatan Kerja dalam bidang kelistrikan adalah pemahaman tentang bahaya

dari listrik untuk menjamin kehandalan instalasi listrik sesuai tujuan penggunanya dan mencegah

timbulnya bahaya akibat listrik. Seperti bahaya bersentuhan langsung , bahaya tidak bersentuhan

langsung dan Kebakaran.

Oleh karena itu, sangat diperlukan pengetahuan dan penerapan ilmu tentang kesehatan dan

keselamatan kerja dibidang industri kelistrikan yang bertujuan untuk menekan serendah mungkin

tingkat resiko kecelakaan yang terjadi pada pekerja sehingga perkerjaan pun menjadi optimal

2
1.2 Rumusan Masalah

Dalam makalah ini akan dijelaskan penerapan dan fungsi K3 untuk mencegah kecelakaan

dalam peralatan listrik di industri. Hal yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai

berikut :

1. Apa aspek-aspek pencegahan kecelakaan listrik ?

2. Apa langkah-langkah aman bekerja pada instalasi listrik ?

3. Apa prosedur Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) bidang kelistrikan ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui aspek-aspek pencegahan kecelakaan listrik.

2. Untuk mengetahui langkah-langkah aman bekerja pada instalasi listrik.

3. Untuk mengetahui prosedur Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) bidang kelistrikan.

3
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Energi Listrik

Energi listrik adalah energi yang berasal dari muatan listrik yang menyebabkan medan listrik
statis atau gerakan elektron dalam bentuk konduktor ( penghantar listrik ) atau ion (positif atau
negatif) dalam zat cair atau gas. Ada dua jenis arus listrik searah atau biasa disebut DC dan arus
listrik bolak balik biasa disebut AC.

Energi listrik sangat bermanfaat bagi menunjang kerja manusia. Energi listrik bisa dihasilkan
dari sumber energi alam seperti air atau panas matahari dan telah menjadi kebutuhan yang paling
banyak digunakan didunia sejak penemuannya. Bahan bakar fosil dan batubara adalah contoh dari
jenis gas yang juga dapat digunakan untuk menghasilkan listrik. Petir juga bentuk lain dari listrik.

Pada dasar nya listrik sangat bermanfaat, namun pada saat yang sama bisa juga menjadi
berbahaya karena listrik berada disekitar kita.

2.2 Keamanan Listrik Bagi Manusia

Tubuh manusia memiliki ketahanan yang tidak pasti tergantung pada usia, berat, keadaan
fisik, keadaan kulit (basah atau kering) dan lain lain. Namun secara garis besar tahan kulit kering
100.000 – 600.000 ohm, kulit basah 1000 ohm sedangkan ketahanan tubuh bagian dalam dari kaki
ketangan 400 – 600 ohm dan dari telinga ke telinga 100 ohm.

Tubuh manusia yang terkena tegangan listrik akan bereaksi tergantung dari besar kecilnya
arus yang ditimbulkan. Besarnya arus dan akibatnya dapat disajikan sebagai berikut :

a) 0 - < 1 mA = batas arus yang disebut perception current, arus hanya menstimulir syaraf perasa
hingga terasa suatu getaran atau rangsangan pada syaraf tersebut.

4
b) 1 - < 8 mA = rangsangan akan bertambah tetapi tidak sakit, orang akan dapat dengan mudah
melepaskan objek yang dipegang.

c) 8 - < 15 mA = batas arus yang disebut lets go current, syaraf terasa sakit, tangan kerja. Pada
batas ini orang masih dapat melepaskan objek yang terpegang.

d) 15 - < 20 mA = syaraf terasa sakit kejang sangat akan menjalar, sulit melepaskan objek yang
terpegang.

e) 20 - < 50 mA = syaraf sakit, otot kejang sangat kuat, sulit mengambil nafas, kemungkinan akan
terjadi fibrillation

f) 50 - < 100 mA = kemungkinan besar akan terjadi fibrallation., mungkin akan terjadi kerusakan
syaraf pusat.

g) 100 - < 200 Ma = ventriculer fibrillation. Pengaruh arus listrik kejantung langsung menstimulir
otot yang ada di sekeliling dan berakhir dengan kematian.

h) 200 – lebih = membakar, otot kejang sangat kuat jantung berhenti .

2.2.1 Bahaya / dampak sengatan listrik pada manusia :

a. Psychological Shock (Kejutan Listrik)


Besar shock yang dirasakan akibat sengatan listrik sangat bergantung kepada besarnya
tegangan, durasi, arus, jalur aliran, frekuensi, dan lain-lain. Kaget atau kejutan listrik sudah mulai
dapat dirasakan untuk DC 5 – 10 mA dan untuk AC 1 – 10 mA pada
frekuensi 60 Hz

b. Ventricular Fibrillation (Fibrilasi Otot Jantung)


Fibrillation adalah kontraksi serat otot jantung yang cepat, tidak beraturan, tidak singkron
jika terkena arus yang cukup besar (frekuensi 50 – 60 Hz) untuk AC dengan arus 60 mA dan 300 –
500 mA untuk DC, tapi bila aliran listrik langsung berada di jalur menuju jantung, arus lebih kecil
dari 1 mA sudah dapat menyebabkan Fibrillation). Hal ini dapat berbahaya karena sel-sel otot
bergerak tidak beraturan sehingga jantung mengalami gangguan saat menjalankan fungsinya
sebagai alat pemompa darah. Bila besar arus yang masuk mengacaukan jantung melebihi 200 mA
maka otot jantung sudah tidak dapat digerakkan lagi yang menyebabkan kematian manusia.

5
c. Burns (Luka Bakar)
Luka bakar diakibatkan pemanasan jaringan akibat menerima tegangan tinggi 500 – 1000
Volt. Bahkan pada tegangan 16 Volt bisa berakibat fatal pada manusia jika terkena organ penting
seperti jantung.

d. Neurological Effect
Sengatan listrik juga dapat menyebabkan gangguan pada sistem saraf jika terutama jantung
dan paru-paru. Sengatan listrik yang tidak mematikan bisa menyebabkan Neuropathy (gangguan,
kerusakan, ketidak seimbangan dalam sistem saraf peripheral). Gejala penderita Neuropathy adalah
otot bekerja lemah, tegang dan kejang. Kehilangan keseimbangan dan koordinasi juga muncul

Beberapa faktor yang mengakibatkan beraneka ragam dampak sengatan listrik adalah :
1. Ukuran fisik bidang kontak
Semakin besar dan luas bidang kontak antara tubuh dan perlengkapan listrik, semakin
rendah hambatan instalasinya, semakin banyak arus listrik yang mengalir melewati tubuh dan
akibatnya semakin parah.

2. Kondisi tubuh
Kondisi tubuh korban maksudnya kondisi kesehatan korban. Apabila yang terkena sengatan
listrik tersebut dalam keadaan sakit akibatnya tentu akan lebih parah dari korban yang dalam
kondisi prima.

3. Hambatan / tahanan tubuh


Ketika kulit manusia dalam kondisi kering, tahanan tubuh menjadi tinggi dan cukup untuk
melindungi bahaya sengatan listrik. Namun, kondisi kulit benar-benar kering sangat jarang
dijumpai, kecendrungannya setiap orang akan mengelurkan keringat walaupun hanya sedikit. Oleh
karena itu tubuh dianggap selalu basah sehingga tahanan menjadi rendah dan kemungkinan terkena
sengatan menjadi tinggi. Tahanan tubuh ini dipengaruhi pula oleh jenis kelamin wanita dewasa
memiliki tahanan tubuh yang berbeda dengan laki-laki dewasa. Tahanan tubuh wanita dewasa lebih
rendah dibandingkan tahanan tubuh laki-laki dewasa. Oleh karena itu arus listrik yang mengalir ke
tubuh wanita dewasa cenderung lebih besar dan akibatnya tentu lebih parah.

6
4. Jumlah miliampere
Miliampere adalah satuan yang digunakan untuk mengukur arus listrik. Semakin besar arus
listrik yang melewati tubuh manusia, semakin besar pula resiko sengatan yang ditimbulkan bagi
tubuh manusia

2.3 Aspek Aspek Pencegahan Kecelakaan Listrik

Mencegah terjadinya kecelakaan adalah hal yang lebih penting dibandingkan dengan mengatasi
terjadinya kecelakaan, hal ini disebabkan karena kecelakaan dapat merugikan berupa material dan
dapat menimbulkan kematian. Oleh sebab itu pencegahan jauh lebih penting dibandingkan
mengatasi kecelakaan.

Pada pekerjaan atau kegiatan yang berhubungan dengan listrik hendaknya kita perlu
memperhatikan hal-hal apa saja yang harus kita lakukan untuk mencegah kecelakaan yang
diakibatkan oleh listrik. Agar kita terhindar dari bahaya yang disebabkan oleh listrik

Berikut ini adala aspek-aspek pencegahan kecelakaan listrik, yaitu :

2.3.1 Proteksi dari kejut listrik

Pekerja yang bekerja dibidang kelistrikan harus dihindarkan atau di selamatkan oleh bahaya
yang bisa timbul karena sentuhan dengan bagian aktif instalasi ( sentuh langsung ) dengan salah
satu cara berikut ini :

a.) Mencegah mengalirnya arus gangguan melalui badan pekerja

b.) Membatasi arus gangguan yang dapat mengalir melalui badan sampai suatu nilai yang kecil dari
arus kejut listrik

c.) Pemutusan suplai secara otomatis dalam waktu yang ditentukan saat terjadi gangguan yang
sangat mungkin menyebabkan mengalirnya arus melalui badan yang bersentuhan dengan bagian
konduktif terbuka. Nilai arus sama dengan atau lebih besar dari arus kejut listrik.

2.3.2 Proteksi dari efek termal

Instalasi listrik harus disusun sedemikian rupa agar tidak ada resiko tersulutnya bahan yang
mudah terbakar karena tingginya suhu atau busur api listrik. Demikian pula tidak akan ada
timbulnya resiko luka bakar pada manusia selama perlengkapan listrik beroprasi secara normal.

7
2.3.3 Proteksi dari arus lebih

Pekerja yang bekerja dibidang kelistrikan harus dihindarkan atau di selamatkan dari cedera ,
harta benda diamankan dari kerusakan suhu tinggi yang berlebihan stres elektromekanis karena arus
lebih yang sangat mungkin timbul pada penghantar aktif. Proteksi ini dapat dilakukan dengan salah
satu cara di bawah ini :

a.) Pemutusan secara otomatis pada saat terjadi arus lebih , sebelum arus tersebut mencapai nilai
yang membahayakan dengan memperhatikan lamanya arus lebih bertahan

(b.) Pembatasan arus lebih maksimum , sehingga nilai dan lamanya yang aman tidak terlampaui

2.3.4 Proteksi dari arus gangguan

Penghantar selain penghantar aktif dan bagian lain yang dimaksudkan untuk menyalurkan
atus gangguan harus mampu menyalurkan arus tersebut tanpa menimbulkan suhu yang berlebihan.

2.3.5 Proteksi dari tegangan lebih

Manusia atau ternah harus dicegah dari cedera dan harta benda harus dicegah dari setiap
efek yang berbahaya akibat adanya gangguan antara bagian aktif sirkit yang disuplai dengan
tegangan yang berbeda atau yang lainnya.

2.4 Syarat-syarat Umun Instalasi

Disamping persyaratan umum instalasi listrik dan peraturan mengenai kelistrikan yang
berlaku harus diperhatikan pula syarat-syarat dalam pemasangan antara lain:

a) Syarat Ekonomis

Artinya instalasi listrik harus direncanakan sesederhana mungkin sehingga harga dari
ongkos pemasangan dan pemeliharaan semurah mungkin. Sebagiai contoh: arus yang bocor
menyebabkan arus listrik dapat mengalir dipermukaan tembok dan dengan itu pula dapat menjadi
tambahan perbaikan yang cukup mahal.

b) Syarat Keamanan

artinya instalasi listrik harus tidak membahayakan bagi pekerja dibidang industri. Peralatan
serta benda-benda dan bangunan dari bahaya listrik. Selain itu syarat keamanan juga terbagi atas 2
macam yaitu :

8
 Beban yang sangat memerlukan keandalan yang sangat tinggi terhenti aliran listrik
memungkinkan akan menyebabkan kematian akibat kecelakaan
 Beban yang memerlukan keandalan yang sangat tinggi walaupun terhenti aliran listrik tidak
dapat menyebabkan kematian. Sebagai contoh : gangguan tegangan yang berlebihan seperti
konslet dan overload

c). Syarat keandalan


Artinya instalasi listrik harus memiliki kerja yang sangat baik dan kekuatan yang oktimal
sehingga tidak membahayakan dan merugikan pengguna listrik.Keandalan dibagi menjadi beberapa
kategori yaitu :

a. Keandalan yang sangat-sangat tinggi, misalnya : instalasi untuk rumah sakit harus direncanakan
semaksimal mungkin karena terhentinya aliran listrik dapat meyebabkan kematian.

b. Keandalan yang sangat tinggi, misalnya : instalasi untuk industri yang harus direncanakan secara
baik karena terhentinya aliran listrik dapat menyebabkan kerusakan dan meyebabkan kerugian.

c. Keandalan yang baik, misalnya : instalasi pabrik-pabrik harus


direncanakan dengan baik bila terhentinya aliran listrik akan menimbulkan
kerugian.

2.5 Langkah Aman Bekerja Pada Instalasi Listrik

Untuk mengurangi dampak negatif dari listrik dalam penggunaan serta ketika memasang
instalasinya terdapat beberapa langkah aman untuk mengurangi resiko kecelakaan kerja yang tidak
diinginkan ketika bekerja pada instalasi listrik

A. SWITCH OFF

Mengubah semua posisi peralatan hubung (saklar) dan alat pengaman dari on menjadi off

B. PASTIKAN BAHWA ARUS LISTRIK BENAR - BENAR TIDAK DAPAT DISAMBUNG


LAGI

Memastikan arus listrik benar benar tidak dapat disambung lagi dapat dilakukan dengan cara
mengunci kembali panel hubung bagi sesudah melakuakan switch off dan membawa kunci panel
9
ketempat kerja. Selain itu pasang juga tanda-tanda bahaya peringatan yang mecolok dan dapat
menarik perhatian.

C. PASTIKAN BAHWA TEGANGAN BENAR – BENAR TIDAK ADA

Pastikan bahwa tegangan benar – benar tidak ada dapat dilakuka dengan menggunakan
voltage tester atau test pen. Untuk lebih menjamin bahwa tegangan sudah tidak ada gunakan alat
ukur tegangan AC atau voltmeter AC

D. HUBUNG SINGKATKANKONDUKTOR FASA DENGAN KONDUKTOR NETRAL


ATAU KONDUKTOR FASA DENGAN FASA DAN BUMIKAN

Konduktor pada bagian instalasi yang akan dikerjakan harus dihubung singkatkan kemudian
dihubungkan kebumi

E. TUTUP SEMUA BAGIAN YANG TERPAKSA HARUS BERTEGANGAN KARENA


KEBUTUHAN PEKERJA TERTENTU

Sesudah melaksanakan pekerjaan perbaikan ataupun pengembangan instalasi, bungkus


semua bagian instalasi yang tetap aktif (bertegangan) karena diperlukan untuk pekerjaan.

2.6 Prosedur Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) Bidang Kelistrikan

Pertolongan pertama pada kecelakaan (FIRST AID) adalah usaha pertolongan atau
perawatan darurat pendahuluan ditempat kerja yang diberikan kepada seseorang yang mengalami
sakit atau kecelakaan yang mendadak.

Pertolongan pertama yang harus segera diberikan kepada korban yang mendapat kecelakaan
dengan cepat dan tepat sebelum dibawa ke tempat pelayanan kesehatan (Rumah Sakit). P3K tidak
menggantikan usaha pertolongan medis oleh yang berwewenang, akan tetapi hanya secara
sementara (darurat) membantu penanganan korban sampai tenaga medis diperlukan. Didapatkan
atau sampai ada perbaikan keadaan korban. Bahkan sebagian besar kecelakaan atau kesakitan hanya
memerlukan pertolongan pertama saja.

Pertolongan pertama pada korban kesetrum atau luka bakar elektrik sebaiknya menunggu
bantuan medis dan amati luka korban dulu dan jangan menyentuhnya karena berisiko tersengat
juga. Luka bakar akibat sengatan listrik dapat tidak tampak pada permukaan tubuh korban, namun
10
kerusakan organ dalam seperti gangguan irama hingga henti jantung dapat terjadi dan kejutan yang
dihasilkan oleh sengatan listrik dapat menyebabkan korban terlempar jauh sehingga dapat
menyebabkan permukaan lain seperti patah tulang, lebam, dan trauma tumpul dada serta perut.
Sementara menunggu bantuan medis, saat menolong korban sengatan listrik hendaklah lakukan :

1. Amati lebih dulu. Jangan menyentuh korban. Korban mungkin masih berkontak dengan
aliran listrik. Menyentuh korban dapat meningkatkan resiko kejadian ikut tersengat listrik
dan cari sumber listriknya.

2. Matikan sumber listrik, bila memungkinkan. Bila tidak memungkinkan jauhkan dari
korban dan penolong. Gunakan alat pelindung diri terlebih dulu. Jauhkan dengan
menggunakan objek isolator seperti plastik dan kayu.

3. Periksa tanda sirkulasi. Bila tidak bernafas maka lakukan resuitasi jantung paru.

4. Cegah shock. Posisikan korban berbaring dengan kepala lebih rendah dari batang tubuh
bila memungkinkan tinggikan kaki.

5. Tutup area yang terkena sengatan. Jika korban bernafas tutup bagian yang terkena
dengan kassa steril bila ada atau dengan kain bersih. Jangan gunakan selimut atau handuk
yang dapat menempel pada luka.

6. Segera bawa ke Rumah Sakit begitu pertolongan medis datang

11
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Listrik merupakan salah satu sumber daya yang sangat dibutuhkan oleh manusia karena
sebagian besar aktivitas manusia menggunakan sumber daya listrik. Akan tetapi, listrik juga dapat
menghasilkan dampak negatif akibat kesalahan dalam menggunakannya. Listrik juga dapat
menyebabkan kematian pada manusia jika manusia tersebut lalai dan tidak memperhatikan bahaya
yang timbulkan oleh akibat listrik tersebut

Oleh karena itu, diciptakanlah atau ditentukan pedoman. Dalam hal ini K3 (kesehatan dan
keselamatan kerja). Selain adanya panduan tentang K3 maka kita ajan terhindar dari bahaya
kecelakaan saat bekerja.

3.2 Saran

Sebagai mahasiswa yang mempelajari di bidang teknik maka kita harus selalu menjaga
keselamatan dan kesehatan kerja atau K3 kita pada saat kuliah maupun saat melakukan kerja praktik
untuk mencegah atau meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja maka kita harus mematuhi seluruh
peraturan dan standart yang telah ditentukan oleh pemerintah.

Dan khususnya pada pekerja di area industri yang sudah kami bahas pada makalah kami
seharusnya para pekerja harus selalu mematuhi segala peraturan yang ada mulai dari menggunakan
pakaian pengaman , helm keselamatan, sepatu safety , sarung tangan serta kacamata agar tidak
terjadi kecelakaan kerja yang dapat membahayakan nyawa pekerja yang terdapat diindustri ini.

12
3.3 Daftar Pustaka

Darmiatun, Suryatri.2015.Prinsip-Prinsip K3LH.Malang:Gunung Samudra.

Moeadi.1983.Keselamatan Kerja.Malang.Proyek peningkatan/pengembangan perguruan tinggi


IKIP Malang.

Petruzella, Frank D.1996.Elektronik Industri.Yogyakarta:Andi.

Ridley, John.2009.Kesehatan dan Keselamatan kerja.Jakarta:Erlangga.

Scaddan, Brian.2006.Instalasi Listrik.Jakarta:Erlangga.

Trevor, Linsley.2004.Instalasi Listrik Tingkat Lanjut.Jakarta:Erlangga.

13

Anda mungkin juga menyukai