Anda di halaman 1dari 21

BAB XIII

P3K DI PEKERJAAN LISTRIK

1
Daftar Isi

Halaman
1. Latar Belakang 3
1.1 Tujuan 3
1.2 Ruang Lingkup 3
1.3 Dasar Hukum 3
2. Pengertian, Maksud dan Tujuan P3K 4
3. Prinsip Dasar Tindakan Pertolongan Pertama 5
4. Faktor Yang Mempengaruhi Keparahan Pada
Cidera Akibat Listrik 6
5. Akibat Sengatan Listrik 8
5.1 Akibat Arus Searah 11
5.2 Akibat Arus Bolak Balik 11
6. Pelaksanaan P3K Di Tempat Kerja 13
6.1 Petugas P3K 13
6.2 Fasilitas P3K 14
7. Tindakan Pertolongan Pada Kondisi Darurat Bahaya Listrik 17
7.1 Cara Membebaskan Penderita dari Aliran Listrik 17
7.2 Pertolongan Pertama Pada Luka Bakar Karena Listrik 18
7.3 Pernafasan Buatan 19
8. Keselamatan kerja 22

2
BAB XIII
P3K DI PEKERJAAN LISTRIK

1. Latar Belakang
Dalam pekerjaan Listrik, pekerja dihadapkan pada bahaya. Bahaya pada pekerjaan listrik
juga terus berubah seiring dengan perkembangan industri. Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Listrik pada dasarnya tugas dan kewajiban dari, oleh dan untuk setiap orang yang
menyediakan, melayani dan menggunakan daya listrik.

Untuk penanganan pertolongan pertama kasus cedera akibat serangan listrik, perlu
pengetahuan dan keterampilan khusus. Untuk itu sebagai calon petugas P3K di tempat
kerja harus mendapatkan materi mengenai cara pertolongan yang benar berkaitan dengan
sumber bahaya. Diharapkan pertolongan pertama dapat dilakukan dengan baik tanpa
membahayakan keselamatan dari petugas penolong.

1.1. Tujuan
Tujuan dari pembelajaran P3K pada cedera akibat listrik adalah :
a) Melindungi pekerja pada setiap pekerjaan dari risiko yang timbul dari faktor-
faktor yang dapat mengganggu kesehatan dan keselamatan kerja pada pekerjaan
listrik.
b) Untuk menangani korban kecelakaan yang terjadi akibat listrik dan mencegah
penolongnya menjadi cedera bahkan meninggal dunia.

1.2. Ruang Lingkup


Ruang lingkup pada pembelajaran ini akan membahas sumber bahaya dan cara cepat
serta aman yang perlu dilakukan terhadap korban maupun petugas penolongnya.

1.3. Dasar Hukum


a) Undang-Undang No. 1 Tahun 1970
b) Permenaker No. 33 Tahun 2015
c) Kep-DIRJEN No.48 Tahun 2015
d) Permenaker No.15/MEN/VIII/2008 Tentang P3K di Tempat Kerja
e) SNI 04-0225-2000 Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000)

2. Pengertian, Maksud dan Tujuan P3K


Sengatan listrik (electric shock) adalah sebuah fenomena dalam kehidupan. Secara
sederhana tersetrum dapat dikatakan sebagai suatu proses terjadinya arus listrik dari luar
ke tubuh. Sengatan listrik dapat terjadi karena terjadinya kontak antara bagian tubuh
manusia dengan suatu sumber tegangan listrik yang cukup tinggi sehingga mampu

3
mengakibatkan arus listrik melalui tubuh manusia tepatnya melalui otot. Selain itu arus
ini sifatnya mengalir dari potesial tinggi ke potensial rendah.

Dalam kasus sehari- hari sumber tegangan listrik ini memiliki potensial tinggi, sementara
bumi tempat berpijak memiliki potensial rendah. Jadi, tegangan ini ingin mengalirkan
arusnya ke bumi. Pada saat terjadi kontak antara manusia dengan sumber tegangan saat
manusia ini menginjak bumi, maka tubuh manusia ini akan menjadi suatu konektor antara
sumber tegangan dengan bumi. Perlu diingat bahwa tubuh manusia sebagian besar terdiri
dari air, sehingga tubuh manusia merupakan konduktor yang baik.

Tersetrum adalah fenomena yang terjadi karena adanya arus yang resistansi dengan
plasma darah dalam tubuh kita. Arus terjadi karena ada perpindahan elektron dan proton,
pergerakan arus yang terhambat akan menghasilkan energy panas. Sakit yang ditimbulkan
akibat sengatan listrik disebabkan karena elektron akan berpindah semakin cepat jika ada
hambatan. Elektron yg bertumpuk pada plasma darah dan tidak bisa keluar maka akan
terjadi panas dan terbakar, sehingga system syaraf menstimulasi otak bahwa hal tersebut
adalah sengatan listrik.

Secara umum pengertian P3K adalah merupakan pertolongan pertama yang harus segera
diberikan kepada korban yang mendapatkan kecelakaan atau penyakit mendadak dengan
cepat dan tepat sebelum korban dibawa ke tempat rujukan
(dokter/puskesmas/klinik/rumah sakit).

Sedangkan pengertian Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan di Tempat Kerja


selanjutnya disebut P3K di tempat kerja, adalah upaya memberikan pertolongan pertama
secara cepat dan tepat kepada pekerja / buruh dan / atau orang lain yang berada di tempat
kerja, yang mengalami sakit atau cidera di tempat kerja.

Maksud dari pemberian pertolongan pertama pada kecelakaan adalah memberikan


perawatan darurat pada korban, sebelum pertolongan yang lebih lengkap diberikan oleh
petugas kesehatan lainnya.

Maksud pemberian P3K adalah :


• Mengurangi dampak yang lebih berbahaya akibat kecelakaan atau penyakit yang
tiba-tiba menyerang
• Memberikan perasaan tenang kepada korban sehingga tidak gelisah dan takut yang
justru akan lebih memperparah keadaan
• Mencegah korban mengalami cacat yang lebih lanjut jika tidak segera ditangani
• Mencegah bahaya maut sehingga kemungkinannya bisa dihindar

Tujuan memberikan pertolongan pertama adalah :


a) Menyelamatkan nyawa korban
b) Meringankan penderitaan korban
c) Mencegah cedera / penyakit menjadi lebih parah

4
d) Menunjang upaya penyembuhan
e) Mempertahankan daya tahan korban
f) Mencarikan pertolongan yang lebih lanjut

3. Prinsip Dasar Tindakan Pertolongan Pertama


Memberikan pertolongan kepada korban kecelakaan atau mengalami sakit dengan tujuan
menyelamatkan jiwa korban sering gagal, bahkan jiwa pemberi pertolongan dapat
menjadi korban. Hal ini disebabkan karena disamping prinsip-prinsip diabaikan, juga
petugas penolong kurang terlatih dan kurang terampil.

Adapun prinsip pemberian pertolongan pertama pada korban kecelakaan diantaranya :

a. Jangan panik, tetap tenang. Perhatikan korban dengan baik. Jangan tergesa-gesa
meindahkan korban karena bisa saja satu langkah kecil akan memperparah keadaan,
bukannya menolong malah membunuh korban.
b. Berikan pertolongan dengan cepat dan tepat. Gunakan mata dan semua indra dengan
sebaik-baiknya, kemudian ambil langkah yang paling tepat.
c. Perhatikan keadaan korban, apakah masih sadar atau pingsan. Selain itu, pada korban
kecelakaan perhatikan pendarahan korban serta luka-luka dan kemungkinan patah
tulang yang dialami korban.
d. Periksa pernapasan korban dan denyut nadinya. Pernapasan korban mungkin dalam
keadaan yang tersengal-sengal atau bahkan bisa berhenti.
e. Amankan korban di tempat yang aman. Dalam keadaan apapun, korban kecelakaan
harus segera diamankan di tempat yang aman sehingga tidak menambah kondisi lebih
parah.
f. Segera bawa korban ke rumah sakit sesaat setelah memperoleh pertolongan pertama.

4. Faktor Yang Mempengaruhi Keparahan Pada Cidera Akibat Listrik


Penyebab tersetrum bukanlah tegangan listrik, tetapi karena adanya arus listrik yang
mengalir. Sebenarnya arus listrik pun memang sudah ada di tubuh kita sebagai pengantar
informasi dari indera ke otak (seperti sensor dan prosesor).

Listrik mengalir dari saluran positif ke saluran negatif. Dengan listrik arus searah jika kita
memegang hanya kabel positif (tapi tidak memegang kabel negatif), listrik tidak akan
mengalir ke tubuh kita (kita tidak terkena strum). Demikian pula jika kita hanya
memegang saluran negatif. Seseorang bisa tersengat listrik karena ada banyak
kemungkinan,antara lain :
• Menyentuh kabel telanjang berarus listrik
• Menyentuh kabel berarus yang isolasinya rusak
• Kegagalan peralatan
• Terkena muatan listrik statis
• Disambar petir (akan dibahas khusus dalam proteksi petir)

Arus listrik menimbulkan gangguan karena rangsangan terhadap saraf dan otot. Energi
panas yang timbul akibat tahanan jaringan yang dilalui dapat menyebabkan luka bakar.

5
Luka bakar ini timbul dapat akibat dari bunga api listrik yang suhunya dapat mencapai
2.500 derajat celcius.

Tegangan lebih dari 500 volt merupakan risiko tinggi terhadap keselamatan jiwa. Arus
bolak-balik menimbulkan rangsangan otot berupa kejang-kejang. Bila arus tersebut
melalui jantung, kekuatan sebesar 60 milliamper saja sudah cukup untuk menimbulkan
gangguan jantung (fibrilasi ventrikel).

Tabel 13.1 Periode Kejut Listrik

Faktor utama yang menyebabkan kejut listrik

• Besarnya sifat penahan dari badan manusia


• Lintasan arus listrik dari titik awal terkenanya dan titik akhir penyaluran arus

Dari tabel besarnya tahanan pada beberapa bagian tubuh, dapat diperkirakan beberapa
besarnya arus lintasan yang terjadi.

Apabila seseorang terkena aliran listrik akan terjadi cidera dengan tingkat keparahan yang
berbeda-beda tergantung beberapa hal, antara lain :
a) Voltage (Kekuatan Listrik)
b) Amper (Arus Listrik)
c) Type Arus (searah / bolak balik)
d) Lama Kontak
e) Area Kontak
f) Jalan Arus
g) Banyaknya Jaringan Resistance
Di dalam tubuh terdapat jaringan yang konduktor dan non konduktor.
h) Kandungan Air Dalam Jaringan
Seperti diketahui bahwa air adalah bahan yang sangat konduktor.

Tubuh manusia terdapat beberapa jaringan yang berbeda, yaitu jaringan yang dapat
menghantarkan listrik (konduktor) dan jaringan yang tidak menghantarkan listrik (non
konduktor / resisten). Tingkat ketahanan tubuh manusia satu orang dengan orang lain
akan berbeda-beda tergantung keadaan tubuh, lingkungan dan kondisi cuaca. Tingkat
resistensi menurun apabila kondisi kulit itu basah misalnya karena keringat atau kontak
dengan air. Jaringan dalam tubuh resistensinya menurun apabila jaringannya rusak.
Adapun jaringan tubuh yang konduktor adalah pembuluh darah dan otot. Sedangkan
jaringan yang tidak konduktor adalah tulang, kulit kering dan syaraf tepi.

6
Arus merupakan faktor yang mematikan pada kejutan listrik. Tegangan hanya berperan
untuk menentukan banyaknya arus yang akan mengaliri melalui resistansi tubuh. Arus
yang dibutuhkan untuk menyalakan lampu 10 watt adalah lebih dari 8 sampai 10 kali arus
dibandingkan arus yang dapat membunuh manusia. Tegangan 120 V adalah cukup untuk
menyebabkan arus mengalir yang dapat membunuh manusia.

Tabel 13.2 Nilai resistansi tubuh terhadap arus listrik

5. Akibat Sengatan Listrik


Bila kawat berarus listrik terpegang oleh tangan, maka pegangan akan sulit dilepaskan
karena arus listrik tersebut menimbulkan kontraksi dari otot-otot jari tangan. Otot fleksor
atau otot menggenggam jari lebih kuat dari otot ekstensor. Jika arus listrik tegangan tinggi
mengenai dada akan menyebabkan gangguan pernafasan. Bila mengenai kepala, dapat
menyebabkan tidak sadarkan diri. Pada tegangan rendah, arus searah tidak berbahaya
dibandingkan dengan arus bolak-balik.

Kelancaran arus masuk ke tubuh tergantung juga basah atau keringnya kulit yang kontak
dengan arus listrik. Bila kulit basah atau lembab, arus listrik akan mudah masuk ke dalam
tubuh. Pada tempat masuknya arus listrik, akan tampak luka masuk yang berupa luka
bakar sedangkan pada tempat luka keluar akan terkesan loncatan arus keluar. Arus keluar
biasanya sulit ditemukan. Panas yang timbul yang mengenai pembuluh darah akan dapat
menyebabkan kerusakan pembuluh darah yang semakin lama dapat menyebabkan
kematian jaringan.
Kadang luka bakar yang tampak dari luar tampak ringan tetapi kerusakan jaringan yang
lebih dalam luas dan berat. Kerusakan otot yang berat dapat terlihat pada kencing yang
berwarna gelap karena bercampur dengan mioglobin yang dapat menyebabkan kerusakan
ginjal.

Akibat dari sengatan listrik bisa bermacam-macam yaitu:


• Sekedar terkejut
• Luka bakar
Electric mark, Joule burn dan Extragenous burn adalah jenis luka yang terjadi karena
bahaya akibat sengatan listrik tinggi yang mengenai tubuh. Kerusakan yang terjadi
terutama pada kulit atau permukaan tubuh yang menjadi tempat masuk dan keluarnya

7
arus listrik. Misalnya seseorang yang memegang sumber listrik, menjadi tempat
masuk dari arus listrik pada telapak tangan. Kaki yang bersentuhan dengan tanah,
menjadi tempat keluarnya arus listrik. Luka yang terjadi merupakan luka bakar dan
umumnya sangat merusak struktur kulit, bahkan kadang membuat kulit sampai
berlubang hingga ke jaringan bagian bawah kulit.

Gambar 13.1 Luka Bakar Karena Sengatan Listrik


• Sindrom Termal
Sindrom ini merupakan kelainan atau perubahan suhu tubuh yang terjadi diluar suhu
tubuh normal. Perubahan suhu tersebut dapat berupa keadaan suhu diatas normal atau
dibawah normal. Keadaan suhu tubuh dibawah normal disebut hipotermia dan
keadaan suhu tubuh diatas norma disebut hipertermia. Namun ada lagi satu keadaan
dimana kondisi tubuh sangat tinggi dan melebihi 40º Celcius. Heatstroke paling sering
menyebabkan kematian dan terjadi akibat aktivitas tubuh berlebihan yang
meningkatkan suhu tubuh atau suhu sekitar tubuh yang terlampau panas.

Pada orang dengan sengatan listrik, terjadi peningkatan dan pembakaran yang
berlebihan sehingga terjadi peningkatan suhu. Pada orang dengan sengatan yang lebih
besar menyebabkan luka bakar yang parah dan ternyata dapat memberikan perubahan
suhu yang berbahaya setelah terbakar.

Pada orang terbakar, terjadi kerusakan kulit. Fungsi kulit salah satunya adalah
mempertahankan suhu tubuh agar tetap normal. Ketika kulit telah rusak, maka tubuh
akan dengan mudah kehilangan suhu dan menyebabkan suhu tubuh rendah. Jika hal
ini terus dibiarkan, akan dapat menyebabkan kematian.
• Epilepsi/ayan
• Membuat jantung berhenti berdenyut,serangan jantung,dan masalah pada
irama jantung (arrhythmias)
Sengatan listrik mempengaruhi kinerja otot jantung. Dampak dari tegangan listrik
adalah terjadi perubahan ritme jantung. Penyebab gangguan ritme jantung yang tidak
teratur disebabkan akibat tidak teraturnya perpindahan ion-ion tubuh. Ion natrium
(sodium) dan kalium secara berkesinambungan berganti tempat masuk dan keluar sel
sehingga terjadi keseimbangan ion. Namun akibat dari sengatan listrik, seluruh ion
natrium tertarik kedalam sel dan ion kalium keluar dari dalam sel. Hal ini pula juga
mendasari kelainan pasa sistem saraf orang yang tersengat listrik. Dalam waktu yang
singkat dapat terjadi gagal fungsi dari bagian jantung hingga akhirnya terjadi fibrilasi
ataupun henti jantung.
• Otot berkontraksi (mengerut) dan kesakitan

8
Di dalam tubuh manusia, aktivitas sel terjadi juga disertai ‘arus listrik’ dalam sel.
Perpindahan ion-ion Natrium dan Kalium pada sel menyebabkan terjadinya hantaran
listrik kecil. Hal tersebut membuat sistem saraf dapat mengatur gerakan otok untuk
berelaksasi dan berkontraksi.

Masuknya arus listrik besar dari luar tubuh memberikan dampak pada ‘arus listrik’
normal di dalam tubuh akibatnya kerja sel terganggu. Pada otot, efek dari arus listrik
yang masuk, menyebabkan terjadinya kontraksi berlebihan.

Kontraksi harus diimbangi dengan kebutuhan akan oksigen untuk metabolisme.


Sayangnya kontraksi terus-menerus tanpa oksigen menyebabkan otot menjadi kaku
hingga menyebabkan kerusakan sel akibat kekurangan oksigen.
• Tidak sadar diri/pingsan
• Pernafasan berhenti karena pusat saraf yang mengatur pernafasan menjadi
lumpuh
• Kematian

Gambar 13.2 Akibat Sengatan Listrik

Cedera akibat listrik terjadi sebagai akibat dari arus listrik atau konversi panas dari benda
yang dapat menghasilkan energi listrik. Cedera akibat listrik dapat mengakibatkan
kerusakan organ yang fatal dan atau kerusakan jaringan permanen atau temporer.
Kematian yang diakibatkan
dilaporkan meningkat pada anak < 6 tahun dan begitu pula pada orang dewasa.

5.1. Akibat Arus Searah


Karakteristik arus searah (DC) adalah aliran elektron kontinu, umumnya berbentuk
voltase tinggi seperti pada petir atau jalur kereta listrik.

9
Gambar 13.3 Kulit Manusia Yang Tersambar Petir
Menyebabkan kontraksi otot tunggal, sering mengakibatkan korban terlempar dari
sumber listrik setelah menerima kejutan.

Secara umum akibat tersengat arus searah adalah terjadinya perubahan elektrolit
dalam tubuh. Tetapi keadaan ini juga akan mempengaruhi sistem dalam tubuh kita
tergantung berbagai hal seperti tersebut di atas. Hal ini berbeda dengan akibat
dengan akibat tersengat arus bolak balik.

5.2. Akibat Arus Bolak Balik


Karakterikstik arus bolak-balik (AC) adalah aliran elektron non kontinu, dapat
berupa voltase rendah atau tinggi, pada umumnya yang terdapat pada peralatan
rumah atau bangunan komersial bersifat voltase rendah.

Berhubungan dengan kontraksi otot tetanik, menghubungkan korban dengan sumber


listrik yang kemundian menyebabkan pemanjangan durasi paparan dan peningkatan
risiko aliran dan mempengaruhi periode refrakter pada irama jantung.

Pada orang yang terkena arus bolak balik akan terjadi :


a) Kejang Otot
b) Berkeringat
c) Kerusakan Jaringan
d) Voltage dan freq. 100 v & 60 Hz menyebabkan ventrical fibrillation.
Fibrilasi ventrikel (VF) adalah irama jantung cepat yang mengancam jiwa
dimulai di ruang bawah jantung. Dapat dipicu oleh serangan jantung.
Karena jantung tidak memompa secara mencukupi selama fibrilasi ventrikel
(VF), berkelanjutan dapat menyebabkan tekanan darah rendah, pingsan, atau
kematian.

Gambar 13.4 Irama Jantung Manusia Yang Tersengat Listrik

10
e) Voltage tinggi dapat menyebabkan paralysis pernafasan
f) Arus diatas 20 mA dapat menyebabkan kontraksi otot pernafasan dada, dll

Tabel 13.3 Akibat arus bolak balik

6. Pelaksanaan P3K Di Tempat Kerja


Pengertian dari P3K di tempat kerja adalah upaya memberikan pertolongan pertama
secara cepat dan tepat kepada pekerja/buruh dan/atau orang lain yang berada di tempat
kerja, yang mengalami sakit atau cidera di tempat kerja.

Berdasarkan Permenaker NO.15/MEN/VIII/2008 Pasal 2, Pengusaha wajib :


- Menyediakan Petugas P3K dan fasilitas P3K di tempat kerja
- Melaksanakan P3K di tempat kerja

6.1 Petugas P3K


Petugas P3K di tempat kerja adalah pekerja/buruh yang ditunjuk oleh
pengurus/pengusaha dan diserahi tugas tambahan untuk melaksanakan P3K di
tempat kerja.

Petugas P3K yang dimaksud harus telah mendapatkan pelatihan P3K yang
diterbitkan oleh Kemnaker RI cq. Direktorat PNK3 serta berlisensi dan memiliki
buku kegiatan P3K dengan berkoordinasi dengan Dinas Ketenagakerjaan setempat
dimana perusahaan berdomisili.

Berikut ini contoh sertifikat, lisensi dan buku kerja P3K.

11
Gambar 13.6 Lisensi P3K

Gambar 13.5 Sertifikat P3K Gambar 13.7 Buku Kerja P3K

Petugas P3K di tempat kerja sebagaimana dimaksud dalam Permenaker


No.15/MEN/VIII/2008 Pasal 3 ayat (1), ditentukan berdasarkan jumlah
pekerja/buruh dan potensi bahaya di tempat kerja.
Pengurus wajib mengatur tersedianya Petugas P3K pada :
- tempat kerja dengan unit kerja berjarak 500 meter atau lebih sesuai jumlah
pekerja/buruh dan potensi bahaya di tempat kerja;
- tempat kerja di setiap lantai yang berbeda di gedung bertingkat
sesuai jumlah pekerja/buruh dan potensi bahaya di tempat kerja;
- tempat kerja dengan jadwal kerja shiftsesuai jumlah pekerja/buruh dan potensi
bahaya di tempat kerja

Tabel 13.4 Rasio Jumlah Petugas P3K di Tempat Kerja dengan Jumlah Pekerja/Buruh
Berdasarkan Klasifikasi Tempat Kerja

Petugas P3K di tempat kerja mempunyai tugas :


- melaksanakan tindakan P3K di tempat kerja;
- merawat fasilitas P3K di tempat kerja;
- mencatat setiap kegiatan P3K dalam buku kegiatan;
- melaporkan kegiatan P3K kepada pengurus

6.2 Fasilitas P3K

12
Fasilitas P3K yang harus disediakan oleh perusahan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 ayat (1) adalah sebagai berikut :
a. ruang P3K;

Gambar 13.8 Contoh Ruang P3K di Perusahaan

b. kotak P3K dan isi;

Gambar 13.9 Kotak P3K dan Isinya

Tabel 13.5 Isi Kotak P3K Berdasarkan Permenaker NO.15/MEN/VIII/2008

13
14
Tabel 13.6 Jumlah Pekerja/Buruh, Jenis Kotak P3K dan Jumlahnya

c. alat evakuasi dan alat transportasi; dan

Gambar 13.10 Alat Evakuasi dan Alat Transportasi

d. fasilitas tambahan berupa alat pelindung diri dan/atau peralatan khusus di


tempat kerja yang memiliki potensi bahaya yang bersifat khusus.
Jika tempat kerja memiliki potensi bahaya besar yang berkaitan dengan energy
listrik, selain perusahaan harus menyediakan APD yang sesuai, juga harus
menyediakan peralatan khusus P3K apabila terjadi kecelakaan kerja tersengat
listrik yaitu shotgun sticks.

15
Gambar 13.11 Shotgun Stick

7. Tindakan Pertolongan Pada Kondisi Darurat Bahaya Listrik


Pada peristiwa kecelakaan terkena aliran listrik, biasanya penderita terjatuh setelah
aliran listrik putus. Jika tempat kejadian itu membahayakan, misalnya di atas tiang,
atap yang landai, atau kuda-kuda bangunan, sering orang mengalami kecelakaan
yang lebih berat. Dalam hal ini pertolongan pertama pada kecelakaan (PPPK) yang
dilakukan oleh seorang ahli atau pembantu dokter, tidak dimaksudkan untuk mengambil
alih tugas dokter melainkan semata-mata merupakan pertolongan darurat sampai dokter
datang.

7.1 Cara Membebaskan Penderita dari Aliran Listrik


Untuk memutuskan hubungan antara penderita dan penghantar, dilakukan cara
seperti berikut:
a. sedapat mungkin penghantar harus dibuat bebas tegangan dengan jalan
memutuskan sakelar atau melepaskan gawai pengaman. Atau penghantar
ditarik sampai terlepas dari penderita dengan menggunakan benda kering
bukan logam, misalnya sepotong kayu atau seutas tali yang diikatkan pada
penghantar;

16
Gambar 13.12 Cara Menyentuh Korban Tersengat Listrik

b. penderita ditarik dari tempat kecelakaan;


c. penghantar dilepaskan dari tubuh penderita dengan tangan yang dibungkus
dengan pakaian kering yang dilipat-lipat;
d. penghantar dihubungpendekkan atau dibumikan.

Penolong harus mengamankan diri dahulu untuk menghindarkan atau


mengurangi pengaruh arus listrik dengan cara :
- menempatkan diri pada papan yang kering, kain kering, pakaian kering
atau alas serupa itu yang bukan logam pakaian kering atau alas serupa
itu yang bukan logam (kayu, karet).
- Jika hal itu tidak mungkin, kedua tangan penolong dibalut dengan kain kering,
pakaian kering atau bahan kering serupa itu (kertas, karet).
- Pada saat memberikan pertolongan, penolong harus menjaga diri agar
tubuhnya jangan bersentuhan.

7.2 Pertolongan Pertama Pada Penderita Luka Bakar Karena Listrik


Luka bakar karena listrik Cedera (luka bakar)akibat Listrik adalah kerusakan yang
terjadi jika arus listrik mengalir ke dalam tubuh manusia dan membakar jaringan
ataupun menyebabkan terganggunya fungsi suatu organ dalam.

Luka tidak boleh disentuh dengan tangan. Berikut ini adalah penanganan pada luka
bakar karena listrik:
a. Luka bakar derajat satu
- Segera lepaskan pakaian yang menutupi daerah luka
- Alirkan air bersih (jangan air es) pada daerah yang terkena, jaga kebersihan
dan daerah luka dikompres dingin (tapi jangan dengan es) sampai nyeri
berkurang
- Jangan olesi apapun termasuk mentega, minyak, serbuk obat pada luka
- Bila kulit yang terkena hanya sedikit, tutup saja dengan kasa steril
- Berikan sirup parasetamol atau ibuprofen untuk mengurangi sakit

17
b. Diduga luka bakar derajat dua dan tiga
Luka bakar luas walaupun nampak ringan; setiap luka bakar yang mengenai
lebih dari 15 – 20 % luas permukaan tubuh harus segera mendapat pertolongan
medik. Jangan menggunakan kompres basah karena akan membuat suhu tubuh
anak menurun. Tutup daerah luka dengan kain/handuk yang bersih dan kering.

Yang termasuk diduga luka bakar derajat dua dan tiga adalah :
- Luka bakar oleh karena bahan kimia, api dan listrik
- Luka bakar di daerah wajah, kulit kepala, tangan, permukaan sendi serta alat
kelamin.
- Luka bakar yang kelihatan terinfeksi (bengkak, bernanah, kemerahan yang
bertambah atau garis kemerahan pada kulit didekat luka)

c. Luka bakar derajat dua dan tiga


Segera hubungi UGD terdekat; dan sambil menunggu pertolongan, lakukan hal-
hal berikut :
- Baringkan anak dengan daerah yang terkena agak ditinggikan
- Lakukan instruksi untuk luka bakar derajat satu
- Lepas semua perhiasan dan pakaian yang menutup luka kecuali pakaian
yang melekat pada luka, kalau perlu dengan memotong/menggunting
pakaian itu.
- Jangan memecahkan lepuhan yang terbentuk
- Taruh kasa steril basah diatas daerah luka

Gambar 13.13 Membasuh Luka dengan NaCl 0,9%

7.3 Pernafasan Buatan


Penyelamatan pada korban kecelakaan kejut listrik dapat mengagetkan
korban dan menghentikan nafas korban. Berikut langkah-langkah ditempuh
untuk memberikan pernafasan buatan:
a. menyadarkan kembali korban,
b. segera cari pertolongan,
c. periksa reaksi, goyang dengan pelan dan teriak dengan keras, bila tidak
ada reaksi, maka lakukan hal sebagai berikut:

18
19
d. Periksa denyut setelah 1 menit pertama, selanjutnya setiap 3 menit. Bila
denyut kembali, teruskan pernafasan mulut ke mulut sampai pernafasan
kembali.

CATATAN: Informasi ini hanya merupakan suatu panduan. Disarankan agar


petugas yang berhubungan dengan pekerjaan pemasangan atau perawatan
instalasi listrik, memperoleh pelatihan resmi mengenai cara-cara terbaru
pertolongan menyadarkan kembali korban.

BAHAYA :
a. Usahakan keselamatan anda sendiri dan keselamatan korban dan
orang-orang sekeliling.
b. Tegangan tinggi, tunggu sampai suplai daya diputuskan.
c. Tegangan rendah, segera matikan suplai daya. Bila hal ini tidak dapat
dilakukan, maka tarik atau dorong korban dari hubungan listrik memakai
bahan tidak konduktif yang kering seperti kayu, tali, pakaian, plastik atau
karet. Jangan mempergunakan metal atau apapun yang lembab.

8. Keselamatan Kerja
a. Tersedianya alat untuk pertolongan.
b. Setiap kecelakaan yang membutuhkan pengobatan, pertolongan, atau
perawatan, terlebih dulu harus dilaporkan secepat mungkin kepada orang yang
diberi wewenang mengepalai pekerjaan yang bersangkutan, yang selanjutnya akan
melaporkan kejadian itu secara terinci kepada ahli teknik atasannya.
c. Setiap kecelakaan harus dicatat dalam sebuah buku statistik kecelakaan, yang antara
lain harus berisi data berikut:
- Nomor urut
- nama penderita,

20
- jam, hari, tanggal, dan tahun terjadinya kecelakaan,
- sebab kecelakaan,
- macam dan akibat kecelakaan,
- pertolongan pertama yang diberikan dengan menyebutkan jam, tanggal,
dan macam pertolongan pertama tersebut,
- nama saksi yang melihat kecelakaan, dan
- keterangan lain yang diperlukan.
d. Ruang kerja listrik yang dengan teratur dan terus-menerus dilayani dan dijaga
oleh petugas, misalnya pusat pembangkit listrik, gardu induk, gardu hubung,
bengkel listrik dan gudang, harus dilengkapi perlengkapan pencegah bahaya
kebakaran. Di tiap ruang harus tersedia alat pemadam kebakaran racun api
(brandblusser) dengan isi obat racun api yang cukup, sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
e. Ruang kerja listrik yang dengan teratur atau terus menerus dilayani atau
dijaga oleh petugas, seperti pusat pembangkit listrik, gardu induk, gardu
hubung, dan bengkel listrik, harus dilengkapi perlengkapan kecelakaan seperti
obat-obatan (PPPK), tanda, tandu, dan lain sebagainya.
f. Pada ruang kerja listrik berbahaya seperti pusat pembangkit listrik, gardu induk,
gardu hubung, gardu distribusi, bengkel listrik, gudang listrik harus dipasangi papan
larangan masuk bagi setiap orang yang bukan petugas (yang tidak berkepentingan).
g. Dalam ruang kerja listrik berbahaya para petugas harus menggunakan pakaian
kerja yang baik, kering dan cocok menurut keadaan iklim dan aman sesuai
dengan sifat pekerjaan yang dihadapi.
h. Selain ketentuan di atas harus diperhatikan pula peraturan keselamatan kerja
yang dikeluarkan oleh pemerintah

21

Anda mungkin juga menyukai