1
DAFTAR ISI
Halaman
1. Latar Belakang 4
1.1 Tujuan 4
1.2 Ruang Lingkup 5
1.3 Dasar Hukum 5
2. Ruang Khusus
2.1 Deskripsi Ruang Khusus dan Instalasi Khusus 5
2.2 Jenis Ruang Khusus, potensi bahaya dan persyaratan intalasi listrik 7
2.2.1 Ruang Kerja Listrik 7
2.2.2 Ruang Kerja Listrik Terkunci 10
2.2.3 Ruang Berdebu 10
2.2.4 Ruang Dengan Bahaya Kebakaran dan Ledakan Gas 12
2.2.5 Ruang Dengan Bahaya Kebakaran dan Ledakan Debu 13
2.2.6 Ruang Dengan Gas, Uap atau Debu 16
2.2.7 Ruang Lembab dan Basah 17
2.2.8 Ruang Sangat Panas 19
2.2.9 Ruang Kerja Kasar/Perusahaan Kasar 20
2.2.10 Ketel Uap, Tangki dan Bejana Logam Lainnya 21
2.2.11 Ruang Derek atau Lift 22
2.2.12 Ruang Radiasi 24
2.3 Jenis Instalasi Khusus dan Potensi Bahayanya
2.3.1 Instalasi Listrik Desa 26
2.3.2 Instalasi Sementara 28
2.3.3 Instalasi Dalam Pengerjaan Bangunan 28
2.3.4 Instalasi Generator (Genset) Darurat 28
3. Zona Berbahaya 31
3.1 Klasifikasi Zona Berbahaya 33
3.2 Pemilihan Perangkat Elektrik Pada Zona Berbahaya 36
3.3 Penggunaan dan Penandaan Zona 39
3.4 Karakteristik Bahan Yang Mudah Terbakar 41
3.4.1 Batasan Bahan Yang Mudah Terbakar/Flammable (explosive) limits
41
3.4.2 Titik Nyala/Flash Point 42
3.4.3 Temperatur Pengapian Otomatis/Auto Ignition Temperature 42
3.5 Peralatan Listrik di Zona Berbahaya 43
3.5.1 Prinsip Dasar Proteksi Terhadap Ledakan 43
3.5.2 Karakteristik Peralatan Listrik di Zona Berbahaya 45
3.5.3 Tipe Proteksi Peralatan Listrik di Zona Berbahaya 47
3.5.4 Papan Nama Alat 51
3.5.5 Definisi Kategori Alat Menurut ATEX dan Simbol Sertifikasi 53
3.5.6 Pemilihan Selubung yang akan dipasang pada
Zona Berbahaya 54
4. Sistem Instalasi Pada Ruang Khusus 55
4.1 Jenis-Jenis Sistem Instalasi Pada Ruang Khusus 55
4.1.1 Ikatan Ekuipotensial 56
2
4.1.2 Sistem Pengkawatan 57
4.1.3 Sistem Kabel 58
4.1.4 Sistem Konduit Untuk Selungkup Tahan Api 59
5. K3 Listrik di Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan 60
5.1 Instalasi Listrik Rumah Sakit Tipe B 62
5.2 Sistem Proteksi Kebakaran dan Ledakan 65
5.3 Sistem Distribusi Listrik di Fasilitas Pelayanan Kesehatan 66
5.4 Catu Daya Pengganti Khusus (CDPK) 70
5.5 Instalasi Listrik di Kamar Mandi Fasilitas Pelayanan Kesehatan 71
5.5.1 Klasifikasi Zona Kamar Mandi 72
5.5.2 Proteksi Dari Arus Kejut 73
5.5.3 Penerapan Tindakan Proteksi Dari Kejut Listrik 74
BAB X
PERSYARATAN K3 LISTRIK RUANG KHUSUS
3
1. Latar Belakang
Kita ketahui bahwa di tempat kerja terdapat berbagai macam jenis ruang kerja sesuai
jenis usaha. Masing-masing jenis ruang kerja memiliki sumber bahaya yang berbeda-
beda dan sangat dipengaruhi oleh proses kerja masing-masing. Ruang kerja tersebut bisa
saja memiliki temperatur normal, panas atau dingin, atau bisa juga proses kegiatan yang
dapat merusak instalasi serta peralatan listrik, misalnya pengaruh bahan kimia, pengaruh
kerusakan mekanis dan lain sebagainya. Mengingat kondisi yang beragam tersebut maka
akan terdapat pengaruh terhadap kondisi dari instalasi beserta perlengkapannya. Oleh
karena itu instalasi listrik mulai dari kabel sampai dengan peralatan listrik serta cara
pemasangannya disesuaikan dengan jenis ruang kerja. Pemasangan instalasi listrik yang
salah karena tidak sesuai dengan jenis ruangan kerja, akan mengakibatkan kerusakan
serta dapat membahayakan baik bagi tenaga kerja maupun instalasi sendiri. Agar semua
dalam kondisi yang aman sebelum memasang instalasi listrik beserta perlengkapannya
harus diketahui terlebih dahulu jenis ruang kerja tersebut agar terjamin keselamatannya.
1.1 Tujuan
Tujuan dari pembinaan Teknisi Listrik
a. Memahami pekerjaan & Prosedur Penilaian Kerja perlengkapan dan
peralatan instalasi, listrik di Ruang Khusus (work assessment)
b. Memahami cara mengidentifikasi potensi bahaya (risk assessment),
penerapan JSA dan JSO pada pemasangan instalasi perlengkapan dan
peralatan, listrik di Ruang Khusus
c. Memahami penggunaan APD dan pengendalian potensi bahaya untuk
pekerjaan listrik di Ruang khusus
1.2 Ruang Lingkup :
Dalam pembahasan persyaratan K3 pemasangan instalasi perlengkapan dan
peralatan listrik di Ruang khusus ini hanya ditujukan pada pengendalian
Keselamatan dan Kesehatan Kerja bagi tenaga kerja, asset/harta benda dan
lingkungan terhadap potensi bahaya kejut listrik, efek termal, dan efek medan
elektromagnetik serta mitimigasi bencana yang dapat mengakibatkan kerusakan
instalasi listrik beserta perlengkapannya.
1.3 Dasar Hukum
Dasar Hukum mengenai bekerja aman dalam pembinaan Teknisi Listrik, adalah
4
sebagai berikut :
a. UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
b. UU No. 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
c. UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi
d. SNI-0225:2011 / PUIL 2011
e. PP No.50 Tahun 2012 tentang SMK3
f. Permenaker No.12 Tahun 2015 tentang K3
g. Kepdirjen PPK&K3 No.48 tentang Teknisi K3 Listrik
h. Kepmennakertrans.No.75/MEN/2002
i. Kepditjenbinawas No.311/BW/2002
2. Ruang Khusus
Kita ketahui bahwa di tempat kerja terdapat berbagal macam jenis ruang kerja sesuai
jenis usaha. Masing-masing jenis ruang kerja memiliki sumber bahaya yang berbeda-
beda dan sangat dipengaruhi oleh proses kerja masing-masing. Ruang kerja tersebut bisa
saja memiliki temperatur normal, panas atau dingin, atau bisa juga proses kegiatan yang
dapat merusak instalasi serta peralatan listrik, misalnya pengaruh bahan kimia, pengaruh
kerusakan mekanis dan lain sebagainya.
Mengingat kondisi yang beragam tersebut maka akan terdapat pengaruh terhadap kondisi
dari sistem instalasi beserta perlengkapannya. Oleh karena itu instalasi listrik mulai dari
kabel sampai dengan peralatan listrik serta cara pemasangannya disesuaikan dengan jenis
ruang kerja.
Dalam PUIL 2000, SNI – 225 – 2000 telah ditentukan berbagai jenis ruang khusus
sebagai berikut :
(n) Ruang kering.
(l) Ruang kerja listrik.
(lk Ruang kerja listrik terkunci.
5
(d) Ruang berdebu.
(blg) Ruang dengan bahaya kebakaran dan ledakan gas.
(bld) Ruang dengan bahaya kebakaran dan ledakan debu.
(bks) Ruang dengan bahaya kebakaran serat.
(ko) Ruang dengan gas, uap atau debu.
(ll) Ruang lembab dan basah.
(p) Ruang sangat panas.
(k) Ruang kerja kasar.
(r) Ruang radiasi.
2.2 Jenis Ruang Khusus, Potensi Bahaya dan Persyaratan Instalasi Listrik
2.2.1 Ruang kerja listrik.
Ruang kerja listrik (l) dan ruang kerja listrik terkunci (lk) hanya boleh
dimasuki oleh orang-orang yang berwenang.
6
• Harus berukuran cukup besar sehingga instalasi lisirik yang akan
dipasang di dalamnya dapat diatur cukup leluasa dan mudah diperiksa.
• Harus mempunyai pencahayaan yang baik dan tepat.
• Lantai, dinding, plafon dan bagian konstruksi lain dari ruang kerja
listrik yang didalamnya terdapat instalasi voltase menengah dan atau
voltase tinggi, baik arus bolak-balik maupun arus searah, harus dibuat
dari bahan yang tidak mudah terbakar atau bila hal yang demikian
tidak dapat dipenuhi maka sisi dalamnya harus dilapisi dengan bahan
yang tidak mudah terbakar.
• Ruang kerja listrik yang berada di udara terbuka, harus dikelilingi
seluruhnya dengan pagar yang baik dan tepat, dengan tinggi minimum
2 meter di atas tanah, atau dapat juga ditempuh cara lain asalkan cukup
terjamin bahwa orang yang tidak berwenang tidak dapat masuk.
• Bagian bervoltase dan tidak terlindung harus tetap berjarak sekurang-
kurangnya 1 meter, ditambah dengan1 c m untuk tiap kilovolt penuh
dari voltasenya, diukur secara proyeksi mendatar sampai pagar atau
penghalang lain.
• Untuk bagian yang tingginya lebih 2 meter di atas tanah, dan letaknya
lebih tinggi dari yang disyaratkan untuk konduktor udara, maka jarak
mendatar tersebut dapat dikurangi menurut perbandingan.
• Pada tempat yang lebih rendah dari 1 meter, diukur dari bagian atas
dinding yang sama sekafi tertutup, bagian bervoltase dan tidak
terlindung dibolehkan berjarak mendatar iebih kecil terhadap dinding
itu.
• Ruang kerja listrik atau ruang kerja listrik terkunci dir dalam bangunan
harus kering, harus dijaga agar tetap kering, dan harus berventilasi
baik,
• Pada tempat masuk ruang kerja listrik atau ruang kerja listrik terkunci
harus dipasang papan tanda peringatan sebagai pemberitahuan yang
juga melarang masuknya orang yang tidak berkepentingan.
• Papan tanda peringatan untuk ruang kerja listrik atau ruang kerja listrik
terkunci, yang berada dalam udara terbuka, harus dipasang di tempat
yang baik dan tepat, pada pagar, penghalang atau tutup, sehingga ruang
7
kerja tersebut dapat diketahui dengan jelas dari luar dan dari semua
arah.
• Untuk konduktor rendah dalam ruang kerja listrik hanya boleh
digunakan konduktor fleksibel berpelindung bukan logam. Ketentuan
ini tidak berlaku untuk konduktor pembumian.
• Dalam ruang kerja listrik terkunci tidak boleh dipasang mesin,
pesawat, instrumen ukur dan perlengkapan lain, yang setiap hari
berulang kali secara teratur dilayani, diamati, atau diperiksa di tempat.
• Dalam ruang kerja listrik terkunci, bila ada pencahayaan lampu, lampu
itu harus dipasang sedemikian rupa sehingga dapat dinyalakan dari
tempat yang berdekatan dengan jalan masuk utama dan harus
memberikan pencahayaan yang cukup.
• Pintu jalan masuk ke ruang kerja listrik terkunci, harus diatur
sedemikian rupa sehingga memenuhi syarat sebagai berikut:
- semua pintu harus membuka ke luar;
- semua pintu harus dapat dibuka dari luar dengan menggunakan
anak kunci;
- semua pintu harus dapat dibuka dari dalam tanpa menggunakan
anak kunci.
• Memasuki ruang kerja listrik :
- Ijin dari petugas berwenang
- Paling sedikit 2 (dua) orang, tidak diperbolehkan bekerja sendirian
- Sehat jasmani dan rohani
- Memakai APD yang diperlukan
- Memperhatikan rambu-rambu
8
• Pada pintu masuk harus dipasang papan tanda peringatan iarangan
masuk bagi orang yang tidak berwenang.
• Harus dicegah orang yang tidak berwenang masuk ke dalam ruang
instalasi listrik voltase menengah.
Debu mudah terbakar adalah debu yang mudah menyala jika bercampur
dengan udara.
Debu konduktif adalah debu yang mempunyai resistivitas sama atau
kurang dari 103 w m.
Atmosfer debu ledak adalah debu yang bercampur dengan udara pada
tekanan atmosfer merupakan campuran yang berbentuk debu atau serat
yang mudah terbakar yang, setelah menyala, pembakarannya menyebar
keseluruh campuran lainnya.
Selungkup kedap debu adalah selungkup yang dapat mencegah masuknya
partikel debu yang dapat terlihat.
Selungkup pelindung debu adalah selungkup yang tidak seluruhnya
mencegah masuknya debu, tetapi tidak dapat masuk dalam jumlah yang
cukup sehingga mengganggu beroperasinya perlengkapan. Debu tidak
9
boleh terkumpul di dalam selungkup sehingga dapat menyebabkan
bahaya penyalaan.
Potensi bahaya ruang dengan bahaya kebakaran dan ledakan gas yang ada
adalah :
- Kemungkinan di dalam atmosfir udara terdapat debu misalnya dari
kapuk, penggergajian kayu, pengering tepung dan sebagainya.
- Kemungkinan di dalam atmosfir udara terdapat jenis-jenis gas / bahan
kimia misalnya : aseton, ammonia, methan. acetylen, propan dan
sebagainya.
- Suhu penyalaan bahan yang dipakai rendah.
- Adanya pengaruh external dan suhu sekitarnya.
- Pemasangan instalasi, armatur, radar yang tidak tepat.
10
Api atau ledakan
Api atau ledakan terjadi bila tiga kondisi dipenuhi, yang dikenal dengan
“Combustion Triangle” terjadi bila terdapat hal berikut :
• Bahan bakar atau yang mudah terbakar harus ada dalam jumlah dan
konsentrasi yang cukup. Bisa berupa zat cair, uap atau debu yang
dapat terbakar.
• Suplai oksigen (O2), kondisi atmosfir ledakan, udara sekitar
mengandung oksigen 20%.
• Sumber penyulutan (energi listrik/efek panas, efek elektromagnetik,
efek elektrostatis, percikan / gesekan, reaksi kimia, tekanan gas dll)
Berikut adalah sumber-sumber penyulutan api : Electric arcs and
spark, Flames, Hot surfaces, Electrostatic sparks, Mechanical friction,
Mechanical sparks produced by grinding, Compression ignition,
Electromagnetic radiation, Chemical reactions, Ultrasonics dll.
11
bahwa bahaya ini ada di tempat kerjanya, jadi sangatlah penting untuk
mengindentifikasi dan memastikan bahwa tempat kerja anda memiliki
bahaya ini, agar sesegera mungkin dapat mengambil tindakan untuk
mencegah kecelakaan yang tragis.
12
(penutup, silo, tangki dll) rusak dan gelombang kejut akibat ledakan
tersebut menyebabkan debu-debu yang sekian lama ini telah terakumulasi
berhamburan di udara, sehingga debu-debu semakin banyak berterbangan
di udara dalam area yang semakin meluas. Akibatnya bila debu-debu
tersebut tersulut kembali maka akan menghasilkan ledakan sekunder
(kedua) yang lebih merusak dari ledakan yang pertama. Meningkatnya
konsentrasi dan kwantitas dari debu di udara akan menghasilkan ledakan
yang lebih besar dan merusak. Biasanya akan banyak jatuh korban jiwa
dan kerugian harta benda akibat ledakan kedua ini.
13
Potensi bahaya di ruang dengan gas, uap dan debu adalah sebagai
berikut :
• Debu pada kondisi tertentu yang dapat terbakar.
• Debu yang bersifat konduktif.
• Pemakaian armatur, instalasi maupun radar yang salah atau dapat
menimbulkan kecelakaan / kebakaran.
Persyaratan agar ruang dengan gas, bahan atau debu yang korosif menjadi
aman, adalah dengan melakukan cara sebagai berikut :
• Mesin, pesawat, dan konduktor listrik, serta pelindung yang
bersangkutan harus didesain, dilindungi, dipasang dan dihubungkan
sedemikian rupa sehingga tahan terhadap pengaruh yang merusak dari
bahan, debu, atau gas yang korosif itu.
2.2.7 Ruang lembab dan basah.
Tiap ruang yang didinginkan, termasuk ruang pembekuan, pendinginan
atau ruang lain yang didinginkan secara buatan khusus untuk menyimpan
barang, harus dianggap sebagai ruang lembab, termasuk ruang pompa air.
14
Potensi bahaya di ruang lembab dan basah adalah :
Dalam kondisi lembab / basah, peralatan yang tidak sesuai akan
mudah korosif.
Ruang lembab / basah akan sangat mudah mengalirkan aliran listrik.
Pemakaian armatur yang salah akan dapat menimbulkan kecelakaan.
Pemilihan radar (aparat) yang salah dapat menimbulkan kecelakaan.
15
Untuk pemasangan dalam tanah hanya boleh digunakan kabel tanah,
misalnya NYFGBY, NYRGBY, NKBA, GPLK dan yang sederajat. Kabel
NYY juga boleh ditanam dalam tanah, asalkan diberi perlindungan yang
cukup. Kabel dalam tanah ditanam sekurang-kurangnya 60 cm di bawah
permukaan tanah yang tidak dilalui kendaraan, dan sekurang-kurangnya
80 cm di bawah permukaan jalan yang dilalui kendaraan.
16
Persyaratan agar pekerjaan menjadi aman, maka ada bebarapa cara yang
dapat dilakukan, yaitu :
• Perlengkapan hubung bagi dan kendali (PHBK) dalam perusahaan
kasar harus berupa lemari hubung bagi yang memenuhi syarat sebagai
berikut:
- harus tertutup;
- harus tahan terhadap kerusakan mekanis.
• Semua jenis konduktor yang dipasang, harus dipasang dalam pipa
instalasi atau sekurang-kurangnya dengan jalur konduktor tertutup
yang cukup kuat.
• Untuk konduktor rendah hanya boleh digunakan konduktor, yang
berselubung karet atau bahan yang sama mutunya, fleksibel dan
berkonstruksi kuat, atau juga konduktor jenis lain dengan pelindung
logam yang fleksibel.
• Kotak kontak, tusuk kontak, atau sakelar harus dilengkapi dengan
seiungkup dari logam, atau dari bahan lain yang cukup kuat dan tahan
terhadap kerusakan mekanis.
• Lampu pencahayaan harus dipasang atau dilindungi sedemikian rupa
sehingga cukup terhindar dari kerusakan mekanis.
17
Jika pada peluncur, dok, galangan kapal dan sebagainya, digunakan
tenaga listrik, badan kapal dari logam harus dibumikan dengan baik.
Untuk pemasangan instalasi listrik pada peluncur, dok, galangan kapal
dan sebagainya, berlaku ketentuan dalam ruang lembab dan ruang kasar.
18
• PHBK pada instalasi derek dan lift harus berbentuk lemari tertutup
atau berbentuk lain yang setaraf.
• PHBK dengan relai otomatis, baik sebagai pengendali jauh maupun
sebagai pengendali lain yang sejenis, boleh dipasang menyimpang dari
ketentuan instalasi diatas, asalkan PHBK itu dipasang dalam ruang
lain yang terpisah. Selain itu harus diamankan pula terhadap sentuh tak
langsung, misalnya dengan insulasi proteksi.
• Derek harus dapat langsung dimatikan dari tempat operator, selain itu
suplai tenaga harus dapat dimatikan pula dengan pemutus sirkit yang
Ietaknya di lantai ruang kerja tidak jauh dari tempat operator bekerja.
• Konduktor berinsulasi karet atau bahan yang setaraf harus dipasang
dalam pipa instalasi atau jalur konduktor tetutup dan tahan kerusakan
mekanis. Konduktor jenis lain harus diberi perlindungan yang setaraf.
• Konduktor fleksibel yang sering dipindah-indahkan, hanya boleh
digunakan jika berinsulasi karet dengan konstruksi kuat, konduktor
berinsulasi lain yang setaraf dengan perisai logam yang fleksibel.
• Perlengkapan rem yang dilayani dengan listrik, harus dibuat
sedemikian rupa sehingga rem itu bekerja dengan sendirinya, jika
voltasenya hilang.
• Tinggi angkat beban harus dibatasi dengan sakelar pembatas.
• Sakelar pembatas harus dipasang pada ujung dari tiap arah gerak alat.
• Instalasi lift dengan penggerak tromol harus dilengkapi dengan otomat
yang dapat menghentikan tromol apabila voltase tarik pada kabel
gantung menjadi lebih keci! dari voltase taik dalam keadaan kerja
normal dan lift kosong atau bila beban melebihi kapasitas maksimum.
• Pintu masuk lift harus diatur sedemikian rupa sehingga lift tidak dapat
bekerja bila pintu belum tertutup sempurna.
19
Gbr.10.4 Instalasi Listrik Ruang Lift
20
• Semua lampu dalam sel radioaktif harus dipasang dalam jarak
jangkauan dari manipulator.
• Semua lampu sedapat mungkin harus tetanam di dinding dan ditutup
dengan tutup yang tembus cahaya, sedemikian rupa sehingga mudah
dilepas hanya dengan menggunakan manipulator yang ada.
• Semua lampu harus diletakkan sedemikian rupa sehingga dapat dilihat
dari jendeta-pelindung.
• Semua kabel harus dipasang dalam pipa dan ditanam dalam tembok
(dinding sel) minimum sedalam 1 cm dari permukaan dinding.
• Semua lampu harus dapat dilayani dari luar sel.
• Semua kotak kontak yang ada di dalamnya harus dapat dilihat dari
jendela pelindung.
• Dalam ruang di daerah panas sekitar sel radioaktif yang mengandung
udara radioaktif, semua pipa instalasi listrik sedapat mungkin harus
ditanam dalam tembok. Kabel yang ada di plafon sepaya ditunjang
dengan baik dengan ketinggian minimum 3 meter.
• Semua permukaan sakelar, tusuk kontak, dan kotak kontak harus
terdiri dari bahan yang tidak mudah terbakar, harus licin, kuat dan
tanpa lekukan yang tajam. Pemasangan dalam dinding harus rata
dalam satu bidang
21
Yang dimaksud dengan instalasi listik desa adalah instalasi listrik untuk
pembangkitan, distibusi, pelayanan, dan pemakaian tenaga listrik di desa
dengan konstruksi yang disederhanakan.
Instalasi listrik desa hanya berlaku bagi daerah perdesaan (di desa), dan
diterapkan pada satu lokasi atau kasus berdasarkan kondisi yang masih
memerlukannya dengan memperhatikan persyaratan-persyaratannya.
Ketentuan dalam pasal ini diperuntukan bagi instalasi rumah sederhana di
desa dengan batas alat pembatas arus maksimum 10 A dan voltase
nominal maksimum 230 volt fase tunggal.
Instalasi-rumah sederhana tidak memerlukan gambar instalasi. Instalasi-
rumah sederhana boleh dipasang oleh pelaksana instalasi listrik desa yang
telah disahkan oleh instansi yang berwenang.
22
Kotak kontak yang digunakan harus dari jenis yang dilengkapi kontak
proteksi, dan dipasang setinggi minimum 1,25 m dari lantai.
23
2.3.4 Instalasi Generator (Genset) Darurat
Keadaan darurat adalah keadaan yang tidak biasa atau tidak dikehendaki
yang membahayakan keselamatan manusia, bahaya kebakaran dan
keamanan bangunan serta isinya, yang ditimbulkan karena penyediaan
listrik utama terganggu. Penerangan darurat pada umumnya dipasang di
gedung-gedung umum yang banyak dikunjungi orang seperti hotel, pasar,
toserba, gedung pertunjukan, tempat ibadah, gelanggang olah raga, rumah
sakit dan gedung lainnya yang sejenis.
24
Pintu ke luar masuk bangunan instalasi harus disesuaikan untuk
keperluan pemasangan perlengkapan, pemeliharaan dan penggantian
bagian perlengkapan jika diperlukan. Semua pintu harus membuka ke
luar dan sebaiknya dilengkapi dengan alat yang bisa menutup sendiri.
Harus ada lampu yang dinyalakan oleh baterai yang terpisah dari baterai
untuk keperluan asut maupun keperluan kendali. Kapasitas baterai harus
sekurang-kurangnya dapat menyalakan lampu yang bersangkutan selama
30 menit.
3. Zona Berbahaya
Tidak sedikit kasus kebakaran di area depot/kilang minyak karena penggunaan
peralatan listrik. Peralatan listrik / elektrikal tersebut seperti Kamera, Senter,
Handphone, Handy Talky,dsb kadang harus digunakan pada area dimana terdapat uap
dan atau gas yang mudah terbakar. Area ini sering disebut sebagai area berbahaya
atau Hazardous Area. Jika peralatan listrik digunakan pada Hazardous Area, aturan
yang ketat harus diterapkan pada peralatan tersebut, termasuk bahan material dan
persyaratan desainnya.
25
Untuk mencegah pembakaran terhadap gas dan uap yang flammable karena peralatan
listrik, ada dua metode proteksi yang paling umum yaitu “Explosion Proof / Flame
Proof” dan “Intrinsically Safe”.
Pada umumnya “Explosion Proof” adalah metode yang lebih sering digunakan pada
peralatan sensor/detector pada sistem deteksi gas, dan perangkat lain dimana tegangan
(voltage) dan daya (power) lebih besar, dan biasanya instalasinya bersifat permanen.
Sementara metode Intrinsically Safe lebih sering digunakan pada instalasi instrumen
yang bersifat portabel. Kapan perangkat tersebut harus digunakan? Supaya sedikit
lebih jelas kita akan membahas secara singkat Apa itu Hazardous Area, bagaimana
klasifikasinya, dan Standar apa saja yang ada.
Hazardous Area merupakan area dimana terdapat atau mungkin terdapat explosive
atmosphere sehingga dibutuhkan persyaratan khusus pada saat konstruksi,
pemasangan dan penggunaan peralatan listrik.
Menurut The Petroleum Rules, 1976. Suatu Area dianggap Hazardous Area, bila :
Terdapat hidrokarbon dengan flash point < 650C, atau terdapat konsentrasi
inflammable uap atau gas pada konsentrasi yang bisa terjadi pembakaran.
Pengolahan, penyimpanan, dan pencampuran Hidrokarbon atau inflammable uap
atau gas dengan temperatur sama atau diatas temperatur flash point -nya.
Definisi hazardous location dan klasifikasinya juga dibuat oleh beberapa institusi
seperti :
26
- NEC (National Electrical Code) di US – dipublikasikan oleh NFPA (National
Fire Protection Association).
- ICC (Interstate Commerce Commissions).
- ASA (American Standard Assosiation American) code for pressure piping, asa .
b31.4, “ liquid petroleum transportation piping system “ dan ASA b31.8, gas
transmision and distribution piping system, “ – dipublikasikan oleh ASME
(American Society of Mechanical Engineers).
- EN 60079-10.
27
Zona didasarkan pada ketentuan International Electrotechnical Commission
(IEC) and the European Committee for Electrotechnical Standardization
(CENELEC) standards.
28
Zona 0 : Bagian dari area berbahaya di mana atmosfer yang mudah terbakar
terus menerus hadir atau hadir untuk waktu yang lama. (Lebih dari 1000 jam /
tahun atau> 10% dari waktu) Contoh : tanki bahan bakar
Zona 1 : Bagian dari area berbahaya di mana atmosfer yang mudah terbakar
kemungkinan terjadi dalam operasi normal. (antara 10 – 1000 jam / tahun
atau> 10% dari waktu) Contoh : Area tempat pengisian bahan bakar
Zona 2 : Bagian dari area berbahaya di mana atmosfir mudah terbakar tidak
mungkin terjadi dalam operasi normal, dan jika itu terjadi, itu hanya akan ada
untuk periode yang singkat. (Keberadaan bawah 10 jam / tahun atau 0-1,1%
dari waktu) Contoh : Drum penyimpanan larutan pelarut, kondisi bahanya
hanya terjadi jika drum bocor atau segel lepas. Hanya terjadi dalam waktu
singkat setelah itu langsung diamankan.
29
Division 1 : Uap dan gas biasanya ada dan atau mungkin ada kapanpun pada
konsentrasi yang cukup untuk membuat ledakan (explosion hazard).
Division 2 : Uap dan gas tidak biasanya ada kecuali terdapat kebocoran pada
kontainer seperti pipa atau vessel, pada konsentrasi yang berpotensial
menyebabkan keadaan bahaya.
Group A, B, C, D : Grup udara atmosfir (uap dan gas) yang dikategorikan
berdasarkan suhu pembakaran (ignition) dan atau Volatility. “A” adalah area paling
berbahaya.
Persyaratan agar ruang dengan resiko kebakaran dan ledakan menjadi aman, adalah
dengan melakukan cara sebagai berikut :
- Penempatan perlengkapan instalasi listrik dalam Zone 0 sebaiknya
dihindarkan, kecuali jika perlengkapan tersebut sangat penting untuk proses
ataupun penempatan di tempat lain tidak menguntungkan.
- Instalasi yang aman tersebut harus tidak mampu melepaskan energi listrik atau
panas (dalam keadaan normal ataupun abnormal) yang dapat menyalakan
campuran udara berbahaya dengan konsentrasi yang paling mudah menyala.
30
Gbr. Klasifikasi Zona Berbahaya
31
Metode Proteksi Perangkat Elektrik untuk Hazardous Area
Seperti sudah dibahas sebelumnya, untuk mencegah pembakaran terhadap gas dan
uap yang flammable karena peralatan listrik, ada dua metode proteksi yang paling
umum yaitu “Explosion Proof/Flame Proof” dan “Intrinsically Safe”. Namun,
sebenarnya ada beberapa metode lagi seperti Moulded/Encapsulated Type “m”
Protection, dan Increased Safety Type “e” Protection. Namun sekarang kita hanya
akan membahas dua metode yang paling umum tersebut.
a. Explosion Proof
Klasifikasi “Explosion Proof” pada sensor/transmitter berarti rumah (housing)
peralatan sudah direkayasa dan dibangun untuk memuat dan menahan kilat atau
ledakan yang disebakan oleh percikan yg ditimbulkan akibat kontak perangkat
switching, temperatur tinggi atau kerusakan listrik sehingga uap dan gas
flammable diharapkan tetap berada dalam ‘wadah’ peralatan. Housing tersebut
biasanya terbuat dari alumunium cor atau stainless steel. Wadah tsb didisain
sehingga hot gases yang dihasilkan selama internal explosion dapat didinginkan
sampai dibawah temperatur nyalanya.
Disamping itu, permukaan luar dari wadah tersebut tidak boleh menjadi panas
yang mampu menyalakan atmosfir luar akibat energi panasnya yang mencakup
Group Rating - nya. Energi panas tersebut bisa akibat operasi normal dari
peralatan yang menghasilkan panas, atau akibat busur listrik akibat kegagalan
sistem pertanahan.
b. Intrinsically Safe
32
Merupakan sistem energi rendah dengan menghilangkan sumber panas pada
segitiga api. Energi dalam sistem dijaga agar tetap berada dibawah level yang
dibutuhkan untuk menyalakan atmosfer bahkan pada kondisi abnormal. Alat
proteksi yang biasa digunakan adalah Zener Diode Barrier. Juga harus
dipahami bahwa intrinsic safety adalah merupakan ‘pendekatan sistem’ dan
bukan merupakan peralatan tunggal yang memberikan proteksi total.
33
Zone 0 : Dalam ruang Zone 0 hanya boleh digunakan perlengkapan listrik
yang mempunyai tanda pengenal sebagai berikut:
- perlengkapan yang secara intrinsik aman dengan kategori "ia"
- perlengkapan lainnya yang khusus di desain untuk digunakan
dalam Zone 0
Zone 1 : Dalam ruang Zone 1 hanya boleh digunakan perlengkapan listrik
untuk Zone 0, dan atau perlengkapan dengan jenis yang
mempunyai tanda sesuai jenis perlindungan keamanan sebagai
berikut:
- berselungkup tahan api "d" (lihat IEC 60079-1)
- berselungkup betekanan "p" (lihat IEC 60079-2)
- perlengkapan berisi pasir "q" (lihat IEC 60079-5)
- perlengkapan dalam minyak "o" (lihat IEC 60079-6)
- perlengkapan keamanan yang ditingkatkan "e" (lihat IEC
60079-7)
- keamanan intrinsik "i" ("ia" atau lb") (lihat IEC 60079-11)
Zone 2 : Dalam ruang Zone 2 boleh dipasang perlengkapan listrik sebagai
berikut:
- perlengkapan listrik untuk Zone 0 dan Zone I, atau
- perlengkapan listrik dengan selubung bertekanan untuk Zone
2, atau
- perlengkapan listrik khusus yang didesain untuk Zone 2
(misalnya jenis proteksi "n") (lihat IEC 60079-15), atau
- perlengkapan listrik lainnya sesuai dengan standar lainnya,
yang dalam operasi normal tidak menimbulkan busur api atau
penyalaan yang dapat memanaskan permukaan.
34
3.4 Karakteristik Bahan Yang Mudah Terbakar
3.4.1 Batasan Bahan yang mudah terbakar / Flammable (Explosive) Limits
a. Lower Explosive Limit (LEL) adalah kondisi dimana persentase gas,
berdasarkan volume, berada di bawah batas ini, campurannya terlalu
lemah untuk terbakar, yaitu bahan bakar dan / atau terlalu banyak
udara.
b. Upper Explosive Limit (UEL) adalah kondisi bila persentase gas,
berdasarkan volume, berada di atas batas ini maka campurannya
terlalu kaya untuk membakar, yaitu udara yang tidak cukup dan / atau
terlalu banyak bahan bakar.
35
3.4.2 Titik Nyala/Flash Point
Titik nyala adalah suhu terendah dimana uap yang cukup diberikan dari
cairan, untuk membentuk campuran yang mudah terbakar dengan udara
yang dapat dinyalakan oleh busur, percikan api atau nyala api.
36
Tabel 10.5 Pengapian Otomatis Beberapa Bahan
37
dapat dikesampingkan, tindakan harus diambil yang membatasi efek
ledakan sampai tingkat yang aman, misalnya melalui penggunaan:
selubung flameproof atau tahan tekanan ledakan, alat bantu ledakan,
penindasan ledakan dengan alat pemadam
38
3.5.2 Karakteristik Peralatan Listrik di Zona Berbahaya
Peralatan listrik adalah salah satu komponen dari segitiga api yaitu panas
atau sumber percikan api, yang dapat dihasilkan dari operasi peralatan
listrik tersebut secara normal atau tidak normal. Untuk itu, penempatan
peralatan listrik di daerah yang berbahaya harus diatur sedemikian rupa
sehingga potensinya untuk menyulut ledakan dapat dicegah atau
diminimalisir.
a. Pengelompokan Gas
Dinyatakan dalam potensi bahaya gas yang dapat meledak apabila
tersulut oleh sumber panas atau api. Tingkatannya dibedakan atas uji :
• MESG : Maximum Experimental Safe Gap
• Minimum Ignition Energy : Energi yang dibutuhkan gas untuk
dapat terinisiasi oleh ignition source
Dari sisi rating alat berlaku hirarki berikut ini : II > IIC > IIB >IIA.
Artinya alat dengan rating II dapat dipakai di IIA, IIB, IIC, alat dengan
rating IIC dapat dipakai di IIC, IIB, IIA, alat dengan rating IIB dapat
dipakai di IIB dan IIA, alat denganrating IIA hanya dapat dipakai di
IIA.
39
Gbr 10.13 Ingress Proteksion Suatu Selubung
c. Kode Temperatur (Temperature Code/T-code)
Adalah temperatur maksimum permukaan suatu alat listik atau
selubungnya. Pemilihan T-Code suatu alat listrik harus lebih kecil dari
Auto Ignition Temperature dari bahan yang mudah meledak di daerah
tersebut (T-code < Auto Ignition Temp).
Tabel 10.7 Kode Temperatur Suatu Selubung
40
Dalam hal hirarki, berlaku T6>T5>T4>T3>T2>T1, dalam artian,
peralatan T6 dapat menggantikan peralatan T1, namun peralatan T2
tidak dapat menggantikan peralatan T4
Berdasarkan IEC 60079 ada beberapa tipe proteksi peralatan listrik di area
berbahaya.
a. Tipe Proteksi – Ex “d” Flame proof
41
Gbr. 10.14 Contoh Proteksi Selubung Ex “d”
Adalah jenis perlindungan yang memungkinkan gas yang mudah
meledak untuk memasuki enclosure yang didalamnya ada komponen
yang dapat mengeluarkan panas/api sehingga apabila terjadi ledakan,
enclosure tersebut dapat menahan ledakannya dan mencegah transmisi
panas yang terbentuk didalam enclosure keluar sehingga tidak
membahayakan lingkungan sekitarnya yang terdapat gas yang mudah
meledak.
42
Gbr. 10.15 Contoh Proteksi Selubung Ex “e”
Jenis perlindungan ini harus memiliki tingkat IP setidaknya IP54. Alat
tipe proteksi ini digunakan di Zona 1 dan Zona 2.
43
Gbr.10.17 Contoh Proteksi Selubung Ex “p”
44
3.5.4 Papan Nama Alat
Setiap instalasi listrik di daerah yang berbahaya, memiliki indentifikasi
papan nama yang menunjukkan tipe proteksi, kelas, gas grup, kode
temperature, nomor sertifikat, sebagaimana ditunjukkan gambar dibawah
ini:
45
Gbr.10.19 Contoh Papan Nama Identifikasi Alat
46
3.5.5 Definisi Kategori Alat Menurut ATEX dan Simbol Sertifikasi
ATEX mendefinisikan kategori peralatan sebagai berikut ini :
a. Grup II, Kategori 1 : Alat dengan level proteksi sangat tinggi.
Peralatan dengan kategori ini dapat digunakan di daerah dengan
atmosfir berbahaya yang ada terus menerus atau dalam jangka waktu
lama (Zona 0 atau Zone 20)
b. Grup II, Kategori 2 : Alat dengan level proteksi tinggi. Peralatan
dengan kategori ini dapat digunakan di daerah dengan atmosfir
berbahaya yang mungkin ada pada normal operasi (Zona 1 atau Zone
21)
c. Grup II, Kategori 3 : Alat dengan level proteksi wajar. Peralatan
dengan kategori ini dapat digunakan di daerah dengan atmosfir
berbahaya yang kecil kemungkinan ada pada atau hanya dalam waktu
singkat (Zona 2 atau Zone 22)
d. Grup I, Kategori M1 : Peralatan dengan level proteksi sangat tinggi.
Peralatan dapat digunakan bila ada atmosfir berbahaya.
e. Grup I, Kategori M2 : Peralatan dengan level proteksi tinggi. Peralatan
harus dimatikan bila ada atmosfir berbahaya
47
Gbr.10.21 Tanda Sertifikasi Peralatan
Tabel 10.8 Ringkasan pemilihan tipe proteksi alat untuk zona area
berbahaya
48
4. Sistem Instalasi Pada Ruang Khusus
4.1 Jenis-Jenis Sistem Instalasi Pada Ruang Khusus
4.1.1 Ikatan Ekuipotensial
Daris ekipotensial seperti halnya garis kontur pada peta yang menunjukkan
garis ketinggian yang sama. Dalam hal ini “ketinggian” adalah potensial
listrik atau tegangan. Garis ekipotensial selalu tegak lurus terhadap medan
listrik. Dalam tiga dimensi, garis membentuk permukaan ekipotensial.
49
Gerakan sepanjang permukaan ekipotensial tidak membutuhkan usaha
karena gerakan tersebut selalu tegak lurus terhadap medan listrik.
50
Gbr.10.24 Contoh bidang/titik ekipotensial pada kepingan sejajar
Ukuran konduktor antar bagian logam dari rangka harus berukuran paling
kecil 10 mm² tembaga.
4.1.2 Sistem Pengkawatan
Untuk memasang sistem pengkawatan harus memenuhi ketentuan sbb :
• Dalam merancang sistem perkawatan serta komponennya, maka harus
diperkirakan lingkungan gas berbahaya, termasuk faktor mekanik,
kimia dan termal.
• Kabel berinti tunggal tanpa selubung (misalnya, NYA) tidak boleh
digunakan sebagai konduktor yang bervoltase, kecuali yang terpasang
di dalam panel hubung bagi, selungkup atau sistem konduit.
• Sambungan kabel dan konduit kepada alat listrik harus dilaksanakan
sesuai dengan jenis proteksi yang relevan.
• Lubang untuk tempat masuk kabel atau konduit pada alat listrik harus
ditutup dengan pengedap yang sesuai dengan jenis proteksi yang
relevan.
• Kabel dan konduit harus diberi pengedap, bila perlu, sehingga dapat
mencegah air atau gas masuk.
• Jalur masuk sistem perkawatan dari zone yang satu ke zone lainnya,
atau dari zone berbahaya ke zone yang tidak berbahaya, harus
51
menghambat masuknya gas uap maupun cairan yang mudah terbakar
dari satu ruang ke ruang lainnya dan mencegah pengumpulan gas, uap
atau cairan yang mudah terbakar di dalam saluran.
52
4.1.4 Sistem Konduit Untuk Selungkup Tahan Api
Instalasi listrik pada ruang khusus terdapat pengaturan system konduit
untuk selungkup tahan api yaitu :
- Pada tempat masuk atau keluar dari ruang bahaya;
- Pengedap terdapat paling jauh 450 mm dari semua selungkup dimana
terdapat penyalaan selama operasi normal;
- Pada setiap selungkup dimana terdapat pencabangan, sambungan atau
terminasi pada konduit yang berdiameter 50 mm atau lebih;
- Untuk mengurangi dampak penumpukan tekanan oleh beberapa gas
53
Gbr.10.25 Instalasi Pipa Conduit Untuk Jalur Kabel Listrik Pada Proyek Pembangunan
Gedung Bertingkat
Sumber daya listrik pada Rumah Sakit Kelas B umumnya dibagi menjadi 3, antara lain
sebagai berikut:
a. Sumber Daya Listrik Normal
Sumber daya listrik normal adalah sumber daya listrik utama gedung yang harus
diusahakan menggunakan tenaga listrik dari PLN.
b. Sumber Daya Listrik Siaga
Sumber daya listrik siaga adalah berupa diesel generator (Genset) dan harus
disediakan 2 (dua) unit dengan kapasitas minimal 40% dari jumlah daya terpasang
pada masing-masing unit. Genset dilengkapi dengan sistem AMF dan ATS.
c. Sumber Daya Listrik Darurat
54
Sistem instalasi pada rumah sakit harus memiliki sumber daya listrik darurat yang
mampu melayani kelangsungan pelayanan seluruh atau sebagian beban pada
bangunan rumah sakit apabila terjadi gangguan pada sumber listrik utama. Sumber
daya listrik darurat tersebut harus mampu melayani semua beban penting termasuk
untuk perlengkapan pengendali kebakaran, secara otomatis.
Sumber listrik darurat yang umum digunakan adalah genset diesel dengan sistem
ATS dan AMF (sama dengan sumber listrik siaga). Adapun pengelompokkan beban
antara beban normal dan beban darurat dirancang pada panel utama tegangan rendah
(LVMDP). Pada saat kebakaran, sistem ATS dan AMF secara otomatis akan :
- memutuskan sumber listrik dari PLN;
- memutuskan listrik untuk beban-beban normal; dan
- menggantikan sumber listrik dari PLN menjadi Genset.
Gbr.10.26 Panel ATS-AMF Kapasitas Besar Gbr.10.27 Panel ATS-AMF Kapasitas Kecil
Adapun untuk ruangan-ruangan dengan fungsi tertentu, pasokan daya listrik darurat
berasal dari UPS (Uninterruptable Power Supply). Ruangan-ruangan yang harus
dipasangi UPS antara lain : ruang operasi, ruang perawatan intensif (ICU, NICU,
PICU), dan ruang perawatan intensif khusus jantung (ICCU).
55
Gbr.10.28 UPS Kapasitas 8 kVA
56
Bila aliran listrik terputus dalam ruang pelayanan kesehatan Kelompok 1E dan 2E,
perlengkapan seperti yang disebutkan harus dapat bekerja terus dengan daya dari
suatu CDPK, dengan mengindahkan ketentuan di bawah ini. CDPK tidak dapat
mengganti CDP sebaliknya CDP yang sesuai tidak dapat menggantikan CDPK.
Dalam setiap ruang bedah atau ruang kegiatan medis lain yang dapat digolongkan
pada Kelompok 1E dan 2E, sekurang-kurangnya harus ada seperangkat lampu
bedah yang dapat dinyalakan dengan tenaga dari CDPK, misalnya dari baterai.
Pada CDPK harus juga terhubung lampu penerangan khusus bila padamnya
penerangan umum akan membahayakan penderita.
Perlengkapan medis yang digunakan untuk menjamin kesinambungan fungsi
bagian badan manusia yang penting, harus dapat berjalan normal kembali
selambat-lambatnya dalam waktu 10 detik.
Penghubungan kembali pemanfaatan listrik pada jaringan umum atau CDP harus
dilaksanakan dengan penangguhan waktu secukupnya.
57
Pembangkit tenaga listrik harus dipasang di luar ruang pelayanan kesehatan,
kecuali pembangkit tenaga listrik pengganti rendah.
Semua kabel dan penghantarnya harus terpisah dan berjarak minimum 5 cm dari
kabel penghantar listrik lainnya atau dipisahkan dengan sekat yang tidak mudah
terbakar. Kabel dan penghantar ini tidak boleh ditarik melintasi ruang dengan
bahaya kebakaran, dan harus dilindungi dari kemungkinan kerusakan mekanik.
Tindakan proteksi
Untuk menghindari bahaya sentuh tak langsung harus dilakukan dengan cara yang
cocok tiap kelompok ruang pelayanan kesehatan. Ruang yang pada saat yang sama,
atau untuk sementara, dapat digolongkan dalam berbagai kelompok, izin
proteksinya hanya diberikan untuk satu kelompok saja.
58
Bila bagian perlengkapan mencakup pipa yang berisi gas yang memudahkan
terjadinya kebakaran, misalnya zat asam atau gas gelak (N20), untuk bagian ini
berlaku hal berikut :
- Tempat ke luar gas harus berjarak minimum 20 cm dari bagian
perlengkapan listrik yang dapat menimbulkan percikan api yang dapat
menyulut gas, baik dalam keadaan biasa maupun bila ada gangguan.
Perlengkapan listrik tadi tidak boleh ditempatkan pada arah gas mengalir.
- Bila penghantar listrik dan pipa untuk gas yang memudahkan terjadinya
kebakaran dipasang bersama-sama dalam satu jalur, pipa, atau kotak, maka
penghantar listrik harus minimum memenuhi syarat untuk jenis NYM.
Untuk kabel telepon hanya diperlukan tindakan pencegahan, bila hasil
perkalian dari tegangan tanpa beban dan arus hubung pendek melebihi 10
VA.
Gbr. 10.30 Contoh Sistem Distribusi Instalasi Listrik Pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Peralatan pada panel seperti circuit breaker, sakelar, tombol, alat pengukur dan
lain-lain harus ditempatkan dengan baik sehingga memudahkan pengoperasian dan
pemeliharaan oleh petugas.
59
Instalasi beban darurat seperti pompa kebakaran, lift kebakaran, peralatan
pengendali asap, sistem deteksi dan alarm kebakaran, sistem komunikasi darurat,
dan beban darurat lainnya harus terpisah dari instalasi beban normal; dan harus
dilindungi dari resiko terbakar saat terjadi kebakaran. Jenis perlindungan yang bisa
dijadikan alternatif pilihan adalah dengan menggunakan kabel instalasi tahan api
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Instalasi listrik dari PLN untuk bangunan rumah sakit termasuk dalam golongan
Tarif Tenaga Listrik untuk keperluan Pelayanan Sosial, tegangan yang tersedia
antara lain sebagai berikut.
a. TR (tegangan rendah) 1 Fasa, 220 volt, 50Hz;
b. TR (tegangan rendah) 3 Fasa, 380/220 volt, 50Hz; dan
c. TM (tegangan menengah) 3 Fasa, 20 kV, 50Hz.
Adapun daya listrik tersambung dari 220 VA (volt-ampere) s/d 197 kVA (kilo-
volt-ampere) termasuk dalam sistem jaringan listrik TR. Dan untuk rumah sakit
yang memiliki kapasitas daya listrik tersambung PLN di atas 197 kVA, sudah
harus memiliki sistem jaringan listrik TM 20kV.
60
Untuk permasalahan harmonisa dalam jaringan listrik, bisa diselesaikan dengan
pemasangan kapasitor khusus untuk jaringan berharmonik. Jenis kapasitor yang
umum digunakan adalah :
Gbr.10.33 Rencana Penerangan Sebagian Koridor dan Ruang Poli Rumah Sakit Pada Denah Arsitektur
Keterangan :
Simbol E dalam kotak adalah simbol baterai nicad yang dipasang pada titik lampu
didekatnya
61
berkapasitas 5 kVA untuk titik-titik kotak kontak yang mensuplai peralatan-
peralatan medis penting (life support medical equipment). Ruangan-ruangan
tersebut antara lain ruang anastesi, ruang bedah, ruang katerisasi hantung, ruang
ICU dan ICCU, ruang angiografi, dan ruang incubator bayi. Trafo isolator
berfungsi untuk menstabilkan tegangan listrik.
Dalam setiap ruang bedah atau ruang kegiatan medis lain yang dapat digolongkan
pada Kelompok 1E dan 2E, sekurang-kurangnya harus ada seperangkat lampu
bedah yang dapat dinyalakan dengan tenaga dari CDPK, misalnya dari baterai.
Pada CDPK harus juga terhubung lampu penerangan khusus bila padamnya
penerangan umum akan membahayakan penderita.
Perlengkapan medis yang digunakan untuk menjamin kesinambungan fungsi
bagian badan manusia yang penting, harus dapat berjalan normal kembali
selambat-lambatnya dalam waktu 10 detik.
62
Pembangkit tenaga listrik harus dipasang di luar ruang pelayanan kesehatan,
kecuali pembangkit tenaga listrik pengganti rendah.
Semua kabel dan penghantarnya harus terpisah dan berjarak minimum 5 cm dari
kabel penghantar listrik lainnya atau dipisahkan dengan sekat yang tidak mudah
terbakar. Kabel dan penghantar ini tidak boleh ditarik melintasi ruang dengan
bahaya kebakaran, dan harus dilindungi dari kemungkinan kerusakan mekanik.
63
b. Zone 1 dibatasi oleh bidang vertikal mengeliling bak rendam dan bak
pancuran air, dan untuk pancuran air tanpa bak , dan bak mandi,
masing-masing merupakan bidang vertikal 0,60 m dari kepala
pancuran dan dari pinggir bak mandi, dan oleh lantai serta bidang
horisontal 2,25 m di atas lantai.
c. Zone 2 dibatasi oleh bidang vertikal di luar zone 1 dan suatu bidang
vertikal yang paralel dan berjarak 0,60 m di luar Zone 2,
d. Zone 3 dibatasi oleh bidang vertikal di luar Zone 2 dan sebuah bidang
vertikal yang paralel dan berjarak 2,40 m di luar Zone 2, dan oleh
lantai serta bidang paralel 2,25 m di atas lantai.
64
Gbr.10.35 Klasifikasi Zona Kamar Mandi (Tampak Samping)
Gbr.10.35 IP2X
65
Tindakan proteksi dengan memasang rintangan dan menempatkan
perlengkapan di luar jangkauan tidak diizinkan. Tindakan proteksi dengan
menempatkan perlengkapan pada lokasi tidak konduktif dan ikatan
penyama potensial bebas bumi tidak diizinkan.
66