Anda di halaman 1dari 66

BAB X

PERSYARATAN K3 LISTRIK RUANG


KHUSUS

1
DAFTAR ISI
Halaman
1. Latar Belakang 4
1.1 Tujuan 4
1.2 Ruang Lingkup 5
1.3 Dasar Hukum 5
2. Ruang Khusus
2.1 Deskripsi Ruang Khusus dan Instalasi Khusus 5
2.2 Jenis Ruang Khusus, potensi bahaya dan persyaratan intalasi listrik 7
2.2.1 Ruang Kerja Listrik 7
2.2.2 Ruang Kerja Listrik Terkunci 10
2.2.3 Ruang Berdebu 10
2.2.4 Ruang Dengan Bahaya Kebakaran dan Ledakan Gas 12
2.2.5 Ruang Dengan Bahaya Kebakaran dan Ledakan Debu 13
2.2.6 Ruang Dengan Gas, Uap atau Debu 16
2.2.7 Ruang Lembab dan Basah 17
2.2.8 Ruang Sangat Panas 19
2.2.9 Ruang Kerja Kasar/Perusahaan Kasar 20
2.2.10 Ketel Uap, Tangki dan Bejana Logam Lainnya 21
2.2.11 Ruang Derek atau Lift 22
2.2.12 Ruang Radiasi 24
2.3 Jenis Instalasi Khusus dan Potensi Bahayanya
2.3.1 Instalasi Listrik Desa 26
2.3.2 Instalasi Sementara 28
2.3.3 Instalasi Dalam Pengerjaan Bangunan 28
2.3.4 Instalasi Generator (Genset) Darurat 28
3. Zona Berbahaya 31
3.1 Klasifikasi Zona Berbahaya 33
3.2 Pemilihan Perangkat Elektrik Pada Zona Berbahaya 36
3.3 Penggunaan dan Penandaan Zona 39
3.4 Karakteristik Bahan Yang Mudah Terbakar 41
3.4.1 Batasan Bahan Yang Mudah Terbakar/Flammable (explosive) limits
41
3.4.2 Titik Nyala/Flash Point 42
3.4.3 Temperatur Pengapian Otomatis/Auto Ignition Temperature 42
3.5 Peralatan Listrik di Zona Berbahaya 43
3.5.1 Prinsip Dasar Proteksi Terhadap Ledakan 43
3.5.2 Karakteristik Peralatan Listrik di Zona Berbahaya 45
3.5.3 Tipe Proteksi Peralatan Listrik di Zona Berbahaya 47
3.5.4 Papan Nama Alat 51
3.5.5 Definisi Kategori Alat Menurut ATEX dan Simbol Sertifikasi 53
3.5.6 Pemilihan Selubung yang akan dipasang pada
Zona Berbahaya 54
4. Sistem Instalasi Pada Ruang Khusus 55
4.1 Jenis-Jenis Sistem Instalasi Pada Ruang Khusus 55
4.1.1 Ikatan Ekuipotensial 56

2
4.1.2 Sistem Pengkawatan 57
4.1.3 Sistem Kabel 58
4.1.4 Sistem Konduit Untuk Selungkup Tahan Api 59
5. K3 Listrik di Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan 60
5.1 Instalasi Listrik Rumah Sakit Tipe B 62
5.2 Sistem Proteksi Kebakaran dan Ledakan 65
5.3 Sistem Distribusi Listrik di Fasilitas Pelayanan Kesehatan 66
5.4 Catu Daya Pengganti Khusus (CDPK) 70
5.5 Instalasi Listrik di Kamar Mandi Fasilitas Pelayanan Kesehatan 71
5.5.1 Klasifikasi Zona Kamar Mandi 72
5.5.2 Proteksi Dari Arus Kejut 73
5.5.3 Penerapan Tindakan Proteksi Dari Kejut Listrik 74

BAB X
PERSYARATAN K3 LISTRIK RUANG KHUSUS

3
1. Latar Belakang
Kita ketahui bahwa di tempat kerja terdapat berbagai macam jenis ruang kerja sesuai
jenis usaha. Masing-masing jenis ruang kerja memiliki sumber bahaya yang berbeda-
beda dan sangat dipengaruhi oleh proses kerja masing-masing. Ruang kerja tersebut bisa
saja memiliki temperatur normal, panas atau dingin, atau bisa juga proses kegiatan yang
dapat merusak instalasi serta peralatan listrik, misalnya pengaruh bahan kimia, pengaruh
kerusakan mekanis dan lain sebagainya. Mengingat kondisi yang beragam tersebut maka
akan terdapat pengaruh terhadap kondisi dari instalasi beserta perlengkapannya. Oleh
karena itu instalasi listrik mulai dari kabel sampai dengan peralatan listrik serta cara
pemasangannya disesuaikan dengan jenis ruang kerja. Pemasangan instalasi listrik yang
salah karena tidak sesuai dengan jenis ruangan kerja, akan mengakibatkan kerusakan
serta dapat membahayakan baik bagi tenaga kerja maupun instalasi sendiri. Agar semua
dalam kondisi yang aman sebelum memasang instalasi listrik beserta perlengkapannya
harus diketahui terlebih dahulu jenis ruang kerja tersebut agar terjamin keselamatannya.
1.1 Tujuan
Tujuan dari pembinaan Teknisi Listrik
a. Memahami pekerjaan & Prosedur Penilaian Kerja perlengkapan dan
peralatan instalasi, listrik di Ruang Khusus (work assessment)
b. Memahami cara mengidentifikasi potensi bahaya (risk assessment),
penerapan JSA dan JSO pada pemasangan instalasi perlengkapan dan
peralatan, listrik di Ruang Khusus
c. Memahami penggunaan APD dan pengendalian potensi bahaya untuk
pekerjaan listrik di Ruang khusus
1.2 Ruang Lingkup :
Dalam pembahasan persyaratan K3 pemasangan instalasi perlengkapan dan
peralatan listrik di Ruang khusus ini hanya ditujukan pada pengendalian
Keselamatan dan Kesehatan Kerja bagi tenaga kerja, asset/harta benda dan
lingkungan terhadap potensi bahaya kejut listrik, efek termal, dan efek medan
elektromagnetik serta mitimigasi bencana yang dapat mengakibatkan kerusakan
instalasi listrik beserta perlengkapannya.
1.3 Dasar Hukum
Dasar Hukum mengenai bekerja aman dalam pembinaan Teknisi Listrik, adalah

4
sebagai berikut :
a. UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
b. UU No. 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
c. UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi
d. SNI-0225:2011 / PUIL 2011
e. PP No.50 Tahun 2012 tentang SMK3
f. Permenaker No.12 Tahun 2015 tentang K3
g. Kepdirjen PPK&K3 No.48 tentang Teknisi K3 Listrik
h. Kepmennakertrans.No.75/MEN/2002
i. Kepditjenbinawas No.311/BW/2002

2. Ruang Khusus
Kita ketahui bahwa di tempat kerja terdapat berbagal macam jenis ruang kerja sesuai
jenis usaha. Masing-masing jenis ruang kerja memiliki sumber bahaya yang berbeda-
beda dan sangat dipengaruhi oleh proses kerja masing-masing. Ruang kerja tersebut bisa
saja memiliki temperatur normal, panas atau dingin, atau bisa juga proses kegiatan yang
dapat merusak instalasi serta peralatan listrik, misalnya pengaruh bahan kimia, pengaruh
kerusakan mekanis dan lain sebagainya.
Mengingat kondisi yang beragam tersebut maka akan terdapat pengaruh terhadap kondisi
dari sistem instalasi beserta perlengkapannya. Oleh karena itu instalasi listrik mulai dari
kabel sampai dengan peralatan listrik serta cara pemasangannya disesuaikan dengan jenis
ruang kerja.

2.1 Deskripsi Ruang Khusus dan Instalasi Khusus


Ruang Khusus adalah ruang dengan sifat dan keadaan tertentu misalnya : ruang
lembab, ruang berdebu, ruang kerja listrik dan lain sebagainya memerlukan
pengaturan lebih khusus untuk instalasinya.

Dalam PUIL 2000, SNI – 225 – 2000 telah ditentukan berbagai jenis ruang khusus
sebagai berikut :
(n) Ruang kering.
(l) Ruang kerja listrik.
(lk Ruang kerja listrik terkunci.

5
(d) Ruang berdebu.
(blg) Ruang dengan bahaya kebakaran dan ledakan gas.
(bld) Ruang dengan bahaya kebakaran dan ledakan debu.
(bks) Ruang dengan bahaya kebakaran serat.
(ko) Ruang dengan gas, uap atau debu.
(ll) Ruang lembab dan basah.
(p) Ruang sangat panas.
(k) Ruang kerja kasar.
(r) Ruang radiasi.

Sedangkan instalasi khusus adalah instalasi listrik dengan karakteristik tertentu


sehingga penyelenggaraanya memerlukan ketentuan sendiri misalnya instalasi
dicek, instalasi sistem proteksi kebakaran dan lain sebagainya.
Instalasi Khusus yang dimaksud adalah instalasi listrik dengan karakteristik
tertentu sehingga penyelenggaraannya memerlukan ketentuan tersendiri, misalnya
instalasi derek, instalasi lampu pencahayaan tanda dan bentuk, dan lain-Iain.

2.2 Jenis Ruang Khusus, Potensi Bahaya dan Persyaratan Instalasi Listrik
2.2.1 Ruang kerja listrik.
Ruang kerja listrik (l) dan ruang kerja listrik terkunci (lk) hanya boleh
dimasuki oleh orang-orang yang berwenang.

Potensi bahaya yang ada adalah :


• Memiliki tegangan rendah sampai tegangan tinggi.
• Banyak peralatan aktif tidak dilindungi.
• Dapat terjadi sentuh langsung.
• Kemungkinan dapat terjadi kebakaran maupun ledakan.
• Sangat berbahaya bila terletak di tempat terbuka.

Persyaratan agar ruang kerja listrik menjadi aman, adalah dengan


melakukan cara sebagai berikut :
• Harus diawasi oleh pengawas ahli, kecuali ruang kerja listrik yang
terkunci dan yang tidak ada orang di dalamnya.

6
• Harus berukuran cukup besar sehingga instalasi lisirik yang akan
dipasang di dalamnya dapat diatur cukup leluasa dan mudah diperiksa.
• Harus mempunyai pencahayaan yang baik dan tepat.
• Lantai, dinding, plafon dan bagian konstruksi lain dari ruang kerja
listrik yang didalamnya terdapat instalasi voltase menengah dan atau
voltase tinggi, baik arus bolak-balik maupun arus searah, harus dibuat
dari bahan yang tidak mudah terbakar atau bila hal yang demikian
tidak dapat dipenuhi maka sisi dalamnya harus dilapisi dengan bahan
yang tidak mudah terbakar.
• Ruang kerja listrik yang berada di udara terbuka, harus dikelilingi
seluruhnya dengan pagar yang baik dan tepat, dengan tinggi minimum
2 meter di atas tanah, atau dapat juga ditempuh cara lain asalkan cukup
terjamin bahwa orang yang tidak berwenang tidak dapat masuk.
• Bagian bervoltase dan tidak terlindung harus tetap berjarak sekurang-
kurangnya 1 meter, ditambah dengan1 c m untuk tiap kilovolt penuh
dari voltasenya, diukur secara proyeksi mendatar sampai pagar atau
penghalang lain.
• Untuk bagian yang tingginya lebih 2 meter di atas tanah, dan letaknya
lebih tinggi dari yang disyaratkan untuk konduktor udara, maka jarak
mendatar tersebut dapat dikurangi menurut perbandingan.
• Pada tempat yang lebih rendah dari 1 meter, diukur dari bagian atas
dinding yang sama sekafi tertutup, bagian bervoltase dan tidak
terlindung dibolehkan berjarak mendatar iebih kecil terhadap dinding
itu.
• Ruang kerja listrik atau ruang kerja listrik terkunci dir dalam bangunan
harus kering, harus dijaga agar tetap kering, dan harus berventilasi
baik,
• Pada tempat masuk ruang kerja listrik atau ruang kerja listrik terkunci
harus dipasang papan tanda peringatan sebagai pemberitahuan yang
juga melarang masuknya orang yang tidak berkepentingan.
• Papan tanda peringatan untuk ruang kerja listrik atau ruang kerja listrik
terkunci, yang berada dalam udara terbuka, harus dipasang di tempat
yang baik dan tepat, pada pagar, penghalang atau tutup, sehingga ruang

7
kerja tersebut dapat diketahui dengan jelas dari luar dan dari semua
arah.
• Untuk konduktor rendah dalam ruang kerja listrik hanya boleh
digunakan konduktor fleksibel berpelindung bukan logam. Ketentuan
ini tidak berlaku untuk konduktor pembumian.
• Dalam ruang kerja listrik terkunci tidak boleh dipasang mesin,
pesawat, instrumen ukur dan perlengkapan lain, yang setiap hari
berulang kali secara teratur dilayani, diamati, atau diperiksa di tempat.
• Dalam ruang kerja listrik terkunci, bila ada pencahayaan lampu, lampu
itu harus dipasang sedemikian rupa sehingga dapat dinyalakan dari
tempat yang berdekatan dengan jalan masuk utama dan harus
memberikan pencahayaan yang cukup.
• Pintu jalan masuk ke ruang kerja listrik terkunci, harus diatur
sedemikian rupa sehingga memenuhi syarat sebagai berikut:
- semua pintu harus membuka ke luar;
- semua pintu harus dapat dibuka dari luar dengan menggunakan
anak kunci;
- semua pintu harus dapat dibuka dari dalam tanpa menggunakan
anak kunci.
• Memasuki ruang kerja listrik :
- Ijin dari petugas berwenang
- Paling sedikit 2 (dua) orang, tidak diperbolehkan bekerja sendirian
- Sehat jasmani dan rohani
- Memakai APD yang diperlukan
- Memperhatikan rambu-rambu

Sedangkan, untuk persyaratan agar Ruang uji bahan listrik dan


laboratorium listik menjadi aman, adalah dengan melakukan cara sebagai
berikut :
• Ruang uji bahan listrik dan laboratorium listrik tidak boleh berdebu,
harus bebas bahaya kebakaran atau ledakan, serta tidak boleh lembab.
• Dalam pabrik dan bengkel, ruang uji bahan listrik dan laboratorium
listrik harus dipisahkan dari instalasi lain pabrik atau bengkel dengan
baik dan tepat.

8
• Pada pintu masuk harus dipasang papan tanda peringatan iarangan
masuk bagi orang yang tidak berwenang.
• Harus dicegah orang yang tidak berwenang masuk ke dalam ruang
instalasi listrik voltase menengah.

2.2.2 Ruang kerja listrik terkunci.


Dalam ruang kerja listrik terkunci tidak boleh dipasang mesin, pesawat,
instrumen ukur dan perlengkapan lain, yang setiap hari berulang kali
secara teratur dilayani, diamati, atau diperiksa di tempat.
Dalam ruang kerja listrik terkunci, bila ada penerangan lampu, lampu itu
harus dipasang sedemikian rupa sehingga dapat dinyalakan dari tempat
yang berdekatan dengan jalan masuk utama dan harus memberikan
penerangan yang cukup.

2.2.3 Ruang berdebu.


Debu adalah partikel kecil dalam atmosfer yang bertumpuk disebabkan
oleh berat sendiri, tetapi juga dapat mengambang di udara untuk
sementara waktu.
Instalasi dari logam yang berulir, atau harus ditempuh cara lain yang
setara untuk mencegah masuknya debu.

Debu mudah terbakar adalah debu yang mudah menyala jika bercampur
dengan udara.
Debu konduktif adalah debu yang mempunyai resistivitas sama atau
kurang dari 103 w m.
Atmosfer debu ledak adalah debu yang bercampur dengan udara pada
tekanan atmosfer merupakan campuran yang berbentuk debu atau serat
yang mudah terbakar yang, setelah menyala, pembakarannya menyebar
keseluruh campuran lainnya.
Selungkup kedap debu adalah selungkup yang dapat mencegah masuknya
partikel debu yang dapat terlihat.
Selungkup pelindung debu adalah selungkup yang tidak seluruhnya
mencegah masuknya debu, tetapi tidak dapat masuk dalam jumlah yang
cukup sehingga mengganggu beroperasinya perlengkapan. Debu tidak

9
boleh terkumpul di dalam selungkup sehingga dapat menyebabkan
bahaya penyalaan.

Ruang berdebu merujuk ke Publikasi IEC 1241-1-2, 1241-2-1 dan 1241-


2-2.
a. Dalam ruang berdebu, mesin dan pesawat harus dipasang, diatur, dan
dilindungi sedemikian rupa sehingga perlengkapan tersebut tidak
akan mengalami kerusakan akibat debu yang ada di sekitarnya.
b. PHB harus dari jenis tertutup dan kedap debu.
c. Dalam ruang berdebu, kabel yang tidak berselubung (misalnya NYA)
hanya boleh dipasang di dalam pipa

2.2.4 Ruang dengan bahaya kebakaran dan ledakan gas.


Ruangan dengan bahaya kebakaran dan ledakan gas pada umumnya di
dalam ruangan tersebut terdapat campuran udara dan gas, uap debu atau
serat yang mudah terbakar atau meledak.
Untuk ruang dengan gas atau debu yang korosif mengacu ke Publikasi
IEC 1241-1-1, IEC 1241-1-2, IEC 1241-2-1 dan IEC 1241-2-2.
Mesin, pesawat, dan penghantar listrik, serta pelindung yang
bersangkutan harus didesain, dilindungi, dipasang dan dihubungkan
sedemikian rupa sehingga tahan terhadap pengaruh yang merusak dari
bahan, debu, atau gas yang korosif itu.

Potensi bahaya ruang dengan bahaya kebakaran dan ledakan gas yang ada
adalah :
- Kemungkinan di dalam atmosfir udara terdapat debu misalnya dari
kapuk, penggergajian kayu, pengering tepung dan sebagainya.
- Kemungkinan di dalam atmosfir udara terdapat jenis-jenis gas / bahan
kimia misalnya : aseton, ammonia, methan. acetylen, propan dan
sebagainya.
- Suhu penyalaan bahan yang dipakai rendah.
- Adanya pengaruh external dan suhu sekitarnya.
- Pemasangan instalasi, armatur, radar yang tidak tepat.

10
Api atau ledakan
Api atau ledakan terjadi bila tiga kondisi dipenuhi, yang dikenal dengan
“Combustion Triangle” terjadi bila terdapat hal berikut :

Gbr.10.1 Segitiga Api

• Bahan bakar atau yang mudah terbakar harus ada dalam jumlah dan
konsentrasi yang cukup. Bisa berupa zat cair, uap atau debu yang
dapat terbakar.
• Suplai oksigen (O2), kondisi atmosfir ledakan, udara sekitar
mengandung oksigen 20%.
• Sumber penyulutan (energi listrik/efek panas, efek elektromagnetik,
efek elektrostatis, percikan / gesekan, reaksi kimia, tekanan gas dll)
Berikut adalah sumber-sumber penyulutan api : Electric arcs and
spark, Flames, Hot surfaces, Electrostatic sparks, Mechanical friction,
Mechanical sparks produced by grinding, Compression ignition,
Electromagnetic radiation, Chemical reactions, Ultrasonics dll.

2.2.5 Ruang dengan bahaya kebakaran dan ledakan debu.


Debu yang mudah terbakar merupakan partikel halus yang melayang di
udara dan dalam kondisi tertentu dapat menyebabkan ledakan atau
terbakar. Dust explosions dapat menjadi suatu bencana dan menyebabkan
kerugian, kerusakan, luka-luka bahkan kematian. Kebanyakan dalam
kasus dust explosions baik pengusaha atau pun karyawan tidak menyadari

11
bahwa bahaya ini ada di tempat kerjanya, jadi sangatlah penting untuk
mengindentifikasi dan memastikan bahwa tempat kerja anda memiliki
bahaya ini, agar sesegera mungkin dapat mengambil tindakan untuk
mencegah kecelakaan yang tragis.

Bagaimakah proses terjadinya dust explosions? Seperti yang telah kita


ketahui sebelumnya bahwa unsur pembentuk api dikenal dengan segi tiga
api (triangle of fire) yang terdiri dari : Panas, Oksigen, dan Bahan bakar
(debu).
Agar terjadi dust explosions diperlukan faktor pendukung yaitu :
Dispersion (menyebar) dimana debu menyebar merata dalam jumlah yang
cukup di udara (debu terdispersi ke udara), dalam kondisi ini debu bisa
serentak terbakar dengan cepat apabila ada percikan api/ panas.
Confinement (terbatas), debu yang berada didalam ruang terbatas
(misalkan silo, conveyor yang tertutup, ruangan yang tertutup dan ruang
terbatas lainnya). Apabila debu tersebut terbakar serentak di dalam
ruangan yang tertutup maka akan terjadi peningkatan tekanan secara tiba-
tiba sehingga dapat menimbulkan ledakan.

Gbr.10.2 Dust Explosion Pentagon Diagram

Jadi unsur-unsur dust explosion yaitu : Panas, Oksigen, Bahan bakar,


Dispersion, Confinement, dikenal dengan segi lima dust explosions (dust
explosion pentagon). Apabila salah satu unsur dari pentagon tersebut
tidak ada maka dust explosion tidak akan pernah terjadi.

Dust explosions susulan yang mematikan Energi yang dihasilkan dari


ledakan primer (ledakan pertama) biasanya menyebabkan casing

12
(penutup, silo, tangki dll) rusak dan gelombang kejut akibat ledakan
tersebut menyebabkan debu-debu yang sekian lama ini telah terakumulasi
berhamburan di udara, sehingga debu-debu semakin banyak berterbangan
di udara dalam area yang semakin meluas. Akibatnya bila debu-debu
tersebut tersulut kembali maka akan menghasilkan ledakan sekunder
(kedua) yang lebih merusak dari ledakan yang pertama. Meningkatnya
konsentrasi dan kwantitas dari debu di udara akan menghasilkan ledakan
yang lebih besar dan merusak. Biasanya akan banyak jatuh korban jiwa
dan kerugian harta benda akibat ledakan kedua ini.

Bahaya dust explosions ada pada beberapa bidang industry : Pertanian,


makanan (gula, permen, tepung, pakan), kimia, tembakau, pupuk, Batu
bara, plastic, kayu, hasil hutan, kertas, bubur kertas, karet, furniture,
textile, pestisida, farmasi, proses peleburan logam (aluminum, Chromium,
besi, magnesium dan zinc), industry recycle dan pengelasan 3D, dan
industry lainnya yang memungkinkan menghasilkan debu dalam proses
produksinya.

Persyaratan instalasi listrik ruang dengan bahaya kebakaran dan ledakan


debu adalah :
- Metode pengkabelan yang baik dan menggunakan peralatan elektrik
yang sesuai
- Mencegah listrik static dengan menggunakan bounding dan grounding

2.2.6 Ruang dengan gas, uap atau debu.


Yang dimaksud ruang berdebu di sini adalah debu yang memilih kondisi
sebagai berikut :
- Adalah partikel kecil dalam atmosfir yang bertumpuk disebabkan oleh
berat sendiri, tetapi juga dapat mengambang di udara untuk sementara
waktu.
- Debu mudah terbakar adalah debu yang mudah menyala jika
bercampur dengan udara.Debu konduktif adalah debu yang
mempunyai resistivitas sama atau kurang dari 103 Ohm meter.

13
Potensi bahaya di ruang dengan gas, uap dan debu adalah sebagai
berikut :
• Debu pada kondisi tertentu yang dapat terbakar.
• Debu yang bersifat konduktif.
• Pemakaian armatur, instalasi maupun radar yang salah atau dapat
menimbulkan kecelakaan / kebakaran.

Persyaratan agar ruang berdebu menjadi aman, adalah dengan melakukan


cara sebagai berikut :
• Konstruksi dan pemasangan aparatur yang digunakan dalam ruangan-
ruangan ini harus sedemikian hingga kerja aparatur itu tidak
terganggu oleh debu yang ada.
• Motor-motor dan perlengkapan hubung bagi yang digunakan harus
dari jenis yang tertutup dan kedap debu.
• Pengaman-pengaman lebur harus ditempatkan di dalam perlengkapan
hubung bagi (PHB).
• Aparatur dan instalasi yang dipasang dalam ruangan demikian harus
tahan terhadap pengaruh korosif dari gas atau bahan yang ada di
dalam ruangan
• Suhu maksimum permukaan yang diizinkan adalah suhu tetinggi pada
permukaan periengkapan listrik yang boleh dicapai dalam
penggunaan untuk menghindari penyalaan

Persyaratan agar ruang dengan gas, bahan atau debu yang korosif menjadi
aman, adalah dengan melakukan cara sebagai berikut :
• Mesin, pesawat, dan konduktor listrik, serta pelindung yang
bersangkutan harus didesain, dilindungi, dipasang dan dihubungkan
sedemikian rupa sehingga tahan terhadap pengaruh yang merusak dari
bahan, debu, atau gas yang korosif itu.
2.2.7 Ruang lembab dan basah.
Tiap ruang yang didinginkan, termasuk ruang pembekuan, pendinginan
atau ruang lain yang didinginkan secara buatan khusus untuk menyimpan
barang, harus dianggap sebagai ruang lembab, termasuk ruang pompa air.

14
Potensi bahaya di ruang lembab dan basah adalah :
 Dalam kondisi lembab / basah, peralatan yang tidak sesuai akan
mudah korosif.
 Ruang lembab / basah akan sangat mudah mengalirkan aliran listrik.
 Pemakaian armatur yang salah akan dapat menimbulkan kecelakaan.
 Pemilihan radar (aparat) yang salah dapat menimbulkan kecelakaan.

Persyaratan instalasi listrik di ruang lembab dan basah adalah sebagai


berikut :
• Bagian dari instalasi yang dipasang dalm ruangan lembab, harus dapat
diputuskan dari bagian instalasi lainnya dengan sebuah sakelar yang
dipasang setempat. Apabila dibutuhkan pipa instalasi logam, harus
menggunakan pipa berulir. Jika pipa PVC yang digunakan, maka
untuk penyambungannya harus digunakan lem.
• Diperbatasan antara ruangan yang didinginkan dan yang tidak
didinginkan, pipa instalasi yang digunakan harus disumbat rapat
dengan kompon.
• Semua benda bantu yang dibuat dari besi atau baja, harus dilapisi
dengan seng atau dicat dengan cat yang bebas asam dan tahan lembab.
• Semua mesin, alat dan instalasinya, harus dipasang sedemikian hingga
tidak memungkinkan masuknya uap air ke dalamnya.
• Perlengkapan hubung bagi yang dipasang harus berbentuk lemari atau
kotak tertutup.
• Dalam ruangan pendingin sedapat mungkin jangan dipasang
perlengkapan hubung bagi, alat pengatur, sakelar atau kotak kontak
• Bagian-bagian yang bertegangan harus diisolasi dengan seksama
dengan bahan isolasi yang tahan lembab.
• Penghantar yang digunakan dalam pipa harus penghantar yang
berisolasi karet yang liat ataupun berisolasi termoplastik. Penghantar
dengan isolasi PVC yang kaku pada umumnya tidak cocok untuk
ruang yang suhunya lebih rendah dari –15 °C.

15
Untuk pemasangan dalam tanah hanya boleh digunakan kabel tanah,
misalnya NYFGBY, NYRGBY, NKBA, GPLK dan yang sederajat. Kabel
NYY juga boleh ditanam dalam tanah, asalkan diberi perlindungan yang
cukup. Kabel dalam tanah ditanam sekurang-kurangnya 60 cm di bawah
permukaan tanah yang tidak dilalui kendaraan, dan sekurang-kurangnya
80 cm di bawah permukaan jalan yang dilalui kendaraan.

2.2.8 Ruang sangat panas.


Ruang kerja sangat panas dapat merusak atau bahkan melumerkan
penghantar listrik maupun peralatan listrik misalnya ruang peleburan,
proses kerja pembakaran dan lain sebagainya.

Potensi bahaya yang ada adalah :


- Kondisi atmosfir yang panas, akan dapat merusak instalasi, armatur
yang terpasang.
- Kondisi pemasangan instalasi dan perlengkapan listrik yang salah atau
tidak tepat akan membahayakan baik instalasi maupun tenaga kerja.
- Suhu isolasi yang tidak sesuai akan cepat rusak / kemampuan
isolasinya berkurang.

Persyaratan agar ruang sangat panas menjadi aman, adalah dengan


melakukan cara sebagai berikut :
• Hanya armatur pencahayaan, pesawat pemanas, dan alat perlengkapan
lainnya beserta konduktor yang bersangkutan itu saja yang boleh
dipasang di tempat itu.
• Sebagai konduktor dapat dipakai konduktor regang pada isolator
dengan jarak titik tumpu maksimum 1 meter, atau kabel jenis tahan
panas yang sesuai untuk suhu ruang itu.
• Pada tempat dengan bahaya kerusakan mekanis, konduktor telanjang
harus seluruhnya dilindungi dengan seiungkup logam yang kuat, atau
dengan alat yang sama mutunya, untuk mencegah bahaya sentuhan.

2.2.9 Ruang kerja kasar/Perusahaan Kasar

16
Persyaratan agar pekerjaan menjadi aman, maka ada bebarapa cara yang
dapat dilakukan, yaitu :
• Perlengkapan hubung bagi dan kendali (PHBK) dalam perusahaan
kasar harus berupa lemari hubung bagi yang memenuhi syarat sebagai
berikut:
- harus tertutup;
- harus tahan terhadap kerusakan mekanis.
• Semua jenis konduktor yang dipasang, harus dipasang dalam pipa
instalasi atau sekurang-kurangnya dengan jalur konduktor tertutup
yang cukup kuat.
• Untuk konduktor rendah hanya boleh digunakan konduktor, yang
berselubung karet atau bahan yang sama mutunya, fleksibel dan
berkonstruksi kuat, atau juga konduktor jenis lain dengan pelindung
logam yang fleksibel.
• Kotak kontak, tusuk kontak, atau sakelar harus dilengkapi dengan
seiungkup dari logam, atau dari bahan lain yang cukup kuat dan tahan
terhadap kerusakan mekanis.
• Lampu pencahayaan harus dipasang atau dilindungi sedemikian rupa
sehingga cukup terhindar dari kerusakan mekanis.

2.2.10 Ketel uap, tangki dan bejana logam lainnya


Untuk keperluan alat pencahayaan dan alat listrik lainnya pada pekerjaan
dalam ketel uap, tangki, dan bejana logam lainnya tidak boleh
menggunakan voltase lebih dari 50 V. Dengan voltase lebih dari 50 V
maka bagian logam dari ketel uap atau bejana logam lainnya harus
dibumikan dengan baik pada suatu titik.

Untuk konduktor fleksibel hanya boleh digunakan konduktor fleksibel


berselubung karet dengan konstruksi kuat atau berselubung bahan lain
yang sama mutunya, atau konduktor yang berperisai logam fleksibel.
Pada voltase lebih dari 50 V, jika digunakan konduktor dengan perisai
logam Fleksibel, dibagian dalam perisai logam itu harus berselubung
karet atau selubung yang sama mutunya.

17
Jika pada peluncur, dok, galangan kapal dan sebagainya, digunakan
tenaga listrik, badan kapal dari logam harus dibumikan dengan baik.
Untuk pemasangan instalasi listrik pada peluncur, dok, galangan kapal
dan sebagainya, berlaku ketentuan dalam ruang lembab dan ruang kasar.

Gbr. 10.3 Instalasi Listrik di Ketel Uap

2.2.11 Ruang Derek atau Lift


• Bagian derek dan lit yang dapat dimasuki orang, harus dirancang
sedemikian rupa sehingga sentuhan terhadap kolektor atau saluran
kontak tidak mungkin terjadi.
• BKT dari derek dan lift harus dilengkapi dengan konduktor proteksi
yang baik atau ditempuh cara proteksi lain yang setaraf, untuk
mencegah terjadinya voltase sentuh yang berbahaya.

18
• PHBK pada instalasi derek dan lift harus berbentuk lemari tertutup
atau berbentuk lain yang setaraf.
• PHBK dengan relai otomatis, baik sebagai pengendali jauh maupun
sebagai pengendali lain yang sejenis, boleh dipasang menyimpang dari
ketentuan instalasi diatas, asalkan PHBK itu dipasang dalam ruang
lain yang terpisah. Selain itu harus diamankan pula terhadap sentuh tak
langsung, misalnya dengan insulasi proteksi.
• Derek harus dapat langsung dimatikan dari tempat operator, selain itu
suplai tenaga harus dapat dimatikan pula dengan pemutus sirkit yang
Ietaknya di lantai ruang kerja tidak jauh dari tempat operator bekerja.
• Konduktor berinsulasi karet atau bahan yang setaraf harus dipasang
dalam pipa instalasi atau jalur konduktor tetutup dan tahan kerusakan
mekanis. Konduktor jenis lain harus diberi perlindungan yang setaraf.
• Konduktor fleksibel yang sering dipindah-indahkan, hanya boleh
digunakan jika berinsulasi karet dengan konstruksi kuat, konduktor
berinsulasi lain yang setaraf dengan perisai logam yang fleksibel.
• Perlengkapan rem yang dilayani dengan listrik, harus dibuat
sedemikian rupa sehingga rem itu bekerja dengan sendirinya, jika
voltasenya hilang.
• Tinggi angkat beban harus dibatasi dengan sakelar pembatas.
• Sakelar pembatas harus dipasang pada ujung dari tiap arah gerak alat.
• Instalasi lift dengan penggerak tromol harus dilengkapi dengan otomat
yang dapat menghentikan tromol apabila voltase tarik pada kabel
gantung menjadi lebih keci! dari voltase taik dalam keadaan kerja
normal dan lift kosong atau bila beban melebihi kapasitas maksimum.
• Pintu masuk lift harus diatur sedemikian rupa sehingga lift tidak dapat
bekerja bila pintu belum tertutup sempurna.

19
Gbr.10.4 Instalasi Listrik Ruang Lift

2.2.12 Ruang radiasi.


Ruang radiasi yang biasa kita sebut tempat / ruang rontgen (sinar X)
terdapat di rumah-rumah sakit atau klinik-klinik tertentu. Sinar X
mempunyai potensi bahaya yang cukup tinggi bagi manusia.
Potensi bahaya yang ada adalah :
- Pengaruh radiasi terhadap petugas.
- Penggunaan tegangan tinggi yang membahayakan.
- Adanya kemungkinan kegaglan isolasi.
- Penggunaan penghantar yang tidak tepat.
- Adanya kebocoran radiasi.

Persyaratan agar ruang radiasi menjadi aman, adalah dengan melakukan


cara sebagai berikut :
• Seluruh permukaan lantai tempat perlengkapan sinar X berdiri harus
dilapisi bahan insulasi (sesuai dengan IEC 60601-1)
• Pada seluruh bagian logam yang tidak bervoltase dai perlengkapan
sinar X harus dipasang konduktor proteksi yang baik
• Sakelar harus mudah dicapai dan dikenal dengan jelas.
• Kabel fleksibel yang digunakan harus dari jenis pemakaian kasar dan
berat atau dari jenis berseiubung logam yang fleksibel.

20
• Semua lampu dalam sel radioaktif harus dipasang dalam jarak
jangkauan dari manipulator.
• Semua lampu sedapat mungkin harus tetanam di dinding dan ditutup
dengan tutup yang tembus cahaya, sedemikian rupa sehingga mudah
dilepas hanya dengan menggunakan manipulator yang ada.
• Semua lampu harus diletakkan sedemikian rupa sehingga dapat dilihat
dari jendeta-pelindung.
• Semua kabel harus dipasang dalam pipa dan ditanam dalam tembok
(dinding sel) minimum sedalam 1 cm dari permukaan dinding.
• Semua lampu harus dapat dilayani dari luar sel.
• Semua kotak kontak yang ada di dalamnya harus dapat dilihat dari
jendela pelindung.
• Dalam ruang di daerah panas sekitar sel radioaktif yang mengandung
udara radioaktif, semua pipa instalasi listrik sedapat mungkin harus
ditanam dalam tembok. Kabel yang ada di plafon sepaya ditunjang
dengan baik dengan ketinggian minimum 3 meter.
• Semua permukaan sakelar, tusuk kontak, dan kotak kontak harus
terdiri dari bahan yang tidak mudah terbakar, harus licin, kuat dan
tanpa lekukan yang tajam. Pemasangan dalam dinding harus rata
dalam satu bidang

2.3 Jenis Instalasi Khusus dan Potensi Bahayanya


Berikut ini adalah jenis-jenis instalasi khusus yang dimaksud :
- Gedung petunjukan dsb;
- Instalasi listrik desa dan rumah sederhana di desa;
- Instalasi sementara;
- Instalasi semi permanen;
- Instalasi pembangunan;
- Instalasi genset darurat;
- Instalasi pencahayaan darurat;
- Instalasi listrik di dalam kamar mandi.

2.3.1 Instalasi Listrik Desa

21
Yang dimaksud dengan instalasi listik desa adalah instalasi listrik untuk
pembangkitan, distibusi, pelayanan, dan pemakaian tenaga listrik di desa
dengan konstruksi yang disederhanakan.
Instalasi listrik desa hanya berlaku bagi daerah perdesaan (di desa), dan
diterapkan pada satu lokasi atau kasus berdasarkan kondisi yang masih
memerlukannya dengan memperhatikan persyaratan-persyaratannya.
Ketentuan dalam pasal ini diperuntukan bagi instalasi rumah sederhana di
desa dengan batas alat pembatas arus maksimum 10 A dan voltase
nominal maksimum 230 volt fase tunggal.
Instalasi-rumah sederhana tidak memerlukan gambar instalasi. Instalasi-
rumah sederhana boleh dipasang oleh pelaksana instalasi listrik desa yang
telah disahkan oleh instansi yang berwenang.

Instalasi dipasang terbuka, kabelnya dipasang pada permukaan dinding,


tiang rumah dan bagian dari bangunan lainnya yang terbuat dari atau
dialasi dengan kayu/papan dan bahan lainnya yang tidak mudah tersulut
api.
PHBK yang digunakan harus dari jenis tertutup dengan kotak dari bahan
yang tidak mudah terbakar. PHBK dipasang pada dinding tembok atau
papan .
Konduktor digunakan kabel berinsulasi ganda (misalnya NYM) yang
terdiri atas dua atau tiga inti tembaga pejal dengan penampang tiap
intinya minimum 1,5 mm2.

Gbr. 10.5 Konduktor NYM

Jumlah titik beban maksimum sembilan buah, termasuk kotak kontak


sejumlah maksimum tiga buah.

22
Kotak kontak yang digunakan harus dari jenis yang dilengkapi kontak
proteksi, dan dipasang setinggi minimum 1,25 m dari lantai.

Pembumian untuk instalasi rumah sederhana dilaksanakan dengan


memasang elektrode bumi yang dihubungkan dengan terminal
pembumian pengaman pada PHBK secara langsung atau melalui meter
kWh.

2.3.2 Instalasi Sementara


Instalasi Listrik sementara dibedakan menjadi :
- Instalasi sementara
- Instalasi semi sementara
- Instalasi dalam masa pekerjaan pembangunan
Yang dimaksud dengan instalasi sementara adalah instalasi yang hanya
dipakai untuk suatu waktu pendek tertentu saja. Instalasi untuk
penerangan pesta dihalaman misalnya dianggap sebagai instalasi
sementara. Untuk instalasi sementara diperbolehkan beberapa
penyimpangan dari peraturan yang berlaku untuk instalasi tetap.

2.3.3 Instalasi Dalam Pengerjaan Bangunan


Sering kita temui instalasi listrik di proyek-proyek pengerjaan bangunan,
dan berikut ini adalah persyaratan K3 instalasi listrik dalam pengerjaan
bangunan :
- Lemari hubung bagi yang digunakan harus diberi perlindungan
terhadap percikan air.
- Ditempat-tempat yang lembab, instalasi yang diperlukan harus
dipasang sedemikian hingga tidak terkena air dan sedapat mungkin
berada diluar jangkauan tangan.
- Instalasi-instalasi sementara umumnya diperlakukan dengan kasar.
Karena itu bahan yang digunakan harus cukup kuat, kalau harus
digunakan berulangkali, instalasi-instalasi ini harus mudah dibongkar,
disimpan dan diangkut.

23
2.3.4 Instalasi Generator (Genset) Darurat
Keadaan darurat adalah keadaan yang tidak biasa atau tidak dikehendaki
yang membahayakan keselamatan manusia, bahaya kebakaran dan
keamanan bangunan serta isinya, yang ditimbulkan karena penyediaan
listrik utama terganggu. Penerangan darurat pada umumnya dipasang di
gedung-gedung umum yang banyak dikunjungi orang seperti hotel, pasar,
toserba, gedung pertunjukan, tempat ibadah, gelanggang olah raga, rumah
sakit dan gedung lainnya yang sejenis.

Ruang lingkup instalasi ruang generator/genset darurat adalah penyediaan


tenaga listrik dan instalasi untuk keadaan darurat suatu bangunan yang
klasifikasi tegangannya termasuk tegangan rendah a.b. Ketentuan ini
tidak berlaku untuk pelayanan dengan keandalan amat tinggi atau suplai
tanpa putus (misalnya rumah sakit).
Sumber tenaga listrik yang ditetapkan adalah generator dengan penggerak
mula mesin diesel atau turbin gas. sistem proteksi di dalam gedung dan
tindakan yang harus diambil dalam rangka uji fungsi dan perawatan
instalasi.

Syarat bangunan untuk Generator/Genset :


a. Lokasi
Perlengkapan tidak boleh diletakkan pada daerah yang memungkinkan
terendam air. Ruang penempatan generator dan PHB-nya sebaiknya
terpisah dari ruang PHB utama atau dipisahkan dengan dinding tahan
api, dengan masing-masing pintu masuk. PHB keadaan darurat utama
membutuhkan juga tempat/ruang yang terpisah. Untuk menghadapi
kebocoran yang berbahaya dari bahan bakar atau air, sebaiknya
disediakan sistem penampungan dan saluran pembuangnya.
b. Konstruksi bangunan
Ruang harus tahan kerusakan dan terpisah dari bagian gedung lainnya
dengan konstruksi tahan api yang memenuhi syarat. Tidak boleh ada
pipa pelayanan lain yang masuk ke ruang ini selain pipa untuk sistem
darurat ini dan pipa proteksi terhadap api.
c. Kebutuhan ruang

24
Pintu ke luar masuk bangunan instalasi harus disesuaikan untuk
keperluan pemasangan perlengkapan, pemeliharaan dan penggantian
bagian perlengkapan jika diperlukan. Semua pintu harus membuka ke
luar dan sebaiknya dilengkapi dengan alat yang bisa menutup sendiri.

Instalasi pemadam kebakaran otomatis yang mencakup seluruh ruangan


genset harus terpasang.
APAR CO2 atau Powder harus terpasang di ruangan genset karena jenis
APAR tersebut adalah yang paling tepat dan sesuai untuk memadamkan
kebakaran awal yang disebabkan oleh listrik.

Gbr. 10.6 Ruang Genset

Harus ada lampu yang dinyalakan oleh baterai yang terpisah dari baterai
untuk keperluan asut maupun keperluan kendali. Kapasitas baterai harus
sekurang-kurangnya dapat menyalakan lampu yang bersangkutan selama
30 menit.

3. Zona Berbahaya
Tidak sedikit kasus kebakaran di area depot/kilang minyak karena penggunaan
peralatan listrik. Peralatan listrik / elektrikal tersebut seperti Kamera, Senter,
Handphone, Handy Talky,dsb kadang harus digunakan pada area dimana terdapat uap
dan atau gas yang mudah terbakar. Area ini sering disebut sebagai area berbahaya
atau Hazardous Area. Jika peralatan listrik digunakan pada Hazardous Area, aturan
yang ketat harus diterapkan pada peralatan tersebut, termasuk bahan material dan
persyaratan desainnya.

25
Untuk mencegah pembakaran terhadap gas dan uap yang flammable karena peralatan
listrik, ada dua metode proteksi yang paling umum yaitu “Explosion Proof / Flame
Proof” dan “Intrinsically Safe”.

Kita mungkin pernah mendengar peralatan elektronik dengan spesifikasi Intrinsically


Safe/ Explosion Proof tersebut. Lalu, apa bedanya ? kenapa harus dibuat seperti itu ?

Pada umumnya “Explosion Proof” adalah metode yang lebih sering digunakan pada
peralatan sensor/detector pada sistem deteksi gas, dan perangkat lain dimana tegangan
(voltage) dan daya (power) lebih besar, dan biasanya instalasinya bersifat permanen.
Sementara metode Intrinsically Safe lebih sering digunakan pada instalasi instrumen
yang bersifat portabel. Kapan perangkat tersebut harus digunakan? Supaya sedikit
lebih jelas kita akan membahas secara singkat Apa itu Hazardous Area, bagaimana
klasifikasinya, dan Standar apa saja yang ada.

Hazardous Area merupakan area dimana terdapat atau mungkin terdapat explosive
atmosphere sehingga dibutuhkan persyaratan khusus pada saat konstruksi,
pemasangan dan penggunaan peralatan listrik.
Menurut The Petroleum Rules, 1976. Suatu Area dianggap Hazardous Area, bila :
 Terdapat hidrokarbon dengan flash point < 650C, atau terdapat konsentrasi
inflammable uap atau gas pada konsentrasi yang bisa terjadi pembakaran.
 Pengolahan, penyimpanan, dan pencampuran Hidrokarbon atau inflammable uap
atau gas dengan temperatur sama atau diatas temperatur flash point -nya.

Mengapa perlu klasifikasi ?


HAZARDOUS AREA CLASSIFICATION adalah metoda analisa dan klasifikasi
kondisi lingkungan dimana atmosfir dengan kadar uap atau gas explosif dapat
terbentuk sehingga kemudian dapat ditentukan peralatan listrik yang sesuai untuk
kondisi lingkungan tersebut.

Definisi hazardous location dan klasifikasinya juga dibuat oleh beberapa institusi
seperti :

26
- NEC (National Electrical Code) di US – dipublikasikan oleh NFPA (National
Fire Protection Association).
- ICC (Interstate Commerce Commissions).
- ASA (American Standard Assosiation American) code for pressure piping, asa .
b31.4, “ liquid petroleum transportation piping system “ dan ASA b31.8, gas
transmision and distribution piping system, “ – dipublikasikan oleh ASME
(American Society of Mechanical Engineers).
- EN 60079-10.

3.1 Klasifikasi Zona Berbahaya


Secara umum, ada 2 sistem pembagian klasifikasi Hazardous Area yang
digunakan, yaitu Divisi (digunakan di Amerika Utara) dan Zone System
(digunakan di Canada dan United States).

Gbr. 10.7 Klasifikasi Zona Berbahaya

a. Canada dan United States : Zone System

27
Zona didasarkan pada ketentuan International Electrotechnical Commission
(IEC) and the European Committee for Electrotechnical Standardization
(CENELEC) standards.

28
Zona 0 : Bagian dari area berbahaya di mana atmosfer yang mudah terbakar
terus menerus hadir atau hadir untuk waktu yang lama. (Lebih dari 1000 jam /
tahun atau> 10% dari waktu) Contoh : tanki bahan bakar

Zona 1 : Bagian dari area berbahaya di mana atmosfer yang mudah terbakar
kemungkinan terjadi dalam operasi normal. (antara 10 – 1000 jam / tahun
atau> 10% dari waktu) Contoh : Area tempat pengisian bahan bakar

Zona 2 : Bagian dari area berbahaya di mana atmosfir mudah terbakar tidak
mungkin terjadi dalam operasi normal, dan jika itu terjadi, itu hanya akan ada
untuk periode yang singkat. (Keberadaan bawah 10 jam / tahun atau 0-1,1%
dari waktu) Contoh : Drum penyimpanan larutan pelarut, kondisi bahanya
hanya terjadi jika drum bocor atau segel lepas. Hanya terjadi dalam waktu
singkat setelah itu langsung diamankan.

b. North America : 3 Class dan 2 Divisi (NFPA/API/NFPA 70E atau NEC)


Pembagian Class berdasarkan jenis bahaya dan karakteristik explosive
material, sedangkan Divisi didasarkan atas tingkat kemungkinan risiko
kebakaran atau peledakan dimana material tersebut berada.

Class I : Uap atau Gas

29
Division 1 : Uap dan gas biasanya ada dan atau mungkin ada kapanpun pada
konsentrasi yang cukup untuk membuat ledakan (explosion hazard).
Division 2 : Uap dan gas tidak biasanya ada kecuali terdapat kebocoran pada
kontainer seperti pipa atau vessel, pada konsentrasi yang berpotensial
menyebabkan keadaan bahaya.
Group A, B, C, D : Grup udara atmosfir (uap dan gas) yang dikategorikan
berdasarkan suhu pembakaran (ignition) dan atau Volatility. “A” adalah area paling
berbahaya.

Gbr 10.8 Simbol petunjuk daerah dengan potensi atmosfir


berbahaya menurut ATEX 137

Persyaratan agar ruang dengan resiko kebakaran dan ledakan menjadi aman, adalah
dengan melakukan cara sebagai berikut :
- Penempatan perlengkapan instalasi listrik dalam Zone 0 sebaiknya
dihindarkan, kecuali jika perlengkapan tersebut sangat penting untuk proses
ataupun penempatan di tempat lain tidak menguntungkan.
- Instalasi yang aman tersebut harus tidak mampu melepaskan energi listrik atau
panas (dalam keadaan normal ataupun abnormal) yang dapat menyalakan
campuran udara berbahaya dengan konsentrasi yang paling mudah menyala.

30
Gbr. Klasifikasi Zona Berbahaya

Gbr. 10.9 Ruang Berbahaya untuk Tangki beratap kerucut

3.2 Pemilihan Perangkat Elektrik pada Zona Berbahaya


Ada 3 kriteria pemlihan yaitu :
- Klasifikasi Temperatur
- Pengelompokan Gas (berdasasarkan ignition energy),
- Klasifikasi Zona (0,1,2).

Kita sudah membahas mengenai klasifikasi zona sebelumnya.


Kedua klasifikasi lainnya adalah sbb:
Tabel 10.1 Klasifikasi Temperatur

Tabel 10.2 Klasifikasi Gas

31
Metode Proteksi Perangkat Elektrik untuk Hazardous Area
Seperti sudah dibahas sebelumnya, untuk mencegah pembakaran terhadap gas dan
uap yang flammable karena peralatan listrik, ada dua metode proteksi yang paling
umum yaitu “Explosion Proof/Flame Proof” dan “Intrinsically Safe”. Namun,
sebenarnya ada beberapa metode lagi seperti Moulded/Encapsulated Type “m”
Protection, dan Increased Safety Type “e” Protection. Namun sekarang kita hanya
akan membahas dua metode yang paling umum tersebut.
a. Explosion Proof
Klasifikasi “Explosion Proof” pada sensor/transmitter berarti rumah (housing)
peralatan sudah direkayasa dan dibangun untuk memuat dan menahan kilat atau
ledakan yang disebakan oleh percikan yg ditimbulkan akibat kontak perangkat
switching, temperatur tinggi atau kerusakan listrik sehingga uap dan gas
flammable diharapkan tetap berada dalam ‘wadah’ peralatan. Housing tersebut
biasanya terbuat dari alumunium cor atau stainless steel. Wadah tsb didisain
sehingga hot gases yang dihasilkan selama internal explosion dapat didinginkan
sampai dibawah temperatur nyalanya.

Disamping itu, permukaan luar dari wadah tersebut tidak boleh menjadi panas
yang mampu menyalakan atmosfir luar akibat energi panasnya yang mencakup
Group Rating - nya. Energi panas tersebut bisa akibat operasi normal dari
peralatan yang menghasilkan panas, atau akibat busur listrik akibat kegagalan
sistem pertanahan.

b. Intrinsically Safe

32
Merupakan sistem energi rendah dengan menghilangkan sumber panas pada
segitiga api. Energi dalam sistem dijaga agar tetap berada dibawah level yang
dibutuhkan untuk menyalakan atmosfer bahkan pada kondisi abnormal. Alat
proteksi yang biasa digunakan adalah Zener Diode Barrier. Juga harus
dipahami bahwa intrinsic safety adalah merupakan ‘pendekatan sistem’ dan
bukan merupakan peralatan tunggal yang memberikan proteksi total.

Klasifikasi dan desain Intrinsically Safe artinya suatu perangkat elektronik


(circuit dan perkabelan-nya tidak akan menyebabkan percikan api, dan tidak
dapat membuat suhu permukaan menyebabkan pembakaran (ignition). Desain
tersebut bukan explosion proof, dan tidak perlu dibuat explosion proof.
3.3 Penggunaan dan Penandaan Zona
Perlengkapan yang diperuntukkan untuk Zone 0 boleh digunakan untuk Zone 1
atau Zone 2 dengan kelompok gas yang sama.
Perlengkapan yang diperuntukkan untuk Zone 1 boleh digunakan untuk Zone 2
dengan kelompok gas yang sama.
Perlengkapan yang akan ditempatkan dalam ruang yang mengandung gas ledak
harus mempunyai tanda pengenalnya, untuk memperiihatkan zone, kelompok gas,
dan kelas suhu berdasarkan shu sekeliling 40 °C.

Catatan : Perlengkapan listrik untuk dioperasikan dalam suhu sekeliling yang


lebih dari 40 °C harus mempunyai tanda pengenal untuk suhu maksimum
sekelilingnya, atau julat suhu pada suhu sekeliling.
Tabel 10.3 Temperatur operasi aman pada peralatan

33
Zone 0 : Dalam ruang Zone 0 hanya boleh digunakan perlengkapan listrik
yang mempunyai tanda pengenal sebagai berikut:
- perlengkapan yang secara intrinsik aman dengan kategori "ia"
- perlengkapan lainnya yang khusus di desain untuk digunakan
dalam Zone 0
Zone 1 : Dalam ruang Zone 1 hanya boleh digunakan perlengkapan listrik
untuk Zone 0, dan atau perlengkapan dengan jenis yang
mempunyai tanda sesuai jenis perlindungan keamanan sebagai
berikut:
- berselungkup tahan api "d" (lihat IEC 60079-1)
- berselungkup betekanan "p" (lihat IEC 60079-2)
- perlengkapan berisi pasir "q" (lihat IEC 60079-5)
- perlengkapan dalam minyak "o" (lihat IEC 60079-6)
- perlengkapan keamanan yang ditingkatkan "e" (lihat IEC
60079-7)
- keamanan intrinsik "i" ("ia" atau lb") (lihat IEC 60079-11)
Zone 2 : Dalam ruang Zone 2 boleh dipasang perlengkapan listrik sebagai
berikut:
- perlengkapan listrik untuk Zone 0 dan Zone I, atau
- perlengkapan listrik dengan selubung bertekanan untuk Zone
2, atau
- perlengkapan listrik khusus yang didesain untuk Zone 2
(misalnya jenis proteksi "n") (lihat IEC 60079-15), atau
- perlengkapan listrik lainnya sesuai dengan standar lainnya,
yang dalam operasi normal tidak menimbulkan busur api atau
penyalaan yang dapat memanaskan permukaan.

34
3.4 Karakteristik Bahan Yang Mudah Terbakar
3.4.1 Batasan Bahan yang mudah terbakar / Flammable (Explosive) Limits
a. Lower Explosive Limit (LEL) adalah kondisi dimana persentase gas,
berdasarkan volume, berada di bawah batas ini, campurannya terlalu
lemah untuk terbakar, yaitu bahan bakar dan / atau terlalu banyak
udara.
b. Upper Explosive Limit (UEL) adalah kondisi bila persentase gas,
berdasarkan volume, berada di atas batas ini maka campurannya
terlalu kaya untuk membakar, yaitu udara yang tidak cukup dan / atau
terlalu banyak bahan bakar.

Gbr. 10.10 Batasan Bahan yang mudah Terbaka

35
3.4.2 Titik Nyala/Flash Point
Titik nyala adalah suhu terendah dimana uap yang cukup diberikan dari
cairan, untuk membentuk campuran yang mudah terbakar dengan udara
yang dapat dinyalakan oleh busur, percikan api atau nyala api.

Tabel 10.4 Titik Nyala

Gbr. 10.11 Titik Nyala


3.4.3 Temperatur Pengapian Otomatis/Auto Ignition Temperature
Temperatur Pengapian Otomatis adalah suhu minimum dimana bahan
yang mudah terbakar akan menyala secara spontan.

36
Tabel 10.5 Pengapian Otomatis Beberapa Bahan

3.5 Peralatan Listrik di Zona Berbahaya


3.5.1 Prinsip Dasar Proteksi Terhadap Ledakan

a. Mencegah peledak atmosfer (Perlindungan Ledakan Primer): Istilah


proteksi ledakan primer mengacu pada semua tindakan pencegahan,
yang mencegah ledakan bahan berbahaya dari pembentukan. Hal ini
dapat dicapai dengan: menghindari zat yang mudah terbakar
(teknologi pengganti), inerting (penambahan nitrogen, karbon
dioksida dll), membatasi konsentrasi bahan berbahaya yang mudah
meledak dengan cara ventilasi alami atau teknis
b. Menghindari pengapian atmosfir yang mudah meledak: Jika bahaya
ledakan tidak dapat sepenuhnya atau sebagian dihindari oleh tindakan
pencegahan pembentukan atmosfir yang berbahaya, tindakan harus
diambil yang menghindari pengapian atmosfir yang meledak. Tingkat
keamanan yang diperlukan dari tindakan ini bergantung pada potensi
bahaya yang mungkin terjadi di lokasi pemasangan. Area berbahaya
dibagi menjadi beberapa zona, sesuai dengan kemungkinan atmosfir
ledakan yang terbentuk
c. Mitigasi efek ledakan (Proteksi Ledakan Konstruktif): Jika atmosfir
berbahaya tidak dapat dihindari dengan aman dan pengapiannya tidak

37
dapat dikesampingkan, tindakan harus diambil yang membatasi efek
ledakan sampai tingkat yang aman, misalnya melalui penggunaan:
selubung flameproof atau tahan tekanan ledakan, alat bantu ledakan,
penindasan ledakan dengan alat pemadam

Gbr. 10.12 Hirarki Proteksi Terhadap Ledakan

38
3.5.2 Karakteristik Peralatan Listrik di Zona Berbahaya
Peralatan listrik adalah salah satu komponen dari segitiga api yaitu panas
atau sumber percikan api, yang dapat dihasilkan dari operasi peralatan
listrik tersebut secara normal atau tidak normal. Untuk itu, penempatan
peralatan listrik di daerah yang berbahaya harus diatur sedemikian rupa
sehingga potensinya untuk menyulut ledakan dapat dicegah atau
diminimalisir.
a. Pengelompokan Gas
Dinyatakan dalam potensi bahaya gas yang dapat meledak apabila
tersulut oleh sumber panas atau api. Tingkatannya dibedakan atas uji :
• MESG : Maximum Experimental Safe Gap
• Minimum Ignition Energy : Energi yang dibutuhkan gas untuk
dapat terinisiasi oleh ignition source

Tabel 10.6 Pengelompokan Gas

Dari sisi rating alat berlaku hirarki berikut ini : II > IIC > IIB >IIA.
Artinya alat dengan rating II dapat dipakai di IIA, IIB, IIC, alat dengan
rating IIC dapat dipakai di IIC, IIB, IIA, alat dengan rating IIB dapat
dipakai di IIB dan IIA, alat denganrating IIA hanya dapat dipakai di
IIA.

b. Ingress Protection (IP)


Dinyatakan dalam gambar berikut ini :

39
Gbr 10.13 Ingress Proteksion Suatu Selubung
c. Kode Temperatur (Temperature Code/T-code)
Adalah temperatur maksimum permukaan suatu alat listik atau
selubungnya. Pemilihan T-Code suatu alat listrik harus lebih kecil dari
Auto Ignition Temperature dari bahan yang mudah meledak di daerah
tersebut (T-code < Auto Ignition Temp).
Tabel 10.7 Kode Temperatur Suatu Selubung

40
Dalam hal hirarki, berlaku T6>T5>T4>T3>T2>T1, dalam artian,
peralatan T6 dapat menggantikan peralatan T1, namun peralatan T2
tidak dapat menggantikan peralatan T4

3.5.3 Tipe Proteksi Peralatan Listrik di Zona Berbahaya


Peralatan Ex: Ex adalah singkatan dari untuk explosion protected.
Peralatan yang ditandai “Ex”, sejauh menyangkut Eropa, hanya bisa
digunakan di Inggris karena telah didesain berdasarkan British Standard
BS 4683, yang bukan merupakan standar Eropa yang harmonis. Untuk
aparatus yang ditandai “EEx”, huruf tambahan 'E' menunjukkan bahwa
aparatus telah dibangun sesuai standar Eropa yang harmonis.

Berdasarkan IEC 60079 ada beberapa tipe proteksi peralatan listrik di area
berbahaya.
a. Tipe Proteksi – Ex “d” Flame proof

41
Gbr. 10.14 Contoh Proteksi Selubung Ex “d”
Adalah jenis perlindungan yang memungkinkan gas yang mudah
meledak untuk memasuki enclosure yang didalamnya ada komponen
yang dapat mengeluarkan panas/api sehingga apabila terjadi ledakan,
enclosure tersebut dapat menahan ledakannya dan mencegah transmisi
panas yang terbentuk didalam enclosure keluar sehingga tidak
membahayakan lingkungan sekitarnya yang terdapat gas yang mudah
meledak.

Alat tipe proteksi ini digunakan di Zona 1 dan Zona 2

b. Tipe Proteksi - Ex “e” Increased Safety


Adalah jenis perlindungan yang meningkatkan kontrol dari desain alat
untuk mencegah kemungkinan terjadinya panas, busur, atau percikan
yang berlebihan terjadi pada bagian internal atau eksternal alat dalam
operasi normal. Pada proteksi ini, tidak boleh ada perlengkapan listrik
yang dapat menimbulkan api seperti pemutus daya, kontaktor, relai dan
lainnya.

42
Gbr. 10.15 Contoh Proteksi Selubung Ex “e”
Jenis perlindungan ini harus memiliki tingkat IP setidaknya IP54. Alat
tipe proteksi ini digunakan di Zona 1 dan Zona 2.

c. Tipe Proteksi - Ex “i” Instrinsically Safe


Adalah tipe proteksi sistem yang mana pada sirkuit yang tidak ada
sumber percikan api atau memiliki efek panas yang tidak mampu untuk
menyebabkan ledakan pada atmosper eksplosif. Bilamana terjadi
percikan api, selubung mengatur batas energi sedemikian sehingga
tidak dapat menyebabkan ledakan pada bahan yang mudah terbakar.
Tipe proteksi ini membatasi arus dan tegangan sumber dari suatu
peralatan listrik didalam suatu perangkat (menggunakan barrier
galvanis atau diode Zener.

Gbr.10.16 Contoh Proteksi Sistem Ex “i”

Jenis peralatan dengan tipe proteksi Ex “i” dapat dipasang di zona 0, 1


dan 2

d. Tipe Proteksi lainnya


• Ex “p” - Pressurize : tipe proteksi dengan menjaga agar selubung
selalu bertekanan dengan tujuan gas tidak dapat masuk kedalam
selubung.

43
Gbr.10.17 Contoh Proteksi Selubung Ex “p”

• Ex “n” – Non Incendive : konsep proteksi mirip dengan Ex “e”,


dimana alat didesain agar tidak dapat menimbulkan sumber api
• Ex “o” – Oil Immersion : peralatan yang dapat menimbulkan
percikan api direndam dalam minyak untuk menghindari ledakan
pada atmosper eksplosif
• Ex “q” – Powder Filling : tipe proteksi dimana alat yang
menimbulkan sumber api disimpan didalam tepung kuarsa untuk
menghindari ledakan pada atmosper eksplosif
• Ex “m” – Encapsulation : adalah tipe proteksi alat yang mencakup
atau memberikan selubung pada sumber api, seperti dicetak dalam
coran resin

Gbr.10.18 Contoh Proteksi Selubung Ex “n”, Ex “o”, dan Ex “m”

44
3.5.4 Papan Nama Alat
Setiap instalasi listrik di daerah yang berbahaya, memiliki indentifikasi
papan nama yang menunjukkan tipe proteksi, kelas, gas grup, kode
temperature, nomor sertifikat, sebagaimana ditunjukkan gambar dibawah
ini:

45
Gbr.10.19 Contoh Papan Nama Identifikasi Alat

46
3.5.5 Definisi Kategori Alat Menurut ATEX dan Simbol Sertifikasi
ATEX mendefinisikan kategori peralatan sebagai berikut ini :
a. Grup II, Kategori 1 : Alat dengan level proteksi sangat tinggi.
Peralatan dengan kategori ini dapat digunakan di daerah dengan
atmosfir berbahaya yang ada terus menerus atau dalam jangka waktu
lama (Zona 0 atau Zone 20)
b. Grup II, Kategori 2 : Alat dengan level proteksi tinggi. Peralatan
dengan kategori ini dapat digunakan di daerah dengan atmosfir
berbahaya yang mungkin ada pada normal operasi (Zona 1 atau Zone
21)
c. Grup II, Kategori 3 : Alat dengan level proteksi wajar. Peralatan
dengan kategori ini dapat digunakan di daerah dengan atmosfir
berbahaya yang kecil kemungkinan ada pada atau hanya dalam waktu
singkat (Zona 2 atau Zone 22)
d. Grup I, Kategori M1 : Peralatan dengan level proteksi sangat tinggi.
Peralatan dapat digunakan bila ada atmosfir berbahaya.
e. Grup I, Kategori M2 : Peralatan dengan level proteksi tinggi. Peralatan
harus dimatikan bila ada atmosfir berbahaya

Gbr. 10.20 Penanda Peralatan dengan Sertifikasi ATEX

47
Gbr.10.21 Tanda Sertifikasi Peralatan

Gbr10.22 Penandaan Nomor Sertifikasi


3.5.6 Pemilihan Selubung yang akan dipasang pada Zona Berbahaya
Tingkat proteksi peralatan yang akan dipilih harus disesuaikan dengan
zona dimana peralatan tersebut akan diletakkan, sebagaimana berikut ini :

Tabel 10.8 Ringkasan pemilihan tipe proteksi alat untuk zona area
berbahaya

48
4. Sistem Instalasi Pada Ruang Khusus
4.1 Jenis-Jenis Sistem Instalasi Pada Ruang Khusus
4.1.1 Ikatan Ekuipotensial

Ekipotensial dalam matematika dan fisika ialah mengacu pada wilayah


dalam ruangn dimana setiap titik di dalamnya memiliki potensial yang
sama. Di dalam listrik dapat didefinisikan sebagai kedudukan titik-titik
yang memiliki harga potensial listrik yang sama.

Ekipotensial sering disebut sebagai permukaan atau bidan ekuipotensial,


yaitu bidang yang memiliki himpunan titik-titik yang tersebar secara
kontinyu dan memiliki potensial yang sama.

Daris ekipotensial seperti halnya garis kontur pada peta yang menunjukkan
garis ketinggian yang sama. Dalam hal ini “ketinggian” adalah potensial
listrik atau tegangan. Garis ekipotensial selalu tegak lurus terhadap medan
listrik. Dalam tiga dimensi, garis membentuk permukaan ekipotensial.

49
Gerakan sepanjang permukaan ekipotensial tidak membutuhkan usaha
karena gerakan tersebut selalu tegak lurus terhadap medan listrik.

Gbr. 10.23 Contoh bidang/titik ekipotensial pada muatan titik

50
Gbr.10.24 Contoh bidang/titik ekipotensial pada kepingan sejajar

Sedangkan pada pelat parallel seperti pada sebuah kapasitor, garis


ekipotensial sejajar dengan pelat sementara garis-garis medan listrik tegak
lurus.

Untuk mencegah pembusuran yang membahayakan antara bagian logam


rangka, maka ekuipotensial perlu dipasang untuk instalasi pada Zone 0 dan
Zone 1 dan mungkin juga diperlukan untuk instalasi dalam Zone 2. Oleh
karena itu semua bagian konduktif terbuka harus dihubungkan ke
konduktor ikatan ekuipotensial.

Sistem ikatan dapat terdiri dari konduktor proteksi, konduit logam,


seiungkup kabel dari logam, baja pelindung kabel, semua rangka dari
logam, tetapi tidak boleh dihubungkan dengan konduktor netral.

Ukuran konduktor antar bagian logam dari rangka harus berukuran paling
kecil 10 mm² tembaga.
4.1.2 Sistem Pengkawatan
Untuk memasang sistem pengkawatan harus memenuhi ketentuan sbb :
• Dalam merancang sistem perkawatan serta komponennya, maka harus
diperkirakan lingkungan gas berbahaya, termasuk faktor mekanik,
kimia dan termal.
• Kabel berinti tunggal tanpa selubung (misalnya, NYA) tidak boleh
digunakan sebagai konduktor yang bervoltase, kecuali yang terpasang
di dalam panel hubung bagi, selungkup atau sistem konduit.
• Sambungan kabel dan konduit kepada alat listrik harus dilaksanakan
sesuai dengan jenis proteksi yang relevan.
• Lubang untuk tempat masuk kabel atau konduit pada alat listrik harus
ditutup dengan pengedap yang sesuai dengan jenis proteksi yang
relevan.
• Kabel dan konduit harus diberi pengedap, bila perlu, sehingga dapat
mencegah air atau gas masuk.
• Jalur masuk sistem perkawatan dari zone yang satu ke zone lainnya,
atau dari zone berbahaya ke zone yang tidak berbahaya, harus

51
menghambat masuknya gas uap maupun cairan yang mudah terbakar
dari satu ruang ke ruang lainnya dan mencegah pengumpulan gas, uap
atau cairan yang mudah terbakar di dalam saluran.

4.1.3 Sistem Kabel


Berikut ini adalah system kabel yang digunakan pada instalasi ruang
khusus :
a. Kabel yang berselubung logam, termoplastik atau elastomerik, termasuk
kabel berinsulasi mineral dapat digunakan untuk perkawatan yang
permanen.
b. Kabel yang berselubung logam berlipat atau kabel dengan pelindung
kawat baja yang dianyam hanya boleh digunakan, jika mempunyai
selubung kedap air.
c. Untuk perlengkapan yang portabel dan dapat dipindahkan, dengan
voltase tidak lebih dari 1000 V a-b. antar fase (atau 600 V ke bumi) atau
1500 V a.s antar kutub (atau 900 V a.s ke bumi), maka kabel suplai
harus berselubung karet yang cukup kuat, atau kabel dengan konstruksi
kuat sejenis.
d. Jika diperlukan konduktor proteksi, maka konduktor ini di insulasi
tersendiri dengan cara yang sama seperti untuk konduktor lainnya dan
disatukan di dalam selubung kabel suplai, kecuali jika konduktor
merupakan anyaman pelindung.
e. Perlengkapan listrik dengan arus pengenal yang tidak lebih dari 6 A
untuk digunakan dalam ruang dengan voltase tidak lebih dari 250 V ke
bumi boleh dihubungkan ke kabel berselubung karet kuat yang biasa,
kabe! polipropifen kuat biasa, atau kabel yang mempunyai konstruksi
kuat yang sama.
f. Konduktor tembaga harus berukuran minimum 1,5 mm2. Kabel ini
tidak boleh untuk perlengkapan portabel dan dapat dipindahkan yang
mendapatkan tekanan mekanik berat, umpamanya lampu tangga,
sakelar kaki. Untuk alat listrik portabel atau dapat dipindahkan,
pelindung kabel atau anyaman fleksibel metalik tidak boleh digunakan
sebagai pembumian utama, kecuali konduktansnya cukup dan tidak
terputus. Kabel tembaga yang terpasang pada penyangga dan kabel
untuk alat telekomunikasi berukuran minimum 0,75 mm2.
g. Kabel fleksibel di dalam ruang berbahaya harus dipilih dari yang
berikut:
- kabel fleksibel berselubung karet kuat yang biasa
- kabel fleksibel berselubung polichioroprene kuat yang biasa,
- kabel fleksibel berselubung karet kuat dan berat,
- kabel berselubung polichioroprene kuat dan berat,
- kabel berinsulasi plastik ekivalen dengan kabel fleksibel
berselubung karet kuat yang biasa.

52
4.1.4 Sistem Konduit Untuk Selungkup Tahan Api
Instalasi listrik pada ruang khusus terdapat pengaturan system konduit
untuk selungkup tahan api yaitu :
- Pada tempat masuk atau keluar dari ruang bahaya;
- Pengedap terdapat paling jauh 450 mm dari semua selungkup dimana
terdapat penyalaan selama operasi normal;
- Pada setiap selungkup dimana terdapat pencabangan, sambungan atau
terminasi pada konduit yang berdiameter 50 mm atau lebih;
- Untuk mengurangi dampak penumpukan tekanan oleh beberapa gas

53
Gbr.10.25 Instalasi Pipa Conduit Untuk Jalur Kabel Listrik Pada Proyek Pembangunan
Gedung Bertingkat

5. K3 Listrik di Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan


Sistem kelistrikan pada Rumah Sakit Kelas B mempunyai pedoman teknis tersendiri.
Selain instalasinya, penempatan peralatan-peralatan listrik pun harus di tempat yang
mudah dipelihara (maintenance), dioperasikan, diamati, tidak membahayakan, tidak
menganggu, dan tidak merugikan lingkungan sekitar termasuk bagian bangunan dan
instalasi lain. Adapun perancangan dan pelaksanaannya harus berdasarkan PUIL / SNI
04-0225 edisi terbaru dan peraturan yang berlaku.

Sumber daya listrik pada Rumah Sakit Kelas B umumnya dibagi menjadi 3, antara lain
sebagai berikut:
a. Sumber Daya Listrik Normal
Sumber daya listrik normal adalah sumber daya listrik utama gedung yang harus
diusahakan menggunakan tenaga listrik dari PLN.
b. Sumber Daya Listrik Siaga
Sumber daya listrik siaga adalah berupa diesel generator (Genset) dan harus
disediakan 2 (dua) unit dengan kapasitas minimal 40% dari jumlah daya terpasang
pada masing-masing unit. Genset dilengkapi dengan sistem AMF dan ATS.
c. Sumber Daya Listrik Darurat

54
Sistem instalasi pada rumah sakit harus memiliki sumber daya listrik darurat yang
mampu melayani kelangsungan pelayanan seluruh atau sebagian beban pada
bangunan rumah sakit apabila terjadi gangguan pada sumber listrik utama. Sumber
daya listrik darurat tersebut harus mampu melayani semua beban penting termasuk
untuk perlengkapan pengendali kebakaran, secara otomatis.

Sumber listrik darurat yang umum digunakan adalah genset diesel dengan sistem
ATS dan AMF (sama dengan sumber listrik siaga). Adapun pengelompokkan beban
antara beban normal dan beban darurat dirancang pada panel utama tegangan rendah
(LVMDP). Pada saat kebakaran, sistem ATS dan AMF secara otomatis akan :
- memutuskan sumber listrik dari PLN;
- memutuskan listrik untuk beban-beban normal; dan
- menggantikan sumber listrik dari PLN menjadi Genset.

Gbr.10.26 Panel ATS-AMF Kapasitas Besar Gbr.10.27 Panel ATS-AMF Kapasitas Kecil

Adapun untuk ruangan-ruangan dengan fungsi tertentu, pasokan daya listrik darurat
berasal dari UPS (Uninterruptable Power Supply). Ruangan-ruangan yang harus
dipasangi UPS antara lain : ruang operasi, ruang perawatan intensif (ICU, NICU,
PICU), dan ruang perawatan intensif khusus jantung (ICCU).

55
Gbr.10.28 UPS Kapasitas 8 kVA

Persyaratan untuk pengadaan UPS antara lain sebagai berikut.


- Harus tersedia ruang UPS minimal 2 x 3 m2 (sesuai kebutuhan), terletak di ruang
operasi rumah sakit, ruang perawatan intensif dan diberi pendingin ruangan.
- Kapasitas UPS minimal 5 (lima) kVA atau sesuai kebutuhan menurut
perhitungan dan perancangan.

5.1 Instalasi Listrik Rumah Sakit Tipe B


Berikut ini adalah klasifikasi instlasi listrik berdasarkan keterkaitan langsung
dengan pelayanan kesehatan yaitu :
a. Kelompok 1
Instalasi untuk Utilitas bangunan, bila terputus tidak berpengruh langsung
terhadap pasien
b. Kelompok 1 E
Instalasi listrik untuk intalasi medik, yang berfungsi langsung dengan
penderita, bila terputus dari dalam tempo kurang 10 detik harus segera
mendapat catu daya pengganti khusus (CDPK)
c. Kelompok 2 E
Instalasi listrik untuk intalasi medik berfungsi langsung dengan penderita, bila
terputus harus langsung mendapat catu daya pengganti khusus (CDPK)

Tabel 10.9 Klasifikasi Ruang Medis

56
Bila aliran listrik terputus dalam ruang pelayanan kesehatan Kelompok 1E dan 2E,
perlengkapan seperti yang disebutkan harus dapat bekerja terus dengan daya dari
suatu CDPK, dengan mengindahkan ketentuan di bawah ini. CDPK tidak dapat
mengganti CDP sebaliknya CDP yang sesuai tidak dapat menggantikan CDPK.

Dalam setiap ruang bedah atau ruang kegiatan medis lain yang dapat digolongkan
pada Kelompok 1E dan 2E, sekurang-kurangnya harus ada seperangkat lampu
bedah yang dapat dinyalakan dengan tenaga dari CDPK, misalnya dari baterai.
Pada CDPK harus juga terhubung lampu penerangan khusus bila padamnya
penerangan umum akan membahayakan penderita.
Perlengkapan medis yang digunakan untuk menjamin kesinambungan fungsi
bagian badan manusia yang penting, harus dapat berjalan normal kembali
selambat-lambatnya dalam waktu 10 detik.

CDPK harus terjamin kerjanya sekurang-kurangnya selama 3 jam.


CDPK harus secara otomatis mengambil alih beban bila:
- Tegangan jaringan umum turun lebih dari 10 %.
- Tegangan pada PHB hilang, paling sedikit pada satu penghantar fase.

Penghubungan kembali pemanfaatan listrik pada jaringan umum atau CDP harus
dilaksanakan dengan penangguhan waktu secukupnya.

57
Pembangkit tenaga listrik harus dipasang di luar ruang pelayanan kesehatan,
kecuali pembangkit tenaga listrik pengganti rendah.
Semua kabel dan penghantarnya harus terpisah dan berjarak minimum 5 cm dari
kabel penghantar listrik lainnya atau dipisahkan dengan sekat yang tidak mudah
terbakar. Kabel dan penghantar ini tidak boleh ditarik melintasi ruang dengan
bahaya kebakaran, dan harus dilindungi dari kemungkinan kerusakan mekanik.

Tindakan proteksi
Untuk menghindari bahaya sentuh tak langsung harus dilakukan dengan cara yang
cocok tiap kelompok ruang pelayanan kesehatan. Ruang yang pada saat yang sama,
atau untuk sementara, dapat digolongkan dalam berbagai kelompok, izin
proteksinya hanya diberikan untuk satu kelompok saja.

Gbr.10.29 UPS Kapasitas 8 kVA

5.2 Sistem Proteksi Kebakaran dan Ledakan


a. Proteksi terhadap ledakan
Di dalam daerah bahaya ledakan, ruang fasilitas pelayanan kesehatan, hanya
boleh dipasang perlengkapan berikut :
- Perlengkapan elektromedik jenis pelaksanaan ‘AP-G’ dan ‘AP-M’
(perlengkapan dengan uji anastesi)
- (dalam Zone M) juga perlengkapan listrik lainnya yang pelaksanaannya
sesuai.

b. Proteksi dari kebakaran

58
Bila bagian perlengkapan mencakup pipa yang berisi gas yang memudahkan
terjadinya kebakaran, misalnya zat asam atau gas gelak (N20), untuk bagian ini
berlaku hal berikut :
- Tempat ke luar gas harus berjarak minimum 20 cm dari bagian
perlengkapan listrik yang dapat menimbulkan percikan api yang dapat
menyulut gas, baik dalam keadaan biasa maupun bila ada gangguan.
Perlengkapan listrik tadi tidak boleh ditempatkan pada arah gas mengalir.
- Bila penghantar listrik dan pipa untuk gas yang memudahkan terjadinya
kebakaran dipasang bersama-sama dalam satu jalur, pipa, atau kotak, maka
penghantar listrik harus minimum memenuhi syarat untuk jenis NYM.
Untuk kabel telepon hanya diperlukan tindakan pencegahan, bila hasil
perkalian dari tegangan tanpa beban dan arus hubung pendek melebihi 10
VA.

5.3 Sistem Distribusi Listrik di Fasilitas Pelayanan Kesehatan


Jaringan distribusi listrik terdiri dari kabel ber-inti tunggal atau banyak; dan/atau
busduct dari berbagai tipe, ukuran dan kemampuan. Tipe penghantar listrik harus
disesuaikan dengan sistem yang yang dilayani.

Gbr. 10.30 Contoh Sistem Distribusi Instalasi Listrik Pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Peralatan pada panel seperti circuit breaker, sakelar, tombol, alat pengukur dan
lain-lain harus ditempatkan dengan baik sehingga memudahkan pengoperasian dan
pemeliharaan oleh petugas.

59
Instalasi beban darurat seperti pompa kebakaran, lift kebakaran, peralatan
pengendali asap, sistem deteksi dan alarm kebakaran, sistem komunikasi darurat,
dan beban darurat lainnya harus terpisah dari instalasi beban normal; dan harus
dilindungi dari resiko terbakar saat terjadi kebakaran. Jenis perlindungan yang bisa
dijadikan alternatif pilihan adalah dengan menggunakan kabel instalasi tahan api
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Gbr. 10.31 FRC / Fire Resistant Cable (Kabel Tahan Api)

Instalasi listrik dari PLN untuk bangunan rumah sakit termasuk dalam golongan
Tarif Tenaga Listrik untuk keperluan Pelayanan Sosial, tegangan yang tersedia
antara lain sebagai berikut.
a. TR (tegangan rendah) 1 Fasa, 220 volt, 50Hz;
b. TR (tegangan rendah) 3 Fasa, 380/220 volt, 50Hz; dan
c. TM (tegangan menengah) 3 Fasa, 20 kV, 50Hz.

Adapun daya listrik tersambung dari 220 VA (volt-ampere) s/d 197 kVA (kilo-
volt-ampere) termasuk dalam sistem jaringan listrik TR. Dan untuk rumah sakit
yang memiliki kapasitas daya listrik tersambung PLN di atas 197 kVA, sudah
harus memiliki sistem jaringan listrik TM 20kV.

Sistem jaringan listrik TM terdiri dari :


- Bangunan gardu listrik rumah sakit, ukuran sesuai standar gardu PLN.
- Peralatan Transformator, kapasitas sesuai daya terpasang.
- Peralatan panel TM 20 kV dan aksesorisnya.
- Peralatan penunjang dan sistem pengaman pembumian (grounding).
Kapasitas semua peralatan listrik (kabel, transformator, panel listrik, dll) harus di
atas (melebihi) total daya terpasang. Selain itu, kemungkinan-kemungkinan
pertambahan beban di masa yang akan datang juga harus diperhatikan.

60
Untuk permasalahan harmonisa dalam jaringan listrik, bisa diselesaikan dengan
pemasangan kapasitor khusus untuk jaringan berharmonik. Jenis kapasitor yang
umum digunakan adalah :

Gbr.10.32 Kapasitor Varplus Untuk Jaringan Berharmonik (Merk Schneider Electric)

Untuk sistem penerangan darurat (emergency lighting), instalasi harus tersedia di


ruangan-ruangan tertentu dan jalur evakuasi kebakaran. Instalasi listrik tetap
menggunakan kabel normal, namun pada titik-titik lampu yang ditentukan sebagai
lampu darurat, masing-masing dipasang baterai nicad.

Gbr.10.33 Rencana Penerangan Sebagian Koridor dan Ruang Poli Rumah Sakit Pada Denah Arsitektur

Keterangan :
Simbol E dalam kotak adalah simbol baterai nicad yang dipasang pada titik lampu
didekatnya

Instalasi listrik pada beberapa ruangan khusus di RS kelas B harus dilengkapi


dengan trafo isolator dan kelengkapan monitoring IT kelompok 2E, minimal

61
berkapasitas 5 kVA untuk titik-titik kotak kontak yang mensuplai peralatan-
peralatan medis penting (life support medical equipment). Ruangan-ruangan
tersebut antara lain ruang anastesi, ruang bedah, ruang katerisasi hantung, ruang
ICU dan ICCU, ruang angiografi, dan ruang incubator bayi. Trafo isolator
berfungsi untuk menstabilkan tegangan listrik.

Sistem pembumian (grounding) harus terpisah antara panel kebutuhan listrik


gedung dan panel peralatan medis. Nilai grounding harus lebih kecil atau sama
dengan 0,2 ohm.

5.4 Catu Daya Pengganti Khusus (CDPK)


Bila aliran listrik terputus dalam ruang pelayanan kesehatan Kelompok 1E dan 2E,
perlengkapan seperti yang disebutkan harus dapat bekerja terus dengan daya dari
suatu CDPK, dengan mengindahkan ketentuan di bawah ini. CDPK tidak dapat
mengganti CDP sebaliknya CDP yang sesuai tidak dapat menggantikan CDPK.

Dalam setiap ruang bedah atau ruang kegiatan medis lain yang dapat digolongkan
pada Kelompok 1E dan 2E, sekurang-kurangnya harus ada seperangkat lampu
bedah yang dapat dinyalakan dengan tenaga dari CDPK, misalnya dari baterai.
Pada CDPK harus juga terhubung lampu penerangan khusus bila padamnya
penerangan umum akan membahayakan penderita.
Perlengkapan medis yang digunakan untuk menjamin kesinambungan fungsi
bagian badan manusia yang penting, harus dapat berjalan normal kembali
selambat-lambatnya dalam waktu 10 detik.

Persyaratan umum CDPK harus terjamin kerjanya sekurang-kurangnya selama 3


jam.
CDPK harus secara otomatis mengambil alih beban bila:
- Tegangan jaringan umum turun lebih dari 10 %.
- Tegangan pada PHB hilang, paling sedikit pada satu penghantar fase.
Penghubungan kembali pemanfaatan listrik pada jaringan umum atau CDP harus
dilaksanakan dengan penangguhan waktu secukupnya.

62
Pembangkit tenaga listrik harus dipasang di luar ruang pelayanan kesehatan,
kecuali pembangkit tenaga listrik pengganti rendah.
Semua kabel dan penghantarnya harus terpisah dan berjarak minimum 5 cm dari
kabel penghantar listrik lainnya atau dipisahkan dengan sekat yang tidak mudah
terbakar. Kabel dan penghantar ini tidak boleh ditarik melintasi ruang dengan
bahaya kebakaran, dan harus dilindungi dari kemungkinan kerusakan mekanik.

Pembangkit Tenaga Listrik (PTL)


PTL dengan mesin penggerak harus memenuhi syarat
Baterai yang diperkenankan untuk digunakan sebagai CDPK hanya jenis Ni-Cd
atau baterai Pb dengan permukaan kutub positif yang luas. Baterai kendaraan
bermotor tidak boleh digunakan.

Memelihara muatan baterai


- Keadaan muatan baterai harus terjamin dengan sistem otomatis pengisian
muatan.
- Perlengkapan pengisian harus dibuat sedemikian rupa sehingga baterai yang
telah bekerja selama 3 jam terus menerus dengan beban nominal pada cos j =
0,8, dapat diisi penuh kembali dalam waktu 6 jam.
- Bila suatu CDP yang tersedia, baterai dari CDPK harus juga terhubung pada
CDP ini agar muatannya terjamin bila jaringannya terganggu.

5.5 Instalasi Listrik di Kamar Mandi Fasilitas Pelayanan Kesehatan


Persyaratan dalam pasal ini meliputi persyaratan untuk instalasi listrik yang
dipasang di dalam kamar mandi, dimana dimungkinkan terdapat bak rendam (bath
tub), pancuran air untuk mandi dan daerah di sekelilingnya, dimana terdapat
bahaya terkena kejut listrik yang lebih tinggi disebabkan oleh turunnya resistan
tubuh manusia dan kontak tubuh dengan potensial bumi.

5.5.1 Klasifikasi Zona Kamar Mandi


Zona kamar mandi diklasifikasikan menjadi 4 bagian yaitu :
a. Zone 0 merupakan bagian dalam dari bak rendam, bak mandi atau bak
pancuran mandi.

63
b. Zone 1 dibatasi oleh bidang vertikal mengeliling bak rendam dan bak
pancuran air, dan untuk pancuran air tanpa bak , dan bak mandi,
masing-masing merupakan bidang vertikal 0,60 m dari kepala
pancuran dan dari pinggir bak mandi, dan oleh lantai serta bidang
horisontal 2,25 m di atas lantai.
c. Zone 2 dibatasi oleh bidang vertikal di luar zone 1 dan suatu bidang
vertikal yang paralel dan berjarak 0,60 m di luar Zone 2,
d. Zone 3 dibatasi oleh bidang vertikal di luar Zone 2 dan sebuah bidang
vertikal yang paralel dan berjarak 2,40 m di luar Zone 2, dan oleh
lantai serta bidang paralel 2,25 m di atas lantai.

Gbr.10.34 Klasifikasi Zona Kamar Mandi (Tampak Atas)

64
Gbr.10.35 Klasifikasi Zona Kamar Mandi (Tampak Samping)

5.5.2 Proteksi Dari Arus Kejut


Jika menggunakan tegangan ekstra rendah, maka proteksi dari sentuh
langsung harus dilengkapi dengan:
• penghalang atau selungkup dengan tingkat proteksi paling sedikit IP2X
, atau

Gbr.10.35 IP2X

• isolasi yang mampu menahan tegangan uji 500 V selama 1 menit

Ikatan penyama potensial suplemen lokal harus menghubungkan semua


bagian konduktif terbuka dalam Zone 1, 2 dan 3 dengan penghantar
proteksi pada BKT yang terdapat dalam semua zone.

5.5.3 Penerapan Tindakan Proteksi Dari Kejut Listrik


Dalam Zone 0, dan juga dalam kamar mandi dengan bak mandi dalam Zone
1 dan Zone 2, hanya diizinkan menerapkan proteksi dengan tegangan ekstra
rendah dengan tegangan nominal tidak melebihi 12 V, dan sumber proteksi
terpasang di luar zone tersebut.

65
Tindakan proteksi dengan memasang rintangan dan menempatkan
perlengkapan di luar jangkauan tidak diizinkan. Tindakan proteksi dengan
menempatkan perlengkapan pada lokasi tidak konduktif dan ikatan
penyama potensial bebas bumi tidak diizinkan.

Perlengkapan Hubung Bagi dan Kendali (PHB) :


a. Dalam Zone 0, 1 dan 2, dan juga dalam Zone 3 kamar mandi dengan
bak mandi dan pancuran, PHB serta lengkapannya tidak boleh
dipasang;
b. Dalam Zone 3, pemasangan kotak kontak hanya diizinkan jika:
 setiap kotak kontak dilengkapi dengan transformator pemisah
 disuplai dengan tegangan ekstra rendah
 diproteksi dengan GPAS dengan arus operasi sisa tidak
melebihi 30 mA
c. Setiap sakelar dan kotak kontak harus berjarak minimum 0,60 m dari
lubang pintu untuk kotak pancuran air yang dirakit terlebih dahulu.

Perlengkapan lain yang dipasang


Persyaratan berikut tidak berlaku untuk alat yang disuplai dengan tegangan
ekstra rendah.
Dalam Zone 0, hanya diizinkan untuk menggunakan perlengkapan listrik
yang khusus diperuntukkan untuk digunakan dalam bak rendam.
Dalam Zone 1, hanya diizinkan memasang pemanas air, kecuali dalam
kamar mandi dengan bak mandi.
Dalam Zone 2, hanya diizinkan memasang pemanas air dan lampu dengan
Kelas II, kecuali dalam kamar mandi dengan bak mandi.
Tabel 10.10 Tindakan Proteksi Sesuai Zona

66

Anda mungkin juga menyukai