Anda di halaman 1dari 53

RINGKASAN

TRAINING PEMBINAAN TEKNISI K3


LISTRIK
• Dua (2) Undang-undang yang menjadi dasar hukum
pelaksanaan K3 secara umum adalah :
Undang-undang No.1 tahun 1970 dan Undang-undang
No13 tahun 2003
 Menurut Peratuan Menteri Ketenagakerjaan Republik
Indonesia No.12 thun 2015 tanggal 9 April 2015
tentang K3 Listrik ditempat kerja pada Pasal 1 Ayat 1 :
Yang dimaksud dengan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) adalah segala kegiatan untuk menjamin dan
melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja
melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja.
• Pasal-pasal didalam Undang-undang No.1
tahun 1970 mengharuskan upaya
keselamatan kerja listrik adalah :
Pasal 2 Ayat 2 huruf q , yang berbunyi:
“Dibangkitkan, dirobah, dikumpulkan,
disimpan, dibagi-bagikan atau disalurkan
LISTRIK, gas, minyak atau air”, dan Pasal 3
Ayat 1 q, yang berbunyi “Mencegah aliran
listrik yang berbahaya”.
• Menurut Surat Keputusan Drektur Jendral Pembinaan
Pengawasan Ketenagakerjaan & K3
No.48/PPK&K3/VIII/2015 tanggal 05 Agustus 2015
tentang Pembinaan Teknisi K3 Listrik, pada Lampiran
Huruf A; Tujuan Pembinaan Teknisi K3 Listrik secara
umum adalah:
Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan dalam
pelaksanaan norma K3 listrik ditempat kerja, dan
Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan dalam
melakukan pemasangan dan pemeliharaan terhadap
instalasi, perlengkapan dan peralatan listrik secara
aman ditempat kerja.
• Jenis-jenis pekerjaan pemasangan instalasi
listrik di sistem pembangkitan tenaga listrik,
yang meliputi :
Jenis jenis Pembangkit, Ruang Lingkup
Pemasangan Perlengkapan & peralatan
Pembangkitan, Instalasi listrik / list drawing.
• Jenis-jenis pekerjaan pemasangan instalasi
listrik di sistem transmisi tenaga listrik, yang
meliputi:
Jenis jenis Komponen pada Transmisi, Ruang
Lingkup Pemasangan Perlengkapan &
peralatan transmisi, Assesoris Pada Transmisi.
• Dua (2) macam konstruksi Saluran Distribusi
adalah :
Saluran udara (Overhead) dan Saluran bawah
tanah (Underground).
• Dibandingkan dengan Saluran bawah tanah
(Underground), maka Keuntungan Saluran Udara
(Overhead) antara lain adalah :
Biaya investasi lebih murah, Biaya Pemeliharaan
lebih murah, Cara pemeliharaan lebih mudah,
Cocok untuk daerah yang sering banjir.
• Jenis-jenis Instalasi pada pekerjaan pemasangan Instalasi di
Distribusi listrik :
1.Instalasi listrik, meliputi : Simbol gambar satu garis Listrik,
Contoh SLD, No Gambar / Dok RKS.
2.Perlengkapan listrik, meliputi : Jenis Tiang, Cross Arm,
Isolator , SUTM / Saluran Udara Tegangan Menengah, SKTM
/ Saluran Kabel Tegangan Menengah, Gardu Distribusi ,
Konstruksi Jaringan Tegangan Rendah / SUTR dan SKTR.
3. Peralatan listrik, meliputi Peralatan Utama sistem
distribusi yaitu : Trafo Distribusi, Papan Hubung Bagi TR /
PHB TR ,Alat Pengukur dan Pembatas /APP, Pentanahan
/Grounding , Proteksi Sistem Distribusi, Peralatan Kerja &
Alat Uji.
• Menurut PUIL 2011, Amademen 1 tahun
2013, halaman 149 dari 154, Arti nomenklatur
“N” pada kabel NYA, NYM, NYY, NYFGbY
adalah kabel standar konduktor tembaga
• Yang dimaksud dengan Saluran pentanahan
TN-S adalah TN-S=Terra Neutral Separated,
artinya kawat netral dan kawat pentanahan
dipisah.
• Elektroda Pentanahan terdiri dari : Elektroda
Batang, Elektroda Pita, dan Elektroda Plat.
• Persyaratan K3 Pekerjaan Pemasangan
Instalasi, Perlengkapan, dan Peralatan Listrik
di Pemanfaatan Tenaga Listrik, antara lain
meliputi : Prosedure Keselamatan Listrik, dan
Keselamatan K3 Listrik Yang diperlukan
(Electrical Safety Requirements).
• PERSYARATAN K3 PEMELIHARAAN INSTALASI,
PERLENGKAPAN DAN PERALATAN LISTRIK DI
PEMBANGKITAN LISTRIK. 1. Pemeliharaan
listrik terdiri dari : Preventive Maintenance
(PM) yaitu pemeliharaan berkala; Predictive
Maintenance (PdM) yaitu pemeliharaan
berdasarkan kondisi perlatan; dan Corrective
Maintenance (CM) yaitu pemeliharaan berupa
koreksi yang direncanakan maupun yang tidak
direncanakan (breakdown maintenance).
• Pembangkit listrik di Indonesia terdiri dari
Pembangkit listrik yang hasil listriknya dijual ke
konsumen melalui PLN, dan Pembangkit listrik
yang hasil listriknya untuk keperluan sendiri.
• Obyek Pemeliharaan di Pembangkitan listrik
adalah : Jenis Pembangkit (PLTU,
PLTG,PLTD,PLTGU,PLTA/hidro,PLTN,PLTP,
PLTB,PLTS), Instalasi listrik, Transformator,
Generator, Switchgear, Proteksi, Elektronik, APAR.
• Tujuan dari Proteksi dan koordinasi sistem listrik
menurut standard ANSI/IEEE Std 242 1986/2001,
adalah : mencegah kecelakaan pada manusia,
meminimalisasi kerusakan pada peralatan, dan
membatasi durasi pemadaman listrik.
• Alat proteksi utama pemutus listrik terdiri dari :
Circuit Breaker (Pemutus Tenaga/PMT), Fuse
(Sekering).
• Circuit Breaker (Pemutus Tenaga/PMT) terdiri dari : MCB
(Miniatur Circuit Breaker), MCCB (Molded Case Circuit
Breaker), ACB (Air Circuit Breaker), OCB (Oil Circuit
Breaker), VCB (Vacuum Circuit Breaker), Gas SF6 Circuit
Breaker (SF6 CB).
• Fungsi Protective Relay (Rele proteksi) adalah :
Sebagai “alat perantara” untuk men-trip-kan Circuit
Breaker, dimana Protective Relay akan menerima indikasi
gangguan listrik (berupa arus, tegangan, dan lain-lain). Dan
apabila gangguan listrik tsb. melampaui batas setting-nya,
maka kontak pada Protective Relay akan menutup sehingga
meng-energize Tripping Coil dan men-trip-kan Circuit
Breaker.
• Cara kerja Circuit Breaker dan Fuse adalah Kontak
dari Circuit Breaker akan membuka jika ada
gangguan listrik (berupa arus, tegangan, dan lain-
lain) dan setelah itu kontak dapat ditutup kembali
apabila gangguan listriknya telah tidak ada.
Sedangkan pada Fuse, elemen logam didalamnya
akan melebur jika ada gangguan listrik (berupa
arus, tegangan, dan lain-lain) dan Fuse tsb.harus
diganti lengkap (tidak dianjurkan untuk
mengganti elemen logamnya saja).
• UPS (Uninterruptible Power Supply)
merupakan salah satu peralatan elektronik
yang ada di Pembangkitan listrik, yaitu juga
merupakan peralatan yang digunakan untuk
catu daya beban-beban yang sangat penting
sehingga tidak boleh suplai listrik terputus
atau lampu tidak boleh berkedip.
• Manajemen Pemeliharaan di Pembangkitan
listrik meliputi : P.O.A.C (Planning, Organizing,
Actuating, Controlling) terhadap 5 M (Man,
Machine, Money, Material, Method).
• Bahaya listrik menurut John Cadick dalam
bukunya “Electrical Safety Handbook” adalah :
Shock, Arc, Blast, dan other hazards.
• Bahaya SHOCK adalah tersengat listrik atau
Kesetrum yaitu Stimulasi fisik atau trauma
yang terjadi sebagai akibat dari mengalirnya
arus listrik lewat melalui tubuh.
• Dalam PUIL 2011 (Persyaratan Umum Instalasi
Listrik tahun 2011), halaman 6 dari 639,
bahaya kejut listrik terbagi menjadi dua yaitu :
Terperanjat dan Terjatuh Sentuh langsung dan
Sentuh tidak langsung
• Dalam PUIL 2011 (Persyaratan Umum Instalasi
Listrik tahun 2011), halaman 43 dari 639,
tegangan yang aman bagi manusia adalah Kurang
dari 50 Volt AC, dan kurang dari 120 Volt DC
• Dengan menggunakan Kurva Arus mengalir
ketubuh (mA)-vs-Waktu(mS), apa reaksi tubuh
manusia apabila teraliri Arus listrik sebesar 20 mA
dalam waktu 2 detik ?
Terasa, tetapi belum menyebabkan gangguan
kesehatan
• Alat yang dipergunakan untuk menyelamatkan
manusia dari bahaya “SHOCK=(tersengat
listrik)” pada tegangan rendah adalah : ELCB,
alias RCCB, alias GFCI, alias RCD, alias GPAS
• Sensitivitas ELCB ditentukan sebesar 30 mA,
karena apabila manusia teraliri arus sebesar
30 mA, maka berakibat :
Mulai lengket atau mulai tidak bisa
melepaskan diri sendiri (Can not let go)
• Kita telah mengetahui bahwa Sensitivitas ELCB
untuk menyelamatkan manusia dari bahaya
SHOCK (=tersengat listrik) adalah 30 mA.
Berapa milidetik ELCB tersebut akan trip
memutuskan aliran listrik ? [Gunakan Kurva
Arus mengalir ketubuh (mA)-vs-Waktu(mS)]
adalah 20 milidetik
• Berikut ini adalah cara mencegah terjadinya bahaya SHOCK
(=tersengat listrik),
1.Jangan membiasakan diri mencoba secara sengaja maupun
tidak sengaja memegang benda-benda logam yang
kemungkinan bisa ada tegangan listriknya.
2.Isolasi bagian-bagian terbuka yang bertegangan.
3.Beri tutup yang aman pada bagian-bagian yang
bertegangan
4.Beri pagar pengaman pada bagian -bagian bertegangan yang
kemungkinan bisa tersentuh manusia secara tidak sengaja,
pasang peralatan Interlocking (bila perlu).
5.Pasang Grounding pada Instalasi listrik
6.Pasang Grounding pada bagian-bagian yang
kemungkinan bisa bertegangan (misalnya frame dari
motor, dan lain-lain)
7.Pasang ELCB (Earth Leakage Circuit Breaker) dengan
sensitivity maksimum 30 mA. Nama lain dari ELCB
adalah GPAS (Gawai Proteksi Arus Sisa), alias RCCB
(Residual Current Circuit Breaker), alias RCD (Residual
Current Detector), alias GFCI (Ground Fault Current
Interrupter).
8.Laksanakan LOTO (Lock Out Tag Out) sewaktu
melakukan pekerjaan listrik.
9.Gunakan PPE yang baik, tepat, dan benar
• Tahanan pentanahan (Earth Resistance) diukur
dengan menggunakan Alat “Earth Resistance
Tester”. Besarnya tahanan pentanahan (earth
resistance) menurut IEC dan PUIL adalah
maksimum 5 Ohm.
• Pekerja pemeliharaan listrik tidak dianjurkan
bekerja sendirian, harus selalu bekerja 2 orang
(Electrician + Helper).
Tujuannya adalah Agar bisa saling
menyelamatkan apabila terjadi kecelakaan
tersengat listrik
• Jenis-jenis bahaya Arc, adalah : Arc yang
timbul karena Short Circuit [terhubungnya
kawat fasa AC atau kawat positif + DC dengan
kawat lain atau bagian konduktor lain sebelum
pemakaian (load)], dan Arc yang
menyebabkan KEBAKARAN (Fire)

• Berikut ini adalah CARA MENCEGAH TERJADINYA Arc Flash
[Arc yang timbul karena Short Circuit [terhubungnya kawat
fasa AC atau kawat positif + DC dengan kawat lain atau
bagian konduktor lain sebelum pemakaian (load)] :
1.Pada saat melakukan pekerjaan Pemeliharaan, harus
selalu listriknya dimatikan dulu (off & LOTO), kecuali
terpaksa.
2.Hindarkan kemungkinan terjadinya short circuit, dan
pastikan harus ada alat proteksi (CB atau Fuse)
3. Hindari Kondisi tidak aman (Unsafe condition) dan
Perilaku yang tidak aman (Unsafe Act)
4. Gunakan Alat Pelaindung Diri (APD) yang baik dan benar
• Dalam teori Segitiga Api (Fire Triangle), Api akan muncul
apabila ada Oxigen, Fuel, dan Heat, masing-masing dalam
jumlah yang cukup.
Dalam sistem tenaga listrik, “HEAT” bisa timbul karena :
1. Terjadi short circuit, tetapi alat proteksi tidak
mentripkan cicuit
2.Kualitas kabel (kawat dan isolasi) tidak baik
3.Penggunaan jenis kabel yang salah (misalnya NYM
hanya untuk indoor).
4. Ukuran kawat terlalu kecil
5.Terjadi “loss connection” (dari sambungan kawat, tusuk
kontak yang bertumpuk-tumpuk yang cenderung tidak
rapat, dan lain-lain)
• Cara mencegah terjadinya bahaya ARC yang
menyebabkan Kebakaran:
1. Hindarkan kemungkinan terjadinya short
circuit, dan harus ada alat proteksi (CB atau Fuse)
2. Gunakan kulaitas kabel (kawat dan isolasi) yang
baik
3. Gunakan jenis kabel yang benar
4. Gunakan ukuran kawat yang sesuai dengan
KHA (Ampacity)nya.
5. Hindari terjadinya “Loss connection”
• Bahaya Blast (ledakan) pada listrik, terdiri dari
:
Blast yang berasal dari equipment yang
pemeliharaannya kurang baik , misalnya
Tranformator meledak Battery meledak Dan
lain-lain, serta Blast yang terjadi karena
Interrupting Rating (Breaking Capacity) yang
tidak benar pada CB & Fuse
• Berikut ini adalah Cara mencegah Blast yang
berasal dari equipment yang pemeliharaannya
kurang baik:
1.Laksanakan pekerjaan Pemeliharaan (PM,
PdM, dan CM) sesuai dengan prosedur-
prosedur pemeliharaan (Maintenance
Prosedures).
2. Lakukan JSA (Job Safety Analysis) untuk
setiap pekerjaan Pemeliharaan (PM, PdM, CM)
• Yang dimaksud dengan BLAST yang terjadi karena
Interrupting Rating yang tidak benar pada CB & Fuse,
adalah bila terjadi short circuit dan alat proteksinya trip
tetapi pecah (break) maka terjadi blast.
• Pada Fuse maupun Circuit Breaker :
1.Contact Rating [Amper]: untuk proteksi over current
(over load) , dan Short circuit
2.Breaking Capacity (Interrupting Current) [kA] : untuk
bertahan tidak pecah jika terjadi short circuit.
• Cara mencegah Blast yang terjadi karena Interrupting
Rating yang tidak benar pada CB & Fuse, adalah :
1.Hindari kemungkinan terjadinya short circuit
2.Pastikan Breaking Capacity dari Fuse dan Circuit
Breaker adalah lebih besar daripada Maximum Short
Circuit pada titik terjadinya short circuit tersebut.
Maximum Short Circuit pada setiap titik Bus dihitung
menggunakan software misalnya ETAP (Electrical
Transient Analizer Program), atau dengan
menggunakan Tabel seperti contoh dari PLN.
• Yang dimaksud bahaya-bahaya lain dari listrik adalah
bahaya-bahaya yang selain Shock, Arc & Blast :
1.Bahaya Induksi Electromagnetic ketika sedang melakukan
pekerjaan pemeliharaan listrik
2.Bahaya radiasi ketika sedang melakukan pekerjaan
pemeliharaan listrik
3.Bahaya terpeleset ketika sedang melakukan pekerjaan
pemeliharaan listrik
4.Bahaya jatuh dari ketinggian ketika sedang melakukan
pekerjaan pemeliharaan listrik
5.Bahaya tersentuh panas pada peralatan listrik ketika
sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik
6. Dan lain-lain
• Cara mencegah bahaya-bahaya lain dari listrik
adalah bahaya-bahaya yang selain Shock, Arc
& Blast adalah :
Hati-hati, Hindari Unsafe Condition & Unsafe
Acts, Gunakan APD yang tepat dan baik
• CHECK LIST Pemeriksaan dan dan pengawasan persyaratan
K3 alat-alat uji listrik dalam hal Insulation (isolasi) yang
sangat berkaitan dengan terjadinya Short Circuit yang
menyebabkan Shock, Arc & Blast.
Teknologi kesatu (paling awal) adalah dengan
menggunakan Insulation Resistance Tester (Meger) : Untuk
Tegangan Rendah s/d Tegangan Menengah. Rule of Thumb :
Insulation Resistance minimum = 1000 Ohm/Volt.
Aplikasi didunia industri seringkali + 1 MOhm, sehingga
menjadi (kV operasi isolasi) + 1 MOhm. Jika tegangan
operasi kabel berisolasi 220 Volt, maka Insulation
Resistance minimum adalah 1,22 Mohm.
• Insulation Resistance Test merupakan “Go or No Go Test”
• Teknologi kedua adalah “Polarization Index (P.I) Test” :
Khusus untuk equipment yang ada winding-nya, misalnya Motor,
Generator, Transformator, dll, dan Untuk Tegangan Rendah s/d
Tegangan Menengah. Hasilnya:
< 1.0 = Bahaya
1.0- 1.4= Jelek
1.5- 1.9= Bisa dipertanyakan
2.0– 2.9= Lumayan
3.0– 4.0= Bagus
> 4.0 = Sangat bagus
Jika hasil pengukuran PI pada winding Transformator adalah = 1,3,
berarti Winding pada Transformator tersebut kotor dan
terkontaminasi
• Objek pemeliharaan Instalasi, Perlengkapan, dan
Peralatan listrik di Transmisi listrik adalah :
Tranformator,Saluran Udara Tegangan Tinggi, Gardu
Induk, Pemisah (PMS), Pemutus Tenaga Listrik (PMT),
Penggerak Pemutus Tenaga, Kompesator, Peralatan
SCADA dan Telekomunikasi, PLC, Peralatan Kopling,
Kapasitor Kopling, Wave trap, Line Matching Unit,
Peralatan Pengaman, Sistem Pentanahan Titik Netral,
Kabel Tenaga, Proteksi Sistem Penyaluran, Charger
(Rectifier),Automatic Voltaga Regulator (AVR),
Rangkaian voltage Dropper, Rangkaian Proteksi
Tegangan Surja Hubung, Baterai (DC Power).
Objek Pemeliharaan di Distribusi :
Gardu Distribusi, Trafo Distribusi, Jaringan
Distribusi, Alat Pembatas dan Pengukur,
Jaringan Distribusi Tegangan Menengah,
Jaringan Distribusi Tegangan Rendah, Saklar
dan Pengaman Pada Jaringan Distribusi.
• Macam-macam Gardu Distribusi, yaitu :
Gardu Cantol, Gardu Portal, Gardu Kios, Gardu
Beton
• Sasaran Pemeliharaan Peralatan Gardu
Distribusi adalah Instalasi tegangan menengah
(TM), Instalasi tegangan menengah closed
type, Transformator, Rak Tegangan Rendah,
Pelindung Tegangan lebih, Sipil Gardu, dan
lain-lain
• Salah satu teknologi untuk mengetahui kondisi
isolasi pada Sistem Distribusi adalah “Hi Pot
Test”. Teknologi tersebut merupakan
Pengujian Lulus/gagal yang merupakan
diagnosa yang meliputi pengukuran arus
bocor ketika potensial tinggi (diatas normal
diterapkan).
• Teknologi untuk mengetahui kondisi isolasi
pada Sistem Distribusi adalah Teknologi
“Tangen Delta Test”. Jika hasilnya = 0,552%,
artinya : Menurut Standar ANSI C 57.12.90,
isolasinya rusak
• Jika adalahTeknologi “Tangen Delta Test”,
hasilnya = 0,107%, artinya menurut Standar
ANSI C 57.12.90, isolasinya bagus
• Pada suatu saat terjadi air menggenang
dihalaman industri. Bagian Mechanical telah
menentukan akan dipasang pompa 5 HP.
Bagian Electrical harus memasang motor
listrik untuk memutar pompa tsb. Tersedia
digudang Motor listrik AC,3 fasa, 380 Volt, 9
Amper, Effisiensi = 85%.
Motor tersebut dipilih karena setelah dihitung
motor tersebut bisa memutar pompa 5HP
• Sesuai PUIL 2011 ketentuan 510.5.3.1
halaman 400 dari 639 dan Tabel K.52.3.4 pada
PUIL 2011 Amademen 1 tahun 2013, halaman
121 dari 154, Kabel NYM yang akan digunakan
pada motor tersebut diatas adalah (supaya
lebih aman, ukuran kawat dinaikkan satu step)
berukuran 2,5 mm2
• Sesuai dengan Tabel K.52.3.4 pada PUIL 2011
Amademen 1 tahun 2013, halaman 121 dari
154, Ukuran Circuit Breaker yang akan
dipasang adalah 20 A
• Agar mata kita tetap sehat maka Tingkat
pencahayaan (lux) untuk Ruang kerja di
Perkantoran adalah 350 lux
• Objek Pemeliharaan di Pemanfaatan adalah :
Instalasi Listrik, Peralatan Listrik Rumah
Tangga, Sistem Pengendalian, Mesin Listrik,
Programmable Logic Controller (PLC).
• listrik meliputi Jaringan listrik, Pencahayaan,
Pipa Pada Instalasi Listrik, Sistem Pentanahan
• Jaringan listrik yang terdiri dari Alat Pengukur
dan Pembatas, Panel Hubung Bagi (PHB),
Penghantar
• Pencahayaan yang terdiri dari Lampu Pijar,
Neon Sign/Lampu Tabung, Lampu Merkuri,
Lampu Sodium.
• Pipa Pada Instalasi Listrik yang terdiri dari Pipa
Union, Pipa Paralon / PVC, Pipa Fleksibel, Tule
/ Selubung Pipa, Klem / Sangkang, Sambungan
Pipa /Sock, Sambungan Siku, Kotak Sambung.
• Sistem Pengendalian Motor terdiri dari Kontaktor
Magnit, Kontak Utama dan Kontak Bantu, Kontaktor
Magnit dengan Timer, Rele Pengaman Arus
Lebih/Thermal Overload Relay, Sistem Pengendali
Elektromagnetik.
• Yang dimaksudkan sebagai Mesin Listrik dalam
Pemanfaatan adalah :Transformator Satu Fasa,
Transformator Tiga Fasa, Transformator Khusus
(Autotransformator, Transformator Pengukuran),
Generator Arus Searah, Motor Arus Searah, Motor
Induksi Tiga Fasa, Generator Sinkron, Motor Sinkron,
Motor Satu Fasa, Generator Set.
• Insulation (isolasi) sangat berkaitan dengan
terjadinya Short Circuit yang menyebabkan
Shock, Arc & Blast. Teknologi kesatu (paling
awal) adalah Dengan menggunakan Insulation
Resistance Tester (Meger), yang dipergunakan
untuk Tegangan Rendah s/d Tegangan
Menengah
• Insulation Resistance Test merupakan “Go or
No Go Test” (uji keputusan). Jika tegangan
operasi kabel berisolasi 380 Volt , maka
Insulation Resistance minimum adalah sama
dengan 1,38 Mega Ohm
• Proteksi terhadap bahaya akibat petir dilakukan
dengan Kawat penyalur petir Dan Arester.
• Jika ada badai petir diarea terbuka, maka yang
paling aman adalah berlindung Didalam mobil
dengan jendela pintu tertutup.
• Yang dimaksud dengan Ruang khusus dalam PUIL
2011 halaman 548 adalah Ruang dengan sifat dan
keadaan tertentu seperti ruang lembab, ruang
berdebu, ruang dengan bahaya kebakaran dan
ledakan, atau ruang yang memerlukan
pengaturan lebih khusus untuk instalasinya
• Menurut PUIl 2011 halaman 548, yang
dimaksud dengan Instalasi khusus adalah :
Instalasi listrik dengan karakteristik tertentu
sehingga penyelenggaraannya memerlukan
ketentuan tersendiri, misalnya instalasi derek,
instalasi lampu pencahayaan tanda dan
bentuk, dan lain-lain.
• Sistem kabel untuk Instalasi khusus :
Kabel yang berselubung logam, termoplastik atau
elastomerik, termasuk kabel berinsulasi mineral
dapat digunakan untuk perkawatan yang
permanen.
• Pada Instalasi khusus :
Setelah semua kabel terpasang didalam konduit,
fitting pengedap harus diisi dengan kompon yang
tidak dapat mengkerut pada saat mengering dan
kedap air serta tidak dapat rusak disebabkan oleh
bahan kimia yang terdapat dalam ruang bahaya.
• Identifikasi potensi bahaya listrik :
Senada dengan Cara Pencegahan bahaya listrik
• Cara melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan
listrik adalah :
1.Prinsipnya adalah upaya penyelamatan korban sehingga
korban harus dipisahkan dari aliran listrik dengan cara yang
aman sebelum dilakukan pertolongan pertama.
2.Segera hubungi bagian medis yang berwenang untuk
datang kelokasi kecelakaan.
3.Bagi yang sudah terlatih dapat melakukan Pertolonga
pertama, misalnya resisutasi jantung dan/ atau nafas
buatan.

Anda mungkin juga menyukai