Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN


GROUNDING SYSTEM DAN
INSTALASI PENYALUR PETIR

ANGGOTA:
AGUNG IMAM SHOLIHIEN
BERY HAMID
WANDI JAYA NUGRAHA

HOTEL CITRADREAM
BANDUNG
15 FEBRUARI – 5 MARET 2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Listrik merupakan energi yang memiliki peran penting dalam kehidupan makhluk
hidup didunia, terutama manusia selaku pengguna utama. Penggunaan listrik
diberbagai sektor industri, termasuk dilingkungan masyarakat bisa berdampak baik
ataupun sebaliknya. Keselamatan dan keamanan pengguna listrik adalah hal utama
yang perlu di perhatikan dan diawasi.

Untuk memberikan perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja listrik disetiap


kegiatan yang berhubungan dengan instalasi listrik, maka diperlukan perencanaan,
pemasangan, pemeliharaan, pemeriksaan dan pengujian terhadap instalasi,
peralatan dan perlengkapan listrik. Keselamatan dan kesehatan kerja listrik di
tempat bekerja sangat penting untuk mengetahui resiko bahaya sehingga bisa
dilakukan tindakan pencegahan atas resiko dan penanganan jika bahaya listrik itu
terjadi. Untuk itu diperlukan seorang Ahli K3 Listrik untuk melakukan pengawasan
pelaksanaan K3 Listrik di tempat kerja sebagai perpanjangan tangan pengawas K3
Disnaker.

B. Tujuan Pemeriksaan dan Pengujian


Meningkatkan kemampuan dan keahlian serta keterampilan dalam pelaksanaan dan
pengawasan perencanaan, pemasangan, penggunaan, pemeriksaan dan pengujian
instalasi penyalur petir di tempat kerja sesuai dengan hukum dan standar yang
berlaku.

C. Waktu dan Tempat Pemeriksaan dan Pengujian


Waktu Pemeriksaan dan Pengujian : Rabu, 3 Maret 2021
Tempat Pemeriksaan dan Pengujian : Hotel Citradream - Bandung
D. Ruang Lingkup
Pemeriksaan dan Pengujian ini dilakukan pada Grounding Sistem dan Penyalur
Petir

E. Landasan Hukum dan Standar Referensi


Berikut adalah dasar-dasar hukum yang melatar-belakangi:
1. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970, Tentang Keselamatan Kerja.
2. Undang-Undang No. 13 Tahun 2003, Tentang Ketenagakerjaan.
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. 15 Tahun 2008
tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan di Tempat Kerja.
4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. 8 Tahun 2010 tentang
Alat Pelindung Diri.
5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 2 Tahun 1989 yang diamandemen di
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 31 Tahun 2015 Tentang Pengawasan
Instalasi Penyalur Petir.
6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 12 Tahun 2015 yang diamandemen di
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 33 Tahun 2015 Tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Listrik di Tempat Kerja.
7. Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Pengawasan
Ketenagakerjaan No. 311 Tahun 2002 tentang Sertifikasi Kompetensi
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Teknisi Listrik.
8. Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Pengawasan
Ketenagakerjaan No. 37 Tahun 2004 tentang Kelengkapan dan Identitas Ahli
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
9. Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan No. 89
Tahun 2012 tentang Pembinaan Calon Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) Spesialis Listrik.
10. Pemberlakuan semua Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL), PUIL 2011.
11. Standar Nasional Indonesia (SNI), International Electrotechnical Commission
(IEC), dan Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE).
BAB II
PROFIL TEMPAT KERJA PRAKTEK

Citradream Hotels adalah kelompok hotel yang dibangun dan dimiliki oleh PT Ciputra
Hospitality, sebuah perusahaan yang bernaung dibawah Kelompok Usaha
Ciputra. Hotel Citradream saat ini beroperasi di 5 kota yaitu Cirebon, Semarang,
Bandung, Yogyakarta, dan Bintaro.

Pengembangan Citradream Hotels ini akan semakin mengukuhkan keberadaan


Kelompok Usaha Ciputra yang telah dikenal sebagai perusahaan pengembang properti
bereputasi tinggi selama lebih dari 30 tahun. Pengalaman serta kualitas pekerjaan yang
dimiliki Kelompok Usaha Ciputra tentunya akan sangat menunjang dalam
pengembangan hotel-hotel Citradream.

Citradream Hotels menawarkan fasilitas akomodasi modern, bertaraf Internasional dan


dengan harga terjangkau. Target pasar kami adalah para pelaku bisnis dan wisatawan,
baik domestik maupun internasional. Hotel kami menawarkan pelayanan hotel
berkualitas tinggi yang dikemas dalam keramahan khas Indonesia, guna memenuhi
harapan dan kepuasan para tamu kami.
BAB III
PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN

A. Prosedur Pemeriksaan dan Pengujian


1. Mempersiapkan dokumen / checklist riksa dan uji instalasi listrik.
a. Checklist Riksa Uji K3 Grounding System dan Penyalur Petir.
- Pemeriksaan instalasi penyalur petir.
- Pengujian grounding di busbar.
- Pengujian grounding system di bak kontrol.
- Pengujian grounding penyalur petir di bak kontrol.
- Pengujian grounding penyalur petir di kabel BC.
2. Mempersiapkan dokumen / berkas-berkas yang berkaitan dengan instalasi
listrik.
3. Membuat JSA (Job Safety Analysis).
4. Menyiapkan APD (Alat Pelindung Diri).
a. Helem safety
b. Sepatu safety
c. Masker
5. Menyiapkan alat ukur.
a. Clamp Earth Tester
Clamp earth tester adalah alat ukur yang berfungsi mengukur nilai
resistansi pada grounding dalam keadaan instalasi loop tertutup.

Gambar 3.1 Clamp Earth Tester


b. Earth Tester
Earth tester merupakan alat yang fungsi utamanya mengukur suatu nilai
resistansi pada instalasi listrik dan beberapa tipe lain dapat mengukur
tegangan. Satuan ukur earth tester adalah ohm (Ω) untuk resistansi dan
volt (V) untuk tegangan. Terdapat asesoris tambahan berupa tiga buah
kabel dan dua buah stik yang membantu pengukuran grounding.

Gambar 3.3 Digital Earth Tester

B. Pemeriksaan dan Pengujian Grounding System dan Penyalur Petir

Tabel 3.1 Hasil Riksa Uji Grounding System


N Foto Riksa Uji Hasil Dasar Rekomenda
o Hukum si
1 Pengujia Permenaker Hasil uji
n No. 12 sesuai

groundin Tahun 2015 dengan


standar
g di yang
PUIL 2011
busbar diamandem
yang
terbaca en di
menyatakan
sebesar Permenaker
batas
1,69 No. 33 maksimum
ohm. Tahun 2015 pembumian
Tentang sebesar 5
Keselamata ohm.
n dan
Kesehatan
Kerja
Listrik di
Tempat
Kerja.
2 Pengujia Permenaker Hasil uji
n No. 2 Tahun sesuai
groundin 1989 yang dengan
standar
g diamandem
PUIL 2011
penyalur en di
yang
petir di Permenaker
menyatakan
kabel No. 31
batas
BC Tahun 2015 maksimum
terbaca Tentang pembumian
sebesar Pengawasan sebesar 5
3,76 Instalasi ohm.
ohm. Penyalur
Petir.
3 Pengujian Permenaker Hasil uji
groundin No. 2 Tahun sesuai
g 1989 yang dengan
penyalur standar
diamandem
petir di PUIL 2011
en di
bak yang
Permenaker
kontrol menyatakan
No. 31
terbaca batas
Tahun 2015
sebesar 4 maksimum
ohm. Tentang pembumian
Pengawasan sebesar 5
Instalasi ohm.

Penyalur
Petir.
4 Pengujian Permenaker Hasil uji
groundin No. 12 sesuai
g system Tahun 2015 dengan
di bak standar
yang
kontrol PUIL 2011
diamandem
terbaca yang
en di
sebesar 2 menyatakan
Permenaker
ohm. batas
No. 33 maksimum
Tahun 2015 pembumian
Tentang sebesar 5
Keselamata ohm.
n dan
Kesehatan
Kerja
Listrik di
Tempat
Kerja.
Tabel 3.1 Hasil Riksa Uji Instalasi Penyalur Petir
No Foto Riksa Uji Hasil Dasar Rekomend
Hukum asi
1 Air Permenaker Air terminal
terminal No. 2 telah sesuai

berdiri 2 Tahun 1989 standar.

meter yang
diatas diamandem
atap en di
permuka Permenaker
an datar. No. 31
Tahun 2015
Tentang
Pengawasan
Instalasi
Penyalur
Petir.
2 Spesifika Permenaker Air terminal
si dari air No. 2 telah sesuai

terminal Tahun 1989 standar

memiliki yang
radius 85 diamandem
meter. en di
Permenaker
No. 31
Tahun 2015
Tentang
Pengawasan
Instalasi
Penyalur
Petir.

C. Pemeriksaan Gambar Layout Grounding System

Gambar 3.4 Layout instalasi grounding

Seperti pada gambar 3.4 terdapat 5 bak kontrol grounding sistem dan 1 bak
kontrol grounding penyalur petir. Namun tim hanya menemukan 2 bak kontrol
yaitu untuk grounding system dan grounding penyalur petir. Untuk yang lain
tidak ditemukan bak kontrol karena pihak hotel sendiri tidak mengijinkan untuk
mencari lebih dalam.
D. Pemeriksaan Gambar Layout Instalasi Penyalur Petir

Gambar 3.5 Layout instalasi penyalur petir bagian air terminal

Seperti gambar 3.5 didapat luas bangunan 390,71565 m2 dengan tinggi


bangunan 23 m, berdasarkan Permenaker No. 2 Tahun 1989 yang diamandemen
di Permenaker No. 31 Tahun 2015 tentang Pengawasan Instalasi Penyalur Petir
diperlukan instalasi penyalur petir dengan kriteria memenuhi syarat keamanan
terhadap bangunan yang dilindungi. Dalam hal ini, hotel sudah sesuai aturan
baik dari spesifikasi air terminal, down conductor, maupun grounding penyalur
petir.
BAB IV
Kesimpulan

1. Nilai grounding system dan grounding penyalur petir telah sesuai ketentuan yang
menyatakan dibawah 5 ohm.
2. Instalasi penyalur petir yang terpasang telah sesuai ketentuan, satu air terminal
dengan radius 85 m sudah melindungi bangunan dari surja petir
3. Pihak manajemen hotel telah menerapkan Keselamatan dan Keamanan Listrik
dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai