Anda di halaman 1dari 5

11 Pertanyaan Wawancara Kerja untuk

Safety Officer

Wawancara kerja adalah hal yang penting untuk dipersiapkan karena merupakan
salah satu penentu diterima atau tidaknya seseorang bekerja di perusahaan. Khusus
bagi rekan-rekan calon Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) atau safety
officer yang sedang menunggu panggilan wawancara kerja di perusahaan
impiannya, ada baiknya mempersiapkan diri untuk menjawab pertanyaan itu
nantinya.

Saya beberapa kali diminta melakukan wawancara terhadap calon safety


officer. Ada beberapa pertanyaan yang menurut saya penting untuk ditanyakan
kepada kandidat. Pertanyaan-pertanyaan ini bertujuan untuk menilai tingkat
kemampuan kandidat.

Mengingat bahwa jabatan sebagai safety officer di perusahaan merupakan posisi


yang “seksi”, maka recruiter perlu berhati-hati dalam melakukan seleksi.

Berikut daftar pertanyaan yang biasa diajukan oleh interviewer dalam wawancara
kerja untuk posisi safety officer:

1. Sebutkan 5 Regulasi Pemerintah RI tentang K3!

Pertanyaan untuk menilai seberapa jauh kandidat mengerti tentang regulasi


pemerintah yang mengatur tentang keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
Seorang safety officer wajib mengetahui dasar-dasar acuannya dalam bekerja. Salah
satunya mengacu kepada peraturan dan perundang-undangan K3.
Beberapa regulasi pemerintah RI terkait K3:

• Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja


• Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan
• Peraturan pemerintah nomor 50 Tahun 2012 tentang sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
• Permenaker Nomor 8 Tahun 2020 tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut
• Permenakertrans Nomor 9 Tahun 2016 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja dan Pekerjaan pada Ketinggian
• Permenaker Nomor 5 Tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Lingkungan Kerja, dll.
2. Jelaskan Tugas dan Tanggung Jawab Safety Officer di
Perusahaan!

Melalui pertanyaan ini, recruiter ingin menilai seberapa paham kandidat terhadap
tugas dan tanggung jawab Safety Officer di perusahaan. Kandidat seharusnya bisa
menjawab dengan menjelaskan tugas pokok dan fungsi Safety Officer.

Kandidat bisa menguraikan tugas-tugas Safety Officer, antara lain tugas-tugas harian
(daily), mingguan (weekly), dan bulanan (monthly).

Tugas dan tanggung jawab safety officer dapat berupa daily inspection, mencatat dan
melaporkan temuan-temuan terkait K3, memberikan saran-saran perbaikan, aktif
melakukan promosi K3, memastikan fasilitas dan alat keselamatan dalam kondisi
lengkap dan layak digunakan, berpartisipasi aktif dalam penanganan jika timbul
insiden di tempat kerja.

3. Sebutkan Fasilitas dan Alat Keselamatan Kerja yang


Biasa Diperlukan di Perusahaan!

Pertanyaan ini untuk melihat seberapa jauh pemahaman kandidat terhadap fasilitas
dan alat-alat keselamatan yang diperlukan pada sebuah perusahaan. Minimal
kandidat bisa menyebutkan 5 fasilitas atau peralatan keselamatan secara umum.
Misalnya, muster point, jalur evakuasi, alat pemadam api ringan (APAR), fire hydrant,
gas tester, sound level meter, dan alat-alat pelindung diri.

4. Sebutkan dan Jelaskan Level Pengendalian Risiko


(Risk Control) di Bidang K3!
Seorang safety officer wajib tahu level pengendalian risiko di tempat kerja.
Pengendalian risiko tersebut antara lain:

• Eliminasi, yakni menghilangkan sumber-sumber bahaya.


• Subtitusi, yakni dengan mengganti bahan atau alat yang lebih aman dan
ramah lingkungan.
• Rekayasa teknis (engineering), yakni membuat desain, memasang isolasi
terhadap alat atau pun tempat kerja agar aman.
• Administratif, yakni dengan membuat prosedur kerja, instruksi kerja,
pengaturan roster kerja, sistem work permit, dan lain sebagainya.
• Penggunaan alat pelindung diri (APD), dapat berupa safety helmet, wearpack,
safety glass, hand glove, ear muff, safety shoes dan lain sebagainya.
Kandidat safety officer harus memahami opsi-opsi pengendalian risiko, sehingga tidak
berpatok hanya pada penggunaan alat pelindung diri. Dengan mengetahui langkah-
langkah pengendalian risiko, safety officer tidak akan lagi dipandang terlalu kaku.

5. Jelaskan tentang Izin Kerja (Work Permit), dan


Sebutkan Jenisnya!

Izin kerja atau work permit merupakan langkah pengendalian risiko (risk control) pada
level administratif. Fungsinya untuk mengkoordinasikan pekerjaan agar tidak terjadi
aktivitas kerja yang saling bertentangan sehingga menimbulkan insiden.

Berdasarkan jenisnya, work permit dibagi menjadi hot work permit dan cold work
permit. Hot work permit atau izin kerja panas biasanya diterapkan pada pekerjaan
pengelasan, flame cutting, grinding, firing, dan aktivitas lain yang menimbulkan atau
melibatkan percikan api. Sementara cold work permit digunakan untuk aktivitas seperti
bekerja di ruang terbatas (Confined space entry permit), Working at heigth permit, X-
ray permit.

6. Apa yang Anda Ketahui tentang Syarat K3 Bekerja Di


Ketinggian?

Bekerja di ketinggian adalah aktivitas yang dilakukan oleh orang atau tenaga kerja
pada tempat yang memiliki perbedaan level dan memiliki potensi jatuh yang
menyebabkan cedera atau kerugian. Bekerja di ketinggian biasa dilakukan di atas
permukaan tanah atau pun permukaan air.

Agar aman bekerja di ketinggian, perlu diperhatikan kesiapan personel, pastikan


dalam kondisi fit, tidak fobia ketinggian dan memahami praktek kerja aman. Pastikan
akses untuk ketinggian dalam keadaan layak dan diperhitungkan kekuatannya. Untuk
aktivitas di permukaan terbuka, karyawan wajib menggunakan alat pelindung jatuh
(full body harness atau work restrain) dll.

7. Sebutkan Syarat-Syarat Keselamatan Kerja Panas


(Hot Work)!

Pertama, identifikasi potensi-potensi bahaya kebakaran dan ledakan di sekitar lokasi


pekerjaan. Amankan material yang mudah terbakar, pindahkan agar tidak terjangkau
percikan api, jika tidak memungkinkan maka tutup dengan bahan yang tahan api. Bisa
menggunakan fire blanket. Perlu juga menugaskan penjaga api (fire watcher) dan
pastikan tidak ada sisa nyala api sebelum meninggalkan lokasi kerja.

Hot work atau kerja panas perlu dipersiapkan mengingat risiko yang bisa
dimbulkannya. Disarankan menggunakan hot work permit sebelum memulai
pekerjaan. Ini dimaksudkan untuk pengontrolan dan pengawasan setiap pekerjaan
panas di tempat kerja.

8. Terangkan syarat K3 Bekerja di Ruang Terbatas


(Confined Space Entry)!

Syarat K3 bekerja di ruang terbatas, yang pertama adalah pastikan personel telah
terlatih dan memahami risiko bekerja di ruang terbatas. Untuk persyaratan personel
ini harus mengikuti pelatihan kerja di ruang terbatas. Pengecekan atmosfer ruangan
menggunakan gas tester oleh petugas yang kompeten (authorized gas tester) penting
untuk mengetahui keamanan ruangan.

Penerapan permit kerja (confined space entry permit) diperlukan untuk pengawasan
kerja di ruang terbatas. Umumnya, pada form CSE permit ini secara detail telah
mencantumkan syarat-syarat yang perlu dipenuhi saat akan bekerja di ruang
terbatas.

9. Apa yang Akan Anda Lakukan jika Menemukan


Insiden di Tempat Kerja?

Jika dalam aktivitas kerja terjadi insiden, maka safety officer diharapkan mampu
mengambil langkah-langkah:

• Segera meminta bantuan kepada petugas first aid di section terdekat atau
melapor kepada atasan,
• Memeriksa kondisi jika ada yang cedera dengan terlebih dahulu memastikan
lokasi aman,
• Memberikan pertolongan kepada korban cedera jika memungkinkan,
• Memastikan prosedur darurat insiden dijalankan oleh petugas masing-
masing,
• Memastikan lokasi kejadian dan bukti-bukti untuk kepentingan investigasi
tidak berubah atau hilang,
10. Bagaimana Sikap Anda terhadap Karyawan yang
Sengaja Mengabaikan K3?

Kemampuan komunikasi seorang safety officer sangat diperlukan untuk melakukan


promosi K3. Kandidat safety officer diharapkan mampu menggambarkan langkah-
langkah persuasif yang perlu dilakukan terhadap karyawan yang menolak program K3
di perusahaan.

Kandidat safety officer harus mampu melakukan pendekatan dengan menanyakan


kendala yang menjadi alasan karyawan menolak program K3, apa yang menjadi
harapan tenaga kerja terkait program K3 perusahaan, saran-saran yang mungkin ingin
mereka sampaikan, dan memberikan pemahaman bahwa program K3 adalah
keputusan manajemen perusahaan.

11. Apa Tantangan Terbesar saat Bekerja Sebagai


Safety Officer, dan bagaimana anda menyikapinya?

Tidak ada jawaban yang pasti untuk pertanyaan ini. Ada kemungkinan banyak
tantangan dalam penerapa K3 di perusahaan. Tetapi pada umumnya, tantangan
terbesar berasal dari sikap pimpinan perusahaan yang mengabaikan program-
program K3 di perusahaan.

Cara menyikapi pimpinan yang bersikap menolak program K3 bisa dengan sesering
mungkin melakukan pendekatan, bahkan pendekatan secara personal. Meminta
saran-saran perbaikan juga bisa perlahan-lahan menumbuhkan partisipasi dari
pimpinan.

Kesimpulan

Semua daftar pertanyaan di atas adalah merupakan poin-poin yang biasa saya ajukan
saat melakukan wawancara kerja. Tentu saja bukan pertanyaan yang mutlak
digunakan dalam setiap wawancara kerja. Tergantung kepada tujuan user hendak
menggali informasi apa yang diperlukan dari kandidatnya.

Anda mungkin juga menyukai