Safety Officer
Wawancara kerja adalah hal yang penting untuk dipersiapkan karena merupakan
salah satu penentu diterima atau tidaknya seseorang bekerja di perusahaan. Khusus
bagi rekan-rekan calon Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) atau safety
officer yang sedang menunggu panggilan wawancara kerja di perusahaan
impiannya, ada baiknya mempersiapkan diri untuk menjawab pertanyaan itu
nantinya.
Berikut daftar pertanyaan yang biasa diajukan oleh interviewer dalam wawancara
kerja untuk posisi safety officer:
Melalui pertanyaan ini, recruiter ingin menilai seberapa paham kandidat terhadap
tugas dan tanggung jawab Safety Officer di perusahaan. Kandidat seharusnya bisa
menjawab dengan menjelaskan tugas pokok dan fungsi Safety Officer.
Kandidat bisa menguraikan tugas-tugas Safety Officer, antara lain tugas-tugas harian
(daily), mingguan (weekly), dan bulanan (monthly).
Tugas dan tanggung jawab safety officer dapat berupa daily inspection, mencatat dan
melaporkan temuan-temuan terkait K3, memberikan saran-saran perbaikan, aktif
melakukan promosi K3, memastikan fasilitas dan alat keselamatan dalam kondisi
lengkap dan layak digunakan, berpartisipasi aktif dalam penanganan jika timbul
insiden di tempat kerja.
Pertanyaan ini untuk melihat seberapa jauh pemahaman kandidat terhadap fasilitas
dan alat-alat keselamatan yang diperlukan pada sebuah perusahaan. Minimal
kandidat bisa menyebutkan 5 fasilitas atau peralatan keselamatan secara umum.
Misalnya, muster point, jalur evakuasi, alat pemadam api ringan (APAR), fire hydrant,
gas tester, sound level meter, dan alat-alat pelindung diri.
Izin kerja atau work permit merupakan langkah pengendalian risiko (risk control) pada
level administratif. Fungsinya untuk mengkoordinasikan pekerjaan agar tidak terjadi
aktivitas kerja yang saling bertentangan sehingga menimbulkan insiden.
Berdasarkan jenisnya, work permit dibagi menjadi hot work permit dan cold work
permit. Hot work permit atau izin kerja panas biasanya diterapkan pada pekerjaan
pengelasan, flame cutting, grinding, firing, dan aktivitas lain yang menimbulkan atau
melibatkan percikan api. Sementara cold work permit digunakan untuk aktivitas seperti
bekerja di ruang terbatas (Confined space entry permit), Working at heigth permit, X-
ray permit.
Bekerja di ketinggian adalah aktivitas yang dilakukan oleh orang atau tenaga kerja
pada tempat yang memiliki perbedaan level dan memiliki potensi jatuh yang
menyebabkan cedera atau kerugian. Bekerja di ketinggian biasa dilakukan di atas
permukaan tanah atau pun permukaan air.
Hot work atau kerja panas perlu dipersiapkan mengingat risiko yang bisa
dimbulkannya. Disarankan menggunakan hot work permit sebelum memulai
pekerjaan. Ini dimaksudkan untuk pengontrolan dan pengawasan setiap pekerjaan
panas di tempat kerja.
Syarat K3 bekerja di ruang terbatas, yang pertama adalah pastikan personel telah
terlatih dan memahami risiko bekerja di ruang terbatas. Untuk persyaratan personel
ini harus mengikuti pelatihan kerja di ruang terbatas. Pengecekan atmosfer ruangan
menggunakan gas tester oleh petugas yang kompeten (authorized gas tester) penting
untuk mengetahui keamanan ruangan.
Penerapan permit kerja (confined space entry permit) diperlukan untuk pengawasan
kerja di ruang terbatas. Umumnya, pada form CSE permit ini secara detail telah
mencantumkan syarat-syarat yang perlu dipenuhi saat akan bekerja di ruang
terbatas.
Jika dalam aktivitas kerja terjadi insiden, maka safety officer diharapkan mampu
mengambil langkah-langkah:
• Segera meminta bantuan kepada petugas first aid di section terdekat atau
melapor kepada atasan,
• Memeriksa kondisi jika ada yang cedera dengan terlebih dahulu memastikan
lokasi aman,
• Memberikan pertolongan kepada korban cedera jika memungkinkan,
• Memastikan prosedur darurat insiden dijalankan oleh petugas masing-
masing,
• Memastikan lokasi kejadian dan bukti-bukti untuk kepentingan investigasi
tidak berubah atau hilang,
10. Bagaimana Sikap Anda terhadap Karyawan yang
Sengaja Mengabaikan K3?
Tidak ada jawaban yang pasti untuk pertanyaan ini. Ada kemungkinan banyak
tantangan dalam penerapa K3 di perusahaan. Tetapi pada umumnya, tantangan
terbesar berasal dari sikap pimpinan perusahaan yang mengabaikan program-
program K3 di perusahaan.
Cara menyikapi pimpinan yang bersikap menolak program K3 bisa dengan sesering
mungkin melakukan pendekatan, bahkan pendekatan secara personal. Meminta
saran-saran perbaikan juga bisa perlahan-lahan menumbuhkan partisipasi dari
pimpinan.
Kesimpulan
Semua daftar pertanyaan di atas adalah merupakan poin-poin yang biasa saya ajukan
saat melakukan wawancara kerja. Tentu saja bukan pertanyaan yang mutlak
digunakan dalam setiap wawancara kerja. Tergantung kepada tujuan user hendak
menggali informasi apa yang diperlukan dari kandidatnya.