Anda di halaman 1dari 7

EVALUASI SISTEM PERLINDUNGAN PADA BTS (BASE TRANSCEIVER STATION) ARENA

REMAJA PONTIANAK PT.INDOSAT TERHADAP SAMBARAN PETIR

Joninton
D 01109041

Program Studi Teknikelektro Jurusan Teknikelektro


Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Pontianak
Email : joninton23@gmail.com
Abstract Penangkal petir merupakan salah satu perangkat
This study discusses about external and internal yang ada pada BTS, dan berfungsi sebagai
protection at BTS Arena Remaja Pontianak pengamanan terhadap sambaran petir langsung
PT.Indosat. External protection was analyzed maupun tidak langsung.Sambaran petir merupakan
withRolling Sphere Method and BTS’s height is 40 salah satu gejala alam yang sangat berbahaya bagi
meters. The efficiency of BTS Arena Remaja is 0,93 jaringan telekomunikasi, oleh sebab itu jaringan
with protection level II and the radius of rolling telekomunikasi harus memiliki sistem perlindungan
sphere is 30 meters so it could be said that the yang baik terhadap sambaran petir. BTS Arena
protection chamber such as shelter and generator Remaja membutuhkan perlindungan yang baik,
room are safe from direct lightning. Furthermore, the Maka pada penelitian tugas akhir ini akan
grounding resistance number from that membahas kelayakan sistem perlindungan yang ada
measurements is around 0,02-0,07 ohm. pada BTS Arena Remaja Pontianak PT. Indosat
At internal protection known that overvoltage terhadap sambaran petir.Untuk mendukung penelitian
will be occurs with peak currents in Kalimantan ini, maka peneliti menggunakan Metode Bola
Barat, determined base on the average of peak Bergulir (Rolling Sphere Method) dalam menganalisa
sistem proteksi eksternal dan mengevaluasi sistem
currents in the earth, as non ideal value is 36,16 kA
proteksi internalnya.
which can damage the equipment in protection
chamber through the electric power line and signal 2. Tinjauan Pustaka
line (coaxial cable). More voltage in the electrical 2.1 Mekanisme Terjadinya Petir
transmission is 7753,78 kV and in the signal (coaxial
Petir adalah gejala alam yang berhubungan
cable) minimum 0.07764 kV and maximum0.07909 dengan peluahan muatan dari awan ke bumi, antara
kV with the fault of current is 36.16 kA. That voltage awan, antara pusat pusat muatan di awan yang terjadi
will continue flowing to the equipment, so there dalam waktu singkat dan dalam jumlah yang sangat
should be some equipment protection. For an besar.Ditinjau dari jumlahnya, peluahan muatan dari
alternative, mounting arresters can be done in stages awan ke bumi hanyalah 25% dari jumlah peluahan
secara keseluruhan.Meskipun demikian, peluahan
according to the characteristics.
seperti ini sudah cukup banyak mengakibatkan
Keyword : Eksternal Protection, Internal kerusakan dan gangguan pada benda-benda di
Protection, Rolling Sphere Method permukaan bumi, baik yang tersambar langsung
maupun yang terkena induksinya bahkan tak jarang
1. Pendahuluan merenggut korban jiwa.
Perkembangan telekomunikasi semakin
meningkat setiap tahunnya, begitu juga perlindungan 2.2 Penentuan Tingkat Proteksi Berdasarkan SNI 03-
pada BTS (Base Transceiver Station) yang 7015-2004
merupakan unsur penting dalam telekomunikasi. BTS 2.2.1Menghitung kerapatan sambaran petir ke tanah
adalah sebagai interkoneksi antara infrastruktur rata-rata tahunan (Ng)
sistem seluler dengan Mobile Station atau yang Densitas sambaran petir ke tanah (Ng)
disebut dengan Handphone. BTS di GSM (Global dinyatakan dalam sambaran petir ketanah per
System For Mobile) terkenal sebagai perangkat yang kilometer per segi per tahun dan dapat dihitung
terdiri dari perangkat pemancar dan penerima radio, dengan persamaan:
antena dan sebuah perangkat pengolah sinyal radio
lainnya. Ng = 0,04 x Td1,25/km2/tahun………………………...1
Di mana :
Td = Hari guruh rata-rata pertahun yang diperoleh bergulir diatas tanah.Titik sentuh bola bergulir pada
dari data isokeraunic level di daerah tempat struktur struktur adalah titik yang disambar petir dan pada
yang akan diproteksi yang dikeluarkan oleh Badan titik tersebut harus diproteksi oleh konduktor
Meteorologi dan Geofisika (BMG). terminasi udara (air terminal).

2.2.2 Menghitung area cakupan ekivalen (Ae) Tingkat h(m) 20 30 45 60


Area cakupan ekivalen adalah area permukaan perlindungan RM α(°) α(°) α(°) α(°)
tanah yang dianggap sebagai bangunan gedung yang I 20 25 ‒ ‒ ‒
mempunyai frekuensi sambaran petir langsung
II 30 35 25 ‒ ‒
tahunan dan dapat di hitung dengan persamaan :
III 45 45 35 25 ‒
Ae = ab + 6h (a +b) + 9𝜋h2………………………..2 IV 60 55 45 35 45
Di mana
a = Panjang bangunan (m) Tabel 1 Tingkat Perlindungan Terminal Udara (hanya
b = Lebar bangunan (m) menggunakan Metode Bola Bergulir dan Metode Jala
h = Tinggi bangunan (m) dalam kasus ini.
1:3
h s
1:3
h s 2.4 Proteksi Internal
Saluran tranmisi peralatan elektronik umumnya
mempergunakan kabel koaksial dimana pada kabel
a
tersebut terjadi tegangan lebih akibat sambaran petir
h
3

b
b tidak langsung. Untuk tegangan lebih pada kabel
koaksial dapat dihitung dengan persamaan :
3h

a Ae
Ae
b1
b1
A B
Vlbh = (𝑟𝑘 . 𝑖𝑘𝑜𝑎𝑘 )𝑙 (𝑘𝑉)……………….…………..4
Gambar 1: Area cakupan ekivalen sebuah bangunan
gedung di daerah datar. Dimana :
2.2.3 Menghitung frekuensi sambaran petir langsung rk = Kopling resistansi (ohm/m)
setempat (Nd) ikoak= Arus petir yang mengalir pada kabel koaksial
Untuk frekuensi rata-rata tahunan sambaran petir (kA)
langsung (Nd) ke bangunan gedung dapat dihitung l = panjang kabel koaksial (m)
dengan persamaan : Untuk menghitung nilai tahanan kopling digunakan
persamaan :
Nd = Ng x Ae 10-6 / tahun………………………...…..3
1 1
Di mana 𝑟𝑘 = 0,083√𝑓 [ + ] (Ω⁄𝑚)…...……….…..…....5
𝑑 𝐷
Ng = Kerapatan sambaran petir ketanah
(sambaran/km2/tahun) Dimana :
Ae= Area cakupan ekivalen dari bangunan d = Diameter dalam kabel koaksial (m)
gedung (m2) D = Diameter luar kabel koaksial (m)
Setelah semua telah di ketahui yaitu Hari guruh f = Frekuensi (Hz)
rata-rata pertahun (Td), kerapatan sambaran petir ke
tanah rata-rata tahunan (Ng), Area cakupan ekivalen Untuk arus petir yang mengalir melalui
(Ae), dan frekuensi sambaran petir langsung setempat kabel koaksial tersebut didistribusikan melalui
(Nd), maka pengambilan keputusan perlu atau impedansi total antara kabel koaksial, menara dan
tidaknya memasang system proteksi petir pada down conductor. Dengan rumus sergeant yang
bangunan bedasarkan persamaan di atas dilakukan menggunakan pendekatan model menara transmisi
sebagai berikut : maka impedansi menara antenna BTS (Zt) dapat
a. Jika Nd ≤ Nc tidak perlu sistem proteksi dihitung dengan persamaan :
b. Jika Nd> Nc diperlukan perlukan sistem
2(ℎ𝑡 2 +𝑟𝑡 2 )
proteksi petir dengan efisiensi : 𝑍𝑡 = 30𝑙𝑛 𝑟𝑡 2
……………………….……….6
E = 1 - Nc/ Nd
2.3 Perlindungan Dengan Metode Bola Bergulir Dimana :
(Rolling Sphere Method) rt = jari-jari ekivalen kaki menara (m)
Metode bola bergulir lebih baik jika digunakan
pada bangunan yang betuknya rumit.Dengan metode ht= tinggi menara antenna (m)
ini seolah-olah ada suatu bola dengan radius R yang
Jari-jari ekivalen kaki menara rt dapat
dihitung menggunakan rumus Anderson dan
4. Pengolahan Data Dan Analisis Hasil
hangenguth :
4.1 Data existing Pada Bts Arena Remaja
ho
ln rt = x (ln xb -0,87) Nama TinggiBangun Panjang Lebar
ht (xb –xu ) b Banguna a (m) Banguna Banguna
ht - ho n n (m) n (m)
–xu (ln xu -0,87)+ ht
ln(1,14.xu ).……….7
Menara 40 3.60 3.60
Dimana:
ht= tinggi total menara (m) Ruang 2,97 6.75 3.00
ho = tingggi menara yang tidak meruncing (m) Shelter
xb = lebar kaki menara (m) Ruang 2,75 5.75 3.10
xu = lebar atas menara (m) Genset

Tabel 2 Konfigurasi Bangunan (Menara Dan


3. Metode Penelitian Dan Sisitem Pengumpulan Gedung)
Data Pada BTS Arena Remaja Pontianak Pt.
Indosat 4.2 Pententuan Kebutuhan Bangunan Akan Proteksi
Petir Berdasarkan Standar Nasional Indonesia
Diagram Alir Penelitian (SNI 03-0715-2004)
 Menghitung kerapatan sambaran petir ke tanah
Mulai rata-rata tahunan (Ng)
Untuk menentukan Kerapatan Sambaran
Petir Ke Tanah (Ng) dapat menggunakan persamaan
1yaitu :
Menyiapkan data
1. Data geometrik tower dan tahanan Ng = 0,04 x Td1,25/km2/tahun
pembumian Ng = 0,04 x 2191,25
2. Mengetahui sistem proteksi yang digunakan Ng = 33,6988 /km2/tahun
pada BTS,
3. Sistem perlindungan internal yang berupa Di mana
diagram pengawatan dari arrester surja Td = Hari guruh rata-rata pertahun
yang terpasang.
 Menghitung area cakupan ekivalen (Ae)
Area cakupan ekivalen (Ae) dapat dihitung dengan
persamaan 2yaitu :
Proteksi eksternal Proteksi internal
- Perhitungan daerah - Perhitungan Ae = ab + 6h (a +b) + 9𝜋h2
proteksi sistem tegangan lebih Ae = (3.6 x 3.6) + 6 x 40 (3.6 + 3.6) + 9 x
proteksi petir pada akibat induksi 3,14 x 402
menara/tower melalui saluran Ae = 46.956,96 m2
- Perhitungan dan transmisi listrik.
evaluasi pada - Perhitungan Di mana
terminal udara (finial tegangan lebih a = Panjang bangunan (m)
penangkap petir) akibat induksi b = Lebar bangunan (m)
- Perhitungan pada melalui saluran h = Tinggi bangunan (m)
sistem pembumian transmisi sinyal
 Menghitung frekuensi sambaran petir langsung
setempat (Nd)
Sedangkan untuk menghitung frekuensi
Evaluasi data sambaran petir langsung setempat (Nd) yang
diperkirakan pada BTS Arena Remaja dengan
persamaan 3yaitu :
Kesimpulan dan Saran

Selesai
Nd = Ng x Ae 10-6 / tahun 4.4Sistem Pembumian
Nd = 33,6988 x 46.956,96x 10-6 / tahun Untuk mengetahui kalayakan sistem
Nd = 1,58 sambaran petir per tahun pembumian dapat dilakukan dengan menggunakan
Earth Tester meter.Untuk besarnya tahanan sistem
Di mana pembumian pada BTS Arena Remaja dapat diketahui
Ng= Kerapatan sambaran petir ketanah melalui pengukuran yang telah dilakukan yaitu :
(sambaran/km2/tahun) Resistansi kaki menara (satu) sebesar ± 0.06 Ohm
Ae = Area cakupan ekivalen dari bangunan gedung Resistansi kaki menara (dua) sebesar ± 0.04 Ohm
(m2) Resistansi kaki shelter (satu) sebesar ± 0.04 Ohm
Resistansi kaki shelter (dua) sebesar ± 0.05 Ohm
 Menentukan efisiensi SPP pada menara BTS Resistansi bak kontrol (satu) sebesar ± 0.02 Ohm
Selanjutnya menentukan tingkat proteksi Resistansi bak kontrol (dua) sebesar ± 0.03 Ohm
pada bangunan bedasarkan perhitungan Nd dan Resistansi pagar sebesar ± 0.07 Ohm
Nc.dapat dilakukan sebagai berikut Berdasarkan hasil pengukuran yang terlihat pada
a. Jika Nd ≤ Nc tidak perlu sistem proteksi petir gambar di atas bahwa untuk sistem pembumian pada
b. Jika Nd> Nc diperlukan sistem proteksi petir BTS Arena Remaja sesungguhnya sangat baik hal ini
Di mana frekuensi sambaran petir tahunan setempat terlihat bahwa dengan nilai resistansi rata-rata di
yang diperbolehkan (Nc) adalah 10-1. bawah 1 Ohm dan hal ini sudah memenuhi syarat
Maka dapat diketahui bahwa nilai Nd>Nc dan nilai ketentuan yang berdasarkan PUIL 2000 PASAL
efisiensinya adalah: 3.13.2.10 untuk resistansi pembumian total seluruh
E = 1- Nc/ Nd sistem tidak boleh lebih dari 5 Ohm.
E = 1- 10-1/ 1,58
E = 1- 0,063
4.8 Analisa Perhitungan Pada Proteksi Internal
E = 0,93
Bedasarkan table 3 di bawah ini, bahwa untuk Dalam sistem komunikasi pada BTS digunakan
nilai efisiensi 0,93 masuk kedalam gelombang tingkat kabel koaksial yang berfungsi untuk menghantar data
proteksi level II ke peralatan pengelola sinyal. Dan untuk kabel
Tabel 3 :Efisiensi Sistem Proteksi Petir koaksial yang digunakan yaitu : merek LUXS dengan
diameter luar kabel yaitu 2,39.10‒2 m, diameter dalam
Tingkat Proteksi Efisiensi SPP kabel 0,75.10‒2 m dan panjang 40 m. dengan
I 0,98 menggunakan pendekatan model menara transmisi
II 0,95 maka impedansi menara BTS (Zt) dapat dihitung
III 0,90 dengan persamaan 6yaitu :
IV 0,80 2(402 + 1,536 2 )
𝑍𝑡 = 30𝑙𝑛
1,536 2
4.3 Konsep Metode Bola Bergulir (Rolling Sphere Zt = 216,4204 Ohm
Method)Pada Perlindungan Eksternal
Level proteksi pada menara BTS Arena Remaja Dan Jari-jari ekivalen kaki menara rt dapat dihitung
yaitu tingkat proteksi level II maka radius bola yang menggunakan persamaan 7yaitu :
akan digunakan adalah 30 m yang dapat dilihat
berdasarkan dari tabel 2. rt (BTS)= 1,536 m

Dengan data existing menarara yaitu


Tingggi total menara (ht)= 40 m
Tingggi yang meruncing (ho)= 32 m
Lebar kaki menara (2xb)= 5 m
Lebar bagian atas menara (2xu) = 1,2 m

Impedansi kabelkoaksial adalah = 50 Ohm


Banyaknya kabel koaksial = 19
maka impedansi total pada kabel koaksial = 2,631
Ohm
untuk impedansi total sistem penyalur petir = R
Gambar 2: Daerah perlindungan menggunakan terminal udara + R down conductor + R pembumian
Metode Rolling Sphere pada menara BTS Arena maka total impedansi sistem penyalur petir adalah
Remaja mendekati 0,5 Ohm
Sehingga dapat diketahui total pembagian arus petir Berdasarkan data-data yang diperoleh serta
adalah harga rkyang sudah diketahui maka tegangan lebih
1 1 1 pada kabel koaksial sudah dapat diketahui untuk
= + +
2,631 216,4204 0,5 berbagai frekuensi dengan persamaan 5 :

108,2102 + 1,3155 + 569,4022 Vlbh = (rK.𝑖𝑘𝑜𝑎𝑘 )l(kV)


Maka =
284,7011
678,9279 Vlbh = (0,01441x0,3033) 40 (kV)
=
284,7011 = 0,17482 kV
Dan besarnya arus petir yang terdistribusi secara Tabel 5 : Hasil Perhitungan Tegangan Lebih Pada
merata ke 19 kabel koaksial dengan besar arus petir Kabel Koaksial Untuk Berbagai Frekuensi.
16,06 kA adalah

108,2102 Frekuensi Tegangan Lebih


= x 36,16 = 5,7633 kA (MHz) (kV)
678,9279
5,7633 925 0,17482
Maka𝑖𝑘𝑜𝑎𝑘 = = 0,3033 kA
19 930 0,17518
935 0,17567
Untuk mengetahui tegangan lebih pada transmisi 940 0,17615
sinyal (kabel koaksial) terlebih dahulu mengetahui r k 945 0,17664
(Kopling resistansi (Ohm/m) yaitu dengan persamaan 950 0,17712
5:
955 0,17761
rk = 0,083 √𝑓[1/d + 1/D] Ohm/m 960 0,17809
Dimana :
d = 7,5 mm = 0,0075 m Bedasarkan tabel di atas tegangan sebesar
minimal 0,17482kV dan maksimal 0,17809 kV ini
D = 23,9 mm = 0,0239 m akan mengalir pada peralatan elektronik melalui
kabel koaksial. Dan tegangan ini dapat menimbulkan
f = Frekuensi (MHz)
karusakan pada peralatan sehingga perlu diberikan
Untuk BTS Arena Remaja bekerja pada frekuensi peralatan proteksi yang dapat memotong tegangan
925 ‒ 960 MHz . Maka diperoleh haga rk untuk tersebut. Sesuai perhitungan yang telah dilakukan
masing-masing frekuensi sebagai berikut : pada sub bab sebelumnya yaitu pada sub bab
1 1 IV.4.2.1. Maka telah diketahui bahwa untuk sistem
𝑟𝑘 = 0,083√925 ( + ) proteksi yang ada saat ini sudah cukup baik
0,0075 0,0239
mengingat tegangan sebesar minimal 0,17482kV dan
= 0,01441 Ohm/m maksimal 0,17809 kV sudah dapat dipotong olrh
arrester jenis OBBO V25-B+C/4.
Dengan perhitungan yang sama maka Antena

diperoleh harga rk seperti diperlihatkan pada tabel 4.


Grounding Kit

Tabel 4 :Hasil Perhitungan Harga rK Untuk Masing- Radio

Masing Frekuensi
Coaxial Cable

Frekuensi Resistansi Kopling (rK)


(MHz) Ohm/m
Grounding Kit Wall Gland
925 0,01441
930 0,01444
935 0,01448 Peralatan Penyedia Frekuensi
Radio
940 0,01452
945 0,01456 Arrester

950 0,01460 Gambar 7 :Perlindungan Kabel Koaksial Dan


955 0,01464 Peralatan ElektronikMenggunakan Satu Buah
960 0,01468 Arrester
5.Kesimpulan
Dari hasil analisa dan perencanaan sistem proteksi 3. Jongsar Situmorang. 2004, “Sistem Proteksi
pada BTS Arena Remaja Pontianak PT. Indosat, yang Stasiun PT. TVRI (PERSERO) Pontianak
telah dilakukan pada penelitian ini, dapat Terhadap Tegangan Lebih Impuls Petir”.
disimpulkan : Skripsi Dapartemen Teknik Elektro Fakultas
1. Pada perhitungan dengan menggunakan Metode Teknik Universitas Tanjungpura Pontianak.
Bola Bergulir (Rolling Sphere Method) telah 4. SNI 03-7015-2004. 2004, “Sitem Proteksi Petir
didapat bahwa BTS Arena Remaja mempunyai Pada Bangunan Gegung” Badan Standarisasi
nilai efisiensi 0,93 sehingga untuk radius bolanya Nasional.
adalah 30 m dengan ketinggian menara BTS 40 m 5. SNI 04-0225-2000, “Persyaratan Umum
maka untuk bangunan pelindung di sekitar Instalasi Listrik 2000” (PUIL 2000)
menara BTS tersebut dapat dikatakan aman dari 6. Soli Akbar Hutagaol. 2009, “Studi Tentang
sambaran petir langsung. Sistem Penangkal Petir Pada BTS ( Base
2. Tinggi terminasi udara pada BTS Arena Remaja Transceiver Station )”. Skripsi. Departemen
yaitu 1,5 m, sehingga dapat dikatakan tidak baik, Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
dikarenakan pada kriteria yang telah dibuat di Sumatra Utara.
dalam SNI 03-7015-2004,6.5.6 tentang pemilihan 7. Widhya Putra P. 2009, “Evaluasi sistem
jenis sistem terminasi udara, di mana tinggi proteksi pada base transceiver ststion (BTS)”.
terminasi udara sebaiknya antara 2-3 m untuk Skripsi Dapartemen Teknik Elektro Fakultas
mencegah frekuensi sambaran langsung. Teknik Universitas Indonesia.
3. Dengan mengamati dan mencari data existing 8. Yakobus Omerus. 2005, “Stadi Sistem Proteksi
pada konduktor penyalur yang terpasang pada Tegangan Lebih Petir Pada BTS (Base
BTS Arena Remaja maka penggunaan kawat BC Transceiver Station) Gunung Lugi
50 SQMM yang menggunakan bahan tembaga PT.SATELINDO”. Skripsi Dapartemen Teknik
dengan luas penampang 50 mm2 sudah Elektro Fakultas Teknik Universitas
memenuhi syarat minimum penggunaan pada Tanjungpura Pontianak.
konduktor penyalur berdasarkan ketentuan dari
SNI 03-7015-2004. Biografi
4. Tahanan sistem pembumian pada BTS Arena Joninton lahir di Dapan pada tanggal 08 Juni
Remaja sesungguhnya sangat baik yaitu berkisar 1990.Anak ke-tiga dari Bapak Herkulanus Anga
dari 0.02 Ohm - 0.07 Ohm, hal ini terlihat bahwa (Alm) dan Ibu Yuliana Taem.Penulis memulai
dengan nilai resistansi rata-rata di bawah 1 Ohm pendidikan dasar di SD N 17 Dapan, Bengkayang
dan hal ini sudah memenuhi syarat ketentuan dan lulus pada tahun 2002, kemudian melanjutkan
yang berdasarkan PUIL 2000 PASAL 3.13.2.10 pendidikan menengah di SLTP N 1 Ledo,
untuk resistansi pembumian total seluruh sistem Bengkayang dan lulus pada tahun 2005. Penulis
tidak boleh lebih dari 5 Ohm. kemudian melanjutkan pendidikan menengah atas di
5. Untuk sistem proteksi yang ada saat ini sudah SMK 1 Singkawang dan lulus pada tahun 2009.
cukup baik mengingat tegangan sebesar minimal Penulis melanjutkan pendidikan keperguruan tinggi
0,17482 kV dan maksimal 0,17809 kV sudah pada tahun 2009 di Universitas Tanjungpura, pada
dapat dipotong olrh arrester jenis OBBO V25- program Studi Teknik Elektro, jurusan Teknik
B+C/4. Elektro, Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura
sampai pada tahun 2015 mendapatkan gelar Sarjana
Teknik.
Referensi
1. Heronimus. 2005, “Studi Kelayakan Sistem
Penangkap Petir Pada Rumah Sakit Santo
Antonius Pontianak Dengan Menggunakan
Metode Rolling Sphere”. Skripsi Dapartemen
Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Tanjungpura Pontianak.
2. Ismartono Balango. 2011, “Evaluasi Sistem
Perlindungan Terhadap petir Pada Manara
Telkomunikasi PT.TELKOMSELPontianak”.
Skripsi Dapartemen Teknik Elektro Fakultas
Teknik Universitas Tanjungpura Pontianak.

Anda mungkin juga menyukai