Anda di halaman 1dari 34

SISTEM PROTEKSI PETIR

Teknik Instalasi
Bagaimana PETIR bisa terjadi???
Arus petir
 Sebuah sambaran petir akan memiliki amplitudo
dan arus yang tinggi.
 Arus petir sangatlah besar… jadi apakah luas
penampang konduktor yang diperlukan juga besar???
 Untuk menyalurkan arus petir yang dapat mencapai
ratusan kiloamper tidak harus menggunakan konduktor
yang memiliki luas penampang yang besar, karena
arus puncak petir hanya terjadi beberapa mikrodetik.
 Hal yang perlu diperhatikan adalah konduktor yang
mampu menghantarkan arus yang besar pada durasi
yang sangat singkat.
Penyaluran Petir
 Arus petir akan discharge ke bumi dengan jalan
yang paling konduktif atau paling kecil
resistifitasnya.
 Saat konduktor proteksi petir dilalui arus sambaran
petir, sangatlah mungkin orang ataupun bangunan
disekitarnya akan diloncati oleh arus sambaran
tersebut.
Ruang Proteksi
 Ruang proteksi adalah daerah yang berada di
sekitar proteksi petir yang dapat terhindar dari
sambaran langsung petir.
 Ada dua jenis ruang proteksi yaitu ruang proteksi
konvensional dan ruang proteksi non konvensional.
Ruang proteksi konvensional
 Ruang proteksi dari suatu penangkal petir
berbentuk ruang kerucut dengan sudut puncak yang
berbeda-beda.
 Besar dari sudut proteksi tergantung kepada
tingkat proteksinya (SNI).
 Semakin kecil sudut proteksi maka semakin tinggi
tingkat proteksi yang diperoleh, namun semakin
mahal biaya pembangunannya.
Ruang proteksi konvensional
Ruang proteksi non konvensional
 Ruang proteksi menurut model elektro geometri hampir
sama dengan ruang kerucut, hanya saja bidang miring
dari kerucut tersebut dengan jari-jari tertentu.
 Besar jari-jari ini sama dengan besarnya jarak sambar
dari lidah petir. Jarak sambar (kemampuan menyambar
atau menjangkau benda) dari lidah petir ini ditentukan
oleh besarnya arus petir yang terjadi. Dalam SNI
besarnya jari-jari kelengkungan dari bidang miring
ditentukan oleh tingkat proteksinya.
Konsep ruang proteksi menurut model
elektrogeometri
Perancangan Sistem Proteksi Petir

 Memahami dengan jelas struktur bangunan, luas


daerah yang akan diproteksi (ruang proteksi), dan
pemasangan komponen peralatan proteksi.
 Sistem proteksi petir yang terdiri dari sistem
terminasi udara, konduktor penyalur dan sistem
terminasi bumi didesain memiliki nilai impedans
yang rendah agar dapat mengalirkan arus petir
melewati sistem proteksi petir dari bangunan yang
akan dilindungi.
Diagram alir perancangan sistem
proteksi petir
Pemilihan tingkat
proteksi

Perancangan sistem proteksi petir


eksternal

Sistem terminasi udara

Sistem konduktor penyalur

Sistem terminasi bumi

Sistem proteksi petir internal jika


dibutuhkan

Pemilihan bahan

Gambar dan spesifikasi perancangan


sistem proteksi petir
Prosedur penentuan tingkat proteksi
MULAI

Data masukan :
•kondisi lingkungan sekitar
bangunan gedung
•karakteristik bangunan gedung

Tentukan Nd dan Nc

Ya
Apakah
Nd ≤ Nc

Tidak

Hitung : Ec = 1- ( Nc / Nd )

Tentukan E ≥ Ec

Apakah E Tidak
≤ Ec

Tentukan tingkat
Ya proteksi yang cocok
Rancangan tindakan
Proteksi tidak Tentukan tingkat proteksi
proteksi tambahan
diperlukan yang cocok dengan harga E
Frekuensi sambaran petir langsung(Nd)
 SNI (IEC 1024-1-1) jumlah rata-rata frekuensi sambaran
petir langsung pertahun (Nd) dapat dihitung dengan
perkalian kerapatan sambaran petir ke bumi per tahun
(Ng) dan luas daerah perlindungan efektif pada gedung
(Ae).
N d = N g . Ae .10 −6
 Nd = densitas sambaran langsung ke tanah rata-
rata tahunan, sambaran petir per kilometer
persegi per tahun, dalam daerah di tempat
bangunan gedung berada.
 Ng = kerapatan sambaran petir ke tanah
(sambaran/Km2/tahun)
 Ae = luas daerah yang masih memiliki angka sambaran
petir (Km2).
Kerapatan sambaran petir ke tanah

 Kerapatan sambaran petir ke tanah dipengaruhi


oleh hari guruh rata-rata per tahun di daerah
tersebut. Hal ini ditunjukkan oleh hubungan sebagai
berikut :
N g = 4.10 −2.T 1.26
 dengan :
Ng = kerapatan sambaran petir ke tanah
(sambaran/Km2/tahun)
T = hari guruh per tahun
Hari guruh (T)
 Hari guruh adalah banyaknya hari dimana
terdengar guntur paling sedikit satu kali dalam
jarak kira-kira 15 km dari stasiun pengamatan.
 Hari guruh biasa juga disebut hari badai guntur
(thunderstormdays). Isokeraunic level adalah jumlah
hari guruh dalam satu tahun di suatu tempat.
Area cakupan ekivalen
 Nilai Ae dapat dihitung sebagai berikut :
Ae = ab + 6h(a + b) + 9h 2

 dengan :
Ae = area cakupan ekivalen dari bangunan
gedung (m2)
a = panjang atap gedung (m)
b = lebar atap grdung (m)
h = tinggi atap gedung (m)
Efisiensi Sistem Proteksi Petir
 E ≥ 1 – Nc/Nd

Efisiensi sistem
Tingkat proteksi
proteksi petir E

I 0,98
II 0,95
III 0,90
IV 0,80

Tabel. Efisiensi sistem proteksi petir sehubungan dengan tingkat proteksi


Nilai kritis dari efisiensi sistem proteksi petir yang
dikehendaki sebagai fungsi dari Nd dan Nc
Proteksi Eksternal
 Instalasi dan alat-alat di luar suatu struktur
gedung/bangunan untuk menangkap dan
menghantarkan arus petir ke sistem pembumian.
 Berfungsi sebagai ujung tombak penangkap
muatan listrik dan arus petir di tempat tertinggi.
Terminasi udara (air termination)
 Terminasi udara adalah bagian sistem proteksi
petir eksternal yang dikhususkan untuk menangkap
sambaran petir, berupa elektroda logam yang
dipasang secara tegak maupun mendatar.
 Ada 3 (tiga) metode yang digunakan untuk
menentukan penempatan terminasi udara dan untuk
mengetahui daerah proteksi. Ketiga metode
tersebut adalah: metode jala, metode sudut
proteksi, dan metode bola gulir.
Metode jala (mesh size method)
 Metode ini digunakan untuk keperluan
perlindungan permukaan yang datar karena bisa
melindungi seluruh permukaan bangunan. Daerah
yang diproteksi adalah keseluruhan daerah yang
ada di dalam jala-jala.

Tingkat h (m) 20 30 45 60 Lebar mata


Proteksi R (m) α0 α0 α0 α0 jala (m)
I 20 25 - - - 5
II 30 35 25 - - 10
III 45 45 35 25 - 10
IV 60 55 45 35 - 20
Metode sudut proteksi
(protective angle method)
 Metode sudut proteksi cocok untuk bangunan gedung atau
bagian kecil dari bangunan gedung yang lebih besar, metode
ini tidak cocok untuk bangunan gedung yang lebih tinggi dari
radius bola gulir yang sesuai dengan tingkat proteksi.
Perancangan terminasi udara menurut
metode sudut proteksi
Perancangan terminasi udara menurut
metode bola gulir
 Metode bola gulir cocok untuk bentuk bangunan
yang rumit.
Konduktor Penyalur
 Bagian sistem proteksi eksternal yang dimaksudkan
untuk melewatkan arus petir dari sistem terminasi
udara ke sistem pembumian.
 Konduktor ke bawah terbagi menjadi konduktor
penyalur utama yaitu jenis logam yang disiapkan
secara khusus untuk menyalurkan arus petir ke
tanah dan konduktor penyalur pembantu yaitu
penghantar lain berupa pipa air hujan dari logam
atau bahan konstruksi bangunan dari logam yang
dimanfaatkan untuk penyalur arus petir ke tanah.
Sistem terminasi bumi
 Fungsi dari sistem terminasi bumi adalah sebagai
berikut :
1. Menyalurkan arus petir ke bumi
2. Sebagai ikatan penyama potensial di antara
konduktor penyalur
3. Pengendalian potensial pada sekitar dari dinding
konduktif bangunan
4. Mencegat arus petir sewaktu menyebar pada
permukaan bumi.
Konstruksi terminasi bumi
Susunan pembumian tipe A
 Jenis susunan ini terdiri dari elektroda bumi radial atau
tegak. Masing-masing konduktor penyalur harus
dihubungkan dengan sekurang-kurangnya satu
elektroda bumi terpisah yang terdiri dari elektroda
radial atau tegak (atau miring). Jumlah minimum
elektroda bumi harus dua pada satu sistem proteksi
petir. Panjang minimum masing-masing elektroda
adalah sebagai berikut :
 l1 untuk elektroda mendatar radial
 0.5 l1 untuk elektroda tegak atau miring
 l adalah panjang minimum elektroda radial. Untuk jenis
elektroda bumi ini.
Susunan pembumian tipe B
 Untuk elektroda bumi cincin (atau elektroda bumi pondasi), radius rata-rata
r dari daerah yang dicakup oleh elektroda bumi cincin (atau elektroda
bumi pondasi) tidak boleh lebih kecil dari nilai l1.
 r ≥ l1
 l1 diberikan pada gambar 3.17 sesuai dengan tingkat proteksi I dan II
sampai dengan IV, secara berturut-turut. Jika nilai l1 yang disyaratkan lebih
besar dari nilai r yang tepat, elektroda radial atau tegak (atau miring)
tambahan harus di tambahkan yang masing-masing panjang l1 (mendatar)
dan lv (tegak) diberikan oleh rumus sebagai berikut :
lr = l1 – r (3.5)
dan
 lv = (l1 – r)/2 (3.6)

 Untuk panjang elektroda bumi diberikan oleh SNI 2004 sesuai dengan
tingkat proteksi.
Gambar 3.17

Panjang minimum elektroda bumi l1 dengan tingkat proteksi (tingkat proteksi II-IV
tidak tergantung pada resistivitas tanah)
Pemilihan Bahan
Penggunana Korosi
Dalam Elektroli-
Bahan Dalam Dalam
udara Resistan Meningkat oleh tik
tanah beton
terbuka dengan

Klorida
Padat Padat
konsentrasi
Berserabut Berserabut Terhadap
Tembaga - tinggi -
Sebagai Sebagai banyak bahan
Senyawa sulfur
pelapisan pelapisan
Bahan organik

Baik, walaupun
Baja galvanis Padat
Padat Padat dalam tanah - Tembaga
panas Berserabut
asam
Stainless Padat Terhadap Air dengan
Padat - -
steel stranded banyak bahan larutan klorida
Padat
Aluminium - - - Agen basis Tembaga
Berserabut
Padat Padat Sufat
Lead Sebagai Sebagai - konsentrasi Tanah asam Tembaga
pelapis pelapis tinggi
Dimensi minimum untuk bahan sistem
proteksi petir

Konduktor Terminasi
Tingkat Terminasi-
Bahan penyalur bumi
proteksi udara (mm2)
(mm2) (mm2)

Cu 35 16 50
I sampai
Al 70 25 -
IV
Fe 50 50 80
Tebal minimum lempengan logam atau pipa
pada sistem terminasi udara

Tingkat Ketebalan t
Bahan
proteksi (mm)

Fe 4
I sampai
Cu 5
IV
Al 7

Anda mungkin juga menyukai