MBI-204
REV
0.1
PEMERIKSAAN TEKNIS
(TANUR / FURNACE)
DAFTAR ISI
1 Tujuan
2 Ruang Lingkup
3 Definisi
4 Peraturan Pemerintah
5 Referensi
6 Tanggung Jawab
7 Prosedur Kerja
1. TUJUAN
a. Pesawat Tenaga dan Produksi merupakan peralatan teknik spesifikasi yang mengandung resiko
bahaya tinggi yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan.
b. Prosedur ini meliputi persyaratan minimum untuk pemeriksaan Pesawat Tenaga dan Produksi jenis
tanur / furnace.
c. Tujuan dari dokumen ini adalah untuk memastikan bahwa Tanur / Furnace dalam kondisi yang
aman, baik pada saat konstruksi dan operasi yang dimaksud, dirancang dan dibangun sesuai kode-
kode standar yang ada untuk menghindari agar tidak terjadi kecelakaan sebelum dan dalam periode
pemakaian.
d. Serta untuk meyakinkan apakah Tanur / Furnace setelah mengalami perbaikan, dan modifikasi telah
bisa dioperasikan dengan aman agar dapat memaksimalkan Tanur / Furnace keadaan layak selama
mungkin agar tidak menghambat proses produksi maupun operasional.
e. Memberikan pedoman bagi inspektur untuk melakukan tinjauan, pemeriksaan, verifikasi dan
pengujian pada Tanur / Furnace untuk memenuhi persyaratan yang diminta.
f. Mencegah terjadinya penyebab - penyebab yang dapat memungkinkan timbulnya resiko bahaya
kesehatan dan keselamatan kerja terhadap keadaan sekitar sesuai dengan peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku.
g. Laporan hasil pemeriksaan teknis Tanur / Furnace ini menjadi dasar Evaluasi DEPNAKER untuk
mengeluarkan surat keterangan pemakaian ataupun sebagai dasar pertimbangan untuk
memperpanjang surat keterangan pemakaian Tanur / Furnace yang telah habis masa berlakunya.
2. RUANG LINGKUP
a. Prosedur ini harus diterapkan untuk verifikasi kualitas selama meninjau dokumentasi, inspeksi
fabrikasi, pengujian dan pelaporan dari Tanur / Furnace.
b. Prosedur mencakup persyaratan minimum untuk kode standar internasional dan atau spesifikasi
Klien serta peraturan dari DEPNAKER.
c. Ini adalah prosedur perusahaan yang disetujui dan harus ditaati setiap saat kecuali Klien atau
kontrak dokumen mempersyaratkan lainnya.
PROSEDUR PENGUJIAN & PEMERIKSAAN TEKNIS
PESAWAT TENAGA DAN PRODUKSI
3. DEFINISI
a. Perusahaan : PT. Mutu Bina Inspeksi
b. Client : Perusahaan, Organisasi atau Individu yang dikontrak oleh Perusahaan
untuk menyediakan layanan
c. Dokumen Kontrak : Bentuk kesepakatan untuk penyediaan layanan kepada Klien oleh
Perusahaan
d. Layanan : Semua hal yang disediakan di bawah Dokumen Kontrak termasuk
semua kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Perusahaan untuk Klien
e. Contractor : Organisasi yang bertanggung jawab untuk melakukan repair atau
modifikasi Tanur / Furnace
f. Line Management : Direktur Operasi, Kepala Bagian, Teknik (Engineering)
g. Manufacturer : Perusahaan yang bertanggung jawab untuk pembuatan Tanur /
Furnace baik di workshop atau di lapangan
h. Inspektur : Personil dari perusahaan yang melakukan kegiatan Inspeksi yang
dipekerjakan oleh perusahaan
i. Inspeksi : Pekerjaan yang diperlukan untuk memeriksa Tanur / Furnace
terindikasi cacat seperti korosi, retak atau kerusakan lain untuk
memastikan bahwa Tanur / Furnace tetap aman untuk digunakan atau
dalam rangka perbaikan
j. Definisi Umum : Untuk prosedur ini, definisi yang diberikan mengacu pada referensi
yang berlaku
4. PERATURAN PEMERINTAH
Dasar pemeriksaan dan standar serta kode-kode dibawah ini adalah yang diterapkan dalam pembuatan
prosedur pemeriksaan teknis Tanur / Furnace, yaitu:
a. Undang-undang No.1 tahun 1970 :
Keselamatan Kerja
5. REFERENSI
Berikut ini adalah referensi kode standar dan regulasi pemerintah untuk Pemeriksaan Tanur / Furnace:
a. Peraturan menteri tenaga kerja No. 5 Tahun 2018 Nilai Ambang Batas (NAB) kebisingan
pencahayaan
b. Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL)
c. ISO 2372 untuk standart getaran
6. TANGGUNG JAWAB
a. Manajemen dari Perusahaan akan bertanggung jawab untuk memastikan bahwa sumber daya yang
tersedia untuk persyaratan prosedur ini harus dilakukan dengan cara yang aman.
b. Line Management bertanggung jawab untuk memastikan bahwa persyaratan pada prosedur ini
dilaksanakan sepenuhnya di setiap saat.
c. Semua karyawan yang terlibat dalam pelaksanaan prosedur ini harus bertanggung jawab atas
kepatuhan terhadap persyaratan yang ditentukan.
7. PROSEDUR KERJA
Pelaksanaan inspeksi di dalam prosedur ini merupakan pedoman umum yang harus dilakukan oleh setiap
inspektur. Pemeriksaan secara detail dan kriteria penerimaan mengacu pada kode standar yang berlaku
yang tercantum dalam dokumen kontrak atau spesifikasi klien.
Personil yang melakukan inspeksi harus memiliki kualifikasi melalui pelatihan dan mempunyai
kewenangan yang berlaku serta pengalaman; personil tersebut harus mampu melakukan inspeksi sesuai
dengan disebutkan secara rinci di bawah ini :
Inspeksi dan pengujian rencana harus berisi beberapa hal yang akan diperiksa dan diverifikasi, yang lebih
rinci dalam bagian instruksi kerja di bawah, kriteria penerimaan, verifikasi dokumen, verifikasi bahan, dll.
PROSEDUR PENGUJIAN & PEMERIKSAAN TEKNIS
PESAWAT TENAGA DAN PRODUKSI
Inspeksi dan rencana pengujian yang disepakati harus dijadikan sebagai acuan dalam melakukan
pemeriksaan terhadap semua pihak yang terlibat dalam pemeriksaan dan pengjian.
7.4. PELAPORAN
Inspektur harus mempersiapkan hasil pemeriksaan dan didokumentasikan untuk pemeriksaan
berikutnya. Semua hasil pemeriksaan sesuai dengan dokumen ini diserahkan ke DEPNAKER
untuk dievaluasi dan dikeluarkan ijin kerja. Laporan terdiri dari : Manufacture Data Report, hasil
dari inspeksi, hasil dari pengukuran serta dimensional.