No. ________________
DINAS KESEHATAN
PROVINSI JAWA TIMUR
UPT LABORATORIUM GIZI
JL BENDUL MERISI NO. 126 SURABAYA
KONSULTAN :
CV GUNA HARSA
DINAS KESEHATAN
PROVINSI JAWA TIMUR
UPT AKADEMI GIZI SURABAYA
JL BENDUL MERISI NO. 126
SURABAYA
KONSULTAN :
CV GUNA HARSA
RENCANA KERJA DAN SYARAT
(RKS)
SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN :
JASA PERENCANAAN REHABILITASI LANJUTAN
LABORATORIUM DIET
Keterangan
Keterangan:
Spesifikasi ini disusun oleh panitia pengadaan berdasar jenis pekerjaan yang akan
dilelangkan, dengan ketentuan :
1. Tidak mengarah kepada merk/produk tertentu, tidak menutup kemungkinan
digunakannya produk dalam negeri;
2. Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional;
3. Metoda pelaksanaan harus logis,realistic dan dapat dilaksanakan;
4. Jadwal waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metoda pelaksanaan;
5. Harus mencantumkan macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama
minimal yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan;
6. Harus mencantumkan syarat-syarat bahan yang dipergunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan;
7. Harus mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk;
8. Harus mencantumkan criteria kinerja produk (output performance) yang
diinginkan;
9. Harus mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran.
PASAL 1.
1.1. LINGKUP
PersyaratanTeknisUmum ini merupakan persyaratan dari segi teknis yang secara umum berlaku untuk seluruh
bagian pekerjaan dimana persyaratan ini bisa diterapkan untuk pelaksanaan kegiatan Pembangunan
Rehabilitasi Lanjutan Laboratorium Diet dan Kelas, Akademi Gizi Surabaya yang meliputi pekerjaan
Arsitektur / Finishing
Secara lengkap seluruh jenis pekerjaan tersebut dapat disesuaikan / dilihat dan tercantum pada Bill of Quantity
(BQ).
1.1.1. Kecuali disebut secara khusus dalam dokumen-dokumen dimaksud berikut, lingkup pekerjaan
yang ditugaskan termasuk tetapi tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut:
a. Pengadaan tenaga kerja.
b. Pengadaan Bahan / Material.
c. Pengadaan peralatan & alat bantu, sesuai dengan kebutuhan lingkup pekerjaan
yang ditugaskan.
d. Koordinasi dengan Pemborong / pekerja lain yang berhubungan dengan pekerjaan
pada bagian pekerjaan yang ditugaskan.
e. Penjagaan kebersihan, kerapian, dan keamanan kerja.
f. Pembuatan As Built drawing (Gambar terlaksana).
1.1.2. Persyaratan Teknis Umum menjadi satu kesatuan dangan persyaratan teknis pelaksanaan
pekerjaan dan secara bersama–sama merupakan persyaratan dari segi teknis bagi seluruh
pekerjaan sebagaimana diungkapkan dalam satu atau lebih dari dokumen-dokumen berikut ini:
a. Gambar-gambar pelelangan / pelaksanaan.
b. Persyaratan Teknis Umum / pelaksanaan pekerjaan / bahan.
c. Rincian Volume Pekerjaan / Rincian Penawaran.
d. Dokumen-dokumen pelelangan/ pelaksanaan yang lain.
1.1.3. Dalam hal mana ada bagian dariPersyaratan TeknisUmum ini,yang tidak dapat diterapkan pada
bagian pekerjaan sebagaimana diungkapkan di atas, maka bagian dari persyaratan teknis
umum tersebut dengan sendirinya dianggap tidak berlaku.
1.2. REFERENSI
1.2.1. Seluruh pekerjaan harus dilaksanakan dengan mengikuti dan memenuhi persyaratan-persyaratan
teknis yang tertera dalam Normalisasi Indonesia (NI), Standar Industri Indonesia (SII) dan Peraturan-
peraturan Nasional maupun Peraturan-peraturan setempat lainnya yang berlaku atau jenis - jenis
pekerjaan yang bersangkutanantaralain:
NI - 2 (1971) PERATURAN BETON BERTULANG INDONESIA.
NI–3(1970) PERATURAN UMUM UNTUK BAHAN BANGUNAN DI INDONESIA.
NI - 5 PERATURAN KONSTRUKSI KAYU INDONESIA.
NI - 8 PERATURAN SEMEN PORTLAND INDONESIA
NI - 10 BATA MERAH SEBAGAI BAHAN BANGUNAN.
PERATURAN PLUMBING INDONESIA.
PERATURAN UMUM INSTALASI LISTRIK.
STANDART INDUSTRI INDONESIA
ASTM, JJ dan lain sebagianya yang dianggap berhubungan dengan bagian pekerjaan ini.
Untuk pekerjaan-pekerjaan yang belum termasuk dalam standart- standart yang tersebut di atas,
maupun standart-standart nasional lainnya, maka diberlakukan standart-standart Internasional yang
berlaku atau pekerjaan pekerjaan tersebut atausetidak-tidaknyaberlakustandart- standart Persyaratan
Teknis dari Negara-negara asal bahan / pekerjaan yang bersangkutan dan dari produk yang ditentukan
pabrik pembuatnya.
1.2.2. Dalam hal dimana ada bagian pekerjaan yang persyaratan teknisnya tidak diatu rdalam persyaratan
teknis umum / khususnya maupun salah satu dari ketentuan yang disebutkan diatas, maka atas bagian
pekerjaan tersebut pemborong harus mengajukan salah satu dari persyaratan - persyaratan berikut
guna disepakati oleh direksi untuk dipakai sebagai patokan persyaratan teknis:
a. Standart/norma/kode/pedoman yang bias diterapkan pada bagian pekerjaan bersangkutan
yang diterbitkan oleh Instansi / Institusi / Asosiasi Profesi / Asosiasi Produsen / Lembaga
Pengujian atau Badan-badan lain yang berwewenang / berkepentingan atau Badan- badan
yang bersifat Internasional ataupun Nasional dari Negara lain, sejauh bahwa atau hal tersebut
diperoleh persetujuan dari Direksi / Konsultan Pengawas.
b. Brosur teknis dari produsen yang didukung oleh sertifikat dariLembaga pengujian yang
diakui secara Nasional / Internasional.
1.3. BAHAN
1.3.1. Baru / Bekas
Kecuali ditetapkan lain secara khusus, maka semuabahan yang dipergunakan untuk pekerjaan ini
harusmerupakanbahanyangbaru, penggunaan barang bekas dalam komponen kecil maupun besar
sama sekali tidak diperbolehkan.
1.3.6. Contoh
Pada waktu memintakan persetujuan atas bahan / produk kepada Direksi / Konsultan Pengawas harus
disertakan contoh dari bahan / produk tesebut dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Jumlah Contoh
1. Untuk bahan / produk bila tidak dapat diberikan sesuai sertifikat pengujian yang dapat
disetujui / diterima oleh Direksi / Konsultan Pengawas sehingga oleh karenanya perlu
diadakan pengujian kepada Direksi / Konsultan Pengawas harus diserahkan sejumlah bahan
produk sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam standart prosedur pengujian, untuk
dijadikan benda uji guna diserahkan pada Badan / Lembaga Penguji yang ditunjuk oleh
Direksi / Konsultan Pengawas.
2. Untuk Bahan / produk atau mana dapat ditunjukan sertifikat pengujian yang dapat disetujui /
diterima oleh Direksi / Konsultan Pengawas, kepada Direksi / Konsultan Pengawas harus
diserahkan 3 (tiga) buah contoh yang masing masing disertai dengan salinan sertifikat
pengujian yang bersangkutan.
1.4. PELAKSANAAN
1.4.1. Rencana Pelaksanaan
a. Dalam waktu 7(tujuh) hari sejak ditandatanganinya Surat Perintah Kerja (SPK) oleh kedua belah
pihak, pemborong harus menyerahkan kepada Direksi / Konsultan Pengawas sebuah “Network
Planning” mengenai seluruh kegiatan yang perlu dilakukan untuk melaksanakan pekerjaan ini
dalam diagram mana dinyatakan pula urutan serta kaitan / hubungan antara seluruh kegiatan-
kegiaan tersebut.
b. Kegiatan Pemborong untuk / selama masa pengadaan / pembelian serta waktu pengiriman /
pengangkutan dari :
1. Bahan, elemen, komponen dari pekerjaan maupun pekerjaan persiapan/pembantu.
2. Peralatan dan perlengkapan untuk pekerjaan
c. Kegiatan Pemborong untuk / selama waktu fabrikasi, pemasangan dan pembangunan.
d. Pembuatan gambar-gambar kerja.
e. Permintaan persetujuan atau bahan serta gambar kerja maupun rencana kerja.
f. Harga borongan dari masing masing kegiatan tersebut.
g. Jadwal untuk seluruh kegiatan tersebut.
h. Direksi / Konsultan Pengawas akan memeriksa rencana kerja Pemborong dan memberikan
tanggapan dalam waktu 2 (dua) minggu.
i. Pemborong harus memasukkan kembali perbaikan / penyempurnaan ataur encana kerja kepada
Direksi / Konsultan Pengawas dan meminta diadakannya perbaikan / penyempurnaan atau
rencana kerja tadi paling lambat 4 (empat) hari sebelum dimulainya pelaksanaan.
j. Pemborong tidak dibenarkan memulai suatu pelaksanaan atau pekerjaan sebelum adanya
persetujuan dari Direksi/Konsultan Pengawas atau rencana kerja ini. Kecuali dapat dibuktikan
bahwa Direksi/KonsultanPengawastelah melalaikan kewajibannya untuk memeriksa rencana
kerja Pemborong pada waktunya, maka kegagalan Pemborong untuk memulai pekerjaan
sehubungan dengan belum adanya rencana kerja yang memulai pekerjaan yang disetujui Direksi,
sepenuhnya merupakan tanggung jawab dari pemborong bersangkutan.
1.4.2. Gambar Kerja (Shop Drawing)
a. Untuk bagian-bagian pekerjaan dimana gambar pelaksanaan (Construction Drawings) belum
cukup memberikan petunjuk mengenai cara untuk mencapai keadaan terlaksana, Pemborong
wajib untuk mempersiapkan gambar kerja yang secara terperinci akan memperlihatkan cara
pelaksanaan tersebut.
b. Format dari gambar kerja harus sesuai dengan petunjuk yangdiberikan oleh Direksi / Konsultan
Pengawas.
c. Gambar kerja harus diajukan kepada Direksi / Konsultan Pengawas untuk mendapatkan
persetujuan untuk mana gambar-gambar tersebut di atas harus diserahkan dalam rangkap 3 (tiga).
d. Pengajuan gambar kerja tersebut palinglambat 14 (empatbelas) hari sebelum pemesanan bahan
atau Pelaksanaan pekerjaan dimulai.
1.4.3. Ijin Pelaksanaan
Ijin pelaksanaan paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum memulai pekerjaan tersebut, Pemborong
diwajibkan untuk mengajukan ijin pelaksanaan secara tertulis kepada Direksi / Konsultan Pengawas
dengan dilampiri gambar kerja yang sudah disetujui. Ijin pelaksanaan yang disetujui sebagai
pegangan Pemborong untuk melaksanakan pada bagian pekerjaan tersebut.
1.4.4. Contoh Pekejaan ( Mock Up).
Bila pekerjaan dikehendaki oleh Direksi/Konsultan Pengawas, Pemborong wajib menyediakan sebelum
pekerjaan dimulai.
1.4.5. Rencana Mingguan dan Bulanan.
a. Selambat lambatnya pada setiap hari Sabtu dalam masa dimana pelaksanaan pekerjaan
berlangsung, Pemborong wajib untuk menyerahkan kepada direksi / Konsultan Pengawass
uatu rencana mingguan yang berisi rencana pelaksanaan dari berbagai bagian pekerjaan yang akan
dilaksanakan dalam minggu berikutnya.
b. Selambat-lambatnya pada minggu terakhir dari tiap bulan, Pemborong wajib menyerahkan
kepada Direksi/Konsultan Pengawas suatu rencana bulanan yang menggambarkan dalam garis
besarnya, berbagai rencana pelaksanaan dari berbagai bagian pekerjaan yang direncanakan
untuk dilaksanakan dalam bulan berikutnya.
c. Kelalaian Pemborong untuk menyusun dan menyerahkan rencana mingguan maupun bulanan
dinilai sama dengan kelalaian dalam melaksanakan perintah Direksi / Konsultan Pengawas dalam
melaksanakan pekerjaan.
d. Untuk memulai suatu bagian pekerjaan yang baru, pemborong diwajibkan untuk memberitahu
Direksi/Konsultan Pengawas mengenai hal tersebut paling sedikit 2 x 24 jam sebelumnya.
1.5.2. PENYERAHAN
Pada waktu penyerahan pekerjaan, Pemborong wajib menyerahkan kepada Pemberi Tugas :
a. 2 (dua) dokumen terlaksana
b. Untuk peralatan / perlengkapan:
2 (dua) set pedoman operasi (operational manual)
suku cadang sesuai yang dipersyaratkan
c. Untuk berbagai macam:
Semua kunci orisinil disertai “Construction Key” bila ada
Minimum1 (satu) set kunci duplikat
d. Dokumen resmi (seperti surat ijin, tanda pembayaran cukai, surat fiskal pajak, dan lain-lain)
e. Segala macam surat jaminan berupa Guarantee / Warranty sesuai uang yang dipersyaratkan
f. Surat pernyataan pelunasan sesuai petunjuk Direksi / Konsultan Pengawas
g. Bahan finishing cat minimal 3 (tiga) galon (masing-masing warna)
2
h. Bahan finishing lantai / dinding & atau masing masing minimal 2 m
2.5. PEKERJAAN PENYEDIAAN AIR BERSIH DAN DAYA LISTRIK UNTUK BEKERJA
a. Air untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dari PDAM. Air harus bersih, bebas dari debu,
bebas dari lumpur, minyak dan bahan-bahan kimia lainnya yangmerusak. Penyediaan air harus
sesuai dengan petunjuk dan persetujuan rencana.
b. Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dan diperoleh dari sambungan sementara PLN
setempat selama masa pembangunan, atau penggunaan diesel untuk pembangkit tenaga listrik
hanya diperkenankan untuk penggunaan sementara atas persetujuan Konsultan Pengawas.Daya
listrik juga disediakan untuk mensuplai kantor Direksi Lapangan.
PASAL 3.
PEKERJAAN PEMBONGKARAN
PASAL 4.
PEKERJAAN KABINET ATAS
4.1. Lingkup Pekerjaan
1. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat- alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar, untuk mencapai hasil yang baik dan
sempurna.
2. Pekerjaan ini meliputi pembuatan cabinet atas meja masak seperti yang ditunjukkan pada gambar.
4.2. Persyaratan Bahan
1. Multiplek yang digunakan adalah multiplek dengan tebal 12 mm yang mempunyai mutu
terbaik dari satu jenis merk atas persetujuan Konsultan Perencana/Direksi Pengawas.
2. Lapis plywood yang digunakan adalah plywood HPL Tekstur dengan tebal 0,3 mm setara
harga TACO yang mempunyai mutu terbaik dari satu jenis merk atas persetujuan Konsultan
Perencana/Direksi Pengawas.
3. Lem perekat yang digunakan adalah lem setara harga TACO yang mempunyai mutu terbaik
dari satu jenis merk atas persetujuan Konsultan Perencana/Direksi Pengawas.
4. Handel pintu kabin menggunakan Handle Pintu setara harga Winston dan harus dengan
persetujuan Konsultan Pengawas.
5. Engsel pintu kabin menggunakan Engsel Pintu setara harga Haveel dan harus dengan
persetujuan Konsultan Pengawas.
6. Semua hardware dalam pekerjaan ini, dari produk yang bermutu baik, seragam dalam
pemilihan warnanya serta dari bahan-bahan yang telah disetujui Direksi.
7. Mekanisme kerja dari semua peralatan harus sesuai dengan ketentuan pabrik.
8. Pada setiap daun pintu dipasang 2 engsel.
1. Semua peralatan yang akan di gunakan dalam pekerjaan ini, sebelum dipasang terlebih
dahulu diserahkan contoh - contohnya kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan.
2. Pengajuan/penyerahan harus disertai brosur/spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan.
3. Apabila di anggap perlu, Direksi dapat meminta mengadakan tes- tes laboratorium yang di
lakukan terhadap contoh - contoh bahan yang diajukan sebagai dasar persetujuan.
4. Seluruh biaya tes laboratorium menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.
5. Engsel pintu kabin harus terpasang kuat pada rangka daun pintu kabin.
6. Handel pintu harus terpasang kuat pada rangka daun pintu.
7. Setelah terpasang, noda-noda bekas cat atau bahan finish lainnya yang menempel pada
engsel dan handel harus di bersihkan dan dihilangkan sama sekali.
Perbaikan
1. Pemasangan hardware yang tidak rapih dan mengalami cacat atau terkena noda pada
permukaannya harus segera diperbaiki dan dibersihkan kembali.
2. Perbaikan harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu pekerjaan
finishing lainnya, apabila ada pekerjaan finishing yang rusak akibat perbaikan pekerjaan ini
maka kerusakan pekerjaan finishing tersebut harus segera diperbaiki atas biaya pemborong
Pengamanan
Pemborong harus menjaga pekerjaan hardware yang sudah selesai dilaksanakan, sehingga
terhindar dari kejadian-kejadian yang bisa menimbulkan kerusakan.
4.5. Standar Penerimaan
Hasil pekerjaan pemasangan hardware, harus dapat berfungsi dengan sempurna dan tidak cacat.
PASAL 5.
PEKERJAAN KABINET BAWAH
5.1. Lingkup Pekerjaan
1. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat- alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar, untuk mencapai hasil yang baik
dan sempurna.
2. Pekerjaan ini meliputi pembuatan pintu penutup cabinet bawah meja masak dan meja cuci
seperti yang ditunjukkan pada gambar.
1. Multiplek yang digunakan adalah multiplek dengan tebal 12 mm yang mempunyai mutu
terbaik dari satu jenis merk atas persetujuan Konsultan Perencana/Direksi Pengawas.
2. Lapis plywood yang digunakan adalah plywood HPL Tekstur dengan tebal 0,3 mm setara
harga TACO yang mempunyai mutu terbaik dari satu jenis merk atas persetujuan Konsultan
Perencana/Direksi Pengawas.
3. Lem perekat yang digunakan adalah lem setara harga TACO yang mempunyai mutu terbaik
dari satu jenis merk atas persetujuan Konsultan Perencana/Direksi Pengawas.
4. Handel pintu kabin menggunakan Handle Pintu setara harga Winston dan harus dengan
persetujuan Konsultan Pengawas.
5. Engsel pintu kabin menggunakan Engsel Pintu setara harga Haveel dan harus dengan
persetujuan Konsultan Pengawas.
6. Semua hardware dalam pekerjaan ini, dari produk yang bermutu baik, seragam dalam
pemilihan warnanya serta dari bahan-bahan yang telah disetujui Direksi.
7. Mekanisme kerja dari semua peralatan harus sesuai dengan ketentuan pabrik.
8. Pada setiap daun pintu dipasang 2 engsel.
1. Semua peralatan yang akan di gunakan dalam pekerjaan ini, sebelum dipasang terlebih
dahulu diserahkan contoh - contohnya kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan.
2. Pengajuan/penyerahan harus disertai brosur/spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan.
3. Apabila di anggap perlu, Direksi dapat meminta mengadakan tes- tes laboratorium yang di
lakukan terhadap contoh - contoh bahan yang diajukan sebagai dasar persetujuan.
4. Seluruh biaya tes laboratorium menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.
5. Engsel pintu kabin harus terpasang kuat pada rangka daun pintu kabin.
6. Handel pintu harus terpasang kuat pada rangka daun pintu.
7. Setelah terpasang, noda-noda bekas cat atau bahan finish lainnya yang menempel pada
engsel dan handel harus di bersihkan dan dihilangkan sama sekali.
Perbaikan
1. Pemasangan hardware yang tidak rapih dan mengalami cacat atau terkena noda pada
permukaannya harus segera diperbaiki dan dibersihkan kembali.
2. Perbaikan harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu pekerjaan finishing
lainnya, apabila ada pekerjaan finishing yang rusak akibat perbaikan pekerjaan ini maka kerusakan
pekerjaan finishing tersebut harus segera diperbaiki atas biaya pemborong
Pengamanan
Pemborong harus menjaga pekerjaan hardware yang sudah selesai dilaksanakan, sehingga
terhindar dari kejadian-kejadian yang bisa menimbulkan kerusakan.
5.5. Standar Penerimaan
Hasil pekerjaan pemasangan hardware, harus dapat berfungsi dengan sempurna dan tidak cacat.
PASAL 6.
PEKERJAAN GRANIT
PASAL 7.
PEKERJAAN SANITAIR
7.1 UMUM :
1. Lingkup Pekerjaan :
Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini penyediaan tenaga, bahan material, peralatan, dan alat
bantu lainnya sehingga dicapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
Meliputi pelaksanaan pengadaan dan pemasangan pipa PVC saluran bak cuci, penggantian kran
leher angsa bak cuci serta perlengkapan-perlengkapan sanitair lainnya.
7.2 MATERIAL :
Pipa PVC Ø4” type D.
Pipa PVC Ø6” type D
7.3 ALAT KERJA :
1. Kontraktor pelaksana harus menyediakan seluruh peralatan dan juga perlengkapan kerja untuk keperluan
pekerja pelaksananya.
2. Selain peralatan kontraktor pelaksana juga harus menyediakan semua sarana yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan ini.
7.4 PERSIAPAN :
1. CONTOH BAHAN :
Guna persetujuan Konsultan Pengawas, Kontraktor harus menyerahkan contoh-contoh semuai bahan
yang akan dipakai.
2. BROSUR :
Untuk keperluan Konsultan Pengawas, Kontraktor harus menyediakan brosur bahan guna pemilihan
jenis bahan yang dipakai.
3. Kontraktor pelaksana wajib meneliti gambar-gambar dan kesesuaian kondisi lapangan sebelum
memulai pelaksanaan pekerjaan. Apabila terjadi ketidak sesuaian ukuran, elevasi, ukuran lebar, dan
posisi terhadap keseluruhan disain, maka Kontraktor Pelaksana wajib menuangkannya dalam shop
drawing dan melaporkannya kepada Konsultan Pengawas.
4. Seluruh bahan yang didatangkan dilapangan harus masih dalam kemasan pabrik.
5. Penyimpanan bahan material ditempat yang rata dan diberi perlindungan yang memadai untuk
melindungi material dari perubahan bentuk ataupun dari kerusakan.
7.5 PELAKSANAAN :
7.5.1 Pekerjaan Pemasangan Pipa.
1. Pipa pada saluran bak cuci eksisting dibongkar.
2. Penggantian pipa PVC pada saluran bak cuci eksisting dengan ukuran sesuai kebutuhan di
lapangan;
7.5.2 SambunganLem PVC
1. Penyambungan antara pipa dan fitting PVC, mempergunakan lem yang sesuai dengan jenis pipa,
sesuai rekomendasi dari pabik pipa;
2. Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting, maka untuk ini harus dipergunakan alat press khusus.
Selain itu pemotongan pipa harus menggunakan alat pemotong khusus agar pemotongan pipa
dapat tegak lurus terhadap batang pipa;
3. Cara penyambungan lebihlanjut dan terinci harus mengikuti spesifikasi dari pabrik pipa;
4. Pipa dan fitting PVC yang akan disambung harus dibersihkan dahulu dari kotoran
7.5.3 Pembersihan Pasca Pemasangan Pipa.
Setelah pemasangan dan sebelum ujicoba pengoperasian dilaksanakan, pemipaan di setiap service
harus dibersihkan dengan seksama, menggunakancara-cara/metoda-metoda yang disetujui sampai
semua benda-benda asing disingkirkan
7.5.4 Testing Dan Commissioning.
1. Pelaksana pekerjaan instalasi harus melakukan semua testing pengukuran secara partial dan secara
system, untuk megetahui apakah instalasi yang sudah dilaksanakan berfungsi dengan baik dan
memenui persyaratan yang ditentukan;
2. Semua tenaga, bahan, perlengkapan yang perlu untuk testing merupakan tanggung jawab
pemborong, sehingga semua persyaratan test yang dianjurkan oleh pabrik hingga dapat
dilakukan dan diketahui hasil test sesuai persyaratan yang ditentukan
PASAL 8.
PEKERJAAN PINTU KASA
8.1 UMUM :
1. Lingkup Pekerjaan :
a. Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini penyediaan tenaga, bahan material, peralatan, dan alat bantu
lainnya sehingga dicapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
b. Meliputi fabrikasi dan instalasi seluruh kusen, daun pintu, dan daun jendela yang dinyatakan dalam
gambar menggunakan bahan alumunium.
2. Pekerjaan lain yang berhubungan :
a. Pekerjaan Penggantung dan Pengunci
b. Pekerjaan Kasa
8.2 MATERIAL :
1. Bahan yang dipakai untuk kusen alumunium maupun Daun pintu/jendela aluminium spesifikasi sebagai
berikut :
a. Kusen Alumunium 5/10 Warna Coklat
b. Kasa nyamuk Warna Coklat
c. Selain yang disebutkan, semua pekerjaan profil aluminium pre-pabrikasi yang akan digunakan
untuk pintu, jendela dan kusen harus berupa aluminium bersih yang telah dianodize minimum 10
micron dengan pelapis warna Natural dan harus sesuai dengan SII-0695-1982/SNI.07- 0603-1989
dan/atau ASTM B 221 M, setara dengan dimensi 5/10.
d. Ketebalan semua profil pre-pabrikasi harus minimum1.3mm, dengan bentuk dan ukuran sesuai
gambar. Dimensi profil dapat berubah, tergantung pada tipe apa yang disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
2. Kelengkapan sambungan :
a. Neoprene Gasket
b. Sealant
c. Structuralsealant
3. Angkur plat baja tebal 2– 3 mm dengan dynabolt M8.
8.3 ALAT KERJA :
1. Kontraktor pelaksana harus menyediakan seluruh peralatan yang diperlukan untuk fabrikasi komponen
dan juga perlengkapan kerja untuk keperluan pekerja pelaksananya.
2. Selain peralatan kontraktor pelaksana juga harus menyediakan semua sarana yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan ini terutama yang dipergunakan untuk menjalankan peralatan kerjanya.
8.4 PERSIAPAN :
1. SHOP DRAWING :
Sebelum pekerjaan kusen, pintu, dan jendela alumunium dilaksanakan, Kontraktor Pelaksana harus
menyerahkan gambar-gambar pelaksanaan / shop drawing kepada Konsultan Pengawas. Sebelum
gambar shop drawing tersebut disetujui oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor Pelaksana tidak
diperkenankan melaksanakan pekerjaan.
Shop drawing yang dibuat Kontraktor Pelaksana harus memenuhi :
a. Harus memperlihatkan dengan jelas dimensi, sistem konstruksi, hubungan antar komponen, cara
dan letak pengangkuran, penempatan hardware, dan detail-detail pemasangan.
b. Harus ber kesesuaian dengan gambar rencana dan spesifikasi bahan.
c. Harus memperlihatkan detail-detail pemasangan bahan pengisipintu/ jendela serta gasket dan
sealantnya.
d. Harus memperlihatkan metoda perkuatan pemasangan engsel dengan menggunakan klos - klos kayu
didalam kosen alumunium.
2. CONTOH BAHAN :
a. Kontraktor harus menyerahkan 3 set contoh semua bahan yang memperlihatkan tekstur, finishing,
dan warna.
b. Kontraktor juga menyerahkan seluruh contoh-contoh profil yang akan dipergunakan dengan diberi
keterangan mengenai jenis bahan, ketebalan, dan penggunaan profil tersebut pada komponen
kosen, daun pintu, dan daun jendela.
3. MOCK UP (Standard Pengerjaan) :
a. Sebelum memulai pemasangan, kontraktor harus membuat contoh pemasangan yang
memperlihatkan dengan jelas pola pemasangannya.
b. Mock-up yang telah disetujui akan dijadikan standard minimal untuk fabrikasi dan pemasangan
Kosen Pintu dan Jendela Alumunium.
4. Rongga-rongga tempat pintu dan jendela yang akan dipasang sudah harus dalam keadaan selesai / finish
walaupun belumd alam kondisi finishing akhir.
5. Kontraktor pelaksana wajib menelit igambar-gambar dan kesesuaian kondisi lapangan sebelum memulai
pelaksanaan pekerjaan. Apabila terjadi kekurang rataan kondisi permukaan, kurang waterpass, ataupun
ketidak sesuaian ukuran, elevasi, ukuran lebar, danposisi terhadap keseluruhan disain, maka Kontraktor
Pelaksana wajib memperbaikinya terlebih dahulu.
6. Seluruh bahan yang didatangkan dilapangan harus masih dalam kemasan pabrik, lengkap dengan
instruksi-instruksi pemasangannya.
7. Penyimpanan bahan material ditempat yang rata dan diberi support dan perlindungan yang memadai
untuk melindungi material dari perubahan bentuk ataupun dari kerusakan.
8.5 PELAKSANAAN :
1. Semua pekerjaan harus dilakukan oleh tukang-tukang dengan standart pengerjaan yang telah disetujui
olehKonsultan Pengawas / Direksi.
2. Pemasangan sambungan harus tepat tanpa celah.
3. Semua detail pertemuan harus runcing (adumanis) halus dan rata bersih dari goresan-goresan serta cacat-
cacat yang mempengaruhi permukaan.
4. Pemasangan harus sesuai dengan gambar rancangan pelaksanaan dan persyaratan teknis yang benar.
5. Penyekrupan harus tidak terlihat dari luar dengan skrup kepala tanam galvanized.
6. Angkur dipasang setiap jarak 600 mm.
7. Sekeliling tepi kusen yang berbatasan dengan dinding harus diberi backer rod dan sealant untuk
kekedapan terhadap air dan suara.
8. Ketika pelaksanaan pekerjaan plesteran, pengecatan dinding dan bila kusen telah terpasang maka kusen
tersebut harus dilindungi agar kusen tetap terjamin kebersihannya.
9. Tepi bawah ambang kusen yang berhubungan dengan eksterior harus dilengkapi dengan flashing penahan
air hujan.
PASAL 9.
PINTU LUAR
9.1 UMUM :
1. Lingkup Pekerjaan :
a. Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini penyediaan tenaga, bahan material, peralatan, dan alat
bantu lainnya sehingga dicapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
b. Meliputi fabrikasi dan instalasi seluruh pintu yang dinyatakan dalam gambar sebagai pintu.
2. Pekerjaan lain yang berhubungan :
- Pekerjaan Penggantung dan Pengunci
9.2 MATERIAL :
1. Bahan yang digunakan adalah daun pintu sesuai gambar rencana atau yang sesuai dengan kondisi
eksisting.
2. Kelengkapan Pintu:
- Handle : DORMA, YALE, DEKKSON, FINO, atau setara
- Lock case : DORMA, YALE, DEKKSON, FINO, atau setara
- Hinges : DORMA, YALE, DEKKSON, FINO, atau setara
- Friction stay: DORMA, YALE,DEKKSON, FINO, atau setara
- Flush Bolt : DORMA, YALE,Dekson, atau setara
9.3 ALAT KERJA:
Kontraktor pelaksana harus menyediakan seluruh peralatan yang diperlukan untuk pemasangan
komponen dan juga perlengkapan kerja untuk keperluan pekerja pelaksananya.
9.4 PERSIAPAN :
1. Shop Drawing :
Sebelum pekerjaan pintu dan kaca dilaksanakan, Kontraktor Pelaksana harus mengajukan dan
menyerahkan gambar-gambar pelaksanaan / shop drawing kepada Konsultan Pengawas. Sebelum
gambar shop drawing tersebut disetujui oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor Pelaksana tidak
diperkenankan melaksanakan pekerjaan.
2. Shop drawing yang dibuat Kontraktor Pelaksana harus memenuhi :
a. Harus memperlihatkan dengan jelas dimensi, sistem konstruksi, hubungan antar komponen,
cara, letak, dan penempatan hardware, dan detail-detail pemasangan.
b. Harus berkesesuaian dengan gambar rencana dan spesifikasi bahan.
c. Harus memperlihatkan detail-detail pemasangan bahan pengisi pintu.
d. Harus memperlihatkan metoda pemasangan engsel dan pengangkuran.
3. Contoh Bahan :
Kontraktor harus menyerahkan 3 set contoh semua bahan kaca dengan ukuran10x10cm yang
memperlihatkan warna, ketebalan, dan finishing tepian kaca untuk mendapatkan persetujuan
penggunaan bahan dari Konsultan Pengawas.
4. Kontraktor pelaksana wajib meneliti gambar-gambar dank esesuaian kondisi lapangan sebelum memula
ipelaksanaan pekerjaan. Apabila terjadi kekurang rataan kondisi permukaan, kurang waterpass,
ataupun ketidak sesuaian ukuran, elevasi, ukuran lebar, dan posisi terhadap keseluruhan disain, maka
Kontraktor Pelaksana wajib memperbaikinya terlebih dahulu.
5. Seluruh bahan yang didatangkan dilapangan harus masih dalam kemasan pabrik.
6. Penyimpanan bahan material itempat yang rata dan diberi support dan perlindungan yang memadai
untuk melindungi material dari perubahan bentuk ataupun dari kerusakan.
9.5 PELAKSANAAN :
1. Semua pekerjaan baru boleh dilaksanakan pada tahap kemajuan pekerjaan pembangunan gedung
keseluruhan telah mencapai kondisi tertentu yang tidak akan membahayakan kaca yang akan
dipasang.
2. Semua p e k e r j a a n harus dilakukan oleh tukang-tukang dengan standart pengerjaan yang telah
disetujui oleh Konsultan Pengawas.
3. Pemasangan sambungan harus tepat tanpa celah.
4. Semua detail pertemuan harus rata dan bersih.
5. Pemasangan harus sesuai dengan gambar rancangan pelaksanaan dan persyaratan teknis yang benar.
6. Penyekrupan harus tidak terlihat dari luar dengan skrup kepala tanam galvanized.
7. Pintu yang terpasang harus disetel dengan tepat untuk memperoleh hasil buka / tutup dan penguncian
pintu yang halus dan tepat. Penyetelan harus disertai oleh Konsultan Pengawas.
PASAL 10
PEKERJAAN PENGECATAN
10.1 UMUM :
1. Lingkup Pekerjaan :
a. Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini penyediaan tenaga, bahan material, peralatan, dan alat bantu
lainnya sehingga dicapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
b. Meliputi pengecatan meja saji yang dinyatakan dalam gambar menggunakan finishing cat.
2. Pada prinsipnya pekerjaan pengecatan harus dilaksanakan dengan hati-hati. Apabila dalam
pelaksanaannya terjadi kecerobohan sehingga pengecatan mengotori pekerjaan yang sebenarnya tidak
harus terkena cat, maka menjadi kewajiban Kontraktor untuk membersihkannya, atau bahkan
menggantinya apabila ternyata tidak dapat dibersihkan.
10.2 MATERIAL :
1.Cat emulsi Catylac / Mowilex / Jotun atau yang setara, untuk pengecatan bagian dinding dan plafond
ruang di dalam bangunan.
2. Cat emulsi weathershield eks Duluxatau yangs etara, untuk pengecatan bagian dinding dan plafond di
luar bangunan atau yang bersinggungan langsung dengan cuaca/udara luar.
3. Cat synthetic enamel Impra / Mowilex / Avian atau yang setara, untuk pengecatan kayu dan
atau besi yang dinyatakan dalam gambar menggunakan cat kayu/besi.
4. Cat Zinc Chromate / Ex. EMCO, untuk cat dasar bagian baja.
5. Waterproofing menggunakan Sika Raintite atau yang setara.
10.3 ALAT KERJA:
1.Kontraktor pelaksana harus menyediakan seluruh peralatan dan juga perlengkapan kerja untuk keperluan
pekerja pelaksananya.
2. Selain peralatan kontraktor pelaksana juga harus menyediakan semua sarana yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan ini.
10.4 PERSIAPAN :
1. CONTOH BAHAN :
a. Kontraktor Pelaksana harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis pada bidang –
bidang transparan ukuran 30x30 cm2. Dan pada bidang-bidang tersebut harus dicantumkan dengan
jelas warna, formila cat, jumlah lapisan dan jenis lapisan (dari cat dasar s/d lapisan akhir).
b. Semua bidang contoh tersebut harus diperlihatkan kepada Konsultan Pengawas. Jika contoh –
contoh tersebut telah disetujui secara tertulis dan Konsultan Pengawas, Kontraktor Pelaksana
melanjutkan dengan pembuatan mock- up.
c. Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas untuk kemudian akan
diteruskan kepada pemberi tugas minimal 5 galon tiap warna dan jenis cat yang dipakai.
Kaleng- kaleng cat tersebut harus tertutup rapat dan mencantumkan dengan jelas identitas cat
yang ada didalamnya. Cat ini akan dipakai sebagai cadangan untuk perawatan, oleh pemberi
tugas.
2. MOCK UP (Standard Pengerjaan) :
a. Sebelum pengecatan yang dimulai, Kontraktor Pelaksana harus melakukan Pengecatan pada satu
bidang untuk tiap warna dan jenis cat yang diperlukan, Bidang-bidang tersebut akan dijadikan
contoh pilihan warna, texture material, dan cara pengerjaan. Bidang-bidang yang akan dipakai
sebagai mock-up ini akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas.
b. Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh Konsultan Pengawas dan Perencana,
bidang-bidang ini akan dipakai sebagai standard minimal keseluruhan pekerjaan pengecatan.
3. BROSUR :
Untuk keperluan Konsultan Pengawas, Kontraktor Pelaksana harus menyediakan brosur bahan guna
pemilihan jenis dan warna bahan yang akan dipakai.
4. Seluruh bahan yang didatangkan dilapangan harus masih dalam kemasan pabrik.
5. Penyimpanan bahan material ditempat yang aman dan diberi perlindungan yang memadai untuk
melindungi material dari kerusakan.
10.5 PELAKSANAAN :
a. Pengecatan Cat Emulsi.
1. Pekerjaan pengecatan ini dilaksanakan pada seluruh permukaan dinding dan plafond yang terletak
didalam gedung (interior) termasuk bagian dinding yang di dalam gambar dinyatakan
menggunakan pelapis dinding, clading alumunium metal sheet, dan wallpaper.
2. Pengecatan dilakukan setelah plesteran dinding benar-benar telah kering.
3. Sebelum pengecatan, terlebih dahulu bidang – bidang yang akan dicat dibersihkan dari kotoran yang
melekat serta dibuat rata dengan cara menggosok dengan menggunakan kertas gosok.
4. Untuk pengecatan plafond, setelahseluruh permukaan telah benar- benar bersih, dilanjutkan
dengan memberi lapisan primer menggunakan alkali resisting primer produk yang sama
dengan cat yang dipakai sebanyak 1 kali lapis atau sesuai petunjuk pemakaiannnya.
5. Setelah kering dilakukan pengecatan sebanyak 2-3 lapis atau sampai benar-benar pekat dan rata
sesuai standard pelaksanaan (mock-up) yang telah dibuat.
6. Pengecatan setiap lapisnya, baru boleh dilakukans etelah lapis sebelumnya telah mengering.
b. Pengecatan Cat Emulsi Acrylic.
1. Pekerjaan pengecatan ini dilaksanakan pada seluruh permukaan dinding dan plafond yang terletak
di luar gedung (exterior). Pengecatan dilakukan setelah plesteran dinding benar-benar telah
kering.
2. Sebelum pengecatan, terlebih dahulu bidang-bidang yang akan dicat dibersihkan dari kotoran yang
melekat serta dibuat rata dengan cara menggosok dengan menggunakan kertas gosok.
3. Untuk pengecatan plafond, setelah seluruh permukaan telah benar- benar bersih, dilanjutkan
dengan memberi lapisan primer menggunakan alkali resisting primer produk yang sama
dengan cat yang dipakai sebanyak 1 kali lapis atau sesuai petunjuk pemakaiannnya.
4. Setelah kering dilakukan pengecatan sebanyak 2-3 lapis atau sampai benar-benar pekat dan rata
sesuai standard pelaksanaan (mock-up) yang telah dibuat.
5. Pengecatan setiap lapisnya, baru boleh dilakukan setelah lapis sebelumnya telah mengering.
c. Pengecatan Cat Besi Zinc Chromate
1. Pekerjaan pengecatan ini dilaksanakan pada seluruh permukaan konstruksi dan kolom-kolom besi.
2. Sebelum pekerjaan pengecatan konstruksi rangka baja dengan menie Zink Cromate seluruh
permukaan harus dibersihkan dari karat, minyak dan noda-noda lainnya.
3. Pengecatan dengan Zinc Chromate pada prinsipnya harus dilaksanakan di bawah sebelum
konstruksi rangka terpasang.
4. Pengecatan dengan Zinc Chromate minimal 80 mikron.
5. Perbaikan pada bagian-bagian cat yang cacat akibat erection harus dilakukan kembali hingga
seluruh permukaan konstruksi tertutup cat.
d. Waterproofing
1. Untuk Waterproofing jenis coating :
a. Teknik pelaksanaan dengan melapiskan (coating) pada permukaan lantai dan dinding yang
sudah dibasahi dengan air hingga setinggi 2 m dari permukaan lantai.
b. Pelapisan minimal dengan 4 kali lapis dilaksanakan sesuai petunjuk produsen
waterproofing.
c. Pemasangan water proofing pada lantai KM/WC atau daerah basah lainya terpasang sebelum
pemasangan finishing, pemasangan thermal insulation dan acian beton ( finishing ).
2. Pada pemasangan instalasi waterproofing harus dengan pengawasan Direksi untuk mengetahui
apakah sudah sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan dalam gambar, spesifikasi dan
peraturan yang berlaku.
3. Bila dijumpai bagian-bagian yang tidak sesuai / tidak memenuhi persyaratan teknis Kontraktor
wajib membongkar, memperbaiki / mengganti kembali sampai dinyatakan memenuhi syarat
oleh Konsultan Pengawas / Direksi.
4. Untuk Waterproofing jenis Waterproofing jenis Liquid Membrane system exposed harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Teknik pelaksanaan diperkuat denganfiber glass CSM pada permukaan lantai.
b. Tahan Panas suhu permukaan 160 derajat C.
PASAL 11
LAIN-LAIN
1. Bagian-bagian yang termasuk dalam pekerjaan ini, yang secara teknis tidak dapat dipisahkan / diabaikan /
dihilangkan, tetapi belum disebutkan dalam bestek / gambar, tetap harus dilaksanakan Kontraktor tanpa
biaya tambahan hingga sistemyang dilaksanakan tersebut berfungsi dengan baik.
2. Hal-hal lain yang menyangkut pelaksanaan lapangan tetapi belum disebutkan dalam peraturan ini, akan
ditentukan lebih lanjut oleh Direksi/ Pengawas lapangan.
3. Peralatan-peralatan tambahan yang diperlukan, walaupun tidak digambarkan atau disebutkan dalam
Spesifikasi ini, haru disediakan oleh Kontrator, sehingga Instalasi dapat bekerja dengan baik dan dapat
dipertanggung jawabkan tanpa tambahan biaya.