SYARAT-SYARAT TEKNIS
I. LINGKUP PEKERJAAN
I.1 Rehabilitasi Ruang Kelas
I.2 Pekerjaan meliputi Pembangunan
II.6 Contoh
Pada waktu memintakan persetujuan atas Bahan/Produk kepada Direksi Pekerjaan harus diserahkan
Contoh dari Bahan / Produk tersebut, dengan ketentuan sebagai berikut
1. Jumlah Contoh :
1
R E N C A N A K E R J A D A N S YA R AT- S YA R AT ( R K S )
1. Untuk Bahan / Produk yang tidak dapat diberikan sesuatu Sertifikat Pengujian yang dapat
disetujui / diterima oleh Direksi Pekerjaan sehingga perlu untuk diadakan Pengujian, maka
kepada Direksi Pekerjaan harus diserahkan sejumlah Bahan / Produk sesuai persyaratan yang
ditetapkan dalam Standar Prosedur Pengujian, untuk dijadikan Benda Uji guna diserahkan
kepada lembaga Penguji yang ditunjuk oleh Direksi Pekerjaan.
2. Untuk Bahan / Produk yang mempunyai Sertifikat Pengujian, maka harus diserahkan 2 (dua)
buah contoh , yang masing-masing disertai dengan salinan Sertifikat Pengujian yang
bersangkutan kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan.
2. Contoh yang disetujui :
1. Contoh yang diserahkan kepada Direksi Pekerjaan dan telah memperoleh persetujuan, harus
dibuat suatu keterangan tertulis mengenai persetujuannya serta dipasang tanda pengenal
persetujuannya pada 2 (dua) buah contoh, yang semuanya akan dipegang oleh Direksi
Pekerjaan. Bila dikehendaki Kontraktor dapat memintakan sejumlah set tambahan dari contoh
berikut Tanda Pengenal Persetujuan dan surat keterangan persetujuan untuk kepentingan
dokumentasi Kontraktor.
2. Pada waktu Direksi Pekerjaan sudah tidak lagi membutuhkan contoh yang disetujui tersebut
untuk pemeriksaan Bahan/Produk bagi pekerjaan, maka Kontraktor berhak meminta kembali
Contoh tersebut untuk dipasang pada pekerjaan.
3. Waktu Persetujuan Contoh
1. Merupakan tanggung jawab dari Kontraktor untuk mengajukan Contoh pada waktunya,
sehingga Pemberian persetujuan atas Contoh tersebut tidak akan menyebabkan
keterlambatan pada Jadwal Pengadaan Bahan (paling akhir 30 (tiga puluh) hari kerja
sebelum mendapat persetujuan bahan).
2. Untuk Bahan/Produk yang persyaratannya tidak dikaitkan dengan kesetaraan pada sesuatu
Merk Dagang tertentu, keputusan atas Contoh akan diberikan oleh Direksi Pekerjaan dalam
waktu tidak lebih dari 10 (sepuluh) hari kerja. Persetujuan yang akan melibatkan keputusan
tambahan diluar Persyaratan Teknis (seperti penentuan Model, warna dll), maka
keseluruhan keputusan akan diberikan dalam waktu tidak lebih dari 21 (dua puluh satu) hari
kerja.
3. Untuk Bahan/Produk yang masih harus dibuktikan kesetaraannya dengan sesuatu Merk
Dagang yang disebutkan, keputusan atas Contoh akan diberikan oleh Direksi Pekerjaan
dalam waktu 21 (dua puluh satu) hari kerja sejak dilengkapinya pembuktian kesetaraan.
4. Untuk bahan/Produk yang bersifat Pengganti (substitusi), keputusan Persetujuan akan
diberikan oleh Direksi Pekerjaan dalam jangka waktu 21 (dua puluh satu) hari sejak
diterimanya seluruh bahan-bahan pertimbangan secara lengkap.
5. Untuk Bahan/Produk yang bersifat Peralatan/ Perlengkapan ataupun Produk lain yang
karena sifat / jumlah/harga pengadaannya tidak memungkinkan untuk diberikan Contoh
dalam bentuk Bahan/Produk jadi, maka permintaan Persetujuan bisa diajukan berdasarkan
Brosur dari Produk tersebut, dengan dilengkapi :
a. Spesifikasi Teknis lengkap yang dikeluarkan oleh Pabrik/Produsen.
b. Surat-surat seperlunya dari Agen/Importir sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan antara lain
Surat keagenan Surat Jaminan Suku Cadang dan Jasa Purna Penjualan (After Sales
service) dan lain-lain.
c. Katalog untuk warna, Pekerjaan Penyelesaian (Finishing) dan lain-lain.
d. Sertifikat-sertifikat Pengujian/Penetapan Kelas serta dokumen-dokumen lain sesuai
petunjuk Direksi Pekerjaan.
6. Apabila setelah melewati waktu yang ditetapkan diatas, keputusan atas contoh dari
Bahan/Produk yang diajukan belum diperoleh tanpa Pemberitahuan tertulis apapun dari
Direksi Pekerjaan, maka dianggap bahwa contoh yang diajukan telah disetujui oleh Direksi
Pekerjaan.
7. Penyimpanan Bahan.
a. Persetujuan atas sesuatu Bahan / Produk harus dimengerti sebagai perijinan untuk
memasukkan Bahan / Produk tersebut ke dalam lapangan serta pemeriksaan
keadaannya pada saat persetujuan diberikan.
b. Bahan / produk yang telah dimasukkan ke lapangan harus segera disimpan dengan cara
yang betul dan baik, sesuai ketentuan untuk masing-masing Bahan / Produk yang telah
ditetapkan serta sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan apabila tidak diisyaratkan
pabrik.
c. Kontraktor yang akan memakai Bahan / Produk tersebut harus bertanggung jawab
selama dalam penyimpanan, Bahan / Produk tersebut tetap berada dalam kondisi layak
untuk dipakai. Apabila selama waktu itu ternyata bahwa Bahan / Produk menjadi tidak
2
R E N C A N A K E R J A D A N S YA R AT- S YA R AT ( R K S )
layak untuk dipakai dalam pekerjaan, maka Direksi Pekerjaan berhak untuk
memerintahkan agar :
- Bahan/Produk tersebut harus segera dikeluarkan dari lapangan untuk diganti
dengan yang memenuhi persyaratan.
III. URAIAN PEKERJAAN
III.1 Informasi Site
1. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus benar-benar memahami kondisi /pelaksanaan
pekerjaan dan harus sudah memperhitungkan segala permasalahan yang dihadapi.
2. Kontraktor harus memperhatikan secara khusus mengenai pengaturan lokasi tempat bekerja,
penempatan material, pengamanan dan kelangsungan operasi selama pekerjaan berlangsung.
3. Kontraktor harus mempelajari dengan seksama seluruh bagian gambar, persyaratan teknis dan
agenda-agenda dalam dokumen lelang, guna penyesuaian dengan kondisi lapangan sehingga
pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik dan benar.
III.2 Penyediaan
Pemborong harus menyediakan semua keperluan guna pelaksanaan pekerjaan yang sempurna dan
efisien dengan urutan yang teratur, termasuk sarana bantu seperti alat-alat penarik dan pengangkat,
andang-andang dan sebagainya.
1. Peralatan yang digunakan harus baik dan bisa beroperasi dengan lancar. Semua peralatan yang
rusak harus diperbaiki di luar lokasi proyek atau dikoordinasikan dengan Pengguna Jasa.
2. Kontraktor harus menjaga ketertiban dan kelancaran perjalanan alat-alat berat. Yang melalui jalan
umum agar tidak mengganggu lalu lintas.
3. Pengawas atau Direksi Pekerjaan berhak memerintahkan untuk menambah peralatan yang tidak
sesuai / tidak memenuhi persyaratan.
4. Bila pekerjaan sudah selesai, Kontraktor diwajibkan untuk segera menyingkirkan alat-alat tersebut
dan memperbaiki semua kerusakan yang diakibatkannya serta membersihkan bekas-bekasnya.
5. Disamping alat-alat yang diperlukan seperti tersebut diatas. Kontraktor harus menyiapkan tenda-
tenda untuk para pekerja waktu hujan.
3
R E N C A N A K E R J A D A N S YA R AT- S YA R AT ( R K S )
Bila Pemimpin Proyek menganggap perlu, Pemborong harus membuat gambar detail penjelasan (shop
drawings) yang diperiksa/disahkan oleh Pengawas. Gambar-gambar tersebut menjadi milik Pemimpin
Proyek.
IV.3 As Built Drawing (Gambar sebagaimana dilaksanakan).
Untuk semua gambar yang belum ada pada gambar kerja dan gambar perubahan di lapangan baik
penyimpangan atas perintah Pemberi Tugas atau tidak, Kontraktor harus membuat “as built drawing”
yang jelas, gambar-gambar tersebut harus diserahkan dalam rangkap tiga dan semua biaya
pembuatannya ditanggung Pemborong.
VI. PELAKSANAAN
VI.1 Rencana Pelaksanaan
1. Pada saat akan dimulai pelaksanaan di lapangan, atau setelah menerima SPK dari Pemimpin
Proyek, rekanan harus segera mengadakan persiapan termasuk pembuatan jadwal pelaksanaan
berupa ’Bar Chart’ dan ‘Network Planning’ selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan
SPK, yang berisi tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan, waktu yang direncanakan yang disesuaikan
dengan jangka waktu yang ditetapkan dalam kontrak, dan harus disahkan Pengawas/Direksi dan
Pimpinan Proyek.
2. Kontraktor harus memasukkan kembali perbaikan atas ’Bar Chart’ dan ‘Network Planning’ apabila
Direksi Pekerjaan meminta diadakannya perbaikan / penyempurnaan atas ’Bar Chart’ dan ‘Network
Planning’ tersebut, paling lambat 4 (empat) hari sebelum dimulainya waktu pelaksanaan.
3. Kontraktor tidak dibenarkan memulai sesuatu pelaksanaan pekerjaan sebelum adanya persetujuan
dari Direksi Pekerjaan atas Rencana kerja tersebut.
4. ‘Bar Chart’ dan ‘Network Planning’ tersebut harus selalu berada di lokasi pekerjaan agar
perkembangan hasil pekerjaan di lapangan bisa diikuti dan diberi tanda garis tinta merah. Bila
terdapat/terlihat ada hambatan, semua pihak harus segera mengadakan langkah-langkah
penanggulangannya.
VI.4 Dokumentasi
1. Kontraktor harus memperhitungkan biaya pembuatan dokumentasi serta pengirimannya ke pihak
Direksi Pekerjaan dan ke pihak lain yang memerlukan.
2. Yang dimaksud dokumentasi dalam pekerjaan ini adalah :
Laporan-laporan perkembangan Proyek.
- Foto-foto hasil pekerjaan berwarna ukuran post card dimasukkan dalam album. Foto-foto tersebut
menggambarkan kemajuan proyek dan dibuat minimal peristiwa sebagai berikut :
a. Sebelum pekerjaan dimulai.
b. Pada saat Penggalian dan Pembongkaran
c. Pelaksanaan pekerjaan pondasi Batu kali
d. Pada saat pengerjaan Sloof
e. Setelah dinding dan kusen terpasang.
f. Pemasangan Sanitasi
g. Pemasangan instalasi Mekanikal Elektrikal
h. Pada saat pemasangan dan selesainya pekerjaan plafon.
i. Pada saat pemasangan dan selesainya pekerjaan lantai
j. Bangunan telah selesai 100% Setelah pekerjaan seluruhnya selesai dan siap untuk
diserahkan pada penyerahan pertama.
5
R E N C A N A K E R J A D A N S YA R AT- S YA R AT ( R K S )
maupun datar (water pass) dan tegak lurusnya bangunan harus ditentukan dengan memakai alat ukur
instrumen water pass atau theodolit.
IX.2 Pemborong menjamin bahwa semua bahan bangunan dan perlengkapan yang disediakan menurut
kontrak dalam keadaan baru dan bahwa semua pekerjaan akan berkualitas baik. Semua pekerjaan
yang tidak sesuai dengan standar dapat ditolak.
X.2 Pemberi Tugas boleh (tetapi tidak secara tak adil atau menyusahkan) mengeluarkan perintah yang
menghendaki pemecatan siapa saja dari pekerjaan.
6
R E N C A N A K E R J A D A N S YA R AT- S YA R AT ( R K S )
XI.2 Pekerjaan tambah dan kurang hanya dapat dikerjakan atas perintah atau persetujuan tertulis dari
Direksi. Selanjutnya perhitungan penambahan pengurangan pekerjaan dilakukan atas dasar harga
yang disetujui oleh kedua belah pihak, jika tidak tercantum dalam daftar harga upah dan satuan
pekerjaan.
XI.3 Pekerjaan tambah dan kurang yang dikerjakan tanpa ijin tertulis Pengawas adalah tidak sah dan
menjadi tanggung jawab Pemborong sepenuhnya.
B. PEKERJAAAN PEMBANGUNAN
I. PEKERJAAN PENDAHULUAN
I.1. Sarana Air Kerja dan Penerangan
1. Untuk kepentingan pelaksanaan pekerjaan selama proyek berlangsung, Kontraktor harus
memperhitungkan biaya penyediaan air bersih guna keperluan air kerja, air minum untuk pekerja dan
air kamar mandi / WC selama berlangsungnya proyek.
2. Air yang dimaksud adalah air bersih, baik yang berasal dari PAM atau sumber lain, serta pengadaan
dan pemasangan pipa distribusi air tersebut bagi keperluan pelaksanaan pekerjaan termasuk
keperluan Kantor Direksi Pekerjaan, kantor pelaksana, kamar mandi/wc atau tempat-tempat lain yang
dianggap perlu.
3. Kontraktor juga harus menyediakan Sumber Tenaga Listrik untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan,
kebutuhan kantor Direksi Pekerjaan dan penerangan proyek pada malam hari sebagai keamanan
selama proyek berlangsung. Penyediaan penerangan/Tenaga listrik berlangsung selama 24 jam
penuh dalam sehari.
4. Pengadaan penerangan dapat diperoleh dari sambungan PLN atau dengan Generator set, dan
semua perijinan untuk pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor. Pengadaan fasilitas
penerangan termasuk instalasi dan armateur stop kontak serta sakelar / panel.
7
R E N C A N A K E R J A D A N S YA R AT- S YA R AT ( R K S )
I.2. Keamanan Proyek
1. Kontraktor harus bisa menjamin keamanan proyek baik untuk barang-barang Kontraktor, milik
Pengawas/Direksi Pekerjaan, serta menjaga keutuhan bangunan-bangunan yang ada dari gangguan
para pekerja ataupun kerusakan akibat pelaksanaan pekerjaan.
2. Kontraktor harus bisa menempatkan petugas keamanan selama 24 jam penuh setiap hari yang dibagi
dalam 3 gelombang waktu bekerja (shift), dan harus melakukan pemeriksaan pengamanan setiap hari
setelah selesai pekerjaan.
3. Untuk menjaga ketertiban maka para pekerja diharuskan menggunakan tanda pengenal pada bagian
badan yang mudah terlihat oleh petugas keamanan yang sedang bertugas.
8
R E N C A N A K E R J A D A N S YA R AT- S YA R AT ( R K S )
2. Pada tiap lantai bangunan dengan radius 50 m disediakan 1 unit tabung pemadam kebakaran
demikian juga untuk Direksi Pekerjaan keet kantor Kontraktor dan gudang penyimpanan.
I.7 Jalan masuk ke tempat pekerjaan yang telah ditentukan harus diadakan oleh rekanan bila
diperlukan, sesuai kebutuhan dan kepentingan proyek.
I.10 Sambungan listrik, air dan transportasi pelaksanaan agar dipersiapkan dengan baik dan
berkoordinasi dengan pihak pengurus rusun. Bila pihak tersebut tidak dapat memenuhi, maka
rekanan (Pemborong) harus menyediakan sendiri.
C. PEKERJAAN ARSITEKTUR
11
R E N C A N A K E R J A D A N S YA R AT- S YA R AT ( R K S )
b. Air yang digunakan haruslah air bersih yang bebas dari bahan-bahan yang merusak
misalnya minyak, asam dan unsur organik lainnya. Kontraktor harus menyediakan air kerja
ini atas biaya sendiri.
c. Pasir harus bersih, bebas dari kotoran, dan tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5%
d. Kerikil harus kasar dan keras tidak berpori
Pelaksanaan
a. Beton rabat adalah campuran 1 pc : 3 ps : 6 kr, tebal 5 cm dilaksanakan pada seluruh lantai
kerja pondasi poer dan sloof.
b. Pelaksanaan beton rabat dilaksanakan juga di lantai dasar sebelum pemasangan penutup
lantai keramik dengan tebal 7 cm pada bangunan gedung dan joglo, sedang untuk lantai
kamar mandi tebal rabat beton adalah 3 cm
15
R E N C A N A K E R J A D A N S YA R AT- S YA R AT ( R K S )
2. Bila kerusakan pekerjaan ini bukan oleh tindakan pemilik pada waktu pekerjaan dilaksanakan maka
Pemborong wajib memperbaiki pekerjaan tersebut sampai dinyatakan dapat diterima oleh Direksi.
Biaya yang ditimbulkan untuk pekerjaan perbaikan ini menjadi tanggung jawab Pemborong.
Pengamanan
1. Pemborong wajib mengadakan perlindungan terhadap permukaan kosen yang sudah terpasang.
Biaya yang diperlukan untuk pengamanan ini menjadi tanggung jawab Pemborong, sampai hasil
pekerjaan diterima dengan baik (Serah Terima II).
2. Bahan-bahan perlindungan dilaksanakan sesuai ketentuan yang ditetapkan pada persyaratan
bahan dan persyaratan lain (sesuai ketentuan pabrik).
IV.1.5. Syarat Penerimaan
1. Hasil pekerjaan kosen yang dipasang harus tepat pada posisinya rapat satu sama lainnya, terjamin
kerapihannya, dan tidak cacat; dan merupakan satu kesatuan dengan jenis pintu yang telah
ditetapkan pada gambar rancangan dan spesifikasi bahan.
2. Semua kegiatan pelaksanaan telah memenuhi persyaratan gambar perancangan, show drawing
dan pengarahan yang diterbitkan oleh Direksi.
V.1.2. Bahan-bahan
1. Penutup Atap
a. Penutup atap dan wuwungan memakai genteng Type Karang Pilang warna merah, merk
wisma, goodyear atau setara.
b. Warna penutup atap dan bubungan harus rata dan tidak cacat / retak.
c. Sebelum dipasang kontraktor diwajibkan mengajukan contoh genteng kepada Direksi untuk
mendapatkan persetujuan.
2. Rangka Atap
Rangka atap menggunakan Rangka Atap Baja Ringan (Galvalum).
V.1.3. Pelaksanaan
1. Rangka Atap
Persyaratan umum bahan untuk Rangka Atap Baja Ringan adalah sebagai berikut :
a. Syarat-syarat mutu dan pemasangan harus memiliki sertifikat SNI untuk produk Rangka Atap
Baja Ringan.
b. Semua bahan yang dipakai harus disertai jaminan mutu dari pabrik atau sertifikat pengujian
dari laboratorium yang disetujui Konsultan Pengawas.
c. Bahan-bahan yang dipakai buatan dalam negeri yang dikenal baik, yang produknya
memenuhi standarisasi industri yang berlaku.
d. Pabrik Produsen Rangka Atap Baja Ringan (Galvalum) wajib memberikan garansi selama
lima belas tahun (15 th) untuk bahan dan struktur dengan perkecualian kerusakan struktur
dan force major.
e. Bahan struktur baja tidak boleh cacat atau begkok-bengkok, jadi harus betul-betul lurus.
- Frame (Rangka Utama) pada bahan batang memiliki spesifikasi tebal minimal 0,75
mm.
- Cremona memiliki spesifikasi tebal minimal 0,65 mm.
- Reng memiliki spesifikasi tebal minimal 0,5 mm
- Desain dan perhitungan struktur atas pemasangan Rangka Atap Baja Ringan
sebagaimana dimaksud disesuaikan dengan sistem pemasangan (software) yang
dimiliki pabrik produsen Rangka Atap Baja Ringan yang bersangkutan.
17
R E N C A N A K E R J A D A N S YA R AT- S YA R AT ( R K S )
d. Aplikator wajib menyerahkan contoh speciment masing-masing bahan sepanjang 10 cm untuk
masing-masing lokasi.
e. Setelah proses pemasangan selesai , sebelum pemasangan penutup atap (genteng) harus
diperiksa dan mendapat persetujuan dari aplikator resmi pabrik yang bersangkutan.
f. Apabila terjadi perubahan dilapangan yang tidak sesuai desain yang ada maka aplikator harus
mengajukan perubahan desain terlebih dahulu sebelum pelaksanaan.
g. Semua proses sebagaimana diatas, harus tertulis (diadministrasikan) dalam buku direksi atau
dibuat Berita Acara bilamana dibutuhkan.
D. PEKERJAAN STRUKTUR
I. KETENTUAN UMUM
I.1. Ketentuan Umum
1. Apabila terjadi perubahan gambar sehubungan dengan pelaksanaan, sebelum pekerjaan dimulai
harus mendapat persetujuan tertulis dari Pengawas.
2. Proses mendapatkan persetujuan tertulis dari Pengawas harus melalui mekanisme yang disepakati
kedua belah pihak, misalnya dengan pengajuan proposal tertulis tentang alternatif yang diusulkan.
3. Apabila terjadi perbedaan ukuran dalam gambar maka pelaksana harus menanyakan terlebih
dahulu kepada Pengawas.Ukuran yang tertulis menjadi acuan dibanding ukuran dalam skala.
4. Apabila terjadi perbedaan antara RKS dan gambar kerja, maka pelaksana segera melaporkannya
kepada pengawas untuk mendapat penyelesaian.
5. Segala perubahan gambar yang disetujui pengawas dan berdampak kepada besarnya pembiayaan,
harus diperhitungkan atas pekerjaan tambah kurang.
6. Kesalahan pelaksanaan yang berakibat pada penambahan biaya dan waktu pelaksanaan
pekerjaan, maka seluruh biaya tersebut sepenuhnya menjadi tanggungan pelaksana.
18
R E N C A N A K E R J A D A N S YA R AT- S YA R AT ( R K S )
II.1.2. Pengujian
a. Pengawas lapangan berhak memerintahkan diadakan pengujian pada setiap bahan yang digunakan
pada pelaksanaan konstruksi beton ini untuk menentukan apakah bahan yang dipakai mempunyai
mutu sesuai dengan mutu yang telah ditetapkan.
b. Pengujian bahan dan beton harus dilakukan sesuai SNI 03-2847-2002.
c.Tempat pengujian bahan dan beton harus dilakukan di Laboratorium independent yang memenuhi
syarat, dan mendapat persetujuan tertulis Pengawas.
d. Laporan lengkap pengujian bahan dan pengujian beton harus selalu tersedia di lapangan (on site)
untuk pemeriksaan selama pekerjaan berlangsung, dan tersimpan selama 2(dua) tahun setelah
selesainya pekerjaan pembangunan.
II.1.3. Semen
a. Semen yang dipakai adalah semen Portland type satu,sesuai SNI 03-2847-2002.
b. Merek semen yang akan dipakai harus mendapat persetujuan tertulis dari Pengawas. Untuk
mendapat persetujuan, kontraktor harus dapat menunjukan sertifikat tentang semen yang diusulkan
untuk dipakai. Sertifikat ini bisa diproleh dari pabrik semen yang bersangkutan atau dari
laboratorium yang mempunyai kewenangan.
c.Pengawas berhak menolak semen yang dikirim ke Proyek, jika atas dasar pemeriksaan tidak
memenuhi persyaratan.
d. Penyimpanan Semen harus memenuhi syarat:
Terlindung dari pengaruh iklim dan kelembaban;
Semen harus disimpan sedemikian rupa, sehingga semen yang datang/diproduksi lebih dulu
terpakai lebih awal.
Semen yang mempunyai gejala membatu /terkontaminasi bahan yang dapat merusak tidak
boleh digunakan.
Pemakaian semen lebih dari satu merek tidak diijinkan, kecuali ada alasan khusus dan
mendapat persetujuan tertulis Pengawas.
II.1.4. Agregat
a. Agregat untuk beton harus memenuhi syarat ASTM C 33.
b. Agregat kasar dapat berasal langsung dari alam(agregat alam), atau agregat yang berasal dari batu
pecah.
c.Ukuran maximum nominal agregat kasar harus tidak melebihi :
Seperlima(1/5) jarak terkecil sisi-sisi cetakan;
Sepertiga (1/3) ketebalan pelat lantai .
d. Penyimpanan agregat kasar dan halus harus terpisah agar memudahkan tugas Pengawasan,tidak
terintrusi bahan yang dapat merusak/menggangu.
e. Barang yang telah terkontaminasi bahan yang merusak tidak dapat digunakan.
II.1.5. Air
a. Air pencampur beton harus bersih dan bebas dari bahan-bahan yang dapat beton, seperti: oli,
asam, alkali, garam, bahan organik .
b. Kecuali air yang berasal dari PDAM, maka sebelum dipakai harus diuji kelayakannya, seperti yang
ditentukan dalam SNI 03-2847-2002 PASAL 5.4
19
R E N C A N A K E R J A D A N S YA R AT- S YA R AT ( R K S )
Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah pekerjaan-pekerjaan yang menunjang terealisasinya
pekerjaan struktur beton yaitu:
1. Persiapan;
2. Toleransi
3. Cetakan,pipa tertanam,dan siar pelaksanaan.
4. Penulangan;
5. Pelindung beton;
6. Campuran beton
7. Pengecoran;
8. Perawatan;
9. Evaluasi dan penerimaan mutu beton
II.2.2. Toleransi
a. Dimensi
Untuk panjang sampai dengan 10 meter ± 10 mm
Untuk panjang keseluruhan lebih 10 meter ± 15 mm
b. Kedudukan (dari titik patokan)
Kedudukan permukaan horizontal ± 10 mm
Kedudukan permukaan vertical ± 10 mm
c. Alinement vertical listplang/sirip ±10 mm
d. Penutup/selimut beton
Selimut beton tebal sampai dengan 30 mm ± 5 mm
e. Dimensi balok
Ukuran sampai dengan 500 mm ± 5 mm
Ukuran lebih besar 500 mm ± 10 mm
f. Dan lain-lain
Apabila ada toleransi yang belum disebutkan akan ditetapkan kemudian atas persetujuan
Pengawas.
Siar pelaksanaan pada system pelat lantai harus ditempatkan dalam daerah sepertiga bentang
tengah pelat dan balok. Siar pelaksanaan balok induk harus diletakan pada jarak minimum
sebesar dua kali lebar balok yang memotongnya dari posisi muka perpotongan tsb.
Siar pelaksanaan tidak boleh ditempatkan pada struktur yang harus kedap air,seperti didaerah
kamar mandi dan kamar kecil (KM/WC) atau pada pelat atap.
II.2.4. Penulangan
a. Pemotongan tulangan
Semua pemotongan tulangan tidak diperkenankan memakai mesin las atau yang sejenis.
b. Pengiriman tulangan
Semua tulangan saat pengiriman tidak boleh ditekuk kecuali untuk tulangan berdiameter lebih kecil
19 mm.
c. Pembengkokan tulangan.
Semua tulangan harus dibengkokkan dalam keadaan dingin, kecuali disetujui dengan cara lain oleh
Pengawas. Tulangan yang sudah tertanam dalam beton tidak boleh dibengkokkan
dilapangan.
d. Permukaan tulangan.
Pada saat beton di cor,keadaan permukaan tulangan harus bersih,bebas dari lumpur,minyak,atau
segala jenis zat /benda pelapis bukan logam yang dapat mengurangi lekatan beton terhadap
tulangan.
e. Penempatan tulangan.
Semua tulangan harus ditempatkan/disetel sesuai gambar. Tulangan ditempatkan sedemikian rupa
agar tetap terjamin ditempatnya, tidak mudah tergeser akibat adanya pekerjaan pengecoran.
f. Batasan spasi tulangan.
Jarak bersih antara dua tulangan sejajar dalam lapis yang sama tidak kurang dari diameter tulangan
yang besangkutan dengan minimal 25mm. Bila tulangan sejajar tersebut diletakan dalam dua lapis
atau lebih,tulangan pada lapis bawah harus tepat dibawah tulangan diatasnya, dengan spasi bersih
minimal 25mm.
g. Sambungan /pengangkuran tulangan.
Sambungan lewatan tulangan yang menerus dan pengangkuran tulangan yang berakhir pada
pertemuan kolom balok harus dilindungi dengan sengkan pengikat. Sengkang ini dapat berupa
sengkang pengikat tertutup internal atau spiral tertutup.
21
R E N C A N A K E R J A D A N S YA R AT- S YA R AT ( R K S )
d. Penambahan air.
Penambahan air pada beton yang sudah selesai proses pengadukannya tidak diijinkan.
II.2.6. Pengecoran
a. Persetujuan tertulis pengecoran oleh Pelaksana harus sudah selesai paling lambat 24 jam sebelum
waktu pelaksanaan Pengecoran tidak dapat dilaksanakan apabila tidak dihadiri oleh Pengawas.
b. Sebelum pengecoran dimulai,cetakan harus dibasahi air atau bahan bahan lain untuk menghindari
hilangnya air dalam campuran dan sekaligus untuk mengantisipasi kemudahan pembukaan cetakan
dan untuk memproleh kwalitas permukaan beton yang disyaratkan. Selama pengecoran sampai
dengan proses pengerasan selesai, beton harus tetap terlindungi oleh kemungkinan adanya
gangguan external maupun internal (hujan, getaran,tumbukan dsbnya)
c. Adukan beton harus selesai dicorkan paling lambat sebelum waktupengerasan (setting time berakhir).
Waktu setting time harus ditetapkan secara tertulis terlebih dahulu oleh Pengawas atas usul
Pelaksana.
d. Pengecoran harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak terjadi segregasi. Penulangan beton
harus sedekat mungkin.Tinggi jatuh bebas beton tidak boleh melampaui 1,5 m.
b. Pemberhentian pengecoran (siar pelaksanaan) sesuai rencana yang telah mendapat pesetujuan
pengawas.
c. Tebal pengecoran harus mempertimbangkan adanya proses pemadatan, pengaruh panas
hydrasi(dengan maximum beda panastertinggi didalam beton dan dipermukaan sebesar 20 derajat
Celsius).
d. Khusus pada pemberhentian pengecoran elemen vertical misal kolom, sebelum dilakukan
pengecoran sambungan berikutnya, bagian atas beton harus dikepras setebal minimal 50mm, untuk
mendapatkan mutu beton yang sesuai.
e. Selama proses pengecoran harus dijaga agar tidak terjadi perubahan letak penulangan,antisipasi
terhadap hal ini harus diambil sebelum persetujuan pengecoran dikeluarkan.
22
R E N C A N A K E R J A D A N S YA R AT- S YA R AT ( R K S )
mencatat segala sesuatunya yang diperlukan seperti suhu beton segar pada saat menyiapkan
contoh uji untuk pengujian tekan.Pengujian di Laboratorium harus dilakukan oleh tenaga
Teknisi yang memenuhi persyaratan atas persetujuan Pengawas.
Laboratorium.
Semua benda uji harus dites sesuai persyaratan di Laboratorium Independen yang memenuhi
kwalifikasi baik personel maupun peralatannya, atas persetujuan tertulis Pengawas. Saat
pengujian harus disaksikan oleh Pengawas.
Pengujian tambahan.
Pengawas berhak memerintahkan Pelaksana untuk melakukan pengujian tambahan apabila
ada hal-hal yang ketentuan yang berlaku.
I.9. Pengujian.
Seluruh instalasi setelah selesai harus diuji untuk menentukan apakah sudah bisa bekerja
sempurna. Dalam semua hal harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam peraturan-
peraturan PLN setempat.
I.1.2. Pengadaan pengujian dan commissioning untuk semua sistem pekerjaan yang
terpasang.
24
R E N C A N A K E R J A D A N S YA R AT- S YA R AT ( R K S )
I.2. PENJELASAN PERSYARATAN TEKNIS UMUM
I.2.1. Waktu Pelaksanaan.
Lamanya waktu pelaksanaan pengadaan, pemasangan, dan pemeliharaan diselaraskan dengan
tahap-tahap pembangunan sesuai jadwal yang telah ditentukan.
I.2.2. Material.
Pemborong harus menjamin seluruh unit peralatan yang didatangkan adalah baru bebas dari unsur
unsur rusak dan tidak layak, serta kualitas barang sesuai dengan spesifikasi. Setiap material atau
peralatan yang tidak memenuhi spesifikasi harus diganti dengan yang sesuai, dalam waktu tidak lebih
dari satu minggu setelah ditanda tangani berita acara penerimaan barang. Seluruh biaya yang timbul
akibat penggantian material dan peralatan tersebut di atas menjadi tanggungan Pemborong.
I.2.9. Pengamanan.
Pemborong bertanggung jawab atas pencegahan/pengamanan semua bahan dan peralatan untuk
pekerjaan instalasi ini dari pencurian atau kerusakan. Bahan dan peralatan yang hilang atau rusak
harus diganti oleh Pemborong tanpa tambahan biaya.
I.2.10. Koordinasi.
Dalam pelaksanaan pekerjaannya, Pemborong instalasi ini diwajibkan mengadakan koordinasi
dengan pemborong-pemborong pekerjaan struktur, elektrikal, interior, dan sebagainya sehingga
kemungkinan terjadinya kesalahan pada pemasangan dapat diperkecil atau dihilangkan.
I.2.11. Penjelasan persyaratan teknis khusus untuk pekerjaan instalasi air kotor.
25
R E N C A N A K E R J A D A N S YA R AT- S YA R AT ( R K S )
1. Peraturan-peraturan/Persyaratan Selama pelaksanaan pekerjaan ini, tata cara pelaksanaan dan
petunjuk-petunjuk lain yang berkenaan dengan semua peraturan pembangunan yang sah di
Indonesia harus betul-betul ditaati. Peraturan-peraturan yang dimaksud adalah :
a. Pedoman Peraturan Plumbing Indonesia yang dikeluarkan oleh Direktorat Teknik Penyehatan,
Direktorat Jenderal Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum.
b. Pemeriksaan Umum untuk Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan NI-3 (PUBB) 1956, NI-3
1963, dan PUBB 1969.
c. Peraturan Beton Indonesia PBI-NI-1/1955, PBI-NO-2/1971 dan dengan Peraturanperaturan
Beton yang berlaku saat ini.
d. Peraturan Perubahan Indonesia tentang penggunaan tenaga kerja harian, mingguan, bulanan,
dan borongan. Kontraktor dianggap telah cukup mengetahui akan isi dan maksud semua
peraturan dan syarat-syarat tersebut di atas.
2. Material/Bahan-bahan yang Dipakai.
a. Untuk pipa air kotor, air bangunan, dan ‘vent stack’ digunakan PVC merk Wavin, Pralon, atau
yang sejenis. Pipa PVC yang dipakai berukuran 3”
3. Pengujian
a. Pembuangan Air Kotor.
Seluruh sistem harus mempunyai lubang-lubang yang dapat ditutup plug agar dapat diisi air
sampai dengan lubang vent tertinggi. Sistem ini harus dapat menahan air isian tersebut
minimum satu jam, dan selama waktu itu airnya tidak boleh turun lebih dari 10 cm, atau
dengan pengujian hidrostatik 4 kg/cm² untuk pipa cabang dan 6 kg/cm² untuk pipa induk. Bila
Pemilik menginginkan pengujian lain di samping cara di atas, maka Kontraktor harus
melakukannya tanpa tambahan biaya.
BAB VI
PENUTUP
Peraturan ini harus dipelajari seksama oleh Penyedia Barang/Jasa yang selanjutnya merupakan bagian
yang mengikat dalam pelaksanaan pekerjaan ini. Hal-hal yang belum diatur dalam RKS ini, akan
26
R E N C A N A K E R J A D A N S YA R AT- S YA R AT ( R K S )
dijelaskan pada pelaksanaan pekerjaan dan semua tambahan atas yang ditanda tangani Gugus tugas
pengadaan Barang/Jasa dan merupakan pedoman dalam proses pelaksanaan berikutnya.
PERENCANA
CV. ADHITYA BREGAS JAYA
27
R E N C A N A K E R J A D A N S YA R AT- S YA R AT ( R K S )