Anda di halaman 1dari 27

BAB V

SYARAT-SYARAT TEKNIS

A. URAIAN TEKNIS UMUM

I. LINGKUP PEKERJAAN
I.1 Rehabilitasi Ruang Kelas
I.2 Pekerjaan meliputi Pembangunan

II. JENIS DAN MUTU BAHAN


II.1 Kecuali ditetapkan lain secara khusus, maka semua bahan yang dipergunakan dalam pekerjaan ini
harus menggunakan bahan yang baru.

II.2 Tanda pengenal.


1. Apabila pabrik / produsen bahan mengeluarkan tanda pengenal untuk produk / bahan yang
dihasilkannya, baik berupa cap merk dagang atau sebagai pengenal kualitas / kelas / kapasitas
maka semua bahan dari pabrik / produsen bersangkutan yang dipergunakan dalam pekerjaan ini
harus mengandung tanda pengenal tersebut.
2. Khusus untuk bahan pekerjaan instalasi (daya, penerangan, komunikasi, alarm, plumbing dan lain-
lain) kecuali ditetapkan oleh pengawas / Direksi Pekerjaan, bahan sejenis dengan fungsi yang
berbeda harus diberi tanda pengenal yang berbeda pula. Tanda pengenal ini dapat berupa warna
atau tanda lain yang harus sesuai dengan ketentuan dan persyaratan yang berlaku. Dalam hal ini
harus dilaksanakan sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan.

II.3 Merk Dagang Dan Kesetaraan.


1. Penyebutan sesuatu Merk Dagang bagi suatu Bahan/Produk didalam persyaratan Teknis, secara
umum harus dimengerti sebagai keharusan memakai produk tersebut.
2. Kecuali secara khusus dipersyaratkan lain, maka penggunaan Bahan/Produk lain yang dapat
dibuktikan mempunyai kualitas penampilan yang setara dengan bahan/produk yang memakai Merk
Dagang yang disebutkan dapat diterima apabila sebelumnya telah diperoleh persetujuan tertulis dari
Direksi Pekerjaan atas ijin dari Pemberi Tugas tentang kesetaraan tersebut.
3. Penggunaan Bahan / Produk yang disetujui sebagai "setara" tidak dianggap sebagai perubahan
Pekerjaan dan karenanya tidak akan ada perubahan harga.

II.4 Penggantian (Substitusi).


1. Atas persetujuan Direksi Pekerjaan/Pemberi tugas, Kontraktor dapat menggantikan sesuatu
bahan/produk dengan sesuatu Bahan/Produk lain yang berbeda dari produk yang disyaratkan dan
setaranya.
2. Apabila akibat penggantian bahan/produk terjadi perhitungan harga kurang/lebih maka akan
diperhitungkan sebagai pekerjaan tambah/kurang.

II.5 Persetujuan Bahan.


1. Untuk menghindarkan penolakan bahan dilapangan dianjurkan dengan sangat agar sebelum
sesuatu Bahan / Produk akan dibeli/ dipesan/diprodusir, terlebih dulu dimintakan Persetujuan dari
Direksi Pekerjaan atas kesesuaian dari Bahan/Produk tersebut dengan Persyaratan Teknis, Guna
diberikan persetujuan dalam bentuk tertulis yang dilampirkan pada contoh/Brosur dari
Bahan/Produk yang bersangkutan untuk diserahkan pada Direksi Pekerjaan dilapangan.
2. Penolakan bahan dilapangan karena diabaikannya prosedur diatas sepenuhnya merupakan
tanggung jawab Kontraktor tanpa pertimbangan keringanan apapun.
3. Adanya persetujuan tertulis dengan disertai Contoh/Brosur seperti tersebut diatas tidak melepaskan
tanggung jawab Kontraktor dari kewajibannya untuk mengadakan Bahan/Produk yang sesuai
dengan persyaratannya, serta tidak merupakan jaminan akan diterima/disetujuinya seluruh
Bahan/Produk tersebut dilapangan, sejauh tidak dapat dibuktikan bahwa seluruh Bahan / Produk
tersebut adalah sesuai dengan Contoh/Brosur yang telah disetujui.

II.6 Contoh
Pada waktu memintakan persetujuan atas Bahan/Produk kepada Direksi Pekerjaan harus diserahkan
Contoh dari Bahan / Produk tersebut, dengan ketentuan sebagai berikut
1. Jumlah Contoh :
1
R E N C A N A K E R J A D A N S YA R AT- S YA R AT ( R K S )
1. Untuk Bahan / Produk yang tidak dapat diberikan sesuatu Sertifikat Pengujian yang dapat
disetujui / diterima oleh Direksi Pekerjaan sehingga perlu untuk diadakan Pengujian, maka
kepada Direksi Pekerjaan harus diserahkan sejumlah Bahan / Produk sesuai persyaratan yang
ditetapkan dalam Standar Prosedur Pengujian, untuk dijadikan Benda Uji guna diserahkan
kepada lembaga Penguji yang ditunjuk oleh Direksi Pekerjaan.
2. Untuk Bahan / Produk yang mempunyai Sertifikat Pengujian, maka harus diserahkan 2 (dua)
buah contoh , yang masing-masing disertai dengan salinan Sertifikat Pengujian yang
bersangkutan kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan.
2. Contoh yang disetujui :
1. Contoh yang diserahkan kepada Direksi Pekerjaan dan telah memperoleh persetujuan, harus
dibuat suatu keterangan tertulis mengenai persetujuannya serta dipasang tanda pengenal
persetujuannya pada 2 (dua) buah contoh, yang semuanya akan dipegang oleh Direksi
Pekerjaan. Bila dikehendaki Kontraktor dapat memintakan sejumlah set tambahan dari contoh
berikut Tanda Pengenal Persetujuan dan surat keterangan persetujuan untuk kepentingan
dokumentasi Kontraktor.
2. Pada waktu Direksi Pekerjaan sudah tidak lagi membutuhkan contoh yang disetujui tersebut
untuk pemeriksaan Bahan/Produk bagi pekerjaan, maka Kontraktor berhak meminta kembali
Contoh tersebut untuk dipasang pada pekerjaan.
3. Waktu Persetujuan Contoh
1. Merupakan tanggung jawab dari Kontraktor untuk mengajukan Contoh pada waktunya,
sehingga Pemberian persetujuan atas Contoh tersebut tidak akan menyebabkan
keterlambatan pada Jadwal Pengadaan Bahan (paling akhir 30 (tiga puluh) hari kerja
sebelum mendapat persetujuan bahan).
2. Untuk Bahan/Produk yang persyaratannya tidak dikaitkan dengan kesetaraan pada sesuatu
Merk Dagang tertentu, keputusan atas Contoh akan diberikan oleh Direksi Pekerjaan dalam
waktu tidak lebih dari 10 (sepuluh) hari kerja. Persetujuan yang akan melibatkan keputusan
tambahan diluar Persyaratan Teknis (seperti penentuan Model, warna dll), maka
keseluruhan keputusan akan diberikan dalam waktu tidak lebih dari 21 (dua puluh satu) hari
kerja.
3. Untuk Bahan/Produk yang masih harus dibuktikan kesetaraannya dengan sesuatu Merk
Dagang yang disebutkan, keputusan atas Contoh akan diberikan oleh Direksi Pekerjaan
dalam waktu 21 (dua puluh satu) hari kerja sejak dilengkapinya pembuktian kesetaraan.
4. Untuk bahan/Produk yang bersifat Pengganti (substitusi), keputusan Persetujuan akan
diberikan oleh Direksi Pekerjaan dalam jangka waktu 21 (dua puluh satu) hari sejak
diterimanya seluruh bahan-bahan pertimbangan secara lengkap.
5. Untuk Bahan/Produk yang bersifat Peralatan/ Perlengkapan ataupun Produk lain yang
karena sifat / jumlah/harga pengadaannya tidak memungkinkan untuk diberikan Contoh
dalam bentuk Bahan/Produk jadi, maka permintaan Persetujuan bisa diajukan berdasarkan
Brosur dari Produk tersebut, dengan dilengkapi :
a. Spesifikasi Teknis lengkap yang dikeluarkan oleh Pabrik/Produsen.
b. Surat-surat seperlunya dari Agen/Importir sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan antara lain
Surat keagenan Surat Jaminan Suku Cadang dan Jasa Purna Penjualan (After Sales
service) dan lain-lain.
c. Katalog untuk warna, Pekerjaan Penyelesaian (Finishing) dan lain-lain.
d. Sertifikat-sertifikat Pengujian/Penetapan Kelas serta dokumen-dokumen lain sesuai
petunjuk Direksi Pekerjaan.
6. Apabila setelah melewati waktu yang ditetapkan diatas, keputusan atas contoh dari
Bahan/Produk yang diajukan belum diperoleh tanpa Pemberitahuan tertulis apapun dari
Direksi Pekerjaan, maka dianggap bahwa contoh yang diajukan telah disetujui oleh Direksi
Pekerjaan.
7. Penyimpanan Bahan.
a. Persetujuan atas sesuatu Bahan / Produk harus dimengerti sebagai perijinan untuk
memasukkan Bahan / Produk tersebut ke dalam lapangan serta pemeriksaan
keadaannya pada saat persetujuan diberikan.
b. Bahan / produk yang telah dimasukkan ke lapangan harus segera disimpan dengan cara
yang betul dan baik, sesuai ketentuan untuk masing-masing Bahan / Produk yang telah
ditetapkan serta sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan apabila tidak diisyaratkan
pabrik.
c. Kontraktor yang akan memakai Bahan / Produk tersebut harus bertanggung jawab
selama dalam penyimpanan, Bahan / Produk tersebut tetap berada dalam kondisi layak
untuk dipakai. Apabila selama waktu itu ternyata bahwa Bahan / Produk menjadi tidak

2
R E N C A N A K E R J A D A N S YA R AT- S YA R AT ( R K S )
layak untuk dipakai dalam pekerjaan, maka Direksi Pekerjaan berhak untuk
memerintahkan agar :
- Bahan/Produk tersebut harus segera dikeluarkan dari lapangan untuk diganti
dengan yang memenuhi persyaratan.
III. URAIAN PEKERJAAN
III.1 Informasi Site
1. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus benar-benar memahami kondisi /pelaksanaan
pekerjaan dan harus sudah memperhitungkan segala permasalahan yang dihadapi.
2. Kontraktor harus memperhatikan secara khusus mengenai pengaturan lokasi tempat bekerja,
penempatan material, pengamanan dan kelangsungan operasi selama pekerjaan berlangsung.
3. Kontraktor harus mempelajari dengan seksama seluruh bagian gambar, persyaratan teknis dan
agenda-agenda dalam dokumen lelang, guna penyesuaian dengan kondisi lapangan sehingga
pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik dan benar.

III.2 Penyediaan
Pemborong harus menyediakan semua keperluan guna pelaksanaan pekerjaan yang sempurna dan
efisien dengan urutan yang teratur, termasuk sarana bantu seperti alat-alat penarik dan pengangkat,
andang-andang dan sebagainya.
1. Peralatan yang digunakan harus baik dan bisa beroperasi dengan lancar. Semua peralatan yang
rusak harus diperbaiki di luar lokasi proyek atau dikoordinasikan dengan Pengguna Jasa.
2. Kontraktor harus menjaga ketertiban dan kelancaran perjalanan alat-alat berat. Yang melalui jalan
umum agar tidak mengganggu lalu lintas.
3. Pengawas atau Direksi Pekerjaan berhak memerintahkan untuk menambah peralatan yang tidak
sesuai / tidak memenuhi persyaratan.
4. Bila pekerjaan sudah selesai, Kontraktor diwajibkan untuk segera menyingkirkan alat-alat tersebut
dan memperbaiki semua kerusakan yang diakibatkannya serta membersihkan bekas-bekasnya.
5. Disamping alat-alat yang diperlukan seperti tersebut diatas. Kontraktor harus menyiapkan tenda-
tenda untuk para pekerja waktu hujan.

III.3 Kuantitas dan Kualitas Pekerjaan


1. Kuantitas dan kualitas pekerjaan yang termasuk pada harga kontrak harus dianggap seperti yang
tertera di gambar-gambar kontrak atau tercantum di uraian dan syarat-syarat. Tetapi kecuali yang
disebut di atas, apa yang tertera dalam uraian dan syarat-syarat atau gambar dalam kontrak itu
bagaimanapun tidak boleh ditolak, diubah, atau dipengaruhi penerapan atau interprestasi dari apa
yang tercantum dalam syarat-syarat ini.
2. Kekeliruan pada uraian pekerjaan atau kuantitas atau pengurangan bagian-bagian dari gambar,
uraian dan syarat-syarat tidak boleh membatalkan kontrak ini tetapi hendaknya diperbaiki dan
dianggap suatu perubahan yang dikehendaki Pemberi tugas.
3. Harga kontrak tidak boleh disesuaikan atau diubah secara bagaimanapun selain menuruti
ketetapan-ketetapan yang tepat dari syarat-syarat ini, dan taat kepada pasal-pasal dari syarat-
syarat ini. Semua kekeliruan baik mengenai hitungan atau bukan perhitungan harga kontrak harus
dianggap telah diterima oleh kedua belah pihak yang bersangkutan.

III.4 Petunjuk dan Instruksi.


Semua petunjuk dan instruksi Direksi Pekerjaan / Pemberi Tugas yang dikeluarkan secara tertulis harus
dilaksanakan secara baik oleh Kontraktor. Apabila Kontraktor tidak dapat menerima atau menyetujui
pendapat atau perintah Direksi Pekerjaan/Pemberi tugas, harus mengajukan keberatan secara tertulis
dalam waktu 3 (tiga) kali 24 (dua puluh empat) jam. Dan apabila dalam jangka waktu tersebut
Kontraktor tidak mengajukan keberatan maka dianggap telah menyetujui dan menerima perintah Direksi
Pekerjaan / Pemberi Tugas untuk dilaksanakan.

IV. GAMBAR-GAMBAR PEKERJAAN


IV.I Gambar-gambar rencana pekerjaan yang meliputi bestek, detail konstruksi, situasi dan sebagainya
yang telah dibuat perancang telah disampaikan kepada rekanan bersama dokumen lainnya. Rekanan
tidak boleh mengubah/menambah tanpa ijin tertulis dari Pimpinan proyek. Semua gambar tersebut tidak
boleh diberikan kepada pihak lain yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan ini, atau digunakan
untuk maksud-maksud lain.

IV.2 Gambar-gambar Tambahan.

3
R E N C A N A K E R J A D A N S YA R AT- S YA R AT ( R K S )
Bila Pemimpin Proyek menganggap perlu, Pemborong harus membuat gambar detail penjelasan (shop
drawings) yang diperiksa/disahkan oleh Pengawas. Gambar-gambar tersebut menjadi milik Pemimpin
Proyek.
IV.3 As Built Drawing (Gambar sebagaimana dilaksanakan).
Untuk semua gambar yang belum ada pada gambar kerja dan gambar perubahan di lapangan baik
penyimpangan atas perintah Pemberi Tugas atau tidak, Kontraktor harus membuat “as built drawing”
yang jelas, gambar-gambar tersebut harus diserahkan dalam rangkap tiga dan semua biaya
pembuatannya ditanggung Pemborong.

IV.4 Gambar-gambar di Tempat Pekerjaan.


Rekanan harus menyimpan di lokasi pekerjaan satu set gambar kontrak lengkap termasuk rencana
kerja dan syarat-syarat, berita acara aanwijzing dan time schedule dalam keadaan baik selama masa
pelaksanaan pekerjaan, dan harus tersedia bila Pemberi tugas atau wakilnya sewaktu-waktu
memerlukan.

IV.5 Contoh Barang.


1. Selama pembangunan, semua bahan/barang bagi pelaksanaan harus sesuai dengan RKS dan
Berita Acara Aanwijzing.
2. Barang/bahan yang ditawarkan dalam harga satuan pekerjaan dan harga satuan bahan/upah
adalah mengikat, rekanan harus menawarkan harga-harga tersebut sesuai RKS dan Berita Acara
Aanwijzing.
3. Contoh barang/bahan yang ditawarkan tidak bisa dipergunakan bila belum mendapat persetujuan
Pengawas secara tertulis.

V. PENJELASAN RKS DAN GAMBAR


V.1 Bila terdapat perbedaan antara gambar rencana dan gambar detail maka gambar detail yang diikuti.
V.2 Bila pada gambar terdapat perbedaan antara skala dan ukuran maka ukuran dengan angka dalam
gambar yang diikuti.
V.3 Bila terdapat perbedaan ukuran, jumlah serta bahan-bahan yang diperlukan, maka RKS yang diikuti.
V.4 Bila rekanan meragukan perbedaan antara gambar-gambar yang ada dengan RKS, baik tentang mutu
bahan maupun konstruksi, maka rekanan wajib bertanya kepada Pengawas secara tertulis.
V.5 Sebelum melaksanakan pekerjaan, rekanan harus meneliti kembali semua dokumen yang ada untuk
disesuaikan dengan Berita Acara Rapat Penjelasan (Aanwijzing).
V.6 Kekeliruan pelaksanaan akibat kelalaian hal-hal diatas menjadi tanggung jawab Kontraktor.

VI. PELAKSANAAN
VI.1 Rencana Pelaksanaan
1. Pada saat akan dimulai pelaksanaan di lapangan, atau setelah menerima SPK dari Pemimpin
Proyek, rekanan harus segera mengadakan persiapan termasuk pembuatan jadwal pelaksanaan
berupa ’Bar Chart’ dan ‘Network Planning’ selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan
SPK, yang berisi tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan, waktu yang direncanakan yang disesuaikan
dengan jangka waktu yang ditetapkan dalam kontrak, dan harus disahkan Pengawas/Direksi dan
Pimpinan Proyek.
2. Kontraktor harus memasukkan kembali perbaikan atas ’Bar Chart’ dan ‘Network Planning’ apabila
Direksi Pekerjaan meminta diadakannya perbaikan / penyempurnaan atas ’Bar Chart’ dan ‘Network
Planning’ tersebut, paling lambat 4 (empat) hari sebelum dimulainya waktu pelaksanaan.
3. Kontraktor tidak dibenarkan memulai sesuatu pelaksanaan pekerjaan sebelum adanya persetujuan
dari Direksi Pekerjaan atas Rencana kerja tersebut.
4. ‘Bar Chart’ dan ‘Network Planning’ tersebut harus selalu berada di lokasi pekerjaan agar
perkembangan hasil pekerjaan di lapangan bisa diikuti dan diberi tanda garis tinta merah. Bila
terdapat/terlihat ada hambatan, semua pihak harus segera mengadakan langkah-langkah
penanggulangannya.

VI.2 Gambar Kerja.


1. Untuk bagian-bagian pekerjaan, dimana gambar belum cukup memberikan petunjuk mengenai cara
untuk mencapai keadaan terlaksana, Kontraktor wajib untuk mempersiapkan Gambar Kerja yang
terperinci yang akan memperlihatkan Cara Pelaksanaan tsb.
2. Format dari Gambar Kerja harus sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh Direksi Pekerjaan.
3. Gambar Kerja harus diajukan kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapatkan persetujuannya dalam
rangkap 2 (dua).
4
R E N C A N A K E R J A D A N S YA R AT- S YA R AT ( R K S )
VI.3 Rencana Mingguan dan Bulanan
1. Selambat-lambatnya pada setiap hari Sabtu selama proses pelaksanaan pekerjaan berlangsung,
Kontraktor wajib menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan suatu Rencana Mingguan yang berisi
Rencana Pelaksanaan dari berbagai Bagian Pekerjaan yang akan dilaksanakan dalam Mingguan
berikutnya.
2. Selambat-lambatnya pada minggu terakhir dari setiap bulan, Kontraktor wajib menyerahkan kepada
Direksi Pekerjaan suatu Rencana Bulanan yang menggambarkan dalam garis besarnya, berbagai
Rencana Pelaksanaan dari berbagai Bagian Pekerjaan yang direncanakan untuk dilaksanakan
dalam bulan berikutnya.
3. Kelalaian Kontraktor untuk menyusun dan menyerahkan Rencana Mingguan maupun Bulanan
dinilai sama dengan kelalaian dalam melaksanakan Perintah Direksi Pekerjaan dalam
Melaksanakan Pekerjaan.
4. Untuk memulai suatu Bagian Pekerjaan yang baru Kontraktor diwajibkan untuk menyampaikan
Pemberitahuan kepada Direksi Pekerjaan mengenai hal tersebut paling lambat 2 x 24 jam
sebelumnya.

VI.4 Dokumentasi
1. Kontraktor harus memperhitungkan biaya pembuatan dokumentasi serta pengirimannya ke pihak
Direksi Pekerjaan dan ke pihak lain yang memerlukan.
2. Yang dimaksud dokumentasi dalam pekerjaan ini adalah :
Laporan-laporan perkembangan Proyek.
- Foto-foto hasil pekerjaan berwarna ukuran post card dimasukkan dalam album. Foto-foto tersebut
menggambarkan kemajuan proyek dan dibuat minimal peristiwa sebagai berikut :
a. Sebelum pekerjaan dimulai.
b. Pada saat Penggalian dan Pembongkaran
c. Pelaksanaan pekerjaan pondasi Batu kali
d. Pada saat pengerjaan Sloof
e. Setelah dinding dan kusen terpasang.
f. Pemasangan Sanitasi
g. Pemasangan instalasi Mekanikal Elektrikal
h. Pada saat pemasangan dan selesainya pekerjaan plafon.
i. Pada saat pemasangan dan selesainya pekerjaan lantai
j. Bangunan telah selesai 100% Setelah pekerjaan seluruhnya selesai dan siap untuk
diserahkan pada penyerahan pertama.

VII. LAPORAN MINGGUAN DAN HARIAN


Rekanan membuat laporan bulanan/harian tentang kemajuan pekerjaan. Laporan kemajuan pekerjaan
tersebut minimal mengenai semua keterangan yang berhubungan dengan kejadianselama satu bulan
yang mencakup mengenai:
 Jumlah semua tenaga kerja yang digunakan dalam bulan ini.
 Uraian kemajuan pekerjaan pada akhir bulan.
 Semua bahan/barang perlengkapan yang telah masuk dan diterima di tempat pekerjaan.
 Keadaan cuaca.
 Kunjungan semua tamu yang berkaitan dengan proyek.
 Kunjungan tamu-tamu lain.
 Kejadian khusus.
 Foto-foto ukuran kartu post sesuai petunjuk Direksi.
 Pengesahan Pimpinan Proyek.

VIII. ALAT–ALAT PELAKSANAAN PENGUKURAN


Selama masa pelaksanaan, Pemborong harus menyediakan/menyiapkan alat-alat, baik untuk sarana
pekerjaan maupun yang diperlukan untuk memenuhi kualitas hasil pekerjaan antara lain derek,
pengaduk beton, dan sebagainya. Penentuan semua titik duga letak bangunan, siku-siku bangunan,

5
R E N C A N A K E R J A D A N S YA R AT- S YA R AT ( R K S )
maupun datar (water pass) dan tegak lurusnya bangunan harus ditentukan dengan memakai alat ukur
instrumen water pass atau theodolit.

IX. SYARAT-SYARAT CARA PEMERIKSAAN BAHAN BANGUNAN


IX.1 Rekanan harus selalu memegang teguh disiplin kerja, dan tidak memperkerjakan tenaga yang tidak
sesuai atau tidak mempunyai keahlian dalam tugas yang diserahkan kepadanya.

IX.2 Pemborong menjamin bahwa semua bahan bangunan dan perlengkapan yang disediakan menurut
kontrak dalam keadaan baru dan bahwa semua pekerjaan akan berkualitas baik. Semua pekerjaan
yang tidak sesuai dengan standar dapat ditolak.

IX.3 Pengujian Hasil Pekerjaan


1. Dalam pengajuan penawaran, Pemborong harus memperhitungkan semua biaya pengujian,
pemeriksaan berbagai bahan pekerjaan, Pemborong tetap bertanggung jawab atas biaya-biaya
pengiriman yang tidak memenuhi syarat-syarat (penolakan bahan) yang dikehendaki.
2. Kecuali dipersyaratkan lain, maka semua pekerjaan akan diuji dengan cara dan Tolok Ukur
Pengujian yang dipersyaratkan dan ditetapkan dalam Persyaratan Teknis
3. Kecuali dipersyaratkan lain, maka Badan / Lembaga yang akan melakukan Pengujian dipilih atas
persetujuan kedua pihak.
4. Semua Biaya Pengujian dalam jumlah seperti yang dipersyaratkan menjadi beban Kontraktor.

IX.4 Penutupan hasil Pelaksanaan Pekerjaan.


1. Sebelum menutup suatu Bagian Pekerjaan dengan Bagian Pekerjaan yang lain, sehingga secara
visuil menghalangi Direksi Pekerjaan untuk memeriksa Bagian Pekerjaan yang terdahulu,
Kontraktor wajib melaporkan secara tertulis kepada Direksi Pekerjaan mengenai rencananya untuk
melaksanakan Bagian Pekerjaan yang pertama tersebut, sehingga Direksi Pekerjaan
berkesempatan secara wajar melakukan pemeriksaan pada bagian yang bersangkutan untuk dapat
disetujui kelanjutan pekerjaannya.
2. Kelalaian Kontraktor untuk menyampaikan laporan diatas, memberikan hak kepada Direksi
Pekerjaan untuk memerintahkan pembongkaran kembali Bagian Pekerjaan yang menutupi tersebut,
guna pemeriksaan Pekerjaan yang terdahulu dengan resiko pembongkaran dan pemasangannya
kembali menjadi tanggung jawab Kontraktor.
3. Apabila laporan telah disampaikan dan Direksi Pekerjaan tidak mengambil langkah untuk
menyelesaikan pemeriksaan tersebut dalam jangka waktu 2 (dua) hari kerja sejak laporan
disampaikan, maka Kontraktor berhak melanjutkan Pelaksanaan Pekerjaan serta menganggap
Direksi Pekerjaan telah menyetujui Bagian Pekerjaan yang ditutup tersebut.
4. Pemeriksaan dan Persetujuan oleh Direksi Pekerjaan terhadap suatu pekerjaan, tidak melepaskan
Kontraktor dari kewajibannya untuk melaksanakan seluruh pekerjaan sesuai dengan Dokumen
Pelaksanaan atau Kontrak Pekerjaan.

X. PEKERJAAN TIDAK BAIK


X.1 Pemberi Tugas berhak mengeluarkan instruksi agar Pemborong membongkar pekerjaan apa saja
yang telah ditutup untuk diperiksa, atau mengatur untuk mengadakan pengujian bahan-bahan atau
barangbarang, baik yang sudah maupun yang belum dimasukkan pekerjaan atau yang sudah
dilaksanakan. Ongkos untuk pekerjaan dan sebagainya menjadi beban Pemborong untuk disesuaikan
kontrak.

X.2 Pemberi Tugas boleh (tetapi tidak secara tak adil atau menyusahkan) mengeluarkan perintah yang
menghendaki pemecatan siapa saja dari pekerjaan.

XI. PEKERJAAN TAMBAH DAN KURANG


XI.1 Pemborong wajib sesuai dengan pekerjaan yang diterimanya menurut ketentuan pada AV pasal 2
ayat 3 dan gambar detail yang telah disahkan Direksi, melaksanakan secara keseluruhan atau dalam
bagian-bagian menurut semua persyaratan teknis untuk mendapatkan pekerjaan yang baik.
Pemborong selanjutnya wajib pula tanpa tambahan biaya mengerjakan segala sesuatu demi
kesempurnaan pekerjaan atau memakai bahan yang tepat, walaupun satu dan lain hal tidak
dicantumkan dengan jelas dalam gambar dan bestek.

6
R E N C A N A K E R J A D A N S YA R AT- S YA R AT ( R K S )
XI.2 Pekerjaan tambah dan kurang hanya dapat dikerjakan atas perintah atau persetujuan tertulis dari
Direksi. Selanjutnya perhitungan penambahan pengurangan pekerjaan dilakukan atas dasar harga
yang disetujui oleh kedua belah pihak, jika tidak tercantum dalam daftar harga upah dan satuan
pekerjaan.

XI.3 Pekerjaan tambah dan kurang yang dikerjakan tanpa ijin tertulis Pengawas adalah tidak sah dan
menjadi tanggung jawab Pemborong sepenuhnya.

XII. PENYELESAIAN DAN PENYERAHAN


XII.1 Dokumen Terlaksana.
1. Pada penyelesaian dari setiap pekerjaan, Kontraktor wajib menyusun Dokumen Terlaksana yang
terdiri dari :
a. Gambar-gambar Perlaksana (as build drawings).
b. Spesifikasi Teknis Terlaksana dari pekerjaan sebagaimana yang telah dilaksanakannya.
2. Penyusunan Dokumen Terlaksana dikecualikan untuk pekerjaan tersebut dibawah ini:
a. Ornamental.
b. Pertamanan.
c. Finishing Arsitektur.
d. Pekerjaan Persiapan.
e. Supply bahan, Perlengkapan dan Peralatan kerja.
3. Dokumen Terlaksana dapat disusun berdasarkan :
a. Dokumen Pelaksanaan.
b. Gambar Perubahan Pelaksanaan.
c. Perubahan Spesifikasi Teknis.
d. Brosur Teknis yang telah diberi tanda pengenal khusus sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan.
4. Dokumen Terlaksana ini harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
a. Khususnya untuk pekerjaan-pekerjaan dengan sistem jaringan bersaluran banyak yang secara
operasional membutuhkan identifikasi yang bersifat lokatif, Dokumen Terlaksana ini harus
dilengkapi dengan Daftar Instalasi / Peralatan / Perlengkapan yang mengidentifikasikan lokasi
dari masing-masing barang tersebut.
b. Kecuali dengan izin khusus dari Direksi Pekerjaan dan Pemberi Tugas, Kontraktor harus
membuat Dokumen Terlaksana hanya untuk diserahkan kepada Pemberi Tugas. Kontraktor
tidak dibenarkan membuat / menyimpan salinan ataupun copy dari Dokumen Terlaksana tanpa
izin dari Pemberi Tugas.
XII.2 Penyerahan.
Pada waktu Penyerahan Pekerjaan, Kontraktor wajib menyerahkan :
1. 2 (dua) set Dokumen Terlaksana.
3. Dokumen-dokumen Resmi (seperti Surat Izin Tanda Pembayaran Cukai, Surat Fiskal Pajak dan
lain-lain).
4. Segala macam Surat Jaminan sesuai yang dipersyaratkan.
5. Surat pernyataan Pelunasan sesuai Petunjuk Direksi Pekerjaan.

B. PEKERJAAAN PEMBANGUNAN

I. PEKERJAAN PENDAHULUAN
I.1. Sarana Air Kerja dan Penerangan
1. Untuk kepentingan pelaksanaan pekerjaan selama proyek berlangsung, Kontraktor harus
memperhitungkan biaya penyediaan air bersih guna keperluan air kerja, air minum untuk pekerja dan
air kamar mandi / WC selama berlangsungnya proyek.
2. Air yang dimaksud adalah air bersih, baik yang berasal dari PAM atau sumber lain, serta pengadaan
dan pemasangan pipa distribusi air tersebut bagi keperluan pelaksanaan pekerjaan termasuk
keperluan Kantor Direksi Pekerjaan, kantor pelaksana, kamar mandi/wc atau tempat-tempat lain yang
dianggap perlu.
3. Kontraktor juga harus menyediakan Sumber Tenaga Listrik untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan,
kebutuhan kantor Direksi Pekerjaan dan penerangan proyek pada malam hari sebagai keamanan
selama proyek berlangsung. Penyediaan penerangan/Tenaga listrik berlangsung selama 24 jam
penuh dalam sehari.
4. Pengadaan penerangan dapat diperoleh dari sambungan PLN atau dengan Generator set, dan
semua perijinan untuk pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor. Pengadaan fasilitas
penerangan termasuk instalasi dan armateur stop kontak serta sakelar / panel.

7
R E N C A N A K E R J A D A N S YA R AT- S YA R AT ( R K S )
I.2. Keamanan Proyek
1. Kontraktor harus bisa menjamin keamanan proyek baik untuk barang-barang Kontraktor, milik
Pengawas/Direksi Pekerjaan, serta menjaga keutuhan bangunan-bangunan yang ada dari gangguan
para pekerja ataupun kerusakan akibat pelaksanaan pekerjaan.
2. Kontraktor harus bisa menempatkan petugas keamanan selama 24 jam penuh setiap hari yang dibagi
dalam 3 gelombang waktu bekerja (shift), dan harus melakukan pemeriksaan pengamanan setiap hari
setelah selesai pekerjaan.
3. Untuk menjaga ketertiban maka para pekerja diharuskan menggunakan tanda pengenal pada bagian
badan yang mudah terlihat oleh petugas keamanan yang sedang bertugas.

I.3. Bangunan Sementara (Bouwkeet)


Pemborong harus menyediakan dan mendirikan bangunan sementara untuk gudang penyimpanan dan
perlindungan bahan bangunan dengan. Rekanan harus pula menyediakan ruangan untuk keperluan
Pengawas dengan perlengkapan papan tulis, meja dan kursi, buku harian, serta buku catatan harian
pengawasan seperlunya. Semua ‘bouwkeet’ perlengkapan rekanan Pemborong dan sebagainya, pada
waktu selesainya pekerjaan harus dibongkar dan harus disingkirkan dari tapak/lokasi, dan semua
bangunan eksisting yang terganggu harus diperbaiki. Semua biaya menjadi beban Pemborong.
Pembongkaran bangunan sementara tersebut hanya dengan persetujuan Pimpinan Proyek atau
Pengawas.

I.4. Direksi Keet


Untuk pembangunan proyek ini, pemborong harus membuat “direksi keet” ukuran 32 m² atau disesuaikan
kebutuhan dengan konstruksi yang disetujui oleh Pengawas Lapangan. Bangunan tersebut berfungsi
atau digunakan sebagai gudang, ruang pelaksana, ruang penjaga, ruang rapat, ruang tamu, ruang
gambar, dapur kecil dan KM/WC. Pondasi dari pasangan batu belah dengan spesi 1 pc : 6 ps. Kolom dari
kayu kamper ukuran 8 x 12 cm dipasang vertikal pada jarak 3 m. Dinding dilapis triplek 4 mm dan dicat.
Lantai bangunan bagian bawah terbuat dari rabat beton yang diyiyit halus. Penutup atap dari asbes
gelombang kecil atau seng gelombang warna BJLS 40. Langit-langit dari triplek 4 mm, dicat dan dipasang
setinggi 3 m dari lantai. Kusen pintu/jendela dibuat dari kayu kamper 6/12 yang dicat. Daun pintu terbuat
dari teakwood” panil ganda yang dilengkapi kunci Union atau setara dengan dua kali putar, sedangkan
jendela naco dilengkapi teralis. Untuk perlengkapan Direksi, Pemborong harus menyediakan antara lain:
1. Peralatan obat-obatan
2. Peralatan keselamatan kerja : topi; jaket; sepatu; dll.
3. Sarana penerangan listrik, lampu-lampu, dll.
4. Perlengkapan kebutuhan KM/WC, dapur kecil, wastafel, dll.
5. Perabot meja dan kursi gambar.
6. Peralatan tulis dan papan tulis.
7. Peralatan meja dan kursi untuk rapat.
8. Meja/rak untuk menyimpan barang-barang contoh.
9. Buku direksi untuk mencatat semua instruksi dari Direksi Pekerjaan
10. Helm
Semua peralatan dalam Direksi Keet harus baru dan layak dipakai. Dan semua biaya dibebankan pada
Pemborong. Barang-barang tersebut diatas tetap milik Kontraktor dan harus dikeluarkan dari lokasi
proyek apabila bangunan telah selesai.

I.5 Alat Komunikasi dan Transportasi


1. Untuk memudahkan komunikasi dengan pihak-pihak yang terkait Kontraktor wajib mengadakan alat
komunikasi
2. Untuk melancarkan jalannya proyek maka Kontraktor diwajibkan menyediakan 1 kendaraan roda
empat untuk keperluan transportasi Kontraktor dalam pengangkutan barang-barang kantor misalnya
pengangkutan benda-benda uji dan lain-lain atau untuk persediaan apabila terjadi keperluan yang
sangat mendadak, serta 1 kendaraan roda empat untuk keperluan transportasi Pengawas.
3. Kontraktor diwajibkan untuk menyediakan komsumsi dalam pertemuan-pertemuan rutin atau tamu-
tamu Pemberi Tugas yang mempunyai kepentingan dengan proyek dan semua biaya dibebankan
pada Pemborong.

I.6 Pemadam Kebakaran


1. Selama pelaksanaan pekerjaan Kontraktor harus menyiapkan alat pemadam kebakaran yang dapat
digunakan untuk memadam api akibat listrik, minyak dan gas dengan kapasitas 7 kg.

8
R E N C A N A K E R J A D A N S YA R AT- S YA R AT ( R K S )
2. Pada tiap lantai bangunan dengan radius 50 m disediakan 1 unit tabung pemadam kebakaran
demikian juga untuk Direksi Pekerjaan keet kantor Kontraktor dan gudang penyimpanan.

I.7 Jalan masuk ke tempat pekerjaan yang telah ditentukan harus diadakan oleh rekanan bila
diperlukan, sesuai kebutuhan dan kepentingan proyek.

I.8 Pembuatan Los Kerja dan Tempat Istirahat


1. Kontraktor harus membuat los kerja dan bangunan untuk tempat istirahat dan tempat sholat bagi para
pekerja.
2. Los kerja merupakan bangunan yang cukup memadai untuk bekerja bagi tukang / pekerja yang
mempunyai kondisi cukup baik, terlindung dari pengaruh panas atau hujan yang dapat menghambat
kelancaran pekerjaan.

I.10 Sambungan listrik, air dan transportasi pelaksanaan agar dipersiapkan dengan baik dan
berkoordinasi dengan pihak pengurus rusun. Bila pihak tersebut tidak dapat memenuhi, maka
rekanan (Pemborong) harus menyediakan sendiri.

II. PEKERJAAN PEMBONGKARAN


Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, alat - alat dan pengangkutan yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan semua pekerjaan pembongkaran bangunan lama seperti tertera pada gambar rencana
dan juga pembersihan lokasi pembongkaran dari sisa material lama.
Pekerjaan bongkaran dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Pembongkaran harus dilaksanakan secara tertib dan hati-hati sehingga tidak merusak
bagian lainnya yang tidak semestinya dibongkar dan tidak membahayakan manusia, baik
orang lain, personel yang terlibat dalam pelaksanaan ini maupun pekerjaannya sendiri.

C. PEKERJAAN ARSITEKTUR

I. PEKERJAAN BETON NON STRUKTURAL


I.1. Lingkup Pekerjaan
1. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat- alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar, untuk mencapai hasil yang baik dan
sempurna.
2. Pekerjaan ini meliputi kolom praktis, rabat beton, dan semua pekerjaan beton yang bukan struktur,
seperti yang ditunjukkan pada gambar.
.
I.2. Persyaratan Bahan
1. Semen Portland
Memakai Semen Portland ex Gresik atau semen Portland lain yang mempunyai mutu terbaik dari
satu jenis merk atas persetujuan Konsultan Perencana/Direksi Pengawas dan harus memenuhi NI-
8, Semen yang telah mengeras sebagian/seluruhnya tidak dibenarkan untuk digunakan.
Penyimpanan semen Portland harus diusahakan sedemikian rupa sehingga bebas dari
kelembaban, bebas dari air dengan lantai terangkat dari tanah dan ditumpukkan sesuai dengan
syarat penumpukan semen.
2. Pasir Beton
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-bahan organik, lumpur dan
sebagainya, dan harus memenuhi komposisi butir serta kekerasan yang dicantumkan dalam PBI
1988.
3. Koral Beton/Split
Digunakan koral yang bersih, bermutu baik, tidak berpori serta mempunyai gradasi kekerasan
sesuai dengan syarat-syarat PBI 1988. Penyimpanan/ penimbunan pasir dan koral beton harus
dipisahkan satu dari yang lain, hingga kedua bahan tersebut dijamin menghasilkan perbandingan
adukan beton yang tepat.
4. A i r
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam, alkali dan
bahan-bahan organik/bahan lain yang dapat merusak beton dan harus memenuhi NI-3 pasal 10.
Apabila dipandang perlu Konsultan Perencana / Direksi Pengawas dapat minta kepada Kontraktor
supaya air yang dipakai diperiksa di laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas
biaya Kontraktor.
5. Besi Beton
9
R E N C A N A K E R J A D A N S YA R AT- S YA R AT ( R K S )
Digunakan mutu U-24 untuk Ø < 12 mm, U-39 untuk Ø > 12 mm. Besi harus bersih dari lapisan
minyak/lemak dan bebas dari cacat seperti serpih-serpih. Penampang besi harus bulat serta
memenuhi persyaratan NI-2 (PBI 1988). Bila dipandang perlu Kontraktor diwajibkan untuk
memeriksa
mutu besi beton ke laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya Kontraktor.
Pengendalian pekerjaan ini harus sesuai dengan :
- Peraturan-peraturan/standard setempat yang biasa dipakai
- Peraturan-peraturan Beton Bertulang Indonesia 1988, NI-2
- Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961, NI-5.
- Peraturan Semen Portland Indonesia 1972, NI-8
- Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah setempat
- Ketentuan-ketentuan Umum untuk pelaksanaan Pemborongan Pekerjaan Umum (AV) No.9
tanggal 28 Mei 1941 dan Tambahan Lembaran Negara No. 1457
- Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun tertulis yang diberikan Direksi
Pengawas.
- American Society for Testing and Material (ASTM) 9. American Concrete Institute (ACI)
6. Kawat Pengikat
Kawat pengikat besi beton/rangka adalah dari baja lunak dan tidak disepuh seng, diameter kawat
lebih besar atau sama dengan 0,40 mm. Kawat pengikat besi beton/rangka harus memenuhi
syaratsyarat yang ditentukan dalam NI-2 (PBI tahun 1988).

I.3. Syarat – syarat Pelaksanaan


1. Mutu Beton
Mutu beton yang dicapai dalam pekerjaan beton bertulang adalah K-225 dan harus memenuhi
persyaratan yang ditentukan dalam PBI-1988.
2. Pembesian
 Pembuatan tulangan-tulangan untuk batang lurus atau yang dibengkokkan, sambungan kait-kait
dan pembuatan sengkang (ring), persyaratannya harus sesuai dengan PBI-1988.
 Pemasangan dan penggunaan tulangan beton harus sesuai dengan gambar konstruksi.
 Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin agar besi tersebut tidak berubah
tempat selama pengecoran, dan harus bebas dari papan acuan atau lantai kerja dengan
memasang selimut beton sesuai dengan ketentuan dalam PBI-1988.
 Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lapangan kerja dalam
waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari Direksi Pengawas.
3. Cara Pengadukan
 Cara pengadukan beton harus menggunakan beton molen.
 Takaran perbandingan untuk Semen Portland, pasir dan koral harus disetujui terlebih dahulu
oleh konsultan Perencana / Direksi Pengawas.
 Selama pengadukan kekentalan adukan beton harus diawasi dengan jalan memeriksa slump
pada setiap campuran baru. Pengujian slump, minimum 5 cm dan maksimum 10 cm.
4. Pengecoran Beton
 Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan membersihkan dan menyiram
cetakan-cetakan sampai jenuh, pemeriksaan ukuran-ukuran dan ketinggian, pemeriksaan
penulangan dan penempatan penahan jarak.
 Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas petunjuk Direksi Pengawas.
 Pengecoran harus dilakukan dengan sebaik mungkin dengan menggunakan alat penggetar
untuk menjamin beton cukup padat dan harus dihindarkan terjadinya cacat pada beton seperti
keropos dan rongga-rongga koral/split yang dapat memperlemah konstruksi.
 Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari berikutnya, maka tempat
perhentian tersebut harus disetujui oleh Direksi Pengawas.
5. Pekerjaan Bekisting
 Bekisting harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang telah ditetapkan dan
atau diperlukan dalam gambar.
 Bekisting harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-perkuatan, sehingga cukup kokoh
dan dijamin tidak berubah bentuk dan kedudukannya selama pengecoran dilakukan.
 Bekisting harus rapat (tidak bocor), permukaannya licin, bebas dari kotoran-kotoran (tahi
gergaji), potongan kayu, tanah/lumpur dan sebagainya, sebelum pengecoran dilakukan dan
harus mudah dibongkar tanpa merusak permukaan beton.
 Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi penguapan cepat. Persiapan
perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan, harus diperhatikan dan dipersiapkan.
6. Pekerjaan Pembongkaran Bekisting
10
R E N C A N A K E R J A D A N S YA R AT- S YA R AT ( R K S )
Pembongkaran bekisting hanya boleh dilakukan dengan ijin tertulis dari Diieksi Pengawas. Setelah
bekisting dibuka, tidak diijinkan mengadakan perubahan apapun pada permukaan beton tanpa
persetujuan dari Direksi Pengawas.
7. Kontraktor dan Kualifikasi Pelaksanaan/Kontraktor
 Pelaksanaan/Kontraktor bertanggung jawab atas kesempurnaan pekerjaannya sampai dengan
saat-saat penyerahan (selesai).
 Pekerjaan harus dilakukan oleh tenaga-tenaga ahli pada bidangnya. Tenaga pelaksana dari
Kontraktor harus yang memenuhi syarat, minimum STM ± 3 (tiga) tahun pengalaman kerja.
 Kontraktor harus mengikuti semua peraturan, baik yang terdapat pada Uraian dan syarat-syarat
maupun yang tercantum dalam gambar-gambar atau peraturan yang berlaku baik didalam
negeri maupun luar negeri yang diberlakukan.
 Kontraktor mengikuti kontrak-kontrak yang akan disusun ke.mudian dengan pemilik, baik
mengenai hal-hal pembayaran maupun hal teknis dan non teknis lainnya.
 Kontraktor harus menempatkan tenaga ahli di lapangan yang setiap saat diperlukan untuk dapat
berdiskusi dan dapat membuat keputusan administratif.
8. Contoh Bahan
 Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh-contoh material
misalnya: besi, koral, pasir, PC - untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi Pengawas..
 Contoh-contoh bahan yang telah disetujui oleh Direksi Pengawas, akan dipakai sebagai
standar/pedoman untuk memeriksa/menerima material yang dikirim oleh Kontraktor ke.tempat
pekerjaan.
9. Syarat-syarat Pengiriman dan Penyimpanan Bahan
 Bahan harus didatangkan ke tempat pekerjaan dalam keadaan utuh dan tidak cacad. Beberapa
bahan tertentu harus masih di dalam kotak/kemasan aslinya yang masih tersegel dan berlabel
pabriknya.
 Bahan harus disimpan di tempat yang terlindung dan tertutup, kering, tidak lembab dan bersih
sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan pabrik pembuat bahan tersebut.
 Tempat penyimpanan harus mencukupi bagi bahan yang ditempatkan dan dilindungi sesuai
dengan jenisnya.
 Kontraktor bertanggung jawab terhadap kerusakan selama pengiriman dan penyimpanan. Bila
ada kerusakan, Kontraktor wajib menggantinya atas beban Kontraktor.
10. Pengujian Mutu Pekerjaan
 Sebelum dilaksanakan pemasangan, Kontraktor diwajibkan untuk memberikan pada Direksi
Pengawas "Test Certificate" bahan besi dari produsen/pabrik.
 Bila tidak ada "Test Certificate", maka Kontraktor harus melakukan pengujian atas besi/kubus
beton di laboratorium yang akan ditunjuk kemudian.
 Mutu beton tersebut harus dibuktikan oleh Kontraktor dengan mengambil benda uji berupa
kubus/silinder yang ukurannya sesuai dengan syarat-syarat/ketentuan dalam PBI-1988.
Pembuatannya harus disaksikan oleh Direksi Pengawas yang akan ditunjuk. Jumlah dan
frekwensi pembuatan kubus beton serta ketentuan-ketentuan lainnya sesuai PBI-1988.
 Kontraktor diwajibkan membuat "Trial Mix" terlebih dahulu, sebelum memulai pekerjaan beton.
 Hasil pengujian dari laboratorium diserahkan kepada Direksi Pengawas secepatnya.
 Seluruh biaya yang berhubungan dengan pengujian bahan tersebut, menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
11. Syarat-syarat Pengamanan Pekerjaan
 Beton yang telah dicor dihindarkan dari benturan benda keras selama 3 x 24 jam setelah
pengecoran.
 Beton dilindungi dari kemungkinan cacad yang diakibatkan dari pekerjaan-pekerjaan lain.
 Bila terjadi kerusakan, Kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya dengan tidak mengurangi
mutu pekerjaan. Seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
 Bagian beton setelah dicor selama dalam pengerasan harus selalu dibasahi dengan air terus
menerus selama 1 (satu) minggu atau lebih (sesuai ketentuan dalam PBI-1988).
12. Pekerjaan Beton Rabat Dan Lantai Kerja.
 Ruang Lingkup
Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan lantai kerja, lantai dasar sebelum pemasangan keramik
dan tempat lain yang telah ditunjukkan didalam gambar
 Bahan-bahan
a. Semen PC : hasil produksi lokal ex Gresik atau merk lain sesuai syarat-syarat ini yang telah
mendapat persetujuan Pengawas dan tidak boleh memakai semen PC yang telah mengeras.

11
R E N C A N A K E R J A D A N S YA R AT- S YA R AT ( R K S )
b. Air yang digunakan haruslah air bersih yang bebas dari bahan-bahan yang merusak
misalnya minyak, asam dan unsur organik lainnya. Kontraktor harus menyediakan air kerja
ini atas biaya sendiri.
c. Pasir harus bersih, bebas dari kotoran, dan tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5%
d. Kerikil harus kasar dan keras tidak berpori
 Pelaksanaan
a. Beton rabat adalah campuran 1 pc : 3 ps : 6 kr, tebal 5 cm dilaksanakan pada seluruh lantai
kerja pondasi poer dan sloof.
b. Pelaksanaan beton rabat dilaksanakan juga di lantai dasar sebelum pemasangan penutup
lantai keramik dengan tebal 7 cm pada bangunan gedung dan joglo, sedang untuk lantai
kamar mandi tebal rabat beton adalah 3 cm

II. PEKERJAAN DINDING


II.1. Pekerjaan Dinding Batu Bata
II.1.1. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga diperoleh hasil pekerjaan yang bermutu baik
dan sempurna.
2. Pekerjaan pasangan batu bata ini meliputi pekerjaan dinding bangunan dan seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Direksi .

II.1.2. Persyaratan Bahan


1. Batu bata yang dipasang adalah dari mutu terbaik, produk lokal dan yang disetujui Direksi .
Syaratsyarat batu bata harus memenuhi ketentuan-ketentuan dalam NI-10.
2. Batu bata/batu merah yang digunakan ukuran 22 x 11 x 4.5 cm dengan mutu terbaik, siku dan sama
ukuran, sama warna serta disetujui Direksi .
3. Semen Portland yang digunakan adalah ex Gresik atau semen Portland lain yang mempunyai mutu
terbaik dari satu jenis merk atas persetujuan Konsultan Perencana/Direksi Pengawas dan
memenuhi syarat-syarat dalam NI-8.
4. Pasir aduk harus memenuhi NI-3 Pasal 14 ayat 2.
5. Air untuk adukan pasangan, harus air yang bersih, tidak mengandung lumpur/ minyak/asam basa
serta memenuhi PUBI-1982 Pasal 9.

II.1.3. Syarat-syarat Pelaksanaan


1. Bahan-bahan yang digunakan sebelum dipasang, terlebih dahulu harus diserahkan contoh-
contohnya kepada Direksi .
2. Seluruh dinding dari pasangan batu bata/bata merah,dengan aduk campuran 1pc : 4 pasir pasang,
kecuali pasangan batu bata semen trasram/rapat air.
3. Sebelum digunakan, batu bata harus direndam air dalam bak atau drum hingga jenuh.
4. Dinding batu bata yang akan diplester minimal telah berumur 7 hari dan harus dibasahi dengan air
terlebih dahulu dan siar-siar dibersihkan sebelum diplester.
5. Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap maksimum 24 lapis perharinya,
serta diikuti dengan cor kolom praktis. Bidang dinding batu bata tebal 1/2 batu yang luasnya
maksimal 12 m2 harus ditambahkan kolom dan balok penguat praktis dengan kolom ukuran 12 x 12
cm, dari tulangan pokok 4 diameter 12 mm, beugel diameter 8 mm jarak 15 cm untuk tumpuan dan
20 cm untuk lapangan, jarak antara kolom satu dengan yang lain dibuat maksimal 3 (tiga)
meter.Mutu besi U – 24
6. Pelubangan akibat pembuatan perancah pada pasangan bata merah sama sekali tidak
diperkenankan.
7. Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan beton harus diberi
penguat stek-stek besi beton diameter 10 mm jarak 75 cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan
baik pada bagian pekerjaan beton dan bagian yang tertanam dalam pasangan bata
sekurangkurangnya 30 cm, kecuali bila satu dan lain hal ditentukan lain oleh Direksi.
8. Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah lebih dari dua atau lebih.
9. Pasangan dinding batu bata tebal 1/2 batu harus menghasilkan dinding finish setebal 15 cm setelah
diplester (lengkap acian) pada kedua belah sisinya. Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapi dan
benar-benar tegak lurus terhadap lantai serta merupakan bidang rata.
10. Pasangan batu bata dapat diterima/diserahkan apabila deviasi bidang pada arah diagonal dinding
seluas 9 m2 tidak lebih dari 0,5 cm (sebelum diaci/diplester). Adapun toleransi terhadap as dinding
yang diizinkan maksimal 1cm (sebelum diaci/diplester). Pada ambang atas kusen dengan lebar
12
R E N C A N A K E R J A D A N S YA R AT- S YA R AT ( R K S )
lebih kecil atau sama dengan 1,20 m dipasang rolag batu merah, apabila lebih dari ketentuan
tersebut, harus dipasang balok laten dengan ukuran sesuai pada gambar V-8.1. Potongan
melintang balok laten. Untuk pasangan setengah batu yang luasnya lebih besar dari 12 meter
persegi tanpa adanya pertemuan dinding apabila tidak tegambar harus dipasang kolom praktis dari
beton dengan mutu beton K – 225. Potongan melintang kolom praktis

II.1.4. Syarat-Syarat Pemeliharaan


Perbaikan
1. Pemborong wajib memperbaiki pekerjaan yang rusak/cacat. Perbaikan dilaksanakan sedemikian
rupa hingga tak mengganggu pekerjaan finishing lainnya.
2. Kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan pemilik pada waktu pelaksanaan, maka
pemborong wajib memperbaiki sampai dinyatakan diterima oleh Konsultan MK. Biaya yang timbul
untuk pekerjaan perbaikan menjadi tanggung jawab pemborong. Pengamanan Pemborong wajib
melakukan perlindungan terhadap pekerjaan yang telah dilaksanakan untuk dapat dihindarkan dari
kerusakan.

II.1.5. Syarat Penerimaan


1. Pemborong harus memenuhi ketentuan dan persyaratan mutu dan pelaksanaan; sesuai dengan
yang tercantum dalam RKS.
2. Hasil pemasangan pasangan dinding, harus lurus tepat pada sudut sikunya serta tegak lurus
terhadap lantai yang ada disekitarnya, permukaan rata tidak bergelombang. Toleransi kemiringan
untuk penerimaan pasangan dinding : 1 mm/m2 luas permukaan bidang kerja.
3. Pelaksanaan dinding, harus rata, sambungan satu dengan lainnya rapih. Hasil akhir harus
konstruktip yang kokoh. Penyelesaian hubungan dinding dengan perkerjaan finishing lainnya harus
rapih.

II.2. Pekerjaan Plesteran Dinding


II.2.1. Lingkup Pekerjaan
1. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga dapat tercapainya
hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
2. Lingkup pekerjaan ini meliputi seluruh plesteran dinding batu bata bagian dalam dan bagian luar
bangunan serta seluruh detail yang ditunjukkan dalam gambar dan sesuai dengan pengarahan
direksi dilapangan .

II.2.2. Persyaratan Bahan


1. Semen Portland yang digunakan adalah ex Gresik atau semen Portland lain yang mempunyai mutu
terbaik dari satu jenis merk atas persetujuan Konsultan Perencana/Direksi Pengawas dan
memenuhi syarat-syarat dalam NI-8.
2. Pasir harus memenuhi NI-3 Pasal 14 dan PUBI 1982.
3. Air harus memenuhi NI-3 Pasal 10. - Campuran (aggregate) untuk plester harus dipilih yang
benarbenar bersih dan bebas dari segala macam kotoran, harus bersih dan melalui ayakan 1,6 - 2,0
mm.

II.2.3. Syarat-syarat Pelaksanaan


1. Pekerjaan plester dilakukan setelah pasangan bata cukup kuat minimum 7 hari setelah selesai
pemasangan. Seluruh plesteran dinding batu bata dengan aduk campuran 1 PC : 4 pasir, kecuali
pada dinding batu bata trasram/ rapat air.
2. Pada dinding batu bata trasram/rapat air di plester dengan aduk campuran 1PC :4 PS (yang
dilakukan pada sekeliling kamar mandi, WC, dan bagian-bagian yang ditentukan/disyaratkan dalam
detail gambar serta atas petunjuk Direksi)
3. Pasir pasang yang di gunakan harus di ayak terlebih dahulu dengan mata ayakan seperti yang
dipersyaratkan.
4. Material lain yang tidak terdapat dalam persyaratan di atas tetapi dibutuhkan untuk
penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus bermutu baik dari jenisnya dan di
setujui Direksi .
5. Semen Portland yang di kirim ke proyek lapangan harus dalam keadaan tertutup atau dalam yang
masih disegel dan berlabel pabriknya, bertuliskan type dan tingkatannya, dalam keadaan utuh dan
tidak ada cacat.
6. Bahan harus disimpan di tempat yang kering, berventilasi baik, terlindung, dan bersih. Tempat
penyimpanan bahan harus cukup menampung kebutuhan bahan, dan dilindungi sesuai dengan
jenisnya seperti yang disyaratkan dari pabrik.
13
R E N C A N A K E R J A D A N S YA R AT- S YA R AT ( R K S )
7. Semua bahan sebelum di kerjakan harus ditunjukkan kepada Konsultan MK/Direksi untuk
mendapatkan persetujuan, lengkap dengan ketentuan/persyaratan dari pabrik yang bersangkutan.
Material yang tidak disetujui harus diganti dengan material lain yang mutunya sesuai dengan
persyaratan tanpa biaya tambahan.
8. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor diharuskan memeriksa site/ lapangan yang telah disiapkan
apakah sudah memenuhi persyaratan untuk dimulainya pekerjaan.
9. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan lainnya, Kontraktor harus
segera melaporkan kepada Direksi, Kontraktor tidak diperkenankan melakukan pekerjaan ditempat
tersebut sebelum kelainan/perbedaan diselesaikan.
10. Tebal plesteran 1,5 cm dengan hasil ketebalan dinding finish 15 cm atau sesuai yang ditunjukkan
dalam detail gambar.
11. Ketebalan plesteran yang melebihi 2 cm harus diberi kawat ayam untuk membantu dan
memperkuat daya lekat plesteran pada bagian yang diijinkan Direksi.
12. Plesteran halus (acian) digunakan campuran PC dan air sampai mendapatkan campuran yang
homogen, acian dapat dikerjakan sesudah plesteran berumur 8 hari (kering betul).
13. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar tidak terlalu tiba-tiba,
dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan melindungi dari terik panas
matahari langsung dengan penutup yang bisa mencegah penyerapan air secara cepat.
14. Kontraktor wajib memperbaiki/mengulang/mengganti bila ada kerusakan yang terjadi selama masa
pelaksanaan (dan masa garansi), atas biaya Kontraktor selama kerusakan bukan disebabkan oleh
tindakan Pemilik/ Pemakai.

II.2.4. Syarat Pemeliharaan


Perbaikan:
1. Pemborongan wajib memperbaiki pekerjaan yang rusak/cacat. Perbaikan dilaksanakan sedemikian
rupa hingga tidak mengganggu pekerjaan finishing lainnya
2. Kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan pemilik pada waktu pelaksanaan, maka pemborong
wajib memperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh Direksi .. Biaya yang timbul untuk
pekerjaan perbaikan menjadi tanggung jawab pemborong. Pengamanan Pemborong wajib
melakukan perlindungan terhadap pekerjaan yang telah dilaksanakan untuk dapat dihindarkan dari
kerusakaan. Biaya yang diadakan untuk pengamanan hasil pekerjaan ini menjadi tanggung jawab
pemborong.

II.2.5. Syarat Penerimaan


1. Pemborong harus memenuhi ketentuan dan persyaratan mutu dan pelaksanaan; sesuai dengan
ketentuan perencanaan serta persetujuan Direksi ..
2. Hasil pemasangan pasangan, plester dan acian harus lurus tepat pada sudut sikunya serta tegak
lurus terhadap lantai yang ada disekitarnya, permukaan rata tidak bergelombang. Toleransi
kemiringan untuk penerimaan pasangan dinding : 1 mm/m2 permukaan bidang kerja.
3. Pelaksanaan plesteran harus rata, sambungan satu dengan lainnya rapih, melekat dengan baik
pada pasangan bata. Hasil akhir tanpa cacat dan merupakan satu kesatuan konstruktip yang kokoh.
Penyelesaian hubungan dinding panel dengan pekerjaan finishing lainnya harus rapih.

III. PEKERJAAN LANTAI


III.1. Pekerjaan Sub Lantai
III.1.1. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya
yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga diperoleh hasil pekerjaan yang bermutu
baik dan sempurna.
2. Pekerjaan sub lantai ini dilakukan dibawah lapisan lantai pada finishing lantai dengan seluruh detail
yang disebutkan/ ditunjukkan dalam gambar dan sesuai dengan Direksi.

III.1.2. Persyaratan Bahan


1. Semen Portland yang digunakan adalah ex Gresik atau semen Portland lain yang mempunyai mutu
terbaik dari satu jenis merk atas persetujuan Konsultan Perencana/Direksi Pengawas dan
memenuhi syarat-syarat dalam NI-8, SII 0013-81 dan ASTM C 150-78A.
2. Pasir beton yang digunakan harus memenuhi PUBI 82 pasal 11 dan SII 0404-80.
3. Kerikil/split harus memenuhi PUBI 82 pasal 12 dan SII 0079-79/0087-75/ 0075-75.
4. Air harus memenuhi persyaratan yang memenuhi dalam PUBI 82 pasal 9, AFNOR P18-303 dan
NZS-3121/1974.
5. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan : PBI 1971 (NI-2) PUBI 1982
dan (NI- 8).
14
R E N C A N A K E R J A D A N S YA R AT- S YA R AT ( R K S )
III.1.3. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Bahan-bahan yang dipakai sebelum digunakan terlebih dahulu harus di serahkan contoh-
contohnya, untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi.
2. Material lain yang tidak ditentukan dalam persyaratan di atas, tetapi dibutuhkan untuk
penyelesaian/penggantian dalam pekerjaan ini, harus baru, kualitas terbaik dari jenisnya dan
harus disetujui Direksi.
3. Untuk pasangan sub lantai yang langsung di atas tanah, maka lapisan pasir urug dibawahnya
harus sudah dikerjakan dengan sempurna (telah dipadatkan sesuai persyaratan), rata
permukaannya dan telah mempunyai daya dukung maksimal.
4. Pekerjaan sub lantai merupakan campuran antara PC, pasir beton dan krikil atau split dengan
perbandingan 1 Pc : 3 Ps : 6 Kr.
5. Tebal lapisan sub lantai adalah 3 cm untuk daerah lantai bangunan atau sesuai yang
ditentukan/ disyaratkan dan atas petunjuk Direksi.
6. Permukaan lapisan sub lantai dibuat rata/waterpas. Kecuali pada lantai ruangan-ruangan yang
disyaratkan dengan kemiringan tertentu, supaya diperhatikan mengenai kemiringan sesuai
yang ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Direksi.

IV. PEKERJAAN KUSEN PINTU , JENDELA DAN KACA


IV.1. Pekerjaan Kusen Kayu, Daun Jendela dan Daun Pintu
IV.1.1. Lingkup pekerjaan
1. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
lainnya yang digunakan dalam pelaksanaan, hingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu
baik dan sempurna.
2. Pekerjaan ini meliputi seluruh kusen dan daun pintu, jendela serta seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar dan sesuai dengan petunjuk Direksi

IV.1.2. Persyaratan bahan


1. Bahan : Kusen Kayu, slimar daun jendela kaca, dan daun pintu panil Kamper oven dengan kualitas
baik dan tanpa cacat/ lubang.
2. Ukuran kusen 6/15, slimar daun jendela 3/8 dan kaca bening polos tebal 5 mm, daun pintu panil
kamper tebal 3 cm kualitas baik, dan daun pintu Double teakwood rangka kayu.
3. Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian dan syarat-syarat.
4. Pekerjaan kusen harus dilaksanakan sesuai dengan ukuran-ukuran yang ada dalam gambar
5. Kusen, daun jendela, dan daun pintu finishing cat kayu.

IV.1.3. Syarat-syarat Pelaksanaan


1. Sebelum memulai pelaksanaan Kontraktor diwajibkan meneliti gambar-gambar dan kondisi di
lapangan (ukuran dan peil lubang dan membuat contoh jadi dengan skala gambar 1 : 1), untuk
sebagian tipe kusen yang ditentukan oleh Direksi.
2. Semua frame kusen, jendela dan pintu dikerjakan dengan teliti sesuai ukuran dan kondisi lapangan
agar hasilnya dapat dipertanggung jawabkan.
3. Pintu dan jendela dibuat dalam beberapa tipe sesuai dengan gambar rencana, bila terdapat
kelainan bentuk antara gambar dan gambar detail Pemborong harus melaporkan kepada
Pengawas.
4. Rangka daun pintu dan daun jendela dibuat dari kayu ukuran-ukuran untuk ambang daun pintu dan
jendela sesuai gambar dan harus disetujui Pengawas.
5. Pekerjaan kusen dan daun-daun pintu & jendela harus dilaksanakan dengan halus, rapi, siku, dan
baik.
6. Seluruh pekerjaan pembuatan, penyetelan dan pemasangan kusen harus dilaksanakan oleh ahli
dalam bidangnya.
7. Kontraktor wajib mengadakan pembuatan mock-up untuk mendapatkan persetujuan Konsultan MK .
sebelum perkerjaan di mulai. Biaya pengadaan mock-up menjadi tanggungan pemborong. Mock-up
yang disetujui akan dipakai sebagai bahan patokan pemeriksaan dan penerimaan hasil perkerjaan
ini.

IV.1.4. Syarat Pemeliharaan


Perbaikan
1. Pemborong wajib memperbaiki pekerjaan kosen yang rusak/cacat/kena noda. Perbaikan
dilaksanakan sesuai pengarahan Direksi. dan tidak mengganggu pekerjaan finishing lainnya.

15
R E N C A N A K E R J A D A N S YA R AT- S YA R AT ( R K S )
2. Bila kerusakan pekerjaan ini bukan oleh tindakan pemilik pada waktu pekerjaan dilaksanakan maka
Pemborong wajib memperbaiki pekerjaan tersebut sampai dinyatakan dapat diterima oleh Direksi.
Biaya yang ditimbulkan untuk pekerjaan perbaikan ini menjadi tanggung jawab Pemborong.

Pengamanan
1. Pemborong wajib mengadakan perlindungan terhadap permukaan kosen yang sudah terpasang.
Biaya yang diperlukan untuk pengamanan ini menjadi tanggung jawab Pemborong, sampai hasil
pekerjaan diterima dengan baik (Serah Terima II).
2. Bahan-bahan perlindungan dilaksanakan sesuai ketentuan yang ditetapkan pada persyaratan
bahan dan persyaratan lain (sesuai ketentuan pabrik).
IV.1.5. Syarat Penerimaan
1. Hasil pekerjaan kosen yang dipasang harus tepat pada posisinya rapat satu sama lainnya, terjamin
kerapihannya, dan tidak cacat; dan merupakan satu kesatuan dengan jenis pintu yang telah
ditetapkan pada gambar rancangan dan spesifikasi bahan.
2. Semua kegiatan pelaksanaan telah memenuhi persyaratan gambar perancangan, show drawing
dan pengarahan yang diterbitkan oleh Direksi.

IV.2. PEKERJAAN KUNCI DAN PENGGANTUNG


IV.2.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan - bahan, peralatan dan alat - alat bantu lainnya
yang di perlukan dalam pelaksanaan, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan
sempurna.

IV.2.2. Persyaratan Bahan


Produk Setara Gradino, Solid
1. Engsel Pintu memakai engsel kuningan untuk pintu
a. Untuk setiap daun pintu dipasang 1 stel engsel
2. Engsel Jendela memakai engsel kuningan untuk jendela
a. Untuk satu daun jendela dipasang 1 stel engsel
3. Setiap pintu dipasang kunci tanam besar 2x putar
4. Swing Roller Lock Case LC 990 WL – 60 untuk Pintu
5. Double Cylinder ( Security ) DC SCR G2 – 60 untuk Pintu
6. Hak angin lurus untuk jendela
7. Kunci tanam untuk grendel jendela

IV.2.3. Syarat-syarat Pelaksanaan


1. Semua “Hardware” yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam buku
spesifikasi teknis. Bila terjadi perubahan / penggantian hardware akibat dari pemilihan merk,
kontraktor harus nelaporkan hal tersebut untuk mendapatkan persetujuan.
2. Semua kunci – kunci tanam terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu dipasang setinggi 90
cm dari lantai atau sesuai petunjuk direksi.
3. Untuk engsel pintu dipasang minimal 2 buah untuk setiap daun, menggunakan sekrup kembang
dengan warna yang sama dengan warna engsel. Jumlah engsel yang dipasang harus
diperhitungkan menurut bebab berat daun pintu, tiap engsel memikul maksimal 20 kg.
4. Engsel diatas dipasang kurang dari 28 cm (as) dari permukaan atas pintu, engsel bawah
dipasang 32 cm (as) dari permukaan bawah pintu, engsel ditengah dipasang ditengah antara
kedua engsel tersebut.
5. Pemasangan lock case, handle harus rapi, lurus dan sesuai dengan letak posisi yang telah
ditentukan oleh direksi. Apabila hal tersebut tidak tercapai, kontraktor wajib memperbaiki tanpa
tambahan biaya.
6. Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan pengujian secara
kasar dan halus.
7. Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya.
8. Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan) berdarsarkan gambar
dokumen.

IV.2.4. Syarat Pemeliharaan


Perbaikan
1. Pemborong wajib mengganti semua bahan yang rusak. Perbaikan harus dilaksanakan sedemikian
rupa sehingga tidak mengganggu pekerjaan finishing lainnya.
16
R E N C A N A K E R J A D A N S YA R AT- S YA R AT ( R K S )
2. Kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan pemilik pada waktu pekerjaan dilaksanakan,
maka pemborong wajib memperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh direksi. Biaya yang
timbul untuk pekerjaan perbaikan menjadi tanggung jawab pemborong.
Pengamanan
1. Pemborong wajib mengadakan perlindungan terhadap pekerjaan yang telah dilaksanakan
terhadap kerusakan kerusakan. Selama 3 x 24 jam sesudah pekerjaan pintu dan jendela selesai
terpasang, permukaannya dihindarkan dari pengaruh pekerjaan lain dan dilindungi terhadap
kemungkinan cacat pada permukaannya.

IV.2.5. Syarat Penerimaan


1. Pemborong memenuhi ketentuan dan persayaratan mutu dan pelaksanaan, sesuai dengan
pengarahan serta persetujuan Direksi..

V. PEKERJAAN PENUTUP ATAP


V.1.1. Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan meliputi pemasangan penutup atap; usuk, reng, bubungan nok, dan lain-lain pekerjaan
yang berhubungan dengan pekerjaan ini. Pekerjaan yang berhubungan dengan ini :
- Pekerjaan konstruksi Atap;
- Pekerjaan Penutup atap;

V.1.2. Bahan-bahan
1. Penutup Atap
a. Penutup atap dan wuwungan memakai genteng Type Karang Pilang warna merah, merk
wisma, goodyear atau setara.
b. Warna penutup atap dan bubungan harus rata dan tidak cacat / retak.
c. Sebelum dipasang kontraktor diwajibkan mengajukan contoh genteng kepada Direksi untuk
mendapatkan persetujuan.
2. Rangka Atap
Rangka atap menggunakan Rangka Atap Baja Ringan (Galvalum).

V.1.3. Pelaksanaan
1. Rangka Atap
Persyaratan umum bahan untuk Rangka Atap Baja Ringan adalah sebagai berikut :
a. Syarat-syarat mutu dan pemasangan harus memiliki sertifikat SNI untuk produk Rangka Atap
Baja Ringan.
b. Semua bahan yang dipakai harus disertai jaminan mutu dari pabrik atau sertifikat pengujian
dari laboratorium yang disetujui Konsultan Pengawas.
c. Bahan-bahan yang dipakai buatan dalam negeri yang dikenal baik, yang produknya
memenuhi standarisasi industri yang berlaku.
d. Pabrik Produsen Rangka Atap Baja Ringan (Galvalum) wajib memberikan garansi selama
lima belas tahun (15 th) untuk bahan dan struktur dengan perkecualian kerusakan struktur
dan force major.
e. Bahan struktur baja tidak boleh cacat atau begkok-bengkok, jadi harus betul-betul lurus.
- Frame (Rangka Utama) pada bahan batang memiliki spesifikasi tebal minimal 0,75
mm.
- Cremona memiliki spesifikasi tebal minimal 0,65 mm.
- Reng memiliki spesifikasi tebal minimal 0,5 mm
- Desain dan perhitungan struktur atas pemasangan Rangka Atap Baja Ringan
sebagaimana dimaksud disesuaikan dengan sistem pemasangan (software) yang
dimiliki pabrik produsen Rangka Atap Baja Ringan yang bersangkutan.

Prosedur pelaksanaan / pemasangan :


a. Pemasangan Rangka atap harus dilakukan oleh aplikator resmi yang ditunjuk oleh pabrik
produsen (dibuktikan dengan surat penunjukan oleh pabrik prdusen).
b. Setiap unit pekerjaan (lokasi) harus memiliki gambar kerja (1 asli dan 2 copy) yang dibuat
oleh aplikator berdasarkan sistem pemasang (software) serta disyahkan oleh pabrik produsen
atap baja ringan yang bersangkutan.
c. Setiap gambar kerja memiliki detail tenang ukuran jarak kuda-kuda (maksimal 120 cm),
cremona, konektor, dll yang menjamin kuat dan baik strukturnya.

17
R E N C A N A K E R J A D A N S YA R AT- S YA R AT ( R K S )
d. Aplikator wajib menyerahkan contoh speciment masing-masing bahan sepanjang 10 cm untuk
masing-masing lokasi.
e. Setelah proses pemasangan selesai , sebelum pemasangan penutup atap (genteng) harus
diperiksa dan mendapat persetujuan dari aplikator resmi pabrik yang bersangkutan.
f. Apabila terjadi perubahan dilapangan yang tidak sesuai desain yang ada maka aplikator harus
mengajukan perubahan desain terlebih dahulu sebelum pelaksanaan.
g. Semua proses sebagaimana diatas, harus tertulis (diadministrasikan) dalam buku direksi atau
dibuat Berita Acara bilamana dibutuhkan.

D. PEKERJAAN STRUKTUR
I. KETENTUAN UMUM
I.1. Ketentuan Umum
1. Apabila terjadi perubahan gambar sehubungan dengan pelaksanaan, sebelum pekerjaan dimulai
harus mendapat persetujuan tertulis dari Pengawas.
2. Proses mendapatkan persetujuan tertulis dari Pengawas harus melalui mekanisme yang disepakati
kedua belah pihak, misalnya dengan pengajuan proposal tertulis tentang alternatif yang diusulkan.
3. Apabila terjadi perbedaan ukuran dalam gambar maka pelaksana harus menanyakan terlebih
dahulu kepada Pengawas.Ukuran yang tertulis menjadi acuan dibanding ukuran dalam skala.
4. Apabila terjadi perbedaan antara RKS dan gambar kerja, maka pelaksana segera melaporkannya
kepada pengawas untuk mendapat penyelesaian.
5. Segala perubahan gambar yang disetujui pengawas dan berdampak kepada besarnya pembiayaan,
harus diperhitungkan atas pekerjaan tambah kurang.
6. Kesalahan pelaksanaan yang berakibat pada penambahan biaya dan waktu pelaksanaan
pekerjaan, maka seluruh biaya tersebut sepenuhnya menjadi tanggungan pelaksana.

I.2. Ruang Lingkup


Pekerjaan SIPIL meliputi :
1. Pekerjaan pondasi dan kelengkapannya.
2. Pekerjaan struktur atas yang meliputi:
a. Struktur utama: kolom dan balok
b. Struktur sekunder: kolom praktis,list plang dsb.

I.3. Standard Rujukan


I.3.1. Rujukan utama :
a. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung (PPIUG) 1987
b. Tata cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung (SNI 03-1726-2002)
c. Tata cara Perencanaan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2847-2002),beserta
seluruh acuan yang dirujuknya seperti:
 SNI 03-1974-1990, Methode pengujian kuat tekan beton.
 SNI 03-2458-1991, Methode pengujian pengambilan contoh untuk campuran beton segar.
 SNI 03-2492-1991,Methode pembuatan dan perawatan benda ujidi laboratorium
 SNI 03-2834-1992,Tata cara pembuatan rencana campuran untuk beton normal.
 SNI 03-4810-1998,Methode pembuatan dan perawatan benda uji di lapangan.
 Dan lainnya, sesuai kebutuhan.
d. Tata cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung (SNI 03-1729-2002).

I.3.2. Acuan tambahan :


Apabila ada hal-hal yang tidak termuat dalam SNI tetapi harus dikerjakan maka dapat dipakai
Standard/Peraturan/ Pedoman yang sebelum lahirnya SNI tersebut seperti SK SNI T-15-1991-3,
bahkan bisa dari PBBI 1971 NI -2 selama tidak bertentangan dengan SNI atau standard lain yang
banyak digunakan masyarakat konstruksi asal tidak bertentangan dengan SNI tersebut diatas,misal
seperti ACI318-99 ,UBC 1977,AISC 1994 dsb ,atas persetujuan Pengawas.

II. PEKERJAAN STRUKTUR BETON


II.1. Ketentuan Bahan
II.1.1. Mutu beton
Selain untuk strouss pile,semua beton untuk struktur bemutu fc’ = 25 MPa, dengan tambahan ketentuan
bahwa semua unsur struktur yang berhubungan dengan air, campuran betonnya harus kedap air seperti
pelat untuk kamar mandi dan wc, dsb.

18
R E N C A N A K E R J A D A N S YA R AT- S YA R AT ( R K S )
II.1.2. Pengujian
a. Pengawas lapangan berhak memerintahkan diadakan pengujian pada setiap bahan yang digunakan
pada pelaksanaan konstruksi beton ini untuk menentukan apakah bahan yang dipakai mempunyai
mutu sesuai dengan mutu yang telah ditetapkan.
b. Pengujian bahan dan beton harus dilakukan sesuai SNI 03-2847-2002.
c.Tempat pengujian bahan dan beton harus dilakukan di Laboratorium independent yang memenuhi
syarat, dan mendapat persetujuan tertulis Pengawas.
d. Laporan lengkap pengujian bahan dan pengujian beton harus selalu tersedia di lapangan (on site)
untuk pemeriksaan selama pekerjaan berlangsung, dan tersimpan selama 2(dua) tahun setelah
selesainya pekerjaan pembangunan.

II.1.3. Semen
a. Semen yang dipakai adalah semen Portland type satu,sesuai SNI 03-2847-2002.
b. Merek semen yang akan dipakai harus mendapat persetujuan tertulis dari Pengawas. Untuk
mendapat persetujuan, kontraktor harus dapat menunjukan sertifikat tentang semen yang diusulkan
untuk dipakai. Sertifikat ini bisa diproleh dari pabrik semen yang bersangkutan atau dari
laboratorium yang mempunyai kewenangan.
c.Pengawas berhak menolak semen yang dikirim ke Proyek, jika atas dasar pemeriksaan tidak
memenuhi persyaratan.
d. Penyimpanan Semen harus memenuhi syarat:
 Terlindung dari pengaruh iklim dan kelembaban;
 Semen harus disimpan sedemikian rupa, sehingga semen yang datang/diproduksi lebih dulu
terpakai lebih awal.
 Semen yang mempunyai gejala membatu /terkontaminasi bahan yang dapat merusak tidak
boleh digunakan.
 Pemakaian semen lebih dari satu merek tidak diijinkan, kecuali ada alasan khusus dan
mendapat persetujuan tertulis Pengawas.

II.1.4. Agregat
a. Agregat untuk beton harus memenuhi syarat ASTM C 33.
b. Agregat kasar dapat berasal langsung dari alam(agregat alam), atau agregat yang berasal dari batu
pecah.
c.Ukuran maximum nominal agregat kasar harus tidak melebihi :
 Seperlima(1/5) jarak terkecil sisi-sisi cetakan;
 Sepertiga (1/3) ketebalan pelat lantai .
d. Penyimpanan agregat kasar dan halus harus terpisah agar memudahkan tugas Pengawasan,tidak
terintrusi bahan yang dapat merusak/menggangu.
e. Barang yang telah terkontaminasi bahan yang merusak tidak dapat digunakan.

II.1.5. Air
a. Air pencampur beton harus bersih dan bebas dari bahan-bahan yang dapat beton, seperti: oli,
asam, alkali, garam, bahan organik .
b. Kecuali air yang berasal dari PDAM, maka sebelum dipakai harus diuji kelayakannya, seperti yang
ditentukan dalam SNI 03-2847-2002 PASAL 5.4

II.1.6. Baja Tulangan


a. Semua baja tulangan yang dipakai harus baru,bebas dari karat.
b. Semua tulangan dari jenis baja polos harus memenuhi ketentuan SNI 03-2487-2002 pasal 5.5.
c. Baja polos dipakai untuk seluruh elemen strutur, dengan mutu fy = 240 Mpa.
d. Baja polos dipakai hanya untuk elemen non structural dengan mutu fy = 240 Mpa.
e. Sambungan las baja tulangan tulangan tidak diijinkan,kecuali ada pertimbangan khusus dan harus
mendapat persetujuan tertulis Pengawas.

II.1.7. Bahan Tambahan


a. Penggunaan bahan tambahan untuk pembuatan beton harus mendapat persetujuan tertulis
Pengawas.
b. Untuk keseluruhan pekerjaan, bahan tambahan yang digunakan harus mampu secara konsisten
menghasilkan komposisi dan kinerja yang sama dengan yang dihasilkan oleh produk yang
digunakan dalam menentukan komposisi beton diawal penentuan campuran.

II.2. Ketentuan Teknik Pelaksanaan Pekerjaan Beton

19
R E N C A N A K E R J A D A N S YA R AT- S YA R AT ( R K S )
Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah pekerjaan-pekerjaan yang menunjang terealisasinya
pekerjaan struktur beton yaitu:
1. Persiapan;
2. Toleransi
3. Cetakan,pipa tertanam,dan siar pelaksanaan.
4. Penulangan;
5. Pelindung beton;
6. Campuran beton
7. Pengecoran;
8. Perawatan;
9. Evaluasi dan penerimaan mutu beton

II.2.1. Pekerjaan Persiapan


a. Pengajuan rencana pelaksanaan
Untuk mendapat persetujuan pelaksanaan suatu pekerjaan, Pelaksana harus menyampaikan
usulannya terlebih dahulu mencakup gambar gambar pelaksanaan,daftar personel,kelengkapan
peralatan beserta kondisinya.
b. Keamanan Proyek
Pelaksana harus melengkapi Proyek dengan system pengamanan yang semestinya,harus atas
persetujuan Pengawas.Penempatan penangkal petir, pemakaian sabuk pengaman dsb,sesuai
ketentuan ketenaga kerjaan yang berlaku.
c. Penentuan titik –titik tetap (uitset)
Untuk pelaksanaan pekerjaan ini Pelaksana harus mendapat persetujuan tertulis Pengawas.
d. Perlindungan cuaca.
Perlu dipersiapkan atas kemungkinan adanya gangguan cuaca,lingkungan terhadap bahan, yang
dapat mengganggu mutu beton.

II.2.2. Toleransi
a. Dimensi
 Untuk panjang sampai dengan 10 meter ± 10 mm
 Untuk panjang keseluruhan lebih 10 meter ± 15 mm
b. Kedudukan (dari titik patokan)
 Kedudukan permukaan horizontal ± 10 mm
 Kedudukan permukaan vertical ± 10 mm
c. Alinement vertical listplang/sirip ±10 mm
d. Penutup/selimut beton
Selimut beton tebal sampai dengan 30 mm ± 5 mm
e. Dimensi balok
 Ukuran sampai dengan 500 mm ± 5 mm
 Ukuran lebih besar 500 mm ± 10 mm
f. Dan lain-lain
Apabila ada toleransi yang belum disebutkan akan ditetapkan kemudian atas persetujuan
Pengawas.

II.2.3. Cetakan,pipa tertanam,dan siar pelaksanaan


a. Cetakan
 Cetakan harus mampu menghasilkan struktur akhir yang memenuhi bentuk, garis,dan dimensi
komponen struktur seperti yang disyaratkan seperti dalam gambar.
 Cetakan harus mantap, kaku dan kuat untuk mencegah kebocoran mortar, perubahan posisi dan
perubahan bentuk elemen struktur.
 Pemasangan cetakan tidak boleh merusak struktur yang sudah terpasang sebelumnya.
 Perencanaan cetakan harus mempertimbangkan factor-faktor sebagai berikut:
 Kecepatan dan methode pengecoran.
 Beban selama konstruksi.
 Kemudahan dan kecepatan pembongkaran.
 Waktu pembongkaran cetakan harus berdasarkan analisa bahwa akibat pembongkaran ini tidak
mengakibatkan kerusakan pada elemen struktur atau dapat mengurangi kemampuanya.
 Sebelum dimulainya pekerjaan konstruksi pelaksana harus mem buat prosedur dan jadwal
pelaksanaan pemasangan, pembongkaran cetakan, untuk mendapat persetujuan Pengawas.

b. Saluran dan pipa yang ditanam dalam beton.


20
R E N C A N A K E R J A D A N S YA R AT- S YA R AT ( R K S )
 Bahan saluran dan pipa yang ditanam tidak boleh membahayakan beton dalam waktu umur
struktur,missal seperti aluminium kecuali diambil tindakan pengamannya.Keberadaan saluran
atau pipa tidak boleh dianggap mempunyai kekuatan secara structural.
 Saluran dan pipa yang dipasang tidak boleh menurukan kekuatan struktur.Pipa atau saluran
yang ditanam dalam kolom tidak boleh melebibihi 4% luas penampang yang diperlukan untuk
kekuatan atau untuk perlindungan terhadap korosi atau kebakaran.
 Dimensi maksimum pipa/saluran tidak boleh lebih besar dari 1/3 (sepertiga) tebal
pelat,dinding,balok ataupun kolom,Pemasangannya tidak boleh berjarak sumbu ke sumbu
kurang dari 3 (tiga) diameter/lebar
c. Siar pelaksanaan.
 Penempatan siar pelaksanaan harus dirancang sebelum pekerjaan pengecoran
dilaksanakan,dengan pertimbangan tidak mengurangi kekuatan struktur. Perangka untuk
menyalurkan geser atau gaya lain melalui siar pelaksanaan harus melalui analisa sebagai mana
mestinya.
 Sebelum pengecoran,permukaan beton harus dibersihkan dari dari serpihan
dankotoran,dibasahi sampai jenuh dan dibebaskan dari kemungkinanair yangmenggenang.

 Siar pelaksanaan pada system pelat lantai harus ditempatkan dalam daerah sepertiga bentang
tengah pelat dan balok. Siar pelaksanaan balok induk harus diletakan pada jarak minimum
sebesar dua kali lebar balok yang memotongnya dari posisi muka perpotongan tsb.
 Siar pelaksanaan tidak boleh ditempatkan pada struktur yang harus kedap air,seperti didaerah
kamar mandi dan kamar kecil (KM/WC) atau pada pelat atap.

II.2.4. Penulangan
a. Pemotongan tulangan
Semua pemotongan tulangan tidak diperkenankan memakai mesin las atau yang sejenis.
b. Pengiriman tulangan
Semua tulangan saat pengiriman tidak boleh ditekuk kecuali untuk tulangan berdiameter lebih kecil
19 mm.
c. Pembengkokan tulangan.
Semua tulangan harus dibengkokkan dalam keadaan dingin, kecuali disetujui dengan cara lain oleh
Pengawas. Tulangan yang sudah tertanam dalam beton tidak boleh dibengkokkan
dilapangan.
d. Permukaan tulangan.
Pada saat beton di cor,keadaan permukaan tulangan harus bersih,bebas dari lumpur,minyak,atau
segala jenis zat /benda pelapis bukan logam yang dapat mengurangi lekatan beton terhadap
tulangan.
e. Penempatan tulangan.
Semua tulangan harus ditempatkan/disetel sesuai gambar. Tulangan ditempatkan sedemikian rupa
agar tetap terjamin ditempatnya, tidak mudah tergeser akibat adanya pekerjaan pengecoran.
f. Batasan spasi tulangan.
Jarak bersih antara dua tulangan sejajar dalam lapis yang sama tidak kurang dari diameter tulangan
yang besangkutan dengan minimal 25mm. Bila tulangan sejajar tersebut diletakan dalam dua lapis
atau lebih,tulangan pada lapis bawah harus tepat dibawah tulangan diatasnya, dengan spasi bersih
minimal 25mm.
g. Sambungan /pengangkuran tulangan.
Sambungan lewatan tulangan yang menerus dan pengangkuran tulangan yang berakhir pada
pertemuan kolom balok harus dilindungi dengan sengkan pengikat. Sengkang ini dapat berupa
sengkang pengikat tertutup internal atau spiral tertutup.

II.2.5. Campuran beton


a. Rencana campuran (mix design)
Rencana campuran/mix design harus dilakukan dengan methoda yang disetujui oleh Pengawas
sebelum keputusan komposisi ditetapkan, untuk mendapatkan beton dengan kelecakan dan
konsistensi yang menjadikan beton mudah untuk dicor tanpa terjadi segregasi.
b. Komposisi campuran
Komposisi campuran harus berdasarkan atas perbandingan berat.
c.Cara mencampur
Beton harus dicampur dengan menuangkan seluruh unsur pembentuknya kedalam satu wadah
pengaduk,dengan proses pengadukan secara terus menerus selama sekurangkurangnya 1,5 menit,
setelah seluruh bahan dimasukan.

21
R E N C A N A K E R J A D A N S YA R AT- S YA R AT ( R K S )
d. Penambahan air.
Penambahan air pada beton yang sudah selesai proses pengadukannya tidak diijinkan.

II.2.6. Pengecoran
a. Persetujuan tertulis pengecoran oleh Pelaksana harus sudah selesai paling lambat 24 jam sebelum
waktu pelaksanaan Pengecoran tidak dapat dilaksanakan apabila tidak dihadiri oleh Pengawas.
b. Sebelum pengecoran dimulai,cetakan harus dibasahi air atau bahan bahan lain untuk menghindari
hilangnya air dalam campuran dan sekaligus untuk mengantisipasi kemudahan pembukaan cetakan
dan untuk memproleh kwalitas permukaan beton yang disyaratkan. Selama pengecoran sampai
dengan proses pengerasan selesai, beton harus tetap terlindungi oleh kemungkinan adanya
gangguan external maupun internal (hujan, getaran,tumbukan dsbnya)
c. Adukan beton harus selesai dicorkan paling lambat sebelum waktupengerasan (setting time berakhir).
Waktu setting time harus ditetapkan secara tertulis terlebih dahulu oleh Pengawas atas usul
Pelaksana.
d. Pengecoran harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak terjadi segregasi. Penulangan beton
harus sedekat mungkin.Tinggi jatuh bebas beton tidak boleh melampaui 1,5 m.
b. Pemberhentian pengecoran (siar pelaksanaan) sesuai rencana yang telah mendapat pesetujuan
pengawas.
c. Tebal pengecoran harus mempertimbangkan adanya proses pemadatan, pengaruh panas
hydrasi(dengan maximum beda panastertinggi didalam beton dan dipermukaan sebesar 20 derajat
Celsius).
d. Khusus pada pemberhentian pengecoran elemen vertical misal kolom, sebelum dilakukan
pengecoran sambungan berikutnya, bagian atas beton harus dikepras setebal minimal 50mm, untuk
mendapatkan mutu beton yang sesuai.
e. Selama proses pengecoran harus dijaga agar tidak terjadi perubahan letak penulangan,antisipasi
terhadap hal ini harus diambil sebelum persetujuan pengecoran dikeluarkan.

II.2.7. Perawatan (curing)


a. Perawatan biasa.
Segera setelah pengecoran ,beton harus dilindungi terhadap pengeringan dini, temperature terlalu
panas,dan gangguan mekanis. Beton harus berada dalam kondisi lembab terus menerus sekurang-
kurangnya selama 7 hari setelah pengecoran selesai, kecuali menggunakan perawatan dipercepat.
b. Perawatan dipercepat/khusus.
 Metode perawatan ini harus mendapat persetujuan tertulis pihak Pengawas.
 Perawatan dipercepat (missal dengan uap bertekanan tinggi) dapat dilaksanakan asal dengan
perawatan ini beton yang dihasilkan sekurang-kurangnya mempunyai mutu sama dengan
yang disyaratkan, baik kekuatan dalam jangka pendek, jangka panjang, maupun yang
menyangkut tingkat keawetannya.
 Proses perawatan khusus dengan mengganti kehadiran air dengan material tertentu (misal
seperti curring compound), harus tetap juga memenuhi syarat seperti pada perawatan yang
dipercepat diatas yaitu beton yang dihasilkan minimum mutunya tidak lebih rendah.
 Pengawas dapat menambah jumlah benda uji dari jumlah yang disyaratkan untuk evaluasi
mutu beton,untuk menjamin bahwa proses perawatan yang dilakukan memenuhi persyaratan.
 Selama cuaca panas maka perhatian harus lebih diberikan sejak dimulainya proses seperti
perlindungan terhadap bahan dasar ,cara produksi, serta penangan pengecoran. Perlindungan
yang merupakan bagian dari perawatan harus dapat mencegah temperature beton melebihi
yang seharusnya, sehingga dapat memberi pengaruh negative pada mutu beton yang
dihasilkan atau kemampuan layan komponen struktur.

II.2.8. Evaluasi dan Penerimaan Mutu Beton


Evaluasi dan penerimaan Mutu Beton sesuai dengan SNI 03-2487- 2002 (butir 7.6 : Evaluasi dan
Penerimaan Mutu Beton), kecuali pasal 7.6.2) butir (1) diganti menjadi (diambilkan dari Peraturan Beton
Indonesia 1971 /PBI 71 NI-2) yaitu:
a. Frekwensi pengambilan benda uji.
Selama pelaksanaan mutu beton harus diperiksa secara kontinu dari hasil pemeriksaan
benda uji.Untuk masing-masing mutu beton harus dibuat 3 (tiga) benda uji setiap 1 truk
mixer beton dengan volume ≤ 6 (enam) m3.
b. Hal-hal lain perlu diperhatikan :
 Tenaga
Tenaga pengujian / Teknisi lapangan yang memenuhi syarat kualifikasi, harus melakukan
pengujian beton segar di lokasi konstruksi, menyiapkan contoh uji silinder yang diperlukan dan

22
R E N C A N A K E R J A D A N S YA R AT- S YA R AT ( R K S )
mencatat segala sesuatunya yang diperlukan seperti suhu beton segar pada saat menyiapkan
contoh uji untuk pengujian tekan.Pengujian di Laboratorium harus dilakukan oleh tenaga
Teknisi yang memenuhi persyaratan atas persetujuan Pengawas.
 Laboratorium.
Semua benda uji harus dites sesuai persyaratan di Laboratorium Independen yang memenuhi
kwalifikasi baik personel maupun peralatannya, atas persetujuan tertulis Pengawas. Saat
pengujian harus disaksikan oleh Pengawas.
 Pengujian tambahan.
Pengawas berhak memerintahkan Pelaksana untuk melakukan pengujian tambahan apabila
ada hal-hal yang ketentuan yang berlaku.

E. PEKERJAAN MEKANIKAL & ELEKTRIKAL


I. INSTALASI LISTRIK
Untuk keperluan ini Pemborong bisa menugaskan pihak ketiga (instalatur) yang mempunyai
sertifikat dari PLN setempat dengan mendapat persetujuan lebih dulu dari Pengawas secara
tertulis. Pemborong tetap bertanggung jawab atas pekerjaan instalasi listrik tersebut. Sebelum
melaksanakan pekerjaan instalasi Pemborong harus membuat gambar kerja dengan skala 1:100
dengan mendapat persetujuan Pengawas.

I.1. Pelaksanaan Pekerjaan Instalasi :


1. Menurut penjelasan-penjelasan dan peraturan-peraturan dalam uraian ini dengan
tegangan/voltage 220 V.
2. Menurut semua petunjuk-petunjuk dari Pengawas.
3. Menurut peraturan-peraturan listrik yang masih berlaku di Indonesia pada waktu ini (PUIL
th1976).
4. Pekerjaan harus diserahkan rekanan kepada Pengawas dalam keadaan selesai tepat pada
waktu yang telah ditetapkan.

I.2. Penjelasan tentang Bahan-bahan


1. Semua bahan harus barang baru yang tak ada cacatnya, berkualitas baik, dan memenuhi
syarat keamanan kerja.
2. Sebelum semua bahan tersebut dipasang agar diperlihatkan dulu kepada Direksi untuk
diperiksa kualitasnya dan mendapat persetujuan.
3. Barang-barang yang sudah diafkir, dalam waktu 2 x 24 jam harus sudah dikeluarkan dari
lokasi pekerjaan. Bila Pemborong tidak mengindahkan, Pengawas berhak menyelenggarakan
atas biaya Pemborong.

I.3. Pekerjaan Pemasangan Pipa.


1. Pemasangan pipa-pipa seluruhnya ditanam di dalam tembok sedemikian sehingga bila ditutup
(diplester) oleh Pemborong, bangunan lain tidak akan menonjol keluar. Penanaman pipa
dilaksanakan sebelum tembok diplester.
2. Pipa–pipa yang ditanam di dalam dinding partisi pada arah horizontal harus berada pada
bagian atas partisi dibawah langit-langit/plafon, agar mudah dalam pemeliharaan dan
perbaikan. harus diikat kuat-kuat dengan klem-klem dan pipa yang digunakan ialah PVC.
3. Saluran/pipa yang menghubungkan saklar atau stopkontak hanya diperbolehkan dengan arah
vertical terhubung dengan salauran horizontal di atas dengan dilengkapi trikdoos.
4. Pemasangan pipa yang diletakkan di atas kayu atau rangka partisi harus diberi tapak (kolos)
yang jarak pemasangan satu sama lain minimal satu meter. Tapak dari kayu harus dicat meni.
5. Pipa yang digunakan ialah pipa PVC. Dengan min. R.15.
6. Pada tiap pasangan pipa jarak 8 m harus diberi trikdoos.
7. Pada pasangan pipa yang mempunyai kemungkinan air dapat berkumpul supaya dipasang
inspektube.
8. Jumlah penarikan kawat di dalam pipa harus sesuai dengan tabel sebagai pedoman yang
berlaku di Indonesia.

I.4. Pemasangan Kabel


1. Kabel yang digunakan jenis NYA ex Supreme, Kabelindo atau setara yang disetujui oleh
direksi.
2. Kabel NYA yang berada di tembok atau di atas plafon harus memakai klem yang ukurannya
sesuai.
23
R E N C A N A K E R J A D A N S YA R AT- S YA R AT ( R K S )
3. Pada tiap penyambungan kabel menggunakan terminal. Penyambungan kabel hanya
diperbolehkan di persimpangan atau perubahan jenis ukuran kabel, sedangkan pada posisi
kabel yang lain tidak diperbolehkan menyambung (banyak sambungan karena menggunakan
sisa kabel).
4. Pada tempat-tempat persilangan dan penyeberangan di atas tembok muka kawat itu
dimasukkan ke dalam pipa sebagai pengaman.
5. Semua kabel yang dimasukkan ke dalam pipa tidak boleh ada sambungan.
6. Tarikan kabel di atas harus cukup tegang dan kencang tetapi isolasi tidak boleh rusak
karenanya.

I.5. Pemasangan Saklar, Stop Kontak, ‘Sekringkast’, dan lain-lain.


1. Pemasangan saklar kapasitas 6A atau lebih sesuai beban, 250V stop kontak 15
Amp dari ebonit warna ex. Brocco atau setara yang disetujui direksi, semua pasangan dalam
(inbouwmounting).
2. Bagi saklar lampu ruang minimum 2 saluran, untuk mencegah lampu padam
semua bila ada kerusakan.
3. Tinggi ‘Lichtverdoelkast’ saklar, stop kontak menurut petunjuk PLN setempat
(menurut ketentuan AVE) atau 1 ½ m dari lantai.

I.6. Jenis Lampu yang Digunakan.


1. Semua lampu Lampu SL Cool Daylight 25 dan 11 watt setara dengan Philips.
Pemasangan/jenis/posisi lampu disesuaikan dengan gambar rencana.
2. Untuk pembagian grup diatur sedemikian sehingga bila salah satu grup putus
penerangan dan atap stop kontak pada ruangan itu tidak padam seluruhnya.
Seluruh penerangan harus dilengkapi dengan lampu sesuai gambar, dipasang sampai menyala.
Pemborong harus memasang seluruh instalasi lengkap termasuk jaringan instalasi antar gedung
sehingga siap menyala dengan syarat :
 Dicoba dengan generator hingga semua menyala.
 Menyerahkan jaminan instalasi yang disahkan Pemborong utama dan/atau Pengawas.
I.7. Ukuran Isolasi
Ukuran isolasi ditentukan antara ½ ohm sampai 0,3 ohm.

I.8. Box Panel


1. Box panel tersebut dari metal clad, plat baja ukuran sesuai dengan rancangan, dilengkapi
frame yang kuat.
2. Pemasangan box panel terpasang kuat dan rapi pada lokasi yang tidak mengganggu lalu
lintas dan memudahkan operasi dan pemeliharaan.
3. Panel distribusi utama dilengkapi dengan copper rel atau disesuaikan dengan kebutuhan
menurut Direksi.
4. Panel-panel tersebut setelah dipasang dengan baik, dilengkapi dengan kotak dengan papan
jati yang dipelitur dengan pintu dan kunci.
5. Pada pintu panel harus ditempelkan gambar/diagram serta nomor saluran.

I.9. Pengujian.
Seluruh instalasi setelah selesai harus diuji untuk menentukan apakah sudah bisa bekerja
sempurna. Dalam semua hal harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam peraturan-
peraturan PLN setempat.

F. URAIAN TEKNIS PLUMBING

I. PENJELASAN LINGKUP PEKERJAAN

I.1.1. Pekerjaan Air Bekas.


1. Pengadaan dan pemasangan perlengkapan yang diperlukan dalam sistem pembuangan air
bekas.
2. Pemasangan pemipaan pada buangan talang dari air hujan dengan memakai pipa PVC D 3”
3. Pemasangan dilaksanakan dengan baik dan benar

I.1.2. Pengadaan pengujian dan commissioning untuk semua sistem pekerjaan yang
terpasang.

24
R E N C A N A K E R J A D A N S YA R AT- S YA R AT ( R K S )
I.2. PENJELASAN PERSYARATAN TEKNIS UMUM
I.2.1. Waktu Pelaksanaan.
Lamanya waktu pelaksanaan pengadaan, pemasangan, dan pemeliharaan diselaraskan dengan
tahap-tahap pembangunan sesuai jadwal yang telah ditentukan.

I.2.2. Material.
Pemborong harus menjamin seluruh unit peralatan yang didatangkan adalah baru bebas dari unsur
unsur rusak dan tidak layak, serta kualitas barang sesuai dengan spesifikasi. Setiap material atau
peralatan yang tidak memenuhi spesifikasi harus diganti dengan yang sesuai, dalam waktu tidak lebih
dari satu minggu setelah ditanda tangani berita acara penerimaan barang. Seluruh biaya yang timbul
akibat penggantian material dan peralatan tersebut di atas menjadi tanggungan Pemborong.

I.2.3. Gambar-gambar dan Spesifikasi.


Gambar-gambar dan spesifikasi perancangan ini merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan.
Bila ada suatu bagian pekerjaan atau peralatan yang diperlukan agar instalasi bisa bekerja dengan
baik, dan hanya dinyatakan dalam salah satu gambar perancangan atau spesifikasi perancangan
saja, Pemborong harus tetap melaksanakan tanpa ada biaya tambahan.

I.2.4. Gambar-gambar Perancangan.


Gambar-gambar perancangan ini tidak dimaksudkan untuk menunjukkan semua pipa, fitting, katup-
katup, serta fixtures secara terperinci. Semua bagian tersebut di atas walaupun tidak digambarkan
atau disebutkan secara spesifik harus disesuaikan dan dipasang oleh Pemborong, bila diperlukan
agar instalasi ini lengkap dan dapat bekerja dengan baik sesuai dengan pelaksanaan yang wajar.

I.2.5. Gambar-gambar Kerja.


Gambar-gambar kerja untuk seluruh pekerjaan harus selalu berada di lapangan termasuk semua
perubahan serta usulan dan lain sebagainya, selama pekerjaan instalasi ini, Pemborong harus
memberi tanda-tanda dengan pensil/tinta merah pada set gambar atau semua perubahan,
penghapusan, atau penambahan pada instalasi tersebut.

I.2.6. Gambar Pelaksanaan.


Pemborong harus membuat gambar inslatasi detail (shop drawings) untuk disetujui Pengawas,
Pemborong harus menyerahkan gambar-gambar pelaksanaan (as built drawings) yang meliputi
denah instalasi terpasang, detail pemasangan seluruh instalasi di atas. Gambar dibuat dari kertas
kalkir. Pelaksanaan pemasangan harus memenuhi syarat-syarat yang umum berlaku di Indonesia,
dan mengikuti Pedoman Plumbing Indonesia 1979.

I.2.7. Contoh-contoh Bahan.


Pemborong wajib mengirimkan contoh-contoh bahan yang akan digunakan dalam pelaksanaan atau
brosur-brosurnya kepada Pengawas. Bila kualitasnya diragukan barang-barang itu akan dikirim ke
kantor penyelidikan yang berwewenang atas biaya Pemborong. Bila Pengawas mengatakan tidak
baik, barang tersebut harus sudah diangkut ke luar lapangan oleh Pemborong, dalam waktu 3 hari.

I.2.8. Tenaga Pelaksana.


Semua pekerjaan harus dilaksanakan dengan baik oleh tenaga terampil di bidangnya agar dapat
memberi hasil yang terbaik dan rapi. Untuk pelaksanaan khusus, Pemborong harus memberikan surat
pernyataan yang membuktikan bahwa semua tukang yang melaksanakan pekerjaan telah memiliki
pengalaman dan kecakapan yang diperlukan. Kontraktor wajib memiliki pas instalatur yang masih
berlaku, dan yang dikeluarkan oleh pihak berwenang setempat sesuai dengan domisili Pemborong
tersebut.

I.2.9. Pengamanan.
Pemborong bertanggung jawab atas pencegahan/pengamanan semua bahan dan peralatan untuk
pekerjaan instalasi ini dari pencurian atau kerusakan. Bahan dan peralatan yang hilang atau rusak
harus diganti oleh Pemborong tanpa tambahan biaya.

I.2.10. Koordinasi.
Dalam pelaksanaan pekerjaannya, Pemborong instalasi ini diwajibkan mengadakan koordinasi
dengan pemborong-pemborong pekerjaan struktur, elektrikal, interior, dan sebagainya sehingga
kemungkinan terjadinya kesalahan pada pemasangan dapat diperkecil atau dihilangkan.

I.2.11. Penjelasan persyaratan teknis khusus untuk pekerjaan instalasi air kotor.
25
R E N C A N A K E R J A D A N S YA R AT- S YA R AT ( R K S )
1. Peraturan-peraturan/Persyaratan Selama pelaksanaan pekerjaan ini, tata cara pelaksanaan dan
petunjuk-petunjuk lain yang berkenaan dengan semua peraturan pembangunan yang sah di
Indonesia harus betul-betul ditaati. Peraturan-peraturan yang dimaksud adalah :
a. Pedoman Peraturan Plumbing Indonesia yang dikeluarkan oleh Direktorat Teknik Penyehatan,
Direktorat Jenderal Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum.
b. Pemeriksaan Umum untuk Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan NI-3 (PUBB) 1956, NI-3
1963, dan PUBB 1969.
c. Peraturan Beton Indonesia PBI-NI-1/1955, PBI-NO-2/1971 dan dengan Peraturanperaturan
Beton yang berlaku saat ini.
d. Peraturan Perubahan Indonesia tentang penggunaan tenaga kerja harian, mingguan, bulanan,
dan borongan. Kontraktor dianggap telah cukup mengetahui akan isi dan maksud semua
peraturan dan syarat-syarat tersebut di atas.
2. Material/Bahan-bahan yang Dipakai.
a. Untuk pipa air kotor, air bangunan, dan ‘vent stack’ digunakan PVC merk Wavin, Pralon, atau
yang sejenis. Pipa PVC yang dipakai berukuran 3”
3. Pengujian
a. Pembuangan Air Kotor.
Seluruh sistem harus mempunyai lubang-lubang yang dapat ditutup plug agar dapat diisi air
sampai dengan lubang vent tertinggi. Sistem ini harus dapat menahan air isian tersebut
minimum satu jam, dan selama waktu itu airnya tidak boleh turun lebih dari 10 cm, atau
dengan pengujian hidrostatik 4 kg/cm² untuk pipa cabang dan 6 kg/cm² untuk pipa induk. Bila
Pemilik menginginkan pengujian lain di samping cara di atas, maka Kontraktor harus
melakukannya tanpa tambahan biaya.

D. PEKERJAAN LAIN – LAIN


Yang dimaksud pekerjaan lain-lain adalah pekerjaan yang belum tercantum dalam RKS ini, tetapi masih
berhubungan dengan pekerjaan di lapangan yang harus diselesaikan : misalnya pembersihan lokasi /
pengembalian sesuatu yang rusak akibat pekerjaan di lapangan. Untuk pembentukan dasar saluran
dengan meratakan sesuai kemiringan dasar saluran rencana pada permukaan tanah galian saluran

Pekerjaan Pembersihan Lapangan Selama Proyek Berlangsung.


Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah pembersihan lingkungan area kerja selama proyek
berlangsung termasuk material yang harus dibuang dari areal lokasi pekerjaan sesuai dengan petunjuk
Direksi pekerjaan.Setelah pelaksanaan pekerjaan selesai semua, lokasi areal pekerjaan juga harus
dibersihkan dari sisa-sisa semua material yang tidak terpakai, serta areal diratakan dan dirapikan
kembali. Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban
Kontraktor, serta sudah harus diperhitungkan termasuk “Overhead” pada analisa harga satuan pekerjaan

E. PEMELIHARAAN BANGUNAN SEBELUM PENYERAHAN KEDUA


Masa pemeliharaan yang masih menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya antara lain:
1. Keamanan dan penjagaan
2. Penyempurnaan dan pemeliharaan.
3. Pembersihan
4. Penyerahan kedua dapat dilaksanakan apabila kontraktor telah melaksanakan kewajiban pada masa
pemeliharaan
5. Selama masa pemeliharaan, kontraktor pelaksana diwajibkan membuat laporan berkala yang berisi
kondisi bangunan / saluran (yang selesai dibangun ) serta laporan pekerjaan perbaikan bila ada
bangunan yang rusak. Laporan tersebut dibuat dengan persetujuan / diketahui pihak pengawas
lapangan / direksi dan konsultan pengawas

BAB VI
PENUTUP

Peraturan ini harus dipelajari seksama oleh Penyedia Barang/Jasa yang selanjutnya merupakan bagian
yang mengikat dalam pelaksanaan pekerjaan ini. Hal-hal yang belum diatur dalam RKS ini, akan

26
R E N C A N A K E R J A D A N S YA R AT- S YA R AT ( R K S )
dijelaskan pada pelaksanaan pekerjaan dan semua tambahan atas yang ditanda tangani Gugus tugas
pengadaan Barang/Jasa dan merupakan pedoman dalam proses pelaksanaan berikutnya.

PERENCANA
CV. ADHITYA BREGAS JAYA

Ir. JOES HARTANTO


Direktur

27
R E N C A N A K E R J A D A N S YA R AT- S YA R AT ( R K S )

Anda mungkin juga menyukai