Spesifikasi Teknis
BAB VI
SPESIFIKASI TEKNIS
PASAL 1. PERSIAPAN TEKNIS PELAKSANAAN
1.1. LINGKUP
1.1.1. Persyaratan Teknis Umum ini merupakan persyaratan dari segi teknis yang secara umum
berlaku untuk seluruh bagian pekerjaan dimana persyaratan ini bisa diterapkan untuk
pelaksanaan Pekerjaan “PEMBANGUNAN GEDUNG MAHA’D PUTRA MAN 2 KOTA MALANG ”
yang meliputi :
A. Pekerjaan Sipil.
B. Pekerjaan Arsitektur.
C. Pekerjaan Mekanikal.
D. Pekerjaan Elektrikal.
Secara lengkap seluruh jenis pekerjaan tersebut dapat disesuaikan / dilihat dan
tercantum pada Bill Of Quantity (BQ).
1.1.2. Kecuali disebut secara khusus dalam dokumen-dokumen dimaksud berikut, lingkup
pekerjaan yang ditugaskan termasuk tetapi tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut:
a. Pengadaan tenaga kerja .
b. Pengadaan Bahan / Material.
c. Pengadaan peralatan & alat bantu, sesuai dengan kebutuhan lingkup pekerjaan yang
ditugaskan.
d. Koordinasi dengan Pemborong / pekerja lain yang berhubungan dengan pekerjaan
pada bagian pekerjan yang ditugaskan.
e. Penjagaan kebersihan, kerapian, dan keamanan kerja.
f. Pembuatan As Built drawing (Gambar terlaksana).
1.1.3. Persyaratan Teknis Umum menjadi satu kesatuan dangan persyaratan teknis pelaksanaan
pekerjaan dan secara bersama – sama merupakan persyaratan dari segi teknis bagi
seluruh pekerjaan sebagaimana diungkapkan dalam satu atau lebih dari dokumen-
dokumen berikut ini :
a. Gambar-gambar pelelangan / pelaksanaan.
b. Persyaratan Teknis Umum / pelaksanaan pekerjaan / bahan.
c. Rincian Volume Pekerjaan / Rincian Penawaran.
d. Dokumen-dokumen pelelangan / pelaksanaan yang lain.
1.1.4. Dalam hal mana ada bagian dari Persyaratan Teknis Umum ini, yang tidak dapat
diterapkan pada bagian pekerjaan sebagaimana diungkapkan di atas, maka bagian dari
persyaratan teknis umum tersebut dengan sendirinya dianggap tidak berlaku.
1
Bab VI
Spesifikasi Teknis
1.2. REFERENSI
1.2.1. Seluruh pekerjaan harus dilaksanakan dengan mengikuti dan memenuhi persyaratan-
persyaratan teknis yang tertera dalam Normalisasi Indonesia (NI), Standar Industri
Indonesia (SII) dan Peraturan-peraturan Nasional maupun Peraturan-peraturan setempat
lainnya yang berlaku atau jenis - jenis pekerjaan yang bersangkutan antara lain :
NI - 2 (1971) PERATURAN BETON BERTULANG INDONESIA.
NI - (1983) PERATURAN PERENCANAAN BANGUNAN BAJA INDONESIA
(SKBI.1.3.55.1987).
NI - 3 (1970) PERATURAN UMUM UNTUK BAHAN BANGUNAN DI INDONESIA.
NI - 5 PERATURAN KONSTRUKSI KAYU INDONESIA.
NI - 8 PERATURAN SEMEN PORTLAND INDONESIA.
NI - 10 BATA MERAH SEBAGAI BAHAN BANGUNAN.
PERATURAN PLUMBING INDONESIA.
PERATURAN UMUM INSTALASI LISTRIK.
STANDART INDUSTRI INDONESIA.
ASTM, JJ dan lain sebagianya yang dianggap berhubungan dengan bagian pekerjaan
ini.
Untuk pekerjaan-pekerjaan yang belum termasuk dalam standart-standart yang tersebut
di atas, maupun standart-standart nasional lainnya, maka diberlakukan standart-standart
Internasional yang berlaku atau pekerjaan pekerjaan tersebut atau setidak-tidaknya
berlaku standart-standart Persyaratan Teknis dari Negara-negara asall bahan / pekerjaan
yang bersangkutan dan dari produk yang ditentukan pabrik pembuatnya.
1.2.2. Dalam hal dimana ada bagian pekerjaan yang persyaratan teknisnya tidak diatur dalam
persyaratan teknis umum / khususnya maupun salah satu dari ketentuan yang disebutkan
di atas, maka atas bagian pekerjaan tersebut pemborong harus mengajukan salah satu
dari persyaratan-persyaratan berikut guna disepakati direksi untuk dipakai sebagai
patokan persyaratan teknis :
a. Standart / norma / kode / pedoman yang bisa diterapkan pada bagian pekerjan
bersangkutan yang diterbitkan oleh Instansi / Institusi / Asosiasi Profesi / Asosiasi
Produsen / Lembaga Pengujian atau Badan-badan lain yang berwewenang /
berkepentingan atau Badan-badan yang bersifat Internasional ataupun Nasional dari
Negara lain, sejauh bahwa atau hal tersebut diperoleh persetujuan dari Direksi /
Pengawas.
b. Brosur teknis dari produsen yang didukung oleh sertifikat dari Lembaga pengujian
yang diakui secara Nasional / Internasional.
2
Bab VI
Spesifikasi Teknis
1.3. BAHAN
1.3.1. Baru / Bekas
Kecuali ditetapkan lain secara khusus, maka semua bahan yang dipergunakan untuk
pekerjaan ini harus merupakan bahan yang baru, penggunaan barang bekas dalam
komponen kecil maupun besar sama sekali tidak diperbolehkan.
1.3.2. Tanda Pengenal
a. Dalam hal dimana pabrik / produsen bahan mengeluarkan tanda pengenal untuk produk
bahan yang dihasilkan, baik berupa cap / merk dagang pengenal pabrik / produsen
bersangkutan yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus mengandung tanda
pengenal tersebut.
b. Khusus untuk bahan bagi pekerjaan instalasi (penerangan, plumbing, dll) kecuali
ditetapkan oleh Direksi / Pengawas, bahan sejenis dengan fungsi yang sama harus
diberi tanda pengenal untuk membedakan satu bahan dari bahan lainnya. Tanda
pengenal ini bisa berupa warna atau tanda-tanda lain yang mana harus sesuai dengan
referensi pada I.2. tersebut di atas atau dalam hal dimana tidak / belum ada
pengaturan yang jelas mengenai itu, hal ini harus dilaksanakan sesuai petunjuk direksi
/ Pengawas.
1.3.3. Merk Dagang dan Kesetaraan.
a. Penyebutan sesuatu merk dagang bagi suatu bahan / produk di dalam Persyaratan
Teknis Umum, secara umum harus diartikan sebagai persyaratan kesetaraan kwalitas
penampilan (Performance) dari bahan / produk tersebut, yang mana dinyatakan dengan
kata-kata “atau yang setara“.
b. Kecuali secara khusus dipersyaratkan lain, maka penggunaan bahan / produk lain yang
dapat dibuktikan mempunyai kwalitas penampilan yang setara dengan bahan / produk
yang memakai merk dagang yang
c. disebutkan, dapat diterima sejauh bahwa untuk itu sebelumnya telah diperoleh
persetujuan tertulis dari Direksi / Pengawas atas Kesetaraan tersebut.
d. Penggunaan Bahan / Produk yang disetujui sebagai “setara” tidak dianggap sebagai
perubahan pekerjaan dan karenanya perbedaan harga dengan bahan produk yang
disebutkan merk dagangnya atau diabaikan.
e. Sejauh bisa memenuhi persyaratan teknis yang ditetapkan, penggunaan produksi dalam
negeri lebih diutamakan.
1.3.4. Penggantian (Substitusi)
a. Pemborong / supplier bisa mengajukan usulan untuk menggantikan sesuatu bahan /
produk lain dengan penampilan yang setara dengan yang dipersyaratkan.
b. Dalam persetujuan atau sesuatu penggantian (substitusi), perbedaan harga yang ada
dengan bahan / produk yang dipersyaratkan akan diperhitungkan sebagai perubahan
pekerjaan dengan ketentuan sebagai berikut :
3
Bab VI
Spesifikasi Teknis
1.3.6. Contoh
Pada waktu memintakan persetujuan atas bahan / produk kepada Direksi / Pengawas harus
disertakan contoh dari bahan / produk tesebut dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Jumlah Contoh
1. Untuk bahan / produk bila tidak dapat diberikan sesuai sertifikat pengujian yang
dapat disetujui / diterima oleh Direksi / Pengawas sehingga oleh karenanya perlu
diadakan pengujian kepada Direksi / Pengawas harus diserahkan sejumlah bahan
produk sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam standart prosedur
pengujian, untuk dijadikan benda uji guna diserahkan pada Badan / Lembaga
Penguji yang ditunjuk oleh Direksi / Pengawas.
2. Untuk Bahan / produk atau mana dapat ditunjukan sertifikat pengujian yang dapat
disetujui / diterima oleh Direksi / Pengawas, kepada Direksi / Pengawas harus
diserahkan 3 (tiga) buah contoh yang masing masing disertai dengan salinan
sertifikat pengujian yang bersangkutan.
b. Contoh yang Disetujui
1. Dari contoh yang diserahkan kepada Direksi / Pengawas atau contoh yang telah
memperoleh persetujuan dari Direksi / Pengawas harus dibuat suatu keterangan
tertulis mengenai persetujuannya dan disamping itu, oleh Direksi / pengawas harus
4
Bab VI
Spesifikasi Teknis
5
Bab VI
Spesifikasi Teknis
1.4. PELAKSANAAN
1.4.1. Rencana Pelaksanaan
a. Dalam waktu 7 (tujuh) hari sejak ditandatanganinya Surat Perintah Kerja (SPK) oleh
kedua belah pihak, pemborong harus menyerahkan kepada Direksi / Pengawas sebuah
“Network Planning” mengenai seluruh kegiatan
b. yang perlu dilakukan untuk melaksanakan pekerjaan ini dalam diagram mana
dinyatakan pula urutan serta kaitan / hubungan antara seluruh kegiatan-kegiaan
tersebut.
c. Kegiatan kegiatan Pemborong untuk / selama masa pengadaan / pembelian serta waktu
pengiriman / pengangkutan dari :
1. Bahan, elemen, komponen dari pekerjaan maupun pekerjaan persiapan /
pembantu.
2. Peralatan dan perlengkapan untuk pekerjaan
d. Kegiatan kegiatan Pemborong untuk / selama waktu fabrikasi, pemasangan dan
pembangunan.
e. Pembuatan gambar-gambar kerja.
6
Bab VI
Spesifikasi Teknis
f. Permintaaan persetujuan atau bahan serta gambar kerja maupun rencana kerja.
g. Harga borongan dari masing masing kegiatan tersebut.
h. Jadwal untuk seluruh kegiatan tersebut.
i. Direksi / Pengawas akan memeriksa rencana kerja Pemborong dan memberikan
tanggapan dalam waktu 2 (dua) minggu.
j. Pemborong harus memasukkan kembali perbaikan / penyempurnaan atau rencana kerja
kepada Direksi / Pengawas dan meminta diadakannya perbaikan / penyempurnaan
atau rencana kerja tadi paling lambat 4 (empat) hari sebelum dimulainya pelaksanaan.
k. Pemborong tidak dibenarkan memulai suatu pelaksanaan atau pekerjaan sebelum
adanya persetujuan dari Direksi / Pengawas atau rencana kerja ini. Kecuali dapat
dibuktikan bahwa Direksi / Pengawas telah melalaikan kewajibannya untuk memeriksa
rencana kerja Pemborong pada waktunya, maka kegagalan Pemborong untuk memulai
pekerjaan sehubungan dengan belum adanya rencana kerja yang memulai pekerjaan
yang disetujui Direksi, sepenuhnya merupakan tanggung jawab dari pemborong
bersangkutan.
1.4.2. Gambar Kerja (Shop Drawing)
a. Untuk bagian-bagian pekerjaan dimana gambar pelaksanaan (Construction Drawings)
belum cukup memberikan petunjuk mengenai cara untuk mencapai keadaan terlaksana,
Pemborong wajib untuk mempersiapkan gambar kerja yang secara terperinci akan
memperlihatkan cara pelaksanaan tersebut.
b. Format dari gambar kerja harus sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh Direksi /
Pegawas.
c. Gambar kerja harus diajukan kepada Direksi / Pengawas untuk mendapatkan
persetujuan untuk mana gambar-gambar tersebut di atas harus diserahkan dalam
rangkap 3 (tiga).
d. Pengajuan gambar kerja tersebut paling lambat 14 (empat belas) hari sebelum
pemesanan bahan atau Pelaksanaan pekerjaan dimulai.
1.4.3. Ijin Pelaksanaan
Ijin pelaksanaan paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum memulai pekerjaan tersebut,
Pemborong diwajibkan untuk mengajukan ijin pelaksanaan secara tertulis kepada Direksi /
Pengawas dengan dilampiri gambar kerja yang sudah disetujui. Ijin pelaksanaan yang
disetujui sebagai pegangan Pemborong untuk melaksanakan pada bagian pekerjaan
tersebut.
1.4.4. Contoh Pekerjaan ( Mock Up).
Bila pekerjaan dikehendaki oleh Direksi / Pengawas, Pemborong wajib menyediakan
sebelum pekerjaan dimulai.
1.4.5. Rencana Mingguan dan Bulanan.
a. Selambat-lambatnya pada setiap hari Sabtu dalam masa dimana pelaksanaan pekerjaan
berlangsung, Pemborong wajib untuk menyerahkan kepada direksi / pengawas suatu
rencana mingguan yang berisi rencana pelaksanaan dari berbagai bagian pekerjaan
yang akan dilaksanakan dalam minggu berikutnya.
7
Bab VI
Spesifikasi Teknis
8
Bab VI
Spesifikasi Teknis
9
Bab VI
Spesifikasi Teknis
1.5.2. Penyerahan
Pada waktu penyerahan pekerjaan, Pemborong wajib menyerahkan kepada Pemberi Tugas :
a. 2 (dua) dokumen terlaksana
b. Untuk peralatan / perlengkapan:
- 2 (dua) set pedoman operasi (operational manual)
- suku cadang sesuai yang dipersyaratkan
c. Untuk berbagai macam :
- Semua kunci orisinil disertai “Construction Key” bila ada
- Minimum 1 (satu) set kunci duplikat
d. Dokumen dokumen resmi (seperti surat ijin, tanda pembayaran cukai, surat fiskal
pajak, dan lain-lain)
10
Bab VI
Spesifikasi Teknis
e. Segala macam surat jaminan berupa Guarantee / Warranty sesuai uang yang
dipersyaratkan.
f. Surat pernyataan pelunasan sesuai petunjuk Direksi / Pengawas
g. Bahan finishing cat minimal 3 (tiga) galon (masing-masing warna)
h. Bahan finishing lantai / dinding & atau masing masing minimal 2 m2
2. Keamanan Penjagaan
1.6.1. Untuk keamanan Pemborong diwajibkan mengadakan penjagaan, bukan saja terhadap
pekerjaannya, tetapi juga bertanggung jawab atas keamanan, kebersihan bangunan-
bangunan, jalan-jalan, pagar, pohon-pohon dan taman-taman yang telah ada.
1.6.2. Pemborong berkewajiban menyelamatkan bangunan yang telah ada, apabila bangunan
yang telah terjadi kerusakan alibat pekerjaan ini, maka pemborong berkewajiban untuk
memperbaiki / membetulkan sebagaimana mestinya.
1.6.3. Pemborong harus menyediakan penerangan yang cukup di lapangan, terutama pada
waktu lembur, jika Pemborong menggunakan aliran listrik dari bangunan / komplek,
diwajibkan bagi pemborong untuk memasang meter sendiri untuk menetapkan sewa
listrik yang dipakai.
1.6.4. Pemborong harus berusaha menanggulangi kotoran-kotoran debu agar tidak mengurangi
kebersihan dan keindahan bangunan-bangunan yang sudah ada.
1.6.5. Segala operasi yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan untuk Pembangunan
pekerjaan sementara sesuai dengan ketentuan kontrak harus
dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan gangguan terhadap
ketentraman penduduk atau jalan-jalan yang harus digunakan baik jalan perorangan atau
umum, milik pemberi tugas atau milik pihak lain. Pemborong harus membebaskan
Pemberi Tugas dari segala tuntutan ganti rugi sehubungan dengan hal tersebut di atas.
1.6.6. Pemborong harus bertanggung jawab atas kerusakan-kerusakan pada jalan raya atau
jembatan yang menghubungkan proyek sebagai akibat dari lalu lalang peralatan ataupun
kendaraan yang dipergunakan untuk mengangkut bahan bahan / material guna keperluan
proyek.
1.6.7. Apabila Pemborong memindahkan alat-alat pelaksanaan, mesin-mesin berat atau unit-
unit alat berat lainnya dari bagian pekerjaan, melalui jalan raya atau jembatan yang
mungkin akan mengakibatkan kerusakan dan seandainya pemborong akan membuat
perkuatan-perkuatan di atasnya, maka hal tersebut harus diberitahukan terlebih dahulu
kepada Pemberi Tugas dan Instansi Yang berwewenang. Biaya untuk perkuatan tersebut
menjadi tanggungan Pemborong.
11
Bab VI
Spesifikasi Teknis
12
Bab VI
Spesifikasi Teknis
sebelumnya telah dapat persetujuan dari pihak Direksi / Pengawas berkenaan dengan
konstruksi atau penempatannya.
Semua Boekeet perlengkapan Pemborong dan sebagainya, pada waktu pekerjaan
berakhir (serah terima) harus dibongkar.
2.1.3. Sarana Pekerja
a. Kontraktor wajib memasukkan identifikasi tempat kerja bagi semua pekerjaan yang
dilakukan di luar lapangan sebelum pemasangan peralatan yang dimiliki serta
jadwal kerja.
b. Semua sarana kerja yang digunakan harus benar-benar baik dan memenuhi
persyaratan kerja sehingga memudahkan dan melancarkan kerja di lapangan
c. Penyediaan tempat penyimpanan bahan / material di lapangan harus aman dari
segala kerusakan hilang dan hal hal dasar yang mengganggu pekerjaan lain yang
sedang berjalan.
13
Bab VI
Spesifikasi Teknis
a. Karena pada lahan eksisting masih terdapat bangunan lama, maka pemborong
wajib membongkar terlebih dahulu setelah diadakannya kordinasi terlebih dahulu
dengan Direksi & Pengawas. Pemborong tidak punya hak memiliki atas material
bekas bongkaran. Bekas bongkaran sepenuhnya milik User/Owner. Pemborong juga
berkewajiban mencatat jumlah bongkaran yang ada dan seterusnya dilaporkan
kepada pengawas & direksi. Sesuai petunjuk pengawas & direksi, bongkaran yang
tidak dipakai wajib dibuang ke luar lokasi proyek. Sedangkan bongkaran yang masih
dapat dipakai, pemborong wajib menyimpan dengan rapi di tempat yang aman
sesuai petunjuk pengawas & direksi.
b. Lapangan terlebih dahulu juga harus dibersihkan dari rumput, semak, akar-akar
pohon.
c. Sebelum pekerjaan lain dimulai, lapangan harus selalu dijaga, tetap bersih dan
rata.
d. Pemborong tidak boleh membasahi, menebang atau merusak pohon-pohon atau
pagar, kecuali bila telah ditentukan lain atau sebelumnya diberi tanda pada
gambar-gambar yang menandakan bahwa pohon-pohon dan pagar harus
disingkirkan. Jika ada sesuatu hal yang mengharuskan Pemborong untuk melakukan
penebangan, maka ia harus mendapat ijin dari Pemberi tugas.
14
Bab VI
Spesifikasi Teknis
Selesai proyek semua bahan pagar adalah milik Pemborong, untuk hal tersebut di
atas didalam susunan penawaran hendaknya telah diper-timbangkan.
f. Sebelum memulai pelaksanaan, Kontraktor harus memasang papan nama proyek
yang dibuat dan dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana.
15
Bab VI
Spesifikasi Teknis
5. Pengukuran sudut siku dengan prisma atau barang secara azas segitiga
phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang disetujuii oleh
Direksi.
6. Segala pekerjaan pengukuran dan persiapan termasuk tanggungan Kontraktor.
16
Bab VI
Spesifikasi Teknis
17
Bab VI
Spesifikasi Teknis
18
Bab VI
Spesifikasi Teknis
19
Bab VI
Spesifikasi Teknis
20
Bab VI
Spesifikasi Teknis
d. Besi Beton
Besi Beton harus selalu menggunakan besi beton ulir (deformed
bars) untuk tulangan utama dan sengkang kecuali ditentukan lain
dalam gambar. Agar diperoleh hasil pekerjaan yang baik, maka besi
beton harus memenuhi syarat-syarat :
1. Baru, bebas dari kotoran, lapisan minyak, karat, dan tidak cacat.
2. Mutu sesuai dengan yang ditentukan
3. Mempunyai penampang yang rata dan seragam sesuai dengan
toleransi.
4. Merk Krakatau Steel atau Budi Dharma atau setara
Pemakaian besi beton jenis yang tidak sesuai dengan ketentuan
diatas, harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas(
Kontruksi ). Besi Beton harus berasal dari satu pabrik
(manufactures). Tidak dibenarkan untuk menggunakan merk
besi beton yang berlainan dengan untuk pekerjaan ini. Besi
beton harus dilengkapi dengan mill certificate/sertifikat pabrik
yang membuat label dan nomor pengecoran serta tanggal
pembuatan besi beton tersebut.
e. Admixtures Material Tambahan
Dalam keadaan tertentu boleh dipakai bahan campuran tambahan
untuk memperbaiki sifat suatu campuran beton. Jenis, Jumlah bahan
yang ditambahkan dan cara penggunaan bahan tambahan harus
dapat dibuktikan melalui hasil uji. Hasil uji ini dengan menggunakan
bahan semen dan agregat yang akan dipakai pada proyek ini. Bahan
campuran tambahan yang berfungsi untuk mengurangi jumlah air
pencampur, memperlambat atau mempercepat pengikatan dan atau
pengerasan beton harus memenuhi “Specification for Chemical
Admixtures for Concrete“ (ASTM C494) atau memenuhi standart
Umum Bahan Bangunan Indonesia.
f. Kualitas Beton
1. Kualitas beton yang digunakan tercantum dalam gambar
rencana yang harus dibuktikan dengan pengujian seperti
diisyaratkan dalam spesifikasi teknis ini.
2. Untuk memastikan bahwa kualitas beton rencana dapat tercapai,
Kontraktor harus melakukan percobaan sesuai dengan yang
diisyaratkan oleh peraturan yang berlaku dengan mengadakan
trial mix di laboratorium yang disetujui oleh Konsultan
Pengawas( Kontruksi ).
3. Untuk beton struktural ditentukan dengan mutu K-250 kesuali
mutu beton pada plat tangga ditentukan dengan mutu K-275
atau sesuai dengan gambar rencana dan harus dilakukan
pengujian laboratorium pada saat akan dilakukan pengecoran.
Saat beton telah mencapai umur rencana, maka pemborong
wajib melaksanakan tes beton (Hammer Test) dengan menunjuk
laboratorium yang disetujui Konsultan Pengawas(Kontruksi)
atau direksi.
4. Jika tidak ditentukan secara khusus, maka untuk lantai kerja,
kolom praktis, ring balk, lantai kerja dan beton non struktur
lainnya harus menggunakan beton Mutu K-175
5. Desain Adukan Beton.
Proporsi campuran bahan dasar beton harus ditentukan agar
beton yang dihasilkan memberikan kelecakan (Workability) dan
konsistensi yang baik, sehingga beton mudah dituangkan
21
Bab VI
Spesifikasi Teknis
22
Bab VI
Spesifikasi Teknis
J e n is s tru k tu r ju m la h m in im u m w a k tu p e ra w a ta n ( h a ri )
b e n d a u ji 3 7 28
b e to n b e rtu la n g 4 - 2 2
b e to n p ra te k a n 6 2 2 2
23
Bab VI
Spesifikasi Teknis
S
fc fcr 2
N 1
24
Bab VI
Spesifikasi Teknis
25
Bab VI
Spesifikasi Teknis
d. Siar Pelaksanaan
Kontraktor harus mengusulkan lokasi siar pelaksanaan dalam
gambar kerjanya. Siar pelaksanaan harus diusahakan seminimum
mungkin, agar perlemahan struktur dapat dikurangi. Siar
pelaksanaan tidak dijinkan untuk melalui daerah yang diperkirakan
sebagai daerah basah, seperti toilet, reservoir dll. Jika tidak
ditentukan lain, maka lokasi siar pelaksanaan harus terletak pada
daerah dimana gaya geser adalah minimal, umumnya terletak pada
sepertiga bentang tengah dari panjang efektif struktur. Pada
pengecoran beton yang tebal dan volume yang besar, lokasi siar
pelaksanaan harus dipertimbangkan sedemikian rupa, sehingga tidak
menyebabkan perbedaan temperatur yang besar pada beton yang
tersebut, yang berakibat retaknya beton, disamping adanya
tegangan residu yang tidak diinginkan. Siar pelaksanaan dapat
dibuat secara horizontal dan pengecoran dapat dibagi menjadi
berlapis-lapis. Lokasi siar pelaksanaan tersebut harus disetujui oleh
Konsultan Pengawas(Kontruksi). Kontraktor harus
mempertimbangkan didalam penawaranya, segala hal yang
berhubungan dengan siar pelaksanaan seperti erstop, perekat beton,
dowel dsb, maupun pembersih permukaan beton agar dapat dijamin
lekatan antara beton lama dan baru. Siar pelaksanaan harus bersih
dari semua kotoran dan bekas beton yang tidak melekat dengan
baik, dan sebelum pengecoran dilanjutkan, harus dikasarkan
sedemikian rupa sehingga agregat besar menjadi terlihat tetapi tetap
melekat dengan baik.
e. Pengangkutan dan Pengecoran Beton
Beton harus diangkut dengan cara sedemikian rupa, sehingga dapat
tiba dilokasi proyek dalam keadaan yang masih memenuhi spesifikasi
teknis. Jika lokasi pembuatan cukup jauh dari proyek, maka harus
digunakan admixtures yang dapat memperlambat proses pengerasan
dari beton. Pada saat beton diangkut ke lokasi pengecoran juga
harus diperhatikan, agar tidak terjadi pemisahan antara bahan-
bahan dasar pembuat beton. Pada saat pengecoran tinggi jauh dari
beton segar harus kurang dari 1.50 meter. Hal ini sangat penting
agar tidak terjadi pemisahan antara batu pecah yang berat dengan
pasta beton sehingga dapat mengakibatkan kwalitas beton menjadi
menurun. Untuk itu harus disiapkan alat bantu seperti piuap tremi
26
Bab VI
Spesifikasi Teknis
27
Bab VI
Spesifikasi Teknis
28
Bab VI
Spesifikasi Teknis
29
Bab VI
Spesifikasi Teknis
30
Bab VI
Spesifikasi Teknis
31
Bab VI
Spesifikasi Teknis
32
Bab VI
Spesifikasi Teknis
33
Bab VI
Spesifikasi Teknis
34
Bab VI
Spesifikasi Teknis
Ditengah bentang
0.3
balok
35
Bab VI
Spesifikasi Teknis
kantilever
e. Pembongkaran Acuan
1. Pembongkaran harus dilakukan dengan hati-hati,
dimana bagian konstruksi yang dibongkar acuannya
harus dapat memikul berat sendiri dan beban-beban
pelaksanaannya.
2. Pembongkaran acuan dapat dilakukan setelah mencapai
waktu sbb :
PEKERJAAN PONDASI
1. Konstruksi pondasi bangunan terdiri dari :
- Pondasi yang digunakan dalam pekerjaan Pondasi Strouss . Adapun dimensi sesuai dengan
gambar perencanaan.
2. Pondasi Strauss
Ketentuan tentang pondasi harus sesuai dengan gambar bestek yang terdiri dari :
1. Pondasi strauss dengan diameter 30 cm dan kedalaman L = 5 meter dari muka tanah
asli.
2. Mutu beton strauss. Kuat tekan beton ( concrete compression strength ) = 225
Kg/Cm². L total = 5 m.
3. Baja tulangan dengan mutu U 24 dan U40 (sesuai dengan gambar perencanaan)
Pelaksanaan.
1. Pemborong harus menyediakan alat bor lengkap dan cukup jumlahnya yang dapat
menjamin pelaksanaan pengeboran pada posisi yang tepat, baik vertikal maupun jaraknya
dari as ke as tiang. Alat bor harus pada kondisi baik.Disamping itu perlu juga disiapkan alat
pompa air.
36
Bab VI
Spesifikasi Teknis
2. Dipergunakan alat bor manual dengan diameter 30 cm, dalam mengecek diameter
digunakan alat bantu berupa lingkaran dari multiplek dengan ukuran Diameter 30 cm yang
dipasang pada ujung kayu usuk 5/7 panjang 3.00 meter.
3. Setelah kedalaman dan diameter dicapai segera dimasukan penulangan yang sudah
difabrikasi termasuk beton decking yang sudah diikatkan pada tulangan dan segera
dilakukan pengecoran, saat pengecoran dijaga dan dipastikan tidak ada tanah yang runtuh
tercampur dengan beton Strauss
4. Pada waktu pengecoran / penuangan beton ke dalam lubang strauss menggunakan media
pipa PVC. Hal ini dilakukan untuk menghindari penguraian pada aggregate beton.
5. Di dalam setiap tiang strauss kesalahan koordinat titik tiang yang diperkenankan ialah
pergeseran maksimum sebesar 75 mm (tujuh puluh lima milimeter).
6. Bila lebih dari batas ini, maka harus diadakan perhitungan kontrol dengan segala akibatnya
dengan persetujuan perencana dan semua biaya menjadi beban Pemborong.
37
Bab VI
Spesifikasi Teknis
4.1. UMUM
4.1.1. Ketentuan Umum
a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu serta cara kerja yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan sehingga
dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
2. Pada spesifikasi teknis ini diatur seluruh pekerjaan berdasarkan peraturan dan
ketentuan yang berlaku, baik yang bersifat daerah, nasional, maupun
internasional, serta berdasarkan jenis bahan / material, cara pelaksanaan
(metode) dan sistem yang dibutuhkan.
3. Seluruh pekerjaan akan dikelola (manage) oleh konsultan pengawas, yaitu dalam
hal Koordinasi dan Pengawasan, mencakup mutu hasil kerja (kualitas), Waktu
pelaksanaan (Schedule) dan Pembiayaan.
4. Seluruh pekerjaan yang berkaitan dengan estetika, penentuan warnanya harus
terlebih dahulu dikonsultasikan dengan Konsultan Perencana serta mendapat
persetujuan dari (Owner).
38
Bab VI
Spesifikasi Teknis
Pengendalian pekerjaan keramik harus sesuai dengan peraturan ASTM, NI-129, PUBI
1982 pasal 31 dan SII-0023-81.
Pengendalian seluruh pekerjaan karpet harus sesusi dengan peraturan-peraturan
ASTM – E-648 dan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari pabrik.
Syarat bahan glass block sesuai dengan standar pabrik, tanpa cacat serta
memenuhi dalam PUBI 1982 pasal 63 dan SII 0189/78.
Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai dengan persyaratan dalam NI-5
(PKKI tahun 1961), PUBI 82 pasal 37 dan memenuhi persyaratan dalam SII 0458-81.
Pengendalian seluruh pekerjaan cat, harus memenuhi ketentuan-ketentuan dari
pabrik yang bersangkutan dan memenuhi persyaratan pada PUBI 1982 pasal 54 dan
NI-4.
Bahan cat yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam
PUBI 1982 pasal 53, BS No. 3900 : 1970/1971, AS.K-41 dan NI.4, serta mengikuti
ketentuan-ketentuan dari pabrik yang bersangkutan.
Persyaratan bahan marmer harus konsisten terhadap PUBI pasal 26 dan SII 0015-
76.
c. Syarat-syarat pelaksanaan
1. Semua jenis pekerjaan harus dibuatkan shop drawing dan diajukan kepada
Konsultan pengawas untuk diperiksa yang selanjutnya dimintakan persetujuan
kepada Konsultan Perencana.
2. Semua bahan material, terutama finishing utama sebelum dikerjakan, Kontraktor
harus mengajukan 2 atau 3 buah contoh produk yang setara kepada Konsultan
pengawas untuk diserahkan kepada
3. Perencana, selanjutnya Perencana mengajukan bahan material tersebut kepada
pemberi tugas untuk mendapatkan persetujuannya.
4. Hal-hal yang bertalian erat dengan estetika seperti : warna cat,keramik, batu
temple, politur dan sebagainya harus mendapat persetujuan dari Perencana
(Arsitek) terlebih dahulu sebelum dilaksanakan. Material yang tidak disetujui harus
diganti dengan material lain yang mutunya sesuai dengan persyaratan tanpa biaya
tambahan.
5. Kontraktor harus menyerahkan 2 (dua) copy ketentuan dan persyaratan teknis
operatif dari pabrik material yang bersangkutan termasuk mengajukan cara
perawatan / maintenance seluruh bahan / material bangunan sebagai informasi
bagi Konsultan pengawas dan untuk dapat digunakan kelak oleh Pemilik Bangunan.
6. Material lain yang tidak terdapat pada daftar di atas, tetapi dibutuhkan agar dapat
melakukan penyelesaian / penggantian dalam suatu pekerjaan, harus baru,
kualitas terbaik dari jenisnya dan harus disetujui Konsultan pengawas.
7. Semua material yang dikirim ke site / lapangan harus dalam keadaan tertutup atau
dalam kantong / kaleng yang masih disegel dan berlabel pabriknya, bertuliskan
type dan tingkatannya, dalam keadaan utuh dan tidak ada cacat.
39
Bab VI
Spesifikasi Teknis
8. Bahan harus disimpan di tempat yang kering, berventilasi baik, terlindung, bersih.
Tempat penyimpanan bahan harus cukup menampung kebutuhan bahan, dan
dilindungi sesuai dengan jenisnya seperti yang disyaratkan dari pabrik.
9. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor diharuskan memeriksa site / lapangan
yang telah disiapkan apakah sudah memenuhi persyaratan untuk dimulainya
pekerjaan.
10. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan lainnya
Kontraktor harus segera melaporkan kepada Konsultan pengawas. Kontraktor tidak
diperkenankan melakukan pekerjaan di tempat tersebut sebelum kelainan /
perbedaan diselesaikan.
11. Setiap produk yang diajukan oleh Main / Sub Kontraktor harus dilengkapi
dengan cara perawatan / maintenance dari produk tersebut yang :
Sesuai dengan persyaratan teknis dari pabrik yang bersangkutan ;
Sesuai dengan persyaratan / peraturan setempat ;
Disetujui oleh konsultan pengawas.
12. Untuk setiap pekerjaan cat, maka Kontraktor atau aplikator :
Harus kepada pabrik cat sesuai dengan jumlah kebutuhan proyek ; memberikan
surat penunjukkan dari pabrik cat yang bersangkutan / rekomendasi sebagai
applicator ;
Harus melakukan pengecatan secara full system ;
Harus mengajukan sistem pengecatan dan jenis cat ;
Harus mengajukan urutan kerja ;
Harus mengajukan bukti pesanan ;
Harus memberikan surat jaminan supply dari pabrik cat sampai proyek selesai
Harus memberikan surat jaminan mutu berbentuk sertifikat garansi yang
dikeluarkan oleh pabrik cat (produsen) yang ditandatangani Direktur
Perusahaan, dengan dilampiri surat Pengantar dari Main Kontraktor.
40
Bab VI
Spesifikasi Teknis
41
Bab VI
Spesifikasi Teknis
42
Bab VI
Spesifikasi Teknis
43
Bab VI
Spesifikasi Teknis
6. Kawat Pengikat
Kawat pengikat besi beton / rangka dibuat dari baja lunak dan tidak disepuh seng,
dengan diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0,40 mm. Kawat pengikat
besi beton / rangka harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam NI-2 (PBI
–1971).
7. Pekerjaan pembongkaran Acuan / Bekisting hanya boleh dilaksanakan dengan ijin
tertulis dari Konsultan pengawas. Setelah bekisting dibuka, tidak diijinkan
mengadakan perubahan apapun pada permukaan beton tanpa persetujuan tertulis
dari Konsultan pengawas.
44
Bab VI
Spesifikasi Teknis
45
Bab VI
Spesifikasi Teknis
46
Bab VI
Spesifikasi Teknis
2. Sambungan
Untuk sambungan komponen konstruksi baja yang tidak dapat dihindarkan
berlaku ketentuan sebagai berikut :
a. Hanya diperkenankan satu sambungan.
b. Semua penyambung profil baja harus dilaksanakan dengan las tumpul (full
penetration butt weld).
c. Pemasangan percobaan (Trial Erection)
Bila dipandang perlu Konsultan pengawas, Kontraktor wajib melaksanakan
pemasangan percobaan dari sebagian atau seluruh pekerjaan konstruksi. Komponen
yang tidak cocok atau yang tidak sesuai dengan gambar dan spesifikasi dapat ditolak
oleh Konsultan pengawas. Pemasangan percobaan tidak boleh dibongkar tanpa
persetujuan Konsultan pengawas.
d. Pengecatan
1. Semua bahan konstruksi baja harus dicat. Semua permukaan baja harus bersih dari
kotoran-kotoran atau minyak-minyak. Pembersihan harus dilakukan dengan sikat
besi mekanis (mechanical wire brush).
2. Cat dasar adalah cat zinc chromate. Pengecatan dilakukan satu kali di tempat
pabrikasi dan satu kali di lapangan. Baja yang akan ditanam di dalam beton tidak
boleh dicat.
3. Cat akhir adalah cat zinc chromate. Pengecatan dilakukan satu kali atau lebih di
lapangan sampai menutup sempurna.
e. Pemasangan akhir (Final Erection)
1. Alat-alat untuk pemasangan harus sesuai untuk pekerjaannya dan harus dalam
keadaan baik. Bagian-bagian dimana tidak dapat dipasang atau
2. ditempatkan sebagaimana mestinya, sebagai akibat dari kesalahan fabrikasi atau
perubahan bentuk karena kesalah penanganan atau pengangkutan, maka keadaan
itu harus segera dilaporkan kepada Konsultan pengawas, Untuk mendapatkan
persetujuan cara perbaikan dan pemecahannya yang dapat dilakukan di lapangan
atau di work shop. Meluruskan plat dan besi siku atau bentuk lainnya harus
dilaksanakan dengan cara disetujui. Segala biaya sebagai akibat dari hal ini
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
47
Bab VI
Spesifikasi Teknis
3. Pekerjaan baja harus kering sebagaimana mestinya. Kantong air pada konstruksi
yang tidak terlindung dari cuaca harus diisi dengan bahan Waterproofing yang
telah disetujui.
4. Setiap komponen harus diberi kode (marking) yang sesuai dengan gambar
pemasangan. Komponen harus diberi kode sedemikian rupa sehingga memudahkan
pemasangan.
5. Baut-baut, baut angker, baut hitam dan lain-lain harus disediakan dan harus
dipasang sesuai dengan gambar detail.
48
Bab VI
Spesifikasi Teknis
b. Sebelum dipasang terlebih dahulu dibuat profil-profil pondasi dari bambu atau
kayu pada setiap pojok galian yang bentuk dan ukurannya sesuai dengan
penampang yang dimaksud dalam gambar rencana.
c. Kecuali disebut lain pada gambar rencana maka seluruh pasangan batu kali
belah dipasang dengan perekat 1 pc : 4 ps atau 1 pc : 6 ps, dan diberapen
dengan perekat yang sama pada seluruh bidang sisinya.
d. Celah-celah besar pada aanstampeng / pasangan batu kali kosongan dapat diisi
dengan batu pecahan supaya betul-betul padat sedang pasangan batu kali belah
selain aanstampeng tidak dikehendaki bertindih (bersinggungan) tanpa adanya
perekat dicelah-celahnya.
e. Untuk pengikatan sloof maka pada bagian atau pondasi batu kali dibuat stek-
stek sedalam 30 cm tiap 1,00 m1 dengan diameter besi 10 mm.
f. Dimensi / besaran penampang pasangan batu kali belah tersebut dapat dilihat
pada gambar rencana.
g. Urugan lubang pasangan batu kali belah yang berfungsi sebagai pondasi dapat
dilaksanakan bila Direksi mengganggu bahwa bagian pondasi sudah cukup kuat /
mengeras.
49
Bab VI
Spesifikasi Teknis
50
Bab VI
Spesifikasi Teknis
b. Persyaratan Bahan
1. Campuran pasir (aggregate) untuk plester harus dipilih yang benar-benar bersih
dan bebas dari segala macam kotoran, serta harus melalui ayakan # 1,6 – 2,0 mm.
2. Untuk area yang tidak memakai finishing bahan lain, dipakai campuran DURACOAT
ex. Durabuilt atau yang setara dengan pemakaian sesuai dengan standar pabrik
yang bersangkutan, agar dapat diperoleh sifat tahan / kedap air (watertight).
3. Pada pemasangan aduk / spesi agar menggunakan :
Pada setiap pertemuan 2 (dua) bahan yang berbeda, seperti : pertemuan kolom
dinding bata, plat beton dinding bata, kolom baja yang difinish plaster dan
sebagainya untuk menghindarkan retak rambut, diberi nat dengan lebar nat 5mm
dan dalamnya 5 mm.
4. Pada area tempat terjadi pertemuan bahan yang berbeda (misalnya : kolom beton-
bata atau balok beton–bata) dipasang kawat ayam dengan overlap yang cukup
untuk mencegah keretakan.
5. Finishing plesteran menggunakan cat sesuai gambar, seperti dinyatakan dalam RKS
Pekerjaan Pengecatan.
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Seluruh plesteran dinding batu bata dengan aduk campuran 1 PC : 6 pasir, kecuali
pada dinding batu bata semen raam / rapat air.
2. Pada dinding batu bata semen raam / rapat air diplester dengan aduk campuran 1
pc : 3 ps (yang dilakukan pada sekeliling dinding ruang toilet, dinding eksterior,
dan bagian-bagian yang ditentukan / disyaratkan dalam detail gambar.
3. Pasir pasang yang digunakan harus bersih, bebas dari Lumpur serta material tidak
terpakai lainnya, diayak terlebih dahulu dengan mata ayakan d 3 mm seperti yang
dipersyaratkan.
4. Material lain yang terdapat dalam persyaratan di atas tetapi dibutuhkan untuk
menyelesaikan / penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus bermutu baik dari
jenisnya dan disetujui konsultan pengawas.
5. Sement porlant yang dikirim ke site / lapangan harus dalam keadaan tertutup atau
dalam kantong yang masih disegel dan berlabel pabriknya, bertuliskan tipe dan
tingkatannya, dalam keadaan utuh dan tidak ada cacat.
6. Bahan harus disimpan di tempat kering, berventilasi baik, terlindung, bersih,
tempat penyimpanan bahan harus cukup menampung kebutuhan bahan, dilindungi
sesuai dengan jenisnya yang disyaratkan dari pabrik.
7. Semua bahan yang sebelum dikerjakan harus ditunjukkan kepada konsultan
pengawas untuk mendapatkan persetujuan, lengkap dengan ketentuan /
persyaratan dari pabrik yang bersangkutan, material yang tidak disetujui harus
diganti dengan material lain yang mutunya sesuai dengan persyaratan tanpa biaya
tambahan.
51
Bab VI
Spesifikasi Teknis
52
Bab VI
Spesifikasi Teknis
b. Persyaratan Bahan
1. Semen portland harus memenuhi NI – 8, 0013-81 dan ASTM C 1500-78A.
2. Pasir beton yang digunakan harus memenuhi PUBI 82 pasal 11 dan SII 0404-80.
3. Kerikil / split harus memenuhi PUBI 82 pasal 12 dan SII 0079-79/0087-75/0075-75.
4. Air harus memenuhi persyaratan PUBI 82 pasal 9, AFNOR P 18 -303 dan NZS –
3121/1974.
5. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan : PBI 1971 (NI
– 2) PUBI 1982 dan (NI - 8).
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Bahan-bahan yang dipakai sebelum digunakan terlebih dahulu harus diserahkan
contoh-contohnya, untuk mendapatkan persetujuan konsultan pengawas.
2. Material lain yang tidak ditentukan dalam persyaratan di atas, tetapi dibutuhkan
untuk peyelesaian / penggantian dalam pekerjaan ini,
harus baru, kualitas terbaik dari jenisnya dan harus disetujui konsultan pengawas.
3. Pekerjaan sub lantai dikakukan langsung di atas tanah, maka sebelum pasangan
sub lantai dilaksanakan terlebih dahulu, lapisan urug di bawahnya harus sudah
dikerjakan dengan sempurna (telah dipadatkan sesuai persyaratan), rata
permukaanya dan telah mempunyai daya dukung maksimum.
4. Pekerjaan sub lantai merupakan campuran antara pc, pasir beton dan kerikil atau
split dengan perbandingan 1 : 3 : 6.
5. Tebal lapisan sub lantai minimal dibuat 50 mm atau sesuai yang disebutkan /
disyaratkan dalam detail gambar.
6. Permukaan lapisan sub lantai dibuat rata / waterpass, kecuali pada lantai ruangan-
ruangan yang disyaratkan dengan kemiringan tertentu perlu diperhatikan mengenai
kemiringan lantai agar sesuai yang ditunjukan dalam gambar dan sesuai petunjuk
konsultan pengawas.
53
Bab VI
Spesifikasi Teknis
54
Bab VI
Spesifikasi Teknis
terjadi. Jaminan yang diminta adalah jaminan dari pihak pabrik untuk mutu
material, serta jaminan dari pihak pemasang (applicator) untuk mutu pemasangan.
3. Kontraktor diwajibkan melakukan percobaan-percobaan dengan cara memberi air
di atas permukaan pekerjaan baru setelah mendapat persetujuan dari Konsultan
pengawas.
d. Pengiriman dan penyimpanan bahan
1. Bahan harus didatangkan ketempat perkerjaan keadan baik dan tidak bercacat.
Beberapa bahan tertentu harus masih tersegel dan berlabel pabriknya.
2. Bahan harus disimpan di tempat yang terlindung, tertutup tidak lembab, kering
dan bersih, sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan.
3. Tempat penyimpanan harus cukup bahan di tempatkan dan dilindungi sesuai
dengan jenisnya, kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan bahan-bahan yang
disimpan baik dan sebelum atau selama pelaksanaan, dan wajib menggantinya jika
terdapat kerusakan yang bukan tindakan pemilik.
e. Syarat-syarat pelaksanaan
1. Semua bahan yang belum dikerjakan harus ditunjukkan kepada konsultan pengawas
untuk mendapatkan persetujuan, lengkap persetujuan / persyaratan pabrik yang
bersangkutan. Material yang tidak disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan.
2 Jika dipandang perlu diadakan penukaran / penggantian, maka bahan-bahan
pengganti harus disetujui konsultan pengawas berdasarkan contoh yang diajukan
oleh kontraktor
3. Kontraktor harus mengikuti semua peraturan, baik yang terdapat pada uraian dan
syarat-syarat maupun yang tercantum dalam gambar-gambar, instruction manual
dan manufacture dan standart-standart yang disyaratkan.
4. Cara-cara pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti petunjuk dan ketentuan dari
pabrik yang bersangkutan, dan atas petunjuk konsultan pengawas.
5. Bila ada perbedaan dalam hal apapun antar gambar, spesifikasi dan lainya,
kontraktor harus segera melaporkan kepada konsultan pengawas sebelum
pekerjaan dimulai. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan di suatu
tempat dalam hal ada kelainan / perbedaaan di tempat itu, sebelum kelainan
tersebut diselesaikan.
f. Gambar Detail Pelaksanaan
1. Kontrator harus membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan) berdasarkan
pada gambar dokumen kontrak dan telah disesuaikan dengan keadaan di lapangan.
2. Kontraktor harus membuat shop drawing untuk detail-detail khusus yang belum
tercakup lengkap dengan gambar kerja / dokumen kontrak.
3. Dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan termasuk
keterangan produk, cara pemasangan atau persyaratan khusus yang belum
tercakup secara lengkap di dalam gambar kerja / dokumen kontrak sesuai dengan
spesifikasi pabrik.
55
Bab VI
Spesifikasi Teknis
56
Bab VI
Spesifikasi Teknis
b. Persyaratan Bahan
1. Bahan yang digunakan
a. Lantai keramik
Untuk keramik ukuran 40 x 40 polos menggunakan merk Platinum, Milan
atau produk yang lain yang setara yang bermutu baik.
Untuk keramik ukuran 40 x 40 tekstur menggunakan merk platinium atau
produk yang lain yang setara yang bermutu baik.
Untuk Keramik ukuran 25 x 40 cm, untuk kamar mandi menggunakan merk
Platinum, KIA, atau produk lain yang setara.
Nosing tangga menggunakan keramik lebar 10 cm, atau sesuai gambar.
Keramik-kermaik tersebut di atas sebelum dipasang harus mendapat
persetujuaan dari konsultan pengawas setelah berkonsultasi dengan
pemilik proyek.
b. Plint
Digunakan plint keramik homogeneous & keramik standart pada seluruh
area yang ditunjuk pada gambar
2. Warna harus sesuai dengan gambar. Masing-masing warna harus seragam, warna
tidak seragam akan ditolak.
3. Tebal minimal 8 mm atau sesuai dengan standart pabrik, dengan kekuatan lentur
250 kg/cm2 dan mutu tingkat 1 (grade 1)
4. Bahan pengisi siar AM 50 atau produk lain yang setara, sewarna dengan keramik.
Untuk daerah basah ditambahkan liquid groud additive AM 54 sebagai pengganti
air, dengan ketentuan sesuai pabrik.
5. Bahan perekat menggunakan perekat AM 40, untuk daerah basah menggunakan
AM 30 atau setara dengan persyaratan sesuai standart pabrik.
6. Warna ditentukan sesuai gambar
7. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan-peraturan
ASTM, peraturan keramik Indonesia (NI – 19) dan dari distributor bahan pengisi
57
Bab VI
Spesifikasi Teknis
siar serta bahan perekat harus memberikan supervisi dan garansi pemasangan
selama 5 tahun.
8. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan
contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari konsultan pengawas setelah
berkonsultasi dengan perencana dan pemilik.
9. Kontrator harus menyerahkan 2 (dua) copy ketentuan dan persyaratan teknis
operatif dari pabrik sebagai informasi bagi konsultan pengawas.
10. Material lain yang tidak terdapat pada daftar di atas, tetapi dibutuhkan untuk
menyelesaikan / penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus benar-benar,
berkualitas terbaik dari jenisnya dan harus disetujui konsultan pengawas.
11. Toleransi terhadap panjang = 0.50% toleransi terhadap tebal.
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Pemasangan lantai dan plint dilakukan setelah alas dari lantai keramik sudah
selesai dengan baik dan sempurna serta disetujui konsultan pengawas (antara
lain lantai screed, kering dari lantai screed = min 7 hari, waterproofing dan lain-
lain) baru pemasangan keramik dilaksanakan. Kering sempurna dari lantai beton
adalah minimum berusia 28 hari.
2. Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, tidak cacat dan
tidak bernoda.
3. Bidang pemasangan harus merupakan bidang yang benar-benar rata.
4. Jarak antara unit-unit pemasangan keramik yang terpasang (lebar siar-siar),
harus sama lebar serapat mungkin atau maksimum 3 mm dan kedalaman
maksimum 2 mm atau sesuai detail gambar serta sesuai petunjuk konsultan
pengawas. Siar-siar harus membentuk garis-garis sejajar lurus dan sama lebar dan
sama dalamnya untuk siar-siar yang berpotongan harus membentuk siku dan
saling berpotongan tegak lurus sesamanya.
5. Siar-siar diisi dengan bahan pengisi siar sesuai kententuan dalam persyaratan
bahan dengan warna bahan pengisi sesuai dengan warna bahan yang
dipasanganya.
6. Pemotongan unit-unit keramik harus menggunakan alat pemotong khusus (mesin
elektrik) sesuai persyaratan dari pabrik bersangkutan.
7. Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda yang
terjadi pada permukaan hingga betul-betul bersih.
8. Diperhatikan adanya pola tali air yang dijumpai pada permukaan pasang atau hal-
hal seperti yang ditunjukkan.
9. Pinggulan pasangan bila terjadi, harus dilakukan dengan gurinda, sehingga
diperoleh hasil pengerjaan yang rapi, siku, lurus dengan tepian yang sempurna.
10. Keramik yang terpasang harus dihindarkan dari pengaruh pekerjaan lain selama 3
x 24 jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat pada permukaan.
11. Rencana pemasangan keramik dengan memperhatikan :
58
Bab VI
Spesifikasi Teknis
b. Persyaratan Bahan
1. Bahan Rangka
Sebagai rangka langit – langit gypsum digunakan rangka besi Holow galvanis
dengan kualitas baik sesuai dengan standart yang telah ditentukan.
2. Penutup langit-langit
Digunakan gypsum board yang bermutu baik produk Jayaboard, Ex.Gresik atau
produk lain yang setara dan telah disetujui oleh Direksi / konsultan pengawas,
tebal = 9 mm dan yang disetujui dalam arti ketebalan, mutu, jenis dan produk
dari bahan tersebut. Jenis yang digunakan adalah Type water resistant.
Sedangkan penutup kalsiboard digunakan produk Eternit Gresik atau setara
dengan tebal 3.5 mm atau sesuai gambar.
3. List penutup langit-langit
59
Bab VI
Spesifikasi Teknis
Digunakan gypsum Board yang bermutu baik, dari produk yang sama dengan
plafond dan yang telah disetujui oleh Konsultan pengawas dalam arti ketebalan,
mutu, jenis dan produk dari bahan tersebut. Jenis yang digunakan adalah Type
water resistant.
4. Bahan finishing penutup plafond
Finishing penutup langit-langit yang digunakan cat dari bahan dasar cat yang
bermutu baik produk yang telah disetujui Konsultan pengawas. Sebelum
pengecatan semua sambungan / pertemuan harus rata dan halus (ditreatment).
Plafond dan list plafond gypsum ini difinish dengan cat emulsi. Warna dan corak
sesuai gambar / ditentukan kemudian.
c. Syarat-syarat pelaksanaan
1. Pekerjaan ini dilaksanakan oleh pemborong yang berpengalaman dan dengan
tenaga-tenaga ahli.
2. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuuk membuat shop
drawing dan meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran
dan peil), termasuk mempelajari bentuk, pola lay-out / penempatan, cara
pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.
3. Rangka langit-langit dipasang sisi bagian bawah diratakan, pemasangan sesuai
dengan pola yang ditunjukkan / disebutkan dalam gambar dengan
memperhatikan modul pemasangan penutup langit-langit yang dipasangnya.
4. Bidang pemasangan bagian rangka langit-langit harus rata, tidak cembung, kaku
dan kuat, kecuali bila dinyatakan lain, misal : permukaan merupakan bidang
miring / tegak sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.
5. Setelah seluruh rangka langit terpasang, seluruh permukaan rangka harus rata,
lurus dan waterpas, tidak ada bagian yang bergelombang, dan batang-batang
rangka harus saling tegak lurus.
6. Bahan penutup langit-langit adalah gypsum dengan mutu bahan seperti yang
telah dipersyaratkan dengan pola pemasangan sesuai yang ditunjukkan dalam
gambar.
7. Pertemuan antara bidang langit-langit dan dinding, digunakan bahan seperti yang
ditunjukkan dalam gambar.
8. Hasil pemasangan penutup langit-langit harus rata tidak melendut.
9. Seluruh pertemuan antara permukaan langit-langit dan dinding dipasang list
profil dari gypsum dengan bentuk dan ukuran sesuai dengan gambar.
10. Gypsum board yang dipasang adalah gypsum board yang telah dipilih dengan
baik, bentuk dan ukuran masing-masing unit sama, tidak ada bagian yang retak,
gompal atau cacat-cacat lainnya dan telah mendapat persetujuan dari Konsultan
pengawas.
11. Gypsum board dipasang dengan cara pemasangan sesuai dengan gambar untuk itu
dan setelah gypsum board terpasang, bidang permukaan langit-langit harus rata,
60
Bab VI
Spesifikasi Teknis
lurus, waterpas dan tidak bergelombang, dan sambungan antar unit-unit gypsum
board tidak terlihat.
12. Pada beberapa tempat tertentu harus dibuat manhole / access panel di langit-
langit yang bisa dibuka, tanpa merusak gypsum board di sekelilingnya, untuk
keperluan pemeriksaan / pemeliharaan M E.
4.5. PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA
4.6.1. Pekerjaan Kusen dan Lourve Aluminium
a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan
dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga
dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
2. Pekerjaan ini meliputi seluruh kusen pintu, jendela dan lourve aluminium,
seperti yang dinyatakan / ditunjukkan dalam gambar.
3. Pekerjaan ini dilakukan secara terpadu dengan Pekerjaan kusen, pintu dan
jendela, pekerjaan kaca dan cermin.
b. Persyaratan bahan
1. Terbuat dari bahan aluminium Framing System, dari produk dalam negeri ex.
Alexindo atau produk lain yang setara yang memenuhi Aluminium extrusi sesuai
SII extrusi sesuai extrusi 0695-82, 0649-8
2. Bentuk profil sesuai yang ditunjukkan dalam gambar, dengan terlebih dahulu
dibuatkan gambar detail rinci dalam shop drawing yang disetujui Konsultan
pengawas dan Perencana.
3. Untuk keseragaman warna disyaratkan, sebelum proses fabrikasi warna profil-
profil harus diseleksi secermat mungkin. Kemudian pada waktu fabrikasi unit-unit
jendela, pintu, partisi dan lain-lain, profil harus diseleksi lagi warnanya sehingga
dalam tiap unit didapatkan warna yang sama.
4. Bahan yang akan melalui proses fabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu dengan
seksama sesuai dengan bentuk toleransi, ukuran, ketebalan, kesikuan,
kelengkungan, pewarnaan, yang disyaratkan Konsultan pengawas.
5. Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi Rencana Kerja dan Syarat-
syarat dari pekerjaan aluminium serta memenuhi ketentuan-ketentuan dari
pabrik yang bersangkutan.
6. Konstruksi kusen dan lourve aluminium yang dikerjakan seperti yang ditunjukkan
dalam detail gambar termasuk bentuk dan ukurannya.
7. Khusus untuk kusen aluminium eksterior (Mullion dan Transome), bentuk dan
ukuran profil aluminium sesuai yang ditunjukkan dalam gambar, dengan terlebih
dahulu dibuatkan perhitungan struktur rangka serta pembuatan gambar detail
rinci dalam shop drawing yang disetujui Konsultan pengawas dan Perencana.
8. Kusen aluminium eksterior memiliki ketahanan terhadap tekanan angin 120
kg/m2, untuk setiap type dan harus disertai hasil test.
61
Bab VI
Spesifikasi Teknis
62
Bab VI
Spesifikasi Teknis
63
Bab VI
Spesifikasi Teknis
b. Persyaratan bahan
1. Rangka dari bahan aluminium Framing System, yang mutu dan persyaratan
bahannya sama dengan bahan yang digunakan untuk kusen aluminium, yaitu
produk dalam negeri ex. Alexindo atau produk lain yang setara.
2. Ukuran daun pintu dan jendela aluminium sesuai yang ditunjukkan dalam detail
gambar, sehingga seluruh persyaratan bahan dalam bab 6 dapat terpenuhi.
3. Untuk panel jendela digunakan bahan kaca sebagaimana dimaksud dalam bab 7,
dengan tebal sesuai dengan perhitungan, mutu AA, yang memenuhi persyaratan
PUBI 82 pasal 63 dan SII 0189-78. Warna kaca akan ditentukan kemudian.
4. Gunakan sealant yang elastis dengan kualitas tinggi dari dow corning type 793
atau setara. Jangan memakai karet / gaskets, karena akan menyulitkan
pengaturan kerataan antar permukaan dan untuk menghindari distorsi.
5. Pergunakan foam yang lembut untuk back-up material seperti polyurethane foam
6. Pergunakan neoprene rubber dengan kekerasan 90 atau lebih untuk bahan setting
blocks dengan ukuran :
a. Panjang : (25 x luas kaca dalam m2) mm
b. Lebar : (tebal kaca 5) mm
c. Tebal : 6 sampai dengan 12 mm
c. Syarat-syarat pelaksanaan
1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-
gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang-lubang), termasuk
mempelajari bentuk, pola, lay-out / penempatan, cara pemasangan / mekanisme
dan detail-detail sesuai gambar.
2. Sebelum pekerjaan dimulai. Kontraktor wajib mengajukan contoh dari semua
bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini kepada Konsultan pengawas minimal 3
(tiga) produk yang setara dari berbagai merk / pabrik lengkap dengan brosur /
spesifikasi dari masing-masing pabrik yang bersangkutan.
3. Kontraktor wajib membuat shop drawing yang mencantumkan semua data
produk, ukuran dan cara pemasangan dari pekerjaan tersebut. Gambar shop
drawing sebelum dilaksanakan harus disetujui dahulu oleh Konsultan pengawas.
4. Penimbunan bahan-bahan pintu di lokasi pekerjaan harus ditempatkan pada
ruang / tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung
dan terlindungi dari kerusakan dan kelembaban.
5. Harus diperhatikan semua sambungan siku untuk rangka pintu / jendela dan
penguat lain serta pemasangan kaca, agar tetap terjamin kekuatannya dengan
memperhatikan / menjaga kerapihan, tidak boleh terjadi noda-noda atau cacat
bekas penyetelan.
6. Bentuk / pola dan ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi.
64
Bab VI
Spesifikasi Teknis
b. Persiapan Bahan
1. Semua hardware dalam pekerjaan ini, dari produk yang bermutu baik, seragam
dalam pemilihan warnanya serta dari bahan-bahan yang telah disetujui Konsultan
pengawas
2. Mekanisme kerja dari semua peralatan harus sesuai dengan ketentuan gambar
3. Perlengkapan untuk pengunci yaitu
a. Pintu Kaca Frameless :
- Floor Hinge : Bermutu Baik
- Patch Fitting : Bermutu Baik
- Patch Lock : Bermutu Baik
- Cylinder : Bermutu Baik
- Pull Handle : Bermutu Baik
b. Pintu Kaca Alumunium :
- Handle : Bermutu Baik
- Lock case : Bermutu Baik
- Hinges : Bermutu Baik
- Door closer : Bermutu Baik
- Flush Bolt : Bermutu Baik
c. Seluruh kunci pintu yang akan dipasang harus direncanakan dan diatur
mengikuti sistem penguncian (locking System) Great grand Master key,
emergency Master dan Contruction Key dari pabrik yang bersangkutan. Setiap
65
Bab VI
Spesifikasi Teknis
kunci pintu dilengkapi 3 (tiga) buah anak kunci, demikian pula anak kunci
Master / Grand Master / Great Grand Master / Emergency Master Key
disediakan sebanyak 3 (tiga) buah. Untuk Construction Key disediakan 5 (lima)
buah.
d. Kunci tanam, harus dipasang kuat pada rangka daun pintu
e. Setelah kunci terpasang, noda-noda bekas cat atau bahan finish lainnya yang
menempel pada kunci harus dibersihkan dan dihilangkan sama sekali
f. Pemasangan door closer pada rangka kusen dan daun pintu, diatur sedemikian
rupa hingga pintu selalu menutup rapat pada kusen pintu, serta dapat
berfungsi dengan baik
g. Untuk seluruh pintu yang dapat membentur dinding bila dibuka, diberi door
stop dari merk dan type seperti yang telah diisyaratkan, dipasang dengan baik
pada dinding atau pada lantai (sesuai dengan kondisi yang memungkinkan)
dengan menggunakan sekrup dan nylon plug
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Semua peralatan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini, sebelum dipasang
terlebih dahulu diserahkan contoh-contohnya kepada Konsultan pengawas untuk
mendapatkan persetujuan. Pengajuan / penyerahan harus disertai brosur /
spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan
2. Apabila dianggap perlu, Konsultan pengawas dapat meminta untuk mengadakan
test-test laboratorium yang dilakukan terhadap contoh-contoh bahan yang
diajukan sebagai dasar persetujuan. Seluruh biaya test laboratorium menjadi
tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya
3. Engsel atas dipasang tidak lebih dari 28 cm (as) dari sisi atas pintu ke bawah.
4. Engsel bawah dipasang tidak lebih dari 32 cm (as) dari permukaan lantai ke atas.
5. Engsel tengah dipasang pada jarak 20 cm (as) di bawah engsel atas
6. Untuk pintu toilet, jarak tersebut diambil dari sisi atas dan sisi bawah daun pintu
dengan jarak yang sama
7. Penarik pintu (handle) dipasang 100 cm (as) dari permukaan lantai setempat
8. Posisi „lock‟ dan „latch‟ harus diajukan oleh Kontraktor kepada Managemen
Konstruksi untuk mendapatkan persetujuan
9. Engsel sebaiknya terbuat dari bahan yang tahan karat
66
Bab VI
Spesifikasi Teknis
3. Pekerjaan ini berkaitan dengan Pekerjaan Kusen, Pintu dan Jendela serta
Pekerjaan Curtain Wall
b. Persyaratan Bahan
1. Umum
Kaca adalah benda yang terbuat dari bahan glass yang pipih pada umumnya
mempunyai ketebalan yang sama mempunyai sifat yang tembus cahaya,
diperoleh dari proses pengambangan (Float Glass). Kedua permukaannya rata,
licin dan bening
2. Toleransi
a. Panjang-Lebar : ukuran panjang dan lebar tidak boleh melampaui toleransi
seperti yang ditentukan oleh pabrik, yaitu toleransi panjang dan lebar kira-
kira 2 mm
b. Kebersihan, kaca lembaran berbentuk segi empat harus mempunyai sudut
siku-siku serta tepi potongan yang rata dan lurus. Toleransi kesikuan
maksimum yang diperkenankan adalah 1.5 mm per meter panjang
c. Ketebalan : ketebalan kaca lembaran yang digunakan tidak boleh melampaui
toleransi yang ditentukan oleh pabrik, yaitu maksimum 0.3 mm
3. Ketebalan semua kaca terpasang harus mengikuti standart perhitungan dari
pabrik bersangkutan, yang antara lain mempertimbangkan penggunaannya pada
bangunan, luas / ukuran bidang kaca (cutting size), maupun tekanan positif dan
negatif yang akan bekerja pada bidang kaca. Perhitungan ini harus disetujui
Konsultan pengawas dan Konsultan Perencana
67
Bab VI
Spesifikasi Teknis
6. Semua bahan kaca sebelum dan sesudah terpasang harus mendapat persetujuaan
Konsultan pengawas sesuai pengarahan dan saran Perencana
7. Sisi kaca yang tampak maupun yang tidak tampak akibat pemotongan, harus
digurinda / dihaluskan.
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Semua gambar dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar, uraian dan
syarat-syarat pekerjaan dalam buku ini, serta ketentuan yang digariskan /
disyaratkan oleh pabrik bersangkutan
2. Pekerjaan ini memerlukan keahlian dan ketelitian
3. Semua bahan yang akan dipasang harus disetujui oleh konsultan pengawas
4. Bahan yang terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan, dan diberi
tanda agar mudah diketahui
5. Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, serta diharuskan menggunakan alat-alat
pemotong kaca khusus, menjadi lembaran kaca dengan ukuran tertentu (cutting
size)
6. Pemasangan kaca-kaca dalam sponing rangka kayu pada pintu panil sesuai dengan
persyaratan, digunakan lis-lis kayu. Pemasangan kaca-kaca dalam pintu kaca
rangka aluminium harus sesuai dengan persyaratan
7. Tepi kaca pada sambungan dan antara kaca dengan kayu diberi sealant untuk
menutupi rongga-rongga yang terjadi. Sealant yang digunakan adalah sesuai
dengan persyaratan pabrik. Tidak diperkenankan sealant mengenai kaca
terpasang lebih dari 0.5 cm dari batas garis sambungan dengan kaca
8. Kaca harus terpasang rapi, sisi tepi harus lurus dan rata, tidak diperkenankan
retak dan pecah pada sealant / tepinya, bebas dari segala noda dan bekas
goresan
68
Bab VI
Spesifikasi Teknis
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar, uraian dan
syarat-syarat pekerjaan dalam buku ini
2. Kalau bidang yang tertutup cermin lebih besar dari modul cermin, maka
pebagiannya harus diakhiri dengan pinggulan sesuai dengan standart dari pabrik
tersebut
3. Pekerjaan ini memerlukan keahlian dan ketelitian
4. Semua bahan yang dipasang harus sudah disetujui oleh Konsultan pengawas
setelah berkonsultasi dengan Konsultan Perencana dan Pemilik proyek
5. Bahan yang telah dipasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan, dan
diberi tanda untuk mudah diketahui
6. Cermin harus dipasang rapi, sisi tepi harus lurus dan rata, diharuskan
menggunakan alat-alat pemotong kaca khusus, tidak diperkenankan retak dan
pecah pada sealant / tepinya, bebas dari segala noda dan bekas goresan
7. Pemotongan cermin harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan alat pemotong
kaca khusus
8. Rangka kayu memakai bahan kamper, ukuran dan cara pemasangan ke dinding
sesuai petunjuk gambar yang diskrupkan dengan fisher plastik ke dalam dinding.
Permukaan rangka kayu yang akan menerima cermin harus di serut halus dan
waterpas
9. Sebagai pinggiran cermin digunakan profiled list Stainless Steel yang dipasang
rapih dan kuat
10. Cermin yang terpasang untuk bentuk dan ukurannya harus disesuaikan dengan
gambar
b. Persyaratan Bahan
1. Perlengkapan Sanitair yang digunakan yaitu produk dalam negeri ex. TOTO, INA
atau produk lain yang setara yang mempunyai kualitas sama baik.
2. Semua material harus memenuhi ukuran standart dan mudah didapatkan
dipasaran kecuali bila ditentukan lain
69
Bab VI
Spesifikasi Teknis
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Semua barang sebelum terpasang harus ditunjukkan kepada Konsultan pengawas
beserta persyaratan / ketentuan pabrik untuk mendapatkan persetujuan. Bahan
yang tidak disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan
2. Jika setelah dipasang perlu diadakan penukaran / penggantian, maka bahan
pengganti harus disetujui Konsultan pengawas terlebih dahulu berdasarkan
contoh yang diajukan Kontraktor
3. Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti gambar-gambar yang
ada dan kondisi di lapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan,
cara pemasangan dan detail-detail sesuai gambar
4. Bila ada kelainan dalam hal apapun antar gambar dengan gambar, gambar
dengan spesifikasi dan sebagainya, maka kontraktor harus segera melaporkannya
kepada Manajemen Konsttruksi
5. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan di suatu tempat bila ada
kelainan perbedaan di tempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan
6. Selama pelaksanaan selalu diadakan pengujian / pemeriksaan untuk
kesempurnaan hasil pekerjaan
7. Kontraktor wajib memperbaiki / mengulangi / mengganti bila ada kerusakan yang
terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya Kontraktor,
selama kerusakan bukan disebabkab oleh tidakan Pemilik / Pemakaian / Pemberi
Tugas
70
Bab VI
Spesifikasi Teknis
b. Syarat-syarat Bahan
1. Semua bahan cat yang digunakan adalah Cat Produk Dulux ICI Paint, Jotun atau
setara, dengan proses sebagai berikut :
Pengecatan Luar (Eksterior) :
Primer : 1 Lapis Dulux Alkali Resisting Primer, A 931 – 1050 atau setara,
interval 2 jam.
Plamir : 1 Lapis Plamir dengan bahan semen putih, sehingga dicapai
permukaan yang merata dan sama tebal.
Cat Dasar : 1 Lapis Cat Dasar interval 2 jam, sehingga dicapai permukaan
yang merata dan sama tebal.
Cat Penutup : 2 lapis Weathershield atau setara setebal untuk 2 x 30 micron,
interval 2 jam, sehingga dicapai permukaan yang merata dan
sama tebal.
71
Bab VI
Spesifikasi Teknis
pengawas. Selanjutnya akan diputuskan jenis bahan dan warna yang akan
digunakan. Konsultan pengawas akan mengintruksikan kepada Kontraktor selama
tidak lebih dari 7 (tujuh) hari kalender setelah contoh bahan diserahkan
7. Contoh bahan yang telah disetujui, akan dipakai sebagai standart untuk
pemeriksaan / penerimaan setiap bahan yang dikirim oleh Kontraktor ke tempat
pekerjaan
8. Contoh bahan yang telah disetujui, akan dipakai sebagi standart untuk
pemeriksaan / penerimaan setiap bahan yang dikirim oleh Kontraktor ke tempat
pekerjaan
9. Sebelum pekerjaan dapat dimulai atau dilakukan, percobaan-percobaan bahan
dan warna harus dilakukan oleh Kontraktor untuk mendapatkan persetujuan
Perencana dan Konsultan pengawas. Pengerjaan harus sesuai dengan ketentuan-
ketentuan yang diisyaratkan oleh pabrik yang bersangkutan
10. Hasil pengerjaan harus baik, warna dan pola texture merata, tidak terdapat
noda-noda pada permukaan pengecatan. Harus dihindarkan terjadinya kerusakan
akibat dari pekerjaan-pekerjaan lain
11. Kontraktor harus bertanggung jawab atas kesempurnaan dalam pengerjaan,
perawatan dan keberhasilan pekerjaan sampai penyerahan pekerjaan
12. Bila terjadi ketidak-sempurnaan atau kerusakan dalam pengerjaan, kontraktor
harus memperbaiki / mengganti dengan bahan yang sama mutunya tanpa adanya
tambahan biaya
1. Kontraktor harus menggunakan tenaga-tenaga kerja terampil / berpengalaman
dalam pelaksanaan pekerjaan pengecatan tersebut, sehingga dapat tercapainya
mutu pekerjaan yang baik dan sempurna.
b. Persyaratan Pekerjaan
1. Semua bahan cat yang digunakan adalah Cat Produk Patna Surabaya, Mataram
Surabaya (EMCO), Cat Utama atau produk lain yang setara.
2. Untuk mendapatkan hasil solid, pengecatan dilakukan dengan sistem spray.
3. Pengecatan dilakukan sampai memperoleh hasil pengecatan yang rata dan sama
tebalnya
72
Bab VI
Spesifikasi Teknis
4. Bahan yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam PUBI
1982 pasal 53, BS No. 3900 ; 1970 / 1971, AS. K – 41 dan NI – 4, serta mengikuti
ketentuan-ketentuan dari pabrik yang bersangkutan
5. Warna dan typenya akan ditentukan kemudian.
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Semua bidang pengecatan harus betul-betul rata, tidak terdapat cacat (retak,
lubang dan pecah-pecah)
2. Bidang permukaan pengecatan harus dibuat rata dan halus dengan bahan amplas
besi. Setelah memenuhi persyaratannya barulah siap untuk dimulai pekerjaan
pengecatan dengan persetujuan Konsultan pengawas
3. Pengecatan tidak dilakukan selama masih adanya perbaikan pekerjaan pada
bidang pengecatan.
4. Bidang pengecatan harus dalam keadaan kering serta bebas dari debu, lemak,
minyak dan kotoran-kotoran lain yang dapat merusak atau mengurangi mutu
pengecatan
5. Pengecatan dilakukan setelah mendapat persetujuan dari konsultan pengawas
serta jika seluruh pekerjaan pengelasan dan penyambungan setelah selesai dan
sempurna
6. Sebelum bahan dikirim ke lokasi pekerjaan, Kontraktor harus menyerahkan /
mengirimkan contoh bahan dari 3 (tiga) macam hasil produk kepada Konsultan
pengawas selanjutnya akan diputuskan jenis bahan dan warna yang akan
digunakan, dan akan menginstruksikan kepada Kontraktor selama tidak lebih dari
7 (tujuh) hari kalender setelah contoh bahan diserahkan
7. Contoh bahan yang digunakan harus lengkap dengan label pabrik pembuatnya
8. Contoh bahan yang telah disetujui, dipakai sebagai standart untuk pemeriksaan /
penerimaan bahan yang dikirim oleh kontraktor ke tempat pekerjaan
9. Percobaan-percobaan bahan dan warna harus dilakukan oleh kontraktor untuk
mendapatkan persetujuan Konsultan pengawas sebelum pekerjaan dimulai /
dilakukan, serta pengerjaan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang
diisyaratkan oleh pabrik yang bersangkutan
10. Hasil pengerjaan harus baik, warna dan pola texture merata, tidak terdapat
noda-noda pada permukaan pengecatan. Harus dihindarkan terjadinya, kerusakan
akibat dari pekerjaan-pekerjaan lain
11. Kontraktor harus bertanggung jawab atas kesempurnaan dalam pengerjaan dan
perawatan / keberhasilan pekerjaan sampai penyerahan pekerjaan.
12. Bila terjadi ketidaksempurnaan dalam pengerjaan, atau kerusakan, kontraktor
harus memperbaiki / mengganti dengan bahan yang sama mutunya tanpa adanya
tambahan biaya.
73
Bab VI
Spesifikasi Teknis
Untuk laser cutting plat besi, YANG DIGUNAKAN ketebalan 22 mm dengan hasil potong laser yang
sangat rapi dan sesuai desain.. Untuk Laser Cutting Façade menggunakan bahan plat besi sampai
dengan 2mm.
hasil laser cutting plat besi diwarnai dengan cat powder coating atau cat duco. Finishing cat
powder coating khusus untuk outdoor, karena anti karat. untuk pilihan warna finishing cat powder
coating tdapat dikonsultasikan dengan konsultan perencana dan Owner, dikarenakan pilihan warna di
aplikator hanya sekitar 20 pilihan warna saja
A. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pelapisan pemasangan ACP pada sisi luar fasad bangunan sesuai
ditetapkan dalam gambar. Seluruh pekerjaan harus sesuai dengan standar-standar yang diterapkan
dalam ketentuan pemasangan dari pabrik.
Persyaratan umum:
a. Pekerjaan instalasi ACP baru boleh dilaksanakan setelah seluruh pekerjaan pemasangan plesteran
dinding/lantai selesai dikerjakan.
b. Sebelum pekerjaan ini dilakukan. Kontraktor/Pelaksana diwajibkan mengadakan pengecekan
dinding terhadap kelurusan dan kemiringannya.
c. Pelaksanaan pekerjaan harus dilakukan oleh tenaga/tukang yang ahli atau oleh sub-Kontraktor
khusus yang berpengalaman dan mempunyai reputasi hasil pekerjaan yang baik.
d. Permukaan yang akan dipasang ACP harus bersih dan bebas dari kontaminasi material yang
mengandung bahan kimia.
74
Bab VI
Spesifikasi Teknis
B. Bahan-Bahan
1. Pelapis ACP yang dipasang setara dengan merk SEVEN, ALUCOBOND, ALUCOSITE dipasang
pada daerah-daerah seperti tertera dalam gambar. Warna dan pola akan ditentukan oleh
Perencana.
2. Contoh bahan: Pelaksana harus mengadakan dan menyerahkan contoh-contoh ACP yang akan
dipakainya kepada Pengelola Teknis/Perencana untuk mendapat persetujuannya.
3. Bahan harus memiliki lapisan PVDF (Poly Vynil De Floride).
4. Perekat/ Sealant dengan menggunakan lem khusus ACP sesuai dengan rekomendasi produsen.
C. Pemasangan
1. Persetujuan. Sebelum mulai pemasangan, kontraktor/pelaksana harus membuat contoh
pemasangan (mock up) yang memperlihatkan dengan jelas pola pemasangan, perekatannya.
2. Kontraktor harus menyediakan brosur untuk pemilihan ACP yang dipakai.
3. Dinding atau partisi yang akan dipasang harus sudah cukup kering dan rata betul, dibersihkan
dari tonjolan-tonjolan adukan, dan bahan-bahan lain yang melekat.
4. Pemasangan lem harus rata dan tidak bergelombang.
5. Sambungan horizontal dan vertikal harus serapat mungkin dan harus benar-benar lurus.
Pelaksana harus melindungi ACP yang telah dipasang, ada kemungkinan rusak karena pekerjaan
lain dan harus menggant i atas biaya sendiri setiap kerusakan yang terjadi, penyerahan pekerjaan
dilakukan dalam keadaan bersih.
75
Bab VI
Spesifikasi Teknis
PASAL 5.
PEKERJAAN MEKANIKAL
76
Bab VI
Spesifikasi Teknis
77
Bab VI
Spesifikasi Teknis
78
Bab VI
Spesifikasi Teknis
2. Sistem jaringan air kotor harus melakukan uji hydrostatik sebesar 3 kg/cm2
tanpa mengalami kebocoran selama 4 (jam)
3. Segala cacat yang ada harus diperbaiki oleh pemborong atas biaya sendiri,
sampai disetujui pemberi tugas / pengawas. Peralatan dan fasilitas untuk
pengujian harus disediakan oleh pelaksana.
d. Pengujian harus disaksikan oleh Direksi / Konsultan Pengawas dengan diketahui
oleh pimpro atau yang mewakili.
e. Pengujian dilakukan dengan menjalankan seluruh system atau peralatan yang
dipakai dalam system yang dimaksud.
f. Pemborong / kontraktor harus membuat berita acara pengujian.
10. Pipa yang dipasang dan ditanam di bawah / didalam harus mempunyai kedalaman
kurang lebih 60 cm diukur dari pipa bagian atas sampai permukaan tanah.
11. Agar fitting-fitting tidak bergerak jika beban tekanan diberikan, maka pipa
disekitar fitting harus dipasang block dari beton khususnya pada tempat-tempat
belokan pipa.
12. Penyambungan pipa
a. Penyambungan pipa PVC menggunakan lem khusus untuk pipa PVC. Bagian yang
akan disambung harus dibersihkan dan diampelas lebih dahulu untuk lebih
menguatkan daya rekat lem pipa, kemudian setelah kedua bagian pipa
disambung, harus diberikan tekanan sampai lem benar-benar kering.
b. Sambungan antar Pipa harus menggunakan shock, tidak dibenarkan dengan cara
pembakaran.
13. Kode-kode pipa
Untuk pipa-pipa dalam ceiling agar mudah dikenali diberikan tanda warna / cat
pada pipa induk ataupun pipa cabang, begitu pula pada pipa shaft dimana terletak
pintu pemeriksaan. Dipilih warna sesuai dengan patokan sebagai berikut :
- Untuk jaringan air bersih dipakai warna biru muda
- Untuk jaringan air kotor dipakai warna asli PVC
Dan untuk pipa-pipa yang tampak (terexpose) digunakan warna cat yang sama
dengan warna tembok dimana pipa-pipa tersebut berada atau dicat dengan warna
sesuai dengan saran pemilik / pengawas.
14. Desinfektan
a. Kontraktor harus melaksanakan pembilasan desinfektan dari seluruh instalasi air
sebelum diserahkan kepada pemberi tugas.
b. Desinfektan dilakukan dengan memasukan larutan chlorine sekurang-kurangnya
50 mg/ltr kedalam system pipa, dengan cara / metode yang disetujui oleh
Konsultan Pengawas.
c. Setelah 24 jam, sisa chlorine diperiksa kembali untuk kemudian dilakukan
pembilasan system pipa dengan air bersih.
79
Bab VI
Spesifikasi Teknis
d. Semua katup dalam sistem pipa yang sedang mengalami proses desinfektan
tersebut harus dibuka dan ditutup beberapa kali selama jangka waktu 24 jam
tersebut diatas.
e. Selama pelaksanaan instalasi ini berjalan, kontraktor harus memberi tanda-
tanda dengan pensil / tinta merah pada dua set gambar plumbing, atas segala
perubahan, penghapusan, atau penambahan pada rencana instalasi tersebut.
Gambar tersebut akan diserahkan kepada pengelola proyek/ konsultan
pengawas.
f. Kontraktor harus menyerahkan kepada pengelola proyek / konsultan pengawas,
gambar instalasi sesugguhnya, sebagaimana yang terpasang pada bangunan (as
build drawing) yang memuat lengkap semua perubahan yang telah dilakukan.
Gambar-gambar tersebut dibuat dengan tinta diatas kalkir.
g. Kontraktor harus memberikan garansi tertulis kepada pemberi tugas, bahwa
seluruh instalasi distribusi air bersih akan bekerja dengan memuaskan, dan
bahwa kontraktor akan menanggung semua biaya atas kerusakan /penggantian
yang diperlukan selama jangka waktu masa pemeliharaan.
15. Jenis dan kualitas bahan
a. Pipa-Pipa PVC
- pipa air kotor, air buangan / air bekas, air bangunan ( jaringan pembuangan
air hujan) digunakan pipa PVC, untuk Pipa air bersih digunakan pipa komposit
dan pipa temabaga untuk pada instalasi gas medik.
- Pipa tersebut harus pipa PVC yang tidak berplastik, pipa untuk jaringan air
kotor / air bekas, air hujan minimum kualitas D. Untuk bahan sambungan
seperti socket, elbow, tee dll. harus digunakan bahan yang sama.
- Pipa-pipa PVC tersebut hasil produksi Wavin, Maspion, atau merk lain yang
sudah mendapat klasifikasi SII. Fitting-fittingnya harus standart, dikeluarkan
oleh pabrik yang disetujui dan harus disambungkan dengan memakai
lem/solvent cement khusus atau cara lain sesuai instruksi pabrik.
b. Valve-valve
Untuk instalasi air bersih berlaku ketentuan sebagai berikut:
- Water valve dengan diameter sampai dengan 2” adalah jenis screw bronse
body.
- Water valve dengan diameter antara 2” - 3” adalah jenis flange bronze body.
- Water valve dengan diameter lebih besar dari 3” adalah jenis flange steel
body
Tekanan kerja dari valve-valve harus disesuaikan dengan fungsinya, untuk
pekerjaan air bersih sanitary digunakan tekan kerja 125 psi.
80
Bab VI
Spesifikasi Teknis
81
Bab VI
Spesifikasi Teknis
PASAL 6
PEKERJAAN ELEKTRIKAL
82
Bab VI
Spesifikasi Teknis
83
Bab VI
Spesifikasi Teknis
7.1.7. PROTEKSI
Semua bahan dan peralatan sebelum dan sesudah pemasangan harus dilindungi terhadap
cuaca dan harus dijaga selalu dalam keadaan bersih, semua ujung-ujung conduit dan
bagian-bagian peralatan yang tetap tidak dihubungkan harus disumbat atau ditutup untuk
mencegah masuknya kotoran.
7.1.9. PENGECATAN
Semua bahan dan peralatan yang dicat yang menjadi lecet karena pengangkutan atau
pemasangan harus segera ditutup dengan cat warna yang sesuai sehingga nampak seperti
baru kembali.
84
Bab VI
Spesifikasi Teknis
- Tanda Pengenal
Pada sheath dari kabel harus ada tanda pengenal yang tidak dapat dihapus
sebagai berikut :
a. Nominal voltage.
b. Type
c. Ukuran nominal
d. Tahun pembuatan
e. Nama pabrik pembuat / merk dagang
- Pemeriksaan dan Pengujiaan
Pemeriksaan dan pengujiaan terhadap kabel yang akan dipasang meliputi :
a. Pemeriksaan secara visual (appearance inspection)
b. Pengujiaan tahanan dari penghantar.
c. Pengujiaan tahanan insulasi
d. Kabel harus buatan pabrik dalam negeri seperti supreme, kabel metal,
kabelindo atau tranka.
b. Kabel TR tanpa pelindung.
a. Type : NYY
b. Standart : SII 0211-78
SILN 43-1,1981
c. Konstruksi
Berinti tiga, empat atau lima, konduktor dari bahan tembaga solid atau
standart, bentuk bulat atau sektoral, insulasi PVC, selubung sebelah dalam
dari PVC, selubung sebelah dalam dari PVC, dan selubung terluas dari PVC
warna hitam, warna insulasi PVC masing-masing inti harus mengikuti kode
warna dalam PUIL 87 sebagai berikut :
+ Phasa : merah, kuning, dan hitam.
+ Netral : biru.
+ Ground : hijau kuning.
d. Pemeriksaan dan pengujian.
Pemerikasaan dan pengujian terhadap kabel yang akan dipasang meliputi :
- Pemeriksaan secara visual (appearance inspenction)
- Pengujian tahanan dari penghantar
- Pengujian tahanan insulasi.
- Kabel harus buatan pabrik dalam negeri seperti supreme, kabel metal,
kabelindo atau tranka.
85
Bab VI
Spesifikasi Teknis
d. Komponen-komponen panel
- Busbar
Main bus harus dipasang horizontal disebelah atas.
Main dan tap busbar harus dari bahan tembaga dengan konduktifitas tinggi
(98% atau lebih besar), dan harus mempunyai kuat hantar arus kontinu yang
standart dan sesuai dengan yang dimaksud pada gambar.
Busbar harus dicat sesuai dengan kode warna dalam PUIL sebagai berikut :
+ phasa : merah, kuning dan hitam.
86
Bab VI
Spesifikasi Teknis
+ netral : biru
+ ground : hijau, kuning
Busbar pentanahan terletak disebelah bawah, dimana akan diadakan
penyambungan dengan penghantar pentanahan terhadap lemari panel,
rangka dan badan peralatan dari metal, conduits dan lain-lain.
- Circuit Breaker (CB)
CB kapasitas sampai dengan 100A adalah type mini circuit breaker (MCB)
untuk kapasitas lebih besar dari 100A hingga 300A harus dari type adjusted
case (MCCB) dan fixed/bolt-on. Handel pengoperasian CB harus dapat secara
jelas menunjukkan apakah CB pada posisi on, off atau “ triped “.
CB harus mempunyai besaran-besaran ampere frame (AF) dan ampere trip
(AT) pada temperatur keliling 40oC, 600V ratings dan kemampuan pemutusan
arus hubungan singkat minimum pada 380V (RMS symmetrical) sesuai seperti
yang tercantum dalam gambar.
Main CB yang harus dilengkapi dengan pengaman terhadap gangguan ke
tanah (ground fault protection). Produk yang dapat diterima adalah merk MG
, AEG atau setara.
Untuk menjaga originalitas produk, maka semua CB harus disertai sertifikat
keaslian barang dari produsen atau agen resmi yang ditunjuk.
- Magnetic Contactor
Magnetic contactor harus dapat bekerja tanpa getaran atau dengung.
Kumparan contactor harus sesuai untuk tegangan 220 volts, 50 Hz dan tahan
bekerja continue pada 10% tegangan lebih tinggi dan harus dapat pula
menutup dengan sempurna pada 85% tegangan nominal.
Contraktor harus type heavy-duty, kemampuan minimal making current
sebesar 15% arus nominal, dan kemampuan electrical operation sebanyak
2.000.000 kali.
- Selektor Switch
Selector switcher harus mempunyai rating 10 A pada 300 V, type heavy duty
dan kedap minyak.
- Lampu Indikator / Pilot lamp
Lampu indikator harus type full voltage, heavy duty dan kedap minyak.
Lampu indikator harus dilapisi nickel dengan lensa dari gelas prismatic,
pemasangan secara ulir dengan diameter ± 2.5 mm persegi empat, lampu
harus type long life.
- Terminal Block
Terminal block untuk kabel-kabel control harus diberikan batas penghalang
diantaranya, dengan rating 600 volts minimum.
Terminal block harus disediakan sesuai kebutuhan ditambah 20% terminals
untuk cadangan.
- Name Plate
87
Bab VI
Spesifikasi Teknis
Name plate harus terbuat dari plastic gravis berlaminasi, putih bagian dalam
dan bagian hitam pada bagian permukaan.
Huruf-huruf harus huruf block dengan ukuran minimum 4 mm.
- Kabel Kontrol
Control circuit conductor harus jenis kabel fleksibel dengan penampang
konduktor tidak kurang dari 2.5 mm2, rating tegangan 600 V .
Kabel kontrol harus buatan pabrik kabel dalam negeri seperti supreme,
kabel metal, kabelindo dan tranka.
88
Bab VI
Spesifikasi Teknis
89
Bab VI
Spesifikasi Teknis
5. Sakelar dinding
Sakelar biasa harus dari type untuk pemasangan rata dinding, mempunyai
rating 250 Volts 10 Amp dari jenis single gang atau double gang atau
multiple gangs (grid switches) merk yang dipakai, Vimar atau setara.
6. Kotak untuk sakelar dan kotak kontak.
Kotak harus dari baja dengan kedalaman 35 mm. Kotak dari metal harus
mempunyai terminal pentanahan. Sakelar atau kotak kontak terpasang
pada kotak (box) dengan menggunakan baut.
Pemasangan dengan cakar yang mengembang tidak diperbolehkan.
7. Kabel instalasi
Pada umumnya kabel instalasi penerangan dan instalasi kotak kontak harus
kabel inti tembaga dengan insulasi PVC, satu inti atau lebih (NYA atau
NYM)
Kabel harus mempunyai penampang minimum 2.5 mm2.
Kode warna kabel harus mengikuti ketentuan dalam PUIL. Sebagai berikut :
- fasa : 1 : merah
- fasa : 2 : kuning
- fasa : 3 : hitam
- netral : biru
- tanah (ground) : hijau dan kuning
Kabel merupakan produk, Supreme, Kabelindo, Kabel Metal, Tranka.
b. Konstruksi
1. Sakelar dan stop kontak
Kecuali tercatat atau dipersyaratkan lain, tinggi pemasangan kotak sekelar
dinding, harus 150 cm.
Dimana ada lebih dari lima sekelar dinding atau stop kontak ditunjuk pada
tempat yang sama, maka dua deret kotak tunggal, ganda atau “multigang”
sesuai dengan kebutuhan harus dipasang satu diatas yang lain, dan titik
tengah deretan-deretan tersebut harus berada 1.50 m diatas permukaan
lantai.
Kotak kontak outlet dekat pintu atau jendela harus dipasang ± 20 cm dari
pinggir kusen pada sisi kunci seperti ditunjukkan dalam gambar-gambar
arsitektur, kecuali ditunjukkan lain oleh pengawas.
2. Pemeriksaan dan pengujian
Pemeriksaan dan pengujiaan seluruh instalasi system penerangan dan kotak
kontak diselenggarakan setelah seluruh pekerjaan selesai.
Pemeriksaan dan pengujian tersebut terdiri dari :
a. Pemeriksaan secara visual (apperence inspection) terhadap kelengkapan
peralatan apakah sudah sesuai dengan yang dimaksud.
b. Pemeriksaan fungsi kerja dan kekuatan mekanis dari peralatan.
c. Pengujian sambungan-sambungan.
90
Bab VI
Spesifikasi Teknis
c. Pemasangan
Pemasangan lampu-lampu
Semua fikture penerangan dan perlengkapan-perlengkapan harus dipasang
oleh tukang-tukang yang berpengalaman dengan cara yang benar dan
disetujui pengawas seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
Pada daerah yang tidak memakai ceiling pemasangan lampu menempel
pada kanal yang dipasang lengkap dengan penggantungnya.
Pada waktu pemeriksaan akhir semua “fixture” dan perlengkapan harus
sudah siap menyala. Bebas dari cacat. Semua fixtures dan perlengkapan
harus bersih bebas dari debu, plastes dan lain lain. Semua reflector, kaca,
panel pinggir atau bagian-bagian lain yang rusak sebelum pemeriksaan
akhir harus diganti oleh pemborong tanpa biaya tambahan.
91
Bab VI
Spesifikasi Teknis
Untuk lebih jelasnya maka berikut ini lingkup pekerjaan panel listrik yang harus di
kerjakan diantaranya:
a. Pengadaan dan pemasangan panel listrik .
b. Pengadaan panel meliputi panel LVMDP, panel MDP, SDP dan panel PJU.
c. Pengadaan dan pemasangan komponen instalasi panel listrik.
d. Mengadakan uji coba instalasi panel-panel yang berfungsi sebagai panel kontrol.
92
Bab VI
Spesifikasi Teknis
2. Komponen-komponen panel
- Busbar
Main bus harus dipasang horizontal disebelah atas.
Main dan tap busbar harus dari bahan tembaga dengan konduktifitas tinggi (98% atau
lebih besar), dan harus mempunyai kuat hantar arus kontinu yang standart dan sesuai
dengan yang dimaksud pada gambar.
Busbar harus dicat sesuai dengan kode warna dalam PUIL sebagai berikut :
+ phasa : merah, kuning dan hitam.
+ netral : biru
+ ground : hijau, kuning
Busbar pentanahan terletak disebelah bawah, dimana akan diadakan
penyambungan dengan penghantar pentanahan terhadap lemari panel, rangka dan
badan peralatan dari metal, conduits dan lain-lain.
- Circuit Breaker (CB)
CB kapasitas sampai dengan 100A adalah type mini circuit breaker (MCB) untuk
kapasitas lebih besar dari 100A hingga 300A harus dari type adjusted case (MCCB)
dan fixed/bolt-on. Handel pengoperasian CB harus dapat secara jelas menunjukkan
apakah CB pada posisi on, off atau “ triped “.
CB harus mempunyai besaran-besaran ampere frame (AF) dan ampere trip (AT)
pada temperatur keliling 40oC, 600V ratings dan kemampuan pemutusan arus
hubungan singkat minimum pada 380V (RMS symmetrical) sesuai seperti yang
tercantum dalam gambar.
Main CB yang harus dilengkapi dengan pengaman terhadap gangguan ke tanah
(ground fault protection). Produk yang dapat diterima adalah merk MG , Mitsubishi
atau setara.
Untuk menjaga originalitas produk, maka semua CB harus disertai sertifikat
keaslian barang dari produsen atau agen resmi yang ditunjuk.
- Magnetic Contactor
Magnetic contactor harus dapat bekerja tanpa getaran atau dengung. Kumparan
contactor harus sesuai untuk tegangan 220 volts, 50 Hz dan tahan bekerja continue
pada 10% tegangan lebih tinggi dan harus dapat pula menutup dengan sempurna
pada 85% tegangan nominal.
Contraktor harus type heavy-duty, kemampuan minimal making current sebesar
15% arus nominal, dan kemampuan electrical operation sebanyak 2.000.000 kali.
- Selektor Switch
Selector switcher harus mempunyai rating 10 A pada 300 V, type heavy duty dan
kedap minyak.
- Lampu Indikator / Pilot lamp
Lampu indikator harus type full voltage, heavy duty dan kedap minyak.
93
Bab VI
Spesifikasi Teknis
Lampu indikator harus dilapisi nickel dengan lensa dari gelas prismatic,
pemasangan secara ulir dengan diameter ± 2.5 mm persegi empat, lampu harus
type long life.
- Terminal Block
Terminal block untuk kabel-kabel control harus diberikan batas penghalang
diantaranya, dengan rating 600 volts minimum.
Terminal block harus disediakan sesuai kebutuhan ditambah 20% terminals untuk
cadangan.
- Name Plate
Name plate harus terbuat dari plastic gravis berlaminasi, putih bagian dalam dan
bagian hitam pada bagian permukaan.
Huruf-huruf harus huruf block dengan ukuran minimum 4 mm.
- Kabel Kontrol
Control circuit conductor harus jenis kabel fleksibel dengan penampang konduktor
tidak kurang dari 2.5 mm2, rating tegangan 600 V .
Kabel kontrol harus buatan pabrik kabel dalam negeri seperti supreme, kabel
metal, kabelindo dan tranka.
3. Pengawatan (Internal Wiring )
Pengawatan harus dilakukan di pabrik pembuat panel secara sistematik dan
rapih. Semua hubungan kawat harus dilakukan melalui penghubung / terminal
khusus.
Ujung kabel harus dilengkapi dengan sepatu kabel (Scun) dan hubungan
keduanya diperkuat dengan cara dipres.
Hubungan antara sepatu kabel dan terminal harus dengan mur dan baut serta
dilengkapi dengan ring yang bergerigi tepinya untuk menghindari kemungkinan
hubungan menjadi longgar. Pengawatan dari peralatan-peralatan yang dipasang pada
pintu panel yang menuju pada satu kompartemen harus digabung dalam satu bendel
yang fleksibel dan diikat kuat-kuat pada pintu dan rangka panel untuk menghindari
gejala pemutaran pada terminal kabel control. Interwiring harus kontinu dari
terminal ke terminal tanpa sambungan, dan setiap kabel control harus diberikan
label bernomor yang harus dicantumkan pada gambar-gambar kerja (shop drawing).
4. Pemeriksaan dan Pengujiaan
Pemeriksaan dan pengujiaan meliputi :
1.Pemeriksaan secara visual ( apperence inspection ) terhadap kelengkapan
peralatan apakah sudah sesuai dengan yang dimaksud.
2.Pemeriksaan alat-alat interlock dan fungsi kerja handle.
3.Pemeriksaan kekuatan mekanis dari handel dan alat interlock
4.Pengujian tahanan insulasi.
5.Pengujian kontinuitas rangkaian.
6.Pengujian dengan tegangan.
94
Bab VI
Spesifikasi Teknis
95
Bab VI
Spesifikasi Teknis
Tabung fluorescent harus dari merk Philips TLD atau setara, dengan warna cahaya cool
daylight.
Lampu TL harus sudah lengkap dengan kap reflector dibuat dari pelat baja dengan bentuk
seperti gambar rencana. Untuk lampu yang terbenam dengan reflektor mengkilap dan
grille mengkilap merk Centralite, Artolite atau setara.
96
Bab VI
Spesifikasi Teknis
- fasa : R : merah
- fasa : S : kuning
- fasa : T : hitam
- netral : N : biru
- tanah (ground) : 0 : hijau dan kuning
Kabel merupakan produk, Supreme, Focus, Eterna, Kabelindo, Kabel Metal,
Tranka atau setara.
97
Bab VI
Spesifikasi Teknis
lain yang rusak sebelum pemeriksaan akhir harus diganti oleh pemborong tanpa biaya
tambahan.
i. Spesifikasi Teknis bahan dan alat.
a . Spesifikasi bahan dan alat yang digunakan untuk semua jenis pekerjaan lampu dan
kotak kontak dalam proyek ini adalah sebagai berikut:
1. Lampu : Philips, Osram atau setara.
2. Armatur : Panasonic, Philips, atau setara.
3. Sakelar : Vimar atau setara
4. Kotak Kontak Dinding : Vimar, Broco atau setara
5. Kotak kontak Lantai : Vimar, Broco atau setara
6. Kabel instalasi : NYA, NYM ukuran 3 x 2.5 mm2 merk
Supreme, Kabelindo, atau setara.
7. Pipa instalasi : PVC 5
98
Bab VI
Spesifikasi Teknis
PENUTUP
1. Apabila dalam rencana kerja dan syarat–syarat pekerjaan (rks) ini untuk menguraikan bahan –
bahan dan pekerjaan tidak disebutkan perkataan atau kalimat “diadakan oleh pemborong atau
diselenggarakan pemborong”, maka hal ini dianggap seperti betul – betul disebutkan, jika ternyata
uraian tersebut masuk dalam pekerjaan.
2. Guna mendapatkan hasil yang semaksimal mungkin, maka bagian–bagian yang betul–betul termasuk
dalam pekerjaan ini tetapi tidak atau belum disebut dalam rencana kerja dan syarat–syarat
pekerjaan (rks) ini harus diselenggarakan oleh pemborong dan dianggap seperti benar – benar
disebutkan.
3. Segala sesuatu yang tidak disebut secara nyata, tetapi lazim dan mutlak adanya maka tetap
diadakan / dikerjakan pemborong.
4. Hal – hal yang belum tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih lanjut oleh pihak
pemberi tugas, unsur teknis, konsultan pengawas dan konsultan perencana.
99