Anda di halaman 1dari 96

Pembangunan Mushalla Al Munawarah Kelurahan Nan Balimo

SPESIFIKASI TEKNIS

Pasal 1
Lingkup

1. Persyaratan teknis umum ini merupakan persyaratan dari segi teknis yang secara umum berlaku untuk seluruh
bagian pekerjaan yang mana persyaratan ini bisa diterapkan.
2. Persyaratan teknis umum ini merupakan satu kesatuan dengan persyaratan teknis khusus, dan secara
bersama-sama merupakan persyaratan dari segi teknis bagi seluruh bagian pekerjaan sebagaimana
diungkapkan dalam satu atau lebih dari dokumen berikut ini :
a. Gambar-gambar Pelelangan / Pelaksanaan.
b. Persyaratan Teknis Umum / Khusus
c. Perincian volume pekerjaan / Perincian penawaran
d. Dokumen-dokumen Pelelangan / Pelaksanaan yang lain
3. Dalam hal dimana ada bagian dari persyaratan teknis umum ini, tidak ada satupun bagian pekerjaan
sebagaimana diungkapkan dalam pasal 1.2 diatas bisa diterapkan, maka bagian dari persyaratan teknis umum
tersebut secara sendirinya dianggap tidak berlaku.

Pasal 2
Referensi / Standar

1. Peraturan Teknis
1.1. Atas seluruh bagian pekerjaan dalam Perjanjian Kerja ini, kecuali secara khusus dipersyaratkan lain
dalam satu atau lebih dokumen dari Dokumen pelelangan / Pelaksanaan, berlaku :
 Undang Undang Nomor 2 tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi
 Peraturan Presiden Nomor 16 tahun 2018 tentang Pengadaan Barang Jasa Pemerintah.
 Peraturan / Surat keputusan dari Departemen/ Instansi yang berwenang.
 Ketentuan dari Badan Koordinasi Pekerjaan Jaringan Sistem dibawah tanah (BKJS).
 Peraturan Daerah
 Standard / Norma / Pedoman
1.2. Dalam hal dimana ada bagian pekerjaan yang dipersyaratkan teknisnya tidak diatur dalam persyaratan
teknis umum / khusus maupun salah satu dari ketentuan yang disebutkan dalam pasal 2.1. diatas, maka
atas bagian pekerjaan tersebut, Penyedia harus mengajukan salah satu dari persyaratan-persyaratan
berikut ini guna disepakati oleh Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas untuk dipakai sebagai patokan
persyaratan teknis :
 Standard/ Norma/ Kode/ Pedoman yang bisa diterapkan pada bagian pekerjaan bersangkutan, yang
diterbitkan oleh Instansi / Institusi / Asosiasi Profesi / Asosiasi Produsen / Lembaga Pengujian
ataupun badan-badan lain yang berwenang / berkepentingan, atau badan-badan yang bersifat
Internasional ataupun Nasional dari Negara lain, sejauh mana atas hal tersebut diperoleh
kesepakatan dari Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas .
 Brosur Teknis dari produsen yang didukung oleh sertifikat dari lembaga pengujian yang
diakui secara Nasional / Internasional.
1.3. Semua pekerjaan dalam kontrak ini harus dilaksanakan dengan mengikuti dan memenuhi
persyaratan-persyaratan teknis yang tertera dalam persyaratan Normalisasi Indonesia (NI), Standard
Industri Indonesia (SII) dan peraturan-
peraturan Nasional maupun peraturan-peraturan setempat lainnya yang berlaku atas jenis-jenis
pekerjaan yang bersangkutan antara lain :
Peraturan dan standar yang digunakan dalam perencanaan struktur ini adalah :
 SK SNI 2847:2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung;
 SNI 03-1729-2002 Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung;
 SNI 03-1726-2012 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung
dan Non Gedung;
 SNI 1727:2013 Beban Minimum untuk Perancangan Bangunan Gedung dan Struktur Lain

Spesifikasi Teknis 1
Pembangunan Mushalla Al Munawarah Kelurahan Nan Balimo

 SNI 04-0225-2000 Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000), dan Amandemennya SNI
04-0225-2000/Amd1-2006;
 NI – 3 (1970) : Peraturan Umum untuk Bahan Bangunan diIndonesia;
 NI – 8 : Peratuiran semen Portland Indonesia;
 NI – 5 : Peraturan Konstruksi Indonesia;
 SII – 0297 – 80 : Baja Karbon Cor Mutu dan Cara Uji;

 SII – 0192 – 78 : Kawat Las Mutu dan cara uji;


 SNI 07-2052-2014 : Baja Tulang Beton;
1.4. Untuk pekerjaan-pekerjaan yang belum termasuk dalam standar-standar yang tersebut diatas, maupun
standar-standar nasional lainnya, maka diberlakukan standard-standard internasional yang berlaku atas
pekerjaan-pekerjaan tersebut atau setidak-tidaknya berlaku persyaratan Teknis dari negara-negara asal
bahan dengan disertai referensi.

2. Merk-merk Dagang
2.1. Kecuali ditentukan lain, maka nama-nama atau merk-merk dagang dari bahan yang disebutkan dalam
persyaratan teknis ini ditujukan untuk maksud-maksud perbandingan terutama dalam hal mutu, model,
bentuk, jenis dan sebagainya dan hendaknya tidak diartikan sebagai persyaratan (merek) yang
mengikat.
2.2. Penyedia boleh mengusulkan merk-merk dagang lain yang setara dalam mutu, model, bentuk, jenis dan
sebagainya setelah mendapat persetujuan Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas.
2.3. Bilamana Penyedia mengusulkan bahan dengan merk lain, maka Penyedia harus membuktikan bahwa
bahan dengan merk yang diusulkan adalah setaraf atau lebih baik, melalui data teknis dan refrensi serta
pengujian bahan dari lembaga penguji yang disetujui Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas .
2.4. Penyedia harus dapat membuktikan keaslian dari setiap bahan/ peralatan yang akan digunakan dengan
menyerahkan “Certificate of Origin” dari barang yang dimaksud kepada Direksi Lapangan/Konsultan
Pengawas .
2.5. Penggunaan produksi dalam negri akan sangat diperhatikan/ diutamakan selama barang tersebut
memenuhi syarat minimum yang ditetapkan. Dalam hal dimana disebutkan 3 (tiga) merek dagang atau
lebih untuk jenis bahan / pekerjaan yang sama, maka Penyedia diharuskan dapat menyediakan salah
satu dari padanya sesuai dengan persetujuan Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas.

3. Data-data Umum Lapangan.


3.1. Titik-titik ukur
Seluruh titik ukur pekerjaan ini didasarkan pada ukuran setempat, yaitu titik- titik ukur yang ada
dilapangan kegiatan seperti yang direncanakan dalam gambar-gambar dan yang disetujui Direksi
Lapangan/Konsultan Pengawas .
3.2. Data Fisik
Sehubungan dengan data ketinggian-ketinggian tanah yang ada, tinggi air tanah dan lain-lain yang
diterapkan pada gambar-gambar dimaksudkan sebagai informasi dan titik tolak untuk pelaksanaan
pekerjaan.

4. Pengukuran Lapangan dan pematokan


4.1. Penyedia harus memulai pekerjaan-pekerjaannya dengan referensi peil yang ada dilapangan, yang
disetujui oleh Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas dan bertanggung jawab penuh atas pengukuran-
pengukuran yang dibuatnya.
4.2. Penyedia harus menyediakan semua bahan, peralatan yang dibutuhkan dalam pengukuran dan
pematokan untuk setiap bagian pekerjaan yang memerlukannya.
4.3. Penyedia diwajibkan untuk memelihara patok-patok serta tugu-tugu ukur utama selama masa
pembangunan.

Spesifikasi Teknis 2
Pembangunan Mushalla Al Munawarah Kelurahan Nan Balimo

Pasal 3
Bahan
1. Baru
Kecuali ditetapkan lain secara khusus, maka semua bahan yang dipergunakan dalam / untuk
pekerjaan ini harus merupakan bahan yang baru,

2. Tanda Pengenal
2.1. Dalam hal dimana Pabrik / Produsen bahan mengeluarkan Tanda Pengenal untuk Produk / Bahan yang
dihasilkan, baik berupa cap / merk dagang pengenal pabrik / produsen, ataupun sebagai pengenal
kwalitas / kelas / kapasitas ; maka semua bahan dari pabrik / produsen bersangkutan yang
dipergunakan dalam pekerjaan ini harus mengandung tanda pengenal tersebut.
2.2. Khususnya untuk bahan bagi pekerjaan instalasi (Daya, Penerangan, Komunikasi, Alarm, Plumbing dan
lain-lain), kecuali ditetapkan lain oleh Direksi Lapangan/ Konsultan Pengawas , bahan sejenis dengan
fungsi yang berbeda harus diberi tanda pengenal untuk membedakan satu bahan dari bahan yang lain.
Tanda pengenal ini bisa berupa warna atau tanda-tanda lain, yang mana harus sesuai dengan refrensi
pada pasal 2 persyaratan teknis umum ini kalau ada diatur disana atau dalam hal dimana tidak/ belum
ada pengaturan yang jelas mengenai itu, hal ini harus dilaksanakan sesuai petunjuk dari Direksi
Lapangan/Konsultan Pengawas.

3. Merk Dagang dan Kesetaraan

3.1. Penyebutan sesuatu merk dagang dari suatu bahan/ produk didalam Persyaratan Teknis, secara umum
harus dimengerti sebagai persyaratan kesetaraan kwalitas penampilan (performance) dari bahan/
produk tersebut, yang mana dinyatakan dengan kata-kata “atau yang setara”.
3.2. Kecuali secara khusus dipersyaratkan lain, maka penggunaan bahan / produk lain yang dapat
dibuktikan mempunyai kwalitas penampilan yang setara dengan bahan/ produk yang memakai merk
dagang yang disebut, dapat diperoleh persetujuan tertulis dari Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas
atas Kesetaraan tersebut.
3.3. Penggunaan bahan/produk yang disetujui sebagai “setara” tidak dianggap sebagai perubahan
pekerjaan, dan karenanya perbedaan harga dengan bahan/ produk yang disebutkan merk dagangnya
akan diabaikan.

4. Penggantian (Subsstitusi)
4.1. Penyedia / Supplyer bisa mengajukan usulan untuk menggantikan sesuatu bahan / produk dengan
suatu bahan atau produk lain dengan penampilan yang tidak sepenuhnya sama / setara dengan yang
dipersyaratkan.

4.2. Dalam persetujuan atas sesuatu penggantian (subtitusi), perbedaan harga yang ada dengan bahan /
produk yang dipersyaratkan akan diperhitungkan sebagai perubahan pekerjaan, dengan ketentuan
sebagai berikut :
 Dalam hal dimana penggantiannya disebabkan karena kegagalan Penyedia / Supplier untuk
mendapatkan bahan/ produk seperti yang dipersyaratkan, maka perubahan pekerjaan yang bersifat
kerja tambah dianggap TIDAK ADA.
 Dalam hal dimana penggantian dapat disepakati oleh Direksi Lapangan/ Konsultan Pengawasdan
Pemberi Tugas sebagai masukan (input) baru yang menyangkut nilai-nilai tambah, maka perubahan
pekerjaan berupa kerja tambah dapat diperkenankan.

5. Persetujuan Bahan
5.1. Untuk menghindarkan penolakan bahan dilapangan, dianjurkan dengan sangat agar sebelum sesuatu
bahan/ produk akan dibeli / dipesan/ diproduksi, terlebih dahulu dimintakan persetujuan Direksi
Lapangan/Konsultan Pengawas atas kesesuaiakan dari bahan / produk tersebut pada persyaratan
teknis, akan diberikan dalam bentuk tertulis yang dilampirkan contoh / brosur dari bahan / produk yang
bersangkutan untuk diserahkan pada Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas di Lapangan.
5.2. Penolakan bahan dilapangan karena diabaikan prosedur diatas sepenuhnya merupakan tanggung
jawab Penyedia / Supplyer, atas nama tidak dapat diberikan pertimbangan keringanan apapun.

Spesifikasi Teknis 3
Pembangunan Mushalla Al Munawarah Kelurahan Nan Balimo

5.3. Adanya persetujuan tertulis dengan disertai contoh / brosur seperti tersebut diatas tidal melepaskan
tanggung jawab Penyedia / Supplyer dari kewajibannya dalam perjanjian kerja ini untuk mengadakan
bahan / produk yang sesuai dengan persyaratan, serta tidak merupakan jaminan akan diterima /
disetujuinya seluruh bahan / produk tersebut dilapangan, sejauh tidak dapat dibuktikan bahwa seluruh
bahan / produk tersebut adalah sesuai dengan contoh
/ brosur yang telah disetujui.

6. Contoh
Pada waktu memintakan persetujuan atas bahan/produk, kepada Direksi Lapangan/ Konsultan Pengawas
harus diserahkan contoh dari bahan atau produk tersebut, dengan ketentuan sebagai berikut :
6.1. Jumlah contoh :
6.1.1. Untuk bahan/produk, atas nama tidak dapat diberikan sesuatu Sertifikat Pengujian yang dapat
disetujui/diterima oleh Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas, sehingga oleh karenanya perlu
diadakan pengujian, sehingga oleh karena perlu diadakan pengujian, kepada Direksi
Lapangan/Konsultan Pengawas harus diserahkan sejumlah bahan/produk sesuai persyaratan
yang ditetapkan dalam standard procedure pengujian, untuk dijadikan benda uji guna
diserahkan pada badan/lembaga penguji yang ditunjuk oleh Direksi Lapangan/Konsultan
Pengawas.
6.1.2. Untuk bahan/ produk, atas dapat ditunjukkan sertifikat pengujian yang dapat disetujui /
diterima oleh Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas, kepada Direksi Lapangan/Konsultan
Pengawas harus diserahkan 2 (dua) buah contoh, yang masing-masing disertai dengan
salinan sertifikat pengujian yang bersangkutan.
6.2. Contoh yang disetujui
6.2.1. Dari contoh yang diserahkan kepada Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas, atas contoh
yang telah memperoleh persetujuan, oleh Direksi Lapangan/ Konsultan Pengawas harus
dibuat suatu keterangan tertulis mengenai persetujuannya dan disamping itu oleh Direksi
Lapangan/ Konsultan Pengawas harus dipasangkan tanda pengenal persetujuan pada 2 (dua)
buah contoh, yang semuanya akan dipegang oleh Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas.
6.2.2. Bila dikehendaki, Penyedia/ Supplyer dapat memintakan sejumlah set tambahan dari contoh
berikut tanda pengenal persetujuan dan surat keterangan persetujuan untuk kepentingan
dokumentasinya sendiri. Dalam hal yang demikian jumlah contoh yang harus diserahkan
kepada Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas harus ditambah seperlunya sesuai
dengan kebutuhan tambahan tersebut.
6.2.3. Pada waktu Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas sudah tidak lagi membutuhkan contoh
yang disetujui tersebut untuk pemeriksaan bahan / produk bagi pekerjaan, Penyedia berhak
meminta kembali contoh tersebut untuk dipasangkan pada pekerjaan.
6.3. Waktu Persetujuan contoh
6.3.1. Adalah tanggung jawab dari Penyedia / Supplyer untuk mengajukan contoh pada waktunya,
demikian sehingga pemberian persetujuan atas contoh tersebut tidak akan menyebabkan
keterlambatan pada jadwal pengadaan bahan.
6.3.2. Untuk bahan/ produk yang persyaratannya tidak dikaitkan dengan kesetaraan pada sesuatu
merk dagang tertentu, keputusan atas contoh akan diberikan oleh Direksi Lapangan/Konsultan
Pengawas dalam waktu tidak lebih dari 10 (sepuluh) hari kerja. Dalam hal dimana persetujuan
tersebut akan melibatkan keputusan tambahan diluar persyaratan teknis (seperti penentuan
model, warna dan lain-lain), maka keseluruhan keputusan akan diberikan dalam waktu tidak
lebih dari 21 (dua puluh satu) hari kerja.
6.3.3. Untuk bahan / produk yang masih harus dibuktikan kesetarafannya dengan suatu merk
dagang yang disebutkan, keputusan atas contoh akan diberikan oleh Direksi
Lapangan/Konsultan Pengawas dalam waktu
21 (dua puluh satu) hari kerja sejak dilengkapinya pembuktian kesetarafannya.
6.3.4. Untuk bahan / produk yang bersifat pengganti (subsitusi), keputusan persetujuan akan
diberikan oleh Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas dalam jangka waktu 30 (tiga puluh )
hari sejak diterimanya dengan lengkap seluruh bahan-bahan pertimbangan.
6.3.5. Untuk bahan / produk yang bersifat peralatan / perlengkapan ataupun produk lain yang karena
sifat / jumlah / harga pengadaannya tidak memungkinkan untuk diberikan conoth dalam

Spesifikasi Teknis 4
Pembangunan Mushalla Al Munawarah Kelurahan Nan Balimo

bentuk bahan / produk jadi, permintaan persetujuan bisa diajukan berdasarkan brosur
tersebut, yang mana harus dilengkapi dengan :
 Spesifikasi teknis lengkap yang dikeluarkan oleh pabrik / produsen.
 Surat-surat seperlunya dari agen / importir, sesuai petunjuk Direksi
Lapangan/Konsultan Pengawas , seperti antara lain :
 Surat ke-agen-an, surat jaminan suku cadang dan jasa purna penjualan (after
sales service), dan lain-lain.
 Katalog untuk warna, pekerjaan penyelesaian (finishing) dan lain-lain.
 Sertifikat-sertifikat pengujian/ penetapan kelas dan lain-lain dan dokumen-dokumen
lain sesuai petunjuk Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas .

7. Penyimpanan bahan.
7.1. Persetujuan atas sesuatu bahan/ produk harus dimengerti sebagai perizinan untuk memasukkan bahan/
produk tersebut kedalam lapangan dan penggunaan bahan / produk tersebut dalam pekerjaan sejauh
bahwa keadaannya tidak berubah dari kondisi waktu persetujuan diberikan.
7.2. Bahan/ produk yang telah dimasukkan ke lapangan harus segera disimpan :
 Ditempat
 Dengan cara / peralatan
 Dalam susunan / tumpukan dan dengan pengkondisian lingkungan
 Dan dengan accessibilities
Yang baik, sesuai dengan ketentuan untuk masing-masing bahan/ produk dalam persyaratan yang
ditetapkan atau dalam hal dimana persyaratan ini tidak jelas, sesuai dengan petunjuk Direksi
Lapangan/Konsultan Pengawas .
7.3. Penyedia yang akan memakai bahan / produk, bertanggung jawab bahwa selama dalam penyimpanan,
bahan/ produk tersebut tetap berada dalam kondisi layak untuk dipakai. Apabila selama waktu itu
ternyata bahwa bahan / produk menjadi tidak lagi layak untuk dipakai dalam pekerjaan, Direksi
Lapangan/Konsultan Pengawas berhak untuk memerintahkan agar :
 Bahan-bahan tersebut segera diperbaiki sehingga kembali menjadi layak untuk dipakai atau
 Dalam hal dimana perbaikan tidak lagi mungkin, supaya bahan /produk tersebut segera
dikeluarkan dari lapangan untuk diganti dengan yang memenuhi persyaratan.
7.4. Untuk bahan/produk yang mempunyai umur pemakaian yang tertentu, penyimpanannya harus
dikelompokkan menurut umur pemakaian tersebut, yang mana harus dinyatakan dengan tanda pengenal
dengan ketentuan sebagai berikut :
 Tanda pengenal terbuat dari kaleng atau kertas karton yang tidak akan rusak selama
penggunaannya.
 Ukuran minimal 40 cm dan 60 cm.

 Huruf berukuran minimal setinggi 10 cm dengan warna merah.


 Diletakkan ditempat yang mudah terlihat.
7.5. Penyusunan bahan sejenis selama penyimpanan harus diatur sedemikian rupa, sehingga bahan yang
terlebih dahulu masuk akan pula terlebih dahulu dikeluarkan untuk dipakai dalam pekerjaan.

Pasal 4
Pelaksanaan

1. Rencana Pelaksanaan
Dalam waktu 7 (tujuh) hari sejak ditandatanganinya Kontrak oleh kedua belah pihak, Penyedia harus
menyerahkan kepada Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas berupa:
1.1. Sebuah “Network Planning” mengenai seluruh kegiatan yang perlu dilakukan untuk melaksanakan
pekerjaan ini, dalam diagram dinyatakan pula urutan logis serta kaitan / hubungan antara seluruh
kegiatan-kegiatan tersebut, termasuk :
 Kegiatan-kegiatan Penyedia untuk / selama masa keadaan/pembelian serta waktu
pengiriman/pengangkutan dari “bahan, elemen, komponen dari pekerjaan maupun pekerjaan

Spesifikasi Teknis 5
Pembangunan Mushalla Al Munawarah Kelurahan Nan Balimo

persiapan/pembantu, peralatand an perlengkapan untuk pekerjaan”


 Kegiatan-kegiatan Penyedia untuk/selama waktu fabrikasi, pemasangan dan pembangunan.
 Pembuatan gambar-gambar kerja
 Permintaan persetujuan atas bahan serta gambar kerja maupun rencana kerja.
 Kesinambungan pekerjaan dengan pekerjaan dari Penyedia lain (jika ada)
1.2. Daftar / Tabel mengenai :
 Tenaga Kerja dari berbagai jenis dan tingkat untuk seluruh kegiatan-kegiatan tersebut, lengkap
dengan penjelasan mengenai rencana penggunaan tenaga kerja tersebut dalam pengertian
penggunaan waktu kerja normal/lembur serta penjadwalan.
 Harga borongan dari masing-masing kegiatan tersebut.
 Jadwal untuk seluruh kegiatan tersebut.
Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas akan memeriksa Rencana Kerja Penyedia, dan memberi
tanggapan dalam waktu 2 (dua) minggu.
1.3. Penyedia harus memasukkan kembali perbaikan atas Rencana Kerja jika Direksi Lapangan/Konsultan
Pengawas meminta diadakan perbaikan/penyempurnaan atas Rencana Kerja tadi paling lambat 4
(empat) hari sebelum dimulainya waktu pelaksanaan.
1.4. Penyedia tidak dibenarkan memulai sesuatu pelaksanaan atas pekerjaan sebelum adanya persetujuan
dari Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas atas Rencana Kerja ini, maka kegagalan Penyedia untuk
memulai pekerjaan sehubungan dengan belum adanya Rencana Kerja yang disetujui Direksi
Lapangan/Konsultan Pengawas, sepenuhnya menjadi tanggung jawab dari Penyedia bersangkutan.
Kecuali dapat dibuktikan bahwa Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas telah melalaikan kewajibannya
untuk memeriksa Rencana Kerja Penyedia pada waktunya.

2. Gambar Kerja (“Shop Drawing”)


2.1. Untuk bagian-bagian pekerjaan, dimana gambar pelaksanaan (Construction Drawing) belum cukup
memberikan petunjuk mengenai cara untuk mencapai keadaan terlaksana, Penyedia wajib
mempersiapkan gambar kerja yang terperinci akan memperlihatkan cara pelaksanaan tersebut.
2.2. Format dari gambar kerja harus sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh Direksi
Lapangan/Konsultan Pengawas .
2.3. Gambar kerja harus diajukan kepada Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas untuk gambar-gambar
tersebut harus diserahkan dalam rangkap 2 (dua).

3. Rencana Mingguan dan Bulanan


3.1. Selambat-lambatnya pada setiap hari Sabtu dalam masa dimana pelaksanaan pekerjaan berlangsung,
Penyedia wajib untuk menyerahkan kepada Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas suatu Rencana
Mingguan yang berisi Rencana Pelaksanaan dari berbagai bagian pekerjaan yang akan dilaksanakan
dalam minggu berikutnya.
3.2. Selambat-lambatnya pada Minggu Terakhir dari setiap bulan, Penyedia wajib menyerahkan kepada
Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas suatu Rencana Bulanan yang menggambarkan dalam garis
besarnya, berbagai Rencana Pelaksanaan dari berbagai bagian pekerjaan yang direncanakan untuk
dilaksanakan dalam bulan berikutnya.
3.3. Kelalaian Penyedia untuk menyusun dan menyerahkan rencana Mingguan maupun Bulanan dinilai
sama dengan kelalaian dalam melaksanakan perintah Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas dalam
pelaksanaan pekerjaan.
3.4. Untuk memulai suatu bagian pekerjaan yang baru, Penyedia diwajibkan untuk memberitahukan Direksi
Lapangan/Konsultan Pengawas mengenai hal tersebut paling lambat 2 x 24 jam sebelumnya.

4. Kualitas Pengerjaan
4.1. Pekerjaan harus dikerjakan dengan kwalitas pengerjaan yang terbaik untuk jenis pekerjaan
bersangkutan.
4.2. Pekerjaan dilaksanakan dengan baik, bebas dari cacat teknis maupun estetis dan sesuai dengan
Dokumen Kontrak.

Spesifikasi Teknis 6
Pembangunan Mushalla Al Munawarah Kelurahan Nan Balimo

5. Pengujian Hasil Pekerjaan


5.1. Kecuali dipersyaratkan lain secara khusu, maka semua pekerjaan akan diuji dengan cara dan Tolok
Ukur Pengujian yang dipersyaratkan dalam referensi yang ditetapkan dalam Persyaratan Teknis Umum
ini.
5.2. Kecuali dipersyaratkan lain secara khusus, maka Badan/Lembaga yang akan melakukan pengujian
dipilih atas persetujuan Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas pada Lembaga/ Badan Penguji milik
Pemerintah atau yang diakui oleh pemerintah atau badan lain yang oleh Direksi Lapangan/Konsultan
Pengawas dianggap memiliki obyektifitas dan integritas yang meyakinkan.
5.3. Semua biaya pengujian dalam jumlah seperti yang dipersyaratkan menjadi tanggung jawab Penyedia.
5.4. Dalam hal dimana Penyedia tidak dapat menyetujui hasil pengujian dari Badan Penguji yang ditunjuk
oleh Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas, Penyedia berhak mengadakan pengujian tambahan
pada Lembaga/Badan lain yang memenuhi persyaratan Badan penguji seperti tersebut diatas,
untuk mana seluruh pembiayaan ditanggung oleh Penyedia.
5.5. Apabila ternyata bahwa kedua hasil pengujian dari kedua Badan tersebut memberikan kesimpulan yang
berbeda, maka dapat dipilih untuk :
5.5.1. Memilih Badan/Lembaga Penguji ketiga atas kesepakatan bersama.
5.5.2. Melakukan pengujian ulang pada badan/lembaga penguji pertama atau kedua dengan
ketentuan tambahan sebagai berikut :
 Pelaksanaan pengujian ulang harus disaksikan oleh Direksi Lapangan/ Konsultan
Pengawas dan Penyedia/Supplier ataupun wakil-wakilnya.
 Pada pengujian ulang harus dikonfirmasikan peneraan dari alat-alat penguji.
5.5.3. Hasil dari pengujian ulang harus dianggap final, kecuali bila mana kedua belah pihak sepakat
untuk tidak menganggapnya demikian.
5.5.4. Apabila hasil pengujian ulang mengkonfirmasikan kesimpulan dari hasil pengujian yang
pertama, maka semua akibat langsung maupun tidak langsung dari adanya semua
pengulangan pengujian menjadi tanggung jawab Penyedia/Supplier.
5.5.5. Apabila hasil pengujian ulang menunjukkan ketidak tepatan kesimpulan dari hasil pengujian
yang pertama dan membenarkan kesimpulan dari hasil pengujian kedua, maka :
 2 (dua) dari 3 (tiga) pengujian yang bersangkutan, atau pilihan Penyedia/ Supplier akan
diperlakukan sebagai Pekerjaan Tambah.
 Atas segala penundaan pekerjaan akibat adanya penambahan / pengulangan pengujian
akan diberikan tambahan waktu pelaksanaan pada bagian pekerjaan bersangkutan dan
bagian-bagian lain yang terkena akibatnya, penambahan mana besarnya adanya sesuai
dengan penundaan yang terjadi.

6. Penutupan Hasil Pelaksanaan Pekerjaan


6.1. Sebelum menutup suatu bagian pekerjaan dengan bagian pekerjaan yang lainnya, dimana secara visual
menghalangi Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas untuk memeriksa bagian pekerjaan yang
terdahulu, Penyedia wajib melaporkan secara tertulis kepada Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas
mengenai rencananya untuk melaksanakan bagian pekerjaan yang akan menutupi bagian pekerjaan
yang pertama tersebut, sedemikian rupa sehingga Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas
berkesempatan secara wajar melakukan pemeriksaan pada bagian yang bersangkutan untuk dapat
disetujui kelanjutan pekerjaannya.
6.2. Kelalaian Penyedia untuk menyampaikan laporan di atas, memberikan hak kepada Direksi
Lapangan/Konsultan Pengawas untuk dibelakang hari menuntut pembongkaran kembali Bagian
Pekerjaan yang menutupi tersebut, guna memeriksa hasil Pekerjaan yang terdahulu, akibat dari
pembongkaran tersebut menjadi tanggung jawab Penyedia.
6.3. Dalam hal dimana laporan telah disampaikan, dan Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas tidak
mengambil langkah-langkah untuk menyelesaikan pemeriksaan yang dimaksudkan, maka setelah lewat
dari 2 (dua) hari kerja sejak laporan disampaikan, Pemorong berhak melanjutkan pelaksanaan
pekerjaan dan menganggap bahwa Direksi Lapangan/Konsultan Pengawastelah menyetujui bagian
pekerjaan yang ditutup tersebut.
6.4. Pemeriksaan dan persetujuan oleh Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas atau suatu pekerjaan tidak
melepaskan Penyedia dari kewajibannya untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan Surat
Perjanjian (Kontrak).

Spesifikasi Teknis 7
Pembangunan Mushalla Al Munawarah Kelurahan Nan Balimo

6.5. Walaupun telah diperiksa dan disetujui, kepada Penyedia masih dapat diperintahkan untuk membongkar
kembali bagian pekerjaan yang menutupi bagian pekerjaan yang lain guna pemeriksaan bagian
pekerjaan yang tertutupi. Apabila hasil pemeriksaan ini menunjukkan adanya bagian dari pekerjaan
yang tidak memenuhi persyaratan dalam perjanjian kerja, maka seluruh biaya pembongkaran
sepenuhnya ditanggung oleh Penyedia. Apabila hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa bagian
pekerjaan yang bersangkutan ternyata memenuhi semua persyaratan, maka :
a. Semua biaya pembongkaran akan diperhitungkan sebagai pekerjaan tambah.
b. Atas bagian pekerjaan yang tertunda pengerjaannya sebagai akibat pembongkaran tersebut, akan
diberikan perpanjangan waktu pelaksanaan yang jumlahnya sesuai dengan penundaan tersebut.

Pasal 5
Penyelesaian & Penyerahan

1. Dokumen Terlaksana (As-built Drawing)


1.1. Pada penyelesaian setiap pekerjaan, Penyedia wajib menyusun dokumen
Terlaksana yang terdiri dari :
a. Gambar-gambar terlaksana (as-built drawing)
b. Persyaratan Teknis Khusus Terlaksana dari pekerjaan sebagaimana yang telah dilaksanakan.
1.2. Dokumen Terlaksana bisa disusun dari :
a. Dokumen Pelaksanaan
b. Gambar-gambar perubahan
c. Perubahan Persyaratan Teknis Khusus
d. Brosur Teknis
Yang diberi tanda pengenal khusus berupa cap sesuai petunjuk Direksi Lapangan/ Konsultan Pengawas .
1.3. Dokumen Terlaksana ini harus diperiksa dan disetujui oleh
Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas .
1.4. Biaya Pembuatan Dokumen Terlaksana ditangggung oleh Penyedia
1.5. Kecuali dengan izin khusus dari Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas, Penyedia
harus membuat Dokumen Terlaksana hanya untuk diserahkan kepada Pemberi Tugas. Penyedia tidak
dibenarkan membuat / menyimpan salinan ataupun copy dari Dokumen Terlaksana tanpa izin tersebut.

2. Penyerahan
Pada waktu penyerahan pekerjaan, Penyedia wajib menyerahkan kepada Pemberi Tugas berupa :
1. 4 (empat) set Dokumen Terlaksana;
2. Untuk Peralatan / Perlengkapan :
 2 (dua) set Pedoman Operasi (Operational Manual)
 Suku cadang sesuai yang disyaratkan
3. Untuk berbagai macam kunci :
 Semua kunci orisinil. Disertai “Construction Key” (jika ada)
 Minimun 1 (satu) set kunci duplikat
Dokumen-dokumen resmi (seperti Surat Izin, Tanda Pembayaran Cukai, Surat Fiskal Pajak dan lain-lain)
4. Segala macam Surat Jaminan berupa Guarantee/Waranty sesuai yang disyaratkan;
5. Surat pernyataan pelunasan sesuai petunjuk Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas.

Spesifikasi Teknis 8
Rehabilitasi Mess Fakultas Kedokteran Kota Payakumbuh

SUB BAB II
PEKERJAAN PERSIAPAN

Pasal 1
Peralatan Kerja dan Mobilisasi

1. Penyedia harus mempersiapkan dan mengadakan peralatan-peralatan kerja dan peralatan bantu yang akan digunakan
di lokasi kegiatan sesuai dengan lingkup pekerjaan serta memperhitungkan segala biaya pengangkutannya.
2. Penyedia harus menjaga ketertiban dan kelancaran selama perjalanan alat-alat berat yang menggunakan jalanan
umum agar tidak mengganggu lalu lintas.
3. Pengawasan atau Pemberian Tugas berhak memerintahkan untuk menambah peralatan atau menolak peralatan yang
tidak sesuai atau tidak memenuhi persyaratan.
4. Bila pekerjaan telah selesai, Penyedia diwajibkan untuk segera menyingkirkan alat- alat tersebut, memperbaiki
kerusakan yang diakibatkannya dan membersihkan bekas-bekasnya.
5. Di samping untuk menyediakan alat-alat yang diperlukan seperti dimaksudkan pada ayat (1), Penyedia harus
menyediakan alat-alat bantu seperti ; tenda-tenda untuk bekerja pada waktu hari hujan, perancah (scafolding) pada sisi
luar bangunan atau tempat lain yang memerlukan, serta peralatan lainnya.

Pasal 2
Pengukuran

1. Penyedia harus sudah memperhitungkan biaya untuk pengukuran atau penelitian ukuran tata letak atau ketinggian
bangunan (bouwplank), termasuk penyediaan “Bench Mark” atau “Line Offset Mark” pada masing-masing lantai
bangunan.
2. Hasil pengukuran harus dilaporkan kepada Pengawas agar dapat ditentukan sebagai pedoman atau referensi dalam
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar rencana dan persyaratan teknis.

Pasal 3
Papan Nama Kegiatan

Papan nama kegiatan harus dipasang sedemikian rupa sehingga terbaca dari luar batas daerah kerja atau
bentuknya/penempatannya akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas. Pengeluaran biaya untuk pembuatan papan nama
kegiatan adalah tanggung jawab Penyedia. Pemasangan, bentuk dan isi harus sesuai dengan persyaratan Pemerintah
Daerah setempat dan mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas.

Pasal 4
Sarana Air Kerja dan Penerangan

1. Untuk kepentingan pelaksanaan pekerjaan selama kegiatan berlangsung, Penyedia harus memperhitungkan biaya
penyediaan air bersih guna keperluan air kerja, air minum untuk pekerja dan air kamar mandi/WC.
2. Air yang dimaksud adalah air bersih, baik yang berasal dari PAM atau sumber air, serta pengadaan dan pemasangan
pipa distribusi air tersebut bagi keperluan pelaksanaan pekerjaan dan untuk keperluan Direksi Keet, Kantor Penyedia,
Kamar mandi/WC atau tempat-tempat lain yang dianggap perlu.
3. Penyedia juga harus menyediakan Sumber Tenaga Listrik untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan, kebutuhan Direksi
Keet dan penerangan Kegiatan pada

Spesifikasi Teknis 8
Rehabilitasi Mess Fakultas Kedokteran Kota Payakumbuh

malam hari sebagai keamanan selama kegiatan berlangsung selama 24 jam penuh dalam sehari.
4. Pengadaan Penerangan dapat diperoleh dari sambungan PLN atau dengan Generator Set; dan semua perijinan untuk
pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab Penyedia.
Pengadaan fasilitas penerangan tersebut termasuk pengadaan dan pemasangan instalasi dan armatur, stop kontak
serta sakelar/panel.

Pasal 5

Keamanan Kegiatan

1. Penyedia harus menjamin keamanan kegiatan untuk barang-barang milik Penyedia, Pengawas atau Pengelola
Kegiatan, serta menjaga keutuhan bangunan-bangunan yang ada dari gangguan para pekerja Penyedia ataupun
kerusakan akibat pelaksanaan pekerjaan.
2. Penyedia harus menempatkan petugas-petugas keamanan selama 24 jam penuh setiap hari, yang dibagi dalam 3
(tiga) shift, dan harus selalu mengadakan pemeriksaan pengamanan setiap hari setelah selesai pekerjaan. Petugas-
petugas keamanan ini harus mendapatkan surat resmi yang sah dari kepolisian sebagai Satuan Pengaman Unit
Kegiatan dan berseragam (uniform).
3. Untuk mengawasi dan menjaga ketertiban bekerja para pekerjanya, setiap pekerja Penyedia diharuskan menggunakan
tanda pengenal khusus yang harus dipakai pada bagian badan yang mudah terlihat oleh petugas keamanan.
4. Pekerja Penyedia tidak diijinkan menginap di lokasi kecuali petugas keamanan yang sedang bertugas pada malam
hari.

Pasal 6
Kantor Kegiatan, Gudang dan Los Kerja

1. Penyedia harus membuat kantor kegiatan tempat bagi pelaksana dan Direksi Teknis/Lapangan bekerja, dengan luas
yang memadai (minimal 10 m2) dan dilengkapi dengan peralatan kantor yang dibutuhkan.
2. Penyedia juga harus menyediakan gudang dengan luas yang cukup untuk menyimpan bahan-bahan bangunan dan
peralatan-peralatan agar terhindar dari gangguan cuaca dan pencurian.
3. Penempatan kantor dan gudang harus diatur sedemikian rupa, agar mudah dijangkau dan tidak menghalangi
pelaksanaan pekerjaan.
4. Penyedia harus membuat los kerja dan bangunan tempat untuk istirahat (bedeng) dan tempat ibadah bagi pekerja
penyedia.
5. Los kerja merupakan bangunan dengan luas yang cukup untuk tempat bekerja bagi tukang/pekerja Penyedia dan
mempunyai kondisi yang cukup baik, terlindung dari pengaruh cuaca yang dapat menghambat kelancaran pekerjaan.
6. Bangunan-bangunan ini harus dibongkar setelah pekerjaan selesai dilaksanakan.

Pasal 7

Penyediaan Fasilitas Kegiatan

Penyedia juga sudah harus memperhitungkan biaya konsumsi untuk rapat-rapat / pertemuan dengan Pemberi Tugas/
Konsultan Perencana atau wakilnya dan atau tamu- tamu Pemberi Tugas/ Konsultan Perencana yang berkepentingan
dengankegiatan.

Spesifikasi Teknis 10
Rehabilitasi Mess Fakultas Kedokteran Kota Payakumbuh

Pasal 8
Pemadam Kebakaran

1. Selama pelaksanaan pekerjaan, Penyedia harus menyediakan alat pemadam kebakaran berupa tabung
pemadam kebakaran yang dapat digunakan untuk memadamkan api akibat listrik, minyak dan gas dengan
kapasitas 7 kg.
2. Unit tabung pedamam kebakaran harus ditempatkan pada setiap lantai bangunan dengan radius kurang lebih
50 m, bangunan Direksi Keet dan tempat-tempat lain yang memerlukan.

Pasal 9

Keselamatan Kerja

1. Penyedia harus menjamin keselamatan para pekerja (K3) sesuai dengan persyaratan yang ditentukan dalam
Peraturan Perburuhan atau persyaratan yang diwajibkan untuk setiap bidang pekerjaan.
2. Di dalam lokasi harus tersedia kotak obat lengkap untuk Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK).

Pasal 10

Ijin-Ijin

1. Penyedia harus mengurus dan memperhitungkan biaya untuk pembuatan ijin-ijin yang diperlukan dan
berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan, antara lain :
Ijin Pengeringan, Ijin Pengambilan Material, Ijin Pembuangan, Ijin Pengurugan, Ijin Trayek dan Pemakaian
Jalan, Ijin Penggunaan Bangunan serta ijin-ijin lain yang diperlukan sesuai dengan ketentuan/peraturan
dengan peraturan daerah setempat.
2. Biaya Ijin Mendirikan Bangunan (IMB), Penyambungan Listrik, Air, Telepon menjadi tanggung jawab Pemilik
Kegiatan, dengan pengurusannya dibantu oleh Konsultan Perencana dan Pengawas serta Penyedia.
3. Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan yang diakibatkan oleh hal tersebut dalam ayat 1 di atas menjadi
tanggung jawab Penyedia.

Pasal 11

Dokumentasi

1. Penyedia harus memperhitungkan biaya pembuatan dokumentasi serta pengirimannya kepada Pemberi Tugas
serta pihak-pihak lain yang diperlukan oleh karena itu perlu disediakan alat dokumentasi.
2. Dokumentasi pemotretan dilakukan oleh Penyedia minimal 1 kali setiap perubahan progress pekerjaan harian
sejak dimulainya kegiatan sampai selesai kegiatan. Foto- foto harus berwarna dan berukuran post card dan
Penyedia harus menyediakan biaya untuk keperluan foto copy, laporan-laporan selama kegiatan berlangsung.
3. Foto Dokumentasi dibuat selengkap mungkin untuk setiap tahapan pelaksanaan pekerjaan.
4. Yang dimaksud dalam pekerjaan dokumentasi ialah :
Foto-foto kegiatan, berwarna minimal ukuran postcard untuk keperluan Laporan Bulanan yang dibuat oleh
Konsultan Pengawas, dan 4 (empat) set album yang harus diserahkan pada Serah Terima Pekerjaan untuk
pertama kalinya.

Spesifikasi Teknis 10
Pembangunan Mushalla Al Munawarah Kelurahan Nan Balimo

BAB II
PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN STRUKTUR

Pasal 1
URAIAN PEKERJAAN DAN SITUASI

1.1. Lingkup pekerjaan ini meliputi :


 Pekerjaan Persiapan
 Pekerjaan Pondasi
 Pekerjaan Beton Bertulang
 Pekerjaan Begisting (cetakan beton)
 Pekerjaan Atap
 Dan pekerjaan lainnya yang jelas-jelas terkait dengan pekerjaan struktur

1.2. Untuk pelaksanaan Kontraktor hendaknya menyediakan :


 Tenaga pelaksana yang terampil dalam bidang pekerjaannya.
 Tenaga-tenaga pekerja harus tenaga-tenaga ahli yang cukup memadai sesuai dengan jenis pekerjaan.
 Alat-alat pengukur seperti water pass dan alat-alat bantu lain yang dipergunakan untuk ketelitian, ketetapan dan
kerapihan pekerjaan.

1.3. Pekerjaan harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang tertera dalam uraian pekerjaan dan syarat-syarat
gambar bestek dan detail gambar konstruksi serta keputusan Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas.

1.4. Situasi
 Pembangunan akan dilaksanakan di dalam lokasi site Mess Fakultas Kedokteran, Kota Payakumbuh
 Halaman pembangunan akan diserahkan kepada pelaksana sebagaimana keadaan pada waktu rapat
penjelasan untuk ini hendaknya para Kontraktor mengadakan penelitian yang seksama terutama mengenai
tanah bangunan yang ada, sifat, luas pekerjaan dan lain-lain yang dapat mempengaruhi harga penawaran.
 Dalam rapat penjelasan akan ditunjuk / dijelaskan tempat dimana pembangunan akan dilaksanakan tertera
pada gambar.

1.5. Ukuran Tinggi Dan Ukuran Pokok


Mengukur letak bangunan :
Kontraktor harus menyediakan pekerja yang ahli dalam cara-cara pengukuran alat penyipat datar, waterpass, alat
penyiku, prisma silang, segitiga siku-siku dan alat-alat penyipat tegak lurus dan peralatan lain yang diperlukan guna
ketetapan pengukuran.

Pasal 2
PEKERJAAN PEMBERSIHAN LAND DEVELOP

Semua benda dan permukaan seperti pohon akar dan tonjolan serta rintangan-rintangan bangunan beserta pondasinya dan
lain-lain yang berada di dalam batas daerah pembangunan yang tercantum dalam gambar harus dibersihkan dan dibongkar
kecuali untuk hal-hal di bawah ini :

1. Sisa-sisa pohon yang tidak mengganggu dan akar-akar serta benda-benda yang tidak mudah rusak yang letaknya
minimum ± 1 meter di bawah dasar pondasi.

2. Bekas puing-puing sisa runtuhan bangunan harus dipindahkan dari area bangunan utama dan dihancurkan menjadi
timbunan pada area pelataran

3. Pembongkaran tiang-tiang, saluran-saluran dan selokan-selokan hanya sedalam yang diperlukan dalam penggalian
ditempat tersebut.

Spesifikasi Teknis 1
Pembangunan Mushalla Al Munawarah Kelurahan Nan Balimo

4. Kecuali pada tempat-tempat yang harus digali lubang-lubang bekas pepohonan dan lubang-lubang lain harus diurug
kembali dengan bahan-bahan yang baik dan dipadatkan.
5. Kontraktor bertanggung jawab untuk membuang sendiri tanaman-tanaman dan puing-puing ketempat yang ditentukan
oleh Konsultan Pengawas
6. Kontraktor bertanggung jawab untuk melakukan evakuasi / pemindahan instalasi / saluran eksisting yang berada di
dalam lokasi tapak proyek sehingga instalasi / saluran tersebut kembali bisa berfungsi seperti sebelumnya.
7. Semua berangkal dan kotoran dari bekas pembongkaran konstruksi existing galian dan lain-lain harus segera
dikeluarkan dari tapak dan dibuang ke tempat yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas/Manajemen Konstruksi.
Semua peralatan yang diperlukan pada paket pekerjaan ini harus tersedia di lapangan dalam keadaan siap pakai.
8. Kontraktor harus tetap menjaga kebersihan diarea pekerjaan dan disekitarnya yang diakibatkan oleh semua kegiatan
pekerjaan ini serta menjaga keutuhan terhadap material/barang-barang yang sudah terpasang (existing).

Pasal 3
PEKERJAAN PERBAIKAN KONDISI TANAH GALIAN/URUGAN

3.1. LINGKUP PEKERJAAN

Yang termasuk pekerjaan perbaikan kondisi tanah adalah semua pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan
tanah meliputi :
 Pengurugan tanah didatangkan sesuai gambar Map Penimbunan.
 Clearing dan leveling.
 Pemadatan Tanah.

3.2. PERSYARATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEMADATAN TANAH

 Penimbunan dilakukan sampai pada peil dan kemiringan yang ditentukan sesuai Gambar Kerja.
 Sebelum penimbunan, daerah kawasan harus dibersihkan dari semua kotoran, rumput, humus dan akar
tanaman.
 Penimbunan baru dilakukan setelah tanah yang selesai dibersihkan itu dipadatkan mencapai 90% kepadatan
maksimum modified proctor.
 Pelaksanaan pemadatan dilakukan lapis demi lapis, tiap lapisan tidak boleh lebih dari 20 cm tebal sebelum
dipadatkan atau 15 cm setelah dipadatkan.
 Pemadatan tanah dan pembentukan permukaan (shaping) dilakukan dengan blade graders dan 3 wheel
power rollers yang beratnya 8 ton sampai 10 ton atau pneumatic rollers lainnya dengan mendapatkan
persetujuan dari Konsultan Pengawas/Manajemen Konstruksi. Sebelumnya tanah harus digaru dengan sheep
foot rollers.
 Tanah yang dipadatkan harus mencapai 90 % kepadatan maksimum yang dapat dicapai pada kadar air
optimum yang ditentukan dengan Modified AASHTO T-99, kecuali tanah setebal 30 cm di bawah sub base
course harus mencapai 90% compacted (dari modified proctor).
 Selama pemadatan harus dikontrol terus kadar airnya, sebelum pemadatan kadar air dari fill material harus
sama dengan kadar air optimum dari hasil test Compaction Modified Proctor dari contoh fill material.
 Apabila kadar air bahan timbunan/fill material lebih kecil dari bahan optimum, maka fill material harus diberi
air sehingga menyamai kadar air optimum. Sebaliknya bila kadar air bahan timbunan/fill material lebih besar
dari kadar air optimum, maka fill material harus dikeringkan terlebih dahulu atau ditambah dengan bahan
timbunan yang lebih kering.
 Pemadatan harus dilakukan pada cuaca baik, bila hujan dan air tergenang, pemadatan dihentikan.
Diusahakan air dapat mengalir dengan membuat saluran-saluran drainage sehingga daerah pemadatan
selalu kering.
 Setiap lapis dari daerah yang dipadatkan harus ditest dengan 'Field Dry Density Test' untuk mengetahui
kepadatan tanah yang dicapai serta Moisture Content. Satu test untuk setiap 400 m2 untuk tanah yang
dipadatkan.
 Apabila tanah yang dipadatkan < 1,6 ton/m3, maka tanah tersebut harus diganti dengan tanah lain atau
dicampur pasir sehingga tanah tersebut menjadi >1,6 ton/m3.

Spesifikasi Teknis 2
Pembangunan Mushalla Al Munawarah Kelurahan Nan Balimo

 Apabila tanah yang dipadatkan telah mencapai nilai 90% compacted dari modified proctor (untuk lapisan sub
grade setebal 30 cm di bawah base) tetapi tidak mencapai soaked CBR minimum = 4, maka tanah (sub
grade) tersebut harus diganti dengan fill material yang pada 90% maksimum compacted mencapai nilai
soaked CBR = 4.

Pasal 4
PEKERJAAN PONDASI

4.1. PEKERJAAN PONDASI/TURAP BATU KALI (Digunakan Pada Bangunan Utama dan Penunjang)

a. Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu diadakan pengukuran pengukuran untuk as as pondasi sesuai
dengan gambar konstruksi. Setiap pentahapan pekerjaan Pondasi ini kontraktor harus membuat Shop
Drawing dan persetujuan Direksi/Pengawas Lapangan.
b. Pemborong wajib melaporkan kepada Direksi bila ada perbedaan gambar konstruksi dengan gambar
arsitektur atau bila ada hal hal yang kurang jelas.
c. Pemborong harus memperhatikan adanya stek tulangan kolom, stek tulangan ke sloof dan sparing pipa
plumbing yang menembus pondasi.
d. Jika didahului oleh pekerjaan cut and fill, pemborong harus memperhatikan kedalaman pondasi terhadap
tanah dasar/keras
e. Sebagai lantai kerja untuk pasangan pondasi ini dipasang aanstampang, terdiri dari batu kali dan pasir
pasang (pasangan batu kosong). Lapisan ini juga harus dipadatkan, dengan menyiram air diatasnya,
sehingga pasir akan mengisi rongga rongga batu kali tersebut. Diatasnya dipasang Pondasi batu kali
dipasang dengan perekat 1 Pc : 4 Ps. Dibagian samping dirapikan (diplester) Pondasi batu bata dipasang
dengan perekat 1 Pc : 4 Ps dan pada bagian sisi diplester kasar/brappen
f. Material batu kali/belah yang keras, bermutu baik dan tidak cacat dan tidak retak.
g. Batu kapur, batu berpenampang bulat atau berpori besar dan ter-bungkus lumpur tidak diperkenankan
dipakai.
h. Adukan yang dipakai untuk pasangan pondasi dan berapen adalah 1pc : 4ps. Air yang digunakan harus
bersih, tawar dan bebas dari bahan kimia yang dapat merusak pondasi, asam alkali atau bahan organik.
i. Pasir pasang harus bersih, tajam dan bebas lumpur tanah liat, kotoran organik dan bahan-bahan yang dapat
merusak pasangan, untuk itu pasir yang akan dipakai terlebih dahulu diayak lewat ayakan dengan diameter
lubang sebesar 5 mm.

Pasal 5
PEKERJAAN BETON BERTULANG

5.1. UMUM

5.1.1. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan yang termasuk beton bertulang meliputi :

1. Penyediaan dan pendayagunaan semua tenaga kerja, bahan-bahan, instalasi konstruksi dan perlengkapan-
perlengkapan untuk semua pembuatan dan mendirikan semua baja tulangan, bersama dengan semua
pekerjaan pertukangan/keahlian lain yang ada hubungannya dengan itu, lengkap sebagaimana diperlihatkan,
dispesifikasikan atau sebagaimana diperlukannya.
2. Tanggung jawab "kontraktor" atas instalasi semua alat-alat yang terpasang, selubung-selubung dan
sebagainya yang tertanam di dalam beton. Syarat-syarat umum pada pekerjaan ini berlaku penuh Peraturan
Beton Indonesia 1971 (PBI 1971), ASTM dan ACI.
3. Ukuran-ukuran (dimensi) dari bagian-bagian beton bertulang yang tidak termasuk pada gambar-gambar
rencana pelaksanaan arsitektur adalah ukuran-ukuran dalam garis besar. Ukuran-ukuran yang tepat, begitu
pula besi penulangannya ditetapkan dalam gambar-gambar struktur konstruksi beton bertulang. Jika terdapat
selisih dalam ukuran antara kedua macam gambar itu, maka ukuran yang harus berlaku harus
dikonsultasikan terlebih dahulu dengan perencana atau Direksi Lapangan guna mendapatkan ukuran yang
sesungguhnya disetujui oleh perencana.
4. Jika karena keadaan pasaran, besi penulangan perlu diganti guna kelangsungan pelaksanaan maka jumlah
luas penampang tidak boleh berkurang dengan memperhatikan syarat-syarat lainnya yang termuat dalam PBI

Spesifikasi Teknis 3
Pembangunan Mushalla Al Munawarah Kelurahan Nan Balimo

1971. Dalam hal ini Direksi Lapangan harus segera diberitahukan untuk persetujuannya, sebelum fabrikasi
dilakukan.
5. Penyediaan dan penempatan tulangan baja untuk semua pekerjaan beton yang berlangsung dicor di tempat,
termasuk penyediaan dan penempatan batang-batang dowel ditanamkan di dalam beton seperti terlihat dan
terperinci di dalam gambar atau seperti petunjuk Direksi Lapangan dan, bila disyaratkan, penyediaan
penulangan untuk dinding blok beton.
6. "Kontraktor" harus bertanggungjawab untuk membuat dan membiayai semua desain campuran beton dan
test-test untuk menentukan kecocokan dari bahan dan proporsi dari bahan-bahan terperinci untuk setiap jenis
dan kekuatan beton, dari perincian slump, yang akan bekerja/berfungsi penuh untuk semua teknik dan kondisi
penempatan, dan akan menghasilkan yang diijinkan oleh Direksi Lapangan. Kontraktor berkewajiban
mengadakan dan membiayai Test Laboratorium.
7. Pekerjaan-pekerjaan lain yang termasuk adalah :
- semua pekerjaan beton yang tidak terperinci di luar ini
- pemeliharaan dan finishing
- mengatur benda-benda yang ditanam di dalam beton, kecuali tulangan beton
- koordinasi dari pekerjaan ini dengan pekerjaan dari lain bagian
- sparing dalam beton untuk instalasi M/E
- penyediaan dan penempatan stek tulangan pada setiap pertemuan dinding bata dengan kolom/dinding
beton struktural dan dinding bata dengan pelat beton struktural seperti yang ditunjukkan oleh Direksi
Lapangan.

5.1.2. Referensi dan Standar-Standar

Semua pekerjaan yang tercantum dalam bab ini, kecuali tercantum dalam gambar atau diperinci, harus memenuhi
edisi terakhir dari peraturan, standard dan spesifikasi berikut ini :

a. PBI - 1971 Peraturan Beton Bertulang Indonesia – 1971


b. SKSNI - 1991 Tatacara Penghitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung.
c. PUBI – 1982 Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia.
d. ACI - 304 ACI 304.1R-92, State-of-the Art Report on Preplaced Aggregate Conc. for
Structural and Mass Concrete, Part 2 ACI 304.2R-91, Placing Concrete by
Pumping Methods, Part 2.
e. ASTM - C94 Standard Specification for Site-mixed Concrete.
f. ASTM - C33 Standard Specification for Concrete Aggregates.
g. ACI - 318 Building Code Requirements for Reinforced Concrete.
h. ACI - 301 Specification for Structural Concrete of Building.
i. ACI – 212 ACI 212.IR-63, Admixture for Concrete, Part 1.
j. ACI 212.2R-71, Guide for Use of Admixture in Concrete, Part 1
k. ASTM - C143 Standard Test Method for Slump of Portland Cement Concrete.
l. ASTM - C231 Standard Test Method for Air Content of Freshly Mixed Concrete by the
Pressure Method.
m. ASTM - C171 Standard Specification for Sheet Materials for Curing Concrete.
n. ASTM - C172 Standard Method of Sampling Freshly Mixed Concrete.
o. ASTM - C31 Standard Method of Making and Curing Concrete Test Specimens in the Field.
p. ASTM - C42 Standard Method of Obtaining and Testing Drilled Cores and Sawed Beams of
Concrete.
q. ASTM - C309 Standard Specification for Liquid Membrane Forming Compounds for Curing
Concrete.
r. ASTM - D1752 Standard Specification for Performed Spange Rubberand Cork Expansion Joint
Fillers for Concrete Paving and Structural Construction.
s. ASTM - D1751 Standard Specification for Performed Expansion Joint Fillers for Concrete
Paving and Structural Construction (Non-extruding and Resilient Bituminous
Types).
a. SII Standard Industri Indonesia
b. ACI – 315 Manual of Standard Practice for Reinforced Concrete.
c. ASTM - A185 Standard Specification for Welded Steel Wire Fabric for Concrete

Spesifikasi Teknis 4
Pembangunan Mushalla Al Munawarah Kelurahan Nan Balimo

Reinforcement.
d. ASTM - A165 Standard Specification for Deformed and Plain Billet Steel Bars for Concrete
Reinforcement, Grade 40, deformed, for reinforcing bars, Grade 40, for stirrups
and ties.
e. Petunjuk-petunjuk lisan maupun tertulis yang diberikan oleh pengawas.

5.1.3. PENYERAHAN-PENYERAHAN

Penyerahan-penyerahan berikut harus dilaksanakan oleh Kontraktor kepada Direksi Lapangan sesuai dengan
jadwal yang telah disetujui untuk menyerahkan dan dengan segera sehingga tidak menyebabkan keterlambatan
pada pekerjaan sendiri maupun pada pekerjaan kontraktor lain.

a. Gambar pelaksanaan

Merupakan gambar tahapan pelaksanaan yang harus diserahkan oleh Kontraktor kepada Direksi Lapangan
untuk mendapat persetujuan ijin.
Penyerahan harus dilakukan sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari kerja sebelum jadwal pelaksanaan pekerjaan
beton.

b. Data dari pabrik/sertifikat

Untuk mendapat jaminan atas mutu beton Site-Mix, maka sebelum pengiriman; Kontraktor harus sudah
menyerahkan kepada Direksi Lapangan sedikitnya 5 hari kerja sebelum pengiriman; hasil-hasil percobaan
laboratorium, baik hasil percobaan bahan maupun hasil percobaan campuran (Mix Design dan Trial Mix) yang
diperuntukan proyek ini.

c. Harus diajukan minimal 2 (dua) supplier beton Site-Mix untuk memperlancar pelaksanaan dan mendapat
persetujuan Direksi Lapangan sebelum memulai pengecoran.

5.1.4. PERCOBAAN BAHAN DAN CAMPURAN BETON

a. Umum
Test bahan : Sebelum membuat campuran, test laboratorium harus dilakukan untuk test berikut, sehubungan
dengan prosedur-prosedur ditujukan ke standard referensi untuk menjamin pemenuhan spesifikasi proyek
untuk membuat campuran yang diperlukan.
b. Semen : berat jenis semen
c. Agregat :
Analisa tapis, berat jenis, prosentase dari void (kekosongan), penyerapan, kelembaban dari agregat kasar
dan halus, berat kering dari agregat kasar, modulus terhalus dari agregat halus.
d. Adukan/campuran beton
 Adukan beton harus didasarkan pada trial mix dan mix design masing-masing untuk umur 7, 14 atau 21
dan 28 hari yang didasarkan pada minimum 20 hasil pengujian atau lebih sedemikian rupa sehingga
hasil uji tersebut dapat disetujui oleh Direksi Lapangan. Hasil uji yang disetujui tersebut sudah harus
disertakan selambat-lambatnya 3 minggu sebelum pengerjaan dimulai, dan selain itu mutu betonpun
harus sesuai dengan mutu standard PBI 1971. Pekerjaan tidak boleh dimulai sebelum diperiksa Direksi
Lapangan tentang kekuatan/kebersihannya. Semua pembuatan dan pengujian trial mix dan design mix
serta pembiayaannya adalah sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor. Trial mix dan design mix
harus diadakan lagi bila agregat yang dipakai diambil dari sumber yang berlainan, merk semen yang
berbeda atau supplier beton yang lain.
 Ukuran-ukuran
Campuran desain dan campuran percobaan harus proporsional semen terhadap agregat berdasarkan berat,
atau proporsi yang cocok dari ukuran untuk rencana proposional atau perbandingan yang harus disetujui
oleh Direksi Lapangan.
 Percobaan adukan untuk berat normal beton

Spesifikasi Teknis 5
Pembangunan Mushalla Al Munawarah Kelurahan Nan Balimo

Untuk perincian minimum dan maximum slump untuk setiap jenis dan kekuatan dari berat normal beton,
dibuat empat (4) adukan campuran dengan memakai nilai faktor air-semen yang berbeda-beda.
 Pengujian mutu beton ditentukan melalui pengujian sejumlah benda uji silinder beton diameter 15 cm x
tinggi 30 cm sesuai PBI 1971, ACI Committee - 304, ASTM C 94-98.
 Benda uji (setiap pengambilan terdiri dari 3 buah dengan pengetesan dilakukan pada hari yang
tercantum pada item 6) dari satu adukan dipilih acak yang mewakili suatu volume rata-rata tidak lebih
dari 10 m3 atau 10 adukan atau 2 truck drum (diambil yang volumenya terkecil). Disamping itu jumlah
maximum dari beton yang dapat terkena penolakan akibat setiap satu keputusan adalah 30 m3, kecuali
bila ditentukan lain oleh Direksi Lapangan.
 Hasil uji untuk setiap pengujian dilakukan masing-masing untuk umur 7, 14 atau 21 dan 28 hari.
 Pembuatan benda uji harus mengikuti ketentuan PBI'71, dilakukan di lokasi pengecoran dan harus
disaksikan oleh Direksi Lapangan. Apabila digunakan metoda pembetonan dengan menggunakan
pompa (concrete pump), maka pengambilan contoh segala macam jenis pengujian lapangan harus
dilakukan dari hasil adukan yang diperoleh dari ujung pipa "concrete-pump" pada lokasi yang akan
dilaksanakan.
 Pengujian bahan dan beton harus dilakukan dengan cara yang ditentukan dalam Standard Industri
Indonesia (SII) dan PBI'71 NI-2 atau metoda uji bahan yang disetujui oleh Direksi Lapangan.
 Rekaman lengkap dari hasil uji bahan dan beton harus disediakan dan disimpan dengan baik oleh
tenaga pengawas ahli, dan selalu tersedia untuk keperluan pemeriksaan selama pelaksanaan pekerjaan
dan selama 5 tahun sesudah proyek bangunan tersebut selesai dilaksanakan.

e. Pengujian slump

 Kekentalan adukan beton diperiksa dengan pengujian slump, dimana nilai slump harus dalam batas-
batas yang diisyaratkan dalam PBI 1971 dan sama sekali tidak diperbolehkan adanya penambahan
air/additive, kecuali ditentukan lain oleh Direksi Lapangan.
 "Kontraktor" harus menjamin bahwa ia mampu dengan slump berikut, beton dengan mutu dan kekuatan
yang memuaskan, yang akan menghasilkan hasil akhir yang bebas keropos, ataupun berongga-rongga.
Pelaksanaan dari persetujuan kontrak adalah bahwa "Kontraktor" bertanggung jawab penuh untuk
produksi dari beton dan pencapaian mutu, kekuatan dan penyelesaian yang memenuhi syarat batas
slump.

Bila dipakai pompa beton, slump harus didasarkan pada pengukuran di pelepasan pipa, bukan di truk
mixer. Maximum slump harus 150 mm.
 Rekomendasi slump untuk variasi beton konstruksi pada keadaan atau kondisi normal :

Slump pada (cm)


Konstruksi Beton Maksimum Minimum
Dinding, pelat fondasi dan fondasi telapak bertulang. 12.50 10.00
Fondasi telapak tidak bertulang, kaison dan konstruksi di bawah
9.00 7.50
tanah.
Pelat, balok, kolom dan dinding. 15.00 12.50
Pembetonan massal. 7.50 7.50

Untuk beton dengan bahan tambahan plasticizer, slump dapat dinaikkan sampai maksimum 1,5 cm.

f. Percobaan tambahan

 Kontraktor, tanpa membebankan biaya kepada pemilik, harus mengadakan percobaan laboratorium
selaku percobaan tambahan pada bahan-bahan beton dan membuat desain adukan baru bila sifat atau
pemilihan bahan diubah atau apabila beton yang ada tidak dapat mencapai kekuatan spesifikasi.
 Hasil pengujian beton harus diserahkan sesaat sebelum tahapan pelaksanaan akan dilakukan, yaitu
khususnya untuk pekerjaan yang berhubungan dengan pelepasan perancah/acuan. Sedangkan untuk

Spesifikasi Teknis 6
Pembangunan Mushalla Al Munawarah Kelurahan Nan Balimo

pengujian di luar ketentuan pekerjaan tersebut, harus diserahkan kepada Direksi Lapangan dalam
jangka waktu tidak lebih dari 3 hari setelah pengujian dilakukan.
5.2. BAHAN

Sedapat mungkin, semua bahan dan ketenagaan harus disesuaikan dengan peraturan-peraturan Indonesia.

5.2.1. SEMEN

a. Mutu semen

 Semen portland harus memenuhi persyaratan standard Internasional atau Spesifikasi Bahan Bangunan
Bagian A SK SNI 3-04-1989-F atau sesuai SII-0013-82, Type-1 atau NI-8 untuk butir pengikat awal
kekekalan bentuk, kekuatan tekan aduk dan susunan kimia. Semen yang cepat mengeras hanya boleh
dipergunakan dimana jika hal tersebut dikuasakan tertulis secara tegas oleh Direksi Lapangan.

 Jika mempergunakan semen portland pozolan (campuran semen portland dan bahan pozolan) maka semen
tersebut harus memenuhi ketentuan SII 0132 Mutu dan Cara Uji Semen Portland Pozoland atau spesifikasi
untuk semen hidraulis campuran.

 Di dalam syarat pelaksanaan pekerjaan beton harus dicantumkan dengan jelas jenis semen yang boleh
dipakai dan jenis semen ini harus sesuai dengan jenis semen yang digunakan dalam ketentuan persyaratan
mutu (semen tipe 1).

b. Penyimpanan Semen

 Penyimpanan semen harus dilaksanakan dalam tempat penyimpanan dan dijaga agar semen tidak lembab,
dengan lantai terangkat bebas dari tanah dan ditumpuk sesuai dengan syarat penumpukan semen dan
menurut urutan pengiriman. Semen yang telah rusak karena terlalu lama disimpan sehingga mengeras
ataupun tercampur bahan lain, tidak boleh dipergunakan dan harus disingkirkan dari tempat pekerjaan.
Semen harus dalam zak-zak yang utuh dan terlindung baik terhadap pengaruh cuaca, dengan ventilasi
secukupnya dan dipergunakan sesuai dengan urutan pengiriman. Semen yang telah disimpan lebih 60 hari
tidak boleh digunakan untuk pekerjaan.

 Curah semen harus disimpan di dalam konstruksi silo secara tepat untuk melindungi terhadap
penggumpalan semen dalam penyimpanan.

 Semua semen harus baru, bila dikirim setiap pengiriman harus disertai dengan sertifikat test dari pabrik.

 Semen harus diukur terhadap berat untuk kesalahan tidak lebih dari 2,5 %.

 "Kontraktor" harus hanya memakai satu merek dari semen yang telah disetujui untuk seluruh pekerjaan.
"Kontraktor" tidak boleh mengganti merk semen selama pelaksanaan dari pekerjaan, kecuali dengan
persetujuan tertulis dari Direksi Lapangan.

5.2.2. AGREGAT

Agregat untuk beton harus memenuhi ketentuan dan persyaratan dari SII 0052-80 "Mutu dan Cara Uji Agregat Beton"
dan bila tidak tercakup dalam SII 0052-80, maka harus memenuhi spesifikasi agregat untuk beton.

a. Agregat halus (Pasir)

Mutu pasir untuk pekerjaan beton harus terdiri dari : butir-butir tajam, keras, bersih, dan tidak mengandung lumpur
dan bahan-bahan organis.

Agregat halus harus terdiri dari distribusi ukuran partikel-partikel seperti yang ditentukan di pasal 3.5. dari NI-2.

Spesifikasi Teknis 7
Pembangunan Mushalla Al Munawarah Kelurahan Nan Balimo

PBI '71.

Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 % (ditentukan terhadap berat kering). Yang diartikan
dengan lumpur adalah bagian-bagian yang dapat melalui ayakan 0.063 mm. Apabila kadar lumpur melampaui 5
%, maka agregat halus harus dicuci. Sesuai PBI'71 bab 3.3. atau SII 0051-82.

Ukuran butir-butir agregat halus, sisa di atas ayakan 4 mm harus minimum 2 % berat; sisa di atas ayakan 2 mm
harus minimum 10 % berat; sisa di atas ayakan 0,25 mm harus berkisar antara 80 % dan 90 % berat.

Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua mutu beton.

Penyimpanan pasir harus sedemikian rupa sehingga terlindung dari pengotoran oleh bahan-bahan lain.

Agregat Kasar (Kerikil dan Batu Pecah)

Yang dimaksud dengan agregat kasar yaitu kerikil hasil desintegrasi alami dari batu-batuan atau batu pecah yang
diperoleh dari pemecahan batu, dengan besar butir lebih dari 5 mm sesuai PBI 71 bab 3.4.

Mutu koral : butir-butir keras, bersih dan tidak berpori, batu pecah jumlah butir-butir pipih maksimum 20 % bersih,
tidak mengandug zat-zat alkali, bersifat kekal, tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca.

Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 % (terhadap berat kering) yang diartikan lumpur adalah bagian-
bagian yang melalui ayakan 0.063 mm apabila kadar lumpur melalui 1 % maka agregat kasar harus dicuci.

Tidak boleh mengandung zat-zat yang reaktif alkali yang dapat merusak beton.

Ukuran butir : sisa diatas ayakan 31,5 mm, harus 0 % berat; sisa diatas ayakan 4 mm, harus berkisar antara 90 %
dan 98 %, selisih antara sisa-sisa kumulatif di atas dua ayakan yang berurutan, adalah maksimum 60 % dan
minimum 10 % berat.

Kekerasan butir-butir agregat kasar diperiksa dengan bejana penguji dari Rudeloff dengan beban penguji 20 t,
harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
- tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 9.5 - 19 mm lebih dari 24 % berat
- tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 19-30 mm lebih dari 22 % atau dengan mesin pengaus Los Angeles,
tidak boleh terjadi kehilangan berat lebih dari 50 % sesuai SII 0087-75, atau PBI-71

Penyimpanan kerikil atau batu pecah harus sedemikian rupa agar terlindung dari pengotoran bahan-bahan
lain.

5.2.3. AIR

Air untuk pembuatan dan perawatan beton harus bersih, tidak boleh mengandung minyak, asam alkali, garam-garam,
bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton serta baja tulangan atau jaringan kawat baja. Untuk
mendapatkan kepastian kelayakan air yang akan dipergunakan, maka air harus diteliti pada laboratorium yang
disetujui oleh Direksi Lapangan.

5.2.4. BAHAN CAMPURAN TAMBAHAN (ADMIXTURE)

Admixture harus disimpan dan dilindungi untuk menjaga kerusakan dari container. Admixture harus sesuai dengan ACI
212.2R-71 dan ACI 212 2R-64. Segala macam admixture yang akan digunakan dalam pekerjaan harus disetujui oleh
Direksi Lapangan. Admixture yang mengandung chloride atau nitrat tidak boleh dipakai.

5.2.5. MUTU DAN KONSISTENSI DARI BETON

Spesifikasi Teknis 8
Pembangunan Mushalla Al Munawarah Kelurahan Nan Balimo

Kekuatan ultimate tekan beton silinder 150 mm X 300 mm umur 28 hari, kecuali ditentukan lain, harus seperti berikut :

Semua Beton Struktur Bangunan Utama : Site Mixed K-100 (f’c = 18,3 MPa)
Semua Beton Praktis Bangunan Utama : Site Mixed K-100 (f’c = 18,3 MPa)
Semua Beton Sruktur Banguan Penunjang : Site Mixed K-100 (f’c = 18,3 MPa)

Untuk semua beton Struktural dan Praktis menggunakan Portland Cement Tipe-1.

5.3. PELAKSANAAN BETON SITE-MIXED

5.3.1. UMUM

a. Kecuali disetujui oleh Direksi Lapangan, semua beton haruslah beton site-mixed yang didapatkan dari
sumber yang disetujui Direksi Lapangan, dengan takaran, adukan serta cara
pengiriman/pengangkutannya harus memenuhi persyaratan di dalam ASTM C94-78a, ACI 304-73, ACI
Committee 304.

b. Adukan beton harus dibuat sesuai dengan perbandingan campuran yang sesuai dengan yang telah diuji
di laboratorium, serta secara konsisten harus dikontrol bersama-sama oleh kontraktor dan supplier beton
site-mixed. Kekuatan beton minimum yang dapat diterima adalah berdasarkan hasil pengujian yang
diadakan di laboratorium.

c. Pemeriksaan.
Bagi Direksi Lapangan diadakan jalan masuk ke proyek dan ketempat pengantaran contoh atau pemeriksaan
yang dapat dilalui setiap waktu. Denah dan semua peralatan untuk pengukuran, adukan dan pengantaran beton
harus diperiksa oleh Direksi Lapangan sebelum pengadukan beton.

d. Persetujuan.
Periksa areal dan kondisi pada mana pekerjaan di bawah bab ini yang akan dilaksanakan. Perbaiki kondisi yang
terusak oleh waktu dan perlengkapan/penyelesaian pekerjaan. Jangan memproses sampai keadaan perbaikan
memuaskan. Jangan memulai pekerjaan beton sampai hasil percobaan, adukan beton dan contoh-contoh benda
uji disetujui oleh Direksi Lapangan. Lagipula, jangan memulai pekerjaan beton sampai semua penyerahan
disetujui oleh Direksi Lapangan.

e. Adukan Beton dan Kekuatan.


Adukan beton harus didesain dan disesuaikan dengan pemeriksaan laboratorium oleh kontraktor dan harus
diperiksa teratur oleh kedua pihak, kontraktor dan pemasok beton Site-Mix. Kekuatan tercantum adalah kekuatan
yang diijinkan minimum dan hasil dari hasil test oleh percobaan laboratorium adalah dasar dari yang diijinkan.

f. Temperatur Beton Site-Mix.


Batas temperatur untuk beton Site-Mix sebelum dicor disyaratkan tidak melampaui 38 ºC.

g. Bahan Campuran Tambahan


Penambahan bahan additive dalam proses pembuatan beton Site-Mix harus sesuai dengan petunjuk pabrik
additive tersebut. Bila diperlukan dua atau lebih bahan additive maka pelaksanaannya harus dilaksanakan secara
terpisah. Dalam pelaksanaannya harus sesuai ACI 212-2R-71 dan ACI 212.IR-63 dilakukan hanya oleh teknisi in-
charge dengan persetujuan Direksi Lapangan sebelumnya.

h. Kendaraan Pengangkut
Kendaraan pengangkut beton Site-Mix harus dilengkapi dengan peralatan pengukur air yang tepat.

i. Pelaksanaan Pengadukan
Pelaksanaan pengadukan dapat dimulai dalam jangka waktu 30 menit setelah semen dan agregat dituangkan
dalam alat pengaduk.

Spesifikasi Teknis 9
Pembangunan Mushalla Al Munawarah Kelurahan Nan Balimo

j. Penuangan Beton
Proses pengeluaran beton Site-Mix di lapangan proyek dari alat pengaduk di kendaraan pengangkut harus sudah
dilaksanakan dalam jangka waktu 1,5 jam atau sebelum alat pengaduk mencapai 300 putaran. Dalam cuaca
panas, batas waktu tersebut di atas harus diperpendek sesuai petunjuk Direksi Lapangan.

Perpanjangan waktu dapat diijinkan sampai dengan 4 jam bila dipergunakan retarder yang harus disetujui oleh
Direksi Lapangan.

k. Keadaan Khusus
Apabila temperatur atau keadaan lainnya yang menyebabkan perubahan slump beton maka Kontraktor harus
segera meminta petunjuk atau keputusan Direksi Lapangan dalam menentukan apakah adukan beton tersebut
masih memenuhi kondisi normal yang disyaratkan. Tidak dibenarkan untuk menambah air ke dalam adukan beton
dalam kondisi tersebut.

l. Penggetaran
Penggetaran beton agar diperoleh beton yang padat harus sesuai dengan ACI 309R-87 (Recommended Practice
for Consolidation of Concrete). Sedapat mungkin penggetaran beton dilakukan dengan concrete-vibrator
(engine/electric).

5.3.2. PENGECORAN DAN PEMADATAN BETON

a. Persiapan

1. Kontraktor harus menyiapkan jadwal pengecoran dan menyerahan kepada Direksi Lapangan untuk disetujui
paling lambat 1 (satu) minggu sebelum memulai kegiatan pengecoran.

2. Sebelum pengecoran beton, bersihkan benar-benar cetakannya, semprot dengan air dan kencangkan.
Sebelum pengecoran, semua cetakan, tulangan beton, dan benda-benda yang ditanamkan atau di cor harus
telah diperiksa dan disetujui oleh Direksi Lapangan.

Permohonan untuk pemeriksaan harus diserahkan kepada Direksi Lapangan setidak-tidaknya 24 jam
sebelum beton di cor. Kelebihan air, pengeras beton, puing, butir-butir lepasan dan benda-benda asing lain
harus disingkirkan dari bagian dalam cetakan dan dari permukaan dalam dari pengaduk serta perlengkapan
pengangkutan.

3. Galian harus dibentuk sedemikian sehingga daerah yang langsung di sekeliling struktur dapat efektif dan
menerus dicor.

Seluruh galian harus dijaga bebas dari rembesan, luapan dan genangan air sepanjang waktu, baik di titik
sumur, pompa, drainase ataupun segala perlengkapan dari kontraktor yang berhubungan dengan listrik
untuk pengadaan bagi maksud penyempurnaan.

Dalam segala hal, beton tidak boleh ditimbun di galian manapun, kecuali bila galian tertentu telah bebas air
dan lumpur.

4. Penulangan harus sudah terjamin dan diperiksa serta disetujui. Logam-logam yang ditanam harus bebas
dari adukan lama, minyak, karat besi dan pergerakan lain ataupun lapisan yang dapat mengurangi rekatan.
Kereta pengangkut adukan beton yang beroda tidak boleh dijalankan melalui tulangan ataupun disandarkan
pada tulangan. Pada lokasi dimana beton baru ditempelkan ke pekerjaan beton lama, buat lubang pada
beton lama, masukkan pantek baja, dan kemas cairan tanpa adukan nonshrink.

5. Basahkan cetakan beton secukupnya untuk mencegah timbulnya retak, basahkan bahan-bahan lain
secukupnya untuk mengurangi penyusutan dan menjaga pelaksanaan beton.

6. Penutup Beton
Bila tidak disebutkan lain, tebal penutup beton harus sesuai dengan persyaratan SKSNI 1991.

Spesifikasi Teknis 1
Pembangunan Mushalla Al Munawarah Kelurahan Nan Balimo

7. Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutup beton, untuk itu tulangan harus
dipasang dengan penahan jarak yang terbuat dari beton dengan mutu paling sedikit sama dengan mutu
beton yang akan dicor.

Bila tidak ditentukan lain, maka penahan-penahan jarak dapat berbentuk blok-blok persegi atau gelang-
gelang yang harus dipasang sebanyak minimum 8 buah setiap meter cetakan atau lantai kerja. Penahan-
penahan jarak tersebut harus tersebar merata.

b. Pengangkutan

Pengangkutan dan pengecoran beton harus sesuai dengan PBI-71, ACI Committe 304 dan ASTM C94-98.

1. Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ke tempat pengecoran harus dilakukan dengan cara-
cara dengan mana dapat dicegah pemisahan dan kehilangan bahan-bahan (segregasi).

2. Cara pengangkutan adukan beton harus lancar sehingga tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang
menyolok antara adukan beton yang sudah dicor dan yang akan dicor. Memindahkan adukan beton dari
tempat pengadukan ke tempat pengecoran dengan perantaraan talang-talang miring hanya dapat dilakukan
setelah disetujui oleh Direksi Lapangan. Dalam hal ini, Direksi Lapangan mempertimbangkan persetujuan
penggunaan talang miring ini, setelah mempelajari usul dari pelaksana mengenai konstruksi, kemiringan dan
panjang talang itu. Batasan tinggi jatuh maximum 1,50 m.

3. Adukan beton pada umumnya sudah harus dicor dalam waktu 1 jam setelah pengadukan dengan air dimulai.
Jangka waktu ini harus diperhatikan, apabila diperlukan waktu pengangkutan yang panjang. Jangka waktu
tersebut dapat diperpanjang sampai 2 jam, apabila adukan beton digerakkan kontinue secara mekanis.

Apabila diperlukan jangka waktu yang lebih panjang lagi, maka harus dipakai bahan-bahan penghambat
pengikatan yang berupa bahan pembantu yang ditentukan dalam pasal 3.8. PBI '71.

c. Pengecoran

1. Beton harus dicor sesuai persyaratan dalam PBI 1971, ACI Committee 304, ASTMC 94-98.

2. Beton yang akan dituang harus ditempatkan sedekat mungkin kecetakan akhir dalam posisi lapisan
horizontal kira-kira tidak lebih dari ketebalan 30 cm.

3. Tinggi jatuh dari beton yang dicor jangan melebihi 1,50 m bila tidak disebutkan lain atau disetujui Direksi
Lapangan.

4. Untuk beton expose, tinggi jatuh dari beton yang dicor tidak boleh lebih dari 1,0 m. Bila diperlukan tinggi
jatuh yang lebih besar, belalai gajah, corong pipa cor ataupun benda-benda lain yang disetujui harus
diperiksa, sedemikian sehingga pengecoran beton efektif pada lapisan horisontal tidak lebih dari ketebalan
30 cm dan jarak dari corong haruslah sedemikian sehingga tidak terjadi segregasi/pemisahan bahan-bahan.

5. Beton yang telah mengeras sebagian atau yang telah dikotori oleh bahan asing tidak boleh dituang ke dalam
struktur.

6. Tempatkan adukan beton, sedemikian sehingga permukaannya senantiasa tetap mendatar, sama sekali
tidak diijinkan untuk pengaliran dari satu posisi ke posisi lain dan tuangkan secepatnya serta sepraktis
mungkin setelah diaduk.

7. Bila pelaksanaan pengecoran akan dilakukan dengan cara atau metoda di luar ketentuan yang tercantum di
dalam PBI'71 termasuk pekerjaan yang tertunda ataupun penyambungan pengecoran, maka "Kontraktor"
harus membuat usulan termasuk pengujiannya untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi Lapangan
paling lambat 3 minggu sebelum pelaksanaan di mulai.

Spesifikasi Teknis 1
Pembangunan Mushalla Al Munawarah Kelurahan Nan Balimo

d. Pemadatan beton

1. Segera setelah dicor, setiap lapis beton digetarkan dengan alat penggetar/vibrator, untuk mencegah
timbulnya rongga-rongga kosong dan sarang-sarang kerikil.

2. Alat penggetar harus type electric atau pneumatic power driven, type "immersion", beroperasi pada 7000
RPM untuk kepala penggetar lebih kecil dari diameter 180 mm dan 6000 RPM untuk kepala penggetar
berdiameter 180 mm, semua dengan amlpitudo yang cukup untuk menghasilkan kepadatan yang memadai.

3. Alat penggetar cadangan harus dirawat selalu untuk persiapan pada keadaan darurat di lapangan dan lokasi
penempatannya sedekat mungkin mendekati tempat pelaksanaan yang masih memungkinkan.

4. Hal-hal lain dari alat penggetar yang harus diperhatikan adalah :

 Pada umumnya jarum penggetar harus dimasukkan ke dalam adukan kira-kira vertikal, tetapi
dalam keadaan-keadaan khusus boleh miring sampai 45ºC.

 Selama penggetaran, jarum tidak boleh digerakkan ke arah horisontal karena hal ini akan
menyebabkan pemisahan bahan-bahan.

 Harus dijaga agar jarum tidak mengenai cetakan atau bagian beton yang sudah mulai mengeras.
Karena itu jarum tidak boleh dipasang lebih dekat dari 5 cm dari cetakan atau dari beton yang
sudah mengeras. Juga harus diusahakan agar tulangan tidak terkena oleh jarum, agar tulangan
tidak terlepas dari betonnya dan getaran-getaran tidak merambat ke bagian-bagian lain dimana
betonnya sudah mengeras.

 Lapisan yang digetarkan tidak boleh lebih tebal dari panjang jarum dan pada umumnya tidak
boleh lebih tebal dari 30 - 50 cm. Berhubung dengan itu, maka pengecoran bagian-bagian
konstruksi yang sangat tebal harus dilakukan lapis demi lapis, sehingga tiap-tiap lapis dapat
dipadatkan dengan baik.

 Jarum penggetar ditarik dari adukan beton apabila adukan mulai nampak mengkilap sekitar
jarum (air semen mulai memisahkan diri dari agregat), yang pada umumnya tercapai setelah
maximum 30 detik. Penarikan jarum ini dapat diisi penuh lagi dengan adukan.

 Jarak antara pemasukan jarum harus dipilih sedemikian rupa hingga daerah-daerah
pengaruhnya saling menutupi.

5.3.3. PENGHENTIAN/KEMACETAN PEKERJAAN

Penghentian pengecoran hanya bilamana dan padamana diijinkan oleh Direksi Lapangan.

Penjagaan terhadap terjadinya pengaliran permukaan dari pengecoran beton basah bila pengecoran dihentikan,
adakan tanggulan untuk pekerjaan ini.

5.3.4. SIAR PELAKSANAAN

a. Siar-siar pelaksanaan harus ditempatkan dan dibuat sedemikian rupa sehingga tidak banyak mengurangi
kekuatan dari konstruksi. Siar pelaksanaan harus direncanakan sedemikian sehingga mampu
meneruskan geser dan gaya-gaya lainnya.

Apabila tempat siar-siar pelaksanaan tidak ditunjukkan didalam gambar-gambar rencana, maka tempat siar-siar

Spesifikasi Teknis 1
Pembangunan Mushalla Al Munawarah Kelurahan Nan Balimo

pelaksanaan itu harus disetujui oleh Direksi Lapangan. Penyimpangan tempat-tempat siar pelaksanaan daripada
yang ditunjukkan dalam gambar rencana, harus disetujui oleh Direksi Lapangan.

b. Antara pengecoran balok atau pelat dan pengakhiran pengecoran kolom harus ada waktu antara yang
cukup, untuk memberi kesempatan kepada beton dari kolom untuk mengeras. Balok, pertebalan miring
dari balok dan kepala-kepala kolom harus dianggap sebagai bagian dari sistem lantai dan harus dicor
secara monolit dengan itu.

c. Pada pelat dan balok, siar-siar pelaksanaan harus ditempatkan kira-kira di tengah-tengah bentangnya,
dimana pengaruh gaya melintang sudah banyak berkurang. Apabila pada balok ditengah-tengah
bentangnya terdapat pertemuan atau persilangan dengan balok lain, maka siar pelaksanaan ditempatkan
sejauh 2 kali lebar balok dari pertemuan atau persilangan itu.

d. Permukaan beton pada siar pelaksanaan harus dibersihkan dari kotoran-kotoran dan serpihan beton yang
rapuh.

e. Sesaat sebelum melanjutkan penuangan beton, semua siar pelaksanaan harus cukup lembab dan air
yang menggenang harus disingkirkan.

5.3.5. PERAWATAN BETON

a. Secara umum harus memenuhi persyaratan didalam PBI 1971 NI-2 Bab 6.6. dan ACI 301-89.

b. Beton setelah dicor harus dilindungi terhadap proses pengeringan yang belum saatnya dengan cara
mempertahankan kondisi dimana kehilangan kelembaban adalah minimal dan suhu yang konstan dalam
jangka waktu yang diperlukan untuk proses hydrasi semen serta pengerasan beton.

c. Masa Perawatan dan Cara Perawatan.

1. Perawatan beton dimulai segera setelah pengecoran selesai dilaksanakan dan harus berlangsung terus
menerus selama paling sedikit 2 minggu jika tidak ditentukan lain. Suhu beton pada awal pengecoran harus
dipertahankan tidak melebihi 38 ºC.

2. Dalam jangka waktu tersebut cetakan dan acuan betonpun harus tetap dalam keadaan basah. Apabila
cetakan dan acuan beton tersebut pelaksanaan perawatan beton tetap dilakukan dengan membasahi
permukaan beton terus menerus dengan menutupinya dengan karung-karung basah atau dengan cara lain
yang disetujui oleh Direksi Lapangan.

3. Perawatan dengan uap bertekanan tinggi, uap bertekanan udara luar, pemanasan atau proses-proses lain
untuk mempersingkat waktu pengerasan dapat di pakai tetapi harus disetujui terlebih dahulu oleh Direksi
Lapangan.

d. Bahan Campuran Perawatan.

Harus sesuai dengan ASTM C309-80 type I dan ASTM C 171-75.

5.3.6. TOLERANSI PELAKSANAAN.

Sesuai dengan dimensi/ukuran tercantum dan ketentuan toleransi pada cetakan Bab 1; PBI-'71; ACI-301 dan ACI-347.

a. Toleransi Kedataran pada/untuk Pelat Lantai.

Spesifikasi Teknis 1
Pembangunan Mushalla Al Munawarah Kelurahan Nan Balimo

1. Penyelesaian akhir permukaan pelat menyatu. Keseragaman kemiringan pelat lantai untuk mengadakan
pengaliran positif dari daerah yang ditunjuk. Perawatan khusus harus dilakukan agar halus, meskipun
sambungan diadakan di antara pengecoran yang dilakukan terus menerus, jangan memakai semen kering,
pasir atau campuran dari semen dan pasir untuk beton kering.

2. Toleransi untuk pelat beton yang akan diexpose dan pelat yang akan diberi karpet harus 7.0 mm dari 3 m
dengan maksimum variasi tinggi dan rendah yang terjadi tidak kurang dari 6 m.

3. Toleransi untuk pelat dalam menerima kepegasan lantai haruslah 7.0 mm dalam 3 m dengan maksimum
variasi tinggi dan rendah yang terjadi tidak kurang dari 6 m.

4. Toleransi untuk pelat dalam menerima adukan biasa untuk dasar mengatur keramik, batu, bata, ubin lain dan
"pavers" (mesin lapis jalan beton), harus 10 mm dalam 1 m.

5.3.7. PENYELESAIAN DARI PELAT (FINISHED SLAB)

Pindahkan atau perbaiki, semua pelat yang tidak memenuhi peraturan ini seperti yang dicantumkan. Kemiringan lantai
beton untuk pengaliran seperti tercantum. Apabila pelat gagal mengalir, alihkan aliran dari bagian lantai yang salah lalu
akhiri lagi dengan lapisan atas sehingga kemiringan pengaliran sesuai dengan gambar.

Permohonan toleransi pelaksanaan dalam pengecoran beton harus tidak mengecualikan kegagalan terhadap
pemenuhan syarat-syarat ini.

Buat kesempatan untuk lendutan dari sistem lantai, pelat atau balok untuk mengadakan pengaliran dari aliran.

5.3.8. CACAT PADA BETON (DEFECTIVE WORK)

Meskipun hasil pengujian benda-benda uji memuaskan, Direksi Lapangan mempunyai wewenang untuk menolak
konstruksi beton yang cacat sepeti berikut :

a. Konstruksi beton yang keropos (honey-comb)

b. Konstruksi beton yang tidak sesuai dengan bentuk yang direncanakan atau posisinya tidak sesuai
dengan gambar.

c. Konstruksi beton yang tidak tegak lurus atau rata seperti yang direncanakan.

d. Konstruksi beton yang berisikan kayu atau benda lain.

e. Ataupun semua konstruksi beton yang tidak memenuhi seperti yang tercantum dalam dokumen kontrak .

f. Atau yang menurut pendapat Direksi Lapangan pada suatu pekerjaan akhir, atau dapat mengenai
bahannya atau pekerjaannya pada bagian manapun dari suatu pekerjaan, tidak memenuhi pernyataan dari
spesifikasi.

g. Semua pekerjaan yang dianggap cacat tersebut pada dasarnya harus dibongkar dan diganti dengan yang
baru, kecuali Direksi Lapangan dan konsultan menyetujui untuk diadakan perbaikan atau perkuatan dari
cacat yang ditimbulkan tersebut. Untuk itu Kontraktor harus mengajukan usulan-usulan perbaikan yang
kemudian akan diteliti/diperiksa dan disetujui bila perbaikan tersebut dianggap memungkinkan.

h. Perluasan dari pekerjaan yang akan dibongkar dan metoda yang akan dipakai dalam pekerjaan pengganti
harus sesuai dengan pengarahan dari Direksi Lapangan.

Dalam hal pembongkaran dan perbaikan pekerjaan beton harus dilaksanakan dengan memuaskan.

Spesifikasi Teknis 1
Pembangunan Mushalla Al Munawarah Kelurahan Nan Balimo

i. Semua pekerjaan bongkaran dan penggantian dari pekerjaan cacat pada beton dan semua biaya dan
kenaikan biaya dari pembongkaran atau penggantian harus ditanggung sebagai pengeluaran Kontraktor.

j. Retak-retak pada pekerjaan beton harus diperbaiki sesuai dengan instruksi Direksi Lapangan.

k. Dalam hal terjadi beton keropos atau retak yang bukan struktur (karena penyusutan dan sebagainya) atau
cacat beton lain yang nyata pada pembongkaran cetakan, Direksi Lapangan harus diberitahu secepatnya,
dan tidak boleh diplester atau ditambal kecuali diperintahkan oleh Direksi Lapangan. Pengisian/injeksi
dengan air semen harus diadakan dengan perincian atau metoda yang paling memadai/cocok.

5.3.9. PERLINDUNGAN DARI KERUSAKAN AKIBAT CUACA (WEATHER INJURY)

a. Selama pengadukan
Dalam udara panas, bahan-bahan beton dingin sebelum dicampur (memakai es sampai air dingin), agar
pemeliharaan dari suhu beton masih dalam batasan yang disyaratkan. Tidak diijinkan pemakaian air hujan untuk
menambah campuran air.

b. Selama pengecoran dan pemeliharaan.

1. Umum

Adakan pemeliharaan penutup selama pengecoran dan perawatan dari beton untuk melindungi beton
terhadap hujan dan terik matahari.

2. Dalam Cuaca Panas

Adakan dan pelihara keteduhan, penyemprotan kabut, ataupun membasahi permukaan dari warna
terang/muda, selama pengecoran dan pemeliharaan beton untuk melindungi beton dari kerugian/kehilangan
bahan terhadap panas, matahari atau angin yang berlebihan.

3. Kelebihan Perubahan Suhu

Lindungi beton sedemikian sehingga terjamin perubahan suhu yang seragam di dalam beton, tidak lebih dari
3ºC dalam setiap jamnya.

4. Perlindungan Bahan-bahan

Peliharalah bahan-bahan dan peralatan yang memadai untuk perlindungan di lapangan dan siap untuk
digunakan.

5.3.10. PEKERJAAN PENYAMBUNGAN BETON

a. Beton lama harus dikasarkan dan dibersihkan benar-benar dengan semprotan udara bertekanan
(compressed air) atau sejenisnya.

b. Kurang lebih 10 menit sebelum beton baru dicor, permukaan dari beton lama yang sudah dibersihkan,
harus dilapisi dengan bonding-agent kental dengan kuas ex SIKA, Fosroc atau setara.

c. Untuk struktur pelat kedap air, permukaan dari pelat beton lama harus dilapisi dengan bahan perekat
beton polyvinyil acrylic (polyvinyl acrylic concrete bonding agent) seperti disetujui oleh Direksi
Lapangan.

Spesifikasi Teknis 1
Pembangunan Mushalla Al Munawarah Kelurahan Nan Balimo

d. Untuk struktur balok kedap air, permukaan dari balok beton lama harus dilapisi dengan bahan perekat
beton epoxy dengan bahan dasar semen (epoxy cement base concrete bonding agent) seperti disetujui
oleh Direksi Lapangan.

e. Pengecoran beton baru sesegera mungkin sebelum campuran air dan semen murni atau bahan perekat
beton yang dilapiskan pada permukaan beton lama mengering.

5.3.11. PENYELESAIAN STRUKTUR BETON (CONCRETE STRUCTURE FINISHES)

Adakan variasi penyelesaian struktur beton keseluruhan pembetonan seperti terlihat pada gambar dan perincian disini.

a. Penyelesaian Beton Exposed (Finish of Exposed Concrete)

1. Semua permukaan-permukaan beton cor/tuang (all cast in place concrete surfaces) yang tampak pada
penyelesaian struktur, baik dicat maupun tidak dicat kecuali untuk permukaan kasar yang diselesaikan
dengan permukaan disemprot pasir dengan tekanan harus mempunyai penyelesaian halus.

Buatlah permukaan halus, seragam dan bebas dari tambalan-tambalan, sirip-sirip, tonjolan-tonjolan, baik
tonjolan keluar maupun akibat pemasangan paku, tepian dari serat tanda (edge grain marks), bersihkan
cekungan-cekungan dan daerah permukaan celah semua ukuran (clean out pockets, and areas of surface
voids of any size)".

2. Semua pengikat-pengikat dari logam, termasuk yang dari spreaders, harus dipotong kembali dan lubang-
lubang dirapikan. Semua tambalan bila diijinkan (pengisian dari cetakan yang diikat dengan tekanan) harus
diselesaikan sedemikian untuk dapat melengkapi dalam perbedaan pada penyelesaian beton.

Tambalan pada suatu pekerjaan beton textured concrete work harus diselesaikan dengan tangan untuk
mencapai permukaan yang diperlukan.

b. Penyelesaian Beton Terlindung (Finish of Concealed Concrete)

1. Permukaan beton terlindung harus termasuk beton yang diberi lapisan termasuk lapisan arsitektur, kecuali
cat atau bahan lapisan yang fleksibel dan terlindung dari tampak pada penyelesaian struktur.

2. Beton terlindung dan beton unexposed perlu ditambal dan diperbaiki dari keropos dan kerusakan-kerusakan
permukaan sebagaimana semestinya sebelum ditutup permukaannya.

c. Penambalan Beton

Siapkan bahan campuran (mortar) untuk penambahan beton yang terdiri dari 1 (satu) bagian semen (yang diatur
dengan semen putih atau tambahan bahan pewarna bila diijinkan untuk menyesuaikan dengan warna
disekitarnya) dengan 2 1/2 (dua setengah) bagian pasir dengan air secukupnya untuk mendapatkan adukan yang
diperlukan.

Siapkan campuran percobaan (trial mixes) untuk menentukan mutu yang sebenarnya. Siapkan panel-panel
contoh (30 cm persegi) dan biarkan sampai berumur 14 hari sebelum keputusan akhir dibuat dan penambalan
dikerjakan.

Olah lagi adukan seperti diatas sampai mencapai kekentalan yang tertinggi yang diijinkan untuk pengecoran.
Sikat bagian yang akan ditambah dengan bahan perekat yang terdiri dari pasta campuran air dan semen murni
serta tambalkan adukan bila bahan perekat masih basah.

Hentikan penambalan sedikit lebih luas di sekeliling bagian yang ditambal, biarkan untuk kira-kira satu sampai
dua jam untuk memberi kesempatan terhadap penyusutan dan penyesuaian penyelesaian (finish flush) dengan
permukaan sekelilingnya.

Spesifikasi Teknis 1
Pembangunan Mushalla Al Munawarah Kelurahan Nan Balimo

5.3.12. PENYELESAIAN DARI BETON PELAT (CONCRETE SLAB FINISHES)

a. Semua penyelesaian dari lantai harus diselesaikan sampai kemiringan yang benar sesuai dengan
kemiringan untuk pengaliran.

b. Beton yang ditandai untuk mempunyai penyelesaian akhir dengan memakai merek lain, harus bebas dari
segala minyak, karet ataupun lainnya yang dapat menyebabkan terjadinya lekatan pada penyelesaian.

c. Pemeliharaan dari penyelesaian beton harus dimulai sedini mungkin setelah selesai pengerjaan.

1. Penyelesaian Menyatu (Monolith Finish)

 Penyelesaian yang monolit harus diadakan untuk lantai beton expose, dimana permukaan
agregat dikehendaki.

 Penyelesaian lantai beton yang monolit harus mencapai level dan kemiringan yang tepat yang
dapat dilakukan dengan atau tanpa screed dengan power floating yang dilakukan secara merata.

 Permukaan harus dapat bertahan sampai semua air permukaan menghilang dan beton telah
mengeras serta bekerja. Permukaan yang diperbolehkan harus ditrowel dengan besi untuk
mencapai permukaan yang halus.

 Apabila permukaan menjadi keras, harus ditrowel dengan besi untuk kedua kalinya untuk
mendapatkan kekerasan, kehalusan tapi tidak berlapis, padat, bebas dari segala tanda-
tanda/bekas trowel dan kerusakan-kerusakan lain.

2. Perkerasan Beton (Concrete Hardener)

Untuk keperluan pelat lantai beton expose dengan beban berat, perkerasan beton harus diadakan
dengan kepadatan sebagai berikut :

 Lantai parkir/sirkulasi lalu lintas normal, kepadatan sedang 5 kg/m2


 Ruang M/E : kepadatan normal 3 kg/m2.
 Loading dock/sirkulasi lalu lintas berat, kepadatan berat 7 kg/m2.

5.3.13. LAPISAN PENUTUP LANTAI YANG DIKERJAKAN KEMUDIAN (SEPARATE FLOOR TOPPINGS)

a. Sebelum pengecoran, kasarkan permukaan dasar dari beton dan singkirkan benda-benda asing, semprot
dan bersihkan.

b. Letakan penyekat, tepian-tepian, penulangan dan hal-hal lain yang akan ditanam/dicor.

c. Berikan bahan perekat pada permukaan dasar sesuai dengan petunjuk. Gunakan lapisan pasir dan semen
pada lapisan dasar secepatnya sebelum mengecor lapisan penutup (topping).

d. Pengecoran penutup lantai beton harus memenuhi level dan kemiringan yang dikehendaki.

e. Pada lantai parkir, lantai atap, perkerasan lantai harus diadakan seperti diperinci pada : 4.3.13.c.2.

5.3.14. BETON MASSA (MASS CONCRETE)

a. Secara umum harus sesuai dengan ACI 207.1R-87, ACI 207.2R-90 dan ACI 207.3R-79 Revised 1985.

Spesifikasi Teknis 1
Pembangunan Mushalla Al Munawarah Kelurahan Nan Balimo

b. Sebelum pekerjaan dilaksanakan, kontraktor harus menentukan metoda dari perbandingan, cara
pengadukan, pengangkutan, pengecoran serta pengontrolan temperatur dan cara perawatan, yang harus
diserahkan kepada Direksi Lapangan untuk mendapatkan persetujuan.

c. Bahan-bahan.

1. Semen
Semen haruslah semen ordinary, moderate-heat atau semen portland yang tahan terhadap sulfat.

2. Agregat
Ukuran maksimum dari agregat kasar harus seperti telah diperinci sebelumnya. Kecuali dinyatakan
lain pada catatan, agregat harus mengikuti ketentuan tentang bentuk dan ukuran dari potongan
melintang serta jarak bersih dari tulangan-tulangan beton, dan seperti disetujui oleh Direksi
Lapangan.

3. Bahan Tambahan (Admixture) Pozzolanic


Bahan tambahan (admixtures) Pozzolanic harus seperti diuraikan pada ASTM C 618 (Specification for
Fly Ash and Raw or Calcined Natural Pozzolan for Use as a Mineral Admixture in Portland Cement
Concrete).

4. Bahan Tambahan untuk Permukaan (Surface-active Agent)


Bahan tambahan untuk permukaan harus memenuhi spesifikasi khusus. Kecuali yang tercantum
dalam catatan, suatu retarder type air entraining dan bahan "pereduce" air (water reducing agent)
atau harus digunakan retarder type water reducing agent. Bagaimanapun, bahan tambahan apapun
yang akan dipakai, boleh dipakai bila dengan persetujuan/ijin dari Direksi Lapangan.

5. Bahan-bahan untuk campuran beton yang akan dipakai haruslah dari bahan yang mempunyai suhu
serendah mungkin.

d. Proporsi/Perbandingan Campuran.

1. Perbandingan campuran harus ditetapkan untuk meminimumkan jumlah semen tehadap campuran dalam
batasan dari mutu beton yang dikehendaki/diminta dan harus distujui oleh Direksi Lapangan.

2. Slump untuk beton massa tidak boleh lebih dari 12 cm.

3. Bila penentuan perbandingan campuran berdasarkan umur beton 28 hari, maka umur beton juga perlu
diperinci. Dalam hal ini desain perbandingan campuran harus ditentukan sesuai dengan metoda yang telah
diperinci atau disetujui oleh Direksi Lapangan.

e. Penulangan

1. Pemasangan tulangan harus sedemikian rupa sehingga posisi dari bentuk tulangan tidak berubah selama
pengecoran.

2. Peraturan lain tentang penulangan harus sesuai dengan bab ini pasal C.4. tentang pembesian.

3. Overlap pada sambungan tulangan Wajib mengikuti gambar perencanaan terkait detailing penulangan

f. Pengecoran dan Pemeliharaan Temperatur

1. Sesudah beton dicor, permukaan harus dibasahi serta dilindungi terhadap pengaruh langsung dari sinar
matahari, pengeringan yang mendadak dan lain-lain.

Spesifikasi Teknis 1
Pembangunan Mushalla Al Munawarah Kelurahan Nan Balimo

2. Untuk mengetahui kenaikan temperatur beton serta pemeriksaan dalam proses perawatan beton maka
temperatur permukaan dan temperatur di dalam beton harus diukur bilamana perlu setelah pengecoran
beton dilaksanakan.

3. Apabila temperatur di bagian dalam beton mulai meningkat maka perawatan beton harus sedemikian
sehingga tidak mempercepat kenaikan temperatur tersebut. Perhatian dicurahkan agar temperatur pada
permukaan beton menjadi tidak terlalu rendah dibandingkan dengan temperatur di dalam beton.

4. Setelah temperatur di dalam beton mencapai maksimum, maka permukaan beton harus ditutupi dengan
kanvas atau bahan penyekat lainnya untuk mempertahankan panas sedemikian rupa sehingga bagian dalam
dan luar beton atau penurunan temperatur yang mendadak di bagian dalam beton. Selanjutnya sesudah
bahan penutup tersebut diatas dibuka permukaan tetap harus dilindungi terhadap pengeringan yang
mendadak.

5. Campuran beton yang direncanakan utuk adukan beton yang dibuat harus berdasarkan pada kekuatan
beton umur 28 hari.

6. Bila campuran beton yang direncanakan tersebut sudah dibuat maka perkiraan kekuatan tekan beton dalam
struktur harus dilaksanakan sesuai dengan persyaratan khusus untuk itu atau sesuai instruksi Direksi
Lapangan.

7. Cara perawatan dari benda uji untuk pengujian kekuatan tekan beton guna dapat menetukan waktu yang
sesuai untuk pembongkaran cetakan beton sesuai dengan persyaratan khusus untuk itu atau sesuai
persetujuan Direksi Lapangan.

5.3.15. PERLINDUNGAN TERHADAP MEKANIK DAN KERUSAKAN PADA MASA PELAKSANAAN (PROTECTION FROM
MECHANICAL AND CONSTRUCTION INJURY).

Selama masa pemeliharaan, beton harus dilindungi dari kerusakan akibat mekanik, tegangan-tegangan akibat
beban utama, kejutan besar (heavy shock) dan getaran yang berlebihan.

5.3.16. PERCOBAAN BETON

a. Gudang/Tempat Penyimpanan Contoh Benda Uji.

Gudang penyimpanan yang terjamin atau ruangan harus disediakan oleh "kontraktor" untuk menyimpan
benda-benda uji silinder beton, selama pemeliharaan. Gudang harus mempunyai ruang yang cukup untuk
menampung semua fasilitas yang diperlukan dan semua benda uji kubus yang dimaksudkan. Kontraktor
harus menyerahkan detail dari gudang kepada Direksi Lapangan untuk persetujuan. Gudang harus
dilengkapi dengan pintu yang kuat dan kunci yang bermutu baik. Direksi Lapangan berhak untuk
langsung meninjau ruang/gudang penyimpanan contoh benda uji silinder tersebut.

b. Percobaan Laboratorium.

Contoh-contoh untuk test kekuatan harus diambil sesuai dengan PBI-71 NI-2, ASTM C-172, ASTM C-31.

c. Penyelidikan dari Hasil Percobaan dengan Kekuatan Rendah.


Apabila mutu benda uji berdasarkan hasiil percobaan kekuatan kubus ternyata lebih rendah dari yang
disyaratkan, maka harus dilakukan percobaan-percobaan dengan tahapan sebagai berikut :

1. Hammer test, percobaan palu beton, harus sesuai dengan ASTM C-805-79. Apabila hasil dari percobaan ini
masih lebih rendah dari yang disyaratkan, maka harus dilakukan percobaan tahap berikut di bawah ini.

2. Drilled Core Test, harus sesuai dengan ASTM C42-94. Apabila hasil dari percobaan drilled core ini masih
lebih rendah dari yang disyaratkan, maka harus dilakukan percobaan tahap berikut di bawah ini.

Spesifikasi Teknis 1
Pembangunan Mushalla Al Munawarah Kelurahan Nan Balimo

3. Loading Test/percobaan pembebanan harus sesuai dengan PBI-71 dan ACI-318-99. Apabila hasil dari
percobaan pembebanan ini masih lebih rendah dari yang disyaratkan, maka beton dinyatakan tidak layak
dipakai.

5.3.17. PENYIMPANGAN MAKSIMUM DARI PEKERJAAN STRUKTUR YANG DIIJINKAN

Kecuali ditentukan lain, secara umum harus sesuai dengan ACI-301 (Specification for Structural Concrete for
Building). Apabila didapati beberapa toleransi yang dapat dipakai bersamaan, maka harus diambil/dipakai
adalah yang terhebat/terkeras.

5.3.18. LAIN-LAIN

Grouting dan Drypacking

a. Grout/Penyuntikan Air Semen.


Satu bagian semen, 2 bagian pasir dan air secukupnya agar dapat mengalir dengan sendirinya.
Pengurangan air dan bahan tambahan untuk kemudahan pekerjaan beton boleh diberikan sesuai dengan
pertimbangan "kontraktor" melalui persetujuan Direksi Lapangan.

b. Drypack/Campuran Semen Kering


Satu bagian semen, 2 bagian pasir dengan air sekadarnya untuk mengikat bahan-bahan menjadi satu.

c. Installation/Pengerjaan
Basahkan permukaan sebelum digrout dan taburi (slush) dengan semen murni. Tekankan grout
sedemikian agar mengisi kekosongan/celah-celah dan membentuk lapisan seragam dibawah pelat.
Haluskan penyelesaian pada permukaan beton expose dan adakan perawatan dengan
pembasahan/pelembaban sedikitnya 3 hari.

Non-Shrink Grout
Campurkan dan tepatkan dibawah pelat dasar baja struktur dan ditempat lain dimana non-shrink grout
diperlukan, sesuai dengan instruksi dan rekomendasi yang tercantum dari pabrik. Technical service harus
dikerjakan oleh perusahaan/pabrik.

Perusahaan/pabrik yang bahan groutnya dipakai, harus mengerjakan percobaan hasil yang memperlihatakan
bahwa grout non-shrink tidak ada penyusutan sejak awal pengecoran atau sambungan setelah pemasangan
sesuai CRD-C621-80 (susut); mempunyai kekuatan tekan 1 hari tidak kurang dari 3000 psi dan 8000 psi pada
28 hari sesuai ASTM C109; mempunyai waktu pengikatan awal tidak kurang dari 45 menit sesuai ASTM C191,
memperlihatkan luasan bearing effective (EBA = Effective Bearing Area) sebesar 90 sampai 100 persen.

Grout yang terdiri dari accelatator inorganis, pengurangan air, atau "fluidifiers" harus tidak boleh mempunyai
penyusutan kering lebih besar dari persamaan semen pasir dan campuran air seperti percobaan di bawah
ASTM C 596. Semua grout harus menurut syarat petunjuk dari CRD-C611-80 (flow cone).

5.4. PEMBESIAN

5.4.1. PERCOBAAN DAN PEMERIKSAAN (TEST AND INSPECTIONS)

Setiap pengiriman harus berasal dari pemilihan material yang memenuhi kreiteria SNI yang disetujui dan
harus disertai millsheet ( surat keterangan percobaan dari pabrik.). Penggunaan besi untuk struktur utama
(Ulir) Wajib memenuhi Tegangan Leleh (Fy) 400 Mpa, dan untuk tulangan polos (Fy) 240 MPa

Setiap jumlah pengiriman 20 ton baja tulangan harus diadakan pengujian periodik minimal 4 contoh yang

Spesifikasi Teknis 2
Pembangunan Mushalla Al Munawarah Kelurahan Nan Balimo

terdiri dari 3 benda uji untuk uji tarik, dan 1 benda uji untuk uji lengkung untuk setiap diameter batang baja
tulangan. Pengambilan contoh baja tulangan akan ditentukan oleh Direksi Lapangan.

Semua pengujian tersebut di atas meliputi uji tarik dan lengkung, harus dilakukan di laboratorium Lembaga Uji
Konstruksi BPPT atau laboratorium lainnya direkomendasi oleh Direksi Lapangan dan minimal sesuai dengan
SII-0136-84 salah satu standard uji yang dapat dipakai adalah ASTM A-615. Semua biaya pengetesan tersebut
ditanggung oleh Kontraktor.

Segala macam kotoran, karat, cat, minyak atau bahan-bahan lain yang merugikan terhadap kekuatan rekatan
harus dibersihkan.

Tulangan harus ditempatkan dan dipasang cermat dan tepat dan diikat dengan kawat dari baja lunak.

Sambungan mekanis harus ditest dengan percobaan tarik.

Sebelum pengecoran beton, lakukan pemeriksaan dan persetujuan dari pembesian, termasuk jumlah, ukuran,
jarak, selimut, lokasi dari sambungan dan panjang penjangkaran dari penulangan baja oleh Direksi Lapangan.

Sertifikat :
Untuk mendapatkan jaminan atas kualitas atau mutu baja tulangan, maka pada saat pemesanan baja tulangan
kontraktor harus menyerahkan sertifikat resmi dari Laboratorium. Khusus ditujukan untuk keperluan proyek
ini.

5.4.2. BAHAN-BAHAN / PRODUK

a. Tulangan
Sediakan tulangan berulir mutu BJTD-40, sesuai dengan SII 0136-84 dan tulangan polos mutu BJTP-24,
sesuai dengan SII 0136-84 seperti dinyatakan pada gambar-gambar struktur.

Tulangan polos dengan diameter lebih kecil 13 mm harus baja lunak dengan tegangan leleh 2400 kg/cm2.

Tulangan ulir dengan diameter lebih besar atau sama dengan 13 mm harus baja tegangan tarik tinggi,
batang berulir dengan tegangan leleh 4000 kg/cm2.

b. Tulangan Anyaman (Wire mesh)


Sediakan tulangan anyaman , mutu U-50, mengikuti SII 0784-83.

c. Penunjang/Dudukan Tulangan (Bar Support)


Dudukan tulangan haruslah tahu beton yang dilengkapi dengan kawat pengikat yang ditanam, atau
batang kursi tinggi sendiri (Individual High Chairs).

d. Bolstern, kursi, spacers, dan perlengkapan-perlengkapan lain untuk mengatur jarak.


1. Pakai besi dudukan tulangan menurut rekomendasi CRSI, kecuali diperlihatkan lain pada gambar.
2. Jangan memakai kayu, bata atau bahan-bahan lain yang tidak direkomendasi.
3. Untuk pelat di atas tanah, pakai penunjang dengan lapisan pasir atau horizontal runners dimana bahan
dasar tidak akan langsung menunjang batang kursi (chairs legs). Atau pakai lantai kerja yang rata.

4. Untuk beton ekspose, dimana batang-batang penunjang langsung berhubungan/ mengenai cetakan,
sediakan penunjang dengan jenis hot-dip-galvanized atau penunjang yang dilindungi plastik.

e. Kawat Pengikat
Dibuat dari baja lunak dan tidak disepuh seng.

5.4.3. JAMINAN MUTU

Bahan-bahan harus dari produk yang sama seperti yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan.

Spesifikasi Teknis 2
Pembangunan Mushalla Al Munawarah Kelurahan Nan Balimo

Sertifikat dari percobaan (percobaan giling atau lainnya) harus diperlihatkan untuk semua tulangan yang
dipakai. Percobaan-percobaan ini harus memperlihatkan hasil-hasil dari semua kom- posisi kimia dan sifat-
sifat fisik.

5.4.4. PERSIAPAN PEKERJAAN/PERAKITAN TULANGAN

Pembengkokkan dan pembentukan.


Pemasangan tulangan dan pembengkokan harus sedemikian rupa sehingga posisi dari tulangan sesuai
dengan rencana dan tidak mengalami perubahan bentuk maupun tempat selama pengecoran berlangsung.

Pembuatan dan pemasangan tulangan sesuai dengan PBI 1971.

Toleransi pembuatan dan pemasangan tulangan disesuaikan dengan persyaratan PBI 1971 atau A.C.I. 315.

5.4.5. PENGIRIMAN, PENYIMPANAN DAN PENANGANANNYA

Pengiriman tulangan ke lapangan dalam kelompok ikatan ditandai dengan etiket/label yang mencantumkan
ukuran batang, panjang dan tanda pengenal.

Pemindahan tulangan harus hati-hati untuk mengindari kerusakan. Gudang di atas tanah harus kering, daerah
yang bagus saluran-salurannya, dan terlindung dari lumpur, kotoran, karat dsb.

5.5 PELAKSANAAN PEMASANGAN TULANGAN, PEMBENGKOKAN DAN PEMOTONGAN

5.5.1. PERSIAPAN

a. Pembersihan
Tulangan harus bebas dari kotoran, lemak, kulit giling (mill steel) dan karat lepas, serta bahan-bahan lain
yang mengurangi daya lekat. Bersihkan sekali lagi tonjolan pada tulangan atau pada sambungan
konstruksi untuk menjamin rekatannya.

b. Pemilihan/seleksi
Tulangan yang berkarat harus ditolak dari lapangan.

5.5.2. PEMASANGAN TULANGAN

a. Umum
Sesuai dengan yang tercantum pada gambar dan PBI 1971 Koordinasi dengan bagian lain dan kelancaran
pengadaan bahan serta tenaga perlu diadakan untuk mengindari keterlambatan. Adakan/berikan
tambahan tulangan pada lubang-lubang (openings) / bukaan.

b. Pemasangan
Tulangan harus dipasang sedemikian rupa diikat dengan kawat baja, hingga sebelum dan selama
pengecoran tidak berubah tempatnya.

1. Tulangan pada dinding dan kolom-kolom beton harus dipasang pada posisi yang benar dan untuk
menjaga jarak bersih digunakan spacers/penahan jarak.

2. Tulangan pada balok-balok footing dan pelat harus ditunjang untuk memperoleh lokasi yang tepat
selama pengecoran beton dengan penjaga jarak, kursi penunjang dan penunjang lain yang
diperlukan.

Spesifikasi Teknis 2
Pembangunan Mushalla Al Munawarah Kelurahan Nan Balimo

3. Tulangan-tulangan yang langsung di atas tanah dan di atas agregat (seperti pasir, kerikil) dan pada
lapisan kedap air harus dipasang/ditunjang hanya dengan tahu beton yang mutunya paling sedikit
sama dengan beton yang akan dicor.

4. Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutup beton. Untuk itu tulangan harus
dipasang dengan penahan jarak yang terbuat dari beton dengan mutu paling sedikit sama dengan
mutu beton yang akan dicor. Penahan-penahan jarak dapat berbentuk blok-blok persegi atau gelang-
gelang yang harus dipasang sebanyak minimum 4 buah setiap m^2 cetakan atau lantai kerja.
Penahan-penahan jarak ini harus tersebar merata.

5. Pada pelat-pelat dengan tulangan rangkap, tulangan atas harus ditunjang pada tulangan bawah oleh
batang-batang penunjang atau ditunjang langsung pada cetakan bawah atau lantai kerja oleh blok-
blok beton yang tinggi. Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan letak dari tulangan-
tulangan pelat yang dibengkok yang harus melintasi tulangan balok yang berbatasan.

c. Toleransi pada Pemasangan Tulangan


1. Terhadap selimut beton (selimut beton) : ± 6 mm
2. Jarak terkecil pemisah antara batang : ± 6 mm
3. Tulangan atas pada pelat dan balok :
- balok dengan tinggi sama atau lebih kecil dari 200 mm : ± 6 mm
- balok dengan tinggi lebih dari 200 mm tapi kurang dari 600 mm : ± 12 mm
- balok dengan tinggi lebih dari 600 mm : ± 12 mm
- panjang batang : ± 50 mm
4. Toleransi pada pemasangan lainnya sesuai PBI '71.

d. Pembengkokan Tulangan, Sesuai Dengan PBI '71.

1. Batang tulangan tidak boleh dibengkok atau diluruskan dengan cara-cara yang merusak tulangan itu.

2. Batang tulangan yang diprofilkan, setelah dibengkok dan diluruskan kembali tidak boleh dibengkok
lagi dalam jarak 60 cm dari bengkokan sebelumnya.

3. Batang tulangan yang tertanam sebagian di dalam beton tidak boleh dibengkokkan atau diluruskan
di lapangan, kecuali apabila ditentukan di dalam gambar-gambar rencana atau disetujui oleh
perencana.

4. Membengkok dan meluruskan batang tulangan harus dilakukan dalam keadaan dingin, kecuali
apabila pemanasan diijinkan oleh perencana.

5. Apabila pemanasan diijinkan, batang tulangan dari baja lunak (polos atau diprofilkan) dapat
dipanaskan sampai kelihatan merah padam tetapi tidak boleh mencapai suhu lebih dari 850 °C.

6. Apabila batang tulangan dari baja lunak yang mengalami pengerjaan dingin dalam pelaksanaan
ternyata mengalami pemanasan di atas 100 °C yang bukan pada waktu las, maka dalam perhitungan-
perhitungan sebagai kekuatan baja harus diambil kekuatan baja tersebut yang tidak mengalami
pengerjaan dingin.

7. Batang tulangan dari baja keras tidak boleh dipanaskan, kecuali diijinkan oleh perencana.

8. Batang tulangan yang dibengkok dengan pemanasan tidak boleh didinginkan dengan jalan disiram
dengan air.

9. Menyepuh batang tulangan dengan seng tidak boleh dilakukan dalam jarak 8 kali diameter (diameter
pengenal) batang dari setiap bagian dari bengkokan.

Spesifikasi Teknis 2
Pembangunan Mushalla Al Munawarah Kelurahan Nan Balimo

e. Toleransi pada Pemotongan dan Pembengkokan Tulangan.

1. Batang tulangan harus dipotong dan dibengkok sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar-
gambar rencana dengan toleransi-toleransi yang disyaratkan oleh perencana. Apabila tidak
ditetapkan oleh perencana, pada pemotongan dan pembengkokan tulangan ditetapkan toleransi-
toleransi seperti tercantum dalam ayat-ayat berikut.

2. Terhadap panjang total batang lurus yang dipotong menurun ukuran dan terhadap panjang total dan
ukuran intern dari batang yang dibengkok ditetapkan toleransi sebesar ± 25 mm, kecuali mengenai
yang ditetapkan dalam ayat (3) dan (4).

3. Terhadap panjang total batang yang diserahkan menurut sesuatu ukuran ditetapkan toleransi
sebesar + 50 mm dan - 25 mm.

4. Terhadap jarak turun total dari batang yang dibengkok ditetapkan toleransi sebesar ± 6 mm untuk
jarak 60 cm atau kurang dan sebesar ± 12 mm untuk jarak lebih dari 60 cm.

5. Terhadap ukuran luar dari sengkang, lilitan dan ikatan-ikatan ditetapkan toleransi sebesar ± 6 mm.

f. Panjang penjangkaran dan panjang penyaluran.

1. Baja tulangan mutu U-24 (BJTP-24)


Panjang penjangkaran = 40 diameter dengan kait
Panjang penyaluran = 40 diameter dengan kait

2. Baja tulangan mutu U-40 (BJTD-40)


Panjang penjangkaran = 40 diameter tanpa kait
Panjang penyaluran = 40 diameter tanpa kait

3. Penyambungan tidak boleh diadakan pada titik dimana terjadi tegangan terbesar. Sambungan untuk
tulangan atas pada balok dan pelat beton harus diadakan di tengah bentang, dan tulangan bawah
pada tumpuan. Sambungan harus ditunjang dimana memungkinkan.

4. Ketidak-lurusan rangkaian tulangan kolom tidak boleh melampaui perbandingan 1 terhadap 10.

5. Standard Pembengkokan
Semua standar pembengkokan harus sesuai dengan SKSNI-91 ( Tata Cara Penghitungan
Struktur Beton untuk Bangunan Gedung), kecuali ditentukan lain.

5.5.3. PEMASANGAN WIRE MESH

Pemasangan pada kepanjangan terpanjang yang memungkinkan dilakukan.

Jangan melakukan penghentian / pengakhiran lembar wire mesh antara tumpuan balok atau tepat diatas balok
dari struktur menerus.

Keseimbangan pengakhiran dari lewatan dalam arah lebar yang berdampingan untuk mencegah lewatan yan
menerus.

Wire mesh harus ditahan pada posisi yang benar selama pengecoran.

5.5.4. LAS

Bila diperlukan atau disetujui, pengelasan tulangan beton harus sesuai dengan Reinforcement Steel Welding
Code (AWS D 12.1). Pengelasan tidak boleh dilakukan pada pembengkokan di suatu batang, pengelasan pada
persilangan (las titik) harus diijinkan kecuali seperti di anjurkan atau disahkan oleh Direksi Lapangan. ASTM

Spesifikasi Teknis 2
Pembangunan Mushalla Al Munawarah Kelurahan Nan Balimo

specification harus dilengkapi dengan keperluan jaminan kehandalan kemampuan las dengan cara ini.

5.5.5. SAMBUNGAN MEKANIK


Bila jumlah luas tulangan kolom melampaui 3% dari luas penampang kolom dengan menggunakan diameter
32 mm, sambungan mekanik untuk tulangan (pada kolom) harus disediakan dan dipakai.

VI PEKERJAAN CETAKAN DAN PERANCAH

6.1 PEKERJAAN PEMASANGAN CETAKAN DAN PERANCAH

6.1.1. UMUM

A. Persyaratan Umum

Kecuali ditentukan lain pada gambar atau seperti terperinci disini, Cetakan dan Perancah untuk pekerjaan beton
harus memenuhi persyaratan dalam PBI-1971 NI-2, ACI 347, ACI 301, ACI 318.

Kontraktor harus terlebih dahulu mengajukan perhitungan-perhitungan serta gambar-gambar rancangan cetakan
dan perancah untuk mendapatkan persetujuan Direksi Lapangan sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan.
Dalam gambar-gambar tersebut harus secara jelas terlihat konstruksi cetakan/acuan, sambungan-sambungan
serta kedudukan serta sistem rangkanya, pemindahan dari cetakan serta perlengkapan untuk struktur yang aman.

B. Lingkup Pekerjaan

1. Pekerjaan-pekerjaan yang termasuk


Bab ini termasuk perancangan, pelaksanaan dan pembongkaran dari semua cetakan beton serta penunjang
untuk semua beton cor seperti diperlukan dan diperinci berikut ini.

2. Pekerjaan yang berhubungan

 Pekerjaan Pembesian
 Pekerjaan Beton

C. Referensi-Referensi

Pekerjaan yang terdapat pada bab ini, kecuali ditentukan lain pada gambar atau diperinci berikut, harus mengikuti
peraturan-peraturan, standard-standard atau spesifikasi terakhir sebagai berikut :

1. PBI-1971 NI-2 Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971


2. SII Standard Industri Indonesia
3. ACI-301 Specification for Structural Concrete Building
4. ACI-318 Building Code Requirement for Reinforced Concrete
5. ACI-347 Recommended Practice for Concrete Formwork

D. Penyerahan

Penyerahan-penyerahan berikut harus dilakukan oleh "Kontraktor" sesuai dengan jadwal yang telah disetujui
untuk penyerahannya dengan segera, untuk menghindari keterlambatan dalam pekerjaannya sendiri maupun dari
kontraktor lain.

1. Kwalifikasi Mandor Cetakan Beton (Formwork Foreman)

"Kontraktor" harus mempekerjakan mandor untuk cetakan beton yang berpengalaman dalam hal cetakan
beton. Kwalifikasi dari mandor harus diserahkan kepada Direksi Lapangan untuk diperiksa dan disetujui,
selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum memulai pekerjaan.

Spesifikasi Teknis 2
Pembangunan Mushalla Al Munawarah Kelurahan Nan Balimo

2. Data Pabrik

Data pabrik tentang bahan-bahan harus diserahkan oleh "Kontraktor" kepada Direksi Lapangan dalam waktu
7 hari kerja setelah "Kontraktor" menerima surat perintah kerja, juga harus diserahkan instruksi pemasangan
untuk kepentingan bahan-bahan dari lapisan-lapisan, pengikat-pengikat, dan asesoris serta sistem cetakan
dari pabrik bila dipakai.

3. Gambar kerja

Perhatikan sistem cetakan beton seperti pengaturan perkuatan dan penunjang, metode dari kelurusan
cetakan, mutu dari semua bahan-bahan cetakan, sirkulasi cetakan.

Gambar kerja harus diserahkan kepada Direksi Lapangan sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari kerja sebelum
pelaksanaan, untuk diperiksa.

4. Contoh
Lengkapi cetakan dengan "cone" untuk mengencangkan cetakan.

6.1.2. BAHAN-BAHAN/PRODUK

Bahan-bahan dan perlengkapan harus disediakan sesuai keperluan untuk cetakan dan penunjang pekerjaan, juga
untuk menghasilkan jenis penyelesaian permukaan beton seperti terlihat dan terperinci.

A. Perancangan Perancah

1. Definisi Perancah
Perancah adalah konstruksi yang mendukung acuan dan beton yang belum mengeras. Kontraktor harus
mengajukan rancangan perhitungan dan gambar perancah tersebut untuk disetujui oleh Direksi Lapangan.
Segala biaya yang perlu sehubungan dengan perancangan perancah dan pengerjaannya harus sudah
tercakup dalam perhitungan biaya untuk harga satuan perancah.

2. Perancangan/Desain

 Perancangan/desain dari acuan dan perancah harus dilakukan oleh tenaga ahli resmi yang
bertanggungjawab penuh kepada kontraktor.

 Beban-beban untuk perancangan perancah harus didasarkan pada ketentuan ACI-347.

 Perancah dan acuan harus dirancang terhadap beban dari beton waktu masih basah, beban-beban
akibat pelaksanaan dan getaran dari alat penggetar. Penunjang-penunjang yang sepadan untuk
penggetar dari luar, bila digunakan harus ditanamkan kedalam acuan dan diperhitungkan baik-baik dan
menjamin bahwa distribusi getaran-getaran tertampung pada cetakan tanpa konsentrasi berlebihan.

3. Acuan

 Acuan harus menghasilkan suatu struktur akhir yang mempunyai bentuk, garis dan dimensi komponen
yang sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar rencana serta uraian dan syarat teknis
pelaksanaan.

 Acuan harus cukup kokoh dan rapat sehingga mampu mencegah kebocoran adukan.

 Acuan harus diberi pengaku dan ikatan secukupnya sehingga dapat menyatu dan mampu
mempertahankan kedudukan dan bentuknya.

Spesifikasi Teknis 2
Pembangunan Mushalla Al Munawarah Kelurahan Nan Balimo

 Acuan dan perancahnya harus direncanakan sedemikian sehingga tidak merusak struktur yang sudah
selesai dikerjakan.

 Dilarang memakai galian tanah sebagai cetakan langsung untuk permukaan tegak dari beton.

B. Cetakan untuk Permukaan Beton Ekspose.

1. Cetakan Plastic-Faced Plywood (Penyelesaian Halus dan Penyelesaian dengan Cat/Smooth Finish and
Painted Finish).

Gunakan potongan/lembaran utuh. Pola sambungan dan pola pengikat harus seragam dan simetris. Setiap
sambungan antara bidang panel ataupun sudut maupun pertemuan-pertemuan bidang, harus disetujui
dahulu oleh Direksi Lapangan untuk pola sambungannya.

2. Cetakan sambungan panel untuk sambungan beton ekspose antara panel-panel cetakan harus
dikencangkan untuk mencegah kebocoran dari grout (penyuntikan air semen) atau butir-butir halus dan
harus diperkuat dengan rangka penunjang untuk mempertahankan permukaan-permukaan yang
berhubungan dengan panel-panel yang bersebelahan pada bidang yang sama.

3. Gunakan bahan penyambung cetakan antara beton ekspose yang diperkeras dengan panel-panel cetakan
untuk mencegah kebocoran dari grout atau butir-butir halus dari adukan beton baru ke permukaan campuran
beton sebelumnya. Tambahan pada cetakan tidak diijinkan.

C. Penyelesaian Beton dengan Cetakan/Bekisting

1. Cetakan dengan jenis ini (Multiplek) harus terdiri dari Multiplek 9 mm yang kering dioven. Semua Multiplek
harus bebas dari mata kayu yang besar, takikan, goncangan kuat, lubang-lubang dan perlemahan-
perlemahan lain yang serupa.

2. Denah dasar dari Multiplek haruslah tegak seperti tercantum pada gambar. Cetakan dari haruslah penuh
setinggi kolom-kolom, dinding dan permukaan-permukaan pada bidang yang sama tanpa sambungan
mendatar dengan sambungan ujung yang terjadi hanya pada sudut-sudut dan perubahan bidang.

3. Lengkapi dengan penunjang untuk stabilitas dan untuk mencegah lepas/terurainya adukan. Cetakan harus
dikencangkan pada penunjang dengan kondisi akhir dari paku yang ditanam tidak terlihat.

4. Pola dari paku harus seragam dan tetap seperti disetujui oleh Direksi Lapangan.

D. Cetakan untuk Beton yang Terlindung (Unexposed Concrete)

1. Cetakan untuk beton terlindung haruslah dari logam (metal), plywood atau bahan lain yang disetujui, bebas
dari lubang-lubang atau mata kayu yang besar. Kayu harus dilapis setidak-tidaknya pada satu sisi dan kedua
ujungnya.

2. Lengkapi dengan permukaan kasar yang memadai untuk memperoleh rekatan dimana beton diindikasikan
menerima seluruh ketebalan plesteran.

E. Perancah, Penunjang dan Penyokong (Studs, Wales and Supports)

Kontraktor harus bertanggung jawab, bahwa perancah, penunjang dan penyokong adalah stabil dan mampu
menahan semua beban hidup dan beban pelaksanaan.

F. Jalur Kayu

Jalur kayu diperlukan untuk membentuk sambungan jalur dan chamfer.

Spesifikasi Teknis 2
Pembangunan Mushalla Al Munawarah Kelurahan Nan Balimo

G. Melapis Cetakan

1. Melapis cetakan untuk memperoleh penyelesaian beton yang halus, harus tanpa urat kayu dan noda,
yang tidak akan meninggalkan sisa-sisa/bekas pada permukaan beton atau efek yang merugikan bagi
rekatan dari cat, plester, mortar atau bahan penyelesaian lainnya yang akan dipakai untuk
permukaan beton.

2. Bila dipakai cetakan dari besi, lengkapi cetakan dengan form-oil (bahan untuk melepaskan beton)
dari pabrik khusus untuk cetakan dari besi. Pakai lapisan sesuai dengan spesifikasi perusahaan
sebelum tulangan dipasang atau sebelum cetakan dipasang.

H. Pengikat Cetakan

1. Pengikat cetakan haruslah batang-batang yang dibuat di pabrik atau jenis jalur pelat, atau model yang dapat
dilepas dengan ulir, dengan kapasitas tarik yang cukup dan ditempatkan sedemikian sehingga menahan
semua beban hidup dari pengecoran beton basah dan mempunyai penahan bagian luar dari luasan
perletakan yang memadai.

2. Untuk beton-beton yang umum, penempatannya menurut pendapat Direksi Lapangan.

3. Pengikat untuk dipakai pada beton dengan permukaan yang diekspose, harus dari jenis dengan kerucut
(cone snap off type). Kemiringan kerucut haruslah 2.5 cm maximum diameter pada permukaan beton
dengan 3.8 cm tebal/tingginya ke pengencang sambungan. Pengikat haruslah lurus ke dua arah baik
mendatar maupun tegak di dalam cetakan seperti terlihat pada gambar atau seperti disetujui oleh Direksi
Lapangan.

I. Penyisipan Besi

Penanaman/penyisipan besi untuk angker dari bahan lain atau peralatan pada pelaksanaan beton haruslah
dilengkapi seperti diperlukan pada pekerjaan.

1. Penanaman/Penyisipan Benda-benda Terulir.

Penanaman jenis ini haruslah seperti telah disetujui oleh Direksi Lapangan.

2. Pemasangan langit-langit (ceiling).

Pemasangan langit-langit untuk angkur penggantung penahan penggantung langit-langit, konstruksi


penggantung haruslah digalvani, atau type yang diijinkan oleh Direksi Lapangan.

3. Pengunci Model Ekor Burung.

Pengunci model ekor burung haruslah dari besi dengan galvani yang lebih baik/tebal, dibentuk untuk
menerima angkur ekor burung dari besi seperti dispesifikasikan.

Pengunci harus diisi dengan bahan pengisi yang mudah dipindahkan untuk mengeluarkan gangguan dari
mortar/adukan.

J. Pengiriman dan Penyimpanan Bahan.

Bahan cetakan harus dikirim ke lapangan sedemikian jauhnya agar praktis penggunaannya, dan harus secara
hati-hati ditumpuk dengan rapi di tanah dalam cara memberi kesempatan untuk pengeringan udara (alamiah).

K. Pemasangan Benda-benda yang Akan Ditanam di dalam Beton

Spesifikasi Teknis 2
Pembangunan Mushalla Al Munawarah Kelurahan Nan Balimo

Pemasangan pipa saluran listrik dan lain-lain yang akan tertanam di dalam beton :

1. Penempatan saluran/pemimpaan harus sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi kekuatan


struktur dengan memperhatikan persyaratan di dalam PBI 1971 NI-2 Bab 5.7.
2. Tidak diperkenankan untuk menanam pipa dan lain-lain di dalam bagian-bagian struktur beton bila
tidak ditunjuk secara detail di dalam gambar. Di dalam beton perlu dipasang sleeve/selongsong pada
tempat-tempat yang dilewati pipa.
3. Bila tidak ditentukan secara detail atau ditunjukkan didalam gambar, tidak dibenarkan untuk
menanam saluran listrik di dalam struktur beton.
4. Apabila dalam pemasangan pipa-pipa, saluran listrik, bagian-bagian yang tertanam dalam beton dan
lain-lain terhalang oleh adanya baja tulangan yang terpasang, maka kontraktor segera
mengkonsultasikan hal ini dengan Direksi Lapangan.
5. Tidak dibenarkan untuk membengkokkan/memindahkan baja tulangan tersebut dari posisinya untuk
memudahkan dalam melewatkan pipa-pipa saluran tersebut tanpa ijin tertulis dari Direksi Lapangan.
6. Semua bagian-bagian/peralatan tersebut yang ditanam dalam beton seperti angkur-angkur, kait dan
pekerjaan lain yang ada hubungannya dengan pekerjaan beton, harus sudah dipasang sebelum
pengecoran beton dilaksanakan.
7. Bagian-bagian/peralatan tersebut harus dipasang dengan tepat pada posisinya dan diusahakan agar
tidak bergeser selama pengecoran dilakukan.
8. Kontraktor Utama harus memberitahukan serta memberikan kesempatan kepada pihak lain untuk
memasang bagian-bagian/peralatan tersebut sebelum pelaksanaan pengecoran beton.
9. Rongga-rongga kosong atau bagian-bagian yang harus tetap kosong pada benda/peralatan yang
akan ditanam dalam beton yang mana rongga tersebut diharuskan tidak terisi beton harus ditutupi
dengan bahan lain yang mudah dilepas nantinya setelah pelaksanaan pengecoran beton.

6.1.3. PELAKSANAAN

A. Umum

Perancah harus merupakan suatu konstruksi yang kuat, kokoh dan terhindar dari bahaya kemiringan dan
penurunan, sedangkan konstruksinya sendiri harus juga kokoh terhadap pembebanan yang akan ditanggungnya,
termasuk gaya-gaya prategang dan gaya-gaya sentuhan yang mungkin ada.

Kontraktor harus memperhitungkan dan membuat langkah-langkah persiapan yang perlu sehubungan dengan
lendutan perancah akibat gaya yang bekerja padanya sedemikian rupa hingga pada akhir pekerjaan beton,
permukaan dan bentuk konstruksi beton sesuai dengan kedudukan (peil) dan bentuk yang seharusnya.

Perancah harus dibuat dari baja atau kayu yang bermutu baik dan tidak mudah lapuk. Pemakaian bambu untuk
hal ini tidak diperbolehkan. Bila perancah itu sebelum atau selama pekerjaan pengecoran beton berlangsung
menunjukan tanda-tanda penurunan > 10 mm sehingga menurut pendapat Direksi Lapangan hal ini akan
menyebabkan kedudukan (peil) akhir sesuai dengan gambar rancangan tidak akan dapat dicapai atau dapat
membahayakan dari segi konstruksi, maka Direksi Lapangan dapat memerintahkan untuk membongkar pekerjaan
beton yang sudah dilaksanakan dan mengharuskan kontraktor untuk memperkuat perancah tersebut sehingga
dianggap cukup kuat. Biaya sehubungan dengan itu sepenuhnya menjadi tanggungan kontraktor.

Gambar rancangan perancah dan sistem pondasinya atau sistem lainnya secara detail (termasuk
perhitungannya) harus diserahkan kepada Direksi Lapangan untuk disetujui dan pekerjaan pengecoran beton
tidak boleh dilakukan sebelum gambar tersebut disetujui.

Perancah harus diperiksa secara rutin sementara pengecoran beton berlangsung untuk melihat bahwa tidak ada
perubahan elevasi, kemiringan ataupun ruang/rongga. Bila selama pelaksanaan didapati perlemahan yang
berkembang dan pekerjaan perancah memperlihatkan penurunan atau perubahan bentuk, pekerjaan harus
dihentikan, diberlakukan pembongkaran bila kerusakan permanen, dan perancah diperkuat seperlunya untuk
mengurangi penurunan atau perubahan bentuk yang lebih jauh.

Spesifikasi Teknis 2
Pembangunan Mushalla Al Munawarah Kelurahan Nan Balimo

Pada saat pengecoran, pelaksana dan surveyor harus memantau terus menerus agar bisa dicegah
penyimpangan-penyimpangan yang mungkin ada.

Rancangan perancah dan cetakan sedemikian untuk kemudahan pembongkaran untuk mengeliminasi kerusakan
pada beton apabila cetakan & perancah dibongkar.

Aturlah cetakan untuk dapat membongkar tanpa memindahkan penunjang utama dimana diperlukan untuk
disisakan pada waktu pengecoran.

B. Pemasangan

Perancah dan cetakan harus sesuai dengan dimensi, kelurusan dan kemiringan dari beton seperti yang
ditunjukkan pada gambar; dilengkapi untuk bukaan (openings), celah-celah, pengunduran (recesses), chamfers
dan proyeksi-proyeksi seperti diperlukan.

Cetakan-cetakan harus dibuat dari bahan dengan kelembaban rendah, kedap air dan dikencangkan secukupnya
dan diperkuat untuk mempertahankan posisi dan kemiringan serta mencegah tekuk dan lendutan antara
penunjang-penunjang cetakan.

Pekerjaan denah harus tepat sesuai dengan gambar dan kontraktor bertanggung jawab untuk lokasi yang benar.
Garis bantu yang diperlukan untuk menentukan lokasi yang tepat dari cetakan, haruslah jelas, sehingga
memudahkan untuk pemeriksaan.

Semua sambungan/pertemuan beton ekspose harus selaras dan segaris baik pada arah mendatar maupun
tegak, termasuk sambungan-sambungan konstruksi kecuali seperti diperlihatkan lain pada gambar.

Toleransi untuk beton secara umum harus sesuai PBI-71 atau ACI 347-78.3.3.1, Tolerances for Reinforced
Concrete Building.

Cetakan harus menghasilkan jaringan permukaan yang seragam pada permukaan beton yang diekspose.

Pembuatan cetakan haruslah sedemikian rupa sehingga pada waktu pembongkaran tidak mengalami kerusakan
pada permukaan.

Kolom-kolom sudah boleh dipasang cetakannya dan dicor (hanya sampai tepi bawah dari balok diatasnya) segera
setelah penunjang dari pelat lantai mencapai kekuatannya sendiri. Bagaimanapun, jangan ada pelat atau balok
yang dicetak atau dicor sebelum balok lantai dibawahnya bekerja penuh.

Pada waktu pemasangan rangka konstruksi beton bertulang, Kontraktor harus benar-benar yakin bahwa tidak ada
bagian dari batang tegak yang mempunyai "plumbness"/kemiringan lebih atau kurang dari 10 mm, yang
dibuktikan dengan data dari surveyor yang diserahkan sebelum pengecoran.

C. Pengikat Cetakan

Pengikat cetakan harus dipasang pada jarak tertentu untuk ketepatannya memegang/menahan cetakan selama
pengecoran beton dan untuk menahan berat serta tekanan dari beton basah.

D. Jalur Kayu, Blocking dan Pencetakan Bentuk-bentuk Khusus (Moulding)

Pasanglah di dalam cetakan jalur kayu, blocking, moulding, paku-paku dan sebagainya seperti diperlukan untuk
menghasilkan penyelesaian yang berbentuk khusus/berprofil dan permukaan seperti diperlihatkan pada gambar
dan bentuk melengkapi pemasangan paku untuk batang-batang kayu dari ciri-ciri lain yang dibutuhkan untuk
ditempelkan pada permukaan beton dengan suatu cara tertentu. Lapislah jalur kayu, blocking dan pencetakan
bentuk khusus dengan bahan untuk melepaskan.

Spesifikasi Teknis 3
Pembangunan Mushalla Al Munawarah Kelurahan Nan Balimo

E. Chamfers

Garis/lajur chamfers haruslah hanya dimana ditunjukkan pada gambar-gambar arsitek saja.

F. Bahan untuk Melepas Beton (Release Agent)

Lapisilah cetakan dengan bahan untuk pelepas beton sebelum besi tulangan dipasang. Buanglah kelebihan dari
bahan pelepas sehingga cukup membuat permukaan dari cetakan sekedar berminyak bila beton maupun pada
pertemuan beton yang diperkeras dimana beton basah akan dicor/dituangkan.

Jangan memakai bahan pelepas dimana permukaan beton dijadwalkan untuk menerima penyelesaian khusus
dan/atau pakailah penutup dimana dimungkinkan.

G. Pekerjaan Sambungan

Untuk mencegah kebocoran oleh celah-celah dan lubang-lubang pada cetakan beton ekspose, perlu dilengkapi
dengan gasket, plug, ataupun caulk joints. Cetakan sambungan-sambungan hanya diijinkan dimana terlihat pada
gambar kerja. Dimana memungkinkan, tempatkan sambungan ditempat yang tersembunyi. Laksanakan
perawatan sambungan dalam 24 jam setelah jadwal pengecoran.

H. Pembersihan
Untuk beton pada umumnya (termasuk cetakan untuk permukaan terlindung dari beton yang dicat). Lengkapi
dengan lubang-lubang untuk pembersihan secukupnya pada bagian bawah dari cetakan-cetakan dinding dan
pada titik-titik lain dimana diperlukan untuk fasilitas pembersihan dan pemeriksaan dari bagian dalam dari cetakan
utama untuk pengecoran beton. Lokasi/tempat dari bukaan pembersihan berdasar kepada persetujuan Direksi
Lapangan.

Untuk beton ekspose sama dengan beton pada umumnya, kecuali bahwa pembersihan pada lubang-lubang tidak
diijinkan pada cetakan beton ekspose untuk permukaan ekspose tanpa persetujuan Direksi Lapangan.

Dimana cetakan-cetakan mengelilingi suatu potongan beton ekspose dengan permukaan ekspose pada dua
sisinya, harus disiapkan cetakan yang bagian-bagiannya dapat dilepas sepenuhnya seperti disetujui oleh Direksi
Lapangan.

Memasang jendela, bila pemasangan jendela pada cetakan untuk beton ekspose, lokasi harus disetujui oleh
Direksi Lapangan.

Perancah; batang-batang perkuatan penyangga cetakan harus memadai sesuai dengan metoda perancah.
Pemeriksaan perancah secara sering harus dilakukan selama operasi pengecoran sampai dengan
pembongkaran. Naikkan bila penurunan terjadi, perkuat/kencangkan bila pergerakan terlihat nyata. Pasanglah
penunjang-penunjang berturut-turut, segera, untuk hal-hal tersebut diatas. Hentikan perkerjaan bila suatu
perlemahan berkembang dan cetakan memperlihatkan pergerakan terus menerus melampaui yang dimungkinkan
dari peraturan.

Pembersihan dan pelapisan dari cetakan; sebelum penempatan dari tulangan-tulangan, bersihkan semua cetakan
pada muka bidang kontak dan lapisi secara seragam/merata dengan release agent untuk cetakan yang spesifik
sesuai dengan instruksi pabrik yang tercantum. Buanglah kelebihan dan tidak diijinkan pelapisan pada tempat
dimana beton ekspose akan dicor.

Pemeriksaan cetakan; Beritahukan kepada Direksi Lapangan setidaknya 24 jam sebelumnya dalam pengajuan
jadwal pengecoran beton.

I. Penyisipan dan Perlengkapan

Buatlah persediaan/perlengkapan untuk keperluan pemasangan atau perlengkapan-perlengkapan, baut-baut,

Spesifikasi Teknis 3
Pembangunan Mushalla Al Munawarah Kelurahan Nan Balimo

penggantung, pengunci angkur dan sisipan di dalam beton.


Buatlah pola atau instruksi untum pemasangan dari macam-macam benda.
Tempatkan expansion joint fillers seperti dimana didetailkan.

J. Dinding-dinding

Buatlah dinding-dinding beton mencapai ketinggian, ketebalan dan profil seperti diperlihatkan pada gambar-
gambar. Lengkapi bukaan/lubang-lubang sementara pada bagian bawah dari semua cetakan-cetakan untuk
kemudahan pembersihan dan pemeriksaan. Tutuplah bukaan/lubang-lubang tersebut setepatnya, segera
sebelum pengecoran beton ke dalam cetakan-cetakan dari dinding. Lengkapi dengan keperluan pengunci di
dalam dinding untuk menerima tepian dari lantai-lantai beton.

K. Waterstops

Untuk setiap sambungan pengecoran yang mempunyai selisih waktu pengecoran lebih dari 4 (empat) jam dan
sambungan tersebut berhubungan langsung dengan tanah atau air di bawah lapisan tanah dan dimana
diperlihatkan pada gambar-gambar, harus dilengkapi dengan waterstop.

Letak/posisi waterstop harus akurat dan ditunjang terhadap penurunan. Penampang sambungan kedap air sesuai
dengan rekomendasi dari perusahaan. Untuk tipe waterstop dapat digunakan ” Expandable Water Stop “
berbahan dasar “ Bentonite Clay “ ex. Fosroc atau yang setara.

L. Cetakan untuk Kolom


Cetakan-cetakan untuk kolom haruslah dengan ukuran dan bentuk seperti terlihat pada gambar-gambar. Siapkan
bukaan-bukaan sementara pada bagian bawah dari semua cetakan-cetakan kolom untuk kemudahan
pembersihan dan pemeriksaan, dan tutup kembali dengan cermat sebelum pengecoran beton.

M. Cetakan untuk Pelat dan Balok-balok

Buatlah semua lubang-lubang pada cetakan lantai beton seperti diperlukan untuk lintasan tegak dari duct, pipa-
pipa, conduit dan sebagainya.

Puncak dari chamber (penunjang) harus sesuai dengan gambar. Lengkapi dengan dongkrak-dongkrak yang
sesuai, baji-baji atau perlengkapan lainnya untuk mendongkrak dan untuk mengambil alih penurunan pada
cetakan, baik sebelum ataupun pada waktu pengecoran dari beton.

N. Pembongkaran Cetakan dan Pengencangan Kembali Perancah (Reshoring)


Pembongkaran cetakan harus sesuai dengan PBI-71 NI-2.

Secara hati-hati lepaslah seluruh bagian dari cetakan yang sudah dapat dibongkar tanpa menambah tegangan
atau tekanan terhadap sudut-sudut, offsets ataupun bukaan-bukaan (reveals). Hati-hati lepaskan dari pengikat.
Pengikatan terhadap segi arsitek atau permukaan beton ekspose dengan menggunakan peralatan ataupun
description ataupun tidak diijinkan. Lindungi semua ujung-ujung dari beton yang tajam dan secara umum
pertahankan keutuhan dari desain.

Bersihkan cetakan-cetakan beton ekspose secepatnya setelah pembongkaran untuk mencegah kerusakan pada
bidang kontak.

Pemasangan kembali perancah segera setelah pembongkaran cetakan, topang/tunjang kembali sepenuhnya
semua pelat dan balok sampai dengan sedikitnya tiga lantai dibawahnya. Pemasangan perancah kambali harus
tetap tinggal ditempatnya sampai beton mencapai kriteria umur kekuatan tekan 28 hari. Periksa dengan teliti
kekuatan beton dengan test silinder dengan biaya kontraktor.

Penunjang-penunjang sementara, sebelum pengecoran beton; tulangan menerus balok-balok dengan bentang
panjang (12 m) haruslah ditunjang dengan penopang-penopang sementara sedemikian untuk me"minimum"kan

Spesifikasi Teknis 3
Pembangunan Mushalla Al Munawarah Kelurahan Nan Balimo

lendutan akibat beban dari beton basah.

Penunjang-penunjang sementara harus diatur sedemikian selama pengecoran beton dan selama perlu untuk
mencegah penurunan dari penunjang karena tingkatan kerja. Perancah harus tidak boleh dipindahkan sampai
beton mencapai kekuatan yang mencukupi ( > 80 % f’c).

O. Pemakaian Ulang Cetakan

Cetakan-cetakan boleh dipakai ulang hanya bila betul-betul dipertahankan dengan baik dan dalam kondisi yang
memuaskan bagi Direksi Lapangan. Cetakan-cetakan yang tidak dapat benar-benar dikencangkan dan dibuat
kedap air, tidak boleh dipakai ulang. Bila pemakaian ulang dari cetakan disetujui oleh Direksi Lapangan, bagian
pembersihan cetakan, dan memperbaiki kerusakan permukaan dengan memindahkan lembaran-lembaran yang
rusak.

Plywood sebelum pemakaian ulang dari cetakan plywood, bersihkan secara menyeluruh, dan lapis ulang dengan
lapisan untuk cetakan. Janganlah memakai ulang plywood yang mempunyai tambalan, ujung yang usang,
cacat/kerusakan akibat lapisan damar pada permukaan atau kerusakan lain yang akan mempengaruhi tekstur
dari penyelesaian permukaan.

Cetakan-cetakan lain dari kayu, persiapkan untuk pemakaian ulang dengan membersihkan secara menyeluruh
dan melapis ulang dengan lapisan untuk cetakan. Perbaiki kerusakan pada cetakan dan bongkar/buanglah
papan-papan yang lepas atau rusak.

Agar supaya cetakan yang dipakai ulang tidak akan ada tambalannya yang diakibatkan oleh perubahan-
perubahan, cetakan untuk beton ekspose pada bagian yang terlihat hanya boleh dipakai ulang hanya pada
potogan-potongan yang identik.
Cetakan tidak boleh dipakai ulang bila nantinya mempengaruhi mutu dan hasil pada bagian permukaan yang
tampak dari beton ekspose akibat cetakan akan ada bekas jalur akibat dari plywood yang robek atau lepas
seratnya.

Sehubungan dengan beban pelaksanaan, maka beban pelaksanaan harus didukung oleh struktur-struktur
penunjangnya dan untuk itu kontraktor harus melampirkan perhitungan yang berkaitan dengan rancangan
pembongkaran perancah.

P. Cetakan untuk Beton Prestress

Cetakan haruslah dari konstruksi sedemikian sehingga tidak akan membatasi regangan-regangan di dalam beton
sementara tarikan mulai dilakukan, dan kekuatannnya harus ditentukan sehubungan dengan pertimbangan dari
perubahan-perubahan dalam distribusi tegangan bila penarikan dimulai.

Q. Pembongkaran dari Cetakan untuk Pekerjaan Prestress

Cetakan harus dibongkar secara hati-hati tanpa menimbulkan getaran, dan hanya boleh dilakukan dibawah
pengawasan Direksi Lapangan. Beton harus diperiksa sebelum pembongkaran dari cetakan. Cetakan dapat
dibongkar hanya bila beton telah mencapai kekuatan yang mencukupi untuk memikul berat sendiri dan beban-
beban pelaksanaan lainnya. Bila diperkirakan ada beban lain yang merupakan tambahan beban terhadap beban
yang direncanakan, perancah-perancah harus disediakan dalam jumlah yang diperlukan, segera setelah
pembongkaran cetakan.

Untuk perancah yang menyangga balok prategang, perancah balok prategang boleh dibongkar setelah balok
prategang 2 (dua) lantai di atasnya selesai ditarik.

R. Hal Lain-lain

Buatlah cetakan untuk semua bagian pekerjaan beton yang diperlukan dalam hubungan dengan kelengkapan
pekerjaan proyek, meskipun setiap bagian diperlihatkan secara terperinci atau dialihkan ke "Referred to" ataupun

Spesifikasi Teknis 3
Pembangunan Mushalla Al Munawarah Kelurahan Nan Balimo

tidak.

Dilarang menanamkan pipa di dalam kolom atau balok kecuali pipa-pipa tersebut diperlihatkan pada gambar-
gambar struktur atau pada gambar kerja.

VII. PEKERJAAN STRUKTUR RANGKA ATAP

8.1. KETERANGAN
1. Meliputi pengadaan bahan, tenaga kerja dan peralatan untuk pekerjaan ini.
2. Pekerjaan ini mencakup seluruh pekerjaan penutup atap, meliputi pemasangan penutup atap, sesuai
yang tertera dalam gambar.

8.2. UMUM
a. Pasal ini mengatur pelaksanaan pekerjaan baja berikut segala peralatan pendukung yang dibutuhkan
seperti tercantum dalam gambar struktur dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari spesifikasi
lainnya.
b. Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh Kontraktor yang berpengalaman untuk pekerjaan ini dan harus
disetujui oleh Konsultan Pengawas/MK. Kontraktor harus mempunyai tenaga ahli yang berpengalaman
sehingga dapat mengatasi seluruh masalah lapangan dengan cepat dan benar.
c. 1Kontraktor harus melampirkan struktur organisasi dan membuat surat pernyataan yang menjamin
bahwa personil yang diajukan akan berada di lokasi proyek selama pekerjaan berlangsung.
d. Kontraktor harus melampirkan metode pelaksanaan serta alat-alat yang akan digunakan dalam proyek ini
dengan memperhatikan urutan dan kecepatan pekerjaan.
e. Kontraktor wajib menyediakan peralatan tersebut di lokasi pekerjaan tepat pada waktunya sehingga tidak
menghambat pekerjaan lainnya.

8.3.1. LINGKUP PEKERJAAN


Tenaga kerja, material dan peralatan.
Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan konstruksi baja termasuk penyediaan tenaga kerja, pengadaan bahan-bahan
baik bahan dasar maupun bahan penyambung, peralatan baja dan alat-alat bantu lainnya yang dibutuhkan untuk
melaksanakan pekerjaan dengan baik dan aman.

Pengukuran lapangan.
Pekerjaan pengukuran yang mencakup kondisi lapangan yang ada, seperti hasil pekerjaan beton yang sudah
dilaksanakan, maupun segala penyimpangan yang terjadi, sehingga dalam gambar kerja diperlukan penyesuaian.
Tenaga ahli.
Kontraktor harus menyediakan tenaga ahli yang berpengalaman di lokasi pekerjaan, sehingga dapat menyelesaikan
segala masalah yang timbul di lapangan secara cepat dan benar.
Gambar kerja/ shop drawings.
Kontraktor harus membuat gambar kerja secara ditail, sebelum pekerjaan dimulai, termasuk penyesuaian dengan
kondisi lapangan sampai mendapatkan persetujuan dari Konsultan / Direksi.
Gambar terlaksana/ As built drawings.
Setelah pekerjaan dilaksanakan, Kontraktor wajib membuat gambar terlaksana sesuai dengan struktur yang
dilaksanakan, dan diserahkan kepada Pemberi Tugas sesuai dengan kontrak..

Spesifikasi Teknis 3
Pembangunan Mushalla Al Munawarah Kelurahan Nan Balimo

8.3.2. PERATURAN-PERATURAN
Kecuali ditentukan lain dalam persyaratan selanjutnya, maka sebagai dasar pelaksanaan digunakan peraturan sebagai
berikut :
 Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia 1984 (PPBBI)
 American Institute of Steel Construction Specification (AISC)
 American Society for Testing and Materials (ASTM)
 American Welding Society - Structural Welding Code (AWS)
 Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBBI-1982)

8.5 PERHITUNGAN BERAT KONSTRUKSI BAJA


Berat jenis baja
Berat jenis baja adalah 7800 kg/m3. Satuan berat elemen baja adalah sesuai dengan yang tercantum di dalam tabel
pabrik pembuat.
Berat baja di dalam BQ.
Di dalam menghitung volume baja di dalam Bill of Quantity (BQ), berat baja dihitung berdasarkan volume (berat)
teoritis sesuai dengan gambar struktur. Berat sisa atau "waste" akibat pemotongan atau pembentukan elemen-elemen
struktur dan juga alat penyambung seperti baut, las, angkur dan pelat buhul harus diperhitungkan di dalam analisa
harga satuan

8.6. MATERIAL
Pipa Schedule U40
Material pipa yang digunakan harus memiliki sertifikat hasil uji tes dari pabrik dan diketahui oleh konsultan pengawas.
Material pipa SCH yang digunakan yang memiliki tegangan leleh (yield stress) minimal, Fy = 240 Mpa dan tegangan
tarik (tensile stress) Fu = 400 Mpa. Baja jenis ini umum disebut baja karbon (Carbon Steel) yang mengandung karbon
antara 0.25 - 0.29 %. Semua material baja harus baru, bebas/bersih dari karat, lobang-lobang dan kerusakan lainnya,
lurus, tidak terpuntir, tanpa tekukan, serta memenuhi syarat toleransi sesuai dengan spesifikasi ini.
Elektroda las.
Jika tidak disebutkan secara khusus di dalam gambar struktur, maka elektoda las yang digunakan adalah E70XX,
sesuai dengan lokasi penggunaannya.
Angkur.
Kecuali ditentukan lain di dalam gambar, maka angkur yang digunakan harus memiliki kualitas BJTD 40, dengan
panjang penjangkaran minimal sedalam 500 mm. Angkur harus memiliki ulir yang cukup sehingga pada saat
digunakan benar-benar dapat berfungsi secara benar.
Cat dasar/primer dan cat finish.
Seluruh material baja harus dilindungi dengan cat dasar Zinc Chromate dengan tebal seperti tertera di dalam
spesifikasi ini. Sedangkan untuk cat finish tertera di dalam spesifikasi teknis arsitektur dan jika tidak disebutkan harus
mengikuti ketentuan di dalam spesifikasi ini.
Angkur khusus.
Untuk menghubungkan elemen struktur beton lama dengan yang baru diperlukan suatu angkur khusus. Angkur
tersebut harus berasal dari pabrik Fischer.
Atap Spandek

Spesifikasi Teknis 3
Pembangunan Mushalla Al Munawarah Kelurahan Nan Balimo

Atap spandek merk Taso atau setara. Penutup atap menggunakan atap spandek yang merupakan atap rumah yang
terbuat dari berbagai bentuk campuran bahan seng dan alumunium dengan komposisi sebesar 43% seng dan 55%
alumunium. Komposisi tersebut dicampur juga dengan bahan silikon sebagai penguat dan membuatnya menjadi lebih
fleksibel.
Baja Ringan
Baja ringan merk Taso atau setara. Rangka atap menggunakan material baja ringan yang terbentuk dari bahan dasar
campuran antara seng dan alumunium serta material tambahan lainnya yang kemudian dibentuk sesuai dengan profil
yang diinginkan. Profil baja ringan yang tersedia di pasaran yaitu profil C dan profil reng.

8.7. PENGGANTIAN PROFIL / PENAMPANG


Pada prinsipnya dalam tahap perencanaan, profil yang digunakan adalah profil yang diproduksi oleh pabrik. Apabila
ternyata profil tersebut tidak tersedia, maka Kontraktor dapat mengganti profil tersebut dengan profil lain yang disetujui
oleh Konsultan / Direksi. Usulan perubahan tersebut harus dilengkapi dengan perhitungan yang menunjukkan bahwa
profil pengganti tersebut minimal sama kuat dan kakunya dengan profil yang digantikan. Juga harus diperhatikan
bahwa tinggi profil pengganti harus mempunyai tinggi maksimal sama dengan profil original, sehingga tidak
mengurangi ruang peralatan M&E. Walaupun perubahan profil tersebut disetujui, Kontraktor tetap harus
mengantisipasi perubahan tersebut, agar tidak terjadi klaim terhadap waktu pelaksanaan maupun biaya.

8.8. TOLERANSI DIMENSI, PANJANG DAN KELURUSAN


Toleransi dimensi
Dimensi yang tercantum di dalam gambar rencana adalah dimensi sesuai dengan yang tertera di dalam tabel pabrik
pembuat Pipa SCH dengan tolereansi (±0.2) mm. Apabila material yang sampai dilokasi tidak sesuai dengan ukuran
perencanaan, maka material harus dipindahkan dalam waktu 2 x 24 jam.
Toleransi kelurusan
Kelurusan dari elemen baja dibatasi sebesar 1/500 bentang di antara 2 titik tumpunya, kecuali ditentukan lain oleh
Konsultan / Direksi.

8.9. UJI MATERIAL


Contoh Material.
Kontraktor wajib menyediakan contoh material (baja, baut dan lain lain) untuk diuji pada laboratorium yang disetujui
oleh Konsultan / Direksi. Segala biaya pengujian harus termasuk di dalam penawaran yang diajukan.
Uji pengelasan.
Apabila dianggap perlu oleh Konsultan / Direksi, maka akan dilakukan testing pada hasil pengelasan. Tipe dan jumlah
test untuk pengelasan disesuaikan dengan kebutuhan sesuai AWS serta dilakukan atas biaya Kontraktor.

8.10. PERSYARATAN PELAKSANAAN


Gambar kerja/ shop drawing.
Sebelum fabrikasi dimulai, Kontraktor harus membuat gambar-gambar kerja yang diperlukan dan menyerahkan
gambar kerja untuk diperiksa dan disetujui Konsultan / Direksi. Bilamana disetujui, Kontraktor dapat mulai pekerjaan
fabrikasinya. Pemeriksaan dan persetujuan Konsultan MK atas gambar kerja tersebut hanya menyangkut segi
kekuatan struktur saja seperti :
 Ukuran/dimensi profil, ketebalan plat-plat, ukuran/jumlah baut/las, tebal pengelasan. Ketepatan ukuran-ukuran
panjang, lebar, tinggi atau posisi dari elemen-elemen konstruksi pipa SCH yang berhubungan dengan
pengangkutan menjadi tanggung jawab Kontraktor. Dengan kata lain walaupun semua gambar kerja telah

Spesifikasi Teknis 3
Pembangunan Mushalla Al Munawarah Kelurahan Nan Balimo

disetujui Konsultan / Direksi, tidaklah berarti mengurangi atau membebaskan Kontraktor dari tanggung jawab
ketidak tepatan serta kemudahan dalam erection elemen-elemen konstruksi baja.
 Pengukuran dengan skala dalam gambar sama sekali tidak diperkenankan.
 Pada gambar kerja harus sudah terlihat bagian-bagian tambahan yang diperlukan untuk keperluan montase serta
cara-cara montase yang direncanakan.
Fabrikasi
 Selama proses fabrikasi Konsultan / Direksi harus menempatkan staffnya yang berpengalaman dalam fabrikasi
baja secara penuh untuk mengawasi pelaksanaan fabrikasi di bengkel kerja Kontraktor.
 Kontraktor harus memberikan Fabrication Manual Procedure termasuk Procedur Quality Control kepada
Konsultan MK untuk disetujui.
 Fabrikasi dari elemen-elemen konstruksi baja harus dilaksanakan oleh tukang-tukang yang berpengalaman dan
diawasi oleh mandor-mandor yang ahli dalam konstruksi baja.
 Semua elemen-elemen harus difabrikasi sesuai dengan ukuran-ukuran dan/atau bentuk yang diinginkan tanpa
menimbulkan distorsi-distorsi atau kerusakan-kerusakan lainnya dengan memperhatikan persyaratan untuk
penanganan sambungan-sambungan serta las di lapangan dan sebagainya.
 Pemotongan-pemotongan elemen-elemen harus dilaksanakan dengan rapi dan pemotongan besi harus dilakukan
dengan alat pemotong (brender) atau gergaji besi. Pemotongan dengan mesin las sama sekali tidak
diperbolehkan.

Tanda-tanda pada konstruksi baja


 Semua konstruksi baja yang telah selesai difabrikasi harus dibedakan dengan kode yang jelas sesuai bagian
masing-masing agar dapat dipasang dengan mudah.
 Kode tersebut ditulis dengan cat agar tidak mudah terhapus.
 Pelat-pelat sambungan dan bagian elemen lain yang diperlukan untuk sambungan-sambungan di lapangan,
harus dibaut/diikat sementara dulu pada masing-masing elemen dengan tetap diberi tanda-tanda.

Pengelasan
 Pengelasan harus dilaksanakan sesuai AWS atau AISC Specification dan baru dapat dilaksanakan setelah
mendapatkan ijin tertulis dari Konsultan / Direksi. Pengelasan harus dilakukan dengan las listrik, bukan dengan
las karbit.
 Kawat las yang dipakai adalah harus dari produk yang disetujui oleh Konsultan / Direksi. Ukuran kawat las
disesuaikan dengan tebal pengelasan.
 Kontraktor harus menyediakan tukang las yang berpengalaman dengan hasil pengalaman yang baik dalam dalam
melaksanakan konstrksi baja sejenis. Hal ini harus dibuktikan dengan menunjukkan sertifikat yang masih berlaku.
 Kontraktor harus memperhatikan dengan seksama tipe dan ukuran las yang tercantum di dalam gambar (las
sudut, las tumpul dan lain-lain), dan Kontraktor harus mempunyai alat untuk mengukur tebal las sehingga dengan
mudah dapat diketahui apakah tebal las sudah sesuai dengan gambar atau tidak.
 Permukaan bagian yang akan dilas harus dibersihkan dari cat, minyak, karat dan bekas-bekas potongan api yang
kasar dengan menggunakan mechanical wire brush dan untuk daerah-daerah yang sulit dapat digunakan sikat
baja. Bekas potongan api harus dihaluskan dengan menggunakan gurinda agar permukaan baja menjadi baik.
Kerak bekas pengelasan harus dibersihkan dan disikat.
 Metode pengelasan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak timbul distorsi dan tegangan residual pada
elemen konstruksi baja yang dilas. Pengelasan pada pertemuan elemen-elemen yang padat seperti pada
tumpuan harus dilakukan dengan teknik preheating.

Spesifikasi Teknis 3
Pembangunan Mushalla Al Munawarah Kelurahan Nan Balimo

 Pada pekerjaan las dimana terjadi banyak lapisan las (pengelasan lebih dari satu kali), maka sebelum dilakukan
pengelasan berikutnya lapisan terdahulu harus dibersihkan dahulu dari kerak-kerak las/slag dan percikan-
percikan logam yang ada. Lapisan las yang berpori-pori atau retak atau rusak harus dibuang sama sekali.
 Untuk memudahkan pelaksanaan serta mendapatkan mutu pengelasan yang baik, maka pada dasarnya semua
pekerjaan pengelasan harus dilakukan di bengkel. Bila akan mengadakan pengelasan lapangan harus seijin
tertulis dari Konsultan / Direksi.
 Perhatian khusus diberikan pada pengelasan yang dilakukan di lapangan (field weld), dimana posisi dari tukang
las harus sedemikian sehingga dapat dengan mudah melakukan pengelasan dengan hasil yang baik tanpa
mengabaikan keselamatan kerja.
 Pada semua pengelasan harus dilakukan pemeriksaan visual untuk mengetahui apakah :
a) persiapan pengelasan sudah dilakukan dengan baik (bersih, gap yang cukup dan lain-lain).
b) las yang ada tidak berpori, undercut, retak permukaan atau cacat-cacat lain.
c) ukuran dan tipe las sudah sesuai gambar.
 Pada jumlah lokasi 30% dari seluruh lokasi pengelasan juga harus dilakukan "Liquid Penetrant Test". Lokasi
pengetesan ditentukan oleh Konsultan / Direksi.
 Apabila dianggap perlu oleh Konsultan / Direksi atau apabila ada keraguan terhadap hasil "Liquid Penetrant Test"
tersebut, maka Konsultan / Direksi dapat meminta pada Kontraktor untuk juga melakukan Radiographic Test.
 Laboratorium uji las yang ditunjuk harus mendapat persetujuan Konsultan / Direksi dan semua biaya pengujian
las menjadi tanggung jawab Kontraktor.

Baut penyambung dan Angkur.


 Kontraktor harus melakukan pengujian terhadap baut pada laboratorium yang disetujui oleh Konsultan MK,
sebelum Kontraktor memesan baut yang akan dipakai.
 Jumlah baut yang diuji untuk masing-masing ukuran adalah minimum 3 (tiga) buah.
 Walaupun test baut tersebut memenuhi syarat, Konsultan / Direksi berhak untuk meminta diadakan uji baut
lainnya dengan jumlah 1 (satu) baut dari setiap 250 baut yang digunakan. Biaya pengujian baut tersebut
ditanggung oleh Kontraktor.
 Posisi lubang-lubang baut harus benar-benar tepat dan sesuai dengan diameter baut. Jika tidak disebutkan
secara khusus di dalam gambar, maka diameter lubang baut maksimal 1.60 mm (1/16 inci) lebih besar dari
diameter baut. Kontraktor tidak boleh membuat lubang baru di lapangan tanpa seijin Konsultan / Direksi.
 Pembuatan lubang baut harus memakai bor, untuk konstruksi yang tipis, maksimum 10 mm, boleh memakai
mesin pons. Membuat lubang baut dengan api sama sekali tidak diperkenankan.
 Pemasangan dan pengencangan baut harus dikerjakan dengan kunci momen torsi yang sebelumnya sudah
dikalibrasi, sebagai berikut :
Diameter Baut Torsi
(inci) (mm) (lbs.ft) (kg.m)
½ 12 90 12,454
5/8 16 180 24,908
¾ 19 320 44,287
7/8 22 470 65,038
1 25 710 98,249
1 1/8 28 960 132,844
1¼ 32 1.350 186,872

Spesifikasi Teknis 3
Pembangunan Mushalla Al Munawarah Kelurahan Nan Balimo

1½ 38 2.580 357,018

 Setiap pengencangan baut harus dilakukan sampai mencapai gaya tarik baut sesuai dengan spesifikasi AISC.
Pelaksanaannya harus diawasi secara langsung oleh Konsultan / Direksi.
 Panjang baut harus sedemikian rupa, sehingga setelah dikencangkan masih dapat paling sedikit 4 ulir yang
menonjol pada permukaan, tanpa menimbulkan kerusakan pada ulir baut tersebut. Panjang baut yang tidak
memenuhi syarat ini harus diganti dan tidak boleh digunakan.
 Untuk menghindarkan adanya baut yang belum dikencangkan maka baut-baut yang sudah dikencangkan harus
diberi tanda dengan cat.

8.11. PERCOBAAN PENGANGKATAN DI BENGKEL

Untuk memudahkan pengangkatan konstruksi baja di lapangan, maka disyaratkan agar dilakukan percobaan
pengangkatan di pabrik (workshop assembly), sehingga dapat diketahui dengan jelas mengenai ketepatan/keakuratan
elemen-elemen konstruksi baja yang terpasang berikut sambungan-sambungannya. Percobaan tersebut penting untuk
dilaksanakan, agar dapat diketahui dengan pasti ketepatan ukuran dan juga kekuatan konstuksi baja tersebut, serta
dapat dilakukan penyempurnaan sebelum baja tersebut dipasang pada tempatnya.

8.12. METODE PENGANGKATAN

Waktu pengajuan.
Selambat-lambatnya 2 (dua) minggu sebelum pengangkatan dimulai, Kontraktor harus mengajukan secara tertulis
permohonan untuk hal ini. Metode dan skedul pengangkatan tersebut harus disetujui oleh Konsultan / Direksi. Metode
pengangkatan harus mencakup antara lain :
 Rencana pengiriman baja dari bengkel.
 Lokasi penyimpanan elemen baja yang hendak dipasang.
 Alat-alat bantu yang digunakan berikut perlengkapannya.
 Urut-urutan pengangkatan.
 Langkah pengamanan selama pengangkatan berlangsung.
 Pengaku sementara untuk pengaman konstruksi selama pengangkatan berlangsung.
 Skedul pengangkatan elemen-elemen baja.
 Perlengkapan yang diperlukan sebelum dan selama pengangkatan.

Pemeriksaan akhir sebelum pengiriman.


Kontraktor harus membuat jadual rencana pengiriman dari pabrik ke lapangan kepada Konsultan MK. Dengan jadual
tersebut, Konsultan / Direksi dapat mengatur waktu untuk pemeriksaan akhir sebelum baja dikirim. Setiap pengiriman
tanpa pemberitahuan terlebih dahulu dapat ditolak oleh Konsultan / Direksi dan risiko biaya serta akibat lainnya
menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.

Lokasi penempatan baja di lapangan.

Spesifikasi Teknis 3
Pembangunan Mushalla Al Munawarah Kelurahan Nan Balimo

Penempatan elemen baja di lapangan harus pada tempat yang kering/ terlindung sehingga elemen-elemen tersebut
tetap dalam kondisi baik hingga terpasang. Konsultan / Direksi berhak untuk menolak elemen-elemen baja yang
rusak karena salah penempatan atau rusak akibat proses apapun juga.
Waktu pengangkatan.
Pengangkatan elemen-elemen baja hanya boleh dilaksanakan setelah metode dan jadual pengangkatan disetujui
oleh Konsultan / Direksi.
Posisi angkur dll.
Sebelum pengangkatan dimulai, Kontraktor harus memeriksa kembali dudukan/ posisi angkur-angkur baja untuk
memastikan bahwa semuanya dalam kondisi baik dan tidak mengalami kerusakan, demikian juga dengan jarak dan
lain-lain sesuai dengan gambar kerja.
Perhatian khusus dalam pemasangan angkur-angkur untuk rangka baja dimana jarak-jarak/kedudukan angkur-angkur
harus tetap dan akurat untuk mencegah ketidak cocokan dalam erection, untuk ini harus dijaga agar selama
pengecoran angkur-angkur tersebut tidak bergeser, misalnya dengan mengelas pada tulangan kolom/balok atap.
Keselamatan di lapangan.
Kontraktor bertanggung jawab atas keselamatan pekerja-pekerjanya di lapangan. Untuk itu Kontraktor harus
menyediakan ikat pinggang pengaman, topi pengaman, sarung tangan dan alat lain yang diperlukan selama pekerjaan
berlangsung.
Kegagalan pengangkatan
Kontraktor harus merencanakan pengangkatan ini dengan baik dan mempersiapkan segala alat penunjang agar
proses pengangkatan dapat berjalan sesuai dengan rencana. Kegagalan pengangkatan akibat kelalaian maupun
sebab lainnya menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya, baik terhadap biaya maupun waktu.
Kerusakan elemen baja
Secara prinsip elemen baja yang rusak baik karena salah pemotongan maupun tidak memenuhi toleransi yang
disyaratkan tidak diizinkan untuk digunakan pada proyek ini, kecuali diizinkan oleh Konsultan / Direksi.
Tenaga ahli untuk pengangkatan.
Untuk proses pengangkatan di lapangan, Kontraktor harus menyediakan tenaga ahli dalam bidang konstruksi baja
yang senantiasa mengawasi dan bertanggung jawab atas pekerjaan ini. Tenaga ahli untuk mengawasi pekerjaan
tersebut harus mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan / Direksi.
Las lapangan.
Secara prinsip las di lapangan sedapat mungkin dihindarkan. Jika pengelasan harus dilakukan di lapangan dengan
alasan tertentu, maka Kontraktor wajib membuktikan bahwa hasil las lapangan tersebut secara teknis memenuhi
syarat. Untuk itu Kontraktor harus mengusulkan cara pengujian atas hasil las lapangan ini, agar dapat disetujui oleh
Konsultan / Direksi. Uji las tersebut meliputi antara lain tebal las, kualitas las dan kepadatan las.

8.13. PENGECATAN

Persiapan Pengecatan
Semua permukaan elemen baja sebelum dicat harus bebas dari :
 lapisan mill, yaitu lapisan tipis mengkilap yang berasal dari pabrik baja.
 karat
 minyak dan bahan kimia lainnya.
 kotoran yang akan mempengaruhi kualitas pengecatan.

Spesifikasi Teknis 4
Pembangunan Mushalla Al Munawarah Kelurahan Nan Balimo

Pembersihan harus dilakukan dengan menggunakan "mechanical wire brush" (sikat baja mekanis) dan tidak boleh
menggunakan sikat baja manual, kecuali hanya untuk permukaan-permukaan yang betul-betul tidak dapat dijangkau
oleh "mechanical wire brush" tersebut, sebelum pengecatan dilakukan. Pembersihan dengan menggunakan sand
blasting sangat dianjurkan, terutama untuk permukaan baja yang mengalami korosi.

Pengecatan Primer/Dasar
Setelah persiapan pengecatan seperti tersebut di atas, elemen baja dicat dasar sebagai berikut :
Item Cat Dasar
Tipe Menie Besi
Ketebalan 35 micron
Cat dilakukan di Workshop/ pabrik

Apabila cat dasar yang sudah dilakukan belum sempurna, maka Kontraktor wajib memperbaiki kondisi ini dengan
melakukan pembersihan atas cat dasar tersebut dan pengecatan diulang kembali sesuai dengan prosedur yang ada.

Cat Finish.
Jika tidak disebutkan secara khusus maka cat finish harus dilakukan 2 (dua) kali dengan ketentuan sebagai berikut :

Item Cat Finish I Cat Finish II


Tipe Zinc Cromate Zinc Cromate
Ketebalan 30 micron 30 micron
Cat dilakukan di Pabrik Pabrik

Sama seperti cat dasar, maka cat finish I maupun cat finish II baru boleh dilaksanakan setelah lapisan cat-cat
sebelumnya betul-betul kering. Kontraktor wajib melakukan pengecatan sehingga hasil yang diperoleh sesuai dengan
yang diinginkan. Hasil yang tidak sempurna, harus diperbaiki dan Kontraktor bertanggung jawab atas segala risiko
yang terjadi.

Pemeriksaan tebal cat.


Untuk memeriksa tebal cat, Kontraktor harus menyediakan alat ukur khusus untuk itu.

Baja yang dibungkus dan baja sementara.


Khusus untuk elemen baja yang akan dibungkus beton atau baja yang tidak permanen, maka bagian permukaan
tersebut hanya dicat dengan cat dasar saja.

8.14. ANTI LENDUT

Secara umum konstruksi baja harus difabrikasi dengan memperhatikan anti lendut khususnya untuk kuda-kuda dan
kantilever. Besarnya anti lendut adalah minimum sama dengan besarnya lendutan akibat beban mati.

Besarnya anti lendut tersebut dapat dilihat pada gambar atau jika tidak disebutkan secara khusus besarnya adalah
sebesar 1/350 kali bentang.

Spesifikasi Teknis 4
Pembangunan Mushalla Al Munawarah Kelurahan Nan Balimo

SUB BAB IV
PEKERJAAN ARSITEKTUR

Pasal 1
Pekerjaan Pasangan
1. Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk pekerjaan ini adalah penyediaan bahan-bahan, tenaga, peralatan dan pemasangan dari
dinding batu bata yang melekat langsung pada gedung dan pasangan batu kali pondasi. Termasuk juga dalam
pekerjaan ini adalah pembentukan lubang-lubang untuk pintu, jendela, saluran dinding-dinding dan semua
kolom serta balok praktis yang dibutuhkan sesuai persyaratan yang tertera dalam gambar.

2. Persyaratan Bahan Batu Bata


Semua batu bata yang digunakan harus dari jenis bata press (pabrik) dan memenuhi syarat kekerasan,
terbakar matang, rata dan memiliki bentuk yang sama, bebas keretakan, dan cacat-cacat lainnya dan setara
contoh yang disampaikan Penyedia dan telah disetujui oleh Direksi Lapangan / Konsultan Pengawas. Batu
bata dengan daya serap air lebih dari 20 % berat sendiri setelah pembenaman dalam air selama 24 jam tidak
dapat dipakai. Ukuran batu bata nominal yang digunakan adalah panjang 17 x 8 x 4 cm dengan toleransi ± 5
mm. Pembongkaran batu bata dari kendaraan pada saat pemasukan barang harus dilakukan dengan tangan
dan ditumpuk dengan rapi di tempat yang telah ditentukan oleh Direksi Lapangan / Konsultan Pengawas.

3. Pengetesan Batu Bata


Bila diperlukan pengetesan batu bata, maka akan ditunjuk Badan pengetesan yang disetujui oleh Direksi
Lapangan / Konsultan Pengawas.

4. Semen PCC, Pasir dan Air


Semen PCC yang dipakai harus baru, tidak ada bagian-bagian yang membatu dan dalam zak yang tertutup
seperti disyaratkan dalam NI - 8. Hanya satu merk dari 1 (satu) jenis semen yang boleh digunakan. Pasir yang
dipakai harus kasar, tajam, bersih dan bebas dari tanah liat, lumpur atau campuran-campuran lain, sesuai
dengan : NI - 3 Pasal 14 dan NI - 2 Bab. 3.3 Air harus bersih, segar dan bebas dari bahan-bahan yang
merusak seperti minyak, asam, dan unsur orgailik lainnya, kecuali ditunjuk lain (lihat air untuk pekerjaan
beton).
5. Persyaratan Pelaksanaan
a. Adukan (Mortar)
Bahan untuk pembuatan adukan harus diukur secara benar dengan kotak-kotak pengukur yang akurat.
Penggunaan plasticizer diperbolehkan asal digunakan sesuai dengan petunjuk produsen yang
bersangkutan.
Pencampuran adukan secara normal harus dilakukan dengan mesin pengaduk dari jenis dan ukuran
yang dapat disetujui Direksi Lapangan / Konsultan Pengawas .
Dalam keadaan khusus dimana diperlukan adukan dalam jumlah kecil sesuai kebutuhan-kebutuhan,
maka atas persetujuan Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas, bahan dapat diaduk secara manual
diatas kotak-kotak adukan yang kering dan bersih.
b. Perbandingan Adukan
Adukan harus terdiri dari bahan-bahan sesuai dengan perbandingan volume sebagai berikut:

Jenis Adukan Semen Pasir


Adukan Semen Kedap Air 1 bagian 2 bagian
Adukan Semen Biasa 1 bagian 4 bagian

c. Penggunaan Jenis Adukan


Penggunaan jenis adukan perekat pasangan dinding batu bata disesuaikan dengan kode-kode pada
gambar, dengan ketentuan umum sebagal berikut :
 Adukan semen kedap air dipakai pada pas. dinding ruang toilet setinggi 1,50 m.

Spesifikasi Teknis 51
Pembangunan Mushalla Al Munawarah Kelurahan Nan Balimo

 Adukan semen biasa dipakai pada semua pasangan dinding batu bata selain yang disebutkan diatas.
d. Sebelum dipasang, batu bata harus dibersihkan dan dibasahi terlebih dabulu, direndam dalam air hingga
jenuh.
e. Pemasangan dinding batu bata harus dilakukan tegak lurus, datar dengan siar- siar batu bata yang lurus
dan berjarak sama tidak lebih dari 1 cm.
f. Batu bata yang patah / tidak utuh dengan panjang kurang dari 10 cm tidak boleh dipergunakan, kecuali
pada akhiran-akhiran atau penyambungan dengan kolom.
g. Perancah untuk tempat berpijak tukang / pekerja tidak boleh menembus dinding.

6. Hal-hal Khusus
a. Penyambungan dinding ke kolom beton harus dilakukan dengan menyediakan besi beton Ø 10 mm
sepanjang 40 cm sebagai angkur yang dipasang pada bagian beton pada waktu pengecoran pada jarak
vertikal 30 cm (sumbu) dan menonjol 23 cm dari permukaan beton.
b. Penyambungan dinding ke bagian bawah balok beton.
Puncak semua dinding batu bata yang tersambung langsung ke bagian bawah balok beton dan
sebagainya, harus tersambung dengan adukan semen secara padat dan rapat apabila siar terakhir ini
tidak melebihi 2,5 cm. Bila siar terakhir melebihi 2,5 cm harus ditambahkan ubin-ubin beton pracetak yang
khusus dibuat untuk itu, dengan ketebalan dan bentuk yang sesuai dan direkatkan secara padat dengan
adukan semen. Untuk dinding batu bata dengan ketebalan ½ batu dan ketinggian lebih dari 3,6 m, pada
baglan puncak dinding harus disambung ke beton dengan angkur besi beton Ø 6 mm seperti pada
sambungan ke dinding dan kolom beton.
c. Dinding batu bata harus diperkuat dengan kolom pengaku dari beton bertulang jarak horizontal
maksimum diantara kolom pengaku adalah 3,00 m dan jarak vertikal maksimum adalah 2,50 m. Ukuran
penampang kolom pengaku adalah 12,5 cm x lebar batu bata. Kolom ini harus diperkuat dengan tulangan
beton Ø 8 dan 10 mm, sengkang Ø 6 mm, jarak 10 cm.
d. Pada daerah sambungan dengan dinding batu bata yang sudah ada harus diadakan pembersihan dan
dinding dibasahi. Batu bata yang sudah ada dibongkar secukupnya untuk menjamin perlekatan yang
cukup kuat dengan dinding batu bata yang baru.
e. Semua bagian dalam lubang atau saluran untuk perpipaan (shaft) harus dibuat dengan permukaan yang
rapi (fair faced) dengan siar-siar sambungan diratakan, (kecuali disyaratkan lain dalam gambar).
f. Sumuran, lubang tekukan dan sebagainya untuk keperluan pemasangan kerangka, ducting, pipa air hujan
dan pipa-pipa lainnya harus dibentuk dengan rapi sesuai gambar atau permintaan.

Pasal 2
Pekerjaan Plesteran

1. Lingkup Pekerjaan
a. Termasuk dalam pekerjaan plesteran ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan- bahan, peralatan
termasuk alat-alat bantu dan alat-alat angkut yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan plesteran
dinding, sehingga dapat dicapai hasil plesteran yang bermutu baik.
b. Pekerjaan plesteran dinding dikerjakan pada permukaan dinding pasangan beton blok ringan aerated dan
dinding beton bagian dalam serta seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar.

2. Persyaratan Bahan
a. Semen PCC harus memenuhi NI-8 (dipilih dari satu pabrik untuk seluruh pekerjaan).
b. Pasir harus memenuhi NI-3 pasal 14 ayat 2.
c. Air harus memenuhi NI-3 pasal 10.
d. Penggunaan jenis adukan plesteran
 Adukan 1 pc : 2 pasir, dipakai untuk plesteran kedap air.
 Adukan 1 pc : 4 pasir, dipakai untuk seluruh plesteran dinding lainnya.
 Seluruh permukaan plesteran difinish acian (plesteran halus) dari bahan PCC dengan air.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan

Spesifikasi Teknis 52
Pembangunan Mushalla Al Munawarah Kelurahan Nan Balimo

a. Plesteran dilaksanakan sesuai standar spesifikasi dari bahan yang digunakan dengan petunjuk dan
persetujuan Direksi Lapangan / Konsultan Pengawas, dan persyaratan tertulis dalam uraian dan RKS ini.
b. Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan pasangan bata maupun bidang beton telah
selesai dan telah disetujui oleh Direksi Lapangan / Konsultan Pengawas, sesuai syarat pekerjaan yang
tertulis dalam buku ini.
c. Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai pemasangan
d. pipa listrik dan plumbing untuk bangunan tersebut.
e. Untuk bidang / dinding beton bertulang yang akan diplester dan akan dilapis cat dipakai plesteran halus
(acian). Sebelumnya permukaannya harus dibersihkan dari sisa-sisa bekisting dan kemudian diketrek
(scrath) terlebih dahulu, dan semua lubang bekas pengikat bekisting atau form tie harus tertutup adukan
plester.
f. Campuran adukan plesteran yang dimaksud dalam pasal 2.2. adalah campuran dalam volume, cara
pembuatannya menggunakan mixer (alat pengaduk) selama 3 (tiga) menit dan memenuhi persyaratan
sebagai berikut :
 Untuk bidang kedap air, beton, pasangan dinding bata yang berhubungan dengan udara luar, dan
semua pasangan bata di bawah permukaan tanah sampai ketinggian 30 cm dari permukaan lantai
dan 150 cm dari permukaan lantai untuk toilet / WC, Kamar Mandi / Ruang Wudhu dan daerah basah
lainnya dipakai adukan plesteran 1 pc : 2 pasir.
 Untuk plesteran / adukan kedap air, harus ditambah dengan bahan khusus kedap air dengan
perbandingan 1 pc : 1 bahan khusus kedap air.
 Untuk bidang lainnya diperlukan plesteran campuran 1 pc : 4 pasir.
 Plesteran halus (acian) dipakai campuran Semen PCC dan air sampai mendapatkan campuran yang
homogen, acian dapat dikerjakan sesudah plesteran berumur 14 hari (kering benar), untuk adukan
plesteran finishing / dilapis bahan lain (Keramik dan lain-lain), harus ditambah dengan additive plamix
dengan dosis 200 - 250 gr plamix untuk adukan kedap air.
 Semua jenis adukan / plesteran tersebut di atas harus disiapkan sedemikian rupa, sehingga selalu
dalam keadaan baik dan belum mengering.
Diusahakan agar jarak waktu pencampuran adukan plesteran tersebut dengan pemasangannya tidak
melebihi 30 menit terutama untuk adukan kedap air.
g. Untuk dinding tertanam di dalam tanah harus diplester dengan memakai spesi kedap air.
h. Semua bidang yang akan dilapis (finishing) bahan lain pada permukaannya diberi alur-alur garis,
horizontal atau diketrek (scrath) untuk memberi ikatan yang lebih baik terhadap bahan finishingnya kecuali
untuk yang menerima cat.
i. Pasangan kepala plesteran dibuat pada jarak 1 m, dipasang tegak dan menggunakan keping-keping kayu
setebal 9 mm untuk patokan kerataan bidang.
j. Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding/ kolom yang dinyatakan dalain
gambar, atau sesuai peil-peil yang diminta dalam gambar. Tebal plesteran minimal 2 cm, jika ketebalan
melebihi dari 3 cm harus diberi tambahan kawat (Wiremesh) setara dengan BRM5. Untuk membantu dan
memperkuat daya lekat dari plesterannya pada bagian pekerjaan yang diizinkan Direksi Pengawas.
k. Untuk setiap permukaan bahan yang berbeda jenisnya yang bertemu dalam satu bidang datar, harus
diberi naat (tali air) dengan ukuran lebar 0,5 - 0,7 cm dalamnya 0,5 cm, kecuali bila ada petunjuk lain di
dalam gambar.
l. Untuk permukaan yang datar, harus mempunyal toleransi lengkung atau cembung bidang tidak melebihi 5
mm untuk setlap jarak 2 m. Jika melebihi, Penyedia berkewajiban memperbaikinya dengan biaya atas
tanggungan Penyedia.
m. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar tidak terlalu tiba-tiba
dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan melindungi dari terik panas
matahari langsung dengan baban penutup yang mencegah penguapan air secara cepat.
n. Jika terjadi keretakan sebagai akibat pengeringan yang tidak baik, plesteran harus dibongkar kembali dan
diperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh Direksi Pengawas dengan biaya atas tanggungan
Penyedia. Selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai Penyedia harus selalu menyiram dengan air,
sampai jenuh sekurang-kurangnya 2 kali setiap hari.
o. Selama pemasangan dinding bata / Beton Bertulang belum difinish, Penyedia wajib memelihara dan
menjaganya terhadap kerusakan-kerusakan dan pengotoran bahan lain. Setiap kerusakan yang terjadi
menjadi tanggung jawab Penyedia dan wajib diperbaiki.

Spesifikasi Teknis 53
Pembangunan Mushalla Al Munawarah Kelurahan Nan Balimo

p. Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan dilakukan sebelum plesteran berumur lebih dari 2 (dua)
minggu.

Pasal 3
Pekerjaan Waterproofing

1. Lingkup Pekerjaan
1.1. Yang termasuk pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan peralatan dan alat-alat
bantu lainnya termasuk pengangkutannya yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini
sesuai dengan yang dinyatakan dalain gambar, memenuhi uraian syarat-syarat dibawah ini serta
memenuhl spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan.
1.2. Bagian yang diwaterproofing :
 WC.
 Bagian-bagian lain yang dinyatakan dalam gambar.
1.3. Pada bagian permukaan yang memerlukan kemiringan, maka setelah pemasangan waterproofing
ditambah finishing dengan pemasangan besi Wiremash, Plasteran 1 : 2 dan Acian.

2. Persyaratan Bahan
2.1. Persyaratan Standar Mutu Bahan
Standar dari bahan produsen yang ditentukan oleh pabrik dan standar-standar lainnya seperti NI-3,
ASTM-828. Penyedia tidak dibenarkan merubah standar dengan cara apapun tanpa ijin dari
Perancang / Direksi Lapangan / Konsultan Pengawas.
2.2. Jaminan Pemeliharaan dan Tenaga Ahli
Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh tenaga ahlinya yang ditunjuk penyalur dan pekerjaan harus
mendapat sertifikat jaminan pemeliharaan secara cuma- cuma selama 10 (sepuluh) tahun berupa
 Jaminan ketepatan pemakaian bahan (Procedues Process Performance Warranty) dan
 Jaminan ketepatan aplikasi (Aplicator's Workmanship).
2.3. Waterproofing untuk Dak Beton
a. Bagian-bagian yang diberi waterproofing adalah pelat-pelat beton yang berfungsi sebagai Dak
Beton dan WC.
b. Lapisan waterproofing terbuat dari Membrane Bithutene, terdiri dari 1,4 mm Rubbenzed
Asphalt dan 0,1 mm lapisan Polyethylene Film produksi setara dengan Grace Ex. Swiss
c. Ketebalan waterproofing minimal 1,5 mm.
2.4. Persyaratan Pelaksanaan
a. Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh ahli berpengalaman (ahli dari pihak pemberi
garansi pemasangan) dan terlebih dahulu harus mengajukan "metode pelaksanaan" sesuai
dengan spesifikasi pabrik untuk mendapat persetujuan dari Konsutan Pengawas. Khusus untuk
bahan waterproofing yang dipasang ditempat yang berhubungan langsung dengan matahari
tetapi tidak mempunyai lapis pelindung terhadap ultra violet atau apabila disyaratkan dalam
gambar pelaksanaan atau spesifikasi arsitektur, maka dibagian lapisan atas dari lembar
waterproofing ini harus diberi lapisan pelindung sesuai gambar pelaksanaan. Lapisan ini dapat
berupa screed material finishing.
b. Sebelum pemasangan dimulai, Penyedia harus memastikan bahwa kemiringan plat beton sudah
cukup untuk mengalirkan air, dengan kemiringan lantai ± 1 % atau lebih kearah drain outlet.
c. Drain outlet (pipa pembuangan air) harus sudah terpasang.
d. Pekerjaan primer coating dilakukan dengan sistein kwas/rol.
e. Setelah printer coating mengering ± 1 jam (bila keadaan cuaca cerah) barulah dimulai
pemasangan waterproofing membrane yang dimulai pemasangannya dari titik terendah (drain),
daerah-daerah kritis diberi Mastic.
f. Setelah pemasangan waterproofing selesai sebagian atau seluruhnya, kemudian diadakan test
rendam (flood test) selama 24jam/ hari dengan air setinggi + 5 cm.
g. Setelah diperiksa oleh spesialis dan atau Direksi Lapangan / Konsultan Pengawas dan ternyata
kebocoran tidak ada, maka secepatnya di proteksi/ dilindungi dengan pekerjaan plesteran.
h. Untuk pemasangan lapisan membrane waterproofing pada daerah dinding reservoir,

Spesifikasi Teknis 54
Pembangunan Mushalla Al Munawarah Kelurahan Nan Balimo

menggunakan tambahan penguat chicken wiremesh sebelum pemasangan lapisan plesteran


sebagai lapisan proteksi.
i. Ketebalan lapisan proteksi / plesteran pelindung minimum 2,5 cm.
2.5. Pengamanan Pekerjaan
a. Penyedia wajib mengadakan perlindungan terhadap pemasangan yang telah dilakukan, terhadap
kemungkinan pergeseran, lecet permukaan atau kerusakan lainnya.
b. Kalau terdapat kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan Pernilik atau Pemberi Tugas pada
waktu pekerjaan ini dilakukan/dilaksanakan, maka Penyedia harus memperbaiki / mengganti sampai
dinyatakan dapat diterima oleh Direksi Lapangan / Konsultan Pengawas. Biaya yang timbul untuk
pekerjaan ini adalah tanggung jawab Penyedia.

Pasal 4
Pekerjaan Pelapisan Lantai

1. Umum
1.1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan peralatan dan semua pekerjaan yang berhubungan dengan
pekerjaan penyelesaian lantai sesuai dengan gambar kerja dan RKS.
1.2. Penyedia diharuskan memberikan contoh-contoh bahan lantai yang dipasang, khususnya untuk
diseleksi kwalitas, warna, tekstur, bahan lantai untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi Lapangan /
Konsultan Pengawas.
1.3. Penyedia harus menyediakan jaminan tertulis dari produsen/Sub-kontrktor kepada Pemilik Kegiatan
untuk setiap masing-masing penggunkan bahan lantai dengan jangka jaminan minimum 5 (lima) tahun.
1.4 Pekerjaan lantai yang akan dilaksanakan adalah pekerjaan lantai Keramik.

2. Pekerjaan Lantai Keramik


2.1. Pekerjaan lantai Keramik 40 x 40 cm dilaksanakan untuk lantai dalam dan luar ruangan.
2.2. Data teknis bahan :
Bahan : Keramik
Produk : Setara Platinum, Asia Tile, Masterina, Roman Ukuran : Keramik 40 x 40 cm, 25 x 25 cm
dandisesuaikan dengan ukuran dalam gambar perencanaan
Warna : Harus sesuai dengan petunjuk Konsultan Perencana atau Pemilik Kegiatan.
2.3. Keramik dan Keramik yang akan dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik, bentuk dan ukuran
masing-masing unit sama, tidak ada bagian yang gompal, retak maupun cacat.
2.4. Pekerjaan pemasangan lantai Keramik dan Keramik bisa dimulai dan dilaksanakan apabila Penyedia
telah membawa contoh-contoh Keramik dan telah disetujui.
2.5. Pemotongan Keramik dan Keramik harus dilakukan dengan menggunakan mesin potong, bekas
potongan harus digerinda dan diampelas sampat halus dan rata. Perlu dihindari pemotongan Keramik
yang < 1/2 x lebar/panjang ukuran standard.
2.6. Sebelum memulai memasang Keramik dan Keramik terlebih dahulu lantai diurug dengan pasir tebal 10
cm dan membuat lantai kerja dengan Mutu K-100, setiap Keramik perlu diulas bagian bawahnya akan
dipasang dengan adukan 1 semen: 3 pasir yang telah dicampur dengan bahan kedap air vandex.
2.7. Setelah Keramik dan Keramik terpasang seluruhnya, selanjutnya disapu dengan acian semen/Semen
PCC putih dengan diberi warna sesuai ubin yang dipasang. Masing jarak unit Keramik harus
membentuk garis lurus setebal naad (atau disebut lain sesuai gambar).
2.8. Apabila hasil pemasangan Keramik dan Keramik tidak rapih, tidak membentuk garis lurus, retak dan
hasilnya bergelombang, Penyedia harus mengganti/ mengulangi pekerjaan tersebut, dengan biaya
yang ditanggung sendiri oleh Penyedia.

Spesifikasi Teknis 55
Pembangunan Mushalla Al Munawarah Kelurahan Nan Balimo

Pasal 5
Pekerjaan Pelapis Dinding

1. Lingkup Pekerjaan
1.1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan, peralatan dan pekerja yang berhubungan dengan pekerjaan
penyelesaian dinding sesuai Gambar Kerja dan RKS.
1.2. Kontraktor harus memberikan contoh-contoh bahan pelapis dinding yang akan dipasang, khususnya
untuk menentukan warna tekstur yang akan di tentukan kemudian oleh Pemberi Tugas.
1.3. Kontraktor harus memberikan jaminan tertulis dari produsen/ Sub Kontraktor kepada Pemilik Proyek
untuk setiap penggunaan bahan dinding dan jangka waktu jaminan minimum 5 tahun.
1.4. Pekerjaan dinding bagian dalam bangunan (interior) meliputi pekerjaan dinding kamar mandi dilapisi
Granit.

2. Pekerjaan Pelapis Dinding Keramik


2.1. Bahan keramik yang dimaksud untuk digunakan pada dinding ruang toilet bersama, pantry, janitor
atau sesuai dengan gambar. Pemilihan warna ditentukan kemudian oleh Pemilik Proyek atau oleh
Direksi Lapangan / Konsultan Pengawas.
2.2. Bahan yang digunakan harus sudah dapat persetujuan dari Direksi. Lapangan, setelah diseleksi
mengenai kwaalitas bahan, warna, tekstur, dan bahan tidak boleh retak, maupun cacat.
2.3. Data teknis bahan :
Bahan : Keramik
Ukuran : 25 x 40 cm Toleransi ukuran < 1% dan penyerapan air tidak lebih dari 1%.
Produk : Setara Platinum, Asia Tile, Masterina, Roman
Warna : Sesuai dengan petunjuk Konsultan Perencana atau Pemilik proyek.
3.4. Pelaksanaan
a. Persiapan
 Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor diwajibkan membuat shop drawing mengenai pola keramik.
 Bahan keramik sebelum dipasang harus direndam dalam air bersih (tidak mengandung asam alkali)
sampai jenuh.
 Keramik yang akan dipasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, cacat, ataupun bernoda
 Pemotongan unit-unit keramik harus menggunakan alat pemotong granit khusus sesuai persyaratan
pabrik.

b. Pemasangan Dinding Keramik


 Adukan pasangan/pengikat dengan Produk dari AM yaitu AM 40 untuk area dalam ditambah bahan
perekat seperti yang dipersyaratkan.
 Hasil pemasangan dinding keramik harus merupakan bidang permukaan yang benar-benar rata dan
tidak bergelombang.
 Pemasangan keramik untuk dinding ini harus memperhatikan perletakan features sanitair yang ada
seperti diperlihatkan dalam gambar.
 Pola, arah, dan awal pemasangan dinding keramik harus sesuai gambar detail atau sesuai petunjuk
Pengawas.
 Jarak antara unit-unit pemasangan keramik satu sama lain (siar-siar), harus sama lebarnya,
maksimum 5 mm yang berbentuk garis-garis sejajar dan lurus yang sama lebarnya sama dalamnya
untuk siar-siar yang berpotongan harus berbentuk sudut siku yang saling berpotongan tegak lurus
sesamanya.
 Siar-siar diisi dengan bahan pengisi dengan warna yang hampir sama dengan warna keramik.
 Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda pada permukaan keramik
hingga betul-betul bersih.
 Dinding dengan pengakhiran keramik, minimum 3 mm dan maksimum 6 mm.
c. Perlindungan dan Pemeliharaan
Keramik yang terpasang harus dihindarkan dari sentuhan/beban lain selama 1 x 24 jam dan dilindungi
dari kemungkinan cacat akibat dari pekerjaan lain.

Spesifikasi Teknis 56
Pembangunan Mushalla Al Munawarah Kelurahan Nan Balimo

Pasal 6
Pekerjaan Rangka dan Plafond

1. Pekerjaan Plafond Tripleks


a. Persyaratan bahan :
- Ukuran : 120 x 240 cm
- Produksi : setara, tebal 3 mm
- Warna : Disesuaikan
- Kwalitas : Kwalitas I
- Persyaratan lain: Permukaan tidak retak/lengkung, tidak cacat/pecah-pecah

b. Pemasangan :
b. Pemasangan dengan rangka furring channel dengan ukuran jarak as- as 60x120 cm.
c. Rangka plafond dengan rangka furring channel terdapat dalam gambar, dengan membuat contoh
terlebih dahulu.
d. Setelah dipasang permukaan harus benar-benar rata/ horizontal, tidak bergelombang.
e. Hasil pemasangan harus disetujui oleh Pengawas

c. Persyaratan Pelaksanaan
a. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contoh-contohnya
untuk mendapatkan persetujuan dari MK.
b. Material lain yang tidak terdapat pada daftar diatas, tetapi diperlukan untuk
penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus baru, kualitas terbaik dari jenisnya
dan harus disetujui Direksi Pengawas/MK.
c. Semua ukuran didalam gambar adalah ukuran jadi (finish).
d. Pada pekerjaan langit - langit ini perlu diperhatikan adanya pekerjaan lain yang dalam
pelaksanaannya sangat erat hubungannya dengan pekerjaan langit-langit ini.
e. Sebelum dilaksanakan pemasangan langit-langit, pekerjaan lain yang terletak diatas langit-langit
harus sudah terpasang dengan sempurna.
f. Harus diperhatikan terhadap disiplin lain diantaranya pekerjaan elektrikal dan perlengkapan
instalasi yang diperlukan.Bila pekerjaan- pekerjaan tersebut diatas tidak tercantum gambar
rencana langit-langit harus diteliti terlebih dahulu pada gambar-gambar instalasi yang lain
(Elektrikal, AC dan lain-lain). Untuk detail pemasangan harus konsultasi dengan MK.
g. Pola pemasangan langit-langit asbes sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.
h. Penggantung rangka utama harus dapat diatur ketinggiannya, jarak penggantung maksimum 120
cm.
i. Rangka pembagi berjarak maksimum 60 cm.
j. Pada bagian tepi langit-langit dipasang list bentuk profil ukuran sesuai yang ditunjukkan dalam
detail gambar, dari bahan tripleks yang difinish cat sesuai yang disyaratkan.
Pasal 7
Pekerjaan Kusen, Daun Pintu dan Jendela Kayu

1. Pekerjaan Daun Jendela Kaca Rangka Kayu


1.1. Lingkup Pekerjaan
a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk melaksanakan
pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
b. Pekerjaan ini meliputi pembuatan daun jendela panil kaca seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
1.2. Persyaratan Bahan
2.2.1. Bahan Rangka
a. Dari bahan kayu framing system dari produk dalam negeri ex. YKK atau setara, disetujui
oleh Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas.

Spesifikasi Teknis 57
Pembangunan Mushalla Al Munawarah Kelurahan Nan Balimo

b. Bentuk dan ukuran profil disesuaikan terhadap shop drawing yang telah disetujui oleh
Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas.
c. Warna profil kayu framing colour anodized (contoh warna diajukan oleh Kontraktor untuk
disetujui Konsultan Perencana).
d. Warna powder coating ditentukan kemudian, tebal bahan minimal 1,8 mm.
e. Nilai batas deformasi yang diijinkan adalah 2 mm. Bahan yang diproses pabrikan harus
diseleksi terlebih dahulu dengan seksama sesuai dengan bentuk toleransi, ukuran,
ketebalan, kesikuan, kelengkungan, pewarnaan yang disyaratkan oleh Konsultan
Perencana, Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas.
f. Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian dan syarat- syarat dari
pekerjaan kayu serta memenuhi ketentuan-ketentuan dari pabrik yang bersangkutan.
2.2.2. Penjepit kaca digunakan penjepit kaca dari bahan karet yang bermutu baik dan memenuhi
persyaratan yang ditentukan dari pabrik, pemasangan disyaratkan hanya 1 (satu) sambungan
serta harus kedap air dan bersifat structural seal.
2.2.3. Bahan panil kaca daun pintu, jendela, partisi menggunakan jenis kaca sesuai dengan tercantum
dalam pasal 15 spesifikasi ini (Pekerjaan Kaca). Semua bahan kaca yang digunakan harus
bebas dari noda dan cacat, bebas sulfida maupun bercak-bercak lainnya dari produksi
Asahimas atau setara.
1.3. Persyaratan Pelaksanaan
2.3.1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-gambar yang
ada dan kondisi dilapangan (ukuran dan lubang- lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola,
layout penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.
2.3.2. Sebelum pemasangan, penimbunan bahan-bahan pintu ditempat pekerjaan harus ditempatkan
pada ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan
terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
2.3.3. Harus diperhatikan sema sambungan siku untuk rangka kayu dan penguat lain yang diperlukan
hingga terjamin kekuatannya dengan memperhatikan/menjaga kerapihan terutama untuk
bidang-bidang tampak tidak boleh ada cacat bekas penyetelan.
2.3.4. Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi.
2.3.5. Daun pintu, jika diperkukan harus menggunakan sekrup galvanized atas persetujuan Direksi
Lapangan/Konsultan Pengawas tanpa meninggalkan bekas cacat pada permukaan yang
tampak.
2.3.6. Kontraktor bertanggung jawab atas pelaksanaan yang terkoordinasi antara bagian-bagian yang
terkait dengan pekerjaan kusen tersebut, seperti : pekerjaan dinding, plafond dan variasinya,
lantai dan plint, dan lain sebagainya untuk memperoleh hasil yang baik. Untuk itu kontraktor
harus mampu mengkoordinasikan dengan baik semua pekerjaan yang terkait tersebut.
Kesalahan, cacat, kurang memenuhi persyaratan pekerjaan yang timbul sebagia akibat tidak
adanya atau kurangnya koordinasi, harus diperbaiki/diganti dan seluruh biayanya ditanggun
oleh kontraktor.

Pasal 8
Pekerjaan Kaca

1. Umum
1.1 Lingkup Pekerjaan
a. Pengadaan dan pelaksanaan pekerjaan kaca yang lengkap dan sesuai dengan yang
dipersyaratkan dalam Dokumen Kontrak.
b. Pekerjaan lain yang terkait :
 Pekerjaan komponen pintu/ jendela.
 Pekerjaan sanitair untuk kaca cermin.
 Pekerjaan lain yang mengikuti spesifikasi ini
1.2 Standar dan Persyaratan Bahan
a. ANSI (American National Standard Institute). 297.1-1975-Safety Material Used in Building
b. ASTM (American Society for Testing and Materials). E6-P3 Proposed Specification for Sealed
Insulating Glass Units.

Spesifikasi Teknis 58
Pembangunan Mushalla Al Munawarah Kelurahan Nan Balimo

1.3 Persyaratan Bahan


a. Kaca adalah benda terbuat dari bahan glass yang pipih pada umumnya memiliki ketebalan yang
sama, mempunyai sifat tembus cahaya, dapat diperoleh dari proses tarik tembus cahaya, gilas,
dan pengembangan (Float Glass)
b. Toleransi lebar dan panjang; ukuran panjang dan lebar tidak boleh melampaui toleransi seperti
yang ditentukan oleh pabrik.
c. Kesikuan; kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut serta tepi potongan
yang rata dan lurus, toleransi kesikuan maksimum yang diperkenankan adalah 1,5 mm per meter.
d. Cacat-cacat,
 Cacat-cacat lembaran bening yang diperbolehkan harus sesuai ketentuan dari pabrik
 Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung (ruang yang terisi gas yang terdapat
pada kaca)
 Kaca yang digunakan harus bebas dari komposisi kimia yang dapat mengganggu
pandangan
 Kaca harus bebas dari keretakan (garis pecah pada kaca baik sebagian atau seluruh tebal
kaca)
 Kaca harus bebas dari gumpilan tepi (benjolan pada sisi panjang dan lebar ke arah
luar/masuk)
 Harus bebas dari benang (string) dan gelombang (wave). Benang adalah cacat garis timbul
yang tembus pandangan, gelombang adalah permukaan kaca yang berubah dan
mengganggu pandangan
 Harus bebas dari bintik-bintik (spots), awan (cloud), dan goresan (scratch)

2. Submittals
2.1 Shop Drawing
a. Gambar kerja yang lengkap dan jelas menunjukkan :
Detail dalam skala besar untuk setiap jenis profile sistem sambungan, sistem pemasangan setiap
jenis kaca dan komponen lain yang diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan yang sempurna.
Perubahan dimungkinkan hanya karena hasil review dan evaluasi atas test mock-up yang harus
diadakan, perubahan harus disetujui Pengawas lapangan.
b. Sistem pemasangan.
Gambar kerja dan pelaksanaan yang menunjukkan :
 Sistem konstruksi penyangga kaca dan penempatannya terhadap kusen ataupun panel
pintu.
 Jenis kaca dan tebal kaca.
2.2 Data Produk
Spesifikasi teknis dan petunjuk pemasangan dari pabrik pembuat.
2.3 Contoh Bahan
3 (tiga) buah untuk setiap jenis dan tipe yang dipersyaratkan ukuran 30 x 30 cm2.
2.4 Petunjuk Pemeliharaan
Memuat petunjuk terinci mengenai :
a. Pemeriksaan berkala
b. Perawatan seluruh bagian dinding kaca.
2.5 Garansi dan Jaminan
Bahwa pekerjaan tersebut telah watertight (kedap air) dan bebas dari cacat bahan dan kerusakan
akibat pengerjaan dimana jaminan berlaku selama 5 (lima) tahun.
2.6 Penanganan Bahan
a. Pengiriman.
Hasil fabrikasi dan komponennya dikirim ke site dalam keadaan sudah diberi pengenal/identifikasi
sesuai dengan identifikasi gambar Shop Drawing/Erection Drawing. Bahan dikirim tanpa cacat dan
harus diperiksa, disetujui, dan diterima oleh Direksi Lapangan / Konsultan Pengawas Lapangan.
b. Penyimpanan.
Tidak diperkenankan disimpan dalam site.
c. Perlindungan.

Spesifikasi Teknis 59
Pembangunan Mushalla Al Munawarah Kelurahan Nan Balimo

Bahan dilindungi selama pengiriman pemasangan dari pengaruh cuaca. Bahan/hasil pekerjaan
yang rusak/cacat tidak dapat diterima.
2.7 Penjadwalan
Koordinasi pekerjaan dengan pekerjaan-pekerjaan lain yang terkait dengan pekerjaan dinding kaca
untuk pekerjaan yang sempurna, dan tidak menghambat jadwal pekerjaan lain. Beri tanda pada bidang/
tempat kerja dari setiap pekerjaan yang terkait (bila perlu)
a. Pekerjaan Mock-up
b. Pekerjaan Komponen dinding kaca

3. Bahan
3.1 Spesifikasi Bahan.
a. Bahan kaca & cermin harus sesuai SII 0189/78 dan PBVI 1982
b. Bahan harus bebas cacat dan noda, bebas sulfida, maupun bercak lainnya
c. Semua bahan kaca dan cermin sebelum dan sesudah terpasang harus mendapat persetujuan dari
Pengawas.
d. Sisi kaca yang tampak maupun tidak tampak akibat pemotongan harus digerinda/dihaluskan
hingga tidak tajam dan berbahaya.
Bahan 1
- Jenis : Kaca
- Type finishing permukaan :-
- Produksi : Asahimas atau setara
- Ketebalan : 5 mm dan 10 mm /ditentukan lain
- Bahan pengisi siar :-
- Type : Riben dan Polos
- Ukuran : Gambar Shop Drawing
- Posisi : Ventilasi, Jendela, dan Pintu
3.2 Fabrikasi
a. Kaca
Dimensi dalam gambar rencana harus diperiksa dan disesuaikan pada Shop Drawing
berdasarkan hasil pengukuran di lapangan.
b. Cutting/Pemotongan.
Sesuai dengan peraturan pabrik pembuat dan tidak dilakukan di lapangan.

4. Pelaksanaan
a. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar, uraian, dan syarat pekerjaan dalam
buku ini
b. Pekerjaan ini memerlukan keahlian dan ketelitian
c. Semua bahan yang telah terpasang harus disetujui oleh Pengawas
d. Bahan yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan, dan diberi tanda untuk mudah
diketahui, tanda-tanda tidak boleh menggunakan kapur namun menggunakan potongan kertas yang
direkatkan dengan menggunakan lem aci
e. Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan alat-alat pemotong kaca khusus
f. Pemotongan kaca harus disesuaikan dengan rangka/kusen, minimal 10 mm masuk ke dalam alur kaca
pada kusen
g. Pembersih akhir kaca harus menggunakan kain katun yang lunak dengan menggunakan cairan pembersih
kaca setara merk Windex
h. Cermin dan kaca harus terpasang dengan rapi serta sisi tepi harus lurus dan rata, bebas dari noda, dan
bekas goresan.

Pasal 9

Pekerjaan GRC (Glassfibre Reinforcement Cement)

Spesifikasi Teknis 51
Pembangunan Mushalla Al Munawarah Kelurahan Nan Balimo

1. Lingkup Pekerjaan
a. Pembuatan panel GRC, yang bisa dilakukan di lokasi atau di tempat pembuat yang telah ditunjuk.
b. Pemasangan GRC dan finishing.

2. Persyaratan Bahan
Bahan campuran GRC tidak mengandung asbes. Campuranya terdiri dari semen, pasir, fibreglass dan bahan
aditif. Komposisi campuran semen 1:1, dan fibreglass yang digunakan tipe Cem-Fill AR, dengan cara produksi
disemprotkan atau cara handmix (diaduk dengan tangan).
a. Ukuran : Disesuaikan dengan gambar perencanaan
b. Produksi : Setara
c. Warna : Disesuaikan
d. Kwalitas : Baik dan mempunyai Standar SNI
e. Persyaratan lain : Permukaan tidak retak, lengkung, tidak cacat atau retak-retak
3. Pelaksanaan
a. Panel GRC yang telah dibuat, dipasang pada lokasi sesuai gambar rencana. Untuk panel yang besar
digunakan las dan untuk panel yang kecil digunakan screw/ficher.
b. Sambungan antar panel menggunakan flexible joint sealant.
c. Gunakan ketebalan sesuai yang direncanakan atau yang disetujui oleh Pengawas.

Pasal 10
Pekerjaan Kunci dan Alat Penggantung

1. Lingkup Pekerjaan
1.1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan- bahan, perlengkapan daun pintu / daun jendela
seperti kunci, engsel dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan hingga tercapainya
hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
1.2. Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan meliputi seluruh pemasangan pada daun pintu
kaca, daun pintu kayu, daun pintu aluminium dan daun jendela aluminium seperti yang ditunjukkan /
disyaratkan dalam detail gambar.

2. Persyaratan Bahan
2.1. Semua "hardware" yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam buku
Spesifikasi Teknis. Bila terjadi perubahan atau penggantian "hardware" akibat dari pemilihan merek,
Kontraktor wajib melaporkan hal tersebut kepada Direksi Lapangan / Konsultan Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan.
2.2. Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal dari pelat aluminium berukuran 3 x 6 cm
dengan tebal 1 mm. Tanda pengenal ini dihubungkan dengan cincin nikel kesetiap anak kunci.
2.3 Harus disediakan lemari penyimpanan anak kunci dengan "Backed Enamel Finish" yang dilengkapi
dengan kait- kaitan untuk anak kunci lengkap dengan nomor pengenalnya. Lemari berukuran lebar x
tinggi adalah 40x50 cm, dengan tebal 15 cm berdaun pintu tunggal memakai engsel piano dan handle
aluminium.

3. Perlengkapan Pintu Dan Jendela


3.1. Pekerjaan Kunci dan Pegangan Pintu
a. Semua pintu menggunakan peralatan kunci sebagai berikut :
 Lockcase : setara Dekson
 Cylinder : setara Dekson
 Handle : setara Dekson
 Back Plat : setara Dekson
 Engsel (Butt Hinges) : setara Dekson
 Engsel Lantai (Floor Hinges) : Dekson, Dorma atau Setara
b. Untuk panel-panel listrik, pintu shaft dan lain-lain, kunci yang dipakai merk Yale.
c. Untuk almari-almari selang dan tabung pemadam kebakaran dipakai Catch lock, begitu pula untuk

Spesifikasi Teknis 51
Pembangunan Mushalla Al Munawarah Kelurahan Nan Balimo

almari-almari yang tidak menggunakan kunci silinder.


d. Seluruh rangkaian kunci-kunci yang disebutkan dalam butir (a) dan (b) diatas harus tercakup
dalam satu sistim general Masterkey, begitu pula untuk butir (c) dan (d) juga satu sistim Masterkey
tersendiri.
e. Untuk daun jendela kaca dipakai handle pengunci setara merk Witcho seri 22 Handle warna Silver.
f. Semua kunci-kunci tanam terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu. Dipasang setinggi 90
cm dari lantai, atau sesuai petunjuk Direksi Lapangan
/ Konsultan Pengawas.
g. Untuk pintu-pintu pagar besi digunakan gerendel besi dengan kunci gembok merk Kend yang
tercakup dalam sistim Masterkey.
h. Pegangan pintu masuk utama dipakai handle setara merk KEND, type tubular handle
3.2 Pekerjaan Engsel
a. Untuk pintu-pintu aluminium serta pintu panil menggunakan engsel lantai (floor hinge) double
action, merk setara Stanley, Dorma atau Setara dipasang dengan baik pada lantai sehingga
terjamin kekuatan dan kerapihannya, dipasang sesuai dengan gambar untuk itu. Untuk jendela
digunakan engsel setara Simon Werk.
b. Untuk pintu-pintu aluminium menggunakan engsel merk Simon Werk disetel pada posisi single
action.
c. Untuk pintu-pintu besi dipakai engsel kupu-kupu dibuat khusus untuk keperluan masing-masing
pintu.
d. Kontraktor wajib mengajukan contoh bahan untuk mendapatkan persetujuan Perancang.

4. Persyaratan Pelaksanaan
a. Engsel atas dipasang ± 28 cm (as) dari permukaan atas pintu. Engsel bawah dipasang ± 32 cm (as) dari
permukaan bawah pintu. Engsel tengah dipasang ditengah-tengah antara kedua engsel tersebut.
b. Untuk pintu toilet, engsel atas dan bawah dipasang ± 28 cm dari permukaan pintu, engsel tengah
dipasang di tengah-tengah antara kedua engsel tersebut.
c. Penarik pintu (door pull) dipasang 90 cm (as) dari permukaan lantai.
d. Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan pengujian secara kasar dan
halus.
e. Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya.
f. Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan) berdasarkan Gambar Dokumen
Kontrak yang telah disesuaikan dengan keadaan di lapangan. Di dalam shop drawing harus jelas
dicantumkan semua data yang diperlukan termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau detail-
detail khusus yang belum tercakup secara lengkap didalam Gambar Dokumen Kontrak, sesuai dengan
Standar Spesifikasi pabrik.
g. Shop drawing sebelum dilaksanakan harus disetujui dahulu oleh Direksi Lapangan
/ Konsultan Pengawas / Perancang.

Pasal 11
Pekerjaan Perlengkapan Sanitair

1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini mencakup pengangkutan, pengadaan, dan pemasangan semua perlengkapan sanitasi pada
tempat-tempat seperti tertera dalam gambar kerja dan spesifikasi teknis ini, termasuk pengawasan percobaan
yang diperlukan agar keseluruhan system dapat berjalan dengan baik.

2. Persyaratan Bahan
a. Pemasangan semua unit saniter harus lengkap dengan aksesoris (kran, pipa, drain, dan lainnya).
 Kloset Jongkok
a. Produk : Setara Toto
b. Bahan : porselen

Spesifikasi Teknis 51
Pembangunan Mushalla Al Munawarah Kelurahan Nan Balimo

c. warna : ditentukan kemudian

 Kloset Duduk
d. Produk : Setara T
e. Bahan : porselen
f. warna : ditentukan kemudian

 Floor Drain
a. Produk : Ex Dalam negeri atau setara American Standar
b. Bahan : Metal stainlessteel
c. Pemakaian : Standar

 Kran Air
a. Produk : Setara San-EI
b. Bahan : Metal stainlessteel
c. Warna : ditentukan kemudian

3. Persyaratan Pelaksanaan
 Pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar kerja, uraian, dan persyaratan pekerjaan,
spesifikasi pabrik pembuat, serta petunjuk konsultan pengawas.
 Diperlukan koordinasi kerja dengan disiplin lain, terutama yang bersangkutan dengan pekerjaan
pemasangan, baik jadwal maupun posisi meletakkan peralatan ditempat.
 Sebelum dan sesudah pekerjaan, semua peralatan harus disetujui konsultan pengawas, serta dijaga dari
kerusakan atau kehilangan sebelum masa penyerahan tiba.
 Perhatikan semua ukuran, peil, pola, dan syarat lain untuk pemasangan baik dilantai maupun didinding/
meja beton.
 Pemasangan harus dilakukan dengan hatihati dan cermat agar tidak terdapat bekas cacat, noda, atau
sumbatan-sumbatan.
 Sambungan pipa dgn menggunakan ulir terlebih dahulu harus dilapisi dgn Red Lead Cement dan
memakai pintalan atau serat halus. Pada tempattempat khusus digunakan sambungan flanged.
Penyambungan iniperlu dilengkapi dgn ring type gasket utk lebih menjamin kekuatan sambungan.
 Dilarang menutup dgn plesteran sebelum diadakan pemeriksaan/ pengujian oleh konsultan pengawas.
 Semua aksesoris yang terpasang didinding harus diusahakan tepat ditengah atau ada nad ubin keramik.

Pasal 13
Pekerjaan Pengecatan Dinding & Plafond

1. Lingkup Pekerjaan
1.1. Meliputi pekerja, peralatan dan bahan-bahan yang berhubungan dengan pekerjaan pengecatan sesuai
dengan RKS serta Gambar Kerja.
1.2. Dinding yang tidak dilapisi dengan bahan pelapis apapun, penyelesaiannya dengan menggunakan cat
tembok.
1.3. Jika sesuatu bagian atau permukaan tidak disebutkan dalam spesifikasi ini pelapis catnya sama
dengan pelapis yang dipakai untuk area dinding plafond dengan material yang sejenis dan atau
menyerupai, atau sesuai petunjuk dari Perancang / Direksi Lapangan / Konsultan Pengawas.
1.4. Pekerjaan ini meliputi pemeliharaan setelah pekerjaan pengecatan selesai. Barang atau bagian
pekerjaan lain yang rusak atau kotor diakibatkan oleh pekerjaan pengecatan menjadi tanggung jawab
Kontraktor untuk member- sihkannya maupun penggantian kerusakan jika diperlukan.

2. Persyaratan Pekerjaan dan Bahan


2.1. Pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan standar SNI 03-2410-1994.

Spesifikasi Teknis 51
Pembangunan Mushalla Al Munawarah Kelurahan Nan Balimo

2.2. Bahan cat, berkualitas baik yaitu setara dengan produksi Ex.Dulux, Catylac, warna sesuai dengan
petunjuk Konsultan Perencana atau Pemilik Proyek
2.3. Sifat Umum
 Tahan terhadap pengaruh cuaca
 Mengurangi pori-pori
 Daya tutup tinggi
2.4. Aplikasi dengan rol atau kuas (untuk bidang kecil).
 Pengencer : gunakan air bersih setara air minum
 Jumlah :0-5%
2.5. Cat yang digunakan berada dalam kaleng yang masih disegel dalam kemasan, tidak pecah atau bocor
dan mendapat persetujuan Pemilik Proyek dan Direksi Lapangan / Konsultan Pengawas.
2.6. Pengiriman cat, harus disertakan sertifikat dari agen / distributor yang dinyatakan bahwa cat yang
dikirim dijamin keasliannya. Kontraktor bertanggungjawab, bahwa warna dan bahan cat adalah tidak
palsu dan sesuai dengan RKS.
2.7. Warna
a. Selambat-lambatnya 2 (dua) minggu sebelum pekerjaan pengecatan, Kontraktor harus
mengajukan daftar bahan pengecatan kepada Direksi Lapangan / Konsultan Pengawas.
b. Perancang / Direksi Lapangan / Konsultan Pengawas menentukan warna pilihannya, Kontraktor
menyiapkan bahan dan bidang pengecatan untuk dijadikan contoh, atas biaya Kontraktor.

3. Pekerjaan Persiapan
3.1. Sebelum pekerjaan pengecatan dilaksanakan, pekerjaan langit-langit dan lantai telah selesai
dikerjakan.
3.2. Selanjutnya diadakan persiapan sebagai berikut :
a. Dinding atau bagian yang akan dicat selesai dan telah disetujui oleh Direksi Lapangan / Konsultan
Pengawas untuk dimulai pelaksanaannya.
b. Bagian yang retak-retak, pecah atau kotoran-kotoran yang menempel harus dibersihkan.
c. Menunggu keringnya dinding atau bagian yang akan dicat karena masih basah dan lembab.
d. Menyiapkan dan mengadakan pengecatan untuk contoh warna.
3.4. Kontraktor harus mengatur waktu sedemikian rupa sehingga terdapat urutan-urutan yang tepat mulai
dari pekerjaan dasar sampai dengan pengecatan akhir.
3.5. Semua pekerjaan pengecatan harus mengikuti petunjuk dari pabrik pembuat cat tersebut.

4. Pekerjaan Pengecatan Dasar Plesteran (Cat Tembok)


4.1. Cat Tembok Dalam
a. Tembok yang akan dicat harus mempunyai cukup waktu untuk mengering. Setelah permukaan
tembok kering, maka persiapan dilakukan dengan membersihkan permukaan tembok tersebut
terhadap pengkristalan /
pengapuran (efflorescene) yang biasanya terdapat pada tembok baru, dengan amplas kemudian
dengan lap sampai benar-benar bersih.
b. Selanjutnya dilapis tipis dengan plamir.
c. Pada bagian-bagian dinding yang bisa bereaksi dengan alkali dan rembesan air harus diberi lapisan
wall sealer.
d. Setelah kering permukaan tersebut diamplas lagi sampai halus.
e. Kemudian dicat dengan lapisan pertama (cat dasar) yang terdiri dari 1(satu) lapis Alkali Resistance
sealer yang dilanjutkan dengan 3 (tiga) lapis Acrilic Emulsion dengan ketentuan cat sebagai berikut
:
 Lapis I encer (tambahkan 20 % air)
 lapis II kental
 Lapis III kental
f. Bagian-bagian yang masih kurang baik, diberi plamur lagi dan diamplas halus setelah kering.
4.2. Cat Tembok Luar
a. Seperti halnya cat dalam luar sama pelaksanaannya dengan cat tembok dalam butir 4.1

Spesifikasi Teknis 51
Pembangunan Mushalla Al Munawarah Kelurahan Nan Balimo

b. Pekerjaan pengecatan dilakukan dengan "Roller" atau semprot pada bagian yang sulit dijangkau

Pasal 14
Pekerjaan Taman

1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini mencakup pengangkutan, pengadaan, dan pemasangan semua perlengkapan taman pada
tempat-tempat seperti tertera dalam gambar kerja dan spesifikasi teknis ini, termasuk pengawasan percobaan
yang diperlukan agar keseluruhan system dapat berjalan dengan baik.

2. Persyaratan Bahan
 Paving Block
a. Produk : Paving Block Natural Tebal 6 Cm (Type Balok)
b. warna : ditentukan kemudian
 Rumput taman
a. Produk : Rumput Gajah Mini
 Tanaman Hias
a. Produk : Tanaman Pakis Haji
 Lampu Taman
a. Produk : DLX Lighting Lampu taman pilar bulat TFP- 23- TL
b. Warna : ditentukan kemudian
 Pagar Kayu
a. Produk : Kayu 100x100 cm
b. Bahan : Kayu
c. Warna : ditentukan kemudian
3. Persyaratan Pelaksanaan
 Pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar kerja, uraian, dan persyaratan pekerjaan,
spesifikasi pabrik pembuat, serta petunjuk konsultan pengawas.
 Diperlukan koordinasi kerja dengan disiplin lain, terutama yang bersangkutan dengan pekerjaan
pemasangan, baik jadwal maupun posisi meletakkan peralatan ditempat.
 Sebelum dan sesudah pekerjaan, semua peralatan harus disetujui konsultan pengawas, serta dijaga dari
kerusakan atau kehilangan sebelum masa penyerahan tiba.
 Perhatikan semua ukuran, peil, pola, dan syarat lain untuk pemasangan baik dilantai maupun didinding/
meja beton.
 Pemasangan harus dilakukan dengan hatihati dan cermat agar tidak terdapat bekas cacat, noda, atau
sumbatan-sumbatan.
4. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Paving Block
1. Pemeriksaan Pondasi
Sebelum pelaksanaan pemasangan paving bloak perlu dilakukan pemeriksaan terhadap pondasi. Hal-
hal yang perlu diperhatikan adalah :
 Permukaaan pondasi yang berhubungan dengan pasir alas harus rata, tidak
bergelombang dan rapat; pasir alas tidak boleh digunakan untuk memperbaiki ketidak-
sempurnaan pondasi.
 Permukaan pondasi untuk jalan kendaraan harus mempunyai kemiringan 2,5%
untuk trotoar 2%
 Lebar pondasi harus cukup sampai dibawah beton pembatas atau penyokong
2. Lokasi Titik Awal
 Titik awal ini penting diperhatikan khususnya lokasi dengantanah miring;
pemasangan ini harus berawal dari titik terendah agar paving bloak yang telah terpasang
tidak bergeser;
 Pemasangan secara berurutan yang dimulai dari satu sisi; hindarkan pemasangan
secara acak.
3. Benang Pembantu

Spesifikasi Teknis 51
Pembangunan Mushalla Al Munawarah Kelurahan Nan Balimo

Agar pemasangan bisa dilaksankan secara baik dan cermat, maka perlu ada alat pembantu yaitu
benang pembantu. Benang pembantu dapat dipasang setiap jarak 4 m sampai 5 m. Bilamana pada
lokasi pemasangan terdapat lubang saluran, bak bunga atau konstruksi lain, maka harus ada benang
pembantu tambahan agar pola block terkunci tetap dapat dipertahankan.
b. Rumput Taman
1. Bibit yang sudah dipersiapkan sebelumnya dipotong menjadi lebih kecil supaya bisa mendapatkan bibit lebih
banyak.
2. Tancapkan rumput gajah mini ke tanah dengan menancapkan bagian perakarannya sehingga akar dapat
terikat langsung dengan tanah.
3. Lakukan penanaman dengan pola zig zag.
4. Atur jarak antar rumput
5. Pukul pelan rumput gaah mini supaya akarnya benar benar masuk ke dalam tanah.
6. Tindihkan dengan balok kayu supaya tanah menjadi rata.
c. Tanaman Hias
1. Pastikan tempat dari penanaman bibit sudah steril, bersih dan drainasenya baik.
2. Sudah terisi sekitar 3/4 media tanam dan buatkah lubang tanam sedalam 5 cm
3. Masukkan bibit kedalam media tanam dan kemudian padatkan dengan menimbun kembali menggunakan
media tanam.
4. Padatkan gingga mencapai bagian atas media tanam tersebut.
5. Letakkan di tempat yang teduh dan jauh dari genangan air hujan.
6. Tunggu hingga tunas baru muncul sekita 2 – 3 minggu setelah penanaman.
d. Lampu Taman
1. Tentukan lokasi titik-titik lampu.
2. Buat alur instalasi kabel listrik dari stopkontak terdekat ke lokasi titik-titik lampu. Sebaiknya alur instalasi
kabel itu merapat ke tembok untuk memperkecil kemungkinan kabel terkena cangkul atau benda tajam
lainnya saat perawatan atau renovasi taman.
3. Gali tanah sesuai alur instalasi kabel listrik. Kedalaman galian 20cm.
4. Potong panjang pipa PVC sesuai alur yang ada. Warnai pipa dengan cat besi.
5. Masukkan kabel ke dalam pipa dan tanam di dalam tanah.
6. Setelah itu, hubungkan bagian ujung kabel ke rumah lampu, sedangkan ujung yang lainnya ke stopkontak.
e. Pagar Kayu
1. Menentukan batas dan ketinggian sesuai yang tertera pada gambar.
2. Pancangkan tiang utama pada tap sudut lokasi pagar
3. Tandai setiap bagian menggunakan tali yang diikat pada tiang.
4. Gali lubang menggunakan alat pelubang pada tanah.
5. Masukkan kerikil berdiameter ± 7-10 cm ke dasar lubang, lalu masukkan tiang ke dalam lubang secara
sejajar dan tegak lurus.
6. Tuangkan campuran beton sebagai pijakan/dudukan.
7. Isi lubang yang tersisa dengan tanah.
8. Pasang papan pendukung secara horizontal.

Spesifikasi Teknis 51
Pembangunan Mushalla Al Munawarah Kelurahan Nan Balimo

SUB BAB V
PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL

Pasal 1
Umum

Syarat-syarat umum instalasi Mekanikal/Elektrikal ini berisi perincian yang memperjelas/ menambahkan hal-hal yang
tercantum dalam Buku Syarat-syarat Administratif. Dalam hal ini Buku Syarat-syarat Administratif saling melengkapi
dengan Syarat-syarat Umum Teknis Mekanikal/Elektrikal.

Pasal 2
Persyaratan Pelaksanaan

1. Instalasi yang dinyatakan di dalam spesifikasi ini harus dilaksanakan sesuai dengan undang -undang dan
peraturan-peraturan yang berlaku saat ini di Indonesia serta tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan dari
Jawatan Keselamatan Kerja.
2. Cara dan teknik pemasangan harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dan telah ditetapkan sebagai peraturan
pemasangan instalasi ini oleh Badan yang berwenang dalam hal ini, bila tidak ada petunjuk dari Direksi / Pengawas.
3. Pelaksanaan pekerjaan harus ditangani oleh tenaga-tenaga ahli dalam instalasi Mekanikal / Elektrikal, untuk dapat
dipertanggung-jawabkan.
4. Tenaga ahli harus ditempatkan di lapangan oleh Kontraktor sehingga dapat berdiskusi dengan Direksi / Pengawas
pada waktu pelaksanaanpekerjaan.
5. Kontraktor diharuskan melaksanakan pekerjaan test penuh di bawah persyaratan operasionil. Testing harus
dilaksanakan di hadapan Direksi/Pengawas.
6. Penggantian material yang kurang baik atas kesalahan pemasangan adalah tanggung-jawab Kontraktor dan
Kontraktor harus mengganti/memperbaiki hal tersebut di atas.
7. Semua biaya dan pengurusan perijinan, lisensi, pengujian, adalah tanggung-jawab Kontraktor.
8. Semua syarat-syarat penerimaan bahan-bahan, peralatan, cara-cara pemasangan, kualitas pekerjaan dan lain-lain,
untuk sistim instalasi Mekanikal/Elektrikal ini harus sesuai dengan standar -standar sebagai berikut :
a. Peraturan Umum Instalasi Listrik th. 2000.
b. Peraturan yang telah ditentukan PLN lainnya.
c. Peraturan-peraturan yang telah ditentukan Pemda Kota Solok.
d. Pedoman Plumbing Indonesia 1979.
e. Penanggulangan Bahaya Kebakaran, peraturan DKI No. 3 tahun1975
f. Pedoman Pengawasan Instalasi Listrik, Departemen Tenaga Kerja & Transmigrasi No. 59/DP/ 1980.
g. Pedoman dan Petunjuk Keselamatan Kerja PLN No.48.
h. Peraturan Pokok Teknik Penyehatan mengenai air minum dan air buangan, rancangan 1968 Dirjen Cipta Karya,
Direktorat Teknik Penyehatan.
i. Peraturan Instalasi Air Minum dari PAM Kota Solok.
j. Algemeene Voorwarden Voor Drink Water Instalatir (AVWI).
k. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.173/Men.Kes/Per/VIII/77, tentang Pengawasan Pencemaran
Air dari Badan Air untuk berbagai kegunaan yang berhubungan dengan kesehatan.
l. Peraturan-peraturan dan standard yang telah disesuaikan dengan peraturan dan standar Internasional dari KRT,
ASME, ASHRAE, ASTM, VDE, BS, NEC, IEC, dll.
m. Peraturan Perburuhan Departemen Tenaga Kerja.
n. Peraturan-peraturan yang ditentukan dalam spesifikasi ini maupun yang terdapat dalam gambar-gambar.
o. Pedoman Instalasi Alarm Kebakaran Otomatik 1980 (Departemen Tenaga Kerja& Transmigrasi RI).
p. Pedoman penanggulangan bahaya kebakaran th. 1980 (Departemen PU).
q. Ketentuan Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran pada Bangunan Gedung tahun 1985 (Departemen PU).
r. N.F.P.A dan F.O.C. sebagai pelengkap.
s. Peraturan Telekomunikasi 1989.
t. Peraturan-peraturan lain yang berlaku setempat.
Semua peralatan dan mesin yang dipasang untuk sistim Mekanikal/Elektrikal ini selain dari persyaratan-
persyaratan tersebut di atas, juga tidak boleh menyimpang dari persyaratan yang dikeluarkan oleh pabrik
pembuatnya.
9. Pekerjaan dianggap selesai apabila:
a. Telah mendapat surat pernyataan bahwa instalasi baik dari Direksi / Pengawas.
b. Semua persoalan mengenai kontrak dengan Pemilik telah dipenuhi, sehingga Pemilik dapat membenarkannya.
c. Seluruh instalasi terpasang telah ditest, bersama-sama dengan Direksi/Pengawas, Konsultan Perencana dan
Spesifikasi Teknis 60
Pembangunan Mushalla Al Munawarah Kelurahan Nan Balimo

Pemilik dengan hasil baik, sesuai dengan spesifikasi teknis.


10. Kontraktor.
a. Hanya Kontraktor yang diundang yang berhak mengikuti pelelangan ini.
b. Yang dimaksud dengan Kontraktor di dalam spesifikasi ini adalah badan pelaksana yang telah terpilih dan
memperoleh kontrak kerja untuk penyediaan dan pemasangan instalasi Mekanikal / Elektrikal ini sampai selesai.
c. Kontraktor harus memiliki tenaga ahli yang mempunyai PAS PLN Kelas C untuk pekerjaan instalasi listrik dan
PAS PAM Kelas III (C) untuk pekerjaan plumbing dan kebakaran (pemipaan) sebagai penanggung jawab di
bidangnya masing-masing.
Kontraktor bertanggung-jawab atas pelaksanaan instalasi Mekanikal/Elektrikal dalam proyek ini dan
menempatkan paling tidak seorang tenaga ahli yang setiap saat dapat berdiskusi dan dapat memutuskan setiap
persoalan teknis dan administrasi di lapangan.
d. Kontraktor harus bersedia mengikuti peraturan-peraturan di lapangan yang ditentukan oleh Direksi / Pengawas
Kontraktor wajib mempelajari dan memahami semua undang-undang, peraturan-peraturan, persyaratan umum,
maupun suplementernya, persyaratan standar internasional, persyaratan pabrik pembuat unit-unit peralatan, buku-
buku dokumen pelelangan, bundel gambar-gambar serta segala petunjuk tertulis yang telah dikeluarkan.
e. Kontraktor dapat meminta penjelasan kepada Direksi / Pengawas atau pihak lain yang ditunjuk, bilamana menurut
pendapatnya pada dokumen-dokumen pelelangan, gambar-gambar atau lainnya terdapat hal-hal yang kurang
jelas.
f. Kontraktor wajib mempelajari dan memeriksa juga pekerjaan-pekerjaan
pelaksanaan dari pihak-pihak Kontraktor lain yang ikut mengerjakan proyek ini apabila pekerjaan pihak lain dapat
mempengaruhi kelancaran pekerjaannya. Bilamana sampai terjadi gangguan, maka Kontraktor wajib
mengerjakan saran-saran perbaikan untuk segenap pihak. Apabila hal ini dilakukan, Kontraktor tetap
bertanggung-jawab atas segala kerugian-kerugian yang ditimbulkan.
11. Koordinasi Dengan Pihak Lain.
a. Untuk kelancaran pekerjaan, Kontraktor harus mengadakan koordinasi/penyesuaian pelaksanaan
pekerjaannya dengan seluruh disiplin pekerjaan lainnya atas petunjuk ahli sebelum pengerjaan dimulai
maupun pada waktu pelaksanaan.
Gangguan dan konflik di antara Kontraktor harus dihindari.
Keterlambatan pekerjaan akibat tidak adanya koordinasi menjadi tanggung jawab Kontraktor.
b. Kontraktor wajib bekerja-sama dengan pihak-pihak lainnya demi kelancaran pelaksanaan proyek ini, terutama
koordinasi dengan pihak Kontraktor sipil maupun arsitektur.
c. Kontraktor wajib berkonsultasi dengan pihak-pihak lainnya, agar sejauh/sedapat mungkin digunakan peralatan-
peralatan yang seragam dan merk yang sama untuk seluruh proyek ini agar mudah pemeliharaannya.
d. Untuk semua peralatan dan mesin yang disediakan, atau diselesaikan oleh pihak lain atau yang dibeli dari pihak
lain yang termasuk dalam lingkup instalasi sistem ini, Kontraktor bertanggung-jawab penuh atas segala peralatan
dan pekerjaan ini.
e. Kontraktor harus mengijinkan, mengawasi, dan memberikan petunjuk kepada Kontraktor lainnya untuk melakukan
penyambungan kabel-kabel, pemasangan sensor-sensor, perletakan peralatan/instalasi, pembuatan sparing dan
lain-lainnya pada dan untuk peralatan Mekanikal/ Elektrikal agar sistem Mekanikal/Elektrikal keseluruhan dapat
berjalan dengan sempurna. Dalam hal ini, Kontraktor masih tetap bertanggung-jawab penuh atas peralatan -
peralatannya tersebut.
12. Penolakan Pekerjaan Sistem Mekanikal / Elektrikal.
Apabila sistem pekerjaan ini tidak lengkap atau ada bagian yang cacat, gagal atau tidak memenuhi persyaratan
dalam spesifikasi dan gambar, ternyata Kontraktor gagal untuk melaksanakan perbaikan ini dalam waktu yang
cukup menurut Direksi/Pengawas serta pihak yang berwenang, maka keseluruhan atau sebagian dari sistem ini
sebagaimana kenyataannya, dapat ditolak dan diganti.
Dalam hal ini pemilik dapat menunjuk pihak ketiga untuk melaksanakan pekerjaan tersebut di atas dengan
baik atas biaya dan tanggung jawab Kon- traktor.
13. Pengawasan InstalasiShop Drawing.
a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor harus membuat gambar kerja/shop drawing rangkap 4 (empat).
Gambar kerja tersebut haruslah gambar yang telah dikoordinasikan dengan semua disiplin pekerjaan pada
proyek ini dan disesuaikan dengan kondisi lapangan yang ada. Pekerjaan baru dapat dimulai bila gambar
kerja telah diperiksa dan disetujui oleh Direksi/Pengawas.

Spesifikasi Teknis 60
Pembangunan Mushalla Al Munawarah Kelurahan Nan Balimo

b. Kontraktor harus memberikan contoh semua bahan yang akan digunakannya kepada Direksi / Pengawas atau
pihak yang ditunjuk untuk dimintakan persetujuannya secara tertulis untuk dapat dipasang.
Seluruh contoh harus sudah diserahkan di dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sesudah Kontraktor memperoleh
SPK.
c. Kontraktor harus membuat jadwal/skedul waktu pelaksanaan, skedul tenaga kerja, skedul pengadaan peralatan
dan network planing yang terinci untuk setiap pekerjaannya dan diserah kan kepada Direksi/Pengawas atau pihak
lain yang ditunjuk untuk mendapatkan persetujuan nya.
Skedul dan network planing harus diserahkan dalam waktu 15 hari kalender sesudah menerima SPK.
d. Kontraktor harus mengadakan:
 Laporan kegiatan pekerjaan harian
 Laporan prestasi pekerjaan dan pengadaan material mingguan
 Laporan prestasi pekerjaan bulanan beserta foto-foto dokumentasi.
e. Untuk setiap tahap pekerjaan sistem Mekanikal dan Elektrikal yang telah selesai dikerjakan, Kontraktor harus
mendapatkan pernyataan tertulis dari pihak Direksi/Pengawas atau pihak yang ditunjuk yang menerangkan bahwa
tahap pekerjaan sistem Elektrikal dan Mekanikal telah selesai dikerjakan sesuai dengan persyaratan yang ada.
Tahap-tahap pekerjaan sistem ini ditentukan kemudian, berdasarkan pada jadwal perincian waktu yang diserahkan
oleh Kontraktor.
f. Di dalam setiap pelaksanaan pengujian dan trial run pekerjaan sistem Mekanikal dan Elektrikal ini harus dihadiri
pihak Direksi / Pengawas, Konsultan, Ahli atau pihak-pihak lain yang ditunjuk oleh Direksi / Pengawas.
Untuk ini harus dibuatkan berita acaranya bersama pemegang merek peralatan yang diuji dan dari Kontraktor
yang bersangkutan. Peralatan untuk pengujian harus berkualitas baik dan sudah ditera.
Semua biaya pada waktu pengetesan sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
g. Kontraktor wajib melaporkan kepada Direksi/Pengawas atau Ahli yang ditugaskan apabila sekiranya terjadi
kesulitan atau gangguan-gangguan yang mungkin terjadi pada saat melaksana kan pekerjaan.
h. Untuk pekerjaan di luar jam kerja, biaya yang dikeluarkan Direksi/Pengawas untuk pengarah an dan
pengawasannya ditanggung olehKontraktor.
14. Pembersihan Lapangan.
a. Setiap hari setelah selesai bekerja, Kontraktor harus membersihkan lapangan yang diguna kan.
Kontraktor hendaknya menghubungi pihak-pihak lain untuk koordinasi pembersihan lapangan tersebut.
b. Setelah kontrak selesai, Kontraktor harus memindahkan semua sisa bahan pekerjaan dan peralatannya, kecuali
yang masih diperlukan selama masa pemeliharaan.
c. Kontraktor harus melindungi daerah kerja di dalam gedung / bangunan dengan (Portable Fire Extinguisher class
A/B/C [15 lbs] /tabung racun api) atau jenis lain untuk setiap luasan sesuai dengan peraturan yang berlaku atas
biaya Kontraktor.
15. Petunjuk Operasi, Pemeliharaan, dan Pendidikan.
a. Pada saat penyerahan untuk pertama kali, Kontraktor harus menyerahkan:
 Gambar-gambar jadi (as-built drawing), dalam bentuk gambar cetak sebanyak 3 (tiga) set dan dalam bentuk
kalkir Sevia sebanyak 1 (satu) set.
 Katalog spare-parts.
 Buku petunjuk operasi dalam bahasa Indonesia.
 Buku petunjuk perawatan atas peralatan yang terpasang dalam kontrak inijuga dalam bahasa Indonesia.
Data-data tersebut haruslah diserahkan kepada pemilik sebanyak 3 (tiga) set dan kepada Direksi / Pengawas 2
(dua) set. Bila gambar dan data-data tersebut
belum lengkap diserahkan maka pekerjaan Kontraktor belum bisa diprestasikan 100 %.
b. Kontraktor harus memberikan pendidikan teori dan praktek mengenai operasi menggunakan peralatan (air
conditioner, sound system, electrical system) dan perawatannya kepada petugas -petugas teknik yang ditunjuk
oleh Direksi/Pengawas secara cuma-cuma sampai cakap menjalankan tugasnya, minimal 3 orang selama 3 bulan
sebelum penyerahan pertama dan 3 bulan sesudah penyerahan pertama proyek ini dilakukan.
c. Kontraktor harus mengajukan rencana sistim pendidikan pada air conditioner, sound system, electrical system ini
terlebih dahulu kepada Direksi / Pengawas. Pendidikan ini dan segala biaya pelaksanaannya menjadi tanggung
jawab Kontraktor.
d. Kontraktor harus pula memberikan 2 (dua) set singkatan petunjuk operasi dan perawatan pada air conditioner,
sound system, electrical system yang dibuat dalam bahasa Indonesia kepada
Direksi / Pengawas dan sebuah lagi hendaknya dipasang dalam suatu kaca berbingkai dan ditempatkan pada
dinding dalam ruang mesin utama atautempat lain yang ditunjuk Direksi / Pengawas.
16. Service dan Garansi.
Keseluruhan instalasi Mekanikal dan Elektrikal harus memiliki garansi 1 (satu) tahun sesudah tanggal saat sistem
diterima oleh Direksi / Pengawas secara baik (setelah masa pemeliharaan).
a. Kontraktor harus bertanggung-jawab atas seluruh peralatan yang rusak selama masa garansi, termasuk
penyediaan suku cadang.
Spesifikasi Teknis 71
Pembangunan Mushalla Al Munawarah Kelurahan Nan Balimo

b. Kontraktor wajib mengganti atas biaya sendiri setiap kelompok barang-barang atau sistim yang tidak sesuai
dengan persyaratan spesifikasi, akibat kesalahan pabrik atau pengerjaan yang salah selama jangka waktu 180
(seratus delapan puluh) hari setelah proyek ini diserah terima kan untuk pertamakalinya.
c. Kontraktor wajib menempatkan 2 (dua) orang pada setiap hari kerja untuk mengoperasikan /merawat peralatan
Mekanikal/Elektrikal dan mendatangkan 1 (satu) orang supervisor sekali seminggu untuk memeriksa atau
melakukan penyetelan peralatan selama masa pemeliharaan.
d. Kontraktor harus memberikan service secara cuma-cuma untuk seluruh sistim Mekanikal /Elektrikal selama 180
(seratus delapan puluh) hari kalender setelah proyek ini diserah terima kan pertama kali dan garansi 1 (satu) tahun
kalender setelah serah terima kedua.
17. I j i n.
a. Semua ijin-ijin dan persyaratan-persyaratan yang mungkin diperlukan untuk melaksanakan instalasi ini harus
dilakukan oleh Kontraktor atas tanggungan dan biaya Kontraktor.
b. Semua pemeriksaan, pengujian dan lain-lain, beserta keterangan resminya yang mungkin diperlukan untuk
pelaksanaan instalasi ini haruslah dilakukan oleh Kontraktor atau pihak lain yang ditunjuk oleh Direksi / Pengawas
dengan semua biaya atas beban Kontraktor.
c. Kontraktor harus bertanggung jawab atas penggunaan alat-alat yang dipatenkan serta kemungkinan tuntutan ganti
rugi dan biaya-biaya yang diperlukan untuk ini. Untuk hal ini Kontraktor wajib menyerahkan Surat Pernyataan
mengenai hal tersebut di atas.
d. Kontraktor harus menyerahkan semua ijin atau keterangan resmi yang diperolehnya mengenai instalasi proyek
(instalasi air conditioner, sound system, electrical system) ini kepada Direksi /Pengawas atau pihak yang ditunjuk,
sebelum penyerahan kedua dilakukan.
e. Kontraktor harus memperoleh ijin terlebih dahulu dari Direksi /Pengawas setiap akan memulai suatu tahapan
pekerjaan, demikian pula bila akan melaksanakan pekerjaan di luar jam kerja (kerja lembur).
Kontraktor harus mendapatkan ijin-ijin yang berhubungan dengan pajak, pemerintahan setempat, badan yang
f.
berwenang terhadap instalasi (instalasi air conditioner, sound system, electrical system) yang dikerjakan.
Dalam hal ini, semua biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan permintaan ijin tersebut harus dibayar oleh
Kontraktor, termasuk biaya memperbanyak gambar yang diperlukan untuk pengurusan IMB.
18. Korelasi Pekerjaan.
a. Pekerjaan galian dan penimbunan tanah untuk keperluan instalasi Mekanikal / Elektrikal, dilaksanakan oleh
Kontraktor.
Kontraktor harus sudah memperhitungkan pengangkutan tanah bekas galian / pembersihan.
b. Semua pekerjaan pembuatan lubang-lubang dan penutupan kembali pada dinding, lantai, langit-langit untuk
jalannya pipa dan kabel, dilaksanakan oleh Kontraktor berikut perapihan / finishing-nya kembali.
c. Kontraktor harus menyediakan dan menyambung kabel-kabel listrik dari peralatan-peralatan ke panel yang
disediakan oleh Kontraktor listrik sesuai dengan gambar dokumen tender.
Untuk itu Kontraktor wajib memeriksa terlebih dahulu panel tersebut apakah sudah sesuai dengan peralatan
yang akan disambungkan.
Segala akibat yang timbul akibat penyambungan ini menjadi tanggung-jawab Kontraktor.
d. Semua pekerjaan pembuatan pondasi untuk mesin dilakukan oleh Kontraktor. Kontraktor harus memberikan data-
data, ukuran-ukuran, gambar-gambar dan peralatan yang diperlukan kepada
Direksi /Pengawas untuk mendapat persetujuan.
e. Semua fasilitas yang diperlukan pada saat proyek berjalan, yaitu air, listrik, sani- ter darurat harus disediakan oleh
Kontraktor, dengan terlebih dahulu membuat gambar untuk mendapat kan persetujuanDireksi/Pengawas.
f. Untuk pipa yang menembus dinding, lantai, langit-langit dan lain-lain, harus diberi lapisan isolasi peredam getaran
dan pipa selubung (sleeve) untuk memudahkan perbaikan dan pemeliharaan dari segi teknis.
Untuk itu Kontraktor diharuskan menyerahkan gambar kerja kepada Direksi / Pengawas untuk dimintakan
persetujuannya. Segala akibat pekerjaan tersebut harus sudah diperhitungkan dalam penawaran oleh
Kontraktor.
g. Akibat pekerjaan tersebut di atas (pembobokan, pembongkaran dsb.) harus ditutup kembali seperti semula dan
dirapikan/difinish yang rapi sehingga tidak terlihat lagi bekas-bekas pembobokan.
h. Selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sesudah ditunjuk, Kontraktor harus menyerahkan gambar/ data teknis listrik
sesuai dengan keperluan peralatan yang akan dipasang, agar peralatan tersebut dapat beroperasi dengan baik
berikut pengamanannya.
Jika hal ini tidak dilaksanakan, segala akibatnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
19. Sub Kontraktor.
a. Apabila diperlukan tenaga-tenaga ahli khusus karena tenaga-tenaga pelaksana yang ada tidak mampu
melaksanakan pemasangan, penyetelan, pengujian dan lain-lain, Kontraktor dapat menyerahkan sebagian
pekerjaan instalasinya kepada Sub Kontraktor yang telah mempunyai izin lain setelah mendapatkan
persetujuan secara tertulis dari Direksi / Pengawas.
b. Kontraktor masih harus bertanggung-jawab sepenuhnya atas segala lingkup pekerjaannya, baik yang
dilaksanakannya sendiri maupun terhadap pekerjaan yang diserahkan kepada Sub Kontraktor (disubkontrakkan).
Spesifikasi Teknis 72
Pembangunan Mushalla Al Munawarah Kelurahan Nan Balimo

20. Site Manager.


a. Seluruh pekerjaan yang dicakup dalam instalasi ini harus diawasi oleh seorang ahli yang cukup
berpengalaman dan diberi wewenang oleh penandatangan kontrak untuk mengambil keputusan di lapangan.
Ia bertanggung-jawab sepenuhnya atas segala pekerjaan instalasi pada proyek ini dan harus selalu
berada di lapangan (site). Bila ia akan meninggalkan site harus ada orang lain yang secara tertulis diberikan
wewenang untuk mewakilinya.
b. Nama, perincian pengalaman kerja Site Manager harus disertakan oleh Kontraktor pada saat penawaran
dilakukan.
c. Bilamana ternyata menurut pendapat pihak Direksi/Pengawas, Konsultan Perencana atau pihak yang berwenang,
Site Manager yang ditunjuk kurang cakap menjalankan tugasnya, Kontraktor harus menggantinya dengan orang
lain.
d. Selama Site Manager belum ditunjuk, penandatangan kontrak yang harus bertindak sebagai Site Manager
21. Bahan
a. Kontraktor harus menyerahkan pada waktu tender, brosur teknis asli peralatan utama Mekanikal/Elektrikal
juga brosur asli pipa, kabel, pipa konduit, katup-katup, detektor, sensor dan lainnya beserta data-data teknis
dan mengisi daftar skedul dari peralatan tersebut. Pada brosur-brosur peralatan/bahanyang ditawarkan harus
diberi tanda dengan warna yang jelas.
b. Apabila ada data-data serta bahan yang diajukan menyimpang dari yang disebutkan di dalam gambar-gambar
dan spesifikasinya, Kontraktor tetap harus menggantinya sesuai dengan gambar dan spesifikasinya.
c. Semua pelaksanaan instalasi yang berbeda dengan spesifikasi dan gambar, tanpa persetujuan tertulis dari pihak
yang berwenang harus diperbaiki dan diubah sesuai dengan spesifikasi dan gambar yang telah disepakati
bersama, atas tanggungan biaya Kontraktor.
d. Semua bahan yang digunakan dalam instalasi ini harus baru, dalam keadaan baik, tidak bercacat, sesuai dengan
spesifikasi dan gambar. Kontraktor harus menjaga kebersihan serta melindungi semua bahan-bahan yang
digunakan dalam instalasi ini sebelum dipasang.
e. Bilamana ternyata dipakai / digunakan bahan / peralatan lama, bekas dipergunakan, bercacat atau rusak,
Kontraktor harus menggantinya dengan bahan-bahan atau peralatan yang baru dan tetap sesuai dengan
spesifikasi dan gambar, atas biaya tanggungan Kontraktor.
f. Tidak diperkenankan mendatangkan bahan/peralatan masuk ke site sebelum contoh atau brosurnya disetujui oleh
Direksi/Pengawas. Semua bahan yang telah masuk di site dan menyimpang dari ketentuan dalam spesifikasi,
contoh ataupun brosur yang telah disetujui, maka bahan/peralatan tersebut harus dikeluarkan dari site dalam
waktu 1 x 24 jam sejak diketahuinya penyimpangan itu oleh Direksi/Pengawas.
Bila hal ini belum dilakukan maka bahan tersebut segera akan dimusnahkan.

Pasal . 3 .
Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan instalasi sistim ini meliputi seluruh pengangkutan dan pengadaan bahan-bahan serta peralatan-peralatan utama,
peralatan bantu, peralatan untuk instalasi, tenaga kerja, pembuatan alat-alat, pemasangan, termasuk pengadaan listrik
dan air untuk keperluan pengujian dan keperluan kerja.
Keterangan-keterangan yang tidak dicantumkan di dalam spesifikasi maupun dalam gambar tetapi perlu untuk
pelaksanaan pekerjaan instalasi secara keseluruhan harus juga dimasukkan ke dalam pekerjaan ini.
Perincian umum pekerjaan instalasi ini adalah sebagai berikut (perincian lebih lanjut dapat dilihat pada Syarat-syarat
Khusus Teknik) :

1. Sistim Mekanikal.
a. Instalasi plumbing
2. Sistim Elektrikal.
a. Instalasi sistem distribusi listrik lengkap berikut panel-panel daya.
b. Instalasi penerangan dan stop kontak.
c. Instalasi penangkal petir

Spesifikasi Teknis 73
Pembangunan Mushalla Al Munawarah Kelurahan Nan Balimo

3. Penyetelan seluruh sistim agar lengkap dan dapat bekerja dengan baik sesuai dengan persyaratan dokumen
pelelangan dan gambar-gambar yang ada.
4. Pengadaan pemasangan seluruh sistem instalasi Mekanikal/Elektrikal sesuai dengan gambar dokumen, spesifikasi
dan lainnya sesuai dengan kontrak.
5. Segala sesuatu mengenai lingkup pekerjaan ini yang masih kurang jelas, Kontraktor dapat menanyakan lebih lanjut
kepada Direksi/Pengawas, Konsultan atau pihak lain yang ditunjuk untuk ini.
6. Apabila sampai terjadi kelalaian dan kekurangan, Kontraktor harus bertanggung-jawab atas kerugian-kerugian yang
mungkin terjadi.
7. Semua pengadaan, pemasangan dan pengujian pekerjaan instalasi Mekanikal/Elektrikal harus berdasarkan gambar
dokumen lengkap dan sesuai dengan spesifikasi teknik, serta adendum lainnya.
8. Bila dalam spesifikasi ini terdapat klausal-klausal/butir-butir yang ditulis/disebutkan kembali, hal ini bukan berarti
klausalnya dihilangkan, akan tetapi malah mempertegas spesifikasinya.
9. Kontraktor harus memperhitungkan di dalam harga instalasi Mekanikal/Elektrikal segala biaya pengujian (comitioning
test) di pabrik pembuatnya dan memberikan ijin untuk disaksikan oleh pejabat yang ditunjuk oleh Pemilik. Sistim
pengujian harus disampaikan secara tertulis 1 (satu) bulan sesudah menerima SPK.

SYARAT-SYARAT KHUSUS TEKNIS INSTALASI LISTRIK


Pasal.1.
Umum

Syarat-syarat Khusus Teknis yang diuraikan di sini adalah persyaratan yang harus dilaksanakan olehKontraktor dalam
hal pengerjaan instalasi maupun pengadaan material dan peralatan untuk seluruh pekerjaan listrik di dalam maupun
di luar bangunan Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Agam.

Dalam hal ini Syarat-syarat Teknis Umum Pekerjaan Mekanikal/Elektrikal adalah bagian dari Syarat- Syarat Khusus
Teknik ini.

Pasal . 2 .
Prinsip Penyedia Daya Listrik

Sumber daya listrik bagi gedung diperoleh dari jaringan tegangan 220/380 V, 3 fasa, 4 kawat, 50 Hz PLN sebesar 75 kVA
(terdapat pada diagram satu garis listrik)

Melalui panel utama tegangan rendah MDP untuk selanjutnya distribusikan ke panel-panel subdistribusi dan panel
daya/penerangan gedung secara radial.
Sistem distribusi tegangan rendah yang digunakan adalah distribusi tiga fasa-empat kawat 220/380 V mengikuti
sistem PNP (Pentanahan Netral Pengaman).
Pasal .3.
Lingkup Pekerjaan

Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah pengertian bekerjanya sistem listrik sebagai suatu sistem keseluruhan maupun
bagian-bagiannya, seperti yang tertera pada gambar-gambar maupun yang dispesifikasikan.

Termasuk pekerjaan ini adalah pengadaan barang/material, instalasi, testing/pengujian, pengesahan terhadap seluruh
material berikut pemasangan/instalasinya oleh badan resmi PLN, LMK dan/atau Badan Keselamatan Kerja, serta serah-
terima dan pemeliharaan/garansi selama 12 bulan.

Ketentuan-ketentuan yang tidak tercantum di dalam gambar maupun pada spesifikasi/syarat-syarat teknis tetapi perlu
untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi secara keseluruhan harus juga dimasukkan ke dalam pekerjaan ini.

Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah :
Pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan, material, peralatan dan perlengkapan sistem listrik
sesuai dengan peraturan/ standar yang berlaku seperti yang ditunjuk pada syarat-syarat umum untuk menunjang
bekerjanya system/peralatan, walaupun tidak tercantum pada Syarat-syarat Khusus Teknik atau gambar dokumen.

Pekerjaan ini meliputi :


1. Pekerjaan di Dalam Gedung.
a. Pengadaan dan pemasangan serta penyetelan panel SDP (sub distribution panel) tegangan rendah.
b. Pengadaan dan pemasangan serta penyetelan panel-panel daya/ penerangan. Termasuk di dalam pekerjaan ini
Spesifikasi Teknis 74
Pembangunan Mushalla Al Munawarah Kelurahan Nan Balimo

adalah penarikan kabel/konduktor pentanahan netral/badan panel.


c. Pengadaan dan pemasangan kabel-kabel daya jenis NYY untuk penghubung antar panel daya/penerangan dan
kabel-kabel daya menuju peralatan, lihat gambar diagram satu garis listrik.
d. Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi penerangan & stop kontak. Termasuk pekerjaan ini adalah
pengadaan dan pemasangan armatur penerangan, baik penerangan normal maupun darurat.
e. Pengadaan dan pemasangan instalasi penangkal petir konvensional, lengkap berikut petanahan dan bak
kontrolnya.

2. Pekerjaan di Luar Gedung.


a. Pengadaan dan pemasangan instalasi kabel pentanahan untuk instalasi daya. Lihat gambar skedul
penerangan luar.
b. Pengadaan & pemasangan instalasi penerangan luar/taman, termasuk lampu sorot bangunan.
c. Pengadaan dan pemasangan seluruh kabel daya tegangan rendah jenis NYFGbY yang meng hubungkan :
- Dari KWH-meter PLN ke SDP
- dan kabel daya lainnya.
Kabel penghubung tersebut lengkap dengan terminasi (sepatu kabel) yang diperlukan.
Pasal . 4.
Gambar-Gambar

Gambar-gambar elektrikal menunjukkan secara khusus teknik pekerjaan listrik yang di dalamnya dicantumkan besaran-
besaran listrik dan mekanis serta spesifikasi tertentu lainnya.
Pengerjaan dan pemasangan peralatan-peralatan harus disesuaikan dengan kondisi lapangan.
Gambar-gambar arsitektur, struktur, mekanikal/elektrikal, dan kontrak lainnya haruslah menjadi referensi untuk koordinasi
dalam pekerjaan secara keseluruhan.
Kontraktor harus menyesuaikan peralatan terhadap perencanaan dan memeriksanya kembali. Setiap kekurangan
/kesalahan perencanaan harus disampaikan kepada Ahli dari Konsultan Perencana, Direksi /Pengawas atau pihak lain
yang ditunjuk untuk itu.

Pasal . 5.
Ketentuan – Ketentuan Instansi

1. Peralatan Instalasi Tegangan Rendah.


Meliputi pengadaan dan pemasangan power receptacle outlet (stop-kontak), saklar, kotak-kotak tarik (pull box),
cabinet/panel daya, kabel, alat-alat bantu dan semua peralatan lain yang diperlu kan untuk mendapatkan
penyelesaian yang memuaskan dari sistem instalasi daya tegangan rendah 220/380 V dan penerangan.
a. Kotak-kotak (doos) Outlet.
- Jenis.
Kotak-kotak outlet harus sesuai dengan persyaratan VDE, PUIL, AVE atau standar lain. Kotak-kotak ini bisa
berbentuk single/multi gang box empat persegi atau segi delapan. Ceiling box dan kotak-kotak lainnya yang
tertutup rapi harus dipasang dengan baik dan benar.

- Ukuran.
Setiap kotak outlet harus diberi bukaan untukkonduit hanya di tempat yang diperlukan.
Setiap kotak harus cukup besar untuk menampung jumlah dan ukuran conduit, sesuai dengan
persyaratan, tetapi tidak kurang dari ukuran yang ditunjuk atau dipersyaratkan.

- Tipe Tahan Cuaca (Weatherproof Type).


Kotak-kotak outlet di tempat-tempat tersebut di bawah ini harus dari tipe yang diberi gasket tahan cuaca :
 tempat-tempat yang kena matahari.
 tempat-tempat yang kena hujan.
 tempat-tempat yang kena minyak.
 tempat-tempat yang kena udara lembab.
 tempat-tempat yang ditunjuk di dalam gambar.

- Outlet Pada Permukaan Khusus.


Kotak outlet untuk stop kontak dan saklar-saklar yang dipasang pada partisi, blok beton, marmer, frame besi,
bata atau dinding kayu harus berbentuk persegi dan harus mempunyai sudut dan sisi-sisi tegak.

b. Saklar dan Stop Kontak.


- Bahan Doos.
Spesifikasi Teknis 75
Pembangunan Mushalla Al Munawarah Kelurahan Nan Balimo

Kecuali tercatat atau disyaratkan lain, maka kotak-kotak outlet untuk saklar dinding dan receptacles otlet
harus dari bahan galvanized steel dan tidak boleh berukuran lebih dari 10,1 cm x 10,1 cm untuk peralatan
tunggal dan 11,9 cm x 11,9 cm untuk dua peralatan dan kotak-kotak multi gang untuk lebih dari dua
peralatan.
- Cara Pemasangan.
Saklar-saklar harus dari jenis rocker mechanism dengan rating minimum 10 A
/ 250 V. Saklar pada umumnya dipasang rata terhadap permukaan tembok, kecuali ditentukan lain pada
gambar.
Jika tidak ditentukan lain, bingkai saklar harus dipasang pada ketinggian 140 cm di atas lantai yang sudah
selesai. Saklar-saklar tersebut harus dipasang pada doos (kotak) yang sesuai.
Sambungan hanya diperbolehkan antara kotak yang berdekatan.
Stop kontak harus dipasang rata terhadap permukaan dinding dengan ketinggian 30 cm dari permukaan lantai
yang sudah selesai atau sesuai dengan petunjuk Direksi / Pengawas.
Saklar dan Stop Kontak ex CLIPSAL atau setara

- Jumlah Kutub.
Stop kontak satu fasa harus dari jenis tiga kutub (fasa, netral dan pentanahan) dengan rating minimum 10 A /
220 V. Cara pemasangan harus disesuaikan dengan peraturan PUIL 2000 dan diberi saluran pentanahan.

- Pendukung dan Pengikat.


Kotak-kotak pelat baja harus didukung atau diikat dengan cukup supaya mempunyai bentuk yang tetap.

c. Kabel-kabel.
Kabel pada instalasi daya dan penerangan bertegangan rendah meliputi kabel tegangan rendah, kabel kontrol,
accessories, peralatan-peralatan dan barang-barang lain yang diperlukan untuk melengkapi dan
menyempurnakan pemasangan serta operasi dari semua sistem dan peralatan.
- Syarat Kabel Instalasi Tegangan Rendah ( sampai 600 V)
Kabel tegangan rendah yang digunakan harus memenuhi persyaratan PUIL, IEC, VDE , SPLN dan LMK
untuk penggunaan sebagai kabel instalasi dan peralatan (mesin), kecuali untuk peralatan khusus seperti
disyaratkan atau dianjurkan oleh pabrik pembuatnya.
Semua kabel dengan luas penampang 16 mm2 ke atas harus berurat banyak dan dipilin (stranded).
Ukuran kabel daya/instalasi terkecil yang diijinkan adalah 2,5 mm2 kecuali untuk pemakaian kontrol pada
sistem remote control yang kurang dari 30 meter panjangnya bisa mengguna kan kabel dengan ukuran 1,5
mm2. Kecuali disyaratkan lain, kabel tanah harus dari jenis NYFGbY dan kabel instalasi di dalam bangunan
dari jenis NYY, NYM dan NYMHY (untuk kabel kontrol).
Semua kabel instalasi di dalam bangunan harus berada di dalam konduit atau dipasang di atas cable
tray/cable rack dan diklem/diikat dengan pengikat kabel (cable tie) sesuai dengan kebutuhannya.
Semua konduit, kabel-kabel dan sambungan elektrikal untuk instalasi di dalam bangunan harus diadakan
secara lengkap.
Faktor pengisian konduit oleh kabel-kabel maksimum adalah sebesar40% Kabel merek SUPREME atau
setara (4 besar).

- Kabel Tanah Tegangan Rendah.


Kabel tegangan rendah yang digunakan harus memenuhi persyaratan PUIL 2000, IEC, VDE, SPLN, dan LMK
untuk penggunaan sebagai kabel instalasi yang ditanam langsung di dalam tanah. Semua kabel dengan luas
penampang 16 mm2 ke atas harus berurat banyak dan dipilin (stranded).
Ukuran kabel daya / instalasi terkecil adalah 2,5 mm2, kecuali untuk pemakaian kontrol pada sistem yang
pemakaian kontrol pada sistem remote yang kurang dari 30 meter panjangnya (bisa menggunakan kabel
dengan ukuran 1,5 mm2).
Cara penanaman kabel secara langsung di dalam tanah (direct burrial) harus sesuai dengan gambar rencana,
termasuk cara persilangan dengan pipa air dan kabel telekomunikasi dan kabel tegangan menengah 20 kV.
Apabila diperlukan penyambungan kabel di dalam tanah, harus dilakukan dengan alat penyambung khusus
(jointing kit) tegangan rendah jenis epoxy resin-cold pour system. Penyambungan kabel di dalam tanah harus
dilakukan oleh tenaga yang benar-benar ahli dengan cara dan metode penyambungan mengikuti anjuran
pabrik pembuat jointing kit yang digunakan sehingga diperoleh hasil penyambungan yang andal, tahan
terhadap lembab, mempunyai sifat isolasi yang tinggi dan mempunyai kekuatan mekanis yang tinggi.
Kabel merek SUPREME atau setara (4 besar), jointing kit ex RAYCHEM atau setara.

- Instalasi Kabel Penerangan dan Stop Kontak.


Spesifikasi Teknis 76
Pembangunan Mushalla Al Munawarah Kelurahan Nan Balimo

Kabel-kabel listrik untuk penerangan dan stop kontak untuk extension dan daya harus diadakan dan
dipasang lengkap, mulai dari sambungan panel daya ke saklar dan titik cahaya serta stop kontak,
sebagaimana ditunjukkandi dalam gambar.
Kabel yang digunakan sebagai kabel instalasi penerangan dan stop kontak harus dari jenis NYM dan
diletakkan di dalam konduit PVC high-impact heavy gauge.
Luas penampang kabel NYM yang digunakan minimum 2,5 mm2, kecuali tercatat lain. Home run untuk
rangkaian instalasi bertegangan 220 V yang panjangnya lebih dari 40 meter dari panel daya ke stop kontak
pertama harus mempunyai luas penampang minimum 4 mm2 (kapasitas hantar arus minimum 20 A).

- Splice / Pencabangan.
Tidak diperkenankan adanya pencabangan (splice) ataupun sambungan - sambungan di dalam pipa
konduit.
Sambungan atau pencabangan harus dilakukan di dalam kotak-kotak cabang atau kotak sambung yang
mudah dicapai serta kotak saklar dan stop kontak. Sambungan pada kabel harus di buat secara mekanis dan
harus kuat secara elektris dengan solderless connector jenis tekan, jenis compression atau soldered.
Dalam membuat pencabangan atau sambungan, konektor harus dihubungkan pada konduktor-konduktor
dengan baik sedemikian rupa, sehingga semua konduktor tersambung dan tidak ada konduktor telanjang
yang kelihatan dan tidak bisa lepas oleh getaran.

- Kabel Kontrol.
Di tempat-tempat yang ditunjuk pada gambar atau disyaratkan, kabel kontrol motor, starter dan peralatan-
peralatan lain harus terbuat dari tembaga jenis stranded annealed copper yang fleksibel.
Isolasi harus dari PVC, tahan lembab dan ozon dengan rating tegangan sampai 600 V.
Ukuran konduktor harus sesuai dengan yang diperlukan (minimum 2,5 sqmm untuk panjang lebih dari 30 m)
untuk mendapatkan operasi yang memuaskan dari peralatan yang dikontrol, dengan pertimbangan-
pertimbangan mengenai panjang circuit dan sebagainya.
Kabel merek SUPREME atau setara (4 besar).

- Bahan Isolasi.
Semua bahan isolasi untuk splice, connection dan lain-lain seperti karet, PVC, varnished cambric, asbes,
gelas, tape sintetis, resin, splice case, composition dan lain-lain harus dari tipe yang disetujui untuk
penggunaan, lokasi, tegangan kerja dan lain-lain yang tertentu dan harus dipasang dengan cara yang
disetujui, menurut anjuran perwakilan pemerintah atau pabrik pembuatnya.

- Pemasangan Kabel.
 Pemasangan di Permukaan.
* Kabel Instalasi Daya dan Penerangan di dalamBangunan.
Semua kabel harus dipasang di dalam konduit PVC high-impact heavy gauge, dipasang di
permukaan pelat beton langit-langit dengan klem pendukung yang sesuai.
Pendukung-pendukung tersebut harus di cat dengan cat anti karat. Semua kabel harus dipasang lurus /
sejajar dengan rapi dan teratur.
Pembelokan kabel harus dilakukan dengan jari-jari lengkungan tidak boleh kurang dari syarat-syarat
pabrik (minimum 15 kali diameter kabel). Konduit ex CLIPSAL atau setara.
* Kabel Daya Penghubung Antarpanel.
Kabel-kabel daya diletakkan di atas cable tray, di klem pada cable tray dengan cable ties (pita plastik
pengikat kabel).
Pemasangan cable tray harus mengikuti jalur yang direncanakan secara rapi dan digantung atau
disangga secara kokoh dengan penggantung / penyangga besi yang diklem ke pelat beton.
Untuk keperluan pemasangan kabel, Kontraktor harus menyediakan sendiri peralatan penunjang
seperti tray, klem, besi penunjang, penggantung dan peralatan lainnya, baik untuk kabel yang
dipasang horizontal maupun vertikal.
Peralatan penunjang tersebut harus sudah diperhitungkan pada biaya pemasangan kabel tersebut.
* Pemasangan di Dalam Dinding.
Kabel instalasi penerangan dan stop kontak yang dipasang di dalam dinding harus diletakkan di
dalam konduit PVC high impact heavy gauge dengan ukuran minimum 3/4".
Penarikan kabel menuju titik saklar atau stop kontak harus dilakukan setelah pipa selesai ditanam.
* Pemasangan Menembus Dinding.
Setiap penembusan kabel pada dinding harus melalui sparing kabel yang terbuat dari pipa PVC dengan
ukuran yang cukup terhadap penampang kabel.

- Penggunaan Warna Kabel.


Spesifikasi Teknis 77
Pembangunan Mushalla Al Munawarah Kelurahan Nan Balimo

Penggunaan warna kabel NYY, NYA, NYM dan NYFGbY untuk tegangan fasa, netral dan nol harus
mengikuti peraturan yang disebutkan oleh PUIL 1987 (Kualitas Kabel SNI SPLN), yaitu :
 Sistem tegangan 220 V, 1 fasa:
Hitam : fasa
Biru : netral kuning/hijau
: pentanahan
 Sistem tegangan 220/380 V, 3 fasa :
Merah : fasa R
Kuning : fasa S
Hitam : fasa T
Biru : netral (N) kuning/hijau :
pentanahan (G)

- Pendukung Kabel.
Setiap kotak tarik (pull box) termasuk kotak-kotak yang ada di atas panel daya dan panel daya motor, harus
diberi cukup banyak klem dan peralatan pendukung lain-lainnya. Kabel dipasang dengan cara yang rapi dan
teratur yang memungkinkan pengenalan, sehingga tidak ada kabel yang membentang tanpa pendukung.
- Konduit Tertanam.
Pull box yang dihubungkan pada konduit tertanam / tersembunyi harus juga dipasang secara tertanam
dan penutupnya rata terhadap dinding atau langit-langit.

d. Sistem "Race Way"


Yang dimaksud dengan race way adalah tubing conduit dan flexible conduit beserta perlengkapannya dan semua
barang yang diperlukan untuk melengkapi instalasi kabel.
- Ukuran.
Semua Race Way harus mempunyai ukuran yang cukup untuk bisa melayani dengan baik jumlah dan
jenis kabel sesuai dengan VDE, PUIL 2000 dan lain-lain.
Diameter minimum konduit adalah 3/4" menurut ukuran pasaran dengan faktor pengisian kabel maksimum
40 %.

- Bahan.
Konduit PVC untuk instalasi daya dan penerangan harus dari bahan PVC high-impact heavy gauge yang
memenuhi standar BS4607 dan BS6099.
Konduit metal untuk instalasi daya pompa yang digunakan harus dari jenis heavy gauge galvanized welded
steel yang memenuhi persyaratan BS 4568 : part I & II class 4.

- Pemasangan.
 Race Way yang Ditanam di Dinding.
Penanaman konduit di dalam dinding beton yang sudah jadi dilakukan dengan jalan membobok dinding
beton dengan pahat.
Kedalaman dan lebar pembobokan harus dilakukan secukupnya, sesuai dengan
ukuran dan jumlah konduit yang akan dipasang.
Kontraktor diwajibkan untuk mengembalikan kondisi dinding sesuai dengan kondisi semula.
Selama dilakukannya pengerjaan plesteran ulang, ujung-ujung konduit harus ditutup untuk mencegah masuknya
air atau kotoran-kotoran lainnya.

 Race Way yang Dipasang di Permukaan.


Race way yang dipasang di permukaan beton (exposed) harus dipasang sejajar atau tegak-lurus dengan
dinding bagian struktur atau pertemuan bidang-bidang vertikal dengan langit-langit.
Apabila beberapa pipa berjalan sejajar pada dinding atau langit-langit, harus digunakan klem-klem khusus
untuk pipa sejajar.
Ujung-ujung pipa pada peralatan harus dipasang dengan sekrup dengan kuat. Semua ujung pipa yang
bebas harus ditutup/dilengkapi dengan plat kuningan yang sesuai.
Untuk daerah yang lembab, semua peralatan pembantu, fitting-fitting, klem dan lain- lainnya harus
digalvanisir atau di cat tahan karat dan harus digunakan pendukung supaya pipa bebas dari permukaan
korosif.
Pipa-pipa yang dipasang pada permukaan dalam bangunan harus dicat satu jalan sebelum dipasang, dan
sekali lagi sesudah dipasang, dengan warna yang ditentukan oleh Direksi / Pengawas.
Untuk mempermudah pengenalan, maka ujung permukaan pipa harus dicat dengan warna sebagai berikut :
* Pipa penerangan dan daya - orange
Spesifikasi Teknis 78
Pembangunan Mushalla Al Munawarah Kelurahan Nan Balimo

* Pipa telepon - hijau


* Pipa fire alarm - merah
* Pipa tata-suara - kuning

 Race Way yang Dipasang di Dalam Tanah.


Race way yang dipasang di dalam tanah atau menembus kerikil, harus mempunyai dua lapis cat aspal
pada permukaan sebelah luar sebelum dipasangkan. Di atas race way tersebut harus diberi patok
penunjuk.
Pipa / race way yang digunakan adalah GIP kelas medium yang memenuhi standar SII

 Race way Melintas / Menembus Dinding.


Bila pipa melintas tembok, penyekat ruangan, lantai, langit-langit dan lain-lain, maka lubang harus ditutup
dengan baik sehingga tidak mungkin dapat dilalui oleh debu, lembab (uap air), api danasap.

 Konduit Logam Flexibel Tahan Air.


Konduit logam flexibel yang tahan air harus dipakai pada kondisi di mana ada kemungkinan pengerasan,
getaran atau penempatan dalam atmosfir yang korosif, lembab atau berupa minyak. Termasuk dalam
hal ini adalah pemakaian pada kabel masuk ke terminal motor pompa.
Suatu bungkus (sheath) yang tahan cairan dari polivinyl chlorida (PVC) harus menonjol pada inti baja yang
flexibel.
Sambungan antara konduit yang kaku, fitting dari konduit dan sebagainya dengan konduit fleksibel harus
dibuat dengan fitting jenis "insulated throat type" yang dianjurkan oleh pembuat dari konduit logam tahan
cairan tersebut. Suatu konduktor yang dapat digunakan untuk meneruskan pentanahan (earth continuity)
harus pula dimiliki oleh race way / konduit ini.

 Pengakhiran dan Sambungan.


Race way harus diakhiri pada outlet persimpangan, pull box cabinet dan lain-lain, dengan dua lock nut dan
sebuah insulating bushing insert yang harus terbuat dari thermoplastic atau "fibre minded" yang dimatikan
untuk mencegah rusaknya kawat dan kabel dan tidak mengurangi kontinuitas dari sistem grounding dari race
way.
Sambungan untuk race way/pipa logam elektrikal harus dari jenis yang tahan hujan atau fitting dengan
konsentrasi tinggi dengan sistem penguncian interlock compressed.

 Pentanahan.
Setiap peralatan yang beroperasi dengan tegangan lebih besar dari tegangan ekstra rendah (50 VAC) harus
ditanahkan secara efektif.
Bahan-bahan logam/metal dari peralatan-peralatan listrik yang terbuka, termasuk pelindung kabel
(sheath/armour), konduit, saluran metal, rack, tray, doos, stop kontak, armatur, saklar dengan penutup
metal harus dihubungkan dengan konduktor kontinyu untuk pentanahan.
Penggunaan konduit metal sebagai satu-satunya konduktor pentanahan tidak diperbolehkan. Dalam hal ini
harus digunakan konduktor pentanahan tersendiri yang terbuat dari tembaga dengan daya hantar yang
tinggi.
Luas penampang minimum konduktor pentanahan adalah 6 sqmm dan dimasukkan ke dalam konduit.
Penyambungan konduktor pentanahan harus menggunakan penyambung mekanis yang disetujui oleh
Direksi/Pengawas.
Tahanan pentanahan netral bus-bar dan panel maksimum 2 ohm.

e. Sub Distribution Panel dan Perlengkapannya


- Umum.
Panel daya bertegangan rendah meliputi switch, tombol, circuit breaker, indikator, magnetic, contactor,
accessories, peralatan-peralatan dan barang-barang lain yang diperlukan untuk pemasangan dan
operasi yang sempurna dari segenap sistem dan peralatan-peralatannya. Kontraktor harus dapat
membuktikan bahwa telah memiliki pengalaman yang luas di bidang manufacturing dan perencanaan panel-
panel tegangan rendah dan dapat memberikan keterangan bahwa panel-panel tersebut telah beroperasi
dengan baik selama paling sedikit 3 tahun. Penawaran harus meliputi reference list sebagai suatu bukti.

- Panel-panel.
Panel harus seperti ditunjukkan di dalam gambar rencana, kecuali ditentukan lain. Seluruh assembly termasuk
housing, bus-bar, alat-alat pelindung harus direncanakan, dibuat, dicoba dan bila perlu diperbaiki sesuai
dengan persyaratan minimum dengan penyesuaian dan atau penambahan seperti disyaratkan di bawah ini:

Spesifikasi Teknis 79
Pembangunan Mushalla Al Munawarah Kelurahan Nan Balimo

 Umum.
Setiap panel daya utama harus dari jenis indoor, dead-front, terbuat dari plat baja (metal clad). Konstruksi
panel harus kokoh dan tidak rusak dalam pengiriman atau pemasangan.
Struktur panel harus tahan terhadap gaya elektromekanis serta termal akibat hubung-singkat (sampai 60 kA
dalam waktu 1 detik).
Rangka ini harus secara lengkap ditutup pada bagian bawah dan atas dengan pelat-pelat penutup yang bisa
dilepas.
Semua alat ukur atau tombol pemilih yang dipersyaratkan harus dikelompokkan pada sisi depan yang
berengsel. Tutup yang berengsel tersebut harus mempunyai engsel yang tersembunyi dan gerendel / kunci.
Semua sumber yang perlu untuk rangkaian kontrol, daya dan lain-lain harus dipasang pada sisi belakang
dari penutup yang berengseltersebut.
Panel harus mempunyai bukaan dalam bentuk grille (louvres) ventilasi untuk membatasi kenaikan suhu dari
bagian-bagian yang mengalirkan arus pada nilai-nilai yang dipersyaratkan dalam standar VDE/IEC untuk
peralatan yang tertutup. Material-material yang bertegangan harus dicegah dengan sempurna terhadap
kemungkinan terkena percikan air.
Tebal pelat baja yang digunakan minimum 2 mm.

 Konstruksi.
Panel-panel harus seperti yang disyaratkan di sini dan seperti ditunjuk dalam gambar untuk melaksanakan
fungsi yangdiperlukan.
Lokasi yang tepat dan jenis perlengkapan yang diperlihatkan boleh berbeda menurut keperluan
penyesuaian material pabrik, sejauh bahwa fungsi dan operasi yang dimaksud dapat dicapai.
Akan tetapi, identifikasi gambar, tata letak, skedul dan lain-lain harus diikuti dalam urutan yang tepat untuk
mempermudah pemeriksaan bangunan (konstruksi). Tempat struktur bus-bar dan hubungan-hubungannya
harus dibangun dan ditunjang untuk dapat menahan arus hubung-singkat yang terjadi pada lokasi tertentu
tersebut. Hubungan-hubungan harus dibaut, dilas atau diklem serta diatur untuk menjamin daerah kontak
yang baik.

 Ventilasi
Lubang-lubang ventilasi harus dibuat secara rapi dengan punch machine. Untuk menjaga benda-benda
asing masuk melalui lubang tersebut, pada bagian dalam harus diberi lapisan pelat yang juga dilubangi
(di-punch).

 Papan Nama.
Setiap pemutus daya (circuit breaker) harus dilengkapi dengan papan nama yang dipasang pada pintu panel
dekat dengan pemutus daya dan dapat dilihat dengan mudah. Cara-cara pemberian nama harus
menunjukkan
dengan jelas rangkaian dari pemutus daya atau alat-alat yang tersambung padanya. Keterangan
mengenai hal ini harus diajukan dalam gambar kerja. Mimic diagram berwana biru harus dipasang pada
pintu, lengkap dengan komponen-komponen dan tanda-tanda untuk komponen tersebut.

 Cadangan Sambungan di Kemudian Hari.


Bila di dalam gambar dinyatakan adanya cadangan, maka ruangan-ruangan tersebut harus dilengkapi
dengan pemutus daya cadangan, terminal, klem-klem pemasangan, pendukung dan sebagainya, untuk
peralatan yang dipasang di kemudian hari.
Kemungkinan penyambungan di kemudian hari dapat berupa peralatan baru, misalnya saklar, pemutus
daya, kontaktor dan lain-lain.

 Bus-Bar / Rel Daya.


Bus-Bar harus diatur sedemikian rupa, sehingga tersusun secara mendatar dengan rapi sepanjang
panel di dalam ruang yang berventilasi. Jarak antar rel daya harus memenuhi ketentuan pemasangan rel
daya di dalam PUIL 2000.
Bus-Bar harus terbuat dari bahan tembaga jenis "hard drawn high conductivity" yang memenuhi standar
B.S. 1433, dilapisi perak pada bagian luarnya secara menyeluruh dengan ukuran sesuai dengan
kemampuan 150
% dari arus beban terpasang.
Ukuran bus-bar disesuaikan dengan peraturan PUIL 2000.
Semua Bus-Bar harus dipegang dengan kokoh oleh bahan isolator yang terbuat dari bahan yang tidak
menyerap air (non-hygroscopic) misalnya porselain atau moulded insulator, sedemikian rupa sehingga
mampu menahan gaya mekanis yang terjadi akibat hubung singkat.
Spesifikasi Teknis 71
0
Pembangunan Mushalla Al Munawarah Kelurahan Nan Balimo

Rel daya dicat dengan warna yang sesuai dengan penandaan fasa menurut PUIL 2000. Cat tersebut harus
tahan terhadap temperatur sampai 70 oC. Setiap panel harus mempunyai bus-bar netral dengan kapasitas
penuh (full neutral) yang diisolir terhadap pentanahan dan sebuah bus pentanahan yang telanjang, diklem
dengan kuat pada kerangka dan dilengkapi dengan klem untuk pengaman dari peralatan yang perlu
ditanahkan. Dalam hal ini, konfigurasi bus-bar adalah 3 fasa - 4 kawat - 5bus.
Semua hubungan dari bus-bar menuju pemutus daya atau saklar dengan arus lebih besar dari 63 A harus
dilakukan melalui batang-batang tembaga dari jenis yang sama dengan bus-bar. Untuk arus yang lebih kecil,
diijinkan menggunakan kabel berisolasi PVC (NYY atau NYA).
Kontraktor diwajibkan untuk menyerahkan gambar kerja yang menunjukkan ukuran- ukuran dari bus-bar dan
susunannya.
Ukuran dari bus-bar harus merupakan ukuran sepanjang panel dan disediakan cara-cara untuk
penyambungan di kemudian hari.
Apabila saluran keluar (out going feeder) yang menuju ke satu teminal terdiri atas beberapa buah kabel,
tidak diperkenankan menumpuk lebih dari 2 (dua) buah sepatu kabel pada satu terminal atau bus-bar.
Bila terjadi hal demikian, harus dilakukan dengan cara memasangkan batang tembaga tambahan untuk
menyatukan sepatu kabel tersebut pada satu terminal yang berlainan.

 Alat-alat Ukur.
Setiap panel harus dilengkapi dengan alat-alat ukur dan trafo ukur seperti yang ditunjuk kan di dalam
gambar rencana.
Bila digunakan amperemeter selector switch (saklar pindah), pada saat pemindahan pengukuran arus,
saklar pindah untuk amperemeter harus berada pada posisi off, dan pada posisi ini trafo arus harus
dalam keadaan terhubung-singkat.
Meter-meter harus dari type besi putar (moving iron) khusus untuk dipasang secara tegak lurus di pintu
panel. Kelas alat ukur yang paling tinggi 1,5 dengan penunjukan melingkar (minimum 90o), skala linier,
dipasang secara flush dalam kotak tahan getaran, dengan ukuran 144 mm x 144 mm. Posisi dari saklar
putar untuk voltmeter dan amperemeter harus ditandai dengan jelas.

* Amperemeter (A-m)
Semua amperemeter harus mempunyai kemampuan beban lebih sebesar 120 % dari batas atas
penunjukkannya selama 2 jam dan dilengkapi dengan penunjuk berwarna merah (index pointer) untuk
menandai besarnya arus beban penuh.
Amperemeter harus dipasangkan untuk beban motor sebesar 5,5 kW atau lebih pada salah satu
fasanya.
Amperemeter harus mampu untuk menahan pergerakan yang timbul akibat arus start motor dan
mempunyai skala overload yang rapat (compressed) untuk keperluan pembacaan arus start
tersebut.
Pada amperemeter harus terdapat mekanisme pengatur penunjukkan nol (zero adjust ment) berupa
sekrup pemutar dibagian depan.

* Voltmeter (V-m)
Voltmeter harus mempunyai ketepatan kelas 1,5 dan mempunyai skala penunjukan yang lebar.
Voltmeter dipasang di sisi daya masuk melalui sekring pengaman jenis HRC dengan arus nominal
3 A.
Pada voltmeter harus terdapat mekanisme pengatur penunjukkan nol (zero adjust ment) berupa
sekrup pemutar di bagian depan.

 Trafo Arus.
Trafo arus harus dari tipe kering untuk pemakaian di dalam ruangan (indoor type), jenis jendela dengan
perbandingan kumparan yang sesuai dengan standar-standar VDE untuk keperluan pengukuran.
Pemasangan harus dilakukan secara kuat agar mampu menahan gaya-gaya mekanis yang timbul pada
waktu terjadinya hubung-singkat 3 fasa simetris. Trafo arus untuk amperemeter juga boleh digunakan
bersamaan dengan kWh-meter dengan syarat tidak mengurangi ketelitiannya.
Bila ternyata ketelitian terganggu, harus digunakan trafo arus khusus (terpisah).

 Kabel-Kabel Kontrol.
Kabel kontrol (control wiring) dari panel-panel harus sudah dipasang di pabrik / bengkel secara lengkap dan
dibundel serta dilindungi terhadap kerusakan mekanis.
Ukuran kabel kontrol minimum 2,5 mm2 dari jenis NYMHY dengan tegangan nominal 600 volt.
Pada setiap ujung kabel kontrol ataupun pengukuran harus dipasangkan sepatu kabel dengan ukuran
Spesifikasi Teknis 71
1
Pembangunan Mushalla Al Munawarah Kelurahan Nan Balimo

kabelnya dan dikencangkan dengan alat penekan (press-tang / kerf tang) secara baik, sehingga dapat
dicegah terjadinya hubung longgar (lost contact).
Setiap pemasangan ujung kawat kontrol atau pengukuran pada terminal peralatan harus cukup kencang
dan kokoh.

 Merk Pabrik.
Semua peralatan pengaman harus diusahakan buatan satu pabrik (ex MG
atau setara).
Peralatan-peralatan sejenis harus dapat saling dipindahkan atau dipertukarkan tempatnya pada rangka
panel.
Panel ex Industira atau setara
 Peralatan Pengaman / Pemutus Daya.
* Moulded Case Circuit Breaker (MCCB)
Untuk pemutus daya cabang dengan arus lebih kecil dari 800 A digunakan jenis rumah tuangan
(moulded case circuit breaker-MCCB) yang memenuhi standar B.S.4752 Part 1 1977 atau IEC 157.1
dan sesuai untuk temperatur operasi 40 oC (fully tropical ized) dan mampu beroperasi untuk tegangan
660 VAC dengan rating 1000VAC.
o MCCB harus dapat dioperasikan secara "reverse feed" baik pada posisi horizontal maupun vertikal
tanpa mengurangi performance.
o Kontak utama yang harus meneruskan arus beban harus terbuat dari bahan silver/ tungsten dan
mekanisme operasinya dirancang untuk menutup dan membuka kontak-kontak utamanya secara
menyapu (wiping action).
o Mekanisme operasi harus dari jenis " quick make" dan "quick break" secara simultan pada
ketiga/keempat kutubnya sewaktu opening,closing maupun trip.
Mekanisme ini harus trip-free untuk mencegah kontak utama menutup kembali tanpa sengaja.
o Handel togel MCCB harus dapat membuka semua kutub (kontak utama) secara bersamaan
(simultan). Suatu arus kesalahan mengalir pada salah satu kutub harus menyebabkan ketiga kutub
membuka secara bersamaan.
o MCCB dilengkapi dengan fasilitas pelindung pada masing-masing kutubnya yang dapat disetel
(adjustable) untuk arus beban lebih (overload-inverse time) secara mekanis dengan bimetal,
pengatur arus hubung-singkat (overcurent-instantaneous) secara mekanis dengan solenoid
(magnetis).

Untuk motor protection, hanya dipasang magnetic overcurrent protection.


o Pada MCCB dengan rating 250 A-630 A thermal-magnetic trip unit harus dari jenis interchangeable
trip unit, sedangkan untuk MCCB di atas 630 A menggunakan solid-state relay yang dienergize oleh
CT yang terpasang di dalam MCCB sehingga tidak memerlukan catu daya dari luar MCCB.
o Setiap MCCB harus mempunyai tiga posisi operasi, yaitu ON, OFF dan TRIP.
o Kapasitas pemutusan arus kesalahan (interrupting / breaking capacity) tidak kurang dari 50 kA.
* Miniature Circuit Breaker (MCB).
MCB yang digunakan harus memenuhi persyaratan B.S. 4752 /Part 1 1977 atau IEC 157.1 (fully
tropicalized), mampu beroperasi untuk tegangan sampai 660 VAC dengan rating 1000 VAC.
o MCB harus dapat dioperasikan secara "reverse feed", baik pada posisi horizontal maupun vertikal
tanpa mengurangi performance.
o Kontak utama yang meneruskan arus beban harus terbuat dari bahan silver/ tungsten dan
mekanisme operasinya dirancang untuk menutup dan membuka kontak-kontak utamanya secara
menyapu (wiping action).
o Mekanisme operasi harus dari jenis trip-free untuk mencegah kontak utama menutup kembali tanpa
sengaja.
o Handel togel MCB tiga fasa harus dapat membuka semua kutub (kontak utama) secara bersamaan
(simultan).

Spesifikasi Teknis 71
2
Pembangunan Mushalla Al Munawarah Kelurahan Nan Balimo

Suatu arus kesalahan mengalir pada salah satu kutub harus menyebabkan ketiga kutub
membuka secara bersamaan.
o MCB dilengkapi dengan fasilitas pelindung arus beban lebih (overload-inverse time) secara mekanis
dengan bimetal dan arus hubung-singkat (overcurent-instantaneo us) secara mekanis dengan
solenoid (magnetis).
Arus nominal dari MCCB dan MCB harus sesuai dengan gambar, dengan kapasitas pemutusan
(breaking capacity) disesuaikan dengan letak pemutus daya tersebut.
* Kontaktor.
Kontaktor-kontaktor atau rele kontrol harus memenuhi persyaratan B.S. 5424 Part 1 : 1977.
o Rating kontaktor atau rele harus sesuai dengan gambar dan tidak kurang dari 10 A. Rating tersebut
harus merupakan ratingkontinyu.
o Semua kontak (kutub) kontaktor atau rele harus dilapis dengan perak (silver).
o Coil dari kontaktor atau rele harus mempunyai rating tegangan 220 V, 50 Hz.
 Terminal Pembantu.
Apabila untuk menuju suatu terminal pada panel tersebut digunakan beberapa kabel yang disatukan pada
terminal tersebut, Kontraktor harus juga menyediakan terminal pembantu yang diperlukan.
Terminal pembantu tersebut harus terbuat dari bahan yang sama dengan terminal utama dengan kapasitas
hantar arus yang sesuai dan dilubangi sesuai dengan ukuran sepatu kabel yang digunakan. Setiap mur-baut
yang digunakan harus dikencangkan dengan baik agar terhindar dari kemungkinan hubungan-longgar (lost
contact).

f. Peralatan Penerangan.
- U m um
Peralatan penerangan meliputi armatur, lampu-lampu, accessories, peralatan serta alat-alat lain yang
diperlukan untuk operasi yang lengkap dan sempurna dari semua peralatan penerangan.
Fixture harus seperti yang disyaratkan dan ditunjuk pada gambar-gambar.

- Kualitas dan Pengerjaan.


Semua material dan accessories, baik yang disebut secara umum maupun khusus harus dari kualitas
terbaik.
Pengerjaan harus kelas satu dan menghasilkan armature setara dengan standar komersil yang utama.
Armatur harus sesuai dengan gambar dan skedul, atau seperti yang disyaratkan di sini.
Armatur ex ARTOLITE atau setara.
- Jenis Armature
 Lampu-lampu Flourescent (TL)
Lampu (bulb) harus dengan warna standar white deluxe.
Untuk twin lamp atau double TL harus dirangkai secara lead-lag untuk meniadakan efek stroboskopis.
Semua fixture harus dilengkapi dengan kapasitor untuk perbaikan faktor kerja sehingga mencapai
minimum 0,96. Balast harus dari tipe low losses.
Perlengkapan lain seperti starter, ballast, pemegang lampu harus memenuhi standar PLN / SII / LMK.
 Lampu TL 1 x 40 cm
Lampu TL yang dipasangkan di ruang-ruang tertentu menggunakan jenis lampu sesuai dengan gambar
rencana.
 Lampu SL
Lampu SL yang digunakan harus W sesuai dengan kebutuhan.
- Pemasangan.
Semua armatur penerangan dan perlengkapannya harus dipasang olehtukang yang berpengalaman dan ahli,
dengan cara-cara yang disetujui Direksi / Pengawas.
Harus disediakan pengikat, penyangga, penggantung dan bahan-bahan lain yang perlu agar diperoleh
hasil pemasangan yang baik.
Barisan armatur yang menerus harus dipasang sedemikian rupa, sehingga betul-betul lurus.
Armatur yang dipasang merata terhadap permukaan (surface mounted) tidak boleh mem punyai sela-sela di
antara bagian-bagian fixture dan permukaan-permukaan di sebelahnya.
Setiap badan (rumah) lampu harus ditanahkan (grounded).
Pada waktu diselesaikannya pemasangan armature penerangan, peralatan tersebut harus siap untuk
bekerja dengan baik dan berada dalam kondisi sempurna serta bebas dari semua cacat /kekurangan.
Pada waktu pemeriksaan akhir, semua armatur dan perlengkapannya harus menyala secara lengkap.

Spesifikasi Teknis 71
3
Pembangunan Mushalla Al Munawarah Kelurahan Nan Balimo

Pasal .6.
Pengujian, Penyetelan Peralatan dan Sistem

1. Pekerjaan ini meliputi ketentuan-ketentuan dasar untuk mengadakan pengujian (testing), penyetelan serta
commissioning dari seluruh peralatan listrik yang dipasang.
2. Semua testing, kalibrasi dan penyetelan dari peralatan-peralatan dan kontrol yang tergabung dalam pekerjaan
renovasi sistem listrik ini serta penyediaan semua instrumentasi dan tenaga kerja harus dilaksanakan olehkontraktor.
Kontraktor harus menempatkan seorang ahli listrik yang berkompeten dan berpengalaman untuk melaksanakan
pengujian dan commisioning.
3. Pengujian-pengujian yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor di bawah pengawasan Direksi / Pengawas antara lain:
a. Pengujian tahanan isolasi kabel baru yang dipasang, baik perbagian (section) maupun keseluruhan (overall).
b. Pengujian pentanahan panel.
c. Pengujian kontinuitas konduktor conductor.
d. Pengujian keseimbangan pembebanan (phasing-out)
e. Penyetelan semua peralatan pengaman (overcurrent dan overload) dan mencatat data setelan yang dilakukan.
f. Semua instalasi listrik yang baru harus mendapat pengesahan dari PLN atau badan resmi yang ditunjuk Direksi /
Pengawas.
4. Hasil-hasil pengujian harus sesuai dengan syarat-syarat teknis yang telah diuraikan di atas atau standar-standar yang
berlaku dan dicatat serta dibuatkan berita acara pengujian

SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN PENANGKAL PETIR


Pasal .1.
Umum

Syarat-syarat Teknis Pekerjaan Instalasi Penangkal Petir yang diuraikan di sini adalah persyaratan yang harus
dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal pengerjaan instalasi maupun pengadaan material dan peralatan, dalam hal ini
Syarat-syarat Umum Teknis Pekerjaan Mekanikal/Elektrikal adalah bagian dari Syarat-Syarat Teknis ini.

Pasal .2.
Lingkup Pekerjaan
Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah semua pengadaan dan pemasangan instalasi penangkal petir jenis
konvensional, termasuk Air Terminal,down conductor, pentanahan dan bak kontrolnya serta peralatan lainnya yang
berkaitan dengannya, sebagai suatu sistem keseluruhan maupun bagian-bagiannya, seperti yang tertera pada gambar-
gambar maupun yang dispesifikasikan.
Termasuk di dalam pekerjaan ini adalah pengadaan barang / material, instalasi dan testing terhadap seluruh material,
serah terima dan pemeliharaan selama 12 bulan.
Ketentuan-ketentuan yang tidak tercantum di dalam gambar maupun pada spesifikasi
/ syarat-syarat teknis tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi secara keseluruhan harus juga dimasukkan ke
dalam pekerjaan ini.
Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah :
Pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan, material, peralatan dan perlengkapan sistem
penangkal petir sesuai dengan peraturan / standar yang berlaku seperti yang ditunjuk pada syarat-syarat umum untuk
menunjang bekerjanya sistem / peralatan, walaupun tidak tercantum pada Syarat-syarat Teknik Khusus atau gambar
dokumen.

Pasal .3.
Persyaratan Pelaksanaan dan Material

1. Penerima (Air Terminal) dari bahan tembaga untuk penangkal petir di bagian tertinggi gedung.
2. Penyangga Air Terminal tembaga menggunakan baja galvanis tebal 5 mm lengkapi dengan baut-baut penjepit air
terminal atau disesuaikan dengan gambar rencana penangkal petir.
3. Konduktor / penghantar menggunakan kawat tembaga telanjang (bare copper conductor - BCC) dengan luas
penampang minimum 50mm2.
4. Untuk menyambung penghantar tembaga tersebut dengan air terminal digunakan cara pengecoran padat dengan
timah (disolder) dan diperkuat dengan baut penjepit.
5. Sebagai penyangga (klem) penghantar digunakan pelat-pelat baja galvanis tebal 5 mm, lebar 20 mm dan tinggi 11,5
cm, dilengkapi dengan mur dan baut untuk mengikat kawat BC.
Di antara kawat BC dengan klem diberikan cable sleeve dari pipa PE diameter 1/2" sepanjang 10 cm. Kaki klem
dibengkokkan sebagai angker.
6. Klem dipasang setiap 50 cm. Klem yang menyusur kolom harus ditanam di kolom. Untuk itu klem harus sudah
Spesifikasi Teknis 71
4
Pembangunan Mushalla Al Munawarah Kelurahan Nan Balimo

disediakan sewaktu pengecorankolom.


7. Sambungan antarpenghantar harus menggunakan penyambung khusus (parallel groove) dengan bahan yang sama
(tembaga), dengan cara penyambungan yang baik sehingga diperoleh kontak yang baik dan kuat.
Untuk keperluan pemeriksaan, penyambung ini harus mudah dibuka kembali.
8. Pelindung mekanis pada penghantar turun (down conductor) dibuat dari pipa GIP kelas medium dan disambungkan ke
penghantar yang dilindunginya dengan solder.
9. Tahanan pentanahan tidak boleh lebih dari 2 ohm.
Ground rod harus terbuat dari pipa GIP kelas medium diameter 1", dengan panjang minimum 6 meter. Pada ujung
pipa dipasangkan Cu rod/splitzen berujung runcing dengan diameter 3/8" sepanjang minimum 30 cm. Di dalam
sepanjang pipa GIP pentanahan dipasangkan kawat BC 70 mm2 yang disambungkan ke Cu rod dengan metode
solder dan klem.
10. Bak kontrol harus dibuat pada setiap titik pentanahan. Sambungan antara penghantar turun dengan elektroda
pentanahan harus dibuat secara baik dengan bahan penyambung tembaga, dan mudah dilepas kembali untuk
pemeriksaan
PEKERJAAN PLUMBING
Pasal .1.
Persyaratan Umum

Spesifikasi Teknis Pekerjaan Plambing/Sanitasi ini menguraikan persyaratan yang harus dilaksana kan oleh
Kontraktor untuk hal pengadaan material dan peralatan,
pengerjaan instalasi serta pengujian di Pabrik dan di Site. Dalam hal ini, Spesifikasi Umum Teknis Mekanikal adalah
bagian dari spesifikasi teknis ini.
Pasal .2.
Lingkup Pekerjaan

1. Lingkup pekerjaan

Lingkup pekerjaan ini termasuk pengadaan semua material, peralatan, dan lain-lain, pengiriman ke site,
pemasangan, pengujian atau pengetesan (commissioning) dan pemeliharaan seluruh Pekerjaan
Plambing/Sanitasi seperti disyaratkan dalam :
a. Spesifikasi Teknis
b. Gambar Perencanaan
c. Bill of Quantity
d. Berita Acara Aanwizjing
Dalam pekerjaan ini termasuk juga pekerjaan-pekerjaan lain yang berhubungan dengan Pekerjaan
Plambing/Sanitasi yang tidak mungkin disebutkan secara terinci, tetapi dianggap perlu untuk kesempurnaan fungsi
dan operasi Plambing/ Sanitasi.

2. Sistem Instalasi Air Bersih


a. Pengadaan dan pemasangan instalasi pipa serta kelengkapannya dari meter PAM (di luar gedung) ke
reservoir bawah.
Brosur lengkap harus disertakan dalam penawaran berisikan curve-curve karakteristik, pompa dan gambar-
gambar potongan yang menunjukkan susunan bagian-bagian dalam pompa.
Penawaran adalah berikut dengan Kontrol panel wiring sistem dan alat-alat kontrolnya.
b. Pengadaan pipa distribusi dan kelengkapannya (fitting,valve dan lain-lain) serta pemasangan dan pengujian
instalasinya di dalam dan di luar gedung sesuai dengan gambar dokumen dan spesifikasi.
c. Pembersihan pipa (flushing) menggunakan aliran air yang bertekanan dengan pompa yang disediakan oleh
Kontraktor.
d. Pengujian sistem instalasi air bersih terhadap kebocoron pada seluruh sistem jaringan pipa dari setiap lantai
dengan pengujian tekanan hidrolik yang dilakukan secara bertahap pada setiap lantai / bangunan.
e. kemudian dilanjutkan secara keseluruhan setelah jaringan pipa terpasang semuanya.
f. Pengujian sistem instalasi air bersih secara keseluruhan & mengadakan pengamatan sampai sistem itu
bekerja dengan baik dan aman (sesuai dengan perencanaan).
g. Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dalam menangani plambing beserta keleng kapannya.
h. Pengangkutan, penimbunan serta perapihan kembali bekas galian (pembobokan) dan pem bersihan site oleh
Kontraktor.

3. Sistem Instalasi Air Buangan (Air kotor dan air bekas)


a. Pengadaan dan pemasangan pipa air buangan lengkap dengan peralatannya yang berada dalam gedung

Spesifikasi Teknis 71
5
Pembangunan Mushalla Al Munawarah Kelurahan Nan Balimo

mulai dari WC, urinoir, wastafel, Floor Drain, Clean Out dan lain-lain pada setiap lantai ke saluran pipa
pembuang utama (pipa tegak).
b. Pengadaan dan pemasangan pipa vent pada setiap lantai dan pipa vent utama (pipa tegak) untuk pipa air
buangan lengkap dengan peralatannya yang berada di dalam gedung.
c. Pengujian sistem instalasi air buangan terhadap kebocoran pada seluruh sistem jaringan pipa dari setiap
lantai yang kemudian dilanjutkan dengan pengujian secara keseluruhan setelah jaringan pipa terpasang
semuanya.
d. Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan instalasi air buangan dan
kelengkapannya.
e. Pengangkutan, penimbunan serta perapihan kembali bekas galian (pembobokan) dan pembersihan site oleh
Kontraktor.

4. Sistem Instalasi Air Hujan


a. Pengadaan dan pemasangan instalasi pipa air hujan dan roof drain.
b. Pengujian system instalasi pipa air hujan terhadap kebocoran pada seluruh system jaringan air hujan setelah
jaringan pipa terpasang sebagian dan semuanya terpasang.
c. Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan instalasi air buangan dan
kelengkapannya.

5. Pengangkutan, penimbunan serta perapihan kembali bekas galian dan pembersihan site oleh Kontraktor.

6. Pekerjaan Lain-lain
Termasuk pula di dalamnya pembobokan dinding/ selokan galian dan pengangkutan tanah hasil galian dan lain-
lainnya yang ditemui di site, serta memperbaiki kembali seperti semula, maka semua biaya diperhitungkan dan
ditanggung oleh Kontraktor.
Pasal .3.
Kemampuan Operasi
1. Sistem Instalasi Air Bersih
a. Instalasi pipa dan kelengkapannya menyalurkan air dari meter PAM (di luar gedung) ke reservoir bawah.
2. Sistem Instalasi Air Buangan (Air kotor dan air bekas)
a. Pipa air buangan lengkap dengan peralatannya menyalurkan buangan dari WC, urinoir, wastafel, Floor Drain,
Clean Out dan lain-lain pada setiap lantai ke saluran pipa pembuang utama (pipa tegak).
b. Pipa vent pada setiap lantai dan pipa vent utama (pipa tegak) untuk pipa air buangan lengkap dengan
peralatannya yang berada di dalam gedung.
3. Sistem Instalasi Air Hujan
a. Setiap pipa/saluran buangan air hujan disalurkan ke bak kontrol di halaman, kemudian disalurkan ke sumur
resapan.
b. Saringan air hujan (Roof drain).
- Roof drain dilengkapi strainer pada semua atap dan lantai yang terbuka.
- Badan saringan mempunyai bentuk bowl berfungsi sebagai penahan endapan/ kotoran padat (sediment
bowl).
- Tutup saringan mempunyai bentuk cembung, sehingga air masuk melalui sisi-sisinya yang berlubang.

Pasal .4.
Spesifikasi Teknis Material dan Peralatan

1. Sistem Instalasi Air Bersih


a. Pipa
- Pipa saluran air bersih dari pipa PAM ke reservoir bawah.
Diameter pipa seperti yang ditunjukkan dalam gambar dan terbuat dari bahan Gip BS 1387/1967 Medium
Class.
- Pipa distribusi dari reservoir atas (elevated tank) ke setiap fixture unit. Diameter pipa seperti yang
ditunjukkan dalam gambar dan terbuat dari bahan Galvanized Iron Pipe BS 1387/1967 Medium Class,
atau pipa PVC kelas AW
- Pipa di dalam Gedung

Spesifikasi Teknis 71
6
Pembangunan Mushalla Al Munawarah Kelurahan Nan Balimo

Semua pipa air bersih, baik pipa utama maupun pipa cabang terbuat dari bahan Galvanized Iron Pipe BS
1387/1967 Medium Class, atau pipa PVC kelas AW

b. Accessories
Untuk Galvanis Iron Pipe digunakan BS 1387/1967 Medium Class. Fitting harus terbuat dari
material yang sama.

c. Valve
Valve yang digunakan untuk semua pipa terdiri dari beberapa jenis :
 Gate Valve
* Untuk diameter 2 1/2" keatas harus mempunyai spesifikasi sebagai berikut:
o Body : Cast Iron
o Bonnet : Cast Iron
o Stem : Stailess Steel
o Joke : Cast Steel
o Disc : Cast Steel + CR 13 facing
o Hand Wheel: Ductile iron
o Sambungan: Flange
o Diameter : Sama dengan ukuran pipanya
o Class 150
o Merk : Sesuai dengan daftar merk
o Standard : BS, ANSI, dan JIS.
* Untuk diameter 2" kebawah harus mempunyai spesifikasi sebagai berikut:
o Body : Bronze Screw in bonet, Screw end, Solid Wedge Disc, Non Rising Stem
(Gate Valve). Swivel Type Disc, Rising Stem valve).
o Diameter : sama dengan ukuran pipanya.
o Class : A, WW-V-54 D Type I (Gate Valve) atau sejenis
o Merk : Sesuai dengan daftar merk.
o Standard : BS, ANSI dan JIS.
* Valve pada fixture unit terbuat dari Brass metal atau dari bahan Alloy yang anti karat, khusus dibuat
untuk fixture-fixture unit tersebut, Tampak harus mengkilat tanpa ada cacat seperti stainless steel.
* Valve harus mempunyai diameter yang sama besarnya dengan pipanya.

 Silent Check Valve


* Untuk diameter 2 1/2" keatas harus mempunyai spesifikasi sebagai berikut:
o Body : Cast Iron
o Cover : Cast Iron
o Disc : Stainless Steel
o Body Beat ring : Stainless Steel
o Arah aliran : Horizontal
o Diameter : sama dengan pipa
o Class 150
o Sambungan : Flange
o Merk : sesuai dengan daftar merk
o Standard : BS, ANSI, JIS.
* Untuk diameter 2" kebawah harus mempunyai spesifikasi sebagai berikut :
o Body : Bronze Screw In Cup, Screw end
o Disc : Bronze
o Body Beat ring : Stainless Steel
o Arah aliran : Horizontal
o Diameter : sama dengan pipa

Spesifikasi Teknis 71
7
Pembangunan Mushalla Al Munawarah Kelurahan Nan Balimo

o Class : A, WW-V51F Type III atau sejenis


o Merk : sesuai dengan daftar merk
o Standard : BS, ANSI, JIS.

* Foot Valve.
o Jenis : Swing type foot valve W atau strainer dengan tahanan ges tidak lebih
besar dari 2 meter, maksimum 150 % aliran normal.
o Class 150
o Standar : BS, ANSI, JIS.
* Drain Valve.
Untuk pemipaan dengan tekanan kerja lebih besar dari 10 kg /cm² harus memenuhi spesifikasi berikut :
o Body :Brass Type, screwed bonnet, handwhell operated, rising stem
o Dimensi :Diameter 3/4" dilengkapi dengan brass hose nipple diameter 3/4".
o Class 150
o Standard : BS, ANSI, JIS.
* Air Vent.
o Jenis : Floating ball Valve
o Class 150
o Standard : BS, ANSI, JIS.
* Strainer.
o Jenis : Y-type strainer, bronze body screwed removable cover.
o Screen : Stainless steel
o Mesh Size : 1,19 mm perforations.
o Mesh neto area : Minimum 4 x luas pipa masuk
o Sambungan : 2 1/2" keatas, flange. 2" kebawah ,screw
o Class 150
o Standard : BS, ANSI, JIS.
* Flexible Conection.
o Jenis : Spool type flexible rubber
o Bentuk : Bellow/spherical
o Bahan : Stainless steel ANSI 304
o Gerakan : 20 mm untuk expansi 50 mm untuk kontraksi
o Panjang : 500 mm, diameter 3" kebawah. 800 mm, diameter 4" ke atas.
o Class 300
o Standard : BS, ANSI, JIS.
* Safety Valve
o Jenis : Plain lifting level, bronze valve.
o Tekanan : Minimum 1,5 kali tekanan kerja.
o Diameter : Sesuai dengan pipa.
o Standard : BS, ANSI, JIS.

2. Sistem Instalasi Air Buangan (Air kotor dan air bekas)


a. Pipa
Semua pipa dan air buangan harus ada Pipa vent yang terdapat di dalam gedung, demikian pula dengan pipa
dari Bak kontrol terbuat dari bahan PVC class AW sesuai dengan daftar merk.
b. Accessories
- Semua fitting harus terbuat dari bahan yang sama dengan pipa, yaitu PVC Class AW serta terbuat dengan
cara injection welding.
- Semua Floor Drain dan Clean Out terbuat dari bahan stainles steel sesuai dengan daftar merk.

Spesifikasi Teknis 71
8
Pembangunan Mushalla Al Munawarah Kelurahan Nan Balimo

3. Sistem Instalasi Air Hujan


a. Pipa
Semua pipa yang berada di dalam gedung baik tegak maupun mendatar terbuat dari PVC class AW. Pipa di
luar gedung (di dalam tanah) dari Buis beton disesuaikan dengan gambar dokumen.
b. Accessories
- Fitting
Fitting terbuat dari bahan yang sama dengan pipa (PVC class AW) dan dibuat dengan injection molding.
Untuk pipa Buis beton, tiap sambungan harus disemen dengan kuat.
- Strainer/saringan dibuat dari besi cor.
- Roof Drain dibuat dari bahan besi cor.
Pasal .5.
Cara Pemasangan
1. U m u m
a. Gambar dan Spesifikasi hanya menjelaskan jalur dan penempatan secara umum. Semua detail dan
perletakan yang sebenarnya harus dibuat dalam bentuk gambar kerja oleh Kontraktor dan diserahkan kepada
Konsultan pengawas untuk diperiksa dan disetujui bila tidak terdapat lagi kesalahan.
b. Kontraktor harus menyediakan dan memasang pengumpul kotoran pada tempat-tempat rendah dan tertutup.
c. Peralatan Pipa
- Pipa harus dipasang dengan jarak (clearance) yang cukup terhadap balok (beam), kosen jendela, rangka
langit-langit dan lainnya sehingga terdapat ruang atas pipa (head room) yang cukup pipa itu sendiri dan
fitting serta peralatan lainnya pada sistem pemipaan tersebut untuk pemeliharaan.
- Ketinggian langit-langit ukuran balok atau kolom dan ukuran shaft tegak pipa dicantumkan secara jelas
pada gambar finishing dan gambar struktur.
- Bila tidak diperoleh ruangan yang cukup untuk jalur pipa di atas rangka langit-langit maupun pada shaft
tegak pipa, maka Kontraktor harus segera melaporkan kepada Konsultan Manajemen Konstruksi, untuk
mendapat penyelesaian sebelum pemipaan dilaksanakan.

d. Instalasi
- Pipa harus dipotong secara tegak lurus terhadap sumbu pipa dengan alat potong pipa yang sesungguhnya
pipe cutter, sehingga tidak menyebabkan perubahan diameter pipa.
- Pipa-pipa boleh disambung antara satu dengan lainnya setelah "Chip dan Scraps" hasil pemotongan
dibersihkan.
- Ulir mengikuti segala ketentuan pada standard Taper Pipe Treads BS. 21. atau ANSI B2.I, kecuali bila
ditentukan lain pada pasal-pasal selanjutnya, dan dibuat dengan alat khusus pembuat ulir dengan
menggunakan pelumas red load dan Linceed Oil atau minyak jenis lain yang tidak beracun.
- Panjang ujung ulir untuk setiap pipa harus mengikuti ketentuan berikut :

Nominal Diameter Panjang Efektif Ujung Ulir (mm)


(mm) (inch)
15 0,5 15
20 0,75 17
25 1,0 19
32 1,5 22
50 2,0 26
80 3,0 34
- Sambungan dengan fitting berulir harus menggunakan Teflon Sealing Tape atau yang sejenis.

Spesifikasi Teknis 71
9
Pembangunan Mushalla Al Munawarah Kelurahan Nan Balimo

- Pada sambungan dengan flens (flange), harus menggunakan packing flange dengan tebal minimum 3 mm
yang dicat pada kedua sisinya dengan campuran minyak nabati dan red lead atau graphite, kemudian
sambungan dipasang dan diikat dengan mur-baut pengikat secara kencang.
- Pembersihan terhadap welding slag, kotoran di dalam dan di bagian luar ujung pipa dan lainnya harus
dilakukan sebelum sambungan dipasang.
- Bila pekerjaan hendak ditunda, ujung pipa harus ditutup agar tidak kemasukan kotoran atau sejenisnya.
e. Peralatan Pendukung / Alat Bantu
- Pemipaan peralatan/unit mesin seperti tangki, pompa dan lainnya harus ditopang secara terpisah
sehingga tidak membebani unit mesin/peralatan tersebut, dan jika diperlukan harus disertai peredam
getaran.
- Sistem sambungan harus dilengkapi dengan peralatan yang berfungsi untuk mengatasi gerakan-gerakan
thermal dan/atau gerakan-gerakan akibat aliran fluida pada tempat- tempat tertentu dengan sistem
sambungan swing, flexible expansion loop dan lainnya.
- Sistem pemipaan harus dilengkapi dengan katup penutup dan union atau flange pada setiap cabang dan
pada setiap pipa masuk dan pipa keluar dari unit mesin/ peralatan seperti pompa, tangki, traps, katup
otomatis dan lainnya, dengan tujuan untuk mengisolasi peralatan/unit mesin tersebut atau cabang
pemipaan tersebut pada saat terjadi kerusakan atau untuk pemeriksaan dan pemeliharaan.
- Sistem pemipaan harus dilengkapi dengan katup penutup dan cap atau plug pada setiap titik yang
disiapkan untuk perluasan, sesuai dengan indikasi pada gambar.
- Sistem pemipaan harus dilengkapi dengan katup penguras (drain) berikut pemipaannya ke saluran air
hujan terdekat pada setiap titik terendah dari setiap cabang pemipaan yang dilengkapi dengan katup
isolasi.
- Sistem pemipaan harus dilengkapi dengan pemipaan ke saluran air hujan terdekat untuk pengaliran air
dari katup pengaman pelepas tekanan dan sejenisnya.
- Dalam sistem pemipaan harus disediakan dan dipasang fitting koneksi pipa untuk penempatan alat ukur
yang tidak akan dipasang tetap pada tempat-tempat yang penting.
- Semua alat ukur yang dipasang harus dalam batas ukur yang baik dan ketelitian tinggi serta simetris.
- Harus menyediakan dan memasang tanda panah pada pipa dan tempat-tempat tertentu untuk
menunjukkan arah aliran dengan cat.
- Harus menyediakan dan memasang ARV 'Air Relief Vent' serta penampungan pada tempat yang
memungkinkan terjadi pengumpulan udara.
Harus dilaksanakan dengan menggunakan reducing/increasing fitting
dengan ketentuan sebagai berikut :
 Bahan dari : Galvanized
 Sambungan : ulir, las atau flange
 Bahan dari : Black steel
 Sambungan : ulir, las atau flange
f. Sambungan Pipa Dengan Bahan Berbeda
Diameter ukuran 2 1/2" atau lebih besar harus menggunakan flange joint sedangkan dia meter 2 1/2" atau
lebih kecil menggunakan screw joint atau screw joint pada ujung lainnya dan disesuaikan dengan standard
pipa dari bahan tersebut.
g. Sambungan Dengan Peralatan
- Harus menggunakan union atau Double Neple yang dipasang antara katup penutup/ isolasi dengan
peralatan, untuk melepas atau mengganti peralatan tersebut tanpa membongkar sistem pemipaan.
- Union dan Double Neple harus dipasang pada sisi hilir setiap katup isolasi setiap cabang sistem
pemipaan.
h. Sabungan Flens (Flange)
- Sambungan flens baja, besi tuang dan PVC, harus diperkuat dengan mur-baut & ring dari bahan baja
mengkilap yang disetujui, hal yang sama berlaku juga untuk sambungan flens bronze dan copper.
- Sambungan dipasang pada jalur pipa lurus yang menggunakan sistem sambungan las.
- Sambungan dipasang pada setiap percabangan pipa yang dibuat dengan sambungan las
i. Sambungan Lentur Dan Sambungan Ekspansi
Pada tempat tertentu harus dilengkapi dengan sambungan lentur (Flexible Connection) atau sambungan
expansi (Expansion Joint) dimana dapat terjadi kemungkinan gerakan antara dua bagian pemipaan atau
dimana dapat terjadi expansi atau kontraksi yang melebihi batas toleransi untuk pemipaan.
j. Pipa yang Tertanam Dalam Bagian Bangunan
Semua pemipaan yang dipasang diantara dua dinding atau ditanam dalam tanah atau daerah-daerah yang
tidak dapat dijangkau, setelah pemasangan harus menggunakan sistem sambungan las dan diuji secara
hidraulis lebih dahulu sebelum ditutup.
k. Metoda Sambungan Pipa
Spesifikasi Teknis 82
0
Pembangunan Mushalla Al Munawarah Kelurahan Nan Balimo

Metode yang digunakan untuk sambungan pipa diterangkan secara lebih jelas pada pasal- pasal untuk sistem
pemipaan yang bersangkutan.
l. Ekspansi
- Ekspansi pipa secara umum ditampung melalui elbow/bend, sambungan lentur, loop, sambungan
ekspansi dan offset.
- Pemipaan utama, cabang dan distribusi secara keseluruhan harus dipasang dengan prinsip bahwa
seluruh ekspansi maupun kontraksi yang ada terjadi tidak boleh menyebabkan adanya kebocoran
dan/atau perubahan tegangan pada dinding pipa.
- Tegangan yang terjadi pada butir di atas harus masih dalam batas-batas toleransi dari pipa sesuai dengan
standard yang berlaku dan ketentuan yang dikeluarkan oleh pabrik pipa tersebut.
m.P Peredam Getaran (Vibration Damper)
- Kontraktor harus menyediakan dan memasang peredam getaran (Vibration damper) sesuai dengan
persyaratan pabriknya pada seluruh pompa, sehingga getaran yang terjadi (pada pondasi) itu seminimum
mungkin.
- Untuk meredam getaran yang terjadi pada pipa akibat getaran di ruang pompa, maka keluaran (discharge)
dari pompa harus dipasang penghubungfleksibel (flexible connection/joint) yang mudah dilepas dan
dipasang kembali.
- Pada pipa yang digantung digunakan jenis penggantung (hanger) dan dilengkapi pegas/ spring.
- Setiap pipa yang menembus dinding (di ruang pompa maupun di bangunan lainnya), maka antara
selubung (sleeve) dengan pipa harus diberi lapisan isolasi peredam getaran yang terbuat dari bahan
Neoprene.
n. Saluran Buangan (Drainase)
Selain saluran buangan yang berasal dari Toilet, Pantry dan lain-lain, maka Kontraktor harus memasang
saluran pipa pembuangan di semua ruang mekanikal, Pompa, Genset dan sebagainya) yang kemudian
dihubungkan ke saluran pembuang utama. Bahan pipa dipakai PVC atau bahan lain yang tidak bisa berkarat.
Sistem ini harus disesuaikan dengan keadaan lapangan menurut petunjuk Konsultan Manajemen Konstruksi.
o. Penyangga (Support) Dan Penggantung (Hanger) Pipa
- Semua pipa mendatar harus ditumpu dengan baik.
- Pada pipa yang digantung, penggantung harus dipasang pada konstruksi dengan memakai insert sesuai
gambar. Jarak antar penyangga/penggantung harus dipasang sesuai dengan tabel berikut:

Tabel Jarak antar maksimum Penyangga/Penggantung.

Ukuran Pipa
Nominal < 1½ 2 2½ 3 4 5 6 8 10 12 14 16 18 20
(inch) 1
Jarak Antar 7 9 10 11 12 14 16 17 19 22 23 25 27 28 30
Maksimum (ft)

- Tidak boleh ada pipa yang ditumpu atau digantung oleh atau dengan pipa yang lain.
- Semua pipa tegak lurus ditumpu oleh klem U dengan diameter batang klem minimal 1/2" yang diulir
dipasang/diikat dengan mur pada besi kanal C untuk landasan diberi kayu dudukan, sedangkan besi kanal
C diikat pada beton atau balok dengan dynabold. Jarak antara klem maksimum 3 meter.
- Semua penggantung pipa pada ruang mesin pompa harus diberi peredam getaran (Vibration Eliminator).

2. Sistem Instalasi Air Bersih


a. Pemasangan Pipa
- Pipa Dalam Tanah
 Pipa distribusi yang dipasang di bawah tanah, jalan atau pelataran parkir, harus ditanam dengan
kedalaman kurang lebih 80 cm yang diukur dari bagian atas pipa sampai permukaan tanah atau lantai
pada peil yang terendah.
 Sebelum pipa ditanam, dasar galian harus dipadatkan dan diratakan terlebih dahulu kemudian diurug
dengan pasir padat setebal 10 cm, setelah pipa diletakkan di sekeliling dan di atas pipa diurug kembali
dengan pasir setebal 15 cm, kemudian diurug dengan tanah urug sampai padat.
 Apabila dalam galian tidak memenuhi syarat (80 cm) karena sesuatu hal, maka pipa pada bagian
pengurugan teratas harus dilindungi dengan plat beton bertulang minimal setebal 10 cm yang dipasang
sedemikian rupa sehingga plat beton tidak sampai bertumpu pada pipa, untuk selanjutnya diurug sampai
padat.
 Disekitar fitting dari pipa harus dipasang blok penguat dari beton agar fitting-fitting tersebut tidak
bergerak jika terjadi penekanan oleh beban di atasnya.
Spesifikasi Teknis 82
1
Pembangunan Mushalla Al Munawarah Kelurahan Nan Balimo

 Konstruksi permukaan tanah atau jalan bekas galian harus dikembalikan seperti semula.
- Pipa dalam gedung
 Pipa dipasang dengan support besi kanal serta klem-U sesuai dengan diameter pipa tegak di dalam
shaft.Jarak pengkleman antara support sesuai jarak lantai, untuk memudahkan pemasangan.
Cara pengkleman harus sesuai dengan yang ditunjukkan pada gambar Dokumen.
 Pipa tegak dalam tembok.
Pipa tegak yang menuju alat plambing harus ditanam dalam tembok atau lantai. Kontraktor harus
membuat alur-alur dan lubang-lubang yang diperlukan pada tembok sesuai dengan kebutuhan jalur pipa.
Setelah pipa dipasang, diklem dan diuji, maka alur/lubang harus ditutup kembali sehingga pipa tidak
kelihatan dari luar. Cara penutupan kembali harus seperti semula dengan finishing yang rapi, sehingga
tidak terlihat bekas-bekas dari pembobokan.
- Pipa mendatar
 Untuk yang berada di atas langit-langit (ceiling), pipa harus dipasang dengan memakai penggantung
(hanger). Sedangkan yang berada di atas lantai, pipa diberi penumpu (support) yang dilengkapi dengan
klem-U.
 Jarak antar tumpuan atau penggantung yang tertera pada tabel.
 Jarak antara pipa dengan dinding penggantung bisa disesuaikan dengan keadaan lapangan.
b. Pemasangan Pompa Air Bersih Dan Perlengkapannya Pemasangan
Pompa
- Pompa harus dipasang pada pondasi pompa yang terbuat dari beton dan kokoh, dan mempunyai
ketinggian pondasi 15 cm terhadap lantai yang terpasang.
- Pondasi pompa tidak boleh meneruskan getaran pompa ke lantai bangunan.
- Perhitungan pondasi pompa harus disesuaikan dengan kapasitas atau kemampuan pompa.
Pemasangan priming tank serta pemipaannya.
Pemasangan pompa lengkap dengan panel-panelnya. Brosur lengkap harus disertakan dalam penawaran
berisikan curve-curve karakteristik, pompa dan gambar-gambar potongan yang menunjukkan susunan
bagian-bagian dalam pompa.
Penawaran adalah berikut dengan Kontrol panel wiring sistem dan alat-alat kontrolnya.

1. Sistem Instalasi Air Buangan (Air kotor dan air bekas)


a. Pemasangan Pipa Dalam Gedung
- Pipa tegak.
Pipa dipasang dengan support dari besi/baja kanal serta klem-U sesuai dengan diameter pipa. jarak
antara support maksimal 300 cm.
Untuk memudahkan pemasangan pipa harus diberi pelindung (sadel) agar jangan sampai pecah karena
tekanan pengkleman dengan cara-cara yang ditunjukkan pada gambar dokumen.
- Pipa mendatar
Pipa dipasang dengan penggantungan (hanger) sesuai dengan diameter pipa yang dilengkapi dengan
pelindung (sadel) untuk pelindung terhadap tekanan dasar hanger.
Jarak tumpuan/gantungan disesuaikan terhadap gambar dokumen atau keterangan di atas dengan
kemiringan/ slope sekitar 1% - 2%.
Perletakkan pipa harus diusahakan berada pada tempat yang tersembunyi baik di dinding/tembok maupun
pada ruang yang berada di bawah lantai dan di atas plafond dari tiap-tiap lantai.
Setiap cabang atau sambungan yang merubah arah harus menggunakan fitting dengan sudut 45 derajat,
misalnya : Y branch, Tee Saniter atau Combination T-Y -45 atau Long radius Bead.
- Pipa di dalam tanah
Pipa yang dipasang di bawah permukaan tanah/jalan, harus ditanam sedalam minimal 80 cm diukur dari
atas pipa sampai permukaan tanah/ jalan. Sebelum pipa ditanam, dasar galian harus diratakan dan
dipadatkan terlebih dahulu. Kemudian diurug dengan pasir padat setebal 10 cm, selanjutnya setelah pipa
diletakkan di sekeliling dan di atas pipa diurug kembali dengan pasir setebal 15 cm kemudian diurug lagi
dengan tanah urug sampai padat. Konstruksi permukaan tanah atau lantai bekas galian harus
dikembalikan seperti semula. Pada setiap sambungan pipa/fitting harus dibuat galian yang dalamnya 50
mm. Untuk menempatkan sambungan pipa pada bagian yang membelok ke atas (vertikal) harus diberi
landasan dari beton. Dalamnya perletakkan pipa disesuaikan dengan kemiringan 0,5 % dari titik mula di
dalam gedung sampai ke Bak kontrol.

Spesifikasi Teknis 82
2
Pembangunan Mushalla Al Munawarah Kelurahan Nan Balimo

b. Pemasangan Pipa di luar gedung/pipa peresapan


- Pipa dipasang dan ditanam di bawah permukaan tanah atau jalan dengan kemiringan 0,5 dari Bak kontrol
ke unit pengolahan (Sewage Treatment Plant/ Septictank).
- Untuk perletakan pipa melintasi jalan kendaraan karena galian tidak memenuhi syarat (kurang dari 80 cm),
maka pada bagian atas pipa harus dilindungi plat beton bertulang dengan tebal minimal 10 cm, dimana
plat beton tersebut tidak bertumpu pada pipa.
- Untuk pipa yang dipasang di trench, harus dibuat dudukan dari besi kanal dan diberi perlindungan (sadel)
sebelum diklem agar jangan sampai pecah karena tekanan klem, dibuat harus sesuai dengan gambar.
c. Sambungan pipa
- Pipa PVC dengan dia.8" s/d 6" harus disambung dengan rubbering joint. Pipa PVC dia. 2 1/2" disambung
dengan Solvent cement.
- Pipa yang akan disambung dengan Solvent Cement harus dibersihkan terlebih dahulu sehingga bebas
dari kotoran dan lemak.
- Pembersihan tersebut dilakukan terhadap permukaan luar dan dalam dari pipa yang akan saling melekat.
- Pada waktu pelaksanaan penyambungan, bagian dalam dari pipa yang akan disambung harus bebas dari
kotoran yang dapat menggangu kelancaran air di dalam pipa.

2. Sistem Instalasi Air Hujan


a. Pemasangan Pipa tegak di dalam gedung Di dalam Shaft.
Pipa dipasang dengan support dari besi/baja kanal serta klem-U sesuai dengan diameter pipa. Jarak antara
support maksimal setiap 300 cm, untuk memudahkan pemasangan pipa harus diberi pelindung (sadel) agar
jangan sampai pecah karena tekanan pengkleman sesuai dengan cara-cara yang ditunjukkan pada gambar
dokumen.
Pada sisi pipa tegak yang dihubungkan dengan pipa datar harus diberi dudukan dari balok beton.
b. Pemasangan Pipa mendatar di dalam gedung
- Pipa yang dipasang dengan penggantung (hanger), pipa harus diletakkan/diusahakan berada pada tempat
tersembunyi.
- Pipa di luar gedung (di bawah tanah).
Pipa yang dipasang dan ditanam di bawah permukaan tanah, jalan atau pelataran parkir, perletakan pipa
harus sesuai dengan kemiringan 0,02 mulai dari titik mula pipa sampai ke selokan atau parit.
Apabila dijumpai perletakan pipa melintasi jalan kendaraan, harus ditanam, dalamnya galian sedalam 80
cm, maka pipa pada bagian pengurugan teratas harus dilindungi dengan plat beton tulang setebal minimal
10 cm yang sedemikian rupa sehingga plat beton tidak tertumpu pada pipa. Untuk selanjutnya diurug
dengan tanah sampai padat. Konstruksi permukaan tanah/jalan bekas galian harus dikembalikan seperti
semula.
c. Penanaman pipa
- Dasar dari lubang parit harus diratakan dan dipadatkan terlebih dahulu.
- Pada tiap-tiap sambungan pipa harus dibuat lubang galian yang dalamnya 50 mm untuk penempatan
sambungan pipa.
- Setiap pertemuan pipa harus diberi bak kontrol. Penempatan atau pemasangan bak kontrol seperti tertera
pada gambar.
d. Sambungan pipa
- Pipa PVC dengan dia. 8" harus disambung dengan rubbering joint. Pipa PVC kurang dari dia. 3" s/d 6"
disambung dengan Solvent cement.
- Pipa yang harus disambung dengan Solvent Cement harus dibersihkan terlebih dahulu sehingga bebas
dari kotoran dan lemak.
- Pembersihan tersebut dilakukan terhadap permukaan luar dan dalam dari pipa yang akan saling melekat.
- Pada waktu pelaksanaan penyambungan, bagian dalam dari pipa yang akan disambung harus bebas dari
benda-benda/kotoran yang dapat menggangu kelancaran air di dalam pipa.
e. Sambungan Pipa Buis beton
Sambungan antar pipa buis beton dilakukan dengan penyemenan yang kuat, sehingga tidak terjadi
kebocoran.
f. Pemasangan saringan air hujan (Roof drain)
- Saringan terdiri badan yang ditanam rata dengan permukaan atas atap.
- Badan saringan harus mempunyai bentuk bowl yang berfungsi sebagai penahan endapan /kotoran padat
(sediment bowl).
- Tutup saringan dipasang pada badan dengan memakai sambungan ulir.
- Tutup saringan mempunyai bentuk cembung, sehingga air masuk melalui sisi-sisinya yang berlubang.
g. Penembusan pipa
- Pipa yang menembus dinding beton atau tembok, harus diberi pipa selubung (sleeve) yang diameternya
Spesifikasi Teknis 82
3
Pembangunan Mushalla Al Munawarah Kelurahan Nan Balimo

lebih besar daripada diameter pipa yang akan menembus dinding.


- Bahan pipa selubung (sleeve) dari jenis is GIP medium class.
3. Pembersihan
a. Semua bagian dinding luar pipa harus bebas dari lemak dan kotoran lainnya.
b. Semua bagian pipa, katup dan alat-alat lainnya harus dibersihkan terlebih dahulu dari lemak, lumpur dan
kotoran-kotoran lainnya yang ikut masuk kedalam.
c. Apabila terjadi kemacetan, pengotoran bagian bangunan, atau finishing arsitektur yang menimbulkan
kerusakan karena kelalaian Kontraktor, karena tidak membersihkan sistem pemipaan maka semua perbaikan
menjadi tanggung jawab Kontraktor.

Pasal .6.
Cara Pengetesan

1. Pengujian Terhadap Tekanan Dan Kebocoran


a. Setelah semua pipa dan perlengkapannya terpasang, harus diuji dengan tekanan hidro statis sebesar 10
kg/cm2 selama 24 jam tanpa terjadi perubahan/ penurunan tekanan.
b. Peralatan pengujian ini harus disediakan oleh Kontraktor.
c. Pengujian harus disaksikan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi, dan melaporkan hasil pengujian secara
tertulis ke Konsultan Manajemen Konstruksi dan Perencana atau yang dikuasakan untuk itu.
d. Apabila terjadi kegagalan dalam pengujian, Kontraktor harus memperbaiki bagian-bagian yang rusak dan
melakukan pengujian kembali sampai berhasil dengan baik.
e. Pada prisipnya pengetesan dilakukan dengan cara bagian demi bagian dari panjang maksimum 100 meter,
pada ujung instalasi (diposisi tertinggi pipa, dipasang katup/kran untuk membuang udara yang terjebak
didalam pipa)
f. Dalam hal ini semua biaya pengujian ditanggung oleh Kontraktor, termasuk biaya pemakaian air dan listrik.
g. Setelah semua instalasi air bersih terpasang semuanya, maka Kontraktor harus melakukan pengujian
terhadap sistem kerja (Trial Run) dari seluruh instalasi air bersih, yang disaksikan oleh Konsultan Pengawas,
Perencana atau yang ditunjuk untuk itu sampai sistem bisa bekerja dengan baik.

Pasal .7.
Penyerahan, Pemeliharaan dan Jaminan

Kontraktor harus memperbaiki segala cacat dan kekurangan-kekurangan dengan biaya sepenuhnya ditanggung oleh
Kontraktor.Peralatan/equipment harus diberikan garansi penuh dan pemilik dibebaskan dari segala macam
pembayaran akibat kerusakan selama masa berlakunya garansi atau 1 (satu) tahun setelah penyerahan pekerjaan
pertama.

1. Pekerjaan ini meliputi :


a. Pasangan material sanitair, wastafel, urinoir, closet duduk/ jongkok, toilet, kran-kran.

2. Kran - kran.
a. Seluruh kran yang digunakan adalah yang bermutu baik.
b. Bentuk dan ukuran kran-kran harus disesuaikan dengan pernyataan dalam gambar rencana.
c. Kran-kran sebelum didatangkan oleh Kontraktor harus terlebih dahulu disetujui oleh Pengawas tentang
bentuk, merk, type yang digunakan, dan pengawas berhak menolak dari segala jenis material yang tidak
memenuhi standard persyaratan yang ditentukan dalam spesifikasi atau meyimpang dari gambar- gambar
rencana.

3. Wastafel dan Kloset.


a. Wastafel tersebut dipasang adalah yang telah diseleksi oleh Pengawas dan diyatakan baik, tidak ada bagian
yang cacat, retak dan lain-lain sebagainya.
b. Wastafel tersebut harus dipasang dengan kokoh, letak dan ketinggiannya sesuai dengan gambar rencana,
harus terpasang waterpass, tidak labil dan bersih dari segala noda-noda semen yang melekat padanya.
c. Sambungan instalasi plumbing dengan komponen wastafel tidak boleh bocor dan harus terpasang stabil dan
rapi.

4. Floor drain.
a. Floor drain yang digunakan sesuai dengan gambar.
b. Floor drain dipasang ditempat-tempat yang sesuai dengan gambar rencana dan petunjuk Konsultan
Pengawas.
Spesifikasi Teknis 82
4
Pembangunan Mushalla Al Munawarah Kelurahan Nan Balimo

c. Floor drain yang akan dipasang adalah yang dalam keadaan baik dan telah diseleksi terlebih dahulu oleh
Konsultan Pengawas.
d. Pada titik-titik yang dipasang floor drain, penutup lantai harus dilobangi dengan rapi, menggunakan pahat kecil
dengan bentuk dan ukuran yang sesuai dengan ukuran floor drain tersebut.
e. Hubungan floor drain dengan beton lantai harus menggunakan bahan perekat beton kedap air, dengan
kwalitas terbaik, dan pada lapisan teratas diberi lapisan lem setebal 5 mm yang berfungsi sebagai lapisan
pelindung.
f. Floor drain harus terpasang water pass, rapi, dan bersih dari noda-noda semen, selanjutnya Konsultan
Pengawas berkewajiban menolak sebagian atau seluruh pekerjaan yang tidak sempurna atau menyimpang
dari ketentuan- ketentuan dari gambar rencana.
g. Konsultan Pengawas berkewajiban menolak sebagian atau seluruh dari setiap pekerjaan yang tidak
memuaskan, atau menyimpang dari ketentuan-ketentuan dari gambar rencana.
Pasal .8.
Instalasi Air Bersih
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pemasangan pipa-pipa air kotor atau air bekas yang dimulai dari seluruh fixtures pada bangunan sampai
pembuangan akhir diluar bangunan, termasuk bak kontrol.
b. Termasuk sistem perpipaan vent yang berfungsi untuk mengalirkan gas/ udara bau busuk yang ditimbulkan
oleh air kotor, penyaluran uap kimia dan lain- lainnya.
2. Material
a. Seluruh pipa saluran air kotor dan pengaliran air hujan dari talang air (got) digunakan kotak PVC kelas
medium (AW) atau menurut petunjuk pengawas.
b. Bentuk penampang pipa yang akan dipasang harus bulat utuh sempurna, permukaan licin luar dalam, bisa
diatur kelurusannya dan memenuhi persyaratan-persyaratan SII.
c. Seluruh floor drain dari slean out yang dipasang disetiap titik lantai seperti yang tertera dalam gambar rencana
harus memakai lapisan water proofing dengan konstruksi dapat mencegah perembesen air sepanjang pipa
yang dipasang.

3. Pemasangan
a. Pemasangan pipa instalasi air kotor dimulai dari kedudukan-kedudukan alat- alat fixures, bak-bak
pembuangan, sampai penyambungan ke bak pengolah air buangan diluar bangunan.
b. Letak-letak pemasangan/ jalur-jalur instalasi harus sesuai dengan gambar rencana.
c. Sebelum dilakukan pengecoran kolom dimana ditemui pemasangan pipa pembuangan air hujan, atau air
bekas lainnya, harus dijaga agar lobang pipa tidak kemasukan coran.
d. Setiap jenis kegiatan yang dilakukan Kontraktor harus sudah mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.

Pasal .9.
Tangki Septic dan Rembesan

1. Pekerjaan ini meliputi :


a. Pekerjaan inlet vent, out let pada tangki septick.
b. Pemasangan siphon pada tangki septick.
c. Pembuatan bak pengatur aliran umtuk lobang rembesan.
d. Pemasangan material untuk bidang rembesan.

2. Material
a. Untuk pipa inlet, out let dan siphon pada tangki septick digunakan pipa PVC kelas madium.
b. Pipa vent untuk tangki septictank adalah pipa galvanis dengan ukuran sesuai gambar rencana, dan
penyaluran air kotor kelobang rembesan digunakan pipa PVC, dengan klas yang sama dengan pipa air
bangunan.
c. Kerikil yang digunakan untuk bidang rembesan harus berukuran diameter 2,5 sampai 4 cm, bebas dari kotoran
dan lumpur.

3. Sistem Pemasangan
a. Saluran-saluran inlet dan out let
- Apabila pipa dipasang dibawah sloof atau pondasi maka pipa harus dilengkapi pengaman konstruksi
beton.
- Ukuran pipa inlet adalah 4” dengan kemiringan 2% dan setiap pipa tak boleh bocor.
- Semua jaringan air kotor/rembesan ditanam didalam tanah, dengan kedalaman lebar galian dan susunan
Spesifikasi Teknis 82
5
Pembangunan Mushalla Al Munawarah Kelurahan Nan Balimo

material yang dipakai dalam konstruksi rembesan agar disesuaikan dengan gambar rencana dan petunjuk
Pengawas.
- Semua galian dimana pipa akan ditanamkan, maka sebelum pipa yang dipasang, dimana galian harus
kering atau bebas dari genangan air, dan tidak diperkenankan memasang pipa didalam air.
- Setelah jaringan pipa air kotor/ rembesan dipasang sedemikian rupa, maka Kontraktor harus menchek
kembali tentang kelurusan, kemiringan, sambungan-sambungan sebelum dilakukan pengurugan
sempurna.
- Pemasangan pipa inlet tersebut tidak diperkenankan mempunyai banyak belokan-belokan dan apabila
jarak pemasangan pipa inlet mencapai 10 M lebih, maka setiap belokan yang terjadi harus dibuatkan bak
kontrol.
- Saluran inlet yang masuk ketangki septictank harus mepunyai ketinggian minimal 10 cm dari out let yang
keluar dari tangki-tangki septictank.
b. Tangki Septictank
- Dimensi tangki septictank sesuai dengan gambar rencana dan batang tubuh tangki septictank dapat
digunakan buatan pabrik maupun dibuat langsung dengan konstruksi beton bertulang atau pasangan bata
satu bata.
- Tangki septictank harus diperlengkapi dengan celah kontrol untuk pengoperasian pembersihan, dan tangki
septictank ini dilengkapi dengan vent T berdiameter 2” sampai dengan 4” dari jenis GIP.
c. Lobang Rembesan
- Pembuatan lobang rembesan sekurang-kurangnya berjarak 3 m dari pinggir tubuh septictank.
- Pipa-pipa yang dipakai untuk bidang rembesan adalah PVC dengan diameter 4” diberi berpori dan
dipasang dengan kemiringan 2 sampai 3%. Jarak antara pembuatan pori-pori 5 cm, dengan besar lobang
pori 0,5” sampai 1 keujung pipa, sesuai dengan gambar.
- Disekitar pipa rembesan ditempatkan batu kerikil dengan lapisan dasar 4 cm dan lapisan kedua dengan
diameter 0,5 sampai 2 cm kemudian dilapisi pasir kasar, semua bahan ini harus bebas dari lumpur ,
selanjutnya diberi lapisan ijuk dan demikianlah selanjutnya dilaksanakan lapisan-lapisan secara berselang
seling dengan ketebalan sesuai dengan gambar rencana dan menurut petunjuk Pengawas.
- Pipa rembesan tersebut dibalut dengan ijuk minimal setebal 8 cm, sedangkan bak pengaturan aliran ke
lobang rembesan disesuaikan dengan gambar rencana yang memakai pasangan bata trasram campuran
1 Pc : 2 Ps dan menurut petunjuk Pengawas.

Pasal 14

Penutup

Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini tidak menguraikan selengkapnya mengenai uraian pekerjaan, bahan,
kualitas, cara pengerjaan, dan apa yang harus dilakukan oleh pemborong, sejauh tidak menyimpang dari aturan,
standart dan AV serta sesuai dengan pekerjaan tambah, dan tawaran ini bersifat lum sump.
Bangunan ini harus siap dikerjakan sesuai dengan penawaran pemborong, serah terima pekerjaan pertama adalah
saat pekerjaan bangunan dapat dimanfaatkan, serah terimanya dibuatkan berita acaranya.
Setelah pekerjaan diserah terimakan kedua kalinya atau setelah masa pemeliharaan pemborong harus membersihkan
lagi bagian luar gedung dari bekas bangunan sementara.
Apabila masih terdapat perbedaan antara gambar dan RAB, maka harus diiformasikan kembali kepada konsultan
perencana, supaya dicarikan solusi/ kesepakatan bersama

Solok, Februari 2021


Pejabat Pembuat Komitmen

JUSMARI, S.Pd.
NIP. 19641211 198910 1 002

Spesifikasi Teknis 82
6

Anda mungkin juga menyukai