PARU SURABAYA 1
SPESIFIKASI TEKNIS
REHAB RUANG NON INFEKSIUS LT 4 RS. PARU SURABAYA
JL. KARANG TEMBOK NO. 36
SURABAYA
PASAL 1
PERSIAPAN TEKNIS PELAKSANAAN
1.1. LINGKUP
1.1.1. Persyaratan Teknis Umum ini merupakan persyaratan dari segi teknis yang secara umum
berlaku untuk seluruh bagian pekerjaan dimana persyaratan ini bisa diterapkan untuk
pelaksanaan Pekerjaan Rehab Ruang Non Infeksius LT 4 RS. Paru Surabaya yang
berlokasi di Jl. Karang tembok No. 36 Surabaya,dengan luas lantai =
+/- 75.6 m2.
a. Pekerjaan K3
b. Pekerjaan Persiapan
c. Pekerjaan Pasangan
d. Pekerjaan penutup lantai
e. Pekerjaan penutup dinding
f. Pekerjaan Plafon
g. Pekerjaan Pengecatan
h. Pekerjaan pintu dan jendela
i. Pekerjaan sanitair
j. Pekerjaan mekanikal
k. Pekerjaan elektrikal
l. Pekerjaan plumbing
Secara lengkap seluruh jenis pekerjaan tersebut dapat disesuaikan / dilihat dan tercantum
pada Bill Of Quantity (BQ).
1.1.2. Kecuali disebut secara khusus dalam dokumen-dokumen dimaksud berikut, lingkup
pekerjaan yang ditugaskan termasuk tetapi tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut:
a. Pengadaan tenaga kerja.
b. Pengadaan Bahan / Material.
c. Pengadaan peralatan & alat bantu, sesuai dengan kebutuhan lingkup pekerjaan yang
ditugaskan.
d. Koordinasi dengan Pemborong / pekerja lain yang berhubungan dengan pekerjaan
pada bagian pekerjaan yang ditugaskan.
e. Penjagaan kebersihan, kerapian, dan keamanan kerja.
f. Pembuatan As Built drawing (Gambar terlaksana).
1.1.3. Persyaratan Teknis Umum menjadi satu kesatuan dangan persyaratan teknis pelaksanaan
pekerjaan dan secara bersama – sama merupakan persyaratan dari segi teknis bagi
seluruh pekerjaan sebagaimana diungkapkan dalam satu atau lebih dari dokumen-
dokumen berikut ini:
a. Gambar-gambar pelelangan / pelaksanaan.
b. Persyaratan Teknis Umum / pelaksanaan pekerjaan / bahan.
c. Rincian Volume Pekerjaan / Rincian Penawaran.
d. Dokumen-dokumen pelelangan / pelaksanaan yang lain.
1.1.4. Dalam hal mana ada bagian dari Persyaratan Teknis Umum ini, yang tidak dapat
diterapkan pada bagian pekerjaan sebagaimana diungkapkan di atas, maka bagian dari
persyaratan teknis umum tersebut dengan sendirinya dianggap tidak berlaku.
1.2. REFERENSI
1.2.1. Seluruh pekerjaan harus dilaksanakan dengan mengikuti dan memenuhi persyaratan-
persyaratan teknis yang tertera dalam Normalisasi Indonesia (NI), Standar Industri
indonesia (SII) dan Peraturan-peraturan Nasional maupun Peraturan-peraturan setempat
lainnya yang berlaku atau jenis - jenis pekerjaan yang bersangkutan antara lain :
SNI 03-1729-2002 PERATURAN UMUM UNTUK BAHAN BANGUNAN DI INDONESIA.
SNI 15-2049-2004 PERATURAN SEMEN PORTLAND INDONESIA.
SNI 15-2094-2000 BATA MERAH SEBAGAI BAHAN BANGUNAN.
SNI 03-6481-2000 PERATURAN PLUMBING INDONESIA.
SNI 04-0225-2002 PERATURAN UMUM INSTALASI LISTRIK.
STANDART NASIONAL INDONESIA (SNI).
ASTM, JIS dan lain sebagianya yang dianggap berhubungan dengan bagian-bagian
pekerjaan ini.
Undang-undang RI No.18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi, beserta PP 28, PP
29, dan PP 30 tahun 2000.
Keputusan-keputusan dari Majelis Indonesia untuk Arbitrase Teknik dari Dewan
Teknik Pembangunan Indonesia (DTPI).
1.2.2. Dalam hal dimana ada bagian pekerjaan yang persyaratan teknisnya tidak diatur dalam
persyaratan teknis umum / khususnya maupun salah satu dari ketentuan yang disebutkan
di atas, maka atas bagian pekerjaan tersebut pemborong harus mengajukan salah satu
dari persyaratan-persyaratan berikut guna disepakati oleh direksi untuk dipakai sebagai
patokan persyaratan teknis :
a. Standart / norma / kode / pedoman yang bisa diterapkan pada bagian pekerjan
bersangkutan yang diterbitkan oleh Instansi / Institusi / Asosiasi Profesi / Asosiasi
Produsen / Lembaga Pengujian atau Badan-badan lain yang berwewenang /
berkepentingan atau Badan-badan yang bersifat Internasional ataupun Nasional dari
Negara lain, sejauh bahwa atau hal tersebut diperoleh persetujuan dari Direksi /
Pengawas.
b. Brosur teknis dari produsen yang didukung oleh sertifikat dari Lembaga pengujian
yang diakui secara Nasional / Internasional.
1.3. BAHAN
1.3.1.Baru / Bekas
Kecuali ditetapkan lain secara khusus, maka semua bahan yang dipergunakan untuk
pekerjaan ini harus merupakan bahan yang baru, penggunaan barang bekas dalam
komponen kecil maupun besar sama sekali tidak diperbolehkan.
1.3.6. Contoh
Pada waktu memintakan persetujuan atas bahan / produk kepada Direksi / Pengawas harus
disertakan contoh dari bahan / produk tesebut dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Jumlah Contoh
1. Untuk bahan / produk bila tidak dapat diberikan sesuai sertifikat pengujian yang
dapat disetujui / diterima oleh Direksi / Pengawas sehingga oleh karenanya perlu
diadakan pengujian kepada Direksi / Pengawas, harus diserahkan sejumlah bahan
produk sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam standart prosedur
pengujian, untuk dijadikan benda uji guna diserahkan pada Badan / Lembaga
Penguji yang ditunjuk oleh Direksi / Pengawas.
2. Untuk Bahan / produk atau mana dapat ditunjukan sertifikat pengujian yang dapat
disetujui / diterima oleh Direksi / Pengawas, kepada Direksi / Pengawas harus
diserahkan 3 (tiga) buah contoh yang masing masing disertai dengan salinan
sertifikat pengujian yang bersangkutan.
2. Pada waktu Direksi / Pengawas sudah tidak lagi membutuhkan contoh yang
disetujui tersebut untuk pemeriksaan bahan produk bagi pekerjaan, Pemborong
berhak meminta kembali contoh tersebut untuk dipasangkan pada pekerjaan.
2. Untuk bahan / produk yang persyaratannya tidak dikaitkan dengan kesetarafan pada
suatu merk dagang tertentu, keputusan atau contoh akan diberikan oleh Direksi /
Pengawas dalam waktu tidak lebih dari 10 (sepuluh) hari kerja. Dalam hal dimana
persetujuan tersebut akan melibatkan keputusan tambahan diluar persyaratan
teknis (seperti penentuan model, warna, dll), maka keseluruhan keputusan akan
diberikan dalam waktu tidak lebih dari 21 (dua puluh satu) hari kerja.
3. Untuk bahan / produk yang masih harus dibuktikan kesetarafannya dengan sesuatu
merk dagang yang disebutkan, keputusan atau contoh akan diberikan oleh Direksi /
Pengawas dalam waktu 21 (duapuluh satu) hari kerja sejak dilengkapinya
pembuktian kesetarafan.
5. Untuk bahan / produk yang bersifat peralatan / perlengkapan ataupun produk lain
yang karena sifat / jumlah / harga pengadaanya tidak memungkinkan untuk
diberikan contoh dalam bentuk bahan / produk jadi permintaan persetujuan bisa
diajukan berdasarkan Brosur dari produk tersebut, yang mana harus dilengkapi
dengan :
Spesifikasi Teknis lengkap yang dikeluarkan oleh pabrik / produsen.
Surat surat seperlunya dari agen / importer, sesuai keagenan, surat jaminan
suku cadang dan jasa purna penjualan (after sales service) dan lain-lain.
Katalog untuk warna, pekerjaan penyelesaian (finishing) dan lain-lain.
Sertifikat pengujian, penetapan kelas dan dokumen-dokumen lain sesuai
petunjuk Direksi / Pengawas.
6. Apabila setelah melewati waktu yang ditetapkan di atas, keputusan, keputusan atau
contoh dari bahan / Produk yang diajukan belum diperoleh tanpa pemberitahuan
tertulis apapun dari Direksi / Pengawas, maka dengan sendirinya dianggap bahwa
contoh yang diajukan telah disetujui oleh Direksi / Pengawas.
1.3.7.Penyimpanan Bahan
a. Persetujuan atas suatu bahan / produk harus diartikan sebagai perijinan untuk
memasukan bahan produk tersebut dengan tetap berada dalam kondisi layak untuk
dipakai. Apabila selama waktu itu ternyata bahwa bahan / produk tidak lagi layak untuk
dipakai dalam pekerjaan, Direksi / Pengawas berhak memerintahkan agar :
1. Bahan/ Produk tersebut segera diperbaiki sehingga kembali menjadi layak untuk
dipakai.
2. Dalam hal dimana perbaikan tidak lagi mungkin, supaya bahan / produk tersebut
segera dikeluarkan dari lokasi pekerjaan selama 2 x 24 jam untuk diganti dengan
yang memenuhi persyaratan.
c. Penyusunan bahan sejenis selama penyimpanan harus diatur sedemikian rupa sehingga
bahan yang terlebih dahulu masuk akan terlebih dulu pula dikeluarkan untuk dipakai
dalam pekerjaan.
1.4. PELAKSANAAN
1.4.1. Rencana Pelaksanaan
a. Dalam waktu 7 (tujuh) hari sejak ditandatanganinya Surat Perintah Kerja (SPK) oleh
kedua belah pihak, pemborong harus menyerahkan kepada Direksi/ Pengawas sebuah
Network Plant mengenai seluruh kegiatan yang perlu dilakukan untuk melaksanakan
pekerjaan ini dalam diagram mana dinyatakan pula urutan logis serta kaitan/hubungan
antara seluruh kegiatan-kegiaan tersebut.
b. Kegiatan-kegiatan Pemborong untuk/selama masa pengadaan/pembelian serta waktu
pengiriman/pengangkutan dari :
1. Bahan, elemen, komponen dari pekerjaan maupun pekerjaan persiapan/ pembantu.
2. Peralatan dan perlengkapan untuk pekerjaan
c. Kegiatan-kegiatan Pemborong untuk / selama waktu fabrikasi, pemasangan dan
pembangunan.
d. Pembuatan gambar-gambar kerja.
e. Permintaan persetujuan atau bahan serta gambar kerja maupun rencana kerja.
f. Harga borongan dari masing masing kegiatan tersebut.
g. Jadwal untuk seluruh kegiatan tersebut.
h. Direksi/ Pengawas akan memeriksa rencana kerja Pemborong dan memberikan
tanggapan dalam waktu 2 (dua) minggu.
i. Pemborong harus memasukkan kembali perbaikan / penyempurnaan atau rencana kerja
kalau Direksi / Pengawas meminta diadakannya perbaikan / penyempurnaan atau
rencana kerja tadi paling lambat 4 (empat) hari sebelum dimulainya pelaksanaan.
j. Pemborong tidak dibenarkan memulai suatu pelaksanaan atau pekerjaan sebelum
adanya persetujuan dari Direksi / Pengawas atau rencana kerja ini.
Kecuali dapat dibuktikan bahwa Direksi / Pengawas telah melalaikan kewajibannya
untuk memeriksa rencana kerja Pemborong pada waktunya, maka kegagalan
Pemborong untuk memulai pekerjaan sehubungan dengan belum adanya rencana kerja
yang disetujui Direksi, sepenuhnya merupakan tanggung jawab dari pemborong
bersangkutan.
d. Pengajuan gambar kerja tersebut paling lambat 14 (empat belas) hari sebelum
pemesanan bahan atau Pelaksanaan pekerjaan dimulai.
e. Khusus untuk pekerjaan kunci, sarana komunikasi bersaluran banyak, utilitas dan
pekerjaan pekerjaan lain dengan sistem jaringan bersaluran banyak secara operasional
membutuhkan identifikasi yang bersifat lokatif, dokumen terlaksana ini harus dilengkapi
dengan daftar pesawat / instalasi / peralatan / perlengkapan yang mengidentifikasi
lokasi dari masing-masing barang tersebut.
f. Kecuali dengan ijin khusus dari Direksi / Pengawas dan Pemberi Tugas, Pemborong
harus membuat dokumen terlaksana hanya untuk diserahkan kepada Pemberi Tugas.
Pemborong tidak dibenarkan membuat / menyimpan salinan ataupun copy dari
dokumen terlaksana tanpa ijin khusus tersebut.
1.5.2. PENYERAHAN
Pada waktu penyerahan pekerjaan, Pemborong wajib menyerahkan kepada Pemberi Tugas :
a. 2 (dua) dokumen terlaksana
b. Untuk peralatan / perlengkapan:
- 2 (dua) set pedoman operasi (operational manual)
- suku cadang sesuai yang dipersyaratkan
c. Untuk berbagai macam :
- Semua kunci orisinil disertai “Construction Key” bila ada
- Minimum 1 (satu) set kunci duplikat
d. Dokumen resmi (seperti surat ijin, tanda pembayaran cukai, surat fiskal pajak, dan lain-
lain)
e. Segala macam surat jaminan berupa Guarantee / Warranty sesuai uang yang
dipersyaratkan
f. Bahan finishing cat minimal 3 (tiga) galon (masing-masing warna)
g. Bahan finishing lantai / dinding & atau masing masing minimal 2 m2
PASAL 3
PEKERJAAN PERSIAPAN
3.2.1. Pekerjaan pembongkaran terhadap dinding existing harus dilakukan hingga rata plat
lantai
Pekerjaan pembongkaran ini termasuk pekerjaan pembersihan dan pemindahan/
pembuangan keluar lokasi hingga sisa-sisa bahan/ material hasil bongkaran tidak ada/
bersih di lokasi.
3.2.3. Pembersihan atas sisa-sisa material hasil bongkaran termasuk pembersihan dan
pembuangan keluar lokasi untuk semua sampah yang ada di lokasi, sedangkan yang
dimaksud pekerjaan pembersihan selama pelaksanaan adalah kegiatan pembersihan yang
dilaksanakan Kontraktor, sejak dimulainya pekerjaan hingga akhir pelaksanaan harus tetap
menjaga kebersihan baik pada daerah pelaksanaan maupun disekitar pekerjaan.
PASAL 4
PEKERJAAN ARSITEKTUR
4.1. UMUM
4.1.2. KETENTUAN UMUM
a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu serta cara kerja yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan sehingga
dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
2. Pada spesifikasi teknis ini diatur seluruh pekerjaan berdasarkan peraturan dan
ketentuan yang berlaku, baik yang bersifat daerah, nasional, maupun internasional,
serta berdasarkan jenis bahan / material, cara pelaksanaan (metode) dan sistem
yang dibutuhkan.
3. Seluruh pekerjaan akan dikelola (manage) oleh Direksi Lapangan, yaitu dalam hal
Koordinasi dan Pengawasan, mencakup mutu hasil kerja (kualitas), Waktu
pelaksanaan (Schedule) dan Pembiayaan.
4. Seluruh pekerjaan yang berkaitan dengan estetika, penentuan warnanya harus
terlebih dahulu dikonsultasikan dengan Konsultan Perencana serta mendapat
persetujuan dari (Owner).
c. Syarat-syarat pelaksanaan
1. Semua jenis pekerjaan harus dibuatkan shop drawing dan diajukan kepada Direksi
Lapangan untuk diperiksa yang selanjutnya dimintakan persetujuan kepada
Konsultan Perencana.
2. Semua bahan material, terutama finishing utama sebelum dikerjakan, Kontraktor
harus mengajukan 2 atau 3 buah contoh produk yang setara kepada Direksi
Lapangan untuk diserahkan kepada Perencana, selanjutnya Perencana mengajukan
bahan material tersebut kepada pemberi tugas untuk mendapatkan persetujuannya.
3. Hal-hal yang bertalian erat dengan estetika seperti : warna cat,keramik, batu
temple, politur dan sebagainya harus mendapat persetujuan dari Perencana
(Arsitek) terlebih dahulu sebelum dilaksanakan. Material yang tidak disetujui harus
diganti dengan material lain yang mutunya sesuai dengan persyaratan tanpa biaya
tambahan.
4. Kontraktor harus menyerahkan 2 (dua) copy ketentuan dan persyaratan teknis
operatif dari pabrik material yang bersangkutan termasuk mengajukan cara
perawatan / maintenance seluruh bahan / material bangunan sebagai informasi
bagi Direksi Lapangan dan untuk dapat digunakan kelak oleh Pemilik Bangunan.
5. Material lain yang tidak terdapat pada daftar di atas, tetapi dibutuhkan agar dapat
melakukan penyelesaian / penggantian dalam suatu pekerjaan, harus baru, kualitas
terbaik dari jenisnya dan harus disetujui Direksi Lapangan.
6. Semua material yang dikirim ke site / lapangan harus dalam keadaan tertutup atau
dalam kantong / kaleng yang masih disegel dan berlabel pabriknya, bertuliskan type
dan tingkatannya, dalam keadaan utuh dan tidak ada cacat.
7. Bahan harus disimpan di tempat yang kering, berventilasi baik, terlindung, bersih.
Tempat penyimpanan bahan harus cukup menampung kebutuhan bahan, dan
dilindungi sesuai dengan jenisnya seperti yang disyaratkan dari pabrik.
b. Persyaratan Bahan
1. Semen Portland
Yang digunakan harus dari mutu yang terbaik, terdiri dari satu jenis merk dan atas
persetujuan dan harus memenuhi NI-8. Semen yang telah mengeras sebagian /
seluruhnya tidak dibenarkan untuk digunakan. Tempat penyimpanan harus
diusahakan sedemikian rupa sehingga bebas dari kelembaban, bebas dari air
dengan lantai terangkat dari tanah dan ditumpuk sesuai dengan syarat
penumpukan semen.
2. Pasir Beton
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari Bahan-bahan organis,
Lumpur dan sebagainya dan harus memenuhi komposisi butir serta kekerasan yang
dicantumkan dalam PBI 1971.
3. Koral Beton / Split Digunakan koral yang bersih, bermutu baik tidak berpori serta
gradasi kekerasan seseuai dengan syarat syarat PBI 1971. Penyimpanan /
penimbunan pasir dan koral beton harus
dipisahkan satu dengan yang lain, hingga dapat dijamin kedua bahan tersebut tidak
bercampur untuk mendapatkan perbandingan adukan beton yang tepat.
4. Air
CV. PRIMA CIPTA CONSULTANT
RKS-REHAB RUANG NON INFEKSIUS RS. PARU SURABAYA
14
14
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak,
asam, alkali dan bahan bahan organis / bahan lainnya yang dapat merusak beton
dan harus memenuhi NI – 3 pasal 10. Apabila dipandang perlu Direksi Lapangan
dapat minta kepada Kontraktor supaya air yang dipakai diperiksa di laboratorium
pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya Kontraktor.
5. Besi Beton
Digunakan mutu U-24, besi harus bersih dari lapisan minyak / lemak dan bebas dari
cacat seperti serpih-serpih dan sebagainya. Penampang besi adalah bulat dan
memenuhi syarat-syarat PBI 1971. Kontraktor diwajibkan, bila dipandang perlu
untuk memeriksa mutu besi beton ke laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi
dan sah atas biaya Kontraktor.
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Mutu Beton
Mutu beton yang digunakan adalah : K-175 dan harus memenuhi ketentuan-
ketentuan lain sesuai dengan PBI-1971
2. Pembesian
a. Pembuatan tulangan harus sesuai dengan persyaratan yang tercantum pada
PBI-1971.
b. Pemasangan tulangan beton harus sesuai dengan gambar konstruksi.
c. Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin besi tersebut tidak
berubah tempat decking sesuai dengan ketentuan dalam PBI-1971.
d. Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lapangan
kerja dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari Direksi Lapangan.
3. Cara Pengadukan
a. Cara pengadukan harus menggunakan beton molen.
b. Takaran untuk semen Portland, pasir dan koral harus disetujui terlebih dahulu
oleh Direksi Lapangan dan tercapai mutu pekerjaan seperti yang ditentukan
dalam uraian dan syarat-syarat. Selama pengadukan kekentalan adukan beton
harus diawasi dengan jalan memeriksa slump pada setiap campuran baru.
Pengujian slump minimum 30 mm dan maksimum 75 mm.
4. Pengecoran Beton
a. Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan membersihkan
dan menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh, pemeriksaan ukuran-ukuran,
ketinggian, pemeriksaan penulangan dan penempatan penahan jarak.
b. Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan Direksi Lapangan.
c. Pengecoran harus dilakukan sebaik mungkin dengan menggunakan alat
penggetar untuk menjamin beton cukup padat dan harus dihindarkan terjadinya
cacat pada beton seperti keropos dan sarang-sarang koral / split yang dapat
memperlemah konstruksi.
d. Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan hari berikutnya maka
tempat perhentian tersebut harus disetujui oleh Direksi Lapangan.
5. Pekerjaan Acuan / Bekisting
a. Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang telah
ditetapkan seperti dalam gambar. Dari papan jenis kayu yang memenuhi
persyaratan dalam NI-2 pasal 5.1.
b. Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-perkuatan sehingga
cukup kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk dan tetap pada kedudukan
selama pengecoran.
c. Acuan harus rapat tidak bocor, permukaannya licin, bebas dari kotoran-kotoran
seperti tahi gergaji, potongan-potonngan kayu, tanah dan sebagainya sebelum
pengecoran dilakukan serta harus mudah dibongkar tanpa merusak permukaan
beton.
d. Tiang-tiang acuan harus di atas papan atau baja untuk memudahkan
pemindahan perletakan. Tiang-tiang tidak boleh disambung lebih dari satu.
Tiang-tiang yang digunakan dari kayu dolken diameter 80-100 mm atau sengon
50/70 mm atau Kayu Kelas II dan III
e. Tiang acuan satu dengan yang lain harus diikat dengan palang papan / balok
secara cross.
6. Kawat Pengikat
Kawat pengikat besi beton / rangka dibuat dari baja lunak dan tidak disepuh seng,
dengan diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0,40 mm. Kawat pengikat
besi beton / rangka harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam NI-2 (PBI
–1971).
7. Pekerjaan pembongkaran Acuan / Bekisting hanya boleh dilaksanakan dengan ijin
tertulis dari Direksi Lapangan. Setelah bekisting dibuka, tidak diijinkan mengadakan
perubahan apapun pada permukaan beton tanpa persetujuan tertulis dari Direksi
Lapangan.
8. Pelaksana / Kontraktor bertanggung jawab atas kesempurnaan pekerjaannya
sampai dengan saat-saat penyerahan (selesai).
9. Kontraktor harus mengikuti semua peraturan, baik yang terdapat pada uraian dan
syarat-syarat apapun yang tercantum dalam gambar-gambar atau peraturan yang
berlaku baik dalam negeri maupun luar negeri.
10. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh-contoh
material : besi, koral, pasir, pc untuk mendapat persetujuan dari Direksi
Lapangan.
11. Kontraktor harus melakukan pengujian atas besi / kubus beton di laboratorium
yang akan ditunjuk kemudian.
12. Mutu beton tersebut harus dibuktikan oleh kontraktor dengan mengambil benda
uji berupa kubus / silinder yang ukurannya sesuai dengan syarat-syarat /
ketentuan dalam PBI-1971. Pembuatannya harus disaksikan oleh Direksi Lapangan
dan diperiksa di laboratorium konstruksi beton yang ditunjuk Direksi Lapangan.
Jumlah dan frekuensi pembuatan kubus serta ketentuan-ketentuan lainnya sesuai
dengan PBI-1971.
13. Beton yang telah di cor dihindarkan dari benturan benda keras selama 3 x 24 jam
setelah pengecoran.
14. Beton harus dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari pekerjaan-
pekerjaan lain.
15. Bila terjadi kerusakan Kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya dengan tidak
mengurangi mutu pekerjaan, seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
16. Bagian beton setelah dicor selama dalam masa pengerasan harus selalu dibasahi
dengan air terus-menerus selama 1 (satu) minggu atau lebih dan apabila
menggunakan curing agent pemeliharaannya sesuai standar produk (sesuai
dengan ketentuan dalam PBI-1971).
17. Bagian-bagian yang tertanam dalam beton :
a. Pasang angkur dan lain-lain yang akan menjadi satu dengan beton bertulang.
b. Diperhatikan juga tempat untuk sparing atau instalasi.
18. Sparing Conduit dan pipa-pipa :
a. Letak dari sparing supaya tidak mengurangi kekuatan struktur.
b. Tempat-tempat dari sparing dilaksanakan sesuai dengan gambar dan minta
persetujuan pelaksanaan dan bila tidak ada dalam gambar, maka Kontraktor
harus mengusulkan dari Direksi Lapangan.
c. Bilamana sparing-sparing (pipa, conduit dan lain-lain) berpotongan dengan
tulangan besi, maka besi tidak boleh ditekuk atau dipindahkan tanpa
persetujuan dari Direksi Lapangan.
d. Semua sparing-sparing (pipa, conduit) harus dipasang sebelum pengecoran
dan diperkuat sehingga tidak akan bergeser pada saat pengecoran beton.
e. Sparing-sparing harus dilindungi sehingga tidak akan terisi beton waktu
pengecoran.
19. Hal-hal lain (Miscellaneous Items)
1. Lingkup Pekerjaan
a. Adukan untuk pasangan bata
b. Pasangan bata untuk dinding interior
2. Bahan
a. Portland cement
ASTM C 150 type V dan NI–8 jenis semen dari merk Semen Gresik atau Semen
Tiga Roda.
b. Aggregate
Standart type pasangan ASTM C 144 bersih, kering dan terlindung dari
minyak.
c. Air
Bebas dari minyak: alkali organic.
d. Adukan
1. Menggunakan mortar
2. Grouting : 1 pc : 3 ps + air
e. Batu bata
1. Bata yang dipakai batu bata merah ex. Local dengan kualitas terbaik yang
disetujui perencana/konsultan management konstruksi, siku dan sama
ukuran nya 5 x 11 23 cm.
3. Pelaksanaan
a. Pasangan batu bata merah/ dengan menggunakan aduk campuran 1PC : 5 pasir
pasang.
b. Sebelum digunakan batu bata harus direndam dalam bak air atau drum hingga
jenuh.
c. Setelah bata terpasang dengan aduk, nad harus dikerok sedalam 1 cm dann
dibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram air.
d. pasangan dinding batu bata sebelum di plester harus di bahasi dengan air
terlebih dahulu dan siar siar telah di kerok serta dibersihkan.
e. Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahan, setiap tahap terdiri
maksimum 24 lapis setiap harinya, di ikuti dengan cor kolom praktis.
5. Tebal minimal Plesteran dinding 15 mm, tebal plesteran, tidak boleh lebih tipis
dari 10 mm dan bila lebih tebal dari 15 mm harus dibuat 2 lapis dengan bonding
agent antara lapisan 1 dan 2. Lapisan akhir pada plesteran dinding berupa
semen yang dilakukan dengan trowel besi untuk memperoleh permukaan yang
halus.
2. Bahan
a. Waterproofing untuk lantai km/wc memakai waterproofing ex, Sika, Fosroc atau
setara.
Pemakaian lapisan waterproofing dengan komposisi seperti disebutkan pada
manual pelaksanaan.
Cara pemasangan mulai dari persiapan permukaan yang akan dilapisi, cara
pelapisan, ketebalan pelapisan sampai dengan perlindungan permukaan
setelah pemasangan harus mengikuti petunjuk yang dikeluarkan oleh
pabrik/produsen.
c. Pengujian
1. Bila diperlukan wajib mengadakan test bahan tersebut pada labolatorium yang
ditunjuk Direksi Lapangan, baik mengenai komposisi, konsentrasi dan hasil yang
ditimbulkannya.untuk ini kontraktor / supplier harus menunjukkan surat
rekomendasi hasil pengetesan dari lembaga resmi yang ditunjuk tersebut sebelum
memulai pekerjaan.
2. Pada waktu penyerahan, Kontraktor harus memberikan jaminan atas produk yang
digunakan terhadap kemungkinan bocor, pecah dan cacat lainnya, selama 10
(sepuluh) tahun termasuk mengganti dan memperbaiki segala jenis kerusakan yang
terjadi. Jaminan yang diminta adalah jaminan dari pihak pabrik untuk mutu
material, serta jaminan dari pihak pemasang (applicator) untuk mutu pemasangan.
3. Kontraktor diwajibkan melakukan percobaan-percobaan dengan cara memberi air di
atas permukaan pekerjaan baru setelah mendapat persetujuan dari Direksi
Lapangan.
d. Pengiriman dan penyimpanan bahan
1. Bahan harus didatangkan ketempat perkerjaan keadan baik dan tidak bercacat.
g. Contoh
1. Kontraktor wajib mengajukan contoh dari semua bahan, brosur lengkap dan
jaminan pabrik, kecuali bahan yang disediakan oleh proyek.
2. Contoh bahan yang digunakan harus diserahkan pada Direksi Lapangan sebanyak
minimal 2 (dua) dari berbagai merk pembuat atau kecuali ditentukan lain oleh
Direksi Lapangan.
3. Keputusan bahan jenis, warna, tekstur, dan merk yang memenuhi spesifikasi akan
diambil oleh Direksi Lapangan dan akan diinformasikan kepada kontraktor selama
tidak lebih dari 7 (tujuh) hari kalender setelah penyerahan contoh-contoh bahan
tersebut
4. Bilamana diinginkan, kontrator wajib memuat mock-up sebelum pekerjaan dimulai.
h. Cara pelaksanaan
1. Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh ahli yang berpengalaman (ahli dari
pihak pemberi garansi pemasangan) dan terlebih dahulu harus mengajukan metode
pelaksanaan sesuai dengan spesifikasi pabrik untuk mendapat persetujuan dari
Direksi Lapangan.
i. Pengujian mutu pekerjaan
1. Kontraktor diwajibkan untuk melakukan percobaan-percobaan / pengetesan
terhadap hasil pekerjaan atas biaya sendiri, seperti dengan cara memberi siraman
di atas permukaan yang telah diberi lapisan kedap air.
2. Pekerjaan percobaan dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Direksi
Lapangan.
3. Pada waktu penyerahan maka kontraktor harus memberikan jaminan atas semua
pekerjaan perlindungan terhadap kemungkinan bocor, pecah dan cacat lainnya,
b. Persyaratan Bahan
1. Bahan yang digunakan
a. Lantai keramik dan Lantai
(homogeneous tile ) merk Granito, ukuran, 60 x 60 cm
lantai keramik kamar mandi merk Granito 30 x 30 cm
2. Warna diwajibkan setara eksisting. Masing-masing warna harus seragam, warna
tidak seragam akan ditolak.
3. Tebal minimal 8 mm atau sesuai dengan standart pabrik, dengan kekuatan lentur
250 kg/cm2 dan mutu tingkat 1 (grade)
4. Bahan pengisi siar AM 50, sewarna dengan keramik. Untuk daerah basah
ditambahkan liquid groud additive AM 54 sebagai pengganti air, dengan ketentuan
sesuai pabrik.
5. Bahan perekat menggunakan perekat AM 40, untuk daerah basah menggunakan
AM 30.
6. Warna akan ditentukan kemudian.
7. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan-peraturan
ASTM, peraturan keramik Indonesia (NI – 19) dan dari distributor bahan pengisi siar
serta bahan perekat harus memberikan supervisi dan garansi pemasangan selama 5
tahun.
8. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan
contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi Lapangan setelah
berkonsultasi dengan perencana dan pemilik.
9. Kontraktor harus menyerahkan 2 (dua) copy ketentuan dan persyaratan teknis
operatif dari pabrik sebagai informasi bagi Direksi Lapangan.
10. Material lain yang tidak terdapat pada daftar di atas, tetapi dibutuhkan untuk
menyelesaikan / penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus benar-benar,
berkualitas terbaik dari jenisnya dan harus disetujui Direksi Lapangan.
11. Toleransi terhadap panjang = 0.50% toleransi terhadap tebal.
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, tidak cacat dan
tidak bernoda.
2. Bidang pemasangan harus merupakan bidang yang benar-benar rata.
3. Jarak antara unit-unit pemasangan keramik yang terpasang (lebar siar-siar), harus
sama lebar serapat mungkin atau maksimum 3 mm dan kedalaman maksimum 2
mm atau sesuai detail gambar serta sesuai petunjuk Direksi Lapangan. Siar-siar
harus membentuk garis-garis sejajar lurus dan sama lebar dan sama dalamnya
b. Persyaratan Bahan
Pekerjaan ini meliputi :
1. Rangka dinding partisi menggunakan metal stud uk. 76 mm dan metal hollow uk.
20x40 mm dan 40x40 mm tebal 1,2 mm.
2. Pengisi dinding partisi RUANG NON INFEKSIUS menggunakan kalsipart dengan
tebal 8 mm (dipasang 2 sisi / double) dengan merk kalsi. Untuk finishing,
menggunakan cat dinding.
c. Persyaratan Pelaksanaan
1. Penyedia Jasa harus meneliti kembali gambar-gambar pelaksanaan, kondisi di
lapangan / ukuran / lubang, termasuk mempelajari bentuk, pola dan standart
lainnya seperti ukuran maupun teknik pelaksanaan sesuai instruksi pabrik
pembuatnya dan atas petunjuk Konsultan Perencana / Konsultan Pengawas.
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, tidak cacat dan
tidak bernoda.
2. Bidang pemasangan harus merupakan bidang yang benar-benar rata.
3. Jarak antara unit-unit pemasangan keramik yang terpasang (lebar siar-siar), harus
sama lebar serapat mungkin atau maksimum 3 mm dan kedalaman maksimum 2
mm atau sesuai detail gambar serta sesuai petunjuk Direksi Lapangan. Siar-siar
harus membentuk garis-garis sejajar lurus dan sama lebar dan sama dalamnya
untuk siar-siar yang berpotongan harus membentuk siku dan saling berpotongan
tegak lurus sesamanya.
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Sebelum memulai pelaksanaan Kontraktor diwajibkan meneliti gambar-gambar
dan kondisi di lapangan, terutama ukuran dan peil lubang bukaan dinding.
Kontraktor diwajibkan membuat contoh jadi (mock-up) untuk semua detail
sambungan dan profil aluminium yang berhubungan dengan sistem konstruksi
bahan lain dan dimintakan persetujuan dari Direksi Lapangan dan Perencana.
2. Akhir bagian kusen harus disambung dengan kuat dan teliti dengan sekrup, rivet,
stap dan harus cocok.
3. Angkur-angkur untuk rangka / kusen aluminium terbuat dari steel plate setebal 2-
3 mm dan ditempatkan pada interval 600 mm.
4. Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup anti karat,
sedemikian rupa sehingga hair line dari tiap sambungan harus kedap air dan
memenuhi syarat kekuatan terhadap air sebesar 1.000 kg/cm2. Celah antara kaca
dan sistem kusen aluminium harus ditutup oleh sealant.
5. Untuk fitting hardware dan reinforcing materials yang mana kusen aluminium
akan bertemu dengan besi, tembaga atau lainnya maka permukaan metal yang
bersangkutan harus diberi lapisan chromium untuk menghindari timbulnya korosi.
6. Toleransi pemasangan kusen aluminium disatu sisi dinding adalah 10-25 mm yang
kemudian diisi dengan beton ringan / grout.
b. Persyaratan Bahan
1. Perlengkapan Sanitair yang digunakan yaitu merk Toto
2. Semua material harus memenuhi ukuran standart dan mudah didapatkan
dipasaran kecuali bila ditentukan lain
3. Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala perlengkapannya, sesuai
dengan yang telah disediakan oleh pabrik
4. Barang yang dipakai adalah produk yang telah diisyaratkan dalam uraian dan
syarat-syarat dalam buku ini
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Semua barang sebelum terpasang harus ditunjukkan kepada Direksi Lapangan
beserta persyaratan / ketentuan pabrik untuk mendapatkan persetujuan. Bahan
yang tidak disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan
2. Jika setelah dipasang perlu diadakan penukaran / penggantian, maka bahan
pengganti harus disetujui Direksi Lapangan terlebih dahulu berdasarkan contoh
yang diajukan Kontraktor
2. Tidak boleh menutup bagian pipa atau fittingnya atau parit-parit galian
sebelum disetujui oleh Direksi Lapangan.
PASAL 6
PEKERJAANELEKTRIKAL
Semua insert beton yang diperlukan untuk pemasangan instalasi peralatan listrik, termasuk
inserts untuk conduits, hunger dan support harus dilaksanakan oleh pemborong.
6.7. PROTEKSI
Semua bahan dan peralatan sebelum dan sesudah pemasangan harus dilindungi terhadap
cuaca dan harus dijaga selalu dalam keadaan bersih, semua ujung-ujung conduit dan
bagian-bagian peralatan yang tetap tidak dihubungkan harus disumbat atau ditutup untuk
mencegah masuknya kotoran.
6.9. PENGECATAN
Semua bahan dan peralatan yang dicat yang menjadi lecet karena pengangkutan atau
pemasangan harus segera ditutup dengan cat warna yang sesuai sehingga nampak seperti
baru kembali.
Kotak harus dari baja dengan kedalaman 35 mm. Kotak dari metal harus
mempunyai terminal pentanahan. Sakelar atau kotak kontak terpasang pada kotak
(box) dengan menggunakan baut.
7. Kabel instalasi
Pada umumnya kabel instalasi penerangan dan instalasi kotak kontak harus kabel
inti tembaga dengan insulasi PVC, satu inti atau lebih (NYA atau NYM)
Kabel harus mempunyai penampang minimum 2.5 mm2.
Kabel merupakan produk, Supreme, Kabelindo, Kabel Metal, Tranka, Jembo atau
setara.
8. Sakelar dan stop kontak
Kecuali tercatat atau dipersyaratkan lain, tinggi pemasangan kotak sekelar
dinding, harus 150 cm.
Dimana ada lebih dari lima sekelar dinding atau stop kontak ditunjuk pada tempat
yang sama, maka dua deret kotak tunggal, ganda atau “multigang” sesuai dengan
kebutuhan harus dipasang satu diatas yang lain, dan titik tengah deretan-deretan
tersebut harus berada 1.50 m diatas permukaan lantai.
Kotak kontak outlet dekat pintu atau jendela harus dipasang ± 20 cm dari pinggir
kusen pada sisi kunci seperti ditunjukkan dalam gambar-gambar arsitektur, kecuali
ditunjukkan lain oleh Direksi Lapangan.
9. Pemeriksaan dan pengujian
Pemeriksaan dan pengujiaan seluruh instalasi system penerangan dan kotak
kontak diselenggarakan setelah seluruh pekerjaan selesai.
Pemeriksaan dan pengujian tersebut terdiri dari :
a. Pemeriksaan secara visual (apperence inspection) terhadap kelengkapan
peralatan apakah sudah sesuai dengan yang dimaksud.
b. Pemeriksaan fungsi kerja dan kekuatan mekanis dari peralatan.
c. Pengujian sambungan-sambungan.
d. Pengujian tahan insulasi.
e. Pengujian pentanahan.
d. Pemasangan
Pemasangan lampu-lampu
Semua fikture penerangan dan perlengkapan-perlengkapan harus dipasang oleh
tukang-tukang yang berpengalaman dengan cara yang benar dan disetujui
Direksi Lapangan seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
Pada daerah yang tidak memakai ceiling pemasangan lampu menempel pada
kanal yang dipasang lengkap dengan penggantungnya.
Pada waktu pemeriksaan akhir semua “fixture” dan perlengkapan harus sudah
debu, kotoran dan lain lain. Semua reflector, kaca, panel pinggir atau bagian-
siap menyala. Bebas dari cacat. Semua fixtures dan perlengkapan harus bersih
bebas dari bagian lain yang rusak sebelum pemeriksaan akhir harus diganti oleh
pemborong tanpa biaya tambahan.
PASAL 7
PEKERJAAN INSTALASI GAS MEDIS
7.2.Pekerjaan Pemeliharaan
1. Pekerjaan pemeliharaan merupakan bagian dari pekerjaan ini, bersama-sama dengan pekerjaan
pengetesan.
2. Pekerjaan pemeliharaan berlangsung 3 (tiga) bulan dari saat berita acara serah terima pekerjaan
atau dari saat sistem gas medis diisolasiikan kembali setelah selesai.
3. Pekerjaan pemeliharaan meliputi defect list, pemeliharaan mingguan, pemeliharaan bulanan
secara periodik sedemikian sehingga dapat menjamin berisolasiinya sistem gas medis.
4. Pemberi Tugas dapat meminta dilakukannya pekerjaan perbaikan sistem gas medis saat
diperlukan dan Pemborong harus melakukan perbaikan walaupun perbaikan ini diluar waktu
pemeliharaan periodik.
5. Penyediaan spare part selama masa pemeliharaan ini termasuk pekerjaan dan tanggung jawab
Pemborong.
7.4.Gambar-gambar
1. Dalam hal ada keraguan yang ditimbulkan akibat kesalahan penggambaran ataupun
ketidaksesuaian yang lain, Pemborong harus mengajukan pertanyaan untuk mendapatkan
penjelasan, selambat-lambatnya 1 (satu) minggu sebelum masalah tersebut terlibat dalam
pelaksanaan, baik berupa pemesanan barang, pemasangan maupun pengujian.
2. Selama pelaksanaan pekerjaan Pemborong harus memberi tanda dengan warna pada dua set
gambar perencanaan instalasi, atas segala perubahan, penghapusan, ataupun penambahan yang
dilakukan. Satu set gambar tersebut akan diserahkan kepada Pemberi Tugas.
3. Pemborong harus menyerahkan gambar pelaksanaan (as built drawing) yang meliputi denah
instalasi terpasang, detail peralatan dari seluruh instalasi sebanyak 6 (enam) set dan ditambah
gambar kalkir 1 (satu) set, untuk dapat dicetak kembali (pada CPR/kalkir) kepada Pemberi Tugas,
sebelum Berita Acara serah terima pekerjaan ditandatangani.
Merk dan Produk yang dipakai adalah Samsung, Gentec atau setara.
3. Titik Suplai Comp. Air terdiri dari :
Katup outlet Compress Air dengan Pin Push Index dilengkapi dengan penutup otomatis
(Automatic Stop Valve) terintegrasi dengan mesin brass body dengan logo AIR.
Tipe Gas Outlet harus terdaftar dalam UL & CE dengan sistem cek inlet assembly yang
dapat diputar 360 derajat untuk kemudahan instalasi.
Memiliki karakterisitik yang membedakan dari gas outlet lain antara bagian dalam
maupun depan sehingga meminimalkan terjadinya kesalahan pemasangan dan
pengoperasiannya.
Memiliki tipe universal inlet sehingga memudahkan penggantian konektor tanpa
memerlukan penggantian keseluruhan outlet gas.
Merk dan Produk yang dipakai adalah Samsung Medical Engineering atau setara.
b. Pembersihan terhadap pipa-pipa harus dapat menjamin pembebasan pipa yang akan terpasang
dari minyak bakar, pelumas, bahan bakar atau bahan yang dapat terbakar, karat dan kotoran
lainnya.
c. Untuk menjamin kebersihan pipa di atas, prosedur kerja berikut harus diikuti :
1. Pipa dan peralatan instalasi harus disimpan pada tempat yang tertutup dan dijauhkan dari
sumber pengotoran.
2. Setelah diadakan pengawasan mutu dan ketepatannya, pipa harus dibersihkan dengan
prosedur seperti pada prosedur coating.
3. Sesudahnya pengerjaan pipa dan peralatannya dapat dimulai untuk persiapan
pemasanganya.
4. Sebelum pipa dan peralatannya dipasangkan maka harus diadakan pengecatan kembali.
5. Semua pipa dan fitting yang mengandung minyak dan kotoran lekat yang dapat terbakar
harus dibersihkan dengan prosedur degreasing.
6. Kotoran lain yang tidak lekat dibersihkan dengan prosedur biasa.
7. Semua peralatan (misal : katup, manometer dan sebagainya) harus bebas dari kotoran.
8. Semua pipa dan peralatannya harus dalam keadaan tertutup lubang-lubangnya dari
keadaan sekeliling, baik dalam penyimpanan, pengerjaan dan setelah dipasang. Penutup ini
dimaksudkan untuk mencegah masuknya kotoran.
9. Sebelum dipergunakan, instalasi harus di “purge” dan di blow-off untuk menghindarkan
terjadinya oksidasi dengan gas-gas dalam pipa.
d. Paint Coating
Coating ini dilaksanakan untuk seluruh permukaan luar pipa, fitting, flens, katup. Pengecatan ini
tidak boleh menyebabkan terganggunya fungsi dari bagian-bagian tersebut. Untuk daerah
dimana terdapat proses kimia yang bersifat korosif maka harus diberi cat yang tahan terhadap
bahan tersebut.
Warna coating ditentukan sesuai warna pipa existing di sentral gas medis dan dilakukan
minimum dua kali, primer dan top coating jenis super struktur.
1. Katup dan peralatannya sejenis harus disiapkan sedemikian sehingga dapat menjamin
berhasilnya pekerjaan pngecatan.
2. Permukaan harus bebas dari karat, minyak, gamuk, slag, kotoran dan lainnya yang dapat
mengganggu hubungan rekat antara bahan cat dengan bagian yang akan di cat.
3. Pengecetan harus dilakukan pada cuaca dan kondisi yang baik untuk pengecatan.
Pengecatan harus dilakukan apabila permukaan yang harus dicat benar-benar kering.
4. Bagian-bagian yang terikut tidak boleh dicat kecuali atas permintaan khusus.
5. Nama plat atau tanda-tanda khusus peralatan.
6. Peralatan yang sudah difinish khusus oleh pabrik dengan tujuan pelapisan dengan warna
maupun untuk proteksi.
PENUTUP
1. Apabila dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat Pekerjaan (RKS) ini untuk menguraikan bahan-
bahan dan pekerjaan tidak disebutkan perkataan atau kalimat-kalimat "DIADAKAN OLEH
PEMBORONG ATAU DISELENGGARAKAN PEMBORONG", maka hal ini dianggap seperti betul-
betul disebutkan, jika uraian tersebut ternyata masuk dalam pekerjaan.
2. Guna mendapatkan hasil yang semaksimal mungkin, maka bagian-bagian yang betul-betul
termasuk dalam bagian pekerjaan ini tetapi tidak atau belum disebut dalam Rencana kerja
dan Syarat- syarat Pekerjaan (RKS) ini harus diselenggarakan oleh Pemborong seperti benar-
benar disebut.
3. Segala sesuatu yang tidak disebut secara nyata, tetapi lazim dan mutlak adanya maka tetap
diadakan/ dikerjakan Pemborong.
4. Hal-hal yang belum tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih lanjut oleh Pihak
Pemberi Tugas, Unsur Teknis, Direksi/ Pengawas dan Konsultan Perencana
Sidoarjo,
Disusun Oleh
KONSULTAN PERENCANA
CV. PRIMA CIPTA CONSULTANT
1. DAFTAR SIMAK
Bahan dan peralatan harus memenuhi syarat minimal yang ditentukan dalam spesifikasi teknis berikut ini.
PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Pembersihan Lokasi Kerja
PEKERJAAN PASANGAN
1. Mutu Beton Konstruksi struktural K-225 dan beton praktis K-175,
Konstruksi non struktural K-100
2. Semen Semen PC Semen
Gresik
3. Bahan Agregat Beton Batu pecah / split ukuran maksimum 2 cm
4. Air Bebas dari asam, garam, bahan alkali dan bahan organik
5. Besi Beton Baja deformasi (D) mutu U39, Baja tulangan mutu U24
6. Kayu bekisting Kayu kelas III, Papan bekisting dari kayu dengan tebal
2cm atau multilek tebal 9 mm dan pemakaian maks 2
kali
7. Pasangan Bata Merah Adukan yang dipakai 1Pc : 5Ps
8. Plesteran dinding, Beton dan Tebal 1.5 cm, dipakai campuran 1Pc : 5Ps
Benangan
PEKERJAAN PENUTUP LANTAI
1. - Homogeneus tile -Ukuran 60 x 60 Granito
- Keramik lantai kamar -Ukuran 30 x 30
mandi
-Hospital plint -Ukuran 30 x 10
PEKERJAAN PENUTUP DINDING
1. - homogeneus tile untuk - ukuran 30 x 60 - granite
dinding
- border keramik - ukuran 30 x 10 -granito
Partisi kalsipart - tebal 8 mm -kalsi
3 Wastafel Gantung
Bahan porselen lengkap dengan peralatan
4 Shower Mandi
5 Jet Washer + stop kran
6 Floor Drain
7 Paper Holder
8 Towel Ring
9 Kran Wastafel
10 Kran Bak Mandi San ei
PEKERJAAN
MEKANIKAL/ELEKTRIKAL
A Lampu Pencahayaan
a Downlight Inbow SAKA
Clean Room LED
b Fluoroscent Cool light, LED Light Phillip
B Stop Kontak dan saklar panasonic
a Saklar Tunggal
b Saklar Ganda
c Stop Kontak 1 phase
d Stop Kontak AC
E Kabel Instalasi NYM 3 x 2.5 mm Supreme
F Pipa Air Bersih PPR PN 10 untuk air dingin RUCIKA
PPR PN 20 untuk air panas
G Pipa Air Kotor PVC AW 3" RUCIKA
PVC AW 4"