Anda di halaman 1dari 44

RKS-REHAB RUANG NON INFEKSIUS RS.

PARU SURABAYA 1

SPESIFIKASI TEKNIS
REHAB RUANG NON INFEKSIUS LT 4 RS. PARU SURABAYA
JL. KARANG TEMBOK NO. 36
SURABAYA

PASAL 1
PERSIAPAN TEKNIS PELAKSANAAN

1.1. LINGKUP
1.1.1. Persyaratan Teknis Umum ini merupakan persyaratan dari segi teknis yang secara umum
berlaku untuk seluruh bagian pekerjaan dimana persyaratan ini bisa diterapkan untuk
pelaksanaan Pekerjaan Rehab Ruang Non Infeksius LT 4 RS. Paru Surabaya yang
berlokasi di Jl. Karang tembok No. 36 Surabaya,dengan luas lantai =
+/- 75.6 m2.
a. Pekerjaan K3
b. Pekerjaan Persiapan
c. Pekerjaan Pasangan
d. Pekerjaan penutup lantai
e. Pekerjaan penutup dinding
f. Pekerjaan Plafon
g. Pekerjaan Pengecatan
h. Pekerjaan pintu dan jendela
i. Pekerjaan sanitair
j. Pekerjaan mekanikal
k. Pekerjaan elektrikal
l. Pekerjaan plumbing
Secara lengkap seluruh jenis pekerjaan tersebut dapat disesuaikan / dilihat dan tercantum
pada Bill Of Quantity (BQ).

1.1.2. Kecuali disebut secara khusus dalam dokumen-dokumen dimaksud berikut, lingkup
pekerjaan yang ditugaskan termasuk tetapi tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut:
a. Pengadaan tenaga kerja.
b. Pengadaan Bahan / Material.
c. Pengadaan peralatan & alat bantu, sesuai dengan kebutuhan lingkup pekerjaan yang
ditugaskan.
d. Koordinasi dengan Pemborong / pekerja lain yang berhubungan dengan pekerjaan
pada bagian pekerjaan yang ditugaskan.
e. Penjagaan kebersihan, kerapian, dan keamanan kerja.
f. Pembuatan As Built drawing (Gambar terlaksana).

1.1.3. Persyaratan Teknis Umum menjadi satu kesatuan dangan persyaratan teknis pelaksanaan
pekerjaan dan secara bersama – sama merupakan persyaratan dari segi teknis bagi
seluruh pekerjaan sebagaimana diungkapkan dalam satu atau lebih dari dokumen-
dokumen berikut ini:
a. Gambar-gambar pelelangan / pelaksanaan.
b. Persyaratan Teknis Umum / pelaksanaan pekerjaan / bahan.
c. Rincian Volume Pekerjaan / Rincian Penawaran.
d. Dokumen-dokumen pelelangan / pelaksanaan yang lain.

1.1.4. Dalam hal mana ada bagian dari Persyaratan Teknis Umum ini, yang tidak dapat
diterapkan pada bagian pekerjaan sebagaimana diungkapkan di atas, maka bagian dari
persyaratan teknis umum tersebut dengan sendirinya dianggap tidak berlaku.

CV. PRIMA CIPTA CONSULTANT


RKS-REHAB RUANG NON INFEKSIUS RS. PARU SURABAYA 2

1.2. REFERENSI
1.2.1. Seluruh pekerjaan harus dilaksanakan dengan mengikuti dan memenuhi persyaratan-
persyaratan teknis yang tertera dalam Normalisasi Indonesia (NI), Standar Industri
indonesia (SII) dan Peraturan-peraturan Nasional maupun Peraturan-peraturan setempat
lainnya yang berlaku atau jenis - jenis pekerjaan yang bersangkutan antara lain :
 SNI 03-1729-2002 PERATURAN UMUM UNTUK BAHAN BANGUNAN DI INDONESIA.
 SNI 15-2049-2004 PERATURAN SEMEN PORTLAND INDONESIA.
 SNI 15-2094-2000 BATA MERAH SEBAGAI BAHAN BANGUNAN.
 SNI 03-6481-2000 PERATURAN PLUMBING INDONESIA.
 SNI 04-0225-2002 PERATURAN UMUM INSTALASI LISTRIK.
 STANDART NASIONAL INDONESIA (SNI).
 ASTM, JIS dan lain sebagianya yang dianggap berhubungan dengan bagian-bagian
pekerjaan ini.
 Undang-undang RI No.18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi, beserta PP 28, PP
29, dan PP 30 tahun 2000.
 Keputusan-keputusan dari Majelis Indonesia untuk Arbitrase Teknik dari Dewan
Teknik Pembangunan Indonesia (DTPI).

Untuk pekerjaan-pekerjaan yang belum termasuk dalam standart-standart yang tersebut


di atas, maupun standart-standart nasional lainnya, maka diberlakukan standart-standart
Internasional yang berlaku atau pekerjaan pekerjaan tersebut atau setidak-tidaknya
berlaku standart-standart Persyaratan Teknis dari Negara-negara asal bahan / pekerjaan
yang bersangkutan dan dari produk yang ditentukan pabrik pembuatnya.

1.2.2. Dalam hal dimana ada bagian pekerjaan yang persyaratan teknisnya tidak diatur dalam
persyaratan teknis umum / khususnya maupun salah satu dari ketentuan yang disebutkan
di atas, maka atas bagian pekerjaan tersebut pemborong harus mengajukan salah satu
dari persyaratan-persyaratan berikut guna disepakati oleh direksi untuk dipakai sebagai
patokan persyaratan teknis :
a. Standart / norma / kode / pedoman yang bisa diterapkan pada bagian pekerjan
bersangkutan yang diterbitkan oleh Instansi / Institusi / Asosiasi Profesi / Asosiasi
Produsen / Lembaga Pengujian atau Badan-badan lain yang berwewenang /
berkepentingan atau Badan-badan yang bersifat Internasional ataupun Nasional dari
Negara lain, sejauh bahwa atau hal tersebut diperoleh persetujuan dari Direksi /
Pengawas.
b. Brosur teknis dari produsen yang didukung oleh sertifikat dari Lembaga pengujian
yang diakui secara Nasional / Internasional.

1.3. BAHAN
1.3.1.Baru / Bekas
Kecuali ditetapkan lain secara khusus, maka semua bahan yang dipergunakan untuk
pekerjaan ini harus merupakan bahan yang baru, penggunaan barang bekas dalam
komponen kecil maupun besar sama sekali tidak diperbolehkan.

1.3.2. Tanda Pengenal


a. Dalam hal dimana pabrik / produsen bahan mengeluarkan tanda pengenal untuk produk
bahan yang dihasilkan, baik berupa cap / merk dagang pengenal pabrik / produsen
ataupun sebagai pengenal kualitas/ kelas/ kapasitas, maka semua bahan dari pabrik/
produsen bersangkutan yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus mengandung
tanda pengenal tersebut.
b. Khusus untuk bahan bagi pekerjaan instalasi (penerangan, plumbing, dll) kecuali
ditetapkan oleh Direksi / Pengawas, bahan sejenis dengan fungsi yang sama harus
diberi tanda pengenal untuk membedakan satu bahan dari bahan lainnya.
Tanda pengenal ini bisa berupa warna atau tanda-tanda lain yang mana harus sesuai
dengan referensi pada I.2. tersebut di atas atau dalam hal dimana tidak / belum ada
pengaturan yang jelas mengenai itu, hal ini harus dilaksanakan sesuai petunjuk direksi /
Pengawas.
CV. PRIMA CIPTA CONSULTANT
RKS-REHAB RUANG NON INFEKSIUS RS. PARU SURABAYA 3

1.3.3. Merk Dagang


a. Penyebutan sesuatu merk dagang bagi suatu bahan / produk di dalam Persyaratan
Teknis Umum, secara umum harus diartikan sebagai persyaratan kesetarafan kwalitas
penampilan (Performance) dari bahan / produk tersebut, yang mana dinyatakan dengan
kata-kata “atau yang setaraf”.
b. Kecuali secara khusus dipersyaratkan lain, maka penggunaan bahan / produk lain yang
dapat dibuktikan mempunyai kwalitas penampilan yang setaraf dengan bahan / produk
yang memakai merk dagang yang disebutkan, dapat diterima sejauh bahwa untuk itu
sebelumnya telah diperoleh persetujuan tertulis dari Direksi / Pengawas atas
Kesetarafan tersebut.
c. Sejauh bisa memenuhi persyaratan teknis yang ditetapkan, penggunaan produksi dalam
negeri lebih diutamakan.

1.3.4. Penggantian (Substitusi)


a. Pemborong / supplier bisa mengajukan usulan untuk menggantikan sesuatu bahan /
produk dengan sesuatu bahan/ produk lain dengan penampilan dan mutu yang setaraf
dengan yang dipersyaratkan.
b. Dalam persetujuan atau sesuatu penggantian (substitusi), perbedaan harga yang ada
dengan bahan / produk yang dipersyaratkan akan diperhitungkan sebagai perubahan
pekerjaan dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Dalam hal dimana penggantian disebabkan karena kegagalan pemborong / suplier
untuk mendapatkan bahan/ produk seperti yang dipersyaratkan, maka perubahan
pekerjaan yang bersifat biaya tambah dianggap tidak ada.
2. Dalam hal dimana penggantian dapat disepakati oleh Direksi / Pengawas dan
pemberi Tugas sebagai masukan (Input) baru yang menyangkut nilai-nilai tambah,
maka perubahan pekerjaan mengakibatkan biaya tambah dapat diperkenankan.

1.3.5. Persetujuan Bahan


a. Untuk menghindarkan penolakan bahan di lapangan, dianjurkan dengan sangat agar
sebelum sesuatu bahan / produk akan dibeli / dipesan / diproduksi, terlebih dahulu
dimintakan persetujuan dari Direksi / Pengawas atau kesesuaian dari bahan / Produk
tersebut pada Persyaratan Teknis, yang mana akan diberikan dalam bentuk tertulis yang
dilampirkan pada contoh / brosur dari bahan / produk yang bersangkutan untuk
diserahkan kepada Direksi / Pengawas.
b. Penolakan bahan di lapangan karena diabaikannya prosedur di atas sepenuhnya
merupakan tanggung jawab pemborong / suplier, yang mana tidak dapat diberikan
pertimbangan keringanan apapun.
c. Adanya persetujuan tertulis dengan disertai contoh / brosur seperti tersebut di atas tidak
melepaskan tanggung jawab Pemborong / Supplier dari kewajibannya dalam Perjanjian
Kerja ini mengadakan bahan / Produk yang sesuai dengan persyaratannya, serta tidak
merupakan jaminan akan diterima / disetujuinya seluruh bahan / produk yang
digunakan sesuai dengan contoh brosur yang telah disetujui.

1.3.6. Contoh
Pada waktu memintakan persetujuan atas bahan / produk kepada Direksi / Pengawas harus
disertakan contoh dari bahan / produk tesebut dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Jumlah Contoh
1. Untuk bahan / produk bila tidak dapat diberikan sesuai sertifikat pengujian yang
dapat disetujui / diterima oleh Direksi / Pengawas sehingga oleh karenanya perlu
diadakan pengujian kepada Direksi / Pengawas, harus diserahkan sejumlah bahan
produk sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam standart prosedur
pengujian, untuk dijadikan benda uji guna diserahkan pada Badan / Lembaga
Penguji yang ditunjuk oleh Direksi / Pengawas.

2. Untuk Bahan / produk atau mana dapat ditunjukan sertifikat pengujian yang dapat
disetujui / diterima oleh Direksi / Pengawas, kepada Direksi / Pengawas harus
diserahkan 3 (tiga) buah contoh yang masing masing disertai dengan salinan
sertifikat pengujian yang bersangkutan.

CV. PRIMA CIPTA CONSULTANT


RKS-REHAB RUANG NON INFEKSIUS RS. PARU SURABAYA 4

b. Contoh yang Disetujui


1. Dari contoh yang diserahkan kepada Direksi / Pengawas atau contoh yang telah
memperoleh persetujuan dari Direksi / Pengawas harus dibuat suatu keterangan
tertulis mengenai persetujuannya dan disamping itu, oleh Direksi / Pengawas harus
dipasangkan tanda pengenal persetujuannya pada 3 (tiga) buah contoh yang
semuanya akan dipegang oleh Direksi / Pengawas. Bila dikehendaki, Pemborong /
Supplier dapat meminta sejumlah set tambahan dari contoh berikut tanda pengenal
persetujuan dan surat keterangan persetujuan untuk kepentingan Dokumentasi
sendiri. Dengan demikian jumlah contoh yang harus diserahkan kepada Direksi /
Pengawas harus ditambah seperlunya sesuai dengan kebutuhan tambahan tersebut.

2. Pada waktu Direksi / Pengawas sudah tidak lagi membutuhkan contoh yang
disetujui tersebut untuk pemeriksaan bahan produk bagi pekerjaan, Pemborong
berhak meminta kembali contoh tersebut untuk dipasangkan pada pekerjaan.

c. Waktu Persetujuan Contoh


1. Adalah tanggung jawab dari pemborong / supllier untuk mengajukan contoh pada
waktunya, sedemikian sehingga pemberian persetujuan atau contoh tersebut tidak
akan menyebabkan keterlambatan pada jadwal pengadaan bahan.

2. Untuk bahan / produk yang persyaratannya tidak dikaitkan dengan kesetarafan pada
suatu merk dagang tertentu, keputusan atau contoh akan diberikan oleh Direksi /
Pengawas dalam waktu tidak lebih dari 10 (sepuluh) hari kerja. Dalam hal dimana
persetujuan tersebut akan melibatkan keputusan tambahan diluar persyaratan
teknis (seperti penentuan model, warna, dll), maka keseluruhan keputusan akan
diberikan dalam waktu tidak lebih dari 21 (dua puluh satu) hari kerja.

3. Untuk bahan / produk yang masih harus dibuktikan kesetarafannya dengan sesuatu
merk dagang yang disebutkan, keputusan atau contoh akan diberikan oleh Direksi /
Pengawas dalam waktu 21 (duapuluh satu) hari kerja sejak dilengkapinya
pembuktian kesetarafan.

4. Untuk bahan / Produk yang bersifat pengganti / substitusi, keputusan persetujuan


akan diberikan oleh Direksi / Pengawas dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari
sejak diterimanya dengan lengkap seluruh bahan-bahan pertimbangan.

5. Untuk bahan / produk yang bersifat peralatan / perlengkapan ataupun produk lain
yang karena sifat / jumlah / harga pengadaanya tidak memungkinkan untuk
diberikan contoh dalam bentuk bahan / produk jadi permintaan persetujuan bisa
diajukan berdasarkan Brosur dari produk tersebut, yang mana harus dilengkapi
dengan :
 Spesifikasi Teknis lengkap yang dikeluarkan oleh pabrik / produsen.
 Surat surat seperlunya dari agen / importer, sesuai keagenan, surat jaminan
suku cadang dan jasa purna penjualan (after sales service) dan lain-lain.
 Katalog untuk warna, pekerjaan penyelesaian (finishing) dan lain-lain.
 Sertifikat pengujian, penetapan kelas dan dokumen-dokumen lain sesuai
petunjuk Direksi / Pengawas.

6. Apabila setelah melewati waktu yang ditetapkan di atas, keputusan, keputusan atau
contoh dari bahan / Produk yang diajukan belum diperoleh tanpa pemberitahuan
tertulis apapun dari Direksi / Pengawas, maka dengan sendirinya dianggap bahwa
contoh yang diajukan telah disetujui oleh Direksi / Pengawas.

1.3.7.Penyimpanan Bahan
a. Persetujuan atas suatu bahan / produk harus diartikan sebagai perijinan untuk
memasukan bahan produk tersebut dengan tetap berada dalam kondisi layak untuk
dipakai. Apabila selama waktu itu ternyata bahwa bahan / produk tidak lagi layak untuk
dipakai dalam pekerjaan, Direksi / Pengawas berhak memerintahkan agar :

CV. PRIMA CIPTA CONSULTANT


RKS-REHAB RUANG NON INFEKSIUS RS. PARU SURABAYA 5

1. Bahan/ Produk tersebut segera diperbaiki sehingga kembali menjadi layak untuk
dipakai.
2. Dalam hal dimana perbaikan tidak lagi mungkin, supaya bahan / produk tersebut
segera dikeluarkan dari lokasi pekerjaan selama 2 x 24 jam untuk diganti dengan
yang memenuhi persyaratan.

b. Untuk bahan / produk yang mempunyai umur pemakaian yang tertentu


penyimpanannya harus dikelompokan menurut umur pemakaian tersebut yang mana
harus dinyatakan dengan tanda pengenal dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Terbuat dari kaleng atau kertas karton yang tidak akan rusak selama penggunaan
ini.
2. Berukuran minimal 40 x 60 cm.
3. Huruf berukuran minimum 10 cm dengan warna merah.
4. Diletakkan di tempat yang mudah terlihat.

c. Penyusunan bahan sejenis selama penyimpanan harus diatur sedemikian rupa sehingga
bahan yang terlebih dahulu masuk akan terlebih dulu pula dikeluarkan untuk dipakai
dalam pekerjaan.

1.4. PELAKSANAAN
1.4.1. Rencana Pelaksanaan
a. Dalam waktu 7 (tujuh) hari sejak ditandatanganinya Surat Perintah Kerja (SPK) oleh
kedua belah pihak, pemborong harus menyerahkan kepada Direksi/ Pengawas sebuah
Network Plant mengenai seluruh kegiatan yang perlu dilakukan untuk melaksanakan
pekerjaan ini dalam diagram mana dinyatakan pula urutan logis serta kaitan/hubungan
antara seluruh kegiatan-kegiaan tersebut.
b. Kegiatan-kegiatan Pemborong untuk/selama masa pengadaan/pembelian serta waktu
pengiriman/pengangkutan dari :
1. Bahan, elemen, komponen dari pekerjaan maupun pekerjaan persiapan/ pembantu.
2. Peralatan dan perlengkapan untuk pekerjaan
c. Kegiatan-kegiatan Pemborong untuk / selama waktu fabrikasi, pemasangan dan
pembangunan.
d. Pembuatan gambar-gambar kerja.
e. Permintaan persetujuan atau bahan serta gambar kerja maupun rencana kerja.
f. Harga borongan dari masing masing kegiatan tersebut.
g. Jadwal untuk seluruh kegiatan tersebut.
h. Direksi/ Pengawas akan memeriksa rencana kerja Pemborong dan memberikan
tanggapan dalam waktu 2 (dua) minggu.
i. Pemborong harus memasukkan kembali perbaikan / penyempurnaan atau rencana kerja
kalau Direksi / Pengawas meminta diadakannya perbaikan / penyempurnaan atau
rencana kerja tadi paling lambat 4 (empat) hari sebelum dimulainya pelaksanaan.
j. Pemborong tidak dibenarkan memulai suatu pelaksanaan atau pekerjaan sebelum
adanya persetujuan dari Direksi / Pengawas atau rencana kerja ini.
Kecuali dapat dibuktikan bahwa Direksi / Pengawas telah melalaikan kewajibannya
untuk memeriksa rencana kerja Pemborong pada waktunya, maka kegagalan
Pemborong untuk memulai pekerjaan sehubungan dengan belum adanya rencana kerja
yang disetujui Direksi, sepenuhnya merupakan tanggung jawab dari pemborong
bersangkutan.

1.4.2. Gambar Kerja (Shop Drawing)


a. Untuk bagian-bagian pekerjaan dimana gambar pelaksanaan (Construction Drawings)
belum cukup memberikan petunjuk mengenai cara untuk mencapai keadaan terlaksana,
Pemborong wajib untuk mempersiapkan gambar kerja yang secara terperinci akan
memperlihatkan cara pelaksanaan tersebut.
b. Format dari gambar kerja harus sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh Direksi /
Pengawas.
c. Gambar kerja harus diajukan kepada Direksi / Pengawas untuk mendapatkan
persetujuan untuk mana gambar-gambar tersebut di atas harus diserahkan dalam
rangkap 3 (tiga).
CV. PRIMA CIPTA CONSULTANT
RKS-REHAB RUANG NON INFEKSIUS RS. PARU SURABAYA 6

d. Pengajuan gambar kerja tersebut paling lambat 14 (empat belas) hari sebelum
pemesanan bahan atau Pelaksanaan pekerjaan dimulai.

1.4.3. Ijin Pelaksanaan


Ijin pelaksanaan paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum memulai pekerjaan tersebut,
Pemborong diwajibkan untuk mengajukan ijin pelaksanaan secara tertulis kepada Direksi /
Pengawas dengan dilampiri gambar kerja yang sudah disetujui. Ijin pelaksanaan yang
disetujui sebagai pegangan Pemborong untuk melaksanakan pada bagian pekerjaan
tersebut.

1.4.4. Contoh Pekejaan ( Mock Up).


Bila pekerjaan dikehendaki oleh Direksi / Pengawas, Pemborong wajib menyediakan sebelum
pekerjaan dimulai.

1.4.5. Rencana Harian dan Mingguan.


a. Selambat lambatnya pada setiap hari dalam masa dimana pelaksanaan pekerjaan
berlangsung, Pemborong wajib untuk menyerahkan kepada direksi / Pengawas suatu
rencana harian yang berisi rencana pelaksanaan dari berbagai bagian pekerjaan
yang akan dilaksanakan dalam hari berikutnya.
b. Selambat-lambatnya pada hari terakhir pada setiap minggu, Pemborong wajib
menyerahkan kepada Direksi / Pengawas suatu rencana mingguan yang
menggambarkan dalam garis besarnya, berbagai rencana pelaksanaan dari berbagai
bagian pekerjaan yang direncanakan untuk dilaksanakan dalam minggu berikutnya.
c. Kelalaian Pemborong untuk menyusun dan menyerahkan rencanan Harian maupun
Mingguan dinilai sama dengan kelalaian dalam melaksanakan perintah Direksi /
Pengawas dalam melaksanakan pekerjaan.
d. Untuk memulai suatu bagian pekerjaan yang baru, pemborong diwajibkan untuk
memberitahu Direksi / Pengawas mengenai hal tersebut paling sedikit 1 x 24 jam
sebelumnya.

1.4.6. Kualitas Pekerjaan


Pekerjaan harus dikerjakan dengan kualitas pengerjaan yang terbaik untuk jenis pekerjaan
bersangkutan.

1.4.7. Pengujian Hasil Pekerjaan


a. Kecuali dipersyaratkan lain secara khusus, maka semua pekerjaan akan diuji dengan
cara dan tolak ukur pengujian yang dipersyaratkan dalam referensi yang ditetapkan
dalam pada Pasal I.2. dari Persyaratan Teknis Umum ini.
b. Kecuali dipersyaratkan lain secara khusus, maka Badan / Lembaga yang akan
melakukan pengujian dipilih atas persetujuan Direksi / Pengawas dari Lembaga / Badan
Penguji milik Pemerintah atau yang diakui Pemerintah atau Badan lain yang oleh Direksi
/ pengawas dianggap memiliki obyektifitas dan Integritas yang meyakinkan. Atau hal
yang terakhir ini Pemborong / supplier tidak berhak mengajukan sanggahan.
c. Semua biaya pengujian dalam jumlah seperti yang dipersyaratkan menjadi beban
Pemborong.
d. Dalam hal dimana Pemborong tidak dapat menyetujui hasil pengujian dari bahan penguji
yang ditunjuk oleh Direksi, Pemborong berhak mengadakan pengujian tambahan pada
lembaga / Badan lain yang memenuhi persyaratan Badan Penguji seperti tersebut di
atas untuk mana seluruh pembiayaannya ditanggung sendiri oleh pemborong.
e. Apabila ternyata bahwa kedua hasil pengujian dari kedua Badan tersebut memberikan
kesimpulan yang berbeda, maka dapat dipilih untuk :
1. Memilih Badan / Lembaga Penguji ketiga atau kesepakatan bersama.
2. Melakukan pengujian ulang pada bahan / lembaga Penguji pertama atau kedua
dengan ketentuan tambahan sebagai berikut :
- Pelaksanaan pengujian ulang harus disaksikan oleh Direksi / Pengawas dan
Pemborong / supplier maupun wakil-wakilnya.
- Pada pengujian ulang harus dikonfirmasikan penerapan dari alat alat penguji.
3. Hasil dari pengujian ulang harus dianggap final, kecuali bilamana kedua belah pihak
sepakat untuk menganggapnya demikian.
CV. PRIMA CIPTA CONSULTANT
RKS-REHAB RUANG NON INFEKSIUS RS. PARU SURABAYA 7

4. Apabila hasil pengujian ulang mengkonfirmasikan kesimpulan dari hasil pengujian


yang pertama, maka semua akibat langsung maupun tidak langsung dari adanya
semua pengulangan pengujian menjadi tanggung jawab pemborong / supplier.
5. Apabila hasil pengujian ulang menunjukan ketidaktepatan kesimpulan dari hasil
pengujian yang kedua, maka:
- 2 (dua) dari 3 (tiga) penguji yang bersangkutan, atas pilihan Pemborong /
Supplier akan diperlakukan sebagai pekerjaan tambah.
- Atas segala penundaan pekerjaan akibat adanya penambahan / pengulangan
pengujian akan diberikan tambahan waktu pelaksanaan pada bagian pekerjaan
bersangkutan dan bagian bagian lain yang terkena akibatnya, penambahan mana
besarnya adalah sesuai dengan penundaan yang terjadi

1.4.8. Penutupan Hasil Pelaksanaan Pekerjaan


a. Sebelum menutup suatu bagian pekerjaan dangan bagian pekerjaan yang lain yang
mana akan secara visual menghalangi Direksi / Pengawas untuk memeriksa bagian
pekerjaan yang terdahulu, pemborong wajib melaporkan secara tertulis kepada Direksi /
Pengawas mengenai rencananya untuk melaksanakan bagian pekerjaan yang akan
menutupi bagian pekerjaan tersebut, sedemikian rupa sehingga Direksi / Pengawas
berkesempatan secara wajar melakukan pemeriksaan pada bagian yang bersangkutan
untuk dapat disetujui kelanjutan pengerjaannya.
b. Kelalaian Pemborong untuk menyampaikan laporan di atas, memberikan hak kepada
Direksi / Pengawas untuk dibelakang hari menuntut pembongkaran yang menutupi
tersebut, guna memeriksa hasil pekerjaan yang terdahulu yang mana akibatnya
sepenuhnya akan ditanggung oleh Pemborong.
c. Dalam hal dimana laporan telah disampaikan dan Direksi tidak mengambil langkah-
langkah untuk menyelesaikan pemeriksaan yang dimaksudkan di atas, maka setelah
lewat 2 (dua) hari sejak laporan disampaikan, pemborong berhak melanjutkan
pelaksanaan pekerjaan dan menganggap bahwa Direksi telah menyetujui bagian
pekerjaan yang ditutup tersebut.
d. Pemeriksaan dan Persetujuan oleh Direksi / Pengawas atas suatu pekerjaan tidak
melepaskan Pemborong dari kewajibannya untuk melaksanakan pekerjaan sesuai
dengan Surat Perjanjian Pemborong (SPP).
e. Walaupun telah diperiksa dan disetujui kepada Pemborong masih dapat diperintahkan
untuk membongkar bagian pekerjaan yang menutupi bagian pekerjaan lain guna
pemeriksaan bagian pekerjaan yang ditutupi.

1.4.9. Kebersihan dan Keamanan


a. Pemborong bertanggung jawab untuk menjaga agar area kerja senantiasa berada dalam
keadaan rapi dan bersih.
b. Pemborong bertanggung jawab atas keamanan diarea kerja, termasuk apabila
diperlukan tenaga, peralatan, atau tanda-tanda Khusus.

1.5. PENYELESAIAN DAN PENYERAHAN


1.5.1. DOKUMEN TERLAKSANA (As Build Documents)
a. Pada penyelesaian dari setiap pekerjaan Pemborong wajib menyusun Dokumen
Terlaksana yang terdiri dari:
1. Gambar-gambar terlaksana (as built drawing)
2. Persyaratan teknis terlaksana dari pekerjaan, sebagaimana yang telah dilaksanakan.
b. Dikecualikan dari kewajiban di atas adalah Pemborong untuk pekerjaan:
1. Pekerjaan Persiapan
2. Supply bahan, perlengkapan / peralatan kerja
c. Dokumen terlaksana bisa diukur dari :
1. Dokumen pelaksanaan
2. Gambar-gambar perubahan
3. Perubahan Persyaratan Teknis
4. Brosur teknis yang diberi tanda pengenal khusus berupa cap sesuai petunjuk Direksi
/ Pengawas.
d. Dokumen terlaksana ini harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi / Pengawas.
CV. PRIMA CIPTA CONSULTANT
RKS-REHAB RUANG NON INFEKSIUS RS. PARU SURABAYA 8

e. Khusus untuk pekerjaan kunci, sarana komunikasi bersaluran banyak, utilitas dan
pekerjaan pekerjaan lain dengan sistem jaringan bersaluran banyak secara operasional
membutuhkan identifikasi yang bersifat lokatif, dokumen terlaksana ini harus dilengkapi
dengan daftar pesawat / instalasi / peralatan / perlengkapan yang mengidentifikasi
lokasi dari masing-masing barang tersebut.
f. Kecuali dengan ijin khusus dari Direksi / Pengawas dan Pemberi Tugas, Pemborong
harus membuat dokumen terlaksana hanya untuk diserahkan kepada Pemberi Tugas.
Pemborong tidak dibenarkan membuat / menyimpan salinan ataupun copy dari
dokumen terlaksana tanpa ijin khusus tersebut.

1.5.2. PENYERAHAN
Pada waktu penyerahan pekerjaan, Pemborong wajib menyerahkan kepada Pemberi Tugas :
a. 2 (dua) dokumen terlaksana
b. Untuk peralatan / perlengkapan:
- 2 (dua) set pedoman operasi (operational manual)
- suku cadang sesuai yang dipersyaratkan
c. Untuk berbagai macam :
- Semua kunci orisinil disertai “Construction Key” bila ada
- Minimum 1 (satu) set kunci duplikat
d. Dokumen resmi (seperti surat ijin, tanda pembayaran cukai, surat fiskal pajak, dan lain-
lain)
e. Segala macam surat jaminan berupa Guarantee / Warranty sesuai uang yang
dipersyaratkan
f. Bahan finishing cat minimal 3 (tiga) galon (masing-masing warna)
g. Bahan finishing lantai / dinding & atau masing masing minimal 2 m2

1.6. KEAMANAN PENJAGAAN


1.6.1. Untuk keamanan Pemborong diwajibkan mengadakan penjagaan, bukan saja terhadap
pekerjaannya, tetapi juga bertanggung jawab atas keamanan, kebersihan bangunan-
bangunan, jalan-jalan, pagar, pohon-pohon dan taman-taman yang telah ada.
1.6.2. Pemborong berkewajiban menyelamatkan bangunan yang telah ada, apabila banguna n
yang telah terjadi kerusakan akibat pekerjaan ini, maka pemborong berkewajiban untuk
memperbaiki / membetulkan sebagaimana mestinya.
1.6.3. Pemborong harus menyediakan penerangan yang cukup di lapangan, terutama pada
waktu lembur, jika Pemborong menggunakan aliran listrik dari bangunan / komplek,
diwajibkan bagi pemborong untuk memasang meter sendiri untuk menetapkan sewa listrik
yang dipakai.
1.6.4. Pemborong harus berusaha menanggulangi kotoran-kotoran debu agar tidak mengurangi
kebersihan dan keindahan bangunan-bangunan yang sudah ada.
1.6.5. Segala operasi yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan untuk Pembangunan
pekerjaan sementara sesuai dengan ketentuan kontrak harus dilaksanakan sedemikian
rupa sehingga tidak menimbulkan gangguan terhadap ketentraman penduduk atau jalan-
jalan yang harus digunakan baik jalan perorangan atau umum, milik pemberi tugas atau
milik pihak lain. Pemborong harus membebaskan Pemberi Tugas dari segala tuntutan
ganti rugi sehubungan dengan hal tersebut di atas.
1.6.6. Pemborong harus bertanggung jawab atas kerusakan-kerusakan pada jalan raya atau
jembatan yang menghubungkan proyek sebagai akibat dari lalu lalang peralatan ataupun
kendaraan yang dipergunakan untuk mengangkut bahan bahan / material guna keperluan
proyek.

CV. PRIMA CIPTA CONSULTANT


RKS-REHAB RUANG NON INFEKSIUS RS. PARU SURABAYA
9
PASAL 2
PEKERJAAN K3

2.1 IDENTIFIKASI RESIKO K3


Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Pengendalian dan Peluang Perencanaan Keselamatan Konstruksi
meliputi:
1. identifikasi dan penetapan isu-isu eksternal dan internal;
2. identifikasi dan penetapan kebutuhan dan harapan pihak yang berkepentingan;
3. identifikasi bahaya serta penilaian risiko dan peluang keselamatan konstruksi. Risiko yang dimaksud
adalah Risiko Keselamatan Konstruksi untuk menentukan kebutuhan Ahli K3 Konstruksi dan/atau
Petugas Keselamatan Konstruksi, tidak untuk menentukan kompleksitas atau segmentasi pasar Jasa
Konstruksi.
4. identifikasi dan kepatuhan terhadap peraturan perundangan dan lainnya;
5. perencanaan pengendalian risiko.

2.2 JAMINAN KESELAMATAN KERJA DAN KESEHATAN


1. Sejumlah obat-obatan dan perlengkapan medis menurut syarat-syarat Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan (P3K) dalam keadaan siap pakai harus selalu tersedia di lapangan.
2. Bila terjadi musibah atau kecelakaan di lapangan yang memerlukan perawatan serius, kontraktor
harus segera membawa korban ke rumah sakit terdekat dan melaporkan kejadian tersebut kepada
pemilik proyek.
3. Kontraktor wajib menyediakan air minum yang bersih dan cukup, serta memenuhi syarat-syarat
kesehatan bagi semua petugas/pekerja, baik yang berada di bawah kekuasaannya maupun yang
berada di bawah pihak ketiga.
4. Kontraktor wajib meyediakan air bersih, kamar mandi dan WC yang layak bagi semua petugas dan
pekerja di lapangan.
5. Kecuali untuk menjaga keamanan, membuat tempat penginapan bagi para pekerja tidak
diperkenankan berada di lapangan pekerjaan.
6. Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan para pekerja, wajib diberikan oleh
kontraktor sesuai dengan perundangan yang berlaku.

CV. PRIMA CIPTA CONSULTANT


RKS-REHAB RUANG NON INFEKSIUS RS. PARU SURABAYA
10

PASAL 3
PEKERJAAN PERSIAPAN

3.1. PEKERJAAN PERSIAPAN

3.1.1. SARANA PEKERJAAN


a. Kontraktor wajib memasukkan identifikasi tempat kerja bagi semua pekerjaan yang
dilakukan di luar lapangan sebelum pemasangan peralatan yang dimiliki serta jadwal
kerja.
b. Semua sarana kerja yang digunakan harus benar-benar baik dan memenuhi
persyaratan kerja sehingga memudahkan dan melancarkan kerja di lapangan.
c. Penyediaan tempat penyimpanan bahan / material di lapangan harus aman dari
segala kerusakan hilang dan hal - hal dasar yang mengganggu pekerjaan lain yang
sedang berjalan.

3.1.2. PENGATURAN JAM KERJA DAN PENGERAHAN TENAGA KERJA


a. Pemborong harus dapat mengatur sedemikian rupa dalam hal pengerahan tenaga
kerja pengaturan jam kerja maupun penempatan bahan hendaknya dikonsultasikan
terlebih dahulu dengan Direksi lapangan. Khususnya dalam pengerahan tenaga
kerja dan pengaturan jam kerja dalam pelaksanaannya harus sesuai dengan
peraturan perburuhan yang berlaku.
b. Kecuali ditentukan lain, Pemborong harus menyediakan akomodasi dan fasilitas-
fasilitas lain yang dianggap perlu misalnya (air minum, toilet yang memenuhi syarat-
syarat kesehatan dan fasilitas kesehatan lainya seperti penyediaan perlengkapan
PPPK yang cukup serta pencegahan penyakit menular)
c. Pemborong harus membatasi daerah operasinya di sekitar tempat pekerjaan tidak
melanggar wilayah bangunan-bangunan lain yang berdekatan, dan pemborong
harus melarang siapapun yang tidak berkepentingan memasuki tempat pekerjaan.
3.1.3. PERLINDUNGAN TERHADAP SARANA YANG ADA
a. Segala kerusakan yang timbul pada bangunan / konstruksi sekitarnya menjadi
tanggung jawab Pemborong untuk memperbaikinya, bila kerusakan tersebut jelas
akibat pelaksanaan pekejaan.
b. Kontraktor wajib mengamankan sekaligus melaporkan / menyerahkan kepada pihak
yang berwenang bila nantinya menemukan benda-benda bersejarah.
3.1.4. PEKERJAAN PENYEDIAAN AIR BERSIH DAN DAYA LISTRIK UNTUK BEKERJA
a. Air untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dari PDAM. Air harus bersih, bebas
dari debu, bebas dari lumpur, minyak dan bahan-bahan kimia lainnya yang merusak.
Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan rencana.
b. Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dan diperoleh dari sambungan
sementara PLN setempat selama masa pembangunan, atau penggunaan diesel
untuk pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan untuk penggunaan sementara
atas persetujuan Direksi. Daya listrik juga disediakan untuk mensuplai kantor Direksi
Lapangan.
c. Segala Biaya atas pemakaian daya dan air di atas adalah beban Kontraktor.

3.1.5. MENGADAKAN PENGUKURAN


a. Pengukuran Tapak kembali.
1. Ketidakcocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan
yang sebenarnya harus segera dilaporkan kepada Pengawas / Direksi untuk
diminta keputusannya.
2. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat-alat
waterpass yang ketepatannya dapat dipertanggungjawabkan.
3. Kontraktor harus menyediakan / waterpass beserta petugas yang
melayaninya untuk kepentingan pemeriksaan Pengawas / Direksi selama
pelaksanaan Proyek.
4. Pengukuran sudut siku dengan prisma atau barang secara azas segitiga
phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang disetujui oleh
Direksi.
CV. PRIMA CIPTA CONSULTANT
RKS-REHAB RUANG NON INFEKSIUS RS. PARU SURABAYA
11
3.2. PEKERJAAN PEMBONGKARAN DAN PEMBERSIHAN.

3.2.1. Pekerjaan pembongkaran terhadap dinding existing harus dilakukan hingga rata plat
lantai
Pekerjaan pembongkaran ini termasuk pekerjaan pembersihan dan pemindahan/
pembuangan keluar lokasi hingga sisa-sisa bahan/ material hasil bongkaran tidak ada/
bersih di lokasi.

3.2.2. Sebelum mengadakan pembongkaran Kontraktor beserta Konsultan Pengawas harus


membuat dokumentasi dan inventarisasi terhadap material hasil bongkaran untuk dibuat
laporan kepada Pemberi Tugas tentang kondisi Bahan hasil bongkaran.

3.2.3. Pembersihan atas sisa-sisa material hasil bongkaran termasuk pembersihan dan
pembuangan keluar lokasi untuk semua sampah yang ada di lokasi, sedangkan yang
dimaksud pekerjaan pembersihan selama pelaksanaan adalah kegiatan pembersihan yang
dilaksanakan Kontraktor, sejak dimulainya pekerjaan hingga akhir pelaksanaan harus tetap
menjaga kebersihan baik pada daerah pelaksanaan maupun disekitar pekerjaan.

3.3 PAPAN NAMA PROYEK


Kontraktor diharuskan memasang papan nama proyek sesuai petunjuk pemimpin proyek atau Supervisi,
dengan ketentuan yang sesuai dengan gambar.

CV. PRIMA CIPTA CONSULTANT


RKS-REHAB RUANG NON INFEKSIUS RS. PARU SURABAYA
12
12

PASAL 4
PEKERJAAN ARSITEKTUR

4.1. UMUM
4.1.2. KETENTUAN UMUM
a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu serta cara kerja yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan sehingga
dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
2. Pada spesifikasi teknis ini diatur seluruh pekerjaan berdasarkan peraturan dan
ketentuan yang berlaku, baik yang bersifat daerah, nasional, maupun internasional,
serta berdasarkan jenis bahan / material, cara pelaksanaan (metode) dan sistem
yang dibutuhkan.
3. Seluruh pekerjaan akan dikelola (manage) oleh Direksi Lapangan, yaitu dalam hal
Koordinasi dan Pengawasan, mencakup mutu hasil kerja (kualitas), Waktu
pelaksanaan (Schedule) dan Pembiayaan.
4. Seluruh pekerjaan yang berkaitan dengan estetika, penentuan warnanya harus
terlebih dahulu dikonsultasikan dengan Konsultan Perencana serta mendapat
persetujuan dari (Owner).

b. Peraturan-peraturan yang dipakai


 Peraturan-peraturan / standar setempat yang biasa dipakai.
 Peraturan Semen Portland Indonesia 1972 ; NI-8
 Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah setempat
 Semen Portland harus memenuhi NI-8, SII 0013-81 dan ASTM C 1500-78A
 Pasir beton yang digunakan harus memenuhi PUBI 82 pasal 11 dan SII 0404-80.
 Kerikil / split harus memenuhi PUBI 82 pasal 12 dan SII 0079-79/0087-75/0075-75.

c. Syarat-syarat pelaksanaan
1. Semua jenis pekerjaan harus dibuatkan shop drawing dan diajukan kepada Direksi
Lapangan untuk diperiksa yang selanjutnya dimintakan persetujuan kepada
Konsultan Perencana.
2. Semua bahan material, terutama finishing utama sebelum dikerjakan, Kontraktor
harus mengajukan 2 atau 3 buah contoh produk yang setara kepada Direksi
Lapangan untuk diserahkan kepada Perencana, selanjutnya Perencana mengajukan
bahan material tersebut kepada pemberi tugas untuk mendapatkan persetujuannya.
3. Hal-hal yang bertalian erat dengan estetika seperti : warna cat,keramik, batu
temple, politur dan sebagainya harus mendapat persetujuan dari Perencana
(Arsitek) terlebih dahulu sebelum dilaksanakan. Material yang tidak disetujui harus
diganti dengan material lain yang mutunya sesuai dengan persyaratan tanpa biaya
tambahan.
4. Kontraktor harus menyerahkan 2 (dua) copy ketentuan dan persyaratan teknis
operatif dari pabrik material yang bersangkutan termasuk mengajukan cara
perawatan / maintenance seluruh bahan / material bangunan sebagai informasi
bagi Direksi Lapangan dan untuk dapat digunakan kelak oleh Pemilik Bangunan.
5. Material lain yang tidak terdapat pada daftar di atas, tetapi dibutuhkan agar dapat
melakukan penyelesaian / penggantian dalam suatu pekerjaan, harus baru, kualitas
terbaik dari jenisnya dan harus disetujui Direksi Lapangan.
6. Semua material yang dikirim ke site / lapangan harus dalam keadaan tertutup atau
dalam kantong / kaleng yang masih disegel dan berlabel pabriknya, bertuliskan type
dan tingkatannya, dalam keadaan utuh dan tidak ada cacat.
7. Bahan harus disimpan di tempat yang kering, berventilasi baik, terlindung, bersih.
Tempat penyimpanan bahan harus cukup menampung kebutuhan bahan, dan
dilindungi sesuai dengan jenisnya seperti yang disyaratkan dari pabrik.

CV. PRIMA CIPTA CONSULTANT


RKS-REHAB RUANG NON INFEKSIUS RS. PARU SURABAYA
13
13

8. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor diharuskan memeriksa site / lapangan


yang telah disiapkan apakah sudah memenuhi persyaratan untuk dimulainya
pekerjaan.
9. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan lainnya
Kontraktor harus segera melaporkan kepada Direksi Lapangan. Kontraktor tidak
diperkenankan melakukan pekerjaan di tempat tersebut sebelum kelainan /
perbedaan diselesaikan.
10.Setiap produk yang diajukan oleh Main / Sub Kontraktor harus dilengkapi dengan
cara perawatan / maintenance dari produk tersebut yang :
 Sesuai dengan persyaratan teknis dari pabrik yang bersangkutan ;
 Sesuai dengan persyaratan / peraturan setempat ;
 Disetujui oleh Direksi Lapangan.

4.1.3. PEKERJAAN PENDAHULUAN


a. Pengukuran
1. Kontraktor harus menyediakan alat-alat ukur sepanjang masa pelaksanaan berikut
ahli ukur yang berpengalaman. Setiap kali dianggap perlu, harus siap untuk
mengadakan.
2. Ketidakcocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan yang
sebenarnya, harus segera dilaporkan kepada Direksi Lapangan untuk diminta
keputusannya, setelah berkonsultasi dengan Perencana.
3. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat-alat
Waterpass / yang ketepatannya dapat dipertanggungjawabkan.
3. Kontraktor harus menyediakan Waterpass beserta petugas yang cakap melayaninya
untuk kepentingan pemeriksaan Direksi Lapangan selama pelaksanaan proyek.
4. Pengukuran sudut siku-siku dengan benang secara azas segitiga phytagoras hanya
diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang disetujui oleh Direksi Lapangan.
5. Segala pekerjaan pengukuran persiapan menjadi tanggung jawab kontraktor.

4.2. SPESIFIKASI UMUM


4.2.1. PEKERJAAN BETON NON STRUKTURAL
a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan dan
alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, hingga dapat
tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
2. Meliputi pekerjaan beton praktis, seperti: sloof, kolom, ring balok, neut kusen,
angkur beton setempat, plat meja, dengan mutu beton K-175 serta seluruh detail
yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar.

b. Persyaratan Bahan
1. Semen Portland
Yang digunakan harus dari mutu yang terbaik, terdiri dari satu jenis merk dan atas
persetujuan dan harus memenuhi NI-8. Semen yang telah mengeras sebagian /
seluruhnya tidak dibenarkan untuk digunakan. Tempat penyimpanan harus
diusahakan sedemikian rupa sehingga bebas dari kelembaban, bebas dari air
dengan lantai terangkat dari tanah dan ditumpuk sesuai dengan syarat
penumpukan semen.
2. Pasir Beton
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari Bahan-bahan organis,
Lumpur dan sebagainya dan harus memenuhi komposisi butir serta kekerasan yang
dicantumkan dalam PBI 1971.
3. Koral Beton / Split Digunakan koral yang bersih, bermutu baik tidak berpori serta
gradasi kekerasan seseuai dengan syarat syarat PBI 1971. Penyimpanan /
penimbunan pasir dan koral beton harus
dipisahkan satu dengan yang lain, hingga dapat dijamin kedua bahan tersebut tidak
bercampur untuk mendapatkan perbandingan adukan beton yang tepat.
4. Air
CV. PRIMA CIPTA CONSULTANT
RKS-REHAB RUANG NON INFEKSIUS RS. PARU SURABAYA
14
14
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak,
asam, alkali dan bahan bahan organis / bahan lainnya yang dapat merusak beton
dan harus memenuhi NI – 3 pasal 10. Apabila dipandang perlu Direksi Lapangan
dapat minta kepada Kontraktor supaya air yang dipakai diperiksa di laboratorium
pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya Kontraktor.
5. Besi Beton
Digunakan mutu U-24, besi harus bersih dari lapisan minyak / lemak dan bebas dari
cacat seperti serpih-serpih dan sebagainya. Penampang besi adalah bulat dan
memenuhi syarat-syarat PBI 1971. Kontraktor diwajibkan, bila dipandang perlu
untuk memeriksa mutu besi beton ke laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi
dan sah atas biaya Kontraktor.

c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Mutu Beton
Mutu beton yang digunakan adalah : K-175 dan harus memenuhi ketentuan-
ketentuan lain sesuai dengan PBI-1971
2. Pembesian
a. Pembuatan tulangan harus sesuai dengan persyaratan yang tercantum pada
PBI-1971.
b. Pemasangan tulangan beton harus sesuai dengan gambar konstruksi.
c. Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin besi tersebut tidak
berubah tempat decking sesuai dengan ketentuan dalam PBI-1971.
d. Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lapangan
kerja dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari Direksi Lapangan.
3. Cara Pengadukan
a. Cara pengadukan harus menggunakan beton molen.
b. Takaran untuk semen Portland, pasir dan koral harus disetujui terlebih dahulu
oleh Direksi Lapangan dan tercapai mutu pekerjaan seperti yang ditentukan
dalam uraian dan syarat-syarat. Selama pengadukan kekentalan adukan beton
harus diawasi dengan jalan memeriksa slump pada setiap campuran baru.
Pengujian slump minimum 30 mm dan maksimum 75 mm.
4. Pengecoran Beton
a. Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan membersihkan
dan menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh, pemeriksaan ukuran-ukuran,
ketinggian, pemeriksaan penulangan dan penempatan penahan jarak.
b. Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan Direksi Lapangan.
c. Pengecoran harus dilakukan sebaik mungkin dengan menggunakan alat
penggetar untuk menjamin beton cukup padat dan harus dihindarkan terjadinya
cacat pada beton seperti keropos dan sarang-sarang koral / split yang dapat
memperlemah konstruksi.
d. Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan hari berikutnya maka
tempat perhentian tersebut harus disetujui oleh Direksi Lapangan.
5. Pekerjaan Acuan / Bekisting
a. Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang telah
ditetapkan seperti dalam gambar. Dari papan jenis kayu yang memenuhi
persyaratan dalam NI-2 pasal 5.1.
b. Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-perkuatan sehingga
cukup kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk dan tetap pada kedudukan
selama pengecoran.
c. Acuan harus rapat tidak bocor, permukaannya licin, bebas dari kotoran-kotoran
seperti tahi gergaji, potongan-potonngan kayu, tanah dan sebagainya sebelum
pengecoran dilakukan serta harus mudah dibongkar tanpa merusak permukaan
beton.
d. Tiang-tiang acuan harus di atas papan atau baja untuk memudahkan
pemindahan perletakan. Tiang-tiang tidak boleh disambung lebih dari satu.
Tiang-tiang yang digunakan dari kayu dolken diameter 80-100 mm atau sengon
50/70 mm atau Kayu Kelas II dan III
e. Tiang acuan satu dengan yang lain harus diikat dengan palang papan / balok
secara cross.

CV. PRIMA CIPTA CONSULTANT


RKS-REHAB RUANG NON INFEKSIUS RS. PARU SURABAYA
15
15
f. Pembukaan acuan baru harus dibuka setelah memenuhi syarat-syarat yang
dicantumkan dalam PBI-1971.
g. Kayu yang dipakai adalah papan atau multiplex dengan tebal 25 mm.
h. Penggunaan bekisting (Formwork) harus sesuai dengan petunjuk / spesifikasi
pabrik.

6. Kawat Pengikat
Kawat pengikat besi beton / rangka dibuat dari baja lunak dan tidak disepuh seng,
dengan diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0,40 mm. Kawat pengikat
besi beton / rangka harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam NI-2 (PBI
–1971).
7. Pekerjaan pembongkaran Acuan / Bekisting hanya boleh dilaksanakan dengan ijin
tertulis dari Direksi Lapangan. Setelah bekisting dibuka, tidak diijinkan mengadakan
perubahan apapun pada permukaan beton tanpa persetujuan tertulis dari Direksi
Lapangan.
8. Pelaksana / Kontraktor bertanggung jawab atas kesempurnaan pekerjaannya
sampai dengan saat-saat penyerahan (selesai).
9. Kontraktor harus mengikuti semua peraturan, baik yang terdapat pada uraian dan
syarat-syarat apapun yang tercantum dalam gambar-gambar atau peraturan yang
berlaku baik dalam negeri maupun luar negeri.
10. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh-contoh
material : besi, koral, pasir, pc untuk mendapat persetujuan dari Direksi
Lapangan.
11. Kontraktor harus melakukan pengujian atas besi / kubus beton di laboratorium
yang akan ditunjuk kemudian.
12. Mutu beton tersebut harus dibuktikan oleh kontraktor dengan mengambil benda
uji berupa kubus / silinder yang ukurannya sesuai dengan syarat-syarat /
ketentuan dalam PBI-1971. Pembuatannya harus disaksikan oleh Direksi Lapangan
dan diperiksa di laboratorium konstruksi beton yang ditunjuk Direksi Lapangan.
Jumlah dan frekuensi pembuatan kubus serta ketentuan-ketentuan lainnya sesuai
dengan PBI-1971.
13. Beton yang telah di cor dihindarkan dari benturan benda keras selama 3 x 24 jam
setelah pengecoran.
14. Beton harus dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari pekerjaan-
pekerjaan lain.
15. Bila terjadi kerusakan Kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya dengan tidak
mengurangi mutu pekerjaan, seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
16. Bagian beton setelah dicor selama dalam masa pengerasan harus selalu dibasahi
dengan air terus-menerus selama 1 (satu) minggu atau lebih dan apabila
menggunakan curing agent pemeliharaannya sesuai standar produk (sesuai
dengan ketentuan dalam PBI-1971).
17. Bagian-bagian yang tertanam dalam beton :
a. Pasang angkur dan lain-lain yang akan menjadi satu dengan beton bertulang.
b. Diperhatikan juga tempat untuk sparing atau instalasi.
18. Sparing Conduit dan pipa-pipa :
a. Letak dari sparing supaya tidak mengurangi kekuatan struktur.
b. Tempat-tempat dari sparing dilaksanakan sesuai dengan gambar dan minta
persetujuan pelaksanaan dan bila tidak ada dalam gambar, maka Kontraktor
harus mengusulkan dari Direksi Lapangan.
c. Bilamana sparing-sparing (pipa, conduit dan lain-lain) berpotongan dengan
tulangan besi, maka besi tidak boleh ditekuk atau dipindahkan tanpa
persetujuan dari Direksi Lapangan.
d. Semua sparing-sparing (pipa, conduit) harus dipasang sebelum pengecoran
dan diperkuat sehingga tidak akan bergeser pada saat pengecoran beton.
e. Sparing-sparing harus dilindungi sehingga tidak akan terisi beton waktu
pengecoran.
19. Hal-hal lain (Miscellaneous Items)

CV. PRIMA CIPTA CONSULTANT


RKS-REHAB RUANG NON INFEKSIUS RS. PARU SURABAYA
16
16
a. Isi lubang-lubang dan bukaan-bukaan yang harus dibeton sebagai bekas jalan
kerja sewaktu pembetonan. Digunakan mutu beton seperti yang ditentukan
dan dengan penghalusan permukaannya.
b. Untuk pekerjaan lantai beton, harus diratakan sehingga diperoleh permukaan
lantai yang betul-betul rata. Sesudah selesai ditrowel, jika ada permukaan
lantai beton yang akan dicat, maka lantai beton harus betul-betul kering
sempurna dan memenuhi syarat untuk dilakukan pengecatan.
c. Untuk pekerjaan dinding / kolom lepas cetak yang harus dicat, dilakukan
dengan dengan pengecatan cat emulsi pada saat beton sudah kering sempurna
dan memenuhi syarat untuk dicat.

4.3 PEKERJAAN PASANGAN


a. Penjelasan Umum
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan masing-masing pekerjaan sehingga
mendapatkan hasil yang baik dan sempurna.
2. Penggunaan masing-masing jenis pasangan dapat dilihat pada gambar rencana
ataupun petunjuk / perintah Direksi / Direksi Lapangan Lapangan.
3. Pengendalian Pekerjaan :
Persyaratan-persyaratan standar mengenai pekerjaan ini tertera pada :
- PUBI - 1982
- NI-3 - 1970
- NI-10 - 1973
- SII-0021 - 1978

b. Pasangan Batu Bata

1. Lingkup Pekerjaan
a. Adukan untuk pasangan bata
b. Pasangan bata untuk dinding interior
2. Bahan
a. Portland cement
ASTM C 150 type V dan NI–8 jenis semen dari merk Semen Gresik atau Semen
Tiga Roda.
b. Aggregate
Standart type pasangan ASTM C 144 bersih, kering dan terlindung dari
minyak.
c. Air
Bebas dari minyak: alkali organic.
d. Adukan
1. Menggunakan mortar
2. Grouting : 1 pc : 3 ps + air
e. Batu bata
1. Bata yang dipakai batu bata merah ex. Local dengan kualitas terbaik yang
disetujui perencana/konsultan management konstruksi, siku dan sama
ukuran nya 5 x 11 23 cm.
3. Pelaksanaan
a. Pasangan batu bata merah/ dengan menggunakan aduk campuran 1PC : 5 pasir
pasang.
b. Sebelum digunakan batu bata harus direndam dalam bak air atau drum hingga
jenuh.
c. Setelah bata terpasang dengan aduk, nad harus dikerok sedalam 1 cm dann
dibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram air.
d. pasangan dinding batu bata sebelum di plester harus di bahasi dengan air
terlebih dahulu dan siar siar telah di kerok serta dibersihkan.
e. Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahan, setiap tahap terdiri
maksimum 24 lapis setiap harinya, di ikuti dengan cor kolom praktis.

CV. PRIMA CIPTA CONSULTANT


RKS-REHAB RUANG NON INFEKSIUS RS. PARU SURABAYA
17
17
4. Kontrol pelaksanaan
1. Koreksi pasangan dari seal pandangan: waterpass bidang horisontal dan
tegak lurus bidang vertikal, tidak bergelombang.
2. Koreksi sudut-sudut ruangan harus tegak Lurus.
3. Kontrol kelembaban bata bekas rendaman.
4. Batu bata yang tidak memenuhi syarat menurut pertimbangan pengawas
harus segera dikeluarkan dari lokasi dalam tempo 1 x 24 jam.

5. Tebal minimal Plesteran dinding 15 mm, tebal plesteran, tidak boleh lebih tipis
dari 10 mm dan bila lebih tebal dari 15 mm harus dibuat 2 lapis dengan bonding
agent antara lapisan 1 dan 2. Lapisan akhir pada plesteran dinding berupa
semen yang dilakukan dengan trowel besi untuk memperoleh permukaan yang
halus.

4.4 PEKERJAAN PENUTUP LANTAI

4.4.1. PEKERJAAN WATERPROOFING


a. Lingkup Pekerjaan
1. Yang termasuk pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya,
peralatan dan alat-alat bantu lainnya termasuk pengangkutannya yang diperlukan
untuk menyelesaikan pekerjaan ini sesuai dengan yang dinyatakan dalam gambar
memenuhi uraian syarat di bawah ini serta memenuhi spesifikasi dari pabrik yang
bersangkutan.
2. Bagian yang diberi lapisan waterproofing ialah:
- Daerah toilet
b. Persyaratan Bahan
1. Persyaratan Standar Mutu Bahan dan prosedur mengikuti yang ditentukan oleh
pabrik dan standard-standard lainnya seperti : NI.3, ASTM 828, ASTME, TAPP 1 803
dan 407. Kontraktor tidak dibenarkan merubah standard dengan cara apapun tanpa
ijin dari Direksi Lapangan.

2. Bahan
a. Waterproofing untuk lantai km/wc memakai waterproofing ex, Sika, Fosroc atau
setara.
 Pemakaian lapisan waterproofing dengan komposisi seperti disebutkan pada
manual pelaksanaan.
 Cara pemasangan mulai dari persiapan permukaan yang akan dilapisi, cara
pelapisan, ketebalan pelapisan sampai dengan perlindungan permukaan
setelah pemasangan harus mengikuti petunjuk yang dikeluarkan oleh
pabrik/produsen.
c. Pengujian
1. Bila diperlukan wajib mengadakan test bahan tersebut pada labolatorium yang
ditunjuk Direksi Lapangan, baik mengenai komposisi, konsentrasi dan hasil yang
ditimbulkannya.untuk ini kontraktor / supplier harus menunjukkan surat
rekomendasi hasil pengetesan dari lembaga resmi yang ditunjuk tersebut sebelum
memulai pekerjaan.
2. Pada waktu penyerahan, Kontraktor harus memberikan jaminan atas produk yang
digunakan terhadap kemungkinan bocor, pecah dan cacat lainnya, selama 10
(sepuluh) tahun termasuk mengganti dan memperbaiki segala jenis kerusakan yang
terjadi. Jaminan yang diminta adalah jaminan dari pihak pabrik untuk mutu
material, serta jaminan dari pihak pemasang (applicator) untuk mutu pemasangan.
3. Kontraktor diwajibkan melakukan percobaan-percobaan dengan cara memberi air di
atas permukaan pekerjaan baru setelah mendapat persetujuan dari Direksi
Lapangan.
d. Pengiriman dan penyimpanan bahan
1. Bahan harus didatangkan ketempat perkerjaan keadan baik dan tidak bercacat.

CV. PRIMA CIPTA CONSULTANT


RKS-REHAB RUANG NON INFEKSIUS RS. PARU SURABAYA
18
18
Beberapa bahan tertentu harus masih tersegel dan berlabel pabriknya.
2. Bahan harus disimpan di tempat yang terlindung, tertutup tidak lembab, kering dan
bersih, sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan.
3. Tempat penyimpanan harus cukup bahan di tempatkan dan dilindungi sesuai
dengan jenisnya, kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan bahan-bahan yang
disimpan baik dan sebelum atau selama pelaksanaan, dan wajib menggantinya jika
terdapat kerusakan yang bukan tindakan pemilik.
e. Syarat-syarat pelaksanaan
1. Semua bahan yang belum dikerjakan harus ditunjukkan kepada Direksi Lapangan
untuk mendapatkan persetujuan, lengkap persetujuan / persyaratan pabrik yang
bersangkutan. Material yang tidak disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan.
2 Jika dipandang perlu diadakan penukaran / penggantian, maka bahan-bahan
pengganti harus disetujui Direksi Lapangan berdasarkan contoh yang diajukan oleh
kontraktor
3. Kontraktor harus mengikuti semua peraturan, baik yang terdapat pada uraian dan
syarat-syarat maupun yang tercantum dalam gambar-gambar, instruction manual
dan manufacture dan standart-standart yang disyaratkan.
4. Cara-cara pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti petunjuk dan ketentuan dari
pabrik yang bersangkutan, dan atas petunjuk Direksi Lapangan.
5. Bila ada perbedaan dalam hal apapun antar gambar, spesifikasi dan lainya,
kontraktor harus segera melaporkan kepada Direksi Lapangan sebelum pekerjaan
dimulai. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan di suatu tempat dalam hal
ada kelainan / perbedaaan di tempat itu, sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
f. Gambar Detail Pelaksanaan
1. Kontrator harus membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan) berdasarkan
pada gambar dokumen kontrak dan telah disesuaikan dengan keadaan di lapangan.
2. Kontraktor harus membuat shop drawing untuk detail-detail khusus yang belum
tercakup lengkap dengan gambar kerja / dokumen kontrak.
3. Dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan termasuk
keterangan produk, cara pemasangan atau persyaratan khusus yang belum
tercakup secara lengkap di dalam gambar kerja / dokumen kontrak sesuai dengan
spesifikasi pabrik.
1. Shop drawing sebelum dilaksanakan harus mendapatkan persetujuan terlebih
dahulu dari Direksi Lapangan.

g. Contoh
1. Kontraktor wajib mengajukan contoh dari semua bahan, brosur lengkap dan
jaminan pabrik, kecuali bahan yang disediakan oleh proyek.
2. Contoh bahan yang digunakan harus diserahkan pada Direksi Lapangan sebanyak
minimal 2 (dua) dari berbagai merk pembuat atau kecuali ditentukan lain oleh
Direksi Lapangan.
3. Keputusan bahan jenis, warna, tekstur, dan merk yang memenuhi spesifikasi akan
diambil oleh Direksi Lapangan dan akan diinformasikan kepada kontraktor selama
tidak lebih dari 7 (tujuh) hari kalender setelah penyerahan contoh-contoh bahan
tersebut
4. Bilamana diinginkan, kontrator wajib memuat mock-up sebelum pekerjaan dimulai.
h. Cara pelaksanaan
1. Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh ahli yang berpengalaman (ahli dari
pihak pemberi garansi pemasangan) dan terlebih dahulu harus mengajukan metode
pelaksanaan sesuai dengan spesifikasi pabrik untuk mendapat persetujuan dari
Direksi Lapangan.
i. Pengujian mutu pekerjaan
1. Kontraktor diwajibkan untuk melakukan percobaan-percobaan / pengetesan
terhadap hasil pekerjaan atas biaya sendiri, seperti dengan cara memberi siraman
di atas permukaan yang telah diberi lapisan kedap air.
2. Pekerjaan percobaan dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Direksi
Lapangan.
3. Pada waktu penyerahan maka kontraktor harus memberikan jaminan atas semua
pekerjaan perlindungan terhadap kemungkinan bocor, pecah dan cacat lainnya,

CV. PRIMA CIPTA CONSULTANT


RKS-REHAB RUANG NON INFEKSIUS RS. PARU SURABAYA
19
19
akibat kegagalan dari bahan maupun hasil pekerjaan yang berlaku, selama 10
(sepuluh) tahun termasuk mengganti dan memperbaiki segala jenis kerusakan yang
terjadi.
j. Syarat pengamanan perkerjaan
1. Kontraktor wajib mengadakan perlindungan terhadap pemasangan yang telah
dilakukan, terhadap kemungkinan pergeseran, lecet permukaan atau kerusakan
lainnya.
2. Kalau terhadap kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan pemilik atau
pemakai pada waktu pekerjaan ini dilakukan / dilaksanakan maka kontraktor
harus memperbaiki / mengganti sampai dinyatakan dapat diterima oleh Direksi
Lapangan. Biaya yang timbul untuk pekerjaan perbaikan ini adalah tanggung
jawab kontraktor.

4.4.2 PEKERJAAN LANTAI KERAMIK


a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan
dan alat bantu lainya untuk pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik.
2. Pekerjaan lantai keramik. Plint keramik ini dilakukan pada seluruh finishing lantai
sesuai yang disebutkan / ditunjukan dalam detail gambar.

b. Persyaratan Bahan
1. Bahan yang digunakan
a. Lantai keramik dan Lantai
 (homogeneous tile ) merk Granito, ukuran, 60 x 60 cm
 lantai keramik kamar mandi merk Granito 30 x 30 cm
2. Warna diwajibkan setara eksisting. Masing-masing warna harus seragam, warna
tidak seragam akan ditolak.
3. Tebal minimal 8 mm atau sesuai dengan standart pabrik, dengan kekuatan lentur
250 kg/cm2 dan mutu tingkat 1 (grade)
4. Bahan pengisi siar AM 50, sewarna dengan keramik. Untuk daerah basah
ditambahkan liquid groud additive AM 54 sebagai pengganti air, dengan ketentuan
sesuai pabrik.
5. Bahan perekat menggunakan perekat AM 40, untuk daerah basah menggunakan
AM 30.
6. Warna akan ditentukan kemudian.
7. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan-peraturan
ASTM, peraturan keramik Indonesia (NI – 19) dan dari distributor bahan pengisi siar
serta bahan perekat harus memberikan supervisi dan garansi pemasangan selama 5
tahun.
8. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan
contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi Lapangan setelah
berkonsultasi dengan perencana dan pemilik.
9. Kontraktor harus menyerahkan 2 (dua) copy ketentuan dan persyaratan teknis
operatif dari pabrik sebagai informasi bagi Direksi Lapangan.
10. Material lain yang tidak terdapat pada daftar di atas, tetapi dibutuhkan untuk
menyelesaikan / penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus benar-benar,
berkualitas terbaik dari jenisnya dan harus disetujui Direksi Lapangan.
11. Toleransi terhadap panjang = 0.50% toleransi terhadap tebal.

c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, tidak cacat dan
tidak bernoda.
2. Bidang pemasangan harus merupakan bidang yang benar-benar rata.
3. Jarak antara unit-unit pemasangan keramik yang terpasang (lebar siar-siar), harus
sama lebar serapat mungkin atau maksimum 3 mm dan kedalaman maksimum 2
mm atau sesuai detail gambar serta sesuai petunjuk Direksi Lapangan. Siar-siar
harus membentuk garis-garis sejajar lurus dan sama lebar dan sama dalamnya

CV. PRIMA CIPTA CONSULTANT


RKS-REHAB RUANG NON INFEKSIUS RS. PARU SURABAYA
20
20
untuk siar-siar yang berpotongan harus membentuk siku dan saling berpotongan
tegak lurus sesamanya.
3. Siar-siar diisi dengan bahan pengisi siar sesuai kententuan dalam persyaratan
bahan dengan warna bahan pengisi sesuai dengan warna bahan yang
dipasanganya.
4. Pemotongan unit-unit keramik harus menggunakan alat pemotong khusus (mesin
elektrik) sesuai persyaratan dari pabrik bersangkutan.
5. Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda yang
terjadi pada permukaan hingga betul-betul bersih.
6. Diperhatikan adanya pola tali air yang dijumpai pada permukaan pasang atau hal-
hal seperti yang ditunjukkan.
7. Pinggulan pasangan bila terjadi, harus dilakukan dengan gurinda, sehingga
diperoleh hasil pengerjaan yang rapi, siku, lurus dengan tepian yang sempurna.
8. Keramik yang terpasang harus dihindarkan dari pengaruh pekerjaan lain selama
3x24 jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat pada permukaan.
9. Rencana pemasangan keramik dengan memperhatikan :
a. Tetapkan data level lantai yang tepat.
b. Kontrol level finish lantai melalui beberapa spot level.
c. Untuk menghindari atau mengurangi pemotongan keramik.
d. Untuk memastikan unit keramik yang terpotong menyajikan penampilan yang
seimbang ketika dipasang dan terpasang sebesar mungkin.
e. Untuk memastikan lokasi naat dan pola lantai sesuai dengan persetujuan.
f. Bila tidak ada ketentuan lain dalam gambar, keramik akan dipasang mulai
dengan plint adalah rata / lurus.
10. Grouting
a. Keramik diberi grunt ketika keramik sudah terpasang dengan tepat, setelah
naat dibersihkan dari kotoran / pencemaran dengan menggunakan compresor
(ditiup)
b. Bersihkan grount yang berlebih dan buat bentuk naat sesuai yang diinginkan.
c. Ketika grount sudah mengeras, basahi keramik dengan air. Dan akhirnya poles
dengan kain

4.5. PEKERJAAN PENUTUP DINDNG

4.5.1. pekerjaan pasang partisi kalsipart 8 mm


a. lingkup pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan, dan
alat-alat bantu lainnya untuk pelaksanakan pekerjaan tersebut, sehingga dapat
dicapai hasil yang baik.
2. Meliputi seluruh dinding partisi dan elemen interior yang ditunjuk dalam gambar:
RUANG NON INFEKSIUS
 Dinding partisi menggunakan kalsipart t = 8 mm (dipasang 2 sisi / double)
dengan rangka menggunakan metal stud uk. 76 mm tebal 0,45 mm.

b. Persyaratan Bahan
Pekerjaan ini meliputi :
1. Rangka dinding partisi menggunakan metal stud uk. 76 mm dan metal hollow uk.
20x40 mm dan 40x40 mm tebal 1,2 mm.
2. Pengisi dinding partisi RUANG NON INFEKSIUS menggunakan kalsipart dengan
tebal 8 mm (dipasang 2 sisi / double) dengan merk kalsi. Untuk finishing,
menggunakan cat dinding.

c. Persyaratan Pelaksanaan
1. Penyedia Jasa harus meneliti kembali gambar-gambar pelaksanaan, kondisi di
lapangan / ukuran / lubang, termasuk mempelajari bentuk, pola dan standart
lainnya seperti ukuran maupun teknik pelaksanaan sesuai instruksi pabrik
pembuatnya dan atas petunjuk Konsultan Perencana / Konsultan Pengawas.

CV. PRIMA CIPTA CONSULTANT


RKS-REHAB RUANG NON INFEKSIUS RS. PARU SURABAYA
21
21
2. Penyedia Jasa harus mengajukan shop drawing setelah meneliti gambar dan
menyesuaikan dengan kondisi lapangan.
3. Bilamana diinginkan Penyedia Jasa wajib membuat mock up sebelum pekerjaan
dimulai atau dipasang.
4. Sebelum pemasangan dinding partisi dan material lainnya harus disimpan dalam
ruang dengan sirkulasi udara baik, tidak boleh terkena cuaca langsung dan
terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
5. Semua sambungan dalam pemasangan klos-klos, baut, anker-anker dan penguat
lainnya harus dijamin betul-betul.
4.5.2 pekerjaan pasang keramik dinding
a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya,
peralatan dan alat bantu lainya untuk pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat
tercapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik.
2. Pekerjaan lantai keramik. Plint keramik ini dilakukan pada seluruh finishing
lantai sesuai yang disebutkan / ditunjukan dalam detail gambar.
b. Persyaratan Bahan
1. Bahan yang digunakan
a. Lantai keramik dan Lantai
 (homogeneous) merk Granito, ukuran, 30 x 60 cm
 Hospital plint
 Keramik-kermaik tersebut di atas sebelum dipasang harus mendapat
persetujuaan dari Direksi Lapangan setelah berkonsultasi dengan perencana
dan pemilik proyek.
2. Warna wajib setara eksisting. Masing-masing warna harus seragam, warna tidak
seragam akan ditolak.
3. Tebal minimal 8 mm atau sesuai dengan standart pabrik, dengan kekuatan lentur
250 kg/cm2 dan mutu tingkat 1 (grade)
4. Bahan pengisi siar AM 50, sewarna dengan keramik. Untuk daerah basah
ditambahkan liquid groud additive AM 54 sebagai pengganti air, dengan ketentuan
sesuai pabrik.
5. Bahan perekat menggunakan perekat AM 40, untuk daerah basah menggunakan
AM 30.
6. Warna akan ditentukan kemudian.
8. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan-peraturan
ASTM, peraturan keramik Indonesia (NI – 19) dan dari distributor bahan pengisi siar
serta bahan perekat harus memberikan supervisi dan garansi pemasangan selama 5
tahun.
8. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan
contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi Lapangan setelah
berkonsultasi dengan perencana dan pemilik.
9. Kontraktor harus menyerahkan 2 (dua) copy ketentuan dan persyaratan teknis
operatif dari pabrik sebagai informasi bagi Direksi Lapangan.
10. Material lain yang tidak terdapat pada daftar di atas, tetapi dibutuhkan untuk
menyelesaikan / penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus benar-benar,
berkualitas terbaik dari jenisnya dan harus disetujui Direksi Lapangan.
11. Toleransi terhadap panjang = 0.50% toleransi terhadap tebal.

c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, tidak cacat dan
tidak bernoda.
2. Bidang pemasangan harus merupakan bidang yang benar-benar rata.
3. Jarak antara unit-unit pemasangan keramik yang terpasang (lebar siar-siar), harus
sama lebar serapat mungkin atau maksimum 3 mm dan kedalaman maksimum 2
mm atau sesuai detail gambar serta sesuai petunjuk Direksi Lapangan. Siar-siar
harus membentuk garis-garis sejajar lurus dan sama lebar dan sama dalamnya
untuk siar-siar yang berpotongan harus membentuk siku dan saling berpotongan
tegak lurus sesamanya.

CV. PRIMA CIPTA CONSULTANT


RKS-REHAB RUANG NON INFEKSIUS RS. PARU SURABAYA
22
22
3. Siar-siar diisi dengan bahan pengisi siar sesuai kententuan dalam persyaratan
bahan dengan warna bahan pengisi sesuai dengan warna bahan yang
dipasanganya.
4. Pemotongan unit-unit keramik harus menggunakan alat pemotong khusus (mesin
elektrik) sesuai persyaratan dari pabrik bersangkutan.
5. Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda yang
terjadi pada permukaan hingga betul-betul bersih.
6. Diperhatikan adanya pola tali air yang dijumpai pada permukaan pasang atau hal-
hal seperti yang ditunjukkan.
7. Pinggulan pasangan bila terjadi, harus dilakukan dengan gurinda, sehingga
diperoleh hasil pengerjaan yang rapi, siku, lurus dengan tepian yang sempurna.
8. Keramik yang terpasang harus dihindarkan dari pengaruh pekerjaan lain selama
3x24 jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat pada permukaan.
9. Rencana pemasangan keramik dengan memperhatikan :
a. Tetapkan data level lantai yang tepat.
b. Kontrol level finish lantai melalui beberapa spot level.
c. Untuk menghindari atau mengurangi pemotongan keramik.
d. Untuk memastikan unit keramik yang terpotong menyajikan penampilan yang
seimbang ketika dipasang dan terpasang sebesar mungkin.
e. Untuk memastikan lokasi naat dan pola lantai sesuai dengan persetujuan.
f. Bila tidak ada ketentuan lain dalam gambar, keramik akan dipasang mulai
dengan plint adalah rata / lurus.
10. Grouting
a. Keramik diberi grunt ketika keramik sudah terpasang dengan tepat, setelah
naat dibersihkan dari kotoran / pencemaran dengan menggunakan compresor
(ditiup)
b. Bersihkan grount yang berlebih dan buat bentuk naat sesuai yang diinginkan.
c. Ketika grount sudah mengeras, basahi keramik dengan air. Dan akhirnya poles
dengan kain

4.6. PEKERJAAN PLAFOND


4.6.1. PEKERJAAN PLAFOND
a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat dicapai
hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
2. Pekerjaan pemasangan plafond dan list plafond shadowline, Area sesuai
dengan yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar dan sesuai dengan petunjuk
Direksi Lapangan.
b. Persyaratan Bahan
1. Rangka Plafon : Rangka plafon yang digunakan adalah rangka dari bahan Baja
Ringan Hollow persegi (Galvalume), dari produk Kencana Truss
2. Penutup langit-langit
Digunakan gypsum board yang bermutu baik dari merk Elephant. dan telah
disetujui oleh Direksi / Direksi Lapangan, tebal = 9 mm dan yang disetujui dalam
arti ketebalan, mutu, jenis dan produk dari bahan tersebut. Jenis yang digunakan
adalah Type water resistant, atau penutup sesuai gambar rencana.
3. Bahan finishing penutup plafond
Finishing penutup langit-langit yang digunakan cat dari bahan dasar cat yang
bermutu baik produk yang telah disetujui Direksi Lapangan. Sebelum pengecatan
semua sambungan / pertemuan harus rata dan halus (ditreatment).
c. Syarat-syarat pelaksanaan
1. Pekerjaan ini dilaksanakan oleh pemborong yang berpengalaman dan dengan
tenaga-tenaga ahli.
2. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk membuat shop
drawing dan meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran
dan peil), termasuk mempelajari bentuk, pola lay-out / penempatan, cara
pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.
3. Rangka langit-langit dipasang sisi bagian bawah diratakan, pemasangan sesuai

CV. PRIMA CIPTA CONSULTANT


RKS-REHAB RUANG NON INFEKSIUS RS. PARU SURABAYA
23
23
dengan pola yang ditunjukkan / disebutkan dalam gambar dengan memperhatikan
modul pemasangan penutup langit-langit yang dipasangnya.
4. Bidang pemasangan bagian rangka langit-langit harus rata, tidak cembung, kaku
dan kuat, kecuali bila dinyatakan lain, misal : permukaan merupakan bidang
miring / tegak sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.
5. Setelah seluruh rangka langit terpasang, seluruh permukaan rangka harus rata,
lurus dan waterpas, tidak ada bagian yang bergelombang, dan batang-batang
rangka harus saling tegak lurus.
6. Bahan penutup langit-langit adalah gypsum dengan mutu bahan seperti yang
telah dipersyaratkan dengan pola pemasangan sesuai yang ditunjukkan dalam
gambar.
7. Pertemuan antara bidang langit-langit dan dinding, digunakan bahan seperti yang
ditunjukkan dalam gambar.
8. Hasil pemasangan penutup langit-langit harus rata tidak melendut.
9. Seluruh pertemuan antara permukaan langit-langit dan dinding dipasang list profil.
10. Gypsum board yang dipasang adalah gypsum board yang telah dipilih dengan
baik, bentuk dan ukuran masing-masing unit sama, tidak ada bagian yang retak,
gompal atau cacat-cacat lainnya dan telah mendapat persetujuan dari Direksi
Lapangan.
11. Gypsum board dipasang dengan cara pemasangan sesuai dengan gambar untuk
itu dan setelah gypsum board terpasang, bidang permukaan langit-langit harus
rata, lurus, waterpas dan tidak bergelombang, dan sambungan antar unit-unit
gypsum board tidak terlihat.

4.7. PEKERJAAN PENGECATAN INTERIOR


4.7.1. PEKERJAAN PENGECATAN DINDING DAN PLAFOND
a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya peralatan dan
alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekejaan ini, sehingga dapat
tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna
2. Pengecatan dinding dan plafond dilakukan pada bagian luar dan dalam serta pada
seluruh detail yang disebutkan dalam gambar
b. Syarat-syarat Bahan
1. Bahan cat yang digunakan adalah Cat merk Mowilex dengan proses sebagai
berikut :
Plamir Dalam : Plamir Tembok Ex. Doracut interval 2 jam
Cat Akhir dinding dan Plafond
Dalam / interior : 2 lapis, Catylac ICI Weathershield A 918 dengan ketebalan 3 x
30 micron, dengan interval 2 jam, sehingga dicapai permukaan
yang merata dan sama tebal.
2. Pengendalian seluruh pekerjaan ini, harus memenuhi ketentuan-ketentuan dari
pabrik yang bersangkutan dan memenuhi persyaratan pada PUBI 1982 pasal 54
dan NI-4
3. Type dan warnanya akan ditentukan kemudian

c. Syarat- syarat Pelaksanaan


1. Semua bidang Pengecatan harus betul-betul rata, tidak terdapat cacat (retak,
lubang dan pecah-pecah)
2. Pengecatan tidak dilakukan selama masih adanya perbaikan pekerjaan pada
bidang pengecatan
3. Bidang pengecatan harus dalam keadaan kering serta bebas dari debu, lemak,
minyak dan kotoran-kotoran lain yang dapat merusak atau mengurangi mutu
pengecatan
4. Seluruh Bidang pengecatan diplamir dahulu sebelum dilapis dengan cat dasar,
bahan plamur dari produk yang sama dengan cat yang digunakan
5. Pengecatan dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan serta
seluruh pekerjaan instalasi didalamnya telah selesai dengan sempurna
6. Sebelum bahan dikirim ke lokasi pekerjaan, Kontraktor harus menyerahkan /

CV. PRIMA CIPTA CONSULTANT


RKS-REHAB RUANG NON INFEKSIUS RS. PARU SURABAYA
24
24
mengirimkan contoh bahan dari beberapa macam hasil produk kepada Direksi
Lapangan. Selanjutnya akan diputuskan jenis bahan dan warna yang akan
digunakan. Direksi Lapangan akan mengintruksikan kepada Kontraktor selama
tidak lebih dari 7 (tujuh) hari kalender setelah contoh bahan diserahkan
7. Contoh bahan yang telah disetujui, akan dipakai sebagai standart untuk
pemeriksaan / penerimaan setiap bahan yang dikirim oleh Kontraktor ke tempat
pekerjaan
8. Contoh bahan yang telah disetujui, akan dipakai sebagi standat untuk
pemeriksaan / penerimaan setiap bahan yang dikirim oleh Kontrktor ke tempat
pekerjaan
9. Sebelum pekerjaan dapat dimulai atau dilakukan, percobaan-percobaan bahan
dan warna harus dilakukan oleh Kontraktor untuk mendapatkan persetujuan
Perencana dan Direksi Lapangan. Pengerjaan harus sesuai dengan ketentuan-
ketentuan yang diisyaratkan oleh pabrik yang bersangkutan
10. Hasil pengerjaan harus baik, warna dan pola texture merata, tidak terdapat noda-
noda pada permukaan pengecatan. Harus dihindarkan terjadinya kerusakan akibat
dari pekerjaan-pekerjaan lain
11. Kontraktor harus bertanggung jawab atas kesempurnaan dalam pengerjaan,
perawatan dan keberhasilan pekerjaan sampai penyerahan pekerjaan
12. Bila terjadi ketidak-sempurnaan atau kerusakan dalam pengerjaan, kontraktor
harus memperbaiki / mengganti dengan bahan yang sama mutunya tanpa adanya
tambahan biaya
13. Kontraktor harus menggunakan tenaga-tenaga kerja terampil / berpengalaman
dalam pelaksanaan pekerjaan pengecatan tersebut, sehingga dapat tercapainya
mutu pekerjaan yang baik dan sempurna

4.8. PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA


4.8.1. PEKERJAAN KUSEN
a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, biaya, peralatan dan alat-alat bantu
yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga dapat tercapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
2. Pekerjaan ini meliputi seluruh kusen pintu,seperti yang dinyatakan / ditunjukkan
dalam gambar.
3. Pekerjaan ini dilakukan secara terpadu dengan Pekerjaan kusen dan pintu.
b. Persyaratan bahan
1. bahan menggunakan kusen dan hasil bongkaran sebelumnya.

c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Sebelum memulai pelaksanaan Kontraktor diwajibkan meneliti gambar-gambar
dan kondisi di lapangan, terutama ukuran dan peil lubang bukaan dinding.
Kontraktor diwajibkan membuat contoh jadi (mock-up) untuk semua detail
sambungan dan profil aluminium yang berhubungan dengan sistem konstruksi
bahan lain dan dimintakan persetujuan dari Direksi Lapangan dan Perencana.
2. Akhir bagian kusen harus disambung dengan kuat dan teliti dengan sekrup, rivet,
stap dan harus cocok.
3. Angkur-angkur untuk rangka / kusen aluminium terbuat dari steel plate setebal 2-
3 mm dan ditempatkan pada interval 600 mm.
4. Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup anti karat,
sedemikian rupa sehingga hair line dari tiap sambungan harus kedap air dan
memenuhi syarat kekuatan terhadap air sebesar 1.000 kg/cm2. Celah antara kaca
dan sistem kusen aluminium harus ditutup oleh sealant.
5. Untuk fitting hardware dan reinforcing materials yang mana kusen aluminium
akan bertemu dengan besi, tembaga atau lainnya maka permukaan metal yang
bersangkutan harus diberi lapisan chromium untuk menghindari timbulnya korosi.
6. Toleransi pemasangan kusen aluminium disatu sisi dinding adalah 10-25 mm yang
kemudian diisi dengan beton ringan / grout.

CV. PRIMA CIPTA CONSULTANT


RKS-REHAB RUANG NON INFEKSIUS RS. PARU SURABAYA
25
25
7. Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara terutama pada ruang
yang dikondisikan, hendaknya ditempatkan mohair dan jika perlu dapat digunakan
synthetic rubber atau bahan dari synthetic resin. Penggunaan ini dilakukan pada
swing door dan double door.
8. Sekeliling tepi kusen yang terlihat berbatasan dengan dinding agar diberi sealant
supaya kedap air dan suara.
9. Tepi bawah ambang kusen exterior agar dilengkapi flashing untuk penahan air
hujan.

4.8.2. PEKERJAAN DAUN PINTU


a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, biaya, peralatan dan alat-alat
bantu lainnya untuk pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil
pekerjaan yang baik dan sempurna.
2. Pekerjaan ini dilakukan secara terpadu dengan (Pekerjaan alat penggantung dan
kunci)
b. Persyaratan bahan
1. Rangka dari bahan Aluminium yang mutu dan persyaratan bahannya sama
dengan bahan yang digunakan untuk kusen aluminium, yaitu produk dalam negeri
ex. Alexindo, Superex, Indalex, berwarna/warna coklat.
2. Ukuran daun pintu dan jendela aluminium sesuai yang ditunjukkan dalam detail
3. Gunakan sealant yang elastis dengan kualitas tinggi dari dow corning type 793.
Jangan memakai karet / gaskets, karena akan menyulitkan pengaturan kerataan
antar permukaan dan untuk menghindari distorsi.
4. Pergunakan foam yang lembut untuk back-up material seperti polyurethane foam
5. Pergunakan neoprene rubber dengan kekerasan 90 atau lebih untuk bahan setting
blocks dengan ukuran :
a. Panjang : (25 x luas kaca dalam m2) mm
b. Lebar : (tebal kaca  5) mm
c. Tebal : 6 sampai dengan 12 mm
c. Syarat-syarat pelaksanaan
1. bahan menggunakan kusen dan hasil bongkaran sebelumnya.

4.9. PEKERJAAN SANITAIR


4.9.1. PEKERJAAN PERALATAN DAN PERLENGKAPAN SANITAIR
a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya peralatan dan
alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga dapat
tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
2. Pekerjaan, peralatan dan perlengkapan sanitair ini sesuai dengan yang dinyatakan
/ ditunjukkan dalam gambar-gambar, uraian dan syarat-syarat dalam buku ini.

b. Persyaratan Bahan
1. Perlengkapan Sanitair yang digunakan yaitu merk Toto
2. Semua material harus memenuhi ukuran standart dan mudah didapatkan
dipasaran kecuali bila ditentukan lain
3. Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala perlengkapannya, sesuai
dengan yang telah disediakan oleh pabrik
4. Barang yang dipakai adalah produk yang telah diisyaratkan dalam uraian dan
syarat-syarat dalam buku ini
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Semua barang sebelum terpasang harus ditunjukkan kepada Direksi Lapangan
beserta persyaratan / ketentuan pabrik untuk mendapatkan persetujuan. Bahan
yang tidak disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan
2. Jika setelah dipasang perlu diadakan penukaran / penggantian, maka bahan
pengganti harus disetujui Direksi Lapangan terlebih dahulu berdasarkan contoh
yang diajukan Kontraktor

CV. PRIMA CIPTA CONSULTANT


RKS-REHAB RUANG NON INFEKSIUS RS. PARU SURABAYA
26
26
3. Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti gambar-gambar yang
ada dan kondisi di lapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan,
cara pemasangan dan detail-detail sesuai gambar
4. Bila ada kelainan dalam hal apapun antar gambar dengan gambar, gambar
dengan spesifikasi dan sebagainya, maka kontraktor harus segera melaporkannya
kepada Manajemen Konstruksi
5. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan di suatu tempat bila ada kelainan
perbedaan di tempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan
6. Selama pelaksanaan selalu diadakan pengujian / pemeriksaan untuk
kesempurnaan hasil pekerjaan
7. Kontraktor wajib memperbaiki / mengulangi / mengganti bila ada kerusakan yang
terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya Kontraktor, selama
kerusakan bukan disebabkab oleh tidakan Pemilik / Pemakaian / Pemberi Tugas.

CV. PRIMA CIPTA CONSULTANT


RKS-REHAB RUANG NON INFEKSIUS RS. PARU SURABAYA
27
27
PASAL 5.
PEKERJAAN MEKANIKAL

5.1. PEKERJAAN INSTALASI SISTEM PLUMBING


5.1.1. PENJELASAN UMUM
a. Pemborong harus melaksanakan semua pekerjaan yang tertera dalam gambar-gambar
yang berupa jaringan dalam dan luar bangunan, pengadaan/ pemasangan fiktures
masing-masing sistem sebagaimana jenis pekerjaan tersebut pada RKS ini, dan segala
sesuatu yang diperlukan sehingga seluruh system dapat berfungsi dengan sempurna.
b. Bila dalam uraian berikut tidak secara lengkap menguraikan persyaratan-persaratan
atas pekerjaan-pekerjaan seperti tersebut pada butir-butir berikut, maka persyaratan
teknisnya dianggap telah diuraikan pada pasal-pasal sebelumnya.
c. Pelaksanaan pekerjaan mekanikal yang dilaksanakan adalah pekerjaan instalasi system
plumbing dan sanitair.

5.1.2. PERSYARATAN TEKNIS UMUM


a. Yang dimaksud dengan pekerjaan instalasi sistem plumbing adalah pekerjaan instalasi
air bersih, air kotor, air bekas dan air hujan.
b. Semua pekerjaan instalasi plumbing dan sanitary tersebut harus dilaksanakan sesuai
dengan uraian teknisnya dan memenuhi semua persyaratan yang telah ditentukan oleh
instansi yang berwenang, dalam hal ini adalah Dinas P2CKTR Kabupaten Sidoarjo).
c. Pemasangan instalasi plumbing harus sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan
dan semua peraturan yang berlaku di Indonesia.
d. Kontraktor harus mempelajari dan memahami kondisi tempat yang ada, agar dapat
mengetahui hal yang akan mengganggu / mempengaruhi pekerjaan lainnya, dan
apabila timbul persoalan pemborong wajib mengajukan saran penyelesaiannya paling
lambat 1 minggu sebelum bagian pekerjaan ini diselesaikan.
e. Persyaratan teknis dan gambar-gambar yang menyertainya dimaksudkan untuk
menjelaskan dan menegaskan tentang segala pekerjaan, bahan-bahan, peralatan-
peralatan yang dibutuhkan untuk pemasangan, pengujian dan penyetelan (adjusting)
dari seluruh system, agar lengkap dan siap untuk bekerja dengan baik.
f. Pemborong harus mempunyai tenaga kerja yang berpengalaman dalam menangani
instalasi plumbing dan sanitary beserta pengadaan peralatan-peralatan yang akan
digunakan.
g. Semua pekerjaan plumbing tersebut harus dilaksanakan sesuai dengan gambar dan
spesifikasi teknisnya dan memenuhi semua persyaratan yang telah ditentukan oleh
instansi yang berwenang.
h. Pengadaan dan pemasangan perlengkapan-perlengkapan lainnya agar instalasi bekerja
dengan baik, benar, aman walaupun pada gambar dan spesifikasi tekniknya tidak
dicantumkan secara jelas, misalnya fitting-fitting dan accesoriesnya.
i. Pemborong wajib mengirimkan contoh bahan atau brosur dari alat-alat tersebut dan
menunggu persetujuan Direksi Lapangan sebelum bahan atau alat tersebut dipasang.
j. Penawaran peralatan/material harus disertakan dengan brosur lengkap performance
curve dan pemilihan ditandai dengan jelas.
k. Sebelum pelaksanaan dilaksanakan, pelaksana wajib menunjukan gambar-gambar
rencana (shop drawing) kepada Direksi / Direksi Lapangan.
l. Peralatan-peralatan tambahan yang diperlukan walaupun tidak digambarkan atau
disebutkan dalam spesifikasi ini harus disediakan oleh pelaksana

5.1.3. LINGKUP PEKERJAAN


Termasuk dalam linkup pekerjaan ini adalah :
a. Pekerjaan air bersih.
Pengadaan dan pemasangan secara sempurna unit-unit peralatan yang diperlukan
dalam sistim penyediaan air bersih berupa bak air atas dan bawah, Pemasangan pipa
distribusi kesetiap peralatan sanitary seperti halnya closet, wastafel urinal, faucet-
faucet dll.

CV. PRIMA CIPTA CONSULTANT


RKS-REHAB RUANG NON INFEKSIUS RS. PARU SURABAYA
28
28
b. Pembuangan air kotor, bekas.
Pengadaan dan pemasangan system pemipaan beserta perlengkapan yang diperlukan
dalam system pembuangan air kotor dan air bekas.
Pemasangan pemipaan pada peralatan sanitary seperti halnya closet, wasthafel,
urinoir, floor drain dan sebagainya.
c. Pengujiaan/pengetesan terhadap kebocoran pipa-pipa dengan tekanan hydrolik per
bagian, dan selanjutnya pengujian keseluruhan jaringan yang ada pada bangunan.
d. Pengujian (test run) sistem plumbing secara keseluruhan dan mengurus izin-izin yang
diperlukan dari dinas-dinas terkait ( PDAM / Dinas Pekerjaan Umum dan lain-lain )

5.1.4. PERSYARATAN TEKNIS KHUSUS


a. Pemipaan dan fixture
Semua pekerjaan pemipaan harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan seperti di
bawah ini:
1. Pipa-pipa air harus dipasang sedemikian rupa sehingga tidak ada hawa busuk yang
keluar dari pipa tersebut, tidak ada rongga-rongga udara, letaknya lurus dan rata.
2. Pipa-pipa panjang tak bersambung harus dipakai pada konstruksi saluran-saluran
pipa (sesuai dengan panjang pipa normalisasi), kecuali jika panjang yang
dibutuhkan tidak membutuhkan seluruh panjang
3. Pipa-pipa harus dipasang sedemikian rupa hingga tidak banyak dilakukan tekanan-
tekanan
4. Sambungan-sambungan harus halus dan di dalamnya tidak tersumbat apapun.
Pemotongan pipa dilakukan dengan alat cutter khusus pipa untuk menghasilkan
pemasangan yang rapih.
5. Ditempat-tempat dimana pipa menembus tembok beton/perkerasan jalan harus
dilengkapi dengan pembungkus (sleeve) dari pipa besi yang mempunyai diameter
lebih besar dari pipa yang dibungkus/dilindungi.
6. Pipa vertical harus ditumpui dengan klem dan dibuat dengan jarak yang tidak lebih
dari 2,5 m. Pipa yang tidak ditanam didalam tanah/tembok/lantai, dan tempat-
tempat diatas plafond yaitu untuk pipa mendatar dan pipa tegak harus
menggunakan penggantung (hunger) atau penyanggah (support) untuk mencegah
timbulnya getaran.
Dimana jarak penggantung / penyangga yang satu dengan yang lainya maksimal
2.5 m dan jarak antara support / hunger disesuaikan agar memudahkan
pemasangan terhadap dinding dan pembongkaran / disesuaikan dengan keadaan di
lapangan.
7. Saluran pipa dan sambungan-sambungan harus dibuat dengan cermat hingga
menjamin bahwa air mengalir dengan lancar dan memungkinkan drainase total dan
pengontrolan sistemnya.
8. Ujung-ujung pipa dan lubang-lubang harus ditutup selama pemasangan, untuk
mencegah kotoran memasuki pipa.
9. Pengujian pekerjaan instalasi seperti diuraikan dalam ayat-ayat berikut harus
dilaksanakan sebelum pekerjaan finishing dimulai.
a. pengujian (dalam hal ini pengujian berlaku untuk pemipaan air bersih dan air
kotor)
b. Pengujian jaringan air bersih:
1. Semua pipa-pipa serta saluran-saluran utama harus diuji hingga tekanan
hidroliknya 7 kg/cm2 atau 2 kali tekanan penggunaan untuk pipa air bersih
tanpa mengalami kebocoran. Air harus dipaksa memasuki saluran-saluran
utama dengan pompa dan dibiarkan mengalir dengan tekanan yang
ditentukan selama (empat) jam tanpa mengalami perubahan tekanan. Pada
prinsipnya pengujian dilakukan bagian demi bagian dari panjang maksimum
100 m. Biaya pengetesan serta alat-alat yang diperlukan adalah tanggung
jawab pemborong / kontraktor.

2. Tidak boleh menutup bagian pipa atau fittingnya atau parit-parit galian
sebelum disetujui oleh Direksi Lapangan.

CV. PRIMA CIPTA CONSULTANT


RKS-REHAB RUANG NON INFEKSIUS RS. PARU SURABAYA
29
29
c. Pengujian jaringan air kotor :
1. Saluran jaringan air kotor dan air hujan (system sanitasi) harus diuji pada
waktu penyelesaian, dengan mengadakan pengujian yang disetujui oleh
Direksi Lapangan, dan pemborong harus memberikan fasilitas-fasilitas yang
diperlukan untuk mengadakan pengujian seperti itu.
2. Sistem jaringan air kotor harus melakukan uji hydrostatik sebesar 3 kg/cm2
tanpa mengalami kebocoran selama 4 (jam)
3. Segala cacat yang ada harus diperbaiki oleh pemborong atas biaya sendiri,
sampai disetujui pemberi tugas / Direksi Lapangan. Peralatan dan fasilitas
untuk pengujian harus disediakan oleh pelaksana.
d. Pengujian harus disaksikan oleh Direksi / Direksi Lapangan dengan diketahui
oleh pimpro atau yang mewakili.
e. Pengujian dilakukan dengan menjalankan seluruh system atau peralatan yang
dipakai dalam system yang dimaksud.
f. Pemborong / kontraktor harus membuat berita acara pengujian.
10. Pipa yang dipasang dan ditanam di bawah / didalam harus mempunyai kedalaman
kurang lebih 60 cm diukur dari pipa bagian atas sampai permukaan tanah.
11. Agar fitting-fitting tidak bergerak jika beban tekanan diberikan, maka pipa disekitar
fitting harus dipasang block dari beton khususnya pada tempat-tempat belokan
pipa.
12. Penyambungan pipa
a. Penyambungan pipa PVC menggunakan lem khusus untuk pipa PVC. Bagian
yang akan disambung harus dibersihkan dan diampelas lebih dahulu untuk lebih
menguatkan daya rekat lem pipa, kemudian setelah kedua bagian pipa
disambung, harus diberikan tekanan sampai lem benar-benar kering.
b. Sambungan antar Pipa harus menggunakan shock, tidak dibenarkan dengan cara
pembakaran.
13. Kode-kode pipa
Untuk pipa-pipa dalam ceiling agar mudah dikenali diberikan tanda warna / cat
pada pipa induk ataupun pipa cabang, begitu pula pada pipa shaft dimana terletak
pintu pemeriksaan. Dipilih warna sesuai dengan patokan sebagai berikut :
- Untuk jaringan air bersih dipakai warna biru muda
- Untuk jaringan air kotor dipakai warna asli PVC
14. Desinfektan
a. Kontraktor harus melaksanakan pembilasan desinfektan dari seluruh instalasi air
sebelum diserahkan kepada pemberi tugas.
b. Desinfektan dilakukan dengan memasukan larutan chlorine sekurang-kurangnya
50 mg/ltr kedalam system pipa, dengan cara / metode yang disetujui oleh
Direksi Lapangan.
c. Setelah 24 jam, sisa chlorine diperiksa kembali untuk kemudian dilakukan
pembilasan system pipa dengan air bersih.
d. Semua katup dalam sistem pipa yang sedang mengalami proses desinfektan
tersebut harus dibuka dan ditutup beberapa kali selama jangka waktu 24 jam
tersebut diatas.
e. Selama pelaksanaan instalasi ini berjalan, kontraktor harus memberi tanda-tanda
dengan pensil / tinta merah pada dua set gambar plumbing, atas segala
perubahan, penghapusan, atau penambahan pada rencana instalasi tersebut.
Gambar tersebut akan diserahkan kepada pengelola proyek/ Direksi Lapangan.
f. Kontraktor harus menyerahkan kepada pengelola proyek / Direksi Lapangan,
gambar instalasi sesugguhnya, sebagaimana yang terpasang pada bangunan (as
build drawing) yang memuat lengkap semua perubahan yang telah dilakukan.
Gambar-gambar tersebut dibuat dengan tinta diatas kalkir.
g. Kontraktor harus memberikan garansi tertulis kepada pemberi tugas, bahwa
seluruh instalasi distribusi air bersih akan bekerja dengan memuaskan, dan
bahwa kontraktor akan menanggung semua biaya atas kerusakan /penggantian
yang diperlukan selama jangka waktu masa pemeliharaan.

CV. PRIMA CIPTA CONSULTANT


RKS-REHAB RUANG NON INFEKSIUS RS. PARU SURABAYA
30
30
15. Jenis dan kualitas bahan
a. Pipa-Pipa PVC
- pipa air kotor, air buangan / air bekas, air bangunan ( jaringan pembuangan
air hujan) digunakan pipa PVC, untuk Pipa air bersih digunakan pipa Galvanis.
- Pipa untuk jaringan air kotor / air bekas, pipa Vent dan pipa air hujan
menggunakan klas D (5kg/cm2). Untuk bahan sambungan seperti socket,
elbow, tee dll. harus digunakan bahan yang sama.
- Pipa-pipa PVC tersebut hasil produksi Wavin, Paralon, Maspion, Super Swallow
atau merk lain yang sudah mendapat klasifikasi SII. Fitting-fittingnya harus
standart, dikeluarkan oleh pabrik yang disetujui dan harus disambungkan
dengan memakai lem/solvent cement khusus atau cara lain sesuai instruksi
pabrik.
b. Valve-valve
Untuk instalasi air bersih berlaku ketentuan sebagai berikut:
- Water valve dengan diameter sampai dengan 2” adalah jenis screw bronse
body.
- Water valve dengan diameter antara 2” - 3” adalah jenis flange bronze body.
- Water valve dengan diameter lebih besar dari 3” adalah jenis flange steel body
Tekanan kerja dari valve-valve harus disesuaikan dengan fungsinya, untuk
pekerjaan air bersih sanitary digunakan tekan kerja 125 psi.

CV. PRIMA CIPTA CONSULTANT


RKS-REHAB RUANG NON INFEKSIUS RS. PARU SURABAYA
31
31

PASAL 6
PEKERJAANELEKTRIKAL

6.1. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan ini meliputi pengadaan semua tenaga pekerja, bahan dan peralatan,
pemasangan, pemyambungan, pengujian dan perbaikan selama masa pemeliharaan.
Adapun lingkup pekerjaan yang harus dikerjakan meliputi:
6.1.1. Pengadaan dan pemasangan kabel baik kabel feeder (power) ataupun kabel
instalasi penerangan.
6.1.2. Pengadaan dan pemasangan Jaringan/ Instalasi Listrik untuk keseluruhan, termasuk
Pemasangan Lampu, stop kontak dan Panel.
6.1.3. Sistim Elektrikal lainnya yang belum disebutkan tetapi terinci dalam Penawaran.

6.2. GAMBAR-GAMBAR RENCANA


Gambar-gambar elektrikal menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan-peralatan
seperti : panel, jalur kabel, lampu dan lain-lain. Penyesuaian harus dilakukan di lapangan
karena keadaan sebenarnya dari lokasi, jarak-jarak dan ketinggian ditentukan oleh kondisi
lapangan.
6.10.1. Gambar-gambar kerja (shop drawing)
Pemborong harus membuat gambar-gambar kerja (shop drawing) yang
menunjukkan tata letak pemasangan yang lengkap, dimensi-dimensi dari peralatan,
detail-detail dan sebagainya.
6.10.2. Gambar-gambar kerja dan juga catalog, brosur dan tipe peralataan yang akan
dipasang harus diserahkan kepada Direksi Lapangan untuk diperiksa.
Shop drawing harus sudah diserahkan kepada Direksi Lapangan 14 hari sebelum
pemasangan.

6.3. GAMBAR-GAMBAR SESUAI PELAKSANAAN (Asbuilt Drawing)


Pemborong harus membuat catatan yang cermat dari penyesuaian-penyesuaian
pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
Catatan-catatan tersebut harus dituangkan dalam satu set CD (Compact Disc) lengkap
gambar dan tiga set lengkap A3 sebagai gambar-gambar sesuai pelaksanaan (as built
drawing). As built drawing harus diserahkan kepada direksi segera setelah pekerjaan
selesai.

6.4. STANDART DAN PERATURAN


Seluruh pekerjaan instalasi elektrikal harus dilaksanakan mengikuti standart dalam PUIL
terbitan terakhir (2000), SPLN, SII atau standart-standart lain yang tidak bertentangan
dangan PUIL.
Disamping itu peraturan/hukum daerah setempat yang ada hubungannya dengan
pekerjaan ini harus ditaati pula. Surat ijin bekerja sebagai instalatir dari kelas yang sesuai
dengan pekerjaan ini harus dimiliki secara sah oleh pemborong.

6.5. PEMOTONGAN DAN PEMBOBOKAN (Cutting & Patching)


Pemborong bertanggung jawab atas penyelesaian/penyempurnaan kembali semua
pemotongan dan pembobokan dari setiap konstruksi bangunan yang diperlukan untuk
pekerjaan pemasangan instalasi elektrikal ini.
Kecuali hanya apabila dinyatakan lain pada gambar, maka setiap pemotongan atau
pemasangan harus mendapat persetujuan tertulis dari Direksi Lapangan.
Untuk sejauh mungkin menghindari adanya cutting, semua pekerjaan pemasangan insert,
sleeves, raceway atau lubang-lubang harus dilaksanakan selama tahap konstruksi.

6.6. SLEEVES DAN INSERT


Semua sleeves melalui lantai beton dan pada yang perlu untuk pemasangan instalasi
elektrikal harus dilaksanakan oleh pemborong.
Sleeves cadangan harus dibungkus dan ditimbun dengan memakai grout.

CV. PRIMA CIPTA CONSULTANT


RKS-REHAB RUANG NON INFEKSIUS RS. PARU SURABAYA
32
32

Semua insert beton yang diperlukan untuk pemasangan instalasi peralatan listrik, termasuk
inserts untuk conduits, hunger dan support harus dilaksanakan oleh pemborong.

6.7. PROTEKSI
Semua bahan dan peralatan sebelum dan sesudah pemasangan harus dilindungi terhadap
cuaca dan harus dijaga selalu dalam keadaan bersih, semua ujung-ujung conduit dan
bagian-bagian peralatan yang tetap tidak dihubungkan harus disumbat atau ditutup untuk
mencegah masuknya kotoran.

6.8. PEMBERSIHAN SITE


Pemborong harus mengusahakan daerah kerja mereka selalu dalam keadaan bersih dan
rapi selama pemasangan instalasi elektrikal ini. Pada saat pelaksanaan pekerjaan instalasi
ini selesai pemborong harus memeriksa kembali keseluruhan pekerjaan dalam keadaan
rapi, bersih dan siap pakai.

6.9. PENGECATAN
Semua bahan dan peralatan yang dicat yang menjadi lecet karena pengangkutan atau
pemasangan harus segera ditutup dengan cat warna yang sesuai sehingga nampak seperti
baru kembali.

6.10. BAHAN, PERALATAN DAN TENAGA PELAKSANA


Bahan-bahan dan peralatan yang akan dipasang harus 100% baru, dalam keadaan baik
dan sesuai dengan yang dimaksud. Cotoh bahan, brosur dan gambar kerja (shop drawings)
harus diserahkan kepada Direksi Lapangan 14 hari sebelum pemasangan.
Pemborong harus menempatkan secara tugas penuh (full time) seorang koordinator yang
ahli dalam bidangnya, berpengalaman dalam pekerjaan serupa dan dapat sepenuhnya
mewakili pemborong dengan predikat baik. Tenaga pelaksana harus menangani pekerjaan-
pekerjaan ini secara aman, kuat dan rapih.

6.10.1. LAMPU PENERANGAN DAN STOP KONTAK.


a. Konstruksi
1. Lampu dan armaturnya harus sesuai dengan yang dimaksudkan, seperti yang
dilukiskan dalam gambar-gambar elektrikal.
Semua armatur lampu yang terbuat dari metal harus mempunyai terminal
penahan (grounding).
2. Lampu flourescent (TL)
Tabung fluorescent harus dari merk Philips, Osram, GE atau setara,
dengan warna cahaya cool daylight.
Semua Armature Lampu harus terpasang lengkap dengan komponen
pendukungnya dan siap digunakan dari merk Saka, Philips, GE atau setara.
3. Lampu Down Light Recessed Mounted
Houssing : stell body satil alluminium reflector,
Polymide cover, lampu bowl reflektor
Jenis-jenis lampu lain disesuaikan dengan gambar.
4. Kotak-Kontak Biasa (KKB)
Kotak-kontak biasa yang dipakai adalah kotak kontak satu fasa. Semua kotak
kontak harus memiliki terminal fasa, netral dan pentanahan. Kotak-kontak harus
dari satu type, untuk pemasangan rata dinding, dengan rating 250 Volts 10 Amp.
Merk yang dipakai adalah Legrand, MK, Clipsal, Merten atau setara. Semua stop
kontak dinding dipasang 30 cm dari lantai atau sesuai gambar perencanaan.
5. Sakelar dinding
Sakelar biasa harus dari type untuk pemasangan rata dinding, mempunyai rating
250 Volts 6 Amp dari jenis single gang atau double gang atau multiple gangs (grid
switches) merk yang dipakai, Legrand, Merten, Clipsal, MK atau setara.
6. Kotak untuk sakelar dan kotak kontak.

CV. PRIMA CIPTA CONSULTANT


RKS-REHAB RUANG NON INFEKSIUS RS. PARU SURABAYA
33
33

Kotak harus dari baja dengan kedalaman 35 mm. Kotak dari metal harus
mempunyai terminal pentanahan. Sakelar atau kotak kontak terpasang pada kotak
(box) dengan menggunakan baut.
7. Kabel instalasi
Pada umumnya kabel instalasi penerangan dan instalasi kotak kontak harus kabel
inti tembaga dengan insulasi PVC, satu inti atau lebih (NYA atau NYM)
Kabel harus mempunyai penampang minimum 2.5 mm2.
Kabel merupakan produk, Supreme, Kabelindo, Kabel Metal, Tranka, Jembo atau
setara.
8. Sakelar dan stop kontak
Kecuali tercatat atau dipersyaratkan lain, tinggi pemasangan kotak sekelar
dinding, harus 150 cm.
Dimana ada lebih dari lima sekelar dinding atau stop kontak ditunjuk pada tempat
yang sama, maka dua deret kotak tunggal, ganda atau “multigang” sesuai dengan
kebutuhan harus dipasang satu diatas yang lain, dan titik tengah deretan-deretan
tersebut harus berada 1.50 m diatas permukaan lantai.
Kotak kontak outlet dekat pintu atau jendela harus dipasang ± 20 cm dari pinggir
kusen pada sisi kunci seperti ditunjukkan dalam gambar-gambar arsitektur, kecuali
ditunjukkan lain oleh Direksi Lapangan.
9. Pemeriksaan dan pengujian
Pemeriksaan dan pengujiaan seluruh instalasi system penerangan dan kotak
kontak diselenggarakan setelah seluruh pekerjaan selesai.
Pemeriksaan dan pengujian tersebut terdiri dari :
a. Pemeriksaan secara visual (apperence inspection) terhadap kelengkapan
peralatan apakah sudah sesuai dengan yang dimaksud.
b. Pemeriksaan fungsi kerja dan kekuatan mekanis dari peralatan.
c. Pengujian sambungan-sambungan.
d. Pengujian tahan insulasi.
e. Pengujian pentanahan.

b. Pengujian pemberian tegangan.


Sebelum pengujian dilaksanakan, pemborong harus sudah mengajukan jadwal dan
prosedur pengujian kepada Direksi Lapangan untuk mendapatkan persetujuan.
Pengujian harus disaksikan oleh Direksi Lapangan.
Pemborong harus membuat catatan (record) mengenai hasil pengujian, dan copy
diserahkan kepada Direksi Lapangan.
Seluruh pengujian diselenggarakan oleh pemborong, dan segala biaya untuk itu
ditanggung oleh pemborong.

c. Pipa instalasi pelindung kabel


Pipa instalasi pelindung kabel yang dipakai adalah pipa conduit khusus untuk instalasi
listrik, pipa, elbow, socket junction box dan accessories lainya yaitu pipa flexible
harus dipasang untuk melindungi kabel antara junction box dan armatur lampu.
Semua instalasi kabel yang ada berada dalam pipa pelindung.

d. Pemasangan
Pemasangan lampu-lampu
 Semua fikture penerangan dan perlengkapan-perlengkapan harus dipasang oleh
tukang-tukang yang berpengalaman dengan cara yang benar dan disetujui
Direksi Lapangan seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
 Pada daerah yang tidak memakai ceiling pemasangan lampu menempel pada
kanal yang dipasang lengkap dengan penggantungnya.
 Pada waktu pemeriksaan akhir semua “fixture” dan perlengkapan harus sudah
debu, kotoran dan lain lain. Semua reflector, kaca, panel pinggir atau bagian-
siap menyala. Bebas dari cacat. Semua fixtures dan perlengkapan harus bersih
bebas dari bagian lain yang rusak sebelum pemeriksaan akhir harus diganti oleh
pemborong tanpa biaya tambahan.

CV. PRIMA CIPTA CONSULTANT


RKS-REHAB RUANG NON INFEKSIUS RS. PARU SURABAYA
34
34

e. Spesifikasi Teknis bahan dan Alat.


Spesifikasi bahan dan alat yang digunakan untuk semua jenis pekerjaan lampu dan
kotak kontak dalam proyek ini adalah sebagai berikut :

LAMPU DAN STOP KONTAK UNTUK BANGUNAN :


Type lampu : TLD 2 X18 W (Clean Room LED)
Lampu : Philips, Osram, GE atau setara
Armatur : Saka, Philips, Artolite atau setara
Sakelar : Clipsal, MK, Legrand atau setara
Stop Kontak : Clipsal, MK, Legrand atau setara
Kabel Instalasi : NYM Ø 2,5 mm2 ex Supreme, Kabelindo, Kabel metal, Tranka,
Jembo atau setara
Pipa konduit : PVC high impact Ø 20 mm ex EGA, Clipsal atau setara

CV. PRIMA CIPTA CONSULTANT


RKS-REHAB RUANG NON INFEKSIUS RS. PARU SURABAYA
35
35

PASAL 7
PEKERJAAN INSTALASI GAS MEDIS

7.1. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan yang dimaksud disini adalah pengadaan, pemasangan, penyetelan, finishing dan
acceptance test penyiapan oksigen, suction, titik supllay/outlet lengkap dengan peralatannya dan
klem/dudukan dari corridor sampai titik supplay/outletnya yang sama sekali baru.
1. Pengujian sifat mekanis dan kimia pipa tembaga.
2. Walaupun dalam gambar atau spesifikasi tidak disebutkan secara terperinci mengenai
perubahannya, Pemborong wajib menyediakan/memasang peralatan-peralatan yang diperlukan
agar instalasi tersebut dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
3. Dalam hal adanya spesifikasi yang tertera hanya disalah satu gambar perencanaan ataupun
spesifikasi ini Pemborong harus tetap melaksanakan persyaratan tersebut.
4. Apabila dalam klarifikasi ini ada klausal-klausal yang disebutkan kembali pada item/ayat atau
gambar lain, maka hal ini bukan berarti menghilangkan klausal tersebut tetapi dengan pengertian
lebih menegaskan.
5. Titik Supply/Central Oxygen adalah dari Central Oksigen ke Outlet di ruang Perawatan.
6. Titik Supply Vacuum adalah dari Central vacuum ke Outlet di ruang Perawatan.

7.2.Pekerjaan Pemeliharaan
1. Pekerjaan pemeliharaan merupakan bagian dari pekerjaan ini, bersama-sama dengan pekerjaan
pengetesan.
2. Pekerjaan pemeliharaan berlangsung 3 (tiga) bulan dari saat berita acara serah terima pekerjaan
atau dari saat sistem gas medis diisolasiikan kembali setelah selesai.
3. Pekerjaan pemeliharaan meliputi defect list, pemeliharaan mingguan, pemeliharaan bulanan
secara periodik sedemikian sehingga dapat menjamin berisolasiinya sistem gas medis.
4. Pemberi Tugas dapat meminta dilakukannya pekerjaan perbaikan sistem gas medis saat
diperlukan dan Pemborong harus melakukan perbaikan walaupun perbaikan ini diluar waktu
pemeliharaan periodik.
5. Penyediaan spare part selama masa pemeliharaan ini termasuk pekerjaan dan tanggung jawab
Pemborong.

7.3.Garansi dan Jaminan Sparepart


1. Pemborong harus memberikan garansi untuk seluruh sistem gas medis secara menyeluruh,
selama minimal 1 (satu) tahun.
2. Garansi harus diberikan dalam bentuk tertulis rangkap 5 (lima), dimana aslinya diberi materai
secukupnya.
3. Pemborong menyatakan secara tertulis kesediaan Pemborong atau agen peralatan khusus untuk
sistem gas medis ini untuk menyediakan sparepart salama waktu minimal 5 (lima) tahun dengan
harga yang disetujui bersama pada saat diperlukan.

7.4.Gambar-gambar
1. Dalam hal ada keraguan yang ditimbulkan akibat kesalahan penggambaran ataupun
ketidaksesuaian yang lain, Pemborong harus mengajukan pertanyaan untuk mendapatkan
penjelasan, selambat-lambatnya 1 (satu) minggu sebelum masalah tersebut terlibat dalam
pelaksanaan, baik berupa pemesanan barang, pemasangan maupun pengujian.
2. Selama pelaksanaan pekerjaan Pemborong harus memberi tanda dengan warna pada dua set
gambar perencanaan instalasi, atas segala perubahan, penghapusan, ataupun penambahan yang
dilakukan. Satu set gambar tersebut akan diserahkan kepada Pemberi Tugas.
3. Pemborong harus menyerahkan gambar pelaksanaan (as built drawing) yang meliputi denah
instalasi terpasang, detail peralatan dari seluruh instalasi sebanyak 6 (enam) set dan ditambah
gambar kalkir 1 (satu) set, untuk dapat dicetak kembali (pada CPR/kalkir) kepada Pemberi Tugas,
sebelum Berita Acara serah terima pekerjaan ditandatangani.

CV. PRIMA CIPTA CONSULTANT


RKS-REHAB RUANG NON INFEKSIUS RS. PARU SURABAYA
36
36

7.5.Material, Peralatan dan Jaminannya.


1. Pemborong harus mengajukan daftar lengkap dari pabrik-pabrik atau perusahaan yang membuat
bahan-bahan dan alat-alat yang akan dipasang pada instalasi ini, untuk mendapat persetujuan
dari Pemberi Tugas, Perencana dan Pengawas pada waktu pemasukan lelang.
2. Setelah daftar tersebut disetujui dan sebelum pemberian atas bahan-bahan dan alat-alat,
Pemborong harus menyerahkan daftar lengkap dari peralatan-peralatan dan bahan-bahan yang
akan digunakan/dipasang pada instalasi ini, lengkap dengan brosur-brosurnya atau gambar kerja
dari pabrik/perusahaan yang membuatnya dengan spesifikasi yang mendetail.
3. Pemborong atau Manufacture harus memberikan garansi bahwa seluruh peralatan dan bahan
yang akan di supplai bebas dari detective material, improrer meterial dan poor workmanship dan
menjamin kualitas akan sesuai dengan tujuan spesifikasi ini.
4. Setiap material yang kedapatan atau sama sekali menyimpang dari spesifikasinya harus diganti
dengan yang benar, dalam jangka waktu tidak boleh lebih dari satu bulan setelah Berita Acara
Serah Terima.
5. Pemborong atau Manufacture harus menjamin dengan secara tertulis bahwa peralatannya akan
bekerja dengan memuaskan dalam kondisi sesuai dengan spesifikasi ini.
6. Pemborong harus memberikan contoh bahan yang akan dipasang untuk disetujui
pemasangannya, meliputi :
a) Pipa dan fitting
b) Valve
c) Zone valve
d) Titik supply/outlet untuk oksigen dan suction/vacuum
e) House (flexible) connector untuk outlet
f) Bahan las
g) Bahan cat (dengan warna yang sudah disetujui)
7. Bahan ini akan disimpan ditempat yang telah disediakan Pengawas dan digunakan sebagai alat
pemeriksaan atas material/bahan yang dipasang.
8. Pengawas berhak untuk menolak bahan-bahan/material/barang yang tidak sesuai dengan apa-
apa yang telah disetujui.
9. Biaya pengadaan contoh material menjadi tanggung jawab Pemborong. Contoh-contoh tersebut
nantinya akan diserahkan ke Pemberi Tugas bersamaan dengan Berita Acara Serah Terima

7.6.Standard dan Aturan


Semua material maupun instalasi dalam pekerjaan ini harus memenuhi standard tentang pekerjaan
yang ada hubungannya dengan utilitas, suction, oksigen, untuk gas medis (JIS dan atau setara yang
diakui Depnaker).
a. Ijin dan Patent
Untuk segala macam pengadaan barang dan cara pemasangannya, pemberi tugas bebas dari
segala claim atau tuntutan lainnya terhadap hak-hak khusus seperti lisensi, patent, dan
sebagainya.
Pemborong wajib menguruskan ijin pemakaian peralatan tersebut dari instansi yang berwenang
(Depnaker)
b. Perbaikan dan Tata Tertib Pelaksanaan
1. Pemborong bertanggung jawab atas kerusakan yang timbul akibat pekerjaannya terhadap
dinding, lantai struktur serta bagian-bagian bangunan lainnya yang ada serta akan
memperbaiki seperti keadaan semula tanpa memungut biaya tambah.
2. Mengingat daerah dimana lokasi pekerjaan adalah daerah rumah sakit maka Pemborong
wajib mematuhi segala peraturan tata tertib ketenangan, keamanan, kesehatan dan
kebersihan.
3. Pemborong wajib pula mematuhi tata tertib pekerjaan sesuai petunjuk-petunjuk Pengawas.
4. Pemborong wajib menyimpan semua material yang ada di site dengan baik, sehingga bebas
dari kerusakan, tertukar, kesalahan penggunaan oleh pihak lain.
5. Pemborong harus selalu merapihkan peralatannya membersihkan daerah kerjanya setiap
hari pada akhir pekerjaan.
c. Koordinasi

CV. PRIMA CIPTA CONSULTANT


RKS-REHAB RUANG NON INFEKSIUS RS. PARU SURABAYA
37
37

Pemborong harus menyesuaikan schedule pekerjaannya dengan main schedule proyek


keseluruhan dan melakukan koordinasi dengan kontraktor lainnya sehingga tidak akan terjadi
keterlambatan.
d. Persyaratan Khusus
Pemborong tidak diperkenankan mematikan, merubah, mengganggu atau melakukan pekerjaan
apapun lainnya terhadap instalasi/peralatan yang diketemukan berada di dalam ruang kerjanya
tanpa persetujuan Pemberi Tugas.
e. Brosur/Katalog
Untuk semua material yang akan digunakan maka Pemborong harus melampirkan brosur/katalog
pada waktu penawaran lelang dan hal ini adalah mengikat. Dalam brosur itu harus jelas typenya,
rating dari bahan tersebut.
f. Shop Drawing
Untuk semua macam pekerjaan instalasi, Pemborong wajib memasukkan shop drawing sebelum
pemasangan kepada Pengawas untuk diperiksa bersama Perencana.
Shop drawing adalah merupakan penggambaran yang lebih detail dari setiap pekejaan tersebut
dan disampaikan sebanyak 5 (lima) set.
g. Operation, Manual, Dokumentasi dan Label
Pemborong harus menyerahkan 6 (enam) copy dari Operation Manual, Maintenance, Repair/shop
manual, part catalogue serta equipment description brochures kepada Pemberi Tugas sebelum
berita acara serah terima pertama ditandatangani.
h. Pengujian
1. Data Pengujian dari seluruh peralatan dan bekerjanya sistem dengan standard pengujian
yang ditentukan harus dilampirkan dalam Dokumen Penyerahan. Bila perlu Pemberi Tugas
akan ikut serta menyaksikan pengujian perincian proses pengujian serta penjadwalannya.
2. Apabila dalam proses pengujian ini harus melibatkan atau harus berkoordinasi dengan
paket atau material pekerjaan lain maka pengujian dan koordinasi harus dilakukan. Untuk
itu Pemborong harus sudah memaklumi pada saat sebelum penawaran diajukan, sehingga
meniadakan klaim apabila terjadi kesulitan akibat paket pekerjaan lain.
3. Pemborong harus mengajukan prosedur pengujian terlebih dahulu untuk disetujui Pemberi
Tugas.
i. Penyediaan Peralatan Kerja
Seluruh peralatan kerja termasuk bahan kerja harus disediakan oleh Pemborong. Peralatan dan
bahan kerja ini jumlah dan kualitasnya harus memenuhi kelayakan umum, contoh bahan kerja
misalnya : air, kawat las, cat dan sebagainya.

7.7.Pemipaan Medical Gas


a. Lingkup pekerjaan meliputi pengadaan, pemasangan, penyempurnaan, penyetelan dan
acceptance test untuk jaringan instalasi perpipaan gas oksigen dan suction/vacuum lengkap
sampai titik supplai/outlet Perawatan.
b. Bahan pipa yang digunakan pada seluruh instalasi ini adalah copper menurut standard JIS atau
setaraf untuk gas medis.
c. Fitting
Valves, flens, yang ada pada instalasi gas medis sampai Ruang Perawatan termasuk pada paket
pekerjaan ini.
Fitting tersebut harus memenuhi persyaratan yang diminta oleh spesifikasi ini.

7.8.Sistem Sentral Gas Medis.


a. Lingkup pekerjaan meliputi pengadaan, pemasangan, pengetesan dan penyempurnaan sehingga
sistem dapat berfungsi dengan baik dan benar.
b. Sistem Sentral sesuai dengan yang diproduksi oleh pabrik bersangkutan bukan merupakan rakitan
lokal tanpa sertifikasi, dengan kata lain Completely Built Up Manufacturing Standar dengan
garansi resmi dari pihak produsen terkait yang terdiri atas bagian-bagian sebagai berikut:
1. Sentral Oksigen Gas Manifold
 Tekanan Outlet Gas adalah 0-5 kg/cm2 dengan tekanan maksimal 210.
 Tipe Auto Throw Over / Standing free.
 Maksimal flow 140 Nm3/hr.
 Konstruksi Cover Stainless Steel 1.2t

CV. PRIMA CIPTA CONSULTANT


RKS-REHAB RUANG NON INFEKSIUS RS. PARU SURABAYA
38
38

2. Sentral Medical Air Compressor


 Model Reciprocating dengan kapasitas 2.2 duplex Kw ~ 11 duplex Kw
 Tekanan kg/cm3 adalah 7 dengan free air delivery 255~1,250m3/min
 Tipe Duplex, Oilless Air Comp. Sistem untuk ICU, OK, dan ER.
 Adsorbent, Regulator, berikut Panel Kontrol.

3. Sentral Vacuum Pump


 Tipe duplex water sealed vacuum
 Konstruksi terdiri dari vacuum pump, receiver tank, separator tank
 Automatic Water Supply/draw system
 Panel Kontrol dengan standar aksesoris lengkap terpasang.

4. Sistem Alarm Sentral Gas


 Tipe Master Alarm Analog/ Digital yang terdapat fasilitas indicator lampu dan tombol
tekan untuk pengetesan.
 Area Alarm dengan sensor yang terdiri atas tombol tes, alarm silencer, power lamp, dan
Indicating Lamp.
 Zone Valve yang terdiri atas Gauge Oxygen, Nitrous Oxide, Comp. Air, Vacuum &
Nitrogen.
 Dilengkapi dengan Emegency Breakable Acrylic Panel dengan kapasitas Valve 20kg/cm2
/ ball valve
5. Gas Kontrol Panel & Adaptor
 Tipe wall mounted untuk pipa pipa tertanam
 Supply tekanan gauge 15-30kg/cm2
 Tekanan Outlet gauge 10~15kg/cm2
 Shut off Valve
 Ketersediaan adapter Pin Index, Twist Active Ohmeda, British Standard, DISS, Puritan
Bennett, Din, JISS, dll.

7.9.Titik Supply Oksigen, Vaccum / Suction


a. Lingkup pekerjaan meliputi pengadaan, pemasangan, pengetesan, penyempurnaan dan
acceptance test peralatan suplai.
1. Titik supplai oksigen terdiri dari :
 Katup Outlet oksigen dengan Pin Push Index dilengkapi dengan penutup otomatis
(automatic stop valve) terintegrasi (machined brass body) dan cover plate dari stainless
steel ditandai dengan tulisan OXYGEN
 Tipe Outlet Gas harus terdaftar dalam UL & CE dengan sistem Check & Inlet assembly
yang dapat diputar 360 derajat untuk kemudahan instalasi.
 Memiliki karakteristik yang membedakan dari gas outlet lain dari bagian dalam maupun
luar sehingga meminimalkan terjadinya kesalahan pada proses pemasangan outlet.
 Setiap outlet gas memiliki kode produksi yang dapat dipertanggungjawabkan
keabsahannya dari pabrik bersangkutan.
 Merk dan Produk yang dipakai adalah Samsung Medical Engineering atau setara.
2. Titik Suplai Vacuum/Suction terdiri dari :
 Katup outlet Vacuum dengan Pin Push Index dilengkapi dengan penutup otomatis
(Automatic Stop Valve) terintegrasi dengan mesin brass body dengan logo VACUUM.
 Tipe Gas Outlet harus terdaftar dalam UL & CE dengan sistem cek inlet assembly yang
dapat diputar 360 derajat untuk kemudahan instalasi.
 Memiliki karakterisitik yang membedakan dari gas outlet lain antara bagian dalam
maupun depan sehingga meminimalkan terjadinya kesalahan pemasangan dan
pengoperasiannya.
 Setiap outlet memiliki kode produksi yang dapat dipertanggung jawabkan, fabrikasi dari
pabrik yang bersangkutan.
 Memiliki tipe universal inlet sehingga memudahkan penggantian konektor tanpa
memerlukan penggantian keseluruhan outlet gas.
 Penggantung botol dan setiap aksesoris adapter dan termasuk tabung.

CV. PRIMA CIPTA CONSULTANT


RKS-REHAB RUANG NON INFEKSIUS RS. PARU SURABAYA
39
39

 Merk dan Produk yang dipakai adalah Samsung, Gentec atau setara.
3. Titik Suplai Comp. Air terdiri dari :
 Katup outlet Compress Air dengan Pin Push Index dilengkapi dengan penutup otomatis
(Automatic Stop Valve) terintegrasi dengan mesin brass body dengan logo AIR.
 Tipe Gas Outlet harus terdaftar dalam UL & CE dengan sistem cek inlet assembly yang
dapat diputar 360 derajat untuk kemudahan instalasi.
 Memiliki karakterisitik yang membedakan dari gas outlet lain antara bagian dalam
maupun depan sehingga meminimalkan terjadinya kesalahan pemasangan dan
pengoperasiannya.
 Memiliki tipe universal inlet sehingga memudahkan penggantian konektor tanpa
memerlukan penggantian keseluruhan outlet gas.
 Merk dan Produk yang dipakai adalah Samsung Medical Engineering atau setara.

4. Titik Suplai Nitrous terdiri dari :


 Katup outlet Nitrous dengan Pin Push Index dilengkapi dengan penutup otomatis
(Automatic Stop Valve) terintegrasi dengan mesin brass body dengan logo AIR.
 Tipe Gas Outlet harus terdaftar dalam UL & CE dengan sistem cek inlet assembly yang
dapat diputar 360 derajat untuk kemudahan instalasi.
 Memiliki karakterisitik yang membedakan dari gas outlet lain antara bagian dalam
maupun depan sehingga meminimalkan terjadinya kesalahan pemasangan dan
pengoperasiannya.
 Memiliki tipe universal inlet sehingga memudahkan penggantian konektor tanpa
memerlukan penggantian keseluruhan outlet gas.
 Merk dan Produk yang dipakai adalah Samsung Medical Engineering atau setara.

7.10. Persyaratan Konstruksi


a. Material pipa, pabrikasi, inspeksi dan testing haruslah sesuai dengan standard yang sesuai dari
Pressure Piping for Industrial Equipment berdasarkan standard JIS.
b. Pipa adalah pipa copper (tembaga) menurut stadard ASTM atau JIS yang setara untuk gas medis
dengan kandungan CU 90% untuk gas medis.
c. Instalasi pipa harus memperhitungkan kemiringan untuk menjamin tidak terjadi stagnasi air
condencasi.
d. Jarak pengikat pipa paling jauh 2 (dua) meter.
e. Valve dan accessories pipa harus memiliki standard dan spesifikasi terbaik sesuai tujuan
spesifikasi ini.
f. Fitting
1. Semua sambungan yang menghubungkan pipa-pipa dengan diameter yang berbeda harus
menggunakan reducting fitting.
2. Sedapat mungkin belokan-belokan yang digunakan adalah jenis long radius. Belokan short
radius hanya boleh digunakan jika kondisi tempat tidak mengijinkan untuk dipasang long
radius.
3. Fitting atau alat-alat lain yang menimbulkan kerugian tekanan aliran yang tidak wajar tidak
boleh digunakan.
g. Penumpu pipa dan alat-alat.
1. Semua alat-alat harus ditumpu dan ditetapkan dengan baik, rigit dan aman.
2. Semua pipa horizontal harus ditumpu dengan baik pada penggantung/ penumpu untuk
menjaga agar tidak berubah tempatnya, agar kemiringan tetap serta untuk mencegah
penerusan getaran dan harus mampu menampung konstruksi ekspansi oleh perubahan
temparatur.
3. Semua pipa vertikal ditumpu dan diklem yang tertumpu dikonstruksi bangunan.
4. Jarak tumpuan untuk pipa vertikal 2 (dua) meter maksimum.
5. Tidak diperbolehkan sama sekali menumpu/menggantung pipa pada pipa lainnya.

7.11. Pembersihan dan Pengecatan


a. Pembersihan dilaksanakan terhadap semua permukaan dari slag, spatter dari las dan lain-
lainnya, baik bagian dalam maupun luar. Pemborong harus menjamin dan menjaga pula
kebersihan permukaan dalam pipa.

CV. PRIMA CIPTA CONSULTANT


RKS-REHAB RUANG NON INFEKSIUS RS. PARU SURABAYA
40
40

b. Pembersihan terhadap pipa-pipa harus dapat menjamin pembebasan pipa yang akan terpasang
dari minyak bakar, pelumas, bahan bakar atau bahan yang dapat terbakar, karat dan kotoran
lainnya.

c. Untuk menjamin kebersihan pipa di atas, prosedur kerja berikut harus diikuti :
1. Pipa dan peralatan instalasi harus disimpan pada tempat yang tertutup dan dijauhkan dari
sumber pengotoran.
2. Setelah diadakan pengawasan mutu dan ketepatannya, pipa harus dibersihkan dengan
prosedur seperti pada prosedur coating.
3. Sesudahnya pengerjaan pipa dan peralatannya dapat dimulai untuk persiapan
pemasanganya.
4. Sebelum pipa dan peralatannya dipasangkan maka harus diadakan pengecatan kembali.
5. Semua pipa dan fitting yang mengandung minyak dan kotoran lekat yang dapat terbakar
harus dibersihkan dengan prosedur degreasing.
6. Kotoran lain yang tidak lekat dibersihkan dengan prosedur biasa.
7. Semua peralatan (misal : katup, manometer dan sebagainya) harus bebas dari kotoran.
8. Semua pipa dan peralatannya harus dalam keadaan tertutup lubang-lubangnya dari
keadaan sekeliling, baik dalam penyimpanan, pengerjaan dan setelah dipasang. Penutup ini
dimaksudkan untuk mencegah masuknya kotoran.
9. Sebelum dipergunakan, instalasi harus di “purge” dan di blow-off untuk menghindarkan
terjadinya oksidasi dengan gas-gas dalam pipa.

d. Paint Coating
Coating ini dilaksanakan untuk seluruh permukaan luar pipa, fitting, flens, katup. Pengecatan ini
tidak boleh menyebabkan terganggunya fungsi dari bagian-bagian tersebut. Untuk daerah
dimana terdapat proses kimia yang bersifat korosif maka harus diberi cat yang tahan terhadap
bahan tersebut.
Warna coating ditentukan sesuai warna pipa existing di sentral gas medis dan dilakukan
minimum dua kali, primer dan top coating jenis super struktur.
1. Katup dan peralatannya sejenis harus disiapkan sedemikian sehingga dapat menjamin
berhasilnya pekerjaan pngecatan.
2. Permukaan harus bebas dari karat, minyak, gamuk, slag, kotoran dan lainnya yang dapat
mengganggu hubungan rekat antara bahan cat dengan bagian yang akan di cat.
3. Pengecetan harus dilakukan pada cuaca dan kondisi yang baik untuk pengecatan.
Pengecatan harus dilakukan apabila permukaan yang harus dicat benar-benar kering.
4. Bagian-bagian yang terikut tidak boleh dicat kecuali atas permintaan khusus.
5. Nama plat atau tanda-tanda khusus peralatan.
6. Peralatan yang sudah difinish khusus oleh pabrik dengan tujuan pelapisan dengan warna
maupun untuk proteksi.

7.12. Instalasi Panel Bedhead Service


 Terhitung sejak keberadaan oksigen diyakini sebagai salah satu bentuk pengobatan, maka
kehadiran panel atau konsol bedhead menjadi jalur suplai dan dianggap sebagai peralatan
pendukung medis.
 Pemasangan Panel Bedhead Service adalah salah satu persyaratan yang sangat esensial dan
termasuk dalam kategori Class II B berdasarkan 93/42 CEE Peraturan Peralatan Medis. Konsol
headwall atau bedhead adalah dikonstruksi dari aluminium ektrusi yang telah dianodasi untuk
menyediakan suatu modul yang dipasang diatas kepala tempat tidur pasien.
 Keberadaan Bedhead diatas kepala tempat tidur pasien yang dipasang diatas dinding tersebut
memberikan tempat terpadu untuk semua outlet medical gas, kelistrikan, dan berbagai fasilitas
penunjang lainnya untuk kemudahan perawatan pasien.

7.13. Testing & Commissioning


1. Pemborong harus menyerahkan laporan pengujian / sertifikat test untuk peralatan sistem kepada
Pengawas.
2. Pekerjaan akan dinyatakan selesai bila seluruh pengujian berhasil baik dan dapat diterima oleh
Direksi / Konsultan Pengawas.

CV. PRIMA CIPTA CONSULTANT


RKS-REHAB RUANG NON INFEKSIUS RS. PARU SURABAYA
41
41

3. Pengujian sistem harus dilakukan sekurang kurangnya sebagai berikut:


 Pengetesan yang dimakud adalah pengetesan pipa distribusi gas medis untuk mengetahui
kekuatan fisik pipa dan kebocoran pipa.
 Pengetesan ini menggunakan pneumatic test dengan tekanan test 10 atm selama 24 jam.
Pemborong wajib menyediakan peralatan testing dan mengajukan usulan prosedur testing
untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas/wakilnya.
 Setiap terjadi kebocoran atau kegagalan harus diperbaiki sesuai dengan prosedur yang
disetujui Pengawas.
 Bagian pipa yang rusak atau gagal harus diganti dengan yang baru tanpa tambahan biaya
dari Pemberi Tugas.
 Perbaikan atau penambahan yang bersifat sementara tidak diperkenankan
4. Kontraktor yang melakukan pekerjaan instalasi harus melakukan semua testing dan pengukuran –
pengukuran yang dianggap perlu untuk memeriksa / mengetahui apakah seluruh instalasi telah
dapat berfungsi / bekerja dengan baik dan memenuhi persyaratan.
5. Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang diperlukan untuk testing tersebut merupakan
tanggung jawab kontraktor. Termasuk peralatan khusus yang dibutuhkan untuk melakukan
testing dari seluruh sistem ini, seperti dianjurkan oleh pabrik, harus disediakan kontraktor.
6. Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas dalam rangkap 3 ( tiga ) mengenai
hal – hal sebagai berikut :
a. Hasil pengetesan kabel – kabel.
b. Hasil pengetesan peralatan – peralatan.
c. Hasil pengetesan semua persyaratan operasi dan instalasi
d. Hasil pengukuran – pengukuran dan lain - lain
7. Semua pengetesan dan atau pengukuran tersebut harus disaksikan oleh Konsultan Pengawas

CV. PRIMA CIPTA CONSULTANT


RKS-REHAB RUANG NON INFEKSIUS RS. PARU SURABAYA
42
42

PENUTUP

1. Apabila dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat Pekerjaan (RKS) ini untuk menguraikan bahan-
bahan dan pekerjaan tidak disebutkan perkataan atau kalimat-kalimat "DIADAKAN OLEH
PEMBORONG ATAU DISELENGGARAKAN PEMBORONG", maka hal ini dianggap seperti betul-
betul disebutkan, jika uraian tersebut ternyata masuk dalam pekerjaan.
2. Guna mendapatkan hasil yang semaksimal mungkin, maka bagian-bagian yang betul-betul
termasuk dalam bagian pekerjaan ini tetapi tidak atau belum disebut dalam Rencana kerja
dan Syarat- syarat Pekerjaan (RKS) ini harus diselenggarakan oleh Pemborong seperti benar-
benar disebut.
3. Segala sesuatu yang tidak disebut secara nyata, tetapi lazim dan mutlak adanya maka tetap
diadakan/ dikerjakan Pemborong.
4. Hal-hal yang belum tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih lanjut oleh Pihak
Pemberi Tugas, Unsur Teknis, Direksi/ Pengawas dan Konsultan Perencana

Sidoarjo,

Disusun Oleh
KONSULTAN PERENCANA
CV. PRIMA CIPTA CONSULTANT

CV. PRIMA CIPTA CONSULTANT


RKS-REHAB RUANG NON INFEKSIUS RS. PARU SURABAYA
43
43

1. DAFTAR SIMAK
Bahan dan peralatan harus memenuhi syarat minimal yang ditentukan dalam spesifikasi teknis berikut ini.

No. Jenis Material Klasifikasi Merk /


Pembuat

PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Pembersihan Lokasi Kerja
PEKERJAAN PASANGAN
1. Mutu Beton Konstruksi struktural K-225 dan beton praktis K-175,
Konstruksi non struktural K-100
2. Semen Semen PC Semen
Gresik
3. Bahan Agregat Beton Batu pecah / split ukuran maksimum 2 cm
4. Air Bebas dari asam, garam, bahan alkali dan bahan organik
5. Besi Beton Baja deformasi (D) mutu U39, Baja tulangan mutu U24
6. Kayu bekisting Kayu kelas III, Papan bekisting dari kayu dengan tebal
2cm atau multilek tebal  9 mm dan pemakaian maks 2
kali
7. Pasangan Bata Merah Adukan yang dipakai 1Pc : 5Ps
8. Plesteran dinding, Beton dan Tebal  1.5 cm, dipakai campuran 1Pc : 5Ps
Benangan
PEKERJAAN PENUTUP LANTAI
1. - Homogeneus tile -Ukuran 60 x 60 Granito
- Keramik lantai kamar -Ukuran 30 x 30
mandi
-Hospital plint -Ukuran 30 x 10
PEKERJAAN PENUTUP DINDING
1. - homogeneus tile untuk - ukuran 30 x 60 - granite
dinding
- border keramik - ukuran 30 x 10 -granito
Partisi kalsipart - tebal 8 mm -kalsi

PEKERJAAN PENUTUP DINDING


1. Plafon Gypsumboard ukuran 120x240x9 mm ,tebal 9 mm, paku Elephant
sekrup

2. Rangka plafon Besi Hollow 40.40 t 0.45 mm,


modul 60x60 cm Sambungan screw
PEKERJAAN PENGECATAN
1. Cat interior (Majestic Cat dasar 1 lapis, Cat penutup 2 lapis mowilex
Waterbase untuk Ruang ICU)
2. Cat Plafond Cat dasar 1 lapis, Cat penutup 2 lapis mowilex

JENIS MATERIAL KLAS/KLASIFIKASI MERK


Pekerjaan Sanitair
1 Closet Duduk Bahan porselen, lengkap dengan stop kran dan TOTO
peralatan
CV. PRIMA CIPTA CONSULTANT
RKS-REHAB RUANG NON INFEKSIUS RS. PARU SURABAYA
44
44

3 Wastafel Gantung
Bahan porselen lengkap dengan peralatan
4 Shower Mandi
5 Jet Washer + stop kran
6 Floor Drain
7 Paper Holder
8 Towel Ring
9 Kran Wastafel
10 Kran Bak Mandi San ei
PEKERJAAN
MEKANIKAL/ELEKTRIKAL
A Lampu Pencahayaan
a Downlight Inbow SAKA
Clean Room LED
b Fluoroscent Cool light, LED Light Phillip
B Stop Kontak dan saklar panasonic
a Saklar Tunggal
b Saklar Ganda
c Stop Kontak 1 phase
d Stop Kontak AC
E Kabel Instalasi NYM 3 x 2.5 mm Supreme
F Pipa Air Bersih PPR PN 10 untuk air dingin RUCIKA
PPR PN 20 untuk air panas
G Pipa Air Kotor PVC AW 3" RUCIKA
PVC AW 4"

CV. PRIMA CIPTA CONSULTANT

Anda mungkin juga menyukai