Anda di halaman 1dari 56

RKS PEKERJAAN : DED

KANTOR SATPOL PP

BAB 1
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PLAMBING

1.1. UMUM
a. Setiap Kontraktor yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari
seluruh Dokumen Kontrak dengan teliti, untuk mengetahui kondisi yang
berpengaruh pada pekerjaan.
b. Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan
baik dalam spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana
bahan-bahan dan peralatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan-
ketentuan pada spesifikasi ini.
c. Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang
dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan
kewajiban Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut
sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan
tambahan biaya.

1.2. LINGKUP PEKERJAAN


a. Meliputi penyediaan air bersih beserta instalasinya, pengelolaan air kotor dan
drainasi air hujan termasuk : Pemilihan, pengadaan, pemasangan serta
pengujian material maupun sistem keseluruhan sehingga sistem plambing
dapat berjalan dan beroperasi dengan baik dan benar sesuai gambar
rencana dan persyaratan ini.
b. Semua perijinan yang diperlukan untuk melaksanakan instalasi plambing.
c. Pengukuran terhadap ketinggian site terutama untuk kemiringan saluran dan
peil banjir.
d. Sistem dan unit - unitnya meliputi :
- Jaringan pipa air bersih untuk di luar dan di dalam bangunan.
- Jaringan pipa - pipa air kotor dan bekas di dalam dan di luar bangunan.
- Jaringan pipa-pipa vent untuk sistem pembuangan air kotor dan air
bekas.
- Jaringan pipa - pipa dan saluran pembuangan halaman (drainase site)
dan menyalurkan menuju drainasi kota.
- Pompa-pompa untuk menjalankan sistem air bersih lengkap dengan
panel kontrolnya.
- Unit pengolahan air bersih, Water Treatment Plant (WTP)
- Sumur Dalam (Deep Well) terdiri dari pompa deep well, screen, casing,
pipa sumur dalam, panel kontrol dan pengkabelannya termasuk
didalamnya perijinan-perijinan yang diperlukan.
- Unit pengolahan air kotor / limbah, Sewage Treatment Plant (STP)
e. Reservoir bawah (ground reservoir) dari beton bertulang lengkap dengan
pipa-pipa pengisi, overflow yang disalurkan secara gravitasi melalui pipa

1 CV. SAEBA Engineering


RKS PEKERJAAN : DED
KANTOR SATPOL PP

kesaluran luar / kota, elektroda pengontrol muka air, manhole, pelampung,


tangga dan reservoir bawah harus tertutup, dan dapat dibuka.

1.3. PENJELASAN SISTEM

1.3.1 Air Bersih


1. Untuk memenuhi kebutuhan ini, air disupplai dari Deep Well.
2. Air dari Deep Weel terlebih dahulu di tampung ke dalam bak bawah
(Ground reservoir) setelah treatment, selanjutnya air dipompakan
dengan pompa transfer ke roof tank didistribusikan secara gravitas
ke masing-masing fixture unit. Untuk lantai paling atas direncanakan
menggunakan pompa booster packged untuk mendistribusikan ke
fixture unit.
3. Khusus untuk air dari Deep Weel, sebelum air dimasukkan ke
groundtank air bersih, terlebih dahulu ditreatment dengan Water
Treatment Plant (WTP)

1.3.2 Air Buangan


1. Air buangan mencakup air bekas dan air kotor.
2. Air bekas adalah air buangan tidak tercemar dari bak cuci tangan,
kamar mandi, pengering lantai dan kitchen sink.
3. Air kotor adalah untuk jenis air buangan dari urinal dan water closet
4. Pada proyek ini sistem untuk pengelolaan air buangan ini adalah :
Air bekas dan air kotor disalurkan secara gravitasi dengan pipa
menuju STP ( Sewage Treatment Plant ), kemudian di overflow ke
saluran kota.

1.3.3 Air Hujan dan Drainase


Air Hujan yang jatuh diatap bangunan disalurkan melalui pipa-pipa tegak
PVC menuju ke dalam saluran air hujan halaman / drainase site secara
gravitasi menuju sumur resapan dan dioverflow ke saluran kota.

1.4. KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN


a. Material yang dipakai harus baru serta memenuhi persyaratan teknis dan
gambar rencana. Untuk itu pelaksana harus menyediakan contoh-contoh
sebelum pemasangan guna mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas
dan Konsultan Perencana.
b. Material-material yang dipakai meliputi :

1.4.1 Reservoir Bawah ( Ground Tank )


1. Reservoir bawah ( ground Tank) terbuat dari konstruksi beton
bertulang kedap air dan finishing keramik pada bagian dalam.
2. Reservoir Bawah (Ground Tank) harus mempunyai kelengkapan
sebagai berikut :
 Manhole.
 Tangga pengontrol.

2 CV. SAEBA Engineering


RKS PEKERJAAN : DED
KANTOR SATPOL PP

 Pipa vent penghubung maupun vent ke udara luar.


 Pipa pengisi lengkap dengan floater valve, pipa peluap dan pipa
penguras.
 Pipa penghubung sekat reservoir yang dilengkapi valve raising
stamp / tungkai panjang sebagai pemutar valve.
 Elektrode water level kontrol
 Kelengkapan lainnya sekiranya diperlukan untuk bekerjanya
instalasi ini.

1.4.2 Pompa – Pompa


1. Semua pompa harus dilengkapi dengan pondasi pompa, peredam
getaran, serta manometer. Pada pipa tekan harus dilengkapi dengan
Gate valve, Check Valve, Flexible joint, dan perlengkapan lainya
sehingga sistim pompa dapat berjalan sesuai dengan fungsinya.
2. Selain itu dilengkapi pula dengan pipa pemeriksa aliran berikut gate
valve & pipa pembuangan dari lubang drain pompa ke saluran
pembuangan.
3. Unit dilengkapi dengan starter panel pompa dan pressure switch
untuk menjalankan pompa secara otomatis.
Data teknis pompa :

 Pompa Booster
Jumlah : 1 set
Tipe : packaged
Kapasitas : 2 x 50 LPM
Head : 20 M
Power : 2 x 0.75 KW
Tekanana Kerja : sesuai dengan gambar perencanaan
Lengkap dengan Panel Control Automatic

 Pompa transfer
Jumlah : 2 unit
Tipe : Centrifugal End Suction
Kapasitas : 100 liter / menit
Head : 25 meter
Base Frame : Cast Iron atau Steel
Power : 3,7 KW / 3P / 380V / 50 Hz

1.4.3 Roof Tank


Bahan : Fiberglass Panel (FRP)
Kapasitas : 2 x 2 m3
Kelengkapan : mainhole, inlet-outlet, dll

1.4.4 Treatment Plant


Water Treatment Plant direncanakan dengan sistem Pengendapan /
Sedimentasi.

3 CV. SAEBA Engineering


RKS PEKERJAAN : DED
KANTOR SATPOL PP

Kapasitas dari Water Treatment Plant adalah 200 liter / menit


Urutan kerja dari Water Treatment Plant terdiri dari :
- Koagulasi :
Proses pencampuran secara cepat koagulan (Aluminium Sulfat atau
PAC) dalam static mixer. Koagulan akan mengikat partikel-partikel
dalam air baku menjadi flok-flok kecil.
- Pengaturan pH
Proses netralisasi air setelah diinjeksi koagulan. Biasanya dilakukan
dengan Soda Ash.
- Flokulasi
Flok-flok kecil hasil proses koagulasi akan saling berikatan membentuk
flok yang lebih besar dan kuat, sehingga menjadi lebih mudah
diendapkan.
- Sedimantasi / Pengendapan
Proses pengendapan flok-flok padatan secara efektif dengan tube
settler yang terbuat dari FRP.
- Filtrasi
Proses penjernihan akhir untuk menghilangkan padatan yang belum
mengendap dan masih terbawa aliran, dengan menggunakan pressure
sand filter.

- Disinfeksi
Proses pembubuhan larutan kaporit untuk membunuh bakteri
pathogen dalam air bersih.

Peralatan dari Water Treatment Plant tediri antara lain :


- Filter Pump
- Sand Filter
- Karbon Filter
- Chloring Dosing Pump
- Flokuator

1.4.5 Sewage Treatment Plant

1. Lingkup Pekerjaan
 Lingkup pekerjaan Sewage Treatment Plant (STP) meliputi dan
tidak terbatas dari apa yang disesuaikan dan apa yang di uraikan
tersebut dibawah ini.
 Pekerjaan meliputi pengadaan pemasangan, pengujian dan
bekerjanya sistem sehingga out put yang dihasilkan dapat
memenuhi persyaratan umum yang berlaku serta ketentuan yang
dikeluarkan oleh Kementerian Pengawasan Lingkungan Hidup
(KLH).

4 CV. SAEBA Engineering


RKS PEKERJAAN : DED
KANTOR SATPOL PP

 Pengadaan dan pemasangan instalasi STP dengan sistem


packaged berkapasitas : 5 m3/ hari.
 Jaminan spare parts dan pemeliharaan selama masa berlakunya
pemeliharaan yang ditetapkan dalam kontrak pekerjaan.

2. Persyaratan STP
STP direncanakan untuk mengolah air Kotor domestik dengan asumsi
:
Kapasitas : 5 m3
Influent BOD : 260 sd 170 mg / liter

Dan menghasilkan air hasil pengolahan


Effluent BOD : 60 mg / liter

3. Data-data teknis STP :


 Bahan Tangki STP : FRP tebal ± 9 mm
 Sistem STP : Biotreat
 Tangki STP terdiri dari : An Aerobic Contac Media 3 unit,: Back
Wash Chamber, Treaded Water
Chamber
 Non-clogging diffuser
 Disinfectan box
 Chlorine Set
 Manhole dan aksesores
 Pemipaan
 Kelengkapan STP : Blower, submersible pump, control panel

1.4.6 Pipa – Pipa


1. Untuk jaringan air bersih digunakan pipa PVC kelas AW (10kg/cm2) ,
dengan sambungan solvent cement atau sesuai dengan jenis
pipanya.
2. Untuk jaringan Pipa air panas digunakan pipa Polypropylene Random
(PPR) PN-20 dengan sambungan sesuai jenis pipanya.
3. Untuk pipa air buangan dan air kotor digunakan pipa PVC klas AW
(10 kg/cm²) dengan sambungan Solvent Cement (perekat) yang
sesuai untuk jenis pipa PVC.
4. Untuk pipa-pipa Vent digunakan pipa PVC kelas D (5 kg/cm²).
5. Sambungan antara pipa yang berlainan jenis dilakukan dengan
menggunakan adaptor atau coupling.

5 CV. SAEBA Engineering


RKS PEKERJAAN : DED
KANTOR SATPOL PP

6. Sebelum pemasangan/penyambungan dilakukan, pipa-pipa harus


dalam keadaan bersih dari kotoran baik pada bagian yang akan
disambung ataupun didalam pipa itu sendiri.
7. Semua jenis sambungan, pemasangannya tidak diperbolehkan
berada dalam beton/dinding.

1.4.7 Katup - katup ( Valve )

1. Floating Valve
Body material yang dipakai adalah bronze grade CAC 430 dengan
Pressure Balanced type Float Valve.

2. Strainer
Strainer dengan ukuran 2½” dan lebih besar mempunyai type Y
pattern, cast iron body (untuk 16 bar) dengan SS screen 3 mm
perforations. Ductile iron body untuk 20 bar.

3. Gate Valve ( Rising dan Non Rising Stem )


 Gate valve dengan ukuran 2½” dan lebih besar dari cast iron
body dilengkapi dengan open / shut indicator untuk Non Rising
Stem.
 Untuk 2” dan ke bawah, body material terbuat dari Dzr/bronze
body sesuai standar BS 5154 series B, screw ends BS 21 N.R.S,
working pressure : 10 bar.

4. Check Valve :
 Material : bronze body swing type Y pattern screwed cup metal
disk screwed end untuk valve sampai dengan diameter 50 mm.
 Tipe : swing silent type dengan stainless steel disk dengan body
material cast iron untuk tekanan 10 bari dan carbon steel
untuk tekanan 16 bar.

5. Rubber flexible / expansion joint ( Flange connection )


 Adalah spherical shape ball design, single / double sphere,
terbuat dari neoprene rubber dengan nylon reinforcement (cloth
reinforcement tidak dapat diterima).
 Untuk ukuran 2½” dan lebih besar dilengkapi dengan galvanized
steel flange end. Working pressure : 16 bar.
 Untuk 20 / 25 bar, Rubber flexible/enpansion joint harus
dilengkapi control plates, control nuts dan control rods dan
single sphere.

6. Rubber flexible / expansion joint (screw connection)


 Adalah spherical shape ball design, twin sphere, terbuat dari
neoprene rubber dengan nylon reinforcement (cloth reinforced
tidak dapat diterima).
 Rubber flexible / expansion joint untuk ukuran ¾” dan lebih
besar harus complete dengan malleable iron threaded BS21

6 CV. SAEBA Engineering


RKS PEKERJAAN : DED
KANTOR SATPOL PP

union end connection. Semua rubber flexible / expansion joints


harus mempunyai working pressure : 16 bar.
 Untuk working pressure 20 bar, rubber flexible joint ukuran ¾”
dan lebih besar harus dengan A 105 forged steel threaded (NPT)
union ends connection.

1.4.8 FLOOR DRAIN


 Floor drain yang dipergunakan disini harus jenis Bucket Trap, Water
Prooved type dengan 50mm Water Seal dan dilengkapi dengan U
trap.
 Floor Drain terdiri dari:
 Chromium plated bronze cover and ring.
 PVC neck
 Bitumen coated cast iron body screw outlet connection and with
flange for water prooving.
 Floor Drain harus mempunyai ukuran utama sbb.:
Outlet diameter Cover diameter
2" 4"
3" 6"
4" 8"

1.4.9 FLOOR CLEAN OUT


 Floor Clean Out yang dipergunakan disini adalah Surface Opening
Waterprooved Type
 Floor Clean Out terdiri dari:
- Chromium plated bronze cover and ring heavy duty type
- PVC neck.
Bitumen coated cast iron body, screw outlet connection with
-
flange for waterprooving.
 Cover and ring harus dengan sambungan ulir dilengkapi
perapat karet sehingga mudah dibuka dan ditutup.

1.4.10 ROOF DRAIN


 Roof Drain yang dipergunakan harus dibuat dari Cast Iron dengan
konstruksi waterproove.
 Luas laluan air pada tutup roof drain ialah sebesar dua kali luas
penampang pipa bangunan.
 Roof Drain harus terdiri atas 3 bagian sebagai berikut :
- Bitumen Coated Cast Iron Body dengan water prooved
flange.
- Bitumen Coated Neck for adjustable fixing.
- Bitumen Coated cover dome type

1.4.11 P" TRAP


 P" TRAP yang digunakan disini harus jenis single inlet.

7 CV. SAEBA Engineering


RKS PEKERJAAN : DED
KANTOR SATPOL PP

 Tinggi Air minimum pada Trap 8 cm.


 P" TRAP yang digunakan disini harus dibuat dari PVC class 5 kg/cm2.
 Pemasangan P” TRAP pada setiap FD kamar mandi dan pada jalur
utama pipa buangan air limbah yang menuju bak sewage.

1.4.12 Grease Trap


Grease Trap terbuat dari bahan stainless steel
Type grease trap adalah portable
Kapasitas sesuai dengan gambar perencanaan.

1.4.13 Alat-alat Plambing


 Alat-alat peturasan / urinal dari type flush valve
 Water closet yang dipakai harus dari kualitas terbaik.
 Produk sanitary fixtures yang digunakan sesuai spesifikasi Arsitek.

1.4.14 Alat-Alat Bantu (Accesories)


Alat bantu untuk semua pipa harus digunakan dari bahan-bahan sejenis
sesuai dengan bahan pipanya.

1.5. SPESIFIKASI PEKERJAAN POMPA SUMUR DALAM (DEEP WELL)

1.5.1 Spesifikasi Pompa


 Type : Submersible Pump Direct Coupled with Electro
Motor
 Kapasitas : 200 liter/ menit
 Tekanan : 50 m.
 Motor Rated : 5,5 kw ; 380 V/3 Phase/50 Hz
 Shaft Seal : Mechanical
 Casing : Cast Iron/Standard Manufacturer
 Speed : 3000 rpm.
 Base Frame : Cast Iron or Steel
 Efisiensi : Minimum 80%
 Impeler : Bronze / Stainless Stell

1.5.2 Peralatan pengeboran.


Peralatan pengeboran yang dipergunakan untuk melaksanakan
pekerjaan pengeboran harus mempergunakan mesin bor yang memadai
dan sesuai dengan rekayasa, konstruksi dan keadaan tanah.

1.5.3 Sumur dalam.


 Sebelum memulai pengeboran, Kontraktor harus menyampaikan
gambar kerja kepada pengawas untuk mendapat persetujuan yang
menunjukkan letak sumur maupun konstruksi pengeboran.
 Sumur harus mampu mengeluarkan air sebanyak 12 m3/jam.
 Kedalaman sumur diperkirakan 200 meter.

8 CV. SAEBA Engineering


RKS PEKERJAAN : DED
KANTOR SATPOL PP

 Konstruksi sumur dibuat sekurang - kurangnya sebagai berikut :


- Pipa jambang 150 mm sedalam 60 meter, 10 meter bagian luar
atas di cor beton, agar air pada kedalaman ini tidak masuk ke
sumur.
Pipa naik 100 mm sedalam 140 meter dari ujung jambang,
-
disebelah luarnya diisi koral / pasir cuci.
 Bahan pipa dan saringan sebagai berikut :
- Pipa jambang dan pipa naik menggunakan Galvanized Steel
Pipe ( GSP ) BS 1387 class medium.
- Jumlah pipa saringan / screen minimal 3 buah menggunakan
Stainless steel 304, ukuran pipa 100 mm, atau yang ditetapkan
oleh Direktorat Geologi Tata Lingkungan.
 Batu karang
- Bila pengeboran menembus batu karang didaerah pipa naik
maka diluar pipa naik setebal batu karang harus dicor beton
agar sumber air yang melalui batu karang tidak diambil.
- Bila pengeboran menembus batu karang pada bagian ujung
sumur, maka lubang pada batu karang harus ditutup kembali
dengan beton cor, dan ujung sumur akan berhenti diatas batu
karang.

1.6. PERSYARATAN TEKNIS PEMASANGAN

1.6.1 Pompa
1. Pompa-pompa harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik
pembuatnya.
2. Pompa harus diletakan diatas pondasi menurut petunjuk pabrik dan
disesuaikan dengan berat, daya, putaran dan dimensi pompa.
3. Semua pompa harus dilengkapi :
 Pada pipa hisap dilengkapi dengan gate valve, strainer dan
flexible joint, Pada pipa tekan dilengkapi dengan gate valve,
check valve, flexible joint dan manometer serta dilengkapi
dengan panel board signal yang menunjukkan bahwa pompa
sedang bekerja atau tidak.
 Alat-alat penunjang lainnya agar pompa dapat bekerja dengan
baik.
4. Pengkabelan dan alat-alat bantu (panel, electrode water level control,
alarm dan lain-lain) harus lengkap terpasang dan dijamin bahwa
sistem bekerja dengan baik.
5. Kontraktor harus menghitung kembali besarnya jumlah aliran air
yang mengalir dan total head berdasarkan peralatan/mesin (sesuai
dengan penawaran) yang dipasangnya atau mencoba sisa tekanan
pada fixture unit yang paling jauh.

1.6.2 Pipa – pipa

1. Umum

9 CV. SAEBA Engineering


RKS PEKERJAAN : DED
KANTOR SATPOL PP

 Pemasangan pipa dan perlengkapannya serta peralatan lainnya


harus sesuai dengan gambar rencana dan harus dikerjakan
dengan cara yang benar untuk menjamin kebersihan serta
kerapihan.
 Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan
teliti sebelum dipasang / disambung.
 Selama pemasangan, bila terdapat ujung-ujung pipa yang
terbuka dalam pekerjaan pemipaan yang tersisa pada setiap
tahap pekerjaan, harus ditutup dengan menggunakan caps atau
plug untuk mencegah masuknya kotoran / benda-benda lain
 Semua pemotongan pipa harus memakai pipa cutter dan harus
rapi dan tidak tajam (diampelas).
 Pekerjaan pemipaan harus dilengkapi dengan semua katup-
katup yang diperlukan antara lain katup penutup, pengatur,
katup balik dan sebagainya sesuai dengan fungsi system dan
yang diperlihatkan dalam gambar.
 Sambungan lengkung, reducer, expander dan sambungan-
sambungan cabang pada pekerjaan pemipaan harus
mempergunakan fitting buatan pabrik.
 Semua pipa harus dipasang lurus sejajar dengan dinding/bagian
dari bangunan pada arah horizontal maupun vertikal.
 Semua pemipaan yang akan disambung dengan peralatan harus
dilengkapi dengan wartel mur atau flange.
 Untuk setiap pipa yang menembus dinding basement harus
menggunakan pipa flexible untuk melindungi dari vibrasi akibat
terjadinya penurunan struktur gedung.
 Setiap arah perubahan aliran untuk pemipaan air kotor yang
membentuk sudut 90° harus digunakan 2 buah elbow 45° dan
dilengkapi dengan clean out serta arah dan jalur aliran agar
diberi tanda.
 Katup (valve) dan saringan (strainer) harus mudah dicapai untuk
pemeliharaan dan penggantian. Pegangan katup (Valve handle)
tidak boleh menukik.
 Semua pekerjaan pemipaan air limbah harus dipasang secara
menurun ke arah titik buangan. Pipa pembuangan dan vent
harus disediakan guna mempermudah pengisian maupun
pengurasan. Untuk pembuatan vent pembuangan hendaknya
dicari titik terendah dan dibuat cekung serta ditempatkan yang
bebas untuk melepaskan udara dari dalam.
 Semua jaringan pipa dilengkapi dengan : Valve, air vent, wash
out untuk air bersih dan Clean out, air vent, wash out untuk
jaringan pipa air kotor.
 Kemiringan menurun dari pekerjaan pemipaan air limbah harus
seperti berikut kecuali seperti diperlihatkan dalam gambar.
- Dibagian dalam toilet,  50 – 100 mm atau lebih kecil : 1 –
2%

10 CV. SAEBA Engineering


RKS PEKERJAAN : DED
KANTOR SATPOL PP

- Dibagian dalam bangunan  150 mm atau lebih kecil : 1%


- Dibagian luar bangunan,  150 mm atau lebih kecildan  200
mm atau lebih besar : 1% .
 Pekerjaan pemipaan tidak boleh digunakan untuk pentanahan
listrik
 Apabila terjadi kemacetan, pengotoran atas bagian bangunan
atau finish arsitektural atau timbulnya kerusakan lain karena
kelalaian, maka semua perbaikannya adalah menjadi tanggung
jawab Kontraktor.

2. Penggantung dan Penumpu Pipa


 Pemipaan harus ditumpu atau digantung dengan hanger,
brackets atau sadel dengan tepat dan sempurna agar
dimungkinkan gerakan-gerakan pemuaian atau peregangan
pada jarak yang tidak boleh melebihi jarak yang diberikan dalam
list berikut ini :
Pipa PVC
No Ukuran Pipa Interval Interval Tegak
(mm) Mendatar (m)
(m)
1 ≤  50 0.6 0.9
2 ≤  80 0.9 1.2
3 ≤  100 1.2 1.5
4 ≤  150 1.8 2.1

 Bila dalam suatu kelompok pipa yang terdiri dari bermacam-


macam ukuran, maka jarak interval yang dipergunakan harus
berdasarkan jarak interval pipa ukuran terkecil yang ada.
 Sebelum pipa dipasang, support harus dipasang dulu dalam
keadaan sempurna. Semua pemasangan harus rapi dan sebaik
mungkin.
 Semua pipa dan gantungan, penumpu harus dicat dasar
zinchromate dan pengecatan sesuai dengan peraturan-peraturan
yang berlaku.

3. Pipa Dalam Tanah


 Penggalian untuk mendapatkan lebar dan kedalaman yang
cukup.
 Membuat tanda letak dasar pipa setiap interval 2,000 mm pada
dasar galian dengan adukan semen. Semua galian pipa harus
dilakukan pengurugan serta pemadatan kembali seperti kondisi
semula.
 Kedalaman pipa minimum 60 cm dibawah permukaan tanah.
 Semua pipa diberi lapisan pasir yang telah dipadatkan setebal 15
– 30 cm untuk bagian atas dan bagian bawah pipa dan baru

11 CV. SAEBA Engineering


RKS PEKERJAAN : DED
KANTOR SATPOL PP

diurug dengan tanah tanpa batu-batuan atau benda keras


lainnya.
 Pipa yang ditanam pada tanah yang labil, harus dibuat dudukan
beton pada jarak 2 – 2.5 m.
 Untuk pipa-pipa yang menyebrangi jalan harus diberi pipa
pengaman (selubung) baja atau beton dengan diameter
minimum 2 kali diameter pipa tersebut.

4. Sambungan Pipa
Sambungan Flexible
Sambungan flexible harus disediakan dengan tujuan untuk
menghilangkan getaran dari sumber getaran.
Sambungan flanged
Sambungan flanged harus dilengkapi rubber set/ring, seal dari karet
secara homogen.
Sambung Lem
Penyambungan antara pipa dan fitting PVC mempergunakan lem
yang sesuai dengan jenis pipa dan rekomendasi dari pabrik pembuat.
Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting, untuk itu harus
mempergunakan alat press khusus. Selain itu pemotongan pipa
harus mempergunakan alat pemotong khusus agar pemotongan pipa
dapat tegak lurus terhadap batang pipa.
Cara penyambungan lebih lanjut dan terinci harus mengikuti
spesifikasi dari pabrik pipa.
Sambungan yang Mudah Dibuka
Sambungan ini dipergunakan pada alat-alat saniter sebagai berikut :
 Antara Lavatory Faucet dan supply Valve.
 Pada waste fitting dan siphon. Pada sambungan ini kerapatan
diperoleh dengan adanya packing dan bukan seal threat.

5. Selubung Pipa
 Selubung untuk pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa
tersebut menembus konstruksi beton.
 Selubung harus mempunyai ukuran yang cukup untuk
memberikan kelonggaran diluar pipa ataupun isolasi.
 Selubung untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang ataupun
baja. Untuk yang kedap air harus digunakan sayap.
 Untuk pipa-pipa yang akan menembus konstruksi bangunan
yang mempunyai lapisan kedap air (water proofing) harus dari
jenis “ flushing sleeves”
 Rongga antara pipa dan selubung harus dibuat kedap air dengan
rubber sealed atau “caulk”

12 CV. SAEBA Engineering


RKS PEKERJAAN : DED
KANTOR SATPOL PP

1.6.3 Katup Label (Valve Tag)


1. Tags untuk katup harus disediakan ditempat-tempat penting guna
operasi dan pemeliharaan.
2. Fungsi-fungsi seperti “normally open” atau "normally close” harus
ditunjukkan di tags katup.
3. Tags untuk katup harus terbuat dari plat metal dan diikat dengan
rantai atau kawat.

1.6.4 Pembersihan
1. Setelah pemasangan dan sebelum uji coba pengoperasian
dilaksanakan, pemipaan di setiap service harus dibersihkan dengan
seksama, menggunakan cara-cara /metoda-metoda yang disetujui
sampai semua benda-benda asing disingkirkan.
2. Desinfeksi :
 Dari 50 mg/l chlor selama 24 jam setelah itu dibilas atau dari
200 mg/l chlor selama 1 jam setelah itu dibilas.
 Untuk bak air dipoles dengan cairan 200 mg/l chlor selama 1
jam dan setelah itu dibilas.

1.7. PEKERJAAN LISTRIK


a. Lingkup pekerjaan ini adalah menyediakan dan pemasangan panel listrik
termasuk panel kontrol untuk peralatan pompa air bersih, kabel kontrol
berikut peralatan control seperti yang ditunjukkan pada gambar
perencanaan.
b. Kabel feeder untuk setiap panel daya termasuk dalam skope pekerjaan
listrik.

1.7.1 Ketentuan-ketentuan Yang Diikuti


Peraturan Umum Instalasi Listrik tahun 2000
Ketentuan-ketentuan yang dianjurkan oleh pabrik.

1.7.2 Material dan Teknis


1. Semua komponen-komponen yang digunakan untuk power, panel
dan control panel harus sesuai dengan daftar material.
2. Panel-panel harus dibuat dari plat tebal 2 mm dan dilengkapi dengan
kunci dan dibuat oleh panel maker yang disetujui.
3. Tiap panel dan unit mesin harus digrounded dengan tahanan
pentanahan kurang dari 2 ohm.
4. Pengkabelan untuk instalasi listrik dan control harus dipasang dalam
conduit.
5. Penarikan kabel feeder dengan tidak diperbolehkan ada sambungan
6. Radius pembelokkan kabel minimum 15 kali diameter kabel
7. Starter Motor :
Semua starter untuk pemakaian daya motor 5 HP harus memakai
otomatik star–delta starter, kurang dari 5 HP memakai DOL.

13 CV. SAEBA Engineering


RKS PEKERJAAN : DED
KANTOR SATPOL PP

1.8. PENGUJIAN

1.8.1 Umum
1. Semua biaya dan peralatan yang diperlukan untuk melakukan
pengujian disediakan oleh pelaksana Kontraktor.
2. Kontraktor harus memberitahukan kepada direksi paling lambat 3
(tiga) hari kerja sebelum mulai pelaksanaan pengujian.
3. Dalam masih ada kebocoran atau belum berfungsinya suatu sistim
dengan baik, maka pelaksana harus memperbaiki peralatan tersebut
& mengulangi pengujian lagi.
4. Alat-alat bantu untuk pengujian antara lain: manometer,
pompa-pompa dan lain-lain, harus dalam keadaan baik dan ditera
secara resmi.

1.8.2 Pipa dan Jaringan Pipa


1. Untuk pipa air bersih, pengujian dilakukan dengan ketentuan 2 (dua)
kali tekanan kerja selama 8 jam tanpa ada penurunan tekanan uji.
Dalam hal ini tekanan uji saluran air bersih = 12 atm. Selanjutnya
sebelum pipa dan jaringan pipa siap untuk pertama kalinya
dioperasikan, maka pelaksana wajib melakukan “desinfektansi”
terlebih dahulu (dengan desinfektansi yang disetujui). Pada
prinsipnya pengetesan dilakukan dengan cara bagian perbagian atau
panjang pipa max. 100 meter.
2. Untuk pipa air kotor, air buangan dan ventilasi pengujian dilakukan
dengan test rendam dengan air selama 8 jam.

1.8.3 Pompa
Semua pompa harus diuji sesuai dengan petunjuk pabrik pembuatnya.
Kontraktor harus menghitung kembali besarnya jumlah aliran air yang
mengalir dan total head berdasarkan peralatan mesin (sesuai dengan
penawaran) yang dipasangnya atau mencoba sisa tekanan pada fixture
unit yang paling jauh.

1.8.4 Reservoir
Tangki air setelah dibersihkan harus diuji selama 24 jam tanpa ada
penurunan tinggi air.
Semua peralatan harus dapat berfungsi dengan baik.

1.9. TRAINING
a. Kontraktor harus memberikan training bagi operator minimal 3 (tiga) orang
yang ditunjuk oleh pemberi tugas, sebelum diterbitkannya surat keterangan
serah terima pekerjaan pertama.
b. Materi training teori dan pratek sampai dapat mengetahui operasi dan
maintenance.

14 CV. SAEBA Engineering


RKS PEKERJAAN : DED
KANTOR SATPOL PP

1.10. REFERENSI PRODUK


Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi spesifikasi.
Kontraktor dimungkinkan untuk mengajukan alternative lain yang setaraf dan
Kontraktor baru dapat menggantinya bila sudah ada persetujuan resmi dan
tertulis dari Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas.
Referensi produk yang dapat dipakai adalah sebagai berikut :

No Uraian Spesifikasi Teknis Merk / Produk

1 Pompa Booster Packaged DP, Grundfos, FairbankMorse


Debit : 2 x50 LPM
Total Head : 20 meter
Power : 2 x 0,75
KW
Lengkap dengan panel
control automatic

3 Pompa Transfer Debit : 2 x 100 ITT, Grundfos, FairbankMorse


LPM
Total Head : 25 m
Power : 2 x 3,7 KW
Type : Centrifugal End
Suction

7 Pompa Deep Weel Debit : 200 LPM Grundfos, Euroflo, Wilo,


(Sewage Sump Pump) Total Head : 50 meter
Power : 5,5 KW
Type : Submersible / Deep
Well Pump

8 Gate Valve 10 K Showa, Toyo, Kitz, Honeywell


9 Check Valve 10 K Showa, Toyo, Kitz, Honeywell
10 Strainer 10 K Showa, Toyo, Kitz, Honeywell
11 Floater Valve Ball Type Watt, Singer, YUTA, AFA
12 Foot Valve Mizu, Showa, YUTA, AFA
13 Fleksibel Connection Tekanan 10 Kg/Cm2 Tozen, Proco , Muraflex
14 Level Switch Watt, Singer
15 Pressure Gauge Tekanan 15 kg/Cm2 Nagano, Wika, VPG
16 Pipa air bersih PVC kelas AW 10 kg/cm2 Wavin, Rucika, Pralon
18 Pipa air kotor dan bekas Pipa PVC Class AW 10 Wavin, Rucika, Pralon
kg/cm²

15 CV. SAEBA Engineering


RKS PEKERJAAN : DED
KANTOR SATPOL PP

No Uraian Spesifikasi Teknis Merk / Produk

19 Pipa Vent PVC kelas D 5 kg/cm2 Wavin, Rucika, Pralon


20 Fitting PVC Air bersih Class 10 kg/cm² TSK, Rucika, SSS
Air kotor dan bekas 10
kg/cm2
Vent 5 kg/cm2
21 Hanger rod Galvanized Ex Lokal
22 Clamp Galvanized Ex Lokal
23 Clean out Toto, Antasan
24 Floor drain Toto, Antasan
25 Pipa air hujan Pipa PVC Class AW 10 Wavin, Rucika, Pralon
kg/cm²
26 STP Biotreat Kapasitas 5 m3 Adi Cipta, Biotech, Enviro
27 WTP Kapasitas 200 l/m Adi Cipta, Biotech, Enviro
30 Pipa Deep Weel Medium Class Bakrie, PPI, Spindo
31 Screen Sumur Dalam Stainless Steel Johson Screen atau setara

BAB 2
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEMADAM KEBAKARAN

2.1. UMUM
a. Setiap Kontraktor yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari
seluruh Dokumen Kontrak dengan teliti untuk mengetahui kondisi yang
berpengaruh pada pekerjaan ini.
b. Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan
baik dalam spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana
bahan-bahan dan peralatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan-
ketentuan pada spesifikasi ini.
c. Kontraktor wajib melengkapi seluruh peralatan-peralatan yang dibutuhkan
sehingga sistem berjalan dan beroperasi dengan baik.
d. Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang
dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan
kewajiban Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut,
sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan
tambahan biaya.

2.2. PENJELASAN SISTEM


a. Sistem proteksi kebakaran untuk proyek ini terdiri atas sistem hydrant dan
pemadam kebakaran ringan.

16 CV. SAEBA Engineering


RKS PEKERJAAN : DED
KANTOR SATPOL PP

b. Sistem hydrant yang diinginkan untuk proyek ini adalah menggunakan


sistem pillar hydrant (out door) dan fire landing valve (indoor).
c. Tipe dari sistem tersebut diatas direncanakan memakai "tipe basah" (wet
system), ini berarti bahwa semua katup penyediaan air untuk sistem harus
dalam kondisi terbuka penuh dan tekanan dalam air dalam jaringan
pemipaan dijaga setiap saat.
d. Cara kerja sistem Hydrant :
 Apabila tekanan dalam pipa turun sampai ambang batas yang telah
ditentukan karena adanya kebocoran, maka jockey pump akan hidup
secara otomatis dan mati secara otomatis di ambang batas tekanan
yang juga telah ditentukan atau ketika pompa utama start.
 Apabila tekanan air dalam pipa terus turun karena satu atau lebih katup
hydrant dibuka maka pompa kebakaran utama akan bekerja secara
otomatis dan pompa Jockey mati secara otomatis. Pompa kebakaran
utama mati secara manual oleh operator.
 Jika kedua pompa tersebut gagal bekerja, akan segera berbunyi dengan
nada yang berbeda dengan bunyi alarm system.

2.3. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan ini adalah pengadaan dan instalasi sistem fire hydrant dan instalasi fire
sprinkler sesuai dengan gambar perancangan dan meliputi antara lain :
- Pengadaan dan instalasi peralatan utama sistem Fire Hydrant yang meliputi
instalasi Electric Fire Hydrant Pump, Engine Fire Hydrant Pump, Jockey Pump
dan Fire Control Panel dengan standard NFPA serta fixtures kebakaran
beserta pemipaannya.
- Pengadaan dan instalasi pemipaan sprinkler, sprinkler head lengkap dengan
Flow Switch, Branch Control Valve, Main Alarm Valve dan perlengkapan
lainnya.
- Pengadaan dan instalasi pemipaan dan peralatan fire hydrant yang meliputi
hydrant box lengkap dengan peralatannya, hydrant pillar, hose rail cabinet,
valve-valve dan perlengkapan lainnya.
- Pengadaan dan Pemasangan Siamese Connection untuk Fire Hydrant dan Fire
Sprinkler type sesuai standard Dinas Pemadam Kebakaran.
- Mengadakan Testing and Commissioning terhadap seluruh sistem fire hydrant
dan sprinkler hingga berfungsi dengan baik serta memenuhi persyaratan
untuk bangunan tinggi.
- Membantu mengurus proses perijinan serta persyaratan lain yang diperlukan
untuk mendapatkan persetujuan bahwa Instalasi sistem fire hydrant dan
sprinkler dapat dinyatakan baik dan layak pakai oleh Dinas Pemadam
Kebakaran serta untuk Unit Pressure Tank harus mendapat sertificate dari
DEPNAKER.
- Mengadakan Training Operasional, waktu serta kesiapannya akan ditentukan
kemudian bersama Pemberi Tugas /Konsultan Pengawas.

17 CV. SAEBA Engineering


RKS PEKERJAAN : DED
KANTOR SATPOL PP

2.4. KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN

2.4.1 Ground Tank


 Ground dengan kapasitas 85 m3 (hydrant) ,terbuat dari konstruksi
beton bertulang kedap air dan difinishing pada bagian dalam.
 Tangki harus mempunyai kelengkapan sebagai berikut :
- Manhole.

- Tangga pengontrol.

- Pipa vent penghubung maupun vent ke udara luar.

- Pipa pengisi lengkap dengan floater valve, pipa peluap dan pipa
penguras.
- Pipa penghubung sekat reservoir yang dilengkapi valve raising
stamp / tungkai panjang sebagai pemutar valve.
- Elektrode water level kontrol

2.4.2 Fire Hydrant Pump


 Pompa pemadam kebakaran harus mampu memasok kebutuhan air
pemadam kebakaran sampai batas maksmimum kemampuan pompa
pada setiap saat secara otomatis.
 Pompa pemadam kebakaran untuk proyek ini terdiri dari dua (1)
pompa utama Hydrant Listrik, 1 (satu) unit utama hydrant diesel dan
satu (1) pompa Jockey.
 Motor pompa harus memenuhi standar motor untuk pompa
pemadam kebakaran sesuai standar NFPA.
 Standard pompa dan kontrol panel harus mengikuti standard NFPA.
 Peralatan pompa pemadam kebakaran :
- Jockey pump dengan motor listrik
- 1 (satu) Main pump dengan motor listrik
- 1 (satu) main pump dengan diesel engine
- Automatic air release valve
- Inlet dan outlet headers
- Inlet dan outlet valves
- Check valve anti water hammer
- Inlet strainer
- Power dan kontrol panel
- Flow regulator
- Pressure switch
- Pressure gauges
- Electric connection
- Base frame
- Announciating pump status :

18 CV. SAEBA Engineering


RKS PEKERJAAN : DED
KANTOR SATPOL PP

- Jockey pump ON, indicating lamp ON


- Main pump ON, alarm horn & indicating lamp ON.
- Water level drop, alarm horn & indicating lamp ON.
- Water level too low, alarm horn, indicating lamp ON.

1. Jockey Pump
 Unit pompa terdiri dari :
- Cast iron casing

- Bronze impeller

- Heavy duty steel shaft

- Mechanical seal

- Heavy duty grease lubricated bearings

- Panel kontrol dengan kelengkapan standarnya


 Data teknis pompa :
- Type : Vertical In Line

- Head : 100

- Debit : 200 LPM

- Power motor : ± 11 KW/3PH/50 Hz

- Speed : 2950 Rpm

- Diameter isap : 2"

- Diameter tekan : 2”
 Pompa ini berfungsi untuk menjaga tekanan dalam pipa dan
dijalankan oleh motor listrik. Jockey pump hidup bila tekanan
dalam pipa turun mencapai 50 meter kolom air.
 Jockey pump akan mati bila tekanan dalam pipa telah mencapai
60 meter kolom air atau karena pompa utama kebakaran
bekerja.

2. Electric Main Fire Pump


 Unit pompa terdiri dari :
- Cast iron casing

- Bronze impeller

- Heavy duty steel shaft

- Mecanical seal

- Controller accomplie to NFPA 20.


 Data teknis pompa :

19 CV. SAEBA Engineering


RKS PEKERJAAN : DED
KANTOR SATPOL PP

- Jumlah : 1 (satu) unit

- Type : end suction

- Total head : 90 m

- Debit : 500 GPM (3785 LPM)

- Power motor. : ± 55 kW / 380V / 3P/ 50 Hz


 Pompa ini akan hidup bila tekanan air dalam pipa turun sampai
dengan 40 meter kolom air.
 Pompa ini dijalankan oleh motor listrik dan harus dapat hidup
secara otomatis dan mati secara manual oleh operator
 Tenaga listrik untuk menjalankan pompa berasal dari PLN atau
Genset. Daya listrik yang tersedia harus menjamin tenaga listrik
yang dibutuhkan untuk menjalankan pompa setiap saat.
 Tiap tombol listrik yang melayani pompa kebakaran harus diberi
tanda dengan jelas yang bertuliskan : "Pompa kebakaran jangan
dimatikan waktu kebakaran"
 Lampu tanda harus dipasang untuk menyatakan bahwa ada
aliran listrik dan dipasang didekat pompa sedemikian rupa
sehingga mudah dilihat oleh operator. Tanda yang dapat
memberi peringatan apabila aliran listrik terputus harus dipasang
pada panel saklar start motor listrik pompa.
 Aliran listrik untuk tanda dimaksud harus dari aliran listrik lain.
Apabila aliran listrik dari battery maka battery harus dilengkapi
dengan alat pengisi battery yang selalu mengisi setiap saat.
Sekering berkapasitas tinggi harus dipasang untuk :
- Melindungi kabel-kabel listrik yang disambung ke motor
listrik.
- Melindungi motor listrik sesuai dengan standard yang
berlaku.
 Bila sumber listrik dari PLN padam, maka pompa harus dapat
bekerja secara otomatis dalam waktu kurang dari 10 detik,
dengan sumber tenaga dari genset.

3. Diesel Engine Fire Hydrant Pump


Type pompa : end suction
Kapasitas : 500 GPM
Head pompa : 90 meter
Type Engine : Diesel
Putaran : 2.950 rpm
Sistem Coupling : Direct Connected (dilengkapi dengan
pelepas coupled secara manual )
Daya : ± 140 HP
Jumlah : 1 (satu) unit

20 CV. SAEBA Engineering


RKS PEKERJAAN : DED
KANTOR SATPOL PP

Kelengkapan : Fire Control Panel Pump NFPA Standard


Kelengkapan Engine :
- Accu 24 volt, 80 Amp, 2 buah type maintenance - f ree
- Flexible coupling
- Coupling guard
- Batteries
- Battery rack
- Battery cable
- Silencer
- Exhaust Pipe
- Flexible exhaust connector
 Pompa Hydrant Diesel merupakan back-up apabila pompa
kebakaran elektrik gagal beroperasi

2.4.3 Pemipaan
1. Material Pipa yang digunakan Black Steel Pipe SCH-40, atau SNI 07-
0039-87 dan harus diusahakan semuanya berasal dari satu merk.
2. Demikian juga untuk fitting digunakan Black Steel Pipe class 16 K,
Weld Type.

2.4.4 Valve - valve

1. Gate Valve :
 Untuk diameter valve sampai dengan 50 mm menggunakan tipe
bronze body, non rising stem, screwed bonnet, solid wedge disk,
screwed end. atau bisa digunakan tipe Butterfly untuk diameter
15 mm sampai dengan diameter 25 mm.
 Untuk valve diameter lebih besar dari 50 mm menggunakan tipe
flanged or lugged body, stainless steel disk, stainless steel shaft,
hand wheel operated with position indicator.
 Material body : carbon steel untuk tekanan 300 psi.

2. Check Valve :
 Untuk diameter valve sampai dengan 50 mm menggunakan
material bronze body, swing type, Y pattern, screwed cup, metal
disk, screwed end.
 Material body : swing silent type dengan stainless steel disk
dengan body material carbon steel untuk tekanan 300 psi.
 Khusus untuk pompa-pompa hydrophor digunakan dual plate
wafer type check valve.

2.4.5 Pillar Hydrant


Pillar hydrant yang digunakan disini adalah jenis short type two way
dengan main valve dan branch valves ukuran 100 x 65 x 65 mm. Jenis
coupling harus disesuaikan dengan model yang dipergunakan oleh mobil
dinas kebakaran kota. Setiap pillar hydrant harus dilengkapi dengan gate
valve untuk memudahkan maintenance.

21 CV. SAEBA Engineering


RKS PEKERJAAN : DED
KANTOR SATPOL PP

2.4.6 Hydrant Boxes


Indoor Hydrant Box (class III NFPA) harus terdiri dari peralatan
sbb :
Steel box recessed type, ukuran 750 mm x 1250 mm x 180 mm dicat
duco warna merah dengan tulisan warna putih HYDRANT pada tutup yang
dapat dibuka 1800 dan dilengkapi stopper.
Box harus dilengkapi Alarm Push Button, Alarm Lamp dan Alarm Bell.
Hose rack untuk slang  40 mm, chromium plated bronze dengan jumlah
gigi disesuaikan dengan lebar box.
Hydrant valve  40 mm dan  65 mm, chromium plated. Sambungan
dan bentuk valve disesuaikan dengan posisi pipa.
Fire Hose (slang kebakaran) ukuran 40 mm x panjang 30 meter lengkap
couplingnya.
Hydrant nozzle variabel spray type size 40 mm. Material baja galvanized,
kuningan atau perunggu.
Outdoor hydrant box (class III NFPA) harus terdiri dari peralatan
sbb :
Steel box outdoor type, ukuran 660 mm x 950 mm x 200 mm dicat duco
warna merah dengan tulisan warna putih HIDRAN pada tutup yang dapat
dibuka 1800 dan dilengkapi stopper.
Hose rack untuk slang  65 mm, chromium plated bronze dengan jumlah
gigi disesuaikan dengan lebar box.
Hydran valve  40 mm dan  65 mm, chromium plated. Sambungan dan
bentuk valve disesuaikan dengan posisi pipa.
Fire Hose (slang kebakaran) ukuran 65 mm x panjang 30 meter lengkap
couplingnya.
Hydrant nozzle variabel spray type size 65 mm. Material baja galvanized,
kuningan atau perunggu.

2.4.7 Fire Brigade Connection


Fire brigade connection yang dipergunakan disini adalah two way
Siamese connection untuk pasangan free standing dengan ukuran 100 x
65 x 65 mm.
Siemese connection dibuat dari bronze lengkap dengan built-in check
valve dan out coupling yang sesuai dengan standar yang dipergunakan
oleh Dinas Pemadam Kota.

2.4.8 Valve Box


Bak kontrol untuk valve terbuat dari konstruksi beton bertulang dengan
dimensi : panjang x lebar = 60 x 60 cm dan dalam disesuaikan dengan
kedalaman pipa.
Lokasi penempatan valve box adalah seperti yang terlihat dalam gambar
perencanaan.

2.4.9 Sistem Pengoperasian


 Pelayanan hydrant pilar diluar bangunan dan pelayanan dalam
bangunan digunakan satu set pompa yang terdiri dari jockey pump,

22 CV. SAEBA Engineering


RKS PEKERJAAN : DED
KANTOR SATPOL PP

electric hydrant pump dan diesel hydrant pump dengan tekanan kerja
± 12 kg/cm2.
 Pengaturan kerja pompa dilakukan secara automatic dengan
pressure switch pump Control, control valve serta panel-panel
pengoperasian.
 Semua ketentuan-ketentuan unit pompa beserta perlengkapannya
harus mengikuti NFPA 20 standard.

2.4.10 Panel Kontrol


 Panel kontrol merupakan kelengkapan unit sistem fire hydrant pump
yang dapat mengatur kerja pompa secara automatic baik jockey
pump sebagai pompa pembantu, pompa utama penggerak electric
maupun pompa penggerak engine.
 Khusus pompa penggerak engine akan bekerja secara automatic bila
saluran daya listrik terputus pada saat terjadi kebakaran.

2.4.11 Fire Extinguisher


- Untuk ruangan kantor menggunakan Fire Extinguisher type Dry
Chemical Multi Purposes (ABC) 3.5 kg.
- Untuk ruangan trafo, genset menggunakan Fire Extinguisher type
Carbon Dioksida (CO2) 25 kg.

2.5. PERSYARATAN TEKNIS PEMASANGAN

2.5.1 Pompa - Pompa


Pompa-pompa harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik
pembuatnya.
Pompa-pompa dipasang dalam rumah pompa diatas pondasi beton
dengan kekuatan dua kali berat pompa dan disesuaikan dengan
dimensinya. Perletakan pompa-pompa adalah seperti pada gambar
perencanaan.
Pengkabelan dan alat-alat bantu harus lengkap terpasang dan dijamin
bahwa sistem dapat bekerja dengan baik.

2.5.2 PIPA

1. Umum
Pemasangan pipa dan perlengkapannya serta peralatan lainnya harus
sesuai dengan gambar rencana dan harus dikerjakan dengan cara
yang benar untuk menjamin kebersihan serta kerapihan.
Pekerjaan harus ditunjang dengan suatu ruang yang longgar, tidak
kurang dari 50 mm diantara pipa-pipa atau dengan bangunan &
peralatan
Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti
sebelum dipasang / disambung.
Pekerjaan perpipaan harus dilengkapi dengan semua katup-katup
yang diperlukan, antara lain katup penutup, pengatur, katup balik

23 CV. SAEBA Engineering


RKS PEKERJAAN : DED
KANTOR SATPOL PP

dan sebagainya, sesuai dengan fungsi sistem dan yang diperlihatkan


pada gambar.
Semua perpipaan yang akan disambung dengan peralatan, harus
dilengkapi dengan union atau flange
Sambungan lengkung, reducer dan expander dan sambungan-
sambungan cabang pada pekerjaan perpipaan harus
mempergunakan fitting buatan pabrik
Katup (valves) dan saringan (strainers) harus mudah dicapai untuk
pemeliharaan dan penggantian
Sambungan – sambungan fleksibel harus dipasang sedemikian rupa
dan angkur pipa secukupnya harus disediakan guna mencegah
tegangan pada pipa atau alat-alat yang dihubungkan oleh gaya yang
bekerja kearah memanjang.
Pada pemasangan alat-alat pemuaian, angkur-angkur pipa dan
pengarah-pengarah pipa harus secukupnya disediakan agar
pemuaian serta perenggangan terjadi pada alat-alat tersebut, sesuai
dengan permintaan & persyaratan pabrik.
Selama pemasangan, bila terdapat ujung-ujung pipa yang terbuka
dalam pekerjaan pemipaan yang tersisa pada setiap tahap pekerjaan,
harus ditutup dengan menggunakan caps atau plug untuk mencegah
masuknya kotoran / benda-benda lain.
Semua pemotongan pipa harus memakai pipa cutter dan harus rapi
dan tidak tajam (diampelas).
Semua pipa harus dipasang lurus sejajar dengan dinding / bagian
dari bangunan pada arah horizontal maupun vertikal.
Semua pemipaan yang akan disambung dengan peralatan harus
dilengkapi dengan wartel mur atau flange.
Pekerjaan pemipaan tidak boleh digunakan untuk pentanahan listrik.

2. Pipa Tekan
Pipa tekan dari pompa diperlengkapi dengan stop valve (gate valve),
non return valve (check valve), flexible connection, dan manometer
tekan.
Pipa isap dan pipa tekan dicat dasar dan cat finishing warna merah.

3. Pipa Induk Proteksi Kebakaran


Pemasangan pipa adalah sesuai dengan gambar perencanaan.
Pada header dipasang pressure switch yang mengatur mati /
hidupnya masing-masing pompa, pipa serta perlengkapan untuk
pengetesan pompa. Pada bagian-bagian tertinggi dari pipa dipasang
air valve dia. 25 mm.

4. Penggantung dan Penumpu Pipa


Pemipaan harus ditumpu atau digantung dengan hanger, brackets
atau sadel dengan tepat dan sempurna agar dimungkinkan gerakan-
gerakan pemuaian atau peregangan pada jarak yang tidak boleh
melebihi jarak yang diberikan dalam list berikut ini :
Pipa Black Steel Medium Class

24 CV. SAEBA Engineering


RKS PEKERJAAN : DED
KANTOR SATPOL PP

No Ukuran Pipa Interval Interval Tegak


(mm) Mendatar (m)
(m)
1 ≤  20 1.8 2
2  25 ~  40 2.0 3
3  50 ~  80 3.0 4
4  100 ~  150 4.0 4
5  200 atau lebih 5.0 4

Bila dalam suatu kelompok pipa yang terdiri dari bermacam-macam


ukuran, maka jarak interval yang dipergunakan harus berdasarkan
jarak interval pipa ukuran terkecil yang ada
Sebelum pipa dipasang, support harus dipasang dulu dalam keadaan
sempurna. Semua pemasangan harus rapi dan sebaik mungkin.
Semua pipa dan gantungan, penumpu harus dicat dasar zinchromate
dan pengecatan sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku.

5. Pipa Dalam Tanah


Penggalian untuk mendapatkan lebar dan kedalaman yang cukup.
Membuat tanda letak dasar pipa setiap interval 3 meter pada dasar
galian dengan adukan semen. Semua galian pipa harus dilakukan
pengurugan serta pemadatan kembali seperti kondisi semula.
Kedalaman pipa minum minimum 80 cm dibawah permukaan tanah.
Semua pipa diberi lapisan pasir yang telah dipadatkan setebal 15 –
30 cm untuk bagian atas dan bagian bawah pipa dan baru diurug
dengan tanah tanpa batu-batuan atau benda keras lainnya.
Pipa dibalut wrapping bahan bitumen sheet.
Pipa yang ditanam pada tanah yang labil, harus dibuat dudukan
beton pada jarak 2 – 2.5 m.
Untuk pipa-pipa yang menyebrangi jalan harus diberi pipa pengaman
( selubung ) baja atau beton dengan diameter minimum 2 kali
diameter pipa tersebut. celah antara selubung dengan pipa diisi
pasir.

6. Selubung Pipa
Selubung untuk pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa
tersebut menembus konstruksi beton.
Selubung harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan
kelonggaran diluar pipa ataupun isolasi celah antara selubung
dengan dinding luar pipa minimal 25 mm.
Selubung untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang ataupun baja.

7. Sambungan Pipa

Sambungan Las

25 CV. SAEBA Engineering


RKS PEKERJAAN : DED
KANTOR SATPOL PP

Penyambungan antara pipa dan fitting mempergunakan sambungan


las berlaku untuk ukuran diatas  65 mm. Sambungan las ini berlaku
antara pipa baja dan fitting las. Kawat las atau elektrode yang dipakai
harus sesuai dengan jenis pipa yang dilas.
Sebelum pekerjaan las dimulai, Pelaksana Pekerjaan harus
mengajukan kepada Konsultan Pengawas contoh hasil las untuk
mendapat persetujuan tertulis.
Tukang las harus mempunyai sertifikat pengelasan dan hanya boleh
bekerja sesudah mempunyai surat ijin tertulis dari Konsultan
Pengawas
Setiap bekas sambungan las harus segera dicat dengan cat khusus
untuk mencegah korosi.
Alat las yang boleh dipergunakan adalah alat las listrik yang
berkondisi baik menurut penilaian Konsultan Pengawas.

Sambungan Ulir
Penyambungan antara pipa dan fitting mempergunakan sambungan
ulir berlaku untuk ukuran sampai dengan  65 mm.
Kedalaman ulir pipa harus dibuat sehingga fitting dapat masuk pada
pipa dengan diputar tangan sebanyak 3 ulir.
Semua sambungan ulir harus mempergunakan perapat Henep dan
zink white dengan campuran minyak.
Semua pemotongan pipa harus memakai pipe cutter dengan pisau
roda.
Tiap ujung pipa bagian dalam harus dibersihkan dari bekas cutter
dengan reamer.
Semua pipa harus bersih dari bekas bahan perapat sambungan.

Sambungan Flexible
Sambungan flexible harus disediakan dengan tujuan untuk
menghilangkan getaran dari sumber getaran.

Sambungan flanged
Sambungan flanged harus dilengkapi rubber set/ring, seal dari karet
secara homogen.

Sambungan yang Mudah Dibuka


Sambungan ini dipergunakan pada alat-alat saniter sebagai berikut :
 Antara Lavatory Faucet dan supply Valve.
 Pada waste fitting dan siphon. Pada sambungan ini kerapatan
diperoleh dengan adanya packing dan bukan seal threat.

8. Selubung Pipa
 Selubung untuk pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa
tersebut menembus konstruksi beton.

26 CV. SAEBA Engineering


RKS PEKERJAAN : DED
KANTOR SATPOL PP

 Selubung harus mempunyai ukuran yang cukup untuk


memberikan kelonggaran diluar pipa ataupun isolasi.
 Selubung untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang ataupun
baja. Untuk yang kedap air harus digunakan sayap.
 Untuk pipa-pipa yang akan menembus konstruksi bangunan
yang mempunyai lapisan kedap air (water proofing) harus dari
jenis “ flushing sleeves”.
 Rongga antara pipa dan selubung harus dibuat kedap air dengan
rubber sealed atau “caulk”

9. Pemasangan Katup-katup.
Katup-katup harus disediakan dan dipasang sesuai yang diminta
dalam gambar rencana dan spesifikasi agar sistem dapat bekerja
dengan baik.

2.6. LINGKUP PEKERJAAN LISTRIK


Lingkup pekerjaan ini adalah menyediakan dan pemasangan panel listrik berikut
peralatan kontrol seperti yang ditunjukkan pada gambar perencanaan.
Kabel feeder untuk setiap panel daya termasuk dalam skope pekerjaan listrik.

2.6.1 Ketentuan-ketentuan Yang Diikuti


Peraturan Umum Instalasi Listrik tahun 2000
Ketentuan-ketentuan yang dianjurkan oleh pabrik.

2.6.2 Material dan Teknis


Semua komponen-komponen yang digunakan untuk power, panel dan
kontrol panel harus sesuai dengan daftar material.
Panel-panel harus dibuat dari panel 2 mm dan dilengkapi dengan kunci
dan dibuat oleh panel maker yang disetujui perencana dan Konsultan
Pengawas.
Tiap panel dan unit mesin harus digrounded dengan tahanan pentanahan
kurang dari 2 ohm.
Pengkabelan untuk instalasi listrik dan control harus dipasang dalam
conduit.
Penarikan kabel feeder dengan tidak diperbolehkan ada sambungan
Radius pembelokkan kabel minimum 15 kali diameter kabel
Starter Motor :
- Semua starter untuk pemakaian daya motor 5 HP harus memakai
otomatik star – delta starter, kurang dari 5 HP memakai DOL.
- Start – delta starter harus dilengkapi dengan thermal overload.
Panel start – delta dilengkapi dengan :
- Pilot lamp – red, green, yellow
- Ampermeter – 3 phase ( selector switch )

27 CV. SAEBA Engineering


RKS PEKERJAAN : DED
KANTOR SATPOL PP

- Voltmeter – 3 phase
- Reset button

2.7. TESTING
a. Seluruh sistem dilakukan percobaan sampai berfungsi dengan baik.
Peralatan testing disediakan oleh Kontraktor dan atau beban / biaya
Kontraktor sendiri. Pada waktu testing dan percobaan diawasi oleh wakil
pemilik dan pengawas lapangan.
b. Kontraktor harus melaksanakan pengujian terhadap sistim instalasi yang
telah dipasang, baik secara sebagian maupun secara keseluruhan, sesuai
dengan peraturan -peraturan yang telah berlaku atau yang ditentukan oleh
spesifikasi.
c. Kontraktor harus mengadakan pengujian pada waktu pihak pengawas
lapangan hadir, dan pihak pengawas lapangan akan menentukan apakah
testing yang dilakukan cukup baik atau diulang kembali. Kontraktor harus
menanggung segala biaya yang timbul dalam pengujian-pengujian ini.
d. Apabila didalam pengetesan instalasi ini menyangkut pihak lain, maka pihak
lain tersebut harus ikut menyaksikan pengetesan ini dan diminta
memberikan saran-saran / masukan agar jalannya testing aman.
e. Kontraktor harus memberikan hasil pengujian kepada pengawas lapangan.
Hasil-hasil pengujian akan dipakai untuk menentukan apakah sistim instalasi
yang telah dipasang berfungsi sebagaimana mestinya.
f. Pengujian oleh dinas kebakaran harus dilakukan sampai mendapatkan Surat
Izin / Rekomendasi untuk pengurusan IPB (Izin Penggunaan Bangunan)
segala sesuatunya merupakan tanggung jawab Kontraktor.

2.7.1 Instalasi Pipa


 Seluruh instalasi pipa harus dilaksanakan testing dengan test
pressure 15 ATM bagian per bagian, masing-masing selama 4 jam
terus menerus, tanpa ada kebocoran / penurunan pada test pressure.
 Setiap kali dilakukan penyambungan pipa pemadam kebakaran
dilakukan testing ini.

2.7.2 Pompa
 Dapat bekerja secara otomatis dan manual
 Dapat berfungsi dengan sumber daya dari PLN maupun dari
genset.

2.8. TRAINING
a. Kontraktor harus memberikan training bagi operator minimal 3 (tiga) orang
yang ditunjuk oleh pemberi tugas, sebelum diterbitkannya surat keterangan
serah terima pekerjaan pertama.
b. Materi training teori dan praktek sampai dapat mengetahui operasi dan
maintenance.

28 CV. SAEBA Engineering


RKS PEKERJAAN : DED
KANTOR SATPOL PP

2.9. REFERENSI MERK/PRODUK


Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi spesifikasi.
Pelaksana Pekerjaan dimungkinkan untuk mengajukan alternative lain yang
setaraf dan Pelaksana Pekerjaan baru dapat menggantinya bila sudah ada
persetujuan resmi dan tertulis dari Konsultan Pengawas.
Referensi produk yang dapat dipakai adalah sebagai berikut :

No Peralatan Spesifikasi Alternatif Merk / Produk


1 Pompa Fire Hydrant Standard NFPA 20, lengkap - SPP
dengan Fire Control, - PATTERSON
Pressure Switch & Aksesories -

2 Pompa Jockey lengkap dengan Fire Control, - Groundfos


Pressure Switch dan - Euroflo
aksesories

3 Hydrant Pillar Baja Tuang - Appron


type Two Way - Ozeki
- Yamato

4 Hydrant Box Indoor uk: 750 x 1250 x 180 - Appron


mm - Ozeki
Outdoor uk: 660 x 950 x 200 - Yamato
mm
Lengkap dengan fire hose,
machino coupling, variable
jet spray

5 Siamesse Concection Ukuran : 1000 x 65 x - Appron


65 mm - Ozeki
Free Standing - Yamato
Jenis coupling Vander
Heyden

6 Pipa Fire Hydrant Black Steel Medium Class Bakrie/Spindo / PPI

7 Fitting Class 20 k FKK/ Benkan/ HE/ TSP

8 Gate Valve Class 20 K - Toyo


- Showa
- Victaulic
- Kitz
- AFA

29 No CV. SAEBA Engineering


RKS PEKERJAAN : DED
KANTOR SATPOL PP

No Peralatan Spesifikasi Alternatif Merk / Produk


9 Check Valve Class 20K - Toyo
- Showa
- Victaulic
- Kitz
- KKK

10 Strainer Class 20K - Toyo


- Nibco
- Showa
- Kitz
- KKK

11 Pressure Switch 0 - 15 kg/cm² Potter electric/ Fanal

12 Pressure Gauge 0 - 15 kg/cm² - Nagano


- Wika
- VPG

13 Main Alarm Valve Class 20 K - Watts


- Shurjoint
- Tyco

14 Hydrant Valve Class 20 K - Toyo


- Nibco
- Showa

15 Automatic Air Vent Cast Iron - Yoshitake


- Amstrong
- Samyang

16 Flow Switch Detector - Potter Electric


- System Sensor

18 Fire Extinguisher Dry Chemical Portable - Yamato


CO dilengkapi dengan roda - Appron
- Gunnebo
19 Expansion Joint Bahan stainless steel dengan - Yositake
flange mild steel atau - Tozen
ekivalen dengan mechanical - Victaulic
grooved coupling dengan
bahan body terbuat dari
ductile iron yang dilengkapi
EPDM grooved rubber

30 No CV. SAEBA Engineering


RKS PEKERJAAN : DED
KANTOR SATPOL PP

BAB 3
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN TATA UDARA DAN VENTILASI MEKANIK

3.1. LINGKUP PEKERJAAN


a. Lingkup pekerjaan ini meliputi pengadaan, pemasangan, pengujian, garansi,
sertifikasi, service, pemeliharaan, penyediaan gambar terinstalasi (as-built
drawing), petunjuk operasi dan pemeliharaan serta latihan petugas instalasi
ini dari pihak pemilik bangunan.
b. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk mengenali dengan baik semua
persyaratan yang diminta didalam spesifikasi ini, termasuk gambar-gambar,
perincian penawaran (bills of quantity), standard dan peraturan yang terkait,

31 CV. SAEBA Engineering


RKS PEKERJAAN : DED
KANTOR SATPOL PP

petunjuk dari pabrik pembuat, peraturan setempat dan perintah dari


Pengawas Lapangan selama masa pelaksanaan pekerjaan. Klaim yang terjadi
atas pengabaian hal-hal di atas tidak akan diterima.
c. Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi peralatan dan material
yang dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan, merupakan
kewajiban Kontraktor untuk menggantinya tanpa ada penggantian biaya

3.1.1 Lingkup Pekerjaan Utama


Lingkup pekerjaan utama ini akan meliputi tetapi tidak terbatas pada:
 Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian Unit AC system
Split lengkap dengan kontrolnya. Unit AC terdiri dari Indoor Unit (IU)
dan Outdoor Unit (OU), dimana Indoor Unit ditempatkan di dalam
ruangan sedangkan Outdoor Unit ditempatkan di luar ruangan.
 Pengadaan, pemasangan dan pengujian pemipaan refrigerant
lengkap dengan isolasi thermis, vapour barrier dan bahan
perlengkapan lainnya yang diperlukan.
 Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian instalasi ducting
distribusi udara lengkap dengan damper, gantungan penguat dan
sebagainya.
 Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian system ventilasi
Exhaust Fan dan Intake Fan sesuai dengan Gambar Perencanaan.
 Pengadaan, pemasangan, dan pengujian seluruh instalasi air
pengembunan (drainage) sampai ke saluran air terdekat.
 Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian interlock system
instalasi tata udara dan ventilasi dengan system fire alarm yang ada.
 Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian sumber daya
listrik bagi instalasi ini seperti kabel, pressure sensor dan semua
perlengkapan penunjang lainnya.
 Melaksanakan pekerjaan testing, adjusting dan balancing dari semua
instalasi yang terpasang, sehingga instalasi bekerja dengan
sempurna, sesuai dengan kriteria design.
 Memberikan training mengenai cara pengoperasian, pemeliharaan
dan perbaikan dari peralatan-peralatan Air Conditioning dan instalasi
terpasang. Program training harus mencakup segi teori / prinsip
dasar serta aplikasinya.
 Menyerahkan gambar - gambar, buku petunjuk cara menjalankan
dan memelihara serta data teknis lengkap peralatan instalasi
terpasang.
 Mengadakan pemeliharaan instalasi ini secara berkala selama masa
pemeliharaan.
 Memberikan garansi terhadap mesin / peralatan dan instalasinya
yang terpasang selama 1 (satu) tahun sejak serah terima pertama
(kesatu).
 Melakukan testing dan commissioning instalasi tersebut.
 Membuat As-built drawing.

32 CV. SAEBA Engineering


RKS PEKERJAAN : DED
KANTOR SATPOL PP

3.1.2 Lingkup Pekerjaan Terminasi


 Pekerjaan yang diuraikan di dalam spesifikasi ini adalah pekerjaan
yang mempunyai hubungan dengan instalasi lain yang harus secara
lengkap dan terkoordinasi dikerjakan oleh Kontraktor instalasi ini.
 Menyambung kabel daya ke unit AC dan Fan yang disediakan
oleh Kontraktor listrik.
 Menyambung pipa drain ke pipa drain utama sampai ke saluran
terdekat.
 Koordinasi dengan Kontraktor lain maupun Instansi terkait untuk
menjamin bahwa instalasi tersebut sudah benar, aman dan
memenuhi persyaratan.

3.1.3 Lingkup Pekerjaan Yang Terkait


 Pekerjaan yang diuraikan di dalam spesifikasi ini adalah pekerjaan
struktur, sipil atau finishing yang diperlukan untuk keperluan operasi
dan pemeliharaan instalasi ini yang harus dikerjakan oleh Kontraktor
ini, kecuali disebutkan lain didalam bill of quantity bahwa akan
dikerjakan oleh Kontraktor lain / tidak termasuk skope pekerjaan.
 Pengadaan dan pemasangan semua pekerjaan sipil yang terjadi
akibat pekerjaan instalasi tata udara ini.
 Perbaikan kembali semua kerusakan dan finishing yang
diakibatkan oleh pekerjaan instalasi ini.
 Melakukan pekerjaan atau ketentuan lain yang tercantum dalam
dokumen ini berserta addendumnya.
 Pekerjaan sipil dan finishing yang diperlukan dan perapian kembali
yang diakibatkan oleh instalasi AC dan Fan.

3.2. PERSYARATAN TEKNIS UMUM

3.2.1 Umum
 Spesifikasi teknis / RKS di bawah ini menjelaskan secara umum
ketentuan ketentuan yang perlu diikuti untuk semua bagian yang
dalam pelaksanaannya berhubungan dengan instalasi Air
Conditioning (Tata Udara).
 Gambar-gambar dan spesifikasi adalah ketentuan spesifik yang saling
melengkapi dan sama mengikatnya.

3.2.2 Publikasi, Code dan Standard


 Publikasi, code dan standard yang berlaku di Indonesia wajib
dijadikan pedoman untuk instalasi peralatan ini. Untuk publikasi,
code dan standard yang belum ada di Indonesia, Kontraktor wajib
mengikuti publikasi, code dan standard internasional yang berlaku
dan merupakan edisi terakhir antara lain seperti :
 SMACNA – 85
 ASHRAE – Guide and data Book, ARI
 NFPA – 90A
 ASTM, ASME

33 CV. SAEBA Engineering


RKS PEKERJAAN : DED
KANTOR SATPOL PP

 AMCA
 CTI
 PUIL 2000
 Pedoman Plumbing Indonesia
 Keputusan / Peraturan Menteri, Gubernur dan Pemerintah daerah
 Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instansi yang
berwenang
 Petunjuk dari pabrik pembuat peralatan

3.2.3 Kondisi Perancangan


 Kondisi udara luar bangunan :
 Temperatur rata-rata : 35° C
 Relative Humidity : 70 – 75 %
 Kecepatan angin rata-rata : 7 – 10 mile / jam
 Kondisi udara dalam bangunan :
 Temperatur : 24° ± 2° C
 Relative Humidity : 55% ± 5 %
 Ventilasi : 15 – 20 cfm / orang

3.2.4 Kriteria Kebisingan / Noise Criteria (NC)


 Batas – batas yang diijinkan untuk perkantoran : 40 ~ 50 dB

3.2.5 Perlindungan Kebakaran


 Semua peralatan maupun instalasi yang mengharuskan tahan
terhadap api dalam jangka waktu tertentu, maupun terhadap
penyebaran api yang disebabkan adanya celah-celah antara pipa
dengan dinding atau lantai harus menggunakan material yang sesuai
untuk tujuan tersebut.

3.3. PERALATAN UTAMA

3.3.1 AC Split
a. Lingkup Pekerjaan
 Pemasangan dan pengadaan unit air cooled yang terdiri atas
indoor unit (IU) dan condensing unit (OU) berikut pemipaan
refrigerant dari kedua unit tersebut. Kapasitas masing-masing
unit sebagaimana yang tertera pada gambar rencana.
b. Umum
 Spesifikasi teknik yang diuraikan berikut ini adalah sebagai
kebutuhan dasar yang harus dipenuhi. Sedangkan ketentuan
spesifik dari kemampuan unit (perfomance) dapat dilihat pada
lembar gambar rencana yang melengkapi dokumen ini.
 Unit harus dirancang untuk beroperasi tenang, dimana semua
peralatan yang bergerak harus menggunakan unit vibration

34 CV. SAEBA Engineering


RKS PEKERJAAN : DED
KANTOR SATPOL PP

mounting dan dibalance dengan teliti untuk menjamin vibration


(getaran) yang kecil.
 Indoor unit harus terdiri dari kompresor, kondensor coil, fan,
kontrol, lengkap dengan pemipaan. Setiap unit harus mempunyai
satu atau lebih kompresor dan masing-masing kompresor
mempunyai sirkulasi refrigerant dan elektrikal sirkuit tersendiri.
c. Spesifikasi Teknis.
 Unit memakai refrigerant R.22
 Kapasitas unit berdasarkan kepada :
Udara pendingin kondensor 35ºC
Temperatur ruang 24oC ; 55% ± 5 % RH

 Kompresor
Kompresor dari jenis Scroll, dimana motor didinginkan oleh gas
dari sisi suction. Masing-masing kompresor dilengkapi dengan :
- Star delta starter atau DOL
- High refrigerant pressure safety cut out (manual reset)
- Low refrigerant pressure safety cut out (Automaticaly reset)
- Spring Vibrator isolator
- Crankcase heater
- Automatic reversible oil pump
- Automatic heater untuk pengaturan kelarutan minyak selama
shut down
- Oil pressure cut out (manual reset)
- Thermal overload, single phasing protection dan external
overload relay
- Sight glass dan oil filter
- Service valve disisi suction dan discharge untuk setiap
kompresor.

 Condensing Unit (OU)


Casing dari outdoor unit harus waterproof, galvanized steel yang
difinish memakai baked enamel. Coil harus dibuat dari seamless
copper tube dengan alumunium fin. Tipe Fan dari condensing
unit adalah propeller dengan hubungan langsung dan dilengkapi
dengan pelindung / pengaman.

 Indoor Unit (IU)


- Casing dari indoor unit seluruh permukaan bagian dalam
harus diisolasi dengan bahan fibre glass atau mineral wool
tebal 25 mm. Blower dari indoor fin dari type centrifugal,
double inlet atau single inlet forward curved, multi blade
35 CV. SAEBA Engineering
RKS PEKERJAAN : DED
KANTOR SATPOL PP

dengan pergerakan langsung atau tidak langsung memakai


belt.
- Coil harus terbuat dari seamless copper tube lengkap dengan
mekanikal alumunium fin, refrigerant (liquid) line
mempunyai combination moisture indicator dan sight glass,
refrigerant filter drier, dan liquid line solenoid valve. Suatu
drain yang cukup dapat menampung air condensasi pada
keadaan minimum.

 Filter dan Control


- Semua unit harus dilengkapi dengan washable alumunium
filter tebal 25 mm. Suatu room thermostat yang dilengkapi
dengan switch off, fan speed (low, med, high), cool dan
room temperatur setting akan memfungsikan unit
beroperasi.

3.3.2 VENTILASI
a. Umum
 Spesifikasi yang diuraikan di bawah ini adalah sebagai kebutuhan
dasar yang harus diikuti. Sedangkan ketentuan-ketentuan
spesifik terhadap tipe, kemampuan (performance) peralatan,
perlengkapan dan lainnya dapat dilihat pada lembar “Referensi
Produk” yang menyertai dokumen ini.
 Fan harus sudah mendapatkan sertifikat, sesuai standard yang
berlaku di negara dimana fan tersebut dibuat, sebagai contoh
AMCA standard 210 – 74 di Amerika.
 Sound pressure level harus dilengkapi dalam dB dengan Re –
10E12 w pada octave band mid. frek. 60 – 4000 Hz.
 Pada dasarnya semua fan harus mempunyai noise level yang
rendah dalam operasinya dan dalam batas-batas yang normal.

b. Spesifikasi Teknis

 Axial Fan
1. Impeller fan dari type Airfoil blade, Adjustable pitch
2. Material fan :
Casing : hot dipped galvanized steel
Impeller : Almunium diecast
Shaft : Carbon steel
Pelumasan : Grease ball bearing
3. Fan lengkap dengan counter flange untuk penyambungan ke
ducting

36 CV. SAEBA Engineering


RKS PEKERJAAN : DED
KANTOR SATPOL PP

4. Fan lengkap dengan accessories bell mount (inlet cone) bila


inlet suction tidak disambungkan ke duct (seperti ditunjukkan
dalam Gambar Rencana atau Daftar Peralatan.

 Propeller Fan (wall mounted fan)


1. Fan dari type propeller untuk dinding seperti ditunjukkan
dalam gambar atau daftar peralatan.
2. Untuk fan dinding lengkap dengan automatic shutter dari jenis
alluminium (bila ditunjukkan dalam Gambar Rencana atau
Daftar Peralatan)
3. Untuk fan dinding dengan kapasitas besar dan static pressure
tinggi (high pressure fan), rangka fan dari baja yang dicat
anti karat dengan impeller dari alluminium diecast
4. Rangka untuk dudukan fan digantung pada lantai dari besi
pelat dan besi siku dan gantungan dari besi penggantung
(steel rod) yang dilengkapi peredam getaran (vibration
isolator)
5. Rangka untuk dudukan fan pada dinding dari kayu jati, dengan
baut-baut yang tahan karat.

3.4. PEREDAM GETARAN

3.4.1 Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaan ini adalah pengadaan dan pemasangan alat peredam
getaran (Vibration isolation / Eliminator) untuk semua mesin yang
bergetar seperti Indoor unit, Condensing unit.

3.4.2 Spesifikasi Teknis


 Alat peredam getaran ( Vibration Isolator ) ini harus dapat meredam
getaran dengan efisiensi 90 %
 Jenis peredam getaran yang dipilih harus sesuai dengan kebutuhan
mesin/unit yang akan diredam getarannya. Peredam getaran yang
terpasang haruslah sesuai dengan persyaratan rekomendasi pabrik
pembuat alat/mesin. Peredam getaran dapat berupa Neoprene Pad.
Neoprene Mounts, Spring, Isolator, Restrain Isolator, Pipe hanger dll.

3.5. PEKERJAAN PEMIPAAN

3.5.1 Umum
Seperti apa yang ditunjukkan dalam Gambar Rencana, jalur-jalur pipa
yang terlihat pada adalah gambar dasar yang menunjukkan route dan
ukuran pipa. Kontraktor wajib menyesuaikan dengan keadaan setempat
(shop drawing) dan dengan jalur-Jalur instalasi lainnya, diperlukan dan
mendapat persetujuan dari Pengawas Lapangan sebelum dilaksanakan.

37 CV. SAEBA Engineering


RKS PEKERJAAN : DED
KANTOR SATPOL PP

3.5.2 Peralatan
a. Pipa Refrigerant
 Hendaknya semua pipa refrigerant harus dikerjakan secara hati-
hati dan sebaik mungkin, sebelum dipasang semua bagian harus
sudah bersih, kering dan bebas dari debu dan kotoran dan
hendaknya dipasang sependek mungkin.
 Pipa tembaga dari jenis L yang dehydrated dan sealed. Diameter
pipa yang dipakai harus disesuaikan kembali dengan kapasitas
pendingin mesin dan panjang ekivalen pipa.
 Perbedaan tinggi antara condencing dan evaporator dan panjang
pipa tidak melebihi yang ditentukan oleh pabrik pembuat.
 Sambungan pipa jenis “hard drawn” tubing harus disambung
dengan perantaraa wrought copper fitting atau non porous brass
fittings, dan dianjurkan dipakai solder perak dengan meniupkan
gas mulia seperti nitrogen kering kedalam pipa yang sedang
disambung untuk menghindarkan terbentuknya kerak oksida di
dalam pipa.
 Solder lunak “tintlead 50-50” tidak boleh dipergunakan. Solder
“tintlead 95-5” dapat dipergunakan kecuali pada pipa discharge
gas panas.
 Pipa jenis “soft drawn tubing” dapat disambung dengan solder,
nyala api atau lainnya yang sesuai untuk pipa refrigerant. Pada
pipa “precharger refrigerant lines” yang disediakan oleh
pabriknya maka harus dipasang sesuai dengan persyaratan
pabrik.
 Pipa refrigerant harus disangga dan digantung dengan baik untuk
mencegah melentur dan meneruskan getaran mesin kepada
bangunan.
 Pipa refrigerant harus dipasang sesuai dengan persyaratan
“Ashrae Guide Book” dan atau persyaratan pabrik.
 Suatu alat pengering refrigerant ( filter drier ) dengan kapasitas
yang cukup serta “sight glass moisture indicator” harus dipasang
pada bagian “liquid line” setiap pipa terpasang, sight glass harus
dilengkapi dengan tutup pelindung, filter drier harus menurut
ARI Standard 710, hendaknya jenis full flow replacable care.
 Fitting untuk flare points hendaknya jenis standard SAE forged
brass flare nenurut ARI / Standard 720 dengan unit short shank
flare.
 Strainer hendaknya dipasang dalam jaringan refrigerant sebelum
pemasukkan tiap thermostatic expansion valve.
 Pipa-pipa yang menembus dinding/plat betton harus memakai
sleeve dan sekitarnya diisi dengan bahan caulking umpamanya
compriband atau building sealant.
 Pipa sebelum diisolasi harus ditest sampai 12 kg/cm² selama 24
jam.

38 CV. SAEBA Engineering


RKS PEKERJAAN : DED
KANTOR SATPOL PP

 Gantungan pipa sesuai dengan gambar detail, jarak gantungan


pipa/penyangga pipa tidak boleh lebih dari :
b. sampai ½” : berjarak 1,2 m
c. diameter ¾“ s/d 1” : berjarak 1,8 m
d. diameter 1¼“ s/d 2” : berjarak 2,3 m
 Penggantung pipa pada plat beton memakai Phillips red heat
(dyna-bolt).
 Pipa-pipa yang ditahan lantai, ditunjang pakai clamp atau collar
yang dipasang erat pada pipa dan menumpu pada floor memakai
rubber pad.
 Semua pipa harus dipasang lurus sejajar dengan dinding / bagian
dari bangunan pada arah horizontal maupun vertical.
 Sudut belokan yang diperbolehkan ialah 90º dan 45º pada
dasarnya untuk sudut belokan 90º dan 45º terutama untuk pipa
pembuangan digunakan long radius dan dalam hal kondisi
setempat tidak memungkinkan maka menggunaan short radius
harus mendapat persetujuan tertulis dari Pengawas Lapangan
dan konsultan perencana.
 Sebelum pipa dipasang, supports harus dipasang dulu dalam
keadaan sempurna.
 Semua pipa harus bertumpu dengan baik pada supports.
 Type dan fitting harus bebas dari tegangan dalam yang
diakibatkan dari bahan yang dipaksakan.

c. Pipa Kondensasi (drain)


 Pipa sebelum disambung harus dibersihkan dahulu bagian luar
dari kotoran-kotoran yang melekat dan disambung dengan lem
perekat yang dianjurkan oleh pabrik pipa.
 Untuk sambungan ulir harus memakai seal tape untuk mencegah
kebocoran dan tidak diperkenankan memakai plumber rope,
sedangkan untuk sambungan menggunakan lem, semua bagian
yang akan disambung harus sudah bersih, kering dan bebas dari
debu, kotoran dan hendaknya dipasang sependek mungkin.
 Pipa sebelum dipasang harus dibersihkan dahulu bagian
dalamnya dari kotoran-kotoran yang melekat.
 Pipa-pipa yang menembus dinding / plat beton harus memakai
sleeve dan sekitarnya diisi dengan bahan caulking umpamanya
compriband atau building sealant.
 Pipa harus dites sampai 10 kg/cm² selama 24 jam.
 Gantungan pipa sesuai dengan gambar detai, jarak gantungan
pipa/penyangga pipa tidak boleh lebih dari :
 sampai ½” : berjarak 1,2 m
 diameter ¾“ s/d 1” : berjarak 1,8 m
 diameter 1¼“ s/d 2” : berjarak 2,3 m

39 CV. SAEBA Engineering


RKS PEKERJAAN : DED
KANTOR SATPOL PP

 diameter 2¼“ s/d 5” : berjarak 2,5 m


 Penggantung pipa pada plat betton memakai phillip red head
(dyna-bolt)
 Pipa-pipa yang ditahan lantai, ditunjang pakai clamp atau collar
yang dipasang erat pada pipa dan menumpu pada floor memakai
rubber pad.
 Semua pipa harus dipasang lurus sejajar dengan dinding / bagian
dari bangunan pada arah horizontal maupun vertikal.
 Sudut belokan yang diperbolehkan ialah 90º dan 45º pada
dasarnya untuk sudut belokan 90º dan 45º terutama untuk pipa
pembuangan digunakan long radius dan dalam hal kondisi
setempat tidak memungkinkan maka menggunaan short radius
harus mendapat persetujuan tertulis dari konsultan perencana.
 Sebelum pipa dipasang, supports harus dipasang dulu dalam
keadaan sempurna.
 Semua pipa harus bertumpu dengan baik pada supports.
 Type dan fitting harus bebas dari tegangan dalam yang
diakibatkan dari bahan yang dipaksakan.
 Pipa drain (kondensasi) dari PVC class D dan dilengkapi dengan
isolasi.

3.6. PEKERJAAN DUCTING

3.6.1 Umum
 Kontraktor harus mengadakan dan memasang sistem cerobong
udara sesuai dengan gambar perencanaan dan spesifikasi teknis
serta persyaratan lain yang diberlakukan pada proyek ini. Pembuatan
cerobong udara harus menggunakan peralatan/mesin khsusus
pembuat Ducting.
 Kontraktor tidak dibenarkan memproduksi secara masal cerobong
udara di lokasi proyek, kecuali untuk sistem sambungan atau fiting-
fiting tertentu.

3.6.2 Bahan
 Bahan yang dipakai untuk pekerjaan ini diantaranya ialah Baja Lapis
Seng (BJLS) atau aluminium-zinc coated steel sheet.
 Semua bahan yang terpakai dalam pelaksanaan harus sesuai dengan
persyaratan detail dan spesifikasi yang diberikan.
 Selain dari itu harus pula sesuai dengan persyaratan standard dari
SMACNA/ASME dan standard pabrik.

3.6.3 Konstruksi
 Sistem instalasi cerobong udara ini memakai "Ductingwork"
kecepatan rendah. Semua instalasi cerobong harus dapat menahan
kecepatan sampai 2.000 fpm (10 m/s) dan tekanan statis sampai 2
in-wg (500 Pa).

40 CV. SAEBA Engineering


RKS PEKERJAAN : DED
KANTOR SATPOL PP

 Kontraktor harus menguji instalasi cerobong udara terhadap


kebocoran yang mungkin terjadi dengan cara smoke test
(pengasapan).
 Semua sambungan-sambungan yang ada harus rata pada sebelah
dalam dan rapi disebelah luarnya.
 Semua sambungan harus serapat mungkin (air tight) kalau perlu
diberi penyekat (seal).
 Perubahan ukuran cerobong harus dengan persetujuan tertulis dari
Konsultan Pengawas/Perencana.

3.6.4 Tebal Bahan


 Tebal bahan cerobong yang dibuat dari "Baja Lapis Seng" harus
memiliki persyaratan tebal sebagai berikut :

Ukuran Cerobong BJLS Tebal (mm)


Terbesar
s/d 300 mm 50 0,5
325 s/d 750 mm 60 0,6
800 s/d 1.350 mm 70 0,7
1.375 s/d 2.125 80 0,8
2.150 keatas 100 1,0

3.6.5 Belokan
 Semua belokan (elbow) harus dibuat sesuai dengan gambar dan
spesifikasi teknisnya. Semua belokan pada cerobong suplai harus
diperlengkapi dengan sudut-sudut pengarah (vanes) sesuai dengan
gambar dan spesifikasi teknisnya.
 Belokan harus jenis "long radius elbow" dan elbow 90°, sesuai
gambar dan spesifikasinya.

3.6.6 Tapers Offset dan Stream Liner


Bilamana melalui rintangan yang tidak dapat dihindarkan, Kontraktor
wajib membuat taper, offset atau stream liner tergantung keadaan
setempat yang dibuat sesuai dengan spesifikasi.

3.6.7 Pencabangan
Semua pencabangan (branch) harus dibuat sesuai dengan gambar dan
spesifikasi teknisnya. Semua pencabangan cerobong supply harus
diperlengkapi dengan "adjustable splitter damper" dan "adjustable volume
damper" yang dapat diatur dan dikunci serta "turning vane" sesuai
dengan gambar dan spesifikasi.

3.6.8 Lubang Berpintu


Kontraktor harus membuat lubang-lubang berpintu, untuk pemeriksaan
dan pemeliharaan katup-katup, alat-alat pengatur saringan (filter) serta
untuk pengukuran pada bagian-bagian penting dari Ducting.

41 CV. SAEBA Engineering


RKS PEKERJAAN : DED
KANTOR SATPOL PP

3.6.9 Lubang Pengetesan


Kontraktor harus membuat lubang pengetesan (test Connection) pada
setiap cerobong utama serta pada tempat-tempat lain yang sekiranya
perlu sesuai dengan gambar dan spesifikasi.

3.6.10 Air Extractor


Kontraktor harus memasang "adjustable air extractor" pada semua
percabangan ke diffuser udara keluar yang dapat diatur dan dikunci
sesuai dengan gambar dan spesifikasinya.

3.6.11 Penguatan Cerobong


 Seluruh cerobong yang berukuran sisi lebih besar dari 600 mm diberi
besi penguat (braching).
 Rangka besi penguat harus dipasang pada ke 4 sisi Ducting dengan
persyaratan dibawah ini :

Ukuran Terbesar Penguat Jarak Antara


Penguat
600 s/d 1.000 mm 25mmx25mmx5mm 1,50 m
1.000 mm keatas 40mmx40mmx5mm 0,75 m

 Semua cerobong (berisolasi) yang ukuran terbesar lebih dari 90 cm


harus diberi besi penguat siku memanjang yang dipasang pada
tengah-tengah sisi terbesar.
 Untuk cerobong yang lebih kecil bilamana ternyata dalam instalasi
sampai melengkung harus diberi tambahan besi penguat.
 Semua besi penguat yang terpasang harus disikat dan dicat dengan
cat dasar (prime coating).

3.6.12 Penggantung Cerobong


 Penyangga cerobong segi empat harus memenuhi syarat sebagai
berikut :
Penggantun Trapeze Jarak
Ukuran Terbesar g Shift Terjauh
Bulat Angles
1 2 3 4

s/d 450 mm 8 Ga Wire 25x25x5 3m


460 s/d 750 mm 8 Ga Wire 25x25x5 3m
760 s/d 1.050 mm ¼” Rod 40x40x5 3m
1.100 s/d 1.500 mm 3/8” Rod 40x40x5 3m
1.550 s/d 2.100 mm 3/8’ Rod 50x50x5 2.5 m
2.150 s/d 2.400 mm 3/8” Rod 50x50x6 2.5 m
2.400 mm keatas 3/8” Rod 50x50x7 2.5 m

 Penyangga cerobong bulat harus memenuhi syarat sebagai berikut :

42 CV. SAEBA Engineering


RKS PEKERJAAN : DED
KANTOR SATPOL PP

Garis Tengah
Cerobong Strip Penggantung Jumlah Jarak Terjauh
S/d 450 mm 25 x 16 Ga 1 3 m
460 s/d 900 mm 25 x 16 Ga 1 3 m
920 s/d 1.250 mm 50 x 16 Ga 1 3 m
2.255 s/d2.100 mm 50 x 16 Ga 2 3 m

 Bilamana dirasakan perlu, Kontraktor harus memberikan pula


tambahan penyangga pada jarak-jarak yang lebih pendek.
 Penggantung cerobong harus dari tipe yang dapat diatur, baik pada
arah vertikal maupun horizontal sehingga dapat menjamin kelurusan
dari jalur cerobong.

3.6.13 Sambungan Flexible


 Kontraktor harus menyediakan dan memasang sambungan flexible
(Flexible Connection) pada bagian masuk dan keluar semua fan dari
AHU dan EVB ke dalam cerobong untuk mengurangi penerusan
getaran dan suara.
 Instalasi sambungan tidak boleh sampai mengurangi luas
penampang cerobong. Bagian cerobong harus dipertautkan dalam
satu garis lurus yang berjarak 15 sampai 25 cm. Hendaknya diikat
rapat dengan strip metal yang kuat untuk mencegah kebocoran.

3.6.14 Damper
 Pada setiap pencabangan supply haruslah dipasang "adjustable
spliter damper" dan adjustable volume damper sesuai dengan
gambar perencanaan yang dapat diatur dan dikunci. Damper ini
harus cukup baik dan tahan getaran.
 Pada jalur Ducting udara balik dan udara segar fresh air harus
dipasang Adjustable Volume Damper dan pada tempat-tempat yang
ditunjukkan oleh gambar perencanaan.
 Pada setiap supply diffuser, return grille, exhaust grille dan fresh air
in take grille harus dipasang adjustable volume damper yang dapat
diatur dan dikunci. Damper ini harus cukup baik dan tahan getaran.
 Semua damper harus dicat dengan cat dasar (prime coating).

3.6.15 Diffuser, Grille


 Kontraktor harus menyediakan dan memasang diffuser dan grille
sesuai dengan spesifikasi dan gambar-gambar, sedangkan
penempatannya yang tepat berdasarkan gambar-gambar
Arsitek/Interior.
 Setiap Supply Difuser tipe Linier dan Continuous, baik ditunjukkan
oleh gambar atau tidak, harus dipasang Box Plenum.
 Bahan yang digunakan untuk "diffuser" dan return grille" adalah dari
alluminium pouder coating dengan ketebalan sesuai gambar
spesifikasi.
 Kontraktor harus menyerahkan contoh-contoh dari diffuser/grille-
grille/louvre yang akan dipasang.

43 CV. SAEBA Engineering


RKS PEKERJAAN : DED
KANTOR SATPOL PP

 Diffuser dan grille-grille harus dicat dasar dan dicat sesuai dengan
persyaratan-persyaratan.
 Bahan warna/finishing yang akan dipakai hendaknya ditanyakan
kepada Konsultan Pengawas atau Arsitek.
 Diffuser dan grille-grille harus dipasang rapat pada konstruksi
bangunan/ ceiling dan diberikan gasket.
 Kontraktor harus mengadakan koordinasi dengan pihak lain pada
waktu memasang peralatan-peralatan.
 Seluruh "adjustable volume damper" yang terpasang pada diffuser
grille harus dapat diatur dan dikunci dari luar.
 Baik diffuser maupun grille sebelum dipasang terlebih dulu harus
ditest di Laboratorium Fisika Bangunan Teknik Fisika ITB atau
Laboratorium terkait mengenai noise level, profil kecepatan dan
distribusi udara dan lain-lain yang harus disaksikan oleh Pemberi
Tugas dan Konsultan Pengawas/Perencana.

3.7. PEKERJAAN ISOLASI

3.7.1 Umum
Seperti yang ditunjukan dalam gambar rencana, Kontraktor wajib
membuat contoh cara mengerjakan isolasi yang diperlukan untuk
mendapatkan persetujuan dari Pengawas Lapangan sebelum
dilaksanakan.

3.7.2 Spesifikasi Teknis Isolasi

Pengadaan dan pemasangan isolasi untuk pipa, alat-alat bantu dan


peralatan yang ditentukan, lengkap dengan material bantu lainnya yang
menunjang bagi keperluan isolasi tersebut.

Isolasi pipa Elastomeric rubber density 50


refrigerant dan pipa -120kg / m3. thermal conductivity
drain 0,038 w/mºK (max) dan Polyethylene
Sheet lengkap dengan aluminium foil
self adhesive.
Isolasi Ducting Glass Wool density minimal 1,5 lb/cu-
ft (24 kg/m3) K:0,23 Btu-in/Hr.ft2.F
pada suhu 75 F
Isolasi peralatan dan Elastomeric rubber density 50
alat bantu pipa -120kg / m3. thermal conductivity
0,038 w/mºK (max).
Aluminium Foil Double Side reinforced fire retardant
Adhesive Tape Adhesive aluminium foil, fire retardant

44 CV. SAEBA Engineering


RKS PEKERJAAN : DED
KANTOR SATPOL PP

3.7.3 Isoolasi Pipa Refrigerant dan drain.


 Pipa yang diisolasi adalah pipa refrigerant dan pipa drain
 Ketebalan isolasi pipa refrigerant adalah 1”
 Ketebalan isolasi pipa drain (kondensasi) adalah :
Diameter s/d 2” tebal ¾“
Diameter 2 ½ “ s/d 4” tebal 1”
 Selanjutnya setelah diisolasi dibalut dengan vinil atau yang
dianjurkan oleh pabrik pembuat isolasi.
 Untuk pipa drain dalam tanah isolasi memakai styrofoam class d2,
tebal 2” dan diseal pada sambungan antara dengan flinkcote air dan
selanjutnya dibalut dengan bituminous sheet dengan tebal 1 ½ mm
(Premseal 100)
 Cara melekatkan isolasi ke pipa memakai perekat yang dianjurkan
pabrik pembuat isolasi, demikian juga dengan sambungan antaranya.
 Pada setiap sambungan pipa, harus memakai blok kayu berbentuk
lingkaran penuh dari kayu jati selebar 50 mm dan setebal sama
dengan isolasi. Ukuran diameter kayu tepat sama dengan diameter
luar pipa. Sambungan kayu dan isolasi harus rapat dan memakai
perekat. Selanjutnya pada sambungan tersebut dibalut dengan
adhesive alluminium foil selebar 200 mm.

3.7.4 Isolasi Ducting


a. Bahan Isolasi
Bahan isolasi : Glass wool.
Jenis Isolasi : long fibre.
Kepadatan (density) : minimal 1,5 lb/cu-ft (24 kg/m3)
Faktor konduktifitas, K : 0,23 Btu-in/Hr.ft2.F pada suhu 75 F
Ketebalan : 25 mm untuk Ducting dibawah lantai dan
50 mm untuk ducting di bawah atap.
d. Alluminium Foil (Vapour Barrier)
Minimal terdiri atas 4 (empat) lapis bahan yang dilaminasi di bawah
tekanan dan suhu sehingga membentuk suatu lembar fleksible yang
berlapis banyak (multi-ply flexible sheet).
Mempunyai karakteristik sebagai berikut :
 Permeansi = 0,02 perms (1,13 ng/NS maximum)
 Tensile strength = longitudinal : 10 - 13 - KN/m transverse : 6 -
8 KN/m
 Fire resistant, smoke developed = 0 - 1 heat evolded = 0
 Non corrosion
 Beach puncture : 0,75 - 1,0 J (TAPPI T 803 m)
 Flame spread & ignicability : 0

e. Instalasi Isolasi Ducting

45 CV. SAEBA Engineering


RKS PEKERJAAN : DED
KANTOR SATPOL PP

Bilamana tidak ditentukan lain secara terpisah maka


penentuannya adalah sebagai berikut :
 Ducting pengambilan udara segar (fresh air Duct) dan Ducting
pembuangan udara kotor (exhaust Duct) tidak perlu diberi
lapisan isolasi (kecuali ditentukan lain) dan hanya dicat (finish 3
(tiga) lapis), lapisan terakhir harus dicat akhir dispray.
 Khusus untuk Ducting udara segar yang melewati daerah yang
dikondisikan (misalnya diatas plafon) harus diberi lapisan isolasi
dengan perlakuan seperti Ducting udara supply/return.
 Semua Ducting udara supply dan Ducting udara balik sistem tata
udara harus diberi lapisan isolasi sesuai dengan gambar-gambar
dan spesifikasi.
 Ducting ini hendaknya dilapisi dengan suatu lapisan "weather
proof vapour barrier" seperti alluminium foil dua sisi yang tahan
api (fire resistance) dan diperkuat dengan adhesive band serta
kraft paper dengan instalasi yang menjamin keawetan dan tidak
menimbulkan kebocoran.
 Untuk Ducting yang tidak berada di bawah atap atau tidak pada
lantai teratas, tebal lapisan isolasi adalah 1 inch (25 mm) dengan
lapisan "vapour barrier" alluminium foil satu sisi (single sided)
yang tahan api (fire resistance) diperkuat dengan adhesive band.
f. Isolasi Ducting yang berada di luar
 Semua Ducting yang keluar dari bangunan dan dipengaruhi
langsung oleh cuaca harus diberi lapisan isolasi dari glass woll
setebal 5 cm (2 inches) dengan kepadatan minimum 1,5 lb/cu.
Ft. Ducting hendaknya dilapisi dengan lapisan "weather proof
vapour barrier" seperti alluminium foil dua sisi yang tahan api
(fire resistance) dan diperkuat dengan adhesive band dan "kraft
paper" dengan instalasi yang menjamin keawetan dan tidak
menimbulkan kebocoran.
 Ducting yang berada diluar bangunan ini harus ditutup/dilapisi
kembali dengan "galvanized steel gauge" (BjLS 80).

g. Isolasi Cerobong Udara Utama dan Inner Lining


 Semua cerobong udara utama (main Duct) catu (supply) dan
balik (return) harus dilapisi dengan isolasi luar dan dalam.
Lapisan isolasi luar sesuai dengan ketentuan untuk instalasi
isolasi luar seperti yang telah ditentukan sebelumnya.
 Isolasi dalam (inner lining) adalah harus dari Glasswool tipe Rigid
dengan densitas minimum 3 lb/cu.Ft (48 kg/m3) dan ketebalan
2,5 cm (1") pada bagian luar harus dilapisi glass cloth serta
instalasinya harus menggunakan spindle pin.

3.7.5 Isolasi Alat-alat bantu Pipa


 Semua alat-alat bantu (accessories pipa seperti valve, strainer dan
lain-lain sejenisnya) harus diisolasi. Cara pengisolasiannya

46 CV. SAEBA Engineering


RKS PEKERJAAN : DED
KANTOR SATPOL PP

sedemikian rupa sehingga tidak merusak isolasi bila peralatan


tersebut perlu untuk diperbaiki/diservice.

3.7.6 Isolasi Peralatan


 Peralatan-peralatan yang berhubungan dengan refrigerant sistem,air
eliminatir harus diisolasi. Cara pengisolasiannya sedemikian rupa
sehingga bila ada perbaikan dari peralatan tersebut isolasi gampang
dan mudah tanpa menimbulkan kerusakan pada isolasi.

3.7.7 Perlindungan Isolasi Terhadap Kerusakan


 Untuk pipa dan alat bantu pipa (accessories) yang diisolasi dan
berada di ruang terbuka yang terkena sinar matahari dan hujan,
harus memakai pelindung alluminium sheet jacketing ketebalan 0,5
mm dengan sistem sambungan yang sedemikian rupa sehingga air
hujan tidak bias merembes/ bocor kedalam isolasi tersebut.
 Untuk alat bantu pipa cara pelaksanaan pelindung dengan metal
jacketing sedemikian rupa sehingga mudah dilepas/dibuka tanpa
merusak pelindungnya, apabila ada perbaikan.
 Setiap gantungan pipa yang diisolasi tetapi tanpa memakai metal
jacketing, antara clamp gantungan dan isolasi harus memakai metal
dudukan (saddle) dari BJLS 80 selebar 150 mm dan setengah
lingkaran atau penuh sesuai tipe gantungan yang sisi-sisinya dilipat
agar tidak tajam.

3.8. PEKERJAAN LISTRIK

3.8.1 Umum
 Seperti yang ditunjukan dalam gambar rencana, jalur-jalur kabel,
perletakan panel dan motor seperti yang tercantum adalah gambar
dasar yang menunjukkan route, lokasi panel dan perletakan
instrument control. Kontraktor wajib menyesuaikan dengan keadaan
setempat (shop drawing) dan dengan jalur-Jalur instalasi lainnya,
diperlukan dan mendapat persetujuan dari Pengawas
Lapangan/Pengawas Lapangan sebelum dilaksanakan
 Kontraktor wajib mengikuti peraturan-peraturan yang berlaku yang
dikeluarkan oleh :
 Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesia (PUIL) 2000
 Perusahaan Listrik Negara (PLN)
 Lembaga Masalah Ketenagaan (LMK)
 Dinas Pemadam Kebakaran (DPK)
 Lembaga Pengujian Bahan
 Dinas Keselamatan Kerja

3.8.2 Spesifikasi Teknis


a. Motor Listrik
:  Jenis induction motor, permanent
 Motor, AC Split
47 CV. SAEBA Engineering
RKS PEKERJAAN : DED
KANTOR SATPOL PP

split, dengan thermal overload


protector.
 3 phase 220/380 V/50 Hz
 3 tingkat kecepatan
 Insulation class E
:  Motor yang menjadi satu dengan
 Motor Fan
fan, jumlah phase tergantung
kapasitas fan.
 Semua motor listrik yang digunakan untuk proyek ini mempunyai
power factor minimal 0,8. Putaran maksimum 1450 rpm (untuk
motor-motor tersebut di atas). Motor-motor yang digunakan
disini harus sudah memenuhi standard NEMA (Amerika), BS
(Inggris), DIN (Jerman) dan JIS (Jepang)

h. Panel
 Semua komponen yang digunakan untuk panel tenaga dan
panel-panel control harus dari merek yang sama dengan yang
digunakan pada instalasi listrik.
 Panel-panel tenaga harus dibuat dari plat besi setebal 2 mm,
dilengkapi dengankunci panel. Pengecatan dengan cat dasar dan
duco minimal 2 kali. Warna finishing ditentukan kemudian.
 Panel-panel yang bukan berasal langsung dari produk peralatan
tertentu yaitu panel-panel yang dirakit lokal haruslah berasal dari
pembuat panel khusus, untuk merek komponen yang dipakai.
 Tiap-tiap panel dan unit mesin harus digrounded. Tahanan
pentanahan harus lebih kecil dari 2 ohm, diukur setelah minimal
tidak hujan 2 (dua) hari.

i. Panel Starter
 Star Delta Starter : Bila motor berkapasitas lebih besar
atau sama dengan 7,5 HP
 Direct on Line : Bila motor berkapasitas dibawah 7,5 HP
 Panel starter harus dilengkapi dengan pilot lamp green, red,
white untuk ON, OFF, O/L, plat nama untuk peralatan yang
dilayani serta push button ON / OFF dan disconnecting switch
bila memakai remote star stop.
 Semua komponen yang dipergunakan untuk panel tenaga dan
panel-panel control harus dari merk yang sama yang digunakan
pada instalasi listrik.
 Panel-panel tenaga harus dibuat dari plat besi setebal 2 mm,
dilengkapi dengan kunci Yale atau setaraf. Pengecatan dengan
cat dasar dan duco minimal 2 kali. Warna finishing ditentukan
kemudian.

48 CV. SAEBA Engineering


RKS PEKERJAAN : DED
KANTOR SATPOL PP

 Panel-panel yang bukan berasal langsung dari produk peralatan


tertentu yaitu panel-panel yang dirakit local haruslah berasal dari
pembuat panel khusus, untuk merek komponen yang dipakai.
 Tiap-tiap panel dan unit mesin harus digrounded. Tahanan
pentanahan harus lebih kecil dari 2 ohm, diukur setelah minimal
tidak hujan 2 (dua) hari.

j. Wiring
 Wiring untuk instalasi listrik dan control harus dipasang dalam
PVC conduit high impact.
 Wiring diagram hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan
peralatan AC yang bersangkutan.
 Disetiap tarikan kabel tidak boleh ada sambungan.
 Jari-jari belokan kabel, hendaknya minimum 1,5 kali diameter
kabel.
 Menghubungkan kabel pada terminal harus menggunakan “kabel
schoen”, kabel 25 mm² keatas pemasangan “kabel schoen”
menggunakan timah pateri lalu dipress hydraulis.
 Ukuran-ukuran lebih kecil cukup dengan tang press tangan.
 Setiap kabel yang menuju terminal peralatan harus dilindungi
memakai metal flexible conduit.
 Kabel yang dipasang pada dinding luar harus memakai metal
conduit dan diclamp rapi ke dinding memakai clamp pipa.
 Kabel-kabel yang digantung pada plat beton harus memakai
clamp penggantung dan wire rod yang diramset ke beton.

3.9. INSTALASI

3.9.1 Umum
 Semua peralatan dan alat-alat bantu harus dipasang sesuai dengan
cara pemasangan yang secara teknis praktis, baik dan dapat
dipertanggung jawabkan serta sesuai dengan petunjuk dan instruksi
pada brosur atau publikasi yang dikeluarkan pabrik dari peralatan
atau alat-alat bantu tersebut.

3.9.2 Landasan Peralatan


 Semua landasan untuk peralatan, compressor dan motor,
mempunyai ukuran sedemikian rupa sehingga tidak ada bagian-
bagian peralatan, compressor maupun motor yang berada di luar
landasan. Berat peralatan diartikan berat dalam operasinya.

3.9.3 Platforms
 Untuk peralatan seperti outdoor unit, indoor unit, fan dan sejenisnya
yang menggantung dan duduk pada suatu platform, maka platform
harus diperkuat dengan suatu frame besi channel (siku) yang dilas

49 CV. SAEBA Engineering


RKS PEKERJAAN : DED
KANTOR SATPOL PP

atau dibautkan, atau dikeling ke frame sehingga cukup kuat, kaku


dan tidak bergetar dalam operasinya.

3.9.4 Penetrasi Atap


 Semua bagian instalasi yang menembus atap seperti duct, pipa,
venting harus dilengkapi dengan pinggiran beton (curb) keliling
bagian-bagian instalasi tersebut sehingga konstruksinya betul-betul
kedap air.

3.9.5 Pencapaian Peralatan Untuk Service


 Semua bagian peralatan ataupun peralatan bantu dalam prinsip
pemasangannya harus mudah untuk bisa diamati, diservice dan
mudah dicapai dalam perbaikan, termasuk juga accessories pipa,
valve, clean out, damper, filter, venting dan lain-lain. Untuk itu
Kontraktor dalam pemasangannya wajib memperhatikan posisi yang
terbaik dari peralatan dan accessories tersebut, sehingga tujuan yang
dimaksud tercapai.
 Disamping itu Kontraktor harus mengusulkan kepada Pengawas
Lapangan (bila belum ditunjukkan pada gambar) pintu-pintu service
(access panel), untuk setiap peralatan dan accessories yang berada
dalam shaft atau ceiling yang memerlukannya, beserta ukuran dan
lokasi yang tepat.
 Bila dalam Gambar Rencana sudah ditunjukkan ada acces panel yang
diperlukan, maka penggeseran untuk posisi yang tepat dari acces
panel tersebut sehubungan dengan letak peralatan / accessories dan
kaitannya dengan arsitek/interior perlu dibicarakan dengan Pengawas
Lapangan untuk disetujui.

3.9.6 Perlindungan Peralatan dan Bahan


 Menjadi tanggung jawab dan keharusan bagi Kontraktor untuk
melindungi peralatan-peralatan, bahan-bahan, baik yang sudah,
maupun belum terpasang bila diperkirakan bisa rusak, cacat ataupun
mengganggu situasi sekitarnya ataupun oleh alam (hujan, debu,
pasir, lembab) ataupun oleh bahan-bahan kimia sekitarnya
 Sebelum penyerahan, instalasi seperti peralatan-peralatan fixture dan
lain-lain, dibersihkan atau dites dan di adjust kembali untuk
membuktikan bahwa peralatan dan bahan beroperasi dengan baik.
 Peralatan dan bahan yang rusak atau cacat karena tidak dilakukan
perlindungan yang benar adalah merupakan bagian instalasi yang
tidak bisa diterima (serah terima belum 100%)

3.9.7 Pengecatan
 Semua bagian pekerjaan yang menyangkut carbon steel yang tidak
digalvanis harus dicat dasar dan cat finish. Sebelum pengecatan
dilakukan, bagian-bagian harus bebas dari grease, minyak dan segala
kotoran yang melekat.
 Urut-urutan pengecatan adalah cat dasar anti karat dan cat finish
terdiri atas dua lapis cat copolymer.
 Untuk peralatan-peralatan yang cat pabriknya rusak/cacat dalam
pengangkutan, peyimpanan dan lain sebagainya harus dicat kembali

50 CV. SAEBA Engineering


RKS PEKERJAAN : DED
KANTOR SATPOL PP

sesuai aslinya atau sesuai dengan warna yang ditentukan Pengawas


Lapangan. Untuk jalur-jalur pipa, kode warna disesuaikan dengan
standard.

3.9.8 Anti Karat


 Semua peralatan bantu instalasi, yang berasal dari besi dan
sebelumnya tidak diperlukan untuk anti karat (semacam
penggantung, dudukan, landasan, flange dan lain-lain) harus dicat
dengan cat anti karat, yaitu Zinchromate dan selanjutnya cat finish
dengan warna yang ditentukan kemudian. Semua baut, mur dan
washer haruslah Zinc electroplated.
 Landasan penyangga peralatan (steel bases), seluruhnya harus
bersih dan bebas dari las-lasan, dicat dasar dengan Zinchromate dan
cat akhir finish dua lapis.

3.9.9 Sleeve, Built in Insert


 Peralatan bantu, sleeve dan lain-lain yang diperlukan tertanam atau
menembus concrete atau tembok harus dipasang dan dilengkapi
sesuai petunjuk instalasi. Untuk itu ukuran, posisi yang disiapkan
untuk keperluan tersebut harus dikonsultasikan dengan Pengawas
Lapangan dan disertai gambar detail.
 Semua pipa tembus dinding harus menggunakan sleeve dengan
clearance ¾” jika pipa berisolasi, cleareance tetap dibutuhkan ¾”
antara isolasi dan sleeve menembus atap harus diperpanjang ± 200
mm di atas atap lantai. Setelah pemasangan pipa cleareance harus
diisi dengan sealant yang tahan api atau fire stop.

3.9.10 Penomoran, Nama Peralatan / Accessories


 Semua peralatan terpasang dan accessoriesnya harus diberi code
nama peralatan dan nomor sesuai seperti yang diajukan ke
Direksi/Pengawas Lapangan pada daftar peralatan atau data sheet
atau sebagai tercantum dalam as-built drawing.

3.10. PEKERJAAN LAIN-LAIN


a. Semua pondasi beton yang diperlukan untuk mesin-mesin pendingin,
compressor, kipas angin (fan), Air Curtain, motor-motor listrik, termasuk
dalam pekerjaan Kontraktor AC.
b. Kontraktor AC harus menyerahkan gambar layout beserta ukuran pondasi
atau ukuran concrete plint pada masing-masing peralatan sebelum
dilaksanakan oleh pihak lain kepada Pengawas Lapangan untuk diperiksa
dan disetujui
c. Pondasi peralatan-peralatan lainnya harus mengikuti petunjuk-petunjuk /
pedoman pabrik pembuat peralatan tersebut.
d. Kontraktor AC harus menyediakan dam memasang peredam getaran
(vibration eliminators) untuk melindungi bangunan dari suara berisik dan
getaran yang ditimbulkan oleh mesin-mesin
e. Kontraktor AC harus menyediakan dan memasang (seperti ditunjukkan
dalam Gambar Rencana atau gambar yang disetujui) semua dudukan

51 CV. SAEBA Engineering


RKS PEKERJAAN : DED
KANTOR SATPOL PP

(support) atau penggantung (hanger) untuk mesin-mesin, alat-alat, pipa


kabel dan duct yang diperlukan.
f. Untuk menyesuaikan dengan kondisi-kondisi setempat, dudukan-dudukan
atau penggantung-penggantung tersebut harus dibuat dari konstruksi pipa,
profil batang (rod) atau strip sesuai dengan Gambar Rencana atau gambar
kerja yang disetujui. Semua support yang menumpu pada lantai harus
mempunyai pelat-pelat (flanges) yang kuat pada titik tumpuannya pada
lantai.
g. Semua penggantung harus dipasang pada balok atau pada rangka baja dan
harus berkonsultasi dengan Pengawas Lapangan dan Kontraktor sipil.
h. Pembebanan pada balok atau pelat struktur yang ditimbulkan oleh dudukan-
dudukan atau penggantung-penggantung tersebut hendaknya dijaga agar
dapat terbagi merata sehingga tidak menimbulkan tegangan-tegangan yang
tidak wajar.
i. Kontraktor AC harus menjamin bahwa instalasi yang dipasang tidak akan
menyebabkan penerusan suara dan getaran (vibration & noise transmission)
ke dalam ruangan-ruangan yang dihuni yang dalam hal ini dilakukan oleh
ahli atau tenaga ahli yang ditunjuk.
j. Kontraktor harus bertanggung jawab atas modifikasi-modifikasi yang perlu
untuk memenuhi syarat tersebut diatas.

3.11. PEKERJAAN TESTING, ADJUSTING DAN BALANCING

3.11.1 Umum
 Pelaksanaan Testing, Adjusting dan Balancing (TAB) secara
mendasar harus mengikuti standard atau petunjuk yang berlaku
secara umum seperti standard NEBB, ASHRAE dan SMACNA dengan
menggunakan peralatan-peralatan ukur yang memenuhi untuk
pelaksanaan TAB tersebut.

3.11.2 Peralatan Ukur


Minimal peralatan ukur seperti dibawah ini harus dimiliki oleh Kontraktor
yang bersangkutan antara lain:
a. Pengukuran laju aliran udara
 Pitot tube dengan inclined manometer
 Anemometer dan sejenisnya
 Hood untuk mengukur udara di diffuser
k. Pengukuran temperature udara / air
 Sling psychrometric
 Thermometer
l. Pengukuran putaran (RPM)
 Tachometer atau sejenisnya

52 CV. SAEBA Engineering


RKS PEKERJAAN : DED
KANTOR SATPOL PP

m. Pengukuran Listrik
 Voltmeter
 Ampermeter / Tang-amper
n. Pengukuran tekanan
 Barometer / pressure gauge

3.11.3 Pelaksanaan Testing, Adjusment dan Balancing ( TAB )


 Secara detail TAB harus dilaksanakan terhadap seluruh sistem dan
bagian-bagiannya, sehingga didapatkan besaran-besaran
pengukuran yang sesuai atau mendekati besaran-besaran yang
ditentukan dalam rencana.
 Dalam pelaksanaan TAB, disamping pengukuran yang dilakukan
terhadap besaran-besaran yang ditentukan design, juga diwajibkan
melaksanakan pengukuran terhadap besaran-besaran yang tidak
tercantum dalam Gambar Rencana, tetapi besaran ini sangat
diperlukan dalam penentuan kondisi dan kemampuan peralatan dan
juga sebagai data yang diperlukan bagi pihak maintenance dan
operation.
 Semua pelaksanaan TAB maupun pengukuran-pengukuran terhadap
besaran-besaran lainnya yang tidak tercantum dalam Gambar
Rencana harus dituangkan dalam suatu laporan yang bentuknya
(formnya) sudah disetujui oleh Pengawas Lapangan.
 Pelaksanaan TAB dilakukan oleh tenaga engineer yang betul-betul
sudah berpengalaman dalam pelaksanaan TAB ini.
 Dalam pelaksanaan TAB, harus selalu didampingi oleh tenaga
Pengawas, dimana hasil-hasil pengukuran dan pengamatan yang
dilakukan juga disaksikan oleh Pengawas tersebut dan dalam
laporannya turut menandatangani
 Sebelum melaksanakan TAB, Kontraktor harus membuat suatu
rencana kerja mengenai prosedur testing & commissioning untuk
masing-masing bagian pekerjaan, dan prosedur ini agar dibicarakan
dengan pihak Pengawas Lapangan untuk mendapatkan
persetujuannya.
 Sebelum melaksanakan TAB, Kontraktor sudah harus menyiapkan
suatu bentuk formulir yang berisi item-item yang akan dilakukan
untuk masing-masing sistem yang akan dilakukan pengetesan.

3.11.4 Balancing Sistem Distribusi Udara


 Prosedur Testing dan Adjusting
 Test dan sesuaikan putaran blower dengan ketentuan design.
 Test dan catat motor full load ampere.
 Lakukan pengukuran dengan pilot tube (tube traverse) untuk
mendapatkan air flow rate (CFM) dan fan sesuai dengan
design.
 Test dan catat static pressure pada inlet dan outlet dari fan
(blower)
 Test dan sesuaikan cfm untuk sirkulasi udara

53 CV. SAEBA Engineering


RKS PEKERJAAN : DED
KANTOR SATPOL PP

 Test dan sesuaikan dengan kebutuhan luar untuk masing-masing


fan coil unit atau indoor unit.
 Test dan catat temperature Dry bulb, dan Wet bulb dari udara
masuk dan keluar dari coil
 Sesuaikan cfm yang dibutuhkan pada semua cabang utama
 Sesuaikan kebutuhan cfm untuk masing-masing zone (ruangan)
 Test dan sesuaikan masing-masing diffuser / grille dan lakukan
re-check terhadap performance dari jenis diffuser / register /
grille tersebut.
 Indentifikasikan ukuran, tipe, masing-masing diffuser / register /
grille dan lakukan re-check terhadap performance dari jenis
diffuser / register / grille tersebut.

3.11.5 Balancing Sistem Aliran dan Tekanan Refrigerant


 Prosedur testing dan balancing
a. Tahap 1
 Buka semua katup-katup pada posisi membuka penuh, termasuk
katup-katup yang berada disekitar cooling coil
 Buka dan bersihkan semua katup control
 Periksa apakah kondisi didalam sistem instalasi pipa sudah
ditreatment dan dibersihkan.
 Periksa apakah ada sistem circuit yang pemipaannya mungkin bisa
menyebabkan terperangkapnya udara.
 Set semua temperature control sehingga cooling coil akan bekerja
(katup control akan membuka penuh)
 Sebelum sistem balancing dari aliran udara ini dilaksanakan aliran
udara sebelumnya sudah dibalancing dengan cermat.

o. Tahap 2
 Sejumlah aliran dari kapasitas unit AC yang direncanakan.
 Melakukan balancing untuk mendapatkan jumlah aliran dan
tekanan refrigerant pada coil.
 Setelah pelaksanaan balancing dengan hasil sesuai kapasitas unit
AC yang direncanakan, lakukan penandaan (marking) pada
setting tersebut dan catat semua data.
p. Tahap 3
Setelah tahap 1 dan 2 dilakukan secara lengkap lanjutkan tindakan
sebagai berikut :
 Temperature udara masuk dan keluar cooling coil.
 Pressure drop pada coil
 Tekanan pada discharge dan suction dari fan coil atau indoor unit

54 CV. SAEBA Engineering


RKS PEKERJAAN : DED
KANTOR SATPOL PP

 Rated dan running ampere dari indoor unit / outdoor unit.

3.12. REFERENSI PRODUK


Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi spesifikasi.
Kontraktor dimungkinkan untuk mengajukan alternative lain yang setaraf dan
Kontraktor baru dapat menggantinya bila sudah ada persetujuan resmi dan
tertulis dari Pengawas Lapangan.
Referensi produk yang dapat dipakai adalah sebagai berikut :

Alternatif Produk /
No Uraian Spesifikasi Teknis
Merk
1 AC Split Wall Mounted - Daikin
- LG
- PANASONIC
2 AC SPLIT DUCT Ruang Auditorium GSG - Daikin
- LG

3 Unit Fan Axial Fan, Wall Fan, Ceiling Fan - Fantech


- National
- Vanco
- CKE

4 Ducting BJLS Semua Ukuran - LOKFOM


- FUMIRA
- KEMASU

5 Glasswool Density 32 - 48 Kg/m³ - APIC


- AB Wool
- Parawool

6 Alluminium foil Double sided Fire Retardant - Thermo Foil


- Insfoil
- Harvifoil

7 Flexible Ducting - Modulflex


- Bradford
- TD

8 Isolasi pipa Density 50 – 120 Kg/m³ - Armaflex


- Thermaflex
- K-Flex
- Insuflex

9 Alumunium Tape - Instape


- AB Tape
- Idenden

55 CV. SAEBA Engineering


RKS PEKERJAAN : DED
KANTOR SATPOL PP

Alternatif Produk /
No Uraian Spesifikasi Teknis
Merk
10 Pipa Refrigerant Kelas L Kembla / Crane / Inaba

11 Pipa drain PVC kelas D 5 Kg/cm² - Rucika


- Wavin
- Pralon

12 Grille, diffuser Aluminium anodized profile - Comfort Air


- Primawangi,
- Modul

13 Hanger rod & bracket Galvanized Ex Pabrikan

56 CV. SAEBA Engineering

Anda mungkin juga menyukai