1. SITUASI/LOKASI
Lokasi proyek adalah di Jl.Panggung Sisi Utara (Dekat Masjid Serang). Lahan proyek
akan diserahkan kepada Penyedia Jasa sebagaimana keadaannya waktu Penjelasan
Lelang.
a. Kekurangtelitian atau kelalaian dalam mengevaluasi keadaan lapangan, sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa dan tidak dapat dijadikan alasan untuk
mengajukan klaim/tuntutan.
3. SALURAN PEMBUANGAN
Penyedia Jasa harus membuat saluran pembuangan sementara untuk menjaga
agar daerah bangunan selalu dalam keadaan kering/tidak basah tergenang air hujan
atau air buangan. Saluran dihubungkan ke parit/selokan yang terdekat atau menurut
petunjuk Konsultan Pengawas.
6. PEMBERSIHAN LOKASI
1. Lapangan terlebih dahulu harus dibersihkan dari rumput, semak dan akar-akar
pohon.
2. Sebelum pekerjaan lain dimulai, lapangan harus selalu dijaga, tetap bersih dan rata.
3. Semua penghalang di dalam batas tanah yang menghalangi jalannya pekerjaan
seperti adanya batu-batuan atau puing-puing bekas bangunan harus dibongkar dan
dibersihkan serta dipindahkan dari tanah bangunan kecuali barang-barang yang
ditentukan harus dilindungi agar tetap utuh.
4. Pelaksanaan pembongkaran harus dilakukan dengan sebaik-baiknya untuk
menghindarkan bangunan yang berdekatan dari kerusakan. Bahan-bahan bekas
bongkaran tidak diperkenankan untuk dipergunakan kembali dan harus diangkut
keluar dari halaman proyek.
5. Penanganan bahan bekas bangunan, sisa bongkaran dll harus dilaporkan kepada
Konsultan Pengawas untuk diminta persetujuannya sebelum pelaksanaan.
6. Apabila dalam penggalian ditemukan material berharga, maka harus melaporkan
kepada Konsultan Pengawas
7. Kontraktor tidak boleh membasmi, menebang atau merusak pohon-pohon atau
pagar, kecuali telah ditentukan lain atau sebelumnya diberi tanda pada gambar-
gambar yang menandakan bahwa pohon-pohon dan pagar harus disingkirkan. Jika
ada sesuatu hal yang mengharuskan Kontraktor untuk melakukan penebangan,
maka ia harus mendapat ijin dari pemberi tugas.
7. PENGUKURAN / UITZET
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan pengukuran batas/garis, elevasi persiapan
lahan, dan pekerjaan pengukuran lainnya yang ditentukan dalam Gambar Kerja dan/atau
yang ditentukan Pengawas Lapangan, termasuk penyediaan tim ukur yang
berpengalaman. Pekerjaan ini juga meliputi peralatan pengukuran lengkap dan akurat
yang memenuhi ketentuan spesifikasi ini.
Standart/Rujukan
Gambar DED
Prosedur Umum
a. Data Standar Pengukuran
Standar pengukuran berdasarkan poligon tertutup tiga titik koordinat dan patok akan
disediakan Pemilik Proyek dan akan menjadi patokan pengukuran yang dilakukan
Kontraktor.
Bila Kontraktor berkeberatan atas penentuan sistem koordinat tersebut, maka dalam 1
(satu) minggu setelah penentuan, Kontraktor dapat mengajukan keberatan secara
tertulis beserta data pendukung untuk kemudian akan dipertimbangkan oleh
Pengawas Lapangan.
b. Persyaratan Pengukuran
Kontraktor harus melaksanakan perhitungan pengukuran dan pemeriksaan untuk
mendapatkan lokasi yang tepat sesuai Gambar Kerja dan harus disetujui Pengawas
Lapangan.
Setiap kali melakukan pengukuran, pemeriksaan ketepatan harus dilakukan dengan
Poligon tertutup. Kesalahan maksimal yang diijinkan dari Poligon tertutup adalah
sebagai berikut :
- Kerangka Horizontal (Poligon) :
Salah pentutup sudut = 10 n
(n = banyak titik / sudut)
Salah relatif 1 /10000
- Kerangka Vertikal (Sipat Datar) :
Salah pentutup beda tinggi = 10 D km (mm)
(D = total jarak terpendek)
Semua jarak kemiringan harus dikurangkan ke jarak tegak.
c. Patok/Bench Mark
- Kontraktor harus menjaga, melindungi patok standar pengukuran maupun patok –
patok yang dibuatnya.
- Pemindahan patok, termasuk patok – patok yang dibuat pihak lain harus
dihindarkan. Mengikat sesuatu pada patok tidak diijinkan. Setiap kerusakan pada
patok harus dilaporkan kepada Pengawas Lapangan. Kontraktor setiap waktu
bertanggung jawab memperbaiki dan mengganti patok yang rusak. Biaya
perbaikan patok menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.
- Patok harus dibuat oleh Kontraktor dari besi baja yang ditanam dalam beton
dengan bentuk dan ukuran sebagai berikut :
f c
d
b
a
10 Lapisan Batu
- Penandaan harus jelas terbaca dan kuat/awet. Patok di tanah harus dilindungi
dengan pipa beton dan struktur lain dan harus bebas dari air dan tanah.
- Kerangka horisontal harus dari pasak kayu, berukuran 50 mm x 50 mm panjang
300 mm, ditanam dengan kuat ke dalam tanah, menonjol 20 mm di atas
permukaan tanah dengan paku ditengahnya sebagai tanda, atau dengan cara lain
yang ditentukan oleh Pengawas Lapangan.
Pelaksanaan Pekerjaan
a. Perhitungan dan Catatan Pengukuran
Catatan lengkap harus mencakup semua pengukuran lapangan, rapi dan teratur.
Pengukuran harus dengan jelas menyebutkan nama proyek, lokasi, tanggal, nama. Buku
yang dijilid harus digunakan untuk catatan.
Catatan lapangan yang terpisah harus dibuat untuk setiap kategori berikut :
- Pemeriksaan melintang
- Ketinggian patok
- Lokasi pengukuran
- Konstruksi pengukuran
- Potongan melintang
Koordinat seluruh patok, titik pemeriksaan dan lainnya harus dihitung sebelum
pengukuran.
Sketsa harus disiapkan untuk setiap patok pemeriksaan dan titik acuan yang menunjukkan
jarak dan azimut ke setiap titik acuan.
Profil dan bidikan elevasi topografi harus dicatat dalam buku lapangan.
Semua catatan dan perhitungan harus dibuat permanen, dan dijaga di tempat yang aman.
Penyimpanan data lapangan yang tidak berlaku lagi dilakukan oleh Pengawas Lapangan.
b. Pemeriksaan Ketepatan
Semua elemen pengukuran, pemeriksaan dan penyetelah harus diperiksa Pengawas
Lapangan pada waktu–waktu tertentu selama pelaksanaan proyek.Kontraktor harus
membantu Pengawas Lapangan selama pemeriksaan pengukuran lapangan.
Perhitungan berikut harus digunakan untuk memeriksa catatan lapangan :
Kesalahan sudut menyilang e1 = 1’ n
Kesalahan garis menyilang e2 = (L2 + D2)
L = perbedaan antara garis lintang utara dan garis lintang selatan
D = perbedaan antara titik keberangkatan timur dan titik keberangkatan barat
e
Ketepa tan
perimeter
Pengukuran yang tidak sempurna yang dikerjakan Kontraktor, harus diperbaiki dan diulang
tanpa tambahan biaya.
Kontraktor harus menjaga semua tanda dan garis yang dibutuhkan agar tetap terlihat jelas
selama pemeriksaan.
Setiap pemeriksaan yang dilakukan Pengawas Lapangan tidak membebaskan Kontraktor
dari seluruh tanggung jawabnya membuat pengukuran yang tepat untuk kerataan, elevasi,
kemiringan, dimensi dan posisi setiap struktur atau fasilitas.
2) Ketentuan Umum
a) Penyedia Jasa harus mentaati semua peraturan-peraturan Nasional maupun
Daerah.
b) Kantor dan fasilitasnya harus ditempatkan sesuai dengan Lokasi Umum dan
Denah Lapangan yang telah disetujui dan merupakan bagian dari Program
Mobilisasi , dimana penempatannya harus diusahakan sedekat mungkin dengan
daerah kerja (site) dan telah mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
c) Bangunan untuk kantor dan fasilitasnya harus ditempatkan sedemikian rupa
sehingga terbebas dari polusi yang dihasilkan oleh kegiatan pelaksanaan.
d) Bangunan yang dibuat harus mempunyai kekuatan struktural yang baik, tahan
cuaca, dan elevasi lantai yang lebih tinggi dari tanah di sekitarnya.
e) Bangunan untuk penyimpanan bahan harus diberi bahan pelindung yang cocok
sehingga bahan-bahan yang disimpan tidak akan mengalami kerusakan.
f) Sesuai pilihan Penyedia Jasa, bangunan dapat dibuat di tempat atau dirakit dari
komponen-komponen pra-fabrikasi.
g) Kantor lapangan dan gudang sementara harus didirikan diatas pondasi yang
mantap dan dilengkapi dengan penghubung dengan untuk pelayanan utilitas.
h) Bahan, peralatan dan perlengkapan yang digunakan untuk bangunan dapat baru
atau bekas pakai, tetapi dengan syarat harus dapat berfungsi, cocok dengan
maksud pemakaiannya dan tidak bertentangan dengan perundang-undangan
dan peraturan yang berlaku.
i) Lahan untuk kantor lapangan dan semacamnya harus ditimbun dan diratakan
sehingga layak untuk ditempati bangunan, bebas dari genangan air, diberi pagar
keliling, dan dilengkapi minimum dengan jalan masuk dari kerikil serta tempat
parkir.
j) Penyedia Jasa harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan
baik dalam spesifikasi ini ataupun yang tertera dalam gambar – gambar.
Dimana bahan – bahan dan peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan
– ketentuan pada spesifikasi ini. Bila ternyata terdapat perbedaan yang
dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan, merupakan kewajiban
penyedia jasa untuk mengganti bahan atau peralatan tersebutsehingga sesuai
dengan ketentuan tanpa adanya tambahan biaya.
Apabila terdapat perbedaaan volume antara gambar dengan Rencana Anggaran
Biaya (RAB) maka volume yang diakui adalah sebagaimana tertera pada RAB
namun pelaksanaan dilapangan disesuaikan dengan lapangan.
k) Sebelum akan memulai pekerjaan penyedia jasa harus mengadakan penelitian
terhadap gambar – gambar dan bestek maupun lapangan pekerjaan.
l) Bila terdapat hal – hal yang meragukan harus segera melapor kepada
penanggung jawab Kegiatan/Pengawas Lapangan dan penyedia jasa dilarang
memulai pekerjaan, bila belum ada penyelesaian dari pihak pengawas
lapangan.
m) Bila hal ini tidak diindahkan oleh penyedia jasa maka, segala akibat dari
kesalahan konstruksi maupun pelaksanaan menjadi tanggung jawab penyedia
jasa sepenuhnya.
n) Penyedia jasa harus membuat laporan kegiatan baik laporan harian, mingguan
dan laporan bulanan sesuai dengan prestasi fisik pekerjaan di lapangan.
5) Kantor Pendukung
Bilamana Penyedia Jasa menganggap perlu untuk mendirikan satu kantor
pendukung atau lebih, yang akan digunakan untuk keperluan sendiri pada jarak 20 km
atau lebih dari kantor utama di lapangan, maka Penyedia Jasa harus menyediakan,
memelihara dan melengkapi satu ruangan pada setiap kantor pendukung dengan ukuran
sekitar 12 meter persegi yang akan digunakan oleh Staf Direksi Pekerjaan untuk setiap
kantor pendukung.
7) Dasar Pembayaran
Tidak ada pembayaran untuk Direksi Keet.Walaupun demikian Direksi Pekerjaan
dapat setiap saat selama pelaksanaan pekerjaan, memerintahkan Penyedia Jasa untuk
menambah peralatan yang dianggap perlu tanpa menyebabkan perubahan harga.
Dasar Pembayaran
Pekerjaan Pembuatan Papan Bowplankharus dibayar menurut satuan pengukuran
dengan harga yang dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk masing-masing
Mata Pembayaran yang terdaftar menurut jadwal pembayaran yang diberikan, dimana
pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan, semua bahan,
semua peralatan, pekerja, perkakas dan biaya lainnya yang perlu untuk menyelesaikan
pekerjaan Pembuatan Papan Bowplankyang diuraikan dalam Spesifikasi ini. Walaupun
demikian Direksi Pekerjaan dapat setiap saat, selama pelaksanaan pekerjaan,
memerintahkan Penyedia Jasa untuk menambah peralatan yang dianggap perlu tanpa
menyebabkan perubahan harga meter panjanguntuk Pembuatan Bowplank.
Mobilisasi dan Demobilisasi berkaitan dengan proses pengadaan material dan alat berat.
Mobilisasi dan Demobilisasi sepenuhnya menjadi tanggung jawab kontraktor. Biaya-biaya
yang terjadi akibat dari pengadaan mobilisasi dan demobilisasi alat berat ini menjadi
tanggung jawab dari Kontraktor. Alat berat yang sudah tidak diperlukan harus segera
dikembalikan agar tidak mengganggu aktivitas proyek yang lainnya, ataupun aktivitas
warga sekitar proyek.
BAB II
PEKERJAAN TANAH
Prosedur Penggalian
1) Prosedur Umum
a) Penggalian harus dilaksanakan menurut kelandaian, garis, dan elevasi yang
ditentukan dalam Gambar atau ditunjukkan oleh Direksi Pekerjaan dan harus
mencakup pembuangan semua material/bahan dalam bentuk apapun yang dijumpai,
termasuk tanah, batu, batu bata, beton, pasangan batu, bahan organik dan bahan
perkerasan lama.
b) Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan gangguan yang seminimal mungkin
terhadap bahan di bawah dan di luar batas galian.
c) Bilamana material/bahan yang terekspos pada garis formasi atau tanah dasar atau
pondasi dalam keadaan lepas atau lunak atau kotor atau menurut pendapat Direksi
Pekerjaan tidak memenuhi syarat, maka bahan tersebut harus seluruhnya dipadatkan
atau dibuang dan diganti dengan timbunan yang memenuhi syarat, sebagaimana
yang diperintahkan Direksi Pekerjaan.
d) Bilamana batu, lapisan keras atau bahan yang sukar dibongkar dijumpai pada garis
formasi untuk selokan yang diperkeras, pada tanah dasar untuk perkerasan maupun
bahu jalan, atau pada dasar galian pipa atau pondasi struktur, maka bahan tersebut
harus digali 15 cm lebih dalam sampai permukaan yang mantap dan merata.
Tonjolan-tonjolan batu yang runcing pada permukaan yang terekspos tidak boleh
tertinggal dan semua pecahan batu yang diameternya lebih besar dari 15 cm harus
dibuang. Profil galian yang disyaratkan harus diperoleh dengan cara menimbun
kembali dengan bahan yang dipadatkan sesuai persetujuan Direksi Pekerjaan.
e) Peledakan sebagai cara pembongkaran batu hanya boleh digunakan jika, menurut
pendapat Direksi Pekerjaan, tidak praktis menggunakan alat bertekanan udara atau
suatu penggaruk (ripper) hidrolis berkuku tunggal. Direksi Pekerjaan dapat
melarang peledakan dan memerintahkan untuk menggali batu dengan cara lain, jika,
menurut pendapatnya, peledakan tersebut berbahaya bagi manusia atau struktur di
sekitarnya, atau bilamana dirasa kurang cermat dalam pelaksanaannya.
f) Bilamana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyediakan
anyaman pelindung ledakan (heavy mesh blasting) untuk melindungi orang,
bangunan dan pekerjaan selama penggalian. Jika dipandang perlu, peledakan harus
dibatasi waktunya seperti yang diuraikan oleh Direksi Pekerjaan.
g) Penggalian batu harus dilakukan sedemikian, apakah dengan peledakan atau cara
lainnya, sehingga tepi-tepi potongan harus dibiarkan pada kondisi yang aman dan
serata mungkin. Batu yang lepas atau bergantungan dapat menjadi tidak stabil atau
menimbulkan bahaya terhadap pekerjaan atau orang harus dibuang, baik terjadi
pada pemotongan batu yang baru maupun yang lama.
h) Dalam hal apapun perlu dipahami bahwa, selama pelaksanaan penggalian, Penyedia
Jasa harus melakukan langkah-langkah berdasarkan inisiatifnya sendiri untuk
memastikan drainase alami dari air yang mengalir pada permukaan tanah, agar
dapat mencegah aliran tersebut mengalir masuk ke dalam galian yang telah terbuka.
2.2 URUGAN
Umum
1) Uraian
a) Pekerjaan ini mencakup pengadaan, pengangkutan, penghamparan dan
pemadatan tanah atau bahan berbutir yang disetujui untuk pembuatan
timbunan, untuk penimbunan kembali galian pipa atau struktur dan untuk
timbunan umum yang diperlukan untuk membentuk dimensi timbunan sesuai
dengan garis, kelandaian, dan elevasi penampang melintang yang disyaratkan
atau disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
b) Timbunan yang dicakup oleh ketentuan dalam Seksi ini harus dibagi menjadi
tiga jenis, yaitu Timbunan Biasa, Timbunan Pilihan, dan Timbunan Pilihan
Berbutir di atas tanah rawa.
c) Timbunan pilihan harus digunakan untuk meningkatkan kapasitas daya
dukung tanah dasar pada lapisan penopang (capping layer) dan jika
diperlukan di daerah galian. Timbunan pilihan dapat juga digunakan untuk
stabilisasi lereng atau pekerjaan pelebaran timbunan jika diperlukan lereng
yang lebih curam karena keterbatasan ruangan, dan untuk pekerjaan timbunan
lainnya dimana kekuatan timbunan adalah faktor yang kritis.
d) Timbunan Pilihan Berbutir harus digunakan sebagai lapisan penopang
(capping layer) pada tanah lunak yang mempunyai CBR lapangan kurang 2%
yang tidak dapat ditingkatkan dengan pemadatan atau stabilisasi, dan diatas
tanah rawa, daerah berair dan lokasi-lokasi serupa dimana bahan Timbunan
Pilihan dan Biasa tidak dapat dipadatkan dengan memuaskan.
e) Baik Timbunan Pilihan maupun Timbunan Pilihan Berbutir harus digunakan
untuk penimbunan kembali pada abutmen dan dinding penahan tanah serta
daerah kritis lainnya yang memiliki jangkauan terbatas untuk pemadatan
dengan alat sebagaimana ditunjukkan dalam gambar atau bilamana
diperintahkan atau disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
f) Pekerjaan yang tidak termasuk bahan timbunan yaitu bahan yang dipasang
sebagai landasan untuk pipa atau saluran beton, maupun bahan drainase
porous yang dipakai untuk drainase bawah permukaan atau untuk mencegah
hanyutnya partikel halus tanah akibat proses penyaringan. Bahan timbunan
jenis ini telah diuraikan dari Spesifikasi ini.
g) Pengukuran tambahan terhadap yang telah diuraikan dalam Spesifikasi ini
mungkin diperlukan, ditujukan terhadap dampak khusus lapangan termasuk
konsolidasi dan stabilitas lereng.
2) Toleransi Dimensi
a) Elevasi dan kelandaian akhir setelah pemadatan harus tidak lebih tinggi dari 2
cm atau lebih rendah 3 cm dari yang ditentukan atau disetujui.
b) Seluruh permukaan akhir timbunan yang terekspos harus cukup rata dan harus
memiliki kelandaian yang cukup untuk menjamin aliran air permukaan yang
bebas.
c) Permukaan akhir lereng timbunan tidak boleh bervariasi lebih dari 10 cm dari
garis profil yang ditentukan.
d) Timbunan selain dari Lapisan Penopang di atas tanah lunak tidak boleh
dihampar dalam lapisan dengan tebal padat lebih dari 20 cm atau dalam
lapisan dengan tebal padat kurang dari 10 cm.
3) Standar Rujukan
Standar Nasional Indonesia (SNI) :
5) Jadwal Kerja
a) Timbunan pada lokasi rencana harus dikerjakan dengan menggunakan pelaksanaan
bertahap dimulai dari sisi yang paling dekat dengan jalan sampai ke sisi Batas
paling ujung berikutnya, sehingga setiap ruas akan menerima jumlah usaha
pemadatan yang sama. Bilamana memungkinkan, lalu lintas alat-alat konstruksi
dapat dilewatkan di atas pekerjaan timbunan dan lajur yang dilewati harus terus
menerus divariasi agar dapat menyebarkan pengaruh usaha pemadatan dari lalu
lintas tersebut.
7) Perbaikan Terhadap Timbunan yang Tidak Memenuhi Ketentuan atau Tidak Stabil
a) Timbunan akhir yang tidak memenuhi penampang melintang yang disyaratkan atau
disetujui atau toleransi permukaan yang disyaratkan harus diperbaiki dengan
menggemburkan permukaannya dan membuang atau menambah bahan
sebagaimana yang diperlukan dan dilanjutkan dengan pembentukan kembali dan
pemadatan kembali.
b) Timbunan yang terlalu kering untuk pemadatan, dalam hal batas-batas kadar airnya
yang disyaratkan dalam atau seperti yang diperintahkan Direksi Pekerjaan, harus
diperbaiki dengan menggaru bahan tersebut, dilanjutkan dengan penyemprotan air
secukupnya dan dicampur seluruhnya dengan menggunakan "motor grader" atau
peralatan lain yang disetujui.
c) Timbunan yang terlalu basah untuk pemadatan, seperti dinyatakan dalam batas-
batas kadar air yang disyaratkan atau seperti yang diperintahkan Direksi Pekerjaan,
harus diperbaiki dengan menggaru bahan tersebut dengan penggunaan motor grader
atau alat lainnya secara berulang-ulang dengan selang waktu istirahat selama
penanganan, dalam cuaca cerah. Alternatif lain, bilamana pengeringan yang
memadai tidak dapat dicapai dengan menggaru dan membiarkan bahan gembur
tersebut, Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan agar bahan tersebut dikeluarkan
dari pekerjaan dan diganti dengan bahan kering yang lebih cocok.
d) Timbunan yang telah dipadatkan dan memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam
Spesifikasi ini, menjadi jenuh akibat hujan atau banjir atau karena hal lain, biasanya
tidak memerlukan pekerjaan perbaikan asalkan sifat-sifat bahan dan kerataan
permukaan masih memenuhi ketentuan dalam Spesifikasi ini.
e) Perbaikan timbunan yang tidak memenuhi kepadatan atau ketentuan sifat-sifat
bahan dari Spesifikasi ini haruslah seperti yang diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan dan dapat meliputi pemadatan tambahan, penggemburan yang diikuti
dengan penyesuaian kadar air dan pemadatan kembali, atau pembuangan dan
penggantian bahan.
f) Perbaikan timbunan yang rusak akibat gerusan banjir atau menjadi lembek setelah
pekerjaan tersebut selesai dikerjakan dan diterima oleh Direksi Pekerjaan haruslah
seperti yang disyaratkan dalam dari Spesifikasi ini.
Bahan
1) Sumber Bahan
Bahan timbunan harus dipilih dari sumber bahan yang disetujui sesuai dengan "Bahan
dan Penyimpanan" dari Spesifikasi ini.
2) Timbunan Biasa
a) Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan biasa harus terdiri dari bahan
galian tanah atau bahan galian batu yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebagai
bahan yang memenuhi syarat untuk digunakan dalam pekerjaan permanen seperti
yang diuraikan dari Spesifikasi ini.
b) Bahan yang dipilih sebaiknya tidak termasuk tanah yang berplastisitas tinggi, yang
diklasifikasikan sebagai A-7-6 menurut SNI-03-6797-2002 atau sebagai CH
menurut "Unified atau Casagrande Soil Classification System". Bila penggunaan
tanah yang berplastisitas tinggi tidak dapat dihindarkan, bahan tersebut harus
digunakan hanya pada bagian dasar dari timbunan atau pada penimbunan kembali
yang tidak memerlukan daya dukung atau kekuatan geser yang tinggi. Tanah plastis
seperti itu sama sekali tidak boleh digunakan pada 30 cm lapisan langsung di bawah
bagian dasar perkerasan atau bahu jalan atau tanah dasar bahu jalan. Sebagai
tambahan, timbunan untuk lapisan ini bila diuji dengan SNI 03-1744-1989, harus
memiliki nilai CBR tidak kurang dari karakteristik daya dukung tanah dasar yang
diambil untuk rancangan dan ditunjukkan dalam gambar atau tidak kurang dari 6%
jika tidak disebutkan lain (CBR setelah perendaman 4 hari bila dipadatkan 100 %
kepadatan kering maksimum (MDD) seperti yang ditentukan oleh SNI 03-1742-
1989).
c) Tanah sangat expansive yang memiliki nilai aktif lebih besar dari 1,25, atau derajat
pengembangan yang diklasifikasikan oleh AASHTO T258 sebagai "very high" atau
"extra high" tidak boleh digunakan sebagai bahan timbunan. Nilai aktif adalah
perbandingan antara Indeks Plastisitas / PI - (SNI 03-1966-1989) dan persentase
kadar lempung (SNI 03-3422-1994).
d) Bahan untuk timbunan biasa tidak boleh dari bahan galian tanah yang mempunyai
sifat sifat sebagai berikut:
- Tanah yang mengadung organik seperti jenis tanah OL, OH dan Pt dalam sistem
USCS serta tanah yang mengandung daun – daunan, rumput-rumputan, akar, dan
sampah.
a. Tanah dengan kadar air alamiah sangat tinggi yang tidak praktis dikeringkan untuk
memenuhi toleransi kadar air pada pemadatan (>OMC+1%).
b. Tanah yang mempunyai sifat kembang susut tinggi dan sangat tinggi dalam
klasifikasi Van Der Merwe dengan ciri ciri adanya retak memanjang sejajar tepi
perkerasan jalan.
3) Timbunan Pilihan
a) Timbunan hanya boleh diklasifikasikan sebagai Timbunan Pilihan atau Timbunan
Pilihan Berbutir bila digunakan pada lokasi atau untuk maksud dimana bahan-bahan
ini telah ditentukan atau disetujui secara tertulis oleh Direksi Pekerjaan. Seluruh
timbunan lain yang digunakan harus dipandang sebagai timbunan biasa (atau
drainase porous bila ditentukan atau disetujui sebagai hal tersebut sesuai dengan
Seksi 2.4 dari Spesifikasi ini).
b) Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan pilihan harus terdiri dari bahan
tanah atau batu yang memenuhi semua ketentuan di atas untuk timbunan biasa dan
sebagai tambahan harus memiliki sifat-sifat tertentu yang tergantung dari maksud
penggunaannya, seperti diperintahkan atau disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Dalam
segala hal, seluruh timbunan pilihan harus, bila diuji sesuai dengan SNI 03-1744-
1989, memiliki CBR paling sedikit 10.% setelah 4 hari perendaman bila dipadatkan
sampai 100.% kepadatan kering maksimum sesuai dengan SNI 03-1742-1989.
c) Bahan timbunan pilihan yang digunakan pada lereng atau pekerjaan stabilisasi
timbunan atau pada situasi lainnya yang memerlukan kuat geser yang cukup,
bilamana dilaksanakan dengan pemadatan kering normal, maka timbunan pilihan
dapat berupa timbunan batu atau kerikil lempungan bergradasi baik atau lempung
pasiran atau lempung berplastisitas rendah. Jenis bahan yang dipilih, dan disetujui
oleh Direksi Pekerjaan akan tergantung pada kecuraman dari lereng yang akan
dibangun atau ditimbun, atau pada tekanan yang akan dipikul.
4) Timbunan Pilihan Berbutir di atas Tanah Rawa
Bahan timbunan pilihan di atas tanah rawa dan untuk keadaan di mana
penghamparan dalam kondisi jenuh atau banjir tidak dapat dihindarkan haruslah batu,
pasir atau kerikil atau bahan berbutir bersih lainnya dengan Index Plastisitas maksimum
6 % (enam persen).
Penghamparan Timbunan
a) Timbunan harus ditempatkan ke permukaan yang telah disiapkan dan disebar
dalam lapisan yang merata yang bila dipadatkan akan memenuhi toleransi tebal
lapisan yang disyaratkan. Bilamana timbunan dihampar lebih dari satu lapis,
lapisan-lapisan tersebut sedapat mungkin dibagi rata sehingga sama tebalnya.
b) Tanah timbunan umumnya diangkut langsung dari lokasi sumber bahan ke
permukaan yang telah disiapkan pada saat cuaca cerah dan disebarkan.
Penumpukan tanah timbunan untuk persediaan biasanya tidak diperkenankan,
terutama selama musim hujan.
c) Timbunan di atas atau pada selimut pasir atau bahan drainase porous, harus
diperhatikan sedemikian rupa agar kedua bahan tersebut tidak tercampur. Dalam
pembentukan drainase sumuran vertikal diperlukan suatu pemisah yang menyolok
di antara kedua bahan tersebut dengan memakai acuan sementara dari pelat baja
tipis yang sedikit demi sedikit ditarik saat pengisian timbunan dan drainase porous
dilaksanakan.
d) Lapisan penopang di atas tanah lunak termasuk tanah rawa harus dihampar
sesegera mungkin dan tidak lebih dari tiga hari setelah persetujuan penggalian
oleh Direksi Pekerjaan. Lapisan penopang dapat dihampar satu lapis atau beberapa
lapis dengan tebal antara 0,5 sampai 1,0 meter sesuai dengan kondisi lapangan dan
sebagimana diperintahkan atau disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Pemadatan Timbunan
a) Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan, setiap lapis harus
dipadatkan dengan peralatan pemadat yang memadai dan disetujui Direksi
Pekerjaan sampai mencapai kepadatan yang disyaratkan.
b) Pemadatan timbunan tanah harus dilaksanakan hanya bilamana kadar air bahan
berada dalam rentang 3 % di bawah kadar air optimum sampai 1% di atas kadar
air optimum. Kadar air optimum harus didefinisikan sebagai kadar air pada
kepadatan kering maksimum yang diperoleh bilamana tanah dipadatkan sesuai
dengan SNI 03-1742-1989.
c) Setiap lapisan timbunan yang dihampar harus dipadatkan seperti yang disyaratkan,
diuji kepadatannya dan harus diterima oleh Direksi Pekerjaan sebelum lapisan
berikutnya dihampar.
d) Timbunan harus dipadatkan mulai dari tepi luar dan bergerak menuju ke arah
sumbu jalan sedemikian rupa sehingga setiap ruas akan menerima jumlah usaha
pemadatan yang sama. Bilamana memungkinkan, lalu lintas alat-alat konstruksi
dapat dilewatkan di atas pekerjaan timbunan dan lajur yang dilewati harus terus
menerus divariasi agar dapat menyebarkan pengaruh usaha pemadatan dari lalu
lintas tersebut.
e) Dalam membuat timbunan sampai pada atau di atas gorong-gorong dan bilamana
disyaratkan dalam Kontrak sampai pada jembatan, Penyedia Jasa harus membuat
timbunan tersebut sama tinggi pada kedua sisinya. Jika kondisi-kondisi
memerlukan penempatan timbunan kembali atau timbunan pada satu sisi jauh
lebih tinggi dari sisi lainnya, penambahan bahan pada sisi yang lebih tinggi tidak
boleh dilakukan sampai persetujuan diberikan oleh Direksi Pekerjaan dan tidak
melakukan penimbunan sampai struktur tersebut telah berada di tempat dalam
waktu 14 hari, dan pengujian-pengujian yang dilakukan di laboratorium di bawah
pengawasan Direksi Pekerjaan menetapkan bahwa struktur tersebut telah
mencapai kekuatan yang cukup untuk menahan tekanan apapun yang ditimbulkan
oleh metoda yang digunakan dan bahan yang dihampar tanpa adanya kerusakan
atau regangan yang di luar faktor keamanan.
f) Untuk menghindari gangguan terhadap pelaksanaan abutmen jembatan, tembok
sayap dan gorong-gorong persegi, Penyedia Jasa harus, untuk tempat-tempat
tertentu yang ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan, menunda pekerjaan timbunan
yang membentuk oprit dari setiap struktur semacam ini sampai saat ketika
pelaksanaan selanjutnya boleh didahulukan untuk penyelesaian oprit tanpa resiko
mengganggu atau merusak pekerjaan jembatan. Biaya untuk penundaan pekerjaan
harus termasuk dalam harga satuan Kontrak untuk “Galian Biasa”, “Timbunan
Biasa”, dan “Timbunan Pilihan”.
g) Bahan untuk timbunan pada tempat-tempat yang sulit dimasuki oleh alat pemadat
normal harus dihampar dalam lapisan mendatar dengan tebal gembur tidak lebih
dari 10 cm dan seluruhnya dipadatkan dengan menggunakan pemadat mekanis.
h) Timbunan pada lokasi yang tidak dapat dicapai dengan peralatan pemadat mesin
gilas, harus dihampar dalam lapisan horizontal dengan tebal gembur tidak lebih
dari 10 cm dan dipadatkan dengan penumbuk loncat mekanis atau timbris (tamper)
manual dengan berat statis minimum 10 kg. Pemadatan di bawah maupun di tepi
pipa harus mendapat perhatian khusus untuk mencegah timbulnya rongga-rongga
dan untuk menjamin bahwa pipa terdukung sepenuhnya.
Jaminan Mutu
1) Pengendalian Mutu Bahan
a) Jumlah data pendukung hasil pengujian yang diperlukan untuk persetujuan
awal mutu bahan akan ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan, tetapi bagaimanapun
juga harus mencakup seluruh pengujian yang disyaratkan dengan paling sedikit
tiga contoh yang mewakili sumber bahan yang diusulkan, yang dipilih
mewakili rentang mutu bahan yang mungkin terdapat pada sumber bahan.
b) Setelah persetujuan mutu bahan timbunan yang diusulkan, menurut pendapat
Direksi Pekerjaan, pengujian mutu bahan dapat diulangi lagi agar perubahan
bahan atau sumber bahannya dapat diamati.
c) Suatu program pengendalian pengujian mutu bahan rutin harus dilaksanakan
untuk mengendalikan perubahan mutu bahan yang dibawa ke lapangan. Jumlah
pengujian harus seperti yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan tetapi untuk
setiap 1000 meter kubik bahan timbunan yang diperoleh dari setiap sumber
bahan paling sedikit harus dilakukan suatu pengujian Nilai Aktif. Direksi
Pekerjaan setiap saat dapat memerintahkan dilakukannya uji ke-ekspansif-an
tanah sesuai SNI 03-6795-2002.
2) Ketentuan Kepadatan untuk Timbunan Tanah
a) Lapisan tanah yang lebih dalam dari 30 cm di bawah elevasi tanah dasar harus
dipadatkan sampai 95 % dari kepadatan kering maksimum yang ditentukan
sesuai SNI 03-1742-1989. Untuk tanah yang mengandung lebih dari 10 %
bahan yang tertahan pada ayakan 19 mm, kepadatan kering maksimum yang
diperoleh harus dikoreksi terhadap bahan yang berukuran lebih (oversize)
tersebut sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
b) Lapisan tanah pada kedalaman 30 cm atau kurang dari elevasi tanah dasar harus
dipadatkan sampai dengan 100 % dari kepadatan kering maksimum yang
ditentukan sesuai dengan SNI 03-1742-1989.
c) Pengujian kepadatan harus dilakukan pada setiap lapis timbunan yang
dipadatkan sesuai dengan SNI 03-2828-1992 dan bila hasil setiap pengujian
menunjukkan kepadatan kurang dari yang disyaratkan maka Penyedia Jasa
harus memperbaiki pekerjaan sesuai ini. Pengujian harus dilakukan sampai
kedalaman penuh pada lokasi yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, tetapi
harus tidak boleh berselang lebih dari 200 m. Untuk penimbunan kembali di
sekitar struktur atau pada galian parit untuk gorong-gorong, paling sedikit harus
dilaksanakan satu pengujian untuk satu lapis penimbunan kembali yang telah
selesai dikerjakan. Untuk timbunan, paling sedikit satu rangkaian pengujian
bahan yang lengkap harus dilakukan untuk setiap 1000 meter kubik bahan
timbunan yang dihampar.
3) Percobaan Pemadatan
Penyedia Jasa harus bertanggungjawab dalam memilih metode dan peralatan
untuk mencapai tingkat kepadatan yang disyaratkan. Bilamana Penyedia Jasa tidak
sanggup mencapai kepadatan yang disyaratkan, prosedur pemadatan berikut ini harus
diikuti.
Percobaan lapangan harus dilaksanakan dengan variasi jumlah lintasan
peralatan pemadat dan kadar air sampai kepadatan yang disyaratkan tercapai sehingga
dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan. Hasil percobaan lapangan ini selanjutnya harus
digunakan dalam menetapkan jumlah lintasan, jenis peralatan pemadat dan kadar air
untuk seluruh pemadatan berikutnya.
2) Dasar Pembayaran
Kuantitas timbunan yang diukur seperti diuraikan di atas, dalam jarak angkut berapapun yang
diperlukan, harus dibayar untuk per satuan pengukuran dari masing-masing harga yang
dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk Mata Pembayaran terdaftar di bawah,
dimana harga tersebut harus sudah merupakan kompensasi penuh untuk pengadaan,
pemasokan, penghamparan, pemadatan, penyelesaian akhir dan pengujian bahan, seluruh
biaya lain yang perlu atau biaya untuk penyelesaian yang sebagaimana mestinya dari
pekerjaan yang diuraikan dalam Seksi ini.
1. Mutu Beton
Mutu beton yang dipakai adalah mutu K-250, K350 dengan mutu baja U.32 untuk
Ø lebih besar atau sama dengan Ø14 keatas dan U.24 untuk Ø lebih kecil atau sama
dengan Ø12 kebawah. Khusus untuk U-gutter mutu baja U-40 . Masing – masing
penggunaan disesuaikan dengan yang tercantum pada gambar dan uraian Untuk
karakteristik merupakan syarat mengikat.
2. Campuran / Adukan Beton
a. Macam Adukan
Macam adukan dengan campuran agregat kasar atau halus dengan banyaknya
tiap 50 kg portland cement dan ukuran nominal agregat kasar / halus menurut
tabel sebagai berikut dibawah ini adalah sebagai berikut :
Cetakan ( Bekisting )
a. Bahan
Bekisting harus dipakai kayu multipleks / teakblock tebal 12 mm yang cukup
kering dan sesuai dengan finishing yang diminta menurut bentuk, garis ketinggian
dan dimensi dari beton sebagaimana diperlihatkan dalam gambar menggunakan
holi beam untuk plat dan kolom struktur.
Bekisting harus cukup mampu dalam menahan getaran – getaran vibrator dan
kejutan daya lain yang diterima tanpa merubah bentuk. Bekisting dibuat dari
multipleks dengan ketebalan minimal 12 mm, tergantung dari kualitas dan jarak
rangka pengikat cetakan tersebut.
b. Konstruksi
Cetakan harus dibuat dan disangga sedemikian rupa hingga dapat menahan
getaran yang merusak atau lengkungan akibat tekanan adukan beton yang cair atau
sudah padat.
Cetakan harus dibuat sedemikian rupa hingga mempermudah penumbukan –
penumbukan untuk memadatkan pengecoran beton tanpa merusak konstruksi.
c. Alat Untuk Membersihkan
Pada cetakan untuk kolom atau dinding harus diadakan perlengkapan –
perlengkapan untuk menyingkirkan kotoran – kotoran, serbuk gergaji, potongan –
potongan kawat pengikat dan lain – lain.
d. Ukuran
Semua ukuran cetakan harus tepat sesuai dengan gambar dan sama disemua
tempat sesuai dengan ukuran yang diinginkan.
e. Streiger cetakan harus dari kayu dolken atau kayu balok dan tidak diperkenankan
memakai bambu.
ii. Toleransi
Posisi masing – masing bagian konstruksi harus dalam batas toleransi 1 cm.
Toleransi ini tidak boleh bertambah – tambah
( cumulative ). Ukuran masing – masing bagian harus seksama.
v. Pembersihan Cetakan
Sebelum beton dicor, semua kotoran dan benda – benda lepas harus dibuang
dari cetakan. Permukaan cetakan dan pemasangan – pemasangan dinding yang
akan berhubungan dengan beton harus dibasahi dengan air sebelum dicor.
vi. Pengecoran
Pengecoran kedalam cetakan harus selesai sebelum adukan mulai mengental,
yang dalam keadaan normal biasanya dalam waktu 30 menit. Pengecoran satu
unit atau bagian dari pekerjaan harus dilanjutkan tanpa berhenti. Tidak boleh
mengecor beton pada waktu hujan, kecuali jika Pemborong mengambil
tindakan – tindakan mencegah kerusakan.
viii. Perawatan
Untuk melindungi beton dari cahaya matahari, angin dan hujan sampai beton
itu mengeras dengan baik, dan untuk mencegah pengeringan terlalu cepat harus
diambil tindakan – tindakan sebagai berikut :
a. Semua cetakan yang sudah terisi adukan beton harus dibasahi terus menerus
sampai cetakan dibongkar.
b. Setelah pengecoran, beton harus terus menerus dibasahi selama 14 hari
berturut – turut.
2. Bahan-Bahan
a) Semen Semen yang dipakai harus Portland Cement dari merk yang disetujui
dan yang dalam segala hal memenuhi syarat seperti dikehendaki oleh
“Peraturan Beton Bertulang Indonesia”. Dalam pengangkutan, semen harus
terlindung dari hujan, zak (kantong) asli dari pabriknya dalam keadaan
tertutup rapat dan harus disimpan di gudang yang cukup ventilasinya dan
tidak kena air, ditaruh pada tempat yang ditinggikan paling sedikit 10 cm
dari lantai. Kantong semen tersebut tidak boleh ditumpuk sampai tinggi
melampaui 2 m, dan tiap pengiriman baru harus dipisahkan dan ditandai
dengan maksud agar pemakaian semen dilakukan menurut urutan
pengirimannya.
b) Agregat (butiran, pasir) Agregat harus keras, bersifat kekal dan bersih serta
tidak boleh mengandung bahan-bahan yang merusak umpamanya yang
bentuk atau kualitasnya bertentangan dan mempengaruhi kekuatan atau
kekalnya konstruksi beton pada setiap umur, termasuk daya tahannya
terhadap karat dari tulangan besi beton. Agregat (butiran) dalam segala hal
harus memenuhi yang dikehendaki (ketentuan-ketentuan) PBI 1971.
c) Air Air untuk adukan dan perawatan beton harus bersih, bebas dari bahan-
bahan yang merusak atau campuran-campuran yang mempengaruhi daya
lekat semen.
3. Syarat-Syarat Pelaksanaan
Setiap pekerjaan beton, Penyedia Jasa harus melakukan pengujian kuat tekan
beton yang hasilnya harus diketahui oleh pengawas.
a) Toleransi Posisi masing-masing bagian konstruksi harus tepat dalam batas
toleransi 1 cm, toleransi ini tidak boleh bertambah-tambah (cumulative).
Ukuran masing- masing bagian harus seksama dalam – 0,50 dan + 0,50 cm.
b) Pemberitahuan pelaksanaan pengecoran Sebelum melaksanakan pekerjaan
pengecoran beton pada bagian-bagian utama dari pekerjaan, kontraktor
harus mendapat persetujuan. Jika tidak mendapat persetujuan, dan
pengecoran tidak disetujui, maka kontraktor dapat diperintahkan untuk
membongkar beton yang telah dicor atas biaya sendiri.
c) Pengangkutan Adukan beton harus diangkut sedemikian rupa hingga dapat
dihindarkan adanya pemisahan dari bagian-bagian bahan. Adukan tidak
boleh dijatuhkan dari ketinggian lebih dari 2 meter. Dalam keadaan terpaksa
tinggi jatuh beton lebih dari 2 m, maka disarankan untuk mempergunakan
talang.
d) Pembersihan cetakan dan alat-alat Sebelum beton dicor, semua kotoran dan
benda-benda lepas harus dibuang. Permukaan cetakan yang akan
berhubungan dengan beton harud dibasahi dengan air sebelum dicor.
e) Wajib melakukan slump tes sesuai nilai slump yang tetuai di tiket dan
pengambilan sampel benda uji berupa kubus atau silinder tiap adukan
minimal 1 benda uji.
f) Pengecoran Pengecoran ke dalam tempat yang dicor harus selesai sebelum
adukan mulai mengental, yang dalam keadaan normal biasanya dalam waktu
30 menit. Pengecoran suatu unit atau bagian dari pekerjaan harus dilanjutkan
tanpa berhenti. Tidak boleh mengecor beton pada waktu hujan, kecuali jika
kontraktor mengambil tindakan-tindakan mencegah kerusakan atau dengan
izin dari Direksi.
g) Pemadatan beton Adukan harus dipadatkan dengan memakai alat penggetar
(vibrator) yang berfrekwensi dalam adukan paling sedikit 3000 putaran
dalam 1 menit. Penggetaran harus dimulai pada waktu adukan ditaruh dan
dilanjutkan adukan berikutnya. Dalam permukaan yang vertikal, vibrator
harus dekat ke cetakan tapi tidak menyentuhnya sehingga dihasilkan suatu
permukaan beton yang baik.Dengan sudut kemiringan vibrator antara 45 –
90 derajat. Penggetaran tidak boleh dilakukan langsung menembus tulangan
ke bagian-bagian adukan yang sudah mengeras.
h) Perawatan Untuk melindungi beton yang baru dicor dari cahaya matahari,
angin dan hujan, sampai beton itu mengeras dengan baik, dan untuk
mencegah pengeringan terlalu cepat harus diambil tindakan-tindakan
sebagai berikut :
i) Semua cetakan yang sudah diisi adukan beton harus dibasahi terus menerus
sampai cetakan dibongkar.
j) Setelah pengecoran, beton harus terus menerus dibasahi selama 14 hari
berturut-turut.
4.1 PASANGANPAVINGDANKANSTIN
PekerjaanPaving
Umum
1) Uraian
Pekerjaan ini meliputi penyediaan semua materialda
pemasanganpaving padalokasi yangditunjukkandalam Gambar n atausesuai
petunjuk Direksi Pekerjaan. Persyaratan bahan yang harus disediakan dan
digunakan harus memenuhi ketentuan yang dinyatakan.
2) PenerbitanGambarPenempatandanDetilPelaksanaan
Gambarpenempatanyang menunjukkanlokasitrotoardan parkiryang akan
menggunakanpavingdisediakanolehDireksiPekerjaansetelahPenyedia
JasamenyelesaikanlaporandesainnyasesuaidenganSpesifikasiini.
3) PengajuanKesiapanKerja
Dua buah contoh blok beton (cone block) beserta sertifikat dari
pabrik pembuatnya harusdiajukanpadaDireksiPekerjaanyangmeliputiantaralain:
dukungandaripabrik,kualitasbahan,kuantitasdan supplydaripabrikyang
bersangkutan.
1.ProdusenPavingStoneharussudahmemilikiSertifikatISO.
2.Standarrujukan
BS6717Part1:1993,SpecificationforPavingBlock SNI03-0691-
1996:StandarBataBeton(PavingBlock) SNI0028-1987-
A:StandarKetahananAus
SKSNIS-02-1990–F:SpesifikasiuntukAgregatBeton
SNI15-2049-2004:StandaruntukSemenPortland
SNI06-0387-1989:StandarPigmenBesiOksida.
3. Produk
4. ToleransiDimensi.
Panjang/lebar±2mm
Tebal±3mm
5. PersyaratanMutu
Paving block yang dikirim ke lapangan harus diterima dalam keadaan
utuh, mempunyaipermukaanyangrata,tidakterdapatretak-
retakdancacat,bagiansudut
danrusuknyatidakmudahdirapikandengankekuatanjaritangan.
Paving block cacat yang disebabkan oleh adanya kecerobohan
dalam cara
penangananbaikpadasaatpemuatandanpenurunandapatdiperhitungkan
sebagai barangreject.
a. KuatTekanpaving,SNI03-0691-1996:Min350Kg/cm2
b. KetahananAusSNI03-0691-1996:0,090mm/menit.
c. PenyerapanAir SNI03-0691-1996maksimum:6%
d. Penggunaan pigment pewarna paving harus memenuhi unsur
persyaratanASTMC979
e. Kekuatanlenturindividualblock: 60
kg/cm2denganderajatmutuperkerasan
yangsalingmengunci(interlocking)
sebagaimanaditunjukkandalamGambar dan harus merupakan mutu
terbaik yang dapat diperoleh secara lokal dan menurut suatu pola
yang dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan. Blok beton/paving
tersebut minimum harusdibuatdaribetonK-350, danKanstin
minimumharusdibuatdaribetonK-175
4) PerbaikanatasPekerjaanYangTidakMemenuhiKetentuan
Setiapjenispaving yangtidakmemenuhiketentuandariSpesifikasiini
ataumenurut pendapat Direksi Pekerjaan dalam segala hal tidak dapat
diterima, maka harus diperbaikiatau
digantiolehPenyediaJasadenganbiayasendiriatas petunjukDireksi
Pekerjaan.
Bahan
1) SirtuAyak.
2) PasirUrug.
3) PavingStone10,5x10,5x8cmwarnahitam, Kanstein40x25x15x13. Kekuatan
bahan-bahan tersebutmenggunakanK.350buatanPabrikdanKansteinK-
44
44
175,Campuranabubatu, pasir,agregate,dan semen.
4) UntukwarnahitamPavingStonemenggunakan FullColour(homogen)di
semuasisinyasesuaitebalpavingstone.
5) WarnahitammenggunakanpigmenIronOxyde.
6) Warnahitamharustahanterhadapperubahancuacadantidakluntur.
7) Warnahitamkhususdipergunakanuntukpemasanganruangluar(outdoor).
PelaksanaanPemasangan PavingStone
Syarat Pemasangan
1. Pasiralassepertiyangdipersyaratkan, segeradigelardiataslapisanbase,kemudian
diratakandenganjidarkayusehinggamencapaikerataanseragamdan mengikuti
kemiringanyangsudahdibentuksebelumnyapadalapisanbase.
2. Penggelaranpasieralastidakmelebihijarak1 meterdidepanpaving terpasangdengan
tebalscreedingmax.50mmdanmin.25mm.Pasirtidakbolehterganggu dengan
getaranapapunsampaidenganpemasanganblockdilakukan.
3. Pemasanganconblockharusdimulaidarisatutitik/garis(startingpoint)di ataslapisan
pasiralas(layingcourse)
4. Tentukankemiringandenganmenggunakanbenangyangditariktegangdan diarahkan
melintangsebagaipedomangarisA danmemanjangsebagaigarisB,kemudianbuat
pasangankepalamasing-masingdi ujungbenangtersebut.
5. Pemasanganpavingharussegeradilakukanmenyusulsteelahpenggelaranpasiralas.
Hindari terjadinya kontak langsung antara block dengan membuat jarak celah/naat
denganspasi2-3mmuntukpengisianjointfiller.
6. Memasangpavingharusmaju,kemudian sipekerjamengambil posisidiatasblock
yangsudahterpasang.
7. Jika tidak disebutkandalamspesifikasiteknis,makaprofilmelintangpermukaanpaving
minimalmencapai2%danmaksimal4%dengantoleransicrossfall10mmuntuk
setiapjarak3 metergarislurusdan20mmuntukjarak10 metergarislurus.Pembedaan
maksimumkerataanpasanganantarblocktidakbolehmelebihi3mm.
8. Pengisianjointfillersegeradilakukanmenyusulpemasanganpavingdan dilanjutkan
denganpemadatan.
9. Pemadatan dilakukan dengan menggunakan alat plate compactor yang
mempunyai platearea0,35sampai0,5m2dengangayasentrifugalsebesar16-20kN
dangetaran dengan frekuensi 75-100 Hz. Pemadatan hendaknya dilakukan
secara simultan bersamaan dengan pemasangan paving dengan minimal akhir
pemadatan adalah 1 meterdi
belakangakhirpasangan.Pemadatanbiasanyadilakukansebanyak2putaran,
putaranpertamaditujukanuntukmemadatkanpasiralas denganpenurunan5-25 mm
(tergantungpasiryangdipakai).PemadatanPutaranKedua,disertaidenganmenyapu
pasirpengisicelah/naatblock,dan masing-masingputarandilakukanpalingsedikit2
lintasan.
45
45
Pengujian
UjiTekandanKeausanPavingmengacupadatabelberikut:
TabelI.Sifat–sifatfisika
KuatTekan KetahananAus
Mutu (Mpa) (mm/Menit
Rata-rata Min. Rata-rata ) Min.
A 40 35 0,090 0,103
B 20 17,0 0,130 0,149
C 15 12,5 0,160 0,184
D 10 8,5 0,219 0,251
1. DimensiPaving
Tebal =6cm
Panjang =21cm
Lebar =10,5cm
2. Teganganhancur =350Kg/cm2
3. Keausan =segmenmutuAdiatas
5. Toleransiketidaksesuaianmutu<20%
6. Tekniksampling:
Sampelsebelumdilakukanpelaksanaandiujidenganparameter kualitaskuat
tekansebagaiberikut:
a. Padasaatpelaksanaandilakukansamplingterhadappavingabu–abu
yangsudahterpasang setiap250m²diambilsampelsebanyak15buah
paving
b. Untukkanstinminimal3buah.
d. Topiuskupdiambilminimal3buah
e. Jikavolumepavingkurangdari250 m² makadiambilsamplesesuai
denganproporsiperbandingansesuaidenganhurufa denganjumlah
minimal3buah.
7. Testerhadapkeausandiambilsebanyak1(satu)sampel
46
46
SPESIFIKASI TEKNIS
MetodePengukuranDanDasarPembayaran
1) PengukuranuntukPembayaran
Jumlahyang diukuruntukdibayaradalahjumlah meterpanjangUskupdan
Kanstinyangterpasangdi tempatyangtelahdiselesaikandandisetujui.Unit-unit
tertentuyangmemakaiukurannon-standarakandiukurmenurutpanjangnya.
Bloktransisi,lean concretedan betonpengisiantarakerbpemisahjalan
(concretebarrier)dan kerbtidak akandiukuruntukdibayar,melainkanmerupakan
kewajiban(subsider)PenyediaJasaberdasarkanPasalini.
2) DasarPembayaran
Pekerjaanyangdiukursecaratersebutdi atasakandibayarmenurutHarga
SatuanKontrakuntukMataPembayarandi bawahini.Hargadanpembayaranini
merupakankompensasipenuhuntukpenyediaandan pemakaiansertapenempatan
semua material, termasuk pasir sawur, peralatan, pemadatan, uji bahan dan
kebutuhaninsidentalyang
dibutuhkanuntukmenyelesaikanpekerjaansebagaimana
dijelaskandalamPasalini.
1
SPESIFIKASI TEKNIS
beton tidak boleh kurang dari pada luas tulangan yang sesuai dalam
gambar rencana.
- Overlapping panjang sambungan harus disesuaikan kembali
berdasarkan diameter besi yang dipilih.
- Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan overlapping
sambungan yang dapat menyulitkan pembetonan atau menyampaikan
vibrator.
Pelaksana harus membuat daftar tekukan baja untuk setiap pekerjaan beton
dan harus sesuai dengan rencana.
Tulangan baja dipasang sedemikian rupa sehingga tidak mudah bergeser
pada saat pengecoran beton dan tulangan baja di kerjakan setelah
pemasangan Plastik Polythene.
Tulangan harus betul-betul bebas dari bekisting dengan menempatkan
potongan-potongan kecil terbuat dari beton di antara tulangan dan bekisting,
sebagai acuan selimut beton sesuai dengan ketentuan.
Pemasangan bekisting harus setepat-tepatnya, sesuai dengan sifat
pekerjaannya dan tidak boleh kelihatan bergetar atau melentur selama
melaksanakan pekerjaan serta harus mudah dibongkar tanpa merusak
konstruksi.
Celah-celah pada bekisting ditutup dengan plastik yang cukup tebal, agar air
adukan pada waktu pengecoran tidak lolos keluar.
Sebelum adukan beton dicor, kayu-kayu bekisting harus dibersihkan dari
kotoran seperti serbuk gergaji, tanah dan lain-lain serta harus dibasahi
secukupnya, dan perlu diadakan tindakan-tindakan untuk menghindari
mengumpulnya air pembasahan tersembur pada sisi bawah.
Pengadukan beton (adukan) dari mixer (beton molen) ketempat pengecoran
harus dilakukan dengan cara yang tidak mengakibatkan terjadinya
pemisahan komponen-komponen adukan beton dan harus sudah dicor paling
lambat 30 menit sejak pencampuran dengan air dalam mixer dengan tidak
mengurangi ketentuan kualitas beton yang disyaratkan.
Untuk pemadatan cor-coran, digunakan alat vibrator.
Sesudah pengecoran, beton harus dilindungi dari pengaruh panas, sehingga
tidak terjadi penguapan yang terlalu cepat.
Persiapan perlindungan atas kemungkinan adanya hujan harus diperhatikan
supaya jangan sampai adukan yang belum mengikat rusak oleh air.
Beton yang dibasahi paling sedikit selama 10 hari setelah pengecoran.
Bekisting/cetakan tidak boleh dibongkar sebelum beton mencapai satu
kekuatan khusus yang cukup untuk memikul 2 x beban sendiri. Bilamana
2
SPESIFIKASI TEKNIS
2. Pemasangan
Pemasangan dilakukan Mengunakan Alat Berat dan harus sesuai dengan
prosedur yang diberikan oleh produser Pracetak Box Pelaluan Air, Jika
kondisi memang tidak memungkinkan untuk menggunakan alat berat, maka
pemasangan dilakukan manual oleh tenaga manusia.
Kerusakan Box Pelaluan Air akibat kesalahan prosedur pemasangan,
merupakan tanggung jawab kontraktor. Dan kontraktor berkewajiban
mengganti Box Pelaluan Air yang rusak dengan Box Pelaluan Air yang baru
yang mempunyai spesifikasi yang seragam.
4
SPESIFIKASI TEKNIS
BAB V
PEKERJAAN PEDESTRIAN
a. Umum
Ada Empat macam jenis pekerjaan Grill yang akan dilaksanakan pada Pekerjaan
Pedestrian,
ialah :
1. Grill Manhole Klasik
2. Grill untuk tangkapan air
3. Grill Cost Iron Tbl. 7 cm
5
SPESIFIKASI TEKNIS
6
SPESIFIKASI TEKNIS
7
SPESIFIKASI TEKNIS
8
SPESIFIKASI TEKNIS
6. Kuat Tekan
Kuat tekan rata - rata tidak boleh kurang dari 350 Kg/Cm2 dan jumlah sample
untuk 250 m’ adalah minimal 3 buah.
7. Bentuk
Bahan yang dipakai adalah Curbing dengan panjang 50 cm dengan dimensi 20 x
30 x 50 cm atau yang setara dan sesuai dengan gambar kerja, dengan ukuran sesuai
dengan spesifikasi hasil pabrikan. Bahan yang digunakan untuk kerb adalah bahan
khusus buatan pabrik.
8. Penyelesaian Tepi Perkerasan
Sisi tepi perkerasan dipasang kerb beton pracetak dengan bentuk
sebagaimana telah tertera dalam gambar rencana atau ditentukan lain oleh
Direksi Teknik dan mutu bahan yang setara dengan beton K-350,
dengan uji kuat tekan 350 kg/cm2 (cor basah).
Bukaan atau pelaluan air pada kanstin atau kerb harus dipasang sedemikian
sehingga dapat meloloskan aliran air dari badan jalan atau tidak terjadi
genangan pada badan jalan saat musim hujan.
Kontraktor harus mengadakan perbaikan kembali atas bagian - bagian
yang mengalami kerusakan.
Dua buah contoh batu kobel beserta sertifikat dari pabrik pembuatnya harus diajukan
pada Direksi Pekerjaan yang meliputi antara lain : dukungan dari pabrik, kualitas
bahan, kuantitas dan supply dari pabrik yang bersangkutan.
2. Produk
a. Batu Kobel (Batu Alam Andesit)
9
SPESIFIKASI TEKNIS
Panjang : ± 10 cm
Lebar : ± 10 cm
Tebal : ±3 cm
3. Toleransi Dimensi.
Panjang/lebar ±2mm
Tebal ±3mm
4. Persyaratan Mutu
Batu Kobel yang dikirim ke lapangan harus diterima dalam keadaan utuh,
mempunyai permukaan yang rata, tidak terdapat retak-retak dan cacat, bagian sudut
dan rusuknya tidak mudah dirapikan dengan kekuatan jari tangan.
Batu Kobel cacat yang disebabkan oleh adanya kecerobohan dalam cara
penanganan baik pada saat pemuatan dan penurunan dapat diperhitungkan sebagai
barang reject.
Bahan
1) Spesi
2) Batu Kobel10 x 10 x 3 cm type Halus
Syarat Pemasangan
1. Spesi seperti yang dipersyaratkan, segera digelar di atas lapisan base, kemudian
diratakan sesuai dengan elevasi mencapai kerataan seragam dan mengikuti
kemiringan yang sudah dibentuk sebelumnya pada lapisan base.
2. Penggelaran spesi tidak melebihi jarak 1 meter di depan Batu Kobel terpasang
dengan tebal screeding max. 50 mm dan min. 25 mm. B-0 tidak boleh terganggu
dengan getaran apapun sampai dengan pemasangan Batu Kobel dilakukan.
3. Pemasangan Batu Kobel harus dimulai dari satu titik/ garis (starting point) di atas
lapisan B-0
4. Tentukan kemiringan dengan menggunakan benang yang ditarik tegang dan
diarahkan melintang sebagai pedoman garis A dan memanjang sebagai garis B,
kemudian buat pasangan kepala masing-masing di ujung benang tersebut.
5. Pemasangan Batu Kobel harus segera dilakukan menyusul steelah penggelaran B-
0. Hindari terjadinya kontak langsung antara Batu Kobel dengan membuat jarak
celah/naat dengan spasi 1cm untuk pengisian semen bewarna (yiyitan).
6. Memasang Batu Kobel harus maju, kemudian si pekerja mengambil posisi di atas
Batu Kobel yang sudah terpasang.
7. Jika tidak disebutkan dalam spesifikasi teknis, maka profil melintang permukaan
paving minimal mencapai 2 % dan maksimal 4% dengan toleransi cross fall 10
mm untuk setiap jarak 3 meter garis lurus dan 20 mm untuk jarak 10 meter garis
lurus. Pembedaan maksimum kerataan pasangan antar Batu Kobel tidak boleh
melebihi 3 mm.
10
SPESIFIKASI TEKNIS
8. Pengisian joint filler segera dilakukan menyusul pemasangan Batu Kobel dan
dilanjutkan dengan pemadatan.
9. Pemadatan dilakukan dengan menggunakan alat plate compactor yang
mempunyai plate area 0,35 sampai 0,5 m2 dengan gaya sentrifugal sebesar 16-20
kN dan getaran dengan frekuensi 75-100 Hz. Pemadatan hendaknya dilakukan
secara simultan bersamaan dengan pemasangan paving dengan minimal akhir
pemadatan adalah 1 meter di belakang akhir pasangan. Pemadatan biasanya
dilakukan sebanyak 2 putaran, putaran pertama ditujukan untuk memadatkan pasir
alas dengan penurunan 5-25 mm (tergantung pasir yang dipakai). Pemadatan
Putaran Kedua, disertai dengan menyapu pasir pengisi celah/naat block, dan
masing-masing putaran dilakukan paling sedikit 2 lintasan.
10. Pemasangan Batu Kobel untuk jalan utama digunakan batu kobel Model Kasar
dipasang Zig – zag, dan untuk jalan sisi kiri digunakan batu kobel Model Halus
dipasang sejajar.
2) Bahan
11
SPESIFIKASI TEKNIS
3) Pelaksanaan Pekerjaan
Untuk kelancaran operasional, kontraktor harus menempatkan rambu-
rambu untuk jalur lalu lintas sementara bagi headtruck, rambu-rambu
ditempatkan pada posisi yang strategis yang mudah dilihat pada
lapangan yang akan dikerjakan.
Sebelum pelaksanaan pekerjaan, pasir, kotoran dan debu yang melekat
pada permukaan Batu Kobel harus dibersihkan terlebih dahulu
sehingga tackcoat dapat melekat dengan baik dan sempurna pada
permukaan batu kobel. Pembersihan pasir debu dan kotoran dilakukan
dengan peralatan sapu, brush kawat dan kompressor
Sebelum pelaksanaan tack coat permukaan lantai batu kobel harus
benar-benar besih dan kering.
Pelaksanaan tackcoat harus beriringan dengan pekerjaan pengecatan
marka, tetapi keadaan tack coat harus benar-benar kering terlebih
dahulu.
12
SPESIFIKASI TEKNIS
13
SPESIFIKASI TEKNIS
14
SPESIFIKASI TEKNIS
2. Penggunaannya:
Penggunaan plastic polythene di lapangan di sesuaikan dengan analisa atau
kondisi Lapangan dengan pengawasan mandor dan pengawas.Jenis dan typenya
sesuai dengan kebutuhan.
3. Ciri ciri plastic polythene adalah sebagi berikut:
1. Thermoplastic
2. Elastis / Lentur
3. Tidak tembus air
4. Tidak berbau
5. Plastic sediit buram dan transparan
6. Tahan benturan
7. Daya tahan hingga 135 derajat celcius
Ketebelan minimal 125 mikron
15
SPESIFIKASI TEKNIS
BAB VI
PEKERJAAN PJU
16
SPESIFIKASI TEKNIS
17
SPESIFIKASI TEKNIS
2. Type ballast Sodium. Arus listrik pada saat permulaan menyala lebih kecil
daripada saat final menyala, sehingga MCB yang digunakan dapat mengacu
tepat pada besaran nilai arus listrik operasi.
3. Tegangan listrik ber-operasinya ballast pada 220 Volt, 50 Hz. Tegangan test
dilakukan pada 220 Volts, 50 Hz dengan temperatur udara 25C.
e) Instalasi Kabel di Dalam Armatur
Kabel yang dipergunakan harus dari jenis kabel tahan panas dengan
ketahanan suhu yang tertera pada bungkus kabel.
f) Lampu
Lampu yang dipasang pada armatur adalah type Bolam Warna Kuning 18
Watt Setara Philips
18
SPESIFIKASI TEKNIS
Penulisan IDPEL dan alamat panel menggunakan ADD sedangkan LOGO dan
penulisan lainnya menggunakan ANODES.
Sambungan Penghantar dengan sistem Under groun cabel (kabel tanah ) bisa
dengan cara disolder,diterminal , dipres atau cara lain yang sederajat dan
dimasukan dalam kotak sambung ( mof )
Penghantar aluminium tidak boleh dihubungkan dengan terminal dari kuningan
atau logam lain berkadar tembaga tinggi, kecuali bila terminal itu telah diberi
lapisan yang tepat atau telah diambil tindakan lain untuk mencegah korosi.
PEKERJAAN DEWATERING
1. Pada bagian-bagian tertentu dari jenis pekerjaan yang dilaksanakan, areal
pekerjaan kedang-kasang suatu saat tidak bisa bebas sama sekali dari adanya air.
Pada keadaan ini, Kontraktor diwajibkan menmgeringkan atau membebaskan areal
pekerjaan yang akan dipakai sebagai kedudukan konstruksi dari genangan air atau
pengaruh air, karena bisa menyebabkan turunnya kualitas pekerjaan akibat
pengaruh air tersebut. Pada prinsipnya selama amsa pelaksanaan pekerjaan, semua
lokasi yang akan dipakai sebagai kedudukan bangunan harus dijaga agar tetap
kering, bebas dari genangan ataupun rembesan air.
2. Pekerjaan pengeringan yang dimaksud di sini adalah, termasuk sistem drainase
lingkungan pekerjaan, sehingga tidak menimbulkan dampak yang negatif terutama
pada masyarakat dan lingkungan setempat.
3. Untuk pekerjaan-pekerjaan menurut sifatnya dipandang oleh Pemilik Pekerjaan
tidak diperlukan adanya sistem pengeringan khusus maka semua biaya yang timbul
akibat pekerjaan pengeringan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban
ker, serta sudah harus diperhitungkan termasuk “Overhead” pada analisa harga
satuan pekerjaan.
4. Pada jenis pekerjaan yang dipandang oleh Pemilik Pekerjaan memerlukan adanya
konstruksi pengertian sifatnya khusus dan memerlukan penanganan tersendiri,
maka perhitugan volume dan pembayaran untuk pelakasannaan pekerjaan
pengeringan tersebut diatas, diperhitungkan dalam satuan (unit) M’ untuk
pekerjaan “coferring” atau “kisdam” dan Lump sum untuk pekerjaan
“dewatering”, sedangkan hargasatuan pekerjaan yang ditawarkan, sudah harus
meliputi upah tenaga, bahan material yang dipakai peralatan yang dipergunakan,
“Overhead” dan keuntungan Kontraktor.
QUALITY CONTROL
1. Pekerjaan Quality Control Beton
Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ketempat pengecoran
harus dilakukan dengan cara yang disetujui oleh Direksi, yaitu:
20
SPESIFIKASI TEKNIS
21
SPESIFIKASI TEKNIS
a. Pada adukan beton yang encer, adukan beton diisikan kedalam cetakan
dalam 3 lapis yang kira-kira sama tebal, dimana masing-masing lapis
ditumbuk 10 kali dengan tongkat baja dengan diameter 26 mm, dan
ujung dibulatkan.
b. Selanjutnya adukan didalam cetakan harus dipadatkan dengan cara
yang sesungguhnya. Apabila dalam hal ini dipergunakan jarum-jarum
penggetar, maka jarum penggetar tersebut harus dimasukkan sentris
kedalam setiap kubus tanpa menyentuh dasarnya. Penggetaran harus
dilanjutkan sampai permukaan adukan beton nampak mengkilap oleh
air semen. Kemudian jarum penggetar ditarik dan diadukkan.
c. Benda uji harus disimpan ditempat yang bebas dari getaran dan
ditutupi dengan karung basah selama 24 jam.
d. Sebelum kubus diuji diperiksa kekuatannya, ukurannya harus
ditentukan dengan ketelitian sampai mm. Apabila berat isi dari beton
juga harus ditentukan, maka berat beton harus ditentukan dengan
ketelitian sampai ratusan gram.
e. Sebagai beban hancur dari kubus berlaku beban tertinggi yang
ditunjukkan oleh pesawat penguji. Pesawat penguji tidak boleh
mempunyai ± 3 % pada setiap pembebanan diatas 10 % dari kapasitas
maksimum.
b. Bahan Material
Bahan utama dari pembuatan Kisdam ini yakni Bambu Ori dan Gedeg
Guling
22
SPESIFIKASI TEKNIS
23