PASAL 1
PERSIAPAN TEKNIS PELAKSANAAN
1.1. LINGKUP
1.1.1. Persyaratan Teknis Umum ini merupakan persyaratan dari segi teknis yang secara
umum berlaku untuk seluruh bagian pekerjaan dimana persyaratan ini bisa
diterapkan untuk pelaksanaan kegiatan “PEMBANGUNAN TAMAN
AGROWISATA UNTUK MENDUKUNG LAYANAN PEMBELAJARAN UNSOED”
yang meliputi :
I. Pekerjaan Persiapan
II. Rencana Keselamatan Kerja
III. Pekerjaan Pos Jaga :
a. Pekerjaan Struktur.
b. Pekerjaan Arsitektur / Finishing.
c. Pekerjaan Mekanikal dan elektrikal.
IV. Pekerjaan Trotoar
V. Pekerjaan Jalan
c. Pengadaan peralatan & alat bantu, sesuai dengan kebutuhan lingkup pekerjaan
yang ditugaskan.
d. Koordinasi dengan Pemborong / pekerja lain yang berhubungan dengan
pekerjaan pada bagian pekerjan yang ditugaskan.
e. Penjagaan kebersihan, kerapian, dan keamanan kerja.
1
1.1.3. Persyaratan Teknis Umum menjadi satu kesatuan dangan persyaratan teknis
pelaksanaan pekerjaan dan secara bersama – sama merupakan persyaratan dari
segi teknis bagi seluruh pekerjaan sebagaimana diungkapkan dalam satu atau lebih
dari dokumen-dokumen berikut ini:
1.2. REFERENSI
1.2.1. Seluruh pekerjaan harus dilaksanakan dengan mengikuti dan memenuhi
persyaratan-persyaratan teknis yang tertera dalam Normalisasi Indonesia (NI),
2
standart-standart Internasional yang berlaku atau pekerjaan pekerjaan tersebut
atau setidak-tidaknya berlaku standart-standart Persyaratan Teknis dari Negara-
negara asall bahan / pekerjaan yang bersangkutan dan dari produk yang
ditentukan pabrik pembuatnya.
1.2.2. Dalam hal dimana ada bagian pekerjaan yang persyaratan teknisnya tidak diatur
dalam persyaratan teknis umum / khususnya maupun salah satu dari ketentuan
yang disebutkan di atas, maka atas bagian pekerjaan tersebut pemborong harus
mengajukan salah satu dari persyaratan-persyaratan berikut guna disepakati oleh
direksi untuk dipakai sebagai patokan persyaratan teknis :
b. Brosur teknis dari produsen yang didukung oleh sertifikat dari Lembaga
pengujian yang diakui secara Nasional / Internasional.
1.3. BAHAN
1.3.1. Baru / Bekas
Kecuali ditetapkan lain secara khusus, maka semua bahan yang dipergunakan untuk
pekerjaan ini harus merupakan bahan yang baru, penggunaan barang bekas dalam
komponen kecil maupun besar sama sekali tidak diperbolehkan.
1.3.2. Tanda Pengenal
a. Dalam hal dimana pabrik / produsen bahan mengeluarkan tanda pengenal untuk
produk bahan yang dihasilkan, baik berupa cap / merk dagang pengenal pabrik /
ditetapkan oleh Direksi / Pengawas, bahan sejenis dengan fungsi yang sama
harus diberi tanda pengenal untuk membedakan satu bahan dari bahan lainnya.
Tanda pengenal ini bisa berupa warna atau tanda-tanda lain yang mana harus
3
sesuai dengan referensi pada I.2. tersebut di atas atau dalam hal dimana tidak /
belum ada pengaturan yang jelas mengenai itu, hal ini harus dilaksanakan sesuai
petunjuk direksi / Pengawas.
1.3.3. Merk Dagang dan Kesetaraan.
pemberi Tugas sebagai masukan (Input) baru yang menyangkut nilai tambah,
maka perubahan pekerjaan mengakibatkan biaya tambah dapat
diperkenankan.
4
1.3.5. Persetujuan Bahan
a. Untuk menghindarkan penolakan bahan di lapangan, dianjurkan dengan sangat
agar sebelum sesuatu bahan / produk akan dibeli / dipesan / diproduksi, terlebih
dahulu dimintakan persetujuan dari Direksi / Pengawas atau kesesuaian dari
bahan / Produk tersebut pada Persyaratan Teknis, yang mana akan diberikan
dalam bentuk tertulis yang dilampirkan pada contoh / brosur dari bahan / produk
yang bersangkutan untuk diserahkan kepada Direksi / Pengawas Lapangan.
b. Penolakan bahan di lapangan karena diabaikannya prosedur di atas sepenuhnya
merupakan tanggung jawab pemborong / suplier, yang mana tidak dapat
dalam Perjanjian Kerja ini mengadakan bahan / Produk yang sesuai dengan
persyaratannya, serta tidak merupakan jaminan akan diterima / disetujuinya
seluruh bahan / produk yang digunakan sesuai dengan contoh brosur yang telah
disetujui.
1.3.6. Contoh
Pada waktu memintakan persetujuan atas bahan / produk kepada Direksi / Pengawas
harus disertakan contoh dari bahan / produk tesebut dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. Jumlah Contoh
1. Untuk bahan / produk bila tidak dapat diberikan sesuai sertifikat pengujian
yang dapat disetujui / diterima oleh Direksi / Pengawas sehingga oleh
karenanya perlu diadakan pengujian kepada Direksi / Pengawas harus
diserahkan sejumlah bahan produk sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan dalam standart prosedur pengujian, untuk dijadikan benda uji
guna diserahkan pada Badan / Lembaga Penguji yang ditunjuk oleh Direksi /
Pengawas.
2. Untuk Bahan / produk atau mana dapat ditunjukan sertifikat pengujian yang
5
b. Contoh yang Disetujui
1. Dari contoh yang diserahkan kepada Direksi / Pengawas atau contoh yang
telah memperoleh persetujuan dari Direksi / Pengawas harus dibuat suatu
keterangan tertulis mengenai persetujuannya dan disamping itu, oleh Direksi
oleh Direksi / Pengawas dalam waktu 21 (duapuluh satu) hari kerja sejak
dilengkapinya pembuktian kesetarafan.
6
4. Untuk bahan / Produk yang bersifat pengganti / substitusi, keputusan
persetujuan akan diberikan oleh Direksi / Pengawas dalam jangka waktu 30
(tiga puluh) hari sejak diterimanya dengan lengkap seluruh bahan
pertimbangan.
sendirinya dianggap bahwa contoh yang diajukan telah disetujui oleh Direksi
/ Pengawas.
7
b. Untuk bahan / produk yang mempunyai umur pemakaian yang tertentu
penyimpanannya harus dikelompokan menurut umur pemakaian tersebut yang
mana harus dinyatakan dengan tanda pengenal dengan ketentuan sebagai
berikut:
- Terbuat dari kaleng atau kertas karton yang tidak akan rusak selama
penggunaan ini.
- Berukuran minimal 40 x 60 cm.
- Huruf berukuran minimum 10 cm dengan warna merah.
- Diletakkan di tempat yang mudah terlihat.
1.4. PELAKSANAAN
1.4.1. Rencana Pelaksanaan
a. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan selama 75 (tujuh puluh lima) hari kalender.
b. Dalam waktu 7 (tujuh) hari sejak ditandatanganinya Surat Perintah Kerja (SPK)
oleh kedua belah pihak, pemborong harus menyerahkan kepada
Direksi/Pengawas sebuah “Network Planning” mengenai seluruh kegiatan yang
tersebut.
c. Kegiatan Pemborong untuk/selama masa pengadaan/pembelian serta waktu
pengiriman/pengangkutan dari :
1. Bahan, elemen, komponen dari pekerjaan maupun pekerjaan
persiapan/pembantu.
2. Peralatan dan perlengkapan untuk pekerjaan
f. Permintaan persetujuan atau bahan serta gambar kerja maupun rencana kerja.
g. Harga borongan dari masing masing kegiatan tersebut.
h. Jadwal untuk seluruh kegiatan tersebut.
8
i. Direksi/Pengawas akan memeriksa rencana kerja Pemborong dan memberikan
tanggapan dalam waktu 2 (dua) minggu.
j. Pemborong harus memasukkan kembali perbaikan/penyempurnaan atau rencana
kerja kepada Direksi/ Pengawas dan meminta diadakannya perbaikan/
penyempurnaan atau rencana kerja tadi paling lambat 4 (empat) hari sebelum
dimulainya pelaksanaan.
k. Pemborong tidak dibenarkan memulai suatu pelaksanaan atau pekerjaan
sebelum adanya persetujuan dari Direksi/Pengawas atau rencana kerja ini. Kecuali
dapat dibuktikan bahwa Direksi/Pengawas telah melalaikan kewajibannya untuk
b. Format dari gambar kerja harus sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh
Direksi / Pegawas.
Ijin pelaksanaan paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum memulai pekerjaan tersebut,
Pemborong diwajibkan untuk mengajukan ijin pelaksanaan secara tertulis kepada
Direksi / Pengawas dengan dilampiri gambar kerja yang sudah disetujui. Ijin
9
1.4.4. Contoh Pekejaan ( Mock Up).
Bila pekerjaan dikehendaki oleh Direksi/Pengawas, Pemborong wajib menyediakan
sebelum pekerjaan dimulai.
1.4.5. Rencana Mingguan dan Bulanan.
a. Selambat lambatnya pada setiap hari Sabtu dalam masa dimana pelaksanaan
pekerjaan berlangsung, Pemborong wajib untuk menyerahkan kepada
direksi/pengawas suatu rencana mingguan yang berisi rencana pelaksanaan dari
berbagai bagian pekerjaan yang akan dilaksanakan dalam minggu berikutnya.
b. Selambat-lambatnya pada minggu terakhir dari tiap bulan, Pemborong wajib
berikutnya.
c. Kelalaian Pemborong untuk menyusun dan menyerahkan rencanan mingguan
maupun bulanan dinilai sama dengan kelalaian dalam melaksanakan perintah
sebelumnya.
1.4.6. Kualitas Pekerjaan
Pekerjaan harus dikerjakan dengan kualitas pengerjaan yang terbaik untuk jenis
pekerjaan bersangkutan.
1.4.7. Pengujian Hasil Pekerjaan
a. Kecuali dipersyaratkan lain secara khusus, maka semua pekerjaan akan diuji
dengan cara dan tolak ukur pengujian yang dipersyaratkan dalam referensi yang
ditetapkan dalam pada Pasal I.2. dari Persyaratan Teknis Umum ini.
10
c. Semua biaya pengujian dalam jumlah seperti yang dipersyaratkan menjadi beban
Pemborong.
d. Dalam hal dimana Pemborong tidak dapat menyetujui hasil pengujian dari bahan
penguji yang ditunjuk oleh Direksi, Pemborong berhak mengadakan pengujian
penguji.
3. Hasil dari pengujian ulang harus dianggap final, kecuali bilamana kedua belah
pihak sepakat untuk menganggapnya demikian.
11
1.4.8. Penutupan Hasil Pelaksanaan Pekerjaan
a. Sebelum menutup suatu bagian pekerjaan dangan bagian pekerjaan yang lain
yang mana akan secara visual menghalangi Direksi / Pengawas untuk memeriksa
bagian pekerjaan yang terdahulu, pemborong wajib melaporkan secara tertulis
maka setelah lewat 2 (dua) hari sejak laporan disampaikan, pemborong berhak
melanjutkan pelaksanaan pekerjaan dan menganggap bahwa Direksi telah
menyetujui bagian pekerjaan yang ditutup tersebut.
d. Pemeriksaan dan Persetujuan oleh Direksi / Pengawas atas suatu pekerjaan tidak
melepaskan Pemborong dari kewajibannya untuk melaksanakan pekerjaan sesuai
12
1.5. PENYELESAIAN DAN PENYERAHAN
1.5.1. DOKUMEN TERLAKSANA (As Build Documents)
a. Pada penyelesaian dari setiap pekerjaan Pemborong wajib menyusun Dokumen
Terlaksana yang terdiri dari:
2. Gambar-gambar perubahan
3. Perubahan Persyaratan Teknis
4. Brosur teknis yang diberi tanda pengenal khusus berupa cap sesuai petunjuk
Direksi / Pengawas.
d. Dokumen terlaksana ini harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi / Pengawas
e. Khusus untuk pekerjaan kunci, sarana komunikasi bersaluran banyak, utilitas dan
1.5.2. PENYERAHAN
Pada waktu penyerahan pekerjaan, Pemborong wajib menyerahkan kepada Pemberi
Tugas :
13
- suku cadang sesuai yang dipersyaratkan
c. Untuk berbagai macam :
- Semua kunci orisinil disertai “Construction Key” bila ada
- Minimum 1 (satu) set kunci duplikat
d. Dokumen resmi (seperti surat ijin, tanda pembayaran cukai, surat fiskal pajak, dan
lain-lain)
e. Segala macam surat jaminan berupa Guarantee / Warranty sesuai uang yang
dipersyaratkan.
f. Surat pernyataan pelunasan sesuai petunjuk Direksi / Pengawas
bangunan yang telah terjadi kerusakan akibat pekerjaan ini, maka pemborong
berkewajiban untuk memperbaiki / membetulkan sebagaimana mestinya.
1.6.5. Segala operasi yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan untuk Pembangunan
pekerjaan sementara sesuai dengan ketentuan kontrak harus dilaksanakan
sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan gangguan terhadap ketentraman
penduduk atau jalan-jalan yang harus digunakan baik jalan perorangan atau
umum, milik pemberi tugas atau milik pihak lain. Pemborong harus membebaskan
14
Pemberi Tugas dari segala tuntutan ganti rugi sehubungan dengan hal tersebut di
atas.
1.6.6. Pemborong harus bertanggung jawab atas kerusakan-kerusakan pada jalan raya
atau jembatan yang menghubungkan proyek sebagai akibat dari lalu lalang
1.7. PERIJINAN
1.7.1. Pembayaran dan penembusan seluruh biaya yang diperlukan untuk surat Izin
Mendirikan Bangunan (IMB), pengurusnya dilakukan pemborong.
1.7.2. Surat perizinan dalam persyaratan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan
ini harus diurus oleh pemborong dan atas tanggung jawab dan biaya pemborong.
1.7.3. Pemborong harus menyerahkan surat izin yang diperoleh atau yang disyaratkan
yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini harus diurus oleh pemborong
atas tanggung dan biaya pemborong.
15
PASAL 2.
PEKERJAAN PERSIAPAN DAN LAPANGAN
16
2.1.2. KANTOR DAN GUDANG ARSITEKTUR
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini Kontraktor dapat membuat Kantor Kontraktor,
barak-barak untuk pekerja atau gudang tempat penyimpanan bahan (Boukeet),
fasilitas-fasilitas lain yang dianggap perlu misalnya (air minum, toilet yang
memenuhi syarat-syarat kesehatan dan fasilitas kesehatan lainya seperti
penyediaan perlengkapan PPPK yang cukup serta pencegahan penyakit
menular)
c. Pemborong harus membatasi daerah operasinya di sekitar tempat pekerjaan
tidak melanggar wilayah bangunan-bangunan lain yang berdekatan, dan
17
pemborong harus melarang siapapun yang tidak berkepentingan memasuki
tempat pekerjaan
pohon.
b. Sebelum pekerjaan lain dimulai, lapangan harus selalu dijaga, tetap bersih
dan rata.
18
c. Sebelum memulai pelaksanaan, Kontraktor harus memasang papan nama
proyek.
2.1.8. PEKERJAAN PENYEDIAAN AIR BERSIH DAN DAYA LISTRIK UNTUK BEKERJA
a. Air untuk bekerja harus disediakan Kontraktor. Air harus bersih, bebas dari
debu, bebas dari lumpur, minyak dan bahan-bahan kimia lainnya yang
merusak. Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan
rencana.
b. Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dan diperoleh dari
19
2. Ketidakcocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan
lapangan yang sebenarnya harus segera dilaporkan kepada Pengawas /
Direksi untuk diminta keputusannya.
3. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat-
5. Pengukuran sudut siku dengan prisma atau barang secara azas segitiga
phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang
disetujuii oleh Direksi.
20
2. Bilamana suatu waktu dalam proses pembangunan ternyata ada
kesalahan dalam hal tersebut di atas, maka hal tersebut merupakan
tanggung jawab Pemborong serta wajib memperbaiki kesalahan tersebut
dan akibat-akibatnya, kecuali bila kesalahan tersebut disebabkan referensi
seluruh refferensi dan realisasi yang perlu pada pengukuran pekerjaan ini.
4. Bahan dan Pelaksanaan.
- Tiang Bowplank menggunakan kayu meranti ukuran 5/7 dipasang setiap
jarak 2.00 m1, sedangkan papan bowplank ukuran 2/20 dari kayu
Sengon dipasang datar Water Pass.
- Pemasangan bowplank harus sekeliling bangunan dengan jarak 2,00 m1
dari as tepi bangunan dengan patok - patok yang kuat, bowplank tidak
boleh dilepas / dibongkar dan harus tetap berdiri tegak pada tempatnya
sehingga dapat dimanfaatkan hingga pekerjaan mencapai tahapan
21
3. Pembersihan Akar Tanaman dan Bekas Akar Pohon
Akar tanaman dan bekas akar pohon yang terdapat di dalam tanah dapat
membusuk dan menjadi material organik yang dapat mempengaruhi kekuatan
tanah. Pada seluruh lokasi proyek dimana tanah berfungsi sebagai pendukung
bangunan khususnya pendukung lantai terbawah, maka akar tanaman dan sisa
akar pohon harus digali dan dibuang hingga bersih. Lubang bekas galian
tersebut harus diisi dengan material urugan yang memenuhi syarat.
4. Pohon-pohon pada lahan proyek
Sebagian pohon pada proyek ini harus dipertahankan. Kontraktor wajib
mempelajari hal ini dengan teliti sehingga tidak melakukan penebangan pohon
tanpa koordinasi dengan Direksi / Konsultan Pengawas. Pohon yang terletak
pada bangunan yang akan dibangun dapat ditebang.
Galian tanah harus dilaksanakan sesuai dengan level yang tercantum di dalam
gambar rencana. Kontraktor harus mengetahui dengan pasti hubungan antara
level bangunan terhadap level muka tanah asli dan jika hal tersebut belum jelas
harus segera didiskusikan hal ini dengan Konsultan Pengawas sebelum galian
dilaksanakan. Kesalahan yang dilakukan akibat hal ini menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
2. Jaringan Utilitas
Apabila ternyata terdapat pipa-pipa pembuangan, kabel listrik, telepon dan lain-
lain, maka Kontraktor harus secepatnya memberitahukan hal ini kepada
Konsultan Pengawas untuk mendapatkan penyelesaian. Kontraktor bertanggung
jawab atas segala kerusakan akibat kelalaiannya dalam mengamankan jaringan
utilitas ini. Jaringan utilitas aktif yang ditemukan di bawah tanah dan terletak di
dalam lokasi pekerjaan harus dipindahkan ke suatu tempat yang disetujui oleh
Konsultan Pengawas atas tanggungan Kontraktor.
22
Jika galian dilakukan melebihi kedalaman yang ditentukan, maka kontraktor
harus mengisi / mengurug kembali galian tersebut dengan bahan urugan yang
memenuhi syarat dan harus dipadatkan dengan cara yang memenuhi syarat, atau
galian tersebut dapat diisi dengan material lain seperti adukan beton.
4. Urugan Kembali
Pengurugan Kembali bekas galian harus dilakukan sesuai dengan yang
diisyaratkan pada bab mengenai urugan dan pemadatan. Pekerjaan pengisian
kembali ini hanya boleh dilakukan setelah diadakan pemeriksaan dan mendapat
persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.
menyediakan pompa air atau pompa lumpur dengan kapasitas yang memadai
untuk menghindari genangan air dan lumpur pada dasar galian. Kontraktor harus
merencanakan secara benar, kemana air tanah harus dialirkan, sehingga tidak
terjadi genangan air / banjir pada lokasi disekitar proyek. Di dalam lokasi galian
harus dibuat drainase yang baik agar aliran air dapat dikendalikan selama
pekerjaan berlangsung.
7. Struktur Pengaman Galian dan Pelindung Galian
Jika galian yang harus dibuat ternyata cukup dalam, maka kontraktor harus
membuat pengaman galian sedemikian rupa hingga tidak terjadi kelongsoran
pada tepi galian. Galian terbuka hanya diijinkan jika diperoleh kemiringan lebih
besar 1:2 (Vertikal : Horisontal). Sisi galian harus dilindungi dengan adukan beton
terpasang, maka galian tersebut harus dilindungi dengan material kedap air
seperti lembaran terpal / kanvas sehingga sisi galian tersebut selalu terlindung
dari hujan maupun sinar matahari.
23
Kontraktor harus melindungi atau menyelamatkan benda-benda yang dilindungi
selama pekerjaan galian terpasang. Kecuali disetujui untuk dipindahkan, benda-
benda tersebut harus tetap pada tempatnya dan kerusakan yang terjadi akibat
kelalaian kontraktor harus diperbaiki / diganti oleh kontraktor.
Pekerjaan urugan pasir padat dilakukan di atas dasar galian tanah, di bawah
lapisan lantai kerja dan digunakan untuk semua struktur beton yang
berhubungan dengan tanah seperti Footplate, Sloof, dan pekerjaan beton yang
Jika di bawah dasar galian dijumpai akar tanaman atau tanah organis, maka dasar
galian tersebut harus dibersihkan dari hal tersebut di atas, dan bekas galian
tersebut harus diisi dengan material urugan yang memenuhi syarat.
Pasir yang digunakan harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan keras,
bebas dari lumpur, tanah lempung dan organis. Bahan ini harus mendapatkan
persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.
2. Air Kerja
24
Air yang digunakan harus bersih dan tidak mengandung minyak, asam alkali dan
bahan organis lainnya, serta dapat diminum. Sebelum digunakan air harus
diperiksa dilaboratorium pemeriksaan bahan yang sah. Jika hasil uji ternyata tidak
memenuhi syarat, maka kontraktor wajib mencari air kerja yang memenuhi
syarat.
lapisan pasir urug tebal 10 cm padat atau sesuai dengan gambar kerja.
Pemadatan harus dilaksanakan sehingga dapat menerima beban yang bekerja.
2. Cara Pemadatan
Pemadatan dilakukan dengan disiram air dan selanjutnya dipadat dengan alat
pemadat yang disetujui konsultan Pengawas. Pemadatan dilakukan hingga
mencapai tidak kurang dari 98% dari kepadatan optimum Laboratorium.
Pemadatan harus dilakukan pada kondisi galian yang memadai agar dapat hasil
kepadatan yang baik. Kondisi galian tersebut harus dipertahankan sampai
pekerjaan pemadatan selesai dilakukan. Pemadatan harus diulang kembali jika
Jika air tanah ternyata menggenangi lokasi pemadatan, maka Kontraktor wajib
menyediakan Pompa dan dasar galian harus kering sebelum pasir urug
diletakkan. Kontraktor harus membuat rencana yang benar, agar air tanah dapat
dialirkan kelokasi yang lebih rendah dari dasar galian, misalnya dengan membuat
sumpit pada tempat tertentu.
4. Tanah di sekitar pasir urug
Kontraktor harus menjaga agar tanah disekitar lokasi tedak tercampur dengan
Pasir Urug. Jika pasir urug tersebut tercampur dengan tanah lainnya, maka
Kontraktor wajib mengganti pasir urug tesebut dengan bahan lainnya yang
bersih.
5. Persetujuan
25
Pekerjaan selanjutnya dapat dikerjakan, bilamana pekerjaan urugan tersebut
sudah mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.
2. Lokasi Pekerjaan
Pekerjaan ini pada Lokasi seperti yang tercantum pada gambar rencana, dengan
elevasi seperti tertera pada di dalam peta kontur.
syarat untuk digunakan. Tanah Tersebut harus bebas dari lumpur dan bahan
organis lainnya.
2. Bahan Urugan Dari Luar Lokasi Proyek
Jika tanah urug didatangkan dari luar, maka tanah urug tersebut harus memenuhi
syarat sebagai berikut :
a. memiliki koefisien permeabilitas dari 10-7 cm / detik
b. Mengandung minimal 20% partikel lanau dan lempung dan bebas tanah
organis, kotoran dan batuan berukuran lebih dari 50 mm dan mengandung
kurang dari 10% partikel gravel.
c. Mempunyai Indeks Plastis (PI) lebih dari 10%. Bahan yang mempunyai PI lebih
dari 10% akan sulit dipadatkan.
26
d. Gumpalan gumpalan tanah harus digemburkan dan bahan tersebut harus
dalam kondisi lepas agar mudah dipadatkan.
e. Secara umum bahan tersebut berupa sirtu / pasir batu yang sebelum
mendatangkan harus sudah mendapat persetujuan konsultan Pengawas.
3. System Drainase
Pada daerah yang basah, kontraktor harus membuat saluran sementara
sedemikian rupa sehingga lokasi tersebut dapat dikeringkan. Pengeringan
dilakukan dengan bantuan pompa air. Sistem drainase yang direncanakan harus
disetujui oleh Konsultan Pengawas. Dan sistem drainase tersebut harus selalu
dijaga selama pekerjaan berlangsung agar dapat berfungsi secara efektif untuk
material sejenis. Pengurugan tidak dapat dilakukan jika kotoran tersebut belum
dikeluarkan dari lokasi pekerjaan.
27
5. Uji kepadatan optimum di Laboratorium
Uji kepadatan optimum harus mengikuti ketentuan ASTM. D-1557 atau AASHTO.
Hasil uji ini digunakan untuk menentukan cara pemadatan lapangan. Uji yang
dilakukan antara lain :
lapangan, yaitu 1 (satu) buah test untuk setiap 500 m2, yaitu dengan system Field
Density Test. Jika urugan cukup tebal maka dengan hasil kepadatannya harus
memenuhi ketentuan ketentuan sebagai berikut :
Test.
b. Untuk Lapisan 50 cm dari permukaan rencana kepadatannya harus minimal
98% dari Standart Proctor test
7. Toleransi Kerataan
Toleransi Pelaksanaan yang dapat diterima untuk penggalian dan pengurugan ±
28
test memenuhi syarat dan mendapat persetujuan tertulis dari konsultan
pengawas.
10. Pemadatan kembali.
Setiap lapisan harus dikerjakan sesuai deangan kepadatan yang dibutuhkan dan
konsultan pengawas.
29
PASAL 3
PEKERJAAN STRUKTUR
tercantum dalam gambar, serta pekerjaan yang berhubungan dengan beton, seperti
acuan, besi, beton dan admixtures. Juga termasuk di dalam lingkup pekerjaan ini
adalah pengamanan baik pekerja maupun fasilitas lain di sekitar sehingga pekerjaan
dapat berjalan dengan lancar dan aman.
3.1.2 PERATURAN-PERATURAN
Kecuali ditentukan lain dalam persyaratan selanjutnya, maka sebagai dasar
pelaksanaan digunakan peraturan sebagai berikut :
a. Tata cara perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SK-SNI T-15 –
1991-03)
b. Pedomen Beton 1989 (SKBI – 1.4.53.1988)
c. Peraturan Perencanaan tahan Gempa Indonesia untuk gedung 1983
d. Pedoman Perencanaan untuk Struktur Beton Bertulang Biasa dan Struktur
tembok Bertulang untuk Gedung 1983
pekerjaan sampai pekerjaan perawatan beton selesai dilakukan. Untuk itu paling
lambat 10 hari sebelum pekerjaan dimulai Kontraktor harus mengusulkan metode
kerja dan harus disetujui Konsultan Pengawas. Jika dipandang perlu, maka
Konsultan Pengawas berhak untuk menunjuk tenaga ahli diluar yang ditunjuk
Kontraktor untuk membantu mengevaluasi semua usulan Kontraktor dan semua
biaya yang timbul menjadi beban Kontraktor.
Semen yang boleh digunakan untuk pembuatan beton harus dari jenis semen
yang telah ditentukan dalam SII 0013-81 dan harus memenuhi persyaratan
yang telah ditetapkan dalam standart tersebut. Semua yang akan dipakai harus
dari satu merk yang sama dan dalam keadaan baru. Semen yang dikirim harus
terlindung dari hujan dan air. Semen harus terbungkus dalam sak (kantong) asli
dari pabriknya dan dalam keadaan tertutup rapat. Semen harus disimpan di
gudang dengan ventilasi yang baik, tidak lembab dan diletakkan pada tempat
yang tinggi, sehingga aman dari kemungkinan yang tidak diinginkan. Semen
tersebut tidak boleh ditumpuk lebih dari 10 sak. System penyimpanan semen
harus diatur sedemikian rupa, sehingga semen tersebut tidak tersimpan terlalu
lama. Semen yang diragukan mutunya dan rusak akibat salah penyimpanan,
seperti membatu, tidak diijinkan untuk dipakai. Bahan yang telah ditolak harus
segera dikeluarkan dari lapangan paling lambat dalam waktu 2 (dua) hari atas
biaya Kontraktor.
31
b. Agregat
Pada pembuatan beton, ada dua ukuran agregat yang digunakan, yaitu agregat
kasar / batu pecah dan agregat halus / pasir beton. Kedua jenis agregat ini
diisyaratkan sebagai berikut :
ASTM agar tidak terjadi adanya sarang kerikil atau rongga dengan
ketentuan sebagai berikut:
Ayakan 31.50 mm 0
2) Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan bebas
dari bahan bahan organik, lumpur dan kotoran lainnya. Kadar Lumpur harus
lebih kecil dari 4% berat. Agregat halus terdiri dari butir-butir beraneka
Ayakan 1.00 mm ≥ 10
spesifikasi ini. Jika sumber agregat berubah karena suatu hal, maka
Kontraktor wajib untuk memberitahukan secara tertulis kepada Konsultan
Pengawas. Agregat harus disimpan di tempat yang bersih, yang keras
permukaanya dan harus dicegah supaya tidak terjadi pencampuran dengan
tanah.
32
c. Air Untuk Campuran beton
Air yang digunakan untuk campuran beton harus bersih, tidak boleh
mengandung minyak, asam alkali, garam, zat organis atau bahan lain yang
dapat merusak beton atau besi beton. Air tawar yang dapat diminum umumnya
dapat digunakan. Air tersebut harus diperiksa pada laboratorium yang disetujui
oleh Konsultan Pengawas. Jika air pada lokasi pekerjaan tidak memenuhi syarat
untuk digunakan, maka Kontraktor harus mencari air yang memadai untuk itu.
d. Besi Beton
Besi Beton harus selalu menggunakan besi beton ulir (deformed bars) untuk
tulangan utama dan sengkang kecuali ditentukan lain dalam gambar. Agar
diperoleh hasil pekerjaan yang baik, maka besi beton harus memenuhi syarat-
syarat :
1. Baru, bebas dari kotoran, lapisan minyak, karat, dan tidak cacat.
2. Mutu sesuai dengan yang ditentukan
3. Mempunyai penampang yang rata dan seragam sesuai dengan toleransi.
33
2. Untuk memastikan bahwa kualitas beton rencana dapat tercapai, Kontraktor
harus melakukan percobaan sesuai dengan yang disyaratkan oleh peraturan
yang berlaku dengan mengadakan trial mix di laboratorium yang disetujui
oleh Konsultan Pengawas.
3. Jika tidak ditentukan secara khusus, maka untuk lantai kerja K-100, kolom
praktis, ring balk dan beton non struktur lainnya harus menggunakan beton
Mutu K-175
4. Beton dengan mutu K-350 untuk pekerjaan structural untuk bangunan
gedung seperti pondasi beton sloof, footplate, kolom-kolom, balok-balok,
Beton kedap air atau beton pada kondisi lingkungan khusus, maka harus
menyerahkan mix-design yang diusulkan kepada Konsultan Pengawas
untuk mendapatkan persetujuannya. Khusus untuk beton kedap air, maka
34
3.1.5 PENGUJIAN BAHAN
a. Umum
1. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk melaksanakan segala
pengujian termasuk mempersiapkan contoh benda uji dengan jumlah
benda uji pada temperatur yang normal dan terhindar dari sengatan
matahari.
35
4. Jika menggunakan beton Ready Mix, maka peralatan yang disebut (a) dan
(b) di atas harus dipersiapkan pada pabrik beton ready mix.
c. Pengujian Agregat
1. Pengujian Pendahuluan Agregat
tiap jenis agregat harus dilakukan terhadap contoh untuk setiap Trial Mix.
d. Pengujian Beton
1. Benda Uji Beton
Benda Uji harus diberi kode / tanda yang menunjukan tanggal pengecoran,
lokasi pengecoran dari bagian struktur yang bersangkutan. Benda uji harus
diambil sebelum beton dituang ke lokasi penggocoran sesuai dengan yang
a. Pada awal pelaksanaan, harus dibuat benda uji. Benda uji tersebut
ditentukan secara acak oleh konsultan pengawas dan harus dirawat
sesuai dengan persyaratan.
b. Jika hasil uji beton kurang memuaskan, maka konsultan pengawas
dapat meminta jumlah benda uji yang lebih besar dari ketentuan di
atas. Dengan beban biaya ditangung oleh kontrator.
36
4. Evaluasi Kualitas Beton berdasarkan Hasil Uji Beton
a. Deviasi Standart – S
Deviasi Standart produksi neton ditetapkan berdasarkan jumlah 30 buah
hasil tes kubus atau silinder. Deviasi yang dihitung dari jumlah contoh
kubus yang kurang dari 30 buah harus dikoreksi dengan faktor pengali
seperti tercantum dalam tabel berikut :
fc fcr
2
S
N 1
≤ 15 1.16
20 1.08
25 1.03
≥ 30 1.00
campuran beton harus diambil sebagai nilai yang terbesar dari Formula
berikut ini :
fcr = fc’ + 1.64 atau fcr = fc’ + 2.64 S – 40 kg/cm2
37
5. Pengujian Tidak Merusak (Non Destructive Test)
Jika hasil Evaluasi terhadap mutu beton yang disyaratkan ternyata tidak
dapat dipenuhi, maka jika diminta oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor
harus melaksanakan pengujian beban dan lain-lain. Semua biaya pengujian
Pengawas untuk masing masing diameter besi beton. Uji besi beton
terdiri dari uji tarik dan uji lentur.
b. Pengujian mutu besi juga akan dilakukan setiap saat bilamana
38
3.1.6 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
a. Slump
Selama pelaksanaan harus ada pengujian slump, yang jika tidak ditentukan
secara khusus adalah antara 10 – 14 cm untuk beton umumnya, sedang tiang
39
akibat koreksi yang timbul, kecuali ditentukan oleh pemberi tugas / Konsultan
Pengawas, Persetujuan untuk melakukan pengecoran tidak berarti
membebaskan Kontraktor dari tanggung jawab sepenuhnya atas
ketidaksempurnaan ataupun kesalahan yang timbul. Sebelum pengecoran
yang diperkirakan sebagai daerah basah, seperti toilet, reservoir dll. Jika tidak
ditentukan lain, maka lokasi siar pelaksanaan harus terletak pada daerah
dimana gaya geser adalah minimal, umumnya terletak pada sepertiga bentang
tengah dari panjang efektif struktur. Pada pengecoran beton yang tebal dan
volume yang besar, lokasi siar pelaksanaan harus dipertimbangkan sedemikian
rupa, sehingga tidak menyebabkan perbedaan temperatur yang besar pada
bekas beton yang tidak melekat dengan baik, dan sebelum pengecoran
dilanjutkan, harus dikasarkan sedemikian rupa sehingga agregat besar menjadi
terlihat tetapi tetap melekat dengan baik.
40
e. Pengangkutan dan Pengecoran Beton
Beton harus diangkut dengan cara sedemikian rupa, sehingga dapat tiba
dilokasi proyek dalam keadaan yang masih memenuhi spesifikasi teknis. Jika
lokasi pembuatan cukup jauh dari proyek, maka harus digunakan admixtures
yang dapat memperlambat proses pengerasan dari beton. Pada saat beton
diangkut ke lokasi pengecoran juga harus diperhatikan, agar tidak terjadi
pemisahan antara bahan-bahan dasar pembuat beton. Pada saat pengecoran
tinggi jauh dari beton segar harus kurang dari 1.50 meter. Hal ini sangat
penting agar tidak terjadi pemisahan antara batu pecah yang berat dengan
kondisi plastis dalam waktu yang cukup, sehingga pengecoran beton dapat
dilakukan dengan baik. Kontraktor harus mengajukan jumlah alat dan personil
yang akan mendukung pengecoran beton, yang dianalisa berdasarkan besarnya
41
jika ada vebriator yang rusak pada saat pemadatan sedang berlangsung. Alat
pemadat harus di tempatkan sedemikian rupa sehingga tidak menyentuh besi
beton.
b. Lokasi Pemadatan yang Sulit
Pada lokasi yang diperkirakan sulit untuk dipadatkan seperti pada pertemuan
balok kolom, dinding beton yang tipis dan pada lokasi pembersihan yang rapat
dan rumit, maka kontraktor harus mempersiapkan metode khusus untuk
pemadatan beton yang disampaikan kepada Konsultan Pengawas paling
lambat 3 hari sebelum pengecoran dilaksanakan, agar tidak terjadi keropos
Jika dipandang perlu Kontraktor dapat mengusulkan cara pemadatan lain yang
dipandang dapat menyebabkan perbedaan temperatur yang besar antara
permukaan dan inti beton. Hal ini dapat menyebabkan keretakan struktur dan
terjadinya tegangan menetap pada beton, tanpa adanya beban yang bekerja.
kehilangan zat cair pada saat pengikatan awal terjadi dan mencegah
penguapan air dari beton pada umur beton awal dan juga mencegah
penguapan air dari beton pada umur beton awal dan juga mencegah
42
perbedaan temperatur dalam beton yang dapat menyebabkan terjadinya
keretakan dan penurunan kualitas beton. Perawatan beton harus dilakukan
begitu pekerjaan pemadatan beton selesai dilakukan. Untuk itu harus dilakukan
perawatan beton sedemikian sehingga tidak terjadi penguapan yang cepat
harus diselimuti dengan karung yang dibasahi terus menerus selama 7 hari.
c. Perlindungan Beton Tebal
Untuk pengecoran beton dengan ketebalan lebih dari 600 mm, maka
permukaan beton harus dilindungi dengan material (antara lain stereo foam)
yang disetujui oleh Konsultan Pengawas, agar dapat memantulkan radiasi
akibat panas. Material tersebut harus dibuat kedap, agar kelembaban
43
3.1.10 CARA UNTUK MENGHINDARI KERETAKAN BETON
a. Alat monitoring
Untuk pekerjaan beton dengan tebal lebih dari 600 mm, Kontraktor harus
menyediakan peralatan yang dibutuhkan untuk mengukur dan memonitor
antara titik satu dengan lainnya maksimal 10 meter. Lokasi alat pengukur dan
metode pengukur suhu tersebut harus diusulkan kepada Konsultan Pengawas
untuk mendapatkan persetujuan.
b. Perbedaan Temperatur
Umumnya permukaan beton harus didinginkan secara mendadak, yang
terpenting adalah tidak terjadi perbedaan temperatur yang besar (>20oC)
antara permukaan dan inti beton dan beton harus dihindarkan dari sinar
matahari langsung ataupun tiupan angin.
c. Material Bantu
agar perbedaan temperatur tidak menjadi besar. Untuk itu harus disiapkan
material isolasi lebih dari kebutuhan sebelum pengecoran dilakukan.
44
f. Hal – Hal Lain
Beberapa hal yang harus diperhatikan baik sebelum, selama maupun sesudah
pengecoran beton adalah :
1. Usahakan agar semua material dasar yang digunakan tetap dalam kondisi
terlindung dari sinar matahari, sehingga temperatur tidak tinggi pada saat
pencampuran dimulai.
2. Air yang akan digunakan harus didinginkan, misalnya dengan mengganti
sebagian air dengan es, sehingga temperatur menjadi lebih besar.
3. Semen yang digunakan mempunyai hidrasi rendah.
8. Harus disiapkan isolasi panas yang merata pada pada seluruh permukaan
beton yang terbuka untuk mencegah tiupan angin dan menjaga agar
diijinkan, maka Kontraktor harus melaporkan hal tersebut secara tertulis yang
berisi antara lain metode kerja dan peralatan yang digunakan berikut komposisi
campuran yang digunakan kepada Konsultan Pengawas untuk dievaluasi lebih
45
lanjut. Kontraktor tidak diijinkan untuk memperbaiki keretakan tersebut
sebelum mendapatkan persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.
Untuk mendapatkan kualitas beton yang baik, maka untuk beton yang dibuat di
lapangan harus memenuhi syarat-syarat :
a. Semen diukur menurut berat
b. Agregat kasar diukur menurut berat
c. Pasir diukur menurut berat
f. Lama pengadukan tidak kurang dari 2 menit sesudah semua bahan berada
dalam mesin pengaduk
g. Mesin pengaduk yang tidak dipakai lebih dari 30 menit harus dibersihkan lebih
besi beton dilengkapi dengan brosur dan data teknis dari pabrik yang akan
digunakan untuk disetujui Konsultan Pengawas
b. Penyimpanan
Besi beton disimpan pada tempat yang bersih dan tumpu secara baik tidak
merusak kualitasnya. Tempat penyimpanan harus cukup terlindung sehingga
kemungkinan karat dapat dihindarkan
46
cutter. Pemotongan dan pembengkokan dengan sistem panas sama sekali
tidak diijinkan. Untuk itu Kontraktor harus membuat gambar kerja
pembengkokan (bending schedule) dan diajukan kepada Konsultan Pengawas
untuk mendapatkan persetujuan.
d. Bebas karat
Pemasangan dan penyetelan berdasarkan evaluasi yang sesuai dengan gambar
dan harus sudah diperhitungkan toleransi penurunannya. Sebelum besi beton
dipasang, permukaan besi beton harus bebas dari karat, minyak dan lain-lain
yang dapat mengurangi lekatan besi beton.
e. Selimut Beton
Besi beton harus dilindungi oleh selimut beton yang sesuai dengan gambar
standart detail. Sebagai catatan, pemasangan tulangan-tulangan utama tarik /
tekan penampang beton harus dipasang sejauh mungkin dari garis tengah
penampang, sehingga pemakaian selimut beton yang melebihi ketentuan-
ketentuan tersebut di atas harus mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan
Pengawas.
f. Penjangkaran
Pemasangan rangkaian besi beton yaitu kait-kait, panjang penjangkaran,
tahu atau penunjang besi, spacers atau besi penggantung seperti yang
ditunjukkan pada gambar standar atau dicantumkan pada spesifikasi ini.
Penunjang-penunjang metal tidak boleh diletakkan berhubungan acuan. Ikatan
47
h. Sengkang-sengkang
Untuk menjamin bahwa perilaku elemen struktur sesuai dengan rencana, maka
sengkang harus diikat pada tulangan utama dan jaraknya harus sesuai dengan
gambar. Akhiran / kait sengkang harus dibuat seperti yang disyaratkan di
dalam gambar standar agar sengkang dapat bekerja seperti yang diinginkan.
Demikian juga untuk besi pengikat yang digunakan untuk pengikat tulangan
utama.
i. Beton Tahu
Beton tahu harus digunakan untuk menahan jarak yang tepat pada tulangan,
dan minimum mempunyai kekuatan beton yang sama dengan beton yang akan
dicor. Jarak antara beton tahu ditentukan maksimal 100 cm.
j. Penggantian Besi
gambar.
3. Jika Kontraktor tidak berhasil mendapatkan diameter besi yang sesuai
penampang besi pada tumpuan juga tidak boleh lebih besar jauh dari
pembesian aslinya.
- Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan keruwetan pembesian
48
k. Toleransi Besi
610 0.4 7
1016 0.4 5
1628 0.5 4
28 0.6 2
toleransi sbb :
(mm)
Dimana B adalah dimensi elemen stuktur baik untuk lebar maupun tinggi.
Pelaksanaan yang tidak memenuhi toleransi tersebut akan dievaluasi oleh
konsultan pengawas, untuk selanjutnya diputuskan. Semua akibat kesalahan
tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor
a. Kontraktor harus membuat gambar kerja yang menunjukkan secara tepat lokasi
sparing yang akan terdapat pada elemen struktur. Kontraktor wajib
mempelajari gambar M & E dan mendiskusikan dengan pihak terkait jika
Pengawas.
49
b. Ukuran lubang, pasangan alat-alat di dalam beton, pemasangan dan
sebagainya, harus sesuai dengan gambar struktur maupun gambar lain yang
terkait atau menurut petunjuk-petunjuk Konsultan Pengawas.
c. Perkuatan pada lubang-lubang beton untuk keperluan pekerjaan M / E harus
mengikuti ketentuan yang terdapat di dalam gambar standar. Jika tidak / belum
tertera di dalam gambar maka Kontraktor wajib menginformasikan hal tersebut
kepada KP / Konsultan Pengawas untuk mendapatkan penyelesaiannya.
a. Beton kedap air adalah beton yang dibuat agar tidak tembus air untuk jangka
waktu lama. Untuk itu Kontraktor wajib mengikuti segala ketentuan yang
disyaratkan oleh Pemasok bahan kedap air / water proofing, termasuk cara
50
2. Jenis acuan harus sesuai dengan yang disyaratkan di dalam spesifikasi ini.
Kontraktor dapat mengusulkan alternatif acuan dengan catatan bahwa
harus disetujui oleh Konsultan Pengawas. Di dalam penawarannya
Kontraktor wajib menawarkan sesuai dengan yang ditentukan di dalam
spesifikasi.
3. Semua bagian acuan yang sudah selesai digunakan harus dibongkar dan
dikeluarkan dari lokasi pekerjaan. Tidak dibenarkan adanya bagian acuan
yang tertanam di dalam struktur beton.
4. Pada struktur beton kedap air, cara pemasangan acuan dan bukaan pada
acuan dan bukan pada acuan harus dibuat sedemikian rupa, sehingga
bukaan tersebut harus dapat ditutup dengan sempurna, sehingga bukaan
tersebut harus dapat ditutup dengan sempurna, sehingga bebas dari
b. Lingkup Pekerjaan
1. Tenaga Kerja, Bahan dan Peralatan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan seperti
51
jawabkan kualitasnya. Penggunaan acuan siap pakai produksi pabrik
tertentu diijinkan untuk dipergunakan, selama dapat disetujui oleh
Konsultan Pengawas. Acuan yang terbuat dari multiplek yang dilapisi
dengan sejenis kertas film yang khusus yang digunakan untuk acuan sangat
kali, batu bata atau material lain yang disetujui Konsultan Pengawas. Untuk
elemen beton tertentu seperti kolom bulat disarankan menggunakan acuan
baja.
d. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Struktur Acuan
Acuan berikut elemen pendukungnya harus dianalisa sedemikian rupa,
2. Dimensi Acuan
Semua ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar srtuktur adalah
ukuran bersih penampang beton, tidak termasuk plester / finishing.
52
3. Gambar Kerja
Kontraktor harus membuat gambar kerja khusus acuan berdasarkan analisa
yang dilakukannya. Gambar kerja tersebut harus lengkap disertai ukuran
dan detail-detail sambungan yang benar dan selanjutnya diserahkan
dibongkar.
5. Stabilitas Acuan
Semua acuan harus diberi penguat datar dan silang sehingga kemungkinan
7. Detail Acuan
Penyusunan acuan harus sedemikian rupa hingga pada waktu
pembongkarannya tidak menimbulkan kerusakan pada bagian beton yang
bersangkutan.
53
8. Akurasi
Acuan harus dapat menghasilkan bagian konstruksi yang ukuran kerataan /
kelurusan, elevasi dan posisinya sesuai dengan gambar-gambar konstruksi.
Toleransi ukuran dan posisi harus sesuai dengan yang tercantum dalam
spesifikasi ini.
9. Sistem Pengaliran Air
Acuan harus bersih dan dibasahi terlebih dahulu sebelum pengecoran.
Harus dipersiapkan sistem pengaliran air sedemikian, sehingga pada saat
dibasahkan, air dapat mengalir ke tempat yang diinginkan dan acuan tidak
tergenang oleh air. Acuan harus dipasang sedemikian rupa sehingga akan
terjadi kebocoran atau hilangnya air semen selama pengecoran, tetap lurus
(tidak berubah bentuk) dan tidak tergoyang.
54
12. Bukaan Untuk Pembersihan
Pada bagian terendah (dari setiap phase pengecoran) dari acuan kolom
atau dinding harus ada bagian yang mudah dibuka untuk inspeksi dan
pembersihan.
13. Scaffolding
Pada prinsipnya semua penunjang acuan harus menggunakan steger besi
(scaffolding). Scaffolding tersebut harus cukup kuat dan kaku dan diatur
agar mudah diperiksa oleh Konsultan Pengawas.
14. Persetujuan Konsultan Pengawas.
plat, harus dipersiapkan dengan memakai anti lendut dengan besar sbb :
e. Pembongkaran Acuan
1. Pembongkaran harus dilakukan dengan hati-hati, dimana bagian konstruksi
yng dibongkar acuannya harus dapat memikul berat sendiri dan beban-
beban pelaksanaannya.
dilepas)
55
Waktu pembongkaran tersebut hanya merupakan kondisi normal dan harus
dipertimbangkan secara khusus jika pada lantai-lantai tersebut bekerja
beban dan mengusulkan metode dan perhitungan yang akan digunakan,
dan usulan tersebut harus mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan
Pengawas. Tidak ada biaya tambah untuk biaya tersebut. Semua akibat
yang timbul akibat usulan tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor.
3. Setiap rencana pekerjaan pembongkaran acuan harus diajukan terlebih
dahulu secara tertulis untuk disetujui Konsultan Pengawas.
56
PASAL 4
PEKERJAAN ARSITEKTUR
4.1. UMUM
sempurna.
2. Pada spesifikasi teknis ini diatur seluruh pekerjaan berdasarkan peraturan
dan ketentuan yang berlaku, baik yang bersifat daerah, nasional, maupun
dalam hal Koordinasi dan Pengawasan, mencakup mutu hasil kerja (kualitas),
Waktu pelaksanaan (Schedule) dan Pembiayaan.
4. Seluruh pekerjaan yang berkaitan dengan estetika, penentuan warnanya
57
− American Society for Testing and Material (A.S.T.M.).
− American Concrete Institute (A.C.I.).
− Semen Portland harus memenuhi NI-8, SII 0013-81 dan ASTM C 1500-78A
− Pasir beton yang digunakan harus memenuhi PUBI 82 pasal 11 dan SII 0404-
80.
− Kerikil / split harus memenuhi PUBI 82 pasal 12 dan SII 0079-79/0087-
75/0075-75.
− Air harus memenuhi persyaratan dalam PUBI 82 pasal 9, AVGNOR P18-303
dan NZS-3121/1974.
pabrik dan standar-standar lainnya seperti :NI.3, ASTM 828, ASTME, TAPP I
803 dan 407.
− Pengendalian pekerjaan keramik harus sesuai dengan peraturan ASTM, NI-
− Syarat bahan glass block sesuai dengan standar pabrik, tanpa cacat serta
memenuhi dalam PUBI 1982 pasal 63 dan SII 0189/78.
− Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai dengan persyaratan dalam NI-5
(PKKI tahun 1961), PUBI 82 pasal 37 dan memenuhi persyaratan dalam SII
0458-81.
− Pengendalian seluruh pekerjaan cat, harus memenuhi ketentuan-ketentuan
dari pabrik yang bersangkutan dan memenuhi persyaratan pada PUBI 1982
pasal 54 dan NI-4.
− Persyaratan bahan marmer harus konsisten terhadap PUBI pasal 26 dan SII
0015-76.
58
c. Syarat-syarat pelaksanaan
1. Semua jenis pekerjaan harus dibuatkan shop drawing dan diajukan kepada
Konsultan pengawas untuk diperiksa yang selanjutnya dimintakan
persetujuan kepada Konsultan Perencana.
3. Hal-hal yang bertalian erat dengan estetika seperti : warna cat,keramik, batu
temple, politur dan sebagainya harus mendapat persetujuan dari Perencana
(Arsitek) terlebih dahulu sebelum dilaksanakan. Material yang tidak disetujui
harus diganti dengan material lain yang mutunya sesuai dengan persyaratan
tanpa biaya tambahan.
4. Kontraktor harus menyerahkan 2 (dua) copy ketentuan dan persyaratan
Pemilik Bangunan.
5. Material lain yang tidak terdapat pada daftar di atas, tetapi dibutuhkan agar
pabrik.
59
8. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor diharuskan memeriksa site /
lapangan yang telah disiapkan apakah sudah memenuhi persyaratan untuk
dimulainya pekerjaan.
9. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan lainnya
− Harus memberikan surat jaminan supply dari pabrik cat sampai proyek
selesai ;
− Harus memberikan surat jaminan mutu berbentuk sertifikat garansi yang
dikeluarkan oleh pabrik cat (produsen) yang ditandatangani Direktur
Perusahaan, dengan dilampiri surat Pengantar dari Main Kontraktor.
berikut ahli ukur yang berpengalaman. Setiap kali dianggap perlu, harus siap
untuk mengadakan.
60
2. Untuk menetukan koordinat bangunan, Kontraktor diwajibkan mengadakan
pengukuran dan penggambaran kembali lokasi pembangunan dengan
dilengkapi keterangan-keterangan mengenai peil ketinggian tanah untuk
menentukan elevasi 0,00, letak pohon yang perlu dipertahankan (apabila
ada), letak batas-batas site dengan alat-alat yang sudah ditera kebenarannya.
3. Ketidakcocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan
yang sebenarnya, harus segera dilaporkan kepada Konsultan pengawas
untuk diminta keputusannya, setelah berkonsultasi dengan Perencana.
4. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat-alat
Konsultan pengawas.
7. Segala pekerjaan pengukuran persiapan menjadi tanggung jawab kontraktor.
b. Tugu Patokan Dasar & Titik Pinjaman / Referensi
61
c. Papan Dasar Pelaksanaan (Bouwplank)
1. Papan dasar pelaksanaan dipasang pada patok kayu meranti ukuran (50/70
mm) atau kayu dolken, diameter 80-100 mm, yang tertancap dalam tanah
sehingga tidak bisa digerak-gerakkan atau diubah-ubah berjarak maksimum
mennyatakan as-as dan level / peil-peil dengan warna yang jelas dan tidak
mudah hilang bila terkena air hujan.
4. Tinggi sisi atas papan patok ukuran harus sama satu dengan lainnya, kecuali
62
3. Pengendalian Pekerjaan :
Persyaratan-persyaratan standar mengenai pekerjaan ini tertera pada :
- PUBI - 1982
- NI-3 - 1970
- NI-10 - 1973
b. Pasangan Batu Kali
1. Lingkup Pekerjaan
Pasangan batu kali belah dilaksanakan untuk pondasi bangunan atau
konstruksi lain yang ditunjuk pada gambar rencana.
2. Bahan
a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh
material : batu kali, pasir untuk mendapat persetujuan dari Direksi /
Pengawas.
b. Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Direksi / Pengawas akan dipakai
standar / pedoman untuk memeriksa / menerima material yang dikirim
d. Batu kali yang digunakan adalah batu kali belah, bersudut runcing,
berwarna abu-abu hitam keras dan tidak porous.
3. Pelaksanaan
a. Galian pondasi harus diurug dengan pasir setebal 10 cm dan dipadatkan
dengan alat pemadat / stamper.
b. Sebelum dipasang terlebih dahulu dibuat profil-profil pondasi dari bambu
atau kayu pada setiap pojok galian yang bentuk dan ukurannya sesuai
dengan penampang yang dimaksud dalam gambar rencana.
c. Kecuali disebut lain pada gambar rencana maka seluruh pasangan batu
kali belah dipasang dengan perekat 1 pc : 5 ps, dan diberapen dengan
perekat yang sama pada seluruh bidang sisinya.
63
pasangan batu kali belah selain aanstampeng tidak dikehendaki bertindih
(bersinggungan) tanpa adanya perekat dicelah-celahnya.
e. Untuk pengikatan sloof maka pada bagian atau pondasi batu kali dibuat
stek-stek sedalam 30 cm tiap 1,00 m1 dengan diameter besi 10 mm.
ringan, saluran, bak-bak bunga, ataupun pasangan batu bata lainnya yang
ditunjuk pada gambar rencana. Pasangan Batu Bata harus melalui uji test
laboratorium.
2. Bahan
a. Batu bata yang dikehendaki adalah batu bata lokal yang berkualitas baik
yaitu dengan hasil pembakaran yang matang berukuran sama kira-kira 6 x
b. Sebagai Semen dan Pasir untuk pasangan batu bata ini harus sama
dengan kualitas seperti yang disyaratkan untuk pekerjaan beton.
c. Kecuali ditentukan lain semua pasangan batu bata dipasang dengan
perekat dengan campuran 1pc : 6ps. Sedangkan pasangan bata yang
kemungkinan lebih sering berhubungan dengan air (pas. Bata transram)
digunakan perekat dengan campuran 1 pc : 3 ps.
64
3. Pelaksanaan
a. Dimana diperlukan menurut direksi, pemborong harus membuat shop
drawing untuk pelaksanaan pembuatan adukan dan pasangan.
b. Tentukan perbandingan campuran spesi dan tebal adukan yang
diperlukan.
Adukan dilaksanakan sesuai standar spesifikasi dari bahan yang digunakan
sesuai dengan petunjuk Perencana / Direksi.
c. Dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus mengikuti semua petunjuk
dalam gambar arsitektur terutama gambar detail dan gambar potongan
dengan air dan permukaan yang akan dipasang harus basah juga dan
untuk semua sambungan harus dikorek paling sedikit 0,5 cm agar
65
j. Syarat-syarat penerimaan :
- Pasangan batu bata dapat diterima / diserahkan apabila deviasi bidang
pada arah diagonal dinding seluas 12 m2 tidak lebih dari 0,5 cm
(sebelum diaci / diplester).
sempurna.
2. Lingkup pekerjaan ini meliputi seluruh plesteran dinding batu bata pada
kedua sisi bidangnya (dalam dan luar), plesteran dinding beton, pengisi dan
b. Persyaratan Bahan
1. Campuran pasir (aggregate) untuk plester harus dipilih yang benar-benar
bersih dan bebas dari segala macam kotoran, serta harus melalui ayakan #
1,6 – 2,0 mm.
2. Untuk area yang tidak memakai finishing bahan lain, dipakai campuran sesuai
dengan petunjuk direksi.
dan sebagainya untuk menghindarkan retak rambut, diberi nat dengan lebar
nat 5mm dan dalamnya 5 mm.
66
4. Pada area tempat terjadi pertemuan bahan yang berbeda (misalnya : kolom
beton-bata atau balok beton–bata) dipasang kawat ayam dengan overlap
yang cukup untuk mencegah keretakan.
5. Finishing plesteran menggunakan cat sesuai gambar, seperti dinyatakan
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Seluruh plesteran dinding batu bata dengan aduk campuran 1 PC : 5 pasir,
kecuali pada dinding batu bata semen raam / rapat air.
2. Pada dinding batu bata semen raam / rapat air diplester dengan aduk
campuran 1 pc : 4 ps (yang dilakukan pada sekeliling dinding ruang toilet,
dinding eksterior, dan bagian-bagian yang ditentukan / disyaratkan dalam
detail gambar.
3. Pasir pasang yang digunakan harus bersih, bebas dari Lumpur serta material
tidak terpakai lainnya, diayak terlebih dahulu dengan mata ayakan d 3 mm
tertutup atau dalam kantong yang masih disegel dan berlabel pabriknya,
bertuliskan tipe dan tingkatannya, dalam keadaan utuh dan tidak ada cacat.
6. Bahan harus disimpan di tempat kering, berventilasi baik, terlindung, bersih,
tempat penyimpanan bahan harus cukup menampung kebutuhan bahan,
dilindungi sesuai dengan jenisnya yang disyaratkan dari pabrik.
7. Semua bahan yang sebelum dikerjakan harus ditunjukkan kepada konsultan
67
8. Sebelum memulai pekerjaan, kontraktor diharuskan memeriksa site /
lapangan yang telah disiapkan apakah sudah memenuhi persyaratan untuk
mulainya pekerjaan.
9. Bila kelainan dalam hal apapun antara gambar, sepesifikasi dan lainnya
pekerjaan lainnya, harus dibuat naat (tali air) dengan lebar minimal 5 mm
dan dalam 5 mm, kecuali bila ditentukan lain.
12. Plesteran halus (acian) digunakan campuran PC dan air sampai mendapatkan
Seluruh permukaan beton yang akan di plester harus di buat kasar dengan
cara dipahat halus.
Sebelum plesteran dilakukan, seluruh permukaan beton yang akan
68
Plesteran beton dilakukan dengan aduk kedap air campuran 1 PC : 3 Ps.
Pasir pasang yang digunakan harus diayak terlebih dahulu dengan mata
ayakan seperti yang disyaratkan.
sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
2. Pekerjaan sub lantai ini dilakukan di bawah lapisan finishing lantai yang
berlangsung di atas tanah (lantai dasar yang tidak memakai plat beton) serta
2. Pasir beton yang digunakan harus memenuhi PUBI 82 pasal 11 dan SII 0404-
80.
3. Kerikil / split harus memenuhi PUBI 82 pasal 12 dan SII 0079-79/0087-
75/0075-75.
4. Air harus memenuhi persyaratan PUBI 82 pasal 9, AFNOR P 18 -303 dan NZS
– 3121/1974.
5. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan : PBI
1971 (NI – 2) PUBI 1982 dan (NI - 8).
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Bahan-bahan yang dipakai sebelum digunakan terlebih dahulu harus
diserahkan contoh-contohnya, untuk mendapatkan persetujuan konsultan
pengawas.
2. Material lain yang tidak ditentukan dalam persyaratan di atas, tetapi
dibutuhkan untuk peyelesaian / penggantian dalam pekerjaan ini, harus baru,
69
harus sudah dikerjakan dengan sempurna (telah dipadatkan sesuai
persyaratan), rata permukaanya dan telah mempunyai daya dukung
maksimum.
4. Pekerjaan sub lantai merupakan campuran antara pc, pasir beton dan kerikil
70
2. Warna akan ditentukan kemudian. Masing-masing warna harus seragam,
warna tidak seragam akan ditolak.
3. Tebal minimal 8 mm atau sesuai dengan standart pabrik, dan mutu tingkat
1 (grade)
9. Material lain yang tidak terdapat pada daftar di atas, tetapi dibutuhkan
untuk menyelesaikan / penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus
benar-benar, berkualitas terbaik dari jenisnya dan harus disetujui konsultan
pengawas.
10. Toleransi terhadap panjang = 0.50% toleransi terhadap tebal.
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Pemasangan lantai dan plint dilakukan setelah alas dari lantai keramik
sudah selesai dengan baik dan sempurna serta disetujui konsultan
pengawas (antara lain lantai screed, kering dari lantai screed = min 7 hari,
waterproofing dan lain-lain) baru pemasangan keramik dilaksanakan.
Kering sempurna dari lantai beton adalah minimum berusia 28 hari.
2. Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, tidak cacat
dan tidak bernoda.
3. Bidang pemasangan harus merupakan bidang yang benar-benar rata.
71
pengawas. Siar-siar harus membentuk garis-garis sejajar lurus dan sama
lebar dan sama dalamnya untuk siar-siar yang berpotongan harus
membentuk siku dan saling berpotongan tegak lurus sesamanya.
5. Siar-siar diisi dengan bahan pengisi siar sesuai kententuan dalam
10. Keramik yang terpasang harus dihindarkan dari pengaruh pekerjaan lain
selama 3x24 jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat pada permukaan.
11. Rencana pemasangan keramik dengan memperhatikan :
72
b. Bersihkan grount yang berlebih dan buat bentuk naat sesuai yang
diinginkan.
c. Ketika grount sudah mengeras, basahi keramik dengan air. Dan akhirnya
poles dengan kain
a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya,
peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan
ini, sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan
sempurna.
2. Pekerjaan ini meliputi seluruh kusen pintu, jendela dan lourve aluminium,
b. Persyaratan bahan
1. Terbuat dari bahan aluminium Framing System, dari produk dalam negeri
lagi warnanya sehingga dalam tiap unit didapatkan warna yang sama.
3. Bahan yang akan melalui proses fabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu
dengan seksama sesuai dengan bentuk toleransi, ukuran, ketebalan,
73
4. Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi Rencana Kerja dan
Syarat-syarat dari pekerjaan aluminium serta memenuhi ketentuan-
ketentuan dari pabrik yang bersangkutan.
5. Konstruksi kusen dan lourve aluminium yang dikerjakan seperti yang
rupa sehingga diperoleh hasil rakitan untuk unit-unit jendela, pintu dan
partisi yang mempunyai toleransi ukuran sebagai berikut :
b. Sealant yang dipergunakan adalah ex. Dow Corning type 795 atau yang
setara.
c. Angkur-angkur untuk rangka / kusen aluminium terbuat dari steel plate
tebal 2-3 mm, dengan lapisan zink tidak kurang dari 13 mikron sehingga
tidak dapat bergerak / bergeser.
12. Bahan finishing
74
Treatment untuk permukaan kusen jendela dan pintu yang bersentuhan
dengan bahan alkaline seperti beton, aduk atau plester dan bahan lainnya
harus diberi lapisan finish dari lacquer yang jernih.
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
3. Semua frame / kusen baik untuk jendela, pintu dan dinding partisi,
dikerjakan secara fabrikasi dengan teliti sesuai dengan ukuran dan kondisi
6. Akhir bagian kusen harus disambung dengan kuat dan teliti dengan sekrup,
rivet, stap dan harus cocok.
75
7. Angkur-angkur untuk rangka / kusen aluminium terbuat dari steel plate
setebal 2-3 mm dan ditempatkan pada interval 600 mm.
8. Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup anti
karat, sedemikian rupa sehingga hair line dari tiap sambungan harus kedap
air dan memenuhi syarat kekuatan terhadap air sebesar 1.000 kg/cm2.
Celah antara kaca dan sistem kusen aluminium harus ditutup oleh sealant.
9. Untuk fitting hardware dan reinforcing materials yang mana kusen
aluminium akan bertemu dengan besi, tembaga atau lainnya maka
permukaan metal yang bersangkutan harus diberi lapisan chromium untuk
13. Tepi bawah ambang kusen exterior agar dilengkapi flashing untuk penahan
air hujan.
14. Engsel untuk jendela yang bisa dibuka diletakkan sejarak jangkauan tangan.
15. Profil aluminium yang akan dipilih harus diajukan secepatnya untuk
memperoleh persetujuan Perencana.
76
3. Pekerjaan ini dilakukan secara terpadu dengan (Pekerjaan alat penggantung
dan kunci) serta (pekerjaan kaca).
b. Persyaratan bahan
1. Rangka dari bahan Aluminium Fin. Powder Coating Brown, yang mutu dan
kemudian.
4. Gunakan sealant yang elastis dengan kualitas tinggi dari dow corning type
793 atau setara. Jangan memakai karet / gaskets, karena akan menyulitkan
77
3. Kontraktor wajib membuat shop drawing yang mencantumkan semua data
produk, ukuran dan cara pemasangan dari pekerjaan tersebut. Gambar
shop drawing sebelum dilaksanakan harus disetujui dahulu oleh Konsultan
pengawas.
8. Untuk daun pintu / jendela kaca setelah dipasang harus rata, tidak
bergelombang, tidak melincang dan semua peralatan dapat berfungsi
dengan baik.
seluruh alat-alat yang dipasang pada daun pintu dan pada daun jendela
serta seluruh detail yang disebutkan / ditentukan dalam gambar
3. Pekerjaan ini dilakukan secara terpadu dengan pekerjaan bab 5 (pekerjaan
78
1. Semua hardware dalam pekerjaan ini, dari produk yang bermutu baik,
seragam dalam pemilihan warnanya serta dari bahan-bahan yang telah
disetujui Konsultan pengawas
2. Mekanisme kerja dari semua peralatan harus sesuai dengan ketentuan
gambar
3. Perlengkapan untuk pengunci yaitu produk dalam negeri merk Union
a. Pintu Kaca Alumunium :
- Handle : SES dan Handle alumunium
- Lock case : SES
- Hinges : SES
- Friction stay : SES
- Flush Bolt : SES
b. Seluruh kunci pintu yang akan dipasang harus direncanakan dan diatur
mengikuti sistem penguncian (locking System) Great grand Master key,
emergency Master dan Contruction Key dari pabrik yang bersangkutan.
Setiap kunci pintu dilengkapi 3 (tiga) buah anak kunci, demikian pula
anak kunci Master / Grand Master / Great Grand Master / Emergency
Master Key disediakan sebanyak 3 (tiga) buah. Untuk Construction Key
d. Setelah kunci terpasang, noda-noda bekas cat atau bahan finish lainnya
yang menempel pada kunci harus dibersihkan dan dihilangkan sama
sekali
e. Pemasangan door closer pada rangka kusen dan daun pintu, diatur
sedemikian rupa hingga pintu selalu menutup rapat pada kusen pintu,
serta dapat berfungsi dengan baik
f. Untuk seluruh pintu yang dapat membentur dinding bila dibuka, diberi
door stop dari merk dan type seperti yang telah diisyaratkan, dipasang
dengan baik pada dinding atau pada lantai (sesuai dengan kondisi yang
79
1. Semua peralatan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini, sebelum
dipasang terlebih dahulu diserahkan contoh-contohnya kepada Konsultan
pengawas untuk mendapatkan persetujuan. Pengajuan / penyerahan harus
disertai brosur / spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan
bawah.
4. Engsel bawah dipasang tidak lebih dari 32 cm (as) dari permukaan lantai ke
atas.
2. Pekerjaan ini meliputi kaca daun pintu, kaca daun jendela, kaca mati, cermin
3. Pekerjaan ini berkaitan dengan Pekerjaan Kusen, Pintu dan Jendela serta
Pekerjaan Curtain Wall.
b. Persyaratan Bahan
1. Umum
80
Kaca adalah benda yang terbuat dari bahan glass yang pipih pada
umumnya mempunyai ketebalan yang sama mempunyai sifat yang tembus
cahaya, diperoleh dari proses pengambangan (Float Glass). Kedua
permukaannya rata, licin dan bening.
2. Khusus
Digunakan lembaran kaca bening (clear float glass), yang bermutu baik
atau yang setara. Kaca tebal minimun 5 mm, atau sesuai perhitungan,
digunakan untuk pemasangan dinding kaca daerah Interior dan seluruh
pintu kaca Frame, kecuali hal khusus lain seperti dinyatakan dalam
gambar.
3. Toleransi
a. Panjang-Lebar : ukuran panjang dan lebar tidak boleh melampaui
toleransi seperti yang ditentukan oleh pabrik, yaitu toleransi panjang dan
lebar kira-kira 2 mm
b. Kebersihan, kaca lembaran berbentuk segi empat harus mempunyai
sudut siku-siku serta tepi potongan yang rata dan lurus. Toleransi
kesikuan maksimum yang diperkenankan adalah 1.5 mm per meter
panjang
mm
4. Ketebalan semua kaca terpasang harus mengikuti standart perhitungan dari
pabrik bersangkutan, yang antara lain mempertimbangkan penggunaannya
pada bangunan, luas / ukuran bidang kaca (cutting size), maupun tekanan
positif dan negatif yang akan bekerja pada bidang kaca. Perhitungan ini
harus disetujui Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana
b. Kaca yang digunakan harus bebas dari komposisi kimia yang dapat
mengganggu pandangan.
81
c. Kaca harus bebas dari keretakan (garis-garis pecah pada kaca baik
sebagian ataupun seluruh tebal kaca
d. Kaca harus bebas dari gumpilan tepi (tonjolan pada sisi panjang dan
lebar ke arah luar / masuk
e. Harus bebas dari benang (string) dan gelombang (wave); benang adalah
cacat garis timbul yang tembus pandang, sedang gelombang adalah
permukaan kaca yang terobah dan mengganggu pandangan
f. Harus bebas dari bintik-bintik (spots), awan (cloud) dan goresan (scratch)
g. Bebas awan (permukaan kaca yang mengalami kelainan kebeningan)
dan syarat-syarat pekerjaan dalam buku ini, serta ketentuan yang digariskan
/ disyaratkan oleh pabrik bersangkutan
82
adalah sesuai dengan persyaratan pabrik. Tidak diperkenankan sealant
mengenai kaca terpasang lebih dari 0.5 cm dari batas garis sambungan
dengan kaca
8. Kaca harus terpasang rapi, sisi tepi harus lurus dan rata, tidak
diperkenankan retak dan pecah pada sealant / tepinya, bebas dari segala
noda dan bekas goresan
4.7. PEKERJAAN SANITAIR
4.7.1. PEKERJAAN PERALATAN DAN PERLENGKAPAN SANITAIR
a. Lingkup Pekerjaan
sempurna
2. Pekerjaan, peralatan dan perlengkapan sanitair ini sesuai dengan yang
dinyatakan / ditunjukkan dalam gambar-gambar, uraian dan syarat-syarat
Standard, Wasser.
2. Semua material harus memenuhi ukuran standart dan mudah didapatkan
83
3. Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti gambar-gambar
yang ada dan kondisi di lapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola,
penempatan, cara pemasangan dan detail-detail sesuai gambar
4. Bila ada kelainan dalam hal apapun antar gambar dengan gambar, gambar
ini, sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan
sempurna.
2. Pengecatan dinding dan plafond dilakukan pada bagian luar dan dalam
serta pada seluruh detail yang disebutkan dalam gambar.
b. Syarat-syarat Bahan
1. Bahan cat yang digunakan adalah Cat yang bermutu baik, dengan proses
sebagai berikut :
Plamir Luar : Plamir Tembok yang bermutu baik interval 2 jam
Plamir Dalam : Plamir Tembok yang bermutu baik interval 2 jam
84
Dalam / interior : 2 lapis, CATYLAC, MOWILEX Interior mutu baik, sehingga
dicapai permukaan yang merata dan sama tebal
Plafond : 2 lapis CATYLAC, MOWILEX, SPEKTRUM mutu baik
2. Pengendalian seluruh pekerjaan ini, harus memenuhi ketentuan-ketentuan
dari pabrik yang bersangkutan dan memenuhi persyaratan pada PUBI 1982
pasal 54 dan NI-4
3. Type dan warnanya akan ditentukan kemudian.
c. Syarat- syarat Pelaksanaan
1. Semua bidang Pengecatan harus betul-betul rata, tidak terdapat cacat
3. Bidang pengecatan harus dalam keadaan kering serta bebas dari debu,
lemak, minyak dan kotoran-kotoran lain yang dapat merusak atau
mengurangi mutu pengecatan
7. Contoh bahan yang telah disetujui, akan dipakai sebagai standart untuk
pemeriksaan / penerimaan setiap bahan yang dikirim oleh Kontraktor ke
tempat pekerjaan
8. Contoh bahan yang telah disetujui, akan dipakai sebagi standat untuk
pemeriksaan / penerimaan setiap bahan yang dikirim oleh Kontrktor ke
tempat pekerjaan
85
9. Sebelum pekerjaan dapat dimulai atau dilakukan, percobaan-percobaan
bahan dan warna harus dilakukan oleh Kontraktor untuk mendapatkan
persetujuan Perencana dan Konsultan pengawas. Pengerjaan harus sesuai
dengan ketentuan-ketentuan yang diisyaratkan oleh pabrik yang
bersangkutan
10. Hasil pengerjaan harus baik, warna dan pola texture merata, tidak terdapat
noda-noda pada permukaan pengecatan. Harus dihindarkan terjadinya
kerusakan akibat dari pekerjaan-pekerjaan lain
11. Kontraktor harus bertanggung jawab atas kesempurnaan dalam
a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya,
1. Semua bahan cat yang digunakan adalah Cat Produk dalam negeri yang
bermutu baik, ex AVIAN
Untuk mendapatkan hasil solid, pengecatan dilakukan dengan sistem spray.
86
3. Bahan yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan
dalam PUBI 1982 pasal 53, BS No. 3900 ; 1970 / 1971, AS. K – 41 dan NI – 4,
serta mengikuti ketentuan-ketentuan dari pabrik yang bersangkutan
4. Warna dan typenya akan ditentukan kemudian
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Semua bidang pengecatan harus betul-betul rata, tidak terdapat cacat
(retak, lubang dan pecah-pecah)
2. Bidang permukaan pengecatan harus dibuat rata dan halus dengan bahan
amplas besi. Setelah memenuhi persyaratannya barulah siap untuk dimulai
4. Bidang pengecatan harus dalam keadaan kering serta bebas dari debu,
lemak, minyak dan kotoran-kotoran lain yang dapat merusak atau
mengurangi mutu pengecatan
87
dimulai / dilakukan, serta pengerjaan sesuai dengan ketentuan-ketentuan
yang diisyaratkan oleh pabrik yang bersangkutan
10. Hasil pengerjaan harus baik, warna dan pola texture merata, tidak terdapat
noda-noda pada permukaan pengecatan. Harus dihindarkan terjadinya,
bersangkutan.
17. Selanjutnya setelah pekerjaan persiapan dilakukan dengan baik, cat dasar
PERSYARATAN BAHAN
1. Paving Block dan Kansteen
Paving Block
- Terbuat dari beton cetak yang memenuhi persyaratan mutu SII No. 0819 – 83
- Kuat tekan : 300 Kg/cm²
88
- Ketahanan aus : 0,090 mm/menit
- Penyerapan air : 3%
- Tebal : 6 cm
- Standar kualitas : Produksi Muntilan atau Magelang
- Tipe : True Pave (abu-abu)
Kansteen Trotoar
- Terbuat dari beton cetak yang memenuhi persyaratan mutu SII No. 0819 – 83
- Kuat tekan : 300 Kg/cm²
- Ketahanan aus : 0,090 mm/menit
- Penyerapan air : 3%
- Ukuran : 20/40.30.25 cm
- Standar kualitas : Produksi Muntilan atau Magelang
- Tipe : True Pave (abu-abu)
Kansteen Taman / Paving
- Terbuat dari beton cetak yang memenuhi persyaratan mutu SII No. 0819 – 83
- Kuat tekan : 300 Kg/cm²
- Ketahanan aus : 0,090 mm/menit
- Penyerapan air : 3%
- Ukuran : 40x20x10 cm
- Standar kualitas : Produksi Muntilan atau Magelang
- Tipe : True Pave (abu-abu)
2. Sand Bedding (Pasir di bawah pasangan paving block)
- Pasir untuk laying course harus merupakan pasir yang tajam dan bersih.
- Kadar tanah atau sillt tidak lebih dari 3% (berat) dan tidak lebih dari 10% yang
tertahan pada sieve 5 mm, atau yang dikenal dengan “Pasir Extra Beton”.
- Pasir yang digunakan pada waktu pemasangan paving block harus benar-benar
kering.
- Tebal lapisan sand bedding di bawah paving block minimal adalah 10 cm.
3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
- Diatas lapisan sub-base dipasang lapisan pasir (pasir extra beton). Profil dari
permukaan pasir yang belum dipadatkan harus sama dengan profil permukaan
yang dikehendaki (kemiringan 21/2%).
- Paving Block dipasang di atas permukaan pasir yang belum dipadatkan, tetapi
telah diratakan.
Perataan permukaan pasir harus menggunakan papan yang diserut rata (screed
board).
- Pasangan paving block kemudian dipadatkan dengan menggunakan vibrator
plate compactor sebanyak 3 kali jalan sebelum pasir yang mengisi celah/naat
ditebarkan. Alat pemadat (Vibrator Plate Compactor) yang digunakan
mempunyai ukuran plat pemadat 0,35 – 0,5 m² dengan centrifugal force 1,6 – 2
ton.
- Pada jarak 1 meter dari tempat-tempat yang belum diberi tahanan atau kanstin
(beton tepi) tidak dipadatkan terlebih dahulu.
- Pasir bersih dengan ukuran partikel maksimum 1 mm kemudian disapukan di
atas permukaan paving block dan kemudian terakhir dipadatkan lagi dengan
vibrator 3 kali jalan sampai celah-celah antara pving block menjadi padat.
- Untuk mendapatkan permukaan jalan paving block yang rata, perlu dibantu
dengan menjalankan mesin giling yang 4 – 6 ton yang dijalankan beberapa kali
89
sesuai dengan kemiringan yang ada.
- Bagian-bagian paving block yang telah dipasang harus segera dipadatkan.
Untuk bagian-bagian yang belum dipadatkan, mutlak tidak boleh dilalui oleh
orang maupun kendaraan. Hal ini untuk menghindarkan penurunan yang tidak
merata setelah pemadatan.
90
PASAL 5
PEKERJAAN PLUMBING
1. UMUM
1. Syarat-Syarat Pekerjaan Plumbing
a. Pada saat akan melaksanakan pekerjaan, pemborong wajib menyerahkan terlebih
dahulu gambar kerja (shop drawing) guna mendapatkan persetujuan dari direksi.
Gambar-gambar kerja tersebut diserahkan minimal 1 minggu sebelum pekerjaan
dimulai.
b. Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor harus membuat rencana kerja dengan
jadwal disesuaikan dengan kontraktor yang lain. Apabila terjadi suatu perubahan,
kontraktor wajib memberikan pemberitahuan secara tertulis kepada pengawas dan
mengajukan saran-saran perubahan/perbaikan.
c. Apabila terjadi suatu keadaan dimana pemborong tidak mungkin menghasilkan
suatu pekerjaan dengan kualitas baik, maka kontraktor wajib memberikan saran-
saran secara tertulis kepada pengawas untuk mengadakan perubahan-perubahan
perbaikan. Apabila hal ini tidak dilakukan, maka kontraktor tetap bertanggung jawab
terhadap kerugian yang mungkin ditimbulkan.
d. Selama pelaksanaan, kontraktor wajib memberikan tanda berupa tinta merah
terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di lapangan di dalam shop drawing.
e. Kontraktor harus menyerahkan kepada direksi gambar-gambar instalasi
sesungguhnya sebagaimana yang terpasang dalam bangunan (as built drawing) yang
memuat lengkap terhadap segala perubahan. Terdiri dari satu set di atas kertas
kalkir dan dua set gambar copy.
f. Kontraktor harus membuat dan melaksanakan program pelatihan (training) bagi
operator yang ditunjuk oleh pemilik, baik mengenai cara penggunaan maupun
pemeliharaan sistem secara keseluruhan.
g. Kontraktor harus menyerahkan kepada direksi buku petunjuk (manual) mengenai
cara pengoperasian dan pemeliharaan system secara keseluruhan. Buku ini harus
diserahkan rangkap tiga.
h. Pemasangan peralatan harus sesuai dengan rekomendasi pabrik pembuat peralatan
tersebut. Oleh karena itu, kontraktor harus membuat dan menyerahkan gambar-
gambar rencana instalasi secara rinci sebelum melaksanakan pekerjaan.
95
i. Syarat-syarat untuk penerimaan bahan-bahan, peralatan-peralatan, cara-cara
pemasangan dan kualitas pengerjaan harus sesuai dengan satu atau beberapa
standar di bawah ini :
- Standar Nasional Indonesia (SNI) - NEPA
- ASTM - ANSI
- JSI
2. PEKERJAAN PIPA AIR BERSIH, PIPA AIR KOTOR DAN PIPA AIR BEKAS
1. Lingkup Pekerjaan
a. System pemipaan air bersih didalam bangunan seperti ditunjukan dalam gambar
plumbing lengkap dengan katup penyetop, elbow, sambungan –T, fitting dan
perlengkapan lain yang diperlukan.
b. Semua alat plambing (fixture) yang direncanakan dipasang di dalam bangunan,
termasuk fitting, kran dan alat-alat lain yang diperlukan.
c. System pemipaan air kotor dan bekas dari setiap fixture di dalam bangunan hingga
ke jaringan pembuangan air kotor, lengkap dengan pipa ven beserta penunjangnya
seperti ditunjukan dalam gambar plumbing.
96
d. Pipa venting
Pipa venting dari setiap alat plambing air kotor dan air bekas yang terletak di shaft
terbuat dari pipa PVC klas D tekanan kerja 5 Kg/cm2.
e. Pipa air hujan
Pipa untuk air hujan terbuat dari pipa PVC klas D tekanan kerja 5 Kg/cm2
f. Semua pipa, fixture, dan fitting yang berada di luar dinding dan kelihatan, harus
terbuat dari bahan stainless stell.
g. Setiap bahan pipa, fitting, alat plambing dan peralatan-peralatan yang akan dipasang
pada instalasi harus memiliki merk yang jelas dari pabrik pembuatnya.
3. Pemasangan
a. Pelaksanaan pemasangan harus direncanakan dengan baik, dan semua
pembongkaran bagian-bagian bangunan lainya hanya boleh dilaksanakan setelah
mendapatkan ijin tertulis dari konsultan pengawas. Gambar-gambar pemasangan
harus dibuat secara rinci oleh kontraktor. Hal ini agar dapat diketahui dengan tepat
letak/ukuran lubang-lubang pada dinding yang diperlukan untuk jalur-jalur pipa.
Kontraktor bertanggung jawab atas ukuran (dimensi) dan lokasi lubang-lubang
tersebut. Apabila diperlukan, dilakukan pembobokan/penambalan tanpa tambahan
biaya.
b. Kontraktor bertanggung jawab atas penyediaan lokasi pemasangan yang tepat.
Pemasangan pada lokasi bangunan yang dicor dengan beton dilakukan oleh
kontraktor struktur, atas petunjuk kontraktor plambing.
c. Selama pemasangan berlangsung, kontraktor harus menutup ujung pipa yang
terbuka untuk mencegah tanah, debu, dan kotoran lain masuk ke dalam pipa.
d. Semua sambungan-sambungan yang menghubungkan pipa dengan ukuran yang
berbeda harus menggunakan reducing fitting. Sedapat mungkin dilaksanakan
belokan-belokan dengan jenis long radius. Belokan-belokan short radius hanya boleh
digunakan apabila kondisi setempat tidak memungkinkan memakai long radius, dan
kontraktor harus memberitahukan hal ini kepada pengawas. Fiting dan alat –alat yang
menimbulkan tahanan aliran yang tidak wajar tidak boleh digunakan.
e. Penggantung atau penumpu pipa harus terikat secara kuat pada bangunan dengan
menggunakan Dynabolt atau fischer dilengkapi dengan kontruksi baja bila memang
diperlukan.
f. Setiap pipa cabang utama yang masuk ke lantai harus dilengkapi dengan katup
penyetop (Gate Valve).
97
g. Semua peralatan dan perlengkapan yang diperlukan dalam pekerjaan ini harus
disediakan dan dilaksanakan oleh kontraktor tanpa menuntut biaya tambahan.
4. Pengujian
a. Setelah pipa dipasang, seluruh jaringan pipa air bersih harus diuji dengan tekanan uji
sebesar 2 (dua) kali tekanan kerja (Working Pressure) selama paling kurang 12
(duabelas) jam tanpa mengalami kebocoran.
b. Apabila suatu bagian dari pipa akan ditutup oleh tembok atau kontruksi bangunan
lainya, maka bagian tersebut harus diuji dengan cara yang sama seperti yang tertulis
diatas sebelum ditutup dengan tembok atau konstruksi bangunan lainya.
c. Kontraktor harus menguji semua motor yang telah terpasang pada beban normal
dan menyerahkan hasil pengujian kepada direksi untuk arsip pemberi tugas.
d. Kontraktor harus melakukan penyetelan yang perlu pada semua alat-alat pengaturan
otomatis.
e. Apabila pada waktu pemeriksaan atau pengujian ada kerusakan maka kontraktor
harus mengganti bagian yang rusak tersebut dan pengujian diulang sampai hasil
pengujianya diterima oleh pengawas.
f. Penggantian bagian yang rusak tersebut harus dengan yang baru. Penambalan
dengan bahan apapun tidak diperkenankan.
98
6. Sleeves & Support
a. Umum
1. Kontraktor plumbing bertanggung jawab atas penyediaan bahan dan lokasi
pemasangan yang tepat. Pemasangan pada konstruksi bangunan yang dicor dengan
beton dilaksanakan oleh Kontraktor Umum.
2. Pipa-pipa tidak boleh menembus kolom, kepala kolom ataupun balok, tanpa
mendapatkan ijin tertulis dari KP.
b. Sleeves untuk pipa-pipa
1. Sleeves untuk pipa-pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa tersebut
menembus konstruksi beton.
2. Sleeves harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan kelonggaran kira-
kira 5 mm di luar pipa ataupun isolasi.
3. Sleeves untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang baja atau pipa GIP.
4. Untuk pipa-pipa yang menembus konstruksi bangunan yang mempunyai lapisan
kedap air (water proofing) harus dari jenis “Flashing sleeves”.
5. Rongga antara pipa dan sleeves harus dibuat kedap air dengan gasket atau caulk
atau timah pakal.
7. Penumpu/Penggantung Pipa
a. Semua pipa harus digantung/ditumpu dengan penggantung atau angker yang cukup
kokoh (rigid). Pipa-pipa tersebut ditumpu untuk menjaga agar tidak berubah
tempatnya agar inklinasinya tetap, untuk mencegah timbulnya getaran, pemasangan
harus sedemikian hingga masih memungkinkan konstruksi dan expansi pipa oleh
perubahan temperatur.
99
b. Pipa horizontal harus digantung dengan penggantung yang dapat diatur (adjustable)
dengan jarak antara tidak lebih dari 2 meter.
c. Pemborong harus mengajukan konstruksi dari penggantungnya, untuk disetujui oleh
Direksi atau ahlinya. Penggantung dari kawat, rantai, besi strip, ataupun perforated
strip tidak boleh digunakan.
d. Penggantung atau penumpu pipa harus disekrupkan (terikat) pada konstruksi
bangunan dengan insert yang dipasang pada waktu pengecoran beton, atau dengan
baut tembok (ramset belt), atau pengeboran dengan memakai dina bolt.
e. Pipa vertical harus ditumpu dengan klem (clamp atau collar) minimum 3 klem jarak
antara 1 lantai (tingkat), dan sesuai gambar.
100
b. Pengujian pipa-pipa sanitasi
Setelah semua pemipaan selesai dipasang, maka perlu diadakan pengujian
kebocoran atas seluruh bagian dari instalasi ini, sehingga sistem dapat berfungsi
dengan baik.
Sistem pemipaan diuji dengan tekanan hydrostatic 2 kg/cm2, selama 2 jam, terus
menerus dengan penurunan maximal sebesar 5% dari harga tersebut di atas.
Kebocoran/kerusakan yang timbul harus diperbaiki oleh Pemborong ini tanpa
tambahan biaya.
c. Pembilasan
Setelah seluruh pengujian kebocoran telah selesai maka perlu diadakan pembilasan
atas seluruh jaringan pipa dengan cara menjalankan sistem distribusi dan
mengeluarkan air dari tiap titik air masing-masing selama 5 menit.
d. Pengujian pemakaian
Setelah pengujian kebocoran dilakukan dan pembilasan selesai, maka semua sistem
harus diuji terhadap pemakaian dengan cara menjalankan sistem sekaligus, tanpa
mengalami kerusakan atau gangguan.
e. Semua peralatan dan kerusakan yang timbul akibat proses pengetesan dibebankan
kepada Pemborong pekerjaan plumbing.
2. Disinfeksi
a. Pemborong harus melaksanakan pembilasan dan disinfeksi dari seluruh instalasi air
sebelum diserahkan kepada pemilik.
b. Disinfeksi dilakukan dengan pemasukan larutan “Clorine” ke dalam sistem pipa,
dengan cara/metode yang disetujui oleh KP. Dosis clorine adalah sebesar 50 p.p.m.
(part per million).
c. Setelah 16 jam seluruh istem pipa tersebut harus dibilas dengan air bersih sehingga
kadar clorine menjadi tidak lebih dari 0,2 p.p.m.
d. Semua katup dalam sistem pipa yang sedang mengalami proses disinfeksi tersebut
harus dibuka dan ditutup beberapa kali selama jangka waktu 16 jam tersebut di atas.
e. Pekerjaan baru dapat diterima setelah dilengkapi dengan bukti-bukti hasil
pemeriksaan baik (goed keuring) yang ditanda tangani bersama oleh Instalatir yang
melaksanakan pekerjaan tersebut dan Direksi serta jika perlu disyahkan juga oleh
Jawatan Keselamatan Kerja.
f. Jika dalam masa pemeliharaan tersebut, Pemborong pekerjaan instalasi ini tidak
melaksanakan teguran-teguran atas perbaikan / penggantian / kekurangan selama
101
masa pemeliharaan maka Direksi berhak menyerahkan pekerjaan
perbaikan/kekurangan tersebut kepada pihak lain atas biaya Pemborong pekerjaan
instalasi tersebut.
g. Selama masa pemeliharaan pekerjaan, Pemborong harus mendidik/melatih
karyawan/petugas dari pemilik sehingga mengenali sistem instalasi dan dapat
menjalankan serta melaksanakan pemeliharaannya.
10. Pencatatan Dan Labeling
a. Semua pipa yang dipasang harus dicat dan diberi tanda arah dan sejenis air yang ada
dalam pipa tersebut.
1. Air bersih cat warna biru panah putih (AB).
2. Air pemadam kebakaran cat merah, arah panah putih (AH).
3. Air bekas PVC cat warna hijau arah panah kuning (ABk).
4. Air kotor/hijau PVC cat warna orange arah panah kuning (AK).
b. Cara Pencatatan
1. Untuk GIP sebelah dicat terlebih dahulu dilakukan pelapisan baru diberi
tanda panah.
2. Untuk PVC setelah pipa dibersihkan kemudian dicat 2 lapis dengan cat
besi, lalu diberi panah.
102
PASAL 6
MEKANIKAL ELEKTRIKAL
103
a. Gambar-gambar kerja (shop drawing)
Pemborong harus membuat gambar-gambar kerja (shop drawing) yang
menunjukkan jalur pemasangan kabel yang lengkap dan diameter kabel yang
digunakan
b. Gambar-gambar kerja dan juga catalog, brosur dan tipe dari bahan kabel yang akan
dipasang harus diserahkan kepada konsultan pengawas untuk diperiksa.Shop
drawing harus sudah diserahkan kepada pengawas 14 hari sebelum pemasangan.
104
c. Sleeves dan insert
Semua sleeves melalui lantai beton dan pada yang perlu untuk pemasangan
instalasi elektrikal harus dilaksanakan oleh pemborong. Sleeves cadangan harus
dibungkus dan ditimbun dengan memakai grout.
Semua insert beton yang diperlukan untuk pemasangan instalasi peralatan
listrik, termasuk inserts untuk conduits, hunger dan support harus dilaksanakan
oleh pemborong.
d. Proteksi
Semua bahan dan peralatan sebelum dan sesudah pemasangan harus
dilindungi terhadap cuaca dan harus dijaga selalu dalam keadaan bersih, semua
ujung-ujung conduit dan bagian-bagian peralatan yang tetap tidak dihubungkan
harus disumbat atau ditutup untuk mencegah masuknya kotoran.
e. Pembersihan Site
Pemborong harus mengusahakan daerah kerja mereka selalu dalam keadaan
bersih dan rapi selama pemasangan instalasi elektrikal ini. Pada saat pelaksanaan
pekerjaan instalasi ini selesai pemborong harus memeriksa kembali keseluruhan
pekerjaan dalam keadaan rapi, bersih dan siap pakai.
f. Material Bahan dan Peralatan Yang Digunakan
Bahan-bahan dan peralatan yang akan dipasang harus 100% baru, dalam
keadaan baik dan sesuai dengan yang dimaksud. Cotoh bahan, brosur dan gambar
kerja (shop drawings) harus diserahkan kepada pengawas 14 hari sebelum
pemasangan.
Pemborong harus menempatkan secara tugas penuh (full time) seorang
koordinator yang ahli dalam bidangnya, berpengalaman dalam pekerjaan serupa
dan dapat sepenuhnya mewakili pemborong dengan predikat baik. Tenaga
pelaksana harus menangani pekerjaan-pekerjaan ini secara aman, kuat dan rapih.
a. Material
1. Kabel daya tegangan rendah
a. Kabel tanah TR berpelindung pita baja.
- Type : NYFGbY
- Standart : PUIL 2011 (amandemen 1)
SII 0211-78
SPLN 43-2, 1981
105
- Konstruksi
Berinti tiga, empat atau lima, konduktor dari bahan tembaga solid
atau standart, bentuk bulat atau sektorial, insulasi PVC, selubung sebelah
dalam dari PVC, lapisan pelindung dari galvanized flat steel wire, dan
lapisan terluar adalah PVC sheathead warna hitam. Warna insulasi PVC
masing-masing inti harus mengikuti kode dalam PUIL 2000 sebagai
berikut :
+ phasa : merah, kuning, dan hitam
+ netral : biru
+ ground : hijau kuning
- Tanda Pengenal
Pada sheath dari kabel harus ada tanda pengenal yang tidak dapat
dihapus sebagai berikut :
a. Nominal voltage.
b. Type
c. Ukuran nominal
d. Tahun pembuatan
e. Nama pabrik pembuat / merk dagang
106
- Konstruksi
Berinti tiga, empat atau lima, konduktor dari bahan tembaga solid
atau standart, bentuk bulat atau sektoral, insulasi PVC, selubung sebelah
dalam dari PVC, selubung sebelah dalam dari PVC, dan selubung terluar
dari PVC warna hitam, warna insulasi PVC masing-masing inti harus
mengikuti kode warna dalam PUIL 2000 sebagai berikut :
+ Phasa : merah, kuning, dan hitam.
+ Netral : biru.
+ Ground : hijau kuning.
- Tanda Pengenal
Pada sheat dari kabel harus diberi tanda pengenal yang tidak dapat
dihapus sebagai berikut :
a. Nominal voltage
b. Type
c. Ukuran nominal penghantar.
d. Tahun pembuatan
e. Nama pembuat/merk dagang
107
- Konstruksi
Berinti tunggal dari bahan tembaga solid atau standart, bentuk bulat,
insulasi PVC, warna insulasi PVC terdiri dari merah, kuning, hitam, biru
serta kombinasi kuning hijau.
- Tanda Pengenal
Pada sheat dari kabel harus diberi tanda pengenal yang tidak dapat
dihapus sebagai berikut :
a. Nominal voltage.
b. Type.
c. Ukuran nominal penghantar.
d. Tahun pembuatan.
e. Nama pembuat/merk dagang.
108
- Tanda Pengenal
Pada sheat dari kabel harus diberi tanda pengenal yang tidak dapat
dihapus sebagai berikut :
a. Nominal voltage
b. Type
c. Ukuran nominal penghantar.
d. Tahun pembuatan
e. Nama pembuat/merk dagang
- Pemeriksaan dan pengujian.
Pemerikasaan dan pengujian terhadap kabel yang akan dipasang
meliputi :
a. Pemeriksaan secara visual (appearance inspenction).
b. Pengujian tahanan dari penghantar.
c. Pengujian tahanan insulasi.
d. Kabel harus buatan pabrik dalam negeri seperti supreme, kabel
metal, kabelindo atau tranka atau setara.
109
disebutkan, akan tetapi akan secara umum diperlukan agar dapat diperoleh sistem panel
listrik yang baik dan handal, maka peralatan atau bahan tersebut dapat ditambahkan.
Untuk lebih jelasnya maka berikut ini lingkup pekerjaan panel listrik yang harus di
kerjakan diantaranya:
a. Pengadaan dan pemasangan panel listrik .
b. Pengadaan panel meliputi panel LVMDP, Panel SDP gedung, Panel Lampu, Panel AC
c. Pengadaan dan pemasangan komponen instalasi panel listrik.
d. Mengadakan uji coba instalasi panel-panel yang berfungsi sebagai panel kontrol.
110
- Pintu panel dilengkapi dengan engsel type terbenam, handle (catch) dan kunci
(lock). Kunci panel-panel listrik harus memakai kunci jenis masterkey.
- Finishing panel harus dilaksanakan sebagai berikut semua mur dan baut harus
tahan karat. Semua bagian dari baja harus bersih dan sandblasted setelah
pengelasan, kemudian secepatnya dilindungi terhadap karat dengan cara
galvanisasi atau chromium plating atau dengan zinc chromate primer. Pengecatan
finishing dilakukan dengan dua lapis cat oven warna abu-abu atau warna lain yang
disetujui oleh pengawas.
d. Komponen-komponen panel
1. Busbar
Main bus harus dipasang horizontal disebelah atas. Main dan tap busbar
harus dari bahan tembaga dengan konduktifitas tinggi (98% atau lebih besar),
dan harus mempunyai kuat hantar arus kontinu yang standart dan sesuai
dengan yang dimaksud pada gambar. Busbar harus dicat sesuai dengan kode
warna dalam PUIL sebagai berikut :
+ phasa : merah, kuning dan hitam.
+ netral : biru
+ ground : hijau, kuning
Busbar pentanahan terletak disebelah bawah, dimana akan diadakan
penyambungan dengan penghantar pentanahan terhadap lemari panel,
rangka dan badan peralatan dari metal, conduits dan lain-lain.
111
Untuk menjaga originalitas produk, maka semua CB harus disertai
sertifikat keaslian barang dari produsen atau agen resmi yang ditunjuk.
3. Magnetic Contactor
Magnetic contactor harus dapat bekerja tanpa getaran atau dengung.
Kumparan contactor harus sesuai untuk tegangan 220 volts, 50 Hz dan tahan
bekerja continue pada 10% tegangan lebih tinggi dan harus dapat pula
menutup dengan sempurna pada 85% tegangan nominal.
Contraktor harus type heavy-duty, kemampuan minimal making current
sebesar 15% arus nominal, dan kemampuan electrical operation sebanyak
2.000.000 kali.
4. Selektor Switch
Selector switcher harus mempunyai rating 10 A pada 300 V, type heavy
duty dan kedap minyak.
6. Terminal Block
Terminal block untuk kabel-kabel control harus diberikan batas
penghalang diantaranya, dengan rating 600 volts minimum.
Terminal block harus disediakan sesuai kebutuhan ditambah 20% terminals
untuk cadangan.
7. Name Plate
Name plate harus terbuat dari plastic gravis berlaminasi, putih bagian
dalam dan bagian hitam pada bagian permukaan.
Huruf-huruf harus huruf block dengan ukuran minimum 4 mm.
112
8. Kabel Kontrol
Control circuit conductor harus jenis kabel fleksibel dengan penampang
konduktor tidak kurang dari 2.5 mm2, rating tegangan 600 V .
Kabel kontrol harus buatan pabrik kabel dalam negeri seperti supreme, kabel
metal, kabelindo dan tranka.
113
3. PEKERJAAN LAMPU DAN KOTAK KONTAK
1. Lingkup Pekerjaan.
Dalam pekerjaan instalasi lampu dan kotak kontak terdapat beberapa hal yang harus
di kerjakan agar sistim penerangan dan kotak kontak dapat digunakan sesuai fungsinya.
Pekerjaan ini meliputi pengadaan, pemasangan, penyambungan (wiring instalasi) instalasi
lampu dan kotak kontak serta perbaikan (bila diperlukan) selama masa pemeliharaan.
Penambahan peralatan dan material yang tidak disebutkan dalam spesifikasi ini maupun
pengadaaan dan pemasangan dari material yang kebetulan tidak disebutkan, akan tetapi
akan secara umum diperlukan agar dapat diperoleh kondisi lampu yang baik, maka
peralatan atau bahan tersebut dapat ditambahkan.
Untuk lebih jelasnya maka berikut ini lingkup pekerjaan lampu dan kotak kontak yang
harus di kerjakan diantaranya:
a. Pengadaan dan pemasangan lampu serta kotak kontak .
b. Pengadaan dan pemasangan bahan penunjang instalasi listrik antara lain kabel,
pipa PVC, T dos, lasdop, isolasi, ebow, dan lain lain.
2. Spesifikasi Lampu Penerangan Dan Stop Kontak
a. Lampu dan armaturnya harus sesuai dengan yang dimaksudkan, seperti yang
dilukiskan dalam gambar-gambar elektrikal.Semua armatur lampu yang terbuat
dari metal harus mempunyai terminal penahan (grounding). Berikut ini adalah
lampu lampu yang digunakan dalam pekerjaan ini :
1. Lampu RMI LED 2X18 W (60 cm) Grill Alm
2. Lampu Down Light SL BOHLAM LED 10,5 WATT RD 150
3. Lampu Down Light SL BOHLAM LED 7 WATT RD 100
4. Lampu Sorot Logo LED 60 watt outdoor Netral white
5. Lampu Baret Square LED 10 watt
6. Stop Kontak
114
Box tempat ballast, kapasitor, dudukan stater dan terminal bok harus
cukup besar dan dibuat sedemikian rupa sehingga panas yang ditimbulkan tidak
menggangu kelangsungan kerja dan umur teknis komponen lampu itu sendiri.
Ventilasi didalam box harus dibuat dengan sempurna.
Kabel-kabel dalam box harus diberikan saluran atap klem-klem tersendiri
sehingga tidak menempel pada ballast atau kapasitor. Box terbuat dari pelat baja
tebal minimum 0.7 mm dicat dasar tahan karat, kemudian cat akhir dengan cat
oven warna putih.
Ballast harus dari jenis yang baik, tidak menimbulkan panas yang tinggi,
komponen pengisinya tidak meleleh, dan memiliki power factor yang tinggi.
Ballast harus mempunyai dudukan yang kuat dalam box lampu, tetapi mudah
dibuka untuk diperiksa atau diangkat.
Yang harus dipergunakan adalah single lamp ballast (satu ballast untuk
satu tabung lampu flourescent).
Tabung fluorescent harus dari merk Philips TLD atau setara, dengan warna
cahaya cool daylight.
Lampu TL harus sudah lengkap dengan kap reflector dibuat dari pelat baja
dengan bentuk seperti gambar rencana. Untuk lampu yang terbenam memakai
type RM 300 ACR dengan reflektor mengkilap dan grille mengkilap.
115
b. Kotak-Kontak Biasa (KKB)
Kotak-kontak biasa yang dipakai adalah kotak kontak satu fasa. Semua
kotak kontak harus memiliki terminal fasa, netral dan pentanahan. Kotak-kontak
harus dari satu type, untuk pemasangan rata dinding, dengan rating 250 Volts 10
Amp. Semua stop kontak dinding dipasang max 30 cm dari lantai. Atau dipasang
sesuai keperluan pemakaian dan kondisi di lapangan.
d. Kabel Instalasi
Pada umumnya kabel instalasi penerangan dan instalasi kotak kontak
harus kabel inti tembaga dengan insulasi PVC, satu inti atau lebih (NYA atau
NYM)
Kabel harus mempunyai penampang minimum 2.5 mm2. Dengan kode
warna kabel harus mengikuti ketentuan dalam PUIL 2000. Sebagai berikut :
- fasa : R : merah
- fasa : S : kuning
- fasa : T : hitam
- netral : N : biru
- tanah (ground) : 0 : hijau dan kuning
116
Paling lambat dua (2) minggu sebelum pengujian dilaksanakan, pemborong harus
sudah mengajukan jadwal dan prosedur pengujian kepada pengawas untuk
mendapatkan persetujuan. Pengujian harus disaksikan oleh pengawas.
Pemborong harus membuat catatan (record) mengenai hasil pengujian, dan 2
copy diserahkan oleh pengawas. Seluruh pengujian diselenggarakan oleh pemborong,
dan segala biaya untuk itu ditanggung oleh pemborong.
117
PASAL 7
MATERIAL
1) Agregat Kasar
a) Agregat harus terdiri dari batu pecah atau batu kerikil pecah hasil produksi mesin pemecah
batu dengan gradasi sebagai berikut :
Ukuran Saringan (ASTM) Prosentase yang lolos
Latasir
(mm)
20 ¾ 100
12.7 ½ 95 – 100
4.75 #4 0 – 50
b) Harus bersih, keras dan bebas dari kotoran atau bahan yang tidak dikehendaki.
c) Harus mempunyai prosentase keausan kurang dari 40% pada putaran bila dilakukan
dengan peralatan Los Angeles seperti ditetapkan oleh AASHTO T – 96.
d) Harus mempunyai prosentase keausan kurang dari 12% bila dilakukan pengujian keausan
dengan Sodium Sulfat menurut AASHTO T 104.
e) Harus mempunyai luas yang teselaput tidak kurang dari 95% bila dilakukan pengujian
penyelaputan dan pengelupasan (Coating and Stripping Test) menurut AASHTO 182.
2) Agregat halus
a) Agregat halus terdiri dari abu batu hasil produksi mesin pemecah batu atau pasir alam atau
kombinasi dari keduanya dengan gradasi sebagai berikut :
Ukuran Saringan (ASTM) Prosentase yang lolos Latasir
(mm)
4.75 #4 98 – 100
2.36 #8 95 – 100
118
0.60 #30 76 – 100
b) Pasir alam yang di gunakan harus bersih,keras,tajam,bebas dari lempung atau material yang
tidak di kehendaki.
3) Aspal
Aspal yang dipakai adalah aspal semen penetrasi 60/70 yang memenuhi persyaratan
sebagaimana ditetapkan menurut AASHTO M226-78.
PERSYARATAN CAMPURAN
1) Di dalam melaksanakan perencanaan campuran aspal dilakukan dalam tahapan,yaitu :
a) Membuat campuran mortar (Agregat halus=aspal) sesuai dengan standar bina marga No.
12/PT/B/83 dan bila dilakukan pemeriksaan menurut PC. 0201-76 memenuhi ketentuan
sebagai berikut :
- Stabilitas marshall pada 2x50 tumbukan 450 – 850 kg
- Rongga dalam campuran 4 – 8%
- Marshal quotient 150 – 300 kg/mm
- Kadar aspal (terhadap berat total) 8 – 10%.
b) Mencampur agregat kasar dengan campuran mortar yang sudah memenuhi syarat dan
bila dilakukan pemeriksaan menurut PC. 0201-76 memenuhi ketentuan sebagai berikut :
- Agregat kasar dalam total campuran 0 – 10%
2) Agregat aspal di dalam campuran sangat tergantung dari aspal optimum mortar dan
prosentase agregat kasar yang di pergunakan.hal ini dapat di hitung dengan rumus
empiris sebagai berikut :
A (100 – S) 1,3 . S
K = -------------- X -------------
100 100
Dimana : K= Kadar aspal campuran total
A= Kadar aspal optimum mortar
S= Prosentase agregat kasar
PERALATAN
Peralatan yang dipakai pada umumnya terdiri dari :
- 1 unit Peralatan Mixing
- 1 unit Stone Crusher
- 1 unit Alat Penghampar
- 1 unit Pemadat Roda Besi
- 1 unit Pemadat Roda Karet
- 1 unit Asphalt Sprayer
- 1 unit Kompresor
PELAKSANAAN
1) Pelaksanaan Campuran Aspal Panas
a) Agregat dan aspal dicampur di dalam Peralatan Mixing dalam keadaan panas.
Temperatur yang diijinkan adalah sebagai berikut :
Suhu Agregat 154 – 174 ºC
119
Suhu Aspal 140 – 160 ºC
Suhu Campuran < 165 ºC
b) Di lokasi penghamparan campuran aspal, permukaan jalan yang akan dilapisi dengan
diberi lapis perekat (tack coat) terlebih dahulu.
c) Penghamparan campuran aspal panas di atas permukaan perkerasan dengan
temperatur antara 120 – 150 ºC.
d) Pemadatan pertama dengan pemadatan roda besi dilaksanakan pada saat
temperatur sempurna aspal panas antara 110 – 120ºC.
e) Pemadatan kedua dan seterusnya dengan alat pemadatan roda karet dilaksanakan
pada temperatur campuran aspal panas antara 95 - 110 ºC
f) Pemadatan beakhir dilaksanakan pada saat temperatur campuran aspal panas
antara 80 – 95 ºC.
PENGENDALIAN MUTU
1) Di lokasi Pencampuran Aspal Panas
a) Pengontrolan gradasi agregat halus dan kasar dilakukan pada setiap tumpkan
material yang baru.
b) Pengontrolan Sand Equivalent dilakukan pada setiap tumpukan pasir sumber
material (querry) baru, atau sesuai dengan perintah Pengguna Barang/Jasa.
c) Pengontrolsn properties dari campuran aspal panas dilakukan dengan metode
Marshall dengan waktu sesuai perintah Pengguna Barang/Jasa.
d) Pengontrolan kadar aspal dalam campuran aspal panas dilakukan dengan cara
melakukan ekstrasi sesuai perintah Pengguna Barang/Jasa.
2) Di Lokasi Penghamparan
a) Permukaan harus sudah diberi lapis perekat yang merata sesuai dengan ketentuan.
b) Pengontrolan ketebalan penghamparan dilakukan penghamparan dan pada saat
pemadatan.
c) Pengontrolan ketebalan penghamparan dilakukan denagn menggunakan peralatan
yang disetujui Pengguna Barang/Jasa.
120
PENUTUP
1. Apabila dalam rencana kerja dan syarat–syarat pekerjaan (RKS) ini untuk menguraikan bahan –
bahan dan pekerjaan tidak disebutkan perkataan atau kalimat “diadakan oleh pemborong atau
diselenggarakan pemborong”, maka hal ini dianggap seperti betul – betul disebutkan, jika
ternyata uraian tersebut masuk dalam pekerjaan.
2. Guna mendapatkan hasil yang semaksimal mungkin, maka bagian–bagian yang betul–betul
termasuk dalam pekerjaan ini tetapi tidak atau belum disebut dalam rencana kerja dan syarat–
syarat pekerjaan (RKS) ini harus diselenggarakan oleh pemborong dan dianggap seperti benar
– benar disebutkan.
3. Segala sesuatu yang tidak disebut secara nyata, tetapi lazim dan mutlak adanya maka tetap
diadakan / dikerjakan pemborong.
4. Hal – hal yang belum tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih lanjut oleh pihak
pemberi tugas, unsur teknis, konsultan pengawas dan konsultan perencana.
121