Anda di halaman 1dari 21

SPESIFIKASI TEKNIS

INSTANSI : DINAS KESEHATAN KABUPATEN BARITO TIMUR


PROGRAM : PROGRAM PENINGKATAN DAN PERBAIKAN SARANA DAN PRASARANA
PUSKESMAS / PUSKESMAS PEMBANTU DAN JARINGANNYA
KEGIATAN : PEMBANGUNAN DAN PENGADAAN KONSTRUKSI/RUMAH DINAS,
PUSKESMAS
PEKERJAAN : PEMBANGUNAN/PENINGKATAN PUSKESMAS NON RAWAT INAP MENJADI
PUSKESMAS RAWAT INAP PUSKESMAS TELANG SIONG
LOKASI : TELANG SIONG, KECAMATAN PAJU EPAT, KABUPATEN BARITO TIMUR
T. A : 2018

BAB. I
KETENTUAN-KETENTUAN TEKNIS

PASAL 1
KETENTUAN TEKNIS PELAKSANAAN
Dalam pelaksanaan pekerjaan, bila tidak ditentukan dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
ini, maka akan berlaku dan mengikat peraturan-peraturan dibawah ini, yang mana pekerjaan harus
dilaksanakan dengan mengikuti dan memenuhi persyaratan-persyaratan teknis yang tertera dalam
Normalisasi Indonesia (NI), Standar Industri Indonesia (SII), dan peraturan-peraturan Nasional
maupun peraturan-peraturan setempat lainnya yang berlaku, yaitu :
1. Peraturan Umum untuk Bahan Bangunan di Indonesia tahun 1970/NI-3
2. Keputusan-keputusan dari Majelis Indonesia, untuk Abitrasi Teknik dari Dewan Teknik
Bangunan Indonesia (DTPI)
3. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI) tahun 1971/NI-2
4. Peraturan Perencanaan Konstruksi Baja Indonesia (SKBI.1.3.55.1987) / NI-(1983)
5. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI) tahun 1971/NI-5
6. Peraturan Semen Portland Indonesia (NI-8)
7. Peraturan Bata Merah Sebagai Bahan Bangunan (NI-10)
8. Peraturan Plumbing Indonesia
9. Peraturan Umum Listrik Indonesia (PUMI) tahun 1977
10. Peraturan Umum Instalasi Listrik 1987
11. Standart Industri Indonesia
12. Peraturan Umum dari Dinas Keselamatan Kerja Departemen Tenaga Kerja
13. Pedoman instalasi alarm kebakaran otomatis tahun 1980
14. Pedoman penanggulangan bahaya kebakaran tahun 1980
15. Ketentuan Pencegahan dan Penanggulangan kebakaran pada bangunan gedung tahun 1985
16. Peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh Jawatan / Instansi Pemerintah setempat, yang
berkaitan dengan pelaksanaan bangunan
17. Untuk pekerjaan-pekerjaan yang belum termasuk dalam standart-standart tersebut diatas,
maupun standart-standart Nasional lainnya, maka diberlakukan standart-standart
Internasional yang berlaku atau pada pekerjaan-pekerjaan tersebut setidak-tidaknya berlaku
standart-standart Persyaratan Teknis dari Negara-negara asal bahan / pekerjaan yang
bersangkutan dan dari produk yang ditentukan pabrik pembuatnya

PASAL 2
LINGKUP
Persyaratan Teknis Umum ini merupakan persyaratan dari segi Teknis yang secara umum berlaku
untuk seluruh bagian pekerjaan, dimana persyaratan ini berlaku untuk pelaksanaan pekerjaan :
“PEMBANGUNAN/PENINGKATAN PUSKESMAS NON RAWAT INAP MENJADI PUSKESMAS RAWAT
INAP PUSKESMAS TELANG SIONG”
Yang meliputi seluruh pekerjaan seperti tersebut dibawah ini :

SPESIFIKASI TEKNIS 1
Pembangunan/Peningkatan Puskesmas Non Rawat Inap Menjadi Puskesmas Rawat Inap Puskesmas Telang Siong
I. PEKERJAAN PENDAHULUAN
II. PEKERJAAN TANAH
III. PEKERJAAN PONDASI
IV. PEKERJAAN BETON
V. PEKERJAAN DINDING
VI. PEKERJAAN PENUTUP LANTAI
VII. PEKERJAAN PLAFOND
VIII. PEKERJAAN ATAP
IX. PEKERJAAN ALUMINIUM
X. PEKERJAAN PENGECATAN
XI. PEKERJAAN PLUMBING DAN SANITARY
XII. PEKERJAAN ELEKTRIKAL
Yang mana secara lengkap seluruh jenis pekerjaan tersebut dapat dilihat dan tercantum pada Bill Of
Quantity (BQ) atau Daftar Kuantitas Dan Harga yang telah ada
Lingkup Pekerjaan yang ditugaskan diantaranya adalah :
1. Pengadaan Tenaga Kerja
2. Pengadaan Bahan / Material
3. Pengadaan Peralatan dan Alat Bantu, sesuai dengan kebutuhan pada lingkup pekerjaan
tersebut diatas
4. Koordinasi dengan Kontraktor Pelaksana / Pekerja lain yang berhubungan dengan pekerjaan
yaitu pada bagian pekerjaan yang ditugaskan untuk menjaga kebersihan, kerapian, dan
keamanan kerja
5. Pembuatan As Built Drawing (Gambar Terlaksana)
Persyaratan Teknis Umum menjadi satu kesatuan dengan persyaratan teknis pelaksanaan pekerjaan
dan secara bersama-sama merupakan persyaratan dari segi teknis bagi seluruh pekerjaan
sebagaimana diungkapkan dalam satu atau lebih dari dokumen-dokumen berikut ini :
1. Gambar-gambar Pelelangan / Pelaksanaan
2. Persyaratan Teknis Umum / Pelaksanaan Pekerjaan / Bahan
3. Rincian Volume Pekerjaan / Rincian Penawaran
4. Dokumen-dokumen Pelelangan / Pelaksanaan yang lain
5. Dalam hal mana ada bagian dari Persyaratan Teknis Umum ini yang tidak dapat diterapkan
pada bagian pekerjaan sebagaimana tersebut diatas, maka bagian dari Persyaratan Teknis
Umum tersebut dengan sendirinya dianggap tidak berlaku
6. Dalam hal dimana ada bagian pekerjaan yang persyaratan teknisnya tidak diatur dalam
Persyaratan Teknis Umum / khususnya maupun salah satu dari ketentuan yang disebutkan
diatas, maka atas bagian pekerjaan tersebut Kontraktor Pelaksana harus mengajukan salah
satu dari persyaratan-persyaratan berikut untuk disepakati oleh Direksi dan untuk dipakai
sebagai patokan persyaratan teknis :
a. Standart/Norma/Kode/Pedoman yang bisa diterapkan pada bagian pekerjaan yang
bersangkutan, yang diterbitkan oleh Instansi/Institusi/Asosiasi Profesi/Asosiasi
Produsen/Lembaga Pengujian atau Badan-badan lain yang berwenang/berkepentingan
atau Badan-badan yang bersifat Internasional ataupun Nasional dari Negara lain, sejauh
bahwa hal tersebut memperoleh persetujuan dari Direksi Teknis/Konsultan Pengawas
b. Brosur Teknis dari produsen yang didukung oleh Sertifikat dari Lembaga Pengujian yang
diakui secara Nasional / Internasional

PASAL 3
BAHAN
1. BAHAN BARU / BEKAS
Kecuali ditetapkan lain secara khusus, maka semua bahan yang dipergunakan untuk
pekerjaan ini harus merupakan bahan yang baru, penggunaan barang bekas dalam komponen
kecil maupun besar sama sekali tidak diperbolehkan
2. TANDA PENGENAL
a. Dalam hal dimana pabrik/produsen bahan mengeluarkan tanda pengenal untuk produk
bahan yang dihasilkan, baik berupa cap / merk dagang pengenal pabrik/produsen
bersangkutan yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus mengandung tanda
pengenal tersebut

SPESIFIKASI TEKNIS 2
Pembangunan/Peningkatan Puskesmas Non Rawat Inap Menjadi Puskesmas Rawat Inap Puskesmas Telang Siong
b. Khusus untuk bahan bagi pekerjaan Instalasi (penerangan, plumbing dan lain-lain)
kecuali ditetapkan oleh Direksi/Konsultan Pengawas, bahan sejenis dengan fungsi yang
sama harus diberi tanda pengenal untuk membedakan satu bahan dengan bahan yang
lainnya. Tanda pengenal ini bisa berupa warna atau tanda-tanda lain yang mana harus
sesuai dengan referensi (Pada item 1.2) tersebut diatas atau dalam hal dimana tidak /
belum ada pengaturan yang jelas mengenai itu, maka hal tersebut harus dilaksanakan
sesuai petunjuk Direksi Teknis / Konsultan Pengawas
3. MERK DAGANG DAN KESETARAAN
a. Penyebutan suatu merk dagang bagi suatu bahan / produk didalam Persyaratan Teknis
Umum, secara umum harus diartikan sebagai persyaratan kesetaraan kwalitas
penampilan (Performance) dari bahan / produk tersebut, yang mana dinyatakan dengan
kata-kata atau yang setara
b. Kecuali secara khusus dipersyaratkan lain, maka penggunaan bahan / produk lain yang
dapat dibuktikan mempunyai kwalitas penampilan yang setara dengan bahan / produk
yang memakai merk dagang yang disebutkan, dapat diterima sejauh bahwa untuk itu
sebelumnya telah diperoleh persetujuan tertulis dari Direksi Teknis / Konsultan
Pengawas atas kesetaraan tersebut
c. Penggunaan bahan / produk yang disetujui sebagai “Setara” tidak dianggap sebagai
perubahan pekerjaan dan karenanya perbedaan harga dengan bahan produk yang
disebutkan merk dagangnya akan diabaikan
d. Sejauh bisa memenuhi persyaratan teknis yang ditetapkan, penggunaan produksi dalam
negeri lebih diutamakan

4. PERSETUJUAN BAHAN
a. Untuk menghindari penolakan bahan di lapangan, dianjurkan dengan sangat agar
sebelum suatu bahan / produk akan dibeli / dipesan / diproduksi, terlebih dahulu
dimintakan persetujuan dari Direksi / Konsultan Pengawas atau kesesuaian dari bahan /
produk tersebut pada Persyaratan Teknis yang mana akan diberikan dalam bentuk
tertulis yang dilampirkan pada contoh / brosur dari bahan / produk yang bersangkutan
untuk diserahkan kepada Direksi Teknis / Konsultan Pengawas Lapangan
b. Penolakan bahan di lapangan karena diabaikannya prosedur diatas sepenuhnya
merupakan tanggung jawab Kontraktor Pelaksana / Suplier, yang mana tidak dapat
diberikan pertimbangan keringanan apapun
c. Adanya persetujuan tertulis dengan disertai contoh / brosur seperti tersebut diatas tidak
melepaskan tanggung jawab Kontraktor Pelaksana / Suplier dari kewajibannya dalam
Perjanjian Kerja ini mengadakan bahan / produk yang sesuai dengan persyaratannya,
serta tidak merupakan jaminan akan diterima / disetujuinya seluruh bahan / produk
yang digunakan, sesuai dengan contoh brosur yang telah disetujui
5. PENYIMPANAN BAHAN
a. Bahan / Produk yang telah disetujui harus tetap berada dalam kondisi layak untuk
dipakai. Apabila selama waktu penyimpanan ternyata bahwa bahan / produk tersebut
tidak layak untuk dipakai dalam pekerjaan, Direksi Teknis / Konsultan Pengawas berhak
memerintahkan agar :
1. Bahan atau produk tersebut segera diperbaiki sehingga kembali menjadi layak
untuk dipakai
2. Jika perbaikan tidak lagi mungkin dilakukan, maka bahan / produk tersebut harus
segera dikeluarkan dari lokasi pekerjaan selambat-lambatnya 2 x 24 jam untuk
diganti dengan yang memenuhi persyaratan
b. Untuk bahan / produk yang mempunyai umur pemakaian tertentu, penyimpanannya
harus dikelompokkan menurut umur pemakaian tersebut yang mana harus dinyatakan
dengan tanda pengenal yang terbuat dari bahan yang tidak akan rusak selama
penggunaan bahan ini dan diletakkan ditempat yang mudah terlihat
c. Penyusunan bahan sejenis selama penyimpanan harus diatur sedemikian rupa sehingga
bahan yang terlebih dahulu masuk akan lebih dulu pula dikeluarkan untuk dipakai
dalam pekerjaan

SPESIFIKASI TEKNIS 3
Pembangunan/Peningkatan Puskesmas Non Rawat Inap Menjadi Puskesmas Rawat Inap Puskesmas Telang Siong
PASAL 4
PELAKSANAAN
1. RENCANA PELAKSANAAN
a. Dalam waktu 7 (tujuh) hari sejak ditanda tanganinya Surat Perintah Kerja (SPK) oleh
kedua belah pihak, Pemborong harus menyerahkan kepada Direksi Teknis / Konsultan
Pengawas sebuah “Network Planning” mengenai seluruh kegiatan yang perlu dilakukan
untuk melaksanakan pekerjaan ini dalam diagram mana dinyatakan pula urutan serta
kaitan / hubungan antara seluruh kegiatan-kegiatan tersebut
b. Kegiatan-kegiatan Kontraktor Pelaksana untuk / selama masa pengadaan / pembelian
serta waktu pengiriman / pengangkutan dari :
1. Bahan, elemen, komponen dari pekerjaan maupun pekerjaan persiapan / pembantu
2. Peralatan dan perlengkapan untuk pekerjaan
c. Kegiatan-kegiatan Kontraktor Pelaksana untuk / selama waktu pabrikasi, pemasangan
dan pembangunan
d. Pembuatan gambar-gambar kerja
e. Permintaan persetujuan atau bahan serta gambar kerja maupun rencana kerja
f. Harga borongan pada pekerjaan ini
g. Jadwal untuk seluruh kegiatan pada pekerjaan ini
h. Direksi Teknis / Konsultan Pengawas akan memeriksa rencana kerja pemborong dan
memberikan tanggapan dalam waktu 2 (dua) minggu
i. Kontraktor Pelaksana harus memasukkan kembali perbaikan / penyempurnaan atau
rencana kerja kepada Direksi Teknis / Konsultan Pengawas dan meminta diadakannya
perbaikan / penyempurnaan atau rencana kerja tadi paling lambat 4 (empat) hari
sebelum dimulainya pelaksanaan pekerjaan
j. Ijin Pelaksanaan paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum memulai pekerjaan. Kontraktor
Pelaksana diwajibkan untuk mengajukan Ijin Pelaksanaan secara tertulis kepada Direksi
Teknis / Konsultan Pengawas dengan dilampiri Gambar Kerja yang sudah disetujui. Ijin
Pelaksanaan yang disetujui sebagai pegangan Kontraktor Pelaksana untuk melaksanakan
bagian-bagian dari pekerjaan
k. Rencana Mingguan dan Bulanan, serta Kebersihan dan Keamanan :
1. Selambat-lambatnya pada setiap hari Sabtu dalam masa dimana pelaksanaan
pekerjaan berlangsung, Kontraktor Pelaksana wajib untuk menyerahkan kepada
Direksi Teknis / Konsultan Pengawas suatu rencana mingguan yang berisi rencana
pelaksanaan dari berbagai bagian pekerjaan yang akan dilaksanakan dalam minggu
berikutnya
2. Selambat-lambatnya pada minggu terakhir dari setiap bulan, Kontraktor Pelaksana
wajib menyerahkan kepada Direksi Teknis / Konsultan Pengawas suatu rencana
bulanan yang menggambarkan dalam garis besarnya, berbagai rencana pelaksanaan
dari berbagai bagian pekerjaan yang direncanakan untuk dilaksanakan dalam bulan
berikutnya
3. Kelalaian Kontraktor Pelaksana untuk menyusun dan menyerahkan rencana
mingguan maupun bulanan dinilai sama dengan kelalaian dalam melaksanakan
perintah Direksi Teknis / Konsultan Pengawas dalam melaksanakan pekerjaan
4. Untuk memulai suatu bagian pekerjaan yang baru, Kontraktor Pelaksana diwajibkan
untuk memberitahu Direksi Teknis / Konsultan Pengawas mengenai hal tersebut
paling sedikit 2 x 24 jam sebelumnya
5. Pekerjaan harus dikerjakan dengan kualitas pengerjaan yang terbaik untuk setiap
bagian dari pekerjaan ini
6. Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab untuk menjaga agar area kerja senantiasa
berada dalam keadaan rapi dan bersih, serta bertanggung jawab atas keamanan di
area kerja, termasuk apabila diperlukan tenaga, peralatan, atau tanda-tanda khusus
l. Penyelesaian dan Penyerahan
1. Dokumen Terlaksana (As Build Documents)
Pada penyelesaian dari setiap bagian pekerjaan, Kontraktor Pelaksana wajib
menyusun Dokumen Terlaksana yang terdiri dari :
a. Gambar-gambar terlaksana (As Built Drawing)
b. Persyaratan teknis terlaksana dari pekerjaan, sebagaimana yang telah
dilaksanakan

SPESIFIKASI TEKNIS 4
Pembangunan/Peningkatan Puskesmas Non Rawat Inap Menjadi Puskesmas Rawat Inap Puskesmas Telang Siong
c. Dikecualikan dari kewajiban diatas adalah Kontraktor Pelaksana untuk
pekerjaan persiapan, dan supply bahan serta perlengkapan / peralatan kerja
d. Dokumen terlaksana bisa diukur dari Dokumen Pelaksanaan, Gambar-gambar
perubahan, Perubahan Persyaratan Teknis, dan Brosur Teknis yang diberi tanda
pengenal khusus berupa cap sesuai petunjuk Direksi Teknis / Konsultan
Pengawas
e. Dokumen terlaksana ini harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi Teknis /
Konsultan Pengawas
f. Kecuali dengan ijin khusus dari Direksi Teknis / Konsultan Pengawas dan
Pemberi Tugas, Kontraktor Pelaksana harus membuat dokumen terlaksana
hanya untuk diserahkan kepada Pemberi Tugas. Kontraktor Pelaksana tidak
dibenarkan membuat / menyimpan salinan ataupun copy dari dokumen
terlaksana tanpa ijin khusus tersebut
m. Dalam pelaksanaan pekerjaan, maka juga berlaku dan mengikat, yaitu :
1. Kontraktor Pelaksana antara lain mendatangkan semua bahan, pengerahan tenaga
kerja, mengadakan alat bantu dan sebagainya. Baik pengadaannya langsung atau
tidak langsung termasuk dalam usaha penyelesaian dan penyerahan pekerjaan
dalam keadaan sempurna dan lengkap. Termasuk pekerjaan yang tidak ditentukan
dengan jelas dalam persyaratan teknis dan gambar, tetapi masih dalam lingkup
pekerjaan yang harus dilaksanakan sesuai dengan petunjuk Konsultan Lapangan
2. Lapangan pekerjaan, termasuk segala sesuatu yang berada didalamnya diserahkan
sebagai tanggung jawab Kontraktor Pelaksana
3. Kontraktor Pelaksana berkewajiban menyelamatkan bangunan yang telah ada.
Apabila terjadi kerusakan pada bangunan yang telah ada akibat pekerjaan ini, maka
Kontraktor Pelaksana berkewajiban untuk memperbaiki/membetulkan sebagaimana
mestinya
4. Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan pekerjaan dengan sempurna dan dalam
keadaan selesai, yang mana termasuk pembersihan lokasi pekerjaan
5. Untuk keperluan persiapan dan perlengkapan pelaksanaan pekejaan utama,
Kontraktor Pelaksana berkewajiban antara lain :
a. Mempersiapkan dan membersihkan halaman pekerjaan dari benda-benda yang
dapat menganggu jalannya pekerjaan
b. Mengadakan bahan yang diperlukan untuk penunjang pelaksanaan pekerjaan
6. Kontraktor Pelaksana wajib membuat gambar detail pelaksanaan (shop drawing)
berdasarkan pada dokumen kontrak yang telah disesuaikan dengan lapangan.
Gambar ini sebagai pendukung detail khusus yang belum tercakup lengkap dalam
gambar perencanaan dan telah disetujui oleh pihak-pihak terkait
7. Kontraktor Pelaksana wajib mengajukan contoh semua bahan yang akan digunakan
dan diserahkan kepada Konsultan Lapangan untuk mendapatkan persetujuan,
sebanyak minimal 2 (dua) Produk yang setara dari merk pembuatan, kecuali telah
ditentukan lain oleh Konsultan Lapangan
8. Pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor Pelaksana adalah :
“Pembangunan/Peningkatan Puskesmas Non Rawat Inap Menjadi Puskesmas Rawat
Inap Puskesmas Telang Siong”,
Yang didalamnya meliputi pekerjaan :
a. Pekerjaan Persiapan
b. Pekerjaan Pelaksanaan
c. Pekerjaan pengawasan
d. Pekerjaan Perawatan, selama jangka waktu pemeliharaan. Termasuk
pembersihan umum pada waktu penyerahan pertama, Seperti bahan-bahan
bangunan yang tidak terpakai, sampah, kerusakan-kerusakan atau hal-hal
yang merupakan akibat dari pekerjaan Kontraktor Pelaksana
e. Pekerjaan lain yang tercantum ataupun yang dimaksudkan dalam gambar-
gambar, Spesifikasi Teknis serta Berita Acara Penjelasan
9. Pekerjaan yang harus dikerjakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan didalam
Spesifikasi Teknis, Gambar-gambar yang ada, Berita Acara Penjelasan atau petuntuk
Konsultan Lapangan selama pekerjaan berlangsung
10. Ukuran-Ukuran:
a. Ukuran-ukuran panjang, lebar dan tinggi telah ditetapkan seperti dalam
gambar

SPESIFIKASI TEKNIS 5
Pembangunan/Peningkatan Puskesmas Non Rawat Inap Menjadi Puskesmas Rawat Inap Puskesmas Telang Siong
b. Jika terdapat perbedaan antara ukuran yang terdapat didalam gambar utama
dengan ukuran yang terdapat didalam gambar detail, maka yang mengikat
adalah ukuran yang berada didalam gambar detail. Namun kejadian tersebut
harus dilaporkan segera kepada Konsultan Lapangan untuk mendapat
persetujuan untuk dilaksanakan
c. Pengambilan dan pemakaian ukuran-ukuran yang keliru dan tidak sesuai
dengan gambar perencanaan baik sebelum ataupun selama pelaksanaan
pekerjaan ini adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana
sepenuhnya

PASAL 2
PENJELASAN GAMBAR BESTEK DAN RKS
1. Dalam pelaksanaan pekerjaan maka berlaku dan mengikat, yaitu :
a. Gambar Bestek, Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
b. Berita Acara Penjelasan (Aanwijzing)
c. Berita Acara Penunjukan
d. Surat Keputusan Pimpinan Kegiatan tentang Penunjukan Pelaksana Pekerjaan
e. Surat Perintah Kerja (SPK)
f. Surat Penawaran beserta lampiran-lampirannya
g. Jadwal Pelaksanaan (Time Schedulle) yang disetujui oleh Pemberi Tugas, Direksi Teknis
dan Konsultan Pengawas
h. Kontraktor Pelaksana dan Konsultan Pengawas diharuskan meneliti rencana Gambar
Bestek dan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), termasuk penambahan /
pengurangan atau perubahan yang tercantum dalam berita acara Aanwijzing
i. Bila terdapat selisih antara rencana Gambar Bestek dengan Rencana Kerja dan Syarat-
syarat (RKS), maka yang mengikat adalah Rencana Kerja dan Syarat-syarat
j. Bila terdapat perbedaan antara rencana Gambar Bestek yang satu dengan rencana
Gambar Bestek yang lain, maka diambil rencana Gambar Bestek yang ukuran skalanya
lebih besar
k. Bila perbedaan-perbedaan tersebut diatas menimbulkan keragu-raguan, sehingga
menimbulkan kesalahan-kesalahan dalam pekerjaan, maka harus segera dikonsultasikan
kepada Direksi Teknis atau Konsultan Pengawas dan keputusan-keputusannya harus
dilaksanakan

PASAL 6
SYARAT – SYARAT PELAKSANAAN TEKNIS BAHAN
1. AIR
a. Untuk seluruh pelaksanaan pekerjaan dipakai air tawar bersih dan tidak mengandung
minyak, asam alkali, garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat
merusak bangunan. Air harus memenuhi syarat-syarat yang berlaku, dalam hal ini
tertuang dalam SK.SNI.S-04-1989-F tentang spesifikasi air sebagai bahan bangunan
b. Air yang dapat diminum dapat langsung digunakan. Jika tak memenuhi syarat atau tidak
dapat diminum, air yang digunakan harus memenuhi syarat uji perbandingan kekuatan
tekan dengan menggunakan bahan air standar, minimal memenuhi syarat 90% kuat
tekannya
c. Khusus untuk campuran adukan beton pada pekerjaan ini, jumlah air yang digunakan
disesuaikan dengan jenis pekerjaan beton, dapat ditentukan dengan ukuran isi atau
ukuran berat serta harus dilakukan dengan tepat. Perbandingan campuran dibuat dan
diuji berdasarkan syarat uji ASTM C.109, “Test Methods for Compressive Strength of
Hydraulic Cemen Mortars (using 50 mm cube Specimens)
2. PASIR BETON DAN PASIR PASANG
a. Pasir harus terdiri dari butiran yang tajam dan keras dengan indeks kekerasan < 2,2
b. Sifat kekal apabila diuji dengan larutan jenuh Natrium Sulfat bagian hancurnya
maksimal 12%, dan jika diuji dengan larutan Magnesium Sulfat bagian hancurnya
maksimal 10%
c. Tidak boleh mengandung Lumpur lebih dari 5%. Apabila pasir mengandung Lumpur
lebih dari 5% maka pasir harus dicuci, dalam hal ini tertuang dalam SK.SNI.S-04-1989-
F:28 atau yang tercantum dalam Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI) tahun 1971

SPESIFIKASI TEKNIS 6
Pembangunan/Peningkatan Puskesmas Non Rawat Inap Menjadi Puskesmas Rawat Inap Puskesmas Telang Siong
tentang persyaratan pasir (Agregat Halus) yang memenuhi syarat sebagai bahan
bangunan
d. Pasir tidak boleh mengandung bahan-bahan organic terlalu banyak, yang harus
dibuktikan dengan Percobaan Warna dari Abrans-Harder dengan larutan jenuh NaOH
3%
e. Susunan besar butir pasir mempunyai modulus kehalusan antara 1,5 sampai 3,8 dan
terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam
f. Agar beton memiliki tingkat keawetan yang tinggi, reaksi pasir terhadap Alkali harus
negative
g. Pasir laut tidak boleh digunakan untuk semua mutu beton pada pekerjaan ini, kecuali
dengan petunjuk dari Lembaga Pemerintahan Bahan Bangunan yang diakui
h. Pasir yang digunakan untuk plesteran dan Spesi Terapan harus memenuhi persyaratan
pasir pasangan, serta masih berada dalam Syarat Batas Gradasi Pasir yang baik menurut
SNI
3. PASIR URUG
Pasir untuk pengurugan, peninggian, dan lain-lain tujuan, harus keras atau memenuhi
syarat-syarat pelaksanaan yang ditentukan dalam SNI 03-4141-1996. Butiran-butiran harus
tajam dan keras, tidak dapat dihancurkan dengan jari. Kadar lumpur tidak boleh melebihi 5%.
Butiran-butirannya harus dapat melalui ayakan berlubang 3 mm persegi. Pasir laut tidak
boleh digunakan
4. PORTLAND CEMENT (PC)
a. Portland Cement (PC) yang digunakan harus PC sejenis dan masih dalam kantong utuh
atau baru serta memenuhi syarat SII-0013-81, tentang mutu dan cara uji Portland
Cement. Atau SK.SNI.S-04-1989-F, tentang Spesifikasi Bahan Perekat Hidrolis sebagai
bahan bangunan
b. Bila digunakan Portland Cement (PC) yang telah disimpan lama harus diadakan
pengujian terlebih dahulu oleh laboratorium yang berkompeten
c. Dalam pengangkutan Portland Cement (PC) yang telah disimpan lama harus dijaga agar
tidak menjadi lembab, dan penempatannya harus ditempat yang kering
d. Portland Cement (PC) yang sudah membatu (menjadi keras) tidak boleh dipakai
5. KORAL BETON / SPLIT
a. Digunakan koral yang bersih, bermutu baik, tidak berpori serta mempunyai gradasi
kekerasan sesuai dengan syarat-syarat pelaksanaan PBI-1971
b. Butiran-butiran split dapat melalui ayakan berlubang persegi 76 mm dan tertinggal
di atas ayakan berlubang 20 mm
c. Koral / Split hitam mengkilap keabu-abuan dengan material Batu Pecah Ukuran 0,5 cm -
1 cm
6. BETON STRUKTURAL
a. Pekerjaan ini meliputi Beton Sloof, Kolom Struktur, Kolom Penguat, Balok Dinding, Meja
Beton Bertulang dan Ring Balk, yaitu untuk seluruh pekerjaan beton struktur seperti yang
ditunjukkan dalam Gambar Rencana
b. Mutu campuran beton yang dicapai dalam pekerjaan beton struktur menggunakan
campuran 1Pc : 2Psr : 3Split, hingga setara dengan mutu beton K-175 (fc' = 14,5 MPa)
dan harus memenuhi persyaratan dalam (PBI) tahun 1971 / NI-2
c. Campuran beton mengunakan perbandingan volume
7. BESI BETON
a. Besi beton yang digunakan mutu U-24, dan seterusnya sesuai yang ditentukan, yang
penting harus dinyatakan oleh test laboratorium resmi dan sah
b. Besi harus bersih dan tidak mengandung minyak / lemak, asam alkali dan bebas dari
cacat seperti serpi-serpi. Penampang besi harus bulat serta memenuhi persyaratan NI-
2(PBI-1971)
8. BAJA RINGAN
a. Baja ringan yang digunakan untuk rangka atap pada pekerjaan ini adalah jenis Rooftruss
ZincAlum. Yaitu rangka atap yang terbuat dari baja ringan bermutu tinggi (Hi-Ten
G550) dengan komposisi Aluminium dan Zinc yang memiliki berbagai keunggulan
seperti anti rayap, anti jamur, anti karat, tahan cuaca, tanpa pengelasan, ramah
lingkungan, design fleksibel, ringan, kompatibel dengan Berbagai Macam Tipe Genteng,
tidak merambatkan api, serta pemasangan lebih cepat

SPESIFIKASI TEKNIS 7
Pembangunan/Peningkatan Puskesmas Non Rawat Inap Menjadi Puskesmas Rawat Inap Puskesmas Telang Siong
b. Baja ringan yang digunakan tersebut berupa rangka batang yang telah dilapisi lapisan
anti karat. Rangka batang berbentuk segitiga, trapesium dan persegi panjang yang terdiri
dari :
1. Rangka utama atas (top chord), rangka utama bawah (bottom chord), dan rangka
pengisi (web). Seluruh rangka tersebut disambung menggunakan baut menakik
sendiri (self drilling screw) dengan jumlah yang cukup
2. Rangka reng (batten) langsung dipasang diatas struktur rangka atap utama dengan
jarak sesuai dengan ukuran jarak genteng (bahan atap) yang akan dipasang
c. Pelaksanaan pekerjaan pada rangka atap baja ringan ini meliputi :
1. Pengukuran bentang bangunan sebelum pekerjaan rangka dilakukan
2. Pekerjaan pembuatan kuda-kuda dikerjakan dilokasi pekerjaan
3. Pengiriman bahan-bahan yang terkait dengan pekerjaan ke lokasi proyek
4. Penyediaan tenaga kerja beserta alat / bahan lain yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan
5. Pekerjaan pemasangan seluruh rangka atap kuda-kuda meliputi struktur kuda-kuda
(truss), balok tembok (top plate / murplat), reng, sekur overhang, ikatan angin dan
bracing (ikatan pengaku)
6. Pemasangan jurai dalam (valley gutter)
d. Sedangkan pekerjaan rangka atap baja ringan ini tidak meliputi :
1. Pemasangan penutup atap
2. Pemasangan kap finishing atap
3. Pemasangan talang
4. Accessories atap
e. Sebelum pelaksanaan pemasangan rangka atap baja ringan dikerjakan, maka persyaratan
yang berlaku dan mengikat adalah :
1. Kontraktor Pelaksana wajib memberikan pemaparan produk sebelum pelaksanaan
pemasangan rangka atap baja ringan, sesuai dengan RKS (Rencana Kerja dan Syarat)
2. Produk yang dipaparkan sesuai dengan surat dukungan dan brosur yang
dilampirkan pada dokumen penawaran
3. Kontraktor Pelaksana wajib menyerahkan gambar kerja yang lengkap beserta detail
dan bertanggung jawab terhadap semua ukuran-ukuran yang tercantum dalam
gambar kerja. Dalam hal ini meliputi dimensi profil, panjang profil dan jumlah alat
sambung pada setiap titik buhul
4. Perubahan bahan / detail karena alasan apapun harus diajukan pada Konsultan
Pengawas, Konsultan Perencana dan Pihak Direksi Teknis untuk mendapatkan
persetujuan secara tertulis
f. Adapun persyaratan pelaksanaan pemasangan rangka atap baja ringan tersebut adalah :
1. Pembuatan dan pemasangan kuda-kuda dan bahan lain terkait, harus dilaksanakan
sesuai gambar dan design yang telah dihitung dengan aplikasi khusus perhitungan
baja ringan sesuai dengan standar perhitungan mengacu pada standar peraturan
yang berkompeten
2. Semua detail dan konektor harus dipasang sesuai dengan gambar kerja
3. Pihak Kontraktor Pelaksana harus menyiapkan semua struktur balok penopang
dengan kondisi rata air (waterpas level) untuk dudukan kuda-kuda sesuai dengan
design system rangka atap
4. Pihak Kontraktor Pelaksana harus menjamin kekuatan dan ketahanan semua
struktur yang dipakai untuk tumpuan kuda-kuda. Berkenaan dengan hal itu, pihak
Konsultan ataupun Tenaga Ahli berhak meminta informasi mengenai reaksi-reaksi
perletakan kuda-kuda
5. Pihak Kontraktor Pelaksana bersedia menyediakan minimal 8 (delapan) buah
genteng yang akan dipakai sebagai penutup atap, agar pihak penyedia konstruksi
baja ringan dapat memasang reng dengan jarak yang setepat mungkin, dan
penyediaan genteng tersebut sudah harus ada pada saat pembuatan kuda-kuda telah
selesai dilaksanakan dilokasi proyek

i. Jaminan Struktural :
1. Jaminan yang dimaksud disini adalah jika terjadi deformasi yang melebihi ketentuan
maupun keruntuhan yang terjadi pada struktur rangka atap baja ringan, meliputi
kuda-kuda, pengaku-pengaku dan reng

SPESIFIKASI TEKNIS 8
Pembangunan/Peningkatan Puskesmas Non Rawat Inap Menjadi Puskesmas Rawat Inap Puskesmas Telang Siong
2. Kekuatan struktur baja ringan dijamin dengan kondisi sesuai dengan Peraturan
Pembebanan Indonesia dan mengacu pada persyaratan-persyaratan seperti yang
tercantum pada “cold formed code for structural steel” (Australian Standard 1170.1
Part 1) dan “wind load” (Australian Standard 1170.2 Part 2) dan menggunakan
sekrup berdasarkan ketentuan “screws-self drilling-for the building and
construction industries” (Australian Standard 3566)
9. PENUTUP ATAP ZINCALUME
Bahan penutup atap yang digunakan pada pekerjaan ini adalah jenis Genteng Zincalume
dengan ukuran Tebal 0,55 mm. yang tahan terhadap beban dan benturan, anti karat, tidak
mudah pecah, tahan terhadap lumut dan juga jamur, serta tahan terhadap perubahan warna
walau dalam berbagai kondisi cuaca
10. BATU BATA
a. Persyaratan batu bata harus memenuhi persyaratan seperti tertera dalam NI-10 atau
dengan persyaratan-persyaratan sebagai berikut :
1. Batu Bata harus satu pabrik, satu ukuran, satu warna, satu kualitas
2. Ukuran yang digunakan :
Panjang 20 cm, lebar 10 cm, dan tebal 4,5 cm
3. Penyimpangan terbesar dari ukuran seperti tersebut diatas adalah panjang maksimal
3%, lebar maksimal 4%, tebal maksimal 5% dengan selisih maksimal ukuran antara
bata terkecil
4. Warna, satu sama lain harus sama, dan apabila dipatahkan warna penampang
harus sama merata kemerah-merahan
5. Bentuk, bidang-bidang harus rata atau rusuk-rusuknya harus siku atau bersudut 90
derajat. Bidangnya tidak boleh retak-retak
6. Suara apabila dipukul oleh benda keras suaranya nyaring
7. Pemasangan batu bata setiap maksimal 12 m2 = ( 3 m x 4 m ) luas bidang harus
diberi kolom praktis
11. BATU BELAH
a. Material batu belah yang digunakan harus yang keras, bermutu baik, dan tidak cacat
ataupun retak
b. Batu kapur maupun batu berpenampang bulat atau berpori besar dan terbungkus
lumpur tidak diperbolehkan untuk digunakan
12. KAYU
a. Pada umunnya kayu bersifat baik dan sehat dengan ketentuan, bahwa segala akibat dari
kekurangan-kekurangan yang berhubungan dengan pemakaian tidak akan merusak atau
mengurangi nilai konstruksi, memenuhi syarat- syarat pelaksanaan yang ditentukan
dalam PPKKI-1961
b. Mutu kayu ada 2 (dua) macam yaitu mutu A dan mutu B
c. Yang dimaksud mutu kayu A adalah memenuhi syarat-syarat pelaksanaan sebagai
berikut :
1. Harus kering udara (kadar lengas 5%)
2. Besar mata kayu tidak melebihi 1/6 dari lebar balok dan juga tidak boleh lebih dari
3,5 cm
3. Balok tidak boleh mengandung lubang radial kayu yang lebih besar 1/10 dari tinggi
balok
4. Retak dalam arah radial tidak boleh melebihi ¼ tebal kayu, dan retak-retak menurut
lingkaran tidak melebihi 1/5 tebal kayu
5. Miring arah serat (tangensial) tidak melebihi 1/7
d. Yang dimaksud kayu mutu B, kayu yang tidak termasuk dalam mutu A, tetapi memenuhi
syarat-syarat Pelaksanaan sebagai berikut :
1. Kadar lengas kayu 30%
2. Besar mata kayu tidak melebihi ¼ dari lebar balok dan juga tidak boleh lebih dari 5
cm
3. Balok tidak boleh mengandung lubang radial kayu yang lebih besar 1/10 dari tinggi
balok
4. Retak dalam arah radial tidak boleh melebihi 1/3 tebal kayu, dan retak-retak
menurut lingkaran tidak melebihi ¼ tebal kayu
5. Miring arah, serat (tangensial) tidak melebihi 1/7

SPESIFIKASI TEKNIS 9
Pembangunan/Peningkatan Puskesmas Non Rawat Inap Menjadi Puskesmas Rawat Inap Puskesmas Telang Siong
13. KERAMIK
Keramik pada lantai ruangan dan teras menggunakan keramik dengan ukuran 40/40 cm type
KW I DN Corak. Sedangkan keramik pada lantai KM/WC menggunakan keramik dengan
ukuran 25/25 cm type KW I DN Corak / Warna / Anti Slip, dinding KM/WC menggunakan
keramik ukuran 25/40 cm type KW I DN Corak. Keramik yang digunakan adalah dengan
kualitas KW 1, yang mana seluruh bahan-bahan keramik yang digunakan tersebut harus
memenuhi persyaratan yang telah ditentukan
14. CAT
1. Bahan Cat yang digunakan untuk dinding pada pekerjaan ini adalah cat vinilex atau
setara, dan untuk cat kayu digunakan cat kilap Avian atau setara.
2. Bahan cat yang digunakan untuk cat dasar, cat lapis maupun cat tembok harus
menggunakan cat yang masa pemakaiannya masih berlaku, sehingga warna cat masih
sesuai dengan warna aslinya.

BAB. II
PERSIAPAN PEKERJAAN

PASAL 1
RUANG LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan yang dilaksanakan adalah :
“Pembangunan/peningkatan puskesmas non rawat inap menjadi puskesmas rawat inap
puskesmas Telang Siong”
Lokasi Telang Siong, Kecamatan Paju Epat, Kabupaten Barito Timur

PASAL 2
JADWAL PELAKSANAAN (TIME SCHEDULLE)
1. Sebelum pekerjaan bangunan dimulai, Kontraktor Pelaksana wajib membuat Jadwal
Pelaksanaan (Time Schedulle) yang memuat uraian pekerjaan, waktu pekerjaan, bobot
pekerjaan dan grafik hasil pekerjaan secara terperinci serta jadwal penggunaan bahan
bangunan dan tenaga kerja
2. Untuk pelaksanaan pekerjaan yang terperinci, Kontraktor Pelaksana :
a. Harus membuat rencana kerja harian, mingguan dan bulanan yang diketahui /
disetujui oleh Direksi Teknis / Konsultan Pengawas Lapangan
b. Harus membuat Gambar Kerja, untuk pegangan / pedoman bagi kepala tukang yang
harus diketahui oleh Direksi Teknis / Konsultan Pengawas Lapangan
c. Harus membuat daftar yang memuat pemasukan bahan bangunan yang dibutuhkan
dalam pelaksanaan bangunan (pada Pasal 1)
3. Rencana Kerja (Time Schedulle) diatas harus mendapat persetujuan Direksi Teknis, Konsultan
Pengawas, dan Pemberi Tugas
4. Rencana Kerja (Time Schedulle) harus sudah selesai dibuat oleh Kontraktor Pelaksana paling
lambat 7 (tujuh) hari kalender setelah SPMK diterima
5. Kontraktor Pelaksana harus memberikan salinan rencana kerja (Time Schedulle) sebanyak 4
(empat) lembar kepada Konsultan Pengawas dan 1 (satu) lembar harus dipasang pada dinding
bangsal kerja
6. Konsultan Pengawas akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor Pelaksana berdasarkan
rencana kerja (Time Schedulle) yang ada dan harus membuat grafik prestasi pekerjaan
7. Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan pekerjaan dengan sempurna dan dalam keadaan
selesai sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, termasuk pembersihan akhir pada lokasi
pekerjaan

PASAL 3
TENAGA KERJA LAPANGAN KONTRAKTOR
1. Kontraktor Pelaksana wajib menunjuk seorang kuasanya dilapangan (Pelaksana Lapangan)
yang mempunyai pengetahuan dibidang Teknik Sipil / Bangunan, cakap, gesit dan berwibawa
terhadap pekerja yang dipimpinnya dan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pekerjaan.

SPESIFIKASI TEKNIS 10
Pembangunan/Peningkatan Puskesmas Non Rawat Inap Menjadi Puskesmas Rawat Inap Puskesmas Telang Siong
Penunjukkan ini harus dikuatkan dengan surat resmi dari Kontraktor Pelaksana yang
ditujukan kepada Pemberi Tugas dan tembusannya kepada Pengelola Teknis Kegiatan dan
Konsultan Pengawas
2. Selain Petugas Pelaksana, maka Kontraktor Pelaksana diwajibkan pula melaporkan secara
tertulis kepada Team Pengelola Teknis Kegiatan dan Konsultan Pengawas, tentang susunan
organisasi pelaksana dilapangan dengan nama dan jabatannya masing-masing
3. Bila dikemudian hari, menurut penilaian Team Pengelola Teknis Kegiatan dan Konsultan
Pengawas, bahwa Pelaksana Lapangan kurang mampu atau tidak mampu melaksanakan
tugasnya, maka Kontraktor Pelaksana diharuskan mengganti Pelaksana Lapangan tersebut dan
harus memberitahukan secara tertulis tentang Pelaksana Lapangan yang baru, demi
kelancaran pekerjaan

PASAL 4
TENAGA KERJA/BAHAN/PERALATAN
1. Kontraktor Pelaksana harus mendatangkan tenaga kerja yang berpengalaman dan ahli
dibidang pekerjaannya masing-masing, seperti tukang batu, tukang besi, tukang cat, tukang
atap, instalator mekanikal elektrikal dan tenaga kerja lainnya
2. Sebelum bahan bangunan didatangkan ke lokasi kegiatan, maka Kontraktor Pelaksana harus
memberikan contoh bahan bangunan yang akan digunakan kepada Direksi Teknis /
Konsultan Pengawas Lapangan dan bila sesuai dengan persyaratan dan disetujui oleh Direksi
Teknis / Konsultan Pengawas Lapangan maka barulah boleh didatangkan dalam jumlah yang
besar sesuai dengan keperluan pekerjaan
3. Mengenai jumlah contoh bahan bangunan yang diberikan dapat dikonsultasikan dengan
Konsultan Pengawas lapangan
4. Mendatangkan bahan-bahan bangunan untuk pelaksanaan pekerjaan, harus tepat pada
waktunya dan kwalitasnya harus telah disetujui oleh Direksi Teknis dan Konsultan Pengawas
lapangan
5. Bahan bangunan yang tidak sesuai dengan persyaratan dan ditolak oleh Direksi Teknis /
Konsultan Pengawas Lapangan, harus segera dikeluarkan dari lokasi Kegiatan, paling lambat
24 jam sesudah surat pernyataan penolakan dikeluarkan
6. Bahan bangunan yang berada dilokasi Kegiatan dan akan dipergunakan untuk pelaksanaan
Pekerjaan Bangunan, tidak boleh dikeluarkan dari lokasi Kegiatan
7. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan alat-alat yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan agar supaya pelaksanaannya dapat selesai sesuai dengan waktu yang sudah
ditentukan
8. Alat-alat yang disediakan oleh Kontraktor Pelaksana harus dapat dimanfaatkan semaksimal
mungkin dan bila rusak harus segera diperbaiki dan bila tidak dapat dipakai, maka harus
segera dikeluarkan dari lokasi Kegiatan

PASAL 5
KEAMANAN KEGIATAN
1. Kontraktor Pelaksana diharuskan menjaga keamanan terhadap barang-barang yang
digunakan untuk Kegiatan, Konsultan Pengawas Lapangan, dan Pihak Ketiga yang berada
dilapangan, baik terhadap pencurian maupun pengrusakan
2. Untuk maksud diatas maka Kontraktor Pelaksana harus membuat pagar pengaman dari bahan
kayu dan seng serta perlengkapan lainnya yang dapat menjamin keamanan
3. Bila terjadi kehilangan atau pengrusakan barang-barang, alat-alat dan hasil pekerjaan, maka
akan menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana dan tidak dapat diperhitungkan dalam
pekerjaan tambah / kurang atau pengunduran waktu pelaksanaan
4. Apabila terjadi kebakaran, maka Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab atas akibatnya.
Untuk mencegah bahaya kebakaran tersebut, Kontraktor Pelaksana harus menyediakan alat
pemadam kebakaran yang siap dipakai dan ditempatkan pada tempat-tempat strategis dan
mudah dicapai

PASAL 6
KESELAMATAN KERJA DAN KESEHATAN
1. Segala hal yang menyangkut jaminan social dan keselamatan para pekerja, Kontraktor
Pelaksana harus menjamin sesuai dengan peraturan yang berlaku. Oleh karena itu Kontraktor
Pelaksana harus mengikutkan pekerja sebagai peserta Asuransi Sosial Tenaga Kerja (ASTEK)
sesuai dengan peraturan Pemerintah yang berlaku

SPESIFIKASI TEKNIS 11
Pembangunan/Peningkatan Puskesmas Non Rawat Inap Menjadi Puskesmas Rawat Inap Puskesmas Telang Siong
2. Pada pekerjaan-pekerjaan yang mengandung resiko bahaya jatuh, maka Kontraktor Pelaksana
harus menyediakan sabuk pengaman kepada pekerja tersebut
3. Untuk melaksanakan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K), maka Kontraktor Pelaksana
harus menyediakan sejumlah obat-obatan dan perlengkapan medis lainnya yang siap dipakai
apabila diperlukan
4. Bila terjadi musibah atau kecelakaan dilapangan yang memerlukan perawatan yang serius,
Kontraktor Pelaksana harus segera membawa korban ke Rumah Sakit yang terdekat dan
segera melaporkan kejadian tersebut kepada Pemberi Tugas
5. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan air minum yang bersih, cukup dan memenuhi
syarat-syarat kesehatan bagi semua pekerja/petugas, baik yang berada dibawah tanggung
jawabnya maupun yang berada dibawah pihak ketiga

BAB. III
URAIAN PEKERJAAN

PASAL 1
PEKERJAAN PENDAHULUAN
1. PEMBUATAN PAPAN NAMA PEKERJAAN
Kontraktor Pelaksana diharuskan memasang Papan Nama Pekerjaan di lokasi pekerjaan,
sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai
2. PEMBUATAN DIREKSI KEET DAN GUDANG PERALATAN
Pembuatan Direksi Keet dan Gudang Peralatan yang dimaksud adalah pembuatan Gudang dan
Ruangan Kerja untuk Pelaksana Proyek / Kontraktor Pelaksana yang bertujuan untuk
penyimpanan peralatan dan bahan agar terlindung dari kondisi cuaca yang tidak
memungkinkan yang dapat merubah kondisi dari bahan / peralatan tersebut. Salah satu
diantaranya adalah gudang tempat penyimpanan Semen agar terhindar dari air hujan dan
kondisi lembab sehingga semen tidak membatu
3. PEMBERSIHAN LOKASI MENGGUNAKAN EXCAVATOR PC-200
a. Untuk pekerjaan pembersihan lokasi menggunankan Excavator PC-200 Karena kondisi
tanah tidak rata dan memerlukan alat berat untuk membersihkan lokasi pekerjaan
sebelum pekerjaan bangunan dimulai, perlu diperhatikan rencana gambar dan situasi.
Lokasi pekerjaan harus dibersihkan dari bagian-bagian yang tidak diperlukan atau dari
puing-puing, dalam batas lokasi lebih kurang 10 meter dari lokasi pekerjaan
b. Pekerjaan pembersihan lokasi juga termasuk pembersihan lokasi sebelum penyerahan
pekerjaan dilakukan setelah seluruh pekerjaan selesai dilaksanakan. Antara lain
pembersihan bahan-bahan bangunan yang tidak terpakai, sampah dan kerusakan-
kerusakan atau hal-hal yang merupakan akibat dari pekerjaan
c. Pembersihan Lokasi dinyatakan selesai bila telah mendapat persetujuan dari Direksi
Teknis dan Konsultan Pengawas Lapangan

PASAL 2
PEKERJAAN TANAH
1. GALIAN TANAH PONDASI DENGAN EXCAVOTOR PC-200
a. Meliputi penggalian tanah menggunakan alat berat Ecavator PC-200 untuk pondasi Batu
Belah pada bangunan dengan tinggi galian 45 cm, lebar galian bawah 60 cm. kemudian
mengurug kembali bekas galian disisi kanan dan kiri pondasi atau bagian lain pada
bangunan yang memerlukan pengurugan
b. Kontraktor Pelaksana harus menjaga agar seluruh galian tidak digenangi air dengan
jalan menimba, memompa atau cara-cara lain yang dianggap baik
c. Galian tanah tidak boleh dibiarkan sampai lama, dan setelah galian disetujui Pengawas
Lapangan maka segera dimulai tahap pelaksanaan pekerjaan berikutnya
d. Galian yang dalam atau berada didekat suatu bangunan yang sudah ada harus dipasang
penyangga / pengaman pinggiran galian. Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab bila
terjadi longsoran atau kerusakan-kerusakan yang diakibatkannya.

SPESIFIKASI TEKNIS 12
Pembangunan/Peningkatan Puskesmas Non Rawat Inap Menjadi Puskesmas Rawat Inap Puskesmas Telang Siong
2. PENIMBUNAN TANAH PONDASI KEMBALI
Pengurugan kembali tanah bekas galian pondasi ini dilaksanakan selapis demi selapis setiap
10 cm, dan setiap lapisan harus dipadatkan menggunakan alat pemadat (mesin compactor)
ataupun dikerjakan secara manual sehingga tidak terjadi penurunan tanah yang dapat
mengakibatkan kerusakan pada pondasi menggantung, ataupun kerusakan lain pada
bangunan yang sudah ada
3. PERKERASAN TANAH PONDASI DENGAN VIBRATORY ROLLER
Perkerasan tanah pondasi dengan Vibratory Roller dengan tujuan untuk memadatkan tanah
dan memperkeras tanah sesuai dengan spek dan tujuan dari pekerjaan pembangunan ini.
4. PENGURUGAN TANAH BAWAH LANTAI
Sama halnya dengan urugan tanah kembali, Pengurugan tanah bawah lantai dengan
ketinggian 60 cm ini yang mana ketinggian urugan tanah hingga mencapai ketinggian Balok
Sloof pada bangunan, dan harus dilaksanakan selapis demi selapis setiap 10 cm, serta setiap
lapisan harus dipadatkan menggunakan alat pemadat (mesin compactor) ataupun dikerjakan
secara manual sehingga tidak terjadi penurunan tanah yang dapat mengakibatkan kerusakan
pada lantai bangunan

PASAL 3
PEKERJAAN PONDASI
1. PEKERJAAN PONDASI BATU BELAH Camp. 1 Sp : Pp
a. Bangunan menggunakan pondasi batu belah menerus yang dipasang dengan Campuran
1 Sp : 4 Pp, dengan batu belah yang digunakan harus yang bermutu baik, tidak
mengandung kapur dan tidak mudah pecah. Ukuran pemasangan pondasi batu belah
tersebut adalah 60 cm untuk lebar bawah, 30 cm untuk lebar atas, dengan tinggi
pasangan pondasi 80 cm atau disesuaikan dengan gambar rencana, dan hasil
pemasangan harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas Lapangan
b. Pada setiap tempat dimana akan terpasang kolom beton bertulang, maka pada posisi
kolom tersebut harus tertanam besi tulangan kedalam pondasi batu belah sedalam 50
cm, dan tulangan yang keluar sepanjang minimal 100 cm (sebagai tulangan sambung
dengan besi kolom)
c. Seluruh pekerjaan pemasangan pondasi batu belah tersebut harus mendapat persetujuan
dari Direksi Teknis dan Konsultan Pengawas Lapangan
2. PEKERJAAN PONDASI FOOT PLATE
Pekerjaan ini terdiri dari :
a. Membuat Bekesting untuk kolom
b. Pembesian dengan besi beton polos (8ø12mm) Besi Utama
c. Pembesian dengan besi beton polos (8ø15cm) Sengkang
d. Pembesian dengan besi beton polos (10ø15cm) Plat
e. Membuat Beton Mutu Fc’ 14,5 Mpa Slump (12±2)cm

PASAL 4
PEKERJAAN BETON
1. Pekerjaan Beton Bertulang ini meliputi pekerjaan Sloof Uk. 20/30 cm, Kolom Beton Bertulang
Uk. 25/25 cm, Kolom Beton Bertulang Uk. 20/20 cm, Kolom Beton Bertulang Uk. 25/35 cm,
Kolom Praktis Uk. 15/15 cm tinggi 3,75 m, Balok Beton Uk. 15/25 cm, Balok lantai Uk.
25/40 cm, Ring Balok Atas Uk. 20/30 cm, Dak Talang Air Bangunan Bawah, Dak Talang Air
Bangunan Atas dan Cor Lantai Beton Tumbuk tebal 5 cm.
2. Syarat-syarat pelaksanaan pekerjaan Beton Bertulang tersebut diatas adalah sebagai berikut:
a. Kualitas beton yang digunakan untuk seluruh pekerjaan beton bertulang pada pekerjaan
ini adalah dengan mutu beton K-175 (fc' = 14,5 MPa) Slump (12 ± 2) cm, w/c = 0,66,
dan harus memenuhi ketentuan-ketentuan lain sesuai dengan Peraturan Beton Bertulang
1971 (PBI-1071) dan SK.SNI. T-15.1991-03
b. Ukuran besi beton yang digunakan pada pekerjaan ini adalah :
● Pekerjaan Sloof Beton Bertulang Uk. 20/30 cm
Untuk besi utama pembesian menggunakan besi beton polos 6 Ø 10 mm
Untuk besi sengkang pembesian menggunakan besi beton polos Ø 6 - 20 cm

SPESIFIKASI TEKNIS 13
Pembangunan/Peningkatan Puskesmas Non Rawat Inap Menjadi Puskesmas Rawat Inap Puskesmas Telang Siong
Beton Mutu Fc’ 14,5 Mpa Slump (12±2)cm
● Pekerjaan Kolom Beton Bertulang Uk. 25/25 cm
Untuk besi utama pembesian menggunakan besi beton polos 6 Ø 10 mm
Untuk besi sengkang pembesian menggunakan besi beton polos Ø 6 - 20 cm
Beton Mutu Fc’ 14,5 Mpa Slump (12±2)cm
● Pekerjaan Kolom Beton Bertulang Uk. 20/20 cm
Untuk besi utama pembesian menggunakan besi beton polos 4 Ø 8 mm
Untuk besi sengkang pembesian menggunakan besi beton polos Ø 6 - 20 cm
Beton Mutu Fc’ 9,8 Mpa Slump (12±2)cm
● Pekerjaan Kolom Beton Bertulang Uk. 25/35 cm
Untuk besi utama pembesian menggunakan besi beton polos 6 Ø 10 mm
Untuk besi beugel pembesian menggunakan besi beton polos Ø 8 - 20 cm
Beton Mutu Fc’ 14,5 Mpa Slump (12±2)cm
● Pekerjaan Kolom Praktis Uk. 15/15 cm tinggi 3,75 m
● Pekerjaan Balok Beton Uk. 15/25 cm
Untuk besi utama pembesian menggunakan besi beton polos 6 Ø 10 mm
Untuk besi beugel pembesian menggunakan besi beton polos Ø 6 - 15 cm
Beton Mutu Fc’ 9,8 Mpa Slump (12±2)cm
● Pekerjaan Ring Balok Atas Uk. 20/30 cm
Untuk besi utama pembesian menggunakan besi beton polos 8 Ø 10 mm
Untuk besi beugel pembesian menggunakan besi beton polos Ø 6 - 15 cm
Beton Mutu Fc’ 9,8 Mpa Slump (12±2)cm
● Pekerjaan Balok Beton Uk. 25/40 cm
Untuk besi utama pembesian menggunakan besi beton polos 8 Ø 10 mm
Untuk besi beugel pembesian menggunakan besi beton polos Ø 6 - 15 cm
Beton Mutu Fc’ 9,8 Mpa Slump (12±2)cm
● Pekerjaan Dak Talang Air Bangunan Bawah
Untuk besi utama pembesian menggunakan besi beton polos 13 Ø 8 mm
Untuk besi beugel pembesian menggunakan besi beton polos Ø 10 - 15 cm
Beton Mutu Fc’ 9,8 Mpa Slump (12±2)cm
● Pekerjaan Dak Talang Air Bangunan Atas
Untuk besi utama pembesian menggunakan besi beton polos 13 Ø 10 mm
Untuk besi beugel pembesian menggunakan besi beton polos Ø 10 - 15 cm
Beton Mutu Fc’ 9,8 Mpa Slump (12±2)cm
● Pekerjaan Cor Lantai Beton Tumbuk tebal 5 cm
3. Pembuatan tulangan untuk batang-batang lurus atau dibengkokkan, tiap ujung besi diberi
hak / tekukan. Sambungan dan kait-kait dalam pembuatan sengkang-sengkang harus sesuai
dengan persyaratan yang tercantum pada PBI-1971 dan SK.SNI. T-15.1991-03
4. Pemasangan tulangan besi beton untuk seluruh pekerjaan harus sesuai dengan gambar
rencana. Tulangan besi beton harus diikat dengan kawat beton untuk menjamin besi tersebut
tidak berubah anyamannya selama pengecoran, dan tebal selimut beton adalah 2 cm
5. Pada pemasangan bekisting dan proses pengecoran, hal-hal yang harus diperhatikan adalah :
a. Kayu yang digunakan masih layak pakai, tidak diperbolehkan menggunakan kayu yang
keropos atau sudah lapuk, dan hanya digunakan sekali untuk tiap-tiap pengecoran
b. Pengaku cetakan harus dipasang sekuat mungkin agar pada saat pengecoran tidak
ambruk atau pecah. Klam Bekisting Kolom menggunakan kayu balok kelas IV dengan
ukuran 5/5 cm dengan jarak pemasangan 20 cm
c. Bekisting harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-perkuatan cukup kokoh
dan dijamin tidak berubah bentuk dan tetap pada kedudukannya selama pengecoran.
Bekisting harus rapat dan tidak bocor permukaannya, bebas dari kotoran seperti serbuk
gergaji, potongan-potongan kayu, tanah dan sebagainya, agar mudah dibongkar tanpa
merusak permukaan beton. Harus dihindari adanya lubang-lubang kecil, lubang-lubang
tersebut diusahakan tertutup dengan rapat
d. Untuk mendapatkan hasil pengecoran yang baik, adukan cor harus masuk dengan
sempurna dan dilakukan pemadatan dengan menggunakan vibrator atau mesin
penggetar untuk menjamin beton cukup padat dan harus dihindarkan terjadinya cacat
pada beton seperti keropos yang dapat memperlemah konstruksi bangunan

SPESIFIKASI TEKNIS 14
Pembangunan/Peningkatan Puskesmas Non Rawat Inap Menjadi Puskesmas Rawat Inap Puskesmas Telang Siong
e. Untuk memudahkan pembongkaran dan memperoleh hasil permukaan beton yang halus
serta menghindari menempelnya permukaan Bekisting pada permukaan beton, Bekisting
bagian dalam terlebih dahulu diolesi dengan Minyak Bekisting / Oli
f. Ukuran-ukuran dan ketinggian untuk tiap-tiap pekerjaan, termasuk penulangan dan
penempatan penahan jarak harus selalu diperiksa sebelum pengecoran dilaksanakan
g. Pembukaan bekisting baru bisa dilakukan setelah memenuhi syarat-syarat yang
dicantumkan dalam PBI-1971 dan SNI. T-15.1991-01, yaitu kurang lebih 21 hari. Beton
yang telah di cor harus dihindarkan dari benturan benda keras selama 3 x 24 jam
setelah pengecoran, dan harus dilindungi dari kemungkinan cacat akibat dari pekerjaan-
pekerjaan lain
h. Seluruh bagian-bagian beton setelah di cor selama dalam masa pengerasan harus selalu
dibasahi dengan air terus menerus selama 1 minggu atau lebih sesuai ketentuan dalam
peraturan beton bertulang, PBI-1971 dan SK.T-15.1991.03
i. Bila terjadi kerusakan, Kontraktor Pelaksana diwajibkan untuk memperbaiki dengan
tidak mengurangi kualitas dari pekerjaan beton bertulang tersebut
j. Seluruh bagian pekerjaan Beton Bertulang ini harus mengikuti petunjuk dan arahan dari
Konsultan Pengawas Lapangan dan mendapat persetujuan dari Direksi Teknis dan
Konsultan Pengawas Lapangan

PASAL 5
PEKERJAAN DINDING
1. PEKERJAAN DINDING BATA TEBAL 1/2 BATA CAMP. 1SP : 4PP
a. Dinding bangunan menggunakan batu bata merah, dengan pasangan tebal ½ bata dan
menggunakan adukan campuran 1 Pc : 4 Ps
b. Sebelum digunakan, batu bata merah terlebih dahulu harus direndam dalam bak air
hingga basah merata
c. Pemasangan dinding bata dilakukan bertahap, dengan bantuan benang yang bersifat
datar. Setiap tahap terdiri maksimal 24 lapis atau maksimal tinggi 1 m. Lokasi
pemasangan dinding batu bata tersebut disesuaikan dengan gambar rencana
d. Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan beton (kolom)
harus diberi penguat stek-stek besi beton Ø 8 mm, jarak 40 cm, yang terlebih dulu
ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton dan bagian yang terlebih dahulu
ditanam dalam pasangan bata sekurang-kurangnya 30 cm
e. Pasangan batu bata merah untuk dinding ½ bata harus menghasilkan dinding finis setebal
15 cm. pelaksanaan pasangan harus cermat, rapi dan benar-benar tegak lurus
f. Setelah batu bata merah terpasang dengan adukan, nat / siar-siar harus dikorek sedalam
1 cm dan dibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram air
g. Pasangan dinding bata sebelum diplester harus dibasahi dengan air terlebih dahulu dan
nat / siar telah dikorek serta dibersihkan dari adukan yang tersisa
2. PLESTERAN DAN ACIAN
a. Plesteran dinding bata dan pondasi pada pekerjaan ini menggunakan adukan Camp. 1 Pc :
4 Ps. Sebelum diplester permukaan dinding bata dan pondasi harus dibersihkan sampai
benar-benar siap menerima adukan plesteran, serta semua hal yang dapat merusak atau
menganggu pekerjaan harus disingkirkan
b. Pada permukaan dinding yang akan diplester, nat / siar-siar sebelumnya harus dikerok
sedalam 1 cm untuk membersihkan pegangan pada plesteran
c. Sebelum diplester dinding disikat sampai bersih dan disiram air, kemudian barulah
plesteran lapis pertama dapat dikerjakan
d. Plesteran kedua berupa acian semen (PC). Adapun bagian-bagian pekerjaan yang diaci
dengan acian semen adalah Dinding Bata, Pondasi, Atap Dak Teras, Canopy Jendela +
Pintu, dan List Band Pengunci Pasangan Batu Tempel Tekstur Garis
e. Tebal plesteran dinding adalah 15 mm, tidak boleh kurang kecuali ditetapkan lain
f. Pekerjaan plesteran akhir harus lurus, sama rata, datar, dan tegak lurus. Jika hasil
plesteran menunjukkan hasil yang tidak memuaskan, tidak rata, tidak tegak lurus,
bengkok, adanya pecahan atau retak, keropos, maka bagian tersebut harus dibongkar
untuk diperbaiki
g. Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab atas penentuan prosedur / cara perbaikan dan
hal-hal lain yang terjadi selama pelaksanaan, seperti plesteran retak atau rusak selama
waktu pelaksanaan
h. Seluruh bagian pekerjaan, baik itu pasangan dinding bata maupun plesteran dinding bata
harus mendapat persetujuan dari Direksi Teknis dan Konsultan Pengawas Lapangan

SPESIFIKASI TEKNIS 15
Pembangunan/Peningkatan Puskesmas Non Rawat Inap Menjadi Puskesmas Rawat Inap Puskesmas Telang Siong
PASAL 6
PEKERJAAN PENUTUP LANTAI

1. PAS. KERAMIK LANTAI RUANGAN DAN TERAS Uk. 40 x 40 cm, , PAS. KERAMIK LANTAI
KM/WC Uk. 25 x 25 cm, PAS. KERAMIK DINDING KM/WC Uk. 25 x 40 cm, DAN PAS
KERAMIK TERAS Uk. 40 x 40 cm
a. Penutup lantai pada pekerjaan ini menggunakan keramik Uk. 40/40 cm, lantai teras.
Lantai KM/WC menggunakan keramik Uk. 25/25 cm, dinding KM/WC menggunakan
keramik Uk. 25/40 cm.
b. Keramik yang digunakan adalah dengan kualitas KW 1, dengan jenis warna yang akan
ditentukan kemudian setelah dimusyawarahkan dengan Team Pengelola Pekerjaan.
Seluruh keramik yang digunakan harus memenuhi persyaratan yang telah ditentukan
c. Pelaksanaan pekerjaan pasangan keramik tersebut harus mengacu pada gambar rencana
d. Bidang lantai keramik yang terpasang harus benar-benar rata, jika dianggap perlu
dengan memperhatikan kemiringan lantai untuk memudahkan pengaliran air
e. Lebar nat / siar-siar harus sama dan kedalaman maksimum 3 mm membentuk garis
lurus atau sesuai dengan gambar, nat / siar-siar diisi dengan bahan pengisi berwarna /
grout semen
f. Pemotongan keramik harus menggunakan alat potong khusus sehingga hasil potongan
presisi dan tidak retak-retak
g. Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda yang melekat,
sehingga benar-benar bersih
h. Bahan keramik yang telah terpasang dihindarkan dari injakan selama 3 x 24 jam setelah
pemasangan. Bila terjadi kerusakan, Kontraktor Pelaksana diwajibkan untuk
memperbaiki dengan tidak mengurangi kualitas pekerjaan
i. Seluruh pekerjaan pemasangan keramik, baik itu keramik lantai ruangan dan teras, plint
keramik lantai ruangan, keramik lantai KM/WC, maupun keramik dinding KM/WC,
seluruhnya dianggap selesai setelah mendapat persetujuan dari Direksi Teknis /
Konsultan Pengawas

PASAL 7
PEKERJAAN PENUTUP ATAP
1. PEKERJAAN KUDA-KUDA KONSTRUKSI BAJA RINGAN + ATAP ZINCALUME
a. Kuda-kuda dan rangka atap pada bangunan ini menggunakan bahan baja ringan (truss)
jenis Zincalum. Yaitu rangka atap yang terbuat dari baja ringan bermutu tinggi (Hi-Ten
G550), dengan bentuk pemasangan yang disesuaikan dengan gambar rencana. Serta
seluruh bahan yang digunakan sesuai dengan yang tercantum dalam syarat-syarat
pelaksanaan teknis bahan (BAB I Pasal 6)
b. Jika terjadi deformasi yang melebihi ketentuan maupun keruntuhan, yang terjadi pada
struktur rangka atap baja ringan, meliputi kuda-kuda, pengaku-pengaku dan reng
setelah dilakukan pemasangan, maka kejadian tersebut sepenuhnya menjadi tanggung
jawab Kontraktor Pelaksana
c. Penutup Nok atap yang digunakan adalah bahan Metalroof yang bermutu baik,
sebagaimana yang tercantum didalam Spesifikasi Teknis Bahan (BAB I Pasal 6)
d. Warna penutup atap yang digunakan harus dikonsultasikan dengan Direksi Teknis atau
Pemimpin Kegiatan, atau dapat mengikuti warna atap yang ada pada gambar rencana
e. Sebelum dipasang penutup atap, pekerjaan rangka kap harus lengkap dan benar-benar
kuat terlebih dahulu
f. Pemasangan penutup atap dapat dilakukan secara bertahap setelah kuda-kuda dan
rangka atap baja ringan selesai terpasang, dengan pemasangan serapi mungkin dan
teknis pemasangan sesuai dengan yang disyaratkan, sehingga didapat hasil pemasangan
yang rapi dan tidak bocor
g. Dalam pelaksanaannya Kontraktor Pelaksana wajib menyediakan bahan atap cadangan
sebanyak 1 % dari jumlah bahan atap yang terpasang, hal ini untuk menghindari
terjadinya kekurangan bahan atap pada saat pekerjaan pasangan atap dilaksanakan
h. Seluruh bagian pekerjaan Kuda-kuda, Rangka Kap dan Atap ini harus mendapat
persetujuan dari Direksi Teknis dan Konsultan Pengawas Lapangan

SPESIFIKASI TEKNIS 16
Pembangunan/Peningkatan Puskesmas Non Rawat Inap Menjadi Puskesmas Rawat Inap Puskesmas Telang Siong
PASAL 8
PEKERJAAN PLAFOND
1. PASANGAN RANGKA PLAFOND GALVANIZER HOLLOW JARAK 60X60 CM
Rangka plafond menggunakan Besi Hollow yang dipasang sesuai level yang terdapat didalam
gambar rencana. Rangka utama langit-langit menggunakan Besi Hollow 40 x 40 mm,
digantung pada rod menggunakan U Clamp dengan jarak 120 cm. Rangka pembagi
menggunakan Besi Hollow 20 x 40 mm, dikaitkan pada rangka utama menggunakan Plat
Hollow Klip. Kemudian meratakan kembali (Re-Levelling) rangka plafond sebelum bahan
penutup plafond dipasang
2. PASANGAN PLAFOND CALCIBOARD DIDALAM RUANG UMUM, DIDALAM KM/WC, LUAR
RUANGAN, RUANG TUNGGU.
a. Bahan plafond yang digunakan pada pekerjaan ini adalah calciboard, Calium Board dan
Gypsum Board. Bahan calciboard yang digunakan harus bebas dari cacat dan berkualitas
baik. Bahn Gypsum Board terdari Gypsum Board Tebal 9mm untuk ruangan Umum,
Gypsum Board Tebal 9mm untuk Toilet, Calcium Board Tebal 6mm untuk Luar Ruangan.
b. Sebelum pekerjaan plafond ini dilaksanakan, semua pekerjaan lain yang terletak di atas
langit-langit harus sudah terpasang secara sempurna
c. Sebelum pekerjaan pemasangan plafond dimulai, diwajibkan mengadakan pengecekan /
pemeriksaan kembali terhadap pekerjaan yang erat hubungannya dengan pekerjaan
langit-langit ini antara lain instalasi kabel listrik penerangan dan daya, pemasangan atap
dan lain-lain, diwajibkan adanya kerja sama (koordinasi) yang baik antara semua unsur
Pelaksanaan Lapangan
d. Panel calciboard, calcium board dan gybsum board yang dipasang berukuran 1200 x
2400 mm dengan ketebalan sesuai spesifikasi yang disyaratkan
e. Setelah rangka plafond rata / level baru kemudian calciboard dipasang pada Besi Hollow
menggunakan sekrup Uk. 6’ x 1’ dengan jarak 300 mm
f. Setelah panel calciboard terpasang, sambungan pertemuan calciboard dengan calciboard
dicompound dengan cara :
● Pada tengah-tengah sambungan diisi sedikit compound kemudian dipasang textile
tape dan ditambah compound basah supaya textile tidak lepas
● Setelah compound dasar agak mongering ditambah compound kedua, dilakukan
sampai sambungan rata
● Setelah compound mengering 40 menit compound diamplas sampai betul-betul rata
dan permukaan halus siap dicat
● Apabila permukaan compound masih bergelombang maka langkah-langkah
tersebut diatas harus diulang sampai betul-betul rata
3. Pasangan List Plafond Gypsum Profil Lebar 12 Cm dan Pasangan List Plafond Kayu Profil
a. Khusus didalam ruangan menggunakan List Plafond bahan gypsum profil dengan
lebar 12 cm
b. Sedangkan pada KM/WC dan Teritisan Atap keseluruhan menggunakan List Plafond
bahan kayu profil lebar 4 cm dengan bahan kayu setara klass III yang berkualitas
baik
c. Cara pengerjaan, bentuk, volume serta detail ukuran lainnya disesuaikan dengan
yang telah tercantum dalam gambar rencana dan RAB
4. Seluruh bagian pekerjaan Plafond ini harus mendapat persetujuan dari Direksi Teknis
dan Konsultan Pengawas Lapangan

PASAL 9
ALUMINIUM
1. KUSEN ALUMINIUM
Billet yang dipakai dari billet utama (primery) dengan Standar SNI 07-0734-1989.
Joint beker : PolyureTahunane Foam yang tidak menyerap air dengan kepadatan 65-96
kg/m3 dan penampang 25% lebih besar dari celah yang terjadi.
Neoprene : jenis extrusion yang tahan terhadap matahari, kekerasan 60-80 durometer.
Settting blck untuk kaca : EPDM 80 durometer
Sealent single komponen : silicone (Non zacid)
Sekrup :Stainless-steel.
Kebocoran air : Tidak terlihat kebocoran sampai tekanan 137 Pa (positif) dengan jangka
waktu 15 Menit.
Finishing : Powder-coating, warna : Brocen White.

SPESIFIKASI TEKNIS 17
Pembangunan/Peningkatan Puskesmas Non Rawat Inap Menjadi Puskesmas Rawat Inap Puskesmas Telang Siong
2. DAUN JENDELA GESER FRAME ALUMINIUM DAN ASSORIS
Menggunakan daun jendela aluminium.
3. DAUN PINTU KACA FRAME ALUMINIUM DAN ASSORIS
Menggunakan daun Pintu aluminium
4. KACA
Kaca pada daun pintu utama, daun jendela, dan ventilasi kaca selisih menggunakan kaca
polos dengan tebal 5 mm (ASAHI)
5. PINTU GESER MULTIPLEK 9MM
Menggunakan Bahan Multiplex yang dilapis HPL, serta asesoris stainless profil U.

PASAL 10
PEKERJAAN PENGECATAN
1. PENGECATAN DINDING BATA, PONDASI, DAN PLAFOND
a. Seluruh permukaan dinding bata bagian luar dan dalam, pondasi serta plafond
calciboard dicat dengan menggunakan cat tembok Vinilex atau setara
b. Sebelum pekerjaan cat dilaksanakan, permukaan dinding, pondasi serta plafond
calciboard yang akan dicat harus dibersihkan terlebih dahulu. Kemudian dicat dasar dan
diampelas sampai rata / licin
c. Untuk pengenceran bahan cat dengan bahan pengencer harus sesuai dengan petunjuk
Direksi Teknis / Konsultan Pengawas Lapangan
d. Semua pekerjaan pengecatan harus dilaksanakan tanpa ada cacat / goresan yang
mengakibatkan dinding rusak
e. Pelaksanaan pekerjaan cat untuk dinding bata, pondasi serta plafond calciboard tersebut
diatas harus dilaksanakan dengan proses lapis pertama dicat dengan menggunakan cat
menie / dasar, kemudian lapis kedua serta ketiga dan seterusnya memakai cat tembok
setara Vinilex
f. Bahan cat dasar, cat lapis dan cat tembok harus menggunakan cat yang masa
pemakaiannya masih berlaku, sehingga warna cat masih sesuai dengan warna aslinya
g. Bahan cat harus benar-benar diaduk sampai rata menjadi satu warna, sehingga warna
cat sama pada permukaan yang dicat
h. Penentuan warna bahan cat yang akan digunakan harus dikonsultasikan dengan
Pemimpin Kegiatan, Direksi teknis dan Konsultan Pengawas Lapangan
2. PENGECATAN KUSEN, DAUN PINTU, RANGKA DAUN JENDELA DAN LAINNYA
a. Seluruh permukaan bidang kayu sebelum dicat dengan menggunakan cat kilap terlebih
dahulu dibersihkan
b. Cat meni kayu dipergunakan untuk seluruh pekerjaan kayu yang akan dicat kilap, yaitu
kusen, daun pintu, rangka daun jendela, list profil plafond, serta bibir atap. Cat yang
digunakan adalah cat kayu merk AVIAN atau setara
c. Untuk pekerjaan kayu dicat meni sebanyak satu kali, diplamir dan kemudian dicat dasar.
Bagian yang akan dicat terlebih dahulu diplamir dengan menggunakan bahan plamir
yang disesuaikan dengan merk cat, dengan pengecatan sebanyak 2 kali atau lebih hingga
rata dan baik
d. Seluruh bagian pekerjaan pengecatan ini harus mendapat persetujuan dan dianggap
selesai setelah disetujui oleh Direksi Teknis / Konsultan Pengawas Lapangan

PASAL 11
PEKERJAAN PlUMBING DAN SANITARY
Pekerjaan Plumbing dan Sanitary Terdiri dari :
1. Pemasangan pipa air limbah Dia. 4” AW
2. Pemasangan pipa air limbah Dia. 2” AW
3. Pemasangan Instalasi pipa air bersih Dia. ½ AW
4. Pemasangan Kran Air ½ “
5. Pemasangan Ball Valve 1/2 “
6. Pemasangan Floor Drain Lantai Stainless
7. Pemasangan wastafel 1 set Complete
8. Pemasangan closed jongkok American standard

SPESIFIKASI TEKNIS 18
Pembangunan/Peningkatan Puskesmas Non Rawat Inap Menjadi Puskesmas Rawat Inap Puskesmas Telang Siong
9. Pemasangan closed duduk
10. Pemasangan bak Air fiberglass
11. Pembuatan septictank lebar 2,5x5x2 cm
12. Pemasangan Tandon air kapasitas 3.000 Liter

PASAL 12
PEKERJAAN ELEKTRIKAL
1. PEMASANGAN METERAN LISTRIK 13.200 VA
Dilakukan penyambungan daya baru dari PLN sebesar 13.200 VA, serta MCB 30 Buah
dengan kapasitas 6A.
2. PEMASANGAN BOX PANEL,TITIK LAMPU, STOP KONTAK DAN LAINNYA
Pemasangan Box Panel Sebanyak 1 Unit, Pemasangan titik lampu sebanyak 30 titik,
pemasangan stop kontak sebanyak 19 titik, Pemasangan Kap Lampu TL RMI 2x36W + lampu
Led Tube sebanyak 14 Buah, Pemasangan Grounder, Pemasangan Exhaust Fan Dinding dan
plafond, pemasangan sachelar ganda sebanyak 8 buah, dan pemasangan sachelar tunggal
sebanyak 6 buah, dan menggunakan Kabel Listrik NYM 2x1,5mm 1 Roll @50 M Sebanyak 4
Roll dan Kabel Listrik NYM 3x2,5mm 1 Roll @50 M Sebanyak 3 Roll dengan lokasi
pemasangan yang disesuaikan dengan gambar rencana.
3. PEMASANGAN BOLA LAMPU
Pemasangan Lampu panel Led TL Philip 15 Watt sebanyak 11 buah, dan Lampu panel Led TL
Philip 7 Watt sebanyak 5 buah. Lokasi pemasangan seluruh bola lampu disesuaikan dengan
gambar rencana.
4. SYARAT-SYARAT PADA PEKERJAAN ELEKTRIKAL :
a. Pekerjaan instalasi listrik diatas merupakan pekerjaan seluruh sistem listrik secara
lengkap, sehingga instalasi listrik ini dapat bekerja dengan sempurna dan aman
b. Semua kabel yang akan dipergunakan untuk instalasi listrik harus memenuhi peraturan
SII dan PLN. Semua kabel harus baru dan harus jelas ukurannya, jenis kabel, nomor dan
jenis pintalannya
c. Semua kabel dengan penampang 2 mm keatas harus jenis pilin (stranded) dan instalasi
tidak boleh memakai kabel dengan penampang lebih kecil dari 2,5 mm²
d. Semua kabel yang digunakan jenis NYA, ditanam di dalam perkerasan (tembok, jalan,
beton, dll) dan harus berada di dalam conduit PVC kelas AW yang disesuaikan dengan
ukurannya, dan harus diklam
e. Pekerjaan instalasi listrik tersebut harus sudah dapat dipergunakan pada saat
penyerahan pertama pekerjaan
f. Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab penuh atas mutu instalasi dan peralatan yang
digunakan. Semua ijin dan pemeriksaan dari badan Pemerintah merupakan tanggung
jawab Kontraktor Pelaksana baik cara maupun biaya yang diperlukan untuk itu.

PASAL 15
PEKERJAAN LAIN-LAIN
Pekerjaan ini mencakup pembersihan lokasi sebelum penyerahan pekerjaan dilakukan setelah
seluruh pekerjaan selesai dilaksanakan. Antara lain pembersihan lokasi pekerjaan dari bahan-
bahan bangunan yang tidak terpakai, sampah dan kerusakan-kerusakan atau hal-hal yang
merupakan akibat dari pekerjaan. Pekerjaan pembersihan lokasi ini dinyatakan selesai setelah
mendapat persetujuan dari Direksi Teknis dan Konsultan Pengawas Lapangan.

PASAL 16
DAFTAR PERSONIL INTI
Personil inti yang diajukan dan akan ditempatkan secara penuh sesuai dengan persyaratan serta
posisinya dalam manajemen pelaksanaan pekerjaan adalah minimal sebagai berikut :

SPESIFIKASI TEKNIS 19
Pembangunan/Peningkatan Puskesmas Non Rawat Inap Menjadi Puskesmas Rawat Inap Puskesmas Telang Siong
Total Tahun Syarat
No. Daftar Personil Jumlah Pendidikan Keahlian
(OB) Pengalaman Administrasi
Kerja

Pelaksana Bangunan SKT, KTP, Ijazah,


1 Site Manager 1 Org S-1 Teknik Sipil Min 3 tahun
Gedung NPWP

Min D3 Juru Gambar/draftman SKT, KTP, Ijazah


2 Juru Gambar 1 Org Min 3 Tahun
Arsitektur arsitektur (TA003) NPWP
Juru Ukur Kuantitas
Min D3 SKT, KTP, Ijazah
3 Juru ukur 1 Org Bangunan Gedung Min 2 Tahun
Sipil/Arsitektur NPWP
(TA027)
1 Org Sertifikat Bimtek
Petugas K3 Min. SLTA
4 Petugas K3 Kontruksi - K3 , KTP, Ijazah
Kontruksi /Sederajat
NPWP
Tenaga Min
5 1 Org Administrasi - SKT, KTP, Ijazah
Administrasi SLTA/Sederajat

Keterangan :

*) Ijazah S-1/D-III minimal telah 1 (satu) tahun Lulus pada gelar tersebut
**) Ijazah STM/SMK/Sederajat minimal telah 2 (dua) tahun Lulus pada jenjang pendidikan tersebut.

PASAL 17
DAFTAR PERALATAN
Jenis dan kapasitas serta jumlah peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan
adalah minimal sebagai berikut :

No. Alat Kebutuhan Kapasitas Alat Keterangan

1 Excavator 1 Unit PC 48 MS/SW

2 Vibratory Roller 1 Unit 2 Ton MS/SW

3 Dump Truck 2 Unit 8 Ton MS/SW

4 Pick Up 1 Unit 2 M3 MS/SW

5 Concrete Vibrator 1 Unit Power 5,5 HP MS/SW

Volume 350Ltr,
6 Beton Molen 2 Unit MS/SW
Mesin Diesel 8 HP

7 Generator Set 1 Buah 1200 Watt MS/SW

8 Alat Bantu Tukang 2 Unit - MS/SW

Keterangan :

*) MS = Milik Sendiri (dibuktikan dengan Surat-surat Kepemilikan Yang Sah)


**) SW = Sewa (dibuktikan dengan Surat Keterangan Dukungan Alat, dengan mencantumkan tahun pembelian alat,
spesifikasi alat serta melampirkan copy bukti pembelian/kepemilikan alat).

PASAL 18
PERSYARATAN KUALIFIKASI
Persyaratan kualifikasi calon penyedia jasa sebagai berikut:
1. Surat Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) Kualifikasi Usaha Kecil.
2. Sertifikat Badan Usaha (SBU) Klasifikasi Bangunan Gedung (BG) Kualifikasi Usaha Kecil.
3. Tanda Daftar Perusahaan (TDP).

SPESIFIKASI TEKNIS 20
Pembangunan/Peningkatan Puskesmas Non Rawat Inap Menjadi Puskesmas Rawat Inap Puskesmas Telang Siong
4. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) untuk badan usaha atau perorangan.
5. Akta Notaris Pendirian/Perubahan Perusahaan (apabila calon penyedia adalah badan
usaha).
6. Bukti SPT Tahunan Badan Usaha Tahun 2017.

PASAL 19
JANGKA WAKTU PENYELESAIAN
Pekerjaan yang nyata menjadi bagian dari pekerjaan ini tetap diselenggarakan dan diselesaikan
oleh Kontraktor Pelaksana SELAMA 120 HARI KALENDER.

PASAL 20
KETENTUAN PENUTUP
1. Meskipun dalam uraian Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini tidak dinyatakan dalam kata-
kata yang harus disediakan oleh Kontraktor Pelaksana yang tidak disebut dalam penjelasan
pekerjaan ini maka kata-kata tersebut dianggap ada dimuat dalam peraturan pelaksanaan ini
2. Pekerjaan yang nyata menjadi bagian dari pekerjaan ini tetap diselenggarakan dan diselesaikan
oleh Kontraktor Pelaksana harus dianggap seakan-akan pekerjaan ini diuraikan dan dimuat dalam
uraian kerja ini, demi menuju penyerahan pekerjaan selesai yang lengkap dan sempurna satu dan
lainnya dan menurut petunjuk Direksi Teknis / Pengawas Teknis
3. Hal-hal yang belum tercantum dalam pasal-pasal diatas akan diatur dan ditentukan kemudian
oleh Direksi Teknis / Pengawas Teknis
4. Pelaksanaan pekerjaan harus disesuaikan dengan RKS dan ketentuan yang berlaku, serta tetap
mempertahankan kualitas, kuantitas, estetika dan kelengkapan administrasi

Tamiang Layang, 28 Mei 2018

Dibuat Oleh :

Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Timur


PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (PPK)
DAK TA 2018

TUBERTA HARTANO, S.KM, MM


NIP. 19700215 199202 1 001

SPESIFIKASI TEKNIS 21
Pembangunan/Peningkatan Puskesmas Non Rawat Inap Menjadi Puskesmas Rawat Inap Puskesmas Telang Siong

Anda mungkin juga menyukai