SPESIFIKASI TEKNIS
PASAL 1
PERSIAPAN TEKNIS PELAKSANAAN
1.1.
LINGKUP
1.1.1. Persyaratan Teknis Umum ini merupakan persyaratan dai segi teknis yang secara umum
berlaku untuk seluruh bagian pekerjaan dimana persyaratan ini bisa diterapkan untuk
pelaksanaan kegiatan Pembangunan Gedung Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I
Makassar Wilayah kerja Pelabuhan Parepare , yang meliputi :
a. Pekerjaan Struktur.
b. Pekerjaan Arsitektur / Finishing.
c. Pekerjaan Mekanikal dan elektrikal.
d. Pekerjaan Landscape.
Secara lengkap seluruh jenis pekerjaan tersebut dapat disesuaikan / dilihat dan
tercantum pada Bill Of Quantity (BQ).
1.1.2. Kecuali disebut secara khusus dalam dokumen-dokumen dimaksud berikut, lingkup
pekerjaan yang ditugaskan termasuk tetapi tidak terbatas pada halhal sebagai berikut:
a. Pengadaan tenaga kerja.
b. Pengadaan Bahan / Material.
c. Pengadaan peralatan & alat bantu, sesuai dengan kebutuhan lingkup pekerjaan yang
ditugaskan.
d. Koordinasi dengan Pemborong / pekerja lain yang berhubungan dengan pekerjaan
pada bagian pekerjaan yang ditugaskan.
e. Penjagaan kebersihan, kerapian, dan keamanan kerja.
f. Pembuatan As Built drawing (Gambar terlaksana).
1.1.3. Persyaratan Teknis Umum menjadi satu kesatuan dangan persyaratan teknis pelaksanaan
pekerjaan dan secara bersama sama merupakan persyaratan dari segi teknis bagi
seluruh pekerjaan sebagaimana diungkapkan dalam satu atau lebih dari dokumendokumen berikut ini:
a. Gambar-gambar pelelangan / pelaksanaan.
b. Persyaratan Teknis Umum / pelaksanaan pekerjaan / bahan.
c. Rincian Volume Pekerjaan / Rincian Penawaran.
d. Dokumen-dokumen pelelangan / pelaksanaan yang lain.
1.1.4. Dalam hal mana ada bagian dari Persyaratan Teknis Umum ini, yang tidak dapat
diterapkan pada bagian pekerjaan sebagaimana diungkapkan di atas, maka bagian dari
persyaratan teknis umum tersebut dengan sendirinya dianggap tidak berlaku.
1.2.
REFERENSI
1.2.1. Seluruh pekerjaan harus dilaksanakan dengan mengikuti dan memenuhi persyaratanpersyaratan teknis yang tertera dalam Normalisasi Indonesia (NI), Standar Industri
Indonesia (SII) dan Peraturan-peraturan Nasional maupun Peraturan-peraturan setempat
lainnya yang berlaku atau jenis jenis pekerjaan yang bersangkutan antara lain :
NI - 2 (1971) PERATURAN BETON BERTULANG INDONESIA.
NI - 3 (1970) PERATURAN UMUM UNTUK BAHAN BANGUNAN DI INDONESIA.
NI - 5 PERATURAN KONSTRUKSI KAYU INDONESIA.
NI - 8 PERATURAN SEMEN PORTLAND INDONESIA.
NI - 10 BATA MERAH SEBAGAI BAHAN BANGUNAN.
PERATURAN PLUMBING INDONESIA.
PERATURAN UMUM INSTALASI LISTRIK.
Pembangunan Gedung Kantor Kesehatan Pelabuhan Wilker Parepare 2014
Spesifikasi Teknis
Spesifikasi Teknis
Spesifikasi Teknis
persetujuannya pada 3 (tiga) buah contoh yang semuanya akan dipegang oleh
Direksi / Konsultan PENGAWAS. Bila dikehendaki, Pemborong / Supplier dapat
meminta sejumlah set tambahan dari contoh berikut tanda pengenal persetujuan
dan surat keterangan persetujuan untuk kepentingan Dokumentasi sendiri.
Dengan demikian jumlah contoh yang harus diserahkan kepada Direksi /
Konsultan PENGAWAS harus ditambah seperlunya sesuai dengan kebutuhan
tambahan tersebut.
2. Pada waktu Direksi / Konsultan PENGAWAS sudah tidak lagi membutuhkan
contoh yang disetujui tersebut untuk pemeriksaan bahan produk bagi pekerjaan,
Pemborong berhak meminta kembali contoh tersebut untuk dipasangkan pada
pekerjaan.
c. Waktu Persetujuan Contoh
1. Adalah tanggung jawab dari pemborong / supllier untuk mengajukan contoh
pada waktunya, sedemikian sehingga pemberian persetujuan atau contoh
tersebut tidak akan menyebabkan keterlambatan pada jadwal pengadaan bahan.
2. Untuk bahan / produk yang persyaratannya tidak dikaitkan dengan kesetarafan
pada suatu merk dagang tertentu, keputusan atau contoh akan diberikan oleh
Direksi / Konsultan PENGAWAS dalam waktu tidak lebih dari 10 (sepuluh) hari
kerja. Dalam hal dimana persetujuan tersebut akan melibatkan keputusan
tambahan diluar persyaratan teknis (seperti penentuan model, warna, dll), maka
keseluruhan keputusan akan diberikan dalam waktu tidak lebih dari 21 (dua
puluh satu) hari kerja.
3. Untuk bahan / produk yang masih harus dibuktikan kesetarafannya dengan suatu
merk dagang yang disebutkan, keputusan atau contoh akan diberikan oleh
Direksi / Konsultan PENGAWAS dalam waktu 21 (duapuluh satu) hari kerja sejak
dilengkapinya pembuktian kesetarafan.
4. Untuk bahan / Produk yang bersifat pengganti / substitusi, keputusan
persetujuan akan diberikan oleh Direksi / Konsultan PENGAWAS dalam jangka
waktu 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanya dengan lengkap seluruh bahan
pertimbangan.
5. Untuk bahan / produk yang bersifat peralatan / perlengkapan atau pun produk
yang lain karena sifat / jumlah / harga pengadaanya tidak memungkinkan untuk
diberikan contoh dalam bentuk bahan / produk jadi permintaan persetujuan bisa
diajukan berdasarkan Brosur dari produk tersebut, yang mana harus dilengkapi
dengan :
Spesifikasi Teknis lengkap yang dikeluarkan oleh pabrik / produsen.
Surat surat seperlunya dari agen / importer, sesuai keagenan, surat jaminan
suku cadang dan jasa purna (after sales service) dan lainlain.
Katalog untuk warna, pekerjaan penyelesaian (finishing) dan lainlain.
Sertifikat pengujian, penetapan, kelas, dan dokumen-dokumen lain sesuai
petunjuk Direksi / Konsultan PENGAWAS.
6. Apabila setelah melewati waktu yang ditetapkan di atas, keputusan, keputusan
atau contoh dari bahan / Produk yang diajukan belum diperoleh tanpa
pemberitahuan tertulis apapun dari Direksi / Konsultan PENGAWAS, maka
dengan sendirinya dianggap bahwa contoh yang diajukan telah disetujui oleh
Direksi / Konsultan PENGAWAS.
1.3.7. Penyimpanan Bahan
a. Persetujuan atas suatu bahan / produk harus diartikan sebagai perijinan untuk
memasukan bahan produk tersebut dengan tetap berada dalam kondisi layak untuk
dipakai. Apabila selama waktu itu ternyata bahwa bahan / produk tidak layak untuk
Pembangunan Gedung Kantor Kesehatan Pelabuhan Wilker Parepare 2014
Spesifikasi Teknis
Spesifikasi Teknis
1.4.5.
Spesifikasi Teknis
Spesifikasi Teknis
PENYERAHAN
Pada waktu penyerahan pekerjaan, Pemborong wajib menyerahkan kepada Pemberi
Tugas :
a. 2 (dua) dokumen terlaksana
b. Untuk peralatan / perlengkapan:
- 2 (dua) set pedoman operasi (operational manual) - suku cadang sesuai yang
dipersyaratkan
c. Untuk berbagai macam :
- Semua kunci orisinil disertai Construction Key bila ada
- Minimum 1 (satu) set kunci duplikat
Spesifikasi Teknis
d.
Dokumen resmi (seperti surat ijin, tanda pembayaran cukai, surat fiscal pajak,
dan lain-lain)
e. Segala macam surat jaminan berupa Guarantee / Warranty sesuai uang yang
dipersyaratkan
f. Surat pernyataan pelunasan sesuai petunjuk Direksi / Konsultan PENGAWAS
g. Bahan finishing cat minimal 3 (tiga) galon (masing-masing warna)
h. Bahan finishing lantai / dinding & atau masing masing minimal 2 m2
1.6.
KEAMANAN PENJAGAAN
1.6.1. Untuk keamanan Pemborong diwajibkan mengadakan penjagaan, bukan saja
terhadap pekerjaannya, tetapi juga bertanggung jawab atas keamanan,
kebersihan bangunan-bangunan, jalan-jalan, pagar, pohon-pohon dan tamantaman yang telah ada.
1.6.2. Pemborong berkewajiban menyelamatkan bangunan yang telah ada, apabila
bangunan yang telah terjadi kerusakan akibat pekerjaan ini, maka pemborong
berkewajiban untuk memperbaiki / membetulkan sebagaimana mestinya.
1.6.3. Pemborong harus menyediakan penerangan yang cukup di lapangan, terutama
pada waktu lembur, jika Pemborong menggunakan aliran listrik dari bangunan /
komplek, diwajibkan bagi pemborong untuk memasang meter sendiri untuk
menetapkan sewa listrik yang dipakai.
1.6.4. Pemborong harus berusaha menanggulangi kotoran-kotoran debu agar tidak
mengurangi kebersihan dan keindahan bangunan-bangunan yang sudah ada.
1.6.5. Segala operasi yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan untuk
Pembangunan pekerjaan sementara sesuai dengan ketentuan kontrak harus
dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan gangguan terhadap
ketentraman penduduk atau jalan-jalan yang harus digunakan baik jalan
perorangan atau umum, milik pemberi tugas atau milik pihak lain. Pemborong
harus membebaskan Pemberi Tugas dari segala tuntutan ganti rugi sehubungan
dengan hal tersebut di atas.
1.6.6. Pemborong harus bertanggung jawab atas kerusakan-kerusakan pada jalan raya
atau jembatan yang menghubungkan proyek sebagai akibat dari lalu lalang
peralatan ataupun kendaraan yang dipergunakan untuk mengangkut bahan
bahan / material guna keperluan proyek.
1.6.7. Apabila Pemborong memindahkan alat-alat pelaksanaan, mesin-mesin berat atau
unit-unit alat berat lainnya dari bagian pekerjaan, melalui jalan raya atau
jembatan yang mungkin akan mengakibatkan kerusakan dan seandainya
pemborong akan membuat perkuatan-perkuatan di atasnya, maka hal tersebut
harus diberitahukan terlebih dahulu kepada Pemberi Tugas dan Instansi Yang
berwewenang. Biaya untuk perkuatan tersebut menjadi tanggungan Pemborong.
PASAL 2.
PEKERJAAN PERSIAPAN DAN LAPANGAN
Spesifikasi Teknis
10
Spesifikasi Teknis
11
Spesifikasi Teknis
12
Spesifikasi Teknis
13
Spesifikasi Teknis
14
Spesifikasi Teknis
berhubungan dengan tanah seperti Pile Cap, balok pondasi, Pondasi batu Kali dan
pekerjaan beton yang lain yang berhubungan langsung dengan tanah.
3. Pembersihan Akar Tanaman padat dan sisa Galian
Jika di bawah dasar galian dijumpai akar tanaman atau tanah organis, maka dasar
galian tersebut harus dibersihkan dari hal tersebut di atas, dan bekas galian
tersebut harus diisi dengan material urugan yang memenuhi syarat.
2.3.2. PERSYARATAN BAHAN
1. Bahan urugan Pasir Padat
2. Pasir yang digunakan harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan keras,
bebas dari lumpur, tanah lempung dan organis. Bahan ini harus mendapatkan
persetujuan tertulis dari Konsultan PENGAWAS.
3. Air Kerja
Air yang digunakan harus bersih dan tidak mengandung minyak, asam alkali dan
bahan organis lainnya, serta dapat diminum. Sebelum digunakan air harus
diperiksa dilaboratorium pemeriksaan bahan yang sah. Jika hasil uji ternyata tidak
memenuhi syarat, maka kontraktor wajib mencari air kerja yang memenuhi syarat.
2.3.3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
1. Tebal Pasir urug
Jika tidak tercantum dalam gambar kerja, maka di bawah lantai kerja harus diberi
lapisan pasir urug tebal 10 cm padat. Pemadatan harus dilaksanakan sehingga
dapat menerima beban yang bekerja.
2. Cara Pemadatan
Pemadatan dilakukan dengan disiram air dan selanjutnya dipadat dengan alat
pemadat yang disetujui Konsultan PENGAWAS. Pemadatan dilakukan hingga
mencapai tidak kurang dari 98% dari kepadatan optimum Laboratorium.
Pemadatan harus dilakukan pada kondisi galian yang memadai agar dapat hasil
kepadatan yang baik. Kondisi galian tersebut harus dipertahankan sampai
pekerjaan pemadatan selesai dilakukan. Pemadatan harus diulang kembali jika
keadaan tersebut di atas tidak memenuhi.
3. Air Pada Lokasi Pemadatan
Jika air tanah ternyata menggenangi lokasi pemadatan, maka Kontraktor wajib
menyediakan Pompa dan dasar galian harus kering sebelum pasir urug diletakkan.
Kontraktor harus membuat rencana yang benar, agar air tanah dapat dialirkan
kelokasi yang lebih rendah dari dasar galian, misalnya dengan membuat sumpit
pada tempat tertentu.
4. Tanah di sekitar pasir urug
Kontraktor harus menjaga agar tanah disekitar lokasi tedak tercampur dengan
Pasir Urug. Jika pasir urug tersebut tercampur dengan tanah lainnya, maka
Kontraktor wajib mengganti pasir urug tesebut dengan bahan lainnya yang bersih.
5. Persetujuan
Pekerjaan selanjutnya dapat dikerjakan, bilamana pekerjaan urugan tersebut
sudah mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan PENGAWAS.
2.4. PEKERJAAN URUGAN DAN PEMADATAN
2.4.1. LINGKUP PEKERJAAN
4.1. Tenaga Kerja, Bahan, dan Alat
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga Kerja, bahan-bahan dan alat-alat bantu
yang diperlukan untuk melaksanakan dan mengamankan Pekerjaan ini dengan
baik dan Sesuai dengan Spesifikasi.
Pembangunan Gedung Kantor Kesehatan Pelabuhan Wilker Parepare 2014
15
Spesifikasi Teknis
16
Spesifikasi Teknis
17
Spesifikasi Teknis
PASAL 3
PEKERJAAN STRUKTUR
3.1. PEKERJAAN BETON BERTULANG
3.1.1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan peralatan serta
pengangkutan untuk menyelesaikan semua pekerjaan beton sesuai dengan yang
tercantum dalam gambar, serta pekerjaan yang berhubungan dengan beton, seperti
acuan, besi, beton dan admixtures. Juga termasuk di dalam lingkup pekerjaan ini
adalah pengamanan baik pekerja maupun fasilitas lain di sekitar sehingga pekerjaan
dapat berjalan dengan lancar dan aman.
3.1.2. PERATURAN-PERATURAN
Kecuali ditentukan lain dalam persyaratan selanjutnya, maka sebagai dasar
pelaksanaan digunakan peraturan sebagai berikut :
a. Tata cara perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SNI 03 2847 2002)
b. Pedomen Beton 1989 (SKBI 1.4.53.1988)
c. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung (SNI 03
1726 2003)
d. Pedoman Perencanaan untuk Struktur Beton Bertulang Biasa dan Struktur
tembok Bertulang untuk Gedung 1983
e. Persyaratan umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1082)-NI-3
f. Peraturan Portland Cement Indonesia 1972 / NI-8
g. Mutu dan Cara Uji Semen Portland (SII 0013-81)
h. Mutu dan Cara Uji Semen Beton (SII 0052-80)
i. ASTM C-33 Standart Specification for Concrete Agregates.
j. Baja Tulangan Beton (SII 0136-84)
k. Jaringan Kawat Baja Las untuk Tulangan Beton (SII 0784-83)
l. American Society for Testing Material ( ASTM )
m. Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat
n. Petunjuk Perencanaan Struktur Bangunan untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran
pada bangunan Rumah dan Gedung (SKBI-2.3.5.3.1987 UDC : 699.81 : 624.04)
3.1.3. KEAHLIAN DAN PERTUKANGAN
Kontraktor harus membuat beton dengan kualitas sesuai dengan
ketentuanketentuan yang diisyaratkan, antara lain, mutu dan penggunaannya selama
pelaksanaan. Semua pekerjaan beton harus dilakukan oleh tenaga ahli yang
berpengalaman, termasuk tenaga ahli untuk acuan / bekisting sehingga dapat
mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi. Selain itu Kontraktor wajib
menggunakan tukang yang berpengalaman, sehingga sudah paham denganpekerjaan
yang sedang dilaksanakannya terutama pada saat dan setelah pengecoran
berlangsung. Semua tenaga ahli dan tukang tersebut harus mengawasi pekerjaan
sampai pekerjaan perawatan beton selesai dilakukan.
Untuk itu paling lambat 10 hari sebelum pekerjaan dimulai Kontraktor harus
mengusulkan metode kerja dan harus disetujui Konsultan PENGAWAS. Jika
dipandang perlu, maka Konsultan PENGAWAS berhak untuk menunjuk tenaga ahli
diluar yang ditunjuk Kontraktor untuk membantu mengevaluasi semua usulan
Kontraktor dan semua biaya yang timbul menjadi beban Kontraktor.
3.1.4. Persyaratan Bahan
a. Semen
Pembangunan Gedung Kantor Kesehatan Pelabuhan Wilker Parepare 2014
18
Spesifikasi Teknis
Semen yang boleh digunakan untuk pembuatan beton harus dari jenis semen
yang telah ditentukan dalam SII 0013-81 dan harus memenuhi persyaratan yang
telah ditetapkan dalam standart tersebut. Semua yang akan dipakai harus dari
satu merk yang sama dan dalam keadaan baru. Semen yang dikirim harus
terlindung dari hujan dan air. Semen harus terbungkus dalam sak (kantong) asli
dari pabriknya dan dalam keadaan tertutup rapat. Semen harus disimpan di
gudang dengan ventilasi yang baik, tidak lembab dan diletakkan pada tempat
yang tinggi, sehingga aman dari kemungkinan yang tidak diinginkan. Semen
tersebut tidak boleh ditumpuk lebih dari 10 sak. System penyimpanan semen
harus diatur sedemikian rupa, sehingga semen tersebut tidak tersimpan terlalu
lama. Semen yang diragukan mutunya dan rusak akibat salah penyimpanan,
seperti membatu, tidak diijinkan untuk dipakai. Bahan yang telah ditolak harus
segera dikeluarkan dari lapangan paling lambat dalam waktu 2 (dua) hari atas
biaya Kontraktor.
b. Agregat
Pada pembuatan beton, ada dua ukuran agregat yang digunakan, yaitu agregat
kasar / batu pecah dan agregat halus / pasir beton. Kedua jenis agregat ini
diisyaratkan sebagai berikut :
1) Agregat Kasar, ukuran besar ukuran nominal maksimum agregat kasar harus
tidak melebihi 1/5 jarak terkecil antara bidang samping dari cetakan, atau
1/3 dari tebal pelat. Atau jarak bersih minimum antar baja tulangan,
berkas baja tulangan atau tendon pratekan atao 30 mm. Gradasi Agregat
tersebut secara keseluruhan harus sesuai dengan yang diisyaratkan oleh
ASTM agar tidak terjadi adanya sarang kerikil atau rongga dengan ketentuan
sebagai berikut:
2)
Sisa di atas
( % Berat )
Ayakan 31.50 mm
Ayakan 4.00 mm
90-98
01-10
Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan bebas dari
bahan bahan organik, lumpur dan kotoran lainnya. Kadar Lumpur harus
lebih kecil dari 4% berat. Agregat halus terdiri dari butir-butir beraneka
ragam besarnya dan apabila diayak harus memenuhi syarat sb :
Sisa di atas
( % Berat )
Ayakan 4.00 mm
0.2
Ayakan 1.00 mm
10
Ayakan 0.25 mm
80-95
19
Spesifikasi Teknis
20
Spesifikasi Teknis
K225
K250
K275
K300
K350
K400
158
175
192
210
245
280
300
300
300
325
350
375
550
550
550
550
550
550
0.55
0.55
0.55
0.55
0.5
0.5
21
Spesifikasi Teknis
Alat pembuat benda uji, termasuk bak penyimpanan untuk merawat benda uji pada
temperatur yang normal dan terhindar dari sengatan matahari.
4. Jika menggunakan beton Ready Mix, maka peralatan yang disebut (a) dan (b) di atas
harus dipersiapkan pada pabrik beton ready mix.
c. Pengujian Agregat
1. Pengujian Pendahuluan Agregat
Kontraktor harus melakukan pengujian pendahuluan agregat sebagai berikut:
- Sieve analysis
- Pengujian Kadar lumpur dan Kotoran lain.
- Pengujian Unsur Organis
- Pengujian kadar clorida dan Sulfat.
Hasil pengujian tersebut harus diserahkan kepada Konsultan PENGAWAS untuk
mendapatkan persetujuan (a) dan (b) dengan pengujian kadar air dari tiap jenis agregat
harus dilakukan terhadap contoh untuk setiap Trial Mix.
2. Benda Uji Agregat
Kontraktor harus melaksanakan pengujian atas agregat yang akan digunakan untuk
menghasilkan beton seperti yang disyaratkan. Jumlah minimum untuk pengujian agregat
yang dipakai untuk pekerjaan beton adalah sebagai berikut :
Type Pengujian
Minimum Satu Contoh
-
Sieve Analysis
Moisture Content
Clay, Silt, dan Kotoran
Kadar Organis
Kadar Klorida dan Sulfat
Setiap Minggu
Setiap Minggu
Setiap Hari
Setiap Minggu
Setiap 500 m3 Beton
Jika hasil pembuatan beton yang dilakukan oleh kontraktor tidak memuaskan, maka
Konsultan PENGAWAS berhak untuk meminta pengujian tambahan dengan beban biaya
Kontraktor. Dan sebaliknya mungkin jumlah pengujian dapat dikurangi jika hasil yang
diperoleh ternyata memuaskan.
d. Pengujian Beton
1. Benda Uji Beton
Benda Uji harus diberi kode / tanda yang menunjukan tanggal pengecoran, lokasi
pengecoran dari bagian struktur yang bersangkutan. Benda uji harus diambil sebelum
beton dituang ke lokasi penggocoran sesuai dengan yang disaratkan oleh Konsultan
PENGAWAS.
2. Jumlah benda uji beton
a. Pada awal pelaksanaan, harus dibuat minimum 1 benda uji per 1,50 m3 beton hingga
cepat dapat diperoleh 30 benda uji yang pertama benda uji harus berbentuk kubus /
Silinder benda uji bentuk lainya dapat digunakan bentuk lainya dapat digunakan bila
disetujui oleh Konsultan PENGAWAS. Selanjutnya pengambilan benda uji sebanyak 2
(dua) buah dilakukan setiap 5 m3 beton. Benda uji tersebut ditentukan secara acak
oleh Konsultan PENGAWAS dan harus dirawat sesuai dengan persyaratan.
b. Jumlah uji beton untuk uji kuat tekan dari setiap tekan dari setiap mutu beton mutu
yang dituang pada suatu hari harus diambil minimal satu kali. Pada setiap satu kali
pengambilan contoh beton harus dibuat dua buah spesimen kubus. Satu data hasil uji
kuat tekan adalah hasil rata-rata dari uji tekan dua spesimen ini yang diuji pada umur
yang ditentukan, yaitu umur 7 hari dan 28 hari.
c. Jika hasil uji beton kurang memuaskan, maka Konsultan PENGAWAS dapat meminta
jumlah benda uji yang lebih besar dari ketentuan di atas. Dengan beban biaya
ditangung oleh kontrator.
Pembangunan Gedung Kantor Kesehatan Pelabuhan Wilker Parepare 2014
22
Spesifikasi Teknis
d. Jumlah minimum benda uji yang harus dipersiapkan unutk setiap mutu beton adalah:
Jumlah Minimum
Jenis Struktur
Waktu Perawatan (hari)
Benda Uji
3
7
8
Beton
4
2
2
Bertulang
Beton
6
2
2
2
Pratekan
3. Laporan Hasil Uji Beton
Kontraktor harus membuat laporan tertulis atas uji beton dari laboratorium penguji
untuk disahkan oleh Konsultan PENGAWAS. Laporan tersebut harus dilengkapi dengan
perhitungan tekanan beton Karakteristik.
4. Evaluasi Kualitas Beton berdasarkan Hasil Uji Beton
a. Deviasi Standart S
Deviasi Standart produksi neton ditetapkan berdasarkan jumlah 30 buah hasil tes
kubus atau silinder. Deviasi yang dihitung dari jumlah contoh kubus yang kurang dari
30 buah harus dikoreksi dengan faktor pengali seperti tercantum dalam tabel berikut:
fc fcr2
S
=
N-1
Jumlah Benda Uji ( N )
15
1.16
20
1.08
25
1.03
30
1.00
23
Spesifikasi Teknis
beban dan lain-lain. Semua biaya pengujian ini menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Lokasi dan banyaknya pengujian akan ditentukan secara khusus dengan melihat kasus
perkasus.
e. Pengujian Besi Beton
1. Benda Uji Besi Beton
a. Sebelum besi beton dipesan, Kontraktor wajib mengambil benda uji besi beton
masing-masing 2 buah dengan ukuran panjang 100 cm sesuai dengan diameter dan
mutu yang akan digunakan. Selanjutnya benda uji besi beton harus diambil dengan
disaksikan oleh Konsultan PENGAWAS sebanyak 2 buah untuk setiap 20 ton untuk
masing masing diameter besi beton. Uji besi beton terdiri dari uji tarik dan uji lentur.
b. Pengujian mutu besi juga akan dilakukan setiap saat bilamana dipandang perlu oleh
Konsultan PENGAWAS. Contoh besi beton yang diambil untuk pengujian tanpa
disaksikan Konsultan PENGAWAS tidak diperkenankan dan hasil uji dianggap tidak
sah. Semua biaya uji tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
c. Benda uji harus diberi tanda dengan kode yang menunjukkan tanggal pengiriman,
lokasi terpasang bagian struktur yang bersangkutan dan lain-lain data yang perlu
dicatat.
d. Jika akibat suatu alasan, seperti hasil uji yang kurang memuaskan, maka Konsultan
PENGAWAS berhak untuk meminta pengambilan contoh benda uji lebih besar dari
yang ditentukan di atas, dengan beban biaya ditanggung oleh kontraktor.
2. Laporan Hasil Uji Besi Beton
Kontraktor harus membuat dan menyusun hasil uji besi beton dari laboratorium penguji
untuk diserahkan kepada Konsultan PENGAWAS dan laporan tersebut harus dilengkapi
dengan kesimpulan apakah kualitas besi beton tersebut memenuhi syarat yang telah
ditentukan.
3.2.6. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
a. Slump
Selama pelaksanaan harus ada pengujian slump, yang jika tidak ditentukan secara
khusus adalah antara 5 12 cm untuk beton umumnya, sedang tiang bor slump
sebagai berikut, Beton diambil sebelum dituangkan ke dalam cetakan beton
(begisting). Cetakan slump dibasahkan dan ditempatkan di atas permukaan yang rata.
Cetakan diisi sampai kurang lebih sepertiganya. Kemudian beton tersebut
ditusuktusuk 25 kali dan setiap tusukan harus masuk sampai dengan satu lapisan di
bawahnya. Setelah bagian atas diratakan, segera cetakan diangkat perlahan-lahan
dan diukur penurunannya.
b. Persetujuan Konsultan PENGAWAS
Sebelum semua tahap pelaksanaan berikutnya dilaksanakan, Kontraktor harus
mendapatkan persetujuan tertulis dari Konsultan PENGAWAS. Laporan harus
diberikan kepada Konsultan PENGAWAS paling lambat 3 hari sebelum pekerjaan
dilaksanakan. Hal-hal khusus akan didiskusikan secara lebih mendalam antara semua
pihak yang berkepentingan. Semua tahapan pelaksanaan tersebut harus dicatat
secara baik dan jelas sehingga mudah untuk ditelusuri jika suatu saat data tersebut
dibutuhkan untuk pemeriksaan.
c. Persiapan dan Pemeriksaan
Kontraktor tidak diijinkan untuk melakukan pengecoran beton tanpa ijin tertulis dari
Konsultan PENGAWAS. Kontraktor harus melaporkan kepada Konsultan PENGAWAS
tentang kesiapannya untuk melakukan pengecoran dan laporan tersebut harus
disampaikan beberapa hari sebelum waktu pengecoran, sesuai dengan kesepakatan
Pembangunan Gedung Kantor Kesehatan Pelabuhan Wilker Parepare 2014
24
Spesifikasi Teknis
25
Spesifikasi Teknis
volume pengecoran yang akan dilakukan. Sebagai gambaran setiap alat pemadam
maupun memadatkan sekitar 5 8 m3 beton segar per jam. Beton segar
dicampurkan harus ditempatkan sedekat mungkin dengan lokasi akhir, sehingga
masalah segregasi dan pengerasan beton dapat dihindarkan dan selama pemadatan
beton masih bersifat plastis.
3.2.7. PEMADATAN BETON
a. Alat Pemadat Beton
Beton yang akan dicor harus segera dipadatkan dengan alat pemadat (vibrator)
dengan tipe yang disetujui oleh Konsultan PENGAWAS Pemadatan tersebut bertujuan
untuk mengurangi udara pada beton yang akan mengurangi kualitas pada beton.
Pemadatan tersebut berkaitan dengan kelecakan (workability) beton. Pada cuaca
panas kelecakan beton menjadi sangat singkat, sehingga slump yang rendah-rendah
biasanya merupakan masalah. Untuk itu harus disediakan vibrator dalam jumlah yang
memadai, sesuai dengan besarnya pengecoran yang akan dilakukan. Minimum harus
dipersiapkan satu vebriator cadangan yang akan dipakai, jika ada vebriator cadangan
yang akan dipakai, jika ada vebriator yang rusak pada saat pemadatan sedang
berlangsung. Alat pemadat harus di tempatkan sedemikian rupa sehingga tidak
menyentuh besi beton.
b. Lokasi Pemadatan yang Sulit
Pada lokasi yang diperkirakan sulit untuk dipadatkan seperti pada pertemuan balok
kolom, dinding beton yang tipis dan pada lokasi pembersihan yang rapat dan rumit,
maka kontraktor harus mempersiapkan metode khusus untuk pemadatan beton yang
disampaikan kepada Konsultan PENGAWAS paling lambat 3 hari sebelum pengecoran
dilaksanakan, agar tidak terjadi keropos pada beton, sehingga secara kualitas tidak
akan disetujui.
c. Pemadatan Kembali
Jika permukaan beton mengalami keretakan dalam kondisi masih plastis, maka beton
tersebut harus dipadatkan kembali sesuai dengan rekomondasi Konsultan
PENGAWAS agar retak tersebut dapat dihilangkan.
d. Metode Pemadatan Lain
Jika dipandang perlu Kontraktor dapat mengusulkan cara pemadatan lain yang
dipandang dapat menyebabkan perbedaan temperatur yang besar antara permukaan
dan inti beton. Hal ini dapat menyebabkan keretakan struktur dan terjadinya
tegangan menetap pada beton, tanpa adanya beban yang bekerja.
3.2.8. TEMPERATUR BETON SEGAR
Dalam waktu 2 menit setelah contoh diambil, sebuah termometer yang mempunyai skala
5 s/d 100o C, harus dimasukkan ke dalam contoh tersebut sedalam 100 mm. Jika
temperatur sudah stabil selama 1 menit, maka temperatur tersebut harus dicatat dengan
ketelitian 1o C.
3.2.9. PERAWATAN BETON
a. Tujuan Perawatan
Perawatan beton bertujuan antara lain untuk menjaga agar tidak terjadi kehilangan
zat cair pada saat pengikatan awal terjadi dan mencegah penguapan air dari beton
pada umur beton awal dan juga mencegah perbedaan temperatur dalam beton yang
dapat menyebabkan terjadinya keretakan dan penurunan kualitas beton. Perawatan
beton harus dilakukan begitu pekerjaan pemadatan beton selesai dilakukan. Untuk
26
Spesifikasi Teknis
b.
c.
d.
e.
itu harus dilakukan perawatan beton sedemikian sehingga tidak terjadi penguapan
yang cepat terutama pada permukaan beton yang baru dipadatkan.
Lama Perawatan
Permukaan beton harus dirawat secara baik dan terus menerus dibasahi dengan air
bersih selama minimal 7 hari segera setelah pengecoran selesai. Untuk elemen
vertikal seperti kolom dan dinding beton, maka beton tersebut harus diselimuti
dengan karung yang dibasahi terus menerus selama 7 hari.
Perlindungan Beton Tebal
Untuk pengecoran beton dengan ketebalan lebih dari 600 mm, maka permukaan
beton harus dilindungi dengan material (misalnya stereo foam) yang disetujui oleh
Konsultan PENGAWAS, agar dapat memantulkan radiasi akibat panas. Material
tersebut harus dibuat kedap, agar kelembaban permukaan beton dapat
dipertahankan.
Acuan Metal
Setiap acuan yang terbuat dari metal, beton ataupun material lain yang sejenis, harus
didinginkan dengan air sebelum pengecoran dilakukan. Acuan tersebut dihindari dari
terik matahari langsung, karena sifatnya yang mudah menyerap dan mengantarkan
panas. Perlakuan yang kurang baik akan menyebabkan retak-retak yang parah pada
permukaan beton.
Curing Compound
Cara lain yang banyak digunakan saat ini adalah dengan menggunakan curing
compound. Jenis dan type curing compound yang digunakan harus disetujui oleh
Konsultan PENGAWAS. Harus diperhatikan agar tidak terjadi penurunan temperatur
yang cepat pada permukaan beton sehingga dapat menyebabkan keretakan pada
permukaan beton.
27
Spesifikasi Teknis
28
Spesifikasi Teknis
f.
Lama pengadukan tidak kurang dari 2 menit sesudah semua bahan berada dalam
mesin pengaduk
g. Mesin pengaduk yang tidak dipakai lebih dari 30 menit harus dibersihkan lebih
dahulu, sebelum adukan beton yang baru dimulai
3.2.12. BESI BETON
a. Merk besi beton
Sebelum pemesanan dilakukan, maka Kontraktor harus mengusulkan merk besi
beton dilengkapi dengan brosur dan data teknis dari pabrik yang akan digunakan
untuk disetujui Konsultan PENGAWAS
b. Penyimpanan
Besi beton disimpan pada tempat yang bersih dan tumpu secara baik tidak merusak
kualitasnya. Tempat penyimpanan harus cukup terlindung sehingga kemungkinan
karat dapat dihindarkan
c. Gambar Kerja dan Bending Schedule
Pembengkokan besi beton harus dilakukan sesuai dengan gambar rencana dan
berdasarkan standar detail yang ada. Pembengkokan tersebut harus dilakukan
dengan menggunakan alat-alat (bar bender) sedemikian rupa sehingga tidak
menimbulkan cacat, patah, retak-retak dan sebagainya. Semua pembengkokan harus
dilakukan dalam keadaan dingin dan pemotongan harus dengan bar cutter.
Pemotongan dan pembengkokan dengan sistem panas sama sekali tidak diijinkan.
Untuk itu Kontraktor harus membuat gambar kerja pembengkokan (bending
schedule) dan diajukan kepada Konsultan PENGAWAS untuk mendapatkan
persetujuan.
d. Bebas karat
Pemasangan dan penyetelan berdasarkan evaluasi yang sesuai dengan gambar dan
harus sudah diperhitungkan toleransi penurunannya. Sebelum besi beton dipasang,
permukaan besi beton harus bebas dari karat, minyak dan lain-lain yang dapat
mengurangi lekatan besi beton.
e. Selimut Beton
Besi beton harus dilindungi oleh selimut beton yang sesuai dengan gambar standart
detail. Sebagai catatan, pemasangan tulangan-tulangan utama tarik / tekan
penampang beton harus dipasang sejauh mungkin dari garis tengah penampang,
sehingga pemakaian selimut beton yang melebihi ketentuan-ketentuan tersebut di
atas harus mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan PENGAWAS.
f. Penjangkaran
Pemasangan rangkaian besi beton yaitu kait-kait, panjang penjangkaran, penyaluran,
letak sambungan dan lain-lain harus sesuai dengan gambar standar yang terdapat
dalam gambar rencana. Apabila ada keraguan tentang ini maka Kontraktor harus
meminta klarifikasi kepada Konsultan PENGAWAS.
g. Kawat Beton dan Penunjang
Penyetelan besi beton harus dilakukan dengan teliti, terpasang pada kedudukan yang
kokoh untuk menghindari pemindahan tempat, dengan menggunakan kawat yang
berukuran tidak kurang dari 16 gauge atau klip yang sesuai pada setiap tiga
pertemuan. Pembesian harus ditunjang dengan beton tahu atau penunjang besi,
spacers atau besi penggantung seperti yang ditunjukkan pada gambar standar atau
dicantuPengawasan pada spesifikasi ini. Penunjang-penunjang metal tidak boleh
diletakkan berhubungan acuan. Ikatan dari kawat harus dimasukkan ke dalam
penampang beton, sehingga tidak menonjol permukaan beton.
h. Sengkang-sengkang
29
Spesifikasi Teknis
Untuk menjamin bahwa perilaku elemen struktur sesuai dengan rencana, maka
sengkang harus diikat pada tulangan utama dan jaraknya harus sesuai dengan
gambar. Akhiran / kait sengkang harus dibuat seperti yang disyaratkan di dalam
gambar standar agar sengkang dapat bekerja seperti yang diinginkan. Demikian juga
untuk besi pengikat yang digunakan untuk pengikat tulangan utama.
i. Beton Bending
Beton bending harus digunakan untuk menahan jarak yang tepat pada tulangan, dan
minimum mempunyai kekuatan beton yang sama dengan beton yang akan dicor.
Jarak antara beton bending ditentukan maksimal 100 cm.
j. Penggantian Besi
1. Kontraktor harus mengusahakan supaya besi yang dipasang adalah sesuai dengan
apa yang tertera pada gambar
2. Dalam hal ini dimana berdasarkan pengalaman kontraktor atau pendapatnya
terdapat kekeliruan atau kekurangan atau perlu penyempurnaan pembesian
yang ada maka Kontraktor dapat menambah ekstra besi dengan tidak
mengurangi pembesian yang tertera dalam gambar.
3. Jika Kontraktor tidak berhasil mendapatkan diameter besi yang sesuai dengan
yang ditetapkan dalam gambar maka dapat dilakukan penukaran diameter besi
dengan diameter yang terdekat dengan catatan :
- Harus ada persetujuan dari Konsultan PENGAWAS
- Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi di tempat tersebut tidak
boleh kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini yang dimaksud
adalah jumlah luas). Khusus untuk balok portal, jumlah luas penampang besi
pada tumpuan juga tidak boleh lebih besar jauh dari pembesian aslinya.
- Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan keruwetan pembesian di
tempat tersebut atau di daerah overlap yang dapat menyulitkan pengecoran.
- Tidak ada pekerjaan tambah dan tambahan waktu pelaksanaan
k. Toleransi Besi
Diameter Besi (mm)
Toleransi dia (mm)
Toleransi Berat (%)
610
1016
1628
28
0.4
0.4
0.5
0.6
7
5
4
2
Toleransi Terhadap B
(mm)
B 200
B 200
9.0
12.0
5
9
Dimana B adalah dimensi elemen stuktur baik untuk lebar maupun tinggi. Pelaksanaan
yang tidak memenuhi toleransi tersebut akan dievaluasi oleh Konsultan PENGAWAS,
30
Spesifikasi Teknis
untuk selanjutnya diputuskan. Semua akibat kesalahan tersebut menjadi tanggung jawab
Kontraktor
3.2.14. PEMASANGAN ALAT-ALAT DIDALAM BETON / Sparing
a. Kontraktor harus membuat gambar kerja yang menunjukkan secara tepat lokasi
sparing yang akan terdapat pada elemen struktur. Kontraktor wajib mempelajari
gambar M & E dan mendiskusikan dengan pihak terkait jika terdapat keraguan
tentang gambar tersebut. Kebutuhan sparing yang terjadi akibat perubahan desain
harus diinformasikan segera kepada Konsultan PENGAWAS untuk mendapatkan
pemecahannya. Pekerjaan pembobokan, membuat lubang atau memotong
konstruksi beton yang sudah jadi harus dihindarkan dan jika diperlukan harus
mendapatkan ijin tertulis dari Konsultan PENGAWAS.
b. Ukuran lubang, pasangan alat-alat di dalam beton, pemasangan dan sebagainya,
harus sesuai dengan gambar struktur maupun gambar lain yang terkait atau menurut
petunjuk-petunjuk Konsultan PENGAWAS.
c. Perkuatan pada lubang-lubang beton untuk keperluan pekerjaan M / E harus
mengikuti ketentuan yang terdapat di dalam gambar standar. Jika tidak / belum
tertera di dalam gambar maka Kontraktor wajib menginformasikan hal tersebut
kepada Konsultan PENGAWAS untuk mendapatkan penyelesaiannya.
3.2.15. BETON KEDAP AIR
a. Beton kedap air adalah beton yang dibuat agar tidak tembus air untuk jangka waktu
lama. Untuk itu Kontraktor wajib mengikuti segala ketentuan yang disyaratkan oleh
Pemasok bahan kedap air / water proofing, termasuk cara pembuatan beton
tersebut.
b. Pada siar pelaksanaan harus dipasang waterstop sesuai dengan spesifikasi pabrik.
Waterstop tersebut harus ditunjukkan di dalam gambar kerja / shop drawing,
sehingga rencana pengecoran harus direncanakan dengan baik. Biaya waterstop
tersebut sudah termasuk di dalam penawaran yang diajukan oleh Kontraktor.
c. Apabila terjadi kebocoran selama masa garansi, maka kontraktor harus mengadakan
perbaikan-perbaikan dengan biaya Kontraktor. Prosedur perbaikan tersebut harus
diusulkan oleh Kontraktor dan disetujui oleh Konsultan PENGAWAS, sedemikian rupa
sehingga tidak merusak bagian-bagian lain yang sudah selesai.
3.2.16. ACUAN / BEKISTING
a. Umum
1. Kontraktor harus membuat acuan yang dapat dipertanggungjawabkan secara
struktur baik kekuatan, stabilitas maupun kekakuannya serta layak untuk
digunakan. Acuan merupakan suatu bagian pekerjaan struktur yang berguna
untuk membentuk struktur beton agar sesuai gambar kerja rencana.
2. Jenis acuan harus sesuai dengan yang disyaratkan di dalam spesifikasi ini.
Kontraktor dapat mengusulkan alternatif acuan dengan catatan bahwa harus
disetujui oleh Konsultan PENGAWAS. Di dalam penawarannya Kontraktor wajib
menawarkan sesuai dengan yang ditentukan di dalam spesifikasi.
3. Semua bagian acuan yang sudah selesai digunakan harus dibongkar dan
dikeluarkan dari lokasi pekerjaan. Tidak dibenarkan adanya bagian acuan yang
tertanam di dalam struktur beton.
4. Pada struktur beton kedap air, cara pemasangan acuan dan bukaan pada acuan
dan bukan pada acuan harus dibuat sedemikian rupa, sehingga bukaan tersebut
harus dapat ditutup dengan sempurna, sehingga bukaan tersebut harus dapat
Pembangunan Gedung Kantor Kesehatan Pelabuhan Wilker Parepare 2014
31
Spesifikasi Teknis
32
Spesifikasi Teknis
3.
4.
5.
6.
7.
8.
arsitektur juga harus dipertimbangkan baik sebagai beban maupun dalam analisa
biaya.
Gambar Kerja
Kontraktor harus membuat gambar kerja khusus acuan berdasarkan analisa yang
dilakukannya. Gambar kerja tersebut harus lengkap disertai ukuran dan detaildetail sambungan yang benar dan selanjutnya diserahkan kepada Konsultan
PENGAWAS untuk persetujuannya. Tanpa persetujuan tersebut Kontraktor tidak
diperkenankan untuk memulai pembuatan acuan di lapangan.
Tanggung Jawab
Walaupun sudah disetujui oleh Konsultan PENGAWAS, tanggung jawab
sepenuhnya atas kekuatan, kekakuan dan stabilitas acuan sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Kontraktor. Jika terjadi hal-hal yang tidak sesuai dengan
perkiraan ataupun kekeliruan yang mengakibatkan timbulnya biaya tambahan,
maka semua biaya tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor. Acuan harus
dibuat sesuai dengan yang dibuat di dalam gambar kerja. Pelaksanaan yang tidak
sesuai dengan gambar kerja harus segera dibongkar.
Stabilitas Acuan
Semua acuan harus diberi penguat datar dan silang sehingga kemungkinan
bergeraknya acuan selama pelaksanaan pekerjaan dapat dihindari. Konsultan
PENGAWAS berhak untuk meminta Kontraktor untuk memperbaiki acuan yang
dianggap tidak / kurang sempurna dengan beban biaya Kontraktor.
Inspeksi Konsultan PENGAWAS
Semua acuan dengan penunjang-penunjang harus diatur sedemikian rupa
sehingga memungkinkan dilakukannya inspeksi dengan mudah oleh Konsultan
PENGAWAS.
Detail Acuan
Penyusunan acuan harus sedemikian rupa hingga pada waktu pembongkarannya
tidak menimbulkan kerusakan pada bagian beton yang bersangkutan.
Akurasi
Acuan harus dapat menghasilkan bagian konstruksi yang ukuran kerataan /
kelurusan, elevasi dan posisinya sesuai dengan gambarPEMBANGUNAN gambar
konstruksi. Toleransi ukuran dan posisi harus sesuai dengan yang tercantum
dalam spesifikasi ini.
33
Spesifikasi Teknis
12.
13.
14.
15.
% Terhadap Bentang
0.3
0.5
e. Pembongkaran Acuan
1. Pembongkaran harus dilakukan dengan hati-hati, dimana bagian konstruksi
yng dibongkar acuannya harus dapat memikul berat sendiri dan beban-beban
pelaksanaannya.
2. Pembongkaran acuan dapat dilakukan setelah mencapai waktu sbb :
Elemen Struktur
Waktu Minimum
3 hari
21 hari
21 hari
21 hari
34
Spesifikasi Teknis
35
Spesifikasi Teknis
PASAL 4
PEKERJAAN ARSITEKTUR
4.1. UMUM
4.1.1. KETENTUAN UMUM
a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu serta cara kerja yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat
dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
2. Pada spesifikasi teknis ini diatur seluruh pekerjaan berdasarkan peraturan dan
ketentuan yang berlaku, baik yang bersifat daerah, nasional, maupun internasional,
serta berdasarkan jenis bahan / material, cara pelaksanaan (metode) dan sistem yang
dibutuhkan.
3. Seluruh pekerjaan akan dikelola (manager) oleh Konsultan PENGAWAS, yaitu dalam
hal Koordinasi dan Pengawasan, mencakup mutu hasil kerja (kualitas), Waktu
pelaksanaan (Schedule) dan Pembiayaan.
4. Seluruh pekerjaan yang berkaitan dengan estetika, penentuan warnanya harus
terlebih dahulu dikonsultasikan dengan Konsultan Perencana serta mendapat
persetujuan dari (Owner).
b. Peraturan-peraturan yang dipakai
- Peraturan-peraturan / standar setempat yang biasa dipakai.
- Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 ; NI-2.
- Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961 ; NI-5
- Peraturan Semen Portland Indonesia 1972 ; NI-8
- Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah setempat
- Ketentuan-ketentuan umum untuk pelaksanaan Pemborong Pekerjaan Umum (A.V.)
No. 9 tanggal 28 Mei 1941 dan Tambahan Lembaran Negara No. 14571.
- Petunjuk-petunjuk dan Peringatan-peringatan lisan maupun tertulis yang diberikan
Konsultan PENGAWAS.
- Standart Normalisasi Jerman (D.I.N.).
- American Society for Testing and Material (A.S.T.M.).
- American Concrete Institute (A.C.I.).
- Semen Portland harus memenuhi NI-8, SII 0013-81 dan ASTM C 1500- 78A
- Pasir beton yang digunakan harus memenuhi PUBI 82 pasal 11 dan SII 0404-80.
- Kerikil / split harus memenuhi PUBI 82 pasal 12 dan SII 0079-79/0087- 75/0075-75.
- Air harus memenuhi persyaratan dalam PUBI 82 pasal 9, AVGNOR P18- 303 dan NZS3121/1974.
- Pengendalian seluruh pekerjaan beton ini harus sesuai dengan persyaratan : PBI 1971
(NI-2) PUBI 1982 dan (NI-8).
- Standar dari bahan waterproofing mengikuti prosedur yang ditentukan oleh pabrik
dan standar-standar lainnya seperti :NI.3, ASTM 828, ASTME, TAPP I 803 dan 407.
- Pengendalian pekerjaan keramik harus sesuai dengan peraturan ASTM, NI-129, PUBI
1982 pasal 31 dan SII-0023-81.
- Pengendalian seluruh pekerjaan karpet harus sesusi dengan peraturanperaturan
ASTM E-648 dan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari pabrik.
- Syarat bahan glass block sesuai dengan standar pabrik, tanpa cacat serta memenuhi
dalam PUBI 1982 pasal 63 dan SII 0189/78.
- Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai dengan persyaratan dalam NI-5 (PKKI
tahun 1961), PUBI 82 pasal 37 dan memenuhi persyaratan dalam SII 0458-81.
36
Spesifikasi Teknis
37
Spesifikasi Teknis
38
Spesifikasi Teknis
2. Papan dasar pelaksanaan(Bouwplank) dibuat dari kayu meranti, ukuran tebal 30 mm,
lebar 200mm, lurus dan diserut rata pada sisi sebelah atasnya. Pemasangan harus
kuat dan menggunakan sifat dasar (waterpass).
3. Papan dasar pelaksanaan (Bouwplank) harus dibuat tanda-tanda yang mennyatakan
as-as dan level / peil-peil dengan warna yang jelas dan tidak mudah hilang bila
terkena air hujan.
4. Tinggi sisi atas papan patok ukuran harus sama satu dengan lainnya, kecuali
dikehendaki lain oleh Konsultan PENGAWAS.
5. Papan dasar pelaksanaan dipasang sejauh 1.000 mm dari sisi luar galian tanah
pondasi.
6. Setelah selesai pemasangan papan dasar pelaksanaan Kontraktor harus melapor
kepada Konsultan PENGAWAS.
7. Segala pekerjaan pembuatan dan pemasangan papan dasar pelaksanaan termasuk
tanggungan Kontraktor.
39
Spesifikasi Teknis
5. Besi Beton
Digunakan mutu U-24, besi harus bersih dari lapisan minyak / lemak dan bebas
dari cacat seperti serpih-serpih dan sebagainya. Penampang besi adalah bulat
dan memenuhi syarat-syarat PBI 1971. Kontraktor diwajibkan, bila dipandang
perlu untuk memeriksa mutu besi beton ke laboratorium pemeriksaan bahan
yang resmi dan sah atas biaya Kontraktor.
6. Pengendalian pekerjaan ini harus sesuai dengan :
a. Peraturan-peraturan / standar setempat yang biasa dipakai.
b. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 ; NI-2
c. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961 ; NI-5
d. Peraturan Semen Portland Indonesia 1972 ; NI-8
e. Peraturan Pembangunan Daerah Setempat.
f. Ketentuan-Ketentuan umum untuk pelaksanaan Pemborong Pekerjaan
Umum (AV) No.9 tanggal 28 Mei 1941 dan Tambahan Lembaran Negara No
14571.
g. Petunjuk-petunjuk dan Peringatan-peringatan lisan maupun tertulis yang
diberikan Konsultan PENGAWAS.
h. Standar Normalisasi Jerman (D.I.N.).
i. American Society for Testing and Material (A.S.T.M).
j. American Concrete Institue (A.C.I).
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Mutu Beton
Mutu beton yang digunakan adalah : K-175 dan harus memenuhi ketentuanketentuan lain sesuai dengan PBI-1971
2. Pembesian
a. Pembuatan tulangan harus sesuai dengan persyaratan yang tercantum pada
PBI-1971.
b. Pemasangan tulangan beton harus sesuai dengan gambar konstruksi.
c. Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin besi tersebut tidak
berubah tempat decking sesuai dengan ketentuan dalam PBI-1971.
d. Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari
lapangan kerja dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulisdari
Konsultan PENGAWAS.
3. Cara Pengadukan
a. Cara pengadukan harus menggunakan beton molen.
b. akaran untuk semen Portland, pasir dan koral harus disetujui terlebih dahulu
oleh Konsultan PENGAWAS dan tercapai mutu pekerjaan seperti yang
ditentukan dalam uraian dan syarat-syarat. Selama pengadukan kekentalan
adukan beton harus diawasi dengan jalan memeriksa slump pada setiap
campuran baru. Pengujian slump minimum 30 mm dan maksimum 75 mm.
4. Pengecoran Beton
a. Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan
membersihkan dan menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh, pemeriksaan
ukuran-ukuran, ketinggian, pemeriksaan penulangan dan penempatan
penahan jarak.
b. Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan Konsultan
PENGAWAS.
c. Pengecoran harus dilakukan sebaik mungkin dengan menggunakan alat
penggetar untuk menjamin beton cukup padat dan harus dihindarkan
40
Spesifikasi Teknis
terjadinya cacat pada beton seperti keropos dan sarang-sarang koral / split
yang dapat memperlemah konstruksi.
d. Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan hari berikutnya
maka tempat perhentian tersebut harus disetujui oleh Konsultan
PENGAWAS.
5. Pekerjaan Acuan / Bekisting
a. Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang telah
ditetapkan seperti dalam gambar. Dari papan jenis kayu yang memenuhi
persyaratan dalam NI-2 pasal 5.1.
b. Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatanperkuatan sehingga
cukup kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk dan tetap pada kedudukan
selama pengecoran.
c. Acuan harus rapat tidak bocor, permukaannya licin, bebas dari kotorankotoran seperti tahi gergaji, potongan-potonngan kayu, tanah dan
sebagainya sebelum pengecoran dilakukan serta harus mudah dibongkar
tanpa merusak permukaan beton.
d. Tiang-tiang acuan harus di atas papan atau baja untuk memudahkan
pemindahan perletakan. Tiang-tiang tidak boleh disambung lebih dari satu.
Tiang-tiang yang digunakan dari kayu dolken diameter 80- 100 mm atau
sengon 50/70 mm atau Kayu Kelas II dan III
e. Tiang acuan satu dengan yang lain harus diikat dengan palang papan / balok
secara cross.
f. Pembukaan acuan baru harus dibuka setelah memenuhi syaratsyarat yang
dicantuPengawasan dalam PBI-1971.
g. Kayu yang dipakai adalah papan atau multiplex dengan tebal 25 mm.
h. Penggunaan bekisting (Formwork) harus sesuai dengan petunjuk / spesifikasi
pabrik.
6. Kawat Pengikat
Kawat pengikat besi beton / rangka dibuat dari baja lunak dan tidak disepuh
seng, dengan diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0,40 mm. Kawat
pengikat besi beton / rangka harus memenuhi syaratsyarat yang ditentukan
dalam NI-2 (PBI 1971).
7. Pekerjaan pembongkaran Acuan / Bekisting hanya boleh dilaksanakan dengan ijin
tertulis dari Konsultan PENGAWAS. Setelah bekisting dibuka, tidak diijinkan
mengadakan perubahan apapun pada permukaan beton tanpa persetujuan
tertulis dari Konsultan PENGAWAS.
8. Pelaksana / Kontraktor bertanggung jawab atas kesempurnaan pekerjaannya
sampai dengan saat-saat penyerahan (selesai).
9. Kontraktor harus mengikuti semua peraturan, baik yang terdapat pada uraian
dan syarat-syarat apapun yang tercantum dalam gambargambar atau peraturan
yang berlaku baik dalam negeri maupun luar negeri.
10. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh-contoh
material : besi, koral, pasir, pc untuk mendapat persetujuan dari Konsultan
PENGAWAS.
11. Kontraktor harus melakukan pengujian atas besi / kubus beton di laboratorium
yang akan ditunjuk kemudian.
12. Mutu beton tersebut harus dibuktikan oleh kontraktor dengan mengambil benda
uji berupa kubus / silinder yang ukurannya sesuai dengan syarat-syarat /
ketentuan dalam PBI-1971. Pembuatannya harus disaksikan oleh Konsultan
Pembangunan Gedung Kantor Kesehatan Pelabuhan Wilker Parepare 2014
41
Spesifikasi Teknis
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
42
Spesifikasi Teknis
43
Spesifikasi Teknis
44
Spesifikasi Teknis
d. Celah-celah besar pada aanstampeng / pasangan batu kali kosongan dapat diisi dengan
batu pecahan supaya betul-betul padat sedang pasangan batu kali belah selain
aanstampeng tidak dikehendaki bertindih (bersinggungan) tanpa adanya perekat dicelahcelahnya.
e. Untuk pengikatan sloof maka pada bagian atau pondasi batu kali dibuat stek-stek
sedalam 30 cm tiap 1,00 m1 dengan diameter besi 10 mm.
f. Dimensi / besaran penampang pasangan batu kali belah tersebut dapat dilihat pada
gambar rencana.
g. Urugan lubang pasangan batu kali belah yang berfungsi sebagai pondasi dapat
dilaksanakan bila Direksi mengganggu bahwa bagian pondasi sudah cukup kuat /
mengeras.
c. Pasangan Batu Bata
1. Lingkup Pekerjaan
Pasangan batu bata dilaksanakan untuk dinding / tembok gedung, pondasi ringan,
saluran, bak-bak bunga, ataupun pasangan batu bata lainnya yang ditunjuk pada gambar
rencana.
2. Bahan
a. Batu bata yang dikehendaki adalah batu bata lokal yang berkualitas baik yaitu dengan
hasil pembakaran yang matang berukuran sama kira-kira 6 x 12 x 20 cm tidak boleh
terdapat pecah-pecah (melebihi 20%) dan tidak diperbolehkan memasang bata yang
pernah dipakai.
b. Sebagai Semen dan Pasir untuk pasangan batu bata ini harus sama dengan kualitas
seperti yang disyaratkan untuk pekerjaan beton.
c. Kecuali ditentukan lain semua pasangan batu bata dipasang dengan perekat dengan
campuran 1pc : 5ps. Sedangkan pasangan bata yang kemungkinan lebih sering
berhubungan dengan air (pas. Bata transram) digunakan perekat dengan campuran 1 pc :
3 ps.
3. Pelaksanaan
a. Dimana diperlukan menurut direksi, pemborong harus membuat shop drawing untuk
pelaksanaan pembuatan adukan dan pasangan.
b. Tentukan perbandingan campuran spesi dan tebal adukan yang diperlukan. Adukan
dilaksanakan sesuai standar spesifikasi dari bahan yang digunakan sesuai dengan
petunjuk Perencana / Direksi.
c. Dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus mengikuti semua petunjuk dalam gambar
arsitektur terutama gambar detail dan gambar potongan mengenai ukuran tebal / tinggi /
peil dan bentuk profilnya.
d. Pasangan batu bata harus dipasang tegak lurus, siku, rata, dan tidak boleh terdapat retakretak, dipasang dengan fungsi, ukuran ketebalan dan ketinggian yang ditentukan dalam
gambar rencana.
e. Mencampur Perekat
Perekat harus dicampur dalam alat pencampur yang telah disetujui atau dicampur
dengan tangan pada permukaan yang keras, dilarang memakai perekat yang sudah mulai
mengeras untuk dipakai lagi.
f. Sebelum dimulai pemasangan batu bata harus direndam lebih dahulu dengan air dan
permukaan yang akan dipasang harus basah juga dan untuk semua sambungan harus
dikorek paling sedikit 0,5 cm agar penyelesaian dinding / plesteran dapat melekat dengan
baik, sedang dimana ada pertemuan kusen kayu dengan tembok harus diberi nat selebar
1cm dan dalam 1 cm.
g. Pemasangan tembok bata hanya diperbolehkan maksimum setinggi 1,00 m untuk setiap
harinya.
Pembangunan Gedung Kantor Kesehatan Pelabuhan Wilker Parepare 2014
45
Spesifikasi Teknis
h. Pelubangan akibat pembuatan perancah pada pasangan bata merah sama sekali tidak
diperkenankan.
i. Pasangan tembok dipasang seluas 12,00 m2, bila lebih harus dipasang beton praktis
ukuran penampang 15 x 15 cm.
j. Pasangan batu bata 1pc : 2ps sebagai pasangan di bawah permukaan tanah / lantai harus
diberapen dengan adukan 1pc : 3ps.
k. Syarat-syarat penerimaan :
- Pasangan batu bata dapat diterima / diserahkan apabila deviasi bidang pada arah
diagonal dinding seluas 12 m2 tidak lebih dari 0,5 cm (sebelum diaci / diplester).
- Toleransi terhadap as dinding adalah kurang lebih 1 cm (sebelum diaci / diplester).
l. Pasangan batu bata untuk dinding batu harus menghasilkan dinding finish setebal 15
cm dan untuk dinding 1 batu finish adalah 25 cm. Pelaksanaan pasangan harus cermat,
rapid an benar-benar tegak lurus.
4.2.4. PEKERJAAN PLESTERAN SEMEN
a. Lingkup pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan dan alatalat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga dapat tercapai
hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
2. Lingkup pekerjaan ini meliputi seluruh plesteran dinding batu bata pada kedua sisi
bidangnya (dalam dan luar), plesteran dinding beton, pengisi dan perekat pada
pemasangan bahan finishing, serta seluruh detail yang ditunjukkan dalam gambar.
b. Persyaratan Bahan
1. Campuran pasir (aggregate) untuk plester harus dipilih yang benarbenar bersih dan bebas
dari segala macam kotoran, serta harus melalui ayakan # 1,6 2,0 mm.
2. Untuk area yang tidak memakai finishing bahan lain, dipakai campuran DURACOAT ex.
Durabuilt dengan pemakaian sesuai dengan standar pabrik yang bersangkutan, agar
dapat diperoleh sifat tahan / kedap air(watertight).
3. Pada pemasangan aduk / spesi agar menggunakan :
Pada setiap pertemuan 2 (dua) bahan yang berbeda, seperti : pertemuan kolom dinding
bata, plat beton dinding bata, kolom baja yang difinish plaster dan sebagainya untuk
menghindarkan retak rambut, diberi nat dengan lebar nat 5mm dan dalamnya 5 mm.
4. Pada area tempat terjadi pertemuan bahan yang berbeda (misalnya :
kolom beton-bata atau balok betonbata) dipasang kawat ayam dengan overlap yang
cukup untuk mencegah keretakan.
5. Finishing plesteran menggunakan cat sesuai gambar, seperti dinyatakan dalam RKS
Pekerjaan Pengecatan.
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Seluruh plesteran dinding batu bata dengan aduk canpuran 1 PC : 5 pasir, kecuali pada
dinding batu bata semen raam / rapat air.
2. Pada dinding batu bata semen raam / rapat air diplester dengan aduk campuran 1 pc : 3
ps (yang dilakukan pada sekeliling dinding ruang toilet, dinding eksterior, dan bagianbagian yang ditentukan / disyaratkan dalam detail gambar.
3. Pasir pasang yang digunakan harus bersih, bebas dari Lumpur serta material tidak
terpakai lainnya, diayak terlebih dahulu dengan mata ayakan d 3 mm seperti yang
dipersyaratkan.
4. Material lain yang terdapat dalam persyaratan di atas tetapi dibutuhkan untuk
menyelesaikan / penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus bermutu baik dari
jenisnya dan disetujui Konsultan PENGAWAS.
46
Spesifikasi Teknis
5. Semen portland yang dikirim ke site / lapangan harus dalam keadaan tertutup atau dalam
kantong yang masih disegel dan berlabel pabriknya, bertuliskan tipe dan tingkatannya,
dalam keadaan utuh dan tidak ada cacat.
6. Bahan harus disimpan di tempat kering, berventilasi baik, terlindung, bersih, tempat
penyimpanan bahan harus cukup menampung kebutuhan bahan, dilindungi sesuai
dengan jenisnya yang disyaratkan dari pabrik.
7. Semua bahan yang sebelum dikerjakan harus ditunjukkan kepada Konsultan PENGAWAS
untuk mendapatkan persetujuan, lengkap dengan ketentuan / persyaratan dari pabrik
yang bersangkutan, material yang tidak disetujui harus diganti dengan material lain yang
mutunya sesuai dengan persyaratan tanpa biaya tambahan.
8. Sebelum memulai pekerjaan, kontraktor diharuskan memeriksa site / lapangan yang
telah disiapkan apakah sudah memenuhi persyaratan untuk mulainya pekerjaan.
9. Bila kelainan dalam hal apapun antara gambar, sepesifikasi dan lainnya kontraktor harus
segera melaporkan kepada manajemen kotruksi. Kontraktor tidak diperkenankan
melakukan pekerjaan di tempat tersebut sebelum kelainan / perbedaan diselesaikan.
10. Tebal plesteran 15 mm dengan hasil ketebalan dinding finish 150 mm atau sesuai yang
ditunjukan dalam detail gambar. Ketebalan plesteran yang melebihi 22 mm harus diberi
kawat untuk membantu dan memperkuat daya lekat pelsteran, pada bagian pekerjaan
yang diijinkan Konsultan PENGAWAS.
11. Pertemuan plesteran dengan jenis pekerjaan lain, seperti kusen dan pekerjaan lainnya,
harus dibuat naat (tali air) dengan lebar minimal 5 mm dan dalam 5 mm, kecuali bila
ditentukan lain.
12. Plesteran halus (acian) digunakan campuran PC dan air sampai mendapatkan campuran
homogen, acian dikerjakan sesudah plesteran berumur 8 hari (kering betul), sehingga
siap untuk di cat atau finish wall paper.
13. Kelembaban plesteran harus dijaga, sehingga pengeringan wajar tidak terlalu tiba-tiba,
dengan membasahi plesteran setiap kali terlihat kering dan melindungi dari terik panas
matahari langsung dengan bahan penutup yang bisa mencegah penguapan air secara
tetap.
14. Kontraktor wajib memperbaiki / mengulang / mengganti bila ada kerusakan yang terjadi
selama masa pelaksanaan (dan masa garansi), atas biaya kontrator selama kerusakan
bukan disebabkan oleh tindakan pemilik / pemakai.
15. Khusus untuk permukaan beton yang akan diplester, maka : Seluruh permukaan beton
yang akan di plester harus di buat kasar dengan cara dipahat halus. Sebelum plesteran
dilakukan, seluruh permukaan beton yang akan diplester, dibersihkan dari kotoran, debu
dan minyak serta disiram / dibasahi dengan air semen. Plesteran beton dilakukan dengan
aduk kedap air campuran 1 PC : 3 Ps. Pasir pasang yang digunakan harus diayak terlebih
dahulu dengan mata ayakan seperti yang disyaratkan.
4.3. PEKERJAAN LANTAI DAN DINDING
4.3.1. PEKERJAAN SUB LANTAI
a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan dan
alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga
dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
2. Pekerjaan sub lantai ini dilakukan di bawah lapisan finishing lantai yang
berlangsung di atas tanah (lantai dasar yang tidak memakai plat beton) serta
sesuai detail yang disebutkan ditunjukkan pada gambar.
b. Persyaratan Bahan
1. Semen portland harus memenuhi NI 8, 0013-81 dan ASTM C 1500- 78A.
Pembangunan Gedung Kantor Kesehatan Pelabuhan Wilker Parepare 2014
47
Spesifikasi Teknis
2. Pasir beton yang digunakan harus memenuhi PUBI 82 pasal 11 dan SII 0404-80.
3. Kerikil / split harus memenuhi PUBI 82 pasal 12 dan SII 0079-79/0087- 75/007575.
4. Air harus memenuhi persyaratan PUBI 82 pasal 9, AFNOR P 18 -303 dan NZS
3121/1974.
5. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan : PBI 1971
(NI 2) PUBI 1982 dan (NI - 8).
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Bahan-bahan yang dipakai sebelum digunakan terlebih dahulu harus diserahkan
contoh-contohnya, untuk mendapatkan persetujuan Konsultan PENGAWAS.
2. Material lain yang tidak ditentukan dalam persyaratan di atas, tetapi dibutuhkan
untuk peyelesaian / penggantian dalam pekerjaan ini, harus baru, kualitas
terbaik dari jenisnya dan harus disetujui Konsultan PENGAWAS.
3. Pekerjaan sub lantai dikakukan langsung di atas tanah, maka sebelum pasangan
sub lantai dilaksanakan terlebih dahulu, lapisan urug di bawahnya harus sudah
dikerjakan dengan sempurna (telah dipadatkan sesuai persyaratan), rata
permukaanya dan telah mempunyai daya dukung maksimum.
4. Pekerjaan sub lantai merupakan campuran antara pc, pasir beton dan kerikil
atau split dengan perbandingan 1 : 3 : 5.
5. Tebal lapisan sub lantai minimal dibuat 50 mm atau sesuai yang disebutkan /
disyaratkan dalam detail gambar.
6. Permukaan lapisan sub lantai dibuat rata / waterpass, kecuali pada lantai
ruangan-ruangan yang disyaratkan dengan kemiringan tertentu perlu
diperhatikan mengenai kemiringan lantai agar sesuai yang ditunjukan dalam
gambar dan sesuai petunjuk Konsultan PENGAWAS.
4.3.2. PEKERJAAN WATERPROOFING
a. Lingkup Pekerjaan
1. Yang termasuk pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahanbahan,
biaya, peralatan dan alat-alat bantu lainnya termasuk pengangkutannya yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini sesuai dengan yang dinyatakan
dalam gambar memenuhi uraian syarat di bawah ini serta memenuhi
spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan.
2. Bagian yang diberi lapisan waterproofing ialah:
- Liquid Pada area plat atap
- Liquid Pada area toilet, serta bagian lain yang dinyatakan dalam gambar
b. Persyaratan Bahan
1. Persyaratan Standar Mutu Bahan dan prosedur mengikuti yang ditentukan oleh
pabrik dan standard-standard lainnya seperti : NI.3, ASTM 828, ASTME, TAPP 1
803 dan 407. Kontraktor tidak dibenarkan merubah standard dengan cara
apapun tanpa ijin dari Konsultan PENGAWAS.
2. Bahan
Untuk lapisan kedap air digunakan produk dalam negeri yang memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
a) Merupakan lembaran yang terdiri dari komponen spunbond polyester
core coated pada dua sisi dengan modified bitument dan dengan
special polypropylene thermoplastic polymers.
b) Dilapis 1 kali dengan tebal minimum 3 mm, reinforcement 180 gr/m2
non woven polyester fabric dengan karakteristik fisik dan kimiawi dan
kepadatan yang merata dan konstan
Pembangunan Gedung Kantor Kesehatan Pelabuhan Wilker Parepare 2014
48
Spesifikasi Teknis
49
Spesifikasi Teknis
5. Bila ada perbedaan dalam hal apapun antar gambar, spesifikasi dan lainya,
kontraktor harus segera melaporkan kepada Konsultan PENGAWAS sebelum
pekerjaan dimulai. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan di suatu
tempat dalam hal ada kelainan / perbedaaan di tempat itu, sebelum kelainan
tersebut diselesaikan.
f. Gambar Detail Pelaksanaan
1. Kontrator harus membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan)
berdasarkan pada gambar dokumen kontrak dan telah disesuaikan dengan
keadaan di lapangan.
2. Kontraktor harus membuat shop drawing untuk detail-detail khusus yang
belum tercakup lengkap dengan gambar kerja / dokumen kontrak.
3. Dalam shop drawing harus jelas dicantuPengawasan semua data yang
diperlukan termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau persyaratan
khusus yang belum tercakup secara lengkap di dalam gambar kerja / dokumen
kontrak sesuai dengan spesifikasi pabrik.
4. Shop drawing sebelum dilaksanakan harus mendapatkan persetujuan terlebih
dahulu dari Konsultan PENGAWAS.
g. Contoh
1. Kontraktor wajib mengajukan contoh dari semua bahan, brosur lengkap dan
jaminan pabrik, kecuali bahan yang disediakan oleh proyek.
2. Contoh bahan yang digunakan harus diserahkan pada Konsultan PENGAWAS
sebanyak minimal 2 (dua) dari berbagai merk pembuat atau kecuali ditentukan
lain oleh Konsultan PENGAWAS.
3. Keputusan bahan jenis, warna, tekstur, dan merk yang memenuhi spesifikasi
akan diambil oleh Konsultan PENGAWAS dan akan diinformasikan kepada
kontraktor selama tidak lebih dari 7 (tujuh) hari kalender setelah penyerahan
contoh-contoh bahan tersebut
4. Bilamana diinginkan, kontrator wajib memuat mock-up sebelum pekerjaan
dimulai.
h. Cara pelaksanaan
1. Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh ahli yang berpengalaman (ahli
dari pihak pemberi garansi pemasangan) dan terlebih dahulu harus
mengajukan metode pelaksanaan sesuai dengan spesifikasi pabrik untuk
mendapat persetujuan dari Konsultan PENGAWAS.
2. Khusus untuk bahan waterproofing yang dipasang di tempat yang berhubungan
langsung dengan matahari tetapi tidak mempunyai lapis pelindung terhadap
ultra violet atau apabila disyaratkan dalam gambar pelaksanaan atau spesifikasi
arsitektur, maka dibagian atas dari lembar waterproofing ini harus diberi
lapisan pelindung sesuai gambar pelaksanaan, dimana lapisan ini dapat berupa
lantai screed maupun material finishing.
i. Pengujian mutu pekerjaan
1. Kontraktor diwajibkan untuk melakukan percobaan-percobaan / pengetesan
terhadap hasil pekerjaan atas biaya sendiri, seperti dengan cara memberi
siraman di atas permukaan yang telah diberi lapisan kedap air.
2. Pekerjaan percobaan dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan dari
Konsultan PENGAWAS.
3. Pada waktu penyerahan maka kontraktor harus memberikan jaminan atas
semua pekerjaan perlindungan terhadap kemungkinan bocor, pecah dan cacat
lainnya, akibat kegagalan dari bahan maupun hasil pekerjaan yang berlaku,
50
Spesifikasi Teknis
j.
51
Spesifikasi Teknis
i)
52
Spesifikasi Teknis
b. Bersihkan grount yang berlebih dan buat bentuk naat sesuai yang
diinginkan.
c. Ketika grount sudah mengeras, basahi keramik dengan air. Dan akhirnya
poles dengan kain
4.3.4. PEKERJAAN DINDING PARTISI PLYWOOD DAN KACA
a. Lingkup Pekerjaan
1. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan dan alatalat bantu
lainnya untuk melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar
dengan hasil yang baik dan rapi.
2. Pekerjaan meliputi seluruh detail seperti yang disebutkan / ditunjukkan dalam
gambar.
b. Persyaratan Bahan
Pekerjaan ini meliputi :
1. Rangka dinding. Rangka yang digunakan adalah rangka dari bahan kayu klas I
dengan ukuran sesuai gambar.
2. Pengisi partisi / panel
Digunakan Playwood atau produk lain yang setara, dengan tebal = 9 mm atau
tebal sesuai dengan gambar rencana arsitektur.
3. Accessorries
a. Angker, sekrup, pelat, baut jika harus digalvanis.
b. Pelat penyiku dan penyambung antar rangka (connecting plate), dipakai
galvanis stell plate tebal 2 mm
c. Bahan pengisi sambungan (jointing coumpound), jika diperlukan, harus
menggunakan bahan yang direkomendasikan oleh pabrik bersangkutan.
d. Kelengkapan lain mengikuti persyaratan pabrik, sesuai dengan ukuran,
bentuk dan jenis material rangka / panel yang telah terpasang.
4. Bahan finishing
a. Setelah panel terpasang dilakukan Lapisan HPL pada permukaan Dinding
partisi dengan cara pengeleman dimana permukaan yang akan diberi HPL
harus benar-benar bersih dan rata sebagai finishing akhir.
b. Tipe dan warna yang dipakai akan ditentukan kemudian.
c. Untuk pelapis kaca digunakan efek kaca yang berupa stiker kaca.
5. Bahan untuk naad
Digunakan sealant produk down corning, dan di atasnya diberi compound
cement, warna ditentukan kemudian dan sesuai petunjuk perencana.
c. Syarat - syarat Pelaksanaan
1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor diwajibkan untuk meneliti
gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang),
termasuk mempelajari bentuk, pola lay out / penempatan, cara pemasangan,
mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.
2. Kontraktor diwajibkan untuk membuat shop drawing sesuai ukuran, bentuk,
dan mekanisme kerja yang telah ditentukan oleh Perencana dan Konsultan
PENGAWAS, dan yang telah disesuaikan dengan keadaan di lapangan.
3. Bilamana diinginkan, Kontraktor wajib membuat mock-up sebelum pekerjaan
dimulai dan dipasang.
4. Sebelum pemasangan, semua bahan-bahan material yang lain di tempat
pekerjaan harus diletakkan pada ruang / tempat dengan sirkulasi udara yang
baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan
kelembaban.
Pembangunan Gedung Kantor Kesehatan Pelabuhan Wilker Parepare 2014
53
Spesifikasi Teknis
54
Spesifikasi Teknis
55
Spesifikasi Teknis
56
Spesifikasi Teknis
6. Konstruksi semua jenis kusen yang dikerjakan seperti yang ditunjukkan dalam
detail gambar termasuk bentuk dan ukurannya.
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Sebelum memulai pelaksanaan Kontraktor diwajibkan meneliti gambargambar dan kondisi di lapangan, terutama ukuran dan peil lubang bukaan
dinding. Kontraktor diwajibkan membuat contoh jadi (mock-up) untuk semua
detail sambungan yang berhubungan dengan sistem konstruksi bahan lain
dan dimintakan persetujuan dari Konsultan PENGAWAS dan Perencana.
2. Proses fabrikasi harus sudah berjalan dan siap lebih dulu sebelum pekerjaan
lapangan dimulai. Proses ini sudah didahului dengan pembuatan shop drawing
atas petunjuk Perencana, meliputi gambar denah, lokasi, merk, kualitas,
bentuk, ukuran. Kontraktor juga diwajibkan untuk membuat perhitunganperhitungan yang mendasari sistem dan dimensi profil aluminium terpasang,
sehingga memenuhi persyaratan yang diminta / berlaku. Kontraktor
bertanggung jawab penuh atas kehandalan pekerjaan ini.
3. Semua frame / kusen baik untuk jendela, pintu dan dinding partisi, dikerjakan
secara fabrikasi dengan teliti sesuai dengan ukuran dan kondisi lapangan agar
hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.
4. Pemotongan kayu hendaknya dijauhkan dari material lain untuk
menghindarkan penempelan warna kayu pada bahan material tersebut pada
permukaannya. Disarankan untuk mengerjakannya pada tempat yang aman
dengan hati-hati tanpa menyebabkan kerusakan pada permukaannya.
5. Angkur-angkur untuk rangka / kusen kayu terbuat dari besi beton yang
ditanam pada pasangan batu/cor.
4.6.2. PEKERJAAN DAUN PINTU DAN JENDELA
a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan
dan alat-alat bantu lainnya untuk pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat
tercapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
2. Pekerjaan pembuatan daun jendela dan pintu kaca dipasang diseluruh detail
yang dinyatakan / ditunjukkan dalam gambar.
3. Pekerjaan ini dilakukan secara terpadu dengan (Pekerjaan alat penggantung
dan kunci) serta (pekerjaan kaca).
b. Persyaratan bahan
1. Rangka dari bahan kayu klas I (Papan tebal 2,5-3 cm), yang mutu dan
persyaratan bahannya sama dengan bahan yang digunakan untuk kusen
Pintu/Jendela.
2. Ukuran daun pintu dan jendela sesuai yang ditunjukkan dalam detail gambar.
c. Syarat-syarat pelaksanaan
1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor diwajibkan untuk meneliti
gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubanglubang), termasuk mempelajari bentuk, pola, lay-out / penempatan, cara
pemasangan / mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.
2. Sebelum pekerjaan dimulai. Kontraktor wajib mengajukan contoh dari semua
bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini kepada Konsultan PENGAWAS
minimal 3 (tiga) produk yang setara dari berbagai merk / pabrik lengkap
dengan brosur / spesifikasi dari masing-masing pabrik yang bersangkutan.
Pembangunan Gedung Kantor Kesehatan Pelabuhan Wilker Parepare 2014
57
Spesifikasi Teknis
58
Spesifikasi Teknis
c. Seluruh kunci pintu yang akan dipasang harus direncanakan dan diatur
mengikuti sistem penguncian (locking System) Great grand Master key,
emergency Master dan Contruction Key dari pabrik yang bersangkutan.
Setiap kunci pintu dilengkapi 3 (tiga) buah anak kunci, demikian pula anak
kunci Master / Grand Master / Great Grand Master / Emergency Master
Key disediakan sebanyak 3 (tiga) buah. Untuk Construction Key disediakan
5 (lima) buah.
d. Kunci tanam, harus dipasang kuat pada rangka daun pintu.
e. Setelah kunci terpasang, noda-noda bekas cat atau bahan finish lainnya
yang menempel pada kunci harus dibersihkan dan dihilangkan sama sekali
f. Pemasangan door closer pada rangka kusen dan daun pintu, diatur
sedemikian rupa hingga pintu selalu menutup rapat pada kusen pintu,
serta dapat berfungsi dengan baik
g. Untuk seluruh pintu yang dapat membentur dinding bila dibuka, diberi
door stop dari merk dan type seperti yang telah diisyaratkan, dipasang
dengan baik pada dinding atau pada lantai (sesuai dengan kondisi yang
memungkinkan) dengan menggunakan sekrup dan nylon plug
d. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Semua peralatan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini, sebelum dipasang
terlebih dahulu diserahkan contoh-contohnya kepada Konsultan PENGAWAS untuk
mendapatkan persetujuan. Pengajuan / penyerahan harus disertai brosur / spesifikasi
dari pabrik yang bersangkutan
2. Apabila dianggap perlu, Konsultan PENGAWAS dapat meminta untuk mengadakan
test-test laboratorium yang dilakukan terhadap contohcontoh bahan yang diajukan
sebagai dasar persetujuan. Seluruh biaya test laboratorium menjadi tanggung jawab
Kontraktor sepenuhnya
3. Engsel atas dipasang tidak lebih dari 28 cm (as) dari sisi atas pintu ke bawah.
4. Engsel bawah dipasang tidak lebih dari 32 cm (as) dari permukaan lantai ke atas.
5. Engsel tengah dipasang pada jarak 20 cm (as) di bawah engsel atas
6. Untuk pintu toilet, jarak tersebut diambil dari sisi atas dan sisi bawah daun pintu
dengan jarak yang sama
7. Penarik pintu (handle) dipasang 100 cm (as) dari permukaan lantai setempat
8. Posisi lock dan latch harus diajukan oleh Kontraktor kepada Managemen
Konstruksi untuk mendapatkan persetujuan
9. Engsel sebaiknya terbuat dari bahan yang tahan karat
4.8. PEKERJAAN KACA DAN CERMIN
4.8.1. PEKERJAAN KACA
a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan
dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, hingga
dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna
2. Pekerjaan ini meliputi kaca daun pintu, kaca daun jendela, kaca mati, cermin
3. Pekerjaan ini berkaitan dengan Pekerjaan Kusen, Pintu dan Jendela serta
Pekerjaan Curtain Wall
b. Persyaratan Bahan
1. Umum
Kaca adalah benda yang terbuat dari bahan glass yang pipih pada umumnya
mempunyai ketebalan yang sama mempunyai sifat yang tembus cahaya,
Pembangunan Gedung Kantor Kesehatan Pelabuhan Wilker Parepare 2014
59
Spesifikasi Teknis
60
Spesifikasi Teknis
61
Spesifikasi Teknis
8. Rangka kayu memakai bahan kamper, ukuran dan cara pemasangan ke dinding
sesuai petunjuk gambar yang diskrupkan dengan fisher plastik ke dalam
dinding. Permukaan rangka kayu yang akan menerima cermin harus di serut
halus dan waterpas
9. Sebagai pinggiran cermin digunakan profiled list Stainless Steel yang dipasang
rapih dan kuat
10. Cermin yang terpasang untuk bentuk dan ukurannya harus disesuaikan dengan
gambar
4.9. PEKERJAAN SANITAIR
4.9.1. PEKERJAAN PERALATAN DAN PERLENGKAPAN SANITAIR
a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya peralatan
dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini,
sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna
2. Pekerjaan, peralatan dan perlengkapan sanitair ini sesuai dengan yang
dinyatakan / ditunjukkan dalam gambar-gambar, uraian dan syaratsyarat
dalam buku ini
b. Persyaratan Bahan
1. Perlengkapan Sanitair yang digunakan yaitu ex. Toto, Amstad dan produk
dalam negeri ex. INA.
2. Semua material harus memenuhi ukuran standart dan mudah didapatkan
dipasaran kecuali bila ditentukan lain
3. Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala perlengkapannya,
sesuai dengan yang telah disediakan oleh pabrik
4. Barang yang dipakai adalah produk yang telah diisyaratkan dalam uraian dan
syarat-syarat dalam buku ini
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Semua barang sebelum terpasang harus ditunjukkan kepada Konsultan
PENGAWAS beserta persyaratan / ketentuan pabrik untuk mendapatkan
persetujuan. Bahan yang tidak disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan
2. Jika setelah dipasang perlu diadakan penukaran / penggantian, maka bahan
pengganti harus disetujui Konsultan PENGAWAS terlebih dahulu berdasarkan
contoh yang diajukan Kontraktor
3. Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti gambargambar yang
ada dan kondisi di lapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola,
penempatan, cara pemasangan dan detail-detail sesuai gambar
4. Bila ada kelainan dalam hal apapun antar gambar dengan gambar, gambar
dengan spesifikasi dan sebagainya, maka kontraktor harus segera
melaporkannya kepada Manajemen Konstruksi
5. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan di suatu tempat bila ada
kelainan perbedaan di tempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan
6. Selama pelaksanaan selalu diadakan pengujian / pemeriksaan untuk
kesempurnaan hasil pekerjaan
7. Kontraktor wajib memperbaiki / mengulangi / mengganti bila ada kerusakan
yang terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya
Kontraktor, selama kerusakan bukan disebabkab oleh tidakan Pemilik /
Pemakaian / Pemberi Tugas
62
Spesifikasi Teknis
4.10.
63
Spesifikasi Teknis
8. Contoh bahan yang telah disetujui, akan dipakai sebagi standat untuk
pemeriksaan / penerimaan setiap bahan yang dikirim oleh Kontrktorke
tempat pekerjaan
9. Sebelum pekerjaan dapat dimulai atau dilakukan, percobaanpercobaan
bahan dan warna harus dilakukan oleh Kontraktor untuk mendapatkan
persetujuan Perencana dan Konsultan PENGAWAS. Pengerjaan harus
sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang diisyaratkan oleh pabrik yang
bersangkutan
10. Hasil pengerjaan harus baik, warna dan pola texture merata, tidak
terdapat noda-noda pada permukaan pengecatan. Harus dihindarkan
terjadinya kerusakan akibat dari pekerjaan-pekerjaan lain
11. Kontraktor harus bertanggung jawab atas kesempurnaan dalam
pengerjaan, perawatan dan keberhasilan pekerjaan sampai penyerahan
pekerjaan
12. Bila terjadi ketidak-sempurnaan atau kerusakan dalam pengerjaan,
kontraktor harus memperbaiki / mengganti dengan bahan yang sama
mutunya tanpa adanya tambahan biaya
13. Kontraktor harus menggunakan tenaga-tenaga kerja terampil /
berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan pengecatan tersebut,
sehingga dapat tercapainya mutu pekerjaan yang baik dan sempurna
4.10.2. PEKERJAAN PENGECATAN KAYU
a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya,
peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik
dan sempurna
2. Pekerjaan pengecatan ini meliputi pengecatan permukaan kayu yang
tampak serta pada seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan dalam
gambar dan sesuai petunjuk Konsultan PENGAWAS
b. Persyaratan Bahan
1. Semua bahan cat yang digunakan adalah cat produk EMCO, Nippon Paint
dan produk lain yang setara. Untuk mendapatkan hasil solid, pengecatan
dilakukan dengan sistem spray
2. Pengecatan dilakukan sampai memperoleh hasil pengecatan yang rata
dan sama tebalnya
3. Bahan-bahan yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan dalam PUBI 1982 pasal 53, BS No. 3900.1970/1971, AS-41 dan
NI-4, serta mengikuti ketentuan-ketentuandari pabrik yang bersangkutan
4. Warna akan ditentukan kemudian
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Semua bidang pengecatan harus betul-betul rata, tidak terdapat cacat
(retak, lubang dan pecah-pecah)
2. Bidang permukaan pengecatan harus dibuat rata dan halus dengan bahan
amplas kayu. Setelah memenuhi persyaratan barulah siap untuk dimulai
pekerjaan pengecatan dengan persetujuan Konsultan PENGAWAS
3. Pengecatan tidak dapat dilakukan selama masih adanya perbaikan
pekerjaan pada bidang pengecatan
64
Spesifikasi Teknis
4. Bidang pengecatan dalam keadaan kering serta bebas dari debu, lemak,
minyak dan kotoran-kotoran lain yang dapat merusak atau mengurangi
mutu pengecatan
5. Sebelum bahan dikirim ke lokasi pekerjaan, kontraktor harus
menyerahkan / mengiriPengawasan contoh bahan dari 3 (tiga macam
hasil produk kepada Konsultan PENGAWAS, yang selanjutnya akan
diputuskan jenis bahan dan warna yang akan digunakan. Konsultan
PENGAWAS akan menginstruksikan kepada kontraktor dalam waktu tidak
lebih dari 7 (tujuh) hari dari kalender setelah contoh bahan diserahkan
6. Contoh bahan yang digunakan harus lengkap dengan label pabrik
pembuatnya
7. Contoh bahan yang telah disetujui, akan dipakai sebagai standart untuk
pemeriksaan dari penerimaan bahan yang dikirim oleh kontraktor ke
tempat pekerjaan
8. Sebelum pekerjaan dimulai percobaan-percobaan bahan dan warna harus
dilakukan oleh kontraktor untuk mendapatkan persetujuan perencana dan
Konsultan PENGAWAS. Pengerjaan harus dilakukan sesuai dengan
ketentuan-ketentuan yang diisyaratkan oleh pabrik yang bersangkutan
9. Hasil pengerjaan harus baik, warna dan pola texture merata, tidak
terdapat noda-noda pada permukaan pengecatan. Harus dihindarkan
terjadinya kerusakan akibat dari pekerjaan-pekerjaan lain
10. Kontraktor harus bertanggung jawab atas kesempurnaan dalam
pengerjaan, perawatan dan keberhasilan pekerjaan sampai penyerahan
pekerjaan
11. Bila terjadi ketidaksempurnaan atau kerusakan dalam pengerjaan,
kontraktor harus memperbaiki dan menggantinya dengan bahan yang
sama mutunya tanpa adanya tambahan biaya
12. Kontraktor harus menggunakan tenaga-tenaga kerja yang terampil dan
berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan pengecatan tersebut,
sehingga dapat tercapainya mutu pekerjaan yang baik dan sempurna
13. Permukaan pengecatan setelah diamplas, selain akan memperoleh
permukaan yang halus, rata dan bersih juga akan menjadi bebas dari
nyamuk
14. Aduk dengan sempurna sebelum pemakaian sampai benar-benar jenuh
15. Lakukan pekerjaan persiapan dari produk sesuai yang diisyaratkan di atas
atau sesuai persyaratan yang ditentukan oleh pabrik yang besangkutan.
Selanjutnya setelah pekerjaan persiapan dilakukan dengan baik, cat dasar
dilapiskan sampai rata dan sama tebal. Setelah itu baru undercoat
dilakukan dengan persyaratan sesuai yang ditentukan dari pabrik yang
bersangkutan
16. Cat akhir dapat dilakukan bila undercoat telah kering sempurna serta
mendapat persetujuan Konsultan PENGAWAS
17. Pengecatan dilakukan dengan menggunakan kuas yang bemutu baik atau
dengan spray
18. Bidang pengecatan harus rata sama warnanya
4.10.3. PEKERJAAN PENGECATAN EPOXCY
a. Lingkup Pekerjaan
1. Termasuk dalam pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahanbahan peralatan dan alat-alat bantu lainya yang diperlukan dalam
Pembangunan Gedung Kantor Kesehatan Pelabuhan Wilker Parepare 2014
65
Spesifikasi Teknis
66
Spesifikasi Teknis
67
Spesifikasi Teknis
PASAL 5.
PEKERJAAN MEKANIKAL
5.1. PEKERJAAN INSTALASI SISTEM PLUMBING
5.1.1. PENJELASAN UMUM
a. Pemborong harus melaksanakan semua pekerjaan yang tertera dalam gambargambar yang berupa jaringan dalam dan luar bangunan, pengadaan/ pemasangan
fiktures masing-masing sistem sebagaimana jenis pekerjaan tersebut pada RKS ini,
dan segala sesuatu yang diperlukan sehingga seluruh system dapat berfungsi
dengan sempurna.
b. Bila dalam uraian berikut tidak secara lengkap menguraikan persyaratanpersaratan
atas pekerjaan-pekerjaan seperti tersebut pada butir-butir berikut, maka
persyaratan teknisnya dianggap telah diuraikan pada pasalpasal sebelumnya.
c. Pelaksanaan pekerjaan mekanikal yang dilaksanakan adalah pekerjaan instalasi
system plumbing dan sanitair.
5.1.2. PERSYARATAN TEKNIS UMUM
a. Yang dimaksud dengan pekerjaan instalasi sistem plumbing adalah pekerjaan
instalasi air bersih, air kotor dan air bekas.
b. Semua pekerjaan instalasi plumbing dan sanitary tersebut harus dilaksanakan
sesuai dengan uraian teknisnya dan memenuhi semua persyaratan yang telah
ditentukan oleh instansi yang berwenang, dalam hal ini adalah Dinas Pekerjaan
Umum setempat
c. Pemasangan instalasi plumbing harus sesuai dengan spesifikasi yang telah
ditentukan dan semua peraturan yang berlaku di Indonesia.
d. Kontraktor harus mempelajari dan memahami kondisi tempat yang ada, agar dapat
mengetahui hal yang akan mengganggu / mempengaruhi pekerjaan lainnya, dan
apabila timbul persoalan pemborong wajib mengajukan saran penyelesaiannya
paling lambat 1 minggu sebelum bagian pekerjaan ini diselesaikan.
e. Persyaratan teknis dan gambar-gambar yang menyertainya dimaksudkan untuk
menjelaskan dan menegaskan tentang segala pekerjaan, bahanbahan, peralatanperalatan yang dibutuhkan untuk pemasangan, pengujian dan penyetelan
(adjusting) dari seluruh system, agar lengkap dan siap untuk bekerja dengan baik.
f. Pemborong harus mempunyai tenaga kerja yang berpengalaman dalam menangani
instalasi plumbing dan sanitary beserta pengadaan peralatanperalatan yang akan
digunakan.
g. Semua pekerjaan plumbing tersebut harus dilaksanakan sesuai dengan gambar dan
spesifikasi teknisnya dan memenuhi semua persyaratan yang telah ditentukan oleh
instansi yang berwenang.
h. Pengadaan dan pemasangan perlengkapan-perlengkapan lainnya agar instalasi
bekerja dengan baik, benar, aman walaupun pada gambar dan spesifikasi tekniknya
tidak dicantuPengawasan secara jelas, misalnya fitting-fitting dan accesoriesnya.
i. Pemborong wajib mengiriPengawasan contoh bahan atau brosur dari alat-alat
tersebut dan menunggu persetujuan Konsultan PENGAWAS sebelum bahan atau
alat tersebut dipasang.
j. Penawaran peralatan/material harus disertakan dengan brosur lengkap
performance curve dan pemilihan ditandai dengan jelas.
k. Sebelum pelaksanaan dilaksanakan, pelaksana wajib menunjukan gambargambar
rencana (shop drawing) kepada Direksi / Konsultan PENGAWAS.
l. Peralatan-peralatan tambahan yang diperlukan walaupun tidak digambarkan atau
disebutkan dalam spesifikasi ini harus disediakan oleh pelaksana
68
Spesifikasi Teknis
69
Spesifikasi Teknis
10.
11.
12.
13.
a. pengujian (dalam hal ini pengujian berlaku untuk pemipaan air bersih dan
air kotor)
b. Pengujian jaringan air bersih:
1. Semua pipa-pipa serta saluran-saluran utama harus diuji hingga
tekanan hidroliknya 10 kg/cm2 atau 2 kali tekanan penggunaan untuk
pipa air bersih tanpa mengalami kebocoran. Air harus dipaksa
memasuki saluran-saluran utama dengan pompa dan dibiarkan
mengalir dengan tekanan yang ditentukan selama (empat) jam tanpa
mengalami perubahan tekanan. Pada prinsipnya pengujian dilakukan
bagian demi bagian dari panjang maksimum 100 m. Biaya pengetesan
serta alat-alat yang diperlukan adalah tanggung jawab pemborong /
kontraktor.
2. Tidak boleh menutup bagian pipa atau fittingnya atau parit-parit galian
sebelum disetujui oleh Konsultan PENGAWAS.
c. Pengujian jaringan air kotor :
1. Saluran jaringan air kotor dan air hujan (system sanitasi) harus diuji
pada waktu penyelesaian, dengan mengadakan pengujian yang
disetujui oleh Konsultan PENGAWAS, dan pemborong harus
memberikan fasilitas-fasilitas yang diperlukan untuk mengadakan
pengujian seperti itu.
2. Sistem jaringan air kotor harus melakukan uji hydrostatik sebesar 3
kg/cm2 tanpa mengalami kebocoran selama 4 (jam)
3. Segala cacat yang ada harus diperbaiki oleh pemborong atas biaya
sendiri, sampai disetujui pemberi tugas / Konsultan PENGAWAS.
Peralatan dan fasilitas untuk pengujian harus disediakan oleh
pelaksana.
d. Pengujian harus disaksikan oleh Direksi / Konsultan PENGAWAS dengan
diketahui oleh pimpro atau yang mewakili.
e. Pengujian dilakukan dengan menjalankan seluruh system atau peralatan
yang dipakai dalam system yang dimaksud.
f. Pemborong / kontraktor harus membuat berita acara pengujian.
Pipa yang dipasang dan ditanam di bawah / didalam harus mempunyai
kedalaman kurang lebih 60 cm diukur dari pipa bagian atas sampai permukaan
tanah.
Agar fitting-fitting tidak bergerak jika beban tekanan diberikan, maka pipa
disekitar fitting harus dipasang block dari beton khususnya pada tempattempat belokan pipa.
Penyambungan pipa
a. Penyambungan pipa PVC menggunakan lem khusus untuk pipa PVC. Bagian
yang akan disambung harus dibersihkan dan diampelas lebih dahulu untuk
lebih menguatkan daya rekat lem pipa, kemudian setelah kedua bagian
pipa disambung, harus diberikan tekanan sampai lem benar-benar kering.
b. Sambungan antar Pipa harus menggunakan shock, tidak dibenarkan
dengan cara pembakaran.
Kode-kode pipa
Untuk pipa-pipa dalam ceiling agar mudah dikenali diberikan tanda warna / cat
pada pipa induk ataupun pipa cabang, begitu pula pada pipa shaft dimana
terletak pintu pemeriksaan. Dipilih warna sesuai dengan patokan sebagai
berikut :
- Untuk jaringan air bersih dipakai warna biru muda
70
Spesifikasi Teknis
71
Spesifikasi Teknis
Water valve dengan diameter lebih besar dari 3 adalah jenis flange
steel body.
Tekanan kerja dari valve-valve harus disesuaikan dengan fungsinya, untuk
pekerjaan air bersih sanitary digunakan tekan kerja 125 psi.
c. Pengadaan dan pemasangan Tandon Atas dan Kelengkapannya
1. Ketentuan Umum
Pekerjaan pembuatan/pengadaan reservoir ini terkait dengan system
pendistribusian air bersih dipasang lengkap dengan peralatanperalatan
yang diperlukan sehingga seluruh system dapat difungsikan
sebagaimana mestinya. Pemasangan dan penempatan reservoir ini
disesuaikan pada gambar rencana. Pekerjaan pembuatan/pengadaan
reservoir ini pada garis besarnya meliputi:
a. Pengadaan reservoir (bak air) atas
b. System kontrol berupa katup pelampung
-
PASAL 6
PEKERJAAN ELEKTRIKAL
2.1.
72
Spesifikasi Teknis
b.
2.1.3.
2.1.4.
2.1.5.
2.1.6.
2.1.7.
2.1.8.
2.1.9.
73
Spesifikasi Teknis
74
Spesifikasi Teknis
+ Netral : biru.
+ Ground : hijau kuning.
4. Tanda Pengenal
Pada sheat dari kabel harus diberi tanda pengenal yang tidak
dapat dihapus sebagai berikut :
a. Nominal voltage
b. Type
c. Ukuran nominal penghantar.
d. Tahun pembuatan
e. Nama pembuat/merk dagang
5. Pemeriksaan dan pengujian.
Pemerikasaan dan pengujian terhadap kabel yang akan dipasang
meliputi :
- Pemeriksaan secara visual (appearance inspenction)
- Pengujian tahanan dari penghantar
- Pengujian tahanan insulasi.
- Kabel harus buatan pabrik dalam negeri seperti supreme,
kabel metal, kabelindo atau tranka.
2. Panel switchgear tegangan rendah
a. Type
Metal enclosed, air insulating medium, fixed type, manually operated,
mechanically interlocked. Panel dan komponenPEMBANGUNAN
komponennya harus difinish untuk penggunaan di daerah tropis ( panas
dan lembab, pasangan dalam/indoor use)
b. Standart
Panel switchgear harus dibuat sesuai dengan standart iec atau standartstandart lainya (NFC, VDE/DIN, NEMA , BS, JIS)
c. Konstruksi
- Panel switchgear TR akan dioperasikan pada tegangan 380/220 V, 3
phase, 4 kawat, 50 Hz dan solidly grounded.
- Switchgear harus dapat dioperasikan dengan aman oleh petugas,
misalnya pengoperasian sakeler-sakelar daya, pemutus tenaga,
pemasangan kembali indicator-indicator gangguan, pengecekan
tegangan, dan sebagainya.
- Switchgear terdiri dari lemari-lemari yang akan digunakan untuk
pemasangan peralatan-peralatan dan penyambungan. Lemarilemari
panel hanya mempunyai bukaan dari sisi sebelah depan.
- Lemari untuk panel board harus mempunyai ukuran yang
proporsional seperti dipersyaratkan untuk panel board dan sesuai
kebutuhan, sehingga untuk sejumlah komponen panel maupun untuk
sejumlah kabel yang dipakai tidak menjadi terlalu sesak.
- Kabinet panel terbuat dari bahan pelat baja dengan ketebalan
minimum 2 mm. Panel-panel floor mounting / free standing harus
diberi pengukat rangka dari baja siku atau kanan dengan ketebalan
3.00mm, mempunyai ukuran standart sehingga dapat dipertukarkan
dan diperluas dengan mudah.
- Pintu panel dilengkapi dengan engsel type terbenam, handle (catch)
dan kunci (lock). Kunci panel-panel listrik harus memakai kunci jenis
masterkey.
75
Spesifikasi Teknis
76
Spesifikasi Teknis
Terminal Block
Terminal block untuk kabel-kabel control harus diberikan batas
penghalang diantaranya, dengan rating 600 volts minimum. Terminal
block harus disediakan sesuai kebutuhan ditambah 20% terminals untuk
cadangan.
- Name Plate
Name plate harus terbuat dari plastic gravis berlaminasi, putih bagian
dalam dan bagian hitam pada bagian permukaan. Huruf-huruf harus
huruf block dengan ukuran minimum 4 mm.
- Kabel Kontrol
Control circuit conductor harus jenis kabel fleksibel dengan penampang
konduktor tidak kurang dari 2.5 mm2, rating tegangan 600 V . Kabel
kontrol harus buatan pabrik kabel dalam negeri seperti supreme, kabel
metal, kabelindo dan tranka.
e. Pengawatan (Internal Wiring )
Pengawatan harus dilakukan di pabrik pembuat panel secara sistematik
dan rapih. Semua hubungan kawat harus dilakukan melalui penghubung
/ terminal khusus. Ujung kabel harus dilengkapi dengan sepatu kabel dan
hubungan keduanya diperkuat dengan cara dipres. Hubungan antara
sepatu kabel dan terminal harus dengan mur dan baut serta dilengkapi
dengan ring yang bergerigi tepinya untuk menghindari kemungkinan
hubungan menjadi longgar. Pengawatan dari peralatan-peralatan yang
dipasang pada pintu panel yang menuju pada satu kompartemen harus
digabung dalam satu bendel yang fleksibel dan diikat kuat-kuat pada
pintu dan rangka panel untuk menghindari gejala pemutaran pada
terminal kabel control. Interwiring harus kontinu dari terminal ke
terminal tanpa sambungan, dan setiap kabel control harus diberikan
label bernomor yang harus dicantuPengawasan pada gambar-gambar
kerja (shop drawing).
f. Pemeriksaan dan Pengujiaan
Pemeriksaan dan pengujiaan meliputi :
1. Pemeriksaan secara visual ( apperence inspection ) terhadap
kelengkapan peralatan apakah sudah sesuai dengan yang dimaksud.
2. Pemeriksaan alat-alat interlock dan fungsi kerja handle.
3. Pemeriksaan kekuatan mekanis dari handel dan alat interlock
4. Pengujian tahanan insulasi.
5. Pengujian kontinuitas rangkaian.
6. Pengujian dengan tegangan.
-
77
Spesifikasi Teknis
3.
4.
5.
6.
7.
78
Spesifikasi Teknis
netral : biru
tanah (ground) : hijau dan kuning
Kabel merupakan produk, Supreme, Kabelindo, Kabel Metal,
Tranka atau setara.
8. Sakelar dan stop kontak
Kecuali tercatat atau dipersyaratkan lain, tinggi pemasangan kotak
sekelar dinding, harus 150 cm. Dimana ada lebih dari lima sekelar
dinding atau stop kontak ditunjuk pada tempat yang sama, maka dua
deret kotak tunggal, ganda atau multigang sesuai dengan kebutuhan
harus dipasang satu diatas yang lain, dan titik tengah deretanderetan
tersebut harus berada 1.50 m diatas permukaan lantai. Kotak kontak
outlet dekat pintu atau jendela harus dipasang 20 cm dari pinggir
kusen pada sisi kunci seperti ditunjukkan dalam gambar-gambar
arsitektur, kecuali ditunjukkan lain oleh Konsultan PENGAWAS.
9. Pemeriksaan dan pengujian
Pemeriksaan dan pengujiaan seluruh instalasi system penerangan dan
kotak kontak diselenggarakan setelah seluruh pekerjaan selesai.
Pemeriksaan dan pengujian tersebut terdiri dari :
a. Pemeriksaan secara visual (apperence inspection) terhadap
kelengkapan peralatan apakah sudah sesuai dengan yang
dimaksud.
b. Pemeriksaan fungsi kerja dan kekuatan mekanis dari peralatan.
c. Pengujian sambungan-sambungan.
d. Pengujian tahan insulasi.
e. Pengujian pentanahan.
-
79
Spesifikasi Teknis
harus bersih bebas dari debu, plastes dan lain lain. Semua reflector, kaca,
panel pinggir atau bagian-bagian lain yang rusak sebelum pemeriksaan
akhir harus diganti oleh pemborong tanpa biaya tambahan.
Spesifikasi Teknis bahan dan Alat.
Spesifikasi bahan dan alat yang digunakan untuk semua jenis pekerjaan
lampu dan kotak kontak dalam proyek ini adalah sebagai berikut :
1. Lampu : Philips, Osram atau setara
2. Armatur : Philips, artolite, Centralite atau setara
3. Sakelar : Clipsal, PENGAWAS, Legrand atau setara
4. Stop Kontak : Clipsal, PENGAWAS, Legrand atau setara
5. Kabel Instalasi : NYA, NYM 2,5 mm2 ex Supreme, Kabelindo, Kabel
metal Tranka atau setara
6. Pipa konduit : PVC high impact 20 mm ex EGA, Clipsal atau setara
2.2 Pengadaan/Pemasangan Instalasi Udara (System Air Conditioning) Dan Panel AC
2.2.1 Penjelasan umum
a. Pelaksanaan pekarjaan ini meliputi mendatangkan, mengangkut dan mengerjakan semua
bahan-bahan yang diperlukan, alat-alat pertolongan, alat-alat sementara, mengadakan
tenaga kerja, Pengawasan, membuat segala persiapan-persiapan dengan segala alat yang
diperlukan untuk pekerjaan secara cepat, baik dan lengkap meskipun alat-alat, atau
bahanbahan dan pekerjaan tersebut tidak dijelaskan dalam peraturan dan syarat-syarat,
gambar-gambar yang dianggap perlu oleh direksi harus dibuat oleh pemborong dan
disetujui oleh Direksi.
b. Sebelum memulai dengan pelaksanaan pekerjaan, pemborong harus mengadakan
penelitian terhadap Rencana Kerja dan Syarat-syarat pekerjaan, gambar-gambar dan
Berita Acara Penjelasan Pekerjaan, bila ada hal-hal yang meragukan atau tidak jelas harus
segera ditanyakan kepada Konsultan PENGAWAS/Direksi secara tertulis dan dilarang
memulai dengan sesuatu pekerjaan tersebut bila belum ada penyelesaian dari pihak
Direksi. Bila hal itu tidak diindahkan oleh pemborong, maka segala akibat dari kesalahan
konstruksi maupun pelaksanaan menjadi tanggung jawab pemborong sepenuhnya untuk
mengadakan perbaikan-perbaikan sebagaimana mestinya.
c. Pemborong harus mempelajari dan memahami tempat yang ada, agar dapat mengetahui
hal-hal yang akan dapat mengganggu / mempengaruhi pekerjaan mekanikal, dan apabila
timbul persoalan, pemborong wajib mengajukan saran penyelesaian paling lama 1
minggu sebelum bagian pekerjaan ini dilaksanakan. 7.5.2 Standart, peraturan dan
perijinan
a. Seluruh pekerjaan yang tercantum dalam ayat 2.1 tersebut diatas harus dilaksanakan
dengan mengikuti dan memenuhi persyaratan-persyaratan teknis yang tertera dalam
persyaratan Normalisasi Indonesia (NI), standart Industri Indonesia (SII) dan peraturanperaturan nasional maupun peraturan-peraturan setempat lainnya yang berlaku.
b. Untuk pekerjaan-pekerjaan yang belum termasuk dalam standart-standart yang berlaku
tersebut diatas, maupun standart-standart nasional lainnya, maka diberlakukan standartstandart internasional yang berlaku atas pekerjaan-pekerjaan tersebut atau setidaktidaknya berlaku standartstandart persyaratan teknis dari negara-negara asal bahan /
pekerjaan yang bersangkutan dan dari produk yang ditentukan pabrik pembuatnya.
c. Pemborong harus meminta ijin-ijin yang diperlukan untuk menjalankan instalasi yang
dinyatakan dalam ketentuan teknis atas tanggungan sendiri.
d. Pemborong harus memeriksa dengan teliti ruangan-ruangan agar peralatan-peralatan,
saluran-saluran ( ducts ), pipa-pipa dan perlengkapan lain dapat dipasang pada tempattempat dan ruang-ruang yang telah disediakan.
Pembangunan Gedung Kantor Kesehatan Pelabuhan Wilker Parepare 2014
80
Spesifikasi Teknis
e. Pemborong harus membuat pernyataan bahwa bahan dan peralatan yang diserahkan /
dipasang adalah kualitas terbaik, dan cara pelaksanaan dilakukan dengan wajar /
sempurna.
f. Kontraktor harus membuat gambar kerja (shop drawing), yang menunjukkan tata letak
pemasangan yang lengkap, dimensi-dimensi dari peralatan, detail-detail dan sebagainya.
6.2.1. Peralatan dan perlengkapan air conditioning
a. Hal-Hal Umum Dan Lingkup Pekerjaan
1. Umum
Persyaratan teknis dan gambar-gambar yang menyertainya dimaksudkan untuk
menjelaskan dan menegaskan tentang segala pekerjaan, bahan-bahan, peralatanperalatan yang diperlukan dalam pemasangan, pengujian dan penyetelan (adjusting) dari
seluruh system, agar lengkap dan siap untuk bekerja dengan baik.
2. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan instalasi system ini meliputi seluruh pengangkutan dan pengadaan peralatan
utama serta peralatan untuk instalasi, instalasi pemipaan dan peralatannya, peralatan
bantu, tenaga kerja pembuatan alat-alat, pemasangan, pengujian, penyetelan seluruh
system yang dipasang agar lengkap dan dapat bekerja sesuai dengan persyaratan dan
dokumen yang ada.
Secara garis besar, pekerjaan ini meliputi:
- Pengadaan baru dan belum terpakai, pemasangan pengaturan unit, thermostat, instalasi
pemipaan air drainage, pipa refrigeran, instalasi pengontrolan dan instalasi listrik.
- Pengadaan dan pemasangan semua pekerjaan sipil yang diakibatkan oleh adanya
pelaksanaan pekerjaan ini.
- Mengadakan perbaikan kembali dan finishing seperti semula semua gangguan kerusakan
dan kerugian yang diakibatkan oleh adanya pelaksanaan pekerjaan instalasi ini.
- Menyerahkan gambar instalasi yang terpasang, buku petunjuk cara menjalankan,
pemeliharaan dan memperbaiki sistem tata udara ini kepada pemberi tugas dan
konsultan.
6.2.2. Sistem pemipaan dan peralatan.
a. Umum
Bab ini melengkapi seluruh pekerjaan pemipaan dan adalah tanggung jawab
pemborong untuk mengikuti gambar dan spesifikasi yang sesuai. Gambar gambar
menunjukkan secara umum ukuran ukuran dan lokasi pipa.
b. Material.
Pipa pengembunan (drain) digunakan pipa pvc klas AW produk Paralon, Maspion,
atau Wavin. Pipa refrigerant harus menggunakan pipa tembaga dan dibungkus isolasi
dari thermaflek Semua pipa dan peralatan harus tahan tekanan hingga 10 kg/cw2
selama 24 jam terus menerus tanpa terjadi kebocoran.
c. Pemasangan sistem pipa
Pipa hendaknya dipasang sejauh minimal 30 cm dari tepi dinding, atap lantai dll agar
memudahkan pemeliharaan dan service. Pemborong harus memasang pipa pipa
pembuangan ( drainage ) dari mesin mesin ac sampai ketempat pembuangan yang
terdekat dalam saluran yang tersembunyi (tidak mengganggu). Untuk pipa
pengembunan harus dilapisi vapour barier jacket seperti sisalation 450 atau yang
sejenis dan direkat dengan tape sampai tidak terjadi pengembunan pada permukaan
pipa.
81
Spesifikasi Teknis
82
Spesifikasi Teknis
material yang kebetulan tidak disebutkan, akan tetapi akan secara umum diperlukan agar
dapat diperoleh system telekomunikasi yang baik dimana setelah diuji, dicoba dan disetel
siap untuk dipakai.
1. Pengadaan dan pemasangan unit PABX dan accessories accessorriesnya.
2. Pemasangan outlet outlet ( socket outlet & plug / jack telepone dinding )
3. Pengadaan unit MDF dan sejumlah TTB.
4. Pengadaaan dan pemasangan kabel kabel dari MDF diruangan central kesemuanya
junction (terminal) box dan dari junction box ke outlet telepone ditiap-tiap ruangan
dan tempattempat seperti tertera dalam gambar.
Sentral unit (unit utama) harus mempunyai fasilitas
a. Kemungkinan perluasan extension.
b. Mempunyai fasilitas record dan send messege
c. Mempunyai fasilitas hubungan dengan facsimilie
d. Mempunyai alat pencatat pemakaian yang dapat dihubungkan komputer / printer.
Sentral unit pesawat pesawat telepone dan accessoriesnya merupakan produk
panasonic. NEC atau setara
6.3.2. Persyaratan Instalasi
a. Kabel kabel yang digunakan adalah kabel ex supreme, tranka, jembo, Kabelindo dan
kabel metal type ITC, penampang kabel minimun adalah 0,6 mm
b. Jenis kabel telephone adalah sebagai berikut :
1. Untuk instalasi dari joint box telephone ke outlet telephone digunakan type ITC (
indoor telephone cable ) berinsulasi ITC 2x 2x 0.6 mm2 sesuai gambar rencana.
2. Untuk intalansi kabel dari joint box tiap lantai ke main distributon frame ( MDF )
kapasitas dan ukuranya harus di sesuaikan dengan titik telepon ditambah spare (
cadangan )
c. Untuk counduit yang ditanam dalam beton : harus dari jenis steel conduit khusus
untuk instalansi listrik, dengan diameter minimal
d. Seluruh kotak sambungan persimpangan dan lain lain harus dipasang tutup,
sehingga tidak akan masuk barang lain kedalam kotak tersebut.
e. Kabel dari Terminal Box menuju berbagai socket outlet dinding harus melalui plafond
( ceiling ) seluruh saluran ini terpisah dengan sistem saluran lainnya . seluruh kabel
kabel instalansi telephone diatas ceiling harus menggunakan conduit.
f. Semua sambungan baik yang berada di MDF maupun di TTB harus memakai terminal,
Tidak diperkenankan adanya sambungan kabel pada pipa intalasi. Semua sambungan
harus berada diterminal box dan disolder.
g. Kontraktor harus menyertakan seorang ahli yang bertugas mengawasi, chek
peralatan dan menyetel peralatan yang dipasang sehinga peralatan dapat beroperasi
dengan baik.
h. Pelaksanaan dan pemasangan instalasi telephone ini serta pengujiannya harus di
laksanakan sesuai dengan kebutuhankebutuhan dan syaratsyarat yang ditetapkan
oleh perum telekomunikasi dan instansiinstansi yang berwenang.
6.3.3. Pengujian
a. Seluruh instalasi kabel dan peralatan harus diuji terlebih dahulu dihubungkan dengan
unit sentral dan saluran dari PT. Telkom.
b. Kontraktor harus dapat memperagakan bahwa seluruh sistem dapat bekerja dengan
sempurna dan sesuai seperti yang dimaksud.
83
Spesifikasi Teknis
84
Spesifikasi Teknis
d. Dalam pemasangan diwajib kan mengikuti aturan-aturan yang berlaku, baik yang
dikeluarkan oleh pihak produsen atau instasi yang terkait dengan pekerjaan Sound
System.
e. Kontraktor harus menyertakan seorang teknisi Sound System yang sudah ahli yang
bertugas mengawasi, chek peralatan dan memastikan instalasi Sound System yang
dipasang dapat beroperasi dengan baik dan dalam kondisi aman digunakan.
6.4.3. Pengujian
a. Seluruh instalasi baik instalasi kelistrikan (power) maupun instalasi mekanik dan
peralatan harus dicek terlebih dahulu untuk memastikan sambungan dalam keadaan
baik dan siap di operasikan.
b. Setelah instalasi kelistrikan (power) maupun instalasi Sound System terpasang yang
berhak melakukan pengoperasian awal adalah teknisi yang merakit instalasi atau
teknisi yang ditunjuk oleh produsen Sound System yang bersangkutan.
c. Pengujian dari Sound System meliputi sistem control suara, kualitas suara, atau pun
pembagian jalur suara hingga sistem tersebut dapat berjalan dengan baik.
d. Kontraktor harus dapat memperagakan bahwa seluruh sistem dapat bekerja dengan
sempurna dan sesuai seperti yang dimaksud.
e. Jadwal waktu tentang keperluan pengujian dan caracara pelaksanaan harus
diserahkan kepada pihak Konsultan PENGAWAS selambatlambatnya 14 hari
sebelum pengujian diadakan.
f. Terhadap kegagalan pengujian, kontrator bertanggung jawab untuk melaksanakan
penggantian bahan atau memperbaikinya menurut pendapat Konsultan PENGAWAS
tanpa adanya tambahan biaya.
6.4.4. Gambar-Gambar Kerja
Kontraktor harus membuat gambar kerja ( shop drawing ) yang menunjukkan rangkaian
pemasangan yang lengkap, dimensidimensi dari peralatan, detail-detail dan sebagainya.
Gambar gambar kerja, katalog, brosur dan type peralatan yang akan dipasang harus
diserahkan kepada Konsultan PENGAWAS 14 hari sebelum pemasangan.
6.4.5. Spesifikasi teknis bahan dan alat
Spesifikasi bahan dan alat yang digunakan untuk jenis pekerjaan pengadaan Sound
System dalam proyek ini adalah sebagai berikut:
a. Merk : TOA, BOSCH ( PHILIPS ) atau setara
b. Kapasitas : 240 W
PENUTUP
1. Apabila dalam rencana kerja dan syaratsyarat pekerjaan (rks) ini untuk menguraikan
bahan bahan dan pekerjaan tidak disebutkan perkataan atau kalimat diadakan oleh
pemborong atau diselenggarakan pemborong, maka hal ini dianggap seperti betul
betul disebutkan, jika ternyata uraian tersebut masuk dalam pekerjaan.
2. Guna mendapatkan hasil yang semaksimal mungkin, maka bagianbagian yang betul
betul termasuk dalam pekerjaan ini tetapi tidak atau belum disebut dalam rencana kerja
dan syaratsyarat pekerjaan (rks) ini harus diselenggarakan oleh pemborong dan
dianggap seperti benar benar disebutkan.
3. Segala sesuatu yang tidak disebut secara nyata, tetapi lazim dan mutlak adanya maka
tetap diadakan / dikerjakan pemborong.
4. Hal hal yang belum tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih lanjut oleh
pihak pemberi tugas, unsur teknis, Konsultan PENGAWAS dan konsultan perencana.
Pembangunan Gedung Kantor Kesehatan Pelabuhan Wilker Parepare 2014
85