Anda di halaman 1dari 133

PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA

KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

PASAL 1

PERSIAPAN TEKNIS PELAKSANAAN

1.1. LINGKUP
1.1.1. Persyaratan Teknis Umum ini merupakan persyaratan dai segi teknis yang

secara umum berlaku untuk seluruh bagian pekerjaan dimana persyaratan ini

bisa diterapkan untuk pelaksanaan kegiatan Pembangunan IPLT Kab. Konawe

, yang meliputi :
a. Pekerjaan Kolam Stabilisasi.

b. Pekerjaan Ruang Operator.

c. Pekerjaan Fasilitas Umum (Pagar, Talud, Drainase, Rabat Beton).


Secara lengkap seluruh jenis pekerjaan tersebut dapat disesuaikan / dilihat

dan tercantum pada Bill Of Quantity (BQ).

1.1.2. Kecuali disebut secara khusus dalam dokumen-dokumen dimaksud berikut,

lingkup pekerjaan yang ditugaskan termasuk tetapi tidak terbatas pada hal-
hal sebagai berikut:

a. Pengadaan tenaga kerja.

b. Pengadaan Bahan / Material.

c. Pengadaan peralatan & alat bantu, sesuai dengan kebutuhan lingkup


pekerjaan yang ditugaskan.

d. Koordinasi dengan Pemborong / pekerja lain yang berhubungan dengan

pekerjaan pada bagian pekerjaan yang ditugaskan.


e. Penjagaan kebersihan, kerapian, dan keamanan kerja.

f. Pembuatan As Built drawing (Gambar terlaksana).

1.1.3. Persyaratan Teknis Umum menjadi satu kesatuan dangan persyaratan teknis
pelaksanaan pekerjaan dan secara bersama – sama merupakan persyaratan

dari segi teknis bagi seluruh pekerjaan sebagaimana diungkapkan dalam satu

atau lebih dari dokumen-dokumen berikut ini:

-1
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

a. Gambar-gambar pelelangan / pelaksanaan.

b. Persyaratan Teknis Umum / pelaksanaan pekerjaan / bahan.

c. Rincian Volume Pekerjaan / Rincian Penawaran.

d. Dokumen-dokumen pelelangan / pelaksanaan yang lain.


1.1.4. Dalam hal mana ada bagian dari Persyaratan Teknis Umum ini, yang tidak

dapat diterapkan pada bagian pekerjaan sebagaimana diungkapkan di atas,

maka bagian dari persyaratan teknis umum tersebut dengan sendirinya

dianggap tidak berlaku.

1.2. REFERENSI

1.2.1. Seluruh pekerjaan harus dilaksanakan dengan mengikuti dan memenuhi

persyaratan-persyaratan teknis yang tertera dalam Normalisasi Indonesia


(NI), Standar Industri Indonesia (SII) dan Peraturan-peraturan Nasional

maupun Peraturan-peraturan setempat lainnya yang berlaku atau jenis - jenis

pekerjaan yang bersangkutan.


Untuk pekerjaan-pekerjaan yang belum termasuk dalam standart-standart

yang tersebut di atas, maupun standart-standart nasional lainnya, maka

diberlakukan standart-standart Internasional yang berlaku atau pekerjaan

pekerjaan tersebut atau setidak-tidaknya berlaku standart-standart


Persyaratan Teknis dari Negara-negara asall bahan / pekerjaan yang

bersangkutan dan dari produk yang ditentukan pabrik pembuatnya.

1.2.2. Dalam hal dimana ada bagian pekerjaan yang persyaratan teknisnya tidak

diatur dalam persyaratan teknis umum / khususnya maupun salah satu dari
ketentuan yang disebutkan di atas, maka atas bagian pekerjaan tersebut

pemborong harus mengajukan salah satu dari persyaratan-persyaratan

berikut guna disepakati oleh direksi untuk dipakai sebagai patokan

persyaratan teknis :
a. Standart / norma / kode / pedoman yang bisa diterapkan pada bagian

pekerjan bersangkutan yang diterbitkan oleh Instansi / Institusi /

-2
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

Asosiasi Profesi / Asosiasi Produsen / Lembaga Pengujian atau Badan-

badan lain yang berwewenang / berkepentingan atau Badan-badan

yang bersifat Internasional ataupun Nasional dari Negara lain, sejauh

bahwa atau hal tersebut diperoleh persetujuan dari Direksi / Konsultan


PENGAWAS.

b. Brosur teknis dari produsen yang didukung oleh sertifikat dari

Lembaga pengujian yang diakui secara Nasional / Internasional.

1.3. BAHAN
1.3.1. Baru / Bekas

Kecuali ditetapkan lain secara khusus, maka semua bahan yang dipergunakan

untuk pekerjaan ini harus merupakan bahan yang baru, penggunaan barang
bekas dalam komponen kecil maupun besar sama sekali tidak diperbolehkan.

1.3.2. Tanda Pengenal

a. Dalam hal dimana pabrik / produsen bahan mengeluarkan tanda pengenal


untuk produk bahan yang dihasilkan, baik berupa cap / merk dagang

pengenal pabrik / produsen bersangkutan yang dipergunakan dalam

pekerjaan ini harus mengandung tanda pengenal tersebut.

b. Khusus untuk bahan bagi pekerjaan instalasi (penerangan, plumbing, dll)


kecuali ditetapkan oleh Direksi / Konsultan PENGAWAS, bahan sejenis

dengan fungsi yang sama harus diberi tanda pengenal untuk membedakan

satu bahan dari bahan lainnya. Tanda pengenal ini bisa berupa warna atau

tanda-tanda lain yang mana harus sesuai dengan referensi pada I.2.
tersebut di atas atau dalam hal dimana tidak / belum ada pengaturan yang

jelas mengenai itu, hal ini harus dilaksanakan sesuai petunjuk direksi /

Konsultan PENGAWAS.

1.3.3. Merk Dagang


a. Penyebutan sesuatu merk dagang bagi suatu bahan / produk di dalam

Persyaratan Teknis Umum, secara umum harus diartikan sebagai

-3
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

persyaratan kwalitas penampilan (Performance) dari bahan / produk

tersebut.

b. Kecuali secara khusus dipersyaratkan lain, maka penggunaan bahan /

produk lain yang dapat dibuktikan mempunyai kwalitas penampilan yang


setaraf dengan bahan / produk yang memakai merk dagang yang

disebutkan, dapat diterima sejauh bahwa untuk itu sebelumnya telah

diperoleh persetujuan tertulis dari Direksi / Konsultan PENGAWAS atas

Kesetarafan tersebut.
c. Sejauh bisa memenuhi persyaratan teknis yang ditetapkan, penggunaan
produksi dalam negeri lebih diutamakan.

1.3.4. Penggantian (Substitusi)

a. Pemborong / supplier bisa mengajukan usulan untuk menggantikan


sesuatu bahan / produk lain dengan mutu yang dipersyaratkan.

b. Dalam persetujuan atau sesuatu penggantian (substitusi), perbedaan harga

yang ada dengan bahan / produk yang dipersyaratkan akan diperhitungkan


sebagai perubahan pekerjaan dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Dalam hal dimana penggantian disebabkan karena kegagalan

pemborong / suplier seperti dipersyaratkan, maka perubahan pekerjaan

yang bersifat biaya tambah dianggap tidak ada.


2. Dalam hal dimana penggantian dapat disepakati oleh Direksi /

Konsultan PENGAWAS dan pemberi Tugas sebagai masukan (Input)

baru yang menyangkut nilai tambah, maka perubahan pekerjaan

mengakibatkan biaya tambah dapat diperkenankan.


1.3.5. Persetujuan Bahan

a. Untuk menghindarkan penolakan bahan di lapangan, dianjurkan dengan

sangat agar sebelum sesuatu bahan / produk akan dibeli / dipesan /

diproduksi, terlebih dahulu dimintakan persetujuan dari Direksi / Konsultan


PENGAWAS atau kesesuaian dari bahan / Produk tersebut pada Persyaratan

Teknis, yang mana akan diberikan dalam bentuk tertulis yang dilampirkan

-4
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

pada contoh / brosur dari bahan / produk yang bersangkutan untuk

diserahkan kepada Direksi / Konsultan PENGAWAS Lapangan.

b. Penolakan bahan di lapangan karena diabaikannya prosedur di atas

sepenuhnya merupakan tanggung jawab pemborong / suplier, yang mana


tidak dapat diberikan pertimbangan keringanan apapun.

c. Adanya persetujuan tertulis dengan disertai contoh / brosur seperti

tersebut di atas tidak melepaskan tanggung jawab Pemborong / Supplier

dari kewajibannya dalam Perjanjian Kerja ini mengadakan bahan / Produk


yang sesuai dengan persyaratannya, serta tidak merupakan jaminan akan
diterima / disetujuinya seluruh bahan / produk yang digunakan sesuai

dengan contoh brosur yang telah disetujui.

1.3.6. Contoh

Pada waktu memintakan persetujuan atas bahan / produk kepada Direksi /

Konsultan PENGAWAS harus disertakan contoh dari bahan / produk tesebut


dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Jumlah Contoh

1. Untuk bahan / produk bila tidak dapat diberikan sesuai sertifikat

pengujian yang dapat disetujui / diterima oleh Direksi / Konsultan


PENGAWAS sehingga oleh karenanya perlu diadakan pengujian kepada

Direksi / Konsultan PENGAWAS harus diserahkan sejumlah bahan

produk sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam standart

prosedur pengujian, untuk dijadikan benda uji guna diserahkan pada


Badan / Lembaga Penguji yang ditunjuk oleh Direksi / Konsultan

PENGAWAS.

2. Untuk Bahan / produk atau mana dapat ditunjukan sertifikat pengujian

yang dapat disetujui / diterima oleh Direksi / Konsultan PENGAWAS,


kepada Direksi / Konsultan PENGAWAS harus diserahkan 3 (tiga) buah

-5
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

contoh yang masing masing disertai dengan salinan sertifikat pengujian

yang bersangkutan.

b. Contoh yang Disetujui

1. Dari contoh yang diserahkan kepada Direksi / Konsultan PENGAWAS


atau contoh yang telah memperoleh persetujuan dari Direksi /

Konsultan PENGAWAS harus dibuat suatu keterangan tertulis mengenai

persetujuannya dan disamping itu, oleh Direksi / Konsultan PENGAWAS

harus dipasangkan tanda pengenal persetujuannya pada 3 (tiga) buah


contoh yang semuanya akan dipegang oleh Direksi / Konsultan
PENGAWAS. Bila dikehendaki, Pemborong / Supplier dapat meminta

sejumlah set tambahan dari contoh berikut tanda pengenal persetujuan

dan surat keterangan persetujuan untuk kepentingan Dokumentasi


sendiri. Dengan demikian jumlah contoh yang harus diserahkan kepada

Direksi / Konsultan PENGAWAS harus ditambah seperlunya sesuai

dengan kebutuhan tambahan tersebut.


2. Pada waktu Direksi / Konsultan PENGAWAS sudah tidak lagi

membutuhkan contoh yang disetujui tersebut untuk pemeriksaan

bahan produk bagi pekerjaan, Pemborong berhak meminta kembali

contoh tersebut untuk dipasangkan pada pekerjaan.


c. Waktu Persetujuan Contoh

1. Adalah tanggung jawab dari pemborong / supllier untuk mengajukan

contoh pada waktunya, sedemikian sehingga pemberian persetujuan

atau contoh tersebut tidak akan menyebabkan keterlambatan pada


jadwal pengadaan bahan.

2. Untuk bahan / produk yang persyaratannya tidak dikaitkan dengan

kesetarafan pada suatu merk dagang tertentu, keputusan atau contoh

akan diberikan oleh Direksi / Konsultan PENGAWAS dalam waktu tidak


lebih dari 10 (sepuluh) hari kerja. Dalam hal dimana persetujuan

tersebut akan melibatkan keputusan tambahan diluar persyaratan teknis

-6
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

(seperti penentuan model, warna, dll), maka keseluruhan keputusan

akan diberikan dalam waktu tidak lebih dari 21 (dua puluh satu) hari

kerja.

3. Untuk bahan / produk yang masih harus dibuktikan kesetarafannya


dengan suatu merk dagang yang disebutkan, keputusan atau contoh

akan diberikan oleh Direksi / Konsultan PENGAWAS dalam waktu 21

(duapuluh satu) hari kerja sejak dilengkapinya pembuktian kesetarafan.

4. Untuk bahan / Produk yang bersifat pengganti / substitusi, keputusan


persetujuan akan diberikan oleh Direksi / Konsultan PENGAWAS dalam
jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanya dengan lengkap

seluruh bahan pertimbangan.

5. Untuk bahan / produk yang bersifat peralatan / perlengkapan atau pun


produk yang lain karena sifat / jumlah / harga pengadaanya tidak

memungkinkan untuk diberikan contoh dalam bentuk bahan / produk

jadi permintaan persetujuan bisa diajukan berdasarkan Brosur dari


produk tersebut, yang mana harus dilengkapi dengan :

 Spesifikasi Teknis lengkap yang dikeluarkan oleh pabrik / produsen.

 Surat surat seperlunya dari agen / importer, sesuai keagenan, surat

jaminan suku cadang dan jasa purna (after sales service) dan lain-
lain.

 Katalog untuk warna, pekerjaan penyelesaian (finishing) dan lain-

lain.

 Sertifikat pengujian, penetapan, kelas, dan dokumen-dokumen lain


sesuai petunjuk Direksi / Konsultan PENGAWAS.

6. Apabila setelah melewati waktu yang ditetapkan di atas, keputusan,

keputusan atau contoh dari bahan / Produk yang diajukan belum

diperoleh tanpa pemberitahuan tertulis apapun dari Direksi / Konsultan


PENGAWAS, maka dengan sendirinya dianggap bahwa contoh yang

diajukan telah disetujui oleh Direksi / Konsultan PENGAWAS.

-7
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

1.3.7. Penyimpanan Bahan

a. Persetujuan atas suatu bahan / produk harus diartikan sebagai perijinan

untuk memasukan bahan produk tersebut dengan tetap berada dalam

kondisi layak untuk dipakai. Apabila selama waktu itu ternyata bahwa
bahan / produk tidak layak untuk dipakai dalam pekerjaan, Direksi /

Konsultan PENGAWAS berhak memerintahkan agar :

1. Bahan atau Produk tersebut segera diperbaiki sehingga kembali

menjadi layak untuk dipakai.


2. Dalam hal mana perbaikan tidak lagi mungkin, supaya bahan / produk
tersebut segera dikeluarkan dari lokasi pekerjaan selama 2 x 24 jam

untuk diganti dengan yang memenuhi persyaratan.

b. Untuk bahan / produk yang mempunyai umur pemakaian yang tertentu


penyimpanannya harus dikelompokan menurut umur pemakaian tersebut

yang mana harus dinyatakan dengan tanda pengenal dengan ketentuan

sebagai berikut:
1. Terbuat dari kaleng atau kertas karton yang tidak akan rusak selama

penggunaan ini.

2. Berukuran minimal 40 x 60 cm.

3. Huruf berukuran minimum 10 cm dengan warna merah.


4. Diletakkan di tempat yang mudah terlihat.

c. Penyusunan bahan sejenis selama penyimpanan harus diatur sedemikian

rupa sehingga bahan yang terlebih dahulu masuk akan lebih dulu pula

dikeluarkan untuk dipakai dalam pekerjaan.

1.4. PELAKSANAAN

1.4.1. Rencana Pelaksanaan

a. Dalam waktu 7 (tujuh) hari sejak ditandatanganinya Surat Perintah Kerja


(SPK) oleh kedua belah pihak, pemborong harus menyerahkan kepada

Direksi/Konsultan PENGAWAS sebuah “Network Planning” mengenai

-8
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

seluruh kegiatan yang perlu dilakukan untuk melaksanakan pekerjaan ini

dalam diagram mana dinyatakan pula urutan serta kaitan/hubungan antara

seluruh kegiatan-kegiaan tersebut.

b. Kegiatan Pemborong untuk/selama masa pengadaan/pembelian serta


waktu pengiriman/pengangkutan dari :

1. Bahan, elemen, komponen dari pekerjaan maupun pekerjaan

persiapan/pembantu.

2. Peralatan dan perlengkapan untuk pekerjaan


c. Kegiatan Pemborong untuk/selama waktu fabrikasi, pemasangan dan
pembangunan.

d. Pembuatan gambar-gambar kerja.

e. Permintaan persetujuan atau bahan serta gambar kerja maupun rencana


kerja.

f. Harga borongan dari masing masing kegiatan tersebut.

g. Jadwal untuk seluruh kegiatan tersebut.


h. Direksi/Konsultan PENGAWAS akan memeriksa rencana kerja Pemborong

dan memberikan tanggapan dalam waktu 2 (dua) minggu.

i. Pemborong harus memasukkan kembali perbaikan/penyempurnaan atau

rencana kerja kepada Direksi/Konsultan PENGAWAS dan meminta


diadakannya perbaikan/penyempurnaan atau rencana kerja tadi paling

lambat 4 (empat) hari sebelum dimulainya pelaksanaan.

j. Pemborong tidak dibenarkan memulai suatu pelaksanaan atau pekerjaan

sebelum adanya persetujuan dari Direksi/Konsultan PENGAWAS atau


rencana kerja ini. Kecuali dapat dibuktikan bahwa Direksi/Konsultan

PENGAWAS telah melalaikan kewajibannya untuk memeriksa rencana kerja

Pemborong pada waktunya, maka kegagalan Pemborong untuk memulai

pekerjaan sehubungan dengan belum adanya rencana kerja yang memulai


pekerjaan yang disetujui Direksi, sepenuhnya merupakan tanggung jawab

dari pemborong bersangkutan.

-9
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

1.4.2. Gambar Kerja (Shop Drawing)

a. Untuk bagian-bagian pekerjaan dimana gambar pelaksanaan (Construction

Drawings) belum cukup memberikan petunjuk mengenai cara untuk


mencapai keadaan terlaksana, Pemborong wajib untuk mempersiapkan

gambar kerja yang secara terperinci akan memperlihatkan cara pelaksanaan

tersebut.

b. Format dari gambar kerja harus sesuai dengan petunjuk yang diberikan
oleh Direksi / Konsultan PENGAWAS.
c. Gambar kerja harus diajukan kepada Direksi / Konsultan PENGAWAS untuk

mendapatkan persetujuan untuk mana gambar-gambar tersebut di atas

harus diserahkan dalam rangkap 3 (tiga).


d. Pengajuan gambar kerja tersebut paling lambat 14 (empat belas) hari

sebelum pemesanan bahan atau Pelaksanaan pekerjaan dimulai.

1.4.3. Ijin Pelaksanaan

Ijin pelaksanaan paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum memulai pekerjaan

tersebut, Pemborong diwajibkan untuk mengajukan ijin pelaksanaan secara

tertulis kepada Direksi / Konsultan PENGAWAS dengan dilampiri gambar kerja


yang sudah disetujui. Ijin pelaksanaan yang disetujui sebagai pegangan

Pemborong untuk melaksanakan pada bagian pekerjaan tersebut.

1.4.4. Contoh Pekejaan ( Mock Up).


Bila pekerjaan dikehendaki oleh Direksi/Konsultan PENGAWAS, Pemborong

wajib menyediakan sebelum pekerjaan dimulai.

1.4.5. Rencana Mingguan dan Bulanan.


a. Selambat lambatnya pada setiap hari Sabtu dalam masa dimana

pelaksanaan pekerjaan berlangsung, Pemborong wajib untuk menyerahkan

-10
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

kepada direksi/Konsultan PENGAWAS suatu rencana mingguan yang berisi

rencana pelaksanaan dari berbagai bagian pekerjaan yang akan

dilaksanakan dalam minggu berikutnya.

b. Selambat-lambatnya pada minggu terakhir dari tiap bulan, Pemborong


wajib menyerahkan kepada Direksi/Konsultan PENGAWAS suatu rencana

bulanan yang menggambarkan dalam garis besarnya, berbagai rencana

pelaksanaan dari berbagai bagian pekerjaan yang direncanakan untuk

dilaksanakan dalam bulan berikutnya.


c. Kelalaian Pemborong untuk menyusun dan menyerahkan rencanan
mingguan maupun bulanan dinilai sama dengan kelalaian dalam

melaksanakan perintah Direksi/Konsultan PENGAWAS dalam melaksanakan

pekerjaan.
d. Untuk memulai suatu bagian pekerjaan yang baru, pemborong diwajibkan

untuk memberitahu Direksi/Konsultan PENGAWAS mengenai hal tersebut

paling sedikit 2 x 24 jam sebelumnya.

1.4.6. Kualitas Pekerjaan

Pekerjaan harus dikerjakan dengan kualitas pengerjaan yang terbaik untuk jenis

pekerjaan bersangkutan.

1.4.7. Pengujian Hasil Pekerjaan

a. Kecuali dipersyaratkan lain secara khusus, maka semua pekerjaan akan diuji

dengan cara dan tolak ukur pengujian yang dipersyaratkan dalam referensi
yang ditetapkan dalam pada Pasal I.2. dari Persyaratan Teknis Umum ini.

b. Kecuali dipersyaratkan lain secara khusus, maka Badan/Lembaga yang akan

melakukan pengujian dipilih atas persetujuan Direksi/Konsultan

PENGAWAS dari Lembaga/Badan Penguji milik Pemerintah atau yang diakui


Pemerintah atau Badan lain yang oleh Direksi/Konsultan PENGAWAS

-11
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

dianggap memiliki obyektifitas dan Integritas yang meyakinkan. Atau hal

yang terakhir ini Pemborong/supplier tidak berhak mengajukan sanggahan.

c. Semua biaya pengujian dalam jumlah seperti yang dipersyaratkan menjadi

beban Pemborong.
d. Dalam hal dimana Pemborong tidak dapat menyetujui hasil pengujian dari

bahan penguji yang ditunjuk oleh Direksi, Pemborong berhak mengadakan

pengujian tambahan pada lembaga/Badan lain yang memenuhi

persyaratan Badan Penguji seperti tersebut di atas untuk mana seluruh


pembiayaannya ditanggung sendiri oleh pemborong.
e. Apabila ternyata bahwa kedua hasil pengujian dari kedua Badan tersebut

memberikan kesimpulan yang berbeda, maka dapat dipilih untuk :

1. Memilih Badan / Lembaga Penguji ketiga atau kesepakatan bersama.


2. Melakukan pengujian ulang pada bahan / lembaga Penguji pertama

atau kedua dengan ketentuan tambahan sebagai berikut :

- Pelaksanaan pengujian ulang harus disaksikan oleh Direksi /


Konsultan PENGAWAS dan Pemborong / supplier maupun wakil-

wakilnya.

- Pada pengujian ulang harus dikonfirmasikan penerapan dari alat alat

penguji.
3. Hasil dari pengujian ulang harus dianggap final, kecuali bilamana kedua

belah pihak sepakat untuk menganggapnya demikian.

4. Apabila hasil pengujian ulang mengkonfirmasikan kesimpulan dari hasil

pengujian yang pertama, maka semua akibat langsung maupun tidak


langsung dari adanya semua pengulangan pengujian menjadi tanggung

jawab pemborong / supplier.

5. Apabila hasil pengujian ulang menunjukan ketidaktepatan kesimpulan

dari hasil pengujian yang kedua, maka:


- 2 (dua) dari 3 (tiga) penguji yang bersangkutan, atas pilihan

Pemborong / Supplier akan diperlakukan sebagai pekerjaan tambah.

-12
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

- Atas segala penundaan pekerjaan akibat adanya penambahan /

pengulangan pengujian akan diberikan tambahan waktu pelaksanaan

pada bagian pekerjaan bersangkutan dan bagian bagian lain yang

terkena akibatnya, penambahan mana besarnya adalah sesuai dengan


penundaan yang terjadi

1.4.8. Penutupan Hasil Pelaksanaan Pekerjaan

a. Sebelum menutup suatu bagian pekerjaan dangan bagian pekerjaan yang


lain yang mana akan secara visual menghalangi Direksi / Konsultan
PENGAWAS untuk memeriksa bagian pekerjaan yang terdahulu,

pemborong wajib melaporkan secara tertulis kepada Direksi / Konsultan

PENGAWAS mengenai rencananya untuk melaksanakan bagian pekerjaan


yang akan menutupi bagian pekerjaan tersebut, sedemikian rupa sehingga

Direksi / Konsultan PENGAWAS berkesempatan secara wajar melakukan

pemeriksaan pada bagian yang bersangkutan untuk dapat disetujui


kelanjutan pengerjaannya.

b. Kelalaian Pemborong untuk menyampaikan laporan di atas, memberikan

hak kepada Direksi / Konsultan PENGAWAS untuk dibelakang hari

menuntut pembongkaran yang menutupi tersebut, guna memeriksa hasil


pekerjaan yang terdahulu yang mana akibatnya sepenuhnya akan

ditanggung oleh Pemborong.

c. Dalam hal dimana laporan telah disampaikan dan Direksi tidak mengambil

langkah-langkah untuk menyelesaikan pemeriksaan yang dimaksudkan di


atas, maka setelah lewat 2 (dua) hari sejak laporan disampaikan,

pemborong berhak melanjutkan pelaksanaan pekerjaan dan menganggap

bahwa Direksi telah menyetujui bagian pekerjaan yang ditutup tersebut.

d. Pemeriksaan dan Persetujuan oleh Direksi / Konsultan PENGAWAS atas


suatu pekerjaan tidak melepaskan Pemborong dari kewajibannya untuk

melaksanakan pekerjaan sesuai dengan Surat Perjanjian Pemborong (SPP).

-13
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

e. Walaupun telah diperiksa dan disetujui kepada Pemborong masih dapat

diperintahkan untuk membongkar bagian pekerjaan yang menutupi bagian

pekerjaan lain guna pemeriksaan bagian pekerjaan yang ditutupi.

1.4.9. Kebersihan dan Keamanan


a. Pemborong bertanggung jawab untuk menjaga agar area kerja senantiasa

berada dalam keadaan rapi dan bersih.

b. Pemborong bertanggung jawab atas keamanan diarea kerja, termasuk

apabila diperlukan tenaga, peralatan, atau tanda-tanda Khusus.

1.5. PENYELESAIAN DAN PENYERAHAN

1.5.1. DOKUMEN TERLAKSANA (As Build Documents)

a. Pada penyelesaian dari setiap pekerjaan Pemborong wajib menyusun


Dokumen Terlaksana yang terdiri dari:

1. Gambar-gambar terlaksana (as built drawing)

2. Persyaratan teknis terlaksana dari pekerjaan, sebagaimana yang telah

dilaksanakan.
b. Dikecualikan dari kewajiban di atas adalah Pemborong untuk pekerjaan:

1. Pekerjaan Persiapan

2. Supply bahan, perlengkapan / peralatan kerja

c. Dokumen terlaksana bisa diukur dari :


1. Dokumen pelaksanaan

2. Gambar-gambar perubahan

3. Perubahan Persyaratan Teknis

4. Brosur teknis yang diberi tanda pengenal khusus berupa cap sesuai
petunjuk Direksi / Konsultan PENGAWAS.

-14
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

d. Dokumen terlaksana ini harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi /

Konsultan PENGAWAS

e. Khusus untuk pekerjaan kunci, sarana komunikasi bersaluran banyak,

utilitas dan pekerjaan pekerjaan lain dengan sistem jaringan bersaluran


banyak secara operasional membutuhkan identifikasi yang bersifat lokatif,

dokumen terlaksana ini harus dilengkapi dengan daftar pesawat / instalasi /

peralatan / perlengkapan yang mengidentifikasi lokasi dari masing-masing

barang tersebut.
f. Kecuali dengan ijin khusus dari Direksi / Konsultan PENGAWAS dan
Pemberi Tugas, Pemborong harus membuat dokumen terlaksana hanya

untuk diserahkan kepada Pemberi Tugas. Pemborong tidak dibenarkan

membuat / menyimpan salinan ataupun copy dari dokumen terlaksana


tanpa ijin khusus tersebut.

1.5.2. PENYERAHAN
Pada waktu penyerahan pekerjaan, Pemborong wajib menyerahkan kepada

Pemberi Tugas :

a. 2 (dua) dokumen terlaksana

b. Untuk peralatan / perlengkapan:


- 2 (dua) set pedoman operasi (operational manual)

- suku cadang sesuai yang dipersyaratkan

c. Untuk berbagai macam :

- Semua kunci orisinil disertai “Construction Key” bila ada


- Minimum 1 (satu) set kunci duplikat

d. Dokumen resmi (seperti surat ijin, tanda pembayaran cukai, surat fiskal

pajak, dan lain-lain)

e. Segala macam surat jaminan berupa Guarantee / Warranty sesuai uang


yang dipersyaratkan

-15
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

f. Surat pernyataan pelunasan sesuai petunjuk Direksi / Konsultan

PENGAWAS

g. Bahan finishing cat minimal 3 (tiga) galon (masing-masing warna)

h. Bahan finishing lantai / dinding & atau masing masing minimal 2 m2

1.6. KEAMANAN PENJAGAAN

1.6.1. Untuk keamanan Pemborong diwajibkan mengadakan penjagaan, bukan saja

terhadap pekerjaannya, tetapi juga bertanggung jawab atas keamanan,


kebersihan bangunan-bangunan, jalan-jalan, pagar, pohon-pohon dan
taman-taman yang telah ada.

1.6.2. Pemborong berkewajiban menyelamatkan bangunan yang telah ada, apabila

bangunan yang telah terjadi kerusakan akibat pekerjaan ini, maka


pemborong berkewajiban untuk memperbaiki / membetulkan sebagaimana

mestinya.

1.6.3. Pemborong harus menyediakan penerangan yang cukup di lapangan,


terutama pada waktu lembur, jika Pemborong menggunakan aliran listrik dari

bangunan / komplek, diwajibkan bagi pemborong untuk memasang meter

sendiri untuk menetapkan sewa listrik yang dipakai.

1.6.4. Pemborong harus berusaha menanggulangi kotoran-kotoran debu agar tidak


mengurangi kebersihan dan keindahan bangunan-bangunan yang sudah

ada.

1.6.5. Segala operasi yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan untuk

Pembangunan pekerjaan sementara sesuai dengan ketentuan kontrak harus


dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan gangguan

terhadap ketentraman penduduk atau jalan-jalan yang harus digunakan baik

jalan perorangan atau umum, milik pemberi tugas atau milik pihak lain.

Pemborong harus membebaskan Pemberi Tugas dari segala tuntutan ganti


rugi sehubungan dengan hal tersebut di atas.

-16
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

1.6.6. Pemborong harus bertanggung jawab atas kerusakan-kerusakan pada jalan

raya atau jembatan yang menghubungkan proyek sebagai akibat dari lalu

lalang peralatan ataupun kendaraan yang dipergunakan untuk mengangkut

bahan bahan / material guna keperluan proyek.


1.6.7. Apabila Pemborong memindahkan alat-alat pelaksanaan, mesin-mesin berat

atau unit-unit alat berat lainnya dari bagian pekerjaan, melalui jalan raya atau

jembatan yang mungkin akan mengakibatkan kerusakan dan seandainya

pemborong akan membuat perkuatan-perkuatan di atasnya, maka hal


tersebut harus diberitahukan terlebih dahulu kepada Pemberi Tugas dan
Instansi Yang berwewenang. Biaya untuk perkuatan tersebut menjadi

tanggungan Pemborong.

PASAL 2.

PEKERJAAN PERSIAPAN DAN LAPANGAN

2.1. PEKERJAAN PERSIAPAN


2.1.1. DIREKSI KEET

a. Bangunan Sementara

Sebelum pemborong memulai pelaksanaan pekerjaan ini diharuskan

menyediakan dan mendirikan Direksi Keet berupa bangunan sementara


yang berukuran minimal 12.00 m2.

b. Kelengkapan Direksi Keet

-17
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

Sebagai kelengkapan direksi keet guna penyelesaian administrasi di

lapangan, maka sebelum pelaksanaan pekerjaan ini dimulai pemborong

harus terlebih dahulu melengkapi peralatan antara lain :

- Soft board menempel di dinding 2x1,2x2,4


- (Satu) buah meja rapat (sederhana) ukuran 1,2 x 4,8 m2

Selesai pelaksanaan proyek ini (Serah terima ke II) semua peralatan /

kelengkapan tersebut dalam ayat ini menjadi milik kontraktor, dengan

demikian pembiayaannya dianggap sewa.


c. Alat-alat yang harus senantiasa tersedia di Proyek untuk setiap saat
dapat digunakan oleh direksi Lapangan adalah :

- (satu) buah kamera

- (satu) buah alat ukur Schuitmaat.


- (satu) buah alat ukur optik (theodolit / waterpass)

- (satu) buah personal komputer dan printer

2.1.2. KANTOR DAN GUDANG ARSITEKTUR

Dalam pelaksanaan pekerjaan ini Kontraktor dapat membuat Kantor

Kontraktor, barak-barak untuk pekerja atau gudang tempat penyimpanan

bahan (Boukeet), yang sebelumnya telah dapat persetujuan dari pihak


Direksi / Konsultan PENGAWAS berkenaan dengan konstruksi atau

penempatannya.

Semua Boukeet perlengkapan Pemborong dan sebagainya, pada waktu

pekerjaan berakhir (serah terima) harus dibongkar.

2.1.3. SARANA PEKERJAAN

a. Kontraktor wajib memasukkan identifikasi tempat kerja bagi semua

pekerjaan yang dilakukan di luar lapangan sebelum pemasangan


peralatan yang dimiliki serta jadwal kerja.

-18
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

b. Semua sarana kerja yang digunakan harus benar-benar baik dan

memenuhi persyaratan kerja sehingga memudahkan dan melancarkan

kerja di lapangan

c. Penyediaan tempat penyimpanan bahan / material di lapangan harus


aman dari segala kerusakan hilang dan hal - hal dasar yang

mengganggu pekerjaan lain yang sedang berjalan.

2.1.4. PENGATURAN JAM KERJA DAN PENGERAHAN TENAGA KERJA


a. Pemborong harus dapat mengatur sedemikian rupa dalam hal
pengerahan tenaga kerja pengaturan jam kerja maupun penempatan

bahan hendaknya dikonsultasikan terlebih dahulu dengan Konsultan

PENGAWAS lapangan. Khususnya dalam pengerahan tenaga kerja dan


pengaturan jam kerja dalam pelaksanaannya harus sesuai dengan

peraturan perburuhan yang berlaku.

b. Kecuali ditentukan lain, Pemborong harus menyediakan akomodasi dan


fasilitas-fasilitas lain yang dianggap perlu misalnya (air minum, toilet

yang memenuhi syarat-syarat kesehatan dan fasilitas kesehatan lainya

seperti penyediaan perlengkapan PPPK yang cukup serta pencegahan

penyakit menular)
c. Pemborong harus membatasi daerah operasinya di sekitar tempat

pekerjaan tidak melanggar wilayah bangunan-bangunan lain yang

berdekatan, dan pemborong harus melarang siapapun yang tidak

berkepentingan memasuki tempat pekerjaan

2.1.5. PERLINDUNGAN TERHADAP BANGUNAN / SARANA YANG ADA

a. Segala kerusakan yang timbul pada bangunan / konstruksi sekitarnya

menjadi tanggung jawab Pemborong untuk memperbaikinya, bila


kerusakan tersebut jelas akibat pelaksanaan pekejaan.

-19
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

b. Selama pekerjaan berlangsung Pemborong harus selalu menjaga

kondisi jalan sekitarnya dan bertanggung jawab sepenuhnya terhadap

kerusakan-kerusakan yang terjadi akibat pelaksanaan pekerjaan ini.

c. Kontraktor wajib mengamankan sekaligus melaporkan / menyerahkan


kepada pihak yang berwenang bila nantinya menemukan benda-benda

bersejarah.

2.1.6. PEMBERSIHAN DAN PENEBANGAN POHON-POHON


a. Lapangan terlebih dahulu harus dibersihkan dari rumput, semak, akar-
akar pohon.

b. Sebelum pekerjaan lain dimulai, lapangan harus selalu dijaga, tetap

bersih dan rata.


c. Pemborong tidak boleh membasahi, menebang atau merusak pohon-

pohon atau pagar, kecuali bila telah ditentukan lain atau sebelumnya

diberi tanda pada gambar-gambar yang menandakan bahwa pohon-


pohon dan pagar harus disingkirkan. Jika ada sesuatu hal yang

mengharuskan Pemborong untuk melakukan penebangan, maka ia

harus mendapat ijin dari Pemberi tugas.

2.1.7. PENJAGAAN DAN PAPAN NAMA

a. Pemborong bertanggung jawab atas penjagaan, penerangan dan

perlindungan terhadap pekerjaannya yang dianggap penting selama


pelaksanaan, dan sekaligus menempatkan petugas keamanan untuk

mengatur sirkulasi / arus kendaraan keluar / masuk proyek.

b. Sebelum kontraktor mulai melaksanakan pekerjaannya, maka terlebih

dahulu melihat kondisi keamana lingkungan sekitar.


c. Sebelum memulai pelaksanaan, Kontraktor harus memasang papan

nama proyek.

-20
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

2.1.8. PEKERJAAN PENYEDIAAN AIR BERSIH DAN DAYA LISTRIK UNTUK BEKERJA

a. Air untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dari PDAM. Air harus

bersih, bebas dari debu, bebas dari lumpur, minyak dan bahan-bahan
kimia lainnya yang merusak. Penyediaan air harus sesuai dengan

petunjuk dan persetujuan rencana.

b. Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dan diperoleh dari

sambungan sementara PLN setempat selama masa pembangunan, atau


penggunaan diesel untuk pembangkit tenaga listrik hanya
diperkenankan untuk penggunaan sementara atas persetujuan

Konsultan PENGAWAS. Daya listrik juga disediakan untuk mensuplai

kantor Direksi Lapangan.


c. Segala Biaya atas pemakaian daya dan air di atas adalah beban

Kontraktor.

2.1.9. DRAINASE TAPAK

a. Dengan mempertimbangkan keadaan topografi / kontur tanah yang

ada di tapak, kontraktor wajib membuat saluran sementara yang

berfungsi untuk pembuangan air yang ada.


b. Arah aliran air ditujukan ke daerah / permukaan yang terendah yang

ada di tapak atau ke saluran yang sudah ada di lingkungan daerah

pembuangan.

c. Pembuatan saluran sementara harus sesuai dangan petunjuk dan


persetujuan Direksi / Konsultan PENGAWAS.

2.1.10. MENGADAKAN PENGUKURAN DAN PEMASANGAN BOUWPLANK

a. Pengukuran Tapak kembali.


1. Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran dan

penggambaran kembali lokasi pembangunan dengan dilengkapi

-21
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

keterangan-keterangan mengenai peil ketinggian tanah, letak

batas-batas tanah dengan alat-alat yang sudah ditera

kebenarannya.

2. Ketidakcocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan


lapangan yang sebenarnya harus segera dilaporkan kepada

Konsultan PENGAWAS / Direksi untuk diminta keputusannya.

3. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan

dengan alat-alat waterpass / Theodolite yang ketepatannya dapat


dipertanggungjawabkan.
4. Kontraktor harus menyediakan Theodolith / waterpass beserta

petugas yang melayaninya untuk kepentingan pemeriksaan

Konsultan PENGAWAS / Direksi selama pelaksanaan Proyek.


5. Pengukuran sudut siku dengan prisma atau barang secara azas

segitiga phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil

yang disetujuii oleh Direksi.


6. Segala pekerjaan pengukuran dan persiapan termasuk tanggungan

Kontraktor.

b. Pengukuran dan Titik Peil (0,00) Bangunan

Pemborong harus mengadakan pengukuran yang tepat berkenaan

dengan letak / kedudukan bangunan terhadap titik patok / pedoman

yang telah ditentukan, siku bangunan maupun datar (water Pass) dan
tegak lurus bangunan harus ditentukan dengan memakai alat water

pass instrument / Theodolith. Hal tersebut dilaksanakan untuk

mendapatkan tegel, langit-langit dan sebagainnya dengan hasil yang

baik dan siku.


Untuk mendapatkan titik Peil harap disesuaikan dengan notasi-notasi

yang tercantum pada gambar rencana (Lay Out), dan bila terjadi

-22
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

penyimpangan atau tidak sesuainya antara kondisi lapangan dengan

Lay Out, Pemborong harus melapor pada Konsultan PENGAWAS /

Perencana.

c. Pemasangan Bouwplank
1. Pemborong bertanggung jawab atas ketepatan serta kebenaran

persiapan Bowplank / pengukuran pekerjaan sesuai dengan

referensi ketinggian, dan bench mark yang diberikan Konsultan

PENGAWAS secara tertulis serta bertanggung jawab atas ketinggian,


posisi, dimensi, serta kelurusan seluruh bagian pekerjaan serta
pengadaan peralatan, tenaga kerja yang diperlukan.

2. Bilamana suatu waktu dalam proses pembangunan ternyata ada

kesalahan dalam hal tersebut di atas, maka hal tersebut merupakan


tanggung jawab Pemborong serta wajib memperbaiki kesalahan

tersebut dan akibat-akibatnya, kecuali bila kesalahan tersebut

disebabkan referensi tertulis dari Direksi Pekerjaan.


3. Pengecekan pengukuran atau lainnya oleh Konsultan PENGAWAS

atau wakilnya tidak menyebabkan tanggung-jawab Pemborong

menjadi berkurang.

Pemborong wajib melindungi semua bench mark, dan lain-lain atau


seluruh refferensi dan realisasi yang perlu pada pengukuran

pekerjaan ini.

4. Bahan dan Pelaksanaan.


- Tiang Bowplank menggunakan kayu meranti ukuran 5/7 dipasang

setiap jarak 2.00 m1, sedangkan papan bowplank ukuran 2/20 dari

kayu meranti dipasang datar Water Pass.

- Pemasangan bowplank harus sekeliling bangunan dengan jarak


2,00 m1 dari as tepi bangunan dengan patok - patok yang kuat,

bowplank tidak boleh dilepas / dibongkar dan harus tetap berdiri

-23
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

tegak pada tempatnya sehingga dapat dimanfaatkan hingga

pekerjaan mencapai tahapan trasraam tembok bawah.

2.2. PEKERJAAN TANAH UNTUK LAHAN BANGUNAN


2.2.1. LINGKUP PEKERJAAN

1. Tenaga Kerja, Bahan dan Alat

Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat- alat

bantu yang diperlukan untuk melaksanakan dan mengamankan pekerjaan


ini dengan baik dan sesuai dengan spesifikasi ini.
2. Galian Tanah Pondasi

Pekerjaan ini meliputi galian tanah untuk Pile Cap, pondasi batu kali, balok

pondasi dan struktur lainnya yan terletak didalam atau di atas tanah, seperti
tercantum di dalam gambar rencana atau sesuai dengan kebutuhan

Kontraktor agar pekerjaannya dapat dilaksanakan dengan lancar, benar dan

aman.
3. Pembersihan Akar Tanaman dan Bekas Akar Pohon

Akar tanaman dan bekas akar pohon yang terdapat di dalam tanah dapat

membusuk dan menjadi material organik yang dapat mempengaruhi

kekuatan tanah. Pada seluruh lokasi proyek dimana tanah berfungsi sebagai
pendukung bangunan khususnya pendukung lantai terbawah, maka akar

tanaman dan sisa akar pohon harus digali dan dibuang hingga bersih.

Lubang bekas galian tersebut harus diisi dengan material urugan yang

memenuhi syarat.
4. Pohon-pohon pada lahan proyek

Sebagian pohon pada proyek ini harus dipertahankan. Kontraktor wajib

mempelajari hal ini dengan teliti sehingga tidak melakukan penebangan

pohon tanpa koordinasi dengan Direksi / Konsultan PENGAWAS. Pohon


yang terletak pada bangunan yang akan dibangun dapat ditebang.

2.2.2. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

-24
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

1. Level Galian

Galian tanah harus dilaksanakan sesuai dengan level yang tercantum di

dalam gambar rencana. Kontraktor harus mengetahui dengan pasti

hubungan antara level bangunan terhadap level muka tanah asli dan jika
hal tersebut belum jelas harus segera didiskusikan hal ini dengan Konsultan

PENGAWAS sebelum galian dilaksanakan. Kesalahan yang dilakukan akibat

hal ini menjadi tanggung jawab Kontraktor.

2. Jaringan Utilitas
Apabila ternyata terdapat pipa-pipa pembuangan, kabel listrik, telepon dan
lain-lain, maka Kontraktor harus secepatnya memberitahukan hal ini kepada

Konsultan PENGAWAS untuk mendapatkan penyelesaian. Kontraktor

bertanggung jawab atas segala kerusakan akibat kelalaiannya dalam


mengamankan jaringan utilitas ini. Jaringan utilitas aktif yang ditemukan di

bawah tanah dan terletak di dalam lokasi pekerjaan harus dipindahkan ke

suatu tempat yang disetujui oleh Konsultan PENGAWAS atas tanggungan


Kontraktor.

3. Galian yang Tidak Sesuai


Jika galian dilakukan melebihi ke dalaman yang ditentukan, maka

kontraktor harus mengisi / mengurug kembali galian tersebut dengan

bahan urugan yang memenuhi syarat dan harus dipadatkan dengan cara

yang memenuhi syarat, atau galian tersebut dapat diisi dengan material lain
seperti adukan beton.

4. Urugan Kembali

Pengurugan Kembali bekas galian harus dilakukan sesuai dengan yang

diisyaratkan pada bab mengenai urugan dan pemadatan. Pekerjaan


pengisian kembali ini hanya boleh dilakukan setelah diadakan pemeriksaan

dan mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan PENGAWAS.

-25
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

5. Pemadatan Dasar Galian

Dasar galian harus rata / water pas dan bebas dari akar-akar tanaman atau

bahan-bahan organis lainnya. Selanjutnya dasar galian harus dipadatkan

sesuai dengan persyaratan yang berlaku.


6. Air Pada Galian

Kontraktor wajib mengantisipasi air yang terdapat pada dasar galian dan

wajib menyediakan pompa air atau pompa lumpur dengan kapasitas yang

memadai untuk menghindari genangan air dan lumpur pada dasar galian.
Kontraktor harus merencanakan secara benar, kemana air tanah harus
dialirkan, sehingga tidak terjadi genangan air / banjir pada lokasi disekitar

proyek. Di dalam lokasi galian harus dibuat drainase yang baik agar aliran

air dapat dikendalikan selama pekerjaan berlangsung.


7. Struktur Pengaman Galian dan Pelindung Galian

Jika galian yang harus dibuat ternyata cukup dalam, maka kontraktor harus

membuat pengaman galian sedemikian rupa hingga tidak terjadi


kelongsoran pada tepi galian. Galian terbuka hanya diijinkan jika diperoleh

kemiringan lebih besar 1:2 (Vertikal : Horisontal). Sisi galian harus dilindungi

dengan adukan beton terpasang, maka galian tersebut harus dilindungi

dengan material kedap air seperti lembaran terpal / kanvas sehingga sisi
galian tersebut selalu terlindung dari hujan maupun sinar matahari.

8. Perlindungan Benda Yang Dijumpai

Kontraktor harus melindungi atau menyelamatkan benda-benda yang

dilindungi selama pekerjaan galian terpasang. Kecuali disetujui untuk


dipindahkan, benda-benda tersebut harus tetap pada tempatnya dan

kerusakan yang terjadi akibat kelalaian kontraktor harus diperbaiki / diganti

oleh kontraktor.

9. Urutan Galian Pada Level Berbeda


Jika ke dalaman galian berbeda satu dengan lainnya, maka galian harus

dimulai dari bagian yang lebih dalam dahulu dan seterusnya.

-26
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

2.3. PEKERJAAN URUGAN PASIR PADAT

2.3.1. LINGKUP PEKERJAAN

1. Tenaga Kerja, bahan, dan Alat


Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat

bantu yang diperlukan untuk melaksanakan dan mengamankan pekerjaan

ini dengan baik dan sesuai dengan spesifikasi.

2. Lokasi pekerjaan
Pekerjaan urugan pasir padat dilakukan di atas dasar galian tanah, di bawah
lapisan lantai kerja dan digunakan untuk semua struktur beton yang

berhubungan dengan tanah seperti Pile Cap, balok pondasi, Pondasi batu

Kali dan pekerjaan beton yang lain yang berhubungan langsung dengan
tanah.

3. Pembersihan Akar Tanaman padat dan sisa Galian

Jika di bawah dasar galian dijumpai akar tanaman atau tanah organis, maka
dasar galian tersebut harus dibersihkan dari hal tersebut di atas, dan bekas

galian tersebut harus diisi dengan material urugan yang memenuhi syarat.

2.3.2. PERSYARATAN BAHAN


1. Bahan urugan Pasir Padat

Pasir yang digunakan harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan

keras, bebas dari lumpur, tanah lempung dan organis. Bahan ini harus

mendapatkan persetujuan tertulis dari Konsultan PENGAWAS.


2. Air Kerja

Air yang digunakan harus bersih dan tidak mengandung minyak, asam

alkali dan bahan organis lainnya, serta dapat diminum. Sebelum digunakan

air harus diperiksa dilaboratorium pemeriksaan bahan yang sah. Jika hasil
uji ternyata tidak memenuhi syarat, maka kontraktor wajib mencari air kerja

yang memenuhi syarat.

-27
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

2.3.3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

1. Tebal Pasir urug

Jika tidak tercantum dalam gambar kerja, maka di bawah lantai kerja harus
diberi lapisan pasir urug tebal 10 cm padat. Pemadatan harus dilaksanakan

sehingga dapat menerima beban yang bekerja.

2. Cara Pemadatan

Pemadatan dilakukan dengan disiram air dan selanjutnya dipadat dengan


alat pemadat yang disetujui Konsultan PENGAWAS. Pemadatan dilakukan
hingga mencapai tidak kurang dari 98% dari kepadatan optimum

Laboratorium. Pemadatan harus dilakukan pada kondisi galian yang

memadai agar dapat hasil kepadatan yang baik. Kondisi galian tersebut
harus dipertahankan sampai pekerjaan pemadatan selesai dilakukan.

Pemadatan harus diulang kembali jika keadaan tersebut di atas tidak

memenuhi.
3. Air Pada Lokasi Pemadatan

Jika air tanah ternyata menggenangi lokasi pemadatan, maka Kontraktor

wajib menyediakan Pompa dan dasar galian harus kering sebelum pasir

urug diletakkan. Kontraktor harus membuat rencana yang benar, agar air
tanah dapat dialirkan kelokasi yang lebih rendah dari dasar galian, misalnya

dengan membuat sumpit pada tempat tertentu.

4. Tanah di sekitar pasir urug

Kontraktor harus menjaga agar tanah disekitar lokasi tedak tercampur


dengan Pasir Urug. Jika pasir urug tersebut tercampur dengan tanah

lainnya, maka Kontraktor wajib mengganti pasir urug tesebut dengan

bahan lainnya yang bersih.

5. Persetujuan
Pekerjaan selanjutnya dapat dikerjakan, bilamana pekerjaan urugan

tersebut sudah mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan PENGAWAS.

-28
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

2.4. PEKERJAAN URUGAN DAN PEMADATAN

2.4.1. LINGKUP PEKERJAAN

1. Tenaga Kerja, Bahan, dan Alat


Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga Kerja, bahan-bahan dan alat-alat

bantu yang diperlukan untuk melaksanakan dan mengamankan Pekerjaan

ini dengan baik dan Sesuai dengan Spesifikasi.

2. Lokasi Pekerjaan
Pekerjaan ini pada Lokasi seperti yang tercantum pada gambar rencana,
dengan elevasi seperti tertera pada di dalam peta kontur.

3. Pembersihan akar tanaman dan Sisa Galian

Jika Dijumpai akar tanaman atau tanah organis, maka lokasi tersebut harus
dibersihkan dari hal tersebut di atas, dan bekas galian tersebut harus diisi

dengan material urugan yang memenuhi syarat.

2.4.2. PERSYARATAN BAHAN


1. Bahan Bekas Galian di Dalam Lokasi Proyek

Tanah bekas Galian dapat dipertimbangkan untuk digunakan jika

memenuhi syarat untuk digunakan. Tanah Tersebut harus bebas dari

lumpur dan bahan organis lainnya.


2. Bahan Urugan Dari Luar Lokasi Proyek

Jika tanah urug didatangkan dari luar, maka tanah urug tersebut harus

memenuhi syarat sebagai berikut :

a. memiliki koefisien permeabilitas dari 10-7 cm / detik

-29
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

b. Mengandung minimal 20% partikel lanau dan lempung dan bebas

tanah organis, kotoran dan batuan berukuran lebih dari 50 mm dan

mengandung kurang dari 10% partikel gravel.

c. Mempunyai Indeks Plastis (PI) lebih dari 10%. Bahan yang mempunyai
PI lebih dari 10% akan sulit dipadatkan.

d. Gumpalan gumpalan tanah harus digemburkan dan bahan tersebut

harus dalam kondisi lepas agar mudah dipadatkan.

e. Secara umum bahan tersebut berupa sirtu / pasir batu yang sebelum
mendatangkan harus sudah mendapat persetujuan Konsultan
PENGAWAS.

3. Bahan Urugan Yang tidak memenuhi Syarat

Semua bahan urugan yang tidak memadai harus dikeluarkan dari lokasi
proyek dan diganti dengan bahan yang memenuhi Syarat.

2.4.3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN


1. Cara Pengurugan dan Pemadatan

Pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan tebal lapisan 20 cm

dan pemadatan dilakukan sampai mencapai kepadatan Maximum pada

kadar air optimum yang ditentukan di dalam gambar rencana. Pemadatan


urugan dilakukan dengan memakai alat pemadat yang disetujui oleh

Konsultan PENGAWAS. Jika tidak tercantum dalam gambar rencana, maka

pemadatan harus dilakukan sampai mencapai derajat kepadatan 98%.

2. Pemasangan Patok
Pada lokasi urugan harus diberi patok-patok, ketinggian sesuai dengan

ketinggian rencana. Untuk daerah-daerah dengan ketinggian tertentu,

dibuat patok dengan warna tertentu pula.

3. System Drainase
Pada daerah yang basah, kontraktor harus membuat saluran sementara

sedemikian rupa sehingga lokasi tersebut dapat dikeringkan. Pengeringan

-30
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

dilakukan dengan bantuan pompa air. Sistem drainase yang direncanakan

harus disetujui oleh Konsultan PENGAWAS. Dan sistem drainase tersebut

harus selalu dijaga selama pekerjaan berlangsung agar dapat berfungsi

secara efektif untuk menaggulangi air yang ada.


4. Kotoran dan Lumpur dan Bahan Organik

Lokasi yang akan diurug harus bebas dari lumpur atau kotoran, sampah

dan material sejenis. Pengurugan tidak dapat dilakukan jika kotoran

tersebut belum dikeluarkan dari lokasi pekerjaan.


5. Uji kepadatan optimum di Laboratorium
Uji kepadatan optimum harus mengikuti ketentuan ASTM. D-1557 atau

AASHTO. Hasil uji ini digunakan untuk menentukan cara pemadatan

lapangan. Uji yang dilakukan antara lain :


a. “Density of Soil inplace by Sand Cone method ASSHTO T.191”

b. “Density of Soil inplace by Driven Cylinder Method“ ASSTO T-.204.

c. “Density of Soil inplace by Rubber Ballon” ASSHTO T-205.


6. Kepadatan Lapisan dan Uji Lapangan

Untuk bahan yang sama, setiap lapis tanah yang sudah dipadatkan harus

diuji di lapangan, yaitu 1 (satu) buah test untuk setiap 500 m2, yaitu dengan

system Field Density Test. Jika urugan cukup tebal maka dengan hasil
kepadatannya harus memenuhi ketentuan ketentuan sebagai berikut :

a. Untuk lapisan yang letaknya lebih dalam 50 cm dari permukaan

rencana, maka berat jenis kering tanah padat lapangan harus mencapai

minimal 95% dari berat jenis kering laboratorium yang dihitung dengan
Standart Proctor Test.

b. Untuk Lapisan 50 cm dari permukaan rencana kepadatannya harus

minimal 98% dari Standart Proctor test

7. Toleransi Kerataan
Toleransi Pelaksanaan yang dapat diterima untuk penggalian dan

pengurugan ± 50 mm terhadap Kerataan yang ditentukan.

-31
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

8. Level akhir

Hasil test di lapangan harus tertulis dan diketahui oleh Konsultan

PENGAWAS. Semua hasil-hasil pekerjaan harus diperiksa kembali terhadap

patok-patok referensi untuk mengetahui sampai dimana kedudukan


permukaan tanah tersebut.

9. Perlindungan Hasil Pemadatan.

Bagian permukaan yang telah dinyatakan padat harus dipertahankan,

dijaga dan dilindungi agar jangan sampai rusak akibat pengaruh luar
misalnya basah oleh air hujan, panas matahari dan sebagainya
perlindungan dapat dilakukan dengan menutupi permukaan plastik.

Pekerjaan pengadaan dianggap cukup, setelah hasil test memenuhi syarat

dan mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan PENGAWAS.


10. Pemadatan kembali.

Setiap lapisan harus dikerjakan sesuai deangan kepadatan yang dibutuhkan

dan diperiksa melalui pengujian lapangan yang memadai, sebelum


memulai lapisan berikutnya, bilamana bahan tersebut tidak mencapai

kepadatan yang dikehendaki, lapisan tersebut harus diulangi perkerjaanya

atau diganti, dengan cara-cara pelaksanaan yang telah ditentukan, guna

mendapatkan kepadatan yang telah dibutuhkan, jadual pengujian harus


diajukan oleh kontraktor kepada Konsultan PENGAWAS.

PASAL 3

PEKERJAAN STRUKTUR

3.1 PEKERJAAN BETON BERTULANG

3.1.1 LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan peralatan serta

pengangkutan untuk menyelesaikan semua pekerjaan beton sesuai dengan

yang tercantum dalam gambar, serta pekerjaan yang berhubungan dengan


beton, seperti acuan, besi, beton dan admixtures. Juga termasuk di dalam

-32
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

lingkup pekerjaan ini adalah pengamanan baik pekerja maupun fasilitas lain di

sekitar sehingga pekerjaan dapat berjalan dengan lancar dan aman.

3.1.2 PERATURAN-PERATURAN
Kecuali ditentukan lain dalam persyaratan selanjutnya, maka sebagai dasar

pelaksanaan digunakan peraturan sebagai berikut :

a. Tata cara perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SNI 03 –

2847 - 2002)
b. Pedomen Beton 1989 (SKBI – 1.4.53.1988)
c. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung (SNI

03 – 1726 – 2003)

d. Pedoman Perencanaan untuk Struktur Beton Bertulang Biasa dan Struktur


tembok Bertulang untuk Gedung 1983

e. Persyaratan umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1082)-NI-3

f. Peraturan Portland Cement Indonesia 1972 / NI-8


g. Mutu dan Cara Uji Semen Portland (SII 0013-81)

h. Mutu dan Cara Uji Semen Beton (SII 0052-80)

i. ASTM C-33 Standart Specification for Concrete Agregates.

j. Baja Tulangan Beton (SII 0136-84)


k. Jaringan Kawat Baja Las untuk Tulangan Beton (SII 0784-83)

l. American Society for Testing Material ( ASTM )

m. Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat

n. Petunjuk Perencanaan Struktur Bangunan untuk Pencegahan Bahaya


Kebakaran pada bangunan Rumah dan Gedung (SKBI-2.3.5.3.1987 UDC :

699.81 : 624.04)

3.1.3 KEAHLIAN DAN PERTUKANGAN


Kontraktor harus membuat beton dengan kualitas sesuai dengan ketentuan-

ketentuan yang diisyaratkan, antara lain, mutu dan penggunaannya selama

-33
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

pelaksanaan. Semua pekerjaan beton harus dilakukan oleh tenaga ahli yang

berpengalaman, termasuk tenaga ahli untuk acuan / bekisting sehingga dapat

mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi. Selain itu Kontraktor wajib

menggunakan tukang yang berpengalaman, sehingga sudah paham dengan


pekerjaan yang sedang dilaksanakannya terutama pada saat dan setelah

pengecoran berlangsung. Semua tenaga ahli dan tukang tersebut harus

mengawasi pekerjaan sampai pekerjaan perawatan beton selesai dilakukan.

Untuk itu paling lambat 10 hari sebelum pekerjaan dimulai Kontraktor harus
mengusulkan metode kerja dan harus disetujui Konsultan PENGAWAS. Jika
dipandang perlu, maka Konsultan PENGAWAS berhak untuk menunjuk tenaga

ahli diluar yang ditunjuk Kontraktor untuk membantu mengevaluasi semua

usulan Kontraktor dan semua biaya yang timbul menjadi beban Kontraktor.

3.1.4 Persyaratan Bahan

a. Semen
Semen yang boleh digunakan untuk pembuatan beton harus dari jenis

semen yang telah ditentukan dalam SII 0013-81 dan harus memenuhi

persyaratan yang telah ditetapkan dalam standart tersebut. Semua yang

akan dipakai harus dari satu merk yang sama dan dalam keadaan baru.
Semen yang dikirim harus terlindung dari hujan dan air. Semen harus

terbungkus dalam sak (kantong) asli dari pabriknya dan dalam keadaan

tertutup rapat. Semen harus disimpan di gudang dengan ventilasi yang

baik, tidak lembab dan diletakkan pada tempat yang tinggi, sehingga
aman dari kemungkinan yang tidak diinginkan. Semen tersebut tidak

boleh ditumpuk lebih dari 10 sak. System penyimpanan semen harus

diatur sedemikian rupa, sehingga semen tersebut tidak tersimpan terlalu

lama. Semen yang diragukan mutunya dan rusak akibat salah


penyimpanan, seperti membatu, tidak diijinkan untuk dipakai. Bahan

-34
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

yang telah ditolak harus segera dikeluarkan dari lapangan paling lambat

dalam waktu 2 (dua) hari atas biaya Kontraktor.

b. Agregat

Pada pembuatan beton, ada dua ukuran agregat yang digunakan, yaitu
agregat kasar / batu pecah dan agregat halus / pasir beton. Kedua jenis

agregat ini diisyaratkan sebagai berikut :

1) Agregat Kasar, ukuran besar ukuran nominal maksimum agregat kasar

harus tidak melebihi 1/5 jarak terkecil antara bidang samping dari
cetakan, atau 1/3 dari tebal pelat. Atau ¾ jarak bersih minimum antar
baja tulangan, berkas baja tulangan atau tendon pratekan atao 30

mm. Gradasi Agregat tersebut secara keseluruhan harus sesuai

dengan yang diisyaratkan oleh ASTM agar tidak terjadi adanya sarang
kerikil atau rongga dengan ketentuan sebagai berikut:

Sisa di atas ( % Berat )

Ayakan 31.50 mm 0

Ayakan 4.00 mm 90-98

Selisih antar 2 ayakan berikutnuya 01-10

2) Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan

bebas dari bahan bahan organik, lumpur dan kotoran lainnya. Kadar

Lumpur harus lebih kecil dari 4% berat. Agregat halus terdiri dari
butir-butir beraneka ragam besarnya dan apabila diayak harus

memenuhi syarat sb :

Sisa di atas ( % berat )

Ayakan 4.00 mm ≥ 0.2

Ayakan 1.00 mm ≥ 10

Ayakan 0.25 mm 80-95

-35
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

Kontraktor harus mengadakan pengujian sesuai dengan persyaratan

dalam spesifikasi ini. Jika sumber agregat berubah karena suatu hal,

maka Kontraktor wajib untuk memberitahukan secara tertulis kepada

Konsultan PENGAWAS. Agregat harus disimpan di tempat yang


bersih, yang keras permukaanya dan harus dicegah supaya tidak

terjadi pencampuran dengan tanah.

c. Air Untuk Campuran beton

Air yang digunakan untuk campuran beton harus bersih, tidak boleh
mengandung minyak, asam alkali, garam, zat organis atau bahan lain
yang dapat merusak beton atau besi beton. Air tawar yang dapat

diminum umumnya dapat digunakan. Air tersebut harus diperiksa pada

laboratorium yang disetujui oleh Konsultan PENGAWAS. Jika air pada


lokasi pekerjaan tidak memenuhi syarat untuk digunakan, maka

Kontraktor harus mencari air yang memadai untuk itu.

d. Besi Beton
Besi Beton harus selalu menggunakan besi beton ulir (deformed bars)

untuk tulangan utama dan besi polos (undeformed bars) untuk sengkang

kecuali ditentukan lain dalam gambar. Agar diperoleh hasil pekerjaan

yang baik, maka besi beton harus memenuhi syarat-syarat :


1. Baru, bebas dari kotoran, lapisan minyak, karat, dan tidak cacat.

2. Mutu sesuai dengan yang ditentukan

3. Mempunyai penampang yang rata dan seragam sesuai dengan

toleransi.
4. Merk Krakatau Steel, Budi Dharma, Hanil, Ispatindo.

5. Besi beton harus bertuliskan SNI.

Pemakaian besi beton jenis yang tidak sesuai dengan ketentuan di atas,

harus mendapat persetujuan dari Konsultan PENGAWAS. Besi Beton harus


berasal dari satu pabrik (manufactures). Tidak dibenarkan untuk

menggunakan merk besi beton yang berlainan dengan untuk pekerjaan

-36
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

ini. Besi beton harus dilengkapi dengan mill certificate / sertifikat pabrik

yang membuat label dan nomor pengecoran serta tanggal pembuatan

besi beton tersebut.

e. Admixtures Material Tambahan


Dalam keadaan tertentu boleh dipakai bahan campuran tambahan untuk

memperbaiki sifat suatu campuran beton. Jenis, Jumlah bahan yang

ditambahkan dan cara penggunaan bahan tambahan harus dapat

dibuktikan melalui hasil uji. Hasil uji ini dengan menggunakan bahan
semen dan agregat yang akan dipakai pada proyek ini. Bahan campuran
tambahan yang berfungsi untuk mengurangi jumlah air pencampur,

memperlambat atau mempercepat pengikatan dan atau pengerasan

beton harus memenuhi “Specification for Chemical Admixtures for


Concrete“ (ASTM C494) atau memenuhi standart Umum Bahan Bangunan

Indonesia.

f. Kualitas Beton
1. Kualitas beton yang digunakan tercantum dalam gambar rencana

yang harus dibuktikan dengan pengujian seperti diisyaratkan dalam

spesifikasi teknis ini.

2. Untuk memastikan bahwa kualitas beton rencana dapat tercapai,


Kontraktor harus melakukan percobaan sesuai dengan yang

disyaratkan oleh peraturan yang berlaku dengan mengadakan trial

mix di laboratorium yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.

3. Jika tidak ditentukan secara khusus, maka untuk lantai kerja K-100,
kolom praktis, ring balk dan beton non struktur lainnya harus

menggunakan beton Mutu K-175

4. Beton dengan mutu K-250 untuk pekerjaan structural untuk

bangunan gedung/Kolam Stabilisasi seperti pondasi beton sloof, pile


cup, kolom-kolom, balok-balok, dan plat lantai. Sedangkan mutu K-

250 untuk tangga.

-37
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

g. Desain Adukan Beton.

Proporsi campuran bahan dasar beton harus ditentukan agar beton

yang dihasilkan memberikan kelecakan (Workability) dan konsistensi

yang baik, sehingga beton mudah dituangkan ke dalam acuan dan


sekitar besi beton, tanpa menimbulkan segregasi agregat dan

terpisahnya air (bleeding) secara berlebihan. Campuran beton harus

dirancang sesuai dengan mutu beton yang ingin dicapai, dengan

batasan di bawah ini :

MUTU BETON K225 K250 K275 K300 K350 K400


Kuat tekan minimum 7 hari ( kg/cm2 ) 158 175 192 210 245 280
U
Jumlah Semen minimum ( kg/m3 ) 300 300 300 325 350 375

JumlahnSemen Maksimum ( kg/m3 ) 550 550 550 550 550 550


t
W / C faktor, maksimum 0.55 0.55 0.55 0.55 0.5 0.5
u
Untuk Beton kedap air atau beton pada kondisi lingkungan khusus, maka

harus menyerahkan mix-design yang diusulkan kepada Konsultan

Pengawas untuk mendapatkan persetujuannya. Khusus untuk beton

kedap air, maka jumlah semen minimum harus sesuai dengan yang
diisyaratkan oleh pemasok waterproofing. Desain adukan sebaiknya

dilakukan menggunakan ready mix sehingga kualitas beton bisa tercapai

dengan baik.

3.1.5 PENGUJIAN BAHAN

a. Umum

1. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk melaksanakan segala

pengujian termasuk mempersiapkan contoh benda uji dengan jumlah


sesuai dengan yang diisyaratkan. Kontraktor harus menyerahkan hasil

-38
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

pengujiannya setelah hasil uji diperoleh untuk persetujuan oleh

Konsultan PENGAWAS.

2. Jika pengujian dan pelaksanaan tidak memenuhi syarat, maka

Kontraktor harus melaksanakan pengujian ulang dengan campuran


yang lain dan selanjutnya mengevaluasi kembali hasil uji tersebut

hingga diperoleh hasil yang diinginkan.

3. Semua pengujian dan pemeriksaan di lapangan harus dilakukan

sesuai dengan pengarahan Konsultan PENGAWAS.


4. Untuk semua bahan semen dan besi beton yang dikirim ke lapangan,
Kontraktor harus mendapatkan salinan sertifikat pengujian dari Pabrik,

dimana pengujian dilakukan secara berkala, dengan cara sesuai

dengan spesifikasi ini.


b. Laboratorium Penguji

1. Sebelum pekerjaan beton dilakukan, Kontraktor wajib mengusulkan

suatu laboratorium penguji material yang akan digunakan pada


proyek ini. Laboratorium bertanggung jawab untuk melakukan semua

pengujian dengan spesifikasi ini.

2. Kecuali ditentukan lain, Kontraktor harus menyediakan peralatan

penguji di lapangan seperti tersebut berikut ini, berikut tenaga ahli


yang menguasai bidangnya.

3. Alat Penguji agregat kasar dan agregat halus.

- Alat Pengukur kadar air (moisture content) dari agregat


- Alat Pengukur kelecakan beton (slump)

- Alat pembuat benda uji, termasuk bak penyimpanan untuk merawat

benda uji pada temperatur yang normal dan terhindar dari sengatan

matahari.
4. Jika menggunakan beton Ready Mix, maka peralatan yang disebut (a)

dan (b) di atas harus dipersiapkan pada pabrik beton ready mix.

-39
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

c. Pengujian Agregat

1. Pengujian Pendahuluan Agregat

Kontraktor harus melakukan pengujian pendahuluan agregat sebagai

berikut:
- Sieve analysis

- Pengujian Kadar lumpur dan Kotoran lain.

- Pengujian Unsur Organis

- Pengujian kadar clorida dan Sulfat.


Hasil pengujian tersebut harus diserahkan kepada Konsultan
PENGAWAS untuk mendapatkan persetujuan (a) dan (b) dengan

pengujian kadar air dari tiap jenis agregat harus dilakukan terhadap

contoh untuk setiap Trial Mix.


2. Benda Uji Agregat

Kontraktor harus melaksanakan pengujian atas agregat yang akan

digunakan untuk menghasilkan beton seperti yang disyaratkan.


Jumlah minimum untuk pengujian agregat yang dipakai untuk

pekerjaan beton adalah sebagai berikut :

Type Pengujian Minimum Satu Contoh

Sieve Analysis Setiap Minggu

Moisture Content Setiap Minggu

Clay, Silt, dan Kotoran Setiap Hari

Kadar Organis Setiap Minggu

Kadar Klorida dan Sulfat Setiap 500 m3 Beton

-40
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

Jika hasil pembuatan beton yang dilakukan oleh kontraktor tidak

memuaskan, maka Konsultan Pengawas berhak untuk meminta

pengujian tambahan dengan beban biaya Kontraktor. Dan sebaliknya

mungkin jumlah pengujian dapat dikurangi jika hasil yang diperoleh


ternyata memuaskan.

d. Pengujian Beton

1. Benda Uji Beton

Benda Uji harus diberi kode / tanda yang menunjukan tanggal


pengecoran, lokasi pengecoran dari bagian struktur yang
bersangkutan. Benda uji harus diambil sebelum beton dituang ke

lokasi penggocoran sesuai dengan yang disaratkan oleh Konsultan

PENGAWAS.
2. Jumlah benda uji beton

a. Pada awal pelaksanaan, harus dibuat minimum 1 benda uji per

1,50 m3 beton hingga cepat dapat diperoleh 30 benda uji yang


pertama benda uji harus berbentuk kubus / Silinder benda uji

bentuk lainya dapat digunakan bentuk lainya dapat digunakan

bila disetujui oleh Konsultan Pengawas. Selanjutnya pengambilan

benda uji sebanyak 2 (dua) buah dilakukan setiap 5 m3 beton.


Benda uji tersebut ditentukan secara acak oleh Konsultan

PENGAWAS dan harus dirawat sesuai dengan persyaratan.

b. Jumlah uji beton untuk uji kuat tekan dari setiap tekan dari setiap

mutu beton mutu yang dituang pada suatu hari harus diambil
minimal satu kali. Pada setiap satu kali pengambilan contoh beton

harus dibuat dua buah spesimen kubus. Satu data hasil uji kuat

tekan adalah hasil rata-rata dari uji tekan dua spesimen ini yang

diuji pada umur yang ditentukan, yaitu umur 7 hari dan 28 hari.

-41
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

c. Jika hasil uji beton kurang memuaskan, maka Konsultan

PENGAWAS dapat meminta jumlah benda uji yang lebih besar dari

ketentuan di atas. Dengan beban biaya ditangung oleh kontrator.

d. Jumlah minimum benda uji yang harus dipersiapkan unutk setiap


mutu beton adalah :

jumlah minimum waktu perawatan ( hari )


Jenis struktur
benda uji 3 7 28
beton bertulang 4 - 2 2
beton pratekan 6 2 2 2

3. Laporan Hasil Uji Beton


Kontraktor harus membuat laporan tertulis atas uji beton dari

laboratorium penguji untuk disahkan oleh Konsultan PENGAWAS.

Laporan tersebut harus dilengkapi dengan perhitungan tekanan beton


Karakteristik.

4. Evaluasi Kualitas Beton berdasarkan Hasil Uji Beton

a. Deviasi Standart – S
Deviasi Standart produksi neton ditetapkan berdasarkan jumlah

30 buah hasil tes kubus atau silinder. Deviasi yang dihitung dari

jumlah contoh kubus yang kurang dari 30 buah harus dikoreksi

dengan faktor pengali seperti tercantum dalam tabel berikut :

S
  fc  fcr 
2

N 1

Jumlah Benda Uji ( N ) buah Faktor Pengali ( S )

≤ 15 1.16

20 1.08

-42
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

25 1.03

≥ 30 1.00

b. Kuat Tekan Rata-rata ( fcr )

Target fcr yang digunakan sebagai dasar dalam menentukan

proporsi campuran beton harus diambil sebagai nilai yang


terbesar dari Formula berikut ini :

fcr = fc‟ + 1.64 atau fcr = fc‟ + 2.64 S – 40 kg/cm2

c. Kuat Tekan sesungguhnya

Tingkat kekuatan suatu beton dikatakan tercapai dengan


memuaskan, jika kedua syarat berikut dipenuhi :

- Nilai rata-rata dari semua pasangan hasil uji yang masing

masing terdiri dari 4 hasil uji kuat tekan tidak kurang (fc‟ + 0.82

N)
- Tidak satupun dari hasil uji tekan (rata-rata dari 2 benda uji)

mempunyai nilai di bawah 0.85 fc.

Bila salah satu dari kedua syarat di atas tidak dipenuhi, maka harus
diambil langkah untuk meningkatkan rata-rata hasil uji kuat tekan

berikutnya atas rekomendasi KP.

5. Pengujian Tidak Merusak (Non Destructive Test)

Jika hasil Evaluasi terhadap mutu beton yang disyaratkan ternyata


tidak dapat dipenuhi, maka jika diminta oleh Konsultan PENGAWAS,

Kontraktor harus melaksanakan pengujian beban dan lain-lain. Semua

biaya pengujian ini menjadi tanggung jawab Kontraktor. Lokasi dan

banyaknya pengujian akan ditentukan secara khusus dengan melihat


kasus perkasus.

e. Pengujian Besi Beton

1. Benda Uji Besi Beton

-43
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

a. Sebelum besi beton dipesan, Kontraktor wajib mengambil benda

uji besi beton masing-masing 2 buah dengan ukuran panjang 100

cm sesuai dengan diameter dan mutu yang akan digunakan.

Selanjutnya benda uji besi beton harus diambil dengan disaksikan


oleh Konsultan PENGAWAS sebanyak 2 buah untuk setiap 20 ton

untuk masing masing diameter besi beton. Uji besi beton terdiri

dari uji tarik dan uji lentur.

b. Pengujian mutu besi juga akan dilakukan setiap saat bilamana


dipandang perlu oleh Konsultan Pengawas. Contoh besi beton
yang diambil untuk pengujian tanpa disaksikan Konsultan

Pengawas tidak diperkenankan dan hasil uji dianggap tidak sah.

Semua biaya uji tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab


Kontraktor.

c. Benda uji harus diberi tanda dengan kode yang menunjukkan

tanggal pengiriman, lokasi terpasang bagian struktur yang


bersangkutan dan lain-lain data yang perlu dicatat.

d. Jika akibat suatu alasan, seperti hasil uji yang kurang memuaskan,

maka Konsultan PENGAWAS berhak untuk meminta pengambilan

contoh benda uji lebih besar dari yang ditentukan di atas, dengan
beban biaya ditanggung oleh kontraktor.

2. Laporan Hasil Uji Besi Beton

Kontraktor harus membuat dan menyusun hasil uji besi beton dari

laboratorium penguji untuk diserahkan kepada Konsultan PENGAWAS


dan laporan tersebut harus dilengkapi dengan kesimpulan apakah

kualitas besi beton tersebut memenuhi syarat yang telah ditentukan.

3.1.6 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN


a. Slump

-44
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

Selama pelaksanaan harus ada pengujian slump, yang jika tidak

ditentukan secara khusus adalah antara 5 – 12 cm untuk beton umumnya,

sedang tiang bor slump sebagai berikut, Beton diambil sebelum

dituangkan ke dalam cetakan beton (begisting). Cetakan slump


dibasahkan dan ditempatkan di atas permukaan yang rata. Cetakan diisi

sampai kurang lebih sepertiganya. Kemudian beton tersebut ditusuk-

tusuk 25 kali dan setiap tusukan harus masuk sampai dengan satu lapisan

di bawahnya. Setelah bagian atas diratakan, segera cetakan diangkat


perlahan-lahan dan diukur penurunannya.
b. Persetujuan Konsultan Pengawas

Sebelum semua tahap pelaksanaan berikutnya dilaksanakan, Kontraktor

harus mendapatkan persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.


Laporan harus diberikan kepada Konsultan Pengawas paling lambat 3 hari

sebelum pekerjaan dilaksanakan. Hal-hal khusus akan didiskusikan secara

lebih mendalam antara semua pihak yang berkepentingan. Semua


tahapan pelaksanaan tersebut harus dicatat secara baik dan jelas

sehingga mudah untuk ditelusuri jika suatu saat data tersebut dibutuhkan

untuk pemeriksaan.

c. Persiapan dan Pemeriksaan


Kontraktor tidak diijinkan untuk melakukan pengecoran beton tanpa ijin

tertulis dari Konsultan pengawas. Kontraktor harus melaporkan kepada

Konsultan pengawas tentang kesiapannya untuk melakukan pengecoran

dan laporan tersebut harus disampaikan beberapa hari sebelum waktu


pengecoran, sesuai dengan kesepakatan di lapangan, untuk

memungkinkan Konsultan Pengawas melakukan Pemeriksaan sebelum

pengecoran dilaksanakan. Kontraktor harus menyediakan fasilitas yang

memadai seperti tangga ataupun fasilitas lain yang dibutuhkan agar


Konsultan PENGAWAS dapat memeriksa pekerjaan secara aman dan

mudah. Tanpa fasilitas tersebut, Kontraktor tidak akan diizinkan untuk

-45
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

melakukan pengecoran. Semua koreksi yang terjadi akibat pemeriksaan

tersebut harus segera diperbaiki dalam waktu 1 x 24 jam dan selanjutnya

kontraktor 1 x 24 jam selanjutnya kontraktor harus mengajukan ijin lagi

untuk dapat melaksanakan pengecoran. Tidak dibenarkan adanya


penambahan waktu akibat koreksi yang timbul, kecuali ditentukan oleh

pemberi tugas / Konsultan Pengawas, Persetujuan untuk melakukan

pengecoran tidak berarti membebaskan Kontraktor dari tanggung jawab

sepenuhnya atas ketidaksempurnaan ataupun kesalahan yang timbul.


Sebelum pengecoran dilakukan harus dipastikan bahwa semua peralatan
yang akan tertanam di dalam beton sudah terletak pada tempatnya dan

semua kotoran sudah dibersihkan dari lokasi pengecoran. Demikian pula

untuk siar pelaksanaan harus dilakukan sesuai dengan persyaratan.


d. Siar Pelaksanaan

Kontraktor harus mengusulkan lokasi siar pelaksanaan dalam gambar

kerjanya. Siar pelaksanaan harus diusahakan seminimum mungkin, agar


perlemahan struktur dapat dikurangi. Siar pelaksanaan tidak dijinkan

untuk melalui daerah yang diperkirakan sebagai daerah basah, seperti

toilet, reservoir dll. Jika tidak ditentukan lain, maka lokasi siar pelaksanaan

harus terletak pada daerah dimana gaya geser adalah minimal, umumnya
terletak pada sepertiga bentang tengah dari panjang efektif struktur.

Pada pengecoran beton yang tebal dan volume yang besar, lokasi siar

pelaksanaan harus dipertimbangkan sedemikian rupa, sehingga tidak

menyebabkan perbedaan temperatur yang besar pada beton yang


tersebut, yang berakibat retaknya beton, disamping adanya tegangan

residu yang tidak diinginkan. Siar pelaksanaan dapat dibuat secara

horizontal dan pengecoran dapat dibagi menjadi berlapis-lapis. Lokasi

siar pelaksanaan tersebut harus disetujui oleh Konsultan PENGAWAS.


Kontraktor harus mempertimbangkan di dalam penawarannya, segala hal

yang berhubungan dengan siar pelaksanaan seperti erstop, perekat

-46
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

beton, dowel dsb, maupun pembersih permukaan beton agar dapat

dijamin lekatan antara beton lama dan baru. Siar pelaksanaan harus

bersih dari semua kotoran dan bekas beton yang tidak melekat dengan

baik, dan sebelum pengecoran dilanjutkan, harus dikasarkan sedemikian


rupa sehingga agregat besar menjadi terlihat tetapi tetap melekat dengan

baik.

e. Pengangkutan dan Pengecoran Beton

Beton harus diangkut dengan cara sedemikian rupa, sehingga dapat tiba
dilokasi proyek dalam keadaan yang masih memenuhi spesifikasi teknis.
Jika lokasi pembuatan cukup jauh dari proyek, maka harus digunakan

admixtures yang dapat memperlambat proses pengerasan dari beton.

Pada saat beton diangkut ke lokasi pengecoran juga harus diperhatikan,


agar tidak terjadi pemisahan antara bahan-bahan dasar pembuat beton.

Pada saat pengecoran tinggi jauh dari beton segar harus kurang dari

1.50 meter. Hal ini sangat penting agar tidak terjadi pemisahan antara
batu pecah yang berat dengan pasta beton sehingga dapat

mengakibatkan kwalitas beton menjadi menurun. Untuk itu harus

disiapkan alat bantu seperti piuap tremi sehingga syarat ini dapat

dipenuhi. Sebelum pengecoran beton harus dijaga agar tetap dalam


kondisi plastis dalam waktu yang cukup, sehingga pengecoran beton

dapat dilakukan dengan baik. Kontraktor harus mengajukan jumlah alat

dan personil yang akan mendukung pengecoran beton, yang dianalisa

berdasarkan besarnya volume pengecoran yang akan dilakukan. Sebagai


gambaran setiap alat pemadam maupun memadatkan sekitar 5 – 8 m3

beton segar per jam. Beton segar dicampurkan harus ditempatkan

sedekat mungkin dengan lokasi akhir, sehingga masalah segregasi dan

pengerasan beton dapat dihindarkan dan selama pemadatan beton masih


bersifat plastis.

-47
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

3.1.7 PEMADATAN BETON

a. Alat Pemadat Beton

Beton yang akan dicor harus segera dipadatkan dengan alat pemadat

(vibrator) dengan tipe yang disetujui oleh Konsultan Pengawas


Pemadatan tersebut bertujuan untuk mengurangi udara pada beton yang

akan mengurangi kualitas pada beton. Pemadatan tersebut berkaitan

dengan kelecakan (workability) beton. Pada cuaca panas kelecakan beton

menjadi sangat singkat, sehingga slump yang rendah-rendah biasanya


merupakan masalah. Untuk itu harus disediakan vibrator dalam jumlah
yang memadai, sesuai dengan besarnya pengecoran yang akan dilakukan.

Minimum harus dipersiapkan satu vebriator cadangan yang akan dipakai,

jika ada vebriator cadangan yang akan dipakai, jika ada vebriator yang
rusak pada saat pemadatan sedang berlangsung. Alat pemadat harus di

tempatkan sedemikian rupa sehingga tidak menyentuh besi beton.

b. Lokasi Pemadatan yang Sulit


Pada lokasi yang diperkirakan sulit untuk dipadatkan seperti pada

pertemuan balok kolom, dinding beton yang tipis dan pada lokasi

pembersihan yang rapat dan rumit, maka kontraktor harus

mempersiapkan metode khusus untuk pemadatan beton yang


disampaikan kepada Konsultan PENGAWAS paling lambat 3 hari sebelum

pengecoran dilaksanakan, agar tidak terjadi keropos pada beton,

sehingga secara kualitas tidak akan disetujui.

c. Pemadatan Kembali

Jika permukaan beton mengalami keretakan dalam kondisi masih plastis,

maka beton tersebut harus dipadatkan kembali sesuai dengan


rekomondasi Konsultan PENGAWAS agar retak tersebut dapat

dihilangkan.

-48
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

d. Metode Pemadatan Lain

Jika dipandang perlu Kontraktor dapat mengusulkan cara pemadatan lain

yang dipandang dapat menyebabkan perbedaan temperatur yang besar

antara permukaan dan inti beton. Hal ini dapat menyebabkan keretakan
struktur dan terjadinya tegangan menetap pada beton, tanpa adanya

beban yang bekerja.

3.1.8 TEMPERATUR BETON SEGAR


Dalam waktu 2 menit setelah contoh diambil, sebuah termometer yang
mempunyai skala 5 s/d 100o C, harus dimasukkan ke dalam contoh tersebut

sedalam 100 mm. Jika temperatur sudah stabil selama 1 menit, maka

temperatur tersebut harus dicatat dengan ketelitian 1 o C.

3.1.9 PERAWATAN BETON

a. Tujuan Perawatan
Perawatan beton bertujuan antara lain untuk menjaga agar tidak terjadi

kehilangan zat cair pada saat pengikatan awal terjadi dan mencegah

penguapan air dari beton pada umur beton awal dan juga mencegah

perbedaan temperatur dalam beton yang dapat menyebabkan terjadinya


keretakan dan penurunan kualitas beton. Perawatan beton harus

dilakukan begitu pekerjaan pemadatan beton selesai dilakukan. Untuk itu

harus dilakukan perawatan beton sedemikian sehingga tidak terjadi

penguapan yang cepat terutama pada permukaan beton yang baru


dipadatkan.

b. Lama Perawatan

Permukaan beton harus dirawat secara baik dan terus menerus dibasahi

dengan air bersih selama minimal 7 hari segera setelah pengecoran


selesai. Untuk elemen vertikal seperti kolom dan dinding beton, maka

-49
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

beton tersebut harus diselimuti dengan karung yang dibasahi terus

menerus selama 7 hari.

c. Perlindungan Beton Tebal

Untuk pengecoran beton dengan ketebalan lebih dari 600 mm, maka
permukaan beton harus dilindungi dengan material (misalnya stereo

foam) yang disetujui oleh Konsultan PENGAWAS, agar dapat

memantulkan radiasi akibat panas. Material tersebut harus dibuat kedap,

agar kelembaban permukaan beton dapat dipertahankan.


d. Acuan Metal
Setiap acuan yang terbuat dari metal, beton ataupun material lain yang

sejenis, harus didinginkan dengan air sebelum pengecoran dilakukan.

Acuan tersebut dihindari dari terik matahari langsung, karena sifatnya


yang mudah menyerap dan mengantarkan panas. Perlakuan yang kurang

baik akan menyebabkan retak-retak yang parah pada permukaan beton.

e. Curing Compound
Cara lain yang banyak digunakan saat ini adalah dengan menggunakan

curing compound. Jenis dan type curing compound yang digunakan

harus disetujui oleh Konsultan PENGAWAS. Harus diperhatikan agar tidak

terjadi penurunan temperatur yang cepat pada permukaan beton


sehingga dapat menyebabkan keretakan pada permukaan beton.

3.1.10 CARA UNTUK MENGHINDARI KERETAKAN BETON

a. Alat monitoring
Untuk pekerjaan beton dengan tebal lebih dari 600 mm, Kontraktor harus

menyediakan peralatan yang dibutuhkan untuk mengukur dan

memonitor segala kejadian yang mungkin terjadi selama pekerjaan beton

berlangsung. Monitoring dilakukan minimal selama 7 hari sejak


pengecoran selesai. Kontraktor wajib menyediakan alat pengukur

temperatur yang akan diletakkan pada dasar beton, di dalam beton, dan

-50
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

dipermukaan beton dengan jarak vertikal antara alat ditetapkan maksimal

50 cm. Sedangkan jarak horizontal antara titik satu dengan lainnya

maksimal 10 meter. Lokasi alat pengukur dan metode pengukur suhu

tersebut harus diusulkan kepada Konsultan PENGAWAS untuk


mendapatkan persetujuan.

b. Perbedaan Temperatur

Umumnya permukaan beton harus didinginkan secara mendadak, yang

terpenting adalah tidak terjadi perbedaan temperatur yang besar (>20 oC)
antara permukaan dan inti beton dan beton harus dihindarkan dari sinar
matahari langsung ataupun tiupan angin.

c. Material Bantu

Disamping peralatan juga dibutuhkan material pembantu yang mungkin


dapat dicampur ke dalam beton maupun yang akan digunakan pada saat

perawatan beton untuk mencegah terjadinya penguapan yang terlalu

cepat.
d. Lebar Retak

Suatu struktur beton pasti akan mengalami suatu retakan, dan lebar retak

yang diijinkan maksimal sebesar 0,004 kali tebal selimut beton.

e. Antisipasi Perbedaan Temperatur


Kontraktor harus menyiapkan semua yang dibutuhkan untuk mengatasi

jika perbedaan temperatur menjadi lebih dari 20 derajat C, misalnya

dengan mempertebal isolasi yang sudah digunakan atau membuat isolasi

menjadi benar-benar kedap terhadap angin dan udara. Hal ini harus
segera dilakukan agar perbedaan temperatur tidak menjadi besar. Untuk

itu harus disiapkan material isolasi lebih dari kebutuhan sebelum

pengecoran dilakukan.

f. Hal – Hal Lain


Beberapa hal yang harus diperhatikan baik sebelum, selama maupun

sesudah pengecoran beton adalah :

-51
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

1. Usahakan agar semua material dasar yang digunakan tetap dalam

kondisi terlindung dari sinar matahari, sehingga temperatur tidak

tinggi pada saat pencampuran dimulai.

2. Air yang akan digunakan harus didinginkan, misalnya dengan


mengganti sebagian air dengan es, sehingga temperatur menjadi

lebih besar.

3. Semen yang digunakan mempunyai hidrasi rendah.

4. Jika mungkin, tambahkan nitrogen cair ke dalam campuran beton.


5. Waktu antara pengadukan beton dan pengecoran harus dibatasi
maksimal 2 jam.

6. Lakukan pengecoran bertahap sedemikian rupa, misalnya dengan

membuat siar pelaksanaan secara horizontal pada beton yang tebal,


sehingga tebal satu lapis pengecoran menjadi kurang lebih 1 meter

dan perbedaan temperatur dapat dikontrol.

7. Jika mungkin diusulkan pengecoran dilakukan pada malam hari


dimana temperatur lapangan sudah lebih rendah dari dibandingkan

dari siang hari.

8. Harus disiapkan isolasi panas yang merata pada pada seluruh

permukaan beton yang terbuka untuk mencegah tiupan angin dan


menjaga agar temperatur tidak terlalu berbeda pada seluruh

penampang beton.

9. Lakukan perawatan awal segera setelah pemadatan selesai dan harus

diteruskan sampai system isolasi terpasang seluruhnya.


10. Sediakan pelindung sehingga permukaan beton terlindung dari sinar

matahari dan angin. Hal ini dapat dilakukan membuat dinding pada

sekeliling daerah pengecoran dengan plastik atau material sejenis,

demikian juga pada bagian atasnya.


g. Retak di Luar Batas yang Disyaratkan.

-52
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

Jika setelah pemadatan selesai masih terjadi keretakan diluar batas yang

diijinkan, maka Kontraktor harus melaporkan hal tersebut secara tertulis

yang berisi antara lain metode kerja dan peralatan yang digunakan

berikut komposisi campuran yang digunakan kepada Konsultan


PENGAWAS untuk dievaluasi lebih lanjut. Kontraktor tidak diijinkan untuk

memperbaiki keretakan tersebut sebelum mendapatkan persetujuan

tertulis dari Konsultan PENGAWAS.

3.1.11 ADUKAN BETON YANG DIBUAT DITEMPAT (Site Mixing)


Untuk mendapatkan kualitas beton yang baik, maka untuk beton yang dibuat
di lapangan harus memenuhi syarat-syarat :

a. Semen diukur menurut berat

b. Agregat kasar diukur menurut berat


c. Pasir diukur menurut berat

d. Adukan beton dibuat dengan menggunakan alat pengaduk mesin

(concrete batching plant)


e. Jumlah adukan beton tidak boleh melebihi kapasitas mesin beton

f. Lama pengadukan tidak kurang dari 2 menit sesudah semua bahan

berada dalam mesin pengaduk

g. Mesin pengaduk yang tidak dipakai lebih dari 30 menit harus dibersihkan
lebih dahulu, sebelum adukan beton yang baru dimulai

3.1.12 BESI BETON

a. Merk besi beton

Sebelum pemesanan dilakukan, maka Kontraktor harus mengusulkan


merk besi beton dilengkapi dengan brosur dan data teknis dari pabrik

yang akan digunakan untuk disetujui Konsultan PENGAWAS

-53
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

b. Penyimpanan

Besi beton disimpan pada tempat yang bersih dan tumpu secara baik

tidak merusak kualitasnya. Tempat penyimpanan harus cukup terlindung

sehingga kemungkinan karat dapat dihindarkan


c. Gambar Kerja dan Bending Schedule

Pembengkokan besi beton harus dilakukan sesuai dengan gambar

rencana dan berdasarkan standar detail yang ada. Pembengkokan

tersebut harus dilakukan dengan menggunakan alat-alat (bar bender)


sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan cacat, patah, retak-retak
dan sebagainya. Semua pembengkokan harus dilakukan dalam keadaan

dingin dan pemotongan harus dengan bar cutter. Pemotongan dan

pembengkokan dengan sistem panas sama sekali tidak diijinkan. Untuk


itu Kontraktor harus membuat gambar kerja pembengkokan (bending

schedule) dan diajukan kepada Konsultan PENGAWAS untuk

mendapatkan persetujuan.
d. Bebas karat

Pemasangan dan penyetelan berdasarkan evaluasi yang sesuai dengan

gambar dan harus sudah diperhitungkan toleransi penurunannya.

Sebelum besi beton dipasang, permukaan besi beton harus bebas dari
karat, minyak dan lain-lain yang dapat mengurangi lekatan besi beton.

e. Selimut Beton

Besi beton harus dilindungi oleh selimut beton yang sesuai dengan

gambar standart detail. Sebagai catatan, pemasangan tulangan-tulangan


utama tarik / tekan penampang beton harus dipasang sejauh mungkin

dari garis tengah penampang, sehingga pemakaian selimut beton yang

melebihi ketentuan-ketentuan tersebut di atas harus mendapat

persetujuan tertulis dari Konsultan PENGAWAS.


f. Penjangkaran

-54
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

Pemasangan rangkaian besi beton yaitu kait-kait, panjang penjangkaran,

penyaluran, letak sambungan dan lain-lain harus sesuai dengan gambar

standar yang terdapat dalam gambar rencana. Apabila ada keraguan

tentang ini maka Kontraktor harus meminta klarifikasi kepada Konsultan


PENGAWAS.

g. Kawat Beton dan Penunjang

Penyetelan besi beton harus dilakukan dengan teliti, terpasang pada

kedudukan yang kokoh untuk menghindari pemindahan tempat, dengan


menggunakan kawat yang berukuran tidak kurang dari 16 gauge atau klip
yang sesuai pada setiap tiga pertemuan. Pembesian harus ditunjang

dengan beton tahu atau penunjang besi, spacers atau besi penggantung

seperti yang ditunjukkan pada gambar standar atau dicantuPengawasan


pada spesifikasi ini. Penunjang-penunjang metal tidak boleh diletakkan

berhubungan acuan. Ikatan dari kawat harus dimasukkan ke dalam

penampang beton, sehingga tidak menonjol permukaan beton.


h. Sengkang-sengkang

Untuk menjamin bahwa perilaku elemen struktur sesuai dengan rencana,

maka sengkang harus diikat pada tulangan utama dan jaraknya harus

sesuai dengan gambar. Akhiran / kait sengkang harus dibuat seperti yang
disyaratkan di dalam gambar standar agar sengkang dapat bekerja

seperti yang diinginkan. Demikian juga untuk besi pengikat yang

digunakan untuk pengikat tulangan utama.

i. Beton Bending
Beton bending harus digunakan untuk menahan jarak yang tepat pada

tulangan, dan minimum mempunyai kekuatan beton yang sama dengan

beton yang akan dicor. Jarak antara beton bending ditentukan maksimal

100 cm.
j. Penggantian Besi

-55
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

1. Kontraktor harus mengusahakan supaya besi yang dipasang adalah

sesuai dengan apa yang tertera pada gambar

2. Dalam hal ini dimana berdasarkan pengalaman kontraktor atau

pendapatnya terdapat kekeliruan atau kekurangan atau perlu


penyempurnaan pembesian yang ada maka Kontraktor dapat

menambah ekstra besi dengan tidak mengurangi pembesian yang

tertera dalam gambar.

3. Jika Kontraktor tidak berhasil mendapatkan diameter besi yang sesuai


dengan yang ditetapkan dalam gambar maka dapat dilakukan
penukaran diameter besi dengan diameter yang terdekat dengan

catatan :

- Harus ada persetujuan dari Konsultan PENGAWAS


- Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi di tempat tersebut

tidak boleh kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini

yang dimaksud adalah jumlah luas). Khusus untuk balok portal,


jumlah luas penampang besi pada tumpuan juga tidak boleh lebih

besar jauh dari pembesian aslinya.

- Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan keruwetan

pembesian di tempat tersebut atau di daerah overlap yang dapat


menyulitkan pengecoran.

- Tidak ada pekerjaan tambah dan tambahan waktu pelaksanaan

k. Toleransi Besi

Diameter Besi (mm) Toleransi dia (mm) Toleransi Berat (%)

610 0.4 7

-56
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

1016 0.4 5

1628 0.5 4

28 0.6 2

3.1.13 TOLERANSI DIMENSI ELEMEN-ELEMEN STRUKTUR

Dimensi elemen stuktur seperti (pelat, balok, kolom, dinding) harus

memenuhi toleransi sbb :

Dimensi Elemen Toleransi Terhadap B Toleransi Selimut

Struktur (mm) Beton


(mm) (mm)

B  200  9.0  5.0

B  200  12.0  9.0

Dimana B adalah dimensi elemen stuktur baik untuk lebar maupun tinggi.
Pelaksanaan yang tidak memenuhi toleransi tersebut akan dievaluasi oleh

Konsultan PENGAWAS, untuk selanjutnya diputuskan. Semua akibat

kesalahan tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor

3.1.14 PEMASANGAN ALAT-ALAT DIDALAM BETON / Sparing

a. Kontraktor harus membuat gambar kerja yang menunjukkan secara tepat

lokasi sparing yang akan terdapat pada elemen struktur. Kontraktor wajib

mempelajari gambar M & E dan mendiskusikan dengan pihak terkait jika


terdapat keraguan tentang gambar tersebut. Kebutuhan sparing yang

terjadi akibat perubahan desain harus diinformasikan segera kepada

Konsultan PENGAWAS untuk mendapatkan pemecahannya. Pekerjaan

pembobokan, membuat lubang atau memotong konstruksi beton yang


sudah jadi harus dihindarkan dan jika diperlukan harus mendapatkan ijin

tertulis dari Konsultan PENGAWAS.

-57
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

b. Ukuran lubang, pasangan alat-alat di dalam beton, pemasangan dan

sebagainya, harus sesuai dengan gambar struktur maupun gambar lain

yang terkait atau menurut petunjuk-petunjuk Konsultan PENGAWAS.

c. Perkuatan pada lubang-lubang beton untuk keperluan pekerjaan M / E


harus mengikuti ketentuan yang terdapat di dalam gambar standar. Jika

tidak / belum tertera di dalam gambar maka Kontraktor wajib

menginformasikan hal tersebut kepada Konsultan PENGAWAS untuk

mendapatkan penyelesaiannya.
3.1.15 BETON KEDAP AIR
a. Beton kedap air adalah beton yang dibuat agar tidak tembus air untuk

jangka waktu lama. Untuk itu Kontraktor wajib mengikuti segala

ketentuan yang disyaratkan oleh Pemasok bahan kedap air / water


proofing, termasuk cara pembuatan beton tersebut.

b. Pada siar pelaksanaan harus dipasang waterstop sesuai dengan spesifikasi

pabrik. Waterstop tersebut harus ditunjukkan di dalam gambar kerja /


shop drawing, sehingga rencana pengecoran harus direncanakan dengan

baik. Biaya waterstop tersebut sudah termasuk di dalam penawaran yang

diajukan oleh Kontraktor.

c. Apabila terjadi kebocoran selama masa garansi, maka kontraktor harus


mengadakan perbaikan-perbaikan dengan biaya Kontraktor. Prosedur

perbaikan tersebut harus diusulkan oleh Kontraktor dan disetujui oleh

Konsultan PENGAWAS, sedemikian rupa sehingga tidak merusak bagian-

bagian lain yang sudah selesai.

3.1.16 ACUAN / BEKISTING


a. Umum

-58
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

1. Kontraktor harus membuat acuan yang dapat

dipertanggungjawabkan secara struktur baik kekuatan, stabilitas

maupun kekakuannya serta layak untuk digunakan. Acuan merupakan

suatu bagian pekerjaan struktur yang berguna untuk membentuk


struktur beton agar sesuai gambar kerja rencana.

2. Jenis acuan harus sesuai dengan yang disyaratkan di dalam spesifikasi

ini. Kontraktor dapat mengusulkan alternatif acuan dengan catatan

bahwa harus disetujui oleh Konsultan PENGAWAS. Di dalam


penawarannya Kontraktor wajib menawarkan sesuai dengan yang
ditentukan di dalam spesifikasi.

3. Semua bagian acuan yang sudah selesai digunakan harus dibongkar

dan dikeluarkan dari lokasi pekerjaan. Tidak dibenarkan adanya


bagian acuan yang tertanam di dalam struktur beton.

4. Pada struktur beton kedap air, cara pemasangan acuan dan bukaan

pada acuan dan bukan pada acuan harus dibuat sedemikian rupa,
sehingga bukaan tersebut harus dapat ditutup dengan sempurna,

sehingga bukaan tersebut harus dapat ditutup dengan sempurna,

sehingga bebas dari kebocoran. Semua pengikat acuan (ties) harus

dilengkapi dengan material tertentu seperti water haffles, sehingga


pada saat dicor akan menyatu dengan struktur beton.

b. Lingkup Pekerjaan

1. Tenaga Kerja, Bahan dan Peralatan

Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan


seperti release agent, pengangkutan dan pelaksanaan untuk

menyelesaikan semua pekerjaan acuan sebagai cetakan beton sesuai

dengan gambar-gambar konstuksi dan gambar-gambar disiplin lain

yang berhubungan seperti diuraikan dalam uraian dan syarat-syarat


pelaksanaan, secara aman dan benar.

2. Detail-detail Khusus

-59
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

Pembuatan acuan khusus sesuai yang direncanakan harus termasuk

yang ditawarkan di dalam penawaran Kontraktor. Termasuk juga jika

menggunakan material acuan yang khusus untuk menghasilkan detail

khusus.
c. Persyaratan Bahan.

1. Acuan dan Penyangga

Bahan acuan yang dipergunakan dapat berbentuk beton, baja,

pasangan bata yang diplester, kayu atau material lain yang dapat
dipertanggung jawabkan kualitasnya. Penggunaan acuan siap pakai
produksi pabrik tertentu diijinkan untuk dipergunakan, selama dapat

disetujui oleh Konsultan PENGAWAS. Acuan yang terbuat dari

multiplek yang dilapisi dengan sejenis kertas film yang khusus yang
digunakan untuk acuan sangat dianjurkan dengan tebal multiplek

minimal 12 mm. Pengaku harus dibuat dengan benar agar tidak

terjadi perubahan bentuk / ukuran dari elemen beton yang dibuat.


Penyanggah yang terbuat dari baja lebih disukai, walau penggunaan

material penyanggah dari kayu dapat diterima. Bahan dan ukuran

kayu yang digunakan harus mendapatkan persetujuan Konsultan

PENGAWAS. Untuk pekerjaan beton yang langsung berhubungan


dengan tanah, maka sebagai lantai kerja harus dibuat dari beton K-

175. Sebagai acuan samping dari beton tersebut dapat menggunakan

pasangan batu kali, batu bata atau material lain yang disetujui

Konsultan PENGAWAS. Untuk elemen beton tertentu seperti kolom


bulat disarankan menggunakan acuan baja.

d. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Struktur Acuan

-60
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

Acuan berikut elemen pendukungnya harus dianalisa sedemikian

rupa, sehingga mampu memikul beban kesemua arah yang mungkin

terjadi (kuat), tanpa mengalami deformasi yang berlebihan (kaku) dan

harus memenuhi syarat stabilitas. Deformasi dibatasi tidak lebih dari


1/360 bentang. Peninjauan terhadap kemungkinan beban diluar

beban beton juga harus dipertimbangkan, seperti kemungkinan

beban konstruksi, angin, hujan dan lain-lain. Semua analisa dan

perhitungan acuan berikut elemen pendukungnya harus diserahkan


kepada Konsultan PENGAWAS untuk mendapatkan persetujuannya,
sebelum pekerjaan dilakukan.

2. Dimensi Acuan

Semua ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar srtuktur adalah


ukuran bersih penampang beton, tidak termasuk plester / finishing.

Tambahan elemen tertentu seperti bentuk / profil khusus yang

tercantum di dalam gambar arsitektur juga harus dipertimbangkan


baik sebagai beban maupun dalam analisa biaya.

3. Gambar Kerja

Kontraktor harus membuat gambar kerja khusus acuan berdasarkan

analisa yang dilakukannya. Gambar kerja tersebut harus lengkap


disertai ukuran dan detail-detail sambungan yang benar dan

selanjutnya diserahkan kepada Konsultan PENGAWAS untuk

persetujuannya. Tanpa persetujuan tersebut Kontraktor tidak

diperkenankan untuk memulai pembuatan acuan di lapangan.


4. Tanggung Jawab

Walaupun sudah disetujui oleh Konsultan PENGAWAS, tanggung

jawab sepenuhnya atas kekuatan, kekakuan dan stabilitas acuan

sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor. Jika terjadi hal-hal


yang tidak sesuai dengan perkiraan ataupun kekeliruan yang

mengakibatkan timbulnya biaya tambahan, maka semua biaya

-61
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor. Acuan harus dibuat

sesuai dengan yang dibuat di dalam gambar kerja. Pelaksanaan yang

tidak sesuai dengan gambar kerja harus segera dibongkar.

5. Stabilitas Acuan
Semua acuan harus diberi penguat datar dan silang sehingga

kemungkinan bergeraknya acuan selama pelaksanaan pekerjaan

dapat dihindari. Konsultan PENGAWAS berhak untuk meminta

Kontraktor untuk memperbaiki acuan yang dianggap tidak / kurang


sempurna dengan beban biaya Kontraktor.
6. Inspeksi Konsultan PENGAWAS

Semua acuan dengan penunjang-penunjang harus diatur sedemikian

rupa sehingga memungkinkan dilakukannya inspeksi dengan mudah


oleh Konsultan PENGAWAS.

7. Detail Acuan

Penyusunan acuan harus sedemikian rupa hingga pada waktu


pembongkarannya tidak menimbulkan kerusakan pada bagian beton

yang bersangkutan.

8. Akurasi

Acuan harus dapat menghasilkan bagian konstruksi yang ukuran


kerataan / kelurusan, elevasi dan posisinya sesuai dengan gambar-

gambar konstruksi. Toleransi ukuran dan posisi harus sesuai dengan

yang tercantum dalam spesifikasi ini.

9. Sistem Pengaliran Air


Acuan harus bersih dan dibasahi terlebih dahulu sebelum pengecoran.

Harus dipersiapkan sistem pengaliran air sedemikian, sehingga pada

saat dibasahkan, air dapat mengalir ke tempat yang diinginkan dan

acuan tidak tergenang oleh air. Acuan harus dipasang sedemikian


rupa sehingga akan terjadi kebocoran atau hilangnya air semen

-62
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

selama pengecoran, tetap lurus (tidak berubah bentuk) dan tidak

tergoyang.

10. Ikatan Acuan di Dalam Beton

Sebelumnya dengan mendapat persetujuan dari Konsultan


PENGAWAS baut-baut dan tierod yang diperlukan untuk ikatan-ikatan

dalam beton harus diatur sedemikian, sehingga bila acuan dibongkar

kembali, tidak akan merusak beton yang sudah dibuat.

11. Acuan Beton Exposed


Jika ada harus dilapisi dengan menggunakan release agent pada
permukaan acuan yang menempel pada permukaan beton.

Berhubung release agent berpengaruh pula pada warna permukaan

beton, maka pemilihan jenis dan penggunaannya harus dilakukan


dengan seksama. Cara pengecoran beton harus diperhitungkan

sedemikian rupa sehingga siar-siar pelaksanaan tidak merusak

penampilan beton exposed tersebut. Merk dan jenis release agent


yang telah disetujui bersama, tidak boleh diganti dengan merk jenis

lain. Untuk itu Kontraktor harus memberitahukan terlebih dahulu

nama pedangang dari release agent tersebut, data bahan-bahan

bersangkutan, nama produsennya, jenis bahan-bahan mentah


utamanya, cara-cara pemakaiannya, resiko-resiko dan keterangan lain

yang dianggap perlu untuk memperoleh persetujuan tertulis dari

Konsultan PENGAWAS.

12. Bukaan Untuk Pembersihan


Pada bagian terendah (dari setiap phase pengecoran) dari acuan

kolom atau dinding harus ada bagian yang mudah dibuka untuk

inspeksi dan pembersihan.

13. Scaffolding

-63
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

Pada prinsipnya semua penunjang acuan harus menggunakan steger

besi (scaffolding). Scaffolding tersebut harus cukup kuat dan kaku dan

diatur agar mudah diperiksa oleh Konsultan PENGAWAS.

14. Persetujuan Konsultan Pengawas.


Setelah pekerjaan di atas selesai, Kontraktor harus meminta

persetujuan dari Konsultan PENGAWAS dan minimum 3 (tiga) hari

sebelum pengecoran. Kontraktor harus mengajukan permohonan

tertulis untuk izin pengecoran kepada Konsultan Pengawas.


15. Anti Lendut (Cambers)
Kecuali ditentukan lain dalam gambar, maka semua acuan untuk

balok dan plat, harus dipersiapkan dengan memakai anti lendut

dengan besar sbb :

Lokasi % Terhadap Bentang

Ditengah bentang balok 0.3

Diujung balok kantilever 0.5

e. Pembongkaran Acuan

1. Pembongkaran harus dilakukan dengan hati-hati, dimana bagian


konstruksi yng dibongkar acuannya harus dapat memikul berat sendiri

dan beban-beban pelaksanaannya.

2. Pembongkaran acuan dapat dilakukan setelah mencapai waktu sbb :

Elemen Struktur Waktu Minimum

Sisi-sisi balok kolom dan dinding 3 hari

Balok dan plat beton (tiang penyanggah tidak 21 hari


dilepas)

Tiang-tiang penyanggah plat 21 hari

Tiang-tiang penyanggah balok-balok 21 hari

-64
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

Waktu pembongkaran tersebut hanya merupakan kondisi normal dan

harus dipertimbangkan secara khusus jika pada lantai-lantai tersebut

bekerja beban dan mengusulkan metode dan perhitungan yang akan

digunakan, dan usulan tersebut harus mendapat persetujuan tertulis


dari Konsultan Pengawas. Tidak ada biaya tambah untuk biaya

tersebut. Semua akibat yang timbul akibat usulan tersebut menjadi

tanggung jawab Kontraktor.

3. Setiap rencana pekerjaan pembongkaran acuan harus diajukan


terlebih dahulu secara tertulis untuk disetujui Konsultan Pengawas.

-65
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

PASAL 4

PEKERJAAN ARSITEKTUR

4.1. UMUM
4.1.1. KETENTUAN UMUM

a. Lingkup Pekerjaan

1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan

dan alat-alat bantu serta cara kerja yang dibutuhkan dalam


pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang
bermutu baik dan sempurna.

2. Pada spesifikasi teknis ini diatur seluruh pekerjaan berdasarkan

peraturan dan ketentuan yang berlaku, baik yang bersifat daerah,


nasional, maupun internasional, serta berdasarkan jenis bahan /

material, cara pelaksanaan (metode) dan sistem yang dibutuhkan.

3. Seluruh pekerjaan akan dikelola (manage) oleh Konsultan PENGAWAS,


yaitu dalam hal Koordinasi dan Pengawasan, mencakup mutu hasil

kerja (kualitas), Waktu pelaksanaan (Schedule) dan Pembiayaan.

4. Seluruh pekerjaan yang berkaitan dengan estetika, penentuan

warnanya harus terlebih dahulu dikonsultasikan dengan Konsultan


Perencana serta mendapat persetujuan dari (Owner).

b. Peraturan-peraturan yang dipakai

 Peraturan-peraturan / standar setempat yang biasa dipakai.

 Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 ; NI-2.


 Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961 ; NI-5

 Peraturan Semen Portland Indonesia 1972 ; NI-8

 Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah setempat

 Ketentuan-ketentuan umum untuk pelaksanaan Pemborong Pekerjaan


Umum (A.V.) No. 9 tanggal 28 Mei 1941 dan Tambahan Lembaran

Negara No. 14571.

-66
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

 Petunjuk-petunjuk dan Peringatan-peringatan lisan maupun tertulis

yang diberikan Konsultan PENGAWAS.

 Standart Normalisasi Jerman (D.I.N.).

 American Society for Testing and Material (A.S.T.M.).


 American Concrete Institute (A.C.I.).

 Semen Portland harus memenuhi NI-8, SII 0013-81 dan ASTM C 1500-

78A

 Pasir beton yang digunakan harus memenuhi PUBI 82 pasal 11 dan SII
0404-80.
 Kerikil / split harus memenuhi PUBI 82 pasal 12 dan SII 0079-79/0087-

75/0075-75.

 Air harus memenuhi persyaratan dalam PUBI 82 pasal 9, AVGNOR P18-


303 dan NZS-3121/1974.

 Pengendalian seluruh pekerjaan beton ini harus sesuai dengan

persyaratan : PBI 1971 (NI-2) PUBI 1982 dan (NI-8).


 Standar dari bahan waterproofing mengikuti prosedur yang ditentukan

oleh pabrik dan standar-standar lainnya seperti :NI.3, ASTM 828,

ASTME, TAPP I 803 dan 407.

 Pengendalian pekerjaan keramik harus sesuai dengan peraturan ASTM,


NI-129, PUBI 1982 pasal 31 dan SII-0023-81.

 Pengendalian seluruh pekerjaan karpet harus sesusi dengan peraturan-

peraturan ASTM – E-648 dan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari

pabrik.
 Syarat bahan glass block sesuai dengan standar pabrik, tanpa cacat

serta memenuhi dalam PUBI 1982 pasal 63 dan SII 0189/78.

 Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai dengan persyaratan dalam

NI-5 (PKKI tahun 1961), PUBI 82 pasal 37 dan memenuhi persyaratan


dalam SII 0458-81.

-67
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

 Pengendalian seluruh pekerjaan cat, harus memenuhi ketentuan-

ketentuan dari pabrik yang bersangkutan dan memenuhi persyaratan

pada PUBI 1982 pasal 54 dan NI-4.

 Bahan cat yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat yang


ditentukan dalam PUBI 1982 pasal 53, BS No. 3900 : 1970/1971, AS.K-

41 dan NI.4, serta mengikuti ketentuan-ketentuan dari pabrik yang

bersangkutan.

 Persyaratan bahan marmer harus konsisten terhadap PUBI pasal 26 dan


SII 0015-76.

c. Syarat-syarat pelaksanaan

1. Semua jenis pekerjaan harus dibuatkan shop drawing dan diajukan


kepada Konsultan PENGAWAS untuk diperiksa yang selanjutnya

dimintakan persetujuan kepada Konsultan Perencana.

2. Semua bahan material, terutama finishing utama sebelum dikerjakan,


Kontraktor harus mengajukan 2 atau 3 buah contoh produk yang setara

kepada Konsultan PENGAWAS untuk diserahkan kepada Perencana,

selanjutnya Perencana mengajukan bahan material tersebut kepada

pemberi tugas untuk mendapatkan persetujuannya.


3. Hal-hal yang bertalian erat dengan estetika seperti : warna cat,keramik,

batu temple, politur dan sebagainya harus mendapat persetujuan dari

Perencana (Arsitek) terlebih dahulu sebelum dilaksanakan. Material

yang tidak disetujui harus diganti dengan material lain yang mutunya
sesuai dengan persyaratan tanpa biaya tambahan.

4. Kontraktor harus menyerahkan 2 (dua) copy ketentuan dan persyaratan

teknis operatif dari pabrik material yang bersangkutan termasuk

mengajukan cara perawatan / maintenance seluruh bahan / material


bangunan sebagai informasi bagi Konsultan PENGAWAS dan untuk

dapat digunakan kelak oleh Pemilik Bangunan.

-68
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

5. Material lain yang tidak terdapat pada daftar di atas, tetapi dibutuhkan

agar dapat melakukan penyelesaian / penggantian dalam suatu

pekerjaan, harus baru, kualitas terbaik dari jenisnya dan harus disetujui

Konsultan PENGAWAS.
6. Semua material yang dikirim ke site / lapangan harus dalam keadaan

tertutup atau dalam kantong / kaleng yang masih disegel dan berlabel

pabriknya, bertuliskan type dan tingkatannya, dalam keadaan utuh dan

tidak ada cacat.


7. Bahan harus disimpan di tempat yang kering, berventilasi baik,
terlindung, bersih. Tempat penyimpanan bahan harus cukup

menampung kebutuhan bahan, dan dilindungi sesuai dengan jenisnya

seperti yang disyaratkan dari pabrik.


8. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor diharuskan memeriksa site /

lapangan yang telah disiapkan apakah sudah memenuhi persyaratan

untuk dimulainya pekerjaan.


9. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan

lainnya Kontraktor harus segera melaporkan kepada Konsultan

PENGAWAS. Kontraktor tidak diperkenankan melakukan pekerjaan di

tempat tersebut sebelum kelainan / perbedaan diselesaikan.


10. Setiap produk yang diajukan oleh Main / Sub Kontraktor harus

dilengkapi dengan cara perawatan / maintenance dari produk tersebut

yang :

 Sesuai dengan persyaratan teknis dari pabrik yang bersangkutan ;


 Sesuai dengan persyaratan / peraturan setempat ;

 Disetujui oleh Konsultan PENGAWAS.

11. Untuk setiap pekerjaan cat, maka Kontraktor atau aplikator :

 Harus kepada pabrik cat sesuai dengan jumlah kebutuhan proyek ;


memberikan surat penunjukkan dari pabrik cat yang bersangkutan /

rekomendasi sebagai applicator ;

-69
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

 Harus melakukan pengecatan secara full system ;

 Harus mengajukan sistem pengecatan dan jenis cat ;

 Harus mengajukan urutan kerja ;

 Harus mengajukan bukti pesanan ;


 Harus memberikan surat jaminan supply dari pabrik cat sampai

proyek selesai ;

 Harus memberikan surat jaminan mutu berbentuk sertifikat garansi

yang dikeluarkan oleh pabrik cat (produsen) yang ditandatangani


Direktur Perusahaan, dengan dilampiri surat Pengantar dari Main
Kontraktor.

4.1.2. PEKERJAAN PENDAHULUAN


a. Pengukuran

1. Kontraktor harus menyediakan alat-alat ukur sepanjang masa

pelaksanaan berikut ahli ukur yang berpengalaman. Setiap kali


dianggap perlu, harus siap untuk mengadakan.

2. Untuk menetukan koordinat bangunan, Kontraktor diwajibkan

mengadakan pengukuran dan penggambaran kembali lokasi

pembangunan dengan dilengkapi keterangan-keterangan mengenai


peil ketinggian tanah untuk menentukan elevasi  0,00, letak pohon

yang perlu dipertahankan (apabila ada), letak batas-batas site dengan

alat-alat yang sudah ditera kebenarannya.

3. Ketidakcocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan


lapangan yang sebenarnya, harus segera dilaporkan kepada Konsultan

PENGAWAS untuk diminta keputusannya, setelah berkonsultasi dengan

Perencana.

4. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan


alat-alat Waterpass / Theodolith yang ketepatannya dapat

dipertanggungjawabkan.

-70
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

5. Kontraktor harus menyediakan Theodolith / Waterpass beserta petugas

yang cakap melayaninya untuk kepentingan pemeriksaan Konsultan

PENGAWAS selama pelaksanaan proyek.

6. Pengukuran sudut siku-siku dengan benang secara azas segitiga


phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang

disetujui oleh Konsultan PENGAWAS.

7. Segala pekerjaan pengukuran persiapan menjadi tanggung jawab

kontraktor.
b. Tugu Patokan Dasar & Titik Pinjaman / Referensi
1. Letak dan jumlah patokan dasar ditentukan oleh Konsultan

PENGAWAS, sebanyak 2 (dua) buah pada dua sisi yang berlainan.

2. Tugu patokan dasar dibuat dari beton penampang sekurang-kurangnya


200 x 200 mm, tertancap kuat di dalam tanah.

3. Tugu patokan dasar dibuat permanen, tidak bisa diubah, diberi tanda

yang jelas dan dijaga keutuhannya sampai ada instruksi tertulis dari
Konsultan PENGAWAS untuk membongkarnya. Selain itu Kontraktor

diharuskan membuat titik Penjamin / Referensi yang akurat dari waktu

ke waktu sepanjang masa pelaksanaan, mendahului kemajuan

pekerjaan.
4. Segala pekerjaan pembuatan dan pemasangan tugu patokan dasar

termasuk tanggung jawab Kontraktor.

5. Pada waktu pematokan (penentuan) peil dan setiap sudut-sudut tapak

(perpindahan) Kontraktor wajib membuat Shop Drawing dahulu sesuai


keadaan lapangan.

c. Papan Dasar Pelaksanaan (Bouwplank)

1. Papan dasar pelaksanaan dipasang pada patok kayu meranti ukuran

(50/70 mm) atau kayu dolken, diameter 80-100 mm, yang tertancap
dalam tanah sehingga tidak bisa digerak-gerakkan atau diubah-ubah

berjarak maksimum 1.500 mm satu dengan lainnya.

-71
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

2. Papan dasar pelaksanaan(Bouwplank) dibuat dari kayu meranti, ukuran

tebal 30 mm, lebar 200mm, lurus dan diserut rata pada sisi sebelah

atasnya. Pemasangan harus kuat dan menggunakan sifat dasar

(waterpass).
3. Papan dasar pelaksanaan (Bouwplank) harus dibuat tanda-tanda yang

mennyatakan as-as dan level / peil-peil dengan warna yang jelas dan

tidak mudah hilang bila terkena air hujan.

4. Tinggi sisi atas papan patok ukuran harus sama satu dengan lainnya,
kecuali dikehendaki lain oleh Konsultan PENGAWAS.
5. Papan dasar pelaksanaan dipasang sejauh 1.000 mm dari sisi luar galian

tanah pondasi.

6. Setelah selesai pemasangan papan dasar pelaksanaan Kontraktor harus


melapor kepada Konsultan PENGAWAS.

7. Segala pekerjaan pembuatan dan pemasangan papan dasar

pelaksanaan termasuk tanggungan Kontraktor.

4.2. SPESIFIKASI UMUM

4.2.1. PEKERJAAN BETON NON STRUKTURAL

a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya,

peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan

pekerjaan ini, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik

dan sempurna.
2. Meliputi pekerjaan beton praktis, seperti: sloof, kolom, ring balok, neut

kusen, angkur beton setempat, plat meja, dengan mutu beton K-175

serta seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar.

-72
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

b. Persyaratan Bahan

1. Semen Portland

Yang digunakan harus dari mutu yang terbaik, terdiri dari satu jenis

merk dan atas persetujuan dan harus memenuhi NI-8. Semen yang
telah mengeras sebagian / seluruhnya tidak dibenarkan untuk

digunakan. Tempat penyimpanan harus diusahakan sedemikian rupa

sehingga bebas dari kelembaban, bebas dari air dengan lantai

terangkat dari tanah dan ditumpuk sesuai dengan syarat penumpukan


semen.
2. Pasir Beton

Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari Bahan-

bahan organis, Lumpur dan sebagainya dan harus memenuhi


komposisi butir serta kekerasan yang dicantuPengawasan dalam PBI

1971.

3. Koral Beton / Split


Digunakan koral yang bersih, bermutu baik tidak berpori serta gradasi

kekerasan seseuai dengan syarat syarat PBI 1971. Penyimpanan /

penimbunan pasir dan koral beton harus dipisahkan satu dengan yang

lain, hingga dapat dijamin kedua bahan tersebut tidak bercampur


untuk mendapatkan perbandingan adukan beton yang tepat.

4. Air

Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung

minyak, asam, alkali dan bahan bahan organis / bahan lainnya yang
dapat merusak beton dan harus memenuhi NI – 3 pasal 10. Apabila

dipandang perlu Konsultan PENGAWAS dapat minta kepada Kontraktor

supaya air yang dipakai diperiksa di laboratorium pemeriksaan bahan

yang resmi dan sah atas biaya Kontraktor.

-73
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

5. Besi Beton

Digunakan mutu U-24, besi harus bersih dari lapisan minyak / lemak

dan bebas dari cacat seperti serpih-serpih dan sebagainya. Penampang

besi adalah bulat dan memenuhi syarat-syarat PBI 1971. Kontraktor


diwajibkan, bila dipandang perlu untuk memeriksa mutu besi beton ke

laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya

Kontraktor.

6. Pengendalian pekerjaan ini harus sesuai dengan :


a. Peraturan-peraturan / standar setempat yang biasa dipakai.
b. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 ; NI-2

c. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961 ; NI-5

d. Peraturan Semen Portland Indonesia 1972 ; NI-8


e. Peraturan Pembangunan Daerah Setempat.

f. Ketentuan-Ketentuan umum untuk pelaksanaan Pemborong

Pekerjaan Umum (AV) No.9 tanggal 28 Mei 1941 dan Tambahan


Lembaran Negara No 14571.

g. Petunjuk-petunjuk dan Peringatan-peringatan lisan maupun tertulis

yang diberikan Konsultan PENGAWAS.

h. Standar Normalisasi Jerman (D.I.N.).


i. American Society for Testing and Material (A.S.T.M).

j. American Concrete Institue (A.C.I).

c. Syarat-syarat Pelaksanaan

1. Mutu Beton
Mutu beton yang digunakan adalah : K-175 dan harus memenuhi

ketentuan-ketentuan lain sesuai dengan PBI-1971

2. Pembesian

a. Pembuatan tulangan harus sesuai dengan persyaratan yang


tercantum pada PBI-1971.

-74
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

b. Pemasangan tulangan beton harus sesuai dengan gambar

konstruksi.

c. Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin besi

tersebut tidak berubah tempat decking sesuai dengan ketentuan


dalam PBI-1971.

d. Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan

dari lapangan kerja dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis

dari Konsultan PENGAWAS.


3. Cara Pengadukan
a. Cara pengadukan harus menggunakan beton molen.

b. Takaran untuk semen Portland, pasir dan koral harus disetujui

terlebih dahulu oleh Konsultan PENGAWAS dan tercapai mutu


pekerjaan seperti yang ditentukan dalam uraian dan syarat-syarat.

Selama pengadukan kekentalan adukan beton harus diawasi dengan

jalan memeriksa slump pada setiap campuran baru. Pengujian slump


minimum 30 mm dan maksimum 75 mm.

4. Pengecoran Beton

a. Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan

membersihkan dan menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh,


pemeriksaan ukuran-ukuran, ketinggian, pemeriksaan penulangan

dan penempatan penahan jarak.

b. Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan

Konsultan PENGAWAS.
c. Pengecoran harus dilakukan sebaik mungkin dengan menggunakan

alat penggetar untuk menjamin beton cukup padat dan harus

dihindarkan terjadinya cacat pada beton seperti keropos dan

sarang-sarang koral / split yang dapat memperlemah konstruksi.

-75
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

d. Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan hari

berikutnya maka tempat perhentian tersebut harus disetujui oleh

Konsultan PENGAWAS.

5. Pekerjaan Acuan / Bekisting


a. Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran

yang telah ditetapkan seperti dalam gambar. Dari papan jenis kayu

yang memenuhi persyaratan dalam NI-2 pasal 5.1.

b. Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-


perkuatan sehingga cukup kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk
dan tetap pada kedudukan selama pengecoran.

c. Acuan harus rapat tidak bocor, permukaannya licin, bebas dari

kotoran-kotoran seperti tahi gergaji, potongan-potonngan kayu,


tanah dan sebagainya sebelum pengecoran dilakukan serta harus

mudah dibongkar tanpa merusak permukaan beton.

d. Tiang-tiang acuan harus di atas papan atau baja untuk memudahkan


pemindahan perletakan. Tiang-tiang tidak boleh disambung lebih

dari satu. Tiang-tiang yang digunakan dari kayu dolken diameter 80-

100 mm atau sengon 50/70 mm atau Kayu Kelas II dan III

e. Tiang acuan satu dengan yang lain harus diikat dengan palang
papan / balok secara cross.

f. Pembukaan acuan baru harus dibuka setelah memenuhi syarat-

syarat yang dicantuPengawasan dalam PBI-1971.

g. Kayu yang dipakai adalah papan atau multiplex dengan tebal 25


mm.

h. Penggunaan bekisting (Formwork) harus sesuai dengan petunjuk /

spesifikasi pabrik.

6. Kawat Pengikat
Kawat pengikat besi beton / rangka dibuat dari baja lunak dan tidak

disepuh seng, dengan diameter kawat lebih besar atau sama dengan

-76
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

0,40 mm. Kawat pengikat besi beton / rangka harus memenuhi syarat-

syarat yang ditentukan dalam NI-2 (PBI –1971).

7. Pekerjaan pembongkaran Acuan / Bekisting hanya boleh dilaksanakan

dengan ijin tertulis dari Konsultan PENGAWAS. Setelah bekisting


dibuka, tidak diijinkan mengadakan perubahan apapun pada

permukaan beton tanpa persetujuan tertulis dari Konsultan

PENGAWAS.

8. Pelaksana / Kontraktor bertanggung jawab atas kesempurnaan


pekerjaannya sampai dengan saat-saat penyerahan (selesai).
9. Kontraktor harus mengikuti semua peraturan, baik yang terdapat pada

uraian dan syarat-syarat apapun yang tercantum dalam gambar-

gambar atau peraturan yang berlaku baik dalam negeri maupun luar
negeri.

10. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan

contoh-contoh material : besi, koral, pasir, pc untuk mendapat


persetujuan dari Konsultan PENGAWAS.

11. Kontraktor harus melakukan pengujian atas besi / kubus beton di

laboratorium yang akan ditunjuk kemudian.

12. Mutu beton tersebut harus dibuktikan oleh kontraktor dengan


mengambil benda uji berupa kubus / silinder yang ukurannya sesuai

dengan syarat-syarat / ketentuan dalam PBI-1971. Pembuatannya harus

disaksikan oleh Konsultan Pengawas dan diperiksa di laboratorium

konstruksi beton yang ditunjuk Konsultan Pengawas. Jumlah dan


frekuensi pembuatan kubus serta ketentuan-ketentuan lainnya sesuai

dengan PBI-1971.

13. Beton yang telah di cor dihindarkan dari benturan benda keras

selama 3 x 24 jam setelah pengecoran.


14. Beton harus dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan

dari pekerjaan-pekerjaan lain.

-77
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

15. Bila terjadi kerusakan Kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya

dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan, seluruh biaya perbaikan

menjadi tanggung jawab Kontraktor.

16. Bagian beton setelah dicor selama dalam masa pengerasan harus
selalu dibasahi dengan air terus-menerus selama 1 (satu) minggu atau

lebih dan apabila menggunakan curing agent pemeliharaannya sesuai

standar produk (sesuai dengan ketentuan dalam PBI-1971).

17. Bagian-bagian yang tertanam dalam beton :


a. Pasang angkur dan lain-lain yang akan menjadi satu dengan beton
bertulang.

b. Diperhatikan juga tempat untuk sparing atau instalasi.

18. Sparing Conduit dan pipa-pipa :


a. Letak dari sparing supaya tidak mengurangi kekuatan struktur.

b. Tempat-tempat dari sparing dilaksanakan sesuai dengan gambar

dan minta persetujuan pelaksanaan dan bila tidak ada dalam


gambar, maka Kontraktor harus mengusulkan dari Konsultan

Pengawas.

c. Bilamana sparing-sparing (pipa, conduit dan lain-lain) berpotongan

dengan tulangan besi, maka besi tidak boleh ditekuk atau


dipindahkan tanpa persetujuan dari Konsultan PENGAWAS.

d. Semua sparing-sparing (pipa, conduit) harus dipasang sebelum

pengecoran dan diperkuat sehingga tidak akan bergeser pada saat

pengecoran beton.
e. Sparing-sparing harus dilindungi sehingga tidak akan terisi beton

waktu pengecoran.

19. Hal-hal lain (Miscellaneous Items)

a. Isi lubang-lubang dan bukaan-bukaan yang harus dibeton sebagai


bekas jalan kerja sewaktu pembetonan. Digunakan mutu beton

seperti yang ditentukan dan dengan penghalusan permukaannya.

-78
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

b. Untuk pekerjaan lantai beton, harus diratakan sehingga diperoleh

permukaan lantai yang betul-betul rata. Sesudah selesai ditrowel,

jika ada permukaan lantai beton yang akan dicat, maka lantai beton

harus betul-betul kering sempurna dan memenuhi syarat untuk


dilakukan pengecatan.

c. Untuk pekerjaan dinding / kolom lepas cetak yang harus dicat,

dilakukan dengan dengan pengecatan cat emulsi pada saat beton

sudah kering sempurna dan memenuhi syarat untuk dicat.

4.2.2. PEKERJAAN BAJA/BESI NON STRUKTURAL

a. Lingkup Pekerjaan

1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya,


peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan

pekerjaan ini, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik

dan sempurna.
2. Pekerjaan ini meliputi antara lain :

a. Pengadaan dan pemasangan beugel-beugel talang, klem-klem

down pipe, plat klem-klem sambungan rangka, dari bahan

galvanized steel.
b. Railling-railling pipa stainles steel, dengan ukuran sesuai pekerjaan

10.2.

c. Pemegang aluminium voil dengan Fine Mesh produk BRC

(Galvanized).
d. Dan lain-lain komponen yang ditunjukkan pada gambar.

b. Syarat-syarat Pelaksanaan

1. Fabrikasi

a. Pemeriksaan dan lain-lain.


Seluruh pekerjaan di pabrik harus merupakan pekerjaan yang

berkualitas tinggi. Seluruh pekerjaan harus dilakukan dengan

-79
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

ketepatan sedemikian rupa, sehingga semua komponen dapat

dipasang dengan tepat di lapangan.

b. Konsultan PENGAWAS mempunyai hak untuk memeriksa pekerjaan

di lapangan pada saat yang dikehendaki, dan tidak ada pekerjaan


yang boleh dikirim ke lapangan sebelum diperiksa dan disetujui

Konsultan PENGAWAS. Setiap pekerjaan yang kurang baik atau tidak

sesuai dengan gambar atau spesifikasi ini akan ditolak, dan bila

demikian harus diperbaiki dengan segera tanpa tambahan biaya.


c. Gambar Kerja
Sebelum pekerjaan di pabrik dimulai, Kontraktor harus menyiapkan

gambar kerja yang menunjukkan detail-detail lengkap dari semua

komponen, panjang serta ukuran las, jumlah, ukuran dan posisi


baut-baut serta detail-detail lain yang lazim diperlukan untuk

fabrikasi.

d. Ukuran-ukuran
Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab

terhadap semua ukuran yang tercantum pada gambar kerja.

2. Sambungan

Untuk sambungan komponen konstruksi baja yang tidak dapat


dihindarkan berlaku ketentuan sebagai berikut :

a. Hanya diperkenankan satu sambungan.

b. Semua penyambung profil baja harus dilaksanakan dengan las

tumpul (full penetration butt weld).


c. Pemasangan percobaan (Trial Erection)

Bila dipandang perlu Konsultan PENGAWAS, Kontraktor wajib

melaksanakan pemasangan percobaan dari sebagian atau seluruh

pekerjaan konstruksi. Komponen yang tidak cocok atau yang tidak sesuai
dengan gambar dan spesifikasi dapat ditolak oleh Konsultan PENGAWAS.

-80
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

Pemasangan percobaan tidak boleh dibongkar tanpa persetujuan

Konsultan pengawas.

d. Pengecatan

1. Semua bahan konstruksi baja harus dicat. Semua permukaan baja harus
bersih dari kotoran-kotoran atau minyak-minyak. Pembersihan harus

dilakukan dengan sikat besi mekanis (mechanical wire brush).

2. Cat dasar adalah cat zinc chromate. Pengecatan dilakukan satu kali di

tempat pabrikasi dan satu kali di lapangan. Baja yang akan ditanam di
dalam beton tidak boleh dicat.
3. Cat akhir adalah cat zinc chromate. Pengecatan dilakukan satu kali atau

lebih di lapangan sampai menutup sempurna.

e. Pemasangan akhir (Final Erection)


1. Alat-alat untuk pemasangan harus sesuai untuk pekerjaannya dan

harus dalam keadaan baik. Bagian-bagian dimana tidak dapat dipasang

atau ditempatkan sebagaimana mestinya, sebagai akibat dari kesalahan


fabrikasi atau perubahan bentuk karena kesalah penanganan atau

pengangkutan, maka keadaan itu harus segera dilaporkan kepada

Konsultan PENGAWAS, Untuk mendapatkan persetujuan cara perbaikan

dan pemecahannya yang dapat dilakukan di lapangan atau di work


shop. Meluruskan plat dan besi siku atau bentuk lainnya harus

dilaksanakan dengan cara disetujui. Segala biaya sebagai akibat dari hal

ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.

2. Pekerjaan baja harus kering sebagaimana mestinya. Kantong air pada


konstruksi yang tidak terlindung dari cuaca harus diisi dengan bahan

Waterproofing yang telah disetujui.

3. Setiap komponen harus diberi kode (marking) yang sesuai dengan

gambar pemasangan. Komponen harus diberi kode sedemikian rupa


sehingga memudahkan pemasangan.

-81
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

4. Baut-baut, baut angker, baut hitam dan lain-lain harus disediakan dan

harus dipasang sesuai dengan gambar detail.

4.2.3. PEKERJAAN PASANGAN


a. Penjelasan Umum

1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan

dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan masing-

masing pekerjaan sehingga mendapatkan hasil yang baik dan


sempurna.
2. Penggunaan masing-masing jenis pasangan dapat dilihat pada gambar

rencana ataupun petunjuk / perintah Direksi / Konsultan PENGAWAS

Lapangan.
3. Pengendalian Pekerjaan :

Persyaratan-persyaratan standar mengenai pekerjaan ini tertera pada :

- PUBI - 1982
- NI-3 - 1970

- NI-10 - 1973

- SII-0021 - 1978

b. Pasangan Batu Kali


1. Lingkup Pekerjaan

Pasangan batu kali belah dilaksanakan untuk pondasi bangunan atau

konstruksi lain yang ditunjuk pada gambar rencana.

2. Bahan
a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan

contoh material : batu kali, pasir untuk mendapat persetujuan dari

Direksi / Konsultan PENGAWAS.

b. Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Direksi / Konsultan


Pengawas akan dipakai standar / pedoman untuk memeriksa /

menerima material yang dikirim oleh Kontraktor ke site.

-82
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

c. Kontraktor diwajibkan membuat tempat penyimpanan contoh-

contoh yang telah disetujui di Bangsal Direksi / Konsultan Pengawas.

d. Batu kali yang digunakan adalah batu kali belah, bersudut runcing,

berwarna abu-abu hitam keras dan tidak porous.


3. Pelaksanaan

a. Galian pondasi harus diurug dengan pasir setebal 10 cm dan

dipadatkan dengan alat pemadat / stamper.

b. Sebelum dipasang terlebih dahulu dibuat profil-profil pondasi dari


bambu atau kayu pada setiap pojok galian yang bentuk dan
ukurannya sesuai dengan penampang yang dimaksud dalam

gambar rencana.

c. Kecuali disebut lain pada gambar rencana maka seluruh pasangan


batu kali belah dipasang dengan perekat 1 pc : 5 ps, dan diberapen

dengan perekat yang sama pada seluruh bidang sisinya.

d. Celah-celah besar pada aanstampeng / pasangan batu kali


kosongan dapat diisi dengan batu pecahan supaya betul-betul

padat sedang pasangan batu kali belah selain aanstampeng tidak

dikehendaki bertindih (bersinggungan) tanpa adanya perekat

dicelah-celahnya.
e. Untuk pengikatan sloof maka pada bagian atau pondasi batu kali

dibuat stek-stek sedalam 30 cm tiap 1,00 m1 dengan diameter besi

10 mm.

f. Dimensi / besaran penampang pasangan batu kali belah tersebut


dapat dilihat pada gambar rencana.

g. Urugan lubang pasangan batu kali belah yang berfungsi sebagai

pondasi dapat dilaksanakan bila Direksi mengganggu bahwa bagian

pondasi sudah cukup kuat / mengeras.

-83
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

c. Pasangan Batu Bata

1. Lingkup Pekerjaan

Pasangan batu bata dilaksanakan untuk dinding / tembok gedung,

pondasi ringan, saluran, bak-bak bunga, ataupun pasangan batu bata


lainnya yang ditunjuk pada gambar rencana.

2. Bahan

a. Batu bata yang dikehendaki adalah batu bata lokal yang berkualitas

baik yaitu dengan hasil pembakaran yang matang berukuran sama


kira-kira 6 x 12 x 20 cm tidak boleh terdapat pecah-pecah (melebihi
20%) dan tidak diperbolehkan memasang bata yang pernah dipakai.

b. Sebagai Semen dan Pasir untuk pasangan batu bata ini harus sama

dengan kualitas seperti yang disyaratkan untuk pekerjaan beton.


c. Kecuali ditentukan lain semua pasangan batu bata dipasang dengan

perekat dengan campuran 1pc : 5ps. Sedangkan pasangan bata

yang kemungkinan lebih sering berhubungan dengan air (pas. Bata


transram) digunakan perekat dengan campuran 1 pc : 3 ps.

3. Pelaksanaan

a. Dimana diperlukan menurut direksi, pemborong harus membuat

shop drawing untuk pelaksanaan pembuatan adukan dan pasangan.


b. Tentukan perbandingan campuran spesi dan tebal adukan yang

diperlukan.

Adukan dilaksanakan sesuai standar spesifikasi dari bahan yang

digunakan sesuai dengan petunjuk Perencana / Direksi.


c. Dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus mengikuti semua petunjuk

dalam gambar arsitektur terutama gambar detail dan gambar

potongan mengenai ukuran tebal / tinggi / peil dan bentuk

profilnya.

-84
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

d. Pasangan batu bata harus dipasang tegak lurus, siku, rata, dan tidak

boleh terdapat retak-retak, dipasang dengan fungsi, ukuran

ketebalan dan ketinggian yang ditentukan dalam gambar rencana.

e. Mencampur Perekat
Perekat harus dicampur dalam alat pencampur yang telah disetujui

atau dicampur dengan tangan pada permukaan yang keras, dilarang

memakai perekat yang sudah mulai mengeras untuk dipakai lagi.

f. Sebelum dimulai pemasangan batu bata harus direndam lebih


dahulu dengan air dan permukaan yang akan dipasang harus basah
juga dan untuk semua sambungan harus dikorek paling sedikit 0,5

cm agar penyelesaian dinding / plesteran dapat melekat dengan

baik, sedang dimana ada pertemuan kusen kayu dengan tembok


harus diberi nat selebar 1cm dan dalam 1 cm.

g. Pemasangan tembok bata hanya diperbolehkan maksimum setinggi

1,00 m untuk setiap harinya.


h. Pelubangan akibat pembuatan perancah pada pasangan bata merah

sama sekali tidak diperkenankan.

i. Pasangan tembok dipasang seluas 12,00 m2, bila lebih harus

dipasang beton praktis ukuran penampang 15 x 15 cm.


j. Pasangan batu bata 1pc : 2ps sebagai pasangan di bawah

permukaan tanah / lantai harus diberapen dengan adukan 1pc : 3

ps.

k. Syarat-syarat penerimaan :
- Pasangan batu bata dapat diterima / diserahkan apabila deviasi

bidang pada arah diagonal dinding seluas 12 m2 tidak lebih dari

0,5 cm (sebelum diaci / diplester).

- Toleransi terhadap as dinding adalah kurang lebih 1 cm (sebelum


diaci / diplester).

-85
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

l. Pasangan batu bata untuk dinding ½ batu harus menghasilkan

dinding finish setebal 15 cm dan untuk dinding 1 batu finish adalah

25 cm. Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapid an benar-benar

tegak lurus.

4.2.4. PEKERJAAN PLESTERAN SEMEN

a. Lingkup pekerjaan

1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya,


peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini, sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu

baik dan sempurna.

2. Lingkup pekerjaan ini meliputi seluruh plesteran dinding batu bata


pada kedua sisi bidangnya (dalam dan luar), plesteran dinding beton,

pengisi dan perekat pada pemasangan bahan finishing, serta seluruh

detail yang ditunjukkan dalam gambar.


b. Persyaratan Bahan

1. Campuran pasir (aggregate) untuk plester harus dipilih yang benar-

benar bersih dan bebas dari segala macam kotoran, serta harus melalui

ayakan # 1,6 – 2,0 mm.


2. Untuk area yang tidak memakai finishing bahan lain, dipakai campuran

DURACOAT ex. Durabuilt dengan pemakaian sesuai dengan standar

pabrik yang bersangkutan, agar dapat diperoleh sifat tahan / kedap air

(watertight).
3. Pada pemasangan aduk / spesi agar menggunakan :

Pada setiap pertemuan 2 (dua) bahan yang berbeda, seperti :

pertemuan kolom dinding bata, plat beton dinding bata, kolom baja

yang difinish plaster dan sebagainya untuk menghindarkan retak


rambut, diberi nat dengan lebar nat 5mm dan dalamnya 5 mm.

-86
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

4. Pada area tempat terjadi pertemuan bahan yang berbeda (misalnya :

kolom beton-bata atau balok beton–bata) dipasang kawat ayam

dengan overlap yang cukup untuk mencegah keretakan.

5. Finishing plesteran menggunakan cat sesuai gambar, seperti


dinyatakan dalam RKS Pekerjaan Pengecatan.

c. Syarat-syarat Pelaksanaan

1. Seluruh plesteran dinding batu bata dengan aduk canpuran 1 PC : 5

pasir, kecuali pada dinding batu bata semen raam / rapat air.
2. Pada dinding batu bata semen raam / rapat air diplester dengan aduk
campuran 1 pc : 3 ps (yang dilakukan pada sekeliling dinding ruang

toilet, dinding eksterior, dan bagian-bagian yang ditentukan /

disyaratkan dalam detail gambar.


3. Pasir pasang yang digunakan harus bersih, bebas dari Lumpur serta

material tidak terpakai lainnya, diayak terlebih dahulu dengan mata

ayakan d 3 mm seperti yang dipersyaratkan.


4. Material lain yang terdapat dalam persyaratan di atas tetapi dibutuhkan

untuk menyelesaikan / penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus

bermutu baik dari jenisnya dan disetujui Konsultan PENGAWAS.

5. Semen portland yang dikirim ke site / lapangan harus dalam keadaan


tertutup atau dalam kantong yang masih disegel dan berlabel

pabriknya, bertuliskan tipe dan tingkatannya, dalam keadaan utuh dan

tidak ada cacat.

6. Bahan harus disimpan di tempat kering, berventilasi baik, terlindung,


bersih, tempat penyimpanan bahan harus cukup menampung

kebutuhan bahan, dilindungi sesuai dengan jenisnya yang disyaratkan

dari pabrik.

7. Semua bahan yang sebelum dikerjakan harus ditunjukkan kepada


Konsultan PENGAWAS untuk mendapatkan persetujuan, lengkap

dengan ketentuan / persyaratan dari pabrik yang bersangkutan,

-87
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

material yang tidak disetujui harus diganti dengan material lain yang

mutunya sesuai dengan persyaratan tanpa biaya tambahan.

8. Sebelum memulai pekerjaan, kontraktor diharuskan memeriksa site /

lapangan yang telah disiapkan apakah sudah memenuhi persyaratan


untuk mulainya pekerjaan.

9. Bila kelainan dalam hal apapun antara gambar, sepesifikasi dan lainnya

kontraktor harus segera melaporkan kepada manajemen kotruksi.

Kontraktor tidak diperkenankan melakukan pekerjaan di tempat


tersebut sebelum kelainan / perbedaan diselesaikan.
10. Tebal plesteran 15 mm dengan hasil ketebalan dinding finish 150

mm atau sesuai yang ditunjukan dalam detail gambar. Ketebalan

plesteran yang melebihi 22 mm harus diberi kawat untuk membantu


dan memperkuat daya lekat pelsteran, pada bagian pekerjaan yang

diijinkan Konsultan PENGAWAS.

11. Pertemuan plesteran dengan jenis pekerjaan lain, seperti kusen dan
pekerjaan lainnya, harus dibuat naat (tali air) dengan lebar minimal 5

mm dan dalam 5 mm, kecuali bila ditentukan lain.

12. Plesteran halus (acian) digunakan campuran PC dan air sampai

mendapatkan campuran homogen, acian dikerjakan sesudah plesteran


berumur 8 hari (kering betul), sehingga siap untuk di cat atau finish wall

paper.

13. Kelembaban plesteran harus dijaga, sehingga pengeringan wajar

tidak terlalu tiba-tiba, dengan membasahi plesteran setiap kali terlihat


kering dan melindungi dari terik panas matahari langsung dengan

bahan penutup yang bisa mencegah penguapan air secara tetap.

14. Kontraktor wajib memperbaiki / mengulang / mengganti bila ada

kerusakan yang terjadi selama masa pelaksanaan (dan masa garansi),


atas biaya kontrator selama kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan

pemilik / pemakai.

-88
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

15. Khusus untuk permukaan beton yang akan diplester, maka :

 Seluruh permukaan beton yang akan di plester harus di buat kasar

dengan cara dipahat halus.

 Sebelum plesteran dilakukan, seluruh permukaan beton yang akan


diplester, dibersihkan dari kotoran, debu dan minyak serta disiram /

dibasahi dengan air semen.

 Plesteran beton dilakukan dengan aduk kedap air campuran 1 PC : 3

Ps.
 Pasir pasang yang digunakan harus diayak terlebih dahulu dengan
mata ayakan seperti yang disyaratkan.

4.3. PEKERJAAN LANTAI DAN DINDING


4.3.1. PEKERJAAN SUB LANTAI

a. Lingkup Pekerjaan

1. Pekerjaan meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya,


peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan

pekerjaan ini, sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu

baik dan sempurna.

2. Pekerjaan sub lantai ini dilakukan di bawah lapisan finishing lantai yang
berlangsung di atas tanah (lantai dasar yang tidak memakai plat beton)

serta sesuai detail yang disebutkan / ditunjukkan pada gambar.

b. Persyaratan Bahan

1. Semen portland harus memenuhi NI – 8, 0013-81 dan ASTM C 1500-


78A.

2. Pasir beton yang digunakan harus memenuhi PUBI 82 pasal 11 dan SII

0404-80.

3. Kerikil / split harus memenuhi PUBI 82 pasal 12 dan SII 0079-79/0087-


75/0075-75.

-89
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

4. Air harus memenuhi persyaratan PUBI 82 pasal 9, AFNOR P 18 -303 dan

NZS – 3121/1974.

5. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan :

PBI 1971 (NI – 2) PUBI 1982 dan (NI - 8).


c. Syarat-syarat Pelaksanaan

1. Bahan-bahan yang dipakai sebelum digunakan terlebih dahulu harus

diserahkan contoh-contohnya, untuk mendapatkan persetujuan

Konsultan Pengawas.
2. Material lain yang tidak ditentukan dalam persyaratan di atas, tetapi
dibutuhkan untuk peyelesaian / penggantian dalam pekerjaan ini, harus

baru, kualitas terbaik dari jenisnya dan harus disetujui Konsultan

PENGAWAS.
3. Pekerjaan sub lantai dikakukan langsung di atas tanah, maka sebelum

pasangan sub lantai dilaksanakan terlebih dahulu, lapisan urug di

bawahnya harus sudah dikerjakan dengan sempurna (telah dipadatkan


sesuai persyaratan), rata permukaanya dan telah mempunyai daya

dukung maksimum.

4. Pekerjaan sub lantai merupakan campuran antara pc, pasir beton dan

kerikil atau split dengan perbandingan 1 : 3 : 5.


5. Tebal lapisan sub lantai minimal dibuat 50 mm atau sesuai yang

disebutkan / disyaratkan dalam detail gambar.

6. Permukaan lapisan sub lantai dibuat rata / waterpass, kecuali pada

lantai ruangan-ruangan yang disyaratkan dengan kemiringan tertentu


perlu diperhatikan mengenai kemiringan lantai agar sesuai yang

ditunjukan dalam gambar dan sesuai petunjuk Konsultan PENGAWAS.

4.3.2. PEKERJAAN WATERPROOFING

a. Lingkup Pekerjaan
1. Yang termasuk pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-

bahan, biaya, peralatan dan alat-alat bantu lainnya termasuk

-90
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

pengangkutannya yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini

sesuai dengan yang dinyatakan dalam gambar memenuhi uraian syarat

di bawah ini serta memenuhi spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan.

2. Bagian yang diberi lapisan waterproofing ialah:


- Liquid Pada area plat atap

- Liquid Pada area toilet, serta bagian lain yang dinyatakan dalam

gambar

b. Persyaratan Bahan
1. Persyaratan Standar Mutu Bahan dan prosedur mengikuti yang
ditentukan oleh pabrik dan standard-standard lainnya seperti : NI.3,

ASTM 828, ASTME, TAPP 1 803 dan 407. Kontraktor tidak dibenarkan

merubah standard dengan cara apapun tanpa ijin dari Konsultan


Pengawas.

2. Bahan

Untuk lapisan kedap air digunakan produk dalam negeri yang


memenuhi persyaratan sebagai berikut :

a. Merupakan lembaran yang terdiri dari komponen spunbond

polyester core coated pada dua sisi dengan modified bitument dan

dengan special polypropylene thermoplastic polymers.


b. Dilapis 1 kali dengan tebal minimum 3 mm, reinforcement 180

gr/m2 non woven polyester fabric dengan karakteristik fisik dan

kimiawi dan kepadatan yang merata dan konstan

c. Untuk lapisan yang menggunakan bahan liquid dipakai TAR.P.U.YXT


12 dan untuk semua pruduk harus mengikuti full system sesuai

dengan persyaratan dari pabrik.

d. Dilapis 2 kali dengan bahan liquid (minimum) dengan urutan

pekerjaan sesuai dengan pelapisan yang disyaratkan oleh pabrik.

-91
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

e. Kedap air dan uap, termasuk juga pada bagian overlapping.

Overlapping antar sambungan adalah 100mm, tekukan vertikal

adalah 200mm, pada lubang masuk 50 mm.

f. Memiliki ketahanan yang baik terhadap gesekan dan tekanan.


g. Perilaku material pada 100oC harus tetap stabil.

h. Berwarna hitam atau ditentukan kemudian.

i. Susunan polimer tidak berubah akibat perubahan cuaca.

c. Pengujian
1. Bila diperlukan wajib mengadakan test bahan tersebut pada
labolatorium yang ditunjuk Konsultan Pengawas, baik mengenai

komposisi, konsentrasi dan hasil yang ditimbulkannya.untuk ini

kontraktor / supplier harus menunjukkan surat rekomendasi hasil


pengetesan dari lembaga resmi yang ditunjuk tersebut sebelum

memulai pekerjaan.

2. Pada waktu penyerahan, Kontraktor harus memberikan jaminan atas


produk yang digunakan terhadap kemungkinan bocor, pecah dan cacat

lainnya, selama 10 (sepuluh) tahun termasuk mengganti dan

memperbaiki segala jenis kerusakan yang terjadi. Jaminan yang diminta

adalah jaminan dari pihak pabrik untuk mutu material, serta jaminan
dari pihak pemasang (applicator) untuk mutu pemasangan.

3. Kontraktor diwajibkan melakukan percobaan-percobaan dengan cara

memberi air di atas permukaan pekerjaan baru setelah mendapat

persetujuan dari Konsultan PENGAWAS.


d. Pengiriman dan penyimpanan bahan

1. Bahan harus didatangkan ketempat perkerjaan keadan baik dan tidak

bercacat. Beberapa bahan tertentu harus masih tersegel dan berlabel

pabriknya.

-92
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

2. Bahan harus disimpan di tempat yang terlindung, tertutup tidak

lembab, kering dan bersih, sesuai dengan persyaratan yang telah

ditentukan.

3. Tempat penyimpanan harus cukup bahan di tempatkan dan dilindungi


sesuai dengan jenisnya, kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan

bahan-bahan yang disimpan baik dan sebelum atau selama

pelaksanaan, dan wajib menggantinya jika terdapat kerusakan yang

bukan tindakan pemilik.


e. Syarat-syarat pelaksanaan
1. Semua bahan yang belum dikerjakan harus ditunjukkan kepada

Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan, lengkap

persetujuan / persyaratan pabrik yang bersangkutan. Material yang


tidak disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan.

2 Jika dipandang perlu diadakan penukaran / penggantian, maka bahan-

bahan pengganti harus disetujui Konsultan Pengawas berdasarkan


contoh yang diajukan oleh kontraktor

3. Kontraktor harus mengikuti semua peraturan, baik yang terdapat pada

uraian dan syarat-syarat maupun yang tercantum dalam gambar-

gambar, instruction manual dan manufacture dan standart-standart


yang disyaratkan.

4. Cara-cara pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti petunjuk dan

ketentuan dari pabrik yang bersangkutan, dan atas petunjuk Konsultan

Pengawas.
5. Bila ada perbedaan dalam hal apapun antar gambar, spesifikasi dan

lainya, kontraktor harus segera melaporkan kepada Konsultan

PENGAWAS sebelum pekerjaan dimulai. Kontraktor tidak dibenarkan

memulai pekerjaan di suatu tempat dalam hal ada kelainan /


perbedaaan di tempat itu, sebelum kelainan tersebut diselesaikan.

-93
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

f. Gambar Detail Pelaksanaan

1. Kontrator harus membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan)

berdasarkan pada gambar dokumen kontrak dan telah disesuaikan

dengan keadaan di lapangan.


2. Kontraktor harus membuat shop drawing untuk detail-detail khusus

yang belum tercakup lengkap dengan gambar kerja / dokumen

kontrak.

3. Dalam shop drawing harus jelas dicantuPengawasan semua data yang


diperlukan termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau
persyaratan khusus yang belum tercakup secara lengkap di dalam

gambar kerja / dokumen kontrak sesuai dengan spesifikasi pabrik.

4. Shop drawing sebelum dilaksanakan harus mendapatkan persetujuan


terlebih dahulu dari Konsultan PENGAWAS.

g. Contoh

1. Kontraktor wajib mengajukan contoh dari semua bahan, brosur


lengkap dan jaminan pabrik, kecuali bahan yang disediakan oleh

proyek.

2. Contoh bahan yang digunakan harus diserahkan pada Konsultan

Pengawas sebanyak minimal 2 (dua) dari berbagai merk pembuat atau


kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Pengawas.

3. Keputusan bahan jenis, warna, tekstur, dan merk yang memenuhi

spesifikasi akan diambil oleh Konsultan Pengawas dan akan

diinformasikan kepada kontraktor selama tidak lebih dari 7 (tujuh) hari


kalender setelah penyerahan contoh-contoh bahan tersebut.

4. Bilamana diinginkan, kontrator wajib memuat mock-up sebelum

pekerjaan dimulai.

h. Cara pelaksanaan
1. Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh ahli yang

berpengalaman (ahli dari pihak pemberi garansi pemasangan) dan

-94
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

terlebih dahulu harus mengajukan metode pelaksanaan sesuai dengan

spesifikasi pabrik untuk mendapat persetujuan dari Konsultan

PENGAWAS.

2. Khusus untuk bahan waterproofing yang dipasang di tempat yang


berhubungan langsung dengan matahari tetapi tidak mempunyai lapis

pelindung terhadap ultra violet atau apabila disyaratkan dalam gambar

pelaksanaan atau spesifikasi arsitektur, maka dibagian atas dari lembar

waterproofing ini harus diberi lapisan pelindung sesuai gambar


pelaksanaan, dimana lapisan ini dapat berupa lantai screed maupun
material finishing.

i. Pengujian mutu pekerjaan

1. Kontraktor diwajibkan untuk melakukan percobaan-percobaan /


pengetesan terhadap hasil pekerjaan atas biaya sendiri, seperti dengan

cara memberi siraman di atas permukaan yang telah diberi lapisan

kedap air.
2. Pekerjaan percobaan dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan

dari Konsultan Pengawas.

3. Pada waktu penyerahan maka kontraktor harus memberikan jaminan

atas semua pekerjaan perlindungan terhadap kemungkinan bocor,


pecah dan cacat lainnya, akibat kegagalan dari bahan maupun hasil

pekerjaan yang berlaku, selama 10 (sepuluh) tahun termasuk

mengganti dan memperbaiki segala jenis kerusakan yang terjadi.

j. Syarat pengamanan perkerjaan


1. Kontraktor wajib mengadakan perlindungan terhadap pemasangan

yang telah dilakukan, terhadap kemungkinan pergeseran, lecet

permukaan atau kerusakan lainnya.

2. Kalau terhadap kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan


pemilik atau pemakai pada waktu pekerjaan ini dilakukan /

dilaksanakan maka kontraktor harus memperbaiki / mengganti

-95
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

sampai dinyatakan dapat diterima oleh Konsultan PENGAWAS. Biaya

yang timbul untuk pekerjaan perbaikan ini adalah tanggung jawab

kontraktor.

4.3.3. PEKERJAAN LANTAI KERAMIK, DINDING KERAMIK.


a. Lingkup Pekerjaan

1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya,

peralatan dan alat bantu lainya untuk pelaksanaan pekerjaan

sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik.


2. Pekerjaan lantai keramik. Plint keramik ini dilakukan pada seluruh
finishing lantai sesuai yang disebutkan / ditunjukan dalam detail

gambar.

b. Persyaratan Bahan
1. Bahan yang digunakan

a. Lantai keramik dan Lantai Granitile

 Keramik homogenes merk, Super Milan, Platinum atau produk


yang lain yang setara, ukuran 60 x 60 cm atau sesuai gambar

(Gedung RKB)

 Keramik homogenes merk, Super Milan, Roman atau produk

lain yang setara, ukuran 40 x 40 cm atau sesuai gambar


(Asrama)

 Keramik homogenes merk, Super Milan, Roman atau produk

lain yang setara, ukuran 30 x 30 cm atau sesuai gambar.

 Keramik dinding merk, Roman, Asia Tile atau produk lain yang
setara, ukuran 20 x 25 cm atau sesuai gambar.

 Nosing tangga merk, ukuran 10x40 cm.

 Keramik-kermaik tersebut di atas sebelum dipasang harus

mendapat persetujuaan dari Konsultan Pengawas setelah


berkonsultasi dengan perencana dan pemilik proyek.

-96
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

b. Plint

 Digunakan plint keramik homogeneous & keramik standart

dengan uk. 10 x 30 dan uk. 10 x 40 cm pada seluruh area yang

ditunjuk pada gambar


2. Warna akan ditentukan kemudian. Masing-masing warna harus

seragam, warna tidak seragam akan ditolak.

3. Tebal minimal 8 mm atau sesuai dengan standart pabrik, dengan

kekuatan lentur 250 kg/cm2 dan mutu tingkat 1 (grade)


4. Bahan pengisi siar AM 50, sewarna dengan keramik. Untuk daerah
basah ditambahkan liquid groud additive AM 54 sebagai pengganti

air, dengan ketentuan sesuai pabrik.

5. Bahan perekat menggunakan perekat AM 40, untuk daerah basah


menggunakan AM 30.

6. Warna akan ditentukan kemudian.

7. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan-


peraturan ASTM, peraturan keramik Indonesia (NI – 19) dan dari

distributor bahan pengisi siar serta bahan perekat harus memberikan

supervisi dan garansi pemasangan selama 5 tahun.

8. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus


diserahkan contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan

PENGAWAS setelah berkonsultasi dengan perencana dan pemilik.

9. Kontraktor harus menyerahkan 2 (dua) copy ketentuan dan

persyaratan teknis operatif dari pabrik sebagai informasi bagi


Konsultan PENGAWAS.

10. Material lain yang tidak terdapat pada daftar di atas, tetapi

dibutuhkan untuk menyelesaikan / penggantian pekerjaan dalam

bagian ini, harus benar-benar, berkualitas terbaik dari jenisnya dan


harus disetujui Konsultan PENGAWAS.

11. Toleransi terhadap panjang = 0.50% toleransi terhadap tebal.

-97
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

c. Syarat-syarat Pelaksanaan

1. Pemasangan lantai dan plint dilakukan setelah alas dari lantai keramik

sudah selesai dengan baik dan sempurna serta disetujui Konsultan

PENGAWAS (antara lain lantai screed, kering dari lantai screed = min
7 hari, waterproofing dan lain-lain) baru pemasangan keramik

dilaksanakan. Kering sempurna dari lantai beton adalah minimum

berusia 28 hari.

2. Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, tidak
cacat dan tidak bernoda.
3. Bidang pemasangan harus merupakan bidang yang benar-benar rata.

4. Jarak antara unit-unit pemasangan keramik yang terpasang (lebar

siar-siar), harus sama lebar serapat mungkin atau maksimum 3 mm


dan kedalaman maksimum 2 mm atau sesuai detail gambar serta

sesuai petunjuk Konsultan PENGAWAS. Siar-siar harus membentuk

garis-garis sejajar lurus dan sama lebar dan sama dalamnya untuk
siar-siar yang berpotongan harus membentuk siku dan saling

berpotongan tegak lurus sesamanya.

5. Siar-siar diisi dengan bahan pengisi siar sesuai kententuan dalam

persyaratan bahan dengan warna bahan pengisi sesuai dengan warna


bahan yang dipasanganya.

6. Pemotongan unit-unit keramik harus menggunakan alat pemotong

khusus (mesin elektrik) sesuai persyaratan dari pabrik bersangkutan.

7. Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam


noda yang terjadi pada permukaan hingga betul-betul bersih.

8. Diperhatikan adanya pola tali air yang dijumpai pada permukaan

pasang atau hal-hal seperti yang ditunjukkan.

9. Pinggulan pasangan bila terjadi, harus dilakukan dengan gurinda,


sehingga diperoleh hasil pengerjaan yang rapi, siku, lurus dengan

tepian yang sempurna.

-98
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

10. Keramik yang terpasang harus dihindarkan dari pengaruh pekerjaan

lain selama 3x24 jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat pada

permukaan.

11. Rencana pemasangan keramik dengan memperhatikan :


a. Tetapkan data level lantai yang tepat.

b. Kontrol level finish lantai melalui beberapa spot level.

c. Untuk menghindari atau mengurangi pemotongan keramik.

d. Untuk memastikan unit keramik yang terpotong menyajikan


penampilan yang seimbang ketika dipasang dan terpasang sebesar
mungkin.

e. Untuk memastikan lokasi naat dan pola lantai sesuai dengan

persetujuan.
f. Bila tidak ada ketentuan lain dalam gambar, keramik akan

dipasang mulai dengan plint adalah rata / lurus.

12. Grouting
a. Keramik diberi grunt ketika keramik sudah terpasang dengan tepat,

setelah naat dibersihkan dari kotoran / pencemaran dengan

menggunakan compresor (ditiup)

b. Bersihkan grount yang berlebih dan buat bentuk naat sesuai yang
diinginkan.

c. Ketika grount sudah mengeras, basahi keramik dengan air. Dan

akhirnya poles dengan kain

4.4. PEKERJAAN PLAFOND

4.5.1. PEKERJAAN PLAFOND DAN LIST PLAFOND GYPSUM BOARD, KALSIBOARD

a. Lingkup Pekerjaan

1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,


peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan

-99
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik

dan sempurna.

2. Pekerjaan pemasangan plafond dan list plafond gypsum Board, Area

sesuai dengan yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar dan


sesuai dengan petunjuk Konsultan PENGAWAS.

b. Persyaratan Bahan

1. Bahan Rangka

kerangka aluminium / metal furing :


- Ketebalan Cat : 20 micron
- Kualitas : Metal furing sistem Buman G 203 terbuat dari

bahan zincalume, kuat, tahan karat, tahan api, ringan dan cepat

pemasangannya, seperti merk armstrong, daiken, Alexindo atau

produk lain yang setara.

- Dimensi : model T atau sesuai gambar

- Rangka : Metal furing dengan modul sesuai gambar


2. Penutup langit-langit

Digunakan gypsum board dan kalsiboard yang bermutu baik produk

Jayaboard, Kalsiboard, Nusaboard atau produk lain yang setara. dan

telah disetujui oleh Direksi / Konsultan PENGAWAS, tebal gypsum


board = 9 mm, kalsiboard = 4 mm dan yang disetujui dalam arti

ketebalan, mutu, jenis dan produk dari bahan tersebut. Jenis yang

digunakan adalah Type water resistant, Atau penutup sesuai gambar

rencana.
3. List penutup langit-langit

Digunakan gypsum Board yang bermutu baik, dari produk yang sama

dengan plafond dan yang telah disetujui oleh Konsultan PENGAWAS


dalam arti ketebalan, mutu, jenis dan produk dari bahan tersebut.

Jenis yang digunakan adalah Type water resistant.

-100
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

4. Bahan finishing penutup plafond

Finishing penutup langit-langit yang digunakan cat dari bahan dasar

cat yang bermutu baik produk yang telah disetujui Konsultan

Pengawas. Sebelum pengecatan semua sambungan / pertemuan


harus rata dan halus (ditreatment). Plafond dan list plafond gypsum

ini difinish dengan cat emulsi.

a. Warna dan corak sesuai gambar / ditentukan kemudian.

b. Finishing penutup langit-langit yang digunakan cat dari bahan


dasar cat yang bermutu baik produk yang telah disetujui Konsultan
PENGAWAS. Sebelum pengecatan semua sambungan / pertemuan

harus rata dan halus (ditreatment). Plafond eternit ini difinish

dengan cat emulsi.


c. Warna dan corak sesuai gambar / ditentukan kemudian.

c. Syarat-syarat pelaksanaan

1. Pekerjaan ini dilaksanakan oleh pemborong yang berpengalaman dan


dengan tenaga-tenaga ahli.

2. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk

membuat shop drawing dan meneliti gambar-gambar yang ada dan

kondisi di lapangan (ukuran dan peil), termasuk mempelajari bentuk,


pola lay-out / penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-

detail sesuai gambar.

3. Rangka langit-langit dipasang sisi bagian bawah diratakan,

pemasangan sesuai dengan pola yang ditunjukkan / disebutkan


dalam gambar dengan memperhatikan modul pemasangan penutup

langit-langit yang dipasangnya.

4. Bidang pemasangan bagian rangka langit-langit harus rata, tidak

cembung, kaku dan kuat, kecuali bila dinyatakan lain, misal :


permukaan merupakan bidang miring / tegak sesuai yang ditunjukkan

dalam gambar.

-101
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

5. Setelah seluruh rangka langit terpasang, seluruh permukaan rangka

harus rata, lurus dan waterpas, tidak ada bagian yang bergelombang,

dan batang-batang rangka harus saling tegak lurus.

6. Bahan penutup langit-langit adalah kalsiboard dengan mutu bahan


seperti yang telah dipersyaratkan dengan pola pemasangan sesuai

yang ditunjukkan dalam gambar.

7. Pertemuan antara bidang langit-langit dan dinding, digunakan bahan

seperti yang ditunjukkan dalam gambar.


8. Hasil pemasangan penutup langit-langit harus rata tidak melendut.
9. Seluruh pertemuan antara permukaan langit-langit dan dinding

dipasang list profil dari kalsiboard dengan bentuk dan ukuran sesuai

dengan gambar.
10. Kalsi board yang dipasang adalah Kalsi board yang telah dipilih

dengan baik, bentuk dan ukuran masing-masing unit sama, tidak ada

bagian yang retak, gompal atau cacat-cacat lainnya dan telah


mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.

11. Kalsi board dipasang dengan cara pemasangan sesuai dengan

gambar untuk itu dan setelah Kalsi board terpasang, bidang

permukaan langit-langit harus rata, lurus, waterpas dan tidak


bergelombang, dan sambungan antar unit-unit gypsum board tidak

terlihat.

12. Pada beberapa tempat tertentu harus dibuat manhole / access panel

di langit-langit yang bisa dibuka, tanpa merusak gypsum board di


sekelilingnya, untuk keperluan pemeriksaan / pemeliharaan M  E.

-102
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

4.5. PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA

4.6.1. PEKERJAAN KUSEN DAN LOURVE ALUMUNIUM

a. Lingkup Pekerjaan

1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya,


peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan

pekerjaan ini, sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu

baik dan sempurna.

2. Pekerjaan ini meliputi seluruh kusen pintu, jendela dan lourve


aluminium, seperti yang dinyatakan / ditunjukkan dalam gambar.
3. Pekerjaan ini dilakukan secara terpadu dengan Pekerjaan kusen, pintu

dan jendela, pekerjaan kaca dan cermin.

b. Persyaratan bahan
1. Terbuat dari bahan aluminium Framing System, dari produk dalam

negeri ex.INDAL, Alexindo, YKK warna Coklat atau produk lain dengan

kualitas sama yang memenuhi Aluminium extrusi sesuai SII extrusi


sesuai extrusi 0695-82, 0649-8

2. Bentuk profil sesuai yang ditunjukkan dalam gambar, dengan terlebih

dahulu dibuatkan gambar detail rinci dalam shop drawing yang

disetujui Konsultan Pengawas dan Perencana.


3. Untuk keseragaman warna disyaratkan, sebelum proses fabrikasi

warna profil-profil harus diseleksi secermat mungkin. Kemudian pada

waktu fabrikasi unit-unit jendela, pintu, partisi dan lain-lain, profil

harus diseleksi lagi warnanya sehingga dalam tiap unit didapatkan


warna yang sama.

4. Bahan yang akan melalui proses fabrikasi harus diseleksi terlebih

dahulu dengan seksama sesuai dengan bentuk toleransi, ukuran,

ketebalan, kesikuan, kelengkungan, pewarnaan, yang disyaratkan


Konsultan Pengawas.

-103
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

5. Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi Rencana Kerja

dan Syarat-syarat dari pekerjaan aluminium serta memenuhi

ketentuan-ketentuan dari pabrik yang bersangkutan.

6. Konstruksi kusen dan lourve aluminium yang dikerjakan seperti yang


ditunjukkan dalam detail gambar termasuk bentuk dan ukurannya.

7. Khusus untuk kusen aluminium eksterior (Mullion dan Transome),

bentuk dan ukuran profil aluminium sesuai yang ditunjukkan dalam

gambar, dengan terlebih dahulu dibuatkan perhitungan struktur


rangka serta pembuatan gambar detail rinci dalam shop drawing yang
disetujui Konsultan PENGAWAS dan Perencana.

8. Kusen aluminium eksterior memiliki ketahanan terhadap tekanan

angin 120 kg/m2, untuk setiap type dan harus disertai hasil test.
9. Kusen aluminium eksterior memiliki ketahanan terhadap air /

kebocoran air, tidak terlihat kebocoran signifikan (air masuk ke dalam

interior bangunan sampai tekanan 137 Pa (positip) dalam jangka


waktu 15 menit, dengan jumlah air minimum 3,4 lt/m2 min.

10. Nilai deformasi diijinkan maksimum 2 mm.

11. Pekerjaan mesin potong, mesin punch, drill, dan lain-lain harus

sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil rakitan untuk unit-unit


jendela, pintu dan partisi yang mempunyai toleransi ukuran sebagai

berikut :

a. untuk tinggi dan lebar 1 mm

b. untuk diagonal 2 mm
12. Accessories

a. Sekrup dari galvanized kepala tertanam, weather strip dari vinyl,

pengikat alat penggantung yang dihubungkan dengan aluminium

harus ditutup caulking dan sealant.

-104
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

b. Sealant yang dipergunakan adalah ex. Dow Corning type 795

c. Angkur-angkur untuk rangka / kusen aluminium terbuat dari steel

plate tebal 2-3 mm, dengan lapisan zink tidak kurang dari 13

mikron sehingga tidak dapat bergerak / bergeser.


13. Bahan finishing

Treatment untuk permukaan kusen jendela dan pintu yang

bersentuhan dengan bahan alkaline seperti beton, aduk atau plester

dan bahan lainnya harus diberi lapisan finish dari lacquer yang jernih.
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Sebelum memulai pelaksanaan Kontraktor diwajibkan meneliti

gambar-gambar dan kondisi di lapangan, terutama ukuran dan peil

lubang bukaan dinding. Kontraktor diwajibkan membuat contoh jadi


(mock-up) untuk semua detail sambungan dan profil aluminium yang

berhubungan dengan sistem konstruksi bahan lain dan dimintakan

persetujuan dari Konsultan PENGAWAS dan Perencana.


2. Proses fabrikasi harus sudah berjalan dan siap lebih dulu sebelum

pekerjaan lapangan dimulai. Proses ini sudah didahului dengan

pembuatan shop drawing atas petunjuk Perencana, meliputi gambar

denah, lokasi, merk, kualitas, bentuk, ukuran. Kontraktor juga


diwajibkan untuk membuat perhitungan-perhitungan yang mendasari

sistem dan dimensi profil aluminium terpasang, sehingga memenuhi

persyaratan yang diminta / berlaku. Kontraktor bertanggung jawab

penuh atas kehandalan pekerjaan ini.


3. Semua frame / kusen baik untuk jendela, pintu dan dinding partisi,

dikerjakan secara fabrikasi dengan teliti sesuai dengan ukuran dan

kondisi lapangan agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.

4. Pemotongan aluminium hendaknya dijauhkan dari material besi untuk


menghindarkan penempelan debu besi pada permukaannya.

-105
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

Disarankan untuk mengerjakannya pada tempat yang aman dengan

hati-hati tanpa menyebabkan kerusakan pada permukaannya.

5. Pengelasan dibenarkan menggunakan non-activated gas (argon) dari

arah bagian dalam agar sambungannya tidak tampak oleh mata.


Pengelasan harus rapi untuk memperoleh kualitas dan bentuk yang

sesuai dengan gambar.

6. Akhir bagian kusen harus disambung dengan kuat dan teliti dengan

sekrup, rivet, stap dan harus cocok.


7. Angkur-angkur untuk rangka / kusen aluminium terbuat dari steel
plate setebal 2-3 mm dan ditempatkan pada interval 600 mm.

8. Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup

anti karat, sedemikian rupa sehingga hair line dari tiap sambungan
harus kedap air dan memenuhi syarat kekuatan terhadap air sebesar

1.000 kg/cm2. Celah antara kaca dan sistem kusen aluminium harus

ditutup oleh sealant.


9. Untuk fitting hardware dan reinforcing materials yang mana kusen

aluminium akan bertemu dengan besi, tembaga atau lainnya maka

permukaan metal yang bersangkutan harus diberi lapisan chromium

untuk menghindari timbulnya korosi.


10. Toleransi pemasangan kusen aluminium disatu sisi dinding adalah 10-

25 mm yang kemudian diisi dengan beton ringan / grout.

11. Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara terutama

pada ruang yang dikondisikan, hendaknya ditempatkan mohair dan


jika perlu dapat digunakan synthetic rubber atau bahan dari synthetic

resin. Penggunaan ini dilakukan pada swing door dan double door.

12. Sekeliling tepi kusen yang terlihat berbatasan dengan dinding agar

diberi sealant supaya kedap air dan suara.


13. Tepi bawah ambang kusen exterior agar dilengkapi flashing untuk

penahan air hujan.

-106
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

14. Engsel untuk jendela yang bisa dibuka diletakkan sejarak jangkauan

tangan.

15. Profil aluminium yang akan dipilih harus diajukan secepatnya untuk

memperoleh persetujuan Perencana.


4.6.2. PEKERJAAN DAUN PINTU DAN JENDELA

a. Lingkup Pekerjaan

1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya,

peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk pelaksanaan pekerjaan


sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
2. Pekerjaan pembuatan daun jendela dan pintu kaca dipasang diseluruh

detail yang dinyatakan / ditunjukkan dalam gambar.

3. Pekerjaan ini dilakukan secara terpadu dengan (Pekerjaan alat


penggantung dan kunci) serta (pekerjaan kaca).

b. Persyaratan bahan

1. Rangka dari bahan Aluminium Fin. Powder Coating Silver, yang mutu
dan persyaratan bahannya sama dengan bahan yang digunakan

untuk kusen aluminium, yaitu produk dalam negeri ex. YKK type YCIN

atau Alexindo warna coklat.

2. Ukuran daun pintu dan jendela aluminium sesuai yang ditunjukkan


dalam detail gambar. Lebar profil minimal 100 mm, sehingga seluruh

persyaratan bahan dalam bab 6 dapat terpenuhi.

3. Untuk panel jendela digunakan bahan kaca sebagaimana dimaksud

dalam bab 7, dengan tebal sesuai dengan perhitungan, mutu AA,


yang memenuhi persyaratan PUBI 82 pasal 63 dan SII 0189-78. Warna

kaca akan ditentukan kemudian.

4. Gunakan sealant yang elastis dengan kualitas tinggi dari dow corning

type 793. Jangan memakai karet / gaskets, karena akan menyulitkan


pengaturan kerataan antar permukaan dan untuk menghindari

distorsi.

-107
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

5. Pergunakan foam yang lembut untuk back-up material seperti

polyurethane foam

6. Pergunakan neoprene rubber dengan kekerasan 90 atau lebih untuk

bahan setting blocks dengan ukuran :


a. Panjang : (25 x luas kaca dalam m2) mm

b. Lebar : (tebal kaca  5) mm

c. Tebal : 6 sampai dengan 12 mm

c. Syarat-syarat pelaksanaan
1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor diwajibkan untuk
meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran

dan lubang-lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola, lay-out /

penempatan, cara pemasangan / mekanisme dan detail-detail sesuai


gambar.

2. Sebelum pekerjaan dimulai. Kontraktor wajib mengajukan contoh dari

semua bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini kepada Konsultan


PENGAWAS minimal 3 (tiga) produk yang setara dari berbagai merk /

pabrik lengkap dengan brosur / spesifikasi dari masing-masing pabrik

yang bersangkutan.

3. Kontraktor wajib membuat shop drawing yang mencantuPengawasan


semua data produk, ukuran dan cara pemasangan dari pekerjaan

tersebut. Gambar shop drawing sebelum dilaksanakan harus disetujui

dahulu oleh Konsultan PENGAWAS.

4. Penimbunan bahan-bahan pintu di lokasi pekerjaan harus


ditempatkan pada ruang / tempat dengan sirkulasi udara yang baik,

tidak terkena cuaca langsung dan terlindungi dari kerusakan dan

kelembaban.

5. Harus diperhatikan semua sambungan siku untuk rangka pintu /


jendela dan penguat lain serta pemasangan kaca, agar tetap terjamin

-108
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

kekuatannya dengan memperhatikan / menjaga kerapihan, tidak

boleh terjadi noda-noda atau cacat bekas penyetelan.

6. Bentuk / pola dan ukuran harus sesuai gambar dan merupakan

ukuran jadi.
7. Jika diperlukan, harus menggunakan sekrup galvanized atas

persetujuan Konsultan PENGAWAS, tanpa meninggalkan bekas / cacat

pada permukaan rangka pintu / jendela kaca yang tampak.

8. Untuk daun pintu / jendela kaca setelah dipasang harus rata, tidak
bergelombang, tidak melincang dan semua peralatan dapat berfungsi
dengan baik.

4.6. PEKERJAAN PENGGANTUNG DAN PENGUNCI

4.7.1 PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI


a. Lingkup Pekerjaan

1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya,

peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan


pekerjaan ini, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu

baik dan sempurna

2. Meliputi pengadaan, pemasangan, pengamanan dan perawatan dari

seluruh alat-alat yang dipasang pada daun pintu dan pada daun
jendela serta seluruh detail yang disebutkan / ditentukan dalam

gambar

3. Pekerjaan ini dilakukan secara terpadu dengan pekerjaan bab 5

(pekerjaan kusen, pintu dan jendela)


b. Persiapan Bahan

1. Semua hardware dalam pekerjaan ini, dari produk yang bermutu baik,

seragam dalam pemilihan warnanya serta dari bahan-bahan yang

telah disetujui Konsultan Pengawas


2. Mekanisme kerja dari semua peralatan harus sesuai dengan ketentuan

gambar

-109
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

3. Perlengkapan untuk pengunci yaitu produk dalam negeri ex. Union.

a. Pintu Kaca Frameless :

- Floor Hinge : DORMA, YALE, Dekson, atau setara

- Patch Fitting : DORMA, YALE, Dekson, atau setara


- Patch Lock : DORMA, YALE, Dekson, atau setara

- Cylinder : DORMA, YALE, Dekson, atau setara

- Pull Handle : OGRO, KEND, Dekson, atau setara

b. Pintu Kaca Alumunium :


- Handle : DORMA, YALE, Dekson, atau setara
- Lock case : DORMA, YALE, Dekson, atau setara

- Hinges : DORMA, YALE, Dekson, atau setara

- Friction stay : DORMA, YALE, Dekson, atau setara


- Flush Bolt : DORMA, YALE, Dekson, atau setara

c. Seluruh kunci pintu yang akan dipasang harus direncanakan dan

diatur mengikuti sistem penguncian (locking System) Great grand


Master key, emergency Master dan Contruction Key dari pabrik

yang bersangkutan. Setiap kunci pintu dilengkapi 3 (tiga) buah

anak kunci, demikian pula anak kunci Master / Grand Master /

Great Grand Master / Emergency Master Key disediakan sebanyak


3 (tiga) buah. Untuk Construction Key disediakan 5 (lima) buah.

d. Kunci tanam, harus dipasang kuat pada rangka daun pintu

e. Setelah kunci terpasang, noda-noda bekas cat atau bahan finish

lainnya yang menempel pada kunci harus dibersihkan dan


dihilangkan sama sekali

f. Pemasangan door closer pada rangka kusen dan daun pintu, diatur

sedemikian rupa hingga pintu selalu menutup rapat pada kusen

pintu, serta dapat berfungsi dengan baik


g. Untuk seluruh pintu yang dapat membentur dinding bila dibuka,

diberi door stop dari merk dan type seperti yang telah diisyaratkan,

-110
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

dipasang dengan baik pada dinding atau pada lantai (sesuai

dengan kondisi yang memungkinkan) dengan menggunakan

sekrup dan nylon plug

c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Semua peralatan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini, sebelum

dipasang terlebih dahulu diserahkan contoh-contohnya kepada

Konsultan PENGAWAS untuk mendapatkan persetujuan. Pengajuan /

penyerahan harus disertai brosur / spesifikasi dari pabrik yang


bersangkutan
2. Apabila dianggap perlu, Konsultan PENGAWAS dapat meminta untuk

mengadakan test-test laboratorium yang dilakukan terhadap contoh-

contoh bahan yang diajukan sebagai dasar persetujuan. Seluruh biaya


test laboratorium menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya

3. Engsel atas dipasang tidak lebih dari 28 cm (as) dari sisi atas pintu ke

bawah.
4. Engsel bawah dipasang tidak lebih dari 32 cm (as) dari permukaan

lantai ke atas.

5. Engsel tengah dipasang pada jarak 20 cm (as) di bawah engsel atas

6. Untuk pintu toilet, jarak tersebut diambil dari sisi atas dan sisi bawah
daun pintu dengan jarak yang sama

7. Penarik pintu (handle) dipasang 100 cm (as) dari permukaan lantai

setempat

8. Posisi „lock‟ dan „latch‟ harus diajukan oleh Kontraktor kepada


Managemen Konstruksi untuk mendapatkan persetujuan

9. Engsel sebaiknya terbuat dari bahan yang tahan karat

-111
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

4.7. PEKERJAAN KACA DAN CERMIN

4.8.1. PEKERJAAN KACA

a. Lingkup Pekerjaan

1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya,


peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan

pekerjaan ini, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu

baik dan sempurna

2. Pekerjaan ini meliputi kaca daun pintu, kaca daun jendela, kaca mati,
cermin
3. Pekerjaan ini berkaitan dengan Pekerjaan Kusen, Pintu dan Jendela

serta Pekerjaan Curtain Wall

b. Persyaratan Bahan
1. Umum

Kaca adalah benda yang terbuat dari bahan glass yang pipih pada

umumnya mempunyai ketebalan yang sama mempunyai sifat yang


tembus cahaya, diperoleh dari proses pengambangan (Float Glass).

Kedua permukaannya rata, licin dan bening

2. Khusus

a. Digunakan lembaran kaca bening (clear float glass), produk


ASAHIMAS. Kaca tebal minimun 5 mm, atau sesuai perhitungan,

digunakan untuk pemasangan dinding kaca daerah Interior dan

seluruh pintu kaca Frame, kecuali hal khusus lain seperti dinyatakan

dalam gambar
b. Untuk itu kaca Frameless, baik pintu swing maupun sliding juga

menggunakan produk ASAHIMAS, Dekson atau setara tetapi

dengan ketebalan minimum 12 mm, atau sesuai perhitungan dan

telah melalui proses tempered sesuai standart (clear float


tempered glass)

-112
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

3. Toleransi

a. Panjang-Lebar : ukuran panjang dan lebar tidak boleh melampaui

toleransi seperti yang ditentukan oleh pabrik, yaitu toleransi

panjang dan lebar kira-kira 2 mm


b. Kebersihan, kaca lembaran berbentuk segi empat harus

mempunyai sudut siku-siku serta tepi potongan yang rata dan

lurus. Toleransi kesikuan maksimum yang diperkenankan adalah

1.5 mm per meter panjang


c. Ketebalan : ketebalan kaca lembaran yang digunakan tidak boleh
melampaui toleransi yang ditentukan oleh pabrik, yaitu maksimum

0.3 mm

4. Ketebalan semua kaca terpasang harus mengikuti standart


perhitungan dari pabrik bersangkutan, yang antara lain

mempertimbangkan penggunaannya pada bangunan, luas / ukuran

bidang kaca (cutting size), maupun tekanan positif dan negatif yang
akan bekerja pada bidang kaca. Perhitungan ini harus disetujui

Konsultan PENGAWAS dan Konsultan Perencana

5. Cacat-cacat yang diperbolehkan harus sesuai dengan ketentuan dari

pabrik :
a. Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung (ruang-ruang

yang berisi gas yang terdapat pada kaca)

b. Kaca yang digunakan harus bebas dari komposisi kimia yang dapat

mengganggu pandangan.
c. Kaca harus bebas dari keretakan (garis-garis pecah pada kaca baik

sebagian ataupun seluruh tebal kaca

d. Kaca harus bebas dari gumpilan tepi (tonjolan pada sisi panjang

dan lebar ke arah luar / masuk


e. Harus bebas dari benang (string) dan gelombang (wave); benang

adalah cacat garis timbul yang tembus pandang, sedang

-113
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

gelombang adalah permukaan kaca yang terobah dan

mengganggu pandangan

f. Harus bebas dari bintik-bintik (spots), awan (cloud) dan goresan

(scratch)
g. Bebas awan (permukaan kaca yang mengalami kelainan

kebeningan)

h. Bebas goresan (luka garis pada permukaan kaca)

i. Bebas lengkungan (lembaran kaca yang bengkok)


6. Mutu kaca lembaran yang digunakan mutu AA (AA Grade Quality)
7. Semua bahan kaca sebelum dan sesudah terpasang harus mendapat

persetujuaan Konsultan PENGAWAS sesuai pengarahan dan saran

Perencana
8. Sisi kaca yang tampak maupun yang tidak tampak akibat

pemotongan, harus digurinda / dihaluskan.

c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Semua gambar dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar,

uraian dan syarat-syarat pekerjaan dalam buku ini, serta ketentuan

yang digariskan / disyaratkan oleh pabrik bersangkutan

2. Pekerjaan ini memerlukan keahlian dan ketelitian


3. Semua bahan yang akan dipasang harus disetujui oleh Konsultan

PENGAWAS

4. Bahan yang terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan,

dan diberi tanda agar mudah diketahui


5. Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, serta diharuskan

menggunakan alat-alat pemotong kaca khusus, menjadi lembaran

kaca dengan ukuran tertentu (cutting size)

6. Pemasangan kaca-kaca dalam sponing rangka kayu pada pintu panil


sesuai dengan persyaratan, digunakan lis-lis kayu. Pemasangan kaca-

-114
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

kaca dalam pintu kaca rangka aluminium harus sesuai dengan

persyaratan

7. Tepi kaca pada sambungan dan antara kaca dengan kayu diberi

sealant untuk menutupi rongga-rongga yang terjadi. Sealant yang


digunakan adalah sesuai dengan persyaratan pabrik. Tidak

diperkenankan sealant mengenai kaca terpasang lebih dari 0.5 cm

dari batas garis sambungan dengan kaca

8. Kaca harus terpasang rapi, sisi tepi harus lurus dan rata, tidak
diperkenankan retak dan pecah pada sealant / tepinya, bebas dari
segala noda dan bekas goresan

4.8.2. PEKERJAAN CERMIN

a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan, biaya peralatan

dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini,

hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan


sempurna

2. Pekerjaan cermin ini meliputi pemasangan cermin pada toilet-toilet

dan daerah lain yang ditentukan dalam gambar yang ditentukan atau

sesuai dengan petunjuk Konsultan PENGAWAS


b. Persyaratan Bahan

1. Harus memenuhi persyaratan bahan pekerjaan kaca

2. Bahan cermin harus sesuai dengan NI-3 dan syarat tertulis lainnya

dalam buku ini. Disyaratkan dari jenis float clear glass produk dalam
negeri dengan kwalitas yang dapat disetujui Direksi / Konsultan

PENGAWAS, dengan mengajukan contoh terlebih dahulu.

3. Sisi-sisi cermin yang tampak maupun yang tidak tampak akibat

pemotongan, harus digurinda / dihaluskan

-115
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

c. Syarat-syarat Pelaksanaan

1. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar,

uraian dan syarat-syarat pekerjaan dalam buku ini

2. Kalau bidang yang tertutup cermin lebih besar dari modul cermin,
maka pebagiannya harus diakhiri dengan pinggulan sesuai dengan

standart dari pabrik tersebut

3. Pekerjaan ini memerlukan keahlian dan ketelitian

4. Semua bahan yang dipasang harus sudah disetujui oleh Konsultan


PENGAWAS setelah berkonsultasi dengan Konsultan Perencana dan
Pemilik proyek

5. Bahan yang telah dipasang harus dilindungi dari kerusakan dan

benturan, dan diberi tanda untuk mudah diketahui


6. Cermin harus dipasang rapi, sisi tepi harus lurus dan rata, diharuskan

menggunakan alat-alat pemotong kaca khusus, tidak diperkenankan

retak dan pecah pada sealant / tepinya, bebas dari segala noda dan
bekas goresan

7. Pemotongan cermin harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan

alat pemotong kaca khusus

8. Rangka kayu memakai bahan kamper, ukuran dan cara pemasangan


ke dinding sesuai petunjuk gambar yang diskrupkan dengan fisher

plastik ke dalam dinding. Permukaan rangka kayu yang akan

menerima cermin harus di serut halus dan waterpas

9. Sebagai pinggiran cermin digunakan profiled list Stainless Steel yang


dipasang rapih dan kuat

10. Cermin yang terpasang untuk bentuk dan ukurannya harus

disesuaikan dengan gambar

-116
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

4.8. PEKERJAAN SANITAIR

4.8.1. PEKERJAAN PERALATAN DAN PERLENGKAPAN SANITAIR

a. Lingkup Pekerjaan

1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya


peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan

pekerjaan ini, sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu

baik dan sempurna

2. Pekerjaan, peralatan dan perlengkapan sanitair ini sesuai dengan yang


dinyatakan / ditunjukkan dalam gambar-gambar, uraian dan syarat-
syarat dalam buku ini

b. Persyaratan Bahan

1. Perlengkapan Sanitair yang digunakan yaitu ex. Toto, Amstad dan


produk dalam negeri ex. INA.

2. Semua material harus memenuhi ukuran standart dan mudah

didapatkan dipasaran kecuali bila ditentukan lain


3. Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala

perlengkapannya, sesuai dengan yang telah disediakan oleh pabrik

4. Barang yang dipakai adalah produk yang telah diisyaratkan dalam

uraian dan syarat-syarat dalam buku ini

c. Syarat-syarat Pelaksanaan

1. Semua barang sebelum terpasang harus ditunjukkan kepada

Konsultan PENGAWAS beserta persyaratan / ketentuan pabrik untuk


mendapatkan persetujuan. Bahan yang tidak disetujui harus diganti

tanpa biaya tambahan

2. Jika setelah dipasang perlu diadakan penukaran / penggantian, maka

bahan pengganti harus disetujui Konsultan PENGAWAS terlebih


dahulu berdasarkan contoh yang diajukan Kontraktor

-117
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

3. Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti gambar-

gambar yang ada dan kondisi di lapangan, termasuk mempelajari

bentuk, pola, penempatan, cara pemasangan dan detail-detail sesuai

gambar
4. Bila ada kelainan dalam hal apapun antar gambar dengan gambar,

gambar dengan spesifikasi dan sebagainya, maka kontraktor harus

segera melaporkannya kepada Manajemen Konstruksi

5. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan di suatu tempat bila


ada kelainan perbedaan di tempat itu sebelum kelainan tersebut
diselesaikan

6. Selama pelaksanaan selalu diadakan pengujian / pemeriksaan untuk

kesempurnaan hasil pekerjaan


7. Kontraktor wajib memperbaiki / mengulangi / mengganti bila ada

kerusakan yang terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi,

atas biaya Kontraktor, selama kerusakan bukan disebabkab oleh


tidakan Pemilik / Pemakaian / Pemberi Tugas

4.9. PEKERJAAN PENGECATAN (Emulsi & Weathershield)

4.10.1. PEKERJAAN PENGECATAN DINDING DAN PLAFOND


a. Lingkup Pekerjaan

1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya

peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan

pekejaan ini, sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu


baik dan sempurna

2. Pengecatan dinding dan plafond dilakukan pada bagian luar dan

dalam serta pada seluruh detail yang disebutkan dalam gambar

b. Syarat-syarat Bahan
1. Bahan cat yang digunakan adalah Cat Produk ICI Paint, Mowilex atau

Jotun, dengan proses sebagai berikut :

-118
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

Plamir Luar : Plamir Tembok Ex. Doracut interval 2 jam

Plamir Dalam : Plamir Tembok Ex. Doracut interval 2 jam

Cat Akhir dinding dan Plafond

Luar / Eksterior : 3 lapis DULUX ICI Weathershield A 918 setebal 2 x


30 micron, interval 2 jam, sehingga dicapai

permukaan yang merata dan sama tebal

Dalam / interior : 2 lapis, Catylac ICI Weathershield A 918 dengan

ketebalan 3 x 30 micron, dengan interval 2 jam,


sehingga dicapai permukaan yang merata dan sama
tebal

Untuk mendapatkan hasil solid, pengecatan dilakukan dengan sistem

spray.
2. Pengendalian seluruh pekerjaan ini, harus memenuhi ketentuan-

ketentuan dari pabrik yang bersangkutan dan memenuhi persyaratan

pada PUBI 1982 pasal 54 dan NI-4


3. Type dan warnanya akan ditentukan kemudian

c. Syarat- syarat Pelaksanaan

1. Semua bidang Pengecatan harus betul-betul rata, tidak terdapat cacat


(retak, lubang dan pecah-pecah)

2. Pengecatan tidak dilakukan selama masih adanya perbaikan pekerjaan

pada bidang pengecatan

3. Bidang pengecatan harus dalam keadaan kering serta bebas dari


debu, lemak, minyak dan kotoran-kotoran lain yang dapat merusak

atau mengurangi mutu pengecatan

4. Seluruh Bidang pengecatan diplamur dahulu sebelum dilapis dengan

cat dasar, bahan plamur dari produk yang sama dengan cat yang
digunakan

-119
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

5. Pengecatan dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Konsultan

PENGAWAS serta seluruh pekerjaan instalasi didalamnya telah selesai

dengan sempurna

6. Sebelum bahan dikirim ke lokasi pekerjaan, Kontraktor harus


menyerahkan / mengiriPengawasan contoh bahan dari beberapa

macam hasil produk kepada Konsultan PENGAWAS. Selanjutnya akan

diputuskan jenis bahan dan warna yang akan digunakan. Konsultan

PENGAWAS akan mengintruksikan kepada Kontraktor selama tidak


lebih dari 7 (tujuh) hari kalender setelah contoh bahan diserahkan
7. Contoh bahan yang telah disetujui, akan dipakai sebagai standart

untuk pemeriksaan / penerimaan setiap bahan yang dikirim oleh

Kontraktor ke tempat pekerjaan


8. Contoh bahan yang telah disetujui, akan dipakai sebagi standat untuk

pemeriksaan / penerimaan setiap bahan yang dikirim oleh Kontrktor

ke tempat pekerjaan
9. Sebelum pekerjaan dapat dimulai atau dilakukan, percobaan-

percobaan bahan dan warna harus dilakukan oleh Kontraktor untuk

mendapatkan persetujuan Perencana dan Konsultan PENGAWAS.

Pengerjaan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang


diisyaratkan oleh pabrik yang bersangkutan

10. Hasil pengerjaan harus baik, warna dan pola texture merata, tidak

terdapat noda-noda pada permukaan pengecatan. Harus dihindarkan

terjadinya kerusakan akibat dari pekerjaan-pekerjaan lain


11. Kontraktor harus bertanggung jawab atas kesempurnaan dalam

pengerjaan, perawatan dan keberhasilan pekerjaan sampai

penyerahan pekerjaan

12. Bila terjadi ketidak-sempurnaan atau kerusakan dalam pengerjaan,


kontraktor harus memperbaiki / mengganti dengan bahan yang sama

mutunya tanpa adanya tambahan biaya

-120
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

13. Kontraktor harus menggunakan tenaga-tenaga kerja terampil /

berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan pengecatan tersebut,

sehingga dapat tercapainya mutu pekerjaan yang baik dan sempurna

4.10.2. PEKERJAAN PENGECATAN KAYU

a. Lingkup Pekerjaan

1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya,

peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan


pekerjaan ini, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu
baik dan sempurna

2. Pekerjaan pengecatan ini meliputi pengecatan permukaan kayu yang

tampak serta pada seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan


dalam gambar dan sesuai petunjuk Konsultan PENGAWAS

b. Persyaratan Bahan

1. Semua bahan cat yang digunakan adalah cat produk EMCO, Nippon
Paint dan produk lain yang setara. Untuk mendapatkan hasil solid,

pengecatan dilakukan dengan sistem spray

2. Pengecatan dilakukan sampai memperoleh hasil pengecatan yang

rata dan sama tebalnya


3. Bahan-bahan yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat yang

ditentukan dalam PUBI 1982 pasal 53, BS No. 3900.1970/1971, AS-41

dan NI-4, serta mengikuti ketentuan-ketentuandari pabrik yang

bersangkutan
4. Warna akan ditentukan kemudian

c. Syarat-syarat Pelaksanaan

1. Semua bidang pengecatan harus betul-betul rata, tidak terdapat cacat

(retak, lubang dan pecah-pecah)


2. Bidang permukaan pengecatan harus dibuat rata dan halus dengan

bahan amplas kayu. Setelah memenuhi persyaratan barulah siap

-121
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

untuk dimulai pekerjaan pengecatan dengan persetujuan Konsultan

PENGAWAS

3. Pengecatan tidak dapat dilakukan selama masih adanya perbaikan

pekerjaan pada bidang pengecatan


4. Bidang pengecatan dalam keadaan kering serta bebas dari debu,

lemak, minyak dan kotoran-kotoran lain yang dapat merusak atau

mengurangi mutu pengecatan

5. Sebelum bahan dikirim ke lokasi pekerjaan, kontraktor harus


menyerahkan / mengiriPengawasan contoh bahan dari 3 (tiga macam
hasil produk kepada Konsultan PENGAWAS, yang selanjutnya akan

diputuskan jenis bahan dan warna yang akan digunakan. Konsultan

PENGAWAS akan menginstruksikan kepada kontraktor dalam waktu


tidak lebih dari 7 (tujuh) hari dari kalender setelah contoh bahan

diserahkan

6. Contoh bahan yang digunakan harus lengkap dengan label pabrik


pembuatnya

7. Contoh bahan yang telah disetujui, akan dipakai sebagai standart

untuk pemeriksaan dari penerimaan bahan yang dikirim oleh

kontraktor ke tempat pekerjaan


8. Sebelum pekerjaan dimulai percobaan-percobaan bahan dan warna

harus dilakukan oleh kontraktor untuk mendapatkan persetujuan

perencana dan Konsultan PENGAWAS. Pengerjaan harus dilakukan

sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang diisyaratkan oleh pabrik


yang bersangkutan

9. Hasil pengerjaan harus baik, warna dan pola texture merata, tidak

terdapat noda-noda pada permukaan pengecatan. Harus dihindarkan

terjadinya kerusakan akibat dari pekerjaan-pekerjaan lain

-122
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

10. Kontraktor harus bertanggung jawab atas kesempurnaan dalam

pengerjaan, perawatan dan keberhasilan pekerjaan sampai

penyerahan pekerjaan

11. Bila terjadi ketidaksempurnaan atau kerusakan dalam pengerjaan,


kontraktor harus memperbaiki dan menggantinya dengan bahan yang

sama mutunya tanpa adanya tambahan biaya

12. Kontraktor harus menggunakan tenaga-tenaga kerja yang terampil

dan berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan pengecatan


tersebut, sehingga dapat tercapainya mutu pekerjaan yang baik dan
sempurna

13. Permukaan pengecatan setelah diamplas, selain akan memperoleh

permukaan yang halus, rata dan bersih juga akan menjadi bebas dari
nyamuk

14. Aduk dengan sempurna sebelum pemakaian sampai benar-benar

jenuh
15. Lakukan pekerjaan persiapan dari produk sesuai yang diisyaratkan di

atas atau sesuai persyaratan yang ditentukan oleh pabrik yang

besangkutan. Selanjutnya setelah pekerjaan persiapan dilakukan

dengan baik, cat dasar dilapiskan sampai rata dan sama tebal. Setelah
itu baru undercoat dilakukan dengan persyaratan sesuai yang

ditentukan dari pabrik yang bersangkutan

16. Cat akhir dapat dilakukan bila undercoat telah kering sempurna serta

mendapat persetujuan Konsultan PENGAWAS


17. Pengecatan dilakukan dengan menggunakan kuas yang bemutu baik

atau dengan spray

18. Bidang pengecatan harus rata sama warnanya

-123
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

4.10.3. PEKERJAAN PENGECATAN EPOXCY

a. Lingkup Pekerjaan

1. Termasuk dalam pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja,

bahan-bahan peralatan dan alat-alat bantu lainya yang diperlukan


dalam pelaksanaan pekerjaan ini, hingga dapat dicapai hasil pekerjaan

yang bermutu baik dan sempurna.

2. Pekerjaan pengecatan ini dilakukan melilputi pengecatan permukaan

ruangan M & E serta di bawah reised floor yang nampak serta pada
seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar sdan
sesuai dengan petunjuk Direksi.

b. Persyaratan Bahan

1. Semua bahan cat yang digunakan adalah: Cat produksi ICI Paints.
Primer : 1 lapis ICI epoxy white primer two pack R 580-xx, setebal

30.mikro, interval 16 jam.

Cat akhir : 3. lapis ICI epoxy finishs two pack setebal 3 x 30 Mikron,
interval 16 jam.

Pengecatan dilakukan sampai memperoleh hasil pengecatan yang

rata dan sama tebal.

2. Bahan yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat yang


ditentukan dalam PUBI 1982. pasal 53, BS No. 3900 : 1970 / 1971,

AS. K-41 dan NI.4 serta mengikuti ketentuan-ketentuan dari pabrik

yang bersangkutan.

3. Warna akan ditentukan kemudian


c. Syarat-syarat Pelaksanaan

1. Semua bidang pengecatan harus betul-betul rata, tidak terdapat cacat

(retak, lubang dan pecah-pecah)

2. Bidang permukaan pengecatan harus dibuat rata dan halus dengan


bahan amplas besi dan setelah memenuhi persyaratan barulah siap

-124
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

untuk dimulai pekerjaan pengecatan dengan persetujuan Direksi

Lapangan

3. Pengecatan tidak dapat dilakukan selama masih adanya perbaikan

pekerjaan pada bidang pengecatan


4. Bidang pengecatan harus bebas dari debu, lemak, minyak dan

kotoran-kotoran lain yang dapat merusak atau mengurangi mutu

pengecatan serta dalam keadaan kering

5. Pengecatan dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Konsultan


Perencana serta pekerjaan instalasi didalamnya telah selesai dengan
sempurna

6. Sebelum bahan dikirim ke lokasi pekerjaan, Kontraktor harus

menyerahkan / mengiriPengawasan contoh bahan dari 3 (tiga)


macam hasil produk kepada Konsultan PENGAWAS, selanjutnya akan

diputuskan jenis bahan dan warna yang akan digunakan, dan akan

mengintruksikan kepada Kontraktor selama tidak lebih dari 7 (tujuh)


hari Kalender setelah contoh bahan diserahkan

7. Contoh bahan yang digunakan harus lengkap dengan label pabrik

pembuatnya

8. Contoh bahan yang telah disetujui, dipakai sebagai standart untuk


pemeriksaan penerimaan bahan yang dikirim oleh Kontraktor ke

tempat pekerjaan

9. Percobaan-percobaan bahan dan warna harus dilakukan oleh

kontraktor untuk mendapatkan persetujuan konsultan perencana


sebelum pekerjaan dimulai / dilakukan serta pengerjaan sesuai

dengan ketententuan-ketentuan yang diisyaratkan oleh pabrik yang

bersangkutan

10. Hasil pengerjaan harus baik, warna dan pola texture merata, tidak
terdapat noda-noda pada permukaan pengecatan, harus dihindarkan

terjadinya kerusakan akibat dari pekerjaan-pekerjaan lain

-125
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

11. Kontraktor harus bertanggungjawab atas kesempurnaan dalam

pengerjaan dan perawatan / keberhasilan pekerjaan sampai

penyerahan pekerjaan

12. Bila tidak terjadi kesempurnaan dalam pengerjaan atau kerusakan


kontraktor harus memperbaiki / mengganti dengan bahan yang sama

mutunya tanpa adanya tambahan biaya

13. Kontraktor harus menggunakan tenaga kerja terampil /

berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan pengecatan tersebut


sehingga dapat tercapainya mutu pekerjaan baik yang sempurna
14. Permukaan pengecatan setelah diamplas selain memperoleh

permukaan yang halus, rata dan bersih juga harus bebas dari nyamuk

15. Aduk dengan sempurna sebelum pemakaian, sampai jenuh


16. Lakukan pekerjaan persiapan dari produk sesuai dengan jenis yang

diisyaratkan di atas atau sesuai persyaratan yang ditentukan oleh

pabrik yang bersangkutan


17. Selanjutnya setelah pekerjaan persiapan dilakukan dengan baik, cat

dasar dilapiskan sampai dan sama tebal, selanjutnya undercoat

dilakukan dengan persyaratan sesuai yang ditentukan dari pabrik

yang bersangkutan
18. Cat akhir dapat dilakukan bila undercoat telah kering sempurna serta

telah mendapat persetujuan Konsultan Perancana

19. Pengecatan dilakukan dengan menggunakan kuas yang bermutu baik

atau dengan spray


20. Bidang pengecatan harus rata dan sama warnanya

-126
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

4.10. PEKERJAAN Rangka Baja Ringan

Pekerjaan rangka atap baja ringan adalah pekerjaan pembuatan dan pemasangan

struktur atap berupa rangka batang yang telah dilapisi lapisan anti karat. Rangka

batang berbentuk segitiga,trapesium dan persegi panjang yang terdiri dari :


1. Rangka utama atas (top chord)

2. Rangka utama bawah (bottom chord)

3. Rangka pengisi (web). Seluruh rangka tersebut disambung menggunakan baut

menakik sendiri (self drilling screw) dengan jumlah yang cukup.


4. Rangka reng (batten) langsung dipasang diatas struktur rangka atap utama
dengan jarak sesuai dengan ukuran jarak genteng.

Pekerjaan rangka atap baja ringan meliputi:

1. Pengukuran bentang bangunan sebelum dilakukan fabrikasi


2. Pekerjaan pambuatan kuda-kuda dikerjakan di Workshop permanen

(Fabrikasi),

3. Pengiriman kuda-kuda dan bahan lain yang terkait ke lokasi proyek


4. Penyediaan tenaga kerja beserta alat/bahan lain yang diperlukan untuk

pelaksanaan pekerjaan

5. Pekerjaan pemasangan seluruh rangka atap kuda-kuda meliputi struktur

rangka kuda-kuda (truss), balok tembok (top plate/murplat), reng, sekur


overhang, ikatan angin dan bracing (ikatan pengaku)

6. Pemasangan jurai dalam (valley gutter)

Pekerjaan rangka atap baja ringan tidak meliputi:

1. Pemasangan penutup atap


2. Pemasangan kap finishing atap

3. Talang selain jurai dalam

4. Accesories atap

-127
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

Persyaratan Material Rangka Atap

Material struktur rangka atap

Properti mekanikal baja (Steel mechanical properties)

 Baja Mutu Tinggi G 550


 Kekuatan Leleh Minimum 550 Mpa

 Tegangan Maksimum 550 Mpa

 Modulus Elastisitas 200.000 Mpa

 Modulus geser 80.000 Mpa


Lapisan anti karat :
Material baja harus dilapisi perlindungan terhadap serangan korosi, dua jenis lapisan

anti karat (coating):

Galvanised (Z220)
 Pelapisan Galvanised

 Jenis Hot-dip zinc

 Kelas Z22
 katebalan pelapisan 220 gr/m2

 komposisi 95% zinc, 5% bahan campuran

Galvalume (AZ100)

 Pelapisan Zinc-Aluminium
 Jenis Hot-dip-allumunium-zinc

 Kelas AZ100

 katebalan pelapisan 100 gr/m2

 komposisi 55% alumunium, 43,5% zinc dan 1,5% silicon.


Multigrip ( MG )
Konektor antara kuda-kuda baja ringan dengan murplat (top plate) berfungsi untuk

menahan gaya lateral tiga arah, standart teknis sebagai berikut:


 Galvabond Z275

 Yield Strength 250 MPa

 Design Tensile Strength 150 MPa

-128
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

Brace System (bracing)

 BOTTOM CHORD BRACING, Pengaku/ikatan pada batang tarik bawah (bottom

chord) pada kuda-kuda baja ringan.

 LATERAL TIE BRACING, Pengaku/bracing antara web pada kuda-kuda baja


ringan,sekaligus berfungsi untuk mengurangi tekuk lokal (buckling) pada

batang tekan (web),standar teknis mengacu pada desain struktur kuda-kuda

tersebut.

 DIAGONAL WEB BRACING (IKATAN ANGIN), Pengaku/bracing diagonal antara


web pada kuda-kuda baja ringan dengan bentuk yang sama dan letak
berdampingan.

 STRAP BRACE (PITA BAJA), Yaitu pengaku /ikatan pada top chord dan bottom

chord kuda-kuda baja ringan, Untuk kebutuhan strap brace berdasarkan


perhitungan desain struktur.

 Talang Jurai Dalam (Valley Gutter), Pertemuan dua bidang atap yang

membentuk sudut tertentu, pada pertemuan sisi dalam harus manggunakan


talang dalam (Valley Gutter) untuk mengalirkan air hujan. Ketebalan material

jurai dalam minimal 0,45 mm dengan detail profil seperti gambar diatas.

Alat Sambung (Screw)

Baut menakik sendiri (self drilling screw) digunakan sebagai alat sambung antar

elemen rangka atap yang digunakan untuk fabrikasi dan instalasi, spesifikasi screw

sebagai berikut:
 Kelas Ketahanan Korosi Minimum Kelas 2

 Panjang (termasuk kepala baut) 16mm

 Kepadatan Alur 16 alur/inci

 Diameter Bahan dengan alur 4,80 mm


 Diameter Bahan tanpa alur 3,80 mm

-129
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

Kekuatan Mekanikal

 Gaya geser satu baut 5,10 KN

 Gaya aksial 8,60 KN

 Gaya Torsi 6,90 KN

Persyaratan Pra-Konstruksi

1. Kontraktor wajib memberikan pemaparan produk sebelum pelaksanaan

pemasangan rangka atap baja ringan, sesuai dengan RKS (Rencana Kerja dan
Syarat) .
2. Produk yang dipaparkan sesuai dengan surat dukungan dan brosur yang

dilampirkan pada dokumen tender.

3. Kontraktor wajib menyerahkan gambar kerja yang lengkap berserta detail dan
bertanggung jawab terhadap semua ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar

kerja. Dalam hal ini meliputi dimensi profil, panjang profil dan jumlah alat sambung

pada setiap titik buhul.


4. Perubahan bahan/detail karena alasan apapun harus diajukan ke Konsultan

Pengawas, Konsultan Perencana dan Pihak DIreksi untuk mendapatkan persetujuan

secara tertulis.

5. Eleman utama rangka kuda-kuda (truss) dilakukan fabrikasi diworkshop permanen


dengan menggunakan alat bantu mesin JIG yang menjamin keakurasian hasil

perakitan (fabrikasi)

6. Kontraktor wajib menyediakan surat keterangan keahlian tenaga dari Fabrikan

penyedia jasa Rangka Atap Baja ringan,


7. Kontraktor wajib menyertakan hasil uji lab dari bahan baja ringan dari badan

akreditasi nasional (instansi yang berwenang sesuai dengan kompetensinya).

-130
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

Persyaratan Pelaksanaan

1. Pembuatan dan pemasangan kuda-kuda dan bahan lain terkait, harus dilaksanakan

sesuai gambar dan desain yang telah dihitung dengan aplikasi khusus perhitungan

baja ringan sesuai dengan standar perhitungan mengacu pada standar peraturan
yang berkompeten.

2. Semua detail dan konektor harus dipasang sesuai dengan gambar kerja.

3. Perakitan kuda-kuda harus dilakukan di workshop permanen dengan

menggunakan mesin rakit (Jig) dan pemasangan sekrup dilakukan dengan mesin
screw driver yang dilengkapi dengan kontrol torsi.
4. Pihak kontraktor harus menyiapkan semua struktur balok penopang dengan

kondisi rata air (waterpas level) untuk dudukan kuda-kuda sesuai dengan desain

sistem rangka atap.


5. Pihak kontraktor harus menjamin kekuatan dan ketahanan semua struktur yang

dipakai untuk tumpuan kuda-kuda. Berkenaan dengan hal itu, pihak konsultan

ataupun tenaga ahli berhak meminta informasi mengenai reaksi-reaksi perletakan


kuda-kuda.

6. Pihak kontraktor bersedia menyediakan minimal 8 (delapan) buah genteng yang

akan dipakai sebagai penutup atap, agar pihak penyedia konstruksi baja ringan

dapat memasang reng dengan jarak yang setepat mungkin, dan penyediaan
genteng tersebut sudah harus ada pada saat kuda-kuda tiba dilokasi proyek.

7. Jaminan Struktural

 Jaminan yang dimaksud di sini adalah jika terjadi deformasi yang melebihi

ketentuan maupun keruntuhan yang terjadi pada struktur rangka atap Baja
Ringan, meliputi kuda-kuda, pengaku-pengaku dan reng.

 Kekuatan struktur Baja Ringan dijamin dengan kondisi sesuai dengan

Peraturan Pembebanan Indonesia dan mengacu pada persyaratan-persyaratan

seperti yang tercantum pada “Cold formed code for structural steel”(Australian
Standard/New Zealand Standard 4600:1996) dengan desain kekuatan strukural

berdasarkan ”Dead and live loads Combination (Australian Standard 1170.1

-131
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

Part 1) & “Wind load”(Australian Standard 1170.2 Part 2) dan menggunakan

sekrup berdasarkan ketentuan “Screws-self drilling-for the building and

construction industries”(Australian Standard 3566).

4.12. PEKERJAAN Penutup Atap

Lingkup Pekerjaan

- Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,

peralatan dan alat bantu lainnya, termasuk pengangkutan yang diperlukan


untuk menyelesaikan pekerjaan ini sesuai dengan yang dinyatakan dalam
gambar, memenuhi uraian dan syarat – syarat dibawah ini serta memenuhi

spesifikasi dan persyaratan dari pabrik pembuatnya.

- Melaksanakana pekerjaan penutup atap sehingga diperoleh hasil yang lebih


baik dan memuaskan.

Persyaratan Bahan

1. Multi Roof
- Multi Roof terbuat dari bahan yang bermutu tinggi dan khusus

digunakan untuk bahan atap, diproses secara mekanis di dalam

pabrik

- Permukaan genteng diglasur sehingga menghasilkan warna dan kilap


permukaan yang rata dan seragam (Lapisan permukaan dari kelas

heavy duty)

- Standard mutu tingkat I, serta memenuhi standard SII

- Warna dari Atap Multi Roof akan ditentukan kemudian oleh pemberi
tugas / Konsultan Perencana

- Standard kualitas produksi dalam negeri dari : KI atau Setara

- Kaso dan reng dari kayu dengan ukuran dan peletakan sesuai dengan

yang dipersyaratkan oleh pabrik genteng keramik yang disetujui

-132
PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2020

SPESIFIKASI TEKNIS

2. Lisplang

- Lisplang atap terbuat dari kayu lokal, dengan tebal dan ketinggian

sesuai dengan gambar

- Finishing untuk lisplang adalah mengunakan Cat Besi

Pelaksananaan Pekerjaan

- Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh tenaga tenaga ahli dan berpengalaman

dalam jenis pekerjaan ini.


- Reng dan Kaso dipasang dengan jarak yang sesuai dengan yang disyaratkan oleh
pabrik genteng

- Pemasangan genteng harus benar benar tersusun rapi, rata dan lurud ke segala

arah dengan cara yang sesuai dengan ketentuan dari pabrik , kaitan – kaitannya
antar satu genteng dengan genteng lain harus menutup rapat dan saling

mengunci datu sama yang lain. Khusus untuk bangunan utama semua genteng

harus di paku ke rengnya dengan menggunakan paku yang sesuai. Pemotongan


genteng harus menggunakan alat pemotong yang khusus untuk itu.

- Lisplang papan semen dipasang pada tempatnya sesuai dengan gambar rencana.

Sambungan antara bagian – bagian lisplang harus ditutup dengan bahan yang

khusus untuk itu. Finishing lisplang menggunakan Cat Besi

-133

Anda mungkin juga menyukai